"Ayah," kata Budi.
Eko mendengar omongan Budi dengan baik, ya berkata "Ibu."
"Ibu memang pendamping Ayah," kata Budi.
"Sebenarnya Budi mau ngomongin apa sih?!" kata Eko.
"Ayah," kata Budi.
"Emang ada apa dengan Ayah?!" kata Eko.
"Ayah ku memang masih ada sih," kata Budi.
"Memang Ayah Budi masih ada!" kata Eko menegaskan omongan Budi.
"Aku belajar dari seseorang yang kehilangan Ayah. Seseorang itu bersedih banget kehilangan Ayahnya. Ya Ayahnya meninggal dengan keadaan baik-baik saja sih," kata Budi.
"Banyak orang bilang sih, ya kalau sudah tidak ada, ya baru terasa banget. Memang sih kehilangan Ayah pasti bersedih. Sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Eko.
"Omongan Eko memang benar. Ayah adalah sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Budi.
"Hidup harus maju dan tegar. Jangan bersedih berlarut-larut karena kehilangan sesuatu yang cinta, ya sosok Ayah. Jadilah dewasa dari keadaan," kata Eko.
"Omongan Eko benarlah. Kehilangan sosok Ayah dari anak-anak atau saat dewasa. Harus bersikap dewasa dengan keadaan, ya menerima keadaan," kata Budi.
"Ya sama saja kehilangan sosok Ibu, ya harus bersikap dewasa, ya menerima keadaan," kata Eko.
"Ya iya lah. Kedudukan sama dengan Ayah yang di omongin dengan baik, ya kehilangan Ibu, ya harus bersikap dewasa dengan keadaan," kata Budi.
"Maka itu. Moment-moment saat orang tua masih ada benar-benar di jalankan dengan baik. Ya patuh pada orang tua dan jangan menjadi anak yang membantah," kata Eko.
"Pendidikan agama....itu Eko!" kata Budi.
"Memang pendidikan agama. Seorang anak harus patuh pada kedua orang tua, ya tidak boleh membantah!" kata Eko.
"Sudah ah ngomongin itu lebih baik main catur!" kata Budi.
"Ok..main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Aku akan menikah di masa depan, ya dengan cewek yang aku cintai dengan baik, ya dari nilai akhlaknya paling penting, ya sebutan yang lainnya kepribadian cewek yang baik. Tujuan memilih cewek kepribadian yang baik, ya ya agar jadi istri yang baik dan juga jadi ibu yang baik untuk anaknya, ya anak didik dengan baik sama ibu dan juga ayahnya lah," kata Budi.
"Pemikiran Budi dewasa sih karena belajar ini dan itu, ya sudut masa depan yang baik dari memilih cewek yang kepribadian yang baik, ya sampai tujuannya untuk mendidik anak," kata Eko.
"Jadi orang tua yang baik," kata Budi.
"Haruslah jadi orang tua yang baik. Jangan seperti berita ini dan itu, ya kaitannya kriminitas...tentang orang tua yang tidak bisa di omongin sampai anak menderita," kata Eko.
"Berita kriminitas tentang orang tua yang ini dan itu, ya membuat anak menderita, ya tidak bisa di omongin apa-apa. Lagian aku dan Eko, ya hanya lulusan SMA, ya masih harus banyak belajar ini dan itu. Paling orang-orang yang pinter ini dan itu, ya bisa menyelesaikan masalah ini dan itu, ya sesuai dengan keilmuannya lah," kata Budi.
"Hidup ini. Antara sisi baik dan sisi buruk," kata Eko.
"Realitanya begitu!" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga gorengan lah.
No comments:
Post a Comment