"Makan enak. Tahu gejrot," kata Budi.
Budi dan Eko makan tahu gejrot itu dengan baik.
"Enak tahu gejrot," kata Budi.
"Memang enak tahu gejrot ini," kata Eko.
Eko dan Budi terus menikmati makan tahu gejrot, ya sambil menikmati keadaan yang tenang gitu. Sampai urusan makan tahu gejrot selesai, ya Budi dan Eko menikmati minum kopi botolan lah.
"Hari ini mau cerita apa ya?!" kata Budi.
"Cerita tahu gejrot," kata Eko.
"Kan....memang barusan kita habis makan tahu gejrot," kata Budi.
"Kalau begitu, ya cerita masa lalu, ya sebagai pembelajaran saja!" kata Eko.
"Cerita masa lalu. Sebagai pelajaran. Kalau itu sih. Ada sih ceritanya teman kita Andi," kata Budi.
"Andi yang tinggal di jalan samratulangi gang pisang.....gedong air, ya kan Budi?!" kata Eko.
"Ya....memang Andi tinggal di jalan samratulangi gang pisang....gedong air. Tapi sekarang Andi pindah ke daerah kemiling, ya daerah perumahan gitu," kata Budi.
"Budi sudah pernah ke rumah Andi di kemiling?!" kata Eko.
"Belum pernah. Aku sibuk kerja," kata Budi.
"Ya...aku juga belum pernah ke rumah Andi di daerah kemiling, ya aku sibuk kerja," kata Eko.
"Cerita masa lalu yang jadi pelajaran. Ya cerita tentang kriminitas, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Ya...boleh lah. Cerita kriminalitas," kata Eko.
"Cerita Andi. Ya tentang pencurian di tempat tinggal yang lama, ya di jalan samratulangi gang pisang. Kejadian pencurian terjadi berlangsung lama banget. Ketika pergantian pemimpin, ya pejabat kota. Aturan di tegaskan di adakan siskamling untuk menanggulangi kemalingan. Ternyata orang-orang yang kerjaan mencuri, ya tidak pernah tertangkap, ya berbaur dengan baik, ya jadi warga baik-baik. Karena ada yang menutupi, ya warga lah. Kebiasaannya kerjaan jadi pencuri, ya ada yang bertindak dan ada yang menutupi kerjaan itu. Yang tahu cerita, ya Andi, aku dan Eko. Mungkin teman kita lain, ya pencuri itu tetangga dan orang-orang yang ngaku-ngaku daerah situ," kata Budi.
"Jadi apa gunanya siskamling...jika pencurinya berada di antara mereka semuanya?!" kata Eko.
"Berarti siskamlingnya tidak ada guna lah. Ya kerjaannya juga ngobrol yang tidak ada penting banget dengan alasan bergaul," kata Budi.
"Siskamling tidak diadakan lagi, ya karena tidak adanya kejujuran," kata Eko.
"Kebiasaannya menunjukkan kesombongan kekayaan dari rumah yang gedong dan juga pemilik tanah," kata Budi.
"Sampai-sampai. Cerita Andi. Ya ada orang tidak bener di dalam kelurahan gedong air, ya cerita masa lalu. Mungkin sekarang di ganti. Kalau ketahuan bikin ulah, ya di ganti. Berdasarkan berita di Tv," kata Eko.
"Sedang cewek di daerah situ. Tidak perlu di bicarakan. Ya tidak penting banget kata Andi," kata Budi.
"Kalau Andi telah berkata begitu. Berarti ada hal-hal yang tidak perlu di bicarakan dari sifat dan tingkah laku cewek," kata Eko.
"Ya begitu lah," kata Budi.
"Cerita ini sebagai pelajaran. Harus berhati-hati. Tidak bisa percaya dengan pada siapa pun, ya termasuk tetangga karena urusan pencurian. Karena tidak adanya kejujuran. Lebih banyak kebohongan dan juga tipu muslihat," kata Eko.
"Memang sebagai pembelajaran saja. Nama juga masa lalu...ceritanya. Pertanyaan ku apakah orang-orang yang kerjaannya merugikan orang lain itu sadar, ya Eko, ya sekarang ini?!" kata Budi.
"Mana aku tahu. Yang aku tahu, ya diriku saja dan juga Budi kan!" kata Eko.
"Iya juga, ya yang aku tahu juga diri ku dan Eko!" kata Budi.
"Sudah ah..ngomongin itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Eko. Cerita yang baru kita obrolin, ya bisa jadi masalah atau tidak?!" kata Budi.
"Relatif lah. Tergantung siapa yang menilainya?" kata Eko.
"Relatif. Ya begitu sih. Sekedar bahan obrolan!" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan lah.
No comments:
Post a Comment