CAMPUR ADUK

Tuesday, August 22, 2023

TORSO

Cerita di buat berada di sebuah desa. Budi yang berada di rumahnya, ya kebelakang rumahnya gitu. Di pilih tanaman singkong yang mau di cabut gitu.

"Ini saja!" kata Budi.

Budi telah memilih tanaman singkong menurutnya baik gitu, ya mencabut singkong dengan baik. Hasilnya terlihat besar-besar.

"Besar-besar singkong yang aku tanaman ini. Kalah di jual lumayan sih uangnya," kata Budi.

Budi membawa singkong, ya untuk di cuci dan di masak di dapur, ya buat singkong rebus saja. Ya cowok ngambil simpel mengolah singkong, ya buat singkong rebus saja. Kalau cewek, ya buat singkong berbagai jenis makan yang enak untuk di sajikan keluarga dengan baik gitu. Singkat waktu, ya singkong rebus jadi telah di taruh di piring. Budi memakan sepotong singkong rebus. 

"Emmm enak singkong rebus," kata Budi.

Budi menikmati singkong rebus yang enak, ya hasil ia tanam di halaman belakang dengan baik gitu.

"Hidup di desa lebih baik dari pada kota. Di kota terlihat banget di tampak menunjukkan harta. Sebenarnya tujuannya kesombongan dari sisi orang kaya belagu. Kalau sisi lain, ya tujuannya menggerakkan ekonomi, ya harta yang di miliki demi kelangsungan hidup ini," kata Budi.

Budi membuat kopi dengan baik. Kopi jadi, ya di minum dengan baik. 

"Enak kopi ku," kata Budi.

Budi minum kopi lagi. 

"Hidup di kota, ya bagi orang miskin yang ingin capai harapan di inginkan, ya ujian hidup ini pait di jatuhkan sama orang-orang buruk dengan perilakunya. Tidak ada yang menolong, ya harus berjuang keluar dari keadaan yang penuh tipu daya, ya terkadang seperti kopi hitam yang pait," kata Budi.

Budi membawa gelas berisi kopi dan piring berisi singkong rebus, ya ke depan rumah. Sampai di depan rumah, ya gelas dan piring di taruh di meja, ya Budi duduk dengan baik gitu. 

"Nunggu Eko datang. Baca buku saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan pilih-pilih cerpen yang ingin di baca gitu. Terpilih salah satu cerpen yang di baca dengan baik gitu.

Isi cerpen yang di baca Budi :

Di Perugia, pembunuhan beberapa mahasiswa mengarah pada perburuan seorang pembunuh bertopeng dengan kelainan psikoseksual yang menggunakan pelanggaran merah-hitam untuk mencekik korban wanitanya sebelum memutilasi tubuh mereka. Ketika seorang siswa kaya bernama Dani samar-samar ingat pernah melihat seseorang mengenakan syal seperti itu, dia menjadi sasaran si pembunuh misterius dan, atas saran pamannya yang suka berselingkuh, mengundang tiga pacarnya (dua di antaranya, lesbian lipstik) untuk tinggal bersamanya di vila desa terpencil milik keluarganya di Tagliacozzo. 

Namun, vila terpencil di tepi tebing tersebut tidak memberikan perlindungan dari si pembunuh, yang sementara itu telah mengejar pedagang kaki lima yang sedang memeras tempat dia membeli syal. Seorang pengintip lokal dan kemudian penguntit impoten Dani (yang mengenakan syal merah-hitam yang mirip dengan milik si pembunuh) pergi ke vila, hanya untuk dibunuh dengan kejam juga. 

Salah satu gadis, Jane, pergelangan kakinya terkilir dan dokter setempat memberinya obat penenang; karena itu, dia tertidur ketika si pembunuh memaksa masuk ke vila dan membunuh ketiga pacarnya. Jane bangun keesokan harinya hanya untuk diam-diam menyaksikan pembunuh tak dikenal itu memotong-motong tubuh teman-temannya. Setelah membuang mayatnya, si pembunuh mengunci vila dan pergi, secara tidak sengaja meninggalkan Jane yang terluka terjebak di dalam. Kemudian, setelah menyadari bahwa Jane masih hidup di vila, si pembunuh diam-diam kembali dan mengungkapkan dirinya kepadanya.

Pembunuhnya adalah Franz, dosen sejarah seni yang berteman dengan Jane. Dia adalah seorang misoginis psikopat akibat trauma masa kecil ketika dia menyaksikan saudaranya jatuh hingga tewas saat dia mencoba mengambil boneka gadis kecil di tepi tebing. Franz memberi tahu Jane bahwa dua korban pertamanya (yang dia sebut "pelacur kotor" dan "boneka yang terbuat dari daging dan darah") telah merayunya untuk melakukan threesome dan kemudian memerasnya. Dia melanjutkan pembunuhannya untuk menutupi jejaknya. Saat Franz mencoba membunuh Jane untuk memastikan dia tidak pernah tertangkap, dokter muncul dan, setelah berjuang, Franz terjatuh hingga tewas. 

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya bawa sepedahlah dan sepedah di parkirkan di depan rumah Budi dengan baik. Eko duduk dengan baik gitu.

"Singkong rebus," kata Eko.

Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik singkong rebus gitu. Budi beranjak dari duduknya.

"Jangan repot-repot Budi," kata Eko.

"Ya aku tidak repot sih. Buatin kopi untuk tamu," kata Budi.

"Ya silakan Budi buat kopi!" kata Eko.

Eko menikmati makan singkong rebus dengan baik gitu. Budi ke dapur, ya buat kopi dengan baik gitu. Ya kopi jadi, ya gelas di bawa ke depan rumah dan gelas di taruh di meja.

"Kopinya...Eko!" kata Budi.

"Kopi udah ada. Langsung minum. Menghilang seret di tenggorokan makan singkong rebus," kata Eko.

Budi duduk dengan baik. Eko mengambil gelas berisi kopi, ya di minum kopi dengan baik gitu.

"Emmm. Enak kopinya!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko menaruh gelas kopi di meja dengan baik.

"Hidup di desa enak, ya kan Eko," kata Budi.

"Realitanya begitu. Sederhana," kata Eko.

"Ya memang sederhana. Adanya itu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Hidup di desa lebih baik dari pada kota," kata Budi.

"Ya desa lebih baik dari pada di kota. Lingkungan di desa bagus, ya udara bersih. Dari pada lingkungan kota, ya begini dan begitu dan ya polusi udara, ya kata berita di radio, ya yang aku dengarkan di radio butut ku," kata Eko.

"Kota. Kompetisi dengan tujuan kaya dan kaya, ya terlihat dari bangunan yang di bangun manusia," kata Budi.

"Ya realitanya gitu," kata Eko.

"Jadi terlihat kompetisi kepintaraannya. Ya antara berhasil dan gagal," kata Budi.

"Realitanya begitu," kata Eko.

"Kalau ngomongin urusan cinta. Lebih baik kisah siapa ya?" kata Budi berpikir panjang.

"Biasanya kisah cinta yang di kaitkan dengan artis. Atau kisah kita saja!" kata Eko.

"Memang biasanya sih kisah cinta di kaitan dengan artis. Kalau kisah kita. Ya kisah cinta aku dengan Tasya, ya baik-baik saja. Walau kisah di buat tinggal di desa. Sedangkan kisah Eko gimana?" kata Budi.

"Kisah aku dengan Purnama, ya baik-baik saja lah. Lagian kalau hidup di desa, ya cowok pekerja keras, ya ceweknya mau," kata Eko.

"Memang cowok pekerja keras, ya ceweknya mau. Yang penting itu, ya urusan keperluan sehari-hari di cukupin dengan baik," kata Budi.

"Ya orang tua sudah setuju hubungan ku dengan Purnama. Tinggal waktunya saja di nikahi dengan baik. Ya tetap jaga jarak dari pada jadi omongan orang-orang," kata Eko.

"Paham agama Eko," kata Budi.

"Aku paham agama," kata Eko.

"Ya sama aja dengan aku paham agama. Ya sudah ada restu orang tua hubungan ku dengan Tasya. Ya tetap jaga jarak, ya agar jauh-jauh dari fitnah ini dan itu," kata Budi.

"Hati manusia siapa yang tahu? Hanya Tuhan yang tahu!" kata Eko.

"Omongan Eko. Bener!!!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi, ya menikmati minum kopi dan singkong rebus dengan baik gitu.

"Kisah cinta yang di kaitan dengan artis. Mungkin kisah seperti ini?" kata Budi berpikir, ya mengkhayal.

Budi terlihat bengong karena berpikir panjang, ya berkhayal gitu.

"Woy!!!" kata Eko.

Budi sadar dari khayalannya.

"Astaghfirullah hal'adzim. Aku masuk dunia khayalan. Untung di sadarkan. Kalau kesambet kacau," kata Budi.

"Budi kesambet kacau. Kemasukan setan yang enggak jelas. Aku menyadarkan Budi pake semburan air kopi!" kata Eko.

"Kok semburan air kopi untuk menyadarkan. Yang aku tahu kan air putih yang di bacain doa," kata Budi.

"Yang ada di meja apa?" kata Eko.

"Kopi," kata Budi.

"Berarti cara cepat, ya kopi lah!" kata Eko.

"Main cepat aja. Pake kopi!" kata Budi.

"Gimana ceritanya Budi, ya tentang kisah cinta, ya yang di kaitkan artis?!" kata Eko.

"Begini ceritanya. Serintil yang penampilan lebih baik komedi, ya kembaran Happy Asmara. Serintil teman baik Budi dan Eko gitu, ya dari SMA sampai sekarang. Terkadang Serintil ngumpul di rumah Budi, ya ngobrol ini dan itu, ya dengan Budi dan Eko. Kalau Serintil ngumpul sama Budi dan Eko, ya kalau Serintil tidak ada kerjaan gitu. Biasa Serintil sibuk urusan ini dan itu, ya bantu Ibu karena Serintil berbakti pada orang tua gitu. Happy Asmara yang kerjaannya jadi artis, ya penyanyi dangdut demi hidup ini yang penuh pergolakan dengan tujuan keinginan kaya dan kaya, ya terkenal juga gitu. Hubungan Happy Asmara, ya kandas dari Denny Caknan gitu. Ya Denny Caknan lebih memilih Bella Bonita gitu. Hal biasa sih, ya cowok memetik bunga yang ia sukai berdasarkan selera gitu, ya seperti makan atau minuman yang di sukai gitu. Danny Caknan menjalin hubungan dengan Bella Bonita, ya sampai kisahnya menikah, ya hidup bahagia gitu. Happy Asmara, ya ikhlas tapi ada merana gitu, ya gagal nikah gitu. Cewek hubungan dengan cowok dengan menjalankan pacaran jadi pilihan dengan baik, ya ada harapan dari hubungan tersebut menikah. Terkadang harapan atau keinginan, ya tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi kenyataan di terima dengan baik, ya Happy Asmara. Kalau belum jodohnya, ya pasti tidak akan jadi urusan hubungan antara cowok dan cewek. Ada nasehat orang-orang baik untuk cewek yang gagal dalam hubungan "Ya dunia ini masih banyak cowok yang baik dan pengertian. Jadi jangan pantang menyerah, ya pasti bisa mendapatkan cowok yang baik". Serintil ingin membantu Happy Asmara, ya tapi Serintil juga gagal juga dapet cowok. Ya cowoknya lebih milih cewek yang lebih cantik dari Serintil. Ya Serintil berkata "Apa kurangnya aku?". Serintil memang cantik, ya kalau sendirian karena cewek. Kalau ada lawannya, ya kalah cantik karena Serintil lebih cenderung penampilan komedi gitu, ya lucu gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Ceritanya bagus banget gitu," kata Eko.

"Sekedar cerita saja. Dunia ini masih banyak lebih baik cerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film gitu!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Kisah cinta Happy Asmara. Itu sih, ya aku cukup dengerin di radio butut aku kaya sandiwara radio saja gitu," kata Budi.

"Kan cuma di kaitan urusan kita dengan artis Happy Asmara," kata Eko.

"Aku paham omongan Budi!" kata Budi.

"Ya kisah cinta menarik, ya lika liku kisah cinta," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Jadi tidak ada kisah hantunya?" kata Eko.

"Enggak ada kisah hantunya. Cuma kisah cinta," kata Budi.

"Padahal aku ingin kisah hantu. Ya cerita, ya seperti ini. Ada penjual bakso yang keliling kesana kesini dengan dorong gerobaknya gitu. Eeee ketemu hantu Sundel Bolong. Ya kabur deh penjual bakso karena ketakutan gitu. Gerobak bakso ketinggalan gitu, ya penjual balik lagi untuk mengambil gerobak baksonya. Hilang barang dagangan sama gerobaknya, ya rugi bandar gitu," kata Eko.

"Kalau Eko cerita hantu seperti itu sudah cukupkan Eko?" kata Budi.

"Sudah cukuplah. Aku dengerin tuh cerita dari sandiwara radio, ya radio butut aku gitu," kata Eko.

"Kebiasaan Eko dengerin radio," kata Budi.

"Nama juga tinggal di desa. Ya jadi kebiasaan dengerin radio. Ngetel lagu di radio juga asik. Lagunya bagus-bagus untuk menghibur hati gitu," kata Eko.

"Lagu-lagu yang bagus memang asik. Menghibur hati. Apalagi kalau hati yang lagi patah hati karena urusan cinta. Ya terhibur banget-banget gitu," kata Budi.

"Ngomong-ngomong. Lebih baik main catur saja Budi!" kata Eko.

"Yaaa main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK