Malam yang tenang di kediaman Budi lah. Eko main ke rumah Budi. Eko berada di rumah Budi, ya keduanya duduk di depan rumah Budi sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
“Eko,” kata Budi.
“Apa?” kata Eko.
“Apa pendapat mu tentang sesuatu?” kata Budi berpikir panjang gitu.
“Sesuatu apa?” kata Eko.
“Cinta tak harus bersama,” kata Budi.
“Maksudnya…..cinta itu terhalang karena masalah seperti bentuk penolakan gitu?” kata Eko.
“Ya…memang sih. Kisah cinta tidak bisa bersatu karena terhalang oleh penolakan dari orang tua pihak cewek sih,” kata Budi.
“Susah kalau urusan dengan orang tua. Anak tidak boleh membatah orang tua. Kalau membantah di cap anak durhaka pada orang tua,” kata Eko.
“Omongan Eko benar. Anak tidak boleh membantah orang tua. Ya bisa di cap anak durhaka,” kata Budi menegaskan omongan Eko.
“Jadi anak yang baik, ya nurut saja apa kata orang tua. Tujuannya juga demi anak itu juga. Karena orang tua mendidik anaknya penuh kasih sayang,” kata Budi.
“Orang tua memang mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang,” kata Budi.
“Emmmm,” kata Eko.
“Cinta….kisah anak SMA, ya hanya sebuah obsesi diri untuk bersama dengan cewek di cintai,” kata Budi.
“Namanya kisah anak SMA, ya masih labil lah. Ya apa lagi kita ini, ya lulusan SMA…..masih labil juga gitu,” kata Eko.
“Emmmmm. Sampai-sampai anak-anak kuliahan juga masih labil kisah cintanya. Ya…aku memang merasa begitu juga sih. Seperti yang di omongin Eko sih, ya labil gitu. Maka kita saling bertukar pendapat untuk kita jauh lebih dewasa dalam menjalankan kisah cinta dengan cewek yang di sukai, ya kan Eko?” kata Budi.
“Ya…omongan Budi benar lah. Bertukar pendapat untuk kita jauh lebih kedewasaan dalam menjalankan kisah cinta dengan cewek yang di sukai, ya di jalan dengan baik. Jika terjadi kenyataan yang tidak di duga-duga. Bahwa urusan cinta tidak bisa bersama, ya karena penolakan dari orang tua pihak cewek. Harus menerima dengan jiwa besar, ya ikhlaslah untuk tidak bisa bersama dengan cewek yang di sukai. Masih lebih baik melihat cewek yang di sukai itu hidup bahagia dengan orang lain. Dari pada kisah orang pernah di tinggal sama ceweknya, ya meninggal dunia ceweknya. Luka kehilangan itu, ya tidak bisa di omongin lah,” kata Eko.
“Luka kehilangan karena cewek yang di sukai, ya meninggal dunia. Ya tidak bisa di omongin. Kuasa Tuhan. Takdir hidup dan mati manusia,” kata Budi.
“Orang itu pun belajar dari kenyataan hidup,” kata Eko.
“Sama dengan kita kan Eko, ya belajar kenyataan hidup di dunia ini, ya tentang kisah cinta ini dan itu?” kata Budi.
“Ya..kita belajar memahami kisah cinta kenyataan hidup di dunia ini,” kata Eko.
“Kalau begitu main catur saja!” kata Budi.
“Ok…main catur saja!” kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. Sekitar 20 menit main catur. Abdul dateng ke rumah Budi lah, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko lah.
Budi di skak Eko, ya jadinya main caturnya yang menang Eko lah. Permainan catur antara Budi dan Eko berakhir.
“Abdul. Aku mau nanya sesuatu?” kata Budi.
“Nanya sesuatu apa?” kata Abdul.
“Jika….kisah cinta Abdul dengan cewek yang Abdul sukai, ya kenyataannya tidak bisa bersama dengan cewek yang di sukai karena di tolak orang tua cewek. Gimana Abdul?” kata Budi.
“Cinta tak harus bersama,” kata Eko.
“Ya aku harus bisa bersikap dewasa menyikapi suatu masalah lah. Kalau sudah di tolak sama orang tua cewek yang di sukai, ya aku lebih baik berhenti untuk menyukai cewek yang aku sukai. Memaksa kehendak juga tidak baik juga sih. Jadinya masalahnya berlarut-larut jadinya tidak baik gitu. Dengan sikap ikhlas, ya melepaskan cinta tersebut dengan baik. Membiarkan cewek yang di sukai, ya bersama dengan cowok pilihan orang tua cewek itu. Akhirnya…cinta tak harus bersama. Silaturahmi masih di jalanin dengan baik, ya jadi temen sih tapi.....temen yang jaga jarak dengan baik, ya agar tidak terjadi masalah karena kisah cinta masa lalu yang manis gitu,” kata Abdul.
“Bener-bener…Abdul belajar kedewasaan dengan baik,” kata Budi.
“Dewasa…Abdul,” kata Eko.
“Emmmm,” kata Abdul.
“Kalau begitu main kartu remi saja!” kata Budi.
“Ok..main kartu remi!” kata Abdul.
“Main kartu remi!” kata Eko.
Setelah membereskan papan catur, ya di taruh di bawah meja. Budi telah mengambil kartu di bawah meja, ya di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik. Budi, Eko dan Abdul, ya main kartu remi dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment