"Puisi ini yang aku buat untuk seseorang. Aaaah Lupakan Cinta," kata Dono.
Dono menutup bukunya dan selembar kertas putih bertuliskan puisi di buang Dono ke tong sampah.
"Aku harus melupakan Cinta. Kenangan itu tak ku inginkan lagi," kata Dono.
Dono pun ke kamar dan buku di taruh di meja belajar. Mulai Dono mengetik di leptopnya. Indro yang beres-beres rumah. Saat ingin membuang sampah menemukan selembar kertas puisi berisi puisi. Indro membaca puisi tersebut dengan baik.
"Bagus ini puisi. Ada nama penulisnya, kaya ini sialnya Dono," kata Indro.
Indro pun ke kamar Dono.
"Don.....ini puisi kamu, kenapa di buang ke tempat sampah?!" kata Indro.
Dono menghentikan mengetik di leptopnya.
"Oooo itu. Karena tidak penting lagi. Puisi itu di buat untuk orang yang masih hidup, tapi orangnya sudah meninggal. Untuk apa menyimpan kenangan tersebut. Lebih baik aku melupakan itu Cinta selamanya," kata Dono.
"Oooooo begitu. Menutup lembaran lama untuk selamanya karena orangnya tidak ada dan membuka lembaran baru yang baik untuk Dono," kata Indro.
"Iya, bisa di bilang begitu," kata Dono.
"Ya sudah Don. Aku mau melanjutkan pekerjaan ku!" kata Indro.
"Ya," kata Dono.
Dono melanjutkan mengetik di leptopnya. Indro pun melanjutkan kerjaannya dan ingin membuang tuh kertas putih bertuliskan puisi.
"Di buang atau tidak ya," kata Indro.
Kasino melihat ulah ya Indro di halaman belakang di tempat pembuangan sampah, ya ingin membakar sampah. Kasino menghampiri Indro dan berkata "Apa yang di pikirkan Indro?!"
"Ini kertas putih berisi kan puisi ini. Mau aku bakar sama sampah yang lain, tapi....ini kenangannya Dono. Malahan Dono, ingin melupakan puisi untuk selamanya. Tidak mengingat orang telah lama meninggal," kata Indro.
"Kalau di buang Dono. Ya sudah di buang aja. Di bakar juga tidak ada masalah," kata Kasino.
"Kenangan Cinta itu harus di lupakan selamanya," kata Indro.
"Kalau itu yang terbaik. Lupakan!" kata Kasino.
"Lupakan...saja berarti. Kertas putih bertuliskan puisi aku buang ah...ketumpukan sampah," kata Indro.
Indro pun membakar tumpukan sampah tersebut. Kasino, ya melanjutkan pekerjaannya mengurus tanaman di potnya.
"Kenangan Cinta sekarang sirna telah habis di makan api. Cinta harus di lupakan," kata Indro.
Sampah pun telah habis terbakar dan menjadi abu. Indro pun masuk rumah untuk istirahat.
"Sampah rumah tangga itu di olah bisa jadi pupuk atau di musnahkan saja. Tapi kebanyakan di zaman sekarang ini seperti tetangga sekitar sini. Ya di buang ke tukang sampah yang tiap hari ngambil sampah dan akan di buang ke tempat pembuangan sampah. Karena hidup ini banyak manusia, ya masalah sampah itu polemik banget," celoteh Indro yang panjang lebar.
Indro pun duduk di ruang tamu dan membuka jaringan internet di Hp-nya untuk membaca artikel.
"Berita tentang pemerintahan hari ini cuma seputar ini dan itu," kata Indro.
Indro membaca artikel zodiak hari ini.
"Zodiak hari ini tentang Cinta, ya bagus sih. Tapi di sisi lain. Dono....ya melupakan Cinta selamanya. Tidak ingin mengingat kenangan itu," kata Indro.
Indro terus membaca artikel game.
"Bagus....ini artikel pembahasan tentang game. Aku sukai," kata Indro.
Indro menghentikan baca artikel di Hp-nya. Ya segera main game di Hp-nya. Kasino masih mengurus tanaman di potnya. Ada batang tanaman di pot patah.
"Bonsai ku patah. Di potong apa enggak ya? Potong saja ah!" kata Kasino.
Kasino, ya memotong tuh batang yang patah.
"Masih terlihat bagus, setelah di potong," kata Kasino.
Kasino pun telah merawat semua tanaman di potnya, ya segera mencuci tangan pake sabun dan air mengalir. Setelah itu istirahat. Kasino menikmati minum teh sambil melihat keadaan di halaman belakang yang menyenangkan gitu.
"Cinta itu memang manis, terkadang pahit jika terluka karena kecewa. Dono memilih melupakan Cinta, karena orang telah lama pergi. Pilihan yang tepat," kata Kasino.
Kasino menaruh cangkir teh di meja dan segera main game di Hp-nya. Dono yang masih mengetik di leptopnya, ya tiba-tiba berhenti.
"Kenangan manis itu mengganggu pikiran ku saja. Pahit kehilangan itu...membuat ku menderita. Aku lupakan saja," kata Dono.
Dono menarik nafasnya dan melanjutkan mengetik di leptopnya. Dengan penuh ke seriusan Dono mengerjakan pekerjaannya dan melupakan Cinta masa lalunya.
No comments:
Post a Comment