Budi duduk ruang tengah sedang menonton Tv, ya acaranya sinetron tema misteri, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita sinetron yang di tonton Budi :
Setelah Adam dan Sista meninggal, Ratih tinggal bersama adiknya, Mayang. Mayang adalah seorang janda yang bekerja sebagai perias pengantin setelah ditinggal suami dan anak-anaknya untuk selamanya. Tidak disangka, Ratih kedatangan dua keponakannya yang yatim piatu yakni Iqbal dan Lala.
Lala yang tinggal menempati kamar Sista merasa diteror, arwah Sista seakan ingin memberitahu sesuatu kepada Lala. Sista pun merasuki Lala dan menurunkan bakat indigonya kepada Lala. Lala mampu menjadi perantara dan juga bisa melihat masa lalu dari benda yang dipegang jika berhubungan dengan suatu kasus.
Kedatangan Iqbal dan Lala itu seolah membuka harapan baru untuk Ratih agar Yayasan Nurul Jannah bisa diteruskan Iqbal. Iqbal diminta menjadi pengurus jenazah setelah lama vakum karena meninggalnya Adam.
Iqbal dibantu dua sahabatnya yang disebut Trio Gesrek yaitu Fero, anak orang kaya yang playboy, dan Reza, YouTuber narsis. Iqbal dan Fero ternyata jatuh hati pada Rosalinda, cewek cantik penjual bunga dekat makam. Sedangkan Reza menaruh hati pada Lala.
Meski Kampung Kucrit kedatangan banyak warga baru, Pak RT tetap menjadi pegawai RT seumur hidup di kampung tersebut. Bopak yang masih menjadi orang terkaya lalu bersaing dengan Pak RT mendapatkan hati Ratih.
Daus sekarang punya usaha kecil-kecilan yaitu sebagai penjual ketoprak dan Mpok Atiek bersaing dengan Rosalinda dan ibunya, Marimar yang matre sebagai sesama penjual bunga.
***
Budi selesai nonton Tv dan Tv telah di matikan dengan remot gitu. Budi, ya pindah duduknya dari ruang tengah ke depan rumah, ya sambil membawa piring yang ada singkong rebus dan gelas yang masih ada kopi lah. Di depan rumah, ya gelas dan piring di taruh di meja gitu dan Budi duduk dengan baik gitu. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Nyanyi ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan judul lagu Sia Sia Mengharap Cintamu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi.
"Percuma sia siaDiriku Mengharap cinta dari muKini ku sadari dirimu tak punya rasa untuk kuPerjuangankuTak pernah bernilai dimatamuCinta ku seakan tak berhargaDalam tangismu akulah yang slalu adaAku kecewa mengapa kau pilih diaTidakkah kau rasakanGetaran cinta yang telah ku berikanApakah kau sengaja permainkan dirikuHaruskah ku relakanDirimu yang slama ini ku harapkanJujur aku terluka melihat kau bersamanyaMusnah sudah harapan cintaYang kuharap selama iniKini tenanglah kau bersamanyaTinggal aku di dalam sepiKini ku sadari dirimu tak punya rasa untuk kuPerjuangankuTak pernah bernilai dimatamuCinta ku seakan tak berhargaDalam tangismu akulah yang slalu adaAku kecewa mengapa kau pilih diaTidakkah kau rasakanGetaran cinta yang telah ku berikanApakah kau sengaja permainkan dirikuHaruskah ku relakanDirimu yang slama ini ku harapkanJujur aku terluka melihat kau bersamanyaMusnah sudah harapan cintaYang kuharap selama iniKini tenanglah kau bersamanyaTinggal aku di dalam sepi"
***
Budi selesai menyanyi dan main gitar, ya gitar di taruh di samping kursi. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca cerpen ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di pilih dengan baik cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Di Minneapolis, ya perawat kiropraktik Georgia Jackson tetap berada di tempat praktiknya setelah jam kerja saat hujan badai untuk menemui pasien baru. Setibanya di sana, Georgia mengira dia mengenali pasien tersebut, sebelum mereka secara brutal memenggal kepalanya dengan kawat bertenaga listrik dan turun dengan kepala terpenggal.
Keesokan harinya, Aura Petrescu, seorang imigran muda Rumania bermasalah yang menderita kelainan makan parah, melarikan diri dari rumah sakit jiwa setempat dan diselamatkan dari upaya bunuh diri di jembatan oleh David Parsons, seorang pecandu narkoba dan penulis berita televisi yang sadar. Aura segera ditangkap polisi, dan dikembalikan ke rumah orang tuanya, Adriana dan Stefan. Malam itu, Adriana, seorang paranormal penipu, mengadakan pemanggilan arwah untuk sekelompok penduduk setempat yang mencari identitas seorang pembunuh berantai lokal yang dikenal sebagai "Pemburu Kepala". Aura melarikan diri dari rumah, dan dikejar oleh Adriana dan Stefan ke dalam hutan, di mana keduanya bertemu dengan si pembunuh, yang memenggal mereka menggunakan metode yang sama.
David mengizinkan Aura untuk tinggal bersamanya di rumahnya di tepi danau, tetapi dia terkejut saat dia mendapati Aura sedang makan berlebihan dan membersihkan isi dapurnya. Sementara itu, seorang anak laki-laki setempat, Gabriel, masuk ke rumah tetangga ketika kadal peliharaannya merangkak melalui jendela yang terbuka. Di dalam, dia menemukan garrote listrik, dan tanpa sadar berada di kediaman si pembunuh.
Saat mengedit berita tentang kejahatan si pembunuh, David menyadari bahwa si pembunuh tampaknya hanya menyerang saat hujan badai. Sementara itu, Aura berkelana ke kota untuk berbelanja di pasar petani, di mana dia ditemukan oleh Dr. Judd, mantan psikolog obsesifnya, yang mengejarnya sebelum memaksanya kembali ke rumahnya bersamanya. Judd memaksa Aura mengonsumsi buah beri yang menghasilkan efek psikedelik, menyebabkan dia mengingat kenangan malam orang tuanya terbunuh. Aura kemudian terbangun di rumah sakit saat hujan badai. Pembunuhnya datang, membunuh seorang petugas dan memenggal kepala Hilda Volkman, seorang perawat malam, sementara Aura yang dibius mencoba melarikan diri. Dia diselamatkan oleh David, yang datang untuk membantunya melarikan diri. Aura membawa serta gantungan kunci yang dijatuhkan Hilda di lorong rumah sakit, yang berisi kunci unit penyimpanan. Jibril, sementara itu.
Keesokan paginya, David dan Aura pergi ke unit penyimpanan untuk menyelidiki. Di dalam, mereka menemukan kartu pos dan foto Hilda bersama rekan-rekan perawatnya, di antaranya adalah almarhum Georgia. David mengidentifikasi salah satu perawat sebagai Linda Quirk. David dan Aura pergi ke rumah Linda, yang terletak di dekatnya, tapi dia melarikan diri dengan mobil ketika dia melihat mereka tiba. Mereka melacak Linda ke hotel lokal, di mana mereka check in sebagai tamu di kamar di bawahnya. Pembunuhnya segera tiba, memicu alat penyiram api di kamar Linda sebelum memenggal kepalanya juga.
Dalam upaya terakhir, David melacak Dr. Lloyd, atasan perawat yang terbunuh yang telah kehilangan karir medisnya dan jatuh ke dalam kehidupan melarat dan kecanduan narkoba. Lloyd enggan berbicara dengan David. Malam itu, si pembunuh membunuh Lloyd di gedung apartemennya dengan meletakkan kepalanya di bawah lift yang sedang turun. David terbangun di tengah malam dan menemukan Judd menyerang Aura. Judd melarikan diri saat polisi tiba, menabrakkan mobilnya secara fatal. Di bagasi, polisi menemukan kepala Georgia, Hilda, Linda, dan Lloyd yang terpenggal, dan menyimpulkan Judd adalah pembunuhnya. Setelah polisi pergi, David menemukan Aura hilang dan sebuah catatan bunuh diri.
Beberapa waktu kemudian, David yang kembali kecanduan dan kehilangan pekerjaan, melihat sosok berjubah di kota mengenakan gelang khas milik Aura. Dia mengikuti orang tersebut ke kediaman mereka, dan diperhatikan oleh Gabriel, yang sedang bermain di luar. David masuk ke dalam rumah, dan menemukan kamar bayi dengan mayat bayi yang dipenggal kepalanya, sebelum Adriana muncul dan membuatnya pingsan. Dia terbangun dan menemukan dirinya terkunci di ruang bawah tanah, bersama Aura—terungkap bahwa Adriana sebenarnya adalah pembunuhnya, yang memalsukan kematiannya, menjebak Judd, dan menculik Aura. Adriana berusaha membalas dendam terhadap Lloyd dan perawatnya, yang secara tidak sengaja memenggal kepala putranya yang baru lahir, Nicolas, saat melahirkan, karena kecanggungan ditambah dengan pemadaman listrik mendadak disebabkan oleh badai petir. Untuk menutupi kecelakaan tersebut, para perawat dan Dr. Lloyd tanpa sadar memberikan perawatan kejut listrik pada Adriana dengan harapan dapat menghapus ingatannya tentang persalinan dan kematian Nicolas yang gagal. Adriana yang gila bersiap untuk membunuh Aura dan David, tetapi Gabriel menerobos masuk ke dalam rumah dan mencuri garrote-nya. Adriana malah mengacungkan firepoker, namun dihentikan oleh Gabriel, yang menggunakan garrote untuk membunuhnya. Polisi tiba setelahnya, saat David menenangkan Aura yang histeris.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini tetap sama!" kata Budi.
"Memang hidup ini tetap sama. Tinggal di Bumi, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sih tinggal di Budi!" kata Budi.
"Ya kalau ingin beda itu, ya tinggal di planet lain. Maka cerita kehidupan akan beda seperti cerita di film-film," kata Eko.
"Kalau di film-film menceritakan beda tinggal di Bumi dengan planet lain," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya syukurin saja dengan baik karena keadaan baik," kata Budi.
"Memang di syukurin dengan baik karena keadaan baik," kata Eko.
"Dunia ini, ya ada orang-orang menderita keadaan. Salah satunya kemiskinan. Ujian hidup. Kaya cerita film dan sinetron," kata Budi.
"Kisah nyata kehidupan yang penuh dengan ujian. Di jalankan dengan penuh kesabaran demi hidup ini, ya jalan baik," kata Eko.
"Sampai urusan cinta. Terkadang.....Sia-Sia Merharap Cintamu," kata Budi.
"Lagu, ya Budi?" kata Eko.
"Iya sih lagu!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya ceritanya pun ada!" kata Budi.
"Ceritanya seperti apa ceritanya Budi?" kata Eko.
"Begini ceritanya. Abdul seorang pemuda yang baik dari keluarga tidak mampu. Abdul setelah lulus sekolah SMA, ya kerja dulu demi mengumpulkan tabungan. Kerjaan dari ikut orang, ya usaha ini dan itu. Sampai Abdul punya usaha sendiri gitu. Abdul terus berjuang dengan baik. Dalam menjalani kehidupan ini, ya ada ujiannya dari orang-orang yang buruk di ruang lingkup masyarakat gitu. Ya Abdul sabar dalam menjalankan hidup ini. Putri cewek yang baik, ya teman Abdul, ya teman semasa SMA, ya Putri menyukai Abdul gitu. Putri dari keluarga tidak mampu, ya jadi kerja di usaha orang dengan baik demi hidup gitu. Abdul cukup uang tabungannya untuk kuliah demi masa depan yang baik gitu. Abdul kuliah di Universitas dengan baik. Ada cewek cantik, ya teman kuliah Abdul bernama Nia gitu. Nia anak orang kaya gitu. Abdul menyukai Nia karena pinter dan cantik, ya tapi Abdul sadar dirinya berasal dari orang tidak punya. Jadi Abdul berteman baik dengan Nia gitu, ya tapi dalam hati berharap jadian gitu. Sampai semester 6, ya Abdul ingin jadian sama Nia jadi memberanikan diri untuk menyatakan cinta gitu. Nia memang menyukai Abdul gitu. Ya jadi Abdul, ya ada harapan untuk jadian sama Nia. Tapi Nia tidak milih Abdul, ya melainkan Hari. Ya Hari teman Abdul dan Nia, ya teman kuliah. Abdul menerimanya dengan baik, ya tidak jadian sama Nia. Dalam hati Abdul berkata "Sia-Sia Mengharap Cintamu". Nia dan Hari sering jalan bareng, ya karena telah jadian. Abdul melihat Nia dengan Hari, ya bersama, ya jadinya selalu mengelus dada dan berkata "Sabar dan sabar". Abdul pun fokus kuliah dengan baik, ya sampai selesai dan sarjana. Dengan kemampuan pendidikan Universitas, ya Abdul melamar kerjaan di kota kelahirannya. Ternyata kompetisi sangat sengit untuk mendapatkan kerjaan di perusahaan dan gaji yang bagus gitu. Putri berharap dengan baik jadian sama Abdul. Suatu ketika Putri bertemu dengan Abdul. Selama ini Putri menunggu berharap Abdul ngomong cinta sama Putri karena telah dekat dengan baik gitu. Putri berkata "Aku suka Abdul". Ya Abdul memang terkejut Putri menyatakan cinta padanya. Abdul tidak bisa menerima cinta Putri, ya tetap menganggap teman gitu. Putri kecewa tidak di terima Abdul gitu, ya berusaha di terima dengan baik sih penolakan Abdul tersebut. Putri dan Abdul tetap berteman baik gitu. Sampai suatu ketika Putri melihat Abdul bersama cewek di sebuah kafe, ya cewek itu Nia gitu. Putri paham kenapa Abdul nolak dirinya gitu? Ya jadi Putri berkata "Sia-sia Mengharap Cintamu". Di kafe, sebenarnya Abdul tidak bersama Nia saja, ya ada Hari pacarnya Nia lah. Putri melihat Abdul dan Nia ketika ngobrol berdua saja, ya Hari belum dateng gitu. Abdul akhirnya memilih jalan untuk pindah ke kota lain untuk kerja demi masa depan yang baik. Ketika Abdul berada di kota lain, ya Abdul kerja di perusahaan dan gaji yang bagus gitu. Abdul berkata "Perjuangan yang tidak sia-sia. Membuahkan hasil yang bagus!". Putri memutuskan menikah dengan cowok pilihan orang tuanya Putri, ya nama cowok itu bernama Ajiz gitu. Abdul berpikir dengan baik, ya ingin menikah gitu setelah tujuannya tercapai, ya kerja di tempat yang baik. Abdul ingin memilih Putri gitu. Ketika Abdul menelpon Putri dengan baik untuk menyatakan kabar dan keadaan Putri, ya Putri menjelaskan dirinya telah menikah dengan Ajiz. Abdul memberikan selamat pada Putri, ya telah menikah dengan Ajiz. Abdul berkata "Kalau dulu aku terima Putri, ya pasti aku menikah dengan Putri. Tapi karena hati masih ke Nia, ya jadi susah untuk menerima Putri. Ketika sudah di lupakan Nia, ya baru bisa menerima Putri. Ya sudahlah sekarang Putri telah menikah dengan Ajiz". Abdul jadi fokus kerja dan kerja demi masa depan yang baik. Sampai Abdul bertemu cewek yang baik, ya cewek itu nama Meli. Ya Abdul menjalin hubungan baik dengan Meli, ya sampai menikah gitu. Abdul berkata "Jodoh dan rezeki dapetnya di kota lain daripada kota kelahiran sendiri". Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Ya dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cinta penuh dengan lika liku," kata Eko.
"Ya begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Main kartu remi saja!" kata Budi.
"Oke. Main kartu remi!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya main permainan cangkulan gitu.
"Sisi kita keadaan baik, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya realitanya begitu keadaan kita baik," kata Eko.
"Tapi hidup ini antara baik dan buruk," kata Budi.
"Kenyataan tetap kenyataan hidup ini," kata Eko.
"Sisi lain itu. Orang-orang yang kena keburukan dunia ini, ya kasihan," kata Budi.
"Ya pait dan paitnya kehidupan ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau ada nolong, ya jadi urusan ringan gitu. Kalau tidak ada nolong, ya urusan berat banget. Pait dan pait hidup ini," kata Eko.
"Harus kuat menghadapi hidup ini!" kata Budi.
"Harus!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Abdul datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Budi dan Eko. Jadinya Abdul ikutan main kartu remi bersama Eko dan Budi.
"Abdul gimana keadaan pasar?" kata Budi.
"Antara baik dan buruk. Antara paham ilmu agama dan tidak?" kata Abdul.
"Realita," kata Eko.
"Hati-hati!" kata Budi.
"Emmm," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
Ketiganya terus main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment