Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dastan, ya seorang anak jalanan di Persia, ya diadopsi oleh Raja Sharaman setelah menunjukkan keberaniannya. Lima belas tahun kemudian, saudara raja, Nizam, menyampaikan bukti kepada para pangeran—Dastan, bersama dengan putra kandung raja, Tus dan Garsiv—bahwa kota suci Alamut sedang menempa senjata untuk musuh Persia. Tus mengarahkan tentara Persia untuk merebut Alamut. Dastan dan teman-temannya menerobos kota dan membuka gerbang untuk pengepungan. Selama serangan itu, Dastan mengalahkan penjaga kerajaan dan mengambil darinya belati suci.
Alamut jatuh ke tangan Persia, tetapi Putri Tamina menyangkal bahwa kota itu memiliki penempaan senjata. Tus meminta dia untuk menikah dengannya untuk menyatukan kedua negara, dan dia hanya menerima setelah melihat belati yang dimiliki Dastan. Pada pesta perayaan mereka, Tus meminta Dastan memberi ayah mereka jubah bordir. Namun, jubah itu diracuni, membakar Sharaman secara fatal. Garsiv menuduh Dastan membunuh raja, tetapi Dastan melarikan diri bersama Tamina. Tus diangkat menjadi raja dan hadiah untuk kepala Dastan ditetapkan.
Saat bersembunyi, Tamina mencoba membunuh Dastan dan mencuri belati, dan dalam perjuangannya Dastan menemukan belati memungkinkan pengguna untuk melakukan perjalanan kembali ke masa lalu. Dastan menyimpulkan bahwa Tus menyerbu Alamut untuk belati, dan memutuskan untuk menghadapi saudaranya di pemakaman raja di Avrat. Dalam perjalanan, ya keduanya ditangkap oleh bandit-pedagang yang dipimpin oleh Sheik Amar yang mencari uang hadiah, tetapi mereka berhasil melarikan diri. Setelah tiba di Avrat, Dastan mencoba meyakinkan Nizam bahwa dia tidak bersalah. Melihat luka bakar di tangan Nizam, Dastan menyadari bahwa Nizam mengatur pembunuhan raja. Selanjutnya, Nizam telah menyiapkan penyergapan untuk Dastan di sepanjang jalan-jalan Persia, tetapi setelah konflik dengan Garsiv, Dastan melarikan diri. Nizam mengirim sekelompok prajurit rahasia, Hassansins, ya untuk membunuh Dastan dan menemukan belati.
Selama badai pasir, Tamina memberi tahu Dastan bahwa dahulu kala, para dewa melepaskan badai pasir besar untuk menghancurkan umat manusia tetapi tergerak oleh tawaran seorang gadis muda untuk mengorbankan dirinya di tempat manusia dan menjebak Sands of Time dalam gelas pasir besar. Tamina adalah penjaga belati terbaru, yang diberikan kepada gadis muda oleh para dewa, yang dapat menembus kaca pasir dan berpotensi menghancurkan dunia, tetapi juga memungkinkan pengguna belati melakukan perjalanan lebih jauh ke masa lalu daripada pasir senilai satu menit yang dipegang belati. Dastan menyadari bahwa Nizam bermaksud untuk melakukan perjalanan kembali ke masa kecilnya, mencegah dirinya menyelamatkan Sharaman dari serangan singa, dan tumbuh menjadi Raja Persia menggantikan Sharaman. Amar menangkap keduanya lagi, tetapi Dastan menyelamatkan anak buah Amar dari serangan Hassansin menggunakan belati. Hindu Kush, di mana Tamina akan menyegel belati di dalam batu yang pertama kali berasal. Di tempat suci, mereka ditemukan oleh Garsiv, yang diyakinkan oleh Dastan bahwa dia tidak bersalah, tetapi Hassansins menyergap mereka, membunuh Garsiv dan mencuri belati.
Kelompok Dastan melakukan perjalanan kembali ke Alamut untuk mengambil belati dari Nizam dan memperingatkan Tus dari Nizam. Tangan kanan Amar, Seso, meninggal saat mengambil belati untuk Dastan, yang menunjukkan kekuatan belati kepada Tus untuk meyakinkannya tentang kebenaran. Setelah itu, Nizam menyela mereka, membunuh Tus, dan mengambil belati kembali. Tamina menyelamatkan Dastan dari pembunuhan dan keduanya menuju terowongan rahasia di bawah kota yang mengarah ke jam pasir. Ketika mereka mencapai Nizam, dia menusuk kaca pasir dan melemparkan mereka berdua dari tebing. Tamina mengorbankan dirinya, melepaskan tangan Dastan dan jatuh ke kematiannya untuk memungkinkan dia melawan Nizam.
Nizam menusukkan belati ke kolom esoteris kaca pasir di bawah kuil. Dastan meraih gagang belati bersama dengan Nizam; saat pasir dilepaskan dari kaca pasir, waktu berputar kembali ke saat Dastan menemukan belati. Dia menemukan Tus dan Garsiv dan mengungkap pengkhianatan Nizam. Nizam mencoba membunuh Dastan, tetapi Dastan dengan mudah mengalahkannya namun menyelamatkannya. Nizam bangkit dan mencoba menyerang lagi tetapi ditundukkan dan dibunuh oleh Tus. Tus meminta maaf kepada Tamina atas pengepungan dan mengusulkan untuk memperkuat ikatan kedua negara dengan aliansi perkawinan Putri ke Dastan. Dastan mengembalikan belati ke Tamina sebagai hadiah pertunangan dan mengatakan padanya bahwa dia menantikan masa depan mereka bersama.
***
Budi selesai baca cerpen, ya baca cerpen yang lain dengan judul Rumah Pondok Indah.
Isi cerita yang baca Budi :
Berawal dari sebuah keluarga kecil yang baru saja membeli rumah Pondok Indah milik Tio, seorang pemahat ternama. Baru saja menempati rumah itu keluarga ini tewas hanya dalam hitungan 24 jam. Dimulai dari putra tunggal mereka yang tewas karena tersetrum listrik dan segera dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak jauh dari rumah mereka, mobil mereka ditabrak oleh sebuah bis yang melintas.
Beberapa waktu kemudian, rumah itu dijual murah kepada seorang ibu tunggal bernama Firdha serta dua anaknya, Elsie dan Ian. Elsie inilah yang sering diganggu setelah menemukan sebuah boneka di rumah itu. Meskipun Elsie memberitahu gangguan itu kepada ibunya dan Ian, mereka berdua tetap tidak percaya dan Ian justru selalu mengganggu Elsie. Gangguan terus terjadi hingga Elsie mengalami kerasukan arwah seorang wanita bernama Maya hingga Elsie sakit-sakitan dan seperti mengalami gangguan jiwa.
Keesokan harinya, pihak kepolisian, yang diketuai oleh Pak Tobing, menyelidiki kasus kematian satpam penjaga rumah bernama Pak Musa dan menginvestigasi karyawan yang membantu memasarkan rumah itu. Lalu, kebetulan asisten rumah tangga mereka, Mimin, yang juga pernah bekerja pada Tio, mengetahui apa yang terjadi pada Maya, sehingga ia dan Ian meminta bantuan seorang dukun. Dukun itu kemudian datang ke rumah dan mencoba berkomunikasi dengan arwah Maya di dalam tubuh Elsie.
Diketahui bahwa Maya adalah mantan kekasih Tio, pemilik asli rumah Pondok Indah. Maya kemudian hamil anak Tio sehingga ia mendesak Tio untuk mengumumkan pernikahan dengannya dalam acara konferensi pers. Setelah Maya membeli boneka untuk calon anaknya dan menonton Tio di televisi, ia sangat marah karena Tio hanya menjadikan Maya dan tubuhnya sebagai model demi karyanya saja. Maya kemudian melabrak Tio yang sedang bekerja dan Tio berusaha menghalangi Maya untuk pergi, tetapi Maya bersikeras untuk meninggalkan Tio hingga akhirnya Tio harus membunuh Maya dan bayi di dalam perutnya. Lalu, Tio bersama satpam penjaga rumah membantu mengawetkan mayat Maya supaya mayat tersebut dijadikan sebagai karya Tio. Ketika karya tersebut dipamerkan, banyak orang yang justru memuji karya besarnya itu.
Setelah selesai berkomunikasi, sang dukun menyarankan ibu Elsie untuk menghubungi Tio dan memaksanya untuk datang ke rumahnya karena Tio sedang berada di Bali bersama kekasih barunya, Winda. Ketika Tio dan Winda sudah tiba di rumah lamanya, arwah Maya di tubuh Elsie melabrak Tio dan segera membunuhnya, hingga Pak Tobing datang membawa ibu Maya, tetapi Maya menjadi kalap dan langsung menusuk Tio hingga sang dukun bertindak hingga arwah Maya keluar dari tubuh Elsie. Arwah tersebut berterima kasih kepada Elsie dan merasuki Tio hingga Tio menghancurkan karyanya sendiri, lalu semua orang di dalam rumah terkejut dengan mayat Maya yang sudah tinggal kerangka di dalam patung tersebut hingga kepolisian datang mengusutnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita yang bagus gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hari ini tetap bersyukur dengan baik, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang tetap di sykurin dengan baik, ya nikmat hidup dengan keadaan sehat," kata Budi.
"Sehat, ya nikmat yang luar biasa," kata Eko.
"Di sisi lain, ya ada orang-orang yang masih di uji sakit," kata Budi.
"Ujian hidup ini," kata Eko.
"Sabar dan sabar menerima ujian," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi terpikir kan sesuatu dan berkata "Yang menggerakkan hati adalah Tuhan," kata Budi.
"Ada apa dengan kata-kata itu?" kata Eko.
"Ngomongin urusan cinta," kata Budi.
"Cinta toh," kata Eko.
"Cerita sinetron di Tv, ya tentang cewek yang menolak perjodohan orang tua dengan cowok yang paham ilmu agama. Ceweknya punya pacar sih, ya bisa di bilang kurang paham agama Islam," kata Budi.
"Perjodohan cara agama Islam. Ta'aruf," kata Eko.
"Yaaa Ta'aruf," kata Budi.
"Waktu juga yang membuat ceweknya menerima cinta cowok yang paham agama Islam," kata Eko.
"Iya waktu," kata Budi.
"Tuhan yang menggerak hati cewek itu, ya menerima cinta cowok yang paham agama Islam," kata Eko.
"Bener omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sama halnya, ya orang-orang masuk ajaran agama Islam, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya sama aja sih," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Yang lebih baik itu, ya obrolan di Tv, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang yang lebih baik, ya obrolan Tv lah!" kata Budi.
"Roda penggerak ekonomi," kata Eko.
"Yaaa realita begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yaaa kalau begitu sih. Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment