CAMPUR ADUK

Sunday, December 20, 2020

KENANGAN MANIS

Sisi seusai dari gereja, ya biasa hari minggu.....ibadah. Sisi ke mall untuk membeli barang yang di inginkan. Dono bersama Rara di mall untuk belanja ini dan itu. Seperti biasa keadaan mall di masa pandemi Covid - 19, jadi ceritanya realita kehidupan. Rara telah membeli barang yang diinginkannya, ya segera keluar dari mall bersama Dono. Saat keluar dari mall Dono yang bersama Rara, ya berpapasan dengan Sisi yang mau masuk mall. 

Dono, ya jojong saja jalan bersama Rara dan mengabaikan Sisi. Rasa di dalam hati terasa di dalam diri Sisi dan terkenanglah hubungan yang manis bersama Dono. Sisi menyadarkan dirinya, ya harus melupakan kenangan bersama orang yang di sukai, karena jalan kehidupan berbeda. Sisi terus mencari barang-barang yang ingin di beli di mall. 

Dono dan Rara sudah di dalam mobil. Dono membawa mobil dengan baik menuju rumah Rara. Sampai di rumah Rara. Dono segera pulang ke rumah dan Rara masuk rumahnya. Dono di dalam mobil, ya sedang membawanya mobil dengan baik menuju rumah. Teringat dengan Sisi dan berkata "Cinta lama, jadi terkenang semua rasa manis bersamanya." 

Selang berapa saat, ya sampai di rumah. 

"Assalamualaikum," kata Dono, ya membuka pintu depan rumah dan masuk ke dalam rumah. 

"Waalaikumsalam," kata Indro dengan suara lantang, ya dari ruang tengah dan biasa asik nonton Tv. 

Dono pun duduk di ruang tamu. 

"Cinta yang susah untuk di lupakan," kata Dono. 

Roh muncul di sebelah kanan Dono. 

"Kisahnya tetap Adam dan Hawa," kata Roh. 

"Kenyataannya memang begitu," kata Dono. 

Dono pun beranjak dari duduknya dari ruang tamu, ya berbenah diri di belakang. Indro tetap asik di ruang tengah asik nonton Tv. Kasino tetap sibuk ngurus tanamannya di pot di halaman di belakang. Berbenah diri selesai, ya Dono duduk bersama Indro di ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Gimana hari ini jalan bareng sama Rara?" kata Indro. 

"Bahagialah," kata Dono. 

"Syukur alhamdulillah," kata Indro. 

"Amin," kata Dono. 

Dono teringat dengan kenangan dengan Sisi dan berkata "Sisi lagi!" 

Indro yang mendengar omongan Dono kata "Sisi lagi!, jadi Indro bertanya "Ada apa dengan Sisi?" 

"Aku bertemu Sisi di mall, ya berpapasan saja!" kata Dono. 

"Rasa itu timbul bertemu dengan Sisi," kata Indro. 

"Ya....aku akui sih," kata Dono. 

"Cinta lama tidak bisa di lupakan," kata Indro. 

"Kenangan manis itulah yang susah di lupakan," kata Dono. 

"Memang sih kenangan manis susah untuk di lupakan. Kalau kenangan pahit, ya lebih cepat di lupakan. Sakitnya itu....bikin kacau!" kata Indro.

"Kenyataannya seperti itu," kata Dono. 

"Nanti juga lupa kenangan Sisi itu!" kata Indro. 

"Iya, pelan-pelan.....pasti terlupakan!" kata Dono. 

Dono dan Indro, ya fokus nonton Tv. Kasino tetap sibuk merawat tanaman di pot di halaman belakang. 

***

Sisi selesai berbelanja di mall, ya segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, ya Sisi berbenah-benar diri dan berlanjut beres-beres rak buku yang bukunya habis di bacanya. Tahu-tahu menemukan foto yang jatuh saat Sisi membenahi buku-buku di rak buku. 

"Foto aku bersama Mas Dono. Kenangan ini susah untuk dilupakan terlalu manis," kata Sisi. 

Sisi menyimpan foto itu dengan baik di album foto karena kenangan manis. Sisi selesai membereskan rak buku dan buku yang habis di baca telah tersusun rapih di rak buku. Sisi ke dapur dan mulai memasak makan kesukaannya dengan baik. Singkat waktu masakan pun jadi, ya di makan Sisi di ruang makan. 

***

Dono dan Indro tetap asik nonton Tv yang acaranya bagus banget, ya acara makan yang enak-enak gitu, jadinya bikin laper gitu. Kasino telah selesai merawat tanaman di potnya dan duduk bersantai sambil minum teh yang enak banget. 

Saturday, December 19, 2020

CINTA TERSEMBUNYI

Kasino dan Indro sedang nonton Tv di ruang tengah. 

"Kasino, tahu tentang cintanya tersembunyi Dono, Sisi?" kata Indro. 

"Cinta tersembunyi Dono. Tahulah!" kata Kasino. 

"Rumit enggak urusannya?" kata Indro. 

"Ya, enggak rumit juga sih. Cuma saja memang jalan kehidupannya berbeda saja dari awalnya. Dono tipe yang tidak memaksakan ke hendak, jadi di biarkan saja," kata Kasino. 

"Jadi di biarkan saja. Bertahun-tahun. Sampai waktu.....Rara di pilih," kata Indro. 

"Kenyataan perjalannya seperti itu," kata Kasino. 

"Jadi tuh, Sisi sudah ada pasangan atau belum," kata Indro. 

"Kenapa urusan Sisi tanya aku. Emangnya aku kerabatnya?" kata Kasino. 

"Kali aja Kasino tahu gitu lebih jauh tentang Sisi, ya cinta tersembunyinya Dono?!" kata Indro. 

"Ada sih infonya tentang Sisi. Tapi sampe sekarang Sisi masih sendiri," kata Kasino. 

"Masih sendiri. Kenapa masih sendiri, ya Sisi?" kata Indro. 

"Mana aku tahu. Kenapa Sisi masih sendiri?" kata Kasino. 

"Jangan-jangan kebiasaan cewek," kata Indro. 

"Kebiasaan cewek. Mungkin juga sih. Beberapa data menjelaskan. Cewek akan menerima cinta cowok yang benar-benar ia sukai. Kalau masih sendiri, ya kemungkinan menanti cinta itu dateng," kata Kasino. 

"Jadi masih berharap Dono dong!" kata Indro. 

"Mungkin saja. Tapi yang tahu persoalan yang sebenarnya hanya Dono dan Sisi lah. Kita cuma tebak-tebakkan saja!" kata Kasino. 

"Aku mengerti Kasino. Cuma sekedar tebak-tebakkan saja hubungan Dono dan Sisi, ya gimana gitu. Tapi kalau ketahuan Rara, ya tentang cinta tersembunyi Dono gimana?!" kata Indro. 

"Kalau ketahuan Rara. Petir di siang bolong itu mah!" kata Kasino. 

"Kacau banget itu mah," kata Indro. 

"Maka itu. Dono pandai menyembunyikan cintanya itu dengan cara mengikuti mau ya Rara yang begini dan begitu. Kadang Dono juga pusing maunya Rara. Ya paling iseng aja, ya jam 12 malem minta mawar putih di anterin kerumahnya. Toko bunga pada tutup. Ya pada akhirnya, Dono memohon pada ku untuk mengikhlaskan mawar putih yang ku rawat dengan baik di halaman belakang. Ya terpaksa demi cinta Dono ke Rara. Aku ikhlasin tuh mawar putih di berikan ke Rara," cerita Kasino. 

"Mengikuti mau cewek itu ribet," kata Indro. 

"Memang kenyataan begitu," kata Kasino. 

Kasino dan Indro ya fokus lagi nonton Tv. Dono sedang mengetik di leptopnya. Ya tiba-tiba berhenti. 

"Sisi kenapa aku kepikiran ya?" kata Dono. 

Roh pun muncul di sebelah kanan Dono. 

"Hal yang wajar bertemu dengan Hawa yang di sukai. Kepikiran lah," kata Roh. 

"Jalan ku dengan Sisi berbeda," kata Dono. 

"Ujian untuk Adam dan Hawa tidak pernah berubah," kata Roh. 

"Aku mengerti," kata Dono. 

Dono melanjutkan mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Acara musik bagus, ya Kasino," kata Indro. 

"Iya bagus lah. Banyak artis terkenal yang mengisi acara dengan baik, ya agar para penonton di rumah terkesan gitu," kata Kasino. 

Kasino dan Indro fokus nonton Tv dengan acara yang bagus banget. Dono berhenti mengetik lagi. 

"Apa aku memasukkan data tentang cerita cinta ku dengan Sisi, ya?!" kata Dono. 

Dono berpikir dengan panjang banget. 

"Ya lah aku masukin datanya," kata Dono. 

Dono melanjutkan mengetik di leptopnya dengan baik banget. 

Friday, December 18, 2020

MISTERI CINTA

Indro pagi-pagi ke pasar untuk belanja keperluan rumah. Indro melihat seluruh proses kegiatan manusia yang di pasar.

"Seperti biasanya kehidupan ini. Pedagang, pembeli, dan keamanan sana sini," celoteh Indro.

Indro pun ke tempat langganan satu persatu dengan baik, ya membeli barang yang di perlukan. Selang berapa saat. Indro telah mententeng dua plastik besar, ya barang yang telah ia beli.

"Aku pulang," celoteh Indro.

Indro pun segera pulang dengan naik motornya menuju rumah. Singkat waktu. Indro sampai di rumah. Indro pun membereskan semua belanjaannya di belakang.

"Semua di plastikin, ya agar praktis. Kemajuan zaman. Tapi plastik bermasalah karena sekali pakai di buang, jadinya sampah. Padahal proses plastik sekali pakai, ya menguntungkan bagi produsen pembuat plastik. Jadi minat masyarakat pada penggunaan plastik terus menerus. Keuntungan dari penjualan plastik, ya bisa membayar segala hal, ya termasuk gaji karyawan. Semua plastik sekali pakai ini aku bakar saja agar tidak jadi sampah. Kalau di buang di depan rumah, ya nunggu tukang sampah mengambilnya. Jadi prosesnya repot juga sampai ke pembuangan sampah. Setiap hari cuma ngurusin sampah ini dan itu.  Daun jatuh ke tanah saja di bilang sampah. Hidup sudah kaya orang gila semuanya," celoteh Indro.

Indro membereskan semuanya dengan baik. Barulah Indro mulai memasak di dapur. Singkat waktu. Masakan yang di buat Indro jadi semua dan di taruh di lemari makan semuanya.

"Aku istirahat ah!" kata Indro. 

Indro pun membuat kopi di dapur. Kopi pun jadi, ya di bawa ke ruang tengah oleh Indro. Ya Indro duduk di ruang tengah menaruh gelas kopi di meja dan mengambil remot di meja, ya segera menghidupkan Tv untuk menonton acara Tv yang bagus banget. Kasino di tempat kerjaannya, ya sedang melihat keadaan di balik jendela kaca.

"Keadaan seperti biasanya mengikuti peraturan pemerintahan yang urusannya berkaitan dengan Covid -19. Polusi debu, polusi asap sampai penyakit terbang di udara. Keadaan kehidupan sekarang ini tidak seteril lagi. Kadang lebih baik hidup seperti dulu dari pada hidup di zaman sekarang.....sakit semuanya termasuk ekonomi bagi yang masih sakit," celoteh Kasino.

Kasino pun mengerjakan pekerjaannya dengan baik di kantor. Dono sedang main sepedah, ya keliling lingkungan untuk melihat keadaan lingkungan. Dono pun berhenti menggoes sepedahnya di pinggir jalan.

"Semua seperti biasanya. Di ulang-ulang seperti biasa dengan tujuan masing-masing," kata Dono.

Roh pun muncul di sebelah kanan Dono.

"Kenyataan hidup seperti apa adanya," kata Roh.

"Kadang aku ingin hidup seperti dulu aja, ya tidak serunyem sekarang ini. Kesehatan di nomor satukan, maka itu manusia pake masker...tujuan mencegah ini dan itu," kata Dono.

"Hidup manusia itu. Ada yang jujur dan ada yang bohong. Kadang kebohongan ribuan tahun pun di jalankan demi hidup di muka bumi ini. Sedang yang jujur yang paling benar telah terabaikan dari dulu. Jadi lah hidup sekarang ini," kata Roh.

"Kenyataan memang hidup harus mengikuti keadaan. Kebohongan terus terjadi. Kejujuran telah terabaikan. Hidup memang semu segalanya. Sampai dunia ini hancur dengan kebodohan manusia itu sendiri," kata Dono.

"Manusia yang berbuat, ya manusia yang bertanggungjawab. Apa saja yang telah di bangun di muka bumi ini dengan tujuan yang di rencanakan manusia yang menjadi pemimpin di muka bumi ini," kata Roh.

"Kenyataan hidup seperti itu adanya," kata Dono.

Dono pun menggoes sepedahnya dengan baik. Ketika masuk gang menuju rumah. Dono berhenti melihat cewek yang ia sukai di depan rumahnya.

"Kenapa aku tidak bisa bersama cewek itu, padahal aku menyukainya dari dulu?" kata Dono.

"Urusan Hawa dari zaman awal manusia turun ke bumi ini untuk mengisi bumi ini tidak pernah selesai.....urusan seperti itu," kata Roh.

"Ya aku paham," kata Dono.

Dono pun menggoes sepedahnya lagi dengan baik menuju rumah. Sampai di rumah. Dono, ya duduk di ruang tamu, ya istirahat karena capek main sepedah. Indro pindah duduknya ke ruang tamu. 

Dono pun bercoleteh sebuah kata "Sisi" 

Indro memang mendengar omongan Dono kata 'Sisi', jadi bertanya ke Dono 'Sisi....siapa Don?" 

"Sisi....cinta yang tersembunyi," kata Dono.

"Cinta yang tersembunyi. Berarti ada kisah cinta lain dong, biasanya Wulan dan Rara?!" kata Indro.

"Bisa di bilang begitu," kata Dono.

"Misteri cintanya Dono," kata Indro.

"Kenyataanya seperti itu. Laki-laki tetap tidak bisa mencintai satu cewek kan," kata Dono.

"Itu cuma alasan saja, Don," kata Indro.

"Jalan kehidupannya yang berbeda. Itulah kenyataannya," kata Dono.

"Ooooo karena jalan kehidupannya berbeda toh. Jadi tidak bersama dengan Sisi toh. Jadilah Misteri cintanya Dono," kata Indro.

"Sudah ah aku mau beres-beres diri dulu di belakang," kata Dono.

"Iya," kata Indro.

Indro pun kembali ke ruang tengah untuk menonton Tv. Dono, ya beres-beres di diri di belakang. Selang berapa saat, ya Dono telah selesai beres-beres diri. Dono pun di kamarnya, ya  mulai mengetik di leptopnya dengan baik untuk membuat cerita seperti biasa dengan bahan yang di ambil dari lingkungan sekitar saja.

Thursday, December 17, 2020

MENCIPTAKAN

Dono duduk di ruang tamu sedang baca buku. Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Memahami sesuatu." 

Dono berhenti baca bukunya. 

"Ya aku sedang membaca buku. Untuk memahami ilmu yang ada di dalam buku," kata Dono. 

"Buah pikiran manusia berdasarkan prosesnya sampai terciptanya benda yang di inginkan. Dari khayalan jadi kenyataan," kata Roh. 

"Iya juga ya. Dari khayalan jadi kenyataan. Contohnya : pesawat. Manusia ingin terbang seperti burung. Maka itu manusia memproses penelitian dari konsep burung. Hasil penelitian di tulis di buku. Keberhasilan pada penelitian tersebut di ajarkan pada manusia yang ingin belajar, mengetahui tentang pembuatan pesawat. Sampai berkembang menjadi nilai pekerjaan," kata Dono. 

"Manusia itu pencipta benda-benda di muka bumi ini," kata Roh. 

"Iya," kata Dono. 

Dono fokus lagi baca buku. Kasino dan Indro di ruang tengah sedang nonton Tv. 

"Dunia ini berkembang dengan cepat banget, rasanya seperti itu," kata Indro. 

"Memang dunia ini berkembang dengan cepat banget. Dari perjalan kaki, sekarang berkendaraan bermotor," kata Kasino. 

"Dulu manusia itu menunggang kuda untuk pergi ke satu tempat yang jauh, ya kan Kasino," kata Indro. 

"Menunggang kuda kaya koboi," kata Kasino. 

"Delman. Kendaraan yang di tarik kuda," kata Indro. 

"Gerobak juga di tarik sapi. Sekarang sudah jarang di temui seperti itu," kata Kasino. 

"Ternyata asik juga sih naik delman," kata Indro. 

"Sama aja naik gerobak sapi, asik juga," kata Kasino. 

"Iya juga sih, di tarik binatang," kata Indro. 

"Zaman yang mengubah kebiasaan manusia semuanya kan!" kata Kasino. 

"Memang zaman yang mengubah semuanya. Perkembangan teknologi yang mengubah segalanya," kata Indro. 

"Banyak jenis pekerjaan muncul dari kemajuan teknologi," kata Dono. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 

Indro dan Dono fokus nonton Tv. Dono berhenti baca bukunya dan mulai mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Kendaraan masih banyak pake bensin," kata Indro. 

"Memang iya," kata Kasino. 

"Sekarang, ada kendaraan pake listrik. Dulu ceritanya kendaraan listrik itu mainkan anak-anak, ya Kasino," kata Indro. 

"Mobil-mobilan yang pake energi penggeraknya dari listrik yang tersimpan di baterai," kata Kasino. 

"Mobil-mobilan. Konsep sederhana itu, ya di buat jadi nyata banget. Jadi lah mobil listrik," kata Indro. 

"Manusia itu berpikir untuk mengembangkan kemajuan teknologi yang seperti ini dan itu. Dasar awal kepuasan diri yang menciptakan sesuatu yang bermanfaat, ya pada akhirnya di jual untuk keuntungan. Manusia lain, ya hanya menikmati dari jerih payah pencipta benda ini dan itu dengan membelinya. Proses ekonomi berjalan, ya berkembanglah usaha ini dan itu," kata Kasino. 

"Memang sih Kasino, manusia itu berpikir. Ya kalau yang berpikirnya dengan baik menciptakan sesuatu dan bermanfaat untuk manusia yang lain," kata Indro. 

Indro dan Kasino fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetik di leptopnya. Dono ke dapur untuk membuat teh. Ya teh jadi di buat, ya di bawa ke ruang tamu. Dono duduk, ya minum teh. 

"Enak teh ini," kata Dono. 

Cangkir teh, ya di taruh di meja dan Dono melanjutkan mengetik di leptopnya. 

"Film Zombi ini menarik, ya Kasino," kata Indro. 

"Memang menarik alur ceritanya," kata Kasino. 

"Zombinya di tembakin dengan senjata....sampai hancur berantakan," kata Indro. 

"Di game Zombi pun, ya sesuai sih alur ceritanya dengan film ya," kata Kasino. 

"Memang iya, Kasino. Sesuai semuanya. Jadinya bagus gitu," kata Indro. 

"Dari film ke game. Dari game ke film," kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro.

"Memang iya, kenyataannya seperti itu," kata Kasino. 

Kasino dan Indro fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget, ya film Zombi. Dono tetap serius mengetik di leptopnya. 

Wednesday, December 16, 2020

MAKLUK YANG BERPIKIR

Kasino ada urusan kerjaan, ya keluar rumah dengan menggunakan motor menuju tempat kerjaan. Indro masih nonton Tv sih di ruang tamu. Saat iklan, ya Indro pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Dono berhenti baca bukunya dan buku di taruh di meja. Indro memang duduk di sebelah Dono. 

"Don, aku ingin pendapat mu tentang sesuatu?!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Ada pejabat yang jadi sekarang ini, ya dulu suaminya yang menjabat dan sekarang istrinya. Dulu Bapaknya yang menjabat dan  sekarang anaknya yang menjabat. Gimana pendapatmu Don?!" kata Indro. 

"Hidup silih berganti. Siapa yang mampu di persilakan duduk jadi pejabat dan memimpin negeri ini?! Contohnya : yang bangun negeri ini....Ir. Soekarno pada masa lalu. Lalu anaknya mampu jadi pemimpin Ibu Megawati. Di sebut dinasti politik tidak ada masalah itu mah. Asalkan mampu saja memimpin. Itu saja sudah cukup. Manusia itu makluk yang merencanakan sesuatu jadi kenyataan. Jika yang di usahakan jadi kenyataan sesuai dengan rencana, ya sebenarnya di kabulkan Tuhan. Harus di sadari bagi manusia yang selalu berusaha dan berdoa," kata Dono. 

"Jadi tidak masalah toh. Harus mampu jadi pemimpin toh. Itu saja memang sudah cukup sih," kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang lain?" kata Dono. 

"Ada sih!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Don. Sebenarnya bisa bicara dengan Roh kan?" kata Indro. 

"Iya. Memang ya kenapa?" kata Dono. 

"Kalau semua ini benar. Apa mungkin dapat meruntuhkan seluruh ajaran di muka bumi ini yang di warisan turun menurun, yang cerita tentang ajaran itu yang begini dan begitu dengan tujuan ini dan itu?" kata Indro. 

"Ya.....tidak mungkin runtuhlah tuh ajaran di muka bumi yang berkembang turun menurun. Harus di lihat dari banyak manusia yang mempercayai ajaran yang di yakini di muka bumi," kata Dono. 

"Iya juga ya, tidak mungkin. Berarti tetap sesuai ajaran yang di yakini manusia, walau kebenaran itu ada, ya Dono bisa bicara dengan Roh!" kata Indro. 

"Manusia itu makluk yang berpikir. Apa baik untuk dirinya dan apa tidak baik untuk orang lain? Untuk orang sadar. Kalau tidak sadar sih, ya menghancurkan orang lain demi keuntungan diri sendiri dan kelompok," kata Dono. 

"Manusia itu makluk yang berpikir. Percaya Dono bisa bicara dengan Roh, ya boleh. Tidak percaya bahwa Dono tidak bisa bicara dengan Roh, ya boleh juga!" kata Indro. 

"Mana baiknya sih pilih dengan baik. Aku cuma cerita saja!" kata Dono. 

"Aku mengerti, Don. Cuma cerita saja!" kata Indro. 

"Sudahlah tidak perlu di bahas panjang lebar. Aku main game saja ah. Biasa nikmatin hidup!" kata Dono. 

"Iya, aku lebih baik nonton Tv lagi!" kata Indro

"Emmmm," kata Dono. 

Dono main game di Hp-nya. Indro ke ruang tengah untuk kembali nonton Tv. Ya acara Tv bagus sih, jadi Indro fokus nonton acara Tv yang bagus itu. Kasino, ya masih sibuk di tempat kerjaannya urusan kerjaanlah. 

TITIK

Dono duduk di ruang tamu setelah menyelesaikan pekerjaannya. Buku di meja di ambil Dono untuk di baca.

"Kehidupan ini terus berjalan sesuai rencana," kata Dono. 

Roh muncul di sebelah kanan Dono dan berkata "Seperti biasa hidup ini. Kamu titik. Manusia lain terus menjalankan kehidupan untuk menggapai mimpi dan harapan sesuai rencana jadi kenyataan." 

"Iya. Aku titik berhenti tidak mengejar mimpi dan harapan itu jadi kenyataan. Manusia lain tetap dengan rencananya masing-masing untuk menggapai semua mimpi dan harapan jadi kenyataan. Sudah di dapatkan masih kurang dan kurang. Kaya pejabat. Sudah jadi pejabat, ya ingin terus menjadi pejabat," kata Dono. 

"Sehebat-hebatnya manusia merencanakan segala hal di dunia ini jadi kenyataan apa yang di bangun di muka bumi ini. Manusia tidak akan bisa keluar dari tangannya Tuhan," kata Roh. 

"Manusia itu titik kehidupan yang berjalan di muka bumi ini bersama makluk yang lain untuk mengisi dunia ini. Tuhan terus mengawasi setiap ciptaan-Nya di muka bumi ini," kata Dono. 

Dono pun membaca bukunya dengan baik. Kasino dan Indro duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Di pilihlah acara yang bagus. 

"Hidup cuma gini-gini aja!" kata Indro. 

"Cuma gini-gini aja tidak lebih. Hidup sederhana," kata Dono. 

"Di luar sana banyak manusia yang masih berusaha lebih keras lagi untuk menggapai semuanya jadi kenyataan," kata Indro. 

"Aku telah sadar dengan hidup ini. Cukup untuk makan dan minum, ya perut ku kenyang dan tidak lapar lagi. Jadi aku tidak ngoyo mengumpulkan kekayaan dunia ini yang semu belaka," kata Kasino. 

"Semuanya memang semu. Kala manusia mati, ya benda yang di usahakan di tinggalkan....jadi sejarah kehidupan," kata Indro. 

"Kenyataan hidup seperti itu," kata Kasino. 

"Harta di warisan ke keturunan. Hidup terus berlanjut mengikuti alur kehidupan manusia yang menciptakan benda-benda ini dan itu untuk di jual mencari keuntungan hidup. Pada akhirnya benda yang rusak yang di ciptakan itu di buang jadi sampah. Siklus terus berjalan seperti itu terus menerus," kata Indro. 

"Namanya hidup seperti itulah terus berlanjut. Bila mati, ya titik saja," kata Kasino. 

"Hidup ini awalnya mudah, jadi repot banget. Ya contohnya : sampah saja. Dengan alasan kotor, bau, membuat saluran air mampetlah dan sebagainya. Jadi sampah harus di benahi, ya di buang di tempat pembuangan sampah. Ya segala hal jadi benar-benar repot banget," kata Indro. 

"Udara meniup tanah dan terangkatlah debu dan terbanglah debu ke lantai rumah orang kaya. Orang kaya berkata "Kotoran debu ini, penyakit ini",  Maka orang kaya tersebut membersihkan debu tersebut dengan baik  dan di buang ke tempat pembuangan sampah. Keesokan harinya di jalanan seperti itu, sampai mati tuh orang. Baru lah berhenti semuanya. Tapi generasi selanjutnya, ya mengikuti warisan tersebut. Jadi di ulang-ulang. Sadar pun tidak, apa yang di lakukan?!" kata Kasino. 

"Kebanyakan tidak sadar. Bahwa semuanya di ulang-ulang. Maka itu lebih baik hidup di masa lalu yang sepi dan jauh dari perkembangan peradaban ini dan itu. Tidak ngoyo dengan hidup ini. Sederhana itu lebih baik," kata Indro. 

"Sederhana itu lebih baik. Titik!" kata Kasino. 

"Titik!" kata Indro. 

Indro dan Kasino fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono di ruang tamu masih terus baca buku. Keadaan di luar rumah, ya warga masyarakat sekitar masih sibuk dengan urusan masing-masing demi hidup terus berlanjut. 

"Film horor pocong ini bagus ya Kasino?!" kata Indro. 

"Iya. Pocong. Kain kafan itu mengingatkan manusia. Untuk sadar. Bahwa akhir kehidupan ini, ya mati," kata Kasino. 

"Mati itu titik dari cerita manusia yang menjalankan hidup untuk mengisi dunia ini dengan berbagai banyak hal untuk menikmati hidup ini," kata Indro. 

"Manusia tetap tidak bisa keluar dari kekuasaan Tuhan," kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 

"Aku sadar, ya manusia lain belum tentu lah?!" kata Kasino. 

"Aku sadar. Manusia yang lain, ya belum tentu sadar. Masih buta dengan seisi dunia ini yang pada akhirnya semua itu hanyalah kesemuan belaka," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono terus asik baca bukunya. 

PUJIAN

Di luar rumah hujan rintik-rintik. Malam jadi dingin. Indro membuat kopi di dapur. Kopi jadi di bawa ke ruang tengah. Kasino sedang nonton Tv sambil minum teh. Indro duduk di sebelah Kasino dan minum kopinya. 

"Enak kopinya," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopi di meja. 

"Agnes," kata Kasino. 

Kasino pun menaruh cangkir teh di meja. Indro yang mendengar omongan Kasino yang menyebut nama cewek, jadi aneh saja. Jadi Indro pun bertanya ke Kasino "Siapa Agnes?" 

"Agnes. Bukan siapa-siapa?" kata Kasino. 

"Ayolah Kasino....siapa Agnes itu?" kata Indro membujuk. 

"Agnes, ya cewek," kata Kasino. 

"Agnes, ya biasa yang menggunakannya nama itu cewek. Ayolah Kasino siapa Agnes itu?" kata Indro. 

"Agnes itu. Cewek yang cantik, ya muslim kelihatannya?!" kata Kasino. 

"Waduh bertele-tele amat cerita Agnes ini. Jangan-jangan artis lagi. Yang aku tahu, ya Agnes Monica," kata Indro. 

"Kalau Monica aku tahu, ya temannya penulis," kata Kasino. 

"Teman penulis zaman SMA, ya nama Monica. Iya juga ya. Sebenarnya itu siapa Agnes itu?" kata Indro. 

"Mau tahu banget. Pada sudah mendekati, Indro!" kata Kasino. 

"Artis. Cek di Hp ah siapa Agnes, tujuannya menebak Agnes yang di pikirkan Kasino, sampai menyebut namanya....kaya orang jatuh cinta saja pada seorang cewek gitu?!" kata Indro. 

Indro membuka jaringan di internet di Hp dan menulis nama Agnes di kolom pencarian di jaringan Google. Dengan cepat muncul Agnes yang ini dan itu. Indro membaca dengan baik beberapa artikel yang terbaru. Sampai menemukan yang kemungkinan mendekati gitu. 

"Ooooo. Agnes, peserta Academy Pop dari Malang toh!" kata Indro. 

"Nah itu tahu siapa Agnes," kata Kasino. 

Indro menghentikan pencarian di jaringan internet di Hp-nya. 

"Memang sih....aku akui Agnes itu cantik. Tapi kenapa Kasino menyebutnya?!" kata Indro. 

"Cuma kepikiran saja dan menyebutnya," kata Kasino. 

"Cuma sebatas itu. Aku kirain beneran suka sama Agnes, kaya Dono juga. Nanti tuh nama di pakai jadi bahan tokoh dalam tulisan di Blognya," kata Indro. 

"Cuma terkesan sama cewek cantik boleh kan. Tapi tidak di laksanakan," kata Kasino. 

"Itu kebiasaannya penulis saja terkesan sama cewek dan di puji cantik. Ya cewek senenglah sekedar pujian saja tapi niat untuk mengambil hati mana mau penulisnya," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itukan dalam kehidupan penulis. Penulis memuji teman ceweknya saja, tapi tidak ingin mengambil hatinya. Cuma pujian menyenangkan cewek. Ya cewek ya senenglah di puji cowok," kata Kasino. 

"Cewek memang senenglah di puji cantik, apalagi dari cowok," kata Indro menegaskan omongan Kasino. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Di luar rumah hujan yang rintik-rintik jadi deras banget, ya keadaan jadi dingin banget. Dono di ruang tamu sedang asik baca buku. 
 
"Bagaimana pendapat Kasino dengan penampilan peserta Academy Pop Indosiar?" kata Indro.

"Pertanyaan yang bagus. Pendapat ku, ya bagus lah penampilannya!" kata Kasino.

"Bagus toh. Bagaimana dengan peserta Indonesian Idol, penampilannya?" kata Indro.

"Masih proses yang itu mah. Sama aja sebenarnya. Bagus!" kata Kasino.

"Bagus toh. Ok. Bagus!" kata Indro.

Indro dan Kasino fokus nonton Tv. Dono tetap serius baca buku di ruang tamu. Hujan di luar rumah masih deras sekali, ya tetap keadaan jadi dingin sih. 

"Tasya," kata Indro. 

Kasino mendengar omongan Indro, ya aneh menyebut nama cewek Tasya, jadi bertanya "Tasya siapa Indro?" 

"Tasya aja Kasino tidak tahu?!" kata Indro. 

"Tasya.....peserta Academy Pop, ya Indro?!" kata Kasino. 

"Salah," kata Indro. 

"Ini mah jatuhnya permainannya Indro," kata Kasino. 

"Tadi Kasino, kan permainan Kasino," kata Indro. 

"Iya deh. Satu samalah. Paling juga nama tokoh cewek di sinetron di ANTV," kata Kasino. 

"Benar sekali. 1000 poin Kasino!" kata Indro. 

"Seperti biasa kan!" kata Kasino. 

"Yo,....i," kata Indro. 

Indro dan Kasino kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus gitu. Dono tetap asik baca buku di ruang tamu. Keadaan di luar, ya masih hujan tapi tidak deras lagi. 

Tuesday, December 15, 2020

CINTA YANG TIDAK JUJUR

Indro di ruang tamu bersama Dono sedang asik mengetik di leptopnya. Indro pun sedang baca artikel di Hp-nya berita tentang agama.

"Berita tentang pindah agama ini dan itu, hal biasa itu mah," kata Indro.

Indro baca artikel selanjutnya tentang dinosaurus.. 

"Berita tentang dinosaurus, ya menarik beritanya!" kata Indro.

Indro membaca berita selanjutnya tentang artis. 

"Berita tentang artis, ya seperti biasanya kontrafersi ini dan itu," kata Indro.

Indro membaca berita selanjutnya tentang ekonomi.

"Berita tentang ekonomi tetap naik turun kurva ini dan itu," kata Indro.

Indro baca berita selanjutnya tentang Kesehatan yang kaitannya dengan hukum. 

"Berita tentang FPI yang ini dan itu. Ok lah menarik. Heboh sana sini di kaitkan tentang pelanggaran protokol Kesehatan, jadi hukum ini dan itu sampai berkembang ini dan itu," kata Indro. 

Indro baca artikel berikutnya olah raga sepak bola.

"Olah raga sepak bola seperti biasanya bagus ini dan itunya," kata Indro. 

Indro membaca artikel berikutnya tentang makan. 

"Berita tentang makan ini dan itu, ya bikin laper aja!" kata Indro

Indro membaca artikel berikutnya tentang musik.

"Musik, musik. Bagus. Menarik. Ok!!!" kata  Indro.

Indro berhenti baca artikelnya di Hp-nya. Dono berhenti mengetik di leptopnya.

"Don?" kata Indro.

"Apa?" kata Dono.

"Cewek itu kalau mencintai cowok bisa saja tidak jujur kan?" kata Indro.

"Ya memang ia sih," kata Dono.

"Berarti membohongi dirinya sendiri dong," kata Indro.

"Memang iya lah. Cowok juga ada yang tidak jujur dalam mencintai ceweknya, jadinya cinta kebohongan saja. Jadinya mempermainkan cewek gitu," kata Dono.

"Berarti tergantung dari kepribadian cowok dan cewek dalam mencintai. Jujur dalam hubungan atau sebaliknya kebohongan dalam hubungan. Contohnya : kenapa menikah pada akhirnya pisah, cerai gitu?....," kata Indro.

"Contohnya boleh juga. Kenapa menikah pada akhirnya pisah, cerai?. Berarti ada ketidak jujuran dalam hubungan. Contohnya untuk menguatkan : Sinetron Suara Hati Istri," kata Dono.

"Iya juga ya. Sinetron Suara Hati Istri, ya ada yang jujur dalam hubungan dan ada juga bohong dalam menjalankan hubungan. Konfliknya menarik!" kata Indro.

"Kalau aku menemukan cewek yang membohongi dirinya sendiri. Ya menyukai aku hanyalah kebohongan saja, tidak jujur. Lebih  baik aku tinggalkan saja. Aku lebih baik tanpa cewek. Jadi aku kerja dan kerja, kadang pergi dari satu kota ke kota lain.....anggap sebagai petualangan hidup," kata Dono.

"Jadinya kesepian Don!" kata Indro.

"Kesepian itu lebih baik kan. Hidup tenang. Tidak memikirkan tuh cewek," kata Dono.

"Iya juga ya. Kadang lebih baik tanpa cewek. Kalau ketahuaannya cewek tidak jujur dalam mencintai aku. Sama dengan Dono lah. Lupakan saja tuh cewek. Kesepian lebih baik. Petualangan pun di jalankan dengan baik," kata Indro.

"Sudahlah ngobrolnya. Aku mau melanjutkan mengetik aku!" kata Dono.

"Iya, aku main game aja deh!" kata Indro.

Indro main game di Hp-nya. Dono mengetik di leptopnya dengan baik. Sedangkan Kasino di tempat kerjaannya.

KESEPIAN

Dono sedang santai di ruang tamu sedang baca buku. Indro dan Kasino sedang nonton Tv di ruang tengah. 

"Sinetron terbaru ini bagus, ya Kasino?!" kata Indro. 

"Iya, konfliknya luar biasa menegangkan," kata Kasino. 

"Cinta Mulia," kata Indro. 

"Seperti biasa ujian cinta seorang cewek bernama Mulia," kata Kasino. 

"Dunia kenyataan pun kadang ceritanya seperti sinetron saja," kata Indro. 

"Ya ada sih. Namanya cerita kenyataan hidup, ada yang jalan lurus sampai tujuan dan ada yang bengkok ke sana ke sini," kata Kasino. 

Kasino dan Indro pun fokus nonton Tv. Dono, ya berhenti baca bukunya dan buku di taruh di meja. Dono mengambil cangkir teh dan meminumnya. 

"Emmmm enak teh ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. 

"Hidup kesepian itu lebih menarik juga dari pada bersama orang yang di cintai tapi ternyata hanya kebohongan saja cintanya," kata Dono. 

Dono pun mulai menghidupkan leptopnya dan mengetik di leptopnya dengan apa yang di omongin Dono, jadi cerita lah yang di ketiknya dengan baik di leptopnya. Sinetron yang di tonton Kasino dan Indro habis, ya lanjut ke sinetron selanjutnya. 

"Kasino, apa kita ganti aja sinetronnya ke acara lain?!" kata Indro. 

"Ganti acara Tv apa?" kata Kasino. 

"Musik atau kah film horor, ya?!" kata Indro yang berpikir dengan pilihan yang tepat. 

"Film horor saja!" kata Kasino. 

"Film horor, ya boleh juga sih. Berita di dunia kenyataan masih berkaitan dengan berita kriminal ini dan itu?!" kata Indro. 

"Apa kaitannya film horor dengan berita kriminalitas ini dan itu?!" kata Kasino. 

"Ya....film horor sering banget di kaitkan dengan kriminal ini dan itu. Contohnya : pembunuhan gitu!" kata Indro. 

"Ooooo begitu toh. Ya...ya....ya. Manusia di rasukin setan, jadi buta pikiran dan membunuh manusia," kata Kasino. 

"Kenyataannya memang begitu sih," kata Indro. 

"Nonton film horor saja!" kata Kasino. 

"Ok. Siapa takut?!" kata Indro. 

Indro pun mengambil remot dan di ganti chenel Tv yang menayangkan film horor dan remot pun kembali di taruh di meja. Kasino dan Indro, ya asik nonton Tv film horor yang bagus gitu. Dono berhenti mengetik dan berkata "Berharap cinta itu jadi jujur ternyata sia-sia saja. Melupakan tuh cewek lebih baik. Menjalankan kesepian itu lebih baik ternyata dan bertualang dengan merantau ke satu kota ke kota lain demi menikmati hidup yang singkat ini." 

Dono pun mengetik apa yang ia omongan untuk melanjutkan cerita yang di buatnya. Dengan serius Dono mengetik di leptopnya. 

"Musik," kata Indro. 

"Ada apa dengan musik?" kata Kasino. 

"Mungkin lebih baik nonton acara musik saja!" kata Indro. 

"Sudahlah nonton film horor saja. Musik besok hari saja!" kata Kasino. 

"Nonton film horor saja. Filmnya juga bagus banget gitu, ya alur ceritanya!" kata Indro. 

"Sipp!!!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus lagi nonton film horornya dengan baik. Dono tetap serius mengetik di leptopnya, ya sampai tuh cerita selesai di buat dan di lanjutkan dengan cerita selanjutnya....yang temannya Misteri gitu. 

"Kasino kenapa ada orang ingin hidup kesepian gitu, ya kaya pertapa yang meyepi di hutan belantara?" kata Indro. 

"Mungkin kesepian itu, ya membuat dirinya tenang, ya terbebas dari kegilaan dunia ini," kata Kasino. 

"Iya juga. Agar jadi tenang," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus lagi nonton Tv film horor yang bagus banget ceritanya. 

Monday, December 14, 2020

SIKLUS KEHIDUPAN

Indro yang main game di Hp-nya di ruang tamu, ya berhenti main ya dan berkata "Budaya....Budaya."

Kasino sedang baca buku mendengar omongannya Indro dan berhenti baca buku, ya berkata "Buaya?" 

"Budaya, Kasino!" kata Indro yang tegas banget. 

"Ya aku kirain buaya. Karena beritanya tentang buaya, lagi heboh," kata Kasino. 

"Buaya....makluk predator, ya dari dulu sampai sekarang tidak berubah," kata Indro. 

"Iya aku paham itu. Ooooo iya. Ada apa dengan budaya?!" kata Kasino. 

"Budaya itu yang menciptakan adalah nenek moyang kan?" kata Indro. 

"Memang iya yang menciptakan budaya itu nenek moyang. Jadi generasi, ya cuma meneruskan apa yang telah di buat nenek moyang," kata Kasino. 

"Ada budaya yang nilai ke sombongan di suku jadi hal kebodohanku saja kan?!" kata Indro. 

"Kalau di pikir baik-baik, ya iya sih. Kaya contohnya : harga diri dengan nama bahasa daerah masing-masing. Nilai kesombongan dan juga keegoisan dari suku jadinya budaya gitu turun menurun. Yaaa....kebodohan yang sia-sia yang terwariskan turun menurun," kata Kasino. 

"Jadi benar sia-sia alias tidak ada gunanya," kata Indro. 

"Manusia selalu hidup itu kebanyakan sia-sianya," kata Kasino. 

"Kadang selalu menunjukkan keriaan saja. Harus di buat sederhana, eeee malah bermewah-mewahan. Pada awalnya memang sederhana kan?!" kata Indro. 

"Segala hal memegang awalnya sederhana. Contohnya : pernikahan saja. Ya awal peradaban sekedar alias sederhana. Sekarang bermewah-mewahan untuk menunjukkan keriaan itu alias kesombongan saja. Dulu nama pernikahan, tidak di hitung biaya. Sekarang, ya nama pernikahan di hitung biaya yang ini dan itu, jadinya mahal," kata Kasino. 

"Kadang lebih baik hidup di zaman dulu dari pada zaman sekarang. Segala hal di hitungan uang...yang ini dan itu jadi mahal," kata Indro. 

"Memang sih enak zaman dulu. Sekarang biaya hidup, ya mahallah. Bayar listrik, bayar air, biaya kendaraan mobil dan motor dan terakhir kebutuhan sehari-harinya, ya sembako," kata Kasino. 

"Benar-benar hidup ini mahal," kata Indro. 

"Mau di kata apa kenyataan seperti itu?!" kata Kasino. 

"Padahal jika peradaban tidak buat berkembang tidak akan ada masalah yang berkepanjangan kan, Kasino?!" kata Indro. 

"Memang sih. Kalau peradaban tidak di buat berkembang, ya tidak akan bermasalah berkepanjangan. Contohnya : pabrik motor dan mobil. Kalau tidak ada pabrik motor dan mobil, ya jadinya tidak ada masalah gaji karyawan yang ini dan itu, kecelakaan, tilang kendaraan yang jadi polemik ini dan itu, pencurian kendaraan, keegoisan atau kesombongan dari penggunaan kendaraan, Lahan parkir kendaraan, kemacetan yang ini dan itu dan masih banyak lagi," kata Kasino. 

"Memang ia sih kemudahan ini dan itu, tapi masalahnya berlarut-larut seperti itu. Ya lebih baik tidak berkembang saja!" kata Indro. 

"Kalau tidak berkembang, ya pengangguran lagi. Masalah yang paling sulit di atasi karena banyaknya manusia lahir di muka bumi ini yang harus hidup dengan bekerja ini dan itu," kata Kasino. 

"Pengangguran lagi. Semua karena manusia terus mengembangkan ini dan itu demi hidup. Zaman dulu di abaikan saja, ya di geletakkan saja. Contohnya :  batu saja. Sekarang, setelah batu di buat jadi patung ini dan itu, ya di sembah dan jual oleh manusia demi memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Indro. 

"Ya kenyataannya seperti itulah kenyataannya. Dulu di abaikan sekarang, ya di manfaatkan dengan baik," kata Kasino. 

"Dunia ini mau kemana arahnya?!" kata Indro. 

"Mana aku tahukah!" kata Indro. 

"Jadi tidak jelas banget. Hanya mengikuti perkembangan yang ada. Contohnya : agama Islam yang berkembang pesat dengan ini dan itu, ya di ikuti manusia. Begitu juga dengan agama lainnya," kata Indro. 

"Kan menguntungkan untuk hidup kalau mengikuti perkembangan ini dan itu. Kaya pedagang. Yang di sukai manusia dan populer, ya itulah yang di jual pedagang. Jadi untung-untung," kata Kasino. 

"Siklus kehidupan cuma seperti itu saja," kata Indro. 

"Ya kenyataan tetap kenyataan kan?!" kata Kasino. 

"Iya. Aku lanjut main game aja deh!" kata Indro. 

"Ya," kata Kasino. 

Kasino melanjutkan baca bukunya. Indro main game di Hp-nya dengan asik. Sedangkan Dono, ya masih sibuk mengetik di leptopnya di kamarnya. 

ANAK SETAN

Kasino dan Indro sedang nonton Tv di ruang tengah, ya film horor yang di tonton di chenel yang menayangkan film horor gitu. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. 

"Film yang kita tonton ini serem juga, ya?!" kata Indro.

"Iya, serem!" kata Kasino.

"Tokoh utamanya di rasukin Roh jahat alias setan gitu. Jadi ganas gitu," kata Indro.

"Aktingnya luar biasa penjiwaannya. Jadi suasana mencekam gitu," kata Kasino.

"Kalau dunia kenyataan, apa ada yang terjadi seperti di dunia film horor gitu?!" kata Indro.

"Ada sih. Tapi malah lebih parah kalau dunia kenyataan itu," kata Kasino.

"Lebih parah. Apa yang parah ya gitu?!" kata Indro.

"Kelahiran anak-anak setan," kata Kasino. 

"Iiiii serem kelahiran anak-anak setan. Kok bisa?!" kata Indro.

"Bisalah. Cowok dan ceweknya di rasukin Roh jahat alias setan tidak sadar. Ketika tuh cowok dan cewek berhubungan badan, ya hubungan suami istri. Anak pun jadi tuh sampai lahir. Ketika didik dengan baik, ya anaknya bandel banget tidak nurut kata orang tua. Jadilah anak setan," penjelasan Kasino.

"Ooooo ternyata. Banyak anak bandel-bandel yang susah didik itu, ya anak setan toh. Sampai dewasa, ya menciptakan kejahatan di mana-mana toh," kata Indro.

"Ya kenyataan seperti itu. Kalau tidak percaya omongan ku, ya boleh tanya ke Dono yang bisa bicara dengan Roh!" kata Kasino.

"Aku sih percaya aja sih. Ya tidak perlu tanya Dono untuk menjelaskan apa benar atau tidaknya?! Kenyataan sih banyak berita kriminalitas ini dan itu. Ya contohnya : penembakan ini dan itu, ya berita yang lagi heboh sekarang gitu," kata Indro.

"Syukurlah kalau percaya. Jadi banyak-banyak berdoa agar tidak di rasukin Roh jahat alias setan agar tidak terlahir anak-anak bandel yang kelakuannya kaya setan, ya sampai dewasa tuh anak bikin ulah terus.....kejahatan yang ini dan itu," kata Kasino.

"Iya aku mengerti, banyak-banyak berdoa," kata Indro.

Keduanya jadi fokus lagi nonton film horor yang bagus gitu. Dono di ruang tamu, ya sedang mengetik di leptopnya dengan baik. Sampai film horor berakhir di tonton Kasino dan Indro.

"Film horornya bagus banget," kata Indro.

"Iya, ending ceritanya bagus!" kata Kasino.

"Lanjut lagi ke film horor yang lain!" kata Indro.

"Ronde ke dua. Boleh juga!" kata Kasino.

Keduanya pun melanjutkan nonton film horor yang kedua, ya lebih menyeramkan lagi gitu. Dono menyelesaikan mengetik di leptopnya dan hasilnya di simpan dengan baik. Dono pun main game di leptopnya, ya game horor gitu...Zombi!!!.

NGOBROL

Dono sedang duduk di ruang tamu sambil baca buku. Indro nonton Tv di ruang tengah. Saat iklan pindah duduknya Indro ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono. 

"Dono," kata Indro. 

"Apa?" kata Dono menghentikan baca bukunya. 

"Alien itu ada apa enggak?" kata Indro. 

"Maunya?" kata Dono. 

"Ada!" kata Indro. 

"Ya ada!" kata Dono. 

"Jadi alien itu ada. Wujudnya seperti apa Don. Apa sama dengan di film-film?" kata Indro. 

"Wujudnya alien di film kan bisa-bisanya manusia saja!" kata Dono. 

"Memang iya sih. Jadi wujudnya seperti apa Don?" kata Indro. 

"Kaya manusia wujudnya alien," kata Dono. 

"Jadi sama aja dengan manusia dong!" kata Indro. 

"Memang sama dengan manusia. Planet ke tiga adalah bumi ini kan, jadi manusia itu alien," kata Dono. 

"Ooooo iya...ya. Secara tidak sadar ya. Bahwa manusia itu tinggal di planet ke 3 yang namanya bumi. Jadi manusia itu bisa di bilang alien lah," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Karena banyak tidak sadar saja kan!" kata Dono. 

"Memang sih. Kenyataannya seperti itu, bahwa manusia itu alien," kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang di bicarakan lagi?!" kata Dono. 

"Ada sih Don!" kata Indro. 

"Apa?" kata Dono. 

"Ada enggak data tentang PNS yang sombong yang ini dan itu?!" kata Indro. 

"Ada sih. Nama juga manusia. Bodoh dengan kesombongannya karena gila dengan kemegahan dunia, ya memiliki harta ini dan itu sih!" kata Dono. 

"Berarti ada dong!" kata Indro. 

"PNS yang sombong yang ini dan itu, ya lebih baik tidak kerja di dalam kantor lah. Samain kedudukan dengan tukang rumput yang berusaha nyari rumput untuk kambingnya dan hasil rezekinya pun dari jual kambing.....berkala berdasarkan kepentingan masyarakat yang membutuhkan daging kambing untuk dagang atau untuk hajatan ini dan itu," kata Dono. 

"Jadi lebih baik PNS itu kerja di lapangan dari pada di kantor, ya Don?!" kata Indro. 

"Lebih baik di lapangan lah kerja tuh PNS dari pada di kantor, ya berlagak jadi bos jadinya sombong!" kata Indro. 

"Apalagi make fasilitas Negara ini dan itu, ya terlihat semuanya kesombongannya," kata Dono. 

"Jadi lupa diri. Lebih baik PNS itu di sama kan kedudukan dengan tukang rumput ya. Itu lebih baik sih!" kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang di bicarakan lagi?!" kata Dono. 

"Ada!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Tentang berita tentang Teroris ini dan itu?" kata Indro. 

"Ooooo berita itu, ya bagus aja sih beritanya dan proses penanggulangan Teroris ini dan itu..... bagus lah. Kaya di film-film!" kata Dono. 

"Ooooo kaya di film-film, jadi bagus toh. Kalau begitu sudah ah ngobrolnya!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono melanjutkan baca bukunya. Indro kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv. Indro asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. Kasino selesai mengerjakan kerjaannya dan keluar dari kamarnya, ya segera ke ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Berita tentang penembakan ini dan itu," kata Kasino. 

"Iya. Beritanya tentang penembakan ini dan itu," kata Indro. 

"Kaya di film-film saja!" kata Kasino. 

"Beritanya memang kenyataannya seperti itu," kata Indro. 

"Dunia kacau," kata Kasino. 

"Bisa di bilang gitu sih!" kata Indro. 

Keduanya pun kembali fokus nonton Tv. Dono, ya tetap baca buku di ruang tamu. 

Sunday, December 13, 2020

TASYA

Heru sedang nonton Tv di ruang tengah. Reni teman baik ya Heru, ya sedang berada di kampus. Reni di kampus mencari Heru, ternyata Heru tidak ada. 

"Heru kemana biasanya sudah ada di kampus jam segini. Sebentar lagi waktunya kuliah di mulai!" kata Reni. 

Reni pun memutuskan untuk menelepon Heru. Heru yang asik nonton Tv, ya mendengar suara Hp berbunyi yang di taruh di meja. Heru mengambil Hp-nya di meja dan melihat siapa yang menghubunginya?.

"Reni," kata Heru. 

Heru pun menekan tombol di layar Hp, ya terlihat wajahnya Reni dan berkata "Heru, apa tidak kuliah?" 

"Astaga ada jam kuliah toh. Aku lupa!" kata Heru. 

"Cepat ke kampus!" kata Reni. 

"Iya," kata Heru. 

Heru mematikan hubungan telepon tersebut yang vidio call gitu. Heru mengambil remot di meja dan mematikan Tv, ya remot di taruh di meja. Heru pun ke kamar untuk berganti pakaian dan juga membawa tas ranselnya keluar dari kamarnya. Lalu ke luar rumah dan naik motornya dan di kendarai dengan baik menuju kampus. 

Sampai di kampus, ya tepat waktu. Heru pun masuk ruang kelas dan duduk di sebelah Reni. 

"Kebiasaan!" kata Reni. 

"Maaf deh!" kata Heru. 

Dosen masuk kelas, ya memberikan ilmunya. Semua mahasiswa/ i, ya menerima dengan baik ilmu yang di berikan Dosen. 

***

Pendidikan berjalan dengan baik. Seperti biasa Heru dan Reni, ya ngobrol di kantin kampus. Yoga melihat Heru dan Reni di kantin kampus. Ya Yoga duduk di sampingnya Reni. 

"Reni," kata Yoga. 

"Apa?" kata Heru. 

"Kebiasaan Yoga," kata Heru. 

"Hal biasa kan dengan teman!" kata Yoga. 

"Iya," kata Heru. 

"Hari ini suasana hati Reni lagi baik atau lagi kacau?" kata Yoga. 

"Lagi baik," kata Reni. 

"Lagi baik. Jadi boleh dong ngajak Reni untuk nonton film di Bioskop?!" kata Yoga. 

"Boleh," kata Reni. 

"Aku ikut juga!" kata Heru. 

"Kebiasaan Heru....ikut sana sini!" kata Yoga. 

"Heru ikut juga tidak ada masalahkan?!" kata Reni. 

"Reninya tidak masalah kok," kata Heru. 

"Iya lah seperti biasanya!" Kata Yoga. 

Ketiganya pun ke Bioskop yang berada di mall terdekat dari kampus. Di mall ketiganya bersenang-senanglah dari nonton film, belanja dan main game. Sampai waktunya, ya kembali ke rumah masing-masing. 

***

Heru di rumahnya. 

"Menyenangkan dan juga melelahkan," kata Heru. 

Heru bersantai di ruang tengah, ya sambil nonton Tv. Reni sedang di kamarnya dan sedang menulis diary hari ini yang penuh kebahagian bersama teman-temannya. Yoga  di rumahnya senang banget, ya dekat banget dengan Reni. 

***

Hubungan ketiganya berjalan baik banget sampai 4 tahun. Ketiganya pun lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana dari apa pendidikan yang di jalanan selama 4 tahun. Heru yang memendam cintanya sama Reni selama 4 tahun, ya mulailah menyatakan cintanya sama Reni. Heru pun bicara berdua dengan Reni di bawah pohon rindang di kampus. 

"Selama ini kita jadi teman baik. Aku punya perasaan dengan Reni. Jadi Reni aku cinta pada mu," kata Heru. 

"Bukan aku tidak mau menerima cinta Heru. Tapi Heru telat menyatakan cinta. Yoga telah menyatakan cinta duluan. Hubungan aku dengan Yoga telah berjalan lama, tapi terlihat baik-baik seperti biasa pertemanan saja," kata Reni. 

"Ooooo begitu. Aku telat menyatakan cinta. Ya aku terima kalau Reni menolak cinta aku. Sebagai teman baik, ya aku doakan semoga tetap bahagia bersama Yoga, ya Reni," kata Heru. 

"Iya, amin," kata Reni. 

Obrolan keduanya pun berakhir dengan baik. Heru pun melupakan Reni yang ingin jadi kan ke kasih hati. Reni dan Yoga berjalan baik hubungannya sampai menikah. Heru mulai bekerja di perusahaan yang bonafit, ya surat lantaran kerja di terima. Sungguhlah Heru dalam bekerja. Sampai suatu ketika Heru bertemu dengan Tasya di kampus, ya Heru ada urusan dengan Ridwan yang kerja di kampus, staf gitu. 

Tasya ternyata berteman baik dengan dengan Teguh dan Andri. Heru melihat hubungan Tasya dengan Andri dan Teguh, ya seperti hubungan Heru bersama Reni dan Yoga. Heru yang terkesan dengan Tasya saat bertemu karena karakter diri Tasya dan juga cantik pembawaannya. Heru memutuskan untuk mendapatkan cinta Tasya, jadi sering ke kampus. 

Ketika ada niat untuk menyatakan cinta sama Tasya, ya selalu saja Teguh dan Andri dateng mengganggu obrolan karena sebenarnya Teguh dan Andri suka sama Tasya. Heru pusing dengan ulahnya Andri dan Teguh. Tasya malah seneng karena di perhatian Andri dan Teguh yang suka sama Tasya. 

Heru melupakan sejenak urusan Tasya, jadi serius dengan kerjaan dan kerjaan. Sampai waktu yang tepat. Heru bicara dengan Tasya di kampus di bawah pohon rindah. Andri dan Teguh, ya biasa berusaha mengahalangi pernyataan cintanya Heru dengan Tasya. Karena urusan Heru serius dengan Tasya, jadi menyuruh sapam kampus untuk mengurus Andri dan Heru dengan baik. 

Heru pun berkata ke Tasya "Tasya, saat awal bertemu. Abang telah menyukai Tasya. Jadi Abang benar-benar suka dengan Tasya. Abang cinta sama Tasya. Apa Tasya mau menerima cinta Abang?!" 

"Aku suka juga sama Abang Heru," kata Tasya. 

"Jadi Tasya menerima cinta Abang?!" kata Heru. 

"Iya," kata Tasya. 

***

Heru yang belajar dari kesalahannya terhadap Reni, ya telat menyatakan cinta dan tidak mendapatkan Reni. Maka itu Heru pun segera menikahin Tasya, ya walau sebenarnya Tasya belum selesai kuliah. Tasya seneng banget lah menikah dengan Heru, ya walau belum selesai kuliah. Impian Tasya, ya menikah di usia muda. 

Pernikahan Heru dan Tasya berjalan dengan baik. Yoga dan Reni, ya di undanglah sama Heru. Andri dan Teguh, ya bersedih hati karena tidak mendapatkan Tasya.

BISA IYA BISA TIDAK

Kasino dan Indro duduk di ruang tengah sedang asik nonton Tv.

"Kasino, apa orang-orang percaya Dono bisa mendengarkan suara gaib alias Roh?" kata Indro.

"Kebanyakan manusia itu percaya dengan kenyataan hidup dari pada hal yang sifatnya misteri ini dan itu," kata Kasino.

"Jadi?" kata Indro.

"Jadi bisa iya bisa tidak. Contohnya : seorang Dokter yang bisa menyembuhkan penyakit. Kalau di kaitkan dengan hal gaib, ya tidak percaya lah. Dianggap hal gaib itu bohongan," kata Indro.

"Tapi kenapa Dokter itu percaya dengan agama yang di yakininya?" kata Indro.

"Kesombongan Dokter terjadi. Kenyataan mampu mengobati orang, ya sampai sembuh. Tapi ia mengikari hal yang gaib tersebut. Di sinilah letak kesalahan tersebut," kata Kasino.

"Kenyataannya seperti itu kan," kata Indro.

"Begitulah!" kata Kasino.

"Manusia itu selalu berbuat kebaikan dan keburukan di lihat oleh Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin, ya kan Kasino?" kata Indro.

"Yang percaya dengan hal gaib, ya percaya dirinya di awasi oleh Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin," kata Kasino yang menegaskan omongan Indro.

"Berarti banyak tidak percaya, tapi kenapa menyakini agama yang di yakininya?" kata Indro.

"Mengikuti keadaan alurnya kehidupan. Kenyataan yang di jalankan manusia itu yang di percayai, seperti biasanya," kata Kasino.

"Berarti banyak manusia yang membohongi dirinya sendiri demi kenyataan yang sebenarnya juga semu kan?!" kata Indro.

"Kenyataannya memang semulah. Harta kan tidak di bawa mati. Manusia itu gila membangun seisi dunia ini dengan kegilaan kerja, jadinya sia-sia," kata Kasino.

"Hidup di buat sederhana. Malah di buat kegilaan dengan kemegahan dunia. Hanya di pakai sejenak untuk hidup. Kalau mati harta di tinggalkan, jadi sejarahnya yang mengusahakannya," kata Indro.

"Siklus terus menerus dari generasi satu ke generasi lain," kata  Kasino.

"Jadi kesombongan harta ini dan itu, jadinya kebodohan. Orang paling bodoh yang membanggakan harta ini dan itu. Kata Roh saja, uang itu daun," kata Indro.

"Kenyataannya memang begitu kan. Uang itu daun, bagi yang sadar!" kata Kasino.

"Kegilaan manusia-manusia di muka bumi ini di lihat Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin," kata Indro.

"Kenyataannya seperti itu bagi yang sadar dan menyakini agama dengan baik. Bagi yang tidak sadar, ya di abaikan lah agama itu. Di pakai cuma identitas di KTP saja tuh agama, ya tidak di jalankan agama itu. Yang di percayai orang-orang seperti itu adalah kenyataan hidup," kata Kasino.

"Kenyataan tetap kenyataan ternyata," kata Indro.

Keduanya pun fokus nonton Tv lagi. Sedangkan Dono sedang serius mengetik di leptopnya di kamarnya.

"Apa pendapat Kasino dengan acara Tv yang selalu berkaitan dengan hal agama-agama yang ada di Indonesia?" kata Indro.

"Ya bagus-bagus aja sih. Tujuannya untuk membimbing umatnya masing-masing, ya sesuai dengan ajaran masing-masing," kata Kasino.

"Bagus toh!" kata Indro.

Keduanya pun kembali asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. Dono tetap asik mengetik di leptopnya dengan baik.

KEMUNGKINANNYA ADA

Dono duduk di ruang tamu sedang asik nonton Youtobe, lagu-lagu gitu di Hp-nya. Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Saat iklan di Tv, ya Indro ke ruang tamu. Indro duduk sebelah Dono dan melihat Dono yang sedang asik nonton Youtobe musik, ya Tasya Rosmala. 

"Don. Nonton vidionya Tasya Rosmala, ya lagu sih," kata Indro. 

Dono menghentikan nonton Youtobe di Hp-nya dan berkata "Aku lagi ke pikiran tentang nama Tasya, jadi aku cari vidio di Youtobe dan menontonnya," kata Dono. 

"Ooooo ke pikiran toh. Atau ada kaitannya dengan nama Tasya, ya peserta Academy Pop?" kata Indro. 

"Mungkin juga. Memang sih penampilan cantik. Karena itu aku terkesan," kata Dono. 

"Berkaitan. Tapi kenapa Tasya Rosmala yang vidionya di tonton?!" kata Indro. 

"Namanya sama. Jadi aku mempelajari karakter dan kecantikannya," kata Dono. 

"Ooooo begitu toh," kata Indro. 

"Indro aku mau pendapat mu tentang sesuatu?" kata Dono. 

"Apa itu?!" kata Indro. 

"Aku suka sama cewek. Tiba-tiba aku suka sama cewek lain. Apakah tuh cewek yang aku sukai pertama itu cemburu?" kata Dono. 

"Pastinya cemburu, Don," kata Indro. 

"Cemburu toh. Kalau kedudukannya dengan artis cewek yang aku sukai dan tiba-tiba aku pindah ke artis cewek lain. Pindah mengidolakan apakah artis cewek yang pertama yang aku sukai itu cemburu?!" kata Dono. 

"Kalau itu mah susah untuk di prediksi," kata Indro

"Cuma pendapat Indro saja, ya tidak perlu yang pasti ini dan itu, kaya matematika aja!" kata Dono. 

"Pendapat aku saja. Harusnya tanya ke Rara urusan begituan. Cewek lebih sensitif tahu kalau urusan perbandingan antara cewek satu dengan cewek lain," kata Indro. 

"Cuma pendapat Indro saja. Tidak perlu bawa-bawa Rara!" kata Dono. 

"Iya deh. Kemungkinanya ada, ya bisa sih cemburu dari sisi kecenderungan saja!" kata Indro. 

"Gitu dong jawabannya. Kemungkinannya ada cemburu, karena pengalihan perhatian ke cewek lain bukan lagi ke cewek yang pertama," kata Dono. 

"Ooooo iya Don. Aku mau tanya sesuatu," kata Indro. 

"Nanya apa?" kata Dono. 

"Tentang sebuah tiori-tiori tentang manusia yang evolusi, ya awalnya manusia itu binatang?" kata Indro. 

"Ooooo itu. Dilihat dari perilaku manusia, ya menciptakan peradaban dari awal sampai sekarang. Ya ada benarnya manusia itu bisa di bilang binatang. Susah di atur!" kata Dono. 

"Kalau itu sih aku tahu, yang lain gitu?!" kata Indro. 

"Ooooo yang lain. Roh sering bicarain tentang tingkah laku manusia, ya kaya binatang. Di berikan kecerdasan lebih baik dari makluk yang lain, eeee kembali ke jalan binatang," kata Dono. 

"Ya sudahlah kalau kenyataannya seperti itu. Aku di jalan yang baik saja sesuai aturan saja!" kata Indro. 

"Sipp, Indro pinter!" kata Dono. 

"Terima kasih Don, atas pujiannya!" kata Indro. 

"Sudah ah ngobrolnya aku nonton Tv aja!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono kembali nonton vidio musik di Hp-nya, ya Youtobe. Indro, ya kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Kasino dengan acara Tv yang bagus banget. 

Saturday, December 12, 2020

POLEMIK

Pagipagi hujan turun dari langit. Kasino ingin merawat tanaman di halaman belakang, ya tidak jadi karena. Dengan sabar Kasino menunggu hujan berhenti. Keadaan memang jadi dingin. Kasino pun bersin-bersin. 

"Udara dingin membuatku bersin-bersin," kata Kasino. 

Kasino pun membuat kopi di dapur untuk menghangatkan tubuhnya agar flu ringan pun berhenti. Kopi pun jadi dan segera di minum Kasino. 

"Enak kopi ini dan hangat terasa di tubuh ini," kata Kasino. 

Kasino pun membawa gelas kopi ke ruang tamu. Dono sedang asik mengetik di leptopnya di kamarnya. Indro nonton Tv di ruang tengah. Kasino di ruang tamu, ya terus menikmati minum kopinya dengan baik agar sembuh cepat dari flu ringan. Saat iklan di Tv, ya Indro pindah duduknya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Kasino. 

"Aku kayanya sembuh dari flu ringan," kata Kasino. 

Kasino menaruh gelas kopi di meja. 

"Kasino flu ya?!" kata Indro. 

"Iya, karena udara dingin saja....jadinya aku flu. Aku minum kopi. Tujuanya menghangatkan tubuh ku dan menyembuhkan flu aku saja!" kata Kasino. 

"Ternyata Kasino sembuh juga dari flu atau di sebut Covid - 19," kata Indro. 

"Covid - 19 aja di kaitkan. Cuma flu biasa aja!" kata Kasino. 

"Berita dan juga program kerjanya Pemerintahan dengan menetapkan peraturan harus ini dan itu, ya rakyat harus mengikuti. Yang dapet anggaran Pemerintahan, ya rumah sakit. Orang yang kerja di rumah sakit, ya kaya-kaya deh!" kata Indro. 

"Rencana orang-orang Kesehatan untuk mencari untung dari penyakit dan akhirnya kaya deh mereka semuanya," kata Kasino. 

"Semua ini karena awalnya rumah sakit di bangun. Tempat pendidikan di Kesehatan di bangun maksudnya Universitas. Ketika lulus dari pendidikan, ya kerja di rumah sakit. Agar tidak ada banyak pengangguran di bidang Kesehatan, jadinya rencana program Kesehatan di jalankan dan sekaligus untuk mendongkrak ekonomi lewat bidang Kesehatan. Barang-barang kesehatan, ya laku dari obat-obatan sampai masker lah," kata Indro yang panjang lebar. 

"Kalau kenyataan seperti itu mau apa lagi?!" kata Kasino. 

"Sampai-sampai kematian di kaitkan dengan Covid - 19 pun, ya jadi polemik tempat kuburannya," kata Indro. 

"Kalau tempat kuburan penuh, ya kuburin aja di rumahnya. Sama aja kan. Lagian itu lebih baik!" kata Kasino. 

"Iya juga ya Kasino. Kaya di halaman belakang ada tempat yang kosong gitu. Jadi di kuburin di halaman belakang. Rumah di bangun kan jadi sejarah gitu yang membangun," kata Indro. 

"Sepele di bikin rumit. Kaya sampah plastik saja. Kalau tidak di bangun pabrik pembuat plastik maka tidak ada masalah sampah plastik. Semua ini dasarnya membangun ekonomi jadinya tetap polemik ini dan itu yang di bangun manusia," kata Kasino. 

"Manusia yang membuat manusia yang bertanggungjawab segalanya. Dasar awalnya toh penyebab kehancuran ini semuanya. Ironis hidup di dunia ini," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Dulu banyak gunung batu. Sekarang gunung batu datar semuanya karena manusia mengambil batunya demi membangun rumah. Ekonomi berjalan sesuai rencana manusia, ya keuntungan dan keuntungan," kata Kasino. 

"Dari keuntungan bangun ini dan itu, ya uangnya di bangun tempat-tempat ibadah sama masyarakat tanda syukur aja pada Tuhan. Tapi tetap saja polemik di dalam tempat ibadah yang ini dan itu," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu kan. Namanya manusia dari bodoh jadi pinter dan akhirnya jadi bodoh lagi," kata Kasino. 

"Evolusi manusia dari dulu sampai sekarang tidak berubah, ya tetap sesuai dengan tiori ini dan itu bahwa manusia itu binatang," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu," kata Kasino. 

Kasino mengambil gelas kopi di meja dan meminumnya. 

"Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv lagi!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino, yang sambil menaruh gelas kopi di meja. 

Kasino main game di Hp-nya. Indro sudah di ruang tengah dan kembali asik nonton Tv. Dono tetap serius dengan kerjaannya mengetik di leptopnya di kamarnya. 

Friday, December 11, 2020

BINATANG

Indro sedang baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman awal peradaban manusia, zaman purba," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel zaman purba dengan baik. 

"Primitif," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel tersebut. Kasino membuat kopi di dapur dan kopi pun jadi buat. Kasino membawa gelas kopi ke ruang tengah dan duduk di sebelah Indro. 

Kasino meminum kopinya dan juga berkata "Enak kopi ini." 

Gelas kopi di taruh di meja. 

"Indro sedang baca apa? Serius banget!" kata Kasino. 

Indro berhenti baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman purba," kata Indro. 

"Binatang toh, atau bisa di bilang monster!" kata Kasino. 

"Kok di bilang binatang atau monster?!" kata Indro. 

"Manusia berevolusi dari binatang, ya buruk rupa kaya monster tingkah lakunya. Ada juga tiori-tiori banyak menjelaskan dan juga filmnya juga banyak gitu!" kata Kasino. 

"Ooooo iya aku inget. Ya binatang lah manusia itu, tapi jangan di bilang monster lah.....serem banget!" kata Indro. 

"Kalau manusia di katakan monyet atau anjing, walau di plesetin tuh perkataan. Kenapa harus marah, kenyataannya binatang?!" kata Kasino. 

"Oooooo iya kenapa harus marah kan?! Kenyataannya ada tiori jelas dan film yang menjelaskan peradaban zaman purba, ya manusia itu binatang," kata Indro. 

"Manusia di zaman sekarang di didik agar membuang prilaku yang buruknya itu yang susah di atur seperti binatang," kata Kasino. 

"Memang ia sih. Jika tidak didik dengan baik, ya manusia jadi bintang seperti zaman purba. Contohnya : orang gila yang mengkais-kais makanan sisa di tempat sampah gitu, ya sama jadi binatang," kata Indro. 

"Tepat sekali omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Zaman purba, ya manusia itu makan daging mentah sebelum menemukan api. Tidak ada memasak apa pun, ya masakan ini dan itu?!" kata Kasino. 

"Memang iya. Maka itu manusia di beri pilihan zaman sekarang. Satu, ya jadi manusia yang di hargai manusia lain. Yang ke dua tetap jadi binatang," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku milih menjadi manusia di hargai manusia lain," kata Indro. 

"Pilihan yang tepat. Tapi ingat harus ikut aturan yang ada di masyarakat. Kalau melanggar, ya seperti contohnya : perkawinan di luar nikah, ya jadi perkara ini dan itu....maka akan di bilang binatang. Terserah mau di hina apa mereka itu?!" kata Kasino. 

"Iya juga. Didik agar menjalankan nilai kebaikan ini dan itu, eee malah banyak yang jadi binatang lagi kaya zaman purba. Ironis hidup di dunia ini," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah hidup ini," kata Kasino. 

Kasino mengambil remot di meja dan di hidupkan Tv dan di pilih chenel yang bagus gitu film zaman purba yang ada dinosaurusnya. Indro menaruh Hp-nya di meja dan mengambil gelas teh di meja, ya segera di minumnya dengan baik. Kasino juga mengambil gelas kopi dan meminum kopinya. 

Setelah itu Kasino dan Indro menaruh gelas minuman masing-masing di meja dan asik menonton Tv. Dono, ya sedang mengetik di leptopnya di dalam kamarnya. 

REALITA CINTA

Indro di ruang tengah bersama Kasino, ya nonton Tv. 

"Acara berita tentang seputar artis yang prahara ini dan itu, ya tetap saja ceritanya muter-muter," kata Indro. 

"Memang iya sih. Tetap muter-muter," kata Kasino. 

"Oiya Kasino. Ekonomi itu jadi seperti ini karena Negeri ini di bangun kan?!" kata Indro. 

"Memang karena Negeri ini di bangun. Dulu sebelum pabrik dan mall ada, ya kebanyakan hidup manusia jadi petani. Hidup tenang banget. Setelah pabrik dan mall di bangun, ya manusia jadi lebih gila karena ekonomi ini dan itu yang menuntutnya" kata Kasino. 

"Kenyataannya memang seperti itu. Kalau pabrik dan mall di hancurkan, ya ekonomi hancur berantakan banget," kata Indro. 

"Kalau Negeri di hancurkan dengan peperangan, ya ekonomi hancur lebur," kata Kasino. 

"Jadi peradaban di bangun lagi dari puing-puing kehancuran, ya susah juga!" kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Kasino. 

"Kadang harapan yang aku inginkan sih. Sepi seperti dulu. Ya tenang banget," kata Indro. 

"Mana mungkin hal itu terjadi!" kata Kasino. 

"Ya, mana mungkin! Manusia itu terus beranak pinak dan terus punya harapan punya ini dan itu. Jadi rame dan jadi bising dengan suara motor dan mobil, kaca contohnya jalan di depan rumah. Dulu sepi jalan depan rumah, ya sekarang.....rame banget. Manusia membeli motor dan mobil di hitung dari kelipatan manusia yang hidup. Berisik dan juga rame banget," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu. Kalau terjadi gempa bumi, tsunami, tornado dan juga gunung meletus. Bencana alam yang aku sebutkan itu, ya menghancurkan segalanya termasuk ekonomi. Jadi mulai lagi peradaban di bangun lagi!" kata Kasino. 

"Sepi dan meratap gitu!" kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Sedangkan Dono sedang menghadiri acara pernikahan, ya bersama Rara. Acara pernikahan berjalan dengan baik, walau masih keadaan pandemi Covid - 19. Karena acara pernikahan di buat sederhana mungkin. 

"Kasino, Dono menghadiri acara pernikahan temannya ya?!" kata Indro. 

"Iya. Dono menghadiri acara temannya, bersama Rara," kata Kasino. 

"Kisah cinta Dono dan Rara terus berlanjut dengan baik dong!" kata Indro. 

"Ya iya lah," kata Kasino. 

"Aku juga inginnya menghadiri pernikahan bersama Saskia," kata Indro. 

"Tadi di ajak tidak mau!" kata Kasino. 

"Masih....Covid - 19 sih. Jadi males, rame-ramenya!" kata Indro. 

"Semua karena Covid - 19, entah sampai kapan selesai nya? Momoknya bikin pusing. Padahal sudah ada vaksin tetap saja!" kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 
  
Keduanya pun fokus kembali nonton Tv. Dono dan Rara, ya masih di acara pernikahan gitu. 

MAIN JADI JAHAT

Dono dan Kasino, ya di ruang tamu. Dono sedang asik main game di Hp-nya dan Kasino, ya sedang baca bukunya. Indro di ruang tengah sedang nonton Tv, ya film gitu. 

"Film ini bagus banget. Perangnya luar biasa. Penjahatnya menghancurkan polisi dan militer juga. Sampai-sampai presiden pun jadi sasaran juga," kata Indro. 

Saat iklan di Tv Indro pun pindah duduknya ke ruang tamu. 

"Hidup seperti ini lagi ya?!" kata Indro. 

"Memang kenyataan hidup seperti ini apa adanya!" kata Dono, ya berhenti main game di Hp-nya. 

"Kalau ingin berubah, ya di bangun atau di hancurkan saja apa yang ada!" kata Kasino, ya berhenti baca bukunya. 

"Kalau kita bermain jadi jahat, ya apa yang Dono dan Kasino lakukan?!" kata Indro. 

"Permainan toh. Jadi penjahat kaya di film-film," kata Kasino. 

"Kan kaya sudah pernah, Indro!" kata Dono. 

"Ya di ulang lagi. Kaya di film-film gitu!" kata Indro. 

"Baiklah aku sepakatin permainannya," kata Dono. 

"Idem," kata Kasino. 

"Kalau aku, jadi jahat. Aku ingin menghancurkan mobil dan motor yang di punyai orang kaya yang sombong, ya begitu juga rumahnya. Karena orang kaya itu banyak uang ya, jadi pastinya akan beli motor dan mobil lagi yang baru dan juga bangun rumah yang baru juga. Uang ya orang kaya tidak mengendap di bank, ya ekonomi berlangsung dengan baik," kata Indro. 

"Ya jadinya jahat sih, tapi ada kebaikannya baik tujuannya uang orang kaya yang di endapkan di bank, ya di gunakan untuk beli barang-barang baru," kata Dono. 

"Kejahatan itu sih nanggun itu. Harusnya lebih jahat lagi kaya di film-film. Aku jadi jahat, ya membobol banklah dan menyandera orang-orang di bank," kata Kasino. 

"Kasino itu memang kejahatan yang sering di film. Nanti keluar deh pahlawan super yang inilah itulah yang memberantas kejahatan," kata Indro. 

"Kejahatan itu masih nanggung. Kalau aku jadi jahat aku menembakkan roket yang di arahkan ke gedung DPR, kantor polisi dan markas militer, ya tentara gitu. Jadi beritanya jadi heboh banget, Teroris....Teroris......Teroris," kata Dono. 

"Jahat Dono memang tidak nanggung sih. Perang yang sebenarnya. Dari pada banyak berita tentang Teroris, ya sekedar gitu-gitu saja!" kata Indro. 

"Kenyataan memang ada beritanya seperti itu saja!" kata Kasino. 

"Ya sudahlah pemain jadi jahatnya seperti itu aja. Tidak mungkin di laksanakan, ya cuma obrolan," kata Indro. 

"Ini cuma permainan saja!" kata Dono. 

"Seperti biasanya kan. Dampaknya pun, ya tidak ada," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku nonton Tv ah!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan. 

Dono, ya main game di Hp-nya lagi. Kasino, ya baca buku lah. Indro sudah ruang tengah, ya nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. 

"Game ini yang di main kan, ya perang-perangan," celoteh Dono. 

Dono terus main gamenya. 

"Buku yang aku baca ini sejarah kemerdekaan ini dan itu. Ya perang-perangan," celoteh Kasino. 

Kasino terus baca bukunya. 

"Filmnya bagus banget. Kehancuran benar-benar terjadi," kata Indro. 

Indro terus asik nonton film yang di tontonnya. 

KISAH CINTA

Dono berhenti di mengetik di leptopnya.

"Dunia serasa tenang telah bertemu dengan yang di cintai," kata Dono.

Roh muncul dari sebelah kanan dan berkata "Dari zaman dulu sampai sekarang. Kisah cinta Adam dan Hawa masih terus berlangsung."

Dono mendengarkan omongan Roh dengan baik.

"Aku paham," kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya dengan baik untuk melanjutkan cerita yang di buat. Kasino dengan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah.

"Kehidupan masih seperti biasanya. Covid - 19 dan Covid - 19," kata Indro.

"Memang masih menanggulangi wabah. Flu ini dan itu," kata Kasino.

"Padahal sudah ada vaksinnya tetap saja, masih tidak berubah juga. Jadi kehidupan ini jadi serba kebingungan saja," kata Indro.

"Zaman kebingungan. Semua berubah gara-gara penyakit ini dan itu," kata Kasino.

"Pada takut mati semuanya," kata Indro.

"Kata-kata di bidang Kesehatan itulah yang selalu di ingat masyarakat "Mencegah lebih baik dari pada mengobati".....," kata Kasino.

"Hidup mau di bawa kemana arahnya untuk penyelesaiannya," kata Indro.

"Ya ikutin aja permainan yang di jalankan Pemerintahan sekarang. Semua dasarnya pilihan rakyat. Terimalah kebijakan yang di ambil pemimpin sekarang dalam menjalankan tugasnya, ya menanggulangi masalah ini dan itu," kata Kasino.

"Rakyat....pada akhirnya menerima kebijakan ini dan itu," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetik di leptopnya.

"Heru menyukai Reni teman kuliah. Hubungan keduanya seperti biasa sebagai teman biasa saja. Perasaan Heru di pendam selama 4 tahun tujuannya untuk menyelesaikan kuliahnya. Sarjan pun di dapatkan dengan baik. Heru  ingin menyatakan cintanya pada Reni. Semua menjadi telat segalanya. Reni telah menerima cinta Yoga. Heru putus asa. Heru melupakan Reni untuk selamanya, sampai bertemu dengan Tasya. Gadis cantik yang masih kuliah. Heru sudah bekerja. Pelajaran masa lalu jadi guru terbaik Heru. Jadi Heru pun berusaha mendapatkan cinta Tasya. Ada penghalangannya dari  temannya Tasya yang menyukainya, ya Teguh dan Andri. Heru membuktikan cinta pada Tasya yang benar-benar tulus mencintainya. Tasya pun menerima Heru dengan baik. Tasya belum lulus kuliah, belum jadi sarjana. Heru segera meminang Tasya. Hidup bahagia Heru dan Tasya dengan cinta yang penuh dengan penuh kepastian. Ok. Cerita seperti itu saja!" kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya kembali, ya cerita yang ia omongkannya dengan baik. 

"Drama cinta itu bagus ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Berbagai negara punya kisah cinta yang menarik dan juga terkenal, ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Indro.

"Cinta itu memang menarik!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kedua pun kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono pun menyelesaikan mengetiknya, ya di simpan dengan baik hasil ketikannya. Dono mulai membuka jaringan internet untuk nonton Youtobe dan mencari vidio yang menarik.

"Semuanya seperti biasanya. Yang baru, lanjutan cerita," kata Dono.

Dono pun memutuskan tidak jadi nonton Youtobe, jadi main game di leptopnya.

NAKAL

Indro bertemu dengan teman lama di jalan, jadi ngobrol di pinggir jalan. Keduanya bercerita banyak hal tentang masa sekarang, ya ngobrol asik. Sampai ada kejadian di seberang jalan, ya masalah tentang kelakuan orang kaya sombong. Indro melihat kejadian itu jadi geleng-geleng kepala. 

"Dunia banyak orang kaya sombong dengan kekayaannya, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Memang iya sih. Kalau ketemu orang kaya sombong seperti itu aku libas," kata Nanu. 

"Jangan-jangan kerjaan masa lalu di jalanin, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Gara-gara kejadian di seberang jalan sih. Jadi obrolan mengarah untuk membuka rahasia!" kata Nanu. 

"Ya enggak juga sekedar obrolan saja," kata Indro. 

"Sebenarnya aku masih. Biasalah balas perbuatan orang kaya sombong ngeremehkan orang miskin. Jadi aku curi mobilnya dan aku oper sama teman ku tuh mobil. Ya teman ku membuang tuh mobil ke hutan. Yang punya mobil jadi gila karena mobilnya hilang," kata Nanu. 

"Kadang bagus juga memberi pelajaran pada orang kaya sombong," kata Indro. 

"Tetap saja kejahatan yang aku lakukan," kata Nanu. 

"Aku tahulah. Tetap kejahatan itu mah. Nakal itu mah. Semua itu kaya di film-film saja, kan Nanu!" kata Indro. 

"Iya sih. Ooooo....iya Indro aku masih ada kerjaan jadi obrolan lain waktu lanjutkan," kata Nanu. 

"Iya," kata Indro. 

Indro tetap duduk di pinggir jalan sambil melihat Nanu pergi membawa motornya menuju tujuannya. 

"Nanu dengan teman-temannya kalau nakal kelewatan ngerjain tuh orang sombong. Sampai kejadian mobil polisi di curi juga dan tuh mobil di buang di jurang," kata Indro. 

Indro meninggalkan tempat tersebut  dengan motornya menuju rumah. Sampai di rumah. Indro langsung ke halaman belakang. Di halaman belakang ada Kasino yang sedang bersantai sambil minum kopi. Indro duduk sambil mengambil bakwan goreng dan memakannya.

"Enak gorengan ini," kata Indro. 

Kasino menaruh gelas kopi di meja. 

 "Hari aku bertemu Nanu, Kasino," kata Indro. 

"Nanu toh, apa kabarnya?!" kata Kasino. 

"Baik sih. Cuma kelakuan....nakalnya masih toh," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Kenakan Nanu kaya di film-" film yang mencuri mobil toh!" kata Kasino. 

"Aku tidak habis pikir. Preman pun di rekrut jadi temannya Nanu untuk melancarkan kenakalannya," kata Indro. 

"Aku sih tidak mau ikut campur urusan ku dengan Nanu. Takut kena getahnya," kata Kasino. 

"Aku mengerti itu. Cuma cerita saja!" kata Indro. 

"Iya cuma cerita saja," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Ya sudahlah ngobrolnya, aku ke dalam untuk nonton Tv!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino, ya mengambil buku di meja dan di baca dengan baik. Indro pun ke sudah di ruang tengah dan menyetel Tv, ya di pilihlah chenel yang menarik acara. 

"Ini saja, berita saja!" kata Indro. 

Indro pun asik nonton berita. Kasino tetap asik baca buku di halaman belakang. Sedang Dono sedang di sebuah kafe bersama Rara, ya sekedar ngobrol saja yang ini dan itu. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK