CAMPUR ADUK

Wednesday, March 16, 2022

SANTAI

Dono yang berada di kota Batam. Dono tepatnya berada di pantai, sedang santai di pinggir pantai, ya memancing di pinggir pantai gitu. Tiba-tiba Hp berbunyi gitu dengan nada musik kesukaan Dono lah. Dono mengeluarkan Hp-nya dari saku celananya dan memeriksa Hp-nya dengan baik. 

"Indro," kata Dono.

Dono menekan tombol di Hp dan terlihat lah wajah Indro di Hp, ya bisa di bilang vidio call sih.

"Assalamualaikum...Don," kata Indro.

"Waalaikumsalam..Indro. Ada apa Indro?" kata Dono.

"Dono. Susah amat di hubungin?" kata Indro.

"Sibuk lah," kata Dono.

"Sibuk meratapi keadaan yang lagi patah hati karena Rara menikah dengan cowok pilihan orang tuanya?" kata Indro, ya niatnya becandaan dengan Dono.

"Aduh cerita itu. Emmmmm. Apa lagi urusan patah hati. Kaya anak SMA saja atau anak kuliahan yang baru belajar tentang cinta. Urusan dengan Rara. Cinta tah harus bersama kan?!" kata Dono.

"Cinta memang tak harus bersama sih. Jadi sebagai teman juga boleh sih," kata Indro.

"Teman. Yang aku takutin. Kenangan manis itu kembali lagi. Keberadaan ku dapat merusak hubungan Rara dengan cowok pilihan orang tuanya," kata Dono.

"Omongan Dono benar lah," kata Indro.

"Lebih baik aku di Batam menyenangkan diri. Ya salah satunya aku lagi mancing di pinggir pantai," kata Dono.

"Dono lagi mancing toh di pinggir pantai," kata Indro.

"Emmm," kata Dono.

Dono menunjukkan keadaan dengan baik, ya pantai gitu lewat Hp-nya. Indro melihat dengan baik keadaan pantai sih yang di tunjukkan Dono.

"Keadaan Batam gimana...Don?" kata Indro.

"Baik," kata Dono.

"Kalau baik saja sih infonya cuma gitu-gitu saja," kata Indro.

"Ya nama suatu daerah sih. Ada baik dan juga ada buruknya, ya manusianya sih yang di perhitung kan dengan baik. Sama saja di kota-kota lain. Maka itu polisi ada untuk menjaga keamanan dengan baik," kata Dono.

"Kalau itu komplit Dono. Ada baik dan buruk, ya tingkah laku manusianya yang di perhitungkan dengan baik," kata Indro.

"Gimana dengan keadaan di Jakarta" kata Dono.

"Jakarta sih. Sama aja sih berita di Tv....infonya gitu saja," kata Indro.

"Ada baik dan buruk dari tingkah laku manusia yang di perhitungkan, ya Indro?" kata Dono.

"Ya begitulah Don. Tingkah laku manusia ada yang baik dan buruk. Maka itu polisi ada kan untuk menjaga keamanan dengan baik," kata Indro.

"Siap Pak," kata Dono langsung melakukan hormat gitu, ya niatnya becandaan dengan Indro.

Indro yang melihat ulah Dono, ya tertawa sedikit sih dan berkata "Lapor Pak, ya Don?!"

Dono, ya berhenti hormat sama Indro.

"Ya begitu lah. Lapor Pak. Lawak gitu," kata Dono.

"Memang sih. Lapor Pak itu menghibur. Yang lawak, ya orang-orangnya kawakan gitu dalam hal melawak gitu," kata Indro.

"Pengalaman mereka yang lawak sudah banyak, ya berarti bisa menghibur penonton di rumah dengan baik dengan lawakan yang di mainkan dengan baik,"kata Dono.

"Realitanya memang begitu sih," kata Indro.

"Ngomong-ngomong beritanya yang lagi hits sekarang tentang motor GP Mandalika gitu. Pembalapnya bertemu dengan presiden," kata Dono.

"Ya begitu lah kedaan beritanya," kata Indro.

"Emmmm," kata Dono.

"Udahan ya Don. Assalamualaikum," kata Indro.

"Waalaikumsalam," kata Dono.

Indro mematikan hubungan Hp dengan Dono. Dono memasukkan Hpnya ke saku celana. Dono tetap santai di pinggir pantai, ya mancing gitu. Indro beranjak dari duduknya di halaman belakang rumah, ya masuk ke dalam rumah, ya menuju ruang tengah di mana ada Kasino yang sedang nonton Tv gitu. Indro pun duduk bersama Kasino di ruang tengah, ya nonton Tv.

"Kabar Dono gimana?" kata Kasino.

"Dono kabarnya baik," kata Indro.

"Syukurlah kalau kabarnya baik. Aku kirain masih mikirkan tentang Rara?!" kata Kasino.

"Dono tidak mikirkan tentang Rara lagi. Dono lagi santai mancing di pinggir pantai," kata Indro.

"Ooooo...Dono lagi santai toh. Mancing di pinggir pantai. Bagus lah itu," kata Kasino.

"Emmmm," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton acara Tv yang bagus banget gitu sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Nama juga lagi santai di rumah.

KETOPRAK

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran sambil menikmati minum kopi gelasan dan juga gorengan lah. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk bersama Budi. Ya Eko melihat meja ada kopi gelasan dan juga gorengan.

"Ada gorengan," kata Eko.

Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baiklah bakwan goreng. Budi berhenti baca korannya karena ada Eko lah. Ya koran di taruh di mejalah sama Budi. 

"Gorengan enak kan Eko?" kata Budi.

Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baiklah gorengan lah.

"Enak gorengannya. Budi....buat gorengan yang ada di piring?" kata Eko.

"Ya aku tidak buat gorengan. Aku beli kok," kata Budi.

"Oooooo beli gorengan toh," kata Eko.

Eko dan Budi terus menikmati makan gorengan, ya sambil minum kopi gelasan sih.

"Aku ada cerita," kata Budi.

"Cerita. Ya silakan Budi bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita. Seorang pemuda yang tahu keadaan dirinya dari keluarga miskin. Pemuda itu kerja jadi kuli di pasar, ya tujuannya bantu keluarga sih. Sampai uang tabungannya cukup sih. Pemuda itu memutuskan untuk berhenti dari kuli pasar, ya jadi penjual ketoprak. Alasan pemuda itu memutuskan jualan ketoprak, ya karena menyukai makanan ketoprak. Setiap hari usaha jualan ketoprak di jalankan dengan baik di pinggir pasar. Dari awalnya sepi pembeli karena belum di kenal orang gitu. Sampai teman-temannya pemuda itu membeli ketoprak tersebut, ya tujuannya melariskan jualan pemuda itu. Ya lama kelamaan jualannya jadi laris gitu. Pemuda itu terus bersyukur dengan hasil usahanya dengan cara beribadah dengan baik. Hasil dari usaha jualan ketoprak, ya di berikan sama Ayah dan Ibunya, ya seperti biasanya saat kerjaan di masa lalunya sebagai kuli pasar gitu. Sampai pemuda itu berteman dengan cewek cantik, ya menerima apa adanya pemuda tersebut. Pemuda itu senang sih, ya ada cewek yang mau sama dirinya dari pekerjaannya dan juga dari keluarga miskin gitu. Hubungan pemuda tersebut dengan cewek yang ia sukai, ya berjalan dengan baik banget gitu. Suatu ketika Ibunya sakit keras. Pemuda itu pun membiayain pengobatan Ibunya sampai sembuh. Uang tabungan pemuda itu pun habis dan juga modal jualan ketoprak pun terpakai untuk biaya pengobatan Ibunya. Ibu sembuh dari sakitnya. Ayah senang Ibu sehat walafiat. Pemuda senang juga Ibunya sehat walafiat. Pemuda itu bingung dengan usahanya karena modalnya telah terpakai untuk pengobatan Ibunya. Ceweknya ingin membantu pemuda itu, ya meminjamkan cincin emas untuk modal usaha lagi. Pemuda itu menolaknya kebaikkan ceweknya. Pemuda itu memutuskan untuk ngutang dengan teman-temannya di pasar untuk membantu agar usahanya berjalan lagi. Teman-temannya ada yang pedagang di pasar gitu karena pemuda itu mantan kuli pasar gitu. Teman-temannya memberikan utangan barang yang di perlukan pemuda itu untuk berjualan ketoprak. Pemuda itu pun berjualan ketoprak dengan modal utang. Usaha jualan ketoprak di jalankan dengan baik banget. Sampai akhirnya pemuda tersebut, ya berhasil membayar utangnya sama teman-temannya di pasar. Modal pun kembali dengan baik. Hasil usaha di jalankan dengan baik pun, ya ada di tabung sih, ya tujuannya jaga-jaga kalau usaha mengalami krisis. Namanya jualan, ya rezekinya pasang surut air laut gitu. Pemuda tersebut terus menjalankan usahanya jualan ketoprak dengan baik. Pemuda itu pun menikah dengan cewek yang menerima apa ada dirinya dengan baik. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Penjual ketoprak. Jangan-jangan idenya di ambil dari sinetron di Tv yang menonjolkan penjual ketoprak?" kata Eko.

"Kok. Eko tahu?!" kata Budi.

"Kan aku tahu kebiasaan Budi," kata Eko.

"Ya benar sih Eko. Aku mengambil idenya dari sinetron di Tv yang menonjolkan penjual ketoprak gitu. Jadi aku membuat cerita, ya seperti biasanya versi aku gitu. Sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

Eko dan Budi tetap menikmati makan gorengan dan juga minum kopi gelasan gitu. Abdul pun dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul membawa seplastik yang berisi makan gitu dan duduklah Abdul bersama Eko dan Budi. Abdul menaruh plastik berisi makanan di meja.

"Apa itu Abdul?" kata Budi.

"Makanan. Ketoprak," kata Abdul.

"Ketoprak. Kok bisa kebetulan dengan cerita di buat Budi, ya judul ceritanya sih bisa di bilang penjual ketoprak gitu," kata Eko.

"Kebetulan sama tidak masalahlahkan. Yang penting Abdul bawa makanan gitu," kata Budi.

"Emmmm," kata Abdul.

"Ketopraknya beli apa buat Abdul?" kata Eko.

"Beli lah. Aku tidak sempat untuk membuat makanan, ya repot dengan urusan usaha gitu," kata Budi.

"Makan yuk ketopraknya!" kata Abdul.

"Ayo!" kata Budi dan Eko bersamaan.

Abdul mengambil sebungkus ketoprak di plastik, ya begitu juga dengan Budi dan Eko lah. Ketiganya menikmati makan ketoprak yang enak banget. Sampai urusan makan selesai, ya perut ketiganya kenyang gitu. Seperti biasanya ketiganya main kartu remi, ya permainannya seperti biasa sih permainan kartu reminya....cangkulan.

Tuesday, March 15, 2022

LEMET SINGKONG

Budi di dapur, ya memeriksa yang ada di dapur dengan baik dengan tujuan sih mau membuat makanan gitu. Budi menemukan kresek plastik di bawah meja gitu.

"Singkong. Ibu membeli singkong toh. Kalau begitu. Aku olah saja singkong jadi makan saja. Tapi makan apa ya?" kata Budi.

Budi berpikir dengan baik dan akhirnya memutuskan dengan baik, ya Budi berkata "Buat makanan lemet saja!" 

Budi segera mengolah singkong dengan baik banget, ya di buat makanan lemet gitu. Singkat waktu. Budi selesai makan yang di buatnya. Ya Budi mencoba makan di buatnya.

"Enak lemet yang aku buat," kata Budi. 

Budi pun membawa lemet di piring, ya ke depan rumah. Piring yang berisi lemet di taruh di meja dengan baik. Memang di meja, ya ada minuman kopi botolan gitu. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Eko duduk bersama Budi. Memang sih Eko melihat makan di piring, ya di meja dan juga minuman kopi botolan gitu.

"Budi. Tumben ini ada lemet singkong. Jangan-jangan beli ya Budi?" kata Eko.

"Buat Eko," kata Budi.

"Oooo buat toh," kata Eko.

Eko mengambil lemet di piring, ya segera di makan dengan baik. Budi pun mengambil lemet di piring, ya di makan dengan baik.

"Emmmmm enak lemet buatan Budi," kata Eko.

"Memang enak. Aku yang buat," kata Budi.

Budi dan Eko terus menikmati makan lemet.

"Kata orang Turki...," kata Budi.

Eko langsung memotong omongan Budi dan berkata "Tunggu dulu!"

"Kenapa?" kata Budi.

"Kok...omongannya Budi. Kata orang Turki. Jangan-jangan ada kaitannya dengan acara Tv?" kata Eko.

"Acara Tv. Ya iya lah....acara Tv. Kan ada sinetron Turki gitu. Cewek-cewek cantik gitu," kata Budi.

"Emmmm kebiasaan," kata Eko.

Eko yang selesai makan lemet satu buah, ya mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik lah.

"Nama juga cowok. Tertarik dengan cewek cantik, ya normal kan. Kan ada orang tidak normal, ya tidak suka dengan cewek. Ya cowok suka dengan cowok gitu," kata Budi.

Budi selesai makan satu buah lemet, ya mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik lah. Eko menaruh kopi botolannya di meja.

"Omongan Budi benar lah. Normal sih cowok tertarik dengan cewek," kata Eko.

Budi menaruh kopi botolan di meja dengan baik.

"Kata orang Turki "Hoşlandığın kızdan hoşlanmak yürekten olmalı"...," kata Budi.

"Artinya Budi!" kata Eko.

"Becandaan gitu," kata Budi.

"Eeeeemmm...beneran becandaan?" kata Eko.

"Baik lah. Artinya "Menyukai cewek yang di sukai harus dengan sepenuh hati"....," kata Budi.

"Ya memang lah harus benar-benar mencintai cewek yang di sukai," kata Eko.

"Onu iyi anlamaya ve hoşlandığı kıza rehberlik etmeye çalışmak"...," kata Budi.

"Artinya!" kata Eko.

"Berusaha dengan baik memahaminya dan membimbing cewek yang di sukai," kata Budi.

"Memang benar lah omongan Budi. Cowok yang baik harus berusaha memahami cewek yang di sukainya. Kalau ceweknya lagi mutnya jelek, ya harus bisa ngertiin keadaan ceweknya. Jadi cowok yang sabar menghadapi sikap cewek yang di sukainya. Cowok yang baik, ya harus membimbing cewek yang di sukainya karena cewek itu makmumnya dan cowok pemimpinya dalam urusan cinta sebenarnya.....berumah tangga," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Budi masih jomlo kan?" kata Eko.

"Ya iyalah masih jomlo. Masih berusaha mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi.

"Cuma memastiin saja," kata Eko.

"Aku paham Eko," kata Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan kue lemet yang enak.

Monday, March 14, 2022

GETHUK

Budi duduk di depan rumahnya menikmati keadaan lingkungan yang tenang gitu. Ya Budi sambil makan gethuk dan juga minum kopi lah. 

"Nyanyi ah," kata Budi.

Budi mengambil gitarnya yang di taruh di kursi sih. Budi memainkan gitarnya dengan baik dan bernyanyilah dengan baik.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Sore-sore padhang bulan

Ayo kanca padha dolanan

Rene, rene bebarengan

Rame-rame e, dha gegojegan

Kae, kae rembulane

Yen tak sawang kok ngawe-awe

Kaya, kaya ngilingake

Kanca kabeh aja padha turu sore

Gethuk asale saka tela

Mata ngantuk, iku tandane apa?

Ah alah gethuk asale saka tela

Yen 'ra pethuk atine rada gela

Aja ngono mas

Aja, aja ngono

Kadung janji mas

Aku mengko gela

Sore-sore padhang bulan

Ayo kanca padha dolanan

Rene, rene bebarengan

Rame-rame e, dha gegojegan

Kae, kae rembulane

Yen tak sawang kok ngawe-awe

Kaya, kaya ngilingake

Kanca kabeh aja padha turu sore

Gethuk asale saka tela

Mata ngantuk, iku tandane apa?

Ah alah gethuk asale saka tela

Yen 'ra pethuk atine rada gela

Aja ngono mas

Aja, aja ngono

Kadung janji mas

Aku mengko gela"

***

Budi selesai menyanyikan lagu dan main gitarnya. Gitar pun di taruh di kursi. Eko dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Ya Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko pun duduk bersama Budi. Ya Eko memang melihat di meja, ya ada termos air panas, gelas, kopi sasetan dan makan di piring, ya makan itu gethuk sih.

"Gethuk," kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di mejalah.

"Hari ini tidak ada gorengan. Aku beli gethuk," kata Budi.

"Ooooo. Aku kirain Budi buat makan gethuk. Kalau beli gethuk pada penjual makanan, ya berarti rezekinya penjual makanan, ya jualannya di beli Budi. Laris manis gitu, ya dagangannya penjual ada yang membeli dagangannya," kata Eko.

Eko mengambil gethuk di piring, ya di makan dengan baik gethuk.

"Emmmm. Enaknya makanan ini," kata Eko.

Budi mengambil gethuk di piring, ya di makan dengan baik lah gethuk.

"Memang gethuk ini enak," kata Budi.

Eko yang selesai makan satu buah gethuk, ya membuat kopi lah dengan baik. Setelah kopi jadi, ya Eko segera menikmati minum kopinya.

"Delicious coffee. Ya sesuai dengan iklannya sih," kata Eko.

Budi selesai makan satu buah gethuk, ya Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Ya Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. Eko melihat dengan baik keadaan gitu sampai tertuju pada gitar di kursi.

"Budi...tadi abis main gitar dan juga menyanyi?" kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Iya aku main gitar dan menyanyikan lagu dengan judul 'Gethuk'..," kata Budi.

"Oooo. Nyanyiin lagu gethuk toh," kata Eko.

"Acara Tv?" kata Budi berpikir panjang.

"Ada apa dengan acara Tv?" kata Eko.

"Acara Tv, ya sinetron dan filmnya, ya India gitu. Sampai-sampai artis Indonesia, ya menyanyikan lagu India gitu," kata Budi.

"Kalau urusan acara Tv. Mungkin pasarnya lagi India-India gitu," kata Eko.

"Kalau inget masa lalu sih. Memang acara Tv, ya ada sih adaptasi India-Indian gitu. Sekarang balik lagi...India-Indiaan. Lagi trennya" kata Budi.

"Mungkin saja lagi trennya," kata Eko.

"Kata orang India "Jeevan ko bas achchhee tarah se aanand lene kee jaroorat hai"....," kata Budi.

"Artinya Budi!" kata Eko.

"Cuma becandaan gitu," kata Budi.

"Beneran cuma becandaan saja?" kata Eko.

"Ya deh. Artinya yang aku omongin tadi "Hidup hanya perlu di nikmati dengan baik"...," kata Budi.

"Ya memang sih. Omongan Budi bener. Hidup ini harus di nikmati dengan baik banget. Seperti menikmati makan, minuman dan juga musik untuk menghibur diri," kata Eko.

Abdul pun dateng, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Ya Abdul duduk bersama Budi dan Eko. Abdul melihat makan di piring dan berkata "Gethuk. Tumben. Biasanya gorengan?"

"Budi beli gethuk," kata Eko.

"Ya rezekinya penjual gethuk, ya aku beli dagangannya gitu," kata Budi.

Abdul pun mengambil gethuk di piring, ya di makan dengan baik gethuk lah.

"Enak gethuknya," kata Abdul.

"Emmm," kata Budi dan Eko.

Abdul selesai makan satu buah gethuk, ya segera membuat kopi dengan baik. Kopi jadi, ya di minum dengan baik kopinya.

"Really good coffee. Ya sesuai dengan iklannya sih," kata Abdul.

"Emmm," kata Eko dan Budi.

"Jadi kita mau main apa?" kata Abdul.

"Main kartu remi seperti biasanya saja!" kata Eko.

"Ya sudah main kartu remi seperti biasanya. Kata orang India "Achchhe doston ke saath achchha khelen to dostee ka ehasaas bhaeechaare kee bhaavana ke samaan hota hai"....," kata Budi.

"Kok...jadinya kata orang India?" kata Abdul.

"Biasa Budi becandaan," kata Eko.

"Ooooo....becandaan toh. Artinya Budi!" kata Abdul.

"Ya artinya "Bermainlah dengan baik bersama teman-teman baik maka rasa persahabatan itu seperti rasa persaudaraan".....," kata Budi.

"Aku paham yang di omongin Budi," kata Abdul.

"Aku juga paham lah yang di omongin Budi," kata Eko.

"Ya sudah. Main saja!" kata Budi.

"Ok," kata Abdul dan Eko bersamaan.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik. Kartu remi di bagikan dengan baik sama Budi. Ya Budi, Eko dan Abdul main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gethuk.

Sunday, March 13, 2022

KUE BOLU KUKUS

Eko duduk di depan rumahnya sedang membaca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga kue bolu kukus. Budi selesai urusan dengan temannya, ya Budi ke rumah Eko lah. Ya Budi membawa motornya dengan baik menuju rumah Eko. Abdul selesai urusan kerjaannya, ya ke rumah Eko lah. Abdul membawa motornya dengan baik ke rumah Eko lah. Singkat waktu. Budi telah sampai di rumah Eko lah. Budi pun memarkirkan dengan baik, ya motornya di depan rumah Eko lah. Budi pun duduk bersama Eko lah. Memang Budi melihat di meja ada piring berisi kue bolu kukus dan juga minuman kopi botolan.

"Eko," kata Budi.

Eko berhenti dari baca korannya, ya menaruh koran di atas meja dengan baik.

"Apa?" kata Eko.

"Biasanya gorengan. Kok....kue bolu kukus. Eko Beli kue bolu kukus ya?" kata Budi.

"Memang biasanya gorengan sih. Kue bolu kukus-nya, ya aku tidak beli. Kue bolu kukus, ya buatan Ibu," kata Eko.

"Oooooo...kue bolu kukusnya...buatan Ibunya Eko toh," kata Budi.

Budi mengambil kue bolu kukus di piring, ya segera di makan kue bolu kukus tersebut. Eko mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik.

"Kue bolu kukus buatan Ibunya Eko.....very delicious," kata Budi.

Budi terus makan kue bolu kukusnya dengan baik. 

"Nama juga buatan Ibu ku. Pastinya....very delicious," kata Eko.

Eko menaruh kopi botolan di mejalah. Eko mengambil kue bolu kukus di piring, ya segera di makan dengan baik lah. Budi yang telah habis satu buah kue bolu kukus, ya jadinya mengambil lagi kue bolu kukus di piring dan segera di makan dengan baik.

"Kue bolu kukus yang aku makan. Benar-benar.....very delicious," kata Budi.

Budi tetap memuji dengan baik makan buatan Ibunya Eko yang enak banget gitu. 

"Kata orang Arab "Yajib 'an yakun al'akl aladhi tasnaeuh al'umu jydan hqan"...," kata Eko.

Eko masih menikmati makan kue bolu kukusnya.

"Kok....kata orang Arab...Eko?" kata Budi.

Budi telah selesai makan kue bolu kukus, ya segera mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baiklah kopi botolan itu sama Budi lah.

"Sekedar saja....obrolan kita gitu. Ya bisa di bilang becandaan gitu," kata Eko.

Eko selesai makan kue bolu kukus, ya segera mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik lah.

"Padahal omongan Eko bener sih. Kalau Bahasa Arab nya di arti kan ke Bahasa Indonesia gitu "Makan yang di buat ibu dengan baik pasti rasa enak banget".....," kata Budi.

Budi menaruh kopi botolan di atas meja. Eko menaruh kopi botolannya di meja lah.

"Al'umu tahdur wajbatan mae alhubi lileayila...," kata Eko.

"Memang omongan Eko bener sih. Bahasa Arab di artikan ke Bahasa Indonesia "Ibu membuat makan dengan rasa kasih sayangnya untuk keluarga"..." kata Budi.

Abdul pun dateng, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Abdul pun duduk bersama Eko dan Budi lah. Abdul melihat dengan baik di meja, ya ada kopi botolan dan juga kue bolu kukus.

"Ada kue bolu kukus. Tumben. Biasanya. Gorengan," kata Abdul.

Abdul mengambil kue bolu kue di meja, ya di makan dengan baik.

"Ibunya Eko yang buat kue bolu kukus," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Ladhidh jidana...," kata Abdul.

Abdu terus menikmati makan kue bolu kukus yang enak itu.

"Memang kue bolu kukusnya enak banget," kata Budi menegaskan omongan Abdul.

"Emmm," kata Eko.

Abdul selesai makan satu kue bolu kukus, ya segera mengambil kopi botolan di meja dan di minum dengan baik kopi botolan lah. 

"Kenapa obrolan kita. Pake Bahasa Arab?" kata Budi.

"Karena kita mengaji dari kecil, ya pastinya bisa sedikit-sedikit bisa Bahasa Arab gitu," kata Eko.

Abdul menaruh kopi botolan di meja.

"Benar omongan Eko itu. Kita belajar dari kecil mengaji, ya sedikit-sedikit biasa Bahasa Arab gitu," kata Abdul.

"Atau jangan-jangan karena acara Tv. Kan ada artis yang keturunan Arab gitu," kata Budi.

"Ya bisa jadi sih kalau urusan acara Tv yang pengisi acara keturunan Arab," kata Eko.

"Tapi realitanya sih. Keturunan Arab yang jualan di pasar, ya toko gitu di pasar tengah. Jarang sih ngobrol pake Bahasa Arab sama orang-orang pribumi dan juga orang-orang China. Kalau keluarganya, ya otomatis sih...pake Bahasa Arab sih," kata Abdul.

"Yang paling penting itu. Makan buatan Ibu ku....enak kan...Budi dan Abdul?" kata Eko.

"Iya...enak," kata Budi.

"Enak," kata Abdul.

"Sekedar obrolan lulusan SMA saja. Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Eko.

"Ok...main kartu remi!" kata Budi.

"Emmm...main kartu remi!" kata Abdul.

Eko mengambil kartu remi di bawah meja,ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik lah. Eko, Budi dan Abdul, ya main kartu remi dengan baik. Seperti biasa main kartu reminya main cangkolan lah.

Saturday, March 12, 2022

YACHAEJEON

Minggu pagi. Budi di dapur.

"Mau masak apa ya?" kata Budi.

Budi mencari bahan-bahan yang ingin ia masak gitu. Di lemari makan, ya Budi menemukan seplastik bahan untuk buat sayur sop-sopan.

"Aku buat makan apa ya?"  Budi berpikir panjang.

Budi pun teringat dengan jenis makan Korea yang mirip dengan bakwan goreng. 

"Buat vegetable pancake. Bahasa Korea-nya 'Yachaejeon'....," kata Budi.

Budi mulai membuat makanan dengan bahan yang apa adanya gitu, ya repot untuk membelinya ke pasar. Dengan cermat Budi membuat makannya sampai jadi. Budi pun mencoba makannya. Potongan vegetable pancake atau yachaejeon, ya di celupkan di saus buatan Budi. Budi segera makan vegetable pancake.

"Emmmmm. Rasanya enak. Krispi dan juga sausnya enak. Pas enaknya," kata Budi.

Budi membawa piring yang ada makannya besama mangkok kecil yang ada saus, ya di bawa ke depan rumah. Di depan rumah Budi menikmati makan vagetable pancake yang enak banget. Ya minumnya sih teh gelas gitu. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya segera memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Eko duduk bersama dengan Budi. Eko melihat makan di meja, ya kaya bakwan goreng gitu. Eko mengambil makan tersebut dan berkata "Makan apa ini Budi?"

"Yachaejeon," kata Budi.

Budi mengambil makannya di piring, ya di makan dengan baik.

"Yachaejeon," kata Eko.

Eko memakan makan tersebut dengan baik. 

"Enak. Rasanya seperti bakwan goreng," kata Eko.

"Ya nama juga buatan orang Indonesia. Rasanya seperti bakwan goreng biasa sih. Beda kali dengan yachaejeon....buatan orang Korea," kata Budi.

Budi mengambil teh gelasan di meja, ya di minum dengan baik.

"Oooooo....yachaejeon itu makan korea toh," kata Eko.

Eko mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh teh gelas di mejalah. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di rumah Budi. Eko menaruh teh gelas di meja. Abdul pun duduk bersama Eko dan Budi. Di meja, Abdul melihat makan di piring dan juga teh gelas gitu.

"Makan di piring. Kaya mirip bakwan?" kata Abdul.

"Vegetable pancake," kata Budi.

"Yachaejeon," kata Eko.

"Budi...Bahasa Inggris. Eko, ya kayanya Bahasa Korea. Jadi yang bener yang mana?" kata Abdul.

"Bakwan goreng," kata Budi dan Eko bersamaan.

"Bakwan goreng sih, ya makan Indonesia lah," kata Abdul.

Abdul pun mengambil makan tersebut di piring, ya di makan dengan baik.

"Makan ini enak banget. Beli apa buat?" kata Abdul.

"Buat sih. Dengan bahan seadanya gitu," kata Budi.

"Budi ada niat jualan apa enggak. Makan yang di buat enak?" kata Eko.

"Aku tidak ada niat jualan. Sekedar masak makan gitu," kata Budi.

"Bahasa Korea makan enak apa?" kata Abdul.

Abdul mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik.

"Aku tidak tahu lah. Aku tidak belajar Bahasa Korea," kata Budi.

Abdul menaruh teh gelas di meja lah. 

"Aku juga tidak belajar Bahasa Korea, ya jadi tidak tahu," kata Eko.

"Meosjin, ya artinya enak," kata Abdul.

"Dapet dari mana tuh kata?" kata Budi.

"Iya Abdul. Tuh kata dapet dari mana?" kata Eko.

"Dari berita di Tv lah. Kalau tidak salah sih ingatan ku. Maklum repot urusan usaha," kata Abdul.

"Ya sudahlah. Di anggap bener saja. Kata itu," kata Budi.

"Setuju aku omongan Budi," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Kalau begitu main kartu remi!" kata Abdul.

"Ok...main kartu remi!" kata Eko.

"Ya main kartu remi!" kata Budi.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu di kocok dengan baik. Budi membagikan kartu remi dengan baik. Budi, Eko dan Abdul main kartu remi dengan baik banget gitu.

Friday, March 11, 2022

TAK IKHLASNO

Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Main gitar ah!" kata Budi.

Budi mengambil gitar di banggu yang kosong. Ya gitar pun di mainkan Budi dengan baik, ya sambil menyanyikan sebuah lagu yang bagus banget gitu.

"Sepine wengi iki ngeridu ati

Seng tansah kelingan sliramu, kowe ninggal aku

Ademe howo iki, nggowo loro sing kang nyoto

Mergo nyawang kowe gandeng karo liyane

Yen pancen iki wis garise, aku ikhlas lahir batine

Kabeh kudu tak lalekke, masio abot sanggane, oh

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase

Ademe howo iki, nggowo loro sing kang nyoto

Mergo nyawang kowe gandeng karo liyane

Yen pancen iki wis garise, aku ikhlas lahir batine

Kabeh kudu tak lalekke, masio abot sanggane

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase"

***

Budi selesai main gitar dan bernyanyi. Ya Budi menaruh gitar di tempat bangku yang kosong. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi lah. Eko duduk bersama Budi. Terlihat gitar di bangku yang kosong.

"Budi abis main gitar dan bernyanyi?" kata Eko.

"Iya," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi, ya di minum dengan baik.

"Lagu siapa yang Budi nyanyikan?" kata Eko.

Budi menaruh gelas yang berisi kopi di meja.

"Lagunya Happy Asmara dengan judul lagu 'Tak Iklasno'...," kata Budi.

"Ooooooo....lagunya Happy Asmara yang judulnya 'Tk Iklasno'...," kata Eko.

"Aku teringat dengan sebuah cerita," kata Budi.

"Berita apa?" kata Eko.

"Kisah cinta sih," kata Budi.

"Kisah cintanya siapa?" kata Eko.

"Kisah cintanya.....Dono dengan Rara," kata Budi.

"Budi...cerita kan tuh cerita!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita kan. Dono yang teman-temannya Kasino dan Indro. Dono yang telah selesai kuliah dan kerja gitu. Dono suka sama Rara, ya pada pandangan pertama, ya Rara masih kuliah gitu. Dono berusaha dengan sebaik mungkin jadian dengan Rara. Awal-awal Dono di cuekin sama Rara. Kasino dan Indro, ya memberikan semangat kepada Dono, ya mengejar cinta pada gadis cantik bernama Rara. Berkali-kali Dono di tolak sama Rara. Akhirnya Dono berhasil menjalin cinta dengan Rara. Hubungan kisah Dono dan Rara berjalan dengan baik. Sampai orang tua Rara tidak suka dengan Dono, ya alasan orang tua Rara karena Rara di jodohkan dengan orang pilihan orang tua Rara yang bernama Gunawan. Dono tidak bisa memaksakan kehendaknya bersama Rara. Suatu ketika Dono bertemu dengan Ratna, ya teman saja sih. Dono pun mengajak Ratna makan di kafe. Rara bersama Gunawan ke kafe. Saat Rara melihat Dono bersama Ratna di kafe, ya rasa gelisah Rara ada sih. Rara mendekati Dono dan memutuskan hubungan gitu. Ya Dono ingin menjelaskan semuanya, tapi ternyata Rara langsung bicara tegas "Aku menerima Gunawan sebagai calon suami ku". Dono tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rara bersama Gunawan meninggalkan kafe. Dono menerima keputusan tersebut, ya pisah dengan Rara. Dono tetap menjalin baik hubungan dengan Ratna sebagai teman. Di rumah Rara, ya tepatnya di kamarnya. Rara menangis. Lesti sebagai Mbaknya Rara, ya masuk ke kamar adiknya, ya mencari tahu keadaan Rara kenapa menangis?. Rara menjelaskan hubungan dengan Dono, ya putus dan menerima perjodohan dengan Gunawan. Lesti memahami benar keadaan Rara dengan baik. Sampai keadaan Rara berhenti bersedih hati, ya Lesti keluar dari kamarnya Rara. Dono pun meninggalkan kota Jakarta ke Batam, ya ke tempat saudaranya di Batam. Dono berkata untuk urusan hatinya pada Rara "Tak Ikhlasno". Kasino dan Indro, ya di Jakarta saja gitu. Dono di Batam menjalankan kehidupannya dengan tenang banget dan melanjutkan kuliahnya dengan baik. Rara pun menikah dengan Gunawan. Pernikahan Rara dan Gunawan berjalan dengan bahagia. Satu tahun telah menjalankan biduk rumah tangga, ya antara Rara dan Gunawan. Suatu ketika Rara menemukan sebuah foto bersama dirinya dengan Dono. Terkenanglah rasa bahagia Rara dan Dono. Rara sadar dirinya telah menikah dengan Gunawan. Foto Dono pun di buah ke tong sampah. Rara tidak ingin rumah tangganya bersama Gunawan hancur karena cinta masa lalu. Rara pun berkata "Tak Ikhlasno". Rara pun menjalankan kehidupan seperti biasanya, ya sampai bertemu dengan Ratna. Ya Ratna menjelaskan dengan baik tentang Dono pada Rara. Ratna, ya hanya teman baik Dono saja. Rara salah paham dengan Dono. Nasi sudah menjadi bubur. Rara telah menikah dengan Gunawan. Rara pun berkata dengan kisah cinta masa lalunya bersama Dono "Tak Ikhlasno". Rara pun tidak ada rasa gelisah lagi tentang masa lalunya. Rara menjalankan hubungan rumah tangga dengan Gunawan, ya dengan baik sih. Begitunya ceritanya," kata Budi.

"Kata orang China "Hǎo gùshì"..," kata Eko.

"Kok...tanggapannya pake kata orang China?" kata Budi.

"Sedikit beda saja sih," kata Eko.

"Ada artinya apa enggak yang di omongin Eko. Kata orang China tadi?!" kata Budi.

"Emmmmmm gimana ya? Kan sedikit becanda aja!" kata Eko.

"Berarti tidak ada artinya toh. Becandaan gitu," kata Budi.

"Ya..gak gitu juga sih," kata Eko.

"Ada toh...artinya," kata Budi.

"Ya...artinya sih 'Cerita yang bagus'....," kata Eko.

"Seperti biasanya, ya kan Eko?" kata Budi.

"Ya begitu lah," kata Eko.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.

"Ok...!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Yǒu shí àiqíng gùshì yǐ pòsuì de xīn jiéshù....," kata Eko.

"Artinya Eko!" kata Budi.

"Kisah cinta kadang ada yang berakhir dengan patah hati," kata Eko.

"Aku paham. Broken heart," kata Budi.

"Àiqíng gùshì yǒu shí huì yǒu rénmen xǐhuān dì měihǎo jiéjú.....," kata Eko.

"Artinya Eko!" kata Budi.

"Kisah cinta terkadang berakhir bahagia yang sering di sukai orang-orang," kata Eko.

"Aku ngerti crita katresnan karo happy ending," kata Budi.

"Kok Jawa?" kata Eko.

"Sedikit berbeda saja," kata Budi.

"Ooooo sedikit beda toh. Ora masalah, sing penting seneng," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik.

DORAYAKI

Budi di dapur membuat kue Dorayaki, ya makan yang di sukai Doraemon gitu. Resep untuk membuat kue Dorayaki di ambil dari jaringan internet lah. Budi dengan cermat membuat kue Dorayaki, ya berdasarkan resep sih. Singkat waktu sih. Budi pun mencoba hasil makan yang ia buat dengan baik, ya berdasarkan resep di jaringan internet.

"Emmmm...enak banget kue Dorayaki ini yang aku buat," kata Budi.

Budi pun segera membawa kue Dorayaki satu piring, ya ke depan rumah. Di depan rumah, ya Budi duduk santai sambil baca komik Doraemon lah dan juga, ya menikmati kue Dorayaki dan minumnya kopi gelasan lah. Eko ke rumah Budi, ya dengan menggunakan motor sih. Abdul juga ke rumah Budi, ya menggunakan motor lah. Singkat waktu, ya Eko sampai di rumah Budi. Eko menaruh motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk bersama Budi. Karena Eko dateng, ya Budi berhenti baca komik Doraemon. Ya komik di taruh Budi di meja lah. Eko melihat makan yang asing gitu, ya biasanya gorengan gitu. Eko pun berkata "Budi makan apa ini?", ya Eko sambil menunjuk makan tersebut.

"Dorayaki," kata Budi.

"Dorayaki. Kaya makan yang di sukai Doraemon? Ya ada di komik yang di baca Budi lah!" kata Eko, ya sambil menunjuk komik Doraemon di meja lah.

"Memang sih. Dorayaki makan yang di sukai Doraemon. Di komik Doraemon juga di jelaskan dengan baik," kata Eko.

Eko mengambil Dorayaki di piring.

"Dorayaki ini di beli apa buat sendiri Budi?" kata Eko.

Eko pun segera memakan Dorayaki dengan baik.

"Buat lah Eko. Ya bisa di bilang coba-coba membuatnya kue Dorayaki. Resepnya pun di ambil dari jaringan internet gitu," kata Budi.

"Kore wa hontōni oishī.....," kata Eko.

Eko, ya masih terus menikmati makan Dorayaki itu. Budi, ya terkejut dengan omongan Eko, ya kedengarannya seperti Bahasa Jepang gitu.

"Eko.....ngomong Bahasa Jepang, ya Eko?" kata Budi.

"Iya. Aku ngomong Bahasa Jepang. Sedikit-sedikit gitu," kata Eko.

Eko mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

"Bahasa Indonesia apa Eko, ya yang di omongin Eko pake Bahasa Jepang gitu?" kata Budi.

Eko menaruh kopi gelasan di meja.

"Bahasa Indonesia, ya makan ini enak bener. Maksudnya, ya makan Dorayaki, ya Oishī...," kata Eko.

"Makan yang aku buat enak bener toh," kata Budi.

"Ngomong-ngomong....apakah Budi sudah pernah makan Dorayaki yang sebenarnya, beli dari orang yang jualan makan kue Dorayaki gitu?" kata Eko.

"Ya belum pernah sih beli makan kue Dorayaki lah. Aku juga belum pernah bertemu dengan orang Jepang. Orang Jepang yang aku ketahui, ya yang jadi artis di Tv Indonesia, ya Artis Kenta dan Haruka gitu," kata Budi.

"Budi...belum pernah beli makan kue Dorayaki. Yang aku perhitungkan adalah apakah rasa makan kue Dorayaki buatan Jepang, ya sama dengan buatan Budi ya?" kata Eko berpikir panjang sih.

"Mungkin sama?" kata Budi.

"Mungkin juga tidak kan?" kata Eko.

"Ya mungkin juga tidak sama sih, ya karena aku yang buat orang Indonesia, ya beda dengan yang buat orang Jepang lah," kata Budi.

"Suku bangsa, ya kan Budi?" kata Eko.

"Ya begitulah...suku bangsa!" kata Budi menegaskan omongan Eko.

Abdul pun sampai di rumah Budi. Abdul menaruh motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul, ya duduk bersama dengan Budi dan Eko. Abdul melihat makan di meja, ya makannya seperti makan yang di sukai Doraemon, ya kue Dorayaki. Abdul berkata "Apakah bener yang di piring. Kue Dorayaki?", ya Abdul sambil menunjuknya lah.

"Benerlah...kue Dorayaki!" kata Eko dengan tegas.

"Dorayaki. Memang Dorayaki, ya kue yang ada di piring. Aku yang membuatnya. Ya resepnya dari jaringan internet lah," kata Budi.

Abdul pun mengambil kue Dorayaki di piring, ya segera di makannya dengan baik.

"Gimana rasanya Abdul?" tanya Budi.

"Eat this really good," kata Abdul.

"Emmmmm..Bahasa Inggris. Makan ini enak benar," kata Budi.

"Delicious," kata Abdul.

Abdul selesai makan Dorayaki, ya segera mengambil minuman kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah kopi gelasan gitu.

"Lezat...toh!" kata Budi.

"Oishī," kata Eko.

Abdul menaruh minum kopi gelasan di meja lah.

"Sekali-sekali pake Bahasa Inggris, ya lulusan SMA...ada nilai citra kelasnya gitu," kata Abdul.

"Malahan Eko. Pake Bahasa Jepang," kata Budi.

"Cuma sedikit-sedikit yang aku bisa Bahasa Jepang," kata Eko.

"Kalau begitu lebih baik kita main kartu remi saja!" kata Abdul.

"Ok...main kartu remi," kata Budi.

"Ya...main kartu remi!" kata Eko.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik. Budi, Eko dan Abdul, ya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan makan kue Dorayaki, ya buatan Budi yang enak bener.

BAKPAO

Malam yang tenang banget di kediaman Budi. Ya Budi sedang duduk santai di depan rumahnya sedang membaca koran, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan juga makan kue bakpao. Eko selesai urusannya dengan temannya di mesjid, ya Eko ke rumah Budi. Eko membawa motornya dengan baik menuju rumah Budi. Abdul ke rumah Budi lah dengan mengendarai motornya dengan baik lah. Singkat waktu, ya sampailah Eko di rumah Budi. Eko memarkirkan dengan baik, ya motornya di depan rumah Budi lah. Eko duduk bersama Budi. Memang Eko melihat makan di meja, ya bapao di piring sih. Budi berhenti baca korannya, ya ada Eko. Koran di taruh di atas meja, ya sama Budi.

“Budi. Tumben nie ada bakpao. Biasanya ada gorengan?” kata Eko.

“Memang tumben ada bakpao. Sebenarnya aku mau beli gorengan di tempat langgan aku beli. Tahu-tahu ada penjual bakpao. Ya aku beli bakpaonya, ya jadinya,” kata Budi.

“Ooooo bertemu penjual bakpao, ya jadinya beli bakpao. Jadi tidak beli gorengan,” kata Eko.

Eko mengambil bakpao di piring, ya segera di makan dengan baik bakpao tersebut.

“Emmmmm enak ini bakpaonya Budi,” kata Eko.

“Kata orang China sih “Bāozi hěn hào chī,” kata Budi.

Budi mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baiklah bakpao lah. Eko terkejut dengan omongan Budi, ya pake bahasa China gitu.

“Budi becandaan kaya acara Tv, ya Budi pake Bahasa China?” kata Eko.

“Aku cuma sekedar saja. Di Tv saja, ya ada berita Bahasa China?” Budi.

“Oooo cuma sekedar saja toh,” kata Eko.

Eko selesai makan satu buah bakpao, ya mengambil kopi gelasan di meja dan segera di minum dengan baik lah.

“Tema bakpao di angkat ke Film kan Eko?” kata Budi.

Budi selesai makan satu buah bakpao, ya segera mengambil kopi gelasan di meja dan segera di minum dengan baik lah.

“Kayanya…..ada sih Film dengan tema bakpao. Kalau tidak salah acara Tv, ya ada judulnya bakpao gitu?” kata Eko.

Eko menaruh kopi gelasan di meja. Eko mengambil bakpao di piring lagi, ya di makan dengan baik bakpao lah. Budi menaruh kopi gelasan di meja.

“ Acara Tv, ya judulnya mendekati dengan nama bakpao. Artisnya yang mengisi acara, ya keturunan China gitu,” kata Budi.

Budi mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baik bapao lah.

“Ngomong-ngomong. Arti dari Bahasa China yang Budi omongkan apa?” kata Eko.

“Kan. Aku cuma sekedar Bahasa China saja,” kata Budi.

“Cuma becandaan kaya pelawak gitu?” kata Eko.

“Ya bisa di bilang begitu sih,” kata Budi.

“Ayolah Budi arti dari Bahasa China yang di omongin Budi!” kata Eko.

Eko selesai makan bakpaonya, ya segera mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

“Baiklah. Artinya…..bakpaonya enak sekali,” kata Budi.

Budi selesai makan bakpaonya, ya segera mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah. Abdul dateng ke rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di rumah Budi lah. Abdul duduk bareng bersama Eko dan Budi lah. Ya Eko dan Budi menaruh kopi gelasan di meja lah. Abdul melihat di meja, ya ada bakpao.

“Tumben ada bakpao. Biasanya gorengan Budi?” kata Abdul.

Abdul mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baik.

“Ya memang tumben ada bakpao. Aku beli bakpao. Tidak jadi beli gorengan,” kata Budi.

“Rezekinya penjual bakpao, ya dagangannya di beli Budi,” kata Eko.

“Kata orang China “Wǒ chī de bāozi hěn hào chī”…,” kata Abdul.

“Emmmm. Abdul ikutan kaya Budi, ya pake Bahasa China,” kata Eko.

“Berita di Tv saja, ya pake Bahasa China,” kata Budi.

“Ya…aku cuma sekedar saja sih,” kata Abdul.

Abdul selesai makan bakpaonya, ya mengambil minuman kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

“Artinya omongan Abdul, ya pake Bahasa China apa?” kata Eko.

“Artinya….bakpao yang aku makan enak sekali,” kata Abdul.

“Emmmm,” kata Budi.

“Kalau begitu, ya main kartu remi saja Budi!” kata Eko.

“Ok..main kartu remi!” kata Budi.

Abdul menaruh minuman kopi gelasan di meja.

“Main kartu remi,” kata Abdul.

Budi memang mengambil kartu di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi. Lalu kartu remi di bagikan dengan baik. Budi, Eko dan Abdul main kartu remi, ya permainan cangkulan, ya sambil menikmati makan bakpao dan minuman kopi gelasan lah.

NGOPI

Malam yang tenang di kediaman Eko. Ya Eko duduk santai di depan rumahnya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Budi yang selesai urusannya dengan temannya, ya ke rumah Eko. Budi membawa motornya dengan baik, ya menuju tujuannya. Singkat waktu sih. Budi sampai di rumah Eko, ya segera memarkirkan motor di depan rumah Eko dengan baik lah. Budi duduk bersama Eko. Ya memang Budi melihat keadaan di meja sih, ya ada termos air panas, gelas, kopi sasetan, gorengan di piring dan juga gelas yang ada kopinya. Eko menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja dengan baiklah. Eko mengambil gelas yang berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.

“Ngopi ah,” kata Budi.

Budi mengambil gelas dan juga kopi sasetan. Ya kopi sasetan di buka dengan baik dan bubuk kopi yang bercampur gula di taruh di gelas. Budi segera mengisi gelas yang telah berisi bubuk kopi dan gula dengan air panas dari termos air panas lah. Eko selesai minum kopinya, ya menaruh gelas yang berisi kopi di mejalah. Budi mengaduk kopi dengan sendok. Setelah kopi jadi sih, ya Budi segera meminum kopinya dengan baik.

“Kata orang Rusia “Kofe, kotoryy ya p'yu, vkusnyy”…” kata Budi.

Budi terus menikmati kopinya dengan baik. Ya Eko terkejut dengan omongan Budi.

“Budi….kata orang Rusia. Apa aku tidak salah mendengarnya?” kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopinya di meja.

“Eko tidak salah denger kok. Aku memang ngomong…..kata orang Rusia “Kofe, kotoryy ya p'yu, vkusnyy”…..,” kata Budi.

“Dari mana tuh mendapatkan kata-kata orang Rusia?” kata Eko.

“Dari berita di Tv lah dan juga acara  Masha and the Bear……gitu,” kata Budi.

“Berita Tv, ya memang masih hot-hotnya tentang Rusia yang berperang dengan Ukraina. Masha and the Bear, ya kartun anak-anak,” kata Eko.

“Emmmm,” kata Budi.

“Budi…arti omongan Budi yang tadi, ya kata orang Rusia?” kata Eko.

“Ya aku kan cuma sekedar saja. Kaya acara Tv gitu, ya lawak gitu,” kata Budi.

“Beneran tidak ada artinya?” kata Eko.

“Ya ada sih artinya. Ya artinya ‘Kopi yang aku minum enak sekali’……,” kata Budi.

“Hidup di negeri Indonesia ini tenang, ya Eko?” kata Budi.

“Ya begitulah kenyataannya,” kata Eko.

“Konflik di negara-negara yang sedang perang, ya kasihan rakyatnya,” kata Budi.

“Ya memang kasihan rakyatnya sih, ya di negara-negara yang sedang berperang. Mau di kata apa?!” kata Eko menegaskan omongan Budi.

“Yaaaaa....sekedar obrolan lulusan SMA kan Eko?” kata Budi.

“Ya seperti biasanya sih. Obrolan lulusan SMA. Beda dengan lulusan Universitas, ya tentang penelitian ini dan itu,” kata Eko.

“Andai saja ada pahlawan super. Ya bisa menghentikan perang dari negara-negara yang sedang konflik,” kata Budi.

“Superman bersama teman-temannya menanggulangi perang yang ini dan itu. Film kartun pahlwan super,” kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.

“Kava, yaku ya pʺyu, smachna,” kata Eko.

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah. Budi mendengar omongan Eko dengan baik dan berkata “Eko ngomong apa tadi?”

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

“Oooo kata orang Ukraina “Kava, yaku ya pʺyu, smachna”….,” kata Eko.

“Eko. Ikut-ikutan kaya aku. Dari mana Eko dapet tuh kata orang Ukraina?” kata Budi.

“Dapet dari berita di Tv,” kata Eko.

“Berita toh. Sama aja dengan aku,” kata Budi.

“Ya begitu lah,” kata Eko.

“Artinya Eko?” kata Budi.

“Aku kan cuma sekedar becandaan saja,” kata Eko.

“Lawak toh,” kata Budi.

“Ya begitu lah,” kata Eko.

“Beneran tidak ada artinya?” kata Budi.

“Ya…artinya ‘Kopi yang aku minum enak sekali’…..” kata Eko.

“Loooooo kok sama sih,” kata Budi.

“Ya begitu lah. Sama gitu,” kata Eko.

“Sengaja itu mah Eko,” kata Budi.

“Ya begitulah. Kan sekedar obrolan saja,” kata Eko.

“Kalau begitu sih. Lebih baik main catur saja!” kata Budi.

“Ok…main catur!” kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

Thursday, March 10, 2022

DURI-DURI

Malam yang tenang banget. Budi duduk degan santai di depan rumah Budi, ya sambil memainkan gitar dan menyanyikan lagu.

Lirik lagu yang di nyanyikan Budi :

"Sekarang ku tahu

Dirimu t'lah bersamanya

Walau sakit hati yang kurasa

Akan kujalani dengan sendirinya

Ku terus berjuang

Walau tanpamu, sayang

Mimpi-mimpi yang t'lah kuciptakan

Kini hanya tinggallah kenangan

Duri-duri yang kau tancapkan di hati ini

Membuat diriku sakit hati

Aku yang berjuang 'tuk dirimu

Tapi dia yang dapatkan cintamu

Surat undangan yang kau berikan kepadaku

Serasa ku tak percaya

Kutitipkan cintaku kepadanya

Jagalah dia, buatlah dia bahagia

Ku terus berjuang

Walau tanpamu, sayang

Mimpi-mimpi yang t'lah kuciptakan

Kini hanya tinggallah kenangan

Duri-duri yang kau tancapkan di hati ini

Membuat diriku sakit hati

Aku yang berjuang 'tuk dirimu

Tapi dia yang dapatkan cintamu

Surat undangan yang kau berikan kepadaku

Serasa ku tak percaya

Kutitipkan cintaku kepadanya

Jagalah dia, buatlah dia bahagia, ho-oh

Duri-duri yang kau tancapkan di hati ini

Membuat diriku sakit hati

Aku yang berjuang 'tuk dirimu

Tapi dia yang dapatkan cintamu, hu-uh

Surat undangan yang kau berikan kepadaku

Serasa ku tak percaya

Kutitipkan cintaku kepadanya

Jagalah dia, buatlah dia bahagia

Jagalah dia, buatlah dia bahagia"

***

Budi selesai menyanyikan lagunya dan main gitarnya. Budi menaruh gitarnya di tempat kursi yang kosong. Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baiklah bakwan goreng lah. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi lah. Eko duduk bersama-sama dengan Budi. Eko memang melihat ada gitar di kursi yang kosong gitu.

"Budi. Abis main gitar dan juga menyanyi, ya Budi?" kata Eko.

Eko mengambil bakwan di piring, ya di makan dengan baik bakwan goreng lah.

"Iya. Aku abis main gitar dan bernyanyi," kata Budi.

Budi yang habis makan bakwan goreng satu buah, ya mengambil tahu bunting di piring, ya di makan dengan baik lah tahu bunting tersebut. 

"Lagu apa yang di nyanyikan Budi?" kata Eko.

Eko pun habis makan satu buah bakwan goreng, ya mengambil lagi bakwan goreng di piring dan segera di makan dengan baik lah bakwan goreng lah.

"Duri-duri, ya lagunya Happy Asmara," kata Budi.

Budi selesai makan tahu buntingnya, ya mengambil minuman teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah.

"Ooooo Duri-duri. Lagunya Happy Asmara," kata Eko.

Eko selesai makan bakwan goreng, ya mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. Budi menaruh teh gelas di meja lah.

"Harapan tidak sesuai dengan kenyataan," kata Budi.

Eko menaruh teh gelas di mejalah.

"Urusan cinta, ya Budi?" kata Eko.

"Ya begitu lah. Urusan cinta. Masih ada kaitan dengan lagu sih," kata Budi.

"Berharap bersama dengan orang yang di cintai. Ternyata orang di cintai menikah dengan orang lain," kata Eko.

"Sakit....perasaan yang mencintai," kata Budi.

"Broken heart," kata Eko.

"It hurts so bad," kata Budi mengikuti aluran omongan Eko yang menggunakan Bahasa Inggris.

"Lebih sakit lagi sih. Pengkhiatan suami pada istrinya. Suaminya selingkuh dengan cewek kenalannya," kata Eko.

"Memang sih sakit bener pengkhiatan suami pada istrinya. Main di belakang istri, selingkuh lah suaminya," kata Budi.

"Di depan istri bersikap manis seperti biasanya. Di belakangnya, ya manis dengan cewek selingkuhannnya," kata Eko.

"Berusaha pandai bermain-main cinta, ya agar tidak ketahuan istrinya. Pada waktunya, ya ketahuan juga suaminya selingkuh. Kaya sinetron atau film, ya cerita tentang suami yang mengkhianatin istrinya," kata Budi.

"Ya memang ide di ambil dari sinetron dan film sih. Obrolan kita," kata Eko.

"Kenyataannya gimana Eko?" kata Budi.

"Kenyataannya kan. Ada baik dan buruk," kata Eko.

"Iya sih. Ada suami baik dan juga ada suami yang buruk, ya kenyataan hidup ini," kata Budi.

"Sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur lah. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"So the guy is loyal to the girl he loves. Happy love story," kata Budi.

"What Budi said is true," kata Eko menegaskan omongan Budi, ya mengikuti alurnya omongan Budi pake Bahasa Inggris.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh gelas dan makan gorengan lah.

Wednesday, March 9, 2022

ROTI GORENG

Malam yang tenang di kediaman Eko. Ya Eko duduk di depan rumahnya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum botolan dan juga makan keripik singkong sih. Abdul ke rumah Eko, ya mengendarai motornya dengan baik. Budi selesai urusan dengan temannya, ya Budi ke rumah Eko dengan mengendarai motornya dengan baik banget sih. Budi melihat penjual roti goreng di pinggir jalan. Budi memutuskan membeli roti goreng lah, ya menghampiri penjual roti goreng. Yang jual roti goreng masih muda sih, ya kadang keadaan keluarga yang bisa di bilang miskin, ya anak muda yang kreatif, ya biasanya membangun usaha secara mandiri dengan modal kecil-kecilan. Atau anak muda, ya mengambil barang jualan orang dan di jual dengan baik barang yang di jual tersebut, ya demi kelangsungan hiduplah. Budi segera memesan roti goreng kepada penjual roti goreng. Ya pesan segera di masukkan di plastik sama penjual roti goreng. Ya Budi membayar pesannya pada penjual roti goreng.

“Ke rumah Eko,” kata Budi. 

“Laris manis dagangan ku,” kata penjual roti goreng.

Penjual roti goreng dengan sabar menjual barang dagangannya, ya dengan harapan yang tinggi sih, ya jualan hari ini habis gitu. Semua jualan dalam bentuk apa pun, ya tergantung dari kodarnya rezeki orang yang menjalankan usahanya dengan baik. Tetap berdoa dengan baik pada Tuhan Yang Maha Esa. Budi membawa motornya dengan baik, ya ke tujuannya sih rumah Eko. Singkat waktu, ya sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Budi pun duduk bersama Eko, ya menaruh plastik berisi roti goreng. Budi melihat di meja, ya ada roti goreng di plastik, keripik singkong dan juga minuman botol.

“Eko,” kata Budi.

Eko yang asik baca koran, ya berhenti lah. Koran pun di taruh Eko di meja lah.

“Ada apa Budi?” kata Eko.

“Kok ada roti goreng, ya sama dengan roti goreng bawaan aku?” kata Budi.

“Oooo roti goreng itu. Abdul yang bawa,” kata Eko.

“Abdul yang bawa roti goreng. Sekarang Abdulnya kemana?” kata Budi.

“Abdul ada urusan. Ya jadinya meninggalkan rumah aku deh. Roti goreng, ya di taruh saja di situ. Katanya untuk aku,” kata Eko.

“Ooooo Abdul ada urusan toh. Jadi meninggalkan rumah Eko. Jadi tidak main kartu remi dong,” kata Budi.

“Abdul tidak ada, ya tidak jadi main kartu remi bersama Abdul lah,” kata Eko.

Eko pun mengambil roti goreng di plastik, ya roti goreng bawaan Budi. Eko makan dengan baik roti goreng tersebut dengan baik.

“Emmmmm. Enak. Rasanya sama dengan roti goreng yang di bawa Abdul,” kata Eko.

Budi mengambil roti goreng di plastik, ya di makan dengan baik lah roti goreng.

“Roti goreng ini enak,” kata Budi.

Budi terus memakan roti goreng dan juga Eko lah. Setelah roti goreng habis di makan, ya satu buah sama Budi. Ya Budi mengambil roti goreng di plastik, ya bawaan Abdul sih. Budi memakan roti goreng dengan baik banget.

“Emmm. Enak roti goreng ini. Kayanya sama dengan roti goreng yang aku beli,” kata Budi.

“Kalau sama sih. Berarti….penjual roti gorengnya sama,” kata Eko.

Eko selesai makan satu buah roti goreng, ya segera mengambil minuman botol di meja, ya minuman botol di minum dengan baik sama Eko lah.

“Bisa jadi sih. Penjual roti gorengnya sama,” kata Budi.

Budi pun mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik. Eko menaruh minuman botol di meja.

“Nama juga usahanya orang, ya jualan roti goreng. Semua demi kelangsungan hidup ini,” kata Eko.

Eko menaruh minuman botol di meja dengan baik.

“Omongan Eko bener lah,” kata Budi menegaskan omongan Eko.

Eko mengambil roti gorengan di plastik, ya di makan dengan baik. Budi juga sih mengambil roti goreng di plastik, ya di makan dengan baik lah.

“Kata orang Thailand “K̄hnmpạng thxdthī̀ c̄hạn kin xr̀xy māk”…..,” kata Eko.

“Kok jadi Bahasa Thailand?” kata Budi.

“Ya mengikuti acara Tv. Kan ada artis Thailand,” kata Eko.

“Oooo artis orang Thailand toh. Artis itu nama Jirayut,” kata Budi.

“Ya artis Jirayut,” kata Eko.

“Bahasa Thailand, ya di buat mainan sama pelawak gitu. Agar menarik lawakannya gitu,” kata Budi.

Budi selesai makan roti gorengnya, mengambil minuman botol di meja dan minuman botol di minum dengan baik.

“Memang artis itu harus bisa memainkan ini dan itu, ya agar lawakannya jadi lucu gitu,” kata Eko.

Eko selesai makan roti goreng, ya mengambil minuman botol di meja, ya di minum dengan baik minuman botol lah. Budi menaruh minuman botol di meja.

“Kalau begitu lebih main catur saja Eko!” kata Budi.

Eko menaruh minuman botol di meja.

“Ok…main catur!” kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

“Eko…arti omongan Eko yang tadi yang pake Bahasa Thailand?” kata Budi.

“Lah aku cuma becandaan itu mah,” kata Eko.

“Masa tidak ada artinya?” kata Budi.

“Ok artinya. Roti goreng yang aku makan enak banget,” kata Eko.

“Ooooo artinya itu toh,” kata Budi.

Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum-minuman botol, roti goreng dan keripik singkong.

Tuesday, March 8, 2022

KENTANG GORENG

 

Eko di dapur ingin memasak sih. Di periksa dengan baik dapur, ya ada kentang di lemari makan.

"Ibu beli kentang," kata Eko.

Eko berpikir dengan baik.

"Aku buat makan saja kentang ini. Kentang goreng. Camilan," kata Eko.

Eko mulai mengolah kentang tersebut dengan baik, ya menjadi kentang goreng. Singkat waktu, ya Eko telah selesai memasak kentang menjadi kentang goreng. Eko mencobain kentang goreng buatannya.

"Emmm enak kentang goreng ini. Renyah," kata Eko.

Eko mengambil saos botolan dan di taruh di mangkok kecil. Eko pun mencobain kentang goreng pake saos cabe, ya segera di makan dengan baik tuh kentang goreng sama Eko.

"Emmmm enak dan juga pedasnya saos cabe, ya pokoknya sip sih," kata Eko.

Eko pun membawa satu piring kentang goreng dan juga satu mangkok kecil yang ada saos cabe gitu, ya di bawa ke depan rumah. Di depan rumah, ya Eko menaruh satu piring kentang goreng dan satu mangkok kecil yang ada saosnya dengan baik di mejalah. Eko duduk santai, ya menikmati makan kentang goreng pake saus cabe gitu.

"Enak," kata Eko.

Eko pun mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik lah teh gelas. Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik bersama Eko.

Budi berkata "Kok tidak ada gorengan yang biasanya?"

"Lah ini kentang goreng kan sama gorengan Budi," kata Eko.

"Biasa sih ada bakwan goreng, tahu isi, dan pisang goreng," kata Budi.

"Kalau itu sih beli, ya biasanya. Aku buat kentang goreng, ya kebetulan ada kentang yang di beli Ibu," kata Eko.

"Kentang goreng buatan Eko. Aku cobain ah!" kata Budi.

Budi pun mengambil kentang goreng di piring dan mencolek saos cabe di mangkok kecil, ya dimakan dengan baik lah.

"Rasanya gimana Budi?" kata Eko.

"The french fries that I ate.....so delicious," kata Budi, ya pake Bahasa Inggris.

"I'm pleased to hear it," kata Eko, ya pake Bahasa Inggris.

Eko dan Budi menikmati makan kentang goreng yang enak. Budi pun mengambil teh gelas di meja, ya segera di minum dengan baik. 

"Ngomong-ngomong kenapa Budi pake Bahasa Inggris...tadi?" kata Eko.

Eko mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. Budi menaruh teh gelas di meja dengan baik.

"Hanya sekedar sedikit-sedikit Bahasa Inggris saja," kata Budi.

"Kaya masa SMA saja Budi. Padahal sudah lulus SMA. Ya jadinya biasa aja gitu," kata Eko.

"Kalau di ingat masa SMA, ya memang sih ada pelajaran Bahasa Inggris. Agar pinter Bahasa Inggris, ya berdialog dengan teman pake Bahasa Inggris," kata Budi.

"Realitanya memang begitu di semasa SMA," kata Eko.

"SMA jadi kenangan," kata Budi.

"Memang jadi kenangan masa SMA. Kalau gitu main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Pinter buat kentang goreng. Ada minat untuk jualan gitu?" kata Budi.

"Tidak ada niat jualan. Sekedar saja buat makan kentang goreng. Aku fokus kerja jadi buruh di perusahaan. Gajinya untuk bayar kredit motor dan juga bantu orang tua," kata Eko.

"Ooooo tidak ada niat jualan. Sekedak memasak kentang goreng toh dan juga Eko sama aja dengan aku. Fokus kerja di perusahaan, ya jadi buruh. Gajinya di gunakan untuk bayar kredit motor dan juga bantu orang tua. Nama juga anak berbakti sama orang tua," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh gelas dan makan kentang goreng yang enak buatan Eko lah.

Monday, March 7, 2022

DONAT ENAK

Malam yang tenang di kediaman Eko. Ya Eko duduk di depan rumahnya sedang membaca koran, ya sambil minum kopi gelasan dan juga makan donat yang enak banget. Budi selesai urusannnya dengan teman kerjaannya. Budi segera ke rumah Eko dengan mengendarai motor dengan baiklah, ya taat peraturan berlalu lintas di jalan raya, ya agar selamat sampai tujuan dan paling lengkap sih segala hal, ya dari helm, surat-surat kendaraan dan juga pake masker. Budi tetap make masker karena masih kebijakan pemerintahan, ya menanggulangi covid-19. Kalau saja....kebijakan pemerintahan covid-19 telah selesai, ya sebenarnya Budi tetap masker dalam berkendara motor untuk mengurangi dari polusi udara saja. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko lah. Budi duduk di sebelah Eko lah. Ya Eko berhenti baca korannya karena Budi dateng gitu, ya Eko menaruh koran di meja lah. Budi memang melihat di meja, ya ada kopi gelasan dan di piring donat gitu.

"Eko. Biasanya gorengan?" kata Budi.

"Memang biasaanya gorengan!" kata Eko.

"Kok. Donat?" kata Budi.

"Donat itu buatan Purnama. Karena Purnama buat donat dan hasilnya enak, ya di berikan aku. Sebenarnya aku mau beli gorengan, ya tapi tidak jadi karena sudah ada donat buatan Purnama," kata Eko.

"Oooooo donat buatan Purnama," kata Budi.

Budi mengambil donat di piring dan segera di makannya dengan baik.

"Emmmmm. Enaknya donat ini," kata Budi.

Budi bener-bener menikmati makan donat, ya buatan Purnama.

"Cewek kalau buat makan, ya hasilnya sempurna ya kan Eko?" kata Budi.

"Teliti yang di maksud Budi?" kata Eko.

"Ya begitu lah kebiasaan cewek. Pinter gitu," kata Budi.

Eko mengambil minuman gelas kopi di meja, ya di minuman dengan baik. Budi selesai makan satu donat, ya mengambil satu donat lagi piring dan segera di makan dengan baik donat itu.

"Donat yang kedua, ya rasanya enak," kata Budi.

Eko menaruh minuman kopi gelasan di meja.

"Emmm," kata Eko.

"Enak, ya punya cewek yang pinter buat makan ini dan itu. Aku kepingin banget dapetin cewek yang pinter buat makan ini dan itu," kata Budi.

Budi selesai memakan donat, ya mengambil kopi gelasan di meja lah dan segera di minum dengan baik sama Budi lah.

"Kalau Budi kepingin dapet cewek yang pinter masak ini dan itu sih, ya cari cewek yang kerjaannya jadi chef gitu!" saran Eko.

Budi menaruh kopi gelasan di meja.

"Cewek yang kerjaannya jadi chef. Boleh juga saran Eko, ya jadian sama cewek yang kerjaannya jadi chef. Kebanyakan chef cewek kan, ya cantik-cantik gitu," kata Budi.

"Acara Tv, ya Budi?" kata Eko.

"Ya...iya lah acara Tv," kata Budi.

"Cewek cantik itu daya tariknya," kata Eko.

"Ya begitulah realita acara Tv," kata Budi.

"Budi...main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Papan catur sudah ada di meja, ya Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan juga donat yang enak banget, ya buatan Purnama.

Sunday, March 6, 2022

KONSER AMAL

Malam yang tenang banget di kediaman rumahnya Budi. Eko yang berada di rumah Budi, ya duduk bersama Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

“Eko. Aku punya cerita tentang Erwin,” kata Budi.

“Erwin kan fokus kuliah,” kata Eko.

“Ya memang sih Erwin fokus kuliah sih. Erwin yang aku maksud……tokoh dalam cerita aku lah,” kata Budi.

“Ooooo tokoh dalam cerita dalam cerita Budi. Jangan-jangan kelanjutan cerita Erwin yang kemarin-kemarin, ya Budi?” kata Eko.

“Bisa kena sih dengan cerita Erwin yang kemarin-kemarin sih,” kata Budi.

“Erwin yang ada kisah cintanya dengan Aulia,” kata Eko.

“Seratus persen untuk Eko. Benar!” kata Budi.

“Kalau begitu silakan bercerita!” kata Eko.

“Baiklah….aku bercerita dengan baik!” kata Budi.

Budi pun menceritakan dengan baik ceritanya, ya Eko mendengarkan dengan baik ceritanya Budi lah.

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Erwin, ya anak orang kaya yang kuliah di Universitas ternama di kota Jakarta. Erwin punya kerja sambilan, ya sebagai chef di tempat kerjaannya Aulia. Ya Aulia kerjanya sebagai penyanyi kafe sih. Erwin memeriksa tabungannya, ya hasil kerja.

“Uangnya lumayan tabungan hasil kerja. Apa aku sodakohkan uang ini di berikan pada anak-anak yatim piatu gitu?” kata Erwin berpikir dengan panjang.

Cukup lama Erwin berpikir. Ya pada akhirnya memutuskan dengan baik, ya uang tabungannya, ya hasil kerja di sodakohin ke anak-anak yatim piatu. Erwin punya gagasan menarik dalam pikirannya dan berkata “Apa aku buat konser amal ya? Mungkin ada orang-orang yang baik mau menyodakohkan uangnya ke anak-anak yatim juga, ya seperti aku?!” kata Erwin.

Erwin pun segera menemui teman-temannya untuk membuat konser amal, ya karena Erwin juga pinter menyanyi. Erwin menemui Tony, ya anak kulian bidang komunikasi, ya masih satu Universitas dengan Erwin lah. Ya Erwin kan jurusan berbeda dengan Tony. Tony di butuhkan tenaganya, ya pinter program-program komputer dan juga kameralah untuk merekam konser amal yang di buat live gitu di jaringan internet gitu. Tony menerima ajakan Erwin, ya segera Erwin menulis Tony di daftarnya sebagai anggota dari kontes amal. Erwin pun menemui menemui Putri. Ya Putri memang temannya Erwin di masa sekolah SMA di Bandar Lampung. Putri kuliah di kota Jakarta, ya beda Universitas dengan Erwin. Erwin dengan mengajak Putri ikutan dalam konser amal, ya untuk mengisi acara dengan teman-temannya Putri.

Dengan senang hati Putri menerima kerja sama dengan Erwin, ya konser amal sih. Putri dan teman-temannya di tulis dalam daftar anggota konser amal. Erwin menemui teman-teman band yang mengisi acara di kafe tempat Erwin bekerja. Roni dan teman-teman, ya setuju dengan ajakan Erwin dalam konser amal. Roni dan kawan-kawan, ya di tulis dengan baik di daftar anggota konser amal. 

Erwin menemui Aulia untuk ikutan juga dalam konser amal. Ternyata Aulia menerima ajakan Erwin. Aulia di tulis dengan baik di daftar anggota konser amal. Erwin segera membuat proposal dengan baik. Setalah proposal jadi, ya di ajukanlah proposal konser amal ke rektor Universitas tempat Erwin kuliah. Hasil pertemuan di ruangan rektor Universitas. Di terima dengan baik proposal Erwin sama rektor Universitas. Ya Pak Rektor pun, ya memberikan bantuan untuk anak-anak yatim piatu gitu. Erwin mulai mengatur ruangan serba guna yang ada di Universitas, ya bersama anggota konser amal lah. Erwin dekat banget sama Putri dalam proses latihan, ya mengisi acara gitu. Aulia melihat dengan baik kedekatan Erwin dengan Putri. Aulia berusaha menenangkan perasaan itu karena tidak mau merusak acara yang di buat Erwin dan teman-teman. 

Sampai waktunya konser amal di jalankan dan di publikasikan dengan baik di jaringan internet, live gitu dan juga penonton ada yang menonton di ruangan serba guna, ya anak-anak kuliahan dari Universitas tempat Erwin kuliah dan juga anak-anak kuliah dari Universitas tempat Putri kuliah. Konser amal pun berjalan dengan baik banget, ya sampai acara selesai gitu.

Hasil kerja keras Erwin dan teman-teman terbayarkan dengan kepuasaan dengan baik, ya konser amal berjalan dengan baik. Uang yang terkumpul pun dari orang-orang baik yang lumayan besar juga sih, ya segera Erwin bersama teman-teman menyerahkan uang tersebut kepada anak-anak yatim piatu. 

Setelah urusan konser amal. Erwin kencan dengan Aulia, ya jalan-jalan ke pantai lah. Erwin menerangkan dengan baik siapa Putri sebenarnya. Aulia jadi tenang banget karena Erwin tidak ada perasaan dengan Putri. Ya Putri teman baiknya Erwin saat SMA di Bandar Lampung. Orang yang menyukai Putri di masa SMA sampai sekarang, ya Abdul. Temannya Erwin semasa SMA yang sampai sekarang masih ada ikatan perteman dengan baik, ya Abdul, Eko dan Budi.

***

Budi selesai menceritakan ceritanya.

“Cerita yang bagus. Niat baik, ya konser amal itu. Ya hasil uangnya dari orang-orang baik, ya di berikan pada anak-anak yatim piatu,” kata Eko.

“Ya begitulah,” kata Budi.

“Kalau begitu. Kita main catur saja!” kata Eko.

“Ok…main catur!” kata Budi.

Budi dan Eko, ya segera menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

MATI SYAHID

Eko dan Budi duduk di dalam rumah Budi, ya di ruang tamu. Ya keadaan di luar hujan gitu. Abdul ingin ke rumah Budi tapi karena hujan, ya tidak jadi ke rumah Budi. Abdul duduk santai di ruang tengah sambil, nonton Tv, sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Acara Tv yang di tonton Abdul, ya acara sepak bola gitu. Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik.

"Eko. Masa lalu ketika masih kecil kita di ceritakan sama guru ngaji. Banyak orang yang mati syahid karena membela agama Allah SWT," kata Budi.

Budi mengampil pisang goreng di piring, ya di makan dengan baik pisang goreng lah.

"Ya nama juga cerita," kata Eko.

"Kalau sekarang gimana Eko, ya urusan mati syahid?" kata Budi.

"Kalau sekarang sih. Mati syahid membela agama Allah SWT, ya kalau kita di perangi sama orang-orang yang membenci agama. Kan kenyataannya sih agama yang di yakini dengan baik, ya tidak di perangi sama orang-orang yang tidak menyukai," kata Eko.

"Omongan Eko bener sih," kata Budi menegaskan omongan Eko.

"Malahan ada cerita sih, ya memerangi agama lain, ya jadinya teroris gitu. Berita teroris gitu," kata Eko.

"Berita Tv yang ini dan itu, ya kaitannya teroris. Ribet. Jadinya," kata Budi.

"Memang sih jadi ribet urusannya," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Membela agama Allah SWT, ya pemimpinnya bener tidak ada masalah sih. Tapi....kalau pemimpinnya salah yang di ikuti, ya mati konyol deh," kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya kopi di minum dengan baik.

"Kesalahannya. Dari sudut....kalau pemimpinnya salah yang di ikuti, ya mati konyol deh," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya kopi di minum dengan baik lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Pokoknya sih, ya kaya cerita film sih. Perangnya. Ya teroris itu," kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Memang sih. Cerita kaya film. Perangnya. Teroris itu," kata Budi menegaskan omongan Eko.

"Sekarang ini. Yang bener-bener pemimpin pilihan Allah SWT untuk membenarkan agama.....penuh misteri, ya setelah Nabi Muhammad meninggal dan juga para sahabatnya Nabi, ya meninggal juga," kata Eko.

"Misteri pemimpin pilihan Allah SWT, ya untuk membenarkan agama," kata Budi.

"Sudah ah. Ngomongin yang kaitannya mati syahit. Apalagi teroris. Lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu!" kata Eko.

"Kan sekedar bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Ya memang sih sekedar bahan obrolan saja sih!" kata Eko.

"Main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!' kata Eko.

Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

Saturday, March 5, 2022

MENIRU KEBAIKAN ORANG BAIK

Eko sedang duduk santai di depan rumahnya sambil baca koran, ya menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah. Budi selesai urusan dengan temannya, ya ke rumah Eko dengan menggunakan motorlah. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Eko. Motor di parkirkan dengan baik sama Budi lah di depan rumah Eko lah. Budi pun duduk di sebelah Eko. Ya Eko berhenti baca korannya lah.

"Abdul. Katanya mau ke rumah Eko. Kok tidak ada motornya dan juga Abdulnya?" kata Budi.

"Abdul ada urusan sebentar di mesjid," kata Eko.

"Urusan apa Budi di mesjid?" kata Budi.

"Abdul ada rezeki lebih dari hasil usahanya. Di mesjid mengadakan acara pengajian anak-anak. Abdul membeli makan di pasar, ya tujuannya menglarisin yang jual makan lah. Makan, ya seperti gorengan, roti, dan kue. Makan tersebut di sodakohin ke mesjid, ya untuk anak-anak yang mengaji di mesjid," kata Eko.

"Kayanya seperti kita masih kecil ya Eko?" kata Budi mengingat masa lalu.

"Ya sih seperti masa kecil kita kan. Ada orang baik yang menyedakohin makan untuk anak-anak mengaji di mesjid," kata Eko.

"Berarti Abdul mengikuti cara orang baik itu," kata Budi.

"Bisa di bilang begitu sih," kata Eko.

"Berarti....esok hari ketika anak-anak menjadi dewasa. Ya menyedakohin makan untuk anak-anak yang mengaji di mesjid," kata Budi.

"Ya....siklusnya jalan kebaikan," kata Eko.

"Kalau begitu main catur Eko!" kata Budi.

"Ok main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikati minum kopi botolan dan juga makan gorengan yang enak banget gitu. Abdul yang telah selesai urusan di mesjid, ya ke rumah Eko. Abdul membawa dengan baik, ya motornya menuju rumah Eko. Ketika hampir sampai di rumah Eko, ya Abdul melihat Mamang penjual tekwan malang. Mamang penjual tekwan malang mendorong gerobaknya dengan baik. Abdul teringat masa kecil, ya makan tekwan malang bersama Eko dan Budi di pinggir jalan. Abdul berhenti di samping gerobak Mamang tekwan malang dan memesan tekwan malang lah, ya 3 bungkus lah. Mamang penjual tekwan malang, ya menyiapkan tekwan malang dengan baik. Setelah selesai di bungkus itu tekwan malang, ya Abdul segera membayarnya.

"Aku ke rumah Eko," kata Abdul.

Abdul pun membawa motornya dengan baik, ya menuju rumah Eko. Permainan catur yang di mainkan Eko dan Budi, ya cukup lama sih, ya kira-kira 20 menit gitu. Abdul sampai di rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko lah. Abdul pun duduk bersama Eko dan Budi.

"Tekwan malang Eko dan Budi," kata Abdul, ya sambil menaruh plastik berisi tekwan malang di meja.

"Makan. Asik!!!" kata Budi.

"Budi senang lah. Makanan gratis!" kata Eko.

Eko dan Budi, ya memang berhenti main catur sih. Eko beranjak dari tempat duduknya, ya masuk ke dalam rumah langsung ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok di rak piring. Setelah mendapatkan mangkok dan sendok, ya Eko ke depan rumahlah. Eko memberikan mangkok dan sendok pada Budi dan Abdul. Ketiganya mulai memmindahkan tekwan malang yang di bungkus plastik ke mangkok gitu. Setelah itu, ya ketiganya menikmati makan tekwan malang yang enak banget.

"Rasanya seperti masa kecil," kata Abdul.

"Abdul teringat masa kecil. Makan tekwan malang di pinggir jalan, ya Abdul?" kata Budi.

"Ya begitu lah," kata Abdul.

"Rasa tekwan malang ini enak," kata Eko.

"Memang enak!" kata Budi.

"Emmmmm," kata Abdul.

Ketiganya terus menikmati makan tekwan malang yang enak itu. Ya memang sih tekwan malang murah meriah, ya terjangkau dengan baik kantong-kantongnya orang miskin sampai orang kaya gitu. Singkat waktu, ya ketiganya selesai makan tekwan malang. Acaranya berlanjutlah ketiganya seperti biasa, ya main kartu remi sambil ngobrol ini dan itu yang penting ada nilai-nilai positif dengan baik, ya dalam obrolan. Nama juga pergaulan remaja yang lulusan SMA gitu.

Friday, March 4, 2022

VENOM

Malam yang tenang di kediaman Eko. Ya Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan roti yang murah meriah dan juga enak gitu, ya sesuai dengan kantongnya Eko dan Budi lah.

"Manusia yang mempunyai kemampuan lebih, ya pasti memutuskan jadi pahlawan super. Karena manusia itu didik dengan baik sama orang tuanya," kata Budi.

"Manusia yang baik, ya memutuskan di jalan kebaikan. Beda dengan manusia yang buruk," kata Eko.

"Baik dan buruk," kata Budi.

"Realitanya kehidupan," kata Eko.

"Aku ada cerita tentang tema superhiro," kata Budi.

"Budi mau cerita, ya silakan bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita," kata Budi.

Budi bercerita dengan baik, ya Eko mendengarkan cerita Budi dengan baik juga lah.

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Edi menjalankan kehidupannya seperti biasa sebagai anak SMA. Edi anak yang cupu sih. Edi menyukai seorang gadis bernama Lira, tapi sayang sekali Lira sudah jadian sama Piter. Saat pulang sekolah, ya Edi berjalan-jalan santai menuju rumahnya. Tiba-tiba jatuh dari langit, ya sebuah batu, ya bisa di bilang meteor sebesar batu sekepel tangan lah. Edi melihatnya batu jatuh dari langit, ya Edi segera menghampiri keberadaan batu itu jatuh. Sampai di pinggir sungai, ya melihat batu tersebut.

“Batu meteor,” kata Edi.

Edi pun mengambil batu tersebut dan di masukkan ke dalam tas. Segera Edi meninggalkan tempat tersebut. Sampai di rumahnya, ya langsung ke kamar Edi. Batu meteor di taruh di dalam toples kaca. Edi mulai mempelajari dengan baik batu meteor tersebut, dan mencari data-data tentang batu meteor dari jaringan internet. Sampai waktunya makan malam. Ibu memang menyiapkan makan yang enak buat Edi. Edi segera ke ruang makan, ya makan malem bersama Ibu. Ayahnya Edi, ya tidak ada lagi. Ayah Edi meninggal karena menolong orang yang butuh pertolongan karena penjahat menganiaya orang itu. Ayah Edi, ya mati di tempat kejadian di bunuh penjahat. Ibu dan Edi, ya tegar kehilangan Ayah. Polisi mengusut tuntas kejahatan tersebut, ya menangkap penjahat yang membunuh ayah Edi. Penjahat di hukum seberat-beratnya sesuai kejahatan yang di lakukan.

Edi pun selesai makan malem bersama Ibu. Edi ke kamarnya, ya mulai Edi  mengerjakan PR-nya dengan baik. Sampai larut malam, ya akhirnya PR-nya selesai. Edi tidur dengan baik di tempat tidurnya. Batu meteor mulai retak-retak dan akhirnya pecah juga. Keluarlah simbiote. Ya simbiote berusaha keluar dari dalam toples. Toples jatuh ke lantai dan pecah. Edi kaget mendengar ada beda jatuh di mejanya. Edi memeriksa dengan baik apa yang jatuh. 

“Toples jatuh,” kata Edi.

Edi melihat dengan baik batu meteor hancur. 

“Kaya ada isinya, terlihat dari struktur batu meteor ini,” kata Edi.

Edi pun memasukan batu meteor ke dalam toples kaca dan pecahan kaya toples, ya di masukkan ke dalam tong sampah lah. Simbote masih bersembunyi dari Edi. Edi memutuskan tidur karena larut malem sih. Simbiote mendekati Edi dengan perlahan-lahan. Edi pun terbangun karena ada benda asing yang berada di tubuh Edi, ya benda asing itu simbiote. Edi menangkap simbiote dengan tangannya. Dengan sekejab simbiote menjadi besar dan membungkus Edi. Simbiote beradaptasi dengan inangnya. Edi memang berusaha melawan sih, tapi sudah terbungkus oleh simbiote. Edi tahu-tahu berada di atas gedung tinggi. Karena memang simbiote membawa Edi keluar dalam keadaan tidak sadar. Ketika sadar, ya tahu-tahu Edi berada di atas gedung.

Simbiote menunjukkan wujutnya di hadapan Edi. 

“Siapa kamu ini?” tanya Edi.

“Aku Venom,” katanya.

“Venom. Kenapa kamu menempel pada ku,” kata Edi.

“Aku membutuhkan inang,” kata Venom.

“Kaya benalu saja,” kata Edi.

Venom dan Edi, ya akhirnya berteman dengan baik. Edi memutuskan pulang sih, ya bersama Venom. Tiba-tiba ada kejahatan di kota, ya perampokan gitu di sebuah rumah mewah. Edi yang menjadi Venom, ya segera ke tempat kejadian perkara. Venom dengan cepat menghajar para penjahat dan mengikatnya dengan jaring laba-laba. Setelah itu, ya Venom meninggalkan tempat tersebut. Polisi dateng untuk menangkap penjahat, ya berdasarkan laporan dari pemilik rumah. 

“Kota ini ada pahlawan yang menanggulangi kejahatan,” kata Pak Andre memeriksa kerja anak buahnya yang menangkap penjahat dan memasukkannya ke penjara.

Edi sampai di rumah. Venom, ya masih berada di tubuh Edi, ya sebagai benalu lah karena Edi inangnya. Edi pun istirahat dengan baik. Eeee tahu-tahu sudah pagi. Edi segera berbenah diri untuk sekolah. Setelah sarapan pagi, ya Edi pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Sampai juga sih ke di sekolah karena jarak dari rumah ke sekolah, ya dekatlah. Edi menjalankan aktivitasnya sebagai siswa SMA seperti biasanya. 

Roy dan kawan-kawannya, ya bisa di bilang gengnya anak nakal di SMA gitu. Edi males berurusan dengan Roy. Edi lebih sering ke perpustakaan, ya ketika waktu jam istirahat gitu. Saat Edi melihat Lira, ya hati Edi dak dik duk. Rasa suka Edi dengan Lira itu masih ada sih. Venom mengetahui benar tentang Edi yang menyukai Lira. Venom menyuruh Edi untuk mendekati Lira dan jadian sama Lira. Edi tidak mau merusak hubungan Lira dengan Piter. Edi membiarkan perasaan sukanya sama Lira. Urusan baca di perpustakaan pun selesai, ya melanjutkan pelajaran di kelas dengan baik. 

Waktu berjalan dengan semestinya. Pendidikan di sekolah, ya selesai juga. Edi pun pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki seperti biasanya. Roy dan kawan-kawannya, ya masih berulah di suatu gang. Roy dan kawan-kawannya menegek pada remaja yang lemah gitu. Edi memang tidak mau berurusan dengan Roy dan kawan-kawan. Demi menolong orang, ya Edi berubah menjadi Venom. Segera Venom membuat takut Roy dan kawan-kawan. Karena wujud Venom, ya menyeramkan banget gitu, ya buas dan liar gitu. Venom pun menggunakan jaring laba-labanya, ya menggantung Roy dan kawan-kawan di pohon. Setelah itu, ya Venom meninggalkan tempat tersebut. 

Venom pun kembali menjadi Edi. Edi pun sampai juga di rumah. Di kamarnya, Edi mulai belajar dengan baik, ya mengulas pelajaran sekolah dengan baik. Sampai waktu malam, ya Edi menikmati keindahan kota dengan wujud Venom, ya di atas gedunglah. Venom dengan kemampuannya, ya memberantas kejahatan kota. Sampai akhirnya berita tentang pahlawan bernama Venom, ya terkenal dan jadi bahan omongan orang-orang.

***

Budi selesai bercerita.

"Bagus cerita Budi. Cerita tentang Venom, ya simbiote," kata Eko.

"Cerita versi aku. Ya versinya masih kaitan SMA. Karena aku lulusan SMA sih," kata Budi.

"Ya aku paham sebagai teman baiknya Budi. Kalau begitu kita main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan roti yang enak gitu.

IRONMAN

Malam yang tenang di lingkungan rumah Budi. Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

"Pasarannya film yang lagi tren apa ya Eko?" kata Budi.

"Mungkin superhero. Kan aku biasa nonton acara film di Tv gitu," kata Eko.

"Ada beberapa iklan, ya berkaitan dengan film-film superhiro," kata Budi.

"Kan bener kan!" kata Eko menegaskan omongan Eko.

"Film Indonesia?" kata Budi.

"Mungkin film remaja, ya SMA gitu," kata Eko.

"Mungkin sih. Kaya cerita masalalu, ya trennya filmnya Indonesia, ya film remaja, SMA," kata Budi.

"Pasarnya," kata Eko.

"Realitanya begitu sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Aku mau cerita. Cerita superhiro saja, ya versi aku sih," kata Budi.

"Budi sekedar bercerita seperti biasanya. Ya silakan Budi bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita," kata Budi.

Budi bercerita dengan baik, ya Eko mendengarkan cerita Budi dengan baik.

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Tony menemukan sebuah benda di belakang gunung, ya saat Tony sedang kemping sendirian, ya tujuannya menenang dirinya. Benda tersebut sebuah teknologi yang canggih gitu, ya berupa sabuk. Tiba-tiba sebuah makluk yang menyeramkan, ya menuju keberadaan Tony. Tony pun melihat monster itu dengan baik dan berkata “Monster”.

Tony pun berlari, ya berusaha menjauh dari monster itu yang berwujud seperti anjing yang ganas banget gitu. Tony pun terjatuh ke tanah karena terpeleset dan memakai sabuk berteknologi canggih. Monster, yam au menerkam Tony. Sabuk itu bereaksi dengan baik, ya Tony pun memakai armor mesin yang berwarna merah keemasan. Tony memang di serang monster, ya Tony berusaha melepaskan dirinya dari monster yang menggigit armor mesinnya di bagian bahu kiri. Tony berusaha dengan baik untuk melawan dan akhirnya berhasil terlepas dari gigitan si monster.

Tony pun bertarung dengan monster tersebut dengan baik. Tony mengeluarkan sebuah senjata roket dari tangan kanannya dan di tempakkan pada monster tersebut. Monster itu kena roket dan tubuhnya jebol dan meledak sih. Ya monster mati. Tony melihat dengan baik keadaan dirinya dan berkata “Apakah aku Ironman?”

Tony pun melepaskan sabuk yang berteknologi canggih itu dan kembali seperti biasanya.

“Aku akan menyimpan dengan baik sabuk ini,” kata Tony.

Tony menyimpan dengan baik sabuk itu di dalam tasnya. Tony pun pulang ke rumahnya, ya selesai berkemping di belakang gunung. Tony berjalan dengan baik menuju rumahnya. Sampai di rumah, ya Tony menyimpan dengan baik sabuk berteknologi canggih itu di lemari. Tony pun istirahat dengan baik di rumahnya. Esok paginya, ya Tony menjalankan dengan baik aktivitasnya sebagai pelajar SMA. Kehidupan, ya seperti  biasa berjalan dengan baik. Sampai suatu ketika. Monster yang berwujud kucing, ya menyerang sekolahan. Tony berusaha menyelamatkan teman-temannya dari serangan monster.

Tony pun memancing monster mengejar dirinya, ya Tony menggunakan motor temannya John lah untuk bisa melarikan diri dari monster. Ya monster mengejar Tony sambil menyerang sih. Tony berhasil menghindari tuh monster sih. Sampai tuh monster itu terpelet kulit pisang, ya monster jatuh ke dalam sebuah selokan  gitu. Tony berusaha terus menuju sampai di rumahnya. Akhirnya sampai, ya Tony segera mengambil sabuk berteknologi canggih di lemari di kamarnya. Tony memakai sabuk tersebut dan berubah menjadi Ironman. Monster menyerang masyarkat sih. Tony segera menuju keberadaan monster. Tony menolong orang yang mau cabik-cabik sama monster.

Tony pun bertarung melawan monster tersebut. Tony pun menghancurkan monster dengan menggunakan roket yang keluar dari tangannya. Semua orang, ya memang melihat pertarungan Tony dengan baik sampai monster itu hancur lebur. Orang-orang memanggil pahlawan itu, ya Ironman. Tony yang menjadi Ironman, ya meninggalkan tempat tersebut dengan baik, ya mencari tempat yang baik untuk berubah kembali Tony. Tony yang menjadi Ironman terbang ke belakang gunung. Telah aman segalanya, ya Tony pun kembali menjadi dirinya dengan melepaskan sabuk tersebut.

Tony pun berjalan menuju rumahnya. Sampai di rumah, ya Tony menyimpan dengan baik sabuk tersebut di lemari. Tony pun kembali ke sekeloh dengan motor, ya tujuannya menyambil tasnya sekolahnya. Sampai di sekolah, ya Tony mengembalikan motor sama John. Memang keadaan sekolah hancur sih, ya akibat monster.

Karena keadan sekolah hancur karena monster, ya jadinya kepala sekolah meliburkan murid-murid SMA dengan tujuannya sih, ya memperbaiki sekolah gitu. Tony dengan teman-teman pulang ke rumah masing-masing. Sampai di rumah, ya Tony istirahat dengan baik, ya main game dengan baik di kamarnya.

***

Budi pun selesai bercerita.

"Cerita yang bagus. Ironman, tapi kaya Kamen Rider gitu, ya Budi?" kata Eko.

"Ya aku menggabungkan keduanya gitu. Ya kan versi aku!" kata Budi.

"Sekedar bercerita, ya tidak tidak masalah sih. Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK