Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Nyanyi ah. Menghibur diri!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik sama Budi gitu dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik yang di nyanyikan Budi dengan berjudul 'Dengan NafasMu' :
"Ijinkan ku ucap kata taubat
Sebelum Kau memanggilku
Kembali padaMu
Menutup waktuku
Ijinkan ku serukan namaMu
Sebelum nyawa dalam tubuhku
Kau ambil
Kembali padaMu
Karena ku tahu
Hanyalah pada diriMu
Tempatku mengadu
Tempatku mengeluh
Di dalam doaku
Dan demi nafas
Yang telah kau hembuskan
Dalam kehidupanku
Ku berjanji
Ku akan menjadi yang terbaik
Jalankan segala perintahMu
Menjauhi segala laranganMu
Adalah sebaris doa ku untukMu
Ijinkan ku ucap kata taubat
Sebelum Kau memanggilku
Kembali padaMu
Menutup waktuku
Karena ku tahu
Hanyalah pada diriMu
Tempatku mengadu
Tempatku mengeluh
Di dalam doaku
Dan demi nafas
Yang telah kau hembuskan
Dalam kehidupanku
Ku berjanji
Ku akan menjadi yang terbaik
Jalankan segala perintahMu
Menjauhi segala laranganMu
Adalah sebaris doa ku untukMu
Dan demi nafas
Yang telah kau hembuskan
Dalam kehidupanku
Ku berjanji
Ku akan menjadi yang terbaik
Menjalankan segala perintahMu
Menjauhi segala laranganMu
Adalah sebaris doa ku untukMu
Ijinkan ku ucap kata taubat
Sebelum kau memanggilku"
***
Budi selesai menyanyi dan main gitarnya, ya gitar di taruh di samping kursi. Ya Budi menikmati minum kopi dan gorengan gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Batman, menggunakan sayap yang bisa ditarik di setelannya, terbang ke gudang yang ditinggalkan untuk menghadapi Harley Quinn, ya seorang pembunuh gila yang menculik orang, membunuh mereka, dan kemudian memutilasi mayat mereka atau mengubahnya menjadi mainan dan taksidermi dengan seringai aneh. Dia masuk dan menemukan wastafel berisi darah dan lemari es dengan mayat beku, kepala dan anggota badan. Saat memasuki ruang bawah tanah, dia menemukan beberapa peti, barang bertema badut, dan jack-in-the-box besar, satu dengan bagian atas salah satu korban Harley. Ketika dia menemukan dan membebaskan tawanan terbarunya dari kotak ketiga, Harley masuk dan, marah pada Batman yang merampas korbannya, menyerang Batman dengan palu godam besar, mendorongnya kembali saat Harley mengayunkannya dan memukulnya ke udara saat dia mencoba melakukannya. menerkamnya dari langit-langit. Urutan pertempuran yang intens terjadi kemudian, di mana Harley mengambil gergaji mesin melawan Batman, yang telah dilucuti dari palunya, yang dia serang ke dinding dan secara tidak sengaja dihancurkan bersama dengan beberapa taksidermi manusianya yang membusuk saat menebas Batman. Harley, yang telah melukai perutnya saat gergaji mesinnya dihancurkan, menyerah melawan dan mengizinkan Batman untuk membawanya ke penjara. Namun, alih-alih menyerahkannya ke polisi, Batman, yang terungkap memiliki taring yang bisa ditarik dan rasa lapar vampir, menggigit lehernya dan meminum darahnya.
Brainiac menghancurkan Metropolis dengan medan energi merah yang sangat besar yang mengancam akan melenyapkan Amerika Serikat. Karena pemerintah tidak dapat menghubungi Superman, Dokter Sivana merekomendasikan Presiden Amanda Waller memerintahkan serangan nuklir di kota. Sivana merenung dengan lantang bahwa ironisnya pemerintah membutuhkan bantuan Superman dalam menghancurkan Brainiac, yang diciptakan oleh pemerintah dalam upaya untuk mengontrol kekuatan Superman. Waller dengan enggan memerintahkan pemogokan. Sebelum bom dijatuhkan, Superman mencegat pembom dan menggoreskan kata-kata di jendela kokpitnya, memintanya diberi waktu 5 menit untuk menghentikan Brainiac. Superman terbang ke kota dan berjuang melawan kekuatan ekstrem dan angin yang ditimbulkan oleh medan saat dia berjalan ke arahnya. Setelah masuk ke dalam medan energi, Superman menemukan Brainiac adalah seorang anak kecil, termutilasi, cybernetic, putus asa yang tidak tahu siapa dia, mengatakan bahwa dia melarikan diri dari seseorang, dan bahwa dia tidak dapat mengendalikan kekuatannya. Superman menyatakan bahwa dia telah belajar mengendalikan kekuatannya ketika dia sendiri masih kecil dan mengatakan bahwa anak itu harus berkonsentrasi. Sayangnya, anak yang menangis itu mendapati dirinya tidak mampu, membuat Superman percaya bahwa dia harus membunuh anak itu untuk menghentikannya sebelum terlambat. Anak itu, juga menyadari hal ini, memohon agar Superman "melakukannya". Superman menggunakan penglihatan panasnya untuk membunuh Jenius dan medan energi mereda. Superman kemudian menghela nafas lega, tapi sedih dengan apa yang harus dia lakukan.
Steve Trevor dikirim oleh Presiden Waller dalam misi untuk menghentikan Kobra melepaskan senjata super tak dikenal ke dunia selama pelantikan Amanda Waller, dengan meluncurkannya di dalam kapsul roket. Sebelum Steve dieksekusi oleh Kobra di bawah todongan senjata setelah ditangkap, Wonder Woman, menggunakan Mother Box dari pedangnya untuk menemukannya dan membuat Boom Tube untuk berteleportasi ke posisinya, berhasil menyelamatkan Steve. Bersama-sama mereka mengalahkan Kobra dan anak buahnya dalam baku tembak yang intens. Saat Wonder Woman membunuh Pemimpin Kobra dengan pedangnya, dia menekan detonator yang mengaktifkan senjata super, yang diturunkan menjadi Giganta robot pertempuran berbentuk perempuan yang menjulang tinggi dan berwarna biru yang keluar dari kapsul roket. Karena desakan Trevor sebelumnya bahwa dia dapat menangani misi sendirian, Wonder Woman tidak ikut campur dalam pertarungan sementara Trevor berulang kali dikalahkan oleh Giganta. Ketika Steve hampir hancur di tangan Giganta, dia akhirnya meminta bantuan, yang menyebabkan Wonder Woman memotong lengan kanan robot tersebut, menyelamatkan Trevor, tetapi dia kemudian terlempar ke dinding dan terlempar ke samping. Giganta menarik sepotong dinding logam untuk menghancurkan Wonder Woman di bawah sementara yang terakhir memanggil pedangnya secara telekinetik ke tangannya untuk berteleportasi. Giganta percaya dia menghancurkan Wonder Woman di bawah tembok dan menginjaknya sebelum dia melawan Steve sekali lagi. Sebelum dia bisa membunuhnya, Wonder Woman, menggunakan Boom Tube lain dari pedangnya, teleport kembali ke pertarungan ke kepala Giganta dan mencabut kabel di otaknya, melumpuhkannya secara permanen. Sebelum Steve Trevor dapat menelepon Waller untuk memberitahunya bahwa misinya sukses, dia dihentikan oleh Wonder Woman, yang mulai menghancurkan teleponnya dan merobek bajunya yang rusak, menyiratkan bahwa mereka akan bercinta di sana dan kemudian. Steve dengan gugup bertanya kepada Wonder Woman, "Apakah saya akan membutuhkan kata aman?".
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di meja gitu. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Eko, ya dateng ke rumah Budi memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Manusia menjalankan rencananya dengan baik, ya tujuan tercapai dengan baik, ya bahagia gitu," kata Budi.
"Memang hidup ini manusia merencanakan tujuannya dengan baik untuk di capai dengan baik, ya berhasil. Kalau melihat dari sisi orang berhasil dari usaha. Kalau melihat dari orang gagal dari usaha, ya terlihat kemurungan. Ya memang ada keinginan dengan baik, ya sampai berhasil, ya pantang menyerah gitu. Yang jadi sulit itu, ya bila banyak yang menghalangi dari usaha, ya maka bisa jadi gagal lagi dan lagi," kata Eko.
"Hidup ini antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi.
"Memang hidup ini. Ada paham ilmu agama dan ada tidak paham ilmu agama. Ya sebenarnya sih....tidak paham ilmu agama tidak masalah, ya jangan mengusik atau mengganggu kerjaan orang gitu. Maka usaha yang di jalankan bisa berhasil," kata Eko.
"Mau gimana dasarnya buruk. Membenci tanpa alasan, ya merusak kerjaan orang," kata Budi.
"Dari orang tua sampai remaja gitu," kata Eko.
"Kalau orang tua sih, ya kerjaannya buat ulah ini dan itu, ya pandai berbohong, ya lebih baik...cepat mati saja. Ya omongan extrim. Hidup ini jadi tenang saja!" kata Budi.
"Omongan extrim boleh lah. Orang tua, ya makan asam garam dunia ini lebih dulu. Ada kesempatan tobat, ya tidak di jalankan dengan baik. Malah melakukan hal ini dan itu, ya pandai berbohong. Orang tua yang jauh dari ilmu agama," kata Eko.
"Remaja yang bikin ulah ini dan itu, ya salah didikan orang tua. Remaja penentang. Sebaiknya di buat kapok, ya di tangkap polisi dan di penjara. Ya agar tidak berbuat hal buruk ini dan itu," kata Budi.
"Memang sih di buat kapok itu lebih baik untuk mendidik remaja yang buat ulah ini dan itu," kata Eko.
"Kalau sudah sadar dari kesalahannya, ya tobat sesuai agama yang di yakini!" kata Budi.
"Tobat. Agar jadi remaja yang baik perilakunya," kata Eko.
"Apalagi di bulan Ramadhan. Lebih baik tobat bagi orang-orang yang berbuat ulah ini dan itu," kata Budi.
"Memang kalau di bulan Ramadhan...lebih baik tobat," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Mungkin juga, ya tidak bisa tobat?" kata Budi.
"Mungkin juga?" kata Eko.
"Kalau data pergaulan. Ya ada yang tidak menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Yakin punya agama, ya tapi tidak menjalankan," kata Budi.
"Nama juga pura-pura ini dan itu," kata Eko.
"Orang miskin ada. Orang kaya juga ada," kata Budi.
"Itu semua urusan orang yang yakini ajaran agama Islam. Kalau data pergaulan, ya agama lain, ya ngaku-ngaku jadi agama Islam. Cuma bikin rancu saja. Biasa sih, ya suku ini dan itu berdasarkan agama ini dan itu," kata Eko.
"Kebiasaan manusia yang ini dan itu, ya hidup ini," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Oh. Iya Eko. Pemuda yang bisa mendengarkan Roh. Mempelajari 6 ajaran agama, ya kan?" kata Budi.
"Iya!" kata Eko.
"Apa bila aku mempelajari 6 ajaran agama, ya seandainya gitu. Bisa mendengarkan Roh?" kata Budi.
"Budi ingin mempelajari 6 ajaran agama. Bisa mendengarkan Roh?. Menurut ku tidak bisa mendengarkan Roh. Cuma paham ilmu 6 ajaran agama saja!....," kata Eko.
"Tetap tidak bisa mendengarkan Roh dengan cara mempelajari 6 ajaran agama. Berarti ada ilmu yang dapat mendengarkan Roh toh!" kata Budi.
"Pemuda bisa mendengarkan Roh. Ya punya ilmunya. Maka itu, ya rahasia. Bagi ingin tahu kebenaran ini dan itu, ya cari saja sendiri ilmunya. Paling kalau berhasil kata pemuda mendengarkan Roh, ya di sebut Nabi!" kata Eko.
"Nabi. Utusan Tuhan!" kata Budi.
"Utusan Tuhan itu. Membimbing manusia di jalan baik!" kata Eko.
"Aku paham omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya di taruh di bawah meja. Budi mengambil papan catur di bawah meja di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment