"Pak Wendy kenapa minum kopi di sini?" tanya Ayu.
"Ayu di sini gangu aja," kata Wendy.
Orang yang di awasi Wendy di seberang jalan, ya bergerak gitu.
"Ayu bayarin dulu kopinya. Aku ngejer target!" kata Wendy.
Wendy langsung bergerak naik motornya karena orang yang di awasi Wendy naik ojek.
"Yang minum kopi siapa? Yang bayar aku!" kata Ayu.
Ayu membayar kopi pada pemilik warung kopi. Ayu ke kantorlah. Wendy terus membuntutin target dengan baik banget. Sampai di rumah gedong sih. Orang yang di buntutin Wendy, ya berhenti di rumah gedong sih. Tukang ojek, ya pergilah setelah di bayar gitu. Masuklah orang tersebut ke rumah gedong itu. Wendy memarkirkan motornya dengan baik banget. Andika menelpon Wendy.
"Wendy posisi di mana?" kata Andika.
"Posisi di sebuah rumah gedong. Mau menangkap target," kata Wendy.
"Kalau begitu aku kesana secepat mungkin," kata Andika.
"Iya," kata Wendy.
Hubungan teleponan antara Wendy dan Andika selesai. Wendy memberanikan diri untuk masuk ke rumah gedong itu, ya lewat pintu depanlah. Pintu di buka dengan baik sama Wendy karena tidak di kunci sih pintu depan. Muncul sosok yang menyeramkan. Wendy mau berteriak "Setan", tapi tidak jadi karena yang di lihat itu cuma patung berwujud menyeramkan di taruh di ruang tamu. Wendy pelan-pelan masuk rumah. Di sebuah kamar terjadi transaksi narkoba. Wendy mendobrak pintu dengan memegang pistolah untuk mengalahkan musuh gitu.
"Jangan bergerak," kata Wendy menodongkan pistol.
Orang-orang yang sedang bertransaksi narkoba tidak bergerak gitu. Wendy kaget melihat sosok artis yang menjadi pengedar narkoba Anji dan Nia suaminya Ardi. Di belakangnya Wendy ada anak buah Anji, yang bernama John. Ya John menodongkan pistol ke kepala Wendy dan John berkata "Serahkan pistol mu."
Wendy mengikuti maunya orang di belakang dia, ya menyerahkan pistol di tangannya. Trik sulap di lakukan Wendy. Bukannya pistol yang di serahkan melainkan pisang.
"Becanda kamu?!" kata John.
"Nama juga pelawak, ya becanda," kata Wendy.
Wendy menyerahkan pistolnya yang asli sih. Andika muncul di belakang John dengan menodongkan pistol di kepala dan berkata "Serahkan pistol mu!"
"Iya," kata Jhon.
Jhon menyerahkan pistol ke Andika. Wendy senang Andika cepat dateng menolong.
"Kalau bertindak jangan sendiri. Untung aku cepat dateng!" kata Andika.
"Iya," kata Wendy.
Wendy mengambil pistolnya lagi di tangan Jhon. Wendy dan Andika mulai memborgol Anji, Nia, Ardi dan Jhon. Saat mau keluar dari rumah gedong. Ada beberapa preman dateng yang ingin menolong Anji dan kawan-kawan gitu. Andika dan Wendy sebenarnya dengan pistol, ya preman sudah kalah sih. Andika dan Wendy ingin menunjukkan kehebatan seni bela diri gitu. Andika dan Wendy bertarung dengan para preman. Pertarungan sengit banget kaya film laga gitu luar biasa heboh banget gitu. Wendy dan Andika bisa mengalahkan preman semuanya. Pak Andre dateng dengan pasukan. Pak Andre melihat kerja Wendy dan Andika yang menangkap para pengedar narkoba.
"Lapor Pak. Telah berhasil menangkap pengedar narkoba," kata Wendy.
"Hebat Wendy dan juga Andika," kata Pak Andre.
"Iya Pak," kata Wendy dan Andika bersamaan.
Pak Andre menyuruh anak buah membawa semua para penjahat ke mobil dan langsung ke kantor untuk di proses lebih lanjut.
"Wendy kita berhasil menangkap para penjahat," kata Andika.
"Semua berkat informan aku," kata Wendy.
"Iya deh. Informan Wendy jempolan," kata Andika.
Andika dan Wendy, ya ke kantor dengan kendaraan masing-masing....motorlah. Selang beberapa saat. Di kantor. Semua di proses dengan baik. Pak Andre sedang wawancara dengan repoter Tv tentang keberhasilan anak buahnya menangkap para penjahat pengedar narkoba. Ayu mendatangi Wendy yang bersama Andika duduk di kantor.
"Pak Wendy..uang kopinya," kata Ayu.
"Ayu. Uang kopi di tagih," kata Wendy.
"Wendy ngebon kopi ya?!" kata Andika.
"Iya sih. Abisnya lagi ngejer target. Yang bayar kopinya Ayu!" kata Wendy.
"Ooo begitu," kata Andika.
Wendy menyeluarkan uang dari sakunya dan berikan ke Ayu.
"Uangnya lebih Pak Wendy?!" kata Ayu.
"Lebihnya untuk Ayu. Bonus," kata Wendy.
"Terima kasih Pak Wendy. Sering-sering saja ya!" kata Ayu.
"Mau...nya," kata Wendy.
Wendy dan Andika memutuskan main catur saja. Ayu, ya membereskan ini dan itu di kantor...bersih-bersihlah.
No comments:
Post a Comment