"Apa....Don?" kata Indro sambil menaruh cangkir berisi teh di meja.
"Guru yang mengajarkan ngaji aku pada masa kecil. Telah meninggal dunia," kata Dono.
"Inalillahi wainailaihi rojiun," kata Indro.
"Saat aku sakit parah. Guru mengajiku itu. Khawatir aku meninggal dunia. Ternyata aku bisa bertahan hidup dengan baik," kata Kasino.
"Aku sebagai teman juga khawatir dengan keadaan Dono. Tapi ternyata Dono kuat dalam menghadapi ujian sakit itu. Sekarang malah kabarnya. Guru mengaji Dono, ya meninggal dunia," kata Indro.
"Guru ngaji ku itu penyebab kematiannya, ya sakit sih," kata Dono.
"Kebanyakan manusia meninggal karena sakit. Kaya berita di Tv saja. Tentang orang sakit ini dan itu, ya pada akhirnya meninggal juga," kata Indro.
"Aku sakit sebenarnya karena membuktikan kebenaran, ya mencari jawaban dari pertanyaan ku saja. Aku berhasil dan dapet mendengarkan Roh, ya di jelaskan kebenaran ini dan itu dengan baik," kata Dono.
"Ujiannya yang berat, ya Don," kata Indro.
"Berat banget. Mendekati ajal," kata Dono.
"Ternyata Roh membimbing dengan baik seluruh umat manusia yang ingin berjalan dengan baikkan, ya kan Don?!" kata Indro.
"Semua manusia yang berjalan di jalan kebaikkan. Memang di bimbing dengan baik sama Roh. Semua atas perintah Tuhan Penguasa Alam Semesta," kata Dono.
Dono mengambil keripik pisang, ya segera di makan dengan baik. Indro mengambil keripik pisang, ya di makan dengan baik.
"Oooo. Iya Don. Apa tanggapan mu tentang acara Tv Artis Lesti menikah dengan artis Risky Billar, ya menggelar acara adat sih?!" kata Indro.
"Bagus saja sih!" kata Dono.
"Bagus toh," kata Indro.
"Bidadari yang cantik artis Lesti. Artis Risky Billar, ya pria beruntung mendapatkan artis Lesti," kata Dono.
"Bidadari. Jangan-jangan Dono jatuh hati pada artis Lesti?!" kata Indro.
"Indro. Indro. Aku pernah menulis cerita dengan judul Bidadari Lesti. Jadi hal biasa buat ku menyebutkan Bidadari," kata Dono.
"Aku kirain. Sama dengan Kasino. Menyembutkan Bidadari. Berarti jatuh hati pada artis yang di tonton di Tv, ya Selfi gitu," kata Indro.
"Aku kan beda Indro. Lagian aku lebih tua dari artis Lesti. Kadang kalau di pikir dengan baik, ya lebih baik jadi kakak. Menyesuaikan dengan cerita yang aku buat dengan baik," kata Dono.
"Aku paham Don. Memang cerita yang di buat Dono yang menggunakan nama artis Lesti, ya Dono jadi Kakak. Tapi kenapa dengan nama artis Rara di jadi pasangan?!" kata Indro.
"Nama juga permainan dalam cerita. Rara yang dunia kenyataan dengan Rara di dunia maya," kata Dono.
"Ya....ya...ya," kata Indro.
Indro mengambil cangkir berisi teh di meja dan segera di minum dengan baik. Dono mengambil keripik pisang di plastik, ya di makan dengan baik sih.
"Perlombaan menyanyi yang diadakan di Tv, ya bagus. Pesertanya berkulitas semuanya," kata Dono.
Indro menaruh cangkir berisi teh di meja.
"Memang bagus sih Don. Pesertanya menyanyi di Tv berkualitas semua. Aku saja terkesan dengan gadis cantik," kata Indro.
"Itu sih kebiasaan Indro," kata Dono.
"Kan Dono juga sama. Terkesan juga dengan cewek cantik juga!" kata Indro.
"Ya...ya..ya," kata Dono.
Dono mengambil cangkir berisi teh dan meminumnya dengan baik.
"Main game ah!" kata Indro.
Indro segera main game di Hp-nya dengan baik. Dono menaruh cangkir berisi teh di meja.
"Kebiasaan Indro, ya main game di Hp. Kalau begitu aku baca buku!" kata Dono.
Dono mengambil buku di meja dan segera di baca dengan baik. Kasino di kamarnya, ya masih sibuk dengan urusan kerjaannya yang di jalankan dengan baik.
No comments:
Post a Comment