CAMPUR ADUK

Saturday, November 6, 2021

POLISI

Budi duduk di depan rumah, ya sedang membaca koran, ya sambil minum teh gelas dan juga makan gorengan. Eko ada urusan kerjaan dan juga urusan cinta sama Purnama, ya Eko tidak bisa main ke rumahnya Budi. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul pun duduk di sebelah Budi.

"Serius amat Budi baca korannya?!" kata Abdul.

Budi berhenti baca korannya dan koran di taruh di meja.

"Berita di koran ada yang bagus ceritanya, ya tentang polisi," kata Budi.

"Oooo ada berita yang bagus toh. Tentang polisi," kata Abdul.

Abdul mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah.

"Polisi berhasil menangkap penjahat dari penjahat kecil sampai penjahat besar dari kejahatan yang di lakukan," kata Budi.

"Polisi menangkap penjahat bagus lah. Karena banyak manusia, ya susah untuk jadi baik. Contohnya saja : pencuri. Orang yang kerajaannya jadi pencuri, ya menipu teman ya sendiri dan juga orang lain," kata Abdul.

"Realita kehidupan dari pengalaman menjalankan hidup, ya sampai cerita orang-orang yang sama ceritanya," kata Budi.

Budi mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah.

"Kalau urusan dagang, ya orang kerajaannya pencuri dan menipu bikin rugi pedagang," kata Abdul.

"Memang sih...pencuri dan penipu itu merugikan dalam urusan orang yang menjalankan usaha di jalan baik-baik," kata Budi.

Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik. 

"Ada cerita tentang pencuri dan penipu. Seorang pemuda yang sukunya jawa dan agama islam, ya bekerja dengan baik sama orang china, ya jadi pegawai sebuah toko. Pemuda itu berteman dengan pemuda, ya suku batak dan agama kristen. Awalnya sih baik sih. Tapi pemuda yang sukunya batak itu ternyata mencuri uang temannya dan juga menipu sana sini. Kata orang tentang orang dengan kebiasaan di masyarakat, ya haram halal hantam, ya kerjaannya pencuri dan penipu, ya jadi hidup susah lah," kata Abdul.

Abdul pun mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. Budi menaruh teh gelas di meja.

"Cerita itu. Pemuda yang suku batak itu, ya berteman dengan temannya suku batak beragama kristen. Ya kerjaannya juga sama sih, ya pencuri dan penipu," kata Budi.

Abdul menaruh teh gelas di meja.

"Pemuda suku batak itu, ya katanya tidak melakukan perbuatannya pencuri dan penipu lagi, ya bisa di bilang tobat karena kerja sama orang china. Orang china sih jaga-jaga sih dengan pemuda suku batak itu karena suatu saat, ya bisa kembali menjadi pencuri dan penipu....dari segi keadaan ekonomi. Ya orang china ya bisa melapor ke polisi, ya menangkap pemuda itu dan juga temannya yang masih satu suku," kata Abdul.

"Agama itu membimbing manusia di jalan kebaikan. Kalau manusia meninggalkan agama. Maka manusia itu akan melakukan tindakan mencuri, menipu sampai membunuh," kata Budi.

"Pemuda suku batak yang beragama kristen, ya meninggalkan agama kristen, ya agamanya cuma status saja di KTP untuk citra baik saja gitu," kata Abdul.

"Beda dengan pemuda yang suku batak, ya agama kristen yang menjalankan ibadahnya di gereja dengan baik, ya di bimbing dengan baik....agar menjalankan kehidupan di jalan kebaikan," kata Budi.

"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Abdul.

"Memang hidup ini antara baik dan buruk. Maka itu polisi ada untuk memberantas kejahatan di mana-mana tidak melihat suku maupun agama, ya jika manusia melakukan kejahatan harus di tangkap dan di penjara," kata Budi.

"Karena manusia itu ada yang memahami ilmu agama dan ada yang tidak dalam kehidupan sehari-hari dari setiap suku yang ada di dunia ini," kata Abdul.

"Sudah ngomongin polisi. Lebih baik main catur!" kata Budi.

"Ok, main catur!" kata Abdul.

Budi sudah mengambil papan catur di bawah meja di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

Friday, November 5, 2021

SESUAI DENGAN RENCANA

Abdul duduk depan rumah sedang baca koran, ya sambil menikmati makan gorengan dan juga minum teh gelas. Budi dan Eko memang bersama ke rumah Abdul dengan menggunakan motor. Eko dapet telpon dari Purnama, ya jadinya Eko memutuskan ke rumah Purnama. Budi tetap dengan tujuannya ke rumah Abdul. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Abdul. Ya Budi memarkirkan motornya dengan baik, ya di depan rumahnya Abdul. Budi pun duduk di sebelah Abdul. 

Abdul menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja. 

"Eko mana Budi?!" kata Abdul. 

"Eko ada urusan dengan Purnama, ya tidak jadi main ke rumah Abdul," kata Budi. 

Budi mengambil tempe goreng di meja, ya di makan dengan baik tempe goreng. Abdul mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah. 

"Hidup sesuai dengan rencana masing- masing, ya kan Abdul," kata Budi. 

"Memang hidup sesuai dengan rencana masing-masing. Seperti aku lulus sekolah SMA, ya kerjanya membangun usaha sendiri. Sampai urusan cinta, ya aku memilih cewek yang aku sukai.....Putri," kata Abdul. 

"Sampai-sampai urusan kematian pun, ya di sesuaikan dengan rencana agama yang kita jalanin kan Abdul?!" kata Budi. 

"Budi. Kok ngomongin mati," kata Abdul. 

"Jadi Abdul takut mati?!" kata Budi. 

Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas. 

"Ya takut mati lumrah lah. Karena masih ingin menikmati hidup. Kan banyak manusia berusaha sehat dari penyakitnya, ya agar bisa hidup lebih lama, ya menikmati hidup lebih lama lagi. Sampai-sampai berobatnya keluar negeri," kata Abdul. 

Abdul mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas. Budi menaruh teh gelas di meja. 

"Ya sebenarnya aku juga takut mati. Karena masih ingin menikmati hidup ini lebih lama. Tapi ada yang berani mati, ya membela agama," kata Budi. 

Abdul menaruh teh gelas di meja. 

"Boleh-boleh saja berani mati demi membela agama. Tapi harus benar membelanya. Kan ada yang membela agama, ya mati koyol. Jalan salah," kata Abdul. 

"Iya sih ada jalan yang salah bisa terjadi. Karena kurang pemahaman keilmuan," kata Budi. 

"Emmmm," kata Abdul. 

"Oiya Abdul. Orang agama islam itu kalau mati, ya pake peti mati apa enggak?!" kata Budi. 

"Setahu aku sih, ya enggak sih," kata Abdul. 

"Jadi tidak pake peti mati. Berarti yang pake peti mati, ya agama kristen, ya kan Abdul," kata Budi. 

"Iya sih. Di film banyak cerita agama kristen, ya tentang orang mati pake peti mati. Di kubur bersama peti mati," kata Abdul. 

"Ekonomi," kata Budi. 

"Zaman sekarang, ya jadinya sih di kaitkan ekonomi. Ya kan peti mati di jual dengan baik," kata Abdul. 

"Peti mati itu. Identik dengan film drakula kan Abdul?!" kata Budi. 

"Ya memang identik banget sih peti mati dengan film drakula dan juga film lainnya yang bentuk film horror," kata Abdul. 

"Film drakula memang bagus sih," kata Budi. 

"Memang bagus film drakula," kata Abdul menegaskan omongan Budi. 

"Kenapa orang agama islam yang meninggal di berita di Tv, ya pake peti mati ya?!" kata Budi. 

"Mana aku tahu?!" kata Abdul. 

"Mungkin karena mayatnya hancur, ya akibat dari kecelakaan, ya jadi masukkan dalam peti atau ada kaitan dengan covid-19," kata Budi. 

"Bisa jadi.....bisa jadi," kata Abdul. 

"Ya lah kemungkinan," kata Budi. 

"Ya sudah lah tidak perlu di bahas lagi, ya lebih baik main catur!" kata Abdul. 

"Ya main catur," kata Budi. 

Abdul telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja, ya papan catur. Abdul dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

KECELAKAAN

Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca koran. Budi sambil menikmati makan gorengan dan juga minum minuman botol rasa soda gitu. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motor dengan baik di halaman depan rumah Budi. Eko pun duduk dengan baik.

"'Serius amat baca korannya," kata Eko.

Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah. Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja.

"Biasa aja sih Eko baca korannya," kata Budi.

Budi mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik lah tempe goreng.

"Tahu goreng enak yang aku makan. Oooo iya. Beritanya tentang minyak goreng katanya naik harganya?!" Eko.

"Memang berita seperti itu," kata Budi.

Eko mengambil tahu goreng lagi di piring. Eko melihat gambar di koran, ya foto mobil yang mengalami kecelakaan, ya pokoknya keadaan mobil hancur gitu. Eko memakan tahu gorengnya lah.

"Walau harga minyak goreng naik kata di berita, ya tetap di beli dengan baik karena kebutuhan sih," kata Budi.

"Sayang banget ya hal yang cantik dan bagus hancur," kata Eko.

Budi terkejut dengan omongan Eko, ya karena awal pembicaraan masih  membicarakan urusan minyak goreng yang harganya naik, ya kata berita sih.

"Eko ngomongin apa?!" kata Budi.

"Aku ngomongin tentang mobil, ya gambar mobil di koran yang hancur berantakan tuh mobil karena kecelakaan," kata Eko.

Eko mengambil minuman botol di meja, ya di minum dengan baik minuman botol.

"Oooo ngomongin tentang mobil toh. Ya memang sih berita di koran tentang mobil yang mengalami kecelakaan," kata Budi.

Budi mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik minuman botol lah. Eko menaruh minuman botol di meja. 

"Mobil bagus hancur. Sayang banget," kata Eko.

Budi menaruh minuman botol di meja. 

"Memang sih mobil bagus hancur, ya sayang banget sih," kata Budi.

"Mobil yang mengalami kecelakaan di asurasiin apa tidak ya?!" kata Eko. 

"Ya di berita tidak di jelasin sih. Mobil yang mengalami kecelakaan itu di asuransikan apa tidak?!" kata Budi. 

"Ya kalau tidak di jelaskan di berita, ya mobil itu asurasikan apa tidak? Ya tidak ada masalah sih. Kan bukan urusan aku," kata Eko. 

"Emmmm!" kata Budi. 

"Orang meninggal karena kecelakaan itu, ya kasihan juga sih," kata Eko. 

"Memang kasihan sih," kata Budi. 

"Ada cerita tentang kecelakaan," kata Eko. 

"Hamil maksudnya?!" kata Budi niat becanda. 

"Emmm malah di alihkan ke urusan kecelakaan hubungan terlarang sampai jadi ya hamil," kata Eko. 

"Becanda," kata Budi. 

"Ya ceritanya tentang orang yang mengalami kecelakaan, ya sampai mati. Keluarganya bersedih banget dengan orang yang mengalami kecelakaan sampai mati," kata Eko. 

"Oooo cerita itu. Suaminya meninggal karena kecelakaan. Ya istrinya jadi janda, ya belum punya anak lagi. Pernikahannya baru sih," kata Budi. 

"Sudah takdir kematian seperti itu mau di bilang apa ya?!" kata Eko. 

"Mau di bilang apa? Ya kejadiannya seperti itu!" kata Budi. 

"Ya sudahlah. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok. Main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Berita tentang kecelakaan ini dan itu, ya selalu heboh," kata Eko. 

"Seperti biasanya, ya berita. Ya heboh jadinya," kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik. 

MALAIKAT

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca koran. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motor dengan baik di halaman depan rumahnya Budi lah. Abdul duduk sambil menaruh seplastik es dugan dan satu plastik es dugan, ya di minum Abdul lah.

"Budi es dugan," kata Abdul.

Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja. Budi mengambil plastik es dugan, ya di minum dengan baik es dugan. Budi dan Abdul menikmati minum es dugan lah.

"Hidup cuma begini-begini saja," kata Budi.

"Memang hidup begini-begini saja," kata Abdul.

"Manusia membangun peradaban dunia ini, ya manusia berevolusi," kata Budi.

"Oooo ilmu evolusi. Manusia bilang binatang sih....dari ilmu evolusi sih," kata Abdul.

"Hidup kan jadi sia-sia kan....kalau manusia itu adalah bintang," kata Budi.

"Memang sia-sia," kata Abdul menegaskan omongan Budi.

"Maka itu manusia di katakan binatang, ya tidak ada masalah. Ya untuk apa marah? Karena memang manusia itu binatang!" kata Budi.

"Manusia yang merasa dirinya manusia, ya marah. Tapi kelakuannya sama dengan binatang. Aneh!!!!" kata Abdul.

"Dengan belajar ilmu agama, ya membimbing manusia menjadi makluk yang memiliki budi pekerti yang baik. Derajat manusia lebih baik dari pada derajat bintang. Maka itu harus mengikuti aturan agama," kata Budi. 

"Memang harus mengikuti aturan agama, ya bagi yang meyakini dan di jalankan dengan baik. Tapi beda dengan orang-orang yang meninggalkan agama, ya sekedar saja status di KTP. Hidup yang di kejar setiap hari, ya kebutaan hidup. Ekonomi terus, ya demi menanggulangi masalah ekonomi, " kata Abdul. 

"Sia-sia sampai mati," kata Budi. 

"Memang sia-sia sampai mati," kata Abdul menegaskan omongan Budi. 

"Jika agama hancur karena orang-orang meninggalkan agama. Sampai kitab-kitab ajaran jadi musnah semua....jadi gimana ya?!" kata Budi. 

"Ya kalau hancur, ya sudah hancur. Mau di bilang apa?!" kata Abdul. 

"Mau di bilang apa? Kalau sudah hancur!" kata Budi. 

"Untung saja. Ada pemuda, yang sering di omongin Budi dan Eko. Ya pemuda itu telah berhasil dengan ilmu akherat. Pemuda itu telah mendengar suara roh. Pemuda itu di bimbing dengan baik," kata Abdul. 

"Iya juga. Kitab-kitab agama hancur semua, ya tidak ada masalah. Selama ada pemuda yang bisa mendengarkan roh. Roh itu malaikat," kata Budi. 

"Ngomong-ngomong nama roh itu siapa?!" kata Abdul. 

"Nama roh itu. Ya di larang untuk di sebutkan namanya. Karena dapat menunjukkan kebenaran dari pemuda itu, ya di jalan benar. Agama ya benar, ya jujur," kata Budi. 

"Ooooo di larang untuk di sebutkan namanya toh," kata Abdul. 

"Semua ini sekedar obrolan," kata Budi. 

"Emmmm," kata Abdul. 

Abdul dan Budi, ya selesai minum es dugan, ya plastiknya di buang di tempat sampah yang ada tutupnya lah. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Abdul. 

"Ok!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di atas meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

LEGENDA ULAR KEPALA TUJUH

Randa selesai bermain bulu tangkis bersama Hari, ya mainnya sih di lapangan. Hari pulang ke rumah dan Randa pulang ke rumahnya. Permainan bulu tangkis yang menang, ya Randa sih. Di rumah, ya Randa duduk santai lah di ruang tamu sambil menikmati minum sirup rasa jeruk dan juga makan kue. 

"Santai," kata Randa. 

Randa menikmati kesantaiannya dengan baik. Randa mengambil buku di meja, ya di baca dengan baik buku lah. 

Isi buku yang di baca Randa :

Legenda Tujuh Headed Snake adalah sebuah  Bengkulu cerita rakyat,  tepatnya dari Kabupaten Lebong. Menceritakan petualangan Gajah Merik, putra bungsu Raja Bikau Bermano mengalahkan Ular Tujuh Kepala yang menjaga Danau Tes. Ular tersebut dipercaya oleh masyarakat Lebong sebagai penjaga Danau Tes. Sarangnya ada di Teluk Lem sampai ke dasar Pondok Lucuk. Karena itu, jika warga menyeberangi danau Tes menggunakan perahu, mereka tidak berani berkata sembarangan.

Alkisah, pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kutai Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Raja memiliki delapan putra. Pada suatu ketika, Raja Bikau Bermano ingin mengadakan upacara pernikahan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri bernama Putri Jinggai. Keraton Kutai Rukam kemudian mempersiapkan segala sesuatunya untuk melangsungkan pernikahan semeriah mungkin.

Hari pernikahan Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai pun tiba. Awalnya, upacara pernikahan berjalan lancar. Namun, tiba-tiba hal aneh terjadi. Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai tiba-tiba menghilang entah kemana. Saat itu, keduanya sedang melakukan prosesi upacara mandi bersama di Pemandian Aket di tepi Danau Tes. Tidak ada yang tahu di mana pasangan itu hilang.

Tiba-tiba Raja Bikau Bermano dan ratu menjadi cemas. Khawatir terjadi sesuatu pada putranya dan calon menantunya, Raja segera mengirim beberapa panglima perang untuk mencari mereka. Para hulubalang segera mencari di sekitar Danau Tepi, tetapi tidak menemukan keduanya. Akhirnya para panglima perang kembali ke istana.

"Maafkan kami, Yang Mulia Raja. Kami tidak berhasil menemukan putra mahkota dan Putri Jinggai di sekitar Danau Tes.” para panglima perang melaporkan.

"Kau tidak berhasil menemukan mereka?" tanya Raja yang panik.

“Benar, Yang Mulia Raja! Kami mencoba mencari di sekitar danau, tetapi kami tidak dapat menemukannya." jawab panglima perang lainnya.

Raja Bikau Bermano kemudian mengumpulkan semua penghuni istana. Di depan semua penghuni istana, Raja bertanya apakah ada di antara mereka yang tahu ke mana perginya Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai.

"Apakah ada di antara kalian yang mengetahui keberadaan putra dan menantuku?" tanya Raja Bikau Bermano.

Tak satu pun penghuni istana menjawab pertanyaan Raja. Semua orang hanya bisa diam. Dalam diam, tiba-tiba seorang lelaki tua kerabat Putri Jinggai dari Kerajaan Suka Negeri menjawab, “Hamba yang terhormat, Baginda Raja. Biarkan saya mengatakan sesuatu. ”

"Tolong beri tahu saya, orang tua!" jawab Raja.

"Permisi, Yang Mulia Raja. Sejauh yang saya tahu, putra mahkota dan Putri Jinggai diculik oleh Raja Ular yang memerintah di bawah Danau Tes. Ular Tujuh Kepala sangat sakti dan sangat licik, kejam, dan suka mengganggu orang yang sedang mandi di Danau Tes.” jawab orang tua itu.

"Jika itu benar, maka kita harus menyelamatkan mereka sekarang. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan ular berkepala tujuh .” kata Raja Bikau Bermano.

“Tolong maafkan aku, Ayah. Biarkan Ananda pergi membebaskan saudara Gajah Meram dan calon istrinya.” kata Gajah Merik, putra bungsu raja.

Semua orang di istana kaget, karena Pangeran Gajah Merik baru berusia 13 tahun. Raja Bikau Bermano tentu saja tidak menyetujui permintaan putra bungsunya itu. Dia tidak ingin kehilangan putranya yang lain. Tapi Gajah Merik bersikeras dengan mengatakan bahwa sejak dia berusia 10 tahun, hampir setiap malam dia bermimpi dikunjungi oleh seorang kakek yang mengajarinya ilmu sihir.

“Baiklah, anakku tercinta Gajah Merik. Besok kamu bisa pergi ke Danau Tes untuk membebaskan saudaramu. Tapi pertama-tama kamu harus pergi ke pertapaan di Tepat Topes untuk mendapatkan senjata warisan.” kata Raja.

"Ayah yang baik." jawab Gajah Merik.

Keesokan harinya, Gajah Merik pergi ke Tepat Topos untuk bertapa. Tempat tersebut terletak di antara ibu kota Pemerintahan Suka Negeri dan desa baru. Selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik menjadi pertapa dengan konsentrasi penuh, tidak makan dan minum. Setelah melakukan pertapaan, Gajah Merik akhirnya berhasil memperoleh senjata pusaka berupa keris dan selendang. Keris pusaka mampu membuat jalannya di dalam air sehingga bisa dilewati tanpa harus menyelam. Sedangkan selendang ajaib, bisa menjelma menjadi pedang.

Selanjutnya, Gajah Merik kembali ke keraton dengan membawa dua senjata warisannya. Saat tiba di desa Telang Macang, ia melihat beberapa tentara pusat menjaga daerah perbatasan Kerajaan Kutai Rukam dengan Kerajaan Suka Negeri. Tidak ingin terlihat oleh para prajurit, Gajah Merik segera melompat ke Sungai Air Ketahun menuju Danau Tes sambil memegang keris pusakanya. Gajah Merik terkejut karena dia sama sekali tidak tersentuh oleh air sungai.

Awalnya Gajah Merik berniat untuk kembali ke istana terlebih dahulu, namun saat melewati Danau Tes, ia berubah pikiran untuk segera mencari Raja Ular. Gajah Merik kemudian menyelam ke dasar danau. Tak lama kemudian, ia berhasil menemukan tempat persembunyian Raja Ular Ajaib. Gajah Merik melihat sebuah gerbang di depan mulut sebuah gua besar. Saat hendak memasuki mulut gua, tiba-tiba ia dihadang oleh dua ekor ular besar.

“Hai, bung! Kamu siapa? Beraninya kamu datang ke sini! ” teriak seekor ular.

"Nama saya Gajah Merik. Saya ingin membebaskan saudara saya, Gajah Meram.” jawab Gajah Merik.

"Kamu tidak bisa masuk!" Cegat ular itu.

Gajah Merik, tentu saja, terus membobol. Akibatnya, terjadilah pertarungan sengit antara Gajah Merik dengan kedua ular tersebut. Setelah pertarungan panjang, kedua ular itu akhirnya dikalahkan oleh Gajah Merik. Selanjutnya, Gajah Merik terus menyusuri lorong gua hingga masuk ke dalam. Setiap kali dia melewati pintu, dia selalu dihadang oleh dua ular besar. Namun, Gajah Merik selalu memenangkan pertarungan. Saat hendak melewati pintu ketujuh, tiba-tiba Gajah Merik mendengar suara tawa ular.

"Hei, Raja Ular itu jelek. Keluarlah padaku jika kamu berani! Saya Gajah Merik, putra Raja Bikau Bermano dari Kerajaan Kutai Rukam. Lepaskan adikku dan calon istrinya, atau aku akan menghancurkan istana ini!” seru Gajah Merik.

Merasa tertantang, Raja Ular mendesis. Desisannya mengeluarkan kepulan asap. Beberapa saat kemudian, kepulan asap berubah menjadi ular raksasa. Raja Ular berkata bahwa ia bersedia membebaskan Gajah Meram dengan syarat Gajah Merik mampu menghidupkan kembali ular penjaga yang ia bunuh dan Gajah Merik juga harus mampu mengalahkan Raja Ular Ajaib. Dengan kesaktian yang didapat dari kakeknya dalam mimpinya, Gajah Merik segera mengusap satu persatu mata ular yang telah dibunuhnya sambil membaca mantra. Dalam sekejap, ular-ular itu hidup kembali.

Raja Ular kaget melihat kesaktian anak kecil itu. "Sekarang lawan aku. Tunjukkan sihirmu, jika kamu berani! ” jawab Ular Ajaib berkepala tujuh.

Tanpa berpikir panjang, Raja Ular segera menjentikkan ekornya ke arah Gajah Merik. Gajah Merik yang sudah siap, segera mengejang dengan lincah, untuk menghindari terjepitnya ekor Raja Ular. Pertarungan sengit pun terjadi. Keduanya bergantian menyerang dengan melakukan jurus sihir masing-masing. Pertarungan antara manusia dan binatang itu seimbang.

Sudah lima hari lima malam, tetapi belum ada yang dikalahkan. Memasuki hari keenam, Raja Ular mulai lelah. Dia hampir kehabisan energi. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Gajah Merik. Ia terus menyerang hingga akhirnya Raja Ular Ajaib putus asa. Di saat yang tepat, Gajah Merik langsung menusukkan selendangnya yang sudah menjelma menjadi pedang ke perut Raja Ular.

"Aduuuhh... sakiiit!" Raja Ular menjerit kesakitan.

Melihat Raja Ular tidak berdaya, Gajah Merik mundur beberapa langkah untuk berhati-hati siapa tahu raja ular sakti itu tiba-tiba menyerangnya lagi. “Kamu hebat, anak kecil! Saya mengaku kalah,” kata Raja Ular. Mendengar pengakuan Raja Ular Ajaib, Gajah Merik segera membebaskan adiknya dan Putri Jinggai yang dikurung di sebuah ruangan.

Saat berada di istana, Raja Bikau Bermano merasa. Sudah dua minggu Gajah Merik kembali dari pertapaannya. Oleh karena itu, Raja memerintahkan beberapa panglima perang untuk mengikuti Gajah Merik di Tepat Topos. Namun, sebelum para hulubalang pergi ke pertapaan Tepat Topos, tiba-tiba salah satu hulubalang yang ditugaskan untuk menjaga tempat pemandian di tepi Danau Tes datang dengan tergesa-gesa, mengumumkan bahwa Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai telah kembali dengan selamat.

“Maafkan saya, Yang Mulia! Kami yang berjaga di danau juga kaget, tiba-tiba muncul Gajah Merik dari dalam danau bersama Gajah Meram dan Putri Jinggai. Ternyata, setelah bertapa selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik langsung pergi ke istana Raja Ular dan berhasil membebaskan Gajah Meram dan Putri Jinggai.” hulubalang menjelaskan.

Tidak lama kemudian, Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai tiba di istana yang dijaga oleh beberapa panglima perang yang menjaga Danau Tes. Kedatangan mereka disambut oleh Raja dan seluruh keluarga istana. Kabar kembalinya Gajah Meram dan keperkasaan Gajah Merik menyebar ke seluruh pelosok negeri. Selanjutnya, Raja mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam.

Setelah itu, Raja menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Meram. Namun, Gajah Meram menolak untuk menerima tahta Kerajaan Kutai Rukam. Bahkan mengorganisir Raja untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Merik. Setelah didesak, akhirnya Gajah Merik bersedia menerima tahta kerajaan Kutai Rukam dengan syarat dapat mengangkat Raja Ular dan pengikutnya yang telah ditaklukkannya menjadi panglima perang Kerajaan Kutai Rukam. Permintaan Gajah Merik dikabulkan oleh Raja. Akhirnya, Raja Ular yang telah ditaklukkannya diangkat menjadi kepala Kerajaan Kutai Rukam.

***

Randa selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja dengan baik. Randa pun mengambil remot di meja, ya menghidupkan Tv dan memilih chenel Tv yang acara film kartun, ya karena Randa masih anak-anak duduk SD kelas 3 lah. Randa menonton dengan baik film kartun yang bagus, ya dengan keadaan santai lah. 

Thursday, November 4, 2021

SIA-SIA SAJA

Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati makan gorengan dan juga minum kopi botolan. 

"Peradaban," kata Budi. 

"Maksudnya....peradaban manusia?!" kata Eko. 

"Iya peradaban manusia lah. Emang ada peradaban yang lain?!" kata Budi. 

"Ya ada sih peradaban lain yang di tulis di kitab-kitab agama," kata Eko. 

"Oooo peradaban yang di tulis di kitab agama. Antara iya dan tidak," kata Budi. 

"Manusia yang memahami ilmu perkembangan keilmuan sekarang, ya lebih memahami tentang ilmu evolusi dari manusia dari zaman dulu sampai sekarang," kata Eko. 

Eko mengambil tahu gorengan di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng kan. 

"Kalau memahami ilmu evolusi manusia. Ya berarti hidup cuma gini-gini saja. Lebih banyak sia-sianya hidup manusia," kata Budi. 

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik. 

"Untuk apa membangun ini dan itu dengan susah payah. Pada akhirnya di tinggal kan. Di hargai, ya sekedar saja," kata Eko. 

"Kerjaan manusia, ya membangun peradaban demi kesejahteraan manusia," kata Budi. 

Budi mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik botol minuman lah. 

"Sampai urusan kematian manusia, ya di anggap biasa saja," kata Eko. 

Eko mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik botol minuman. Budi menaruh botol minuman di meja. 

"Berita tentang kematian di lingkungan dan juga di berita di Tv. Kalau memahami ilmu evolusi manusia, ya kematian di anggap biasa saja," kata Budi. 

Eko menaruh botol minuman di meja dengan baik. 

"Manusia yang memahami ilmu agama, ya hidup tidak lah sia-sia," kata Eko. 

"Menciptakan perubahan ini dan itu pada manusia dan juga harapan ini dan itu," kata Budi. 

"Agama lebih banyak benturannya karena pemahan dari satu agama ke agama lain yang di yakini dan di jalankan dengan baik. Tujuannya membela agama di yakini dan di jalanin dengan baik," kata Eko. 

"Kadang banyak orang, ya meninggalkan aturan agama. Sekedar status di KTP saja. Memilih menjalankan hidup apa adanya saja, ya karena tuntunan ekonomi," kata Budi. 

"Ekonomi ini dan itu," kata Eko. 

"Ada yang berhasil membangun ekonominya jadi kaya. Ada yang tidak bisa membangun ekonominya, ya karena tekanan ini dan itu yang mengakibatkan kegagalan dalam membangun ekonomi," kata Budi. 

"Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok!!!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh lah papan catur di atas meja dengan baik. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. 

"Banyak orang bilang, ya enak ya kerja di pemerintahan," kata Budi. 

"Kerjaan di pemerintahan, ya ada jaminan ini dan itu....jadinya hidup sejahtera," kata Eko. 

"Kan ada gak enaknya. Ya manusia kan ada yang buruk dengan tingkah lakunya," kata Budi. 

"Manusia atau binatang ya kalau masih dalam ilmu evolusi manusia," kata Eko. 

"Mungkin?!" kata Budi. 

"Berarti hidup tetap jadi sia-sia," kata Eko. 

"Begitulah," kata Budi. 

"Sekedar obrolan saja!" kata Eko. 

"Ya....sekedar obrolan saja!" Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik. 

KAMEN RIDER

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran lah. Abdul baru sampai di rumah Budi. Abdul memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumah Budi. Abdul membawa es cendol di keresek dan duduk di sebelah Budi. 

"Es cendol Budi," kata Abdul. 

Abdul menaruh satu plastik es cendol di meja. Abdul minum es cendolnya lah. Budi menghentikan baca koran, ya koran di taruh di meja. Budi mengambil plastik es cendol di meja, ya di minum dengan baik es cendol lah. 

"Enak es cendol," kata Budi. 

"Memang es cendol enak," kata Abdul. 

Abdul dan Budi menikmati minum es cendol yang enak. 

"Sampai-sampai Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi. 

"Ooooo berita itu," kata Abdul. 

"Pinter yang buat beritanya dan juga orang yang memerankan Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi. 

"Orang pinter itu kreatif dalam berkarya ini dan itu," kata Abdul. 

"Apa ada kaitannya dengan film Kesatria Baja Hitam yang di tayangkan di salah satu chenel Tv, ya bentuk promosi gitu?!" kata Budi. 

"Kalau itu aku tidak tahu....Budi. Padahal yang di omongin Budi itu kan berita lama," kata Abdul. 

"Aku paham sih omongan Abdul. Tapi kan kalau di omongin lagi, ya nama ya di ulang dan juga di kemas dengan versi berbeda, ya jadi ya baru lagi," kata Budi. 

"Kaya lagu lama dinyanyikan sama penyanyi muda sekarang. Ya memang sih jadinya baru lagi lah," kata Abdul. 

"Film Kesatria Baja Hitam itu bagus sih, ya di masa kecil aku suka. Di masa aku dewasa, ya sekarang suka juga," kata Budi.

"Pasti Budi nonton di rumah anak orang yang ada parabolanya, ya di masa anak-anak," kata Abdul. 

"Anak orang kaya pelit, ya pintunya tertutup, ya jadinya aku tidak bisa nonton. Ya aku nonton di rumah teman ku, ya tidak kaya lah, ya sederhana. Mampu beli parabola gitu," kata Budi. 

"Oooo sederhana teman Budi," kata Abdul. 

Es cendol habis di minum Abdul dan Budi, ya menaruh plastik di tempat sampah, ya tempat sampahnya ada tutupnyalah. 

"Film-film Kamen Rider itu terus di buat dengan baik, ya ada fersi barunya," kata Budi. 

"Sama aja seperti Ultraman, ya di buat versi barunya," kata Abdul. 

"Industrinya begitu, ya mengikuti perubahan zaman," kata Budi. 

"Penggemarnya kan dari dulu sampai sekarang, ya menyukainya. Kan mengikuti perkembangannya dengan baik," kata Abdul. 

"Penggemar itu mengikuti perkembangan dari masa dulu sampai masa sekarang," kata Budi menegaskan omongan Abdul. 

"Lebih baik kita main catur saja!" kata Abdul. 

"Ok!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Aku ini menyukai Kamen Rider, ya Ultraman juga sih. Apa aku kekanak-kanakan, ya Abdul?!" kata Budi. 

"Ya biasa saja...Budi!" kata Abdul. 

"Biasa toh!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Abdul. 

"Oooo iya Abdul. Urusan Putri gimana?!" kata Budi. 

"Putri. Ya masih dalam proses aku berusaha jadi kaya. Kalau aku jadi kaya dengan baik, ya segera menyatakan cinta sama Putri, ya melamarnya lah," kata Abdul. 

"Memberikan jaminan kehidupan layak, ya tujuannya bisa mendapatkan Putri," kata Budi. 

"Karena saingan ku, ya pastinya orang kaya yang selevel Putri lah," kata Abdul. 

"Iya juga ya saingan Abdul. Abdul di kota Bandar Lampung. Sedangkan Putri di kota Jakarta. Ya pastinya Putri, ya dekat dengan cowok yang ganteng, keren dan juga kaya," kata Budi. 

"Aku kesatria sejati, ya tidak akan mundur dalam urusan cinta," kata Abdul. 

"Seperti Kamen Rider," kata Budi. 

"Emmmm," kata Abdul. 

"Kalau kalau kalah gimana?!" kata Budi. 

"Sudah berusaha dengan baik. Kalau pada akhir kalah, ya sudah di ikhlasin saja cinta ku," kata Abdul. 

"Oooo begitu," kata Budi. 

Budi dan Abdul main catur dengan baik. 

Wednesday, November 3, 2021

MAKAM ORANG KAYA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati makan gorengan dan minum minuman sirup rasa melon. 

"Eko. Orang kaya itu kerjaan membangun rumahnya, ya Eko. Terus jadi gedong bertingkat?!" kata Budi. 

"Orang kaya yang mana?!" kata Eko. 

"Orang kaya yang ada di seberang jalan sana," kata Budi. 

"Ooooo orang kaya itu. Nama juga orang kaya. Ya iya sih membangun rumahnya," kata Eko. 

"Ada orang kaya. Telah membangun rumahnya, ya sebagus mungkin. Ketika Waktunya perumahan ekonomi, ya rumahnya di robohkan yang gedung itu di jadikan ruko," kata Budi. 

"Kalau itu sih tuntutan hidup," kata Eko. 

"Kalau di pikir dengan baik. Kenapa orang kaya meninggal tidak di kuburkan di rumahnya yang di bangun gede banget kaya gedong gitu. Malahan di kubur di kuburan tempat umum?!" kata Budi. 

"Iya juga ya. Sebaiknya orang kaya kalau meninggal di kuburkan di rumah yang ia bangun kaya gedong, ya dari pada di kuburan tempat umum. Orang kaya banyak sombong dengan kekayaannya, ya lebih baik di kubur di rumahnya, karena orang kaya cinta dengan hartanya itu," kata Eko. 

"Gila harta dunia ternyata tidak bisa di bawa mati," kata Budi. 

"Orang kaya sombong kan, ya gila harta dunia. Ketika mati, ya hartanya jadi rebutan anaknya. Orang kaya sombong di kuburkan di kuburan tempat umum. Sedangkan rumahnya yang gedong, ya di jual anaknya karena tuntutan ekonomi," kata Eko. 

"Ya begitulah kehidupan. Harta tidak bisa di bawa mati, ya harta jadi rebutan orang-orang yang masih hidup," kata Budi. 

"Cerita orang kaya yang makamnya besar banget, ya salah satu sih Piramida, ya makamnya raja sih," kata Eko. 

"Ya memang lah Piramida makamnya para raja," kata Budi. 

"Tanah seluas itu di bangun Piramida, ya tujuannya hanya jadi makam raja," kata Eko. 

"Nama juga peradaban masa lampau," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Film pun di buat dengan baik, ya di kaitkan dengan Piramida, ya misteri lah. Mumi," kata Budi. 

"Film itu bagus," kata Eko. 

Eko mengambil gelas minuman di meja, ya di minum dengan baik. 

"Memang sih film tentang mumi itu bagus. Misteri banget pokoknya," kata Budi. 

Budi mengambil gelas minuman di meja, ya di minum dengan baik minuman. Eko menaruh gelas minuman di meja. 

"Piramida itu di bangun sama Jin ya?!" kata Eko. 

Budi menaruh gelas minuman di taruh di meja. 

"Kok Piramida di bangun sama Jin. Kaya cerita Candi Prambanan di bangun sama Jin?!" kata Budi. 

"Cerita misteri. Lebih baik Piramida di bangun Jin lah," kata Eko. 

"Di film, ya Piramida di bangun sama alien, ya makluk luar angkasa yang kecerdasaannya sangat tinggi gitu," kata Budi. 

"Kalau kenyataan sih. Piramida, ya di bangun sama manusia," kata Eko. 

"Kenyataan tetap kenyataan. Piramida, ya di bangun sama manusia," kata Budi. 

"Zaman dulu. Manusia di samakan derajatnya kaya binatang, ya budak," kata Eko. 

"Ya nama juga zaman dulu. Manusia hidup menderita banget, ya jadi budak sih," kata Budi. 

"Kalau sekarang, ya budak ya gak ada lah," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok," kata Budi. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.  

MAIN KARTU BERGAMBAR

"Aku ingin beli mainan. Tapi mainan apa ya?!" kata Hari. 

Hari berpikir dengan baik, ya sambil berjalan menuju toko yang menjual mainan. 

"Beli mainan kartu bergambar Ultraman saja ya!" kata Hari. 

Hari melanjutkan perjalannya menuju toko mainan. Tahu-tahu Hari berpapasan dengan Putri. 

"Putri" kata Hari. 

"Hari. Mau kemana?!" kata Putri. 

"Mau beli mainan kartu bergambar," kata Hari. 

"Ooooo beli mainan kartu bergambar," kata Putri. 

"Putri dari beli apa?!" kata Hari yang melihat keresek plastik yang di bawa Putri. 

"Putri abis beli buku, penggaris dan juga pulpen," kata Putri. 

"Alat-alat untuk sekolah," kata Hari. 

"Hari udahan ngobrolnya. Putri harus cepat pulang karena ada urusan dengan Mama," kata Putri. 

"Iya," kata Hari. 

Hari berjalan lagi menuju toko. Putri berjalan dengan baik, ya menuju arah rumahnya lah. Sampai di toko mainan, ya hari masuk ke dalam toko lah, ya Hari melaksanakan keinginannya membeli kartu bergambar Ultraman dan juga Para monsternya juga lah. Setelah itu, ya Hari keluar dari toko lah dengan memegang kartu bergambar Ultraman dan monster lah. Hari berjalan menuju rumahnya. 

"Kartu bergambar Ultraman dan juga monster ini di taruh di album, ya di koleksi atau aku mainkan saja ya?!" kata Hari. 

Hari melihat kartu bergambar Ultraman dan monster, ya satu persatu sambil berjalan dengan baik. Tiba-tiba angin bertiup kencang banget sampai menerbangkan kertas koran yabg tadinya tergeletak di kursi di pinggir jalan. Koran itu terbang dan mengenai Hari, ya menutup wajahnya Hari. 

Hari mengambil koran di wajahnya. Angin jadi tenang, ya bertiup sepoy-sepoy gitu. Koran pun di buang di tempat sampah sama Hari. Hari tidak sadar salah satu kartu bergambar Ultraman, ya jatuh di jalan. Hari terus berjalan menuju rumah, ya setelah membuang koran di tempat sampah. 

Sampai di rumah Hari. Ridwan sudah menunggu Hari di depan rumah, ya duduk gitu. 

"Ridwan main ke rumah aku. Main kartu bergambar atau main lain?!" kata Hari. 

"Main kartu bergambar. Aku telah bawa kartu bergambar, " kata Ridwan. 

Hari memang melihat bawaan Ridwan, ya kartu bergambar sih, ya cukup banyak sih dan juga kartu bergambar banyak jenisnya lah gambarnya. 

"Ok kita main. Main teplek kartu apa mengumbul kartu, ya dengan taruhan kartu bergambar yang kita sepakati?!" kata Hari. 

"Main teplek kartu saja. Taruhannya yang kalah menyerahkan kartunya, ya satu," kata Ridwan. 

"Sepakat," kata Hari. 

Hari dan Ridwan main teplek kartu di depan rumah. Permainan, ya menyenangkan di mainkan keduanya. Sampai Waktunya, ya kedua selesai main. Ridwan pulang ke rumahnya, ya menang dari Hari sih permainan teplek kartu. Hari kalah dalam permainan, ya tidak ada masalah yang penting kartu yang mau di koleksi, ya tidak di mainkan alias tidak pertaruhkan. 

Hari mau menyimpan kartu bergambar di album, ya koleksi gitu. Hari sadar kehilangan salah satu kartu yang ingin di koleksi. 

"Kartu bergambar Ultraman yang mau di koleksi hilang saat di jalan atau aku jadikan taruhan dalam permainan teplek sama Ridwan ya?!" kata Hari. 

Hari terus berpikir dengan baik, ya sambil menaruh kartu bergambar di album. 

"Kayanya hilang. Besok aku beli lagi aja kartu bergambar Ultraman," kata Hari. 

Setelah itu menaruh kartu Bergambar di album, ya Hari belajar dengan baik di kamar, ya mengulas pelajaran yang di dapatkan di sekolah SD karena memang Hari masih SD kelas 3. 

Tuesday, November 2, 2021

GELAR EKONOMI

Budi dan Abdul duduk di depan rumah, ya sambil menikmati makan gorengan dan juga minum kopi, ya botol gitu. 

"Abdul gimana dengan usahamu?!" kata Budi. 

"Baik lah," kata Abdul. 

"Baik usaha yang di jalankan Abdul, ya begitu juga dengan kerjaan ku," kata Budi. 

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan lah gorengan. 

"Semua usaha ku berjalan baik, ya managemen di jalankan dengan baik lah," kata Abdul. 

Abdul mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik lah. 

"Managemen. Omongan Abdul kaya omongan pendidikan tinggi saja. Padahal hanya lulusan SMA," kata Budi. 

"Walau lulusan SMA, ya belajar ilmu ekonomi dengan baik," kata Abdul. 

"Memang sih. Pada masa sekolah SMA, ya kita belajar ilmu ekonomi dengan baik. Setelah lulus dari SMA, ya di terapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, ya aku kerja dengan baik, ya bisa di bilang ikut orang yang punya modal besar dalam menjalankan usaha dan Abdul, ya buat usaha karena Abdul mampu berspekulasi yang cukup tinggi, ya di lihat dari keadaan ekonomi di kota Bandar Lampung," kata Budi. 

Budi mengambil minuman botol di meja, ya di minum dengan baik. 

"Kalau di pikir dengan baik. Buku ekonomi SMA itu kan hasil dari penelitian orang-orang sarjana," kata Abdul. 

Abdul mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh botol minuman di meja. 

"Buku ekonomi SMA," kata Budi yang berpikir dengan baik, ya mengingat isi buku ekonomi lah. 

Budi menaruh botol minuman di meja. Budi teringat isi buku ekonomi dan berkata "Daftar Pustaka, ya menjelaskan tentang orang-orang meneliti di bidang keilmuan di bidang ekonomi." 

"Buku itu hasil penelitian orang-orang di bidang ekonomi, ya tujuannya memberikan penjelasan dengan baik ekonomi ini dan itu," kata Abdul. 

"Memang menjelaskan ini dan itu sih buku ekonomi SMA," kata Budi menegaskan omongan Abdul. 

"Berarti kedudukan kita sama kan dengan orang-orang yang berpendidikan tinggi?!" kata Budi. 

"Kalau di pikir dengan baik, ya sama sih dengan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Karena kita sekarang kan menjalankan ekonomi dengan baik, ya praktek kenyataan dalam menjalankan ekonomi sehari-hari," kata Abdul. 

"Gelar kita apa Abdul?!" kata Budi. 

"Gelarnya kan tetap lulusan SMA," kata Abdul. 

"Berarti tetap harus melanjutkan pendidikan ke Universitas tujuannya gelar," kata Budi. 

"Memang mendapatkan gelar harus berpendidikan di Universitas," kata Abdul. 

"Duduk di bangku kuliah, ya teori ini dan itu deh. Padahal aku dan Abdul, ya sudah praktek dengan baik. Ya tahu tentang ekonomi sebenarnya dari pekerjaan lah," kata Budi. 

"Lulusan Universitas kan, ya ada jenjang karir yang lebih baik, ya salah satunya jadi pejabat di pemerintahan. Jadi orang kaya sih," kata Abdul. 

"Jadi pejabat pemerintahan, ya kaya," kata Budi. 

"Jadi orang kaya itu, ya enak sih. Tujuan aku mendapatkan Putri, ya bisa tercapai dengan baik," kata Abdul. 

"Aku paham omongan Abdul sih. Menyetarakan status. Agar bisa mendapatkan Putri. Cinta dan juga impian Abdul," kata Budi. 

"Ya begitulah," kata Abdul. 

"Lebih baik kita main catur saja!" kata Budi. 

"Ok!!!" kata Abdul. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Abdul menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Segala gelar di Universitas, ya orang mendapatkan gelar di pendidikan ini dan itu sih, ya masih berkaitan dengan ekonomi dalam kehidupan, ya menggerakkan ekonomi gitu," kata Budi. 

"Kalau di pikirkan dengan baik, ya iya sih ada kaitannya semuanya dengan ekomomi," kata Abdul. 

"Gelar semua orang berarti ekonomi semua dong?!" kata Budi. 

"Bisa jadi!" kata Abdul. 

"Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Abdul. 

Abdul dan Budi main catur dengan baik. 

KARTU BERGAMBAR ULTRAMAN

Faul berjalan dengan santai menuju rumahnya. Faul, ya seorang pemuda dan masih duduk di bangku sekolah SMA lah. Saat di jalan, ya Faul melihat selembar kartu di jalan. Faul mengambil kartu tersebut, ya di lihat dengan baik kartu tersebut.

"Kartu bergambar Ultraman. Anak-anak suka kartu ini, ya di mainkan dengan baik kartu. Kalau aku simpan saja kartu ini," kata Faul.

Faul menaruh kartu bergambar Ultraman di taruh di saku celana. Faul berjalan dengan penuh ke santainya menuju rumah. Hari yang membawa sepedah, ya menggonceng Putri. Hari pun menghampiri Faul yang sedang berjalan santai. Hari berhenti di samping Faul dan berkata "Faul."

"Hari dan juga Putri. Kalian berdua?!" kata Faul. 

"Ya bisa di bilang aku dan Putri, ya pacaran," kata Hari.

"Ooooo," kata Faul.

"Pulang jalan sendiri?!" kata Hari. 

"Ya iya lah jalan sendiri. Emangnya Hari bersama Putri," kata Faul. 

"Ya deh. Kalau begitu aku mau nganterin Putri, ya pulang ke rumahnya lah," kata Hari.

"Iya," kata Faul.

Hari menggoes sepedahnya dengan baik, ya menuju arah rumah Putri lah.

"Hari mudah banget ya mendapatkan Putri, ya di jadiin pacar. Sedangkan aku, ya masih mikir dua kali ingin menyatakan cinta sama Rimar. Itu pun kalau di terima Rimar," kata Faul.

Faul berjalan dengan baik menuju rumahnya. Ketika hampir sampai di rumah Faul. Randa yang membawa motor, ya membonceng Meli. Randa menghampiri Faul, ya berhenti tempat di samping Faul.

"Faul sendiri saja," kata Randa.

"Iya sendiri. Randa...bersama dengan Meli?!" kata Faul.

"Aku masih penjajakan dengan Meli," kata Randa.

Meli memukul pundak Randa dan berkata Meli "Udah jadian!" 

"Jadian toh," kata Faul.

"Memang sudah jadian. Yang suka duluan Meli," kata Randa.

"Randa duluan yang suka sama aku," kata Meli.

"Randa...Randa....Randa," kata Faul.

"Becanda doang. Ya memang yang suka duluan aku, ya jadinya menyatakan cinta sama Meli," kata Randa.

"Ooooo," kata Faul.

"Kalau begitu. Aku nganterin Meli pulang ke rumahnya," kata Randa.

"Ya...ya...ya...," kata Faul.

Randa membawa dengan baik motornya, ya menuju arah rumahnya Meli, ya nganterin Meli pulang ke rumahnya. Faul berjalan dengan menuju rumahnya. Ya akhirnya sampai juga di rumah, ya Faul masuk rumah. Faul beres-beres diri di kamar. Ayah dan Ibu ada sih, ya lagi santai di sedang santai di halaman belakang, ya ayah baca koran dan Ibu menyulam. Setelah itu beres-beres di kamarnya, ya Faul makan di ruang makan sampai perut kenyang lah. Faul pun membereskan dengan baik, ya peralatan yang di gunakan makan lah. 

"Waktunya santai," kata Faul.

Faul melanjutkan kegiataannya dengan santai nonton Tv, main game PS, belajar, ya sampai waktunya tidur lah.

Esok harinya. 

Faul menjalankan kegiataannya pergi ke sekolahnya, ya pamitan sama orang tua. Ketika keluar rumah. Keadaan jadi berubah. Faul pun bingung dengan keadaan lingkungan.

"Aku beranda dunia apa?!" kata Faul.

Faul berpikir dengan baik untuk mencari tahu tentang keadaannya. Sampai teringat tentang sesuatu, ya dari acara Tv, ya film. 

"Dimensi waktu," kata Faul. 

Tiba-tiba muncullah monster yang besar banget, ya menghancurkan keadaan sekitar. Faul kenal dengan monster itu, ya salah satu monster di kalahkan Ultraman yang bernama Red King. Monster Red King, ya terus menghancurkan kota. Faul berusaha untuk berlari bersama warga kota yang takut dengan monster Red King yang menghancurkan segalanya. 

Faul berharap Ultraman menolong warga kota, ya Ultraman mengalahkan monster Red King. Ternyata harapan Faul itu pupus karena Ultraman tidak ada. Faul dan warga kota hanya bisa berusaha sebaik mungkin untuk selamat dari monster Red King. Pasukan militer telah mengerahkan semua persenjataan yang hebat untuk mengalahkan monster Red King. 

Monster Red King menghancurkan persenjataan militer, ya bisa di bilang kalah sih manusia. Faul yang menyukai Ultraman, ya berharap Ultraman itu ada, ya menolong sih. 

Kartu bergambar Ultraman di saku celana Faul, ya bercahaya sih. Faul mengambil kartu itu dari celananya. 

"Kartu ini bercahaya kenapa?!" kata Faul. 

Faul yang punya harapan besar pada Ultraman, ya berkata "Ultraman Muncul lah!" 

Faul pemikirannya seperti anak-anak yang menyukai Ultraman, ya padahal sudah remaja SMA. Kartu tidak bersinar lagi. 

"Kenapa kartu ini tidak bersinar?!" kata Faul. 

Monster Red King terus menghancurkan kota, ya bergerak menuju keberadaan Faul. 

"Gawat. Monster Red King mendekat kesini," kata Faul. 

Faul masih berharap pada Ultraman, ya menolong untuk mengalahkan monster Red King. 

"Ultraman," kata Faul. 

Kartu pun bercahaya sangat terang banget, ya Faul masuk ke dalam cahaya itu, ya menjadi Ultraman. 

"Aku berada di dalam tubuh Ultraman. Jadi aku Ultraman," kata Faul. 

Faul yang sadar dirinya menjadi Ultraman, ya segera bertarung melawan monster Red King. Faul yang sering nonton acara Tv, ya film Ultraman saat masih anak-anak, ya saat remaja juga sih kalau tidak sibuk dengan urusan belajar untuk meraih prestasi di SMA lah. Faul tahu jurus-jurus Ultraman dengan baik, ya bertarung dengan baik untuk mengalahkan Red King. 

Pertarungan Ultraman dan juga Red King sangat sengit banget. Sampai akhirnya Ultraman mengalahkan Red King, ya di hancurkan dengan sinar pengancur dari tangannya Ultraman. Setelah Red King kalah. Ultraman pun terbang ke langit. Lalu Ultraman turun di tempat yang baik, ya suyi gitu dan berubahlah kembali menjadi Faul yang sedang megang kartu bergambar Ultraman. 

"Aku berhasil mengalahkan monster Red King karena aku menjadi Ultraman," kata Faul. 

Tiba-tiba keadaan lingkungan berubah kembali menjadi lingkungan sebenarnya Faul tinggal. 

"Berubah keadaan lingkungan sebenarnya. Demensi waktu, kaya dunia fantasi aja," kata Faul. 

Faul teringat dengan sekolahnya, ya melihat waktu di jam tangannya. 

"Waktunya untuk masuk sekolah. Aku telat masuk sekolah ini mah," kata Faul. 

Faul pun menyimpan kartu bergambar Ultraman di saku celana. Faul pun berlari dengan sekuat tenaga menuju sekolah. Untung saja bertemu dengan Randa yang bawa motor, ya Faul nebeng naik motor sama Randa menuju sekolah. Pada akhirnya Faul dan Randa tempat waktu masuk sekolah. 

Monday, November 1, 2021

KEMATIAN ITU LEBIH BAIK

Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil makan gorengan dan minuman botol rasa jeruk. 

"Eko. Kadang kematian itu lebih baik, ya....?!" kata Budi. 

"Kok kematian lebih baik. Apa aku tidak salah mendengar?!" kata Eko. 

"Tidak salah denger kok," kata Budi. 

Budi mengambil botol minuman di meja, ya rasa jeruk, ya di minum dengan baik lah. 

"Jadi aku tidak salah denger. Omongan Budi.....kematian lebih baik. Kenapa Budi ngomong gitu?!" kata Eko. 

Eko mengambil botol minuman di meja, ya rasa jeruk, ya di minum dengan baik. Budi menaruh botol minuman di meja. 

"Ada sebuah cerita tentang orang menderita sakit, ya ada kerusakan di dalam tubuhnya. Memang orang itu berobat dengan baik sama dokter, ya tujuannya diri orang itu sembuh dari penyakit yang di deritanya. Memang dokter berhasil menolong orang itu, ya jadinya menikmati hidup ini. Ternyata hanya sejenak menikmati hidup, ya orang itu kembali jatuh sakit, ya tidak bisa di tolong dan akhirnya meninggal," kata Budi. 

Eko menaruh minuman botol di meja

"Oooo cerita begitu," kata Eko. 

"Semua orang yang dekat dengannya berdoa pada Tuhan, ya agar orang yang sakit itu sembuh," kata Budi. 

"Kebanyakan orang berdoa untuk orang sakit, ya tujuannya....Tuhan mengabulkan doa dan orang sakit itu sembuh dari sakitnya," kata Eko. 

"Ya orang sakit itu memang berdoa di dalam sakitnya sampai kematian pada dirinya, ya karena orang sakit itu sadar dengan keadaan dirinya, ya sampai kematiannya," kata Budi. 

"Memang kebanyakan orang sakit itu sadar dengan keadaanya, ya sampai kematiannya," kata Eko. 

"Orang yang menyayanginya, ya bersedih karena kepergiannya. Sadarnya ketika air mata telah jatuh ke bumi. Bahwa kematian itu lebih baik," kata Budi. 

"Kalau begitu sih, ya aku setuju sih. Kematian itu lebih baik sih," kata Eko. 

"Kehilangan tetap kehilangan," kata Budi. 

"Memang semua orang merasakan rasa kehilangan orang yang di sayangi. Harapannya, ya agar orang di sayangi sih umur panjang dengan di panjatkan doa kepada Tuhan. Kenyataan tetap kenyataan. Kematian itu kekuasaan Tuhan. Ya mati itu lebih baik," kata Eko. 

Budi pun meneteskan air mata, ya mengalir di pipinya. Eko melihat keadaan Budi. 

"Kok Budi menangis?!" kata Eko. 

"Aku bersedih saja. Ya mengingat salah satu anggota keluarga yang aku sayangi telah lama meninggal. Paman," kata Budi. 

Budi menghapus air matanya. 

"Banyak orang yang mengingat orang di sayangi, ya meneteskan air mata, ya sedih lah. Sama seperti Budi. Ya sudah lah Budi, tidak boleh berlarut dalam rasa kehilangan itu," kata Eko. 

"Iya aku tidak berlarut dari rasa kehilangan itu. Ya aku sadar. Sudah takdir dari Tuhan kepada manusia yang hidup di muka bumi ini, ya harus merasakan segala hal sampai kematian juga," kata Budi. 

"Iya begitulah kehidupan ini," kata Eko. 

"Sudah ah membicarakan itu. Lebih baik kita main catur!" kata Budi. 

"Ok. Main catur!" kata Eko. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh atas meja. Budi dan Eko  menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

SUATU PERNIKAHAN HARUS DI PERTAHANKAN

Eko dan Budi duduk di depan rumah, ya sambil menikmati makan gorengan dan juga minum teh botol sih.

"Eko. Saat menyatakan cinta sama Purnama. Eko pernah merasa geroji, ya mengucapkan kata suka sama Purnama, ya cinta gitu?!" kata Budi.

"Ada rasa gerogi itu saat mengucapkan rasa suka sama Purnama. Ketika berhasil mengucapkan, ya ada rasa puas. Dan ada rasa takut kalau cinta ku di tolak Purnama," kata Eko.

"Eko ada rasa puas setelah mengucapkan cinta sama Purnama. Dan ada rasa takut di tolak Purnama. Sebenarnya hal wajar sih di tolak sama cewek," kata Budi.
 
Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.

"Memang di tolak cewek, ya hal yang wajar. Karena keputusan cewek, ya mau atau tidak menjalin hubungan cinta dengan ku," kata Eko.

Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.

"Purnama ternyata menerima cinta Eko dengan baik," kata Budi.

"Rasa senang di terima cinta sama Purnama. Sebagai cowok yang baik, ya aku memberikan kepastian hubungan, ya beneran ingin menikahi Purnama," kata Eko.

"Eko beda dengan cowok lainnya. Kalau cowok lain, ya pacaran sekedar pacaran, ya entah kapan hubungan itu sampai pernikahan? Tahu-tahu hubungan pacaran di jalanin cukup lama, ya pada akhirnya putus di tengah jalan, ya tidak ada rasa cinta lagi!" kata Budi.

Budi mengambil teh botol di meja, ya di minum dengan baik teh botol lah.

"Nama juga jalan cerita cinta, ya beda-beda dalam mengambil keputusan dalam menjalankan suatu hubungan cinta," kata Eko.

Eko mengambil teh botol di meja, ya di minum dengan baik teh botol. Budi menaruh teh botol di meja.

"Dalam urusan pernikahan. Pasti ada ujiannya. Contoh saja : pernikahan para artis atau orang biasa saja," kata Budi.

Eko menaruh teh botol di meja. 

"Urusan rumah tangga. Ya adalah ujian dari hal kecil sampai besar," kata Eko.

"Kalau ujian kecil, ya bisa di atasi dengan baik. Kalau ujian yang besar, ya susah untuk di atasi dan akhirnya putus, ya cerai," kata Budi.

"Ada orang yang bijak berkata untuk urusan pernikahan 'Suatu pernikahan harus di pertahankan'....," kata Eko.

"Suatu pernikahan harus di pertahankan," kata Budi.

"Ujian kecil dan besar dalam urusan rumah tangga, ya harus di sikapi dengan bijak, ya jadinya pernikahan harus di pertahankan dengan baik dan jangan sampai patah, ya putus atau cerai," kata Eko.

"Memang sih harus bersikap bijak dalam urusan rumah tangga. Banyak contoh : dari pernikahan artis atau orang biasa, ya bisa mempertahankan pernikahan dengan baik, ya tidak sampai putus, ya cerai. Karena bersikap bijak dalam urusan rumah tangga," kata Budi.

"Aku pun yang mau menapakin pernikahan sama Purnama, ya belajar dengan baik memahami segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ya mencontoh hubungan rumah tangga yang langgeng dari orang-orang yang berhasil menjalankan rumah tangga dengan baik," kata Eko. 

"Termasuk orang tua Eko dan orang tua aku kan....Eko?!" kata Budi. 

"Orang tua itu menjadi contoh yang baik dalam menjalankan rumah tangga yang baik," kata Eko. 

"Aku masih harus berusaha keras mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi. 

"Tujuannya kan Budi ajak nikah kan cewek yang Budi sukai?!" kata Eko. 

"Iya lah," kata Budi. 

"Semoga sukses Budi mendapatkan cewek yang di sukai Budi!" kata Eko. 

"Amin!!!!" kata Budi. 

"Amin itu anaknya Pak Karno kan?!" kata Eko yang niat becanda. 

"Malah becanda," kata Budi. 

"Sekedar saja!" kata Eko. 

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok," kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

Sunday, October 31, 2021

BENTUK KRITIK

Budi dan Abdul duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum teh gelas dan juga roti lah yang harganya terjangkau dengan kantongnya Budi lah.

"Kritik," kata Budi.

"Ada apa dengan kritik?!" kata Abdul.

"Berita di Tv sih. Tentang lukisan mural, ya berbentuk kritik kan," kata Budi.

"Tentang kritik itu," kata Abdul. 

"Apakah bentuk kritik kan kita bisa di terima, ya Abdul. Kita cuma lulusan SMA?!" kata Budi. 

"Emangnya Budi kritik dengan bentuk apa?!" kata Abdul.

"Bentuk papan catur. Ya hidup ini kan baik dan buruk, ya hitam dan putih," kata Budi.

"Lagian hanya lulusan SMA, ya mau kritik. Apa di denger dan juga di pahami dengan baik....sama orang-orang pendidikannya tinggi dan juga mendapat gelar ini dan itu. Kadang ada gelarnya di dapatkan dari luar negeri ini?!" kata Abdul.

"Kalau itu kan mana aku tahu. Cuma lulusan SMA. Aku cuma bentuk mengemukakan pendapat berdasarkan UUD 1945 yang di akui di dalam sampai luar negeri, ya dunia gitu," kata Budi.

"Memang sih. UUD 1945, ya boleh mengeluarkan pendapat ini dan itu. Tetap kita ini hanya lulusan SMA," kata Abdul. 

Abdul mengambil roti di piring, ya di buka plastiknya dan di makan roti lah. 

"Tujuan kritik itu....kata orang yang gelar sajana sih, ya kritikan itu untuk membangun jadi lebih baik. Masalahnya apakah kritikan itu di terima atau di tolak?!" kata Budi. 

"Contoh sederhana saja : nasehat dari ahli agama kepada umat, ya berdasarkan di kitab ajaran. Kadang bentuknya mengkritik ini dan itu. Ada yang menerima. Ada yang tidak menerima, ya bisa di bilang masa bodok. Padahal tujuannya nasehat ahli agama, ya membimbing dan mengarahkan pada kebaikan," kata Abdul. 

Abdul mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. 

"Iya juga ya. Nasehat saja ada yang bentuk kritik ini dan itu. Ada yang menerima dan ada juga tidak," kata Budi. 

Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik. Abdul menaruh teh gelas di meja. 

"Emmmm," kata Abdul. 

Budi menaruh teh gelas di meja. 

"Kata Eko sih. Hitam bisa jadi putih. Dan putih bisa jadi hitam. Ya tidak sekedar hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi. 

"Omongan Eko benerlah. Kan bangunan penjara masih ada. Untuk menghukum manusia yang melanggar aturan karena berbuat kejahatan, ya merugikan orang. Yang melakukan kejahatan bisa siapa saja. Contoh : pencuri. Ada pencuri dari anak- anak sampai orang dewasa. Ada di luar sistem kerja sampai di dalam sistem kerja. Baik swasta sampai pemerintahan," kata Abdul. 

"Berita di Tv kan di jelaskan semuanya," kata Budi. 

"Memang berita di Tv, ya di jelaskan semuanya. Sedangkan kita, ya sekedar obrolan saja!" kata Abdul. 

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok. Main catur!" kata Abdul. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun bidak catur dengan baik di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

GAME ULTRAMAN

Faul dengan menggunakan sepedahnya ke rumah Hari. Ya Hari teman baik ya Faul, ya sama-sama anak-anak SD kelas 3. Sampai di rumah Hari, ya Faul menaruh sepedahnya di halaman depan rumah Hari. Ya Hari memang sudah menunggu Faul, ya janjian main game PlayStasion di rumah Hari lah. Hari dan Faul masuk ke dalam rumahnya Hari. 

"Isi rumah Hari rapih dan juga bagus," kata Faul. 

 "Ibu rajin mengatur dan membersihkan rumah, ya aku dan Ayah ikutan juga lah," kata Hari. 

"Ooooo begitu," kata Faul. 

Faul dan Hari sampai di ruang tengah. Ya keduanya duduk dengan baik. Hari memang sudah menghidupkan Tv dan juga PS. 

"Kita main game apa?!" kata Faul. 

"Main game Ultraman. Karena aku suka Ultraman," kata Hari. 

"Aku juga suka Ultraman. Ibu membeliin aku boneka Ultraman karena nilai-nilai pelajaran ku, ya hasilnya bagus," kata Faul. 

"Faul punya boneka Ultraman. Ya sama aja dengan ku. Kapan-kapan Kita main bersama main boneka Ultraman, ya Faul?!" kata Hari. 

"Iya. Kapan-kapan..kan?!" kata Faul. 

"Iya. Kapan-kapan? Sekarang lagi mau main game Ultraman di PS!" kata Hari. 

"Kalau begitu main game Ultraman!" kata Faul. 

"Ayooo!!!!" kata Hari. 

Hari dan Faul memegang stick game. Keduanya memilih karakter Ultraman yang ingin di mainkan. Hari memilih karakter Ultraman Orb untuk di mainkan. Faul memilih karakter Ultraman Belial untuk di mainkan. Permainan pun di mulai, ya battle. 

Hari dengan menggunakan Ultraman Orb, ya menyerang. Faul yang menggunakan Ultraman Belial, ya menyerang juga sih. Pertarungan sangat sengit banget. Sampai akhirnya Ultraman Orb yang di mainkan Hari menang. 

"Aku kalah," kata Faul. 

"Ayo main lagi. Faul bisa milih karakter yang lain. Pastinya Faul bisa menang dengan karakter yang lain," kata Hari. 

"Kita lanjut main gamenya," kata Faul. 

Faul memilih karakter Ultraman Zero. Sedangkan Hari memilih karakter Ultraman Leo. Permain game battle di mainkan dengan baik sama Hari dan Faul. Pertarungan sengit antara Ultraman Zero dan Ultraman Leo. Sampai akhirnya yang menang Faul dengan karakter Ultraman Zero. 

"Aku kalah," kata Hari. 

"Jadi kedudukan kita satu sama kan....Hari?!" kata Faul. 

"Iya," kata Hari. 

"Mainnya lanjut apa tidak?!" kata Faul. 

"Lanjut!" kata Hari. 

Hari dan Faul lanjut main game Ultramannya. Permainan game yang di mainkan Faul dan Hari, ya memang menghasilkan buat anak-anak sih. Sampai waktunya, ya Faul untuk pulang ke rumah. Permainan game Ultraman di PS, ya berakhir sih. Faul pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepedahnya. Hari pun membereskan main game PS-nya, ya setelah itu Hari ke kamarnya untuk belajar lah. 

Hari mengulas pelajaran sekolah dengan baik, ya tujuannya pintar dan juga naik kelas ke kelas 4 dan tidak ingin tinggal kelas karena nilai pelajaran buruk, ya kebanyakkan main dari pada belajar. 

Selang beberapa saat, ya Faul sampai di rumahnya. Sepedah di taruh di ruang tamu sama Faul. 

"Waktunya aku belajar, ya setelah aku main menghibur diri ku," kata Faul. 

Faul masuk ke dalam kamarnya, ya belajar lah. Dengan baik Faul mengulas pelajaran sekolah dengan tujuan Faul jadi anak pintar lah. 

Saturday, October 30, 2021

HIDUP INI ANTARA BAIK DAN BURUK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. 

"Hidup ini di jalankan penuh ke santai kan Eko?!" kata Budi.

"Iya," kata Eko.

"Hidup ini ada manusia yang baik dan juga manusia yang buruk," kata Budi. 

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik. 

"Ya nama juga hidup. Contohnya : gorengan yang kita makan, ya baiknya sih makanan gorengan yang kita makan, ya mengenyangkan kita dan juga harga sesuai kantong. Kalau buruknya tentang gorengan, ya kata omongan para ahli bidang kedokteran untuk kesehatan. Kalau makan gorengan terlalu banyak, ya dampak di kemudian hari kena penyakit ini dan itu," kata Eko. 

Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng. 

"Contoh Eko benerlah. Ya sama aja dengan kopi, ya ada baiknya dan buruknya kalau di nilai dari kesehatan dan di teliti dengan baik sama orang-orang yang berpendidikan kedokteran," kata Budi. 

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. 

"Tujuannya kesehatan dan kesehatan," kata Eko. 

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Demi menikmati hidup ini di jalankan dengan baik," kata Budi. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Kemajuan dari perkembangan teknologi, ya membuat orang menikmati hidup ini. Dan juga orang bekerja keras untuk kelangsungkan hidup. Contohnya : motor saja!" kata Eko. 

"Motor itu. Kita nikmati dengan baik mengendarai motor dengan baik. Di sisi lain, ya motor di jadi kan alat untuk mencari nafkah dengan baik untuk kelangsungkan hidup," kata Budi. 

"Tukang ojek," kata Eko. 

"Sinetron yang berkaitan dengan tukang ojek, ya bagus juga sih. Ceritanya cerita kehidupan sehari-hari," kata Budi. 

"Ya tetap saja. Dalam urusan berkendaran motor, ya harus menggunakan alat keamanan yang paling penting, ya helm. Tujuannya helm di pake kan untuk memberikan keselamatan pada pengendara motor. Apabila kecelakaan kan helm mencegah dari benturan hebat yang dapat membunuh manusia," kata Eko. 

"Maka itu untuk mencegah dari kecelakaan, ya harus mematuhi peraturan yang ada. Contoh : tidak boleh menerobos lampu merah," kata Budi. 

"Ada juga orang yang merasa nyawanya ada sembilan kaya nyawa kucing. Orang itu berani melanggar peraturan, ya mengendara motor seenak jidatnya sendiri dan tidak mementingkan orang lain," kata Eko. 

"Merasa punya nyawa banyak, ya betingkah orang itu. Padahal nyawa pada manusia itu, ya tetap satu lah," kata Budi. 

"Sedangkan tentang kecelakaan mobil, sampai dengan pesawat terbang....tinggal nonton saja di Tv, ya berita ini dan itu. Sebab musabab kecelakaan pun di jelaskan dengan baik di berita," kata Eko. 

"Lebih lanjut tentang berita di Tv lebih baik, ya tentang kecelakaan ini dan itu. Jadi pelajaran bagi yang sadar. Bagi yang tidak sadar, ya seperti nyawanya orang itu ada sembilan kaya nyawa kucing saja di cerita, ya dongeng lah," kata Budi. 

"Lebih baik kita main catur saja!" kata Eko. 

"Ok. Main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Hidup ini antara baik dan buruk, ya seperti antara hitam dan putih," kata Budi. 

"Papan catur ini...hitam dan putih," kata Eko. 

"Hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi. 

"Kalau itu pola berpikir yang polos banget tentang hidup ini antara hitam dan putih. Padahal sebenarnya, ya yang hitam sebenarnya bisa jadi putih. Yang putih yang sebenarnya hitam," kata Eko. 

"Aku mengerti omongan Eko. Contohnya : polisi di nilai citranya baik, ya putih. Ternyata ada polisi yang menjadi penjahat, ya hitam dengan menggunakan citra polisi yang putih itu. Polisi itu di debut oknum polisi. Berita di Tv kan begitu," kata Budi. 

"Berita di Tv itu memberitakan tentang kehidupan manusia, ya antara hitam dan putih," kata Eko. 

"Papan catur," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Keduanya main catur dengan baik.

SI RUSA DAN KULOAMANG

Alkisah, di sebuah hutan di kepulauan Aru, Maluku, hidup sekelompok Rusa yang terkenal memiliki kemampuan berlari sangat cepat. Para Rusa biasa menantang binatang-binatang lain di suatu daerah untuk berlomba lari. Siapa yang memenangkan perlombaan lari, maka dia berhak tinggal di daerah tersebut.

Di suatu pantai tidak jauh dari hutan, hidup seekor siput laut bernama Kuloamang. Siput laut adalah hewan yang bergerak sangat lambat apalagi jika dibandingkan dengan rusa. Tetapi siput laut terkenal sebagai hewan yang setia kawan juga cerdik. Suatu ketika, tanpa disengaja, para rusa sampai di pantai tempat tinggal Kuloamang. 

Mereka sangat tertarik untuk menguasai pantai tersebut karena keindahannya. Tapi mereka mendengar bahwa pantai tersebut telah dihuni oleh siput laut yang salah satunya bernama Kuloamang. Seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya, untuk menguasai suatu daerah, mereka ingin menemui Kuloamang untuk mengajaknya berlomba lari. 

"Pantai ini indah sekali, kita harus bisa menguasainya. Aku dengar siput laut penghuni daerah ini bernama Kuloamang. Mari kita menemuinya dan mengajaknya berlombar lari. Ia pasti kalah menghadapi kita." ujar rusa pada teman-temannya.

Setelah sekian lama berjalan mencari Kuloamang, akhirnya para rusa berhasil bertemu Kuloamang kemudian mengajaknya lomba lari.

"Hai Kuloamang, kami menyukai daerah pantai tempat tinggalmu. Bagaimana kalo kita mengadakan lomba adu lari. Pemenangnya berhak tinggal di daerah ini." tantang Rusa pada Kuloamang.

Kuloamang berpikir keras karena menyadari ia tak mungkin mengalahkan Rusa dalam hal kecepatan lari. Tapi Kuloamang tidak bisa menyerah begitu saja. Akhirnya Kuloamang memiliki ide untuk mengalahkan rusa sombong ini. Kuloamang menyanggupi tantangannya.

"Baiklah, aku bersedia menerima tantangan kalian. Jika kalian menang, maka kalian boleh menguasai pantai ini." kata Kuloamang.

Pada hari yang ditentukan, Rusa beserta beberapa temannya datang kembali ke pantai tersebut untuk melakukan lomba lari melawan Kuloamang. Mereka merasa yakin akan memenangkan lomba lari dengan sangat mudah. Sementara, Kuloamang telah mempersiapkan sepuluh orang temannya untuk menunggu di tempat yang telah ia tentukan, mulai dari Tanjung Dua sampai Tanjung Sebelas. Kuloamang meminta teman-temannya agar menjawab jika Rusa bertanya.

"Kalian tunggulah di tempat masing-masing. Jika Rusa bertanya dimana posisiku, maka kalian jawab bahwa aku di belakangnya." kata Kuloamang pada teman-temannya.

Pertandingan pun dimulai. Rusa segera berlari kencang mendahului Kuloamang. Sesaat Rusa melihat kebelakang dan melihat Kuloamang jauh tertinggal.

"Ha ha ha...Aku akan menang mudah." Rusa tertawa.

Sesampainya di Tanjung Dua, Rusa mulai kecapaian. Ia berhenti sejenak untuk melihat dimana posisi Kuloamang.

"Sekarang kau ada dimana hai Kuloamang?" tanya Rusa.

"Aku disini, dibelakangmu Rusa." jawab teman Kuloamang yang menunggunya di Tanjung Dua.

Rusa merasa kaget, bagaimana mungkin Kuloamang bisa berada sangat dekat di belakangnya. Ia segera mempercepat larinya. Nafasnya sudah tersengal-sengal namun ia terus mempercepat larinya. Sesampainya di Tanjung Tiga, kembali ia memanggil Kuloamang. Lagi-lagi ia terkejut melihat Kuloamang selalu berada dekat di belakangnya.

"Dimana kau Kuloamang? Kau pasti jauh di belakang. Tidak mungkin tubuh kecilmu bisa berlari menyamai kecepatan lariku." kata Rusa.

"Aku disini hai Rusa! di belakangmu." kata teman Kuloamang yang menunggu di Tanjung Tiga.

Rusa benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin Kuloamang bisa menyamai kecepatan larinya. Ia kembali mempercepat larinya. Begitu seterusnya hingga mencapai Tanjung Sepuluh. Dari Tanjung Sepuluh Rusa kembali mempercepat larinya karena melihat Kuloamang berada dekat di belakangnya. Akhirnya sebelum mencapai Tanjung Sebelas, Rusa terjatuh kecapaian. Nafasnya tersengal-sengal. Akhirnya Rusa mati karena kehabisan tenaga. Pertandingan lari akhirnya dimenangkan oleh Kuloamang. Para siput tetap berhak tinggal di Pantai indah tersebut.

RIMAR

Faul sedang duduk di bawah pohon rindang, ya sambil melihat keadaan dengan baik. Hari memang mencari Faul sih. Ternyata Faul sedang duduk santai di bawah pohon rindang. Hari menghampiri Faul, ya dan duduk di sebelah Faul lah. 

"Teman. Kenapa duduk sendirian di sini?" kata Hari. 

"Ya aku sedang ingin saja," kata Faul. 

"Oooo sedang ingin duduk sendirian. Atau lagi mikirin sesuatu yang membuat resah di hati dan di pikiran?!" kata Hari. 

"Ya memang sih aku memikirkan seseorang sih," kata Faul. 

"Cewek apa cowok?!" kata Hari. 

"Cewek lah," kata Faul. 

"Cewek. Berarti cewek yang di sukai Faul dengan baik," kata Hari. 

"Ya begitulah. Cewek itu, ya ibu ku lah," kata Faul. 

"Aku kirain cewek yang di sukai Faul. Malah Ibunya Faul!" kata Hari. 

"Becanda...deh," kata Faul. 

"Jadi beneran. Faul mikirin cewek yang Faul sukai?!" kata Hari. 

"Ya begitulah," kata Faul. 

"Siapa tuh cewek. Aku kenal apa tidak itu cewek?!" kata Hari. 

"Hari kenal sama tuh cewek. Apalagi Hari dekat dengan Putri, ya ada cerita hubungan kisah kasih di sekolah SMA. Teman baiknya Putri," kata Faul. 

"Oooo teman baik Putri toh. Siapa ya?!" kata Hari berpikir untuk menebak cewek yang di sukai Faul. 

"Cewek itu memang cantik. Ada cowok yang menyukai cewek itu. Cewek itu sudah kenal lama cowok itu. Sedangkan aku, ya barulah menyukai cewek itu," kata Faul. 

"Oooo cewek itu jangan-jangan namanya Selfi, ya Faul?" kata Hari. 

"Bukan," kata Faul. 

"Selfi....bukan. Jangan-jangan Aulia, ya Faul?!" kata Hari. 

"Bukan juga!" kata Faul. 

"Aulia bukan juga. Emmm. Rara, tapi sudah dekat dengan Gunawan," kata Hari. 

"Bukan....Rara," kata Faul. 

"Emmmm bukan Rara. Kalau Meli dekat dengan Randa, ya katanya bukan Meli. Apa Nia, tapi kan Nia dekat dengan Iqbal?!" kata Hari. 

"Pokoknya bukan Meli dan juga Nia!" kata Faul. 

"Faul....siapa cewek itu!?" kata Hari. 

"Cewek itu nama Marimar. Teman-teman sekolah SMA, ya memanggilnya Rimar," kata Faul. 

"Oooo Rimar," kata Hari. 

"Udahan duduk di sininya!" kata Faul. 

"Jadi duduk di sini udahan?!" kata Hari. 

"Iya!!!" kata Faul dengan tegas. 

"Ok!!!" kata Hari. 

Hari dan Faul beranjak dari duduknya di bawah pohon rindang, ya keduanya berjalan dengan baik. Ya di tengah jalan Hari dan Faul bertemu dengan Randa yang membawa motor. Hari dan Faul, ya naik motornya Randa, ya jadinya tiga orang di satu motor jadinya cabe-cabean atau tiga pentol koreng api, ya sama aja deh. Singkat waktu sampai di rumah Faul. 

Ya Faul mengajak Hari dan Randa untuk makan bersama di rumah Faul. Hari di tawarkan makan, ya mau lah dan kebetulan perut Hari berbunyi, ya tanda laper gitu. Randa sebenarnya menolak sih ajakan Faul karena Randa ada janji sama Meli. Hari membujuk Randa dengan baik, ya jadinya Randa mau ikut makan di rumah Faul. 

Randa segera mengirim pesan singkat lewat Hp, ya jadinya Meli pengertian saja dengan keadaan Randa yang di tawarkan makan sama Faul di rumah Faul dan juga ada Hari. 

Faul, Hari dan Randa, ya masuk rumah Faul dan segera ke ruang makan. Ketiganya duduk dengan baik ruang makan lah. Faul membuka tudung saji dengan baik. Hari melihat makan enak di meja, ya begitu juga dengan Randa. 

"Hari ini Ibu masak makan enak," kata Faul. 

"Ternyata ada sayur yang di larang, ya bisa-bisa kita di tangkap polisi," kata Hari. 

"Ini sayur berbahaya. Ketahuan polisi kita di tangkap," kata Randa. 

"Polisi menangkap kita dengan senjata di todongkan di kepala kita," kata Hari. 

Ketiganya berimajinasi seperti di film-film, ya di tangkap polisi karena menyimpan barang terlarang ganja. 

"Masa muda kita di habiskan di penjara. Aku tidak mau," kata Hari. 

"Aku tidak mau masuk penjara. Aku punya impian dengan baik untuk masa depan ku dan aku telah berjanji ingin menikah dengan Meli, ya cewek yang aku cintai. Kalau aku masuk penjara, ya masa depan ku hancur," kata Randa. 

"Aku juga tidak ingin masuk penjara. Aku belum menyatakan cinta ku sama Rimar," kata Faul. 

"Cewek yang di sukai Faul itu Rimar. Aku baru tahu," kata Randa. 

"Sama aku baru tahu, ya kira-kira sudah  satu jam gitu. Faul suka sama Rimar," kata Hari. 

"Berarti Hari lebih dulu tahu kalau Faul suka sama Rimar," kata Randa. 

"Ya begitu lah," kata Hari. 

"Sudah mainnya!" kata Faul. 

"Karena berita di Aceh, ya tentang pembakaran ladang ganja sama polisi dan tentara, ya di kaitkan dengan sayur," kata Hari. 

"Kan memang kita tinggal Aceh," kata Randa. 

"Ceritanya tinggal di Aceh!" kata Faul. 

"Ya... ya... ya," kata Hari. 

"Padahal yang di omongin sayur berbahaya, ya cuma sayur singkong," kata Randa. 

"Ayo kita makan!" kata Faul. 

"Ok!!!" kata Hari dan Randa bersamaan. 

Ketiganya menyantap makan dengan baik, ya sampai perut kenyang lah. Setelah itu, ya Ketiganya duduk di ruang tamu, ya main kartu remi dengan baik, ya yang dimainkan main cangkulan lah. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK