"Kenapa berhenti di depan pintu masuk tempat pemakaman?" tanya Indro.
"Aku ingin masuk ke dalam, ya ke tempat makamnya Wulan," kata Dono.
"Masih saja mikirin cinta yang telah lama tidur," kata Roh.
Dono memang mendengarkan omongan Roh, ya tetap diam saja.
"Gimana Don....mampir sebentar saja tidak apa-apa kok!" kata Indro.
"Mampir sebentar saja!" kata Dono.
"Ingat masuk tempat pemakaman ada tata kramanya. Hidup kamu menghormatinya. Mati pun kamu menghormatinya," kata Roh.
Dono mendengar omongan Roh.
"Iya," kata Dono.
"Iya....apa Don? Jangan-jangan dengerin suara gaib. Ya memang Dono sendiri yang mampu mendengarkannya," kata Indro.
"Iya. Aku di ingatkan tata cara menghormati masuk tempat pemakaman. Saat hidup kita harus menghormati orang yang hidup itu. Saat mati, ya harus menghormati yang mati," kata Dono.
"Iya, aku tahu tata cara masuk tempat pemakaman untuk menghormati orang telah mati," kata Indro.
Dono dan Indro masuk ke dalam tempat pemakaman dengan tata cara masuk makam yang baik untuk menghormatinya. Sampai di kuburannya Wulan.
"Don, kita doain Wulan," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Padahal di dalam kubur itu sudah tenang, tidur untuk selamanya," kata Roh.
Dono mendengar omongan Roh, tetap saja Dono berdoa bersama Indro untuk Wulan. Selang berapa saat Dono dan Indro, ya selesai juga berdoa untuk Wulan, jadi keluar dari tempat pemakaman. Dono dan Indro berjalan menuju toko buah.
"Don, cerita kisah cinta mu kaya ceritanya Sule," kata Indro.
"Maksudnya?!" kata Dono.
"Sule kan...istrinya meninggal tuh di gantikan penggantinya, cewek yang cantik banget. Nathalie Holscher namanya," kata Indro.
"Maksudnya itu toh. Memang sih. Wulan meninggal di gantikan Rara. Tapi yang menyakitkan adalah aku belum mendapatkan kenangan cinta dari Wulan yang paling berharga. Jadi aku kalah banyak dari Sule lah," kata Dono.
"Buah cinta. Anak toh," kata Indro.
"Iya. Anak," kata Dono.
"Beruntung....ya Sule, ya dapet semuanya," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Suratan Takdir Yang Maha Kuasa," kata Roh.
Dono mendengarkan omongan Roh, ya diam saja. Dono dan Indro terus berjalan sampai ke toko buah. Indro pun memilih buah apel dan segera di bayarnya. Setelah itu Dono dan Indro pulang ke rumah. Sampai di rumah. Dono duduk di ruang tamu, ya main game di Hp-nya. Indro membersihkan apel di belakang. Setelah itu. Apel di taruh di piring cuma beberapa sih dan sisanya di taruh di lemari es. Indro membawa sepiring buah apel ke ruang tamu. Indro pun menaruh apel di meja.
"Apelnya Don," kata Indro.
"Iya," saut Dono, ya menghentikan main game di Hp-nya.
Dono mengambil apel di piring dan segera di makannya. Indro, ya makan apel dan main game di Hp-nya.
"Manis apel ini," kata Dono.
"Hidup harus di nikmati," kata Roh.
Dono tetap mendengarkan Roh, ya tetap diam saja. Dono pun kembali main game di Hp-nya. Sedangkan Kasino, ya sedang asik ngobrol dengan Selfi di ruang tamu. Biasalah Kasino dan Selfi urusan pacaran gitu. Bapak dan Ibu Selfi, ya tetap mengawasi Kasino dan Selfi di ruang tengah sambil nonton Tv.
No comments:
Post a Comment