CAMPUR ADUK

Thursday, July 5, 2018

SISTEM BIROKRASI

Siang cukup terik. Bono pergi dengan adiknya Heru pergi menggunakan motor. Dengan santai Heru membawa motor melewati jalan yang ramai. Bono yang baru sembuh dari sakit hanya melihat dunia sekitar dengan senang sekali. Sampailah Di sebuah bank swasta. Heru dan Bono masuk ke dalam bank.

"Permisi mas.....petugas costamer servis-nya ada?," tanya Heru.

"Lagi istirahat...mas.. Karena baru selesai melayani para nasaba yang punya banyak permasalahan yang sepele aja kok," kata sapam.

"Oh...begitu..... Lama gak istirahatnya?" ujar Heru.

"Paling satu jamlah..... Oh iya....masalah saudara apa?," kata sapam.

"Masalah saya sih tidak terlalu rumit. Gampang gitu. Cuma lupa pin saja. Saya pikir saya lebih baik nunggu saja di sini," kata Heru.

"Silakan......menunggu, tapi ambil nomor antrian dulu," kata Sapam.

"Iya...," saut Heru.

Sapam memberikan memberikan nomor antrian sama Heru. Lalu Heru pun menyambutnya dengan baik. Heru dan Bono langsung duduk di sofa yang di sediakan pihak bank. Dengan Santai Heru dan Bono menunggu. Seperti biasanya Bono memperhatikan kegiatan di dalam bank. 

"Loh..kok..gak ada ..mengenai nilai tukar mata uang di bank ini," kata hati Bono.

Bono tetap diam dan asik melihat kegiatan di dalam bank. Heru hanya sibuk dengan urusan pribadinya yaitu telpon sana dan sini. Bono yang sibuk melihat orang-orang keluar masuk bank sampai memperhatikan cctv yang terpasang  di langit-langit.

"Jadi....keamanannya...terjamin toh," kata hati Bono.

Heru menyelesaikan telponnya yang singkat dan padat berisi tanpa menggangu orang sekitar di dalam bank. Lalu Heru menepuk pundak Bono.

"Mas....bawa.....KTP?," tanya Heru.

"Bawa....tetapi.....KTP lama..bukan KTP Elektrik," kata Bono.

"Oh..begitu.....," saut Heru.

Heru dan Bono dengan sabar menunggu di dalam bank. Terlihat jelas Bono ada nasabah lain yang mau mengurusi permasalahnya. Lalu Sapam mengambil nomor antrian dan bergerak ke Heru. Lalu tukaran nomor antrian. Bono yang lagi santai di kasih nomor antrian sama Heru.

"Pegang ini!" kata Heru.

Bono langsung memegang nomor antrian. 

"Nomornya beda....jadi di duluin toh," kata hati Bono.

Bono tetap diam dan memperhatikan semuanya. 

"Mas.....tahu...nomor pinnya.....?," tanya Heru.

"Kalau gak salah nomornya sekian dan sekian," kata Bono.

"Mana ATMnya..?" tanya Heru.

"Ini..ATMnya...," saut Bono.

Heru langsung mengambil ATM Bono dan langsung bergerak menuju ke mesin ATM. Heru mulai mencobanya dengan pin ATM yang di berikan Bono. Sapam pun mengawasi dari belakang. Pin ATM yang di masukkan oleh Heru berhasil terdaftar dan masuk ke dalam sistem. Sapam pun mendekat.

"Mas...itu bisa...," kata Sapam.

"Iya.....baru inget nomor pinnya," kata Heru.

"Jadi......mau menyelesaikan masalah apa lagi?" tanya Sapam.

"Oh....saya mau ganti nomor hp agar mudah di ceknya di jaringan banking internet," ujar Heru.

"Kalau begitu silakan menunggu....," kata Sapam.

Heru langsung bergerak duduk bersama Bono.

"Bisa.....Heru dengan nomor pin ATMnya?" tanya Bono.

"Bisa....... Tapi saya kirain..nomor Pinnya angka awalnya 5. Jadi ketika di cek gak bisa. Makanya komplen dan juga Mamas yang punya ATM juga lupa nomornya," kata Heru.

"Iya...saya lupa..karena baru sembuh dari sakit," kata Bono.

Heru diam dan menunggu. Bono kembali melihat kegiatan di bank. Terbesit di pikiranya Bono "Saya masih hidup jadi mengurusin urusan duniawi. Kalau saya mati urusan seperti ini tidak guna lagi." Waktu berjalan sesuai dengan rencananya. Petugas bank pun dateng langsung duduk di tempat kerjanya.

"Mas..anda yang mau ngurusin permasalahan tentang penggantian nomor hp?," tanya petugas bank.

Bono sedikit panik.

"Heru....gimana ini?," tanya Bono.

"Ya..udah....ke tempat petugas bank untuk di selesaikan permasalahannya," kata Heru.

"Iya..," saut Bono.

Bono pun duduk empat mata dengan pegawai bank.

"Jadi anda ingin mengganti nomor hp," kata pegawai bank.

"Iya.....," kata Bono.

"Bisa.....melihat KTPnya..?" tanya Embak pegawai bank.

"Bisa....tapi masalahnya saya belum buat KTP Elektrik," kata Bono dengan jujur.

"Maaf..... Sesuai dengan persedur menggunakan KTP Elektrik di bank ini," kata Embaknya.

"Saya..mengerti Embak. Tapi itu semua adalah cuma prosedur dari kebijakan lama menjadi kebijakan baru," penjelasan Bono.

"Maksudnya.....?," ujar Embak pegawai bank.

"Saya belum cetak ulang KTP saya yang lama menjadi KTP Elektrik," kata Bono.

"Bagaimana ..anda bisa mendaftar di bank ini tanpa KTP Elektrik?," tanya Embaknya.

"Saya menyakinkan pegawai bank dengan jujur mau menjadi nasabah di bank ini dengan KTP yang lama. Lalu pegawainya memudahkan saya. Untungnya saya bawa data KK. Jadi urusan selesai," kata Bono.

"Boleh saya lihat!" kata Embak pegawai bank.

Bono mengeluarkan KTP lamanya di dalam dompetnya. Lalu Embak pegawai bank melihatnya dan memeriksanya lewat komputernya. Tapi sebelumnya memasukan nomor identitas sebagai pegawai bank dan sidik jari. Lalu data arsip nasabah terlihat di monitor. Embak pegawai bank langsung mengecek nama dan nomor di KTP lama. 

"Gimana..?," tanya Bono.

"Iya...bener......anda terdaftar di bank ini," kata Embak pegawai bank.

"Jadi persoalan pergantian nomor hp saya?," tanya Bono.

"Bisa...., tetapi anda tahu nomor yang lama?," tanya Embaknya.

Bono bingung sekali karena lupa nomor Hpnya. Lalu Bono bertanya dengan Heru yang duduk di belakang sambil memperhatikan Bono "Gimana Heru?" Heru pun menjawabnya "Hilang." 

Loe aneh yang sebenarnya yang punya buku tabungan ini punya siapa?" tanya Embaknya.

"Buku tabungan ini memang punya saya. Heru itu adik saya. Dan juga......saya pribadi si Embak.....buku tabungan ini geletakin aja urusan selesai. Kalau urusan kerjaan  saya jalannin proses permasalahannya. Cuma prosesur saja kan," kata Bono yang tegas.

"Maksudnya?,"

"Buku tabungan ini di geletakin saja urusan selesai, kalau urusan kerjaan di jalanin," kata Bono mengulang katanya. 

Embak petugas bank langsung bangun dari tempat duduknya pergi sebentar. Bono menunggu dengan santai. Lalu Embak pegawai bank duduk di tempat duduknya lagi. Langsung menjalankan tugasnya dan OB bank memberikan surat lampiran ke Embaknya.

"Anda..silakan tulis nama, alamat dan nomor hp yang akan di ganti.....di sini dan di sini," kata Embak pegawai bank.

"Iya," jawab Bono.

Bono langsung menulis di kertas yang di berikan pegawai bank. 

"Sudah selesai Embak," kata Bono.

"Iya," saut Embaknya.

Embaknya langsung mengecek dari sistem komputernya dan menjelaskan ke pada Bono. Dengan seksama Bono mendengarkan omongan si Embak pegawai bank di sesuaikan dengan apa yang di tulis Bono di kertas!?. Lalu Embaknya mengucap "Terima kasih banyak."

"Iya," jawab Bono.

Lalu Bono langsung mengambil KTPnya di meja dengan cepat  dan berceloteh "Nanti ilang lagi."

"Apa?," saut Embaknya.

"Oh....awalnya buat di bank....saya kehilangan KK jadi saya ngurus lagi," penjelasan Bono.

"Jadi ribet," saut Embaknya.

"Iya," jawab Bono.

Bono dan Heru keluar dari bank langsung ke parkiran motor. 

"Mas..tadi ngomong apa?" tanya Heru.

"KK yang hilang," kata Bono.

"Oooooo," saut Heru.

Heru dan Bono naik motor. Tukang parkir sudah setembai menadah untuk jaga motor. Heru langsung mengeluarkan uang kecilnya ke tukang parkiran.

"Gak dari Sabang sampai ke Marakue.....eh tetap saja parkir bayar. Padahal pinggiran toko. Kalau di cariin datanya orang kecil nyari hidup," kata hati Bono.

Bono dengan santai duduk di belakang. Sedangkan Heru membawa motornya di bawa dengan hati-hati. Terbesit di kepala Bono "Jadi masalah KTP Elektrik bermasalah atau gak ya. Pada hal saya masih menggunakan KTP lama dari perjalan dari kota ke kota lain. Kalau di tanya saya kasih KTP lama dan ngomong jujur saja belum buat. Toh saya juga bukan penjahat. Tidak menyalahi aturan kebijakan juga. Kalau saya mati KTP yang lama ini atau yang baru  tidak ada gunanya. Cuma amal ibadah yang saya bawa menghadap ALLoh SWT."

Sampai di rumahlah Heru dan Bono. Lalu terdengarlah suara azan asar. Heru dan Bono menjalankan tugas sebagai muslim yang baik melaksanakan sholat di rumah.

Tuesday, July 3, 2018

SI CECEP

Siang hari yang cukup panas di pinggiran kota besar. Cecep berjalan kaki dengan membawa beberapa balon yang di belinya. Cecep senang dengan balon yang di belinya terbang di udara. Sepanjang jalan Cecep bernyayi "Balonku ada lima". Ketika persimpangan jalan Cecep melihat anak kecil sedang menangis. Cecep pun iba dengan tangisan anak kecil.

Cecep menghampiri anak kecil tersebut yang menangis mencari ibunya.

"Anak manis jangan menangis.....Cecep bagi balon Cecep," katanya dengan lembut. 

Anak kecil pun berhenti menangisnya karena di berikan mainan balon udara. Cecep pun senang melihat anak kecil tenang. Tiba-tiba Ibunya anak kecil pun dateng dan memeluknya dengan erat.

"Anak kesayangan Ibu......," kata Ibunya penuh khawatir.

"Ibu .....anak ini ...anak Ibu.....ya?" tanya Cecep.

"Iya...mas..... Terima kasih udah nolong saya. Saya sedikit teledor saat belanja. Anak saya tiba -tiba menghilang dari pegangan saya," kata Ibunya.

"Lain kali hati -hati Ibu...kalau bawa anak. Kalau begitu saya permisi dulu. Asalamualaikum," kata Cecep.

"Walaikum salam," jawab Ibu.

Cecep pergi meninggalkan anak kecil bersama Ibunya. Dengan bahagia Cecep terus berjalan sambil melihat lingkungan sekitar. Sampai di suatu taman kota Cecep melihat kerumunan banyak orang. Cecep pun ikutan dan masuk ke dalam kerumunan. Terlihat mata Cecep ada suting sinetron Seleb. Cecep pun senang sekali melihatnya bersama warga yang lain. 

Sampai Cecep pun bersalaman dengan bintang utama sinetron. Cecep pun tambah bahagia lagi. Lalu Cecep duduk di dekat pohon rindang sambil asik menonton para artis menunjukkan aktingnya. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Sontak Cecep pun terkejut "Astafirohulazim". 

Cecep melihat orang yang menepuknya. 

"Mas Anjasmara.......," ujar Cecep.

"Cecep sedang apa di sini?," tanya Anjasmara.

"Nonton........suting.  Loe mas Ajasmara lagi ngapain di sini?. Bukannya lagi suting sinetron Anak Langit," kata Cecep.

"Kok...kamu tahu...Cecep!" ujar Mas Anjasmara sedikit nyeleneh.

"Cecep tahu lah. Kan...Cecep ...sering nontonnya...sama Emak....setiap malem..... Mas pertanyaan Cecep belum di jawab. Sebenarnya mas Anjasmara lagi ngapain di  sini....?. Atau jangan - jangan mas Anjasmara sama seperti Cecep lagi nonton orang-orang suting yang akan di tayangkan hari ini atau besok," kata Cecep.  

"Sebenarnya mas di sini kerja juga tetapi jadi bintang tamu aja," ujar Anjasmara.

"Oh.....begitu.....kerja," kata Cecep.

"Cecep...boleh curhat sedikit...gak?" tanya Anjasmara.

"Boleh..aja....tapi jangan masalah yang berat-berat ya. Seperti urusan partai politik. Ribet banget dari dulu sampai sekarang urusannya di isi kepala para pemimpin adalah menang.....terus. Kalau kalah kaya ayam mau di potong. Males..banget melihat pemimpin seperti itu di media apa pun!?" kata Cecep.

"Ya...gak urusan politiklah. Masalah tentang masa lalu saya dalam menjalankan hidup saat saya mengambil keputusan dalam bidang kerja pada masa lampau."

"Maksudnya.................masalah tentang foto - foto yang tidak layak di konsumsi publik?" saut Cecep.

"Maksudnya...begitu. Tetap saja saya susah ngomongnya," kata Anjasmara.

"Kalau...masalah..itu..sih..lupakan. Seperti lagunya Inul Daratista "Masa Lalu". Karena setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Tapi kalau sadar dengan ke salahannya dan mengakuinya. Tidak mau mengulangi lagi. Maka Alloh SWT akan menolong kaum yang bertobat. Jadi Ikhlaskan semuanya berserah dirilah pada Alloh SWT. Dan biarkan waktu yang menunjukkan kebenaran. Apakah tobat mu sungguh-sungguh atau tobat sambel. Kalau sungguh-sungguh kembalilah menjadi seperti Anjasmara yang dulu. Aktor yang mutlitelen. Karena saya adalah cerminan mas Anjasmara. Salah satu tokoh yang baik hati yang mengisi dunia dengan keceriaan dan kebahagian yaitu Cecep," kata Cecep memberikan nasehat.

"Alhamdulilah....saya sadar bahwa Alloh SWT bersama saya telah mengabulkan doa saya. Karena kehilapan saya......di mata masyarakat telah terhapuskan," ujar Anjasmara penuh syukur.

"Jangan jadi orang bodoh lagi. Jadi orang pintar. Saya pun Cacat mental.....tetapi Alloh SWT selalu menyertai saya. Di berikan ilmu untuk menjadi orang pintar," kata Cecep.

"Bener..kamu Cecep. Terima kasih..atas masukkannya. Saya harus optimis menjalankan hidup dan melupakan masa lalu yang suram. Alloh SWT bersama saya," kata Anjasmara.

"Nah..itulah.......Anjasmara yang dulu......yang baik dan bijak dalam mengambil keputusan," kata Cecep.

"Kalau..begitu...mas permisi dulu. Udah waktunya pengambilan adegan hari ini. Oh Cecep jangan lupa nontonnya...ya," kata Anjasmara.

"Iya...," saut Cecep.

"Asalamualikum........," kata Anjasmara yang dengan santun.

"Walaikum salam," jawab Cecep dengan lembut sekali.

Anjasmara langsung beradu akting dengan lawan mainnya. Cecep dengan menyaksikan kebolehan para aktor dan artis pemain sinetron Seleb. Hari mulai sore. Terdengarlah Azan asar. Cecep pun beranjak dari duduknya di bawah pohon yang rindang. Bergegaslah Cecep pergi ke mesjid untuk menjalankan sholat azar sebagai muslim yang baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK