Eko duduk santai di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik.
Isi cerita yang di baca Eko :
Remaja Jim Carroll adalah pemain bola basket sekolah menengah yang sering membuat onar dengan teman-temannya Pedro, Mickey dan Neutron di jalan-jalan kota New York dan di sekolah. Di luar bola basket, Jim menunjukkan minat artistik dalam menulis; menyimpan karyanya di jurnalnya sambil mengungkapkan pemikirannya dan membuat puisi.
Sahabat Jim, Bobby, sedang sekarat leukemia yang sering dikunjungi Jim di rumah sakit. Kemudian, setelah perjalanan ke pertunjukan strip di potong oleh Bobby yang kesal, dia meninggal, dan Jim serta teman-temannya menghadiri pemakamannya beberapa hari kemudian. Setelah pemakaman, Jim dan teman-temannya pergi ke lapangan basket dan mengenang kehidupan Bobby. Tertekan atas kematian Bobby, Jim mulai menggunakan heroin.
Saat latihan bola basket, pelatih Jim, Swifty, melihat Jim di kamar mandi mandi ketika dia istirahat sejenak untuk mabuk, di mana dia kemudian meraba-raba dia, dan menawarkan untuk membayarnya untuk seks. Jim menolak dan mendorong Swifty lebih dulu ke dinding. Saat rasa frustrasi Jim dengan sekolah dan kehidupan tumbuh seiring waktu, dia membayangkan menembak teman sekelasnya. Keesokan harinya, sebelum pertandingan, Jim, Pedro, dan Mickey mengambil pil dari topi Pedro, berharap itu bagian atasnya. Neutron menolak pil tersebut dan mengonfrontasi Jim tentang kebiasaannya yang semakin meningkat. Pilnya adalah downers, dan menyebabkan anak laki-laki itu tampil buruk selama pertandingan. Seorang guru yang memperhatikan anak laki-laki yang menggunakan narkoba memberi tahu Jim dan Mickey bahwa mereka diskors selama seminggu, sementara Swifty memberi tahu Jim bahwa dia sekarang dilarang bermain bola basket untuk sekolahnya lagi. Jim dan Mickey, sebagai tanggapan, mengundurkan diri dari tim dan keluar dari sekolah. Neutron tetap menyala.
Setelah mengungkap simpanan obat-obatannya, ibu Jim yang religius tidak mengakuinya dan mengunci Jim yang depresi dari apartemen mereka. Jim, Mickey, dan Pedro sejak saat itu hanya hidup untuk skor berikutnya sebagai pecandu tunawisma; satu perjalanan kemudian membuat mereka masuk ke toko permen untuk mendapatkan uang. Mickey menemukan pistol di mesin kasir dan mengambilnya. Mendengar sirene, Jim dan Mickey melarikan diri, tetapi Pedro, terlalu mabuk dan mabuk untuk menyadari situasinya, tertinggal dan ditangkap. Jim melanjutkan kehidupan putus asa dari transaksi teduh dan menjadi tinggi dengan Mickey, dan pada musim dingin yang akan datang, pingsan di salju yang tinggi karena heroin. Teman Jim, Reggie, yang bersimpati dengan Jim karena kesulitannya berada dalam situasi yang sama, menemukannya, membawanya ke apartemennya, dan memaksanya untuk melakukan detoksifikasi, tetapi Jim kambuh.
Kembali ke jalan, Jim sangat membutuhkan lebih banyak obat dan resor untuk melacurkan dirinya di toilet umum. Belakangan, Jim dan Mickey membeli heroin, tetapi ternyata dealer itu menipu mereka. Marah, Mickey menyudutkan dealer di atap gedung apartemen. Dia secara tidak sengaja mendorongnya dari atap sampai mati. Mickey mencoba melarikan diri, tetapi dipukuli oleh geng dan kemudian ditangkap; dia kemudian diadili sebagai orang dewasa dan dihukum. Setelah melarikan diri, tanpa tujuan lain, Jim kembali ke ibunya di mana dia melaporkannya ke polisi. Jim ditangkap, dihukum, dan dijatuhi hukuman penjara enam bulan di Pulau Rikers karena penyerangan, perampokan, menolak penangkapan, dan kepemilikan narkotika. Di sana, dia menghabiskan waktu di penjara untuk bersih-bersih.
Enam bulan kemudian, Jim mendekati pintu panggung untuk membacakan puisi. Dia bertemu Pedro, yang telah dibebaskan dari sekolah reformasi. Pedro menawarinya sekantong obat, yang di tolak Jim. Jim kemudian membacakan karyanya di depan penonton dan menerima tepuk tangan.
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Abdul dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko lah. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Budi main kesini apa enggak?" kata Abdul.
"Budi tidak main kesini," kata Eko.
"Emmm jadi Budi main kemana?" kata Abdul.
"Budi main ke tempat Agus Salim, ya temannya Budi dari masa SMP sampai sekarang. Ya Agus Salim tinggalnya di daerah jalan Samratulangi gang bukit, ya kota Bandar Lampung. Tepatnya rumah Agus Salim dekat mesjid LDII," kata Eko.
"Ooooo main ke rumahnya Agus Salim, ya temannya Budi dari SMP sampai sekarang," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Paling yang di obrolin Budi dan Agus Salim, ya tidak jauh beda dengan obrolan kita. Ya ngobrol urusan ini dan itu," kata Abdul.
"Nama juga obrolan," kata Eko.
"LDII. Organisasi basis agama Islam. Banyak cerita tentang LDII, ya obrolan masyarakat, pro dan kontra yang di latar belakangin sudut ini dan itu," kata Abdul.
"Hidup ini antara baik dan buruk. Sebenarnya yang pro dan kontra tentang organisasi agama Islam, ya tidak LDII saja. Organisasi agama Islam lainnya, ya pro dan kontra," kata Eko.
"Perselisihan terjadi dari omongan-omongan dari manusia yang tidak bertanggung jawab," kata Abdul.
"Nama juga manusia tidak luput dari penyakit hati," kata Eko.
"Iya...penyakit hati," kata Abdul.
"Emmmm," kata Eko.
"Untuk mengetahui benar atau tidaknya tentang organisasi-organisasi basis agama Islam, karena perselisihannya? Ya salah satu cara dengan cara, ya manusia yang mampu melampaui batasannya sampai mendengarkan Roh. Maka Roh akan menjelaskan kebenaran dari organisasi-organisasi basis agama Islam," kata Abdul.
"Ya tujuan omongan Abdul. Agar perselisian berhenti, ya ocehan masyarakat yang ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Abdul.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Abdul.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"Ok. Main catur saja!" kata Abdul.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di taruh di bawah meja. Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Ya Abdul dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment