Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Tiga belas tahun setelah garis waktu dan akhir dari seri aslinya, Timmy Turner telah tumbuh menjadi orang dewasa berusia 23 tahun, tetapi mempertahankan gaya hidup anak berusia 10 tahun untuk menjaga wali baptis perinya. Penolakan Timmy untuk menjadi dewasa sangat mengganggu orang tuanya (yang dengan putus asa mendorongnya untuk pindah) dan Jorgen von Strangle, ya yang terus-menerus merencanakan untuk membujuk Timmy agar menyerahkan perinya.
Suatu hari, Timmy bertemu kembali dengan seorang gadis dari masa kecilnya bernama Tootie, yang naksir dia selama bertahun-tahun. Dia telah tumbuh menjadi aktivis yang cantik dan Timmy langsung jatuh cinta padanya. Wali baptis perinya, Cosmo dan Wanda, berencana untuk mengusir Tootie, takut dia akhirnya tumbuh dewasa dan mungkin tidak lagi membutuhkan mereka. Timmy terbelah antara cintanya pada Tootie dan keinginannya untuk mempertahankan wali baptis perinya.
Sementara itu, guru sekolah Timmy, Denzel Crocker, bekerja sama dengan taipan minyak bernama Hugh Magnate untuk menculik peri Timmy dan menggunakan sihir mereka untuk tujuan mereka sendiri. Magnate menipu dan menculik Tootie sementara Crocker menangkap Cosmo, Wanda dan Poof, memenjarakan mereka dalam perangkat yang diprogram untuk menggunakan sihir mereka untuk mengabulkan keinginan siapa pun. Namun, Magnate mengkhianati Crocker, berharap dia jatuh ke dalam jurang maut , dan menyiksa para peri dengan menyesuaikan mesin pengabul keinginan untuk menyetrum mereka setiap kali permintaan dibuat. Timmy datang untuk menyelamatkan peri dan Tootie dan bertarung dengan musuhnya dan robot mainan yang dihidupkan oleh Magnate dengan sihir peri. Timmy berhasil membebaskan semua orang tetapi terpaksa menyerahkan wali baptis perinya,
Meskipun Timmy sangat sedih dengan kepergian Cosmo, Wanda, dan Poof, dia senang bisa bebas untuk akhirnya mengejar upaya yang lebih matang, seperti yang dia dambakan. Namun, dia belajar dari Jorgen von Strangle bahwa karena keberaniannya, sebuah undang-undang baru disahkan di Dunia Peri yang sekarang akan mengizinkannya untuk mempertahankan wali baptis perinya selamanya, selama dia membuat keinginan yang tidak mementingkan diri sendiri. Karena itu, Tootie dan Timmy berencana untuk memulai sebuah organisasi amal di mana mereka akan membuat keinginan yang akan memperbaiki semua masalah dunia atau parodi, terbang dalam van ajaib, yang berbalik dan terbang ke arah kamera (dalam parodi langsung dari Kembali ke Masa Depan). Magnate dikirim ke rumah sakit jiwa setelah mengklaim bahwa peri itu ada, dan sekretarisnya menjadi CEO perusahaan, mengubahnya menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Film berakhir dengan Crocker akhirnya jatuh dari lubang bola, mendarat di depan rumah Turner, dan berjalan pergi, menandakan kembalinya dia di A Fairly Odd Christmas.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Ada meja lain, ya meja kecil dan di atasnya ada anglo terbuat dari semen dan di atas anglo ada kaleng cukup besar, ya kaleng sarden yang di buat jadi tekok, ya kreatif gitu.
"Budi. Main masak-masakkan ada anglo di atas meja kecil?" kata Eko.
"Bukan main masak-masakkan, ya Eko. Masak air beneran!" kata Budi.
"Ooo masak beneran. Kirain mainan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Meja kecil tersebut, ya kayanya Budi buat kan?" kata Eko.
"Iya aku buat meja kecil. Kreatif gitu," kata Budi.
"Memang kreatif sih," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Buat meja, ya kayanya kayunya bukan beli kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa aku memang tidak beli kayu untuk membuat meja. Kayunya aku dapatkan dari kayu yang di buang. Biasa orang nebang pohon karena pohon di rumahnya terlalu rindang dan takut roboh ketika hujan lebat dan angin kencang gitu," kata Budi.
"Memanfaatkan kayu pohon, ya yang di buang orang. Di jadikan meja kecil, ya sama Budi. Kreatif," kata Eko.
"Ada kemauan pasti bisa membuatnya," kata Budi.
"Sedangkan anglo terbuat dari semen. Buatan Budi juga kan?" kata Eko.
"Iya. Anglonya buatan aku juga," kata Budi.
"Tekok terbuat dari kaleng, ya pasti buatan Budi, ya kan?" kata Eko.
"Memang buatan aku," kata Budi.
"Kreatifitas Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko mau kopi. Ya buat sendiri!" kata Budi.
"Oke. Aku mau kopi. Ya aku buat sendiri!" kata Eko.
Eko mengambil gelas dan kopi sasetan. Ya kopi sasetan di buka dengan baik, ya isinya di masukkan ke dalam gelas gitu. Tekok kaleng, ya ada isi air panas di ambil dan air panas tuangkan dengan baik ke gelas. Ya tekok kaleng di taruh di atas anglo. Eko mengaduk kopi dengan sendok dengan baik. Gelas di ambil, ya di minum dengan baik.
"Enak kopinya," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi masih mengumpulkan data ini dan itu, ya ruang lingkup lapisan sosial masyarakat, ya penelitian Budi?" kata Eko.
"Aku masih mengumpulkan data ini dan itu," kata Budi.
"Masih toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Berarti kemungkinan hasilnya....relatif tentang pemahaman agama yang di yakini manusia, ya Budi?" kata Eko.
"Ya bisa jadi sih. Kemungkinan....realtif hasil pemahaman agama yang di yakini," kata Budi.
"Ada yang sungguh-sungguh dalam menjalankan agama yang di yakini, ya jadinya paham agama. Ada yang tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan agama yang di yakini, ya jadinya tidak paham agama," kata Eko.
"Yang paling di hati-hatiin, ya yang berpura-pura," kata Budi.
"Ya memang yang paling di hati-hatiin yang berpura-pura, ya penipu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yang buruk tetap tidak bisa mengalahkan kegelapan hatinya," kata Eko.
"Ya tidak bisa mengalahkan keburukan di dalam dirinya. Bagaimana mengalahkan setan?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko masih asik main permainan ular tangga.
"Hidup ini. Masih ribet urusan cinta beda agama," kata Budi.
"Contohnya, ya Budi?" kata Eko.
"Contohnya. Cowoknya agama Islam dan ceweknya agama Hindu. " kata Budi.
"Jika ingin bersatu. Pastinya ada yang mengalah," kata Eko.
"Iya sih. Jika ingin bersatu pasti ada yang mengalah," kata Budi.
"Memendam rasa cinta dengan baik. Ya cowok dan ceweknya," kata Eko.
"Memendam rasa cinta," kata Budi.
"Tidak bersatu, ya berarti rasa cinta itu harus di hapuskan dengan baik," kata Eko.
"Harus di hapuskan rasa cinta itu, ya tidak bisa bersatu," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya tetap asik main permainan ular tangga.
No comments:
Post a Comment