Malam yang gelap, ya ada bulan purnama bersinar terang, ya terlihat dengan baik sama mata Budi. Ya Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Nyanyi saja dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1818 Hampstead, Fanny Brawne yang modis diperkenalkan kepada penyair John Keats melalui keluarga Dilke. Keluarga Dilkes menempati separuh dari rumah ganda, dengan Charles Brown menempati separuh lainnya. Brown adalah teman, teman sekamar, dan rekan Keats dalam menulis.
Kepribadian genit Fanny kontras dengan sifat Keats yang lebih menyendiri. Dia mulai mengejarnya setelah saudara kandungnya Samuel dan Toots mendapatkan buku puisinya, "Endymion". Usahanya untuk berinteraksi dengan penyair tidak membuahkan hasil sampai dia menyaksikan kesedihannya atas kehilangan saudara laki-lakinya, Tom. Keats mulai membuka diri terhadap rayuannya saat menghabiskan Natal bersama keluarga Brawne. Dia mulai memberikan pelajaran puisinya, dan menjadi jelas bahwa ketertarikan mereka saling menguntungkan. Namun Fanny terganggu oleh keengganannya untuk mengejarnya, di mana ibunya menduga, "Tuan Keats tahu dia tidak bisa menyukaimu, dia tidak punya nafkah dan tidak punya penghasilan."
Hanya setelah Fanny menerima valentine dari Brown, Keats dengan penuh semangat menghadapi mereka dan bertanya apakah mereka sepasang kekasih. Brown mengirim valentine dengan bercanda, tetapi memperingatkan Keats bahwa Fanny hanyalah penggoda yang sedang bermain game. Fanny terluka oleh tuduhan Brown dan kurangnya kepercayaan Keats padanya; dia mengakhiri pelajaran mereka dan pergi. Keluarga Dilkes pindah ke Westminster di musim semi, meninggalkan keluarga Brawne setengah dari rumah mereka dan sewa enam bulan. Fanny dan Keats kemudian melanjutkan interaksi mereka dan jatuh cinta. Hubungan itu tiba-tiba berakhir ketika Brown pergi bersama Keats untuk liburan musim panasnya, di mana Keats dapat memperoleh sejumlah uang. Fanny patah hati, meski dia terhibur oleh surat cinta Keats. Ketika para pria kembali pada musim gugur, ibu Fanny menyuarakan keprihatinannya bahwa keterikatan Fanny dengan penyair akan menghalangi dia untuk dirayu. Fanny dan Keats diam-diam bertunangan.
Keats terjangkit tuberkulosis pada musim dingin berikutnya. Dia menghabiskan beberapa minggu untuk pulih hingga musim semi. Teman-temannya mengumpulkan dana agar dia dapat menghabiskan musim dingin berikutnya di Italia, yang iklimnya lebih hangat. Setelah Brown menghamili seorang pembantu dan tidak dapat menemaninya, Keats menemukan akomodasi di London selama musim panas, dan kemudian dibawa oleh keluarga Brawne setelah serangan penyakitnya. Ketika bukunya terjual dengan cukup sukses, ibu Fanny memberinya restu untuk menikahi Fanny begitu dia kembali dari Italia. Malam sebelum dia pergi, dia dan Fanny mengucapkan selamat tinggal sambil menangis dalam privasi. Keats meninggal di Italia pada Februari berikutnya karena komplikasi penyakitnya, seperti yang dilakukan saudaranya Tom.
Di saat-saat terakhir cerita, Fanny memotong rambutnya sebagai tanda berkabung, mengenakan pakaian hitam, dan berjalan di jalur bersalju yang telah dilalui Keats berkali-kali. Di sanalah dia membacakan soneta cinta yang dia tulis untuknya, berjudul "Bintang Terang", saat dia berduka atas kematian kekasihnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Cinta," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
"Aku mau cerita!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ya silakan Budi bercerita dengan baik, ya aku seperti biasa mendengarkan cerita Budi dengan baik, ya seperti mendengarkan sandiwara radio!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan pemuda yang baik, ya demi hidup ini yang penuh dengan kompetisi untuk mencari rezeki dengan tujuan bertahan hidup dari keadaan dan juga untuk mencapai kaya raya atau tetap kaya, ya jadi Owan mengerti keadaan dirinya jadi kerjaannya adalah penjual ketoprak gitu. Sebagai muslim yang baik, ya Owan menjalankan ibadah dengan baik di rumah dan di mesjid. Untuk pemahaman agama, ya Owan mendengarkan ceramahnya Bang Jack dengan baik di mesjid gitu. Ya Bang Jack teman baiknya adalah Udin dan Asrul. Udin kerjaannya tukang cukur rambut gitu. Rumah tangga yang di jalankan Udin dan Sandra berjalan dengan baik karena saling pengertian keduanya. Asrul kerjaannya pedagang buah di pasar gitu. Rumah tangga yang di jalankan Asrul dan Dewi berjalan dengan baik, ya karena kedua saling pengertian gitu. Ada cewek cantik yang di sukai Owan. Cewek itu, ya bernama Mely. Ya Mely masih kuliah di Universitas dengan baik. Orang tua Mely, ya kaya gitu. Owan yang menyukai Mely, ya jadi pendekatan dengan baik. Mely dan Owan jadi teman dan pacaran gitu. Sebenarnya Owan, ya belajar silat dari guru Sule gitu. Ada seorang yang menantang guru Sule untuk bertarung gitu. Orang itu bernama Burhan gitu. Guru Sule dan Burhan bertarung dengan sengit banget gitu. Guru Sule kalah dari Burhan, ya sampai muntah darah dan akhirnya meninggal gitu. Guru Sule di kuburkan dengan baik. Owan dapet kabar gurunya Sule meninggal jadi menghadiri pemakaman gitu. Setelah pemakaman, ya Owan penasaran siapa orang yang mengalahkan guru Sule gitu?. Owan di beritahu sama adiknya guru Sule, ya paman Ajiz tentang guru Sule bertarung dengan Burhan. Owan mendatengi kediaman Burhan untuk menantang bertarung gitu. Burhan menjawab tantangan Owan. Pertarungan terjadi dan sengit banget. Owan menang dari Burhan. Setelah bertarung dari Burhan, ya Owan meminta bantuan Pak Andika dari Kepolisian Lapor Pak!, ya untuk memeriksa kematian guru Sule. Setelah di periksa dengan baik, ya ternyata guru Sule di racunin lewat makanan yang di buat pembantu rumah bernama Mbok Ijah. Pak Andika mengitrograsi Mbok Ijah dengan baik, ya untuk mengungkap siapa dalang ya sebenarnya?. Ya Mbok Ijah memberitahu siapa orang yang menyuruhnya? Ya Jhon temannya Burhan gitu. Owan mencari Jhon bersama Pak Andika. Ketika Owan bertemu dengan Jhon, ya terjadi pertarungan sengit keduanya. Owan berhasil mengalahkan Jhon dengan baik. Pak Andika, ya menangkap Jhon dan juga Burhan untuk di penjara gitu. Setelah masalah guru Sule selesai, ya Owan menjalankan dengan baik jualan ketoprak dan menjalankan pacaran dengan baik. Ketika Owan bertemu orang tua Mely. Ya Owan di tantangan bertarung sama Ayah Mely yang bernama Raffi. Ya Raffi mantan juara karate gitu. Owan bertarung dengan baik sama Raffi. Pertarungan sengit banget gitu. Sampai yang menang Owan gitu. Raffi sebagai Ayah yang baik memberikan restu pada Owan untuk menikahi Mely gitu. Owan dan Mely menikah deh. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Demi mendapatkan restu dari Ayah cewek. Tokoh Owan bertarung dengan Ayahnya tokoh Mely," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cinta harus di perjuangkan dengan baik," kata Eko.
"Memang cinta harus di perjuangkan dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yaaa sekedar bahan obrolan lulusan SMA," kata Eko.
"Yaaa memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan maju mundur cantik saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan maju mundur cantik!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan maju mundur cantik dengan baik gitu.
"Ngomong acara Tv yang ini dan itu, ya tetap bagus, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya realitanya memang begitu, ya bagus. Yang buat acara Tv ini dan itu, ya orang-orang pintar di bidangnya," kata Eko.
"Orang-orang pinter yang buat," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini harus di nikmati dengan baik karena hidup ini singkat," kata Budi.
"Memang hidup ini, ya harus di nikmati dengan baik karena hidup ini singkat. Contohnya : ada yang mati muda dari umur kita, ya berdasarkan berita di Tv," kata Eko.
"Contoh Eko tepat banget," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan maju mundur cantik.
No comments:
Post a Comment