Budi duduk di depan rumah sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan. Berita di koran, ya banyak menarik sih dari urusan pemerintahan sampai tentang film yang tayang di bioskop gitu. Dengan membaca koran, ya wawasan Budi bertambah dengan baik. Sekitar lima belas menit, ya Budi membaca koran. Eko dateng ke rumah Budi, ya Eko memarkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk bersama Budi. Ya karena ada Eko, ya Budi menghentikan baca korannya dan korannya di taruh di bawah meja.
"Hidup ini berusaha dengan baik, ya di iringi doa untuk mendapatkan kerjaan setelah lulus SMA atau kuliah, ya kan Budi?" kata Eko.
"Kok tumben Eko ngomongin tentang urusan mendapat kerjaan setelah lulusan SMA atau kuliah?" kata Budi.
"Karena aku baca koran sih tentang para CPNS gitu," kata Eko.
"Ooooooo...berita koran tentang CPNS toh. Ya aku sih, ya baru baca koran sih. Memang ada berita tentang CPNS sih. Ya sebenarnya aku ingin sekali ingin jadi PNS gitu, ya sekedar ingin saja gitu. Tapi kenyataannya, ya jalan rezeki ya jadi buruh di sebuah perusahaan," kata Budi.
"Memang rezeki aku juga, ya jadi buruh di perusahaan. Ya aku bersyukur dengan baik sudah kerja, ya hasilnya untuk diri dan orang tua lah," kata Eko.
"PNS itu enak kerjaannya. Karena struktur kerjaan di buat dengan baik sama orang-orang pinter, ya jadinya PNS tinggal kerja dan di laksanakan dengan baik kerjaan itu. Gaji di tentukan dengan baik berdasarkan pangkatnya. Ya beda dengan swasta lah. Contohnya kaya Abdul saja. Abdul membangun usahanya dengan baik dari hitungan nol sampai ada hasilnya," kata Budi.
"Maka yang di katakan orang pinter itu, ya berani berspekulasi dalam usaha di jalankan dari nol sampai ada hasil," kata Eko.
"Jadi PNS itu susah sih. Ya harus ikut tes seleksi jadi pegawai negeri. Ya jika berhasil tes PNS, ya kerja sesuai bidang yang di pilih gitu," kata Budi.
"Dari sekian ribu orang yang ingin jadi PNS, ya hasilnya di sesuaikan dengan ketentuan gitu. Contohnya : jika guru di butuh 5 orang. Maka CPNS, ya harus ikut tes seleksi sampai hasilnya yang berhasil adalah 5 orang. Jadi yang pintar jadi PNS. Sisanya dari sekian ribu orang tersingkirkan," kata Eko.
"Berarti sama aja seperti jadi penyanyi dalam perlombaan menyanyi. Jadi juara itu, ya di tentukan yang terbaik, ya pinter," kata Budi.
"Berita Tv atau cerita masyarakat tentang jadi PNS sih. Tentang orang-orang yang masuk jadi PNS, ya pake orang dalem gitu. Orang dalam itu sanak famili gitu," kata Eko.
"Realita cerita kehidupan yang ingin jadi PNS lewat jalan lain selain jalan tes seleksi jadi PNS," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA saja," kata Budi.
"Memang obrolan lulusan SMA," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"PNS itu. Dari sisi perilaku. Ada yang baik karakternya dan juga ada yang buruk, ya kan Eko?" kata Budi.
"Nama juga manusia. Ada manusia yang baik dan ada manusia yang buruk perilakunya. Ya jadinya ada yang paham agama, ya sesuai agama yang di yakini dan tidak sama sekali atau lebih tepatnya pake topeng atau berpura-pura," kata Eko.
"Ada oknum di dalam sistem dan ada juga oknum di luar sistem, ya kalau urusan kerjaan di pemerintahan," kata Budi.
"Ya berita Tv dan cerita masyarakat tentang orang-orang yang bermasalah yang berkaitan melanggar hukum demi kepentingan pribadi atau golongan," kata Eko.
"Ooooo iya Eko. Aku ingin pendapat mu tentang sesuatu gitu?!" kata Budi.
"Tentang apa?" kata Eko.
"Ya tentang cewek hamil," kata Budi.
"Cewek hamil," kata Eko.
"Cewek hamil itu lebih baik pake baju hamil yang ketat atau longgar gitu?" kata Budi.
"Pendapat cowok. Ya pandangan cowok. Lebih baik pake baju longgar lah cewek hamil dari baju ketat gitu. Ya mungkin beda dengan pendapat cewek, ya pandangan cewek gitu," kata Eko.
"Aku cowok. Jadi aku samain saja dengan pendapat ku dengan Eko," kata Budi.
"Paling itu berita di koran yang di baca Budi, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya begitu lah," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik.