CAMPUR ADUK

Sunday, December 13, 2020

TASYA

Heru sedang nonton Tv di ruang tengah. Reni teman baik ya Heru, ya sedang berada di kampus. Reni di kampus mencari Heru, ternyata Heru tidak ada. 

"Heru kemana biasanya sudah ada di kampus jam segini. Sebentar lagi waktunya kuliah di mulai!" kata Reni. 

Reni pun memutuskan untuk menelepon Heru. Heru yang asik nonton Tv, ya mendengar suara Hp berbunyi yang di taruh di meja. Heru mengambil Hp-nya di meja dan melihat siapa yang menghubunginya?.

"Reni," kata Heru. 

Heru pun menekan tombol di layar Hp, ya terlihat wajahnya Reni dan berkata "Heru, apa tidak kuliah?" 

"Astaga ada jam kuliah toh. Aku lupa!" kata Heru. 

"Cepat ke kampus!" kata Reni. 

"Iya," kata Heru. 

Heru mematikan hubungan telepon tersebut yang vidio call gitu. Heru mengambil remot di meja dan mematikan Tv, ya remot di taruh di meja. Heru pun ke kamar untuk berganti pakaian dan juga membawa tas ranselnya keluar dari kamarnya. Lalu ke luar rumah dan naik motornya dan di kendarai dengan baik menuju kampus. 

Sampai di kampus, ya tepat waktu. Heru pun masuk ruang kelas dan duduk di sebelah Reni. 

"Kebiasaan!" kata Reni. 

"Maaf deh!" kata Heru. 

Dosen masuk kelas, ya memberikan ilmunya. Semua mahasiswa/ i, ya menerima dengan baik ilmu yang di berikan Dosen. 

***

Pendidikan berjalan dengan baik. Seperti biasa Heru dan Reni, ya ngobrol di kantin kampus. Yoga melihat Heru dan Reni di kantin kampus. Ya Yoga duduk di sampingnya Reni. 

"Reni," kata Yoga. 

"Apa?" kata Heru. 

"Kebiasaan Yoga," kata Heru. 

"Hal biasa kan dengan teman!" kata Yoga. 

"Iya," kata Heru. 

"Hari ini suasana hati Reni lagi baik atau lagi kacau?" kata Yoga. 

"Lagi baik," kata Reni. 

"Lagi baik. Jadi boleh dong ngajak Reni untuk nonton film di Bioskop?!" kata Yoga. 

"Boleh," kata Reni. 

"Aku ikut juga!" kata Heru. 

"Kebiasaan Heru....ikut sana sini!" kata Yoga. 

"Heru ikut juga tidak ada masalahkan?!" kata Reni. 

"Reninya tidak masalah kok," kata Heru. 

"Iya lah seperti biasanya!" Kata Yoga. 

Ketiganya pun ke Bioskop yang berada di mall terdekat dari kampus. Di mall ketiganya bersenang-senanglah dari nonton film, belanja dan main game. Sampai waktunya, ya kembali ke rumah masing-masing. 

***

Heru di rumahnya. 

"Menyenangkan dan juga melelahkan," kata Heru. 

Heru bersantai di ruang tengah, ya sambil nonton Tv. Reni sedang di kamarnya dan sedang menulis diary hari ini yang penuh kebahagian bersama teman-temannya. Yoga  di rumahnya senang banget, ya dekat banget dengan Reni. 

***

Hubungan ketiganya berjalan baik banget sampai 4 tahun. Ketiganya pun lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana dari apa pendidikan yang di jalanan selama 4 tahun. Heru yang memendam cintanya sama Reni selama 4 tahun, ya mulailah menyatakan cintanya sama Reni. Heru pun bicara berdua dengan Reni di bawah pohon rindang di kampus. 

"Selama ini kita jadi teman baik. Aku punya perasaan dengan Reni. Jadi Reni aku cinta pada mu," kata Heru. 

"Bukan aku tidak mau menerima cinta Heru. Tapi Heru telat menyatakan cinta. Yoga telah menyatakan cinta duluan. Hubungan aku dengan Yoga telah berjalan lama, tapi terlihat baik-baik seperti biasa pertemanan saja," kata Reni. 

"Ooooo begitu. Aku telat menyatakan cinta. Ya aku terima kalau Reni menolak cinta aku. Sebagai teman baik, ya aku doakan semoga tetap bahagia bersama Yoga, ya Reni," kata Heru. 

"Iya, amin," kata Reni. 

Obrolan keduanya pun berakhir dengan baik. Heru pun melupakan Reni yang ingin jadi kan ke kasih hati. Reni dan Yoga berjalan baik hubungannya sampai menikah. Heru mulai bekerja di perusahaan yang bonafit, ya surat lantaran kerja di terima. Sungguhlah Heru dalam bekerja. Sampai suatu ketika Heru bertemu dengan Tasya di kampus, ya Heru ada urusan dengan Ridwan yang kerja di kampus, staf gitu. 

Tasya ternyata berteman baik dengan dengan Teguh dan Andri. Heru melihat hubungan Tasya dengan Andri dan Teguh, ya seperti hubungan Heru bersama Reni dan Yoga. Heru yang terkesan dengan Tasya saat bertemu karena karakter diri Tasya dan juga cantik pembawaannya. Heru memutuskan untuk mendapatkan cinta Tasya, jadi sering ke kampus. 

Ketika ada niat untuk menyatakan cinta sama Tasya, ya selalu saja Teguh dan Andri dateng mengganggu obrolan karena sebenarnya Teguh dan Andri suka sama Tasya. Heru pusing dengan ulahnya Andri dan Teguh. Tasya malah seneng karena di perhatian Andri dan Teguh yang suka sama Tasya. 

Heru melupakan sejenak urusan Tasya, jadi serius dengan kerjaan dan kerjaan. Sampai waktu yang tepat. Heru bicara dengan Tasya di kampus di bawah pohon rindah. Andri dan Teguh, ya biasa berusaha mengahalangi pernyataan cintanya Heru dengan Tasya. Karena urusan Heru serius dengan Tasya, jadi menyuruh sapam kampus untuk mengurus Andri dan Heru dengan baik. 

Heru pun berkata ke Tasya "Tasya, saat awal bertemu. Abang telah menyukai Tasya. Jadi Abang benar-benar suka dengan Tasya. Abang cinta sama Tasya. Apa Tasya mau menerima cinta Abang?!" 

"Aku suka juga sama Abang Heru," kata Tasya. 

"Jadi Tasya menerima cinta Abang?!" kata Heru. 

"Iya," kata Tasya. 

***

Heru yang belajar dari kesalahannya terhadap Reni, ya telat menyatakan cinta dan tidak mendapatkan Reni. Maka itu Heru pun segera menikahin Tasya, ya walau sebenarnya Tasya belum selesai kuliah. Tasya seneng banget lah menikah dengan Heru, ya walau belum selesai kuliah. Impian Tasya, ya menikah di usia muda. 

Pernikahan Heru dan Tasya berjalan dengan baik. Yoga dan Reni, ya di undanglah sama Heru. Andri dan Teguh, ya bersedih hati karena tidak mendapatkan Tasya.

BISA IYA BISA TIDAK

Kasino dan Indro duduk di ruang tengah sedang asik nonton Tv.

"Kasino, apa orang-orang percaya Dono bisa mendengarkan suara gaib alias Roh?" kata Indro.

"Kebanyakan manusia itu percaya dengan kenyataan hidup dari pada hal yang sifatnya misteri ini dan itu," kata Kasino.

"Jadi?" kata Indro.

"Jadi bisa iya bisa tidak. Contohnya : seorang Dokter yang bisa menyembuhkan penyakit. Kalau di kaitkan dengan hal gaib, ya tidak percaya lah. Dianggap hal gaib itu bohongan," kata Indro.

"Tapi kenapa Dokter itu percaya dengan agama yang di yakininya?" kata Indro.

"Kesombongan Dokter terjadi. Kenyataan mampu mengobati orang, ya sampai sembuh. Tapi ia mengikari hal yang gaib tersebut. Di sinilah letak kesalahan tersebut," kata Kasino.

"Kenyataannya seperti itu kan," kata Indro.

"Begitulah!" kata Kasino.

"Manusia itu selalu berbuat kebaikan dan keburukan di lihat oleh Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin, ya kan Kasino?" kata Indro.

"Yang percaya dengan hal gaib, ya percaya dirinya di awasi oleh Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin," kata Kasino yang menegaskan omongan Indro.

"Berarti banyak tidak percaya, tapi kenapa menyakini agama yang di yakininya?" kata Indro.

"Mengikuti keadaan alurnya kehidupan. Kenyataan yang di jalankan manusia itu yang di percayai, seperti biasanya," kata Kasino.

"Berarti banyak manusia yang membohongi dirinya sendiri demi kenyataan yang sebenarnya juga semu kan?!" kata Indro.

"Kenyataannya memang semulah. Harta kan tidak di bawa mati. Manusia itu gila membangun seisi dunia ini dengan kegilaan kerja, jadinya sia-sia," kata Kasino.

"Hidup di buat sederhana. Malah di buat kegilaan dengan kemegahan dunia. Hanya di pakai sejenak untuk hidup. Kalau mati harta di tinggalkan, jadi sejarahnya yang mengusahakannya," kata Indro.

"Siklus terus menerus dari generasi satu ke generasi lain," kata  Kasino.

"Jadi kesombongan harta ini dan itu, jadinya kebodohan. Orang paling bodoh yang membanggakan harta ini dan itu. Kata Roh saja, uang itu daun," kata Indro.

"Kenyataannya memang begitu kan. Uang itu daun, bagi yang sadar!" kata Kasino.

"Kegilaan manusia-manusia di muka bumi ini di lihat Tuhan, Malaikat, Setan dan Jin," kata Indro.

"Kenyataannya seperti itu bagi yang sadar dan menyakini agama dengan baik. Bagi yang tidak sadar, ya di abaikan lah agama itu. Di pakai cuma identitas di KTP saja tuh agama, ya tidak di jalankan agama itu. Yang di percayai orang-orang seperti itu adalah kenyataan hidup," kata Kasino.

"Kenyataan tetap kenyataan ternyata," kata Indro.

Keduanya pun fokus nonton Tv lagi. Sedangkan Dono sedang serius mengetik di leptopnya di kamarnya.

"Apa pendapat Kasino dengan acara Tv yang selalu berkaitan dengan hal agama-agama yang ada di Indonesia?" kata Indro.

"Ya bagus-bagus aja sih. Tujuannya untuk membimbing umatnya masing-masing, ya sesuai dengan ajaran masing-masing," kata Kasino.

"Bagus toh!" kata Indro.

Keduanya pun kembali asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. Dono tetap asik mengetik di leptopnya dengan baik.

KEMUNGKINANNYA ADA

Dono duduk di ruang tamu sedang asik nonton Youtobe, lagu-lagu gitu di Hp-nya. Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Saat iklan di Tv, ya Indro ke ruang tamu. Indro duduk sebelah Dono dan melihat Dono yang sedang asik nonton Youtobe musik, ya Tasya Rosmala. 

"Don. Nonton vidionya Tasya Rosmala, ya lagu sih," kata Indro. 

Dono menghentikan nonton Youtobe di Hp-nya dan berkata "Aku lagi ke pikiran tentang nama Tasya, jadi aku cari vidio di Youtobe dan menontonnya," kata Dono. 

"Ooooo ke pikiran toh. Atau ada kaitannya dengan nama Tasya, ya peserta Academy Pop?" kata Indro. 

"Mungkin juga. Memang sih penampilan cantik. Karena itu aku terkesan," kata Dono. 

"Berkaitan. Tapi kenapa Tasya Rosmala yang vidionya di tonton?!" kata Indro. 

"Namanya sama. Jadi aku mempelajari karakter dan kecantikannya," kata Dono. 

"Ooooo begitu toh," kata Indro. 

"Indro aku mau pendapat mu tentang sesuatu?" kata Dono. 

"Apa itu?!" kata Indro. 

"Aku suka sama cewek. Tiba-tiba aku suka sama cewek lain. Apakah tuh cewek yang aku sukai pertama itu cemburu?" kata Dono. 

"Pastinya cemburu, Don," kata Indro. 

"Cemburu toh. Kalau kedudukannya dengan artis cewek yang aku sukai dan tiba-tiba aku pindah ke artis cewek lain. Pindah mengidolakan apakah artis cewek yang pertama yang aku sukai itu cemburu?!" kata Dono. 

"Kalau itu mah susah untuk di prediksi," kata Indro

"Cuma pendapat Indro saja, ya tidak perlu yang pasti ini dan itu, kaya matematika aja!" kata Dono. 

"Pendapat aku saja. Harusnya tanya ke Rara urusan begituan. Cewek lebih sensitif tahu kalau urusan perbandingan antara cewek satu dengan cewek lain," kata Indro. 

"Cuma pendapat Indro saja. Tidak perlu bawa-bawa Rara!" kata Dono. 

"Iya deh. Kemungkinanya ada, ya bisa sih cemburu dari sisi kecenderungan saja!" kata Indro. 

"Gitu dong jawabannya. Kemungkinannya ada cemburu, karena pengalihan perhatian ke cewek lain bukan lagi ke cewek yang pertama," kata Dono. 

"Ooooo iya Don. Aku mau tanya sesuatu," kata Indro. 

"Nanya apa?" kata Dono. 

"Tentang sebuah tiori-tiori tentang manusia yang evolusi, ya awalnya manusia itu binatang?" kata Indro. 

"Ooooo itu. Dilihat dari perilaku manusia, ya menciptakan peradaban dari awal sampai sekarang. Ya ada benarnya manusia itu bisa di bilang binatang. Susah di atur!" kata Dono. 

"Kalau itu sih aku tahu, yang lain gitu?!" kata Indro. 

"Ooooo yang lain. Roh sering bicarain tentang tingkah laku manusia, ya kaya binatang. Di berikan kecerdasan lebih baik dari makluk yang lain, eeee kembali ke jalan binatang," kata Dono. 

"Ya sudahlah kalau kenyataannya seperti itu. Aku di jalan yang baik saja sesuai aturan saja!" kata Indro. 

"Sipp, Indro pinter!" kata Dono. 

"Terima kasih Don, atas pujiannya!" kata Indro. 

"Sudah ah ngobrolnya aku nonton Tv aja!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono kembali nonton vidio musik di Hp-nya, ya Youtobe. Indro, ya kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Kasino dengan acara Tv yang bagus banget. 

Saturday, December 12, 2020

POLEMIK

Pagipagi hujan turun dari langit. Kasino ingin merawat tanaman di halaman belakang, ya tidak jadi karena. Dengan sabar Kasino menunggu hujan berhenti. Keadaan memang jadi dingin. Kasino pun bersin-bersin. 

"Udara dingin membuatku bersin-bersin," kata Kasino. 

Kasino pun membuat kopi di dapur untuk menghangatkan tubuhnya agar flu ringan pun berhenti. Kopi pun jadi dan segera di minum Kasino. 

"Enak kopi ini dan hangat terasa di tubuh ini," kata Kasino. 

Kasino pun membawa gelas kopi ke ruang tamu. Dono sedang asik mengetik di leptopnya di kamarnya. Indro nonton Tv di ruang tengah. Kasino di ruang tamu, ya terus menikmati minum kopinya dengan baik agar sembuh cepat dari flu ringan. Saat iklan di Tv, ya Indro pindah duduknya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Kasino. 

"Aku kayanya sembuh dari flu ringan," kata Kasino. 

Kasino menaruh gelas kopi di meja. 

"Kasino flu ya?!" kata Indro. 

"Iya, karena udara dingin saja....jadinya aku flu. Aku minum kopi. Tujuanya menghangatkan tubuh ku dan menyembuhkan flu aku saja!" kata Kasino. 

"Ternyata Kasino sembuh juga dari flu atau di sebut Covid - 19," kata Indro. 

"Covid - 19 aja di kaitkan. Cuma flu biasa aja!" kata Kasino. 

"Berita dan juga program kerjanya Pemerintahan dengan menetapkan peraturan harus ini dan itu, ya rakyat harus mengikuti. Yang dapet anggaran Pemerintahan, ya rumah sakit. Orang yang kerja di rumah sakit, ya kaya-kaya deh!" kata Indro. 

"Rencana orang-orang Kesehatan untuk mencari untung dari penyakit dan akhirnya kaya deh mereka semuanya," kata Kasino. 

"Semua ini karena awalnya rumah sakit di bangun. Tempat pendidikan di Kesehatan di bangun maksudnya Universitas. Ketika lulus dari pendidikan, ya kerja di rumah sakit. Agar tidak ada banyak pengangguran di bidang Kesehatan, jadinya rencana program Kesehatan di jalankan dan sekaligus untuk mendongkrak ekonomi lewat bidang Kesehatan. Barang-barang kesehatan, ya laku dari obat-obatan sampai masker lah," kata Indro yang panjang lebar. 

"Kalau kenyataan seperti itu mau apa lagi?!" kata Kasino. 

"Sampai-sampai kematian di kaitkan dengan Covid - 19 pun, ya jadi polemik tempat kuburannya," kata Indro. 

"Kalau tempat kuburan penuh, ya kuburin aja di rumahnya. Sama aja kan. Lagian itu lebih baik!" kata Kasino. 

"Iya juga ya Kasino. Kaya di halaman belakang ada tempat yang kosong gitu. Jadi di kuburin di halaman belakang. Rumah di bangun kan jadi sejarah gitu yang membangun," kata Indro. 

"Sepele di bikin rumit. Kaya sampah plastik saja. Kalau tidak di bangun pabrik pembuat plastik maka tidak ada masalah sampah plastik. Semua ini dasarnya membangun ekonomi jadinya tetap polemik ini dan itu yang di bangun manusia," kata Kasino. 

"Manusia yang membuat manusia yang bertanggungjawab segalanya. Dasar awalnya toh penyebab kehancuran ini semuanya. Ironis hidup di dunia ini," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Dulu banyak gunung batu. Sekarang gunung batu datar semuanya karena manusia mengambil batunya demi membangun rumah. Ekonomi berjalan sesuai rencana manusia, ya keuntungan dan keuntungan," kata Kasino. 

"Dari keuntungan bangun ini dan itu, ya uangnya di bangun tempat-tempat ibadah sama masyarakat tanda syukur aja pada Tuhan. Tapi tetap saja polemik di dalam tempat ibadah yang ini dan itu," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu kan. Namanya manusia dari bodoh jadi pinter dan akhirnya jadi bodoh lagi," kata Kasino. 

"Evolusi manusia dari dulu sampai sekarang tidak berubah, ya tetap sesuai dengan tiori ini dan itu bahwa manusia itu binatang," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu," kata Kasino. 

Kasino mengambil gelas kopi di meja dan meminumnya. 

"Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv lagi!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino, yang sambil menaruh gelas kopi di meja. 

Kasino main game di Hp-nya. Indro sudah di ruang tengah dan kembali asik nonton Tv. Dono tetap serius dengan kerjaannya mengetik di leptopnya di kamarnya. 

Friday, December 11, 2020

BINATANG

Indro sedang baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman awal peradaban manusia, zaman purba," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel zaman purba dengan baik. 

"Primitif," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel tersebut. Kasino membuat kopi di dapur dan kopi pun jadi buat. Kasino membawa gelas kopi ke ruang tengah dan duduk di sebelah Indro. 

Kasino meminum kopinya dan juga berkata "Enak kopi ini." 

Gelas kopi di taruh di meja. 

"Indro sedang baca apa? Serius banget!" kata Kasino. 

Indro berhenti baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman purba," kata Indro. 

"Binatang toh, atau bisa di bilang monster!" kata Kasino. 

"Kok di bilang binatang atau monster?!" kata Indro. 

"Manusia berevolusi dari binatang, ya buruk rupa kaya monster tingkah lakunya. Ada juga tiori-tiori banyak menjelaskan dan juga filmnya juga banyak gitu!" kata Kasino. 

"Ooooo iya aku inget. Ya binatang lah manusia itu, tapi jangan di bilang monster lah.....serem banget!" kata Indro. 

"Kalau manusia di katakan monyet atau anjing, walau di plesetin tuh perkataan. Kenapa harus marah, kenyataannya binatang?!" kata Kasino. 

"Oooooo iya kenapa harus marah kan?! Kenyataannya ada tiori jelas dan film yang menjelaskan peradaban zaman purba, ya manusia itu binatang," kata Indro. 

"Manusia di zaman sekarang di didik agar membuang prilaku yang buruknya itu yang susah di atur seperti binatang," kata Kasino. 

"Memang ia sih. Jika tidak didik dengan baik, ya manusia jadi bintang seperti zaman purba. Contohnya : orang gila yang mengkais-kais makanan sisa di tempat sampah gitu, ya sama jadi binatang," kata Indro. 

"Tepat sekali omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Zaman purba, ya manusia itu makan daging mentah sebelum menemukan api. Tidak ada memasak apa pun, ya masakan ini dan itu?!" kata Kasino. 

"Memang iya. Maka itu manusia di beri pilihan zaman sekarang. Satu, ya jadi manusia yang di hargai manusia lain. Yang ke dua tetap jadi binatang," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku milih menjadi manusia di hargai manusia lain," kata Indro. 

"Pilihan yang tepat. Tapi ingat harus ikut aturan yang ada di masyarakat. Kalau melanggar, ya seperti contohnya : perkawinan di luar nikah, ya jadi perkara ini dan itu....maka akan di bilang binatang. Terserah mau di hina apa mereka itu?!" kata Kasino. 

"Iya juga. Didik agar menjalankan nilai kebaikan ini dan itu, eee malah banyak yang jadi binatang lagi kaya zaman purba. Ironis hidup di dunia ini," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah hidup ini," kata Kasino. 

Kasino mengambil remot di meja dan di hidupkan Tv dan di pilih chenel yang bagus gitu film zaman purba yang ada dinosaurusnya. Indro menaruh Hp-nya di meja dan mengambil gelas teh di meja, ya segera di minumnya dengan baik. Kasino juga mengambil gelas kopi dan meminum kopinya. 

Setelah itu Kasino dan Indro menaruh gelas minuman masing-masing di meja dan asik menonton Tv. Dono, ya sedang mengetik di leptopnya di dalam kamarnya. 

REALITA CINTA

Indro di ruang tengah bersama Kasino, ya nonton Tv. 

"Acara berita tentang seputar artis yang prahara ini dan itu, ya tetap saja ceritanya muter-muter," kata Indro. 

"Memang iya sih. Tetap muter-muter," kata Kasino. 

"Oiya Kasino. Ekonomi itu jadi seperti ini karena Negeri ini di bangun kan?!" kata Indro. 

"Memang karena Negeri ini di bangun. Dulu sebelum pabrik dan mall ada, ya kebanyakan hidup manusia jadi petani. Hidup tenang banget. Setelah pabrik dan mall di bangun, ya manusia jadi lebih gila karena ekonomi ini dan itu yang menuntutnya" kata Kasino. 

"Kenyataannya memang seperti itu. Kalau pabrik dan mall di hancurkan, ya ekonomi hancur berantakan banget," kata Indro. 

"Kalau Negeri di hancurkan dengan peperangan, ya ekonomi hancur lebur," kata Kasino. 

"Jadi peradaban di bangun lagi dari puing-puing kehancuran, ya susah juga!" kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Kasino. 

"Kadang harapan yang aku inginkan sih. Sepi seperti dulu. Ya tenang banget," kata Indro. 

"Mana mungkin hal itu terjadi!" kata Kasino. 

"Ya, mana mungkin! Manusia itu terus beranak pinak dan terus punya harapan punya ini dan itu. Jadi rame dan jadi bising dengan suara motor dan mobil, kaca contohnya jalan di depan rumah. Dulu sepi jalan depan rumah, ya sekarang.....rame banget. Manusia membeli motor dan mobil di hitung dari kelipatan manusia yang hidup. Berisik dan juga rame banget," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu. Kalau terjadi gempa bumi, tsunami, tornado dan juga gunung meletus. Bencana alam yang aku sebutkan itu, ya menghancurkan segalanya termasuk ekonomi. Jadi mulai lagi peradaban di bangun lagi!" kata Kasino. 

"Sepi dan meratap gitu!" kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Sedangkan Dono sedang menghadiri acara pernikahan, ya bersama Rara. Acara pernikahan berjalan dengan baik, walau masih keadaan pandemi Covid - 19. Karena acara pernikahan di buat sederhana mungkin. 

"Kasino, Dono menghadiri acara pernikahan temannya ya?!" kata Indro. 

"Iya. Dono menghadiri acara temannya, bersama Rara," kata Kasino. 

"Kisah cinta Dono dan Rara terus berlanjut dengan baik dong!" kata Indro. 

"Ya iya lah," kata Kasino. 

"Aku juga inginnya menghadiri pernikahan bersama Saskia," kata Indro. 

"Tadi di ajak tidak mau!" kata Kasino. 

"Masih....Covid - 19 sih. Jadi males, rame-ramenya!" kata Indro. 

"Semua karena Covid - 19, entah sampai kapan selesai nya? Momoknya bikin pusing. Padahal sudah ada vaksin tetap saja!" kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 
  
Keduanya pun fokus kembali nonton Tv. Dono dan Rara, ya masih di acara pernikahan gitu. 

MAIN JADI JAHAT

Dono dan Kasino, ya di ruang tamu. Dono sedang asik main game di Hp-nya dan Kasino, ya sedang baca bukunya. Indro di ruang tengah sedang nonton Tv, ya film gitu. 

"Film ini bagus banget. Perangnya luar biasa. Penjahatnya menghancurkan polisi dan militer juga. Sampai-sampai presiden pun jadi sasaran juga," kata Indro. 

Saat iklan di Tv Indro pun pindah duduknya ke ruang tamu. 

"Hidup seperti ini lagi ya?!" kata Indro. 

"Memang kenyataan hidup seperti ini apa adanya!" kata Dono, ya berhenti main game di Hp-nya. 

"Kalau ingin berubah, ya di bangun atau di hancurkan saja apa yang ada!" kata Kasino, ya berhenti baca bukunya. 

"Kalau kita bermain jadi jahat, ya apa yang Dono dan Kasino lakukan?!" kata Indro. 

"Permainan toh. Jadi penjahat kaya di film-film," kata Kasino. 

"Kan kaya sudah pernah, Indro!" kata Dono. 

"Ya di ulang lagi. Kaya di film-film gitu!" kata Indro. 

"Baiklah aku sepakatin permainannya," kata Dono. 

"Idem," kata Kasino. 

"Kalau aku, jadi jahat. Aku ingin menghancurkan mobil dan motor yang di punyai orang kaya yang sombong, ya begitu juga rumahnya. Karena orang kaya itu banyak uang ya, jadi pastinya akan beli motor dan mobil lagi yang baru dan juga bangun rumah yang baru juga. Uang ya orang kaya tidak mengendap di bank, ya ekonomi berlangsung dengan baik," kata Indro. 

"Ya jadinya jahat sih, tapi ada kebaikannya baik tujuannya uang orang kaya yang di endapkan di bank, ya di gunakan untuk beli barang-barang baru," kata Dono. 

"Kejahatan itu sih nanggun itu. Harusnya lebih jahat lagi kaya di film-film. Aku jadi jahat, ya membobol banklah dan menyandera orang-orang di bank," kata Kasino. 

"Kasino itu memang kejahatan yang sering di film. Nanti keluar deh pahlawan super yang inilah itulah yang memberantas kejahatan," kata Indro. 

"Kejahatan itu masih nanggung. Kalau aku jadi jahat aku menembakkan roket yang di arahkan ke gedung DPR, kantor polisi dan markas militer, ya tentara gitu. Jadi beritanya jadi heboh banget, Teroris....Teroris......Teroris," kata Dono. 

"Jahat Dono memang tidak nanggung sih. Perang yang sebenarnya. Dari pada banyak berita tentang Teroris, ya sekedar gitu-gitu saja!" kata Indro. 

"Kenyataan memang ada beritanya seperti itu saja!" kata Kasino. 

"Ya sudahlah pemain jadi jahatnya seperti itu aja. Tidak mungkin di laksanakan, ya cuma obrolan," kata Indro. 

"Ini cuma permainan saja!" kata Dono. 

"Seperti biasanya kan. Dampaknya pun, ya tidak ada," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku nonton Tv ah!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan. 

Dono, ya main game di Hp-nya lagi. Kasino, ya baca buku lah. Indro sudah ruang tengah, ya nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. 

"Game ini yang di main kan, ya perang-perangan," celoteh Dono. 

Dono terus main gamenya. 

"Buku yang aku baca ini sejarah kemerdekaan ini dan itu. Ya perang-perangan," celoteh Kasino. 

Kasino terus baca bukunya. 

"Filmnya bagus banget. Kehancuran benar-benar terjadi," kata Indro. 

Indro terus asik nonton film yang di tontonnya. 

KISAH CINTA

Dono berhenti di mengetik di leptopnya.

"Dunia serasa tenang telah bertemu dengan yang di cintai," kata Dono.

Roh muncul dari sebelah kanan dan berkata "Dari zaman dulu sampai sekarang. Kisah cinta Adam dan Hawa masih terus berlangsung."

Dono mendengarkan omongan Roh dengan baik.

"Aku paham," kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya dengan baik untuk melanjutkan cerita yang di buat. Kasino dengan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah.

"Kehidupan masih seperti biasanya. Covid - 19 dan Covid - 19," kata Indro.

"Memang masih menanggulangi wabah. Flu ini dan itu," kata Kasino.

"Padahal sudah ada vaksinnya tetap saja, masih tidak berubah juga. Jadi kehidupan ini jadi serba kebingungan saja," kata Indro.

"Zaman kebingungan. Semua berubah gara-gara penyakit ini dan itu," kata Kasino.

"Pada takut mati semuanya," kata Indro.

"Kata-kata di bidang Kesehatan itulah yang selalu di ingat masyarakat "Mencegah lebih baik dari pada mengobati".....," kata Kasino.

"Hidup mau di bawa kemana arahnya untuk penyelesaiannya," kata Indro.

"Ya ikutin aja permainan yang di jalankan Pemerintahan sekarang. Semua dasarnya pilihan rakyat. Terimalah kebijakan yang di ambil pemimpin sekarang dalam menjalankan tugasnya, ya menanggulangi masalah ini dan itu," kata Kasino.

"Rakyat....pada akhirnya menerima kebijakan ini dan itu," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetik di leptopnya.

"Heru menyukai Reni teman kuliah. Hubungan keduanya seperti biasa sebagai teman biasa saja. Perasaan Heru di pendam selama 4 tahun tujuannya untuk menyelesaikan kuliahnya. Sarjan pun di dapatkan dengan baik. Heru  ingin menyatakan cintanya pada Reni. Semua menjadi telat segalanya. Reni telah menerima cinta Yoga. Heru putus asa. Heru melupakan Reni untuk selamanya, sampai bertemu dengan Tasya. Gadis cantik yang masih kuliah. Heru sudah bekerja. Pelajaran masa lalu jadi guru terbaik Heru. Jadi Heru pun berusaha mendapatkan cinta Tasya. Ada penghalangannya dari  temannya Tasya yang menyukainya, ya Teguh dan Andri. Heru membuktikan cinta pada Tasya yang benar-benar tulus mencintainya. Tasya pun menerima Heru dengan baik. Tasya belum lulus kuliah, belum jadi sarjana. Heru segera meminang Tasya. Hidup bahagia Heru dan Tasya dengan cinta yang penuh dengan penuh kepastian. Ok. Cerita seperti itu saja!" kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya kembali, ya cerita yang ia omongkannya dengan baik. 

"Drama cinta itu bagus ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Berbagai negara punya kisah cinta yang menarik dan juga terkenal, ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Indro.

"Cinta itu memang menarik!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kedua pun kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono pun menyelesaikan mengetiknya, ya di simpan dengan baik hasil ketikannya. Dono mulai membuka jaringan internet untuk nonton Youtobe dan mencari vidio yang menarik.

"Semuanya seperti biasanya. Yang baru, lanjutan cerita," kata Dono.

Dono pun memutuskan tidak jadi nonton Youtobe, jadi main game di leptopnya.

NAKAL

Indro bertemu dengan teman lama di jalan, jadi ngobrol di pinggir jalan. Keduanya bercerita banyak hal tentang masa sekarang, ya ngobrol asik. Sampai ada kejadian di seberang jalan, ya masalah tentang kelakuan orang kaya sombong. Indro melihat kejadian itu jadi geleng-geleng kepala. 

"Dunia banyak orang kaya sombong dengan kekayaannya, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Memang iya sih. Kalau ketemu orang kaya sombong seperti itu aku libas," kata Nanu. 

"Jangan-jangan kerjaan masa lalu di jalanin, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Gara-gara kejadian di seberang jalan sih. Jadi obrolan mengarah untuk membuka rahasia!" kata Nanu. 

"Ya enggak juga sekedar obrolan saja," kata Indro. 

"Sebenarnya aku masih. Biasalah balas perbuatan orang kaya sombong ngeremehkan orang miskin. Jadi aku curi mobilnya dan aku oper sama teman ku tuh mobil. Ya teman ku membuang tuh mobil ke hutan. Yang punya mobil jadi gila karena mobilnya hilang," kata Nanu. 

"Kadang bagus juga memberi pelajaran pada orang kaya sombong," kata Indro. 

"Tetap saja kejahatan yang aku lakukan," kata Nanu. 

"Aku tahulah. Tetap kejahatan itu mah. Nakal itu mah. Semua itu kaya di film-film saja, kan Nanu!" kata Indro. 

"Iya sih. Ooooo....iya Indro aku masih ada kerjaan jadi obrolan lain waktu lanjutkan," kata Nanu. 

"Iya," kata Indro. 

Indro tetap duduk di pinggir jalan sambil melihat Nanu pergi membawa motornya menuju tujuannya. 

"Nanu dengan teman-temannya kalau nakal kelewatan ngerjain tuh orang sombong. Sampai kejadian mobil polisi di curi juga dan tuh mobil di buang di jurang," kata Indro. 

Indro meninggalkan tempat tersebut  dengan motornya menuju rumah. Sampai di rumah. Indro langsung ke halaman belakang. Di halaman belakang ada Kasino yang sedang bersantai sambil minum kopi. Indro duduk sambil mengambil bakwan goreng dan memakannya.

"Enak gorengan ini," kata Indro. 

Kasino menaruh gelas kopi di meja. 

 "Hari aku bertemu Nanu, Kasino," kata Indro. 

"Nanu toh, apa kabarnya?!" kata Kasino. 

"Baik sih. Cuma kelakuan....nakalnya masih toh," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Kenakan Nanu kaya di film-" film yang mencuri mobil toh!" kata Kasino. 

"Aku tidak habis pikir. Preman pun di rekrut jadi temannya Nanu untuk melancarkan kenakalannya," kata Indro. 

"Aku sih tidak mau ikut campur urusan ku dengan Nanu. Takut kena getahnya," kata Kasino. 

"Aku mengerti itu. Cuma cerita saja!" kata Indro. 

"Iya cuma cerita saja," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Ya sudahlah ngobrolnya, aku ke dalam untuk nonton Tv!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino, ya mengambil buku di meja dan di baca dengan baik. Indro pun ke sudah di ruang tengah dan menyetel Tv, ya di pilihlah chenel yang menarik acara. 

"Ini saja, berita saja!" kata Indro. 

Indro pun asik nonton berita. Kasino tetap asik baca buku di halaman belakang. Sedang Dono sedang di sebuah kafe bersama Rara, ya sekedar ngobrol saja yang ini dan itu. 

Thursday, December 10, 2020

DAUN

Dono sedang duduk di ruang makan sambil menjejerkan uang di meja. Indro pun selesai nonton Tv, ya ke ruang makan dan melihat ulah Dono sedang menjejerkan uang di meja. Indro duduk dan berkata "Don, kenapa menjejerkan uang di meja?!" 

"Uang yang aku jejerkan di meja ini, kata Roh, 'Daun'....," kata Dono. 

"Daun....ini uang," kata Indro sambil mengambil uang di meja. 

"Iya, kata Roh ini uang daun semuanya," kata Dono. 

"Kalau di pikirkan dengan baik, ya ada benernya sih uang ini daun," kata Indro menaruh uang di meja. 

"Uang ini lah sebab kehancuran di muka bumi ini," kata Dono. 

"Ya bener itu Don. Karena gara uang ini saja, ya terjadi pencurian, perampokan sampai pembunuhan," kata Indro. 

"Manusia harus kerja keras demi menghasilkan uang. Kadang kematian pun terjadi di tempat kerja. Jadi hidup jadi sia-sia karena kerja keras untuk menghasilkan uang," kata Dono. 

"Segala hal di bangun di dunia ini, ya pada akhirnya menghasilkan uang. Cuma gitu terus sampai manusia bisa kaya raya," kata Indro. 

"Rumah kaya istana saja, kata Roh....kaya makamnya firaun," kata Dono. 

"Kalau di pikirkan dengan baik, ya iyalah. Rumah kaya istana kaya makamnya firaun. Manusia mati, yang tertinggal jadi sejarah peninggalan yang dibuatnya untuk generasi  ke generasi berikutnya," kata Indro. 

"Cuma sebatas ini saja hidup," kata Dono. 

"Memang hidup sebatas ini saja. Mau apalagi!" kata Indro. 

"Aku sodakohkan saja uang ini, tapi tidak semuanya karena untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari demi hidup," kata Dono. 

"Seperti biasa, kalau begitu aku ke halaman belakang ah!" kata Indro. 

Indro beranjak dari duduk ruang makan, ya ke halaman belakang....ada Kasino yang santai gitu sambil minum teh. Dono, ya sudah memasukkan uang  ke dompet yang di jejer di meja. 

"Daun benar daun kalau di pikir kan dengan baik," kata Dono. 

Dono ke kamar, ya menaruh dompet di kasur dan segera ke mengetik di leptopnya untuk membuat cerita yang ia inginkan. Indro duduk bersama Kasino di halaman belakang. 

"Hidup manusia tetap sama, ya sesuai rencana masing-masing dengan tujuan masing," kata Indro. 

Kasino menaruh cangkir teh di meja. 

"Kenyataan memang begitu. Hidup seperti ini adanya. Yang kaya terus berusaha kaya, ya mempertahankan kekayaannya. Sedangkan yang miskin terus berusaha menjadi kaya agar tidak jadi miskin," kata Kasino. 

"Tetap yang di kejar adalah uang dan uang," kata Indro. 

"Memang uang yang di kejar manusia. Dengan uang bisa membeli apa pun?!" kata Kasino. 

"Uang itu kata Dono, ya daun sih. Sebenarnya yang memberitahu tentang uang.....itu daun adalah Roh," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Kalau di pikir dengan baik,  ya uang itu daun sih. Agar manusia tidak lupa daratan tentang uang tersebut. Perkara-perkara di antara manusia itu tentang uang kebanyakan sia-sianya," kata Kasino. 

"Ya sudahlah, aku main game saja!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino pun mengambil buku di meja dan segera di baca. Indro telah asik main game di Hp-nya. Dono, ya tetap mengetik di leptopnya dengan baik di dalam kamarnya. 

LINTING ROKOK TEH

Indro di ruang tamu sedang melinting rokok. Lalu linting rokok di bakar pake korek api dan di isaplah linting rokok tersebut. 

"Linting rokok rasa teh," kata Indro. 

Kasino ke ruang tamu dan kaget melihat Indro yang merokok. Kasino duduk dan berkata "Indro sekarang kamu merokok!" 

"Keren aku merokok," kata Indro. 

"Keren juga enggak, ya biasa aja sih. Tapi rokok bisa kecanduan gitu!" kata Kasino. 

"Kalau rokok yang kecanduan itu linting rokok tembakau dan linting rokok ganja," kata Indro. 

"Jadi linting rokok yang di isap Indro, ya linting rokok apa?" kata Kasino. 

"Ini teh Kasino, mana mungkin kecanduan. Aku cuma iseng saja. Ya karena ada berita tentang rokok yang ini dan itu!" kata Indro.

"Linting rokok teh toh. Cuma iseng saja. Kelakuan anak kecil seperti biasanya!" kata Kasino. 

"Ya iyalah kelakuan anak kecil. Nakal gitu!" kata Indro. 

"Boleh aku coba linting rokok teh itu!" kata Kasino. 

"Boleh. Nie!" kata Indro memberikan linting rokoknya. 

Kasino mengambil linting rokok di tangan Indro dan segera di isapnya. 

"Linting rokok ini, ya rasa teh sih. Kemungkinan sih tidak kecanduan," kata Kasino. 

"Mana mungkin kecanduan. Cuma iseng saja Kasino!" kata Indro. 

"Nie linting rokoknya!" kata Kasino sambil memberikan linting rokoknya ke Indro. 

Indro mengambil linting rokok dan segera di isapnya. 

"Eeee rasa teh," kata Indro. 

"Kalau daun kopi di buat rokok. Pasti rasanya kopi, ya kan.....Indro!" kata Kasino. 

"Iyalah," kata Indro. 

"Jadi kecanduan apa enggak?!" kata Kasino. 

"Kayanya sih enggak sih!" kata Indro. 

"Ooooo begitu," kata Kasino. 

***

Dono berhenti mengetik di leptopnya. 

"Cerita isengnya Indro dan Kasino yang menghisap linting rokok teh, ya cuma cerita bohongan lah. Yang aslinya sedang asik nonton Tv di ruang tengah seperti biasanya," kata Dono. 

Dono pun lebih baik menyimpan hasil ketikannya di leptopnya dan mematikan leptopnya. Dono keluar dari kamar dan duduk di ruang tengah untuk menonton Tv bersama Kasino dan Indro sedang asik nonton film horor. 

"Film tentang boneka horor itu menarik, ya Kasino, Dono?!" kata Indro. 

"Memang sih menarik film boneka horor yang membuat teror," kata Kasino. 

"Memang aku akui bagus sih film boneka horor," kata Dono. 

"Tapi kenapa harus boneka ceritanya?!" kata Indro. 

"Karena eeeee karena memang di angkat ceritanya tentang boneka, ya di buat cerita horor yang mencekam banget gitu!" kata Dono. 

"Ooooo begitu!" kata Indro. 

"Indro iseng aja ngomong seperti itu," kata Kasino. 

"Cuma obrolan kan!" kata Indro. 

"Ya," kata Kasino. 

"Ya," kata Indro. 

"Kaya judul cerita lebih baik linting rokok teh," kata Dono yang memikirkan cerita yang di buatnya. 

Kasino dan Indro mendengarkan omongan Dono 'Linting rokok teh'. 

"Cerita yang iseng aja kan Don?!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

"Emmm," kata Kasino. 

Ketiganya fokus nonton Tv, ya film horor yang mencekam banget gitu.

Wednesday, December 9, 2020

DI ULANG-ULANG

Dono sedang santai di ruang tamu sambil minum teh. 

"Teh ini enak," kata Dono. 

Indro yang selesai urusan kerjaannya, ya ke ruang tamu. Duduk di ruang tamu sambil menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minum. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Dono menaruh cangkir teh di meja begitu juga Indro. 

"Don hari ini tetap seperti biasanya, ya?!" kata Indro. 

"Biasa apanya?!" kata Dono. 

"Manusia tetap sibuk dengan tujuannya masing-masing!" kata Indro. 

"Rencana manusia untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan yang di harapkan dengan baik. Contohnya : jadi juara yang terbaik di bidang yang di gelutin ini dan itu," kata Dono. 

"Maksudku itu!" kata Indro. 

"Hidup dari dulu tidak pernah berubah, ya seperti itu saja di ulang-ulang dari satu generasi ke generasi selanjutnya demi mengisi dunia ini, ya kata Roh yang selalu bilang pada ku!" kata Dono. 

"Di ulang-ulang toh," kata Indro. 

Indro mengambil cangkir tehnya di meja dan di minumnya. 

"Enak," kata Indro. 

Indro pun menaruh cangkir teh di meja. 

"Banyak orang ingin di nilai, ya seberapa dia kaya, pinter, dan baiknya!" kata Indro. 

"Kalau data di kumpulkan dari masyarakat yang ini dan itu, ya bener sih omongan Indro!" kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Jadi bener toh. Aku dapetnya dari orang kaya sekitar sini, ya inginnya tuh orang di nilai kaya hartanya seperti mobil, motor dan seisi rumahnya," kata Indro. 

"Kerjaan manusia yang kaya seperti itu semua. Kalau orang kaya sadar, ia berkata seperti ini "Aku lebih baik hidup sederhana saja!"....," kata Dono. 

"Orang yang kaya yang sadar itu selalu berkata sederhana saja. Jadi bijak itu mah!" kata Indro. 

"Orang bijak seperti tuh banyaklah. Dekatnya pada kebaikan. Sering nolong orang dengan sembunyi-sembunyi sampai terang-terangan. Tapi tidak ingin sanjungan apa pun? Cuma terpanggil saja untuk menolong karena harta banyak, ya di bagikan pada orang miskin!" kata Dono. 

"Orang dermawan toh!" kata Indro. 

"Iya dermawan. Contohnya, ya bisa di lihat di Tv kan!" kata Dono. 

"Ada Don. Banyak Don!" kata Indro. 

"Hartanya berkurang apa enggak?!" kata Dono. 

"Enggak Don. Malah bertambah gitu. Contohnya : Pak Joko Widodo yang bagi-bagiin sodakoh kan. Maka itu rezekinya di tambah dengan keberhasilan anak-anaknya," kata Indro. 

"Contoh yang tepat banget," kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Sudah ah ngobrolnya lebih main game di Hp aja!" kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

Indro pun pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Dengan remot Indro memilih chenel yang paling bagus acaranya. Dono, ya asik main game di Hp-nya. Kasino, ya sibuk di tempat kerjaan gitu

TANAH

Indro dan Kasino duduk di halaman belakang untuk menikmati pagi yang cerah. 

"Tanah," kata Indro. 

"Ada apa dengan tanah?" kata Kasino. 

"Nabi Adam itu terbuat dari Tanah, ya Kasino," kata Indro. 

"Memang terbuat dari Tanah, ya berdasarkan ceritanya sih," kata Kasino. 

"Kalau kita mati, ya kita kembali jadi Tanah," kata Indro. 

"Ya memang sih kita kembali jadi Tanah," kata Kasino. 

"Jadi bener," kata Indro. 

Indro pun mengambil cangkir yang berisi teh, ya segera di minumnya.

"Emmmm enak," kata Indro. 

Kasino pun mengambil cangkir berisi di teh dan meminumnya. 

"Enak teh ini," kata Kasino. 

Kasino dan Indro menaruh cangkir teh di meja. 

"Kayu....itu leburnya jadi Tanah kan, Kasino?!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

"Tembok rumah itu, Tanah kan?!" kata Indro. 

"Iya Tanah, tembok rumah sampai genteng," kata Kasino. 

"Mobil dan motor, ya Tanah kan?!" kata Indro. 

"Entar dulu. Kalau mobil dan motor itu terbuat dari logam unsurnya. Memang sih di ambil dari perut bumi sih. Di pikir dengan baik, ya Tanah lah," kata Kasino. 

"Segala hal terbuat dari Tanah. Hidup dengan kemegahan dunia ini ternyata terbuat dari tanah. Kalau mati, ya kembali menjadi tanah. Hidup ini sekedar saja ternyata," kata Indro. 

"Memang sekedar saja hidup," kata Kasino. 

Kasino dan Indro pun mengambil cangkir teh di meja, ya segera di minumnya. Roh pun mendengarkan omongan Kasino dan Indro. 

"Dua pemuda yang paham tentang awal dan akhirnya hidup," kata Roh. 

Kasino dan Indro yang memang tidak bisa mendengarkan apa omongan Roh, karena tidak punya ilmunya. Kasino dan Indro pun menaruh cangkir teh di meja. 

"Atas izin Allah SWT, kita hidup kan....Kasino?!" kata Indro. 

"Iya, kalau kita mati pun ke hendak Allah SWT," kata Kasino. 

"Jadi bener dong!" kata Indro. 

"Memang bener lah!" kata Kasino. 

"Segala hal yang kita usaha kan ini dan itu untuk hidup di muka bumi saja. Berarti banyak orang yang lupa dasarnya karena salah mengartikan hidup," kata Indro. 

"Hidup itu mudah jadi sulit karena segala hal di kuasai oleh orang yang kaya tapi tidak mengerti arti hidup. Segala hal yang di usahakan orang kaya itu, ya terbuat dari tanah tetap saja sombong," kata Kasino. 

"Semua kan karena peradaban di bentuk manusia. Yang ini dan itu untuk hidup ini dan itu. Padahal kalau sadar, ya segala hal ya sia-sia," kata Indro. 

"Peradaban yang membuat manusia lupa dasarnya," kata Kasino. 

"Sudah ngobrolnya, ya main game di Hp-ku!" kata Indro. 

"Hidup ya di nikmati saja. Walau hidup itu sejenak. Aku main game di Hp-ku juga!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya asik main game di Hp-nya. Dono yang sedang mengetik di leptopnya berhenti. 

"Perkara-perkara di antara manusia ini lebih banyak kebodohanku saja. Harta yang di kumpulan, ya hanya sekedar saja untuk menjalankan hidup saja," kata Dono. 

Dono melanjutkan mengetik di leptopnya untuk menyelesaikan cerita yang di buatnya. Kasino asik main game di Hp-nya, ya begitu juga dengan Indro. Keadaan lingkungan pun mulai beraktivitas dengan tujuan manusia yang mengejar mimpi dan harapan.

PERMAINAN SAJA!

Dono diam di depan leptopnya di ruang makan. Roh pun muncul di sebelah kanan Dono dan berkata "Apa yang kamu inginkan sudah tercapai. Tentang kebenaran masa lalu dan masa depan sudah aku jelaskan dengan baik."

"Aku mengerti hidup ini sementara. Dunia ini cuma permainan saja di masa lalu untuk mendidik anak-anak untuk masa depan sekarang dan selanjutnya. Aku merasa semu semuanya karena aku bicara dengan Roh," kata Dono.

"Seharusnya kamu tidak membuka rahasia tentang kebenaran rahasia dunia ini. Maka hidup mu punya arti," kata Roh.

"Aku yang salah. Pada akhirnya aku benar tetap sendirian di muka bumi ini," kata Dono.

"Anak muda yang berhasil membuka rahasia kebenaran dunia ini dengan ilmu kematian," kata Roh.

"Ya...," kata Dono sambil menghelakan nafasnya.

Dono pun mengetik di leptopnya membuat cerita yang di kumpulkan dari jaringan internet ini dan itu. Kasino dan Indro yang sedang asik menonton Tv di ruang tengah.

"Kasino kenapa Dono tidak menarik lagi mengumpulkan data-data Pemilu ini dan itu?" kata Indro.

"Dono itu bidangnya pemerintahan, tapi tidak kerja di pemerintahan ya swasta kerjanya. Semua pergerakan pemerintahan ini dan itu di pelajarin dengan baik. Pada akhirnya Dono menemukan titik yang paling benci di dunia ini. Permainan saja!" kata Kasino.

"Permainan saja!" kata Indro.

"Ya....memang cuma permainan saja di dunia ini. Siapa yang menang dalam permainan jadi pemimpin? Siapa yang kalah, ya mengikuti aturan dari pemenang jadi pemimpin?!" kata Kasino.

 "Kalau di pikir dengan baik, ya benarlah. Cuma permainan saja!" kata Indro.

"Swasta yang benar-benar swasta, ya hanya kerja keras dan kerja keras demi hidup. Contohnya : pedagang. Kalau orang-orang yang bekerja di menjadi pegawai negeri sampai pejabat dan pejibut, ya mengikuti aturan yang di bentuk demi kelangsungan dari program kerja yang di bentuk dengan baik. Pembangunan dan pembangunan ini dan itu," kata Kasino.

"Memang sih kenyataan sebenarnya itu sih," kata Indro.

"Semua menaruh harapan pada pemimpin untuk masa depan lebih baik, kata orang-orang yang punya mimpi ingin perubahan jadi kaya terbebas dari kemiskinan," kata Kasino.

"Aku tidak berpikir menaruh harapan seperti itu. Jadi beban saja. Harus kerja keras dan kerja keras mengubah apa yang di depanku menghasilkan sesuatu yang baik dan aku bisa hidup di muka bumi ini dengan layak," kata Indro.

"Sikap yang baik," kata Kasino.

"Jadi bagaimana dengan hasil Pemilu yang ini dan itu?!" kata Indro.

"Hasil cukup memuaskan saja. Ya sekedar pendapat saja. Menyenangkan orang lain lebih baikkan. Pujian saja!" kata Kasino.

"Menyenangkan orang lain toh. Pujian saja. Memuaskan hasilnya Pemilu ini dan itu. Walau sebenarnya ada data ini dan itu, ya masih bisa di perhitungkan dengan baik. Ok aku samain saja. Pujian saja, Bagus!" kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono masih mengetik di leptopnya, ya tiba-tiba berhenti.

"Terjadi pembunuhan di sebuah villa. Mayat yang di bunuh di kuburkan di halaman belakang. Setelah sepuluh tahun berlalu. Villa pun di isi dengan penghuni yang baru. Teror hantu pun terjadi di villa tersebut. Pemilik baru villa ketakutan sekali. Sampai akhir cerita, ya terungkaplah pembunuhnya dan di tangkap polisi. Mayat pun di kuburkan di tempat yang layak. Ok....cerita misterinya seperti itu saja dengan judul 'Villa berdarah'...," kata Dono.

Dono mengetik apa yang di omonginnya dengan baik di leptopnya. Kasino dan Indro, ya tetap asik nonton Tv yang acaranya bagus baget.

Tuesday, December 8, 2020

CERITA KEHIDUPAN

Dono duduk di halaman belakang dan melihat daun kering di pohon jatuh ke tanah karena di tiup angin yang kencang. 

"Daun kering di tanah itu berserakan banget ya. Banyak orang memanfaatkan daun kering tersebut jadi pupuk. Banyak orang juga daun kering itu....sampah saja membuat lingkungan jadi kotor karena hidup di kota kebersihan itu penting. Gara-gara daun kering saja jadi repot manusia yang ini dan itu. Zaman dulu peradaban, ya daun kering di abaikan saja!" kata Dono. 

Dono pun mengambil cangkir teh di meja dan meminumnya. Dono pun menulis cerita di buku tulisnya. 

"Emmmm enak tehnya," kata Dono. 

Dono pun menaruh cangkir teh di meja. Indro berhenti nonton Tv, ya ke halaman belakang. Indro duduk sambil menuangkan tekok yang berisi teh ke cangkir dan segera di minumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Indro pun menaruh cangkir teh di meja. 

"Don," kata Indro. 

"Apa?" kata Dono berhenti menulis di buku tulisnya. 

"Kemiskinan itu berbahaya ya?!" kata Indro. 

"Bahayanya di mana?!" kata Dono. 

"Ya data di dapatkan di masyarakat sih. Ada orang miskin bikin ulah, ya dari mencuri dan menipu gitu!" kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Yang kaya aja mencuri dan menipu. Seperti contoh di Tv. Orang-orang yang berkaitan dengan program pemerintahan, ya bidang ini dan itu di pungli gitu!" kata Dono. 

"Memang sih kenyataannya seperti itu. Kaya dan miskin, ya ternyata buruk akhlaknya," kata Indro. 

Indro pun mengambil cangkir teh di meja dan meminumnya. 

"Kadang aku menulis cerita kehidupan seseorang tentang agama Islam. Kadang agama lain, ya seperti Kristen. Apa aku ini mengangkat agama ini dan itu, ya?!" kata Dono. 

Indro, ya menaruh cangkir tehnya di meja. 

"Memang iya sih Don. Kalau cerita kehidupan di kaitkan agama Islam, ya mengangkat agama Islam. Kalau cerita kehidupan di kaitkan agama Kristen, ya mengangkat agama Kristen. Dan juga agama lainnya begitu juga. Walau ada kontradiksinya, ya di buat di sesuai data yang di dapatkan di masyarakat sekitar," kata Indro. 

"Ternyata aku menaikkan agama ini dan itu berdasarkan data ini dan itu. Hidup ini berdasarkan konsep agama yang di anut manusia yang ini dan itu," kata Dono. 

"Ada juga yang tidak menjalankan agama gitu!" kata Indro. 

"Memang ada sih. Pada akhirnya, ya mengikuti juga agama yang ini dan itu. Di yakini sih!" kata Dono. 

"Keadaan lingkungan juga yang mengubahnya mengikuti agama ini dan itu," kata Indro. 

"Lingkungan berubah karena program kerja pemerintahan ini dan itu. Ya pembangunan ini dan itu!" kata Dono. 

"Orang yang jadi pemimpin itu, ya melaksanakan program kerja pembangunan. Untuk menanggulangi masalah. Contoh yang sederhana, ya sampah saja!" kata Indro. 

"Pemimpin di pilih rakyat. Maka itu harus melaksanakan tugasnya untuk menanggulangi masalah yang ada di masyarakat yang ini dan itu yang penuh dengan komplek yang ini dan itu juga!" kata Dono. 

"Kadang kita sebagai rakyat tidak perlu lagi untuk ikut campur dengan kinerja ini dan itu, ya dampaknya sih....kalau kena dapet bantuan. Kalau tidak kena ya tidak dapet bantuan, ya berusaha lebih baik lagi!" kata Indro. 

"Pola pikir rakyat kecil yang miskin toh. Padahal aku tidak pernah berharap seperti itu. Harus kerja keras saja untuk hidup ku layak dan tidak ingin minta-minta kaya datanya aku dapetin sih. RT-nya minta sumbangan ke rakyat miskin, jadinya ironis yang jadi RT itu," kata Dono. 

"Hidup layak, masih minta-minta dengan alasan sumbangan ini dan itu. Padahal, program kerja pemerintahan telah di laksanakan untuk pembangunan lingkungan yang ini dan itu," kata Indro. 

"Nama juga manusia," kata Dono. 

"Dono. Mengumpulkan data-data Pemilu Pilkada yang ini dan itu?!" kata Indro. 

"Tidak mengumpulkan data-data ini dan itu Pemilu Pilkada. Tidak ada guna lagi. Hidup cuma gini-gini aja. Tidak ada yang menarik!" kata Dono. 

"Ooooo tidak menarik lagi toh. Dampaknya pun kecil banget, ya kadang tidak ada pengaruh apa-apa? Terserahlah. Siapa yang terpilih jadi pemimpin untuk membangun daerah ini dan itu. Tidak menarik lagi!" kata Indro yang menegaskan omongan Dono. 

Indro pun main game di Hp-nya. Dono melanjutkan menulisnya di buku tulisnya karena obrolan telah selesai. Kasino selesai urusan kerjaannya, ya keluar dari kamar dan ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino memilih chenel berita, pake remot. 

"Ooooo beritanya seputar ini dan itu toh!" kata Kasino. 

Kasino pun terus menonton Tv yang acara beritanya bagus gitu.

Monday, December 7, 2020

KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA

Kasino dan Indro sedang duduk di ruang tengah, ya asik nonton Tv. 

"Kasino, kenapa di Blog-nya Dono di tulis ya cerita kenyataan ini dan itu?" kata Indro. 

"Maunya seperti apa?" kata Kasino. 

"Kaya acara di Tv gitu!" kata Indro. 

"Acara di Tv, ya sama aja kan. Ngobrolin tentang artis ini, hari ini....tentang kehidupan tuh artis. Esok, artis itu yang di obrolin tentang kehidupannya. Pindah chanel Tv lain, ya yang dibicarakan itu lagi itu lagi. Tujuannya untuk nama artis, program acara Tv, iklan yang ini dan itu dan banyak lagi!" penjelasan Kasino. 

"Kalau di jelaskan Kasino, ya bener sih. Sama aja!" kata Indro. 

"Ooooo iya. Dono kemana?" kata Kasino. 

"Dono, katanya sih mau meninjau tempat-tempat yang ada kaitannya cerita misteri yang horor gitu," kata Indro. 

"Meninjau tempat toh untuk bahan cerita misteri toh," kata Kasino. 

"Padahal cerita kehidupan Dono, ya sudah misteri sih. Bisa bicara dengan malaikat mau, ya gaib gitu dan di tulis di Blog lagi!" kata Indro. 

"Apakah yang baca percaya apa yang di tulis Dono di Blog, ya tentang cerita kehidupannya yang misteri?" kata Dono. 

"Bisa juga percaya bisa juga tidak. Tapi kebanyakan sih manusia itu lebih percaya tentang realita kehidupan sih yang sebenarnya," kata Indro. 

"Kehidupan yang sebenarnya. Ironis dunia ini. Manusia tergila-gila ingin jadi kaya tidak ingin jadi miskin dengan alasannya ingin menikmati hidup selama mungkin di dunia ini, ya senang-senang dengan kegilaan ini dan itu. Yang kaya punya harta melimpah dan tanah di mana-mana sampai yang miskin menyingkir pun, ya tetap yang kaya tidak puas-puasnya. Rakus dan sombong," kata Kasino. 

"Kenyataan seperti itu. Ironis!!!!" kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv-nya. Dengan menggunakan motor, ya Dono sampai di sebuah tempat yang angker berdasarkan cerita orang sana sini tentang rumah tua yang angker. 

"Data sudah di kumpulkan dengan baik. Aku ke tempat selanjutnya!" kata Dono. 

Dono meninggalkan rumah tua yang angker ke tempat lain yang kata orang-orang angker gitu dengan membawa motornya dengan baik. Kasino dan Indro tetap asik nonton Tv. 

"Kasino, kalau acara Tv di bilang bagus jadi menaikin reting tuh acara Tv itu....jadi bagus. Jika sebaliknya di bilang jelek tuh acara Tv, jadi reting Tv itu jatuh banget....ya jelek lah!" kata Indro. 

"Bisa sih di sesuai dengan omongan Indro. Maka itu kita selalu bilang bagus aja kan acara Tv yang ini dan itu. Karena kasihan yang bekerja di Tv kalau acara Tv yang di omongin jelek gitu!" kata Kasino. 

"Kita kan tidak ada niat untuk mencari keuntungan ini dan itu, ya sekedar penonton yang baik!" kata Indro. 

"Seperti itulah kita sebenarnya!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv lagi. Dono menghentikan laju motornya dan melihat keadaan tempat yang kata orang-orang yang angker, ya rumah sakit sih. 

"Data sesuai setelah aku kumpulkan dengan baik. Aku pulang saja. Untuk menulis cerita di rumah!" kata Dono. 

Dono membawa motor dengan baik menuju rumah, ya meninggalkan rumah sakit yang angker kata orang-orang sih. Selang berapa saat. Dono sampai di rumah. Segera mengetik di leptopnya di kamarnya. Kasino dan Indro, ya nonton Tv tapi tuh acara Tv sudah di ganti dengan chenel Tv yang menayangkan film misteri yang horor gitu. 

"Film horor ini bagus banget!" kata Indro. 

"Iya bagus banget!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang acaranya film misteri yang horor gitu. Dono masih asik mengetik di leptopnya yang membuat cerita misteri berdasarkan data yang di kumpulkan. 

UJIAN KEMATIAN

Dono duduk di ruang tamu, ya terlihat pucat banget. Indro yang selesai memasak di dapur, ya ke ruang tamu. Indro melihat Dono yang pucat banget terlihat dari wajahnya. 

"Don, kamu sakit Don?!" kata Indro. 

"Aku di bilang sakit, bisa. Di bilang tidak, bisa," kata Dono. 

"Jadi beneran sakit Don!" kata Indro. 

"Memang sakit. Ujian kematian," kata Dono. 

"Ujian kematian. Malaikat maut menguji lagi!" kata Indro. 

"Iya. Tapi berhasil ujiannya. Efeknya ujian kematian....luar biasa membuatku menderita," kata Dono. 

"Jadi kalau gagal dalam ujian kematian berarti Dono mati!" kata Indro. 

"Iya. Ini semua salah aku sih. Semenjak Bapak ku meninggal. Aku membuka ilmu untuk mengetahui kematian dari Bapak ku. Ternyata terungkap semua rahasianya. Ya Malaikat maut ternyata. Aku di ajarkan tata cara bagaimana Bapak ku di matikan? Ternyata menyakitkan banget dan beritahu  kesalahan yang ini dan itu," kata Dono. 

"Serem banget ujian mu Dono, di matikan sama malaikat maut!" kata Indro. 

"Semua orang di uji juga sama malaikat maut dari kesalahannya sampai kematiannya," kata Dono. 

"Aku juga ya. Ternyata kalau aku pikir baik sih ada beberapa kesalahan ku ya memang merasa sih. Ya selamat sih aku. Masih hidup," kata Indro. 

"Syukur alhamdulillah, ya tata cara pemulangan Bapak ku ke pusarannya sesuai banget," kata Dono. 

"Alhamdulillah. Jadi urusan Bapaknya Dono di pulang kan ke pusaran, jadi bener!" kata Indro. 

"Iya, bener!" kata Dono yang tegas. 

"Dono pasti kuat menghadapi semua ujiannya dari malaikat maut!" kata Indro. 

"Iya. Aku masih kuat. Sekian kalinya aku di uji. Masih hidup lagi dan bicara dengan Indro," kata Dono. 

"Kalau begitu panjang umur," kata Indro. 

"Amin," kata Dono. 

"Kalau begitu aku tinggal, ya Don. Aku nonton Tv aja!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono duduk diam di ruang tamu untuk memilih kan keadaannya kembali normal dari ujian kematiannya. Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidup kan pake remot sana Indro dan di pilih chenel yang menarik.....berita ini dan itu. Kasino masih asik mengerjakan kerjaannya di kamarnya, ya pembukuan. 

"Rasanya aku mulai pulih," kata Dono. 

Dono yang merasa enakan pada dirinya, ya segera mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Banyak orang yang di uji kematian sama malaikat maut, ya pada mati. Dono termasuk orang yang mampu mengikuti ujian kematian dari malaikat maut....sampai akhirnya ia berhasil bicara dengan malaikat maut dan cerita kan kesalahannya yang ini dan itu," celoteh Indro. 

Indro terus menonton Tv yang beritanya bagus banget. 

CERITA HOROR

Indro dan Kasino asik nonton Tv, ya film horor. 

"Kasino....tuh hantu keluar dari Tv," kata Indro. 

"Iya beneran keluar tuh hantu dari Tv. Aku pake kaca mata 3 dimensi sih....jadi hantu keluar dari Tv," kata Kasino. 

"Memang karena pake kaca mata 3 dimensi. Kalau di lepas ini kaca mata, ya biasa aja sih," kata Indro. 

"Aku lepas juga ah kaca mata 3 dimensi ya. Film horornya luar biasa ya. Hantu Sodako, ya menyeramkan gitu sih!" kata Kasino. 

"Kalau ada cewek di rumah ini, ya nonton film horor bisa teriak-teriak gitu," kata Indro. 

"Untungnya tidak ada cewek, jadi tidak membuat kehebohan gitu," kata Kasino. 

Indro pun mengambil cangkir teh di meja, ya di minumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Kasino mengambil roti di piring dan membuka plastiknya, ya segera di makan tuh roti. 

"Enak roti ini," kata Kasino. 

Indro menaruh cangkir teh di meja. 

"Kayanya ada iklan tentang hantu yang keluar dari Tv, ya Kasino?" kata Indro. 

"Memang ada sih. Iklan itu menarik banget," kata Kasino. 

Film makin mencekam alur ceritanya. Kasino dan Indro pake kaca mata 3 dimensi lagi. 

"Wah-wah bener menyeramkan hantunya menyeramkan kaya kuntilanak," kata Indro. 

"Memang menyeramkan. Bukan kaya kuntilanak tapi sundelbolong," kata Kasino. 

"Sama aja deh. Sama-sama hantunya yang wujudnya menyeramkan," kata Indro. 

"Idem," kata Kasino. 

Kasino dan Indro terus menyaksikan film horor yang bener menyeramkan tapi alur ceritanya menarik banget. Dono di dalam kamar sedang baca artikel di jaringan internet di leptopnya. 

"Ada rumah tua yang menyeramkan. Kisah tentang hantunya juga menarik!" kata Dono. 

Dono pun terus membaca artikel yang berkaitan dengan kisah-kisah misteri yang horor gitu. 

"Kasino mulai lagi. Hantunya menunjukkan wujud yang menyeramkan banget!" kata Indro. 

"Iya. Memang menyeramkan hantu. Luar biasa seramnya. Mulai merinding rasanya," kata Kasino. 

"Berarti mulai ada rasa takut Dong?!" kata Indro. 

"Kaya sih. Tapi aku bukan anak kecil lah. Tetap berani nonton film horor yang mencekam ini," kata Kasino. 

"Aku sama bukan anak kecil lagi. Jadi beranilah nonton film horor ini sampai selesai," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya terus nonton film horor. Dono pun menghentikan baca artikel  dan segera memulai mengetik cerita Misteri dari data-data yang ia baca di artikel tentang misteri yang horor ini dan itu. Film horor pun selesai di tonton Kasino dan Indro, ya melepas kaca mata 3 dimensinya. 

"Aku puas nonton film horornya. Yang buat film pinter. Membuat sensasi banyak ketakutan ini dan itu," kata Indro. 

"Aku juga puas nonton film horornya. Bener-bener serem banget!" kata Kasino. 

Kasino mengambil cangkir teh di meja dan di minumnya. Indro mengambil cangkir teh di meja dan segera di minumnya. Dono berhenti mengetik di leptopnya. Kasino dan Indro menaruh cangkir teh di meja. 

"Jadi lebih banyak cerita tentang teror ini dan itunya, agar lebih mencekam keadaannya," kata Dono. 

Dono melanjutkan mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Ooooo iya. Ada beberapa berita tentang misteri ini dan itu. Apa pendapat mu Kasino?!" kata Indro. 

"Bagus sih. Misteri gitu. Apalagi acara Tv yang kaitannya misteri ini dan itu," kata Kasino. 

"Bagus toh," kata Indro. 

"Indro. Ronde kedua untuk nonton film horornya!" kata Kasino. 

"Ok. Siapa takut nonton film horornya?!" kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya make kaca mata 3 dimensinya untuk menonton film horor agar jauh mencekam melihat hantu yang wujudnya menyeramkan banget. 

MIMPI SEMU

Kasino sedang santai di halaman belakang, ya sambil minum teh. 

"Hari yang melelahkan buatku," kata Kasino. 

Cangkir teh di taruh di meja. 

"Aku merasa.....kebiasaan minum teh kaya kaum bangsawan saja. Padahal rakyat kecil saja aku ini," kata Kasino. 

Kasino mengambil roti di piring dan segera di buka plastiknya, ya baru di makan deh rotinya. 

"Enak rotinya," kata Kasino. 

Kasino makan roti sampai habis. 

"Kalau cerita komedi nakal, ya rotiku di colong sama tikus atau kucing....apa teman yang nakal ya? Jadi rebut-rebutan, ya niatnya guyonan saja. Pada akhirnya roti di bagi-bagi, ya dengan tujuan memberikan arahan nilai cerita yang baik. Kalau cerita misteri yang horor, ya roti ada belatungnya. Jijik banget dan muncul pocong di depan ku yang wujudnya ancur banget. Serem pokoknya!!!" kata Kasino. 

Kasino mengambil cangkir teh di meja dan meminumnya. Indro berhenti nonton Tv, ya ke halaman belakang. Indro duduk sambil mengambil roti dan memakannya. Kasino menaruh cangkir teh di meja. 

"Kasino, ya bener omonganmu. Bahwa mimpi ku semu aja. Dono yang menegaskannya!" kata Indro. 

"Lagian mimpi cuma bunga tidur. Jadi kenyataan atau tidak dari dulu jadi misteri. Cuma Nabi Yusuf yang menafsirkan mimpi bisa sesuai kenyataan," kata Kasino. 

"Kalau bisa menafsirkan mimpi dengan benar berarti kedudukannya sama dengan Nabi....dong!" kata Indro. 

"Ya bisa lah. Cuma obrolan saja kan," kata Kasino. 

"Iya, cuma obrolan saja. Masa beneran terus. Kaya cerita hantu. Lagi asik-asik ngobrol, eeee muncul hantu nakal yang mengganggu. Cuma cerita aja. Kenyataannya tidak ada!" kata Indro. 

"Sekedar obrolan yang ngelantur sana sini. Tapi misteri ya?!" kata Kasino. 

"Iya," kata Indro. 

Indro menuangkan tekok berisi teh di cangkir dan segera di minumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir teh di meja. 

"Banyak manusia tergila-gila dengan isi dunia ini, ya Kasino," kata Indro. 

"Memang kenyataannya seperti itu. Hidup di buat sekedar saja, ya di bikin ngoyo ini dan itu," kata Kasino. 

"Enak hidup di desa. Hidup penuh dengan sederhana saja. Ya tidak ngoyo kaya hidup di kota. Kalau tidak usaha keras di kota, jadi gelandangan," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Kalau mati jadi hantu penasaran di kota. Karena penasaran dengan tujuannya harus tercapai. Kaya dan kaya yang di hormati semua orang saat hidup sampai mati," kata Kasino. 

"Benar jadi hantu penasaran. Maka itu aku memilih hidup sederhana, ya tenang gitu," kata Indro. 

"Ooooo Indro. Aku jadi penasaran. Memang artis mana yang Indro mimpiin?!" kata Kasino. 

"Kasino penasaran nie. Artis yang mana ya? Jadi misteri aja. Lagian cuma mimpi semu aja kok!" kata Indro. 

"Jadi beneran di abaikan begitu saja!" kata Kasino. 

"Iya," kata Indro. 

"Beneran....cerita misteri tentang mimpinya Indro. Ya sudahlah mimpi yang semu. Kalau begitu aku main game ah di Hp-ku!" kata Kasino. 

"Aku juga ah main game ah di Hp-ku," kata Indro. 

Indro main game di Hp-nya dengan asik begitu juga dengan Kasino main game dengan asik di Hp-nya. Dono selesai mengetik di leptopnya, ya segera keluar dari kamar dan duduk di ruang tengah untuk nonton Tv yang acaranya film misteri yang horor gitu. 

Sunday, December 6, 2020

MASA DEPAN


Dono duduk di taman sambil melihat keadaan lingkungan sekitar. Pandangan Dono tertuju pada anak kecil yang sedang bermain dengan gembira sekali.

"Masa depan," kata Dono.

Roh muncul di sebelah kanannya Dono.

"Anak-anak adalah harapan bagi orang tuanya demi masa depan anak itu sendiri. Anak-anak harus di bimbing dengan baik agar memiliki akhlak yang baik untuk menciptakan kebaikan, jika gagal maka kehancuran itu di mulai," kata Roh.

Dono mengerti perkataan Roh. Dono pun senang melihat anak-anak yang bermain dengan gembira ria seperti dirinya yang bermain dengan teman-teman. Indro abis beli es dugan, ya ke tempat Dono duduk di taman. Indro pun duduk di sebelah Dono sambil memberikan plastik berisi es dugan ke Dono "Es dugan untuk mu!"

Dono mengambil plastik berisi es dugan dari tangan Indro dan berkata "Terima kasih Indro."

"Sama-sama," kata Indro.

Indro dan  Dono menikmati minum es dugan sambil melihat keadaan lingkungan. Ya anak-anak bermain gembira di taman.

"Anak yang bermain itu, kaya diri ku masih kecil, ya Don!" kata Indro.

"Indro kapan jadi anak-anak ya. Setahu aku sudah dewasa gitu?!" kata Dono niatnya becanda.

"Sekarang dewasa, ya dulu anak kecillah. Biasa proses pertumbuhan gitu!" kata Indro.

"Ya aku mengerti!" kata Dono.

"Oooo iya Don. Aku bermimpi tentang artis yang di sukai, ya bisa bertemu apa tidak?!" kata Indro.

"Maunya Indro?!" kata Dono.

"Sebenarnya mau bertemu sih!" kata Indro.

"Oooo mau bertemu. Tapi jarak dan waktu itulah tidak memungkinkan," kata Dono.

"Iya...juga ya. Jarak dan waktu tidak memungkinkan ya. Jadi kemungkinan hanya mimpi semu saja!" kata Indro.

"Kemungkinan terbesar, ya mimpi semu sih," kata Dono.

"Aku memang sadar cuma mimpi semu saja. Tapi apakah bisa jadi kenyataan tuh mimpi?!" kata Indro.

"Penasaran dengan mimpi mu Indro, jadi kenyataan atau tidak. Sebenarnya bisa jadi kenyataan sih. Apakah Indro siap dengan ujian dari mimpi itu?!" kata Dono.

"Ada ujian ya Don?" kata Indro.

"Kalau tuh artis yang di mimpi Indro adalah jodohnya Indro gimana?!" kata Dono.

"Iya juga ya. Kalau jodoh. Berarti doa dan zikir ku di kabulkan Alloh SWT. Ujian ini yang terlalu berat. Kalau artis itu gadis sih, ya mudah aku menjalankannya. Kalau artis itu sudah punya pasangan, ya bingung juga ujiannya," kata Indro.

"Maka itu, lebih baik abaikan saja tuh mimpi itu. Sebagai mimpi yang semu aja!" kata Dono.

"Iya juga ya lebih baik sebagai mimpi semu saja. Ikhasin saja, walau bisa jadi jodoh!" kata Indro.

"Memang harusnya seperti itu bersikap," kata Dono menegaskan omongan Indro.

"Ayo pulang, yuk. Ngobrol dan santai di tamannya udahan!" kata Dono.

"Ayok!!!" kata Indro.

Dono dan Indro beranjak dari duduknya di taman, ya berjalan menuju arah rumah. Anak-anak yang bermain di taman, ya di jembut sama Ibu-ibunya. Es dugan habis di minum Dono dan Indro, ya plastiknya di buang ke tong sampah di pinggir jalan. Selang berapa saat Dono dan Indro sampai di rumah. Keduanya, ya nonton Tv di ruang tengah untuk menonton acara Tv yang bagus gitu. Kasino, ya sibuk kerja di tempat kerjaannya dan bekerja sama dengan baik bersama Selfi.

"Don acara Tv-nya bagus....ya?!" kata Indro.

"Iya, bagus. Keceriaan anak-anak yang ini dan itu," kata Dono.

"Yang buat acara Tv pinter ya. Membuat acaraTv tema tentang anak-anak yang penuh dengan keceriaan," kata Indro.

"Iya, memang pinter yang membuat acara Tv-nya. Malahan aku jadi bingung. Ini cerita bisa di tulis di Blog. Mau di taruh di mana ya, cerita misteri apa cerita anak ya?!" kata Dono.

"Cerita misteri aja Don. Anak-anak itu sebenarnya misteri tentang kehidupannya. Didik baik-baik dari kecil, ya dewasa jadi buruk. Didik biasa-biasa...ya kacau gitu alias liar, eee dewasanya jadi orang yang bijak banget dalam menjalankan kehidupan ini. Yang tidak didik dari kecil, ya dewasanya kehancuran segalanya," kata Indro.

"Memang sih misteri proses perjalan dari anak-anak jadi dewasa. Ada sesuai dengan rencana dan ada yang tidak sesuai dengan rencana. Ujian kehidupan manusia di muka bumi ini. Maka itu anak-anak harus di bimbing dengan baik, ya sama orang tua dan guru yang bijak. Jadi ceritanya lebih baik di taruh di misteri aja ah!" kata Dono.

"Itu lebih baik!" kata Indro.

Keduanya pun fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget.

MANUSIA TETAP MANUSIA

Dono di dalam kamar sedang berzikir dan doa. Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv. 

"Acara Tv yang kita tonton ini bagus, ya Kasino!" kata Indro. 

"Iya, bagus. Seputar berita ini dan itu," kata Kasino. 

"Hidup ini benar-benar misteri, ya Kasino," kata Indro. 

"Memang hidup itu misteri," kata Kasino. 

"Hidup jalan baik-baik. Esok hari, ya di tangkap polisi. Orang yang di beritakan itu, ya Kasino. Kisah misteri," kata Indro. 

"Ya kita cuma lihat kulit luarnya tuh orang, ya baik-baik saja. Kalau dalamnya, ya ternyata merencanakan sesuatu dengan tujuan kepentingan dirinya dan kelompoknya untuk keuntungan ini dan itu. Karena ketahuan kedoknya hanya berpura-pura saja di depan, ya di tangkap polisi lah," kata Kasino. 

"Siasat toh," kata Indro. 

"Ya begitulah manusia yang punya keinginan ini dan itu. Bersiasat. Mengatur rencana strategi ini dan itu," kata Kasino. 

"Kadang terang-terangan sampai sembunyi-sembunyi. Fitnah-fitnah pun terjadi," kata Indro. 

"Sampai fitnah-fitnahan ini lah yang paling berbahaya, ya mencemarkan nama baik seseorang. Ketika waktunya, ya orang di fitnah kena musibah padahal tidak melakukan sama sekali," kata Kasino. 

"Kenyataan di masyarakat ya seperti itulah. Akhlak manusia bener-bener harus di perbaiki dengan baik," kata Indro. 

"Memang harus itu!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Dono selesai berzikir dan berdoa. Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Manusia tetap manusia. Hidup dengan rencana masing-masing untuk sampai ke tujuan yang di rencanakan dengan baik. Kadang jalan yang di jalanan baik untuk kebaikan manusia lain. Kadang jalan buruk untuk menghancurkan manusia lain. Manusia tetaplah manusia penuh dengan rencana di benak pikirannya."

Dono paham yang di omongin Roh.

"Manusia tetaplah manusia. Makluk yang penuh dengan rencana dengan tujuannya tercapai dengan cara baik maupun buruk," kata Dono. 

Dono pun mengetik di leptopnya untuk membuat cerita yang ia sukai dan data di dapatkan dari berbagai artikel yang di baca di jaringan internet. Acara berita di Tv pun habis di ganti chenelnya pake remot oleh Indro untuk menonton film misteri yang horor gitu. 

"Mimpi itu misteri kan?!" kata Indro. 

"Iya, kenapa?!" kata Kasino. 

"Ya aku bermimpi tentang artis yang aku sukai sih," kata Indro. 

"Mimpi yang jarang terjadi bermimpi tentang artis yang di sukai," kata Kasino. 

"Memang sih. Apakah bisa jadi kenyataan, ya bertemu gitu?!" kata Indro. 

"Mana aku tahu. Aku kan bukan ahli tafsir mimpi," kata Kasino. 

"Mungkin mimpi yang semu saja!" kata Indro. 

"Kemungkin terbesar sih yang terjadi pada Indro, ya mimpi yang semu. Tapi ngomong-ngomong artis mana yang masuk dalam mimpi, Indro?!" kata Kasino. 

"Kasih tahu enggak ya?!" kata Indro berpikir. 

"Tidak di kasih tahu pun tidak masalah, Indro," kata Kasino. 

"Lebih baik jadi misteri aja deh!" kata Indro. 

"Ok, aku mengerti!" kata Kasino

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang acaranya film misteri yang horor gitu. Dono tetap serius mengetik di leptopnya. 

Saturday, December 5, 2020

PURA-PURA

Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Dono di dalam kamarnya sedang duduk diam mendengarkan omongan Roh yang bercerita banyak hal. 

"Kasino, kalau manusia kerasukan Roh jahat, ya nama lain Setan. Jadi manusia itu gila di kendalikan Roh jahat itu kan?!" kata Indro. 

"Roh jahat alias Setan alias juga Jin. Ya memang sih kalau orang di rasukin Roh jahat jadi gila di kendalikan. Kaya orang-orang yang kesurupan di acara kesenian kuda lumping," kata Kasino. 

"Di film-film sering banget ceritanya tentang orang yang di rasukin Roh jahat. Di kendalikan tubuh orang itu sampai kehilangan jati dirinya," kata Indro. 

"Banyak acara Tv  yang menceritakan orang-orang yang kesurupan Jin ini dan itu," kata Kasino. 

"Aku nonton juga tuh acara Tv itu. Padahal orang kesurupan itu di kendalikan Roh jahat kasihan juga karena kehilangan jati dirinya," kata Indro. 

"Memang kasihan lah!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro kembali asik nonton Tv-nya. Dono tetap diam di kamar, ya masih mendengarkan Roh bicara banyak hal. 

"Ooooo iya. Kasino untuk berkomunikasi dengan Jin atau Roh ini dan itu dengan cara di rasukin kan?!" kata Indro. 

"Kebanyakan cerita memang begitu sih, untuk berkomunikasi dengan Jin atau Roh ini dan itu dengan cara kerasukan," kata Kasino. 

"Ternyata itu benar. Ooo iya Kasino. Orang yang kerasukan jika di baca in ayat-ayat Al Qur'an, jadi tuh orang yang kerasukan akan ngamuk besar karena kesakitan mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an!" kata Indro. 

"Memang benar sih, orang yang kerasukan Roh jahat atau Jin ini dan itu....akan kesakitan mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an," kata Kasino. 

"Jadi bener banyak cerita seperti itu toh!" kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus lagi nonton Tv. Dono mulai mengerjakan pekerjaan, ya mengetik di leptopnya. 

"Roh menjelaskan terus ilmu-ilmu akherat!" celoteh Dono. 

Dono mengetik di leptopnya dengan judul cerita yang di ketik adalah 'Pura-pura'. Dono menceritakan tentang manusia yang hidupnya penuh berpura-pura kaya akting ini dan itu, ya teman terbaik untuk orang yang berpura-pura itu adalah Jin dan Setan. Dono terus mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Kasino, bagaimana pendapatmu berita tentang cerita ini dan itunya KPK yang memberantas korupsi ini dan itu?!" kata Indro. 

"Bagus sih ceritanya, ya berita tentang KPK yang menangkap para koruptor yang ini dan itu," kata Kasino. 

"Padahal orang itu sudah kaya masih ingin korupsi....ya Kasino?!" kata Indro. 

"Temannya kan Setan. Di tiupkan pikiran yang tidak puas sampai kelubuk hati paling dalam dan juga di kendalikan untuk berbuat hal yang buruk," kata Kasino. 

"Jadi bisa di katagorikan kerasukan Jin atau Setan, ya tidak sadar gitu," kata Indro. 

"Bisa di bilang begitu sih," kata Kasino. 

"Hidup tuh orang jadinya....'Pura-pura'....ini dan itu dong!" kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Contohnya : pencuri. Seorang pencuri berteman baik dengan siapa pun, dengan tujuan menutupi siapa dirinya. Ketika orang lengah. Pencuri mengambil barang ini dan itu," kata Kasino. 

"Tepat banget contoh itu. Berarti banyak orang hidupnya, ya 'Pura-pura'. Temanan dengan Jin atau Setan, ya tidak sadar. Sama halnya dengan urusan cinta yang berpura-pura ini dan itu!" kata Indro. 

"Idem," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono pun menyelesaikan mengetiknya di leptopnya dan setelah itu, ya main game di leptop. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK