Seusai urusan kerjaan dengan segera Dono pun pulang ke rumah. Seperti biasa mampir ke warung Nabila untuk beli gorengan.
"Nabila gorengannya Rp 10.000," kata Dono.
"Iya...Mas Dono. Nabila bungkusin," kata Nabila sambil memasukkan gorengan yang anget ke dalam kertas.
"Loh...pake kertas....Nabila dibuat sendiri kaya kantong gitu. Biasanya pake plastik?" tanya Dono.
"Memang biasa pake plastik. Tapi karena pemberitaannya di media berkenaan sampah plastik...bermasalah ini dan itu. Ya...saya alternatif aja pake kertas bekas yang beli tukang loakan dan saya buat jadi kantong," penjelasan Nabila.
"Repot juga....urusan awalnya mudah jadi susah. Padahal jika produsen plastik daya belinya masyarakat menurun pada akhirnya bangkrut," kata Dono.
"Mau...apalagi...Mas Dono. Berita seperti itu....sampai-sampai ada organisasi yang ngurusin masalah tentang sampah plastik. Di Jakarta....aja sampe menteri ikut turun ke jalan supaya....menjelaskan dampak sampah plastik ini dan itu," kata Nabila.
Asik-asik bicara. Rara sudah di sebelah Dono.
"Nabila gorengan juga," permintaan Rara.
"Berapa...Mbak?" tanya Nabila.
"Biasa Rp 10.000," kata Rara.
"Iya. Ini...Mas gorengannya," kata Dono.
"Iya...Nabila, sekalian saya bayarin.....gorengan Rara," kata Dono sambil menyerahkan uang ke Nabila Rp 50.000.
"Ini...kembaliannya...Mas Dono....Rp 30.000," kata Nabila.
"Terima kasih," kata Dono.
"Iya...sama-sama," saut Nabila.
"Dek...Rara...mau ikut pulang ke rumah Mas Dono?" kata Dono niat becanda sama Rara.
"Enggak," saut Rara yang ketus.
"Ya...udah...Asalamualaikum," kata Dono.
"Waalaikumsalam," kata Rara dan Nabila bersamaan.
Dono pun berjalan menuju pulang ke rumahnya sambil makan gorengan. Rara pun nunggu gorengan yang di bungkus oleh Nabila. Terlihat dari wajah Rara yang asem banget kaya gak enak di lihat. Nabila pun bertanya "Rara...kenapa gak terlihat...respon begitu jutek sama Mas Dono?"
"Ah..itu biasa. Lagi males ngomong sama Mas Dono?" kata Rara.
"Males....atau kah. Kamu tidak ingin semua warga tahu kalian berdua....pacaran. Alias tidak mau di omongin orang-orang jadi buah bibir. Jadi setiap....
ketemu...jutek...gitu," kata Nabila.
ketemu...jutek...gitu," kata Nabila.
"Ya....begitu..lah. Lebih...baik seperti ini. Dari di omongin....orang-orang yang ini dan itulah. Padahal...enggaklah," kata Rara.
"Nie gorengannya," kata Nabila menyerahkan bungkus gorengan ke Rara.
"Terima kasih," kata Rara.
"Sama-sama," jawab Nabila.
Rara pun pulang ke rumahnya. Sampai di rumah Rara segera mengirim pesan singkat ke Dono lewat Hpnya "Mas...Dono terima kasih udah di bayarin gorengannya".
Dono pun membalasnya pesan singkat itu dengan Hpnya "Ya...sama-sama".
Rara pun menikmati gorengannya tapi tidak sendirian di rumah karena ada tamu Putri dan Selfi yang main ke rumah hanya sekedar ngobrol urusan cewek.
Dono sampai di rumah seperti biasa mengambil leptop di kamar untuk mengetik sesuatu. Karena baterai leptop lobet maka di caslah leptop. Dono pun segera mengetik sesuatu yang baik karena ada banyak ide di kepalanya untuk membuat satu tulisan.
Lagi asik ngetik. Listrik mati. Dono tidak bisa melanjutkan mengetiknya. Maka di tinggalkanlah urusan mengetik Dono dan bersantai di ruang tamu sambil baca buku komik. Dengan sabar Dono nungguin listrik hidup lagi dan bisa mengetik lagi.Ternyata Dono sampe boreng banget listrik tetap mati.
"Bayar...mah harus sesuai peraturan. Kalau telat di denda. Kalau...sudah listrik mati...begini....kemungkinan positif sampe malem ini mah," kata Dono.
Kasino dan Indro pun langsung masuk rumah dan segera mengucap salam "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Dono yang sibuk baca buku komik.
Indro dan Kasino pun duduk di sofa untuk menghilangkan rasa capek mereka dan sekalian makan gorengan yang di taruh di meja sama Dono.
"Oh..iya..Don..udah lama mati..listriknya," tanya Indro.
"Ya...lumayan...sih. Dari tadi," jawab Dono.
"Kalau....itu mah...positif sampe malem gelam-gelapan,"saut Kasino.
"Don...lilin...masih adakan?" tanya Indro.
"Lilin masih ada. Lampu emergensi...ada," kata Dono.
"Kalau...begitu sih. Gak gelap-gelapan," kata Indro.
"Ia..sih...., tapi siapa yang jaga lilinnya," kata Kasino yang ngelantur.
"Kamu....babi ngepetnya," kata Dono dan Indro bersamaan.
"Kalau...saya jaga lilinnya dan jadi babi ngepetnya....gak jadi mainnya," kata Kasino.
"Becanda...kuno," kata Dono.
"Kuno...banget," kata Indro.
Suara azan di kumandangkan. Waktunya sholat Magrib. Dono, Kasino dan Indro pun berbenah diri untuk menjalankan sebagai muslim yang baik. Sampai di mesjid pun listrik belum nyala juga. Tetap mesjid hidup lampu jadi terang karena pake jensed.
Dono pun bertemu Rara di mesjid tetap diam-diam saja tak sepatah kata pun bicara. Sholat Magrib berjalan dengan khusuk banget. Selesai Sholat Dono, Kasino dan Indro memutuskan untuk ngobrol di mesjid sampai listrik hidup lagi.
Rara pun pulang setelah sholat Magrib bersama Putri dan Selfi. Dono memang melihatnya Rara keluar dari mesjid menuju rumahnya. Indro pun beserta Kasino pun melihat Rara juga. Tetap saja Dono diam saja.
"Don...gak ngobrol sama Rara...gitu?" tanya Indro.
"Enggak lah....kan ada kawan-kawannya...yang nemenin," kata Dono.
"Sudah bertemu...kaya gak rasa rindu ini dan itu. Biasa banget urusan percintaan Dono," kata Indro.
"Setiap.....anak adam menjalani percintaannya pasti ....punya cerita masing-masing.
Ya....menurut Dono ....lebih baik seperti itu. Menurut kita...belum tentu," kata Kasino.
"Benar kamu Kasino. Sama...saya...dengan Saskia," kata Indro.
"Cinta itu apa sih?" tanya Dono.
"Kok nanya gitu Don. Kamu telah menjalaninya masih bingung?!" kata Indro.
"Kaya...omongan orang frustasi aja...," saut Kasino.
"Cuma iseng aja," kata Dono.
"Iseng...aja toh," saut Indro.
"Jadi...cuma ngelantur..omongan," kata Kasino.
"Cinta...hanya sebuah rasa di dalam detak jantung dan ingin bersama orang yang di cintai...tapi kenapa rasa hubungan...terasa hambar ya..?" kata Dono curhat.
"Kayanya....mau kelain hati," kata Indro.
"Maksudnya...teman kita...ingin mencoba merasakan rasa cinta itu pada cewek lain. Selingkuh...itu namanya. Siapa orangnya..Don?" kata Dono.
"Siapa...ya? Aulia...aja...atau Selfi?" kata Dono.
"Wah..wah...wah...beneran menetapkan target selingkuhan," kata Indro.
"Kaya...ada yang ganjil omongan Dono," kata Kasino.
Listrik pun hidup saat Dono, Kasino dan Indro ngobrol dan ketiganya mengucap "Alhamdulilah".
"Pulang yuk," kata Dono.
"Obrolannya...belum selesai," kata Indro.
"Sudah...cuma...iseng...aja. Saya gak ada niat untuk mencari....kedua, ketiga dan seterusnya," kata Dono.
"Iseng...aja. Gak asik," kata Indro.
"Makanya...ada..yang ganjil. Pola pembicaraannya...emang ngelantur. Udah pulang aja...saya masih ada kerjaan...yang harus saya selesaikan," kata Kasino.
Ketiganya mau pulang ke rumah gak jadi karena azan di kumandangkan untuk sholat Isya. Ya...Dono, Kasino dan Indro pun melaksanakan sholat Isya baru pulang ke rumah. Selang berapa saat sholat Isya pun selesai juga. Dono, Kasino, Indro pun berjalan pulang ke rumah. Sampai di rumah segera mereka bertiga melaksanakan urusan masing-masing.
Indro pun asik nonton Tv. Kasino sedang mengolah pembukuan di kamarnya dan Dono mengetik di ruang tamu. Kadang Indro pun duduk bersama Dono untuk bertanya sesuatu karena permainan dari Indro.
"Don...dari juri di ajang perlombaan musik yang saya sebutkan mana....yang tidak kamu sukai? Soimah, Inul Daratista, Nazar, Dewi Persik dan terakhir Saskia Gotik!!" kata Indro.
"Kenapa gak Caren Delano gak di masukin?" tanya Dono.
"Itu sama...aja...sekalian Maya Ratih!!!. Ayo...Don..jawab!!" kata Indro.
"Ok..saya jawab. Cuma permainankan. Kaya gak ada sih...cuma terlihat gak enak aja dilihat aja...gayanya.....Giring dan Beby Romeo," kata Dono.
"Kenapa...jadi...mereka..sih..jauh dari pertanyaan," kata Indro.
"Kan...cuma permainan...ngelantur bolehkan. Tapi...untuk nyenengin kamu Indro....saya jawab dengan baik....dan benar.....saya gak....suka dengan.....Nazar," kata Dono.
"Kenapa...Nazar? Jangan-jangan ada kaitannya...dengan Selfi...ya ?" tanya Indro.
"Cuma gak suka...aja. Kan biasanya... kamu nyuruh milih satu aja yang.....gak suka aja. Gak ada alasannya...cuma mainan," kata Dono.
"Itu...beneran..atau bohongan?" tanya Indro.
"Bohongan. Jadi yang bener saya....suka semuanya....titik gak ada koma. Cuma ngikutin permain kamu Indro," kata Dono.
"Udahlah permainannya selesai....saya cuma becanda kok," kata Indro.
"Saya...tahu," saut Dono.
Indro pun kembali ke ruang tengah untuk nonton acara KDI. Dono sibuk ngetik di leptopnya. Kadang istirahat sebentar ingin melihat ulah Indro yang sedang nonton acara Tv.
"Loh yang...di obrolin juri D Star....yang di tonton...malah KDI...ya...Indro?" tanya Dono.
"Suasana..Don...ingin tahu fersi yang lain. Biasa competetor dalam bisnis hiburan. Oh ya...tanggapan dari sosial media tentang KDI gimana...Don?" kata Indro.
"Kasih tahu...gak ya...?!" kata Dono.
"Kasih ...tahu dong Don?!" kata Indro.
"Jawabannya adalah relatif di sesuaikan dari minat masyarakat," kata Dono.
"Relatif...sih. Jawaban yang paling tepat," saut Indro.
Dono pun kembali duduk di ruang tamu untuk mengetik lagi di leptopnya. Tiba-tiba dapet pesan singkat dari Rara lewat Hpnya "Mas.....Dono lagi ngapain?"
Dono pun membalasnya pake Hpnya "Lagi kerja...alias melakukan sesuatu yang sifatnya hoby."
"Oh....kerja. Selamat malem Mas Dono," Rara pun mengirim pesan singkat lagi.
Dono pun membalesnya "Selamat malem Rara...mimpi yang indah".
Dono pun melanjutkan mengetiknya sampai selesai tulisan jadi baru di save. Baru deh Dono istirahat di kamarnya karena lelah melaksanakan aktivitas seharian. Indro masih asik nonton sampai acara selesai baru nonton acara yang lain di chanel Tv yang lain dengan acara Flash the series.
Karya : No
No comments:
Post a Comment