"Sempurna," kata Budi.
Eko mendengar omongan Budi, ya sedikit aneh saja. Eko pun berkata "Ada apa dengan kata sempurna?!"
"Sebenarnya tidak masalah dengan kata sempurna. Hanya saja ada cerita berkaitan dengan kata sempurna itu," kata Budi.
"Ooooo ada cerita tentang kata sempurna itu. Ya kalau begitu Budi ceritakan lah!" kata Eko.
"Baiklah aku ceritakan. Ada seorang pemuda yang sebenarnya di dalam dirinya ada kecacatannya. Pemuda itu pinter menutupi kecacatannya, ya terlihat di mata orang-orang, ya sempurna gitu. Pemuda menjalankan aktivitasnya dengan baik, ya kuliah dan bergaul dengan baik dengan keadaan ruang lingkup kuliah. Pemuda itu mulai suka dengan cewek, ya teman kuliahnya. Hubungan perteman itu jadi baik banget. Pemuda itu memang sering baca Al Qur'an setiap hari. Suatu ketika terjadi fenomena yang aneh. Roh muncul di hadapan pemuda itu. Pemuda itu sebenarnya ketakutan dengan Roh tersebut. Pemuda terus membaca Al Qur'an, ya tujuannya Roh pergi mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an di bacakan. Roh tidak pergi. Malahan Roh membenarkan bacaan pemuda itu dan di jelaskan dengan baik makna ayat-ayat yang di baca itu. Pemuda tidak takut lagi dengan Roh, ya Roh pun membimbing dengan baik Pemuda itu baca Al Qur'an. Pemuda itu menyebut Roh itu malaikat. Pemuda yang menyukai cewek, ya teman kuliahnya itu memutuskan untuk menyatakan cinta. Roh berkata "Kamu akan menyesal berhubungan dengan cewek yang kamu sukai. Cewek itu menginginkan kesempurnaan cowok". Pemuda itu paham apa yang di omongin Roh. Pemuda itu tetap dengan niatnya, ya menyatakan cinta pada cewek yang di sukai. Cewek itu menerima cinta pemuda itu. Sampai suatu ketika, ya pemuda itu ketahuan kecacatannya. Cewek itu, ya berpaling dari pemuda itu dan menjalin hubungan dengan cowok yang tampan dan juga keren. Pemuda itu menyesal menjalin hubungan dengan cewek itu karena cewek itu menginginkan cowok yang sempurna segala-segalanya. Pemuda itu, ya putus dari ceweknya lah. Pemuda itu tidak lagi urusan cinta dengan cewek karena belajar dari kesalahan. Pemuda itu tekun dengan kuliahnya, ya sampai selesai dan tetap di bimbing dengan baik sama Roh. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Ya memang terkadang ada sih cewek di dunia kenyataan yang menginginkan kesempurnaan cowok. Sama aja dengan cowok yang menginginkan kesempurnaan cewek," kata Eko.
"Ya nama hidup di dunia ini kan Eko?!" kata Budi.
"Ya...nama juga hidup di dunia ini. Ada yang ingin biasa-biasa saja. Ada yang menginginkan kesempurnaan ini dan itu. Sebagai pelajaran saja!" kata Eko.
"Memang jadi pelajaran saja!" kata Budi.
"Ceritanya..katagori misteri kan Budi?!" kata Eko.
"Ya....misteri," kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok...main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Eko aku punya pertanyaan, yang ganjel di pikiran aku," kata Budi.
"Tentang apa?!" kata Eko.
"Tentang sebuah kemampuan dapat mendengarkan Roh," kata Budi.
"Kan...Budi baru cerita tentang Roh yang membimbing pemuda yang mempunyai kecacatan," kata Eko.
"Memang sih aku baru cerita tentang Roh. Hanya saja pertanyaan ini ganjel banget di pikiran ku," kata Budi.
"Ya...apa pertanyaannya?!" kata Eko.
"Kenapa pemuda yang mendengarkan Roh, ya menginginkan orang-orang yang paham agama ini dan itu, ya bisa seperti dirinya, ya dapat mendengarkan Roh juga?!" kata Budi.
"Ooooo itu. Pemuda itu tidak ingin jadi golongan pembohong, ya seperti orang-orang yang ini dan itu menceritakan hal-hal gaib tapi tidak ada pembuktiannya. Jika ada orang yang sama dengan ilmu pemuda itu atau beda dari pemuda itu dari agama lain dan dapat mendengarkan Roh. Berarti pemuda itu masuk golongan jujur," kata Eko.
"Omongan Eko benar. Tujuannya pemuda itu masuk dalam golongan jujur. Ya telah membuktikan kebenaran ini dan itu," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment