Budi duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah, ya beli, ya murah meriah gitu.
"Nyanyiah," kata Budi.
Budi mengambil gitarnya yang di taruh di kursi.
"Lagu apa yang mau aku nyanyikan ya?" kata Budi, ya sambil genjreng gitar gitu.
"Ooooo ini saja. Lagu daerah saja. Butet," kata Budi.
Budi bernyanyi sambil mengenjreng gitarnya dengan baik.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi berjudul 'Butet' :
Dipangungsian do amangmu ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet
Sotung ngolngolan ro hamuna ale butet
Paima tona manang surat ale butet
Paima tona manang surat ale butet
I doge doge doge i dogei doge doge
Sotung sumolsol roha muna ale butet
Musunta i ikkon saut do talu ale butet
Musunta i ikkon saut do talu ale butet
I doge doge doge i dogei doge doge
Haru patibu ma magodang ale butet
Asa adong da palang merah ale butet
Da palang merah ni negara ale butet
I doge doge doge i dogei doge doge
Butet
Butet"
Naga Bonar, ya kerjaan seorang pencopet di Medan yang sering keluar-masuk penjara Jepang. Ya Naga Bonar, ya bersahabat dengan seorang pemuda bernama Bujang gitu. Sepulang dari penjara, Bang Pohan, ya mengatakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta, dan di Medan yang belum sempat dimerdekakan harus memperangi Belanda yang sudah memasuki wilayah Indonesia dengan maksud untuk berkuasa lagi. Lewat narator radio, diceritakan penolong Naga Bonar ketika sakit, Dokter Zulbi yang merupakan teman Bang Pohan diperkirakan sebagai mata-mata Belanda yang ternyata itu hanya isu. Naga Bonar pun menjadi tentara garis depan dalam perlawanan terhadap Belanda. Setelah beberapa perlawanan yang sengit, Naga Bonar dititahkan dari markas untuk mundur karena perundingan dengan Belanda mau dilaksanakan.
Perpindahan pasukan dari desa ke markas menjadi saat Naga Bonar mulai tertarik dengan anak Dokter Zulbi, Kirana. Pada perundingan Belanda dengan Indonesia, Naga Bonar yang menjadi wakil Indonesia justru menunjuk Parit Buntar sebagai tempat wilayah tentara nya, ya karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta gitu. Ya Juru tulis pasukan, Lukman, mengatakan bahwa Parit Buntar, ya suatu tempat yang sudah diduduki oleh Belanda. Setelah itu, Naga Bonar mulai mendekati Kirana dengan hasil yang memuaskan. Sehari setelah itu, Bujang mengambil baju jenderal Naga Bonar dan pergi ke Parit Buntar untuk melawan Belanda, naas, ia tewas. Naga pun sangat terpukul dengan kepergian sahabatnya dan akhirnya bersama dengan Kirana, dan pasukannya Naga pergi ke Parit Buntar untuk memusnahkan markas Belanda dan berhasil. Yaaa dari sebuah cerita, ya orasi Naga Bonar dan Kirana kepada pemuda Indonesia.
***
Budi cukup lama baca cerita Naga Bonar dan akhirnya selesai. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di rumah Budi lah. Ya Budi menghentikan bacaan ini dan itu di buku yang ia baca dan buku di tutup dan di taruh di bawah meja lah dengan baik. Eko duduk bersama Budi lah.
"Apa pendapat Eko tentang pernikahan beda suku?" kata Budi.
"Pernikahan beda suku. Maksudnya suku yang mana?" kata Eko.
"Jawa dengan Medan," kata Budi.
"Setahu aku sih. Dua suku itu. Lebih baik menikah dengan suku masing-masing dan juga alasan masing-masing, ya begitu juga suku lainnya gitu. Tapi, ya disesuaikan dengan perkembangan zaman sih tidak ada masalah sih urusan pernikahan dua suku, ya yang penting cewek dan cowoknya saling mencintai dan satu agama, ya agar menjalankan rumah tangga mudah dijalankan dengan baik," kata Eko.
"Cinta bisa menyatukan dua suku," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan saja kan Budi!" kata Eko.
"Ya memang sekedar bahan obrolan, ya lulusan SMA gitu," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"Ok..main catur saja!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur gitu.
"Kata orang tua "Menghargai dan menghormati suku lain. Maka suku kita akan di hargai dan di hormati dengan baik"...," kata Budi.
"Omongan orang tua benar lah. Tujuan kerumunan suku di Indonesia, ya harmonis dalam keragaman gitu," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment