Indro dan Kasino, ya berada di kota Jakarta. Indro duduk di halaman belakang rumah, ya bersama Kasino. Ya Kasino sedang asik nonton Tv di jaringan internet di Hp, ya acara musik gitu. Indro mengambil buku di meja, ya buku kumpulan cerpen gitu, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca itu. Indro pun memutuskan membaca salah satu cerpen yang menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Indro gitu :
Seorang insinyur yang tidak disebutkan namanya berhenti dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kimia untuk menjadi stand-up comedian, ya hanya untuk gagal total. Putus asa untuk menghidupi istrinya yang sedang hamil, dia setuju untuk membimbing dua penjahat melalui pabrik kimia tempat dia bekerja sebelumnya sehingga mereka dapat merampok perusahaan kartu remi di sebelahnya. Polisi memberi tahu dia bahwa istri dan anaknya yang belum lahir telah meninggal dalam kecelakaan rumah tangga. Berduka cita, insinyur itu mencoba menarik diri dari rencananya, tetapi para penjahat mempersenjatai dia untuk menjaga komitmennya.
Di pabrik tersebut, para penjahat bertemu dengan petugas keamanan, terjadi baku tembak, dan kedua penjahat tersebut terbunuh. Insinyur itu dihadapkan oleh Batman. Karena ketakutan, dia melompat ke kunci limbah pabrik kimia untuk melarikan diri dan tersapu melalui pipa yang mengarah ke luar. Dia menemukan dengan ngeri bahwa bahan kimia telah secara permanen memutihkan kulitnya menjadi seputih kapur, menodai bibirnya menjadi merah dan mengecat rambutnya menjadi hijau. Cacatnya, ditambah dengan kehilangan keluarganya, membuatnya benar-benar gila dan menandai kelahiran Joker. Joker kemudian mengakui bahwa dia tidak yakin apakah ini benar-benar terjadi, karena ingatan kehidupan sebelumnya tidak jelas.
Saat ini, Batman pergi ke Arkham Asylum untuk berbicara dengan Joker tentang mengakhiri perseteruan mereka selama bertahun-tahun, hanya untuk mengetahui bahwa Joker telah melarikan diri. Joker menembak dan melumpuhkan Barbara Gordon dan menculik ayahnya, Komisaris James Gordon. Dia membawa Gordon ke taman hiburan yang rusak, ya di mana dia mengurungnya di pertunjukan aneh taman itu. Dia memaksa Gordon untuk melihat foto-foto yang diledakkan dari Barbara yang terluka, terbaring telanjang di lantai setelah penembakan itu. Dia kemudian menampilkan Gordon di depan orang-orang aneh taman, mengejeknya sebagai "orang biasa", orang lemah yang pasti gila.
Upaya Batman untuk menemukan Komisaris Gordon tidak berhasil sampai Joker mengiriminya undangan ke taman hiburan. Meskipun trauma dengan cobaan beratnya, Gordon mempertahankan kewarasan dan kode moralnya, dan bersikeras bahwa Batman menangkap Joker "berdasarkan buku" untuk "menunjukkan kepadanya bahwa cara kami berhasil". Batman menghindari serangkaian jebakan sementara Joker mencoba meyakinkan musuh bebuyutannya bahwa dunia adalah "lelucon hitam dan mengerikan" yang tidak layak untuk diperjuangkan, dan hanya perlu "satu hari yang buruk" untuk membuat orang biasa menjadi gila.
Batman menaklukkan Joker dan memberitahunya bahwa Gordon masih waras, dan Joker sendirian dalam kegilaannya. Dia menawarkan untuk membantu Joker merehabilitasi untuk mengakhiri perang abadi mereka, yang dikhawatirkan Batman suatu hari nanti akan mengakibatkan pertarungan sampai mati. Joker meminta maaf menolak, mengatakan sudah terlambat untuk itu. Dia mengatakan bahwa situasinya mengingatkannya pada lelucon tentang dua narapidana di rumah sakit jiwa yang mencoba melarikan diri. Batman terkekeh mendengar lucunya lelucon itu, dan saat kedua musuh lama itu berbagi tawa, dia menangkap Joker saat polisi tiba.
***
Indro selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Ya Indro mengambil gelas berisi teh di meja, ya di minum dengan baik teh lah.
"Emmm," kata Indro.
Kasino masih nonton Tv di Hp-nya, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan gorengan. Indro menaruh gelas berisi teh di meja. Indro mengambil Hp di meja, ya telpon Dono gitu. Ya Dono yang berada di teras mesjid, ya sedang santai minum teh gelasan dan makan gorengan, ya sambil melihat keadaan lingkungan dengan baik gitu. Hp Dono, ya berbunyi, ya langsung di keluarkan dari saku celana, ya di periksa siapa yang nelpon? Ternyata Indro. Ya Dono langsung memencet suatu tombol di layar Hp-nya. Terlihat Indro di layar Hp gitu. Vidiocall gitu.
"Indro ada apa nelpon?" kata Dono.
"Kangen saja!" kata Indro.
"Kangen saja. Aku kirain sih. Hal ada penting menghubungi aku," kata Dono.
"Ngomong-ngomong. Dono masih di Batam?" kata Indro.
"Aku tidak berada Batam. Aku berada di Malang, ya tepatnya aku lagi duduk di teras mesjid, ya salah satu mesjid di Malang gitu," kata Dono, ya sambil menunjukkan mesjid dengan baik.
Indro melihat mesjid dengan baik di Hp-nya gitu.
"Dono lagi berada di mesjid. Malang toh!" kata Indro.
"Emmm," kata Dono.
"Dono ke Malang. Jangan-jangan bisa membuka hati untuk cewek lain. Pengganti Rara gitu. Kan Rara telah menikah. Ya Hidup bahagia Rara dengan suaminya gitu," kata Indro.
"Aku lagi tidak ada urusan cinta. Aku lagi ada urusan kerjaan dan juga sekalian, ya menemui sanak family di Sidoharjo!" kata Dono.
"Oooo urusan kerjaan toh. Aku kirain membuka hati untuk cewek lain, ya pengganti Rara gitu," kata Indro.
"Jodoh itu. Lebih baik rahasia Tuhan. Dapat gadis atau janda, ya di terima dengan baik," kata Dono.
"Aku paham omongan Dono," kata Indro.
"Ada hal yang lain Indro?" kata Dono.
"Tidak ada sih. Kalau begitu, ya udahan vidiocall!" kata Indro.
"Iya!!!" kata Dono.
Dono dan Indro, ya selesai vidiocall di Hp-nya. Dono memasukkan Hp ke saku celananya, ya beranjak dari duduknya di teras mesjid, ya plastik berisi gelas kosong di buang tong sampah. Indro menaruh Hp di meja. Kasino berhenti nonton acara Tv di Hp-nya, ya Hp di taruh di meja gitu.
"Ngomong-ngomong Indro. Dono berada di mana?" kata Kasino.
"Dono. Lagi berada di Jawa Timur, ya Malang, ya urusan kerjaan gitu. Ya katanya sih sekalian mengunjungi sanak family di Sidoharjo gitu," kata Indro.
"Malang. Berarti tidak berada di Batam toh. Di Malang ada urusan kerjaan toh!" kata Kasino.
"Aku kirain. Dono ke Malang. Ya urusan kisah cinta, ya pengganti Rara gitu. Ternyata urusan kerjaan," kata Indro.
"Hidup ini tidak harus mikirin tentang urusan cinta. Hidup ini, ya sibuk urusan kerja, ya pilihan Dono menjalankan hidup ini," kata Kasino.
"Kalau begitu. Kita main catur saja Kasino!" kata Indro.
"OK. Main catur!" kata Kasino.
Ya Indro mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Indro dan Kasino, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment