Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Manusia Bodoh' :
Tak ingin lupakan
Bermesraan s'lalu jadi
Satu kenangan manis
***
Eko, ya ke rumah Budi. Sampai di rumah Budi segera memakirkan motornya dengan baik. Budi selesai menyanyikan lagu dan main gitarnya. Eko sudah duduk dengan baik.
"Eko habis dari mana?!" kata Budi.
"Aku abis jalan sama Purnama sih, ya tapi?!" kata Eko.
"Tapinya kenapa kok?!" kata Budi.
"Purnama ngajak adiknya sih," kata Eko.
"Jadi naik motor bertiga dong, ya kaya cabe-cabean, tapi enak sih yang di bonceng cewek," kata Budi.
"Ya enggaklah. Purnama bawa motor sendiri, ya bonceng adiknya. Aku, ya bawa motor sendiri," kata Eko.
"Ya kalau gitukan tidak praktis itumah. Coba nyewa mobil, ya tiga orang di satu kendaraan lebih baikkan," kata Budi.
"Nyewa mobil. Ah tidak terpikir sampe sana," kata Eko.
"Yang penting acara jalan bareng sama Purnama berjalan dengan baik kan Eko?!" kata Budi.
"Memang berjalan dengan baik. Ya tetap menjalankan protokol kesehatan sih, ya demi kebaikan bersama gitu," kata Eko.
"Masih menanggulangi pandemi covid-19, ya jadinya mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Semua demi kebaikkan bersama," kata Budi menegaskan omongan Eko.
"Oooo Budi ngomongin tentang urusan pemerintahan. Boleh apa enggak?!" kata Eko.
"Memangnya ceritanya penting banget, ya kok?!" kata Budi.
"Penting enggak penting yang terpenting kan cerita sih," kata Eko.
"Kalau begitu cerita saja!" kata Budi.
"Aku harus pikir dua kali untuk bercerita," kata Eko.
"Kenapa kok Eko?!" kata Budi.
"Jangan-jangan ada tukang nguping di sini. Obrolan kita di catet dan di beritahukan sama RT lagi," kata Eko.
"Sampai segitunya Eko," kata Budi.
"RT kan ada kaitan dengan pemimpin di kota ini. Bisa di bilang anak buahnya pemimpin kota ini, ya untuk kemenangan pemimpin kota ini pada pemilu yang kemarin," kata Eko.
"Memang sih RT-nya termasuk tim sukses kemenangan sih," kata Budi.
"Aku ini lulusan SMA, ya obrolan tentang pemerintahan sekedar obrolan saja. Jadi tidak terlalu penting banget. Tapi bisa saja obrolan menjadi bentuk kritikan," kata Eko.
"Sama dengan aku lulusan SMA. Memang sih kalau ngomong urusan pemerintahan, ya bisa bentuk kritikan sih. Yang di keritikan bisa menerima atau tidak ya?!" kata Budi.
"Kritikan itu bisa di terima atau tidak?!" kata Eko.
"Padahal di Tv. Keritikan pada pemimpin di bolehkan, ya harus sesuai dengan etika sih. Pendidikan Universitas," kata Budi.
"Tv memang urusan pendidikan tinggi, ya Universitas. Mereka yang di Tv lebih mampu, ya lebih baik mengkritik urusan pemerintahan ini dan itu...sesuai dengan keilmuannya," kata Eko.
"Sudah lah Eko, ya kita ini lulusan SMA. Lebih baik tidak usah membicarakan urusan pemirintahan!" kata Budi.
"Memang lebih baik tidak membicarakan urusan pemerintahan. Karena kita cuma lulusan SMA!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke," kata Eko.
Eko meminggirkan gelas kopi dan piring yang ada gorengan. Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Sedang Budi menaruh gitar di dalam rumah, ya di meja tamu dan segera ke dapur untuk membuat kopi. Eko menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. Budi selesai membuat kopi, ya di bawa ke depan rumah. Budi menaruh kopi di meja dan berkata "Kopinya Eko!"
"Iya," kata Eko.
Budi duduk dengan baik. Eko mengambil gelas kopi di meja dan di minum dengan baik kopi.
"Kita mulai main caturnya!" kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Ok!!" kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik banget.
No comments:
Post a Comment