Dono, ya tidak tinggal diam gitu...jadi bergerak dengan berlari cepat untuk menolong gadis yang butuh pertolongan tersebut. Golok pun di cabut dari sarungnya. Dono dengan menebas monster banteng dengan cepat banget sampe terputus lengan kanan monster banteng yang memegang gada. Ya monster banteng menyerang Dono dengan tinjuan tangan kirinya.
Dengan sigapnya Dono, ya menebas ke bagian lehernya monster banteng sampai terputus. Monster banteng pun jatuh ke tanah dengan terpisah antara kepala dengan badannya.
Dono menyarungkan goloknya dan menghampiri gadis yang di tolongnya.
"Kamu..... .tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa, terima kasih atas bantuannya."
"Iya."
Dono pun pergi meninggal gadis tersebut. Tetapi gadis tersebut malah mengikuti Dono, ya di biarkan saja. Sampai di rumah. Ya gadis tersebut di persilakan masuk rumah Dono yang berbentuk gubuk derita dan juga membuatkan ikan bakar untuk gadis tersebut, ya karena memang gadis tersebut lapar dan dari tadi menahan rasa laparnya.
Dengan lahap gadis tersebut makan ikan bakar. Ya Dono pun mulai berkenalan dengan gadis tersebut. Dengan santunnya gadis tersebut memberitahukan nama dirinya "Lesti".
"Nama...yang cantik, sesuai dengan orangnya," pujian Dono.
"Terima kasih," saut Lesti.
Lesti pun, ya tahu...orang yang menolongnya bernama "Dono".
Dono dan Lesti menjalin hubungan dengan baik hari itu juga. Waktu berganti menjadi malam, ya Dono dan Lesti beristirahat yang tenang banget di gubuk.
Esok harinya. Ya Lesti memasak di dapur. Dono pun sedang latihan silat di depan rumah. Seorang bertubuh tegap dengan baju perang yang mengendarai kuda....bergerak menuju ke Dono yang sedang latihan silat.
Sampai di depan rumah, ya kuda pun yang di tunggangin pun berhenti, lalu melompatlah orang tersebut dan langsung menyerang Dono dengan terjangan tendangan. Dono bisa menghindari serangan orang tersebut. Ya terjadi pertarungan yang sangat sengit antara keduanya.
Lesti yang selesai memasak ya sudah menyajikan makan di meja sih. Terdengar pertarungan Dono dengan seorang yang di kenal Lesti. Sebenarnya Lesti ingin menghentikan pertarungan tersebut, tapi ternyata pertarungan sangat sengit banget....jadi hanya berdiam saja Lesti.
Dono mulai terdesak dengan serangan orang yang tidak di kenalnya. Maka itu Dono mengerahkan ilmu pamungkasnya.
"Energi penghancur," ucap Dono sambil ke dua tangannya di arahkan ke lawannya, ya keluar energi tenaga dalam yang dasyat.
"Bahaya," katanya.
Lawannya Dono mengeluarkan kekuatan yang sama Dono dengan teknik yang berbeda. Terjadilah benturan energi tenaga dalam yang dasyat dan akhirnya yang menang Dono. Ya Dono bergerak cepat untuk meninju lawannya.
"Hentikan," teriak Lesti.
Dono pun berhenti tidak meninju lawannya. Pertarungan pun berhenti juga. Seseorang yang berpenampilan panglima perang pun berkata "Tuan Putri".
"Panglima Anggara siapkan aku kuda. Aku akan pulang ke istana!" perintah Lesti.
"Baik, Tuan Putri," kata panglima Anggara.
Panglima Anggara menyiapkan kuda yang akan di tunggangi Putri Lesti. Ya Lesti pun bicara dengan Dono......cuma sekedar berterimakasih saja. Lesti pun naik kuda begitu juga panglima Anggara dan bergerak menuju istana. Dono, ya sendirian lagi dan melupakan Lesti.
***
Dua minggu berlalu. Dono tetap sendiri menjalani hidupnya dan sedang asik memancing di danau. Bapak-bapak sedang di tengah danau dengan perahu, ya melempar jaring untuk menangkap ikan. Bapak tersebut, ya dapet ikan di jaringnya tetapi tertarik masuk ke dalam air. Ikan besar ingin memakan Bapak tersebut. Dono melihat dari jauh kejadian tersebut, maka itu meninggalkan pancingannya dan melompat ke air danau dengan menggunakan teknik meringankan tubuh....jadi seaman-akan terbang gitu. Sampai di tempat Bapak yang mau di makan ikan besar, kaya monster. Dono segera menyelamatkan Bapak tersebut dan di bawa ke pinggir danau. Ikan monster pun berenang cepat menuju Dono untuk is mangsa. Dono mencabut golok untuk bertarung menghadapi Ikan monster.
Sang Ikan monster tidak mudah di taklukan. Dono terus menggunakan teknik goloknya untuk membunuh Ikan monster. Walhasil berhasil Ikan monster di kalahkan dan di potong Dono jadi dua. Golok pun di sarungkan.
Dono langsung ke tempat pancingan berada. Saat pancingan di angkat, ya dapet ikan. Dono segera pulang ke rumah dengan membawa hasil ia memancing. Sampai di rumah ada bau yang enak, jadi Dono masuk ke dalam rumah ternyata ada seorang gadis cantik menyajikan makan di meja.
"Lesti," kata Dono.
"Mas...Dono baru pulang memancing. Sini ikannya, biarkan Lesti olah jadi makanan!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Lesti pun mengolah ikan tersebut. Dono duduk santai untuk menghilangkan rasa letihnya berjalan kaki. Selang berapa saat ikan pun jadi makanan yang enak dan di sajikan meja.
"Mas...makan!!!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Dono pun menikmati makanan yang di buat Lesti. Sampai perut Dono pun kenyang. Dono pun mulai ngobrol dengan Lesti. Terkejutlah Dono dengan kata Lesti "Kangen".
Maka itu Dono, ya biasa-biasa aja menanggapi Lesti karena memang Dono menganggap Lesti hanya sebatas adik saja dan menghormatinya seorang Putri Kerajaan. Lesti pun memahami Dono, jadi hubungan itu hanya sebatas pertemanan saja. Obrolan antara Dono dan Lesti pun usai juga. Lesti pun telah di jemput oleh panglima Anggara untuk pulang ke istana.
Dono pun kembali sendiri di rumah ya sambil tiduran di tempat tidur yang terbuat dari bambu. Rasa kantuk dateng, Dono pun tidur dengan nyenyak sekali.
"Panglima Anggara siapkan aku kuda. Aku akan pulang ke istana!" perintah Lesti.
"Baik, Tuan Putri," kata panglima Anggara.
Panglima Anggara menyiapkan kuda yang akan di tunggangi Putri Lesti. Ya Lesti pun bicara dengan Dono......cuma sekedar berterimakasih saja. Lesti pun naik kuda begitu juga panglima Anggara dan bergerak menuju istana. Dono, ya sendirian lagi dan melupakan Lesti.
***
Dua minggu berlalu. Dono tetap sendiri menjalani hidupnya dan sedang asik memancing di danau. Bapak-bapak sedang di tengah danau dengan perahu, ya melempar jaring untuk menangkap ikan. Bapak tersebut, ya dapet ikan di jaringnya tetapi tertarik masuk ke dalam air. Ikan besar ingin memakan Bapak tersebut. Dono melihat dari jauh kejadian tersebut, maka itu meninggalkan pancingannya dan melompat ke air danau dengan menggunakan teknik meringankan tubuh....jadi seaman-akan terbang gitu. Sampai di tempat Bapak yang mau di makan ikan besar, kaya monster. Dono segera menyelamatkan Bapak tersebut dan di bawa ke pinggir danau. Ikan monster pun berenang cepat menuju Dono untuk is mangsa. Dono mencabut golok untuk bertarung menghadapi Ikan monster.
Sang Ikan monster tidak mudah di taklukan. Dono terus menggunakan teknik goloknya untuk membunuh Ikan monster. Walhasil berhasil Ikan monster di kalahkan dan di potong Dono jadi dua. Golok pun di sarungkan.
Dono langsung ke tempat pancingan berada. Saat pancingan di angkat, ya dapet ikan. Dono segera pulang ke rumah dengan membawa hasil ia memancing. Sampai di rumah ada bau yang enak, jadi Dono masuk ke dalam rumah ternyata ada seorang gadis cantik menyajikan makan di meja.
"Lesti," kata Dono.
"Mas...Dono baru pulang memancing. Sini ikannya, biarkan Lesti olah jadi makanan!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Lesti pun mengolah ikan tersebut. Dono duduk santai untuk menghilangkan rasa letihnya berjalan kaki. Selang berapa saat ikan pun jadi makanan yang enak dan di sajikan meja.
"Mas...makan!!!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Dono pun menikmati makanan yang di buat Lesti. Sampai perut Dono pun kenyang. Dono pun mulai ngobrol dengan Lesti. Terkejutlah Dono dengan kata Lesti "Kangen".
Maka itu Dono, ya biasa-biasa aja menanggapi Lesti karena memang Dono menganggap Lesti hanya sebatas adik saja dan menghormatinya seorang Putri Kerajaan. Lesti pun memahami Dono, jadi hubungan itu hanya sebatas pertemanan saja. Obrolan antara Dono dan Lesti pun usai juga. Lesti pun telah di jemput oleh panglima Anggara untuk pulang ke istana.
Dono pun kembali sendiri di rumah ya sambil tiduran di tempat tidur yang terbuat dari bambu. Rasa kantuk dateng, Dono pun tidur dengan nyenyak sekali.
No comments:
Post a Comment