CAMPUR ADUK
Friday, November 5, 2021
SESUAI DENGAN RENCANA
KECELAKAAN
MALAIKAT
"Budi es dugan," kata Abdul.
Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja. Budi mengambil plastik es dugan, ya di minum dengan baik es dugan. Budi dan Abdul menikmati minum es dugan lah.
"Hidup cuma begini-begini saja," kata Budi.
"Memang hidup begini-begini saja," kata Abdul.
"Manusia membangun peradaban dunia ini, ya manusia berevolusi," kata Budi.
"Oooo ilmu evolusi. Manusia bilang binatang sih....dari ilmu evolusi sih," kata Abdul.
"Hidup kan jadi sia-sia kan....kalau manusia itu adalah bintang," kata Budi.
"Memang sia-sia," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Maka itu manusia di katakan binatang, ya tidak ada masalah. Ya untuk apa marah? Karena memang manusia itu binatang!" kata Budi.
"Manusia yang merasa dirinya manusia, ya marah. Tapi kelakuannya sama dengan binatang. Aneh!!!!" kata Abdul.
"Dengan belajar ilmu agama, ya membimbing manusia menjadi makluk yang memiliki budi pekerti yang baik. Derajat manusia lebih baik dari pada derajat bintang. Maka itu harus mengikuti aturan agama," kata Budi.
"Memang harus mengikuti aturan agama, ya bagi yang meyakini dan di jalankan dengan baik. Tapi beda dengan orang-orang yang meninggalkan agama, ya sekedar saja status di KTP. Hidup yang di kejar setiap hari, ya kebutaan hidup. Ekonomi terus, ya demi menanggulangi masalah ekonomi, " kata Abdul.
"Sia-sia sampai mati," kata Budi.
"Memang sia-sia sampai mati," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Jika agama hancur karena orang-orang meninggalkan agama. Sampai kitab-kitab ajaran jadi musnah semua....jadi gimana ya?!" kata Budi.
"Ya kalau hancur, ya sudah hancur. Mau di bilang apa?!" kata Abdul.
"Mau di bilang apa? Kalau sudah hancur!" kata Budi.
"Untung saja. Ada pemuda, yang sering di omongin Budi dan Eko. Ya pemuda itu telah berhasil dengan ilmu akherat. Pemuda itu telah mendengar suara roh. Pemuda itu di bimbing dengan baik," kata Abdul.
"Iya juga. Kitab-kitab agama hancur semua, ya tidak ada masalah. Selama ada pemuda yang bisa mendengarkan roh. Roh itu malaikat," kata Budi.
"Ngomong-ngomong nama roh itu siapa?!" kata Abdul.
"Nama roh itu. Ya di larang untuk di sebutkan namanya. Karena dapat menunjukkan kebenaran dari pemuda itu, ya di jalan benar. Agama ya benar, ya jujur," kata Budi.
"Ooooo di larang untuk di sebutkan namanya toh," kata Abdul.
"Semua ini sekedar obrolan," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
Abdul dan Budi, ya selesai minum es dugan, ya plastiknya di buang di tempat sampah yang ada tutupnya lah.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Abdul.
"Ok!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di atas meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
LEGENDA ULAR KEPALA TUJUH
Alkisah, pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kutai Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Raja memiliki delapan putra. Pada suatu ketika, Raja Bikau Bermano ingin mengadakan upacara pernikahan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri bernama Putri Jinggai. Keraton Kutai Rukam kemudian mempersiapkan segala sesuatunya untuk melangsungkan pernikahan semeriah mungkin.
Hari pernikahan Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai pun tiba. Awalnya, upacara pernikahan berjalan lancar. Namun, tiba-tiba hal aneh terjadi. Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai tiba-tiba menghilang entah kemana. Saat itu, keduanya sedang melakukan prosesi upacara mandi bersama di Pemandian Aket di tepi Danau Tes. Tidak ada yang tahu di mana pasangan itu hilang.
Tiba-tiba Raja Bikau Bermano dan ratu menjadi cemas. Khawatir terjadi sesuatu pada putranya dan calon menantunya, Raja segera mengirim beberapa panglima perang untuk mencari mereka. Para hulubalang segera mencari di sekitar Danau Tepi, tetapi tidak menemukan keduanya. Akhirnya para panglima perang kembali ke istana.
"Maafkan kami, Yang Mulia Raja. Kami tidak berhasil menemukan putra mahkota dan Putri Jinggai di sekitar Danau Tes.” para panglima perang melaporkan.
"Kau tidak berhasil menemukan mereka?" tanya Raja yang panik.
“Benar, Yang Mulia Raja! Kami mencoba mencari di sekitar danau, tetapi kami tidak dapat menemukannya." jawab panglima perang lainnya.
Raja Bikau Bermano kemudian mengumpulkan semua penghuni istana. Di depan semua penghuni istana, Raja bertanya apakah ada di antara mereka yang tahu ke mana perginya Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai.
"Apakah ada di antara kalian yang mengetahui keberadaan putra dan menantuku?" tanya Raja Bikau Bermano.
Tak satu pun penghuni istana menjawab pertanyaan Raja. Semua orang hanya bisa diam. Dalam diam, tiba-tiba seorang lelaki tua kerabat Putri Jinggai dari Kerajaan Suka Negeri menjawab, “Hamba yang terhormat, Baginda Raja. Biarkan saya mengatakan sesuatu. ”
"Tolong beri tahu saya, orang tua!" jawab Raja.
"Permisi, Yang Mulia Raja. Sejauh yang saya tahu, putra mahkota dan Putri Jinggai diculik oleh Raja Ular yang memerintah di bawah Danau Tes. Ular Tujuh Kepala sangat sakti dan sangat licik, kejam, dan suka mengganggu orang yang sedang mandi di Danau Tes.” jawab orang tua itu.
"Jika itu benar, maka kita harus menyelamatkan mereka sekarang. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan ular berkepala tujuh .” kata Raja Bikau Bermano.
“Tolong maafkan aku, Ayah. Biarkan Ananda pergi membebaskan saudara Gajah Meram dan calon istrinya.” kata Gajah Merik, putra bungsu raja.
Semua orang di istana kaget, karena Pangeran Gajah Merik baru berusia 13 tahun. Raja Bikau Bermano tentu saja tidak menyetujui permintaan putra bungsunya itu. Dia tidak ingin kehilangan putranya yang lain. Tapi Gajah Merik bersikeras dengan mengatakan bahwa sejak dia berusia 10 tahun, hampir setiap malam dia bermimpi dikunjungi oleh seorang kakek yang mengajarinya ilmu sihir.
“Baiklah, anakku tercinta Gajah Merik. Besok kamu bisa pergi ke Danau Tes untuk membebaskan saudaramu. Tapi pertama-tama kamu harus pergi ke pertapaan di Tepat Topes untuk mendapatkan senjata warisan.” kata Raja.
"Ayah yang baik." jawab Gajah Merik.
Keesokan harinya, Gajah Merik pergi ke Tepat Topos untuk bertapa. Tempat tersebut terletak di antara ibu kota Pemerintahan Suka Negeri dan desa baru. Selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik menjadi pertapa dengan konsentrasi penuh, tidak makan dan minum. Setelah melakukan pertapaan, Gajah Merik akhirnya berhasil memperoleh senjata pusaka berupa keris dan selendang. Keris pusaka mampu membuat jalannya di dalam air sehingga bisa dilewati tanpa harus menyelam. Sedangkan selendang ajaib, bisa menjelma menjadi pedang.
Selanjutnya, Gajah Merik kembali ke keraton dengan membawa dua senjata warisannya. Saat tiba di desa Telang Macang, ia melihat beberapa tentara pusat menjaga daerah perbatasan Kerajaan Kutai Rukam dengan Kerajaan Suka Negeri. Tidak ingin terlihat oleh para prajurit, Gajah Merik segera melompat ke Sungai Air Ketahun menuju Danau Tes sambil memegang keris pusakanya. Gajah Merik terkejut karena dia sama sekali tidak tersentuh oleh air sungai.
Awalnya Gajah Merik berniat untuk kembali ke istana terlebih dahulu, namun saat melewati Danau Tes, ia berubah pikiran untuk segera mencari Raja Ular. Gajah Merik kemudian menyelam ke dasar danau. Tak lama kemudian, ia berhasil menemukan tempat persembunyian Raja Ular Ajaib. Gajah Merik melihat sebuah gerbang di depan mulut sebuah gua besar. Saat hendak memasuki mulut gua, tiba-tiba ia dihadang oleh dua ekor ular besar.
“Hai, bung! Kamu siapa? Beraninya kamu datang ke sini! ” teriak seekor ular.
"Nama saya Gajah Merik. Saya ingin membebaskan saudara saya, Gajah Meram.” jawab Gajah Merik.
"Kamu tidak bisa masuk!" Cegat ular itu.
Gajah Merik, tentu saja, terus membobol. Akibatnya, terjadilah pertarungan sengit antara Gajah Merik dengan kedua ular tersebut. Setelah pertarungan panjang, kedua ular itu akhirnya dikalahkan oleh Gajah Merik. Selanjutnya, Gajah Merik terus menyusuri lorong gua hingga masuk ke dalam. Setiap kali dia melewati pintu, dia selalu dihadang oleh dua ular besar. Namun, Gajah Merik selalu memenangkan pertarungan. Saat hendak melewati pintu ketujuh, tiba-tiba Gajah Merik mendengar suara tawa ular.
"Hei, Raja Ular itu jelek. Keluarlah padaku jika kamu berani! Saya Gajah Merik, putra Raja Bikau Bermano dari Kerajaan Kutai Rukam. Lepaskan adikku dan calon istrinya, atau aku akan menghancurkan istana ini!” seru Gajah Merik.
Merasa tertantang, Raja Ular mendesis. Desisannya mengeluarkan kepulan asap. Beberapa saat kemudian, kepulan asap berubah menjadi ular raksasa. Raja Ular berkata bahwa ia bersedia membebaskan Gajah Meram dengan syarat Gajah Merik mampu menghidupkan kembali ular penjaga yang ia bunuh dan Gajah Merik juga harus mampu mengalahkan Raja Ular Ajaib. Dengan kesaktian yang didapat dari kakeknya dalam mimpinya, Gajah Merik segera mengusap satu persatu mata ular yang telah dibunuhnya sambil membaca mantra. Dalam sekejap, ular-ular itu hidup kembali.
Raja Ular kaget melihat kesaktian anak kecil itu. "Sekarang lawan aku. Tunjukkan sihirmu, jika kamu berani! ” jawab Ular Ajaib berkepala tujuh.
Tanpa berpikir panjang, Raja Ular segera menjentikkan ekornya ke arah Gajah Merik. Gajah Merik yang sudah siap, segera mengejang dengan lincah, untuk menghindari terjepitnya ekor Raja Ular. Pertarungan sengit pun terjadi. Keduanya bergantian menyerang dengan melakukan jurus sihir masing-masing. Pertarungan antara manusia dan binatang itu seimbang.
Sudah lima hari lima malam, tetapi belum ada yang dikalahkan. Memasuki hari keenam, Raja Ular mulai lelah. Dia hampir kehabisan energi. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Gajah Merik. Ia terus menyerang hingga akhirnya Raja Ular Ajaib putus asa. Di saat yang tepat, Gajah Merik langsung menusukkan selendangnya yang sudah menjelma menjadi pedang ke perut Raja Ular.
"Aduuuhh... sakiiit!" Raja Ular menjerit kesakitan.
Melihat Raja Ular tidak berdaya, Gajah Merik mundur beberapa langkah untuk berhati-hati siapa tahu raja ular sakti itu tiba-tiba menyerangnya lagi. “Kamu hebat, anak kecil! Saya mengaku kalah,” kata Raja Ular. Mendengar pengakuan Raja Ular Ajaib, Gajah Merik segera membebaskan adiknya dan Putri Jinggai yang dikurung di sebuah ruangan.
Saat berada di istana, Raja Bikau Bermano merasa. Sudah dua minggu Gajah Merik kembali dari pertapaannya. Oleh karena itu, Raja memerintahkan beberapa panglima perang untuk mengikuti Gajah Merik di Tepat Topos. Namun, sebelum para hulubalang pergi ke pertapaan Tepat Topos, tiba-tiba salah satu hulubalang yang ditugaskan untuk menjaga tempat pemandian di tepi Danau Tes datang dengan tergesa-gesa, mengumumkan bahwa Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai telah kembali dengan selamat.
“Maafkan saya, Yang Mulia! Kami yang berjaga di danau juga kaget, tiba-tiba muncul Gajah Merik dari dalam danau bersama Gajah Meram dan Putri Jinggai. Ternyata, setelah bertapa selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik langsung pergi ke istana Raja Ular dan berhasil membebaskan Gajah Meram dan Putri Jinggai.” hulubalang menjelaskan.
Tidak lama kemudian, Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai tiba di istana yang dijaga oleh beberapa panglima perang yang menjaga Danau Tes. Kedatangan mereka disambut oleh Raja dan seluruh keluarga istana. Kabar kembalinya Gajah Meram dan keperkasaan Gajah Merik menyebar ke seluruh pelosok negeri. Selanjutnya, Raja mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah itu, Raja menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Meram. Namun, Gajah Meram menolak untuk menerima tahta Kerajaan Kutai Rukam. Bahkan mengorganisir Raja untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Merik. Setelah didesak, akhirnya Gajah Merik bersedia menerima tahta kerajaan Kutai Rukam dengan syarat dapat mengangkat Raja Ular dan pengikutnya yang telah ditaklukkannya menjadi panglima perang Kerajaan Kutai Rukam. Permintaan Gajah Merik dikabulkan oleh Raja. Akhirnya, Raja Ular yang telah ditaklukkannya diangkat menjadi kepala Kerajaan Kutai Rukam.
***
Randa selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja dengan baik. Randa pun mengambil remot di meja, ya menghidupkan Tv dan memilih chenel Tv yang acara film kartun, ya karena Randa masih anak-anak duduk SD kelas 3 lah. Randa menonton dengan baik film kartun yang bagus, ya dengan keadaan santai lah.
Thursday, November 4, 2021
SIA-SIA SAJA
KAMEN RIDER
Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran lah. Abdul baru sampai di rumah Budi. Abdul memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumah Budi. Abdul membawa es cendol di keresek dan duduk di sebelah Budi.
"Es cendol Budi," kata Abdul.
Abdul menaruh satu plastik es cendol di meja. Abdul minum es cendolnya lah. Budi menghentikan baca koran, ya koran di taruh di meja. Budi mengambil plastik es cendol di meja, ya di minum dengan baik es cendol lah.
"Enak es cendol," kata Budi.
"Memang es cendol enak," kata Abdul.
Abdul dan Budi menikmati minum es cendol yang enak.
"Sampai-sampai Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi.
"Ooooo berita itu," kata Abdul.
"Pinter yang buat beritanya dan juga orang yang memerankan Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi.
"Orang pinter itu kreatif dalam berkarya ini dan itu," kata Abdul.
"Apa ada kaitannya dengan film Kesatria Baja Hitam yang di tayangkan di salah satu chenel Tv, ya bentuk promosi gitu?!" kata Budi.
"Kalau itu aku tidak tahu....Budi. Padahal yang di omongin Budi itu kan berita lama," kata Abdul.
"Aku paham sih omongan Abdul. Tapi kan kalau di omongin lagi, ya nama ya di ulang dan juga di kemas dengan versi berbeda, ya jadi ya baru lagi," kata Budi.
"Kaya lagu lama dinyanyikan sama penyanyi muda sekarang. Ya memang sih jadinya baru lagi lah," kata Abdul.
"Film Kesatria Baja Hitam itu bagus sih, ya di masa kecil aku suka. Di masa aku dewasa, ya sekarang suka juga," kata Budi.
"Pasti Budi nonton di rumah anak orang yang ada parabolanya, ya di masa anak-anak," kata Abdul.
"Anak orang kaya pelit, ya pintunya tertutup, ya jadinya aku tidak bisa nonton. Ya aku nonton di rumah teman ku, ya tidak kaya lah, ya sederhana. Mampu beli parabola gitu," kata Budi.
"Oooo sederhana teman Budi," kata Abdul.
Es cendol habis di minum Abdul dan Budi, ya menaruh plastik di tempat sampah, ya tempat sampahnya ada tutupnyalah.
"Film-film Kamen Rider itu terus di buat dengan baik, ya ada fersi barunya," kata Budi.
"Sama aja seperti Ultraman, ya di buat versi barunya," kata Abdul.
"Industrinya begitu, ya mengikuti perubahan zaman," kata Budi.
"Penggemarnya kan dari dulu sampai sekarang, ya menyukainya. Kan mengikuti perkembangannya dengan baik," kata Abdul.
"Penggemar itu mengikuti perkembangan dari masa dulu sampai masa sekarang," kata Budi menegaskan omongan Abdul.
"Lebih baik kita main catur saja!" kata Abdul.
"Ok!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.
"Aku ini menyukai Kamen Rider, ya Ultraman juga sih. Apa aku kekanak-kanakan, ya Abdul?!" kata Budi.
"Ya biasa saja...Budi!" kata Abdul.
"Biasa toh!" kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Oooo iya Abdul. Urusan Putri gimana?!" kata Budi.
"Putri. Ya masih dalam proses aku berusaha jadi kaya. Kalau aku jadi kaya dengan baik, ya segera menyatakan cinta sama Putri, ya melamarnya lah," kata Abdul.
"Memberikan jaminan kehidupan layak, ya tujuannya bisa mendapatkan Putri," kata Budi.
"Karena saingan ku, ya pastinya orang kaya yang selevel Putri lah," kata Abdul.
"Iya juga ya saingan Abdul. Abdul di kota Bandar Lampung. Sedangkan Putri di kota Jakarta. Ya pastinya Putri, ya dekat dengan cowok yang ganteng, keren dan juga kaya," kata Budi.
"Aku kesatria sejati, ya tidak akan mundur dalam urusan cinta," kata Abdul.
"Seperti Kamen Rider," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Kalau kalau kalah gimana?!" kata Budi.
"Sudah berusaha dengan baik. Kalau pada akhir kalah, ya sudah di ikhlasin saja cinta ku," kata Abdul.
"Oooo begitu," kata Budi.
Budi dan Abdul main catur dengan baik.
Wednesday, November 3, 2021
MAKAM ORANG KAYA
MAIN KARTU BERGAMBAR
Tuesday, November 2, 2021
GELAR EKONOMI
KARTU BERGAMBAR ULTRAMAN
Monday, November 1, 2021
KEMATIAN ITU LEBIH BAIK
SUATU PERNIKAHAN HARUS DI PERTAHANKAN
Sunday, October 31, 2021
BENTUK KRITIK
"Kritik," kata Budi.
"Ada apa dengan kritik?!" kata Abdul.
"Berita di Tv sih. Tentang lukisan mural, ya berbentuk kritik kan," kata Budi.
"Tentang kritik itu," kata Abdul.
"Apakah bentuk kritik kan kita bisa di terima, ya Abdul. Kita cuma lulusan SMA?!" kata Budi.
"Emangnya Budi kritik dengan bentuk apa?!" kata Abdul.
"Bentuk papan catur. Ya hidup ini kan baik dan buruk, ya hitam dan putih," kata Budi.
"Lagian hanya lulusan SMA, ya mau kritik. Apa di denger dan juga di pahami dengan baik....sama orang-orang pendidikannya tinggi dan juga mendapat gelar ini dan itu. Kadang ada gelarnya di dapatkan dari luar negeri ini?!" kata Abdul.
"Kalau itu kan mana aku tahu. Cuma lulusan SMA. Aku cuma bentuk mengemukakan pendapat berdasarkan UUD 1945 yang di akui di dalam sampai luar negeri, ya dunia gitu," kata Budi.
"Memang sih. UUD 1945, ya boleh mengeluarkan pendapat ini dan itu. Tetap kita ini hanya lulusan SMA," kata Abdul.
Abdul mengambil roti di piring, ya di buka plastiknya dan di makan roti lah.
"Tujuan kritik itu....kata orang yang gelar sajana sih, ya kritikan itu untuk membangun jadi lebih baik. Masalahnya apakah kritikan itu di terima atau di tolak?!" kata Budi.
"Contoh sederhana saja : nasehat dari ahli agama kepada umat, ya berdasarkan di kitab ajaran. Kadang bentuknya mengkritik ini dan itu. Ada yang menerima. Ada yang tidak menerima, ya bisa di bilang masa bodok. Padahal tujuannya nasehat ahli agama, ya membimbing dan mengarahkan pada kebaikan," kata Abdul.
Abdul mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah.
"Iya juga ya. Nasehat saja ada yang bentuk kritik ini dan itu. Ada yang menerima dan ada juga tidak," kata Budi.
Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik. Abdul menaruh teh gelas di meja.
"Emmmm," kata Abdul.
Budi menaruh teh gelas di meja.
"Kata Eko sih. Hitam bisa jadi putih. Dan putih bisa jadi hitam. Ya tidak sekedar hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi.
"Omongan Eko benerlah. Kan bangunan penjara masih ada. Untuk menghukum manusia yang melanggar aturan karena berbuat kejahatan, ya merugikan orang. Yang melakukan kejahatan bisa siapa saja. Contoh : pencuri. Ada pencuri dari anak- anak sampai orang dewasa. Ada di luar sistem kerja sampai di dalam sistem kerja. Baik swasta sampai pemerintahan," kata Abdul.
"Berita di Tv kan di jelaskan semuanya," kata Budi.
"Memang berita di Tv, ya di jelaskan semuanya. Sedangkan kita, ya sekedar obrolan saja!" kata Abdul.
"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Abdul.
Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun bidak catur dengan baik di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
GAME ULTRAMAN
Saturday, October 30, 2021
HIDUP INI ANTARA BAIK DAN BURUK
SI RUSA DAN KULOAMANG
Di suatu pantai tidak jauh dari hutan, hidup seekor siput laut bernama Kuloamang. Siput laut adalah hewan yang bergerak sangat lambat apalagi jika dibandingkan dengan rusa. Tetapi siput laut terkenal sebagai hewan yang setia kawan juga cerdik. Suatu ketika, tanpa disengaja, para rusa sampai di pantai tempat tinggal Kuloamang.
Mereka sangat tertarik untuk menguasai pantai tersebut karena keindahannya. Tapi mereka mendengar bahwa pantai tersebut telah dihuni oleh siput laut yang salah satunya bernama Kuloamang. Seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya, untuk menguasai suatu daerah, mereka ingin menemui Kuloamang untuk mengajaknya berlomba lari.
"Pantai ini indah sekali, kita harus bisa menguasainya. Aku dengar siput laut penghuni daerah ini bernama Kuloamang. Mari kita menemuinya dan mengajaknya berlombar lari. Ia pasti kalah menghadapi kita." ujar rusa pada teman-temannya.
Setelah sekian lama berjalan mencari Kuloamang, akhirnya para rusa berhasil bertemu Kuloamang kemudian mengajaknya lomba lari.
"Hai Kuloamang, kami menyukai daerah pantai tempat tinggalmu. Bagaimana kalo kita mengadakan lomba adu lari. Pemenangnya berhak tinggal di daerah ini." tantang Rusa pada Kuloamang.
Kuloamang berpikir keras karena menyadari ia tak mungkin mengalahkan Rusa dalam hal kecepatan lari. Tapi Kuloamang tidak bisa menyerah begitu saja. Akhirnya Kuloamang memiliki ide untuk mengalahkan rusa sombong ini. Kuloamang menyanggupi tantangannya.
"Baiklah, aku bersedia menerima tantangan kalian. Jika kalian menang, maka kalian boleh menguasai pantai ini." kata Kuloamang.
Pada hari yang ditentukan, Rusa beserta beberapa temannya datang kembali ke pantai tersebut untuk melakukan lomba lari melawan Kuloamang. Mereka merasa yakin akan memenangkan lomba lari dengan sangat mudah. Sementara, Kuloamang telah mempersiapkan sepuluh orang temannya untuk menunggu di tempat yang telah ia tentukan, mulai dari Tanjung Dua sampai Tanjung Sebelas. Kuloamang meminta teman-temannya agar menjawab jika Rusa bertanya.
"Kalian tunggulah di tempat masing-masing. Jika Rusa bertanya dimana posisiku, maka kalian jawab bahwa aku di belakangnya." kata Kuloamang pada teman-temannya.
Pertandingan pun dimulai. Rusa segera berlari kencang mendahului Kuloamang. Sesaat Rusa melihat kebelakang dan melihat Kuloamang jauh tertinggal.
"Ha ha ha...Aku akan menang mudah." Rusa tertawa.
Sesampainya di Tanjung Dua, Rusa mulai kecapaian. Ia berhenti sejenak untuk melihat dimana posisi Kuloamang.
"Sekarang kau ada dimana hai Kuloamang?" tanya Rusa.
"Aku disini, dibelakangmu Rusa." jawab teman Kuloamang yang menunggunya di Tanjung Dua.
Rusa merasa kaget, bagaimana mungkin Kuloamang bisa berada sangat dekat di belakangnya. Ia segera mempercepat larinya. Nafasnya sudah tersengal-sengal namun ia terus mempercepat larinya. Sesampainya di Tanjung Tiga, kembali ia memanggil Kuloamang. Lagi-lagi ia terkejut melihat Kuloamang selalu berada dekat di belakangnya.
"Dimana kau Kuloamang? Kau pasti jauh di belakang. Tidak mungkin tubuh kecilmu bisa berlari menyamai kecepatan lariku." kata Rusa.
"Aku disini hai Rusa! di belakangmu." kata teman Kuloamang yang menunggu di Tanjung Tiga.
Rusa benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin Kuloamang bisa menyamai kecepatan larinya. Ia kembali mempercepat larinya. Begitu seterusnya hingga mencapai Tanjung Sepuluh. Dari Tanjung Sepuluh Rusa kembali mempercepat larinya karena melihat Kuloamang berada dekat di belakangnya. Akhirnya sebelum mencapai Tanjung Sebelas, Rusa terjatuh kecapaian. Nafasnya tersengal-sengal. Akhirnya Rusa mati karena kehabisan tenaga. Pertandingan lari akhirnya dimenangkan oleh Kuloamang. Para siput tetap berhak tinggal di Pantai indah tersebut.
RIMAR
Friday, October 29, 2021
BONEKA ULTRAMAN
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...