Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya setelah sholat tarawih dan baca al qur'an di mesjid. Sedangkan Abdul tidak main ke rumah Budi, ya ada urusan dengan temannya, ya urusan kerjaan. Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Manusia yang masuk dalam organisasi agama dasarnya untuk diri, keluarga dan orang lain. Tiba-tiba manusia itu keluar dari organisasi agama dengan alasan manusia itu mengetahui kebenaran yang sebenarnya hanya manusia itu yang tahu, ya bisa di bilang sifatnya rahasia," kata Budi.
"Terus!" kata Eko.
"Manusia itu di benci apa tidak, ya Eko?" kata Budi.
"Di benci apa tidak? Ya manusia yang tidak memahami ilmu agama, ya pasti membenci. Tapi manusia yang memahami agama, ya tidak membeci," kata Eko.
"Ada yang benci dan tidak. Tergantung dari memahami ilmu agama atau tidak," kata Budi.
"Memang manusia itu keluar organisasi agama karena alasan rahasia apa?" kata Eko.
"Rahasia tetap lah rahasia tidak boleh omongin," kata Budi.
"Ooooo begitu toh. Rahasia tetap rahasia," kata Eko.
"Kalau urusan tadi di ubah ke urusan organisasi yang di bentuk pemerintahan. Gimana Eko?" kata Budi.
"Jangan-jangan di ambil dari berita tentang masa lalu dan masa sekarang, ya urusan pemerintahan, ya Budi?" kata Eko.
"Bisa jadi sih!" kata Budi.
"Obrolan sudah ranahnya....tingkatan yang lebih tinggi lagi. Lulusan Universitas. Kita ini lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang kita hanya lulusan SMA. Kan sekedar obrolan saja!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan. Ok lah. Aku jawab. Ya ada yang membeci dan ada juga tidak. Pro dan kontra," kata Eko.
"Pro dan kontra," kata Budi.
"Dunia tidak semua orang di katakan pinter. Ada yang di katakan bodoh. Masuk atau keluar dalam urusan organisasi bentuk apa pun? Keputusan ada pada manusia yang menjalankan keputusannya!" kata Eko.
"Mungkin contohnya, ya agar mudah di pahami : cowok yang menikahi cewek. Rumah tangganya di jalankan dengan baik. Tiba-tiba karena alasan ini dan itu. Cowoknya memutuskan menceraikan ceweknya. Ya pastinya ada yang benci dan juga ada tidak. Pro dan kontra," kata Budi.
"Contoh Budi. Kena banget, ya mudah di mengerti lah," kata Eko.
"Ya aku ambil dari berita di Tv, ya tentang kehidupan artis. Urusan cinta yang begini dan begitu," kata Budi.
"Nama juga artis. Seluruh kehidupannya artis, ya di ceritakan dengan baik. Walau sebenarnya ada rahasia di balik cerita artis yang begini dan begitu," kata Eko.
"Maka itu rahasia tetap rahasia," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Ok...main catur saja!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Menikah," kata Budi.
"Budi kan masih jomlo. Tidak punya pacar. Kok ngomong tentang menikah?" kata Eko.
"Ya...sebenarnya sih. Aku terkesan sebuah cerita kenyataan sih. Tentang cowok dan cewek yang menjalankan hubungan cinta sampai pernikahan. Terjadi pernikahan karena dalam ruang lingkup organisasi agama. Cowok dan cewek itu bahagia dengan pernikahannya, ya sampai buah cinta terlahir dengan baik. Buah cinta itu, ya bayi yang cantik. Bayi cewek gitu. Ya bayinya di pakein pake hijab kaya Ibu. Bayinya terlihat cantik dan lucu banget gitu," kata Budi.
"Budi terkesan toh. Tentang urusan cinta yang bahagia, ya cerita kenyataan banget," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment