Budi yang masih duduk di SMA, ya berteman dengan baik sama dengan Eko, Abdul dan Erwin. Ya Erwin, ya anak orang kaya, biasa jajanin Budi, Eko dan Abdul di kantin gitu. Ya Erwin ganteng dan juga keren gitu, ya jadi cewek-cewek suka dengan Erwin dan ingin jadi pacarnya gitu. Erwin seperti biasa sikapnya cuwek urusan cewek karena masih sekolah SMA, ya fokus belajar gitu. Abdul yang menyukai Putri, ya teman satu kelas gitu. Ya Putri tetap aja cuwek dengan Abdul, ya walau di deketin berbagai cara gitu.
Eko seperti biasa, ya hoby baca buku jadinya bisa di bilang kutu buku, ya tapi tidak pake kaca mata. Mata Eko normal karena dirinya mendapatkan genetik yang baik dari orang tuanya tidak pake kaca mata, ya berdasarkan dari ilmu biologi gitu. Ya bagi orang-orang pake kaca mata, ya kemungkinan di turunan genetik dari orang tuanya, ya pake kaca mata kalau tidak percaya teliti sendiri dengan ilmu biologi.
Budi, ya hoby nyanyi memang suka main gitar. Di sekolah, ya Budi tidak pernah bawa gitar lah, ya biasa saja gitu. Dalam ruang lingkup satu kelas, ya pendidikan di SMA pasti ada murid yang nakal, ya susah di atur dan kerjaannya bolos gitu. Murid itu namanya Rio. Ya Rio ternyata pinter matematika. Budi tidak peduli dengan Rio yang kerjaannya bolos, ya begitu Eko, Abdul dan Erwin.
Suatu ketika ada cewek pindahan gitu. Cewek itu bernama Nia. Budi terkesan dengan Nia gitu. Eko seperti biasanya biasa-biasa urusan cewek gitu. Abdul tidak peduli cewek lain yang penting Putri. Erwin males berurusan dengan cewek karena banyak maunya gitu.
Putri, ya berteman baik dengan Nia. Entah kenapa Nia mendekati Budi, ya ingin dekat dengan Budi?. Memang Budi memang ada suka dengan Putri, ya tapi tidak bisa mendekati Putri karena Budi kalah bertarung main catur sama Abdul. Jadi Budi tidak mendekati Putri karena perjanjian dengan Abdul. Nia terus berusaha dekat dengan Budi gitu.
Ya Budi menerima Nia dekat dengan Budi, ya sebatas teman gitu. Walau omongan teman-teman satu kelas, ya Nia dan Budi ada ikatan cinta. Budi tidak peduli omongan teman-teman satu kelas, ya begitu dengan Nia. Hubungan Budi dan Nia terus terjalin dengan baik gitu.
Kadang Nia nawarkan Budi untuk jalan bareng kaya orang pacaran gitu. Ya Budi sebenarnya tidak tertarik gitu jalan bareng sama Nia karena Budi, ya orang miskin dan tidak ada keinginan pacaran sama Nia. Ya Nia sedikit kecewa sikap Budi gitu. Nia sering banget, ya pingsan gitu. Ternyata Nia mengidap penyakit kangker gitu.
Budi, ya akhirnya bener-bener jadi teman baik Nia karena keadaan Nia yang mengidap penyakit mematikan gitu. Budi dan Nia, ya sering jalan barang gitu. Nia pun meminta pada Budi, ya 13 permintaan pada Budi, ya ingin di kabulkan sebelum Nia meninggal dunia ini karena dirinya sakit penyakit mematikan.
Budi dari keadaan miskin, ya bingung mengabulkan permintaan Nia. Ya terpaksa meminta bantuan Eko, Abdul dan Erwin demi mengabulkan permintaan Nia. Permintaan pertama Nia, ya Budi menyatakan cinta pada Nia di depan kelas. Budi melakukan itu untuk Nia, ya menyatakan cinta pada Nia dengan bunga yang di ambil dari taman sekolah. Nia menerima cinta Budi. Gara-gara merusak taman, ya bunga di petik Budi, ya Budi di hukum lah sama Pak Guru, ya di hukum berdiri dengan kaki satu dan tangan megang telinga. Eko, Abdul dan Erwin melihat Budi ikut kasihan gitu, ya jadi setia kawan ikutan saja, ya hukuman sampai satu pelajaran selesai.
Budi melanjutkan permintaan Nia yang ke dua. Dari jalan bareng pake motor, ya motornya minjem motornya Erwin lah. Nia senang banget gitu di bawa keliling kota dengan motor gitu. Permintaan Nia yang selanjutnya yang ke tiga, ya makan malem yang romantis gitu. Budi dari kalangan orang tidak punya, ya cuma bisa mengajak Nia makan nasi goreng, ya sepiring berdua gitu. Nia senang banget makan yang romantis dengan Budi.
Permintaan Nia yang ke empat, ya nonton bioskop gitu. Budi meminta bantuan Erwin, ya minjem uang untuk ngajak Nia nonton bioskop gitu karena Budi lagi tidak ada uang gitu. Ya Erwin sebagai teman baik membantu Budi, ya tidak memberikan pinjeman uang pada Budi, ya melainkan Erwin yang bayarin Budi dan Nia untuk nonton bioskop gitu. Budi senang punya teman baik seperti Erwin.
Permintaan Nia yang kelima, ya ingin sebuah cincin pemberian Budi. Ya Budi membeliin cincin di pasar gitu, ya yang murah dan meriah. Nia senang dengan hadian Budi. Permintaan demi permintaan Nia pada Budi, ya di sanggupin Budi dengan baik banget, ya di bantuin Eko, Abdul dan juga Erwin. Permintaan keinginan cewek yang ini dan itu yang ingin dirinya bahagia di penuhi cowok yang ia sukai. Sampai Nia tidak sadarkan diri, ya di rawat di rumah sakit.
Budi khawatir Nia meninggal karena penyakit yang diidap Nia, ya kangker gitu. Nia pun sadar dari sakitnya, ya meminta permintaan terakhirnya Nia. Permintaan Nia yang terakhir, ya 13. Nia ingin hidup, ya terbebas dari penyakit kangkernya. Budi bingung memenuhi permintaan Nia yang terakhir gitu. Eko, Abdul dan Erwin bingung memenuhi permintaan Nia yang terakhir gitu.
Sampai Eko mengingat sebuah buku kuno yang ia baca tentang menyelamatkan orang sakit keras dengan memberikan setengah nyawa dari orang yang mencintainya. Budi percaya dengan cerita Eko. Padahal buku itu sekedar buku cerita dongeng yang tidak jelas kebenarannya. Ya Budi mengikuti apa yang di omongin Eko dengan baik gitu. Budi melaksanakan ujian yang berat banget demi Nia. Bila Budi gagal, ya Budi akan mati karena memang ujiannya kematian karena berhadapan dengan malaikat maut gitu.
Budi hampir gagal gitu dalam ujiannya gitu. Untuk Budi punya amalan yang luar biasa yang di ajarkan kedua orang tuanya, ya anak sholeh gitu. Budi berhasil ujian dari kematian, ya setengah nyawa di berikan pada Nia. Ya Nia sembuh dari sakitnya kangkernya, ya hidup lah Nia dengan baik.
Nia hidup dengan baik dengan setengah nyawa dari Budi, ya cowok yang mencintai Nia. Ya Nia dan Budi tetap menjalankan kisah cinta dengan baik sampai lulus SMA gitu. Ya Budi, Eko, Abdul dan Erwin tidak cerita pada siapa pun tentang pengorbanan Budi memberikan nyawa setengah pada cewek yang di sukai Budi demi permintaan Nia yang ingin hidup dan terbebas dari penyakit kangker.
No comments:
Post a Comment