Dono selesai mengetuk di leptopnya, ya hasil ketika di simpan dengan baik di leptop dan leptop di matikan dengan baik. Dono mengambil buku di meja, ya berisi tentang kumpulan cerpen. Di pilih dengan baik, ya salah satu cerpen yang di baca dengan baik sama Dono.
Isi cerita yang di baca Dono :
Di India pra-kemerdekaan, Laxman Singh Bisht adalah anak yang mengalami gangguan mental, ya yang, meskipun di bela oleh adiknya Bharat, diganggu oleh teman-temannya, yang memanggilnya "Tubelight". Sebuah montase menunjukkan mereka tumbuh dewasa, menunjukkan waktu ketika Gandhi mengunjungi sekolah mereka, kemerdekaan India pada tahun 1947, pembunuhan Gandhi dan kematian orang tua mereka, yang membawa mereka lebih dekat saat mereka tumbuh dewasa.
Pada bulan Oktober 1962, Cina menginvasi India, setelah itu Angkatan Darat India mulai mendirikan kamp perekrutan. Dari desa mereka, hanya Bharat yang di pilih dan diberikan Resimen Kumaon. Saat mereka mencapai pos mereka, perang diumumkan dan mereka mendapat serangan berat. Laxman dengan cemas menunggu saudaranya kembali, berlari dari pos ke pos untuk mencari tahu tentang dia.
Dia bertemu dengan seorang pesulap, Gogo Pasha, yang menunjukkan kepadanya trik sulap dengan membuatnya memindahkan botol tanpa menyentuhnya. Pasha memberi tahu Laxman bahwa rahasianya adalah 'iman', dan iman itu bisa melakukan apa saja. Tidak menyadarinya, dia mencoba mengulangi trik itu kepada penduduk desanya tetapi gagal. Seorang tetua desa, Banne mengatakan "Iman memindahkan gunung" dan menjelaskan bagaimana Laxman akan menemukan imannya.
Sementara itu, Bharat, saat dievakuasi setelah cedera, disergap dan ditawan. Dia membuat rencana dengan tahanan lain untuk melarikan diri.
Laxman mengamati seorang wanita Le Leing dan seorang anak laki-laki Gu Won, mengambil rumah di dekatnya. Menilai mereka dari penampilan mereka, dia menganggap mereka orang Cina dan mencoba melaporkan mereka ke pihak berwenang. Banne marah, dan menyarankan dia untuk mengikuti kebijaksanaan Gandhi, dan berteman dengan wanita dan anak laki-laki. Setelah beberapa kali mencoba, dia berhasil berteman dengan mereka dan belajar bahwa bahasa Assam dan bukan Cina.
Sementara itu, rencana pelarian Bharat gagal dan rekan-rekannya terbunuh. Dia juga tertembak dan mendapati dirinya tidak bisa bergerak. Karena tidak memiliki harapan untuk bertahan hidup, dia menukar sepatunya dengan tentara lain yang telah merobeknya, untuk memberinya kesempatan untuk melarikan diri. Orang lain namun akan terbunuh juga.
Laxman mengetahui penangkapan saudaranya dan menjadi patah hati, tetapi Leing menghiburnya dan mendorong keyakinannya. Teman Laxman, Narayan mencoba menyerang Won, menganggapnya orang Cina, tetapi dihentikan oleh Laxman. Dia mencoba meyakinkan Laxman untuk tidak berteman dengan orang Cina atau dia akan kehilangan Bharat selamanya; Leing sambil menangis memberi tahu mereka bahwa mereka juga orang India. Saat Laxman mencoba menjelaskan keyakinannya pada 'iman', Narayan menantangnya untuk memindahkan gunung; Laxman rupanya berhasil saat gempa terasa.
Dengan gencatan senjata diumumkan, Angkatan Darat mulai membawa kembali mayat. Mereka menemukan mayat, dengan label sepatu Bharat dan menyatakan dia mati. Laxman sangat sedih dan percaya bahwa orang-orang benar tentang dia sekarang karena Bharat telah terbunuh. Saat teman-teman merayakan akhir perang, ayah Leing yang hilang kembali. Leing dan Gu menghibur Laxman saat mereka mengucapkan selamat tinggal untuk kembali ke Calcutta.
Laxman, masih memiliki sedikit kepercayaan padanya, mengetahui kesalahan dalam mengidentifikasi mayat karena sepatu yang dipertukarkan. Mereka menerima kabar bahwa Bharat masih hidup tetapi telah kehilangan ingatannya. Di kamp medis, Laxman bertemu kembali dengan saudaranya yang mampu mengenali Laxman, mungkin memulihkan ingatannya.
***
Dono selesai membaca bukunya, ya buku di taruh di atas meja. Ya Dono pun keluar dari kamarnya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan dengan baik pake remot, ya muncul lah gambar, ya acara Tv. Dono seperti biasa mengganti-ganti chenel Tv untuk melihat semua acara Tv yang di buat orang-orang pinter di bidangnya.
"Acaranya seperti biasanya. Ya adanya seperti ini saja," kata Dono.
Dono mematikan Tv dengan remot.
"Hidup ini semu buat ku. Apa yang ku ingin kan telah ku ketahui dengan baik, ya mengetahui kebenaran Islam. Aku dapet mendengarkan Roh dengan kitab Al Qur'an. Roh menjelaskan rahasia Al Qur'an lebih baik dari para Ulama. Ada kata orang, ya percaya pada Roh, ya jatuhnya syirik. Kata itu tidak pernah aku perdulikan dengan baik," kata Dono.
Dono pun mengambil pancingan dan keluar rumah untuk memancing gitu. Dono membawa motornya dengan baik, ya menuju pantai terdekat gitu.
"Aku masih jomlo. Belum menikah. Cewek yang ku sukai, ya aku lepas kan dengan baik, ya bersama cowok lain. Ya bisa di bilang kisah ku patah hati. Tapi aku tidak peduli dengan kata pata hati. Ya aku menikmati hidup ku yang sejenak ini dengan baik," kata Dono.
Singkat waktu, ya Dono sampai di pinggir pantai. Ya segera lah Dono memancing dengan baik.
No comments:
Post a Comment