CAMPUR ADUK

Friday, October 21, 2022

THE NUMBER 23

Setelah menonton Tv, ya Eko pindah duduknya dari ruang tengah ke teras depan rumah, ya sambil membawa piring yang ada kue basah dan gelas berisi kopi. Gelas dan piring di taruh di meja. 

"Nyanyi ah!" kata Eko. 

Eko mengambil gitar di samping kursi dan di mainkan dengan baik gitar, ya bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dengan judul 'Sempurna' :

"Kau begitu sempurna, dimata ku kau begitu indahKau membuat diri ku, akan s'lalu memuja mu
Disetiap langkah ku, ku 'kan s'lalu memikirkan, diri muTak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cinta mu
Janganlah kau tinggalkan diri kuTak 'kan mampu menghadapi semuaHanya bersama mu ku akan bisa
Kau adalah darah kuKau adalah jantung kuKau adalah hidup ku, lengkapi diri kuOh sayangku kau begituSempurna, sempurna
Kau genggam tangan ku, saat diri ku lemah dan terjatuhKau bisikkan kata, dan hapus semua sesal ku
Janganlah kau tinggalkan diri kuTak 'kan mampu menghadapi semuaHanya bersama mu ku akan bisa
Kau adalah darah kuKau adalah jantung kuKau adalah hidup ku, lengkapi diri kuOh sayangku kau begituSempurna, sempurna
Janganlah kau tinggalkan diri kuTak 'kan mampu menghadapi semuaHanya bersama mu ku akan bisa
Kau adalah darah kuKau adalah jantung kuKau adalah hidup ku, lengkapi diri kuOh sayangku kau begituSempurna, sempurna
Kau adalah darah kuKau adalah jantung kuKau adalah hidup ku, lengkapi diri kuOh sayangku kau begituSayangku kau begituSempurna, sempurna"

***
Eko selesai menyanyikan lagu dan main gitar, ya gitar di taruh di samping kursi. Gelas berisi kopi, ya di ambil Eko dari meja, ya di minum dengan baik. 

"Emmmm," kata Eko. 

Eko menaruh gelas berisi kopi, ya di meja. 

"Baca buku ah!" kata Eko. 

Eko mengambil buku di bawah meja, ya ternyata terambil koran. 

"Salah ambil. Malah koran yang aku ambil," kata Eko. 

Eko menaruh koran di meja. Ya Eko mengambil buku di bawah meja, ya dapet gitu, ya buku pun di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang mau di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Walter Sparrow adalah petugas kontrol hewan yang menikah dengan Agatha, dengan putra mereka, Robin. Walter gagal menangkap anjing liar 'Ned' dan terlambat menemui Agatha. Agatha akhirnya menjelajahi toko buku dan mulai membaca buku berjudul The Number 23 yang ditulis oleh Topsy Kretts. Dia kemudian memberi Walter buku itu sebagai hadiah ulang tahun. Walter mulai membaca buku itu dan memperhatikan kesamaan antara dirinya dan karakter utama, seorang detektif yang menyebut dirinya sebagai "Fingerling." Saat Walter melanjutkan membaca, dia membayangkan dirinya dan orang-orang terdekatnya sebagai karakter buku, dirinya sebagai Fingerling dan Agatha sebagai Fabrizia, pacar baru Fingerling, dll.

Fingerling dikirim ke seorang wanita yang ingin bunuh diri, 'Suicide Blonde', yang mengoceh tentang obsesinya dengan nomor 23, bahwa itu "mengatur dunianya" sebelum melompat dari balkon apartemennya ke kematiannya. Fingerling memeriksa apartemen dan mulai membaca coretan teka-tekinya dan segera mulai memperhatikan nomor 23 ke mana pun dia pergi. Walter mengunjungi toko buku dan mengetahui bahwa buku itu diterbitkan sendiri dan tidak ada karya lain atau informasi lebih lanjut tentang Topsy Kretts. Walter mulai terobsesi dengan 23 teka-teki, gagasan bahwa semua insiden dan peristiwa terkait langsung dengan angka 23. Robin tampaknya terbawa oleh teka-teki sementara Agatha mengabaikan pentingnya angka tersebut. Saat obsesi Fingerling terhadap jumlah meningkat, begitu pula Walter dan Fingerling mulai mengalami mimpi buruk tentang membunuh Fabrizia.

Prihatin dengan obsesi Walter yang berkembang, Agatha merujuknya ke temannya, Isaac French, yang menyarankan Walter menjadi paranoid dan merekomendasikan Walter menyelesaikan buku untuk menemukan jawaban yang dia cari. Isaac menawarkan untuk berbicara dengan Agatha sementara itu. Fingerling memberi tahu departemennya psikiater tentang mimpi buruknya dan tentang nomornya. Dr Miles Phoenix (Isaac) menyarankan dia untuk istirahat dan menawarkan untuk berbicara dengan Fabrizia. Fabrizia tidak menganggap liburan Fingerling menarik. Setelah Fingerling menemukan Fabrizia memiliki 23 pasang sepatu, dia menghancurkannya, menyebabkan Fabrizia keluar dari apartemen mereka, menyebutnya gila. Tidak lama kemudian, Fingerling menemukan Fabrizia berselingkuh dengan Dr. Phoenix dan Walter mulai paranoid terhadap persahabatan Agatha dan Isaac.

Walter memiliki mimpi buruk bahwa dia menikam Agatha sampai mati. Khawatir apa yang terjadi padanya, Walter meninggalkan rumah dan tinggal di Hotel King Edward (kamar 23) untuk menyelesaikan buku dan menjernihkan pikirannya. Miles menemukan Fabrizia yang terbunuh, ditikam sampai mati. Polisi menangkap Miles, yang, tidak tahu apakah Fabrizia bermain peran atau tidak, mengambil senjata pembunuhan. Fingerling melarikan diri dari tempat kejadian ke sebuah hotel di mana dia, tidak menentu, melangkah menuju balkon hotel, mencerminkan saat-saat terakhir Suicide Blonde. Buku itu berakhir tiba-tiba, tanpa informasi lebih lanjut tentang Fingerling. Walter yakin nomor itu telah mengejar Fingerling dan sekarang mengejarnya.

Walter segera melihat Ned dan mengejarnya, menyalahkan anjing itu karena membuatnya terlambat dan karenanya memiliki kutukan dalam hidupnya. Walter menangkap Ned dan mengetahui bahwa dia berada di bawah perawatan gereja lokal, karena Ned cenderung mengunjungi pemakaman. Ned baru-baru ini menyukai batu nisan tertentu, Laura Tollins, yang meninggal pada ulang tahunnya yang ke-23, meskipun tubuhnya tidak pernah ditemukan. Walter menemukan keadaan seputar kematian Laura Tollins mirip dengan peristiwa buku itu dan percaya pembunuh terpidana Tollins adalah penulis buku itu. Walter mengunjungi Kyle Flinch di penjara dan bertanya apa arti nomor itu. Kyle mempertahankan ketidakbersalahannya, menyangkal membunuh Laura dan menulis buku. Karena nama Kyle tidak bertambah menjadi 23, Walter yakin dia tidak bersalah. Robin, yang juga telah membaca buku itu, menemukan alamat tersembunyi. Berharap itu penulisnya'

Seorang pria yang tampak mencurigakan memasuki kantor pos dan ketika Walter menghadapinya, pria itu tiba-tiba ketakutan, memberi tahu Walter bahwa dia seharusnya mati. Pria itu menyerang Walt dengan pemotong kotak sebelum mengiris tenggorokannya sendiri. Agatha mencoba untuk menghentikan pendarahan dan memberitahu Walter untuk membawa pulang Robin. Sebelum menyerah pada luka-lukanya, pria itu memberitahu Agatha untuk pergi ke sebuah institut. Agatha melihat bahwa, seperti Walter, pria itu terobsesi dengan 23 teka-teki. Agatha menemukan lencana identitas kerja mantan pria itu dan mengunjungi institut yang sekarang dipagari dan ditinggalkan. Di sana, dia menemukan kotak pasien berlabel W. Sparrow tapi sebelum dia bisa melihat lebih jauh, sesosok mendekatinya, membuatnya ketakutan.

Sementara itu, Walter menemukan pesan rahasia di dalam buku itu, menyuruhnya pergi ke taman setempat dan menggali di bawah tangganya. Walter dan Robin mengunjungi taman dan menggali di bawah langkah ke-23 untuk menemukan kerangka. Keduanya melarikan diri dan memanggil polisi tetapi setelah kembali, menemukan mayatnya telah dipindahkan. Agatha bertemu mereka di taman, setelah didorong oleh Isaac. Dalam perjalanan pulang, Walter melihat ujung jari Agatha yang berlumpur dan menyadari bahwa dia memindahkan kerangka itu. Walter menghadapkan Agatha, percaya dia adalah penulis yang telah membunuh penerbit buku untuk melindungi dirinya sendiri dan dihapus kerangka. Agatha pada awalnya mengakui hanya untuk memindahkan kerangka, tetapi akhirnya mengakui apa yang dia pelajari di rumah sakit jiwa, bahwa buku itu ditulis oleh Walter.

Agatha menunjukkan Walter kotak pasien yang bingung. Di dalamnya terdapat sumber-sumber yang digunakan Walter untuk menulis novelnya. Melihat barang-barang lamanya, Walter mulai mengingat masa lalunya dan melarikan diri ke Hotel King Edward. Di sana ia merobek wallpaper kamar 23 dan menemukan coretan masa lalunya, bab terakhir yang hilang dari buku itu, Bab 23. Walter membaca dan mengingatnya. Ibu muda Walter bunuh diri yang menyebabkan ayahnya melakukan hal yang sama. Ayah Walter, seorang akuntan, gagal meninggalkan catatan bunuh diri, hanya buku catatannya, yang berisi 23 teka-teki. Di perguruan tinggi Walter bertemu Laura Tollins, yang terangsang oleh bahaya. Tollins mulai menggoda gurunya Kyle Flinch untuk mengacaukan Walter dan dengan obsesi angka Walter kembali, Tollins berselingkuh dengan Flinch dan putus dengan Walt melalui catatan tetapi Walter 'menguraikannya'

Walter mengunjungi Tollins untuk memperingatkannya, tetapi dia mengancamnya dengan pisau dan, setelah beberapa kata kasar, memotong lengannya. Walter menjadi gila dan menikamnya beberapa kali. Walter kemudian melarikan diri dengan tubuhnya dan menguburnya di bawah tangga taman. Kyle Flinch kemudian tiba, mengambil pisau, memberatkan dirinya sendiri. Walter tiba di Hotel King Edward dan mulai mengetik catatan bunuh diri yang dengan cepat menjadi buku, mengubah rincian pengakuannya menjadi fantasi. Walter kemudian menulis kejadian sebenarnya di seluruh dinding ruangan sebelum melompat keluar jendela. Walter selamat dari upaya bunuh diri tetapi karena trauma kepalanya dan rasa bersalah yang selamat dibiarkan dengan amnesia. Walter direhabilitasi di institut dan dipulangkan. Sementara itu, salah satu dokternya telah memperoleh novel Walter dan mulai menyerah pada teka-teki itu,

Kembali di masa sekarang, Agatha menemukan Walter di hotel. Walter mengingat semuanya dan memberi tahu Agatha bahwa dia adalah seorang pembunuh, tetapi Agatha berpendapat bahwa dia bukan orang yang sama. Walter menyuruh Agatha pergi sebelum dia membunuh lagi. Walter melarikan diri dari hotel dan berlari ke jalan. Di sana, di seberang jalan Ned menatapnya. Saat Walter menatap anjing itu, sebuah bus datang ke arahnya dengan kecepatan penuh. Hampir membiarkan dirinya ditabrak, Walter menyingkir pada detik terakhir ketika dia menyadari putranya sedang menonton, tidak ingin mengulangi siklus yang dibuat ayahnya sendiri. Walter, dipeluk oleh Agatha dan Robin, akhirnya berseru bahwa itu hanya angka.

Walter menyerahkan dirinya ke polisi dan menunggu hukuman dan diberi tahu bahwa hakim kemungkinan akan bersikap lunak padanya karena menyerahkan diri. Prosesi pemakaman berlangsung di depan makam Tollins, di mana tersirat bahwa tubuhnya akhirnya dibaringkan. istirahat.

***

Eko selesai membaca buku, ya buku di taruh di meja. Eko menikmati makan kue basah dan minum kopi. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Ya Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. 

"Kue basah," kata Budi. 

Budi mengambil satu buah kue di piring. 

"Emmm enak kue ini. Lepet," kata Budi. 

"Memang enak kuenya," kata Eko. 

Eko dan Budi makan kue dengan baik. Eko minum kopi dan Budi minum aqua gelas. Budi melihat foto cewek di koran yang ada di meja. 

"Foto cewek cantik," kata Budi. 

"Artis," kata Eko. 

"Ya artis Arafah cewek cantik yang pinter ngelawak," kata Budi. 

"Arafah pernah ikut ajang lomba ngelawak gitu. Apalagi mengisi acara di Tv, ya acara lawak," kata Eko. 

"Di acara Tv, lawak (Anak Sekolah). Arafah pacaran sama Dede. Pertanyaannya kenapa mau sama Dede ya?" kata Budi. 

"Cerita di lawak, ya Arafah sama Dede pacaran. Kalau di buat kenyataan dari pertanyaan Budi. Siapa mau jawab pertanyaan itu?" kata Eko. 

"Kan biasanya Eko!" kata Budi. 

"Emangnya aku siapa Arafah?" kata Eko. 

"Kucing Arafah," kata Budi, ya niatnya bercanda gitu. 

"Kucing. Jadi aku piaraan kesayangan Arafah," kata Eko. 

"Becanda Eko!!!" kata Budi. 

"Ya aku tahu becandaan," kata Eko. 

"Memang sih berdasarkan alur cerita di buat, ya cerita lawak. Arafah pacaran sama Dede. Lucu juga jalan cerita kisah cinta Arafah dengan Dede," kata Budi. 

"Lawak. Ya luculah. Kisah cinta di buat," kata Eko. 

"Kenapa Rigen kerjaan marah-marah?" kata Budi. 

"Aku tidak tahu!" kata Eko. 

"Sama aku juga tidak tahu!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Kalau permainan seandainya," kata Budi. 

"Permainan seandainya. Permainan Budi," kata Eko. 

"Aku jadi anak sekolahan. Ya anak pindahan dari Bandar Lampung, ya ke Jakarta, ya sekolah SMA 7 Harapan. Aku punya kekurangan di dalam diri gitu, ya kadang normal, ya kadang tidak normal gitu. Orang tua ku menyekolahkan aku kesekolahan normal, ya di anggap aku sama kedudukannya dengan anak-anak normal. Vicky mengerjai aku, ya aku nangis keras seperti anak kecil gitu. Arafah dan Amanda mencoba menenangkan aku yang menangis. Semua orang marah sama Vicky karena mengganggu aku sampai nangis gitu. Padahal Vicky cuma gertak sambel gitu. Vicky bikin masalah di hukum Pak Guru gitu, ya bersihin ruang kelas setelah pelajaran selesai gitu. Vicky memang menjalankan hukuman itu dengan baik, ya ruang jadi bersih semuanya. Pak Guru kaget dengan ulah Vicky karena meja dan kursi tidak ada di ruangan. Memang keadaan ruangan bersih. Vicky menaruh bangku dan kursi di lapangan. Pak Guru bingung dengan ulah Vicky. Pak Guru berkata "Pinter apa bodoh?". Saat ujian sekolah, ya ternyata Pak Guru, senang karena aku pinter mendapat nilai terbaik dari pada teman-teman lain, ya nilainya kacau gitu. Ya aku cuma sejenak sekolah SMA 7 Harapan, ya aku balik lagi ke sekolahan lama aku di Bandar Lampung karena orang tua gitu," kata Budi. 

"Sekedar cerita. Bagus lah cerita Budi. Kalau di cerita di film dengan kenyataan, ya urusan ujian sekolah. Ya anak sekolah bekerja sama untuk nyontek, ya untuk mendapat nilai terbaik. Kalau yang memberikan contekan salah, ya dapet nilai nol," kata Eko. 

"Nyontek itu salah. Kalau untuk lawak, ya lucu juga. Ngasih contekan yang salah. Pada akhirnya dapet nilai nol. Ya ujian, ya di ulang lagi. Jadi karena menyesal mendapatkan nilai nol. Anak-anak sekolah, ya belajar dengan baik untuk mendapatkan nilai baik, ya hasil dari belajar gitu," kata Budi. 

"Belajar dengan baik. Pasti bisa mendapatkan nilai yang baik," kata Eko. 

"Permainan seandainya selesai!" kata Budi. 

"Ya sekedar bahan obrolan saja kan Budi?" kata Eko. 

"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Main catur saja Budi!" kata Eko. 

"OK. Main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil koran dan buku yang di taruh di meja, ya di taruh di bawah meja. Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Eko dan Budi main catur dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK