Budi duduk di depan rumahnya.
"Nyanyi saja ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi. Yaaa gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada malam hari di luar Paris, seorang wanita berkendara di sepanjang tepi sungai dan membuang mayat di sungai. Setelah jenazahnya ditemukan, Dr. Genessier mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai jenazah putrinya yang hilang, Christiane, yang wajahnya rusak parah dalam kecelakaan mobil yang terjadi sebelum dia menghilang, yang menjadi tanggung jawabnya. Dr Genessier tinggal di sebuah rumah besar, yang bersebelahan dengan kliniknya, dengan banyak anjing Gembala Jerman yang dikurung dan anjing besar lainnya.
Setelah pemakaman Christiane, Dr. Genessier dan asistennya Louise, wanita yang telah membuang mayatnya sebelumnya, kembali ke rumah di mana Christiane yang asli disembunyikan (dijelaskan bahwa Louise sangat setia kepada Genessier karena dia memperbaiki wajahnya yang rusak parah. , hanya menyisakan bekas luka yang nyaris tak terlihat, dia menutupinya dengan kalung mutiara). Mayat itu milik seorang wanita muda yang meninggal setelah upaya Dr. Génessier yang gagal untuk mencangkokkan wajahnya ke wajah putrinya. Dr Genessier berjanji untuk memulihkan wajah Christiane dan bersikeras agar dia memakai masker untuk menutupi cacatnya. Setelah ayahnya meninggalkan ruangan, Christiane menelepon tunangannya Jacques Vernon, yang bekerja dengan Dr. Genessier di kliniknya, tapi menutup telepon tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Louise memikat seorang gadis muda Swiss bernama Edna Gruber ke rumah Genessier. Genessier kloroform Edna dan membawanya ke laboratorium rahasianya. Christiane diam-diam memperhatikan ayahnya dan Louise membawa Edna ke laboratorium, dan kemudian pergi untuk membelai lembut anjing-anjing yang dikurung ayahnya, yang dengan penuh semangat menerima cintanya, dan tidak terpengaruh oleh penampilannya.
Dr Genessier melakukan operasi heterograft, ya menghilangkan wajah Edna. Dokter berhasil mencangkokkan kulit ke wajah putrinya dan menahan Edna yang diperban dan tidak berwajah di luar keinginannya. Edna lolos, tapi tewas terjatuh dari jendela lantai atas. Setelah membuang mayat Edna, Genessier melihat cacat di wajah Christiane. Wajahnya bertambah buruk dalam beberapa hari; tisu barunya ditolak dan dia harus memakai maskernya lagi. Christiane kembali menelepon Jacques dan kali ini menyebutkan namanya, tetapi panggilan telepon itu disela oleh Louise.
Jacques melaporkan panggilan tersebut ke polisi, yang telah menyelidiki hilangnya beberapa wanita muda bermata biru dan ciri wajah serupa. Polisi telah mendapatkan petunjuk tentang seorang wanita yang mengenakan kalung mutiara, yang dikenali Jacques sebagai Louise. Inspektur Parot, seorang petugas yang menyelidiki hilangnya Edna, mempekerjakan seorang wanita muda bernama Paulette Merodon (baru-baru ini ditangkap karena mengutil) untuk membantu penyelidikan dengan memeriksakan dirinya ke klinik Genessier. Setelah dinyatakan sehat, Paulette berangkat ke Paris dan segera dijemput oleh Louise, yang mengantarkannya ke Dr. Genessier. Genessier akan memulai operasi pada Paulette ketika Louise memberitahunya bahwa polisi ingin menemuinya.
Saat dokter berbicara dengan polisi, Christiane, yang telah lama kecewa dengan eksperimen ayahnya, sementara perlahan-lahan kehilangan kewarasannya karena rasa bersalah dan isolasi, membebaskan Paulette dan membunuh Louise dengan menusuk lehernya. Dia juga membebaskan anjing dan merpati yang digunakan ayahnya untuk eksperimen. Genessier membubarkan polisi (yang dengan mudah menerima penjelasannya) dan kembali ke labnya, di mana seekor Anjing Gembala Jerman yang ditinggalkan yang baru saja ia peroleh untuk eksperimennya menyerangnya, menghasut anjing-anjing lain untuk mengikutinya—menjadi gila karena rasa sakit dan kurungan, mereka menganiaya dia sampai mati, menodai wajahnya dalam prosesnya. Christiane, tidak terpengaruh oleh kematian ayahnya, berjalan perlahan ke hutan di luar rumah Genessier dengan salah satu merpati yang dibebaskan di tangannya.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Yaaa Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Tipu-tipu," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
"Hidup ini tetap berhati-hati. Karena banyak orang yang kerjaan tipu-tipu ini dan itu," kata Budi.
"Memang hidup ini harus berhati-hati karena ada orang-orang kerjaannya tipu-tipu. Cerita realita masyarakat yang ini dan itu, ya kan Budi, ya tinggal di provinsi Lampung atau di provinsi lain?" kata Eko.
"Iya...cerita realita masyarakat gitu!" kata Budi
"Sebaiknya itu. Orang-orang kerjaannya tipu-tipu ini dan itu, ya di tangkap polisi gitu. Agar keadaan jadi baik gitu," kata Eko.
"Memang harus di tangkap orang-orang yang kerjaan tipu-tipu, ya sama polisi!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Dunia. Ada cerita tentang pemuda yang mampu, ya sampai mendengarkan Roh. Ya Roh menjelaskan kebenaran ini dan itu," kata Budi.
"Ooo cerita itu," kata Eko.
"Berdasarkan suku keturunan. Berarti pemuda itu, ya berhasil membangkitkan ilmunya, ya bisa mendengarkan Roh," kata Budi.
"Omongan Budi benar lah!" kata Eko.
"Yang jadi pertanyaan ku?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gimana dengan suku yang lain. Apa sudah ada yang dapat membangkitkan ilmunya, ya sampai mendengarkan Roh?" kata Budi.
"Kalau itu. Aku tidak tahu. Di Indonesia, ya maupun di negara-negara lain, ya luas gitu," kata Eko.
"Iya sih. Aku juga tidak tahu?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main catur dengan baik gitu.
"Jika ada yang dapat mendengar Roh. Maka kemungkinan itu. Roh menjelaskan tentang Tuhan itu satu. Berarti ajaran yang benar dan paling bener di ketahui dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Apakah ajaran lain. Di musnahkan?" kata Budi.
"Kalau itu sih. Mana aku tahu. Aku tidak bisa mendengarkan Roh!" kata Eko.
"Iya sih. Aku juga tidak tahu. Aku juga tidak bisa mendengarkan Roh," kata Budi.
"Karena dunia ini. Masih banyak manusia yang tidak bisa mendengarkan Roh. Ya berarti hidup ini, ya pilihan manusia dalam meyakini ajaran agama yang di yakini," kata Eko.
"Omongan Eko. Bener. Hidup ini pilihan manusia!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment