Budi duduk di ruang tengah, ya sedang nonton Tv yang acaranya sinetron tema cinta, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita sinetron di tonton Budi :
Dimas Subekti pewaris stasiun tv terbesar di Indonesia, DTV harus menikahi seorang gadis miskin, tetapi manis dan polos, bernama Winda Gunawan. Hal ini dikarenakan dia harus memenuhi wasiat dan perjanjian antara almarhum Jendral Subagio Subekti puluhan tahun dulu dengan kakek Winda. Dimas sendiri sebenarnya sudah mempunyai tambatan hati yang bernama Claudia, seorang yang bercita-cita menjadi violin professional, yang rela meninggalkan Dimas untuk mengejar beasiswa sekolah baletnya.
Sementara itu ada seseorang bernama Aditya yang sebenarnya pewaris utama DTV. Aditya adalah anak dari putra pertama Subagio bernama Dharma Subekti dengan Anyelir. Tapi ketika Dharma meninggal, Anyelir dan Aditya disuruh meninggalkan Indonesia kerana Subagio mengetahui bahawa Anyelir pernah berhubungan dengan Darian adiknya Dharma. Setelah 15 tahun tinggal di London, mereka kembali ke Indonesia karena Anyelir ingin mengembalikan Aditya sebagai pewaris DTV. Aditya sendiri tumbuh menjadi anak yang baik yang sebenarnya tidak terlalu memikirkan untuk kembali diakui keluarga Subagyo.
Subagio sendiri sebenarnya mengakui kalau Aditya itu memang cucu kandungnya maka dalam wasiatnya nama Aditya tetap dia cantumkan. Waktu pulang ke Indonesia Aditya bertemu dengan Winda di-kampus dimana mereka sama-sama kuliah. Mereka kemudian menjadi teman baik.
Setelah menikah dengan Dimas, ternyata Winda benar-benar kesulitan untuk menyusuaikan diri dengan pola kehidupan keluarga besar Subagio. Walaupun selalu ada yang melayani, Winda merasa kesepian dilingkungan rumah mewah ini karena dia jauh dari keluarganya. Hanya Aditya yang membuat dia terhibur dengan sering mendatanginya. Aditya sendiri sebenarnya mempunyai perasaan khusus terhadap Winda, dan Winda sendiri pernah bilang kalau seandainya dia lebih dahulu ketemu dengan Aditya mungkin dia akan jatuh cinta padanya.
Sementara itu Claudia merasa menyesal mendengar perkawinan Dimas dengan Winda, ia akhirnya membatalkan beasiswanya dan kembali ke Indonesia untuk mendapatkan kembali hati Dimas. Dan Anyelir yang juga telah kembali ke Indonesia memulai rencananya dengan memanfaatkan rasa penyesalan Ny. Rahmayani karena telah memaksa Anyelir dan Aditia meninggalkan keluarga Subekti. Aditya sendiri juga mulai berpikir untuk mendapatkan kembali pengakuan keluarga Subagio karena menginginkan Winda yang dilihatnya selalu disia-siakan Dimas.
***
Budi selesai nonton Tv, ya Tv di matiin pake remot. Budi pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumah, ya sambil membawa piring yang masih ada singkong rebus dan gelas yang masih berisi kopi. Di depan rumah, ya piring dan gelas di taruh di meja gitu.
"Nyanyi ah. Menghibur diri!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik dengan judul lagu Bulan.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi dan berhenti main gitar juga, ya jadi gitar di taruh di samping kursi dengan baik gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Raj Malhotra dan Simran Singh adalah warga India yang tinggal di London. Simran dibesarkan oleh ayahnya yang keras dan konservatif, Baldev Singh, sementara ayah Raj, Dharamvir Malhotra, sangat bersikap liberal. Simran selalu bermimpi bertemu dengan pria idamannya; ibunya, Lajjo, mengingatkannya bahwa mimpi itu baik, tetapi kita tidak boleh percaya begitu saja bahwa mimpi itu akan menjadi kenyataan. Suatu hari, Baldev menerima sebuah surat dari temannya, Ajit, yang tinggal di Punjab, India. Ajit ingin menepati janji yang dia dan Baldev buat pada 20 tahun yang lalu—agar Simran menikahi putranya, Kuljeet. Simran kecewa, karena ia tidak ingin menikahi seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Suatu malam, Raj memasuki toko Baldev setelah waktu tutup untuk membeli bir. Baldev menolaknya, tetapi Raj mengambil bir, melemparkan uangnya ke meja, dan kemudian melarikan diri. Baldev yang marah menyebut Raj sangatlah memalukan. Sementara itu, ayah Raj menyetujui permintaan anaknya untuk melakukan perjalanan ke Eropa bersama teman-temannya, dan teman-teman Simran telah mengundang Simran untuk melakukan perjalanan yang sama. Simran meminta kepada ayahnya untuk membiarkannya melihat dunia sebelum pernikahannya, dan ayahnya pun menyetujuinya.
Di perjalanan, Raj dan Simran bertemu. Raj terus-menerus menggoda Simran, hingga membuat Simran jengkel. Akhirnya, merekapun ketinggalan kereta yang menuju ke Zurich dan terpisah dari teman-teman mereka, tetapi mereka mulai berpergian bersama dan akhirnya merekapun berteman. Raj jatuh cinta pada Simran pada saat perjalanan, dan ketika mereka berpisah di London, Simran menyadari bahwa ia juga jatuh cinta padanya. Di rumah, Simran bercerita kepada ibunya tentang laki-laki yang ia temui pada saat di perjalanan; Baldev tak sengaja mendengar percakapan itu dan menjadi marah kepada putrinya. Baldev mengatakan bahwa mereka akan pindah ke India pada hari berikutnya. Sementara itu, Raj memberi tahu ayahnya tentang Simran dan bahwa gadis itu akan segera menikah. Raj mengira bahwa Simran juga mencintainya, sehingga ayahnya mendorongnya untuk mengejarnya.
Di India, Baldev bertemu kembali dengan kerabatnya dan temannya, Ajit. Simran dan adik perempuannya, Chutki. langsung tak menyukai tunangannya Simran, Kuljeet, karena sifatnya yang sombong. Simran rindu kepada Raj, tetapi ibunya menyuruhnya untuk melupakan lelaki itu, karena sang ibu tahu kalau Baldev tidak akan pernah menerima hubungan Simran dan Raj. Pagi berikutnya, Raj tiba di luar rumah tempat Simran tinggal dan mereka berduapun bertemu kembali. Raj berteman dengan Kuljeet dan dengan cepat diterima oleh kedua keluarga. Kemudian, ayah Raj tiba di India dan juga berteman dengan keluarga Simran dan Kuljeet. Alhasil, Lajjo dan Chutki mengetahui bahwa Raj adalah laki-laki yang Simran cintai di Eropa. Lajjo juga memberitahu agar Raj dan Simran melarikan diri, tetapi dia menolaknya. Baldev mengenali Raj dari insiden bir tetapi akhirnya menerimanya. Namun, setelah ia menemukan foto Raj dan Simran bersama-sama di Eropa, ia menampar dan menghina Raj dan menyuruhnya pergi.
Ketika Raj dan ayahnya sedang menunggu kereta di stasiun, Kuljeet, yang marah akibat perasaan cinta Raj kepada Simran, tiba dengan teman-temannya dan menyerang mereka. Akhirnya, Baldev dan Ajit tiba dan menghentikan perkelahian itu, dan Raj naik kereta dan berangkat dengan ayahnya. Simran kemudian tiba dengan ibunya dan saudara perempuannya; dia mencoba ikut dengan Raj di kereta, tetapi Baldev menghentikannya. Simran memohon pada ayahnya untuk membiarkannya pergi, dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Raj. Baldev, menyadari tidak ada yang lebih mencintai putrinya daripada Raj, kemudian ia membiarkannya pergi, dan Simran-pun berlari mengejar Raj yang ada di kereta dan meraih tangannya.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan dengan baik motor di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini tetap sama!" kata Budi.
"Ya realita tetap begitu adanya," kata Eko.
"Antara baik dan buruk," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup di lingkungan baik, ya keadaan baik," kata Budi.
"Memang enak hidup di lingkungan baik," kata Eko.
"Di lingkungan buruk, ya dari cerita orang-orang yang tinggal di daerah sana dan sini, ya yang kena masalah karena orang-orang buruk dari mencuri, menipu dan kekerasan ini dan itu. Orang-orang buruk tersebut masih berkeliaran sana dan sini, ya tidak di tangkap polisi karena orang-orang itu, ya pinter menutupi keburukannya lewat teman dan juga sanak family," kata Budi.
"Ya berhati-berhati saja hidup di lingkungan buruk, ya atau lebih baik itu pindah dari lingkungan buruk," kata Eko.
"Omongan Eko bener sih!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau ngomongin cinta," kata Budi.
"Cinta," kata Eko.
"Ya sebuah cerita singkat," kata Budi.
"Yaaa gimana ceritanya, ya Budi?!" kata Eko.
"Begini ceritanya. Putri seorang cewek yang baik, ya kerjaannya masih kuliah gitu. Abdul sebenarnya sudah kerja di perusahaan, ya berteman dengan baik dengan Ajiz. Ya Ajiz tetangga barunya Putri gitu, ya ngontrak di sebelah rumah Putri gitu. Abdul bertemu dengan cewek cantik di taman, ya di maksud adalah Putri. Abdul berusaha dengan baik berteman dengan Putri, ya lewat Aulia teman Putri. Aulia itu, ya tetangga sebelah rumah Abdul gitu. Abdul menyukai Putri, ya jadi meminta saran Ajiz untuk bisa dekat Putri. Ajiz memberikan saran baik untuk pendekatan dengan Putri. Ajiz berteman baik sama Putri, ya karena tetangga gitu. Putri merasa senang bersama Ajiz, ya merasa jatuh hati pada Ajiz. Abdul berharap banget jadian dengan Putri gitu. Abdul dan Putri dekat banget gitu. Putri bicara pada Abdul "Aku jatuh cinta pada Ajiz". Abdul merasa dirinya, ya gagal mendapatkan Putri karena yang di sukai Putri adalah Ajiz gitu. Ya Abdul memberitahu Ajiz bahwa yang di sukai Putri adalah Ajiz gitu. Ajiz tidak bisa menerima Putri. Ketika Putri menyatakan sukanya pada Ajiz, ya jadi di tolak gitu. Ajiz menjelaskan dirinya telah menikah dengan Nia, ya urusan rumah tangga masih ada masalah sih karena Nia lagi ngambek saja, ya persoalan kecil saja gitu, ya jadi Nia lebih memilih tinggal sama orang tuanya. Putri kecewa kalau Ajiz telah menikah gitu. Ajiz pindah kontrakan, ya karena urusan kerjaan tidak lagi jadi tetangga Putri gitu. Putri memilih fokus kuliah demi masa depannya, ya walau sebenarnya Putri berharap bersama Ajiz gitu. Abdul fokus kerja dari pada mikirin urusan cinta. Ajiz dan Nia, ya menyelesaikan masalah jadi hidup bersama dengan baik. Yaaaa begitu cerita!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film, ya roda penggerak ekonomi dengan baik," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Lika liku cinta," kata Eko.
"Apa salah menyukai suami orang?" kata Budi.
"Ya tokoh Putri menyukai tokoh Ajiz yang statusnya suami Nia. Cinta yang ribet," kata Eko.
"Kalau urusanya di buat poligami, ya masalah selesai sih. Yaaa cerita cinta hidup ini ada urusan komitmen urusan cinta kesetian pada pernikahan yang di jalankan manusia," kata Budi.
"Hidup tetap pilihan manusia yang menjalankan hidup," kata Eko.
"Memang hidup ini pilihan manusia," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Hidup ini lebih menyenangkan hidup di pinggir pantai, ya cukup jadi nelayan saja kerjaannya. Dari pada hidup di kota, ya dari data pergaulan lingkungan masyarakat sana dan sini, ya antara baik dan buruk perilaku manusia karena dasar adat istiadatnya dan juga kaitan agama, ya akhlaknya. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Pendapat aku, ya setuju dengan Budi. Ya memang sih lebih baik hidup di pinggir pantai kerja jadi nelayan dari pada tinggal di kota. Ya ada yang hidup miskin di kota, ya berjuang keras untuk keluar dari kemiskinan. Orang kaya, ya ada yang egois tidak punya rasa iba untuk menolong orang miskin, ya padahal sederhana di berikan kerjaan untuk bisa membeli makan demi hidup ini," kata Eko.
"Orang kaya di kota, ya menguasai tanah ini dan itu. Hidup orang miskin, ya cuma bisa bertahan hidup dari keadaan yang penuh perubahan dari kepentingan manusia ini dan itu," kata Budi.
"Realitanya begitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment