Eko duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Surinder Sahni adalah pegawai kantoran pemalu dan berwatak lembut yang bekerja untuk Punjab Power yang menghadiri pernikahan Taani Gupta, putri ceria dari mantan profesornya, Shirish Gupta. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama karena kelincahannya tetapi tidak mampu mengungkapkannya. Sayangnya, tunangan Taani dan rombongan pernikahannya tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan Gupta terkena serangan jantung hebat. Dia dibawa ke rumah sakit di mana, di ranjang kematiannya, Gupta yang sekarat meminta Surinder untuk menikahi Taani, takut dia akan ditinggalkan sendirian di dunia setelah kematiannya. Surinder menyetujui hal ini karena dia tetap mencintai Taani. Taani pun setuju untuk memenuhi keinginan terakhir ayahnya.
Setelah kematian dan pemakaman Profesor Gupta, Surinder mengadakan pernikahan yang tidak direncanakan dengan Taani dan membawanya ke rumah leluhurnya di Amritsar, Punjab. Di sana, dia memperlakukannya dengan penuh kebaikan dan rasa hormat - dia bahkan membiarkan dia memiliki kamar tidurnya sendiri dan tinggal di loteng - tapi terlalu gugup untuk mengakui cintanya. Taani yang malang selalu mengunci dirinya di kamar Surinder. Namun, teman dekat Surinder, Balwinder Khosla alias Bobby dan rekan kantor lainnya mengundang mereka ke rumahnya untuk berpesta setelah mengetahui pernikahannya dari tetangga. Surinder merasa canggung karena dia tidak bisa membuat mereka bertemu dengan Taani yang depresi tapi terkejut saat dia muncul. Malamnya, Taani akhirnya setuju untuk menjadi istri yang baik dan menghormati perannya dalam kehidupan Surinder tetapi merasa bahwa dia tidak akan pernah bisa mencintainya atau orang lain lagi.
Bersyukur atas kepeduliannya, Surinder membelikan mobil baru untuk Taani dan sering mengajaknya ke bioskop untuk menonton film Hindi karena dia memiliki minat pada romansa dan tari. Belakangan, Taani menemukan poster kompetisi tari di Amritsar dan meminta Surinder untuk mengizinkannya berpartisipasi di dalamnya, yang mana dia setuju dan bahkan membantunya membayar biayanya. Surinder kemudian meminta beberapa nasihat perawatan kepada Bobby yang dapat membantunya memenangkan cinta Taani dengan mengubahnya kembali menjadi gadis yang bahagia dan beruntung. Menjadi pemilik salon rambut, Bobby merombak total Surinder, ya termasuk melepas kaca matanya, ya memangkas kumisnya, ya mengubah gaya rambutnya menjadi gaya spiky yang modis dan mengenakan pakaian funky Ala Barat dengan corak ala penerbang dan lensa kontak warna pastel yang kebenaran, ya termasuk sepeda motor untuk membantunya menjadi macho.
Dia kemudian berubah menjadi pria yang berisik dan suka bersenang-senang bernama "Raj Kapoor" (seorang aktor) dan kemudian pergi ke tempat kompetisi tari untuk melihat penampilan Taani. Ia mengikuti kompetisi tersebut dan di akhir kelas, seluruh peserta dibagi menjadi dua kelompok dengan nomor acak yang diberikan oleh instruktur dengan warna-warni. Raj dan Taani secara kebetulan memiliki nomor yang sama dan karenanya dipilih sebagai pasangan dansa masing-masing. Raj mencoba memberikan gambaran pahlawan yang "keren" kepada Taani dan kembali ke rumah dalam wujud aslinya Surinder, memutuskan untuk memainkan "peran ganda" ini selama beberapa hari lagi.
Taani kecewa dengan kurangnya keterampilan menari Raj tetapi akhirnya meyakinkannya bahwa mereka pasti akan menjadi yang pertama dalam kompetisi jika mereka berlatih menari di waktu tambahan, membuatnya mengkritik karakter Surinder dengan harapan memenangkan cintanya. Raj dan Taani berteman dan mulai bekerja sama dalam rutinitas menari mereka. Mereka akhirnya dipilih untuk final dan pergi makan malam di restoran dimana Raj memenangkan kompetisi makan antara mereka dengan Panipuris. Malamnya, Taani menyiapkan Biryani untuk Surinder, yang dengan ramah memakannya setelah kembali ke rumah tetapi akhirnya sakit perut karena makan berlebihan.
Setelah beberapa hari, Raj menyatakan cintanya pada Taani dengan menggunakan kemampuan perusahaan listriknya untuk membentuk lampu Amritsar untuk mengeja "I Love You". Taani yang terkejut menghadapi dilema meskipun Raj meyakinkannya bahwa mereka masih bisa tetap berteman jika dia tidak membalas perasaannya. Dia sambil menangis memintanya untuk meninggalkannya sendirian selama beberapa waktu yang membuat Raj bingung. Sementara itu, Surinder juga menghadapi dilema karena tidak bisa memberitahukan penyamarannya kepada Taani. Dia kemudian mendapatkan nasihat Bobby untuk memenangkan cintanya sebagai "Surinder", tapi bukan sebagai Raj.
Suatu malam, Surinder mengajak Taani ke pameran perdagangan di mana dia berpartisipasi dalam kompetisi gulat Sumo untuk memenangkan dua tiket pesawat ke Jepang, ya mengetahui bahwa gaji kantornya tidak akan cukup untuk perjalanan tersebut. Dia terluka parah dan akhirnya berhasil mengalahkan pegulat Sumo bertubuh besar itu, tetapi Taani terkejut dan marah karenanya. Saat membalut luka Surinder di rumah, dia menuntut untuk mengetahui alasan di balik tindakannya dan memintanya untuk tidak terus memberikan perawatan padanya karena dia tidak akan mampu membalasnya. Surinder memahami bahwa cinta sejati tidak dapat terbayar dan kecewa karena Taani tidak dapat melihatnya dalam wujud aslinya, melainkan hanya pada Raj. Malamnya, Taani bertemu kembali dengan Raj di garasi dan secara emosional menjelaskan dilemanya kepadanya. Melihatnya tertekan, dia memintanya untuk kawin lari dengannya setelah kompetisi. Surinder yang patah hati kemudian mengungkapkan kepada Bobby bahwa dia telah memutuskan untuk keluar dari kehidupan Taani dengan mengorbankan hasratnya terhadap cintanya, Dehli sehingga dia dapat menemukan "Raj" yang cocok untuk dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Surinder membawa Taani ke Kuil Emas agar dia menerima berkah dari Tuhan atas penampilannya dan secara internal, juga untuk hidupnya tanpa Raj. Selama berada di sana, Taani yakin Tuhan telah menunjukkan kepadanya tanda bahwa pernikahannya dengan Surinder diilhami Tuhan. Untuk pertama kalinya, dia merenungkan Surinder dan mengenali kekuatan dan integritas karakternya, sesuatu yang semakin dia sukai. Malam itu, Taani mengaku kepada Raj bahwa dia mencintai Surinder dan tidak bisa memilih dia daripada suaminya karena itu setara dengan meninggalkan Tuhan, yang tidak mungkin. Dia meninggalkannya dalam keadaan shock dengan air mata berlinang tapi Raj diam-diam senang karena Taani mencintai "diri aslinya", Surinder.
Ketika waktunya tiba untuk penampilan mereka, Taani terkejut melihat Surinder bergabung dengannya di panggung, bukan Raj. Selama penampilan mereka, Taani mengetahui bahwa Raj tidak lain adalah suaminya Surinder. Setelah penampilan mereka, Taani sambil menangis menghadapkan Surinder di belakang panggung ketika dia mengaku bahwa dia "lebih mencintainya daripada Tuhan". Dia mengakui bahwa dia membalas perasaannya dan keduanya memenangkan kompetisi, ya pada akhirnya, ceritanya meninggalkan pesan bahwa ada kisah cinta yang luar biasa pada setiap pasangan biasa. Ya akhir cerita menunjukkan pasangan tersebut mengunjungi Jepang pada bulan madu mereka yang terlambat.
***
"Cerita yang bagus," kata Eko.
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Budi datang ke rumah Eko, ya di parkirkan motor di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. Di meja, ya ada benda gitu, ya Budi berkata "Benda apa ini?"
"Kompor listrik," kata Eko.
"Buatan Eko, ya kompor listriknya?" kata Budi.
"Iya buat aku. Ya kreatif saja," kata Eko.
"Membuat kompor listrik dari bahan apa adanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Untuk apa kompor listrik di taruh di meja?" kata Budi.
"Masak air, ya air panas untuk membuat kopi!" kata Eko.
"Oooo begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Seperti main masak-masakan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku mau sih buat kopi!" kata Budi.
"Budi mau buat kopi," kata Eko.
Eko mengambilkan kaleng sarden cukup besar dari bawah meja, ya botol aqua yang ada isi airnya dan kopi sasetan di taruh meja gitu. Gelas kosong dan sendok sudah ada di meja gitu. Kaleng sarden yang cukup besar, ya untuk masak air, ya diisi air dari botol aqua sama Budi. Kaleng sarden di taruh di kompor listrik. Budi menghidupkan kompor listrik buatan Eko, ya dengan di colokin ke listrik lah. Dengan sabar Budi dan Eko masak air, ya cakep gitu. Sampai air masak, ya kompor di matikan dengan baik dengan mencabut dari colokan. Budi membuat kopi sasetan dengan di sedu air panas gitu. Kopi jadi, ya segera di seruput Budi.
"Emmm. Enak kopinya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Kenapa Eko buat kompor listrik?" kata Budi.
"Ya alasannya sih. Aku nonton Tv tentang orang kaya yang punya kompor listrik, ya yang harganya mahal gitu. Ya jadi aku berpikir kreatif untuk membuat kompor listrik dengan bahan alakadarnya gitu, ya hanya untuk masak air untuk buat kopi gitu," kata Eko.
"Karena nonton Tv toh. Jadi ingin buat kompor listrik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jadi orang kaya, ya seperti cerita di Tv. Orang kaya menikmati hidup lebih baik dari orang miskin. Orang kaya, ya membeli barang apa pun yang di inginkan," kata Budi.
"Orang kaya beli ini dan itu," kata Eko.
"Roda penggerak ekonomi," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Hidup ini tetap antara baik dan buruk tentang orang kaya," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Yang kaya baik, ya paham ilmu agama, ya dermawan kerjaannya, ya menolong orang miskin. Yang kaya buruk, ya tidak paham agama, ya pelit dan juga egois menindas yang miskin," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Keadaan kita, ya hidup ini di nikmati dengan baik. Sederhana!" kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Sederhana!" kata Eko.
Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Buat mie gelas, ya enak juga. Ada kompor listrik untuk masak air," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main catur saja Eko!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Kompor listrik dan kaleng sarden untuk masak air, ya di taruh di bawah meja sama Eko. Ya Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya tetap main catur dengan baik gitu.
"Kalau ngomongin acara Tv, ya tentang berita urusan pantai politik sampai urusan pemerintahan ini dan itu, ya bagus ceritanya. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Ya cuma penonton Tv di rumah, ya bagus lah!" kata Eko.
"Bagus!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan gitu.
No comments:
Post a Comment