Yashoda, yang bekerja di Zomato, menjadi ibu pengganti, ya karena dia perlu membiayai operasi saudara perempuannya. Dia dibawa ke Eva, pusat surrogacy canggih milik Dr. Madhubala. Yashoda berteman dengan beberapa ibu pengganti dan menghabiskan waktu bersama mereka. Mereka semua mengetahui bahwa mereka masing-masing miskin, dan membutuhkan uang.
Sementara itu, polisi setempat menyelidiki kecelakaan taipan bisnis, Shiva Reddy, dan kekasihnya, Aarushi. Mereka menyimpulkan bahwa itu adalah pembunuhan yang direncanakan sebelumnya, dan polisi menunjuk Vasudeva IPS untuk memimpin penyelidikan. Dia mengetahui bahwa Aarushi adalah seorang model dan memeriksa email, surat, dan pesan teksnya. Dia mengetahui bahwa Aarushi disarankan oleh temannya untuk tidak mempromosikan merek kosmetik tertentu, karena mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak diketahui oleh para ilmuwan. Vasudeva dan timnya pergi menemui teman Aarushi, tetapi ternyata dia dibunuh dua hari lalu. Vasudeva mengambil sampel kosmetik dari rumahnya dan menemukan hubungannya dengan kematian Olivia, almarhum aktris Hollywood, yang terbunuh saat dia meminum jus yang dibius. Ketika dia memeriksa ke pemilik merek kosmetik, dia menemukan bahwa Menteri Pusat, Giridhar, memiliki hak paten.
Setelah serangan oleh pria tak dikenal, Vasudeva mengetahui bahwa 122 model akan tiba di India, dalam enam bulan. Dia mengetahui bahwa satu model, Elena, telah tiba. Vasudev bersama timnya, dan Komisaris Polisi Balram, mengikutinya ke hutan, tetapi mereka ditangkap oleh suku setempat. Yashoda menjadi curiga terhadap Eva, karena dia menemukan bahwa temannya, Kajal dan Leela, hilang setelah menderita sakit persalinan dan menjalani operasi. Yang mengejutkan, dia mengetahui bahwa Eva tidak terletak di kota, tetapi sebenarnya diperlihatkan kepada ibu pengganti menggunakan proyektor langsung. Yashoda kemudian menyelinap ke Zona-2, di mana dia berkelahi dengan Jenny, sesama ibu pengganti, yang memalsukan kehamilannya dan merupakan anggota Eva .fakultas. Dia mencoba membunuh Yashoda, tetapi Yashoda berhasil membunuhnya. Setelah itu, Yashoda menemukan banyak kotak berisi anak-anak mati dan ibu pengganti di ruang aset, di mana dia menemukan tubuh Kajal dan Leela serta tubuh anak Leela.
Yashoda kemudian ditangkap oleh satpam di bawah komando Madhubala. Ketika penjaga keamanan mencoba memperkosanya, dia melawannya dan membunuhnya juga. Dia kemudian mencoba memasuki kabin Madhubala menggunakan lencana Dr. Gautham untuk mengetahui lebih banyak tentang Eva tetapi ditangkap oleh Madhubala. Madhubala mengungkapkan bahwa dia menderita penyakit yang mengakibatkan dia kehilangan kecantikannya dan menyebabkan penuaan, tetapi Gautham membantunya dengan mengembangkan obat yang menyembuhkan penyakitnya. Namun, obat tersebut hanyalah solusi sementara, dengan efeknya hanya bertahan enam bulan. Giridhar, yang ternyata adalah suami Madhubala, menyuruhnya menemukan obat baru, dengan mendanai penelitiannya. Dipotong hingga saat ini, Madhubala dan Gautham mengadakan pertemuan dengan investor mereka, sambil menunjukkan rekaman langsung pertemuan tersebut, kepada Yashoda, yang ditahan di ruang terpisah plasma dalam janin adalah bahan rahasia yang digunakan untuk penemuan obat tersebut, dan mereka mempekerjakan wanita miskin untuk menjadi ibu pengganti, dengan membayar mereka. Setelah membuat mereka hamil, menyebabkan sakit persalinan palsu, dan melakukan C-Section mereka mengeluarkan janin, diam-diam membunuh wanita itu, dan mengambil plasmanya.
Mereka akhirnya menciptakan obat tersebut dan menjualnya kepada wanita kaya, kebanyakan model, CEO, dan aktris. Mereka juga mengungkapkan bahwa Olivia telah meninggal karena interaksi obat-obat. Mereka membunuh Aarushi dan Shiva Reddy dalam kecelakaan itu, karena dia mengetahui bahwa merek kosmetik tersebut juga mengandung obat yang sama, dan mengancam mereka akan membocorkannya. Di hutan, Vasudeva dan timnya mengetahui bahwa Balram bersekongkol dengan Madhubala dan Gautham. Vasudeva dan timnya dibawa ke sarang, untuk dibunuh. Di Eva, Yashoda menemukan bahwa fasilitas tersebut terletak di hutan, dan berhasil melarikan diri melalui pintu keluar darurat, tetapi di hajar oleh Gautham, yang membawanya kembali. Gautham melakukan panggilan video ke Balram, yang menahan Vasudeva dan timnya, di bawah todongan senjata. Namun, Gautham, sebaliknya, di tahan di bawah todongan senjata oleh Yashoda. Terungkap bahwa Yashoda sebenarnya adalah seorang peserta pelatihan IPS yang terampil, yang menyamar di Eva. Meskipun menjadi puncak akademi, dia terpaksa mengatur uang, untuk bergabung dengan kepolisian.
Suatu hari, Yashoda mengetahui tentang hilangnya saudara perempuannya, Brinda, dan menemukan bahwa dia telah menjadi ibu pengganti untuk mengatur uang untuknya dan dibawa ke Eva. Untuk menemukannya, Yashoda menjadi ibu pengganti dan merencanakan segalanya dari awal. Perkelahian pun terjadi, di mana Yashoda mengalahkan para preman dan Gautham tetapi perutnya tertembak, mengakibatkan kematian bayinya yang belum lahir. Sementara itu, Vasudeva dan timnya mengalahkan suku tersebut dan membunuh Balram. Yashoda bertemu dengan sesama ibu pengganti dan bertanya tentang Brinda tetapi tidak mendapatkan informasi apa pun tentangnya.
Madhubala mencoba melarikan diri dengan helikopter, tetapi Yashoda berhasil menghentikannya. Madhubala mengungkapkan bahwa dia juga hamil, namun mengorbankan janinnya dengan menggugurkannya untuk meningkatkan dan mengembangkan kecantikan dan penelitiannya. Para wanita menjadi marah setelah mengetahui tentang wajah asli Madhubala dan aktivitasnya, dan mendorongnya dari tebing, membunuhnya. Gautham mencoba melarikan diri tetapi tertangkap oleh Vasudeva dan timnya. Yashoda menemukan Brinda, yang sedang sakit persalinan. Para wanita membantu Yashoda melahirkan anak Brinda. Belakangan, keterlibatan Giridhar dalam skandal itu terungkap, dan dia di tangkap.
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Bayangan," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
"Sebuah cerita tentang seseorang cowok yang menjaga cewek yang di sukainya dengan cara pengawal pribadi gitu. Cewek itu, ya sudah bertunangan dengan cowok kaya gitu dengan urusan kerjaan kedua belah pihak orang tua, ya lancar, ya bisa di bilang mitra kerja yang baik," kata Budi.
"Cerita itu kaya cerita sinetron atau film, ya Budi?" kata Eko.
"Bisa jadi sih. Kesamaan cerita tidak ada masalah. Kan bahan obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau cerita itu di sesuai dengan keadaan realita kehidupan seperti keadaan kita. Gimana Budi?" kata Eko.
"Realita kita di buat cerita itu. Ya tidak ada masalah di sesuaikan dengan baik gitu," kata Budi.
"Tidak mungkin mendapatkan cewek kaya, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya tidak dapat cewek kaya. Tetap menyukai cewek itu, ya menjadi bayangan yang baik untuk melindungi cewek itu," kata Budi.
"Dia bahagia. Diri ini menahan perasaan dengan baik," kata Eko.
"Begitu lah rasanya sih!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaaa. Kalau begitu, ya aku main wayang saja!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik, ya menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di dalam kardus di bawah meja. Wayang terbuat dari kardus, ya kreatif gitu. Eko nonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi pake wayang dengan judul Danur :
Risa adalah seorang gadis indigo — dia memiliki kemampuan untuk melihat makhluk gaib. Sejak kecil, Risa menjalani hidup kesepian: ayahnya bekerja di luar negeri dan hanya berkunjung enam bulan sekali, sementara ibunya, Elly, bekerja sebagai seorang guru. Ketika Risa genap usia delapan tahun, dia berharap dikaruniai teman. Tak disangka, tiga bocah laki-laki sebayanya: Janshen, Peter, dan William hadir secara tiba-tiba. Anehnya, hanya Risa yang dapat melihat mereka. Mereka akhirnya mengungkapkan bahwa mereka adalah hantu orang Indo yang mati saat masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda.
Muak dengan keanehan yang dialami Risa, Elly memanggil Asep, seorang dukun yang juga memiliki indra indigo. Dia menjelaskan bahwa Risa dapat melihat makhluk gaib karena dia dapat mencium bau danur, atau mayat. Asep memperlihatkan wujud asli Janshen, Peter, dan William kepada Risa untuk menakutinya sehingga dia lupa akan kemampuan melihat mereka. Sembilan tahun kemudian, Risa kembali ke rumah masa kecilnya bersama dengan Elly dan adik perempuannya, Riri.
Karena Elly akan dinas ke luar kota, Risa, Riri, dan sepupu mereka Andri ditugaskan untuk menemani nenek mereka di sana hingga pengasuhnya datang. Ketika Riri sedang bermain, dia menemukan sebuah sisir di pohon beringin yang ditanam dekat rumah. Pohon tersebut sebelumnya ditampilkan sebagai satu-satunya tempat yang ditakuti oleh Janshen, Peter, dan William, sehingga mereka mengingatkan Risa untuk tidak pernah ke sana.
Malamnya, seorang wanita bernama Asih datang dan menyatakan bahwa dia adalah pengasuh yang dipanggil oleh ibu Andri. Namun, Risa merasakan ada hal yang tidak beres karena Asih langsung saja tertarik pada Riri. Risa menyimpulkan bahwa Asih adalah hantu ketika dia menyadari bahwa Andri tidak dapat melihatnya. Seiring berjalannya waktu, Asih memunculkan lebih banyak kejadian gaib hingga suatu malam, dia berhasil menculik Riri.
Asih kemudian menyerang nenek dan Andri hingga mereka tak sadarkan diri. Putus asa, Risa mengabarkan Elly lewat telepon, kemudian mengenang kembali kemampuannya untuk melihat Janshen, Peter, dan William dengan memainkan sajak anak Sunda yang dulu sering dia nyanyikan bersama mereka. Mereka menuntun Risa ke alam gaib, dimana Asih telah membawa Riri. Di saat yang bersamaan, Elly datang bersama Asep. Dengan menyentuh sisir Asih, Asep mengetahui latar belakang Asih sebagai seorang wanita yang bunuh diri setelah membunuh bayinya yang dia lahirkan dari hubungan zina.
Asih lalu gentayangan dan menculik anak-anak untuk "mengganti" bayinya. Asep menyuruh Elly untuk menancapkan sisir Asih kembali ke pohon beringin, karena sisir tersebut melambangkan arwah Asih sendiri. Saat dia berhasil, Risa, Janshen, Peter, dan William dapat menyelamatkan Riri. Keesokan harinya, Risa dan keluarganya sepakat untuk pindah rumah. Namun, Risa bersikeras bahwa dia tidak akan melupakan teman-teman gaibnya lagi.
Setelah mereka pergi, seorang gadis mengambil sisir Asih yang telah ditancapkan ke pohon beringin, memunculkan kemungkinan bahwa arwah Asih akan gentayangan kembali.
***
Budi selesai bercerita, ya wayang di taruh di dalam kardus di bawah meja gitu. Eko bertepuk tangan sambil berkata "Pertunjukkan wayang yang bagus!".
"Terima kasih atas pujiannya. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku dengan wayang gitu. Yang lebih baik itu, ya orang-orang yang kerjaannya jadi Dalang dan acara wayang masuk Tv gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main kartu remi saja!" kata Eko.
"Okey main kartu remi gitu!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.
"Bersikap adil harus ada kalau urusan Calon Presiden. Pak Ganjar, Pak Prabowo dan Pak Anies, ya kalau di masukan dalam kaitan cerita yang buat atau obrolan kita. Karena belum waktunya memilih, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang belum waktu memilih. Jadi harus bersikap adil atau sportif. Pemilu kan bersifat rahasia bagi pemilih yang memilih siapa Calon Presiden yang di pilih?!" kata Eko.
"Luber dan Jurdil," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main kartu remi dengan baik banget gitu.
No comments:
Post a Comment