CAMPUR ADUK

Thursday, January 24, 2019

CINTA KE DUA

Angin bertiup sangat kencang. Langit menurunkan tetesan air. Dono pun keluar dari rumahnya.

"Hujan...hujan...," teriak Dono yang senang.

Dono pun menunggu air yang turun dari langit turun dengan deras, tetapi tidak hanya rintik-rintik. Dono pun murung sekali.

"Kayanya gak jadi hujan," kata Dono.

Langit pun menunjukkan gemuruhnya dan kilatan petir yang menyambar-nyambar. Sampai cahayanya kilat terlihat jelas di mata Dono.

"Benar..benar dekat cahaya kilat itu," kata Dono.

Dono terus menunggu hujan turun dengan sangat deras. Dono lagi-lagi murung.

"Kenapa hujannya di wlayah sana? Kenapa gak nyampe di sini? Apakah penyebaran awan yang membawa air....tidak merata cuma di area sana," kata Dono.

Dono bersabar menunggu hujan. Sampai akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba hujan sangat deras dan jatuh di wilayah tempat tinggal Dono.

"Hore..hujan. Ternyata..awan yang membawa air baru bertiup sampai sini," kata Dono.

Dono langsung senang memandangin air yang turun dari langit dengan seksama lewat jendela kaca rumah.

"Di sini hujan  di wilayah lain belum tentu hujan," kata Dono.

Dono pun melihat sosok gadis yang di kenalnya di jalan dalam keadaan kehujanan. Dono langsung mengambil payung dan bergerak keluar rumah. Payung pundi buka Dono dan langsung mengejar sosok gadis yang dalam keadaan kedinginan. 

Dono pun memayungi gadis tersebut. 

"Rara..," kata Dono.

"Mas Dono," kata Rara.

"Mas Dono antar pulang ya. Kamu sudah basah kuyup,"  kata Dono.

"Iya ..terima kasih atas bantuannya," saut Rara.

"Rara dari mana ..kok sampai kehujanan?" tanya Dono.

"Saya..abis baru pulang dari kuliah. Tahu-tahu sampai sini sudah hujan," cerita Rara.

"Oh...begitu," saut Dono.

Dono dan Rara berduan dalam satu payung. Hujan pun makin deras saja. Sampai di rumah Rara dan menghantarkannya sampai rumah.

"Masuk dulu mas Dono. Sampai hujan berhenti," ajak Rara.

"Ada orang di rumah gak?" tanya Dono.

"Gak ada. Cuma Rara. Bapak dan Ibu belum pulang dari kerja," kata Rara.

"Kalau begitu lebih baik mas Dono pulang. Alasannya gak baik cowok dan cewek yang tidak ada ikatan dalam satu rumah dan tidak ada yang mengawasi," kata Dono.

"Rara mengerti khawatiran mas Dono. Sebelum dan sesudahnya terima kasih," kata Rara.

"Iya ..sama-sama," jawab Dono.

Dono pun meninggalkan Rara begitu saja. Sedangkan Rara langsung masuk rumah dan menutup pintu dengan rapat. Rara pun bersandar di pintu.

"Mas Dono tetap tidak mengerti perasaan Rara yang sebenarnya. Dia orang baik. Padahal orang tua telah setuju Rara di jodohkan dengan mas Dono. Tetap mas Dono...tidak membuka pintu hatinya buat Rara," katanya.

Rara pun meneteskan air matanya dan langsung masuk kamarnya.

Dono pun sampai juga di rumahnya dan menutup payungnya. 

"Ojek ...payung untuk Rara. Seandainya....kamu masuk duluan saya terima jadi pasangan hidup saya dan saya segera menikahi Rara. Toh orang tua saya dan orang tua Rara sudah setuju. Tapi karena awalnya Wulan yang telah masuk ke dalam hati ini. Saya harus menjaga perasaan ini tetap setia pada Wulan," celoteh Dono sambil melihat hujan yang deras dari teras rumahnya.

Dono pun segera masuk ke dalam rumah dan segera ke kamarnya langsung menghidupkan komputernya dan segera mengetik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.


Karya: No

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK