CAMPUR ADUK

Saturday, February 12, 2022

EXTRIM

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?!" kata Eko.

"Ada cerita sih. Tapi ini cerita extrim banget," kata Budi. 

"Extrim. Melebihi takarannya dari cerita yang biasanya," kata Eko. 

"Karena ada kaitan dengan silsilah dari penulis yang masih di kaitan dengan komunis," kata Budi. 

"Seharusnya cerita itu ke cerita ke versi Dono, Kasino dan Indro. Kenapa ke versi kita?!" kata Eko. 

"Maunya penulis!" kata Budi. 

"Kalau maunya penulis, ya ceritakan dengan baik....ceritanya!" kata Eko. 

"Ceritanya begini. Seorang pemuda yang berada di dalam organisasi agama Islam. Pemuda itu memahami ajaran agama Islam. Pemuda itu, ya silsilahnya ada kaitan dengan komunis, ya keturunan sih. Pemuda terus menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya, ya dengan cara diam sih. Sampai suatu ketika ada masalah dengan orang yang di organisasi agama Islam. Orang itu, ya Ustad lah, ya paham ajaran agama Islam. Ustad itu, ya menjelaskan ini dan itu, ya sok suci banget gitu. Pemuda itu tidak bisa menahan amarahnya. Jadi pemuda itu mengambil Al Qur'an dan juga celurit. Pemuda itu berkata "Ini Al Qur'an yang kau agungkan dengan baik". Pemuda kesal dan membuang Al Qur-an itu di hadapan Ustad itu. Ya Ustad itu marah-marah karena Al Qur'an di buang, ya sama saja menghina ajaran gitu. Pemuda itu berkata "Dasar Ustad bodoh. Mana Tuhannya setelah aku membuang Al Qur'an. Yang ada cuma kamu yang marah-marah. Bener kata-kata orang-orang. Tuhan itu manusia. Muhammad itu Tuhan kamu yang selalu kamu agungkan dari setiap doa. Sesat." Ustad itu diam. Pemuda itu berkata "Aku memegang celurit ini ingin memotong kepala manusia yang menjadi Tuhan. Karena marah-marah setelah Al Qur'an di buang. Tapi tidak jadi. Karena sia-sia menghabisi mu. Karena aku komunis." Pemuda itu meninggalkan ustad itu. Ya Ustad itu mengambil Al Qur'an. Ustad itu tidak tahu kemampuan dari pemuda itu. Pemuda itu memiliki kemampuan mendengarkan suara Roh, ya tahu kebenaran ini dan itu dengan mendengarkan Roh. Pemuda itu pun keluar dari ajaran agama Islam. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Bener-bener extrim. Cerita yang bagus," kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Ceritanya sebatas agama Islam saja?!" kata Eko. 

"Ya tidak agama Islam saja. Agama lain sih. Hasilnya pemuda itu kecewa banget dengan orang-orang yang paham agama, ya tapi bodoh. Pemuda itu, ya memang benar-benar bisa mendengarkan suara Roh, ya karena melampaui batasannya sebagai manusia. Pemuda itu tahu kebenaran ini dan itu karena mendengarkan suara Roh," kata Budi. 

"Kemampuan melampaui batasan manusia," kata Eko. 

"Emmmm," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Friday, February 11, 2022

ILMUNYA BEDA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya keduanya menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko. Adat istiadat dari suku keturunan. Kalau di jalanin dengan baik. Bisa di bilang strukturnya....kaya agama saja, ya Eko?!" kata Budi. 

"Adat istiadat. Di bilang strukturnya kaya agama. Ya gimana ya. Aku kan hanya lulusan SMA saja," kata Eko. 

"Kan cuma bahan obrolan saja!" kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan saja sih. Ya ada sih orang-orang bilang adat istiadat, ya bisa di bilang strukturnya agama. Jadi kalau di yakini dan di jalanin dengan baik, ya jadi agama," kata Eko. 

"Adat istiadat...sudah di bilang sama dengan agama. Kenapa suku keturunan memilih agama ini dan itu yang dateng ya dari negeri lain?!" kata Budi. 

"Kalah dengan agama dari negeri lain yang membawa nilai ini dan itu, ya sampai budaya ini dan itu," kata Eko. 

"Kalah toh. Adat istiadat suku keturunan. Ya cuma sekedar nilai budaya. Orang-orang yang bergelut di organisasi adat istiadat, ya cuma ingin menaikkan budaya, ya dengan tujuannya nilai ekonomi saja," kata Budi. 

"Memang kenyataannya adat istiadat suku keturunan di angkat ini dan itu, ya nilainya ekonomi sekarang ini," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

"Berita tentang covid-19....tujuannya juga, ya roda penggerak bagi orang-orang kerja di bidang kesehatan," kata Budi. 

"Ya...kenyataannya memang begitu. Ekonomi dan ekonomi," kata Eko. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi. 

"Sebelum main catur. Aku mau tanya sesuatu....pada Budi?!" kata Eko. 

"Apa pertanyaannya?!" kata Budi. 

"Tumben tidak ada cerita ini dan itu?!" kata Eko. 

"Aku lagi tidak ada bahan cerita," kata Budi. 

"Masa tidak ada bahan cerita?!" kata Eko. 

"Ya sebenarnya ada sih. Tapi males cerita," kata Budi. 

"Males cerita. Kenapa?!" kata Eko. 

"Gara-gara..aku menonton vidio-vidio di Youtobe tentang orang-orang membahas Syiah dan Suni, ya bisa di bilang orang-orang membahas sih....para Ustad yang namanya tidak terkenal sampai terkenal di media ini dan itu," kata Budi. 

"Syiah dan Suni. Seperti A dan B," kata Eko. 

"Ya...seperti A dan B," kata Budi. 

"Saling menunjukkan kebenaran masing-masing," kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Pertanyaan ku. Kenapa dari kelompok Syiah dan Suni....dari tempat asalnya ajaran itu berkembang, ya masih kaitan dengan ajaran Islam. Tidak ada satu pun manusia yang mampu melampaui batasan sebagai manusia, ya bisa mendengarkan suara roh?!" kata Eko. 

"Omongan Eko ada benarnya. Kenapa tidak ada satu pun manusia yang mampu melampaui batasan sebagai manusia, ya bisa mendengarkan suara roh?. Padahal kalau mampu bisa mendengarkan suara roh, ya masalah Syiah dan Suni, ya selesai gitu!" kata Budi. 

"Memang ilmu beda dengan pemuda yang dapet mendengarkan suara roh," kata Eko. 

"Iya juga ya beda ilmunya dengan ilmu pemuda yang mendengarkan suara roh. Pemuda itu, ya ilmunya benar-benar misteri banget," kata Budi. 

"Ilmu pemuda itu misteri. Padahal kenyataan kan!" kata Eko. 

"Iya sih. Kenyataan. Karena memang cerita kenyataan pemuda itu. Ya sudah tidak perlu ngobrol itu. Lebih main catur!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

Thursday, February 10, 2022

SOK SUCI DAN MASA BODOK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko. Aku punya cerita sih," kata Budi.

"Cerita apa?!" kata Eko.

"Cerita yang sebenarnya aku, ya tidak ingin menceritakannya. Takutnya jadi masalah sih," kata Budi.

"Cerita jadi masalah. Kan hanya sebatas bahan obrolan saja!" kata Eko.

"Memang sebatas bahan obrolan saja sih. Ya kalau begitu aku akan ceritalah," kata Budi.

"Aku menjadi pendengar yang baik," kata Eko.

"Aku belum mulai cerita. Eko omongannya kaya radio saja," kata Budi.

"Kan memang tren dari zaman awal radio berkembang sebagai infomasi yang baik, ya sampai sekarang masih menjadi tren dan juga masuk dalam dunia televisi, ya masih sama gayanya seperti penyiar radio. Dunia radio cuma tidak terlihat orangnya saja. Dunia televisi, ya kelihatan orangnya, ya tingkahnya yang begini dan begitu sampai vidio-vidio di jaringan internet," kata Eko.

"Pasarnya," kata Budi.

"Ya ekonomi lah," kata Eko.

"Jadi roda penggerak dengan baik ekonomi.....perkembangan teknologi ini dan itu," kata Budi.

"Jadi jenis pendidikan dan juga pekerjaan," kata Eko.

"Tuntutan hidup manusia. Harus bekerja demi keluarga. Kalau tidak bekerja, ya tidak makan. Yang gak mau kerja, ya bisa minta-minta, ya kaya pengemis dengan menyamar jadi apa pun di jalanan sana dan sini, ya berharap kebaikan orang-orang kaya. Padahal cukup jadi petani, perikan, dan pertenakan......untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenyataan hidup, ya manusia ingin kerja yang enak gitu di dalam gedung dengan kemajuan teknologi," kata Budi.

"Memang enak hidup di desa dari pada di kota. Kalau gagal kota, ya jadi pengemis ini dan itu, ya karena keadaan," kata Eko.

"Sudah jangan ngomongin itu terus. Aku akan cerita!" kata Budi.

"Silakan cerita!" kata Eko.

"Ceritanya seperti ini. Ada manusia yang membakar kitab-kitab ajaran agama Islam. Ya sisi lain ada manusia yang membakar ajaran kitab ajaran Kristen. Ya sisi lainnya lagi, ya manusia-manusia membakar semua kitab apa pun ajaran agama yang telah lahir di muka bumi ini. Tuhan menyaksikan ulah manusia yang membakar kitab-kitab agama yang ada di dunia ini. Pertanyaan ku adalah...apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak......kalau tahu.....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?" kata Budi.

"Cerita singkat banget. Tujuannya. Apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak....kalau tahu....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?. Aku Pikir dengan baik sih. Relatif sih," kata Eko.

"Kok relatif ?!" kata Budi.

"Orang yang belajar ajaran agama ini dan itu. Ada yang sok suci dalam tingkah lakunya dalam sehari-hari. Ya di pikir dengan baik......relatif lah," kata Eko.

"Maksud Eko....pastinya ada yang marah, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Ya iyalah. Apalagi organisasi agama ini dan itu yang membela mati-matian kebenaran dari agama yang di yakininya. Padahal keadaan sekarang gara-gara Covid-19, ya semua orang sok suci di runtuh kan semua dengan pola merubah tata cara ibadah ini dan itu. Berarti orang sok suci itu, ya sia-sia memperjuangkan agama yang di yakininya," kata Eko.

"Sisi lain, ya masa bodok kan Eko?!" kata Budi.

"Sisi lain...memang masa bodok. Kitab-kitab ajaran agama di bakar ini dan itu sama manusia yang ini dan itu. Ya manusia yang telah belajar dengan baik, ya menghafal tuh kitab-kitab ajaran dan bisa di tulis ulang lagi tuh kitab. Jadi masalah dapat di selesai kan dengan baik," kata Eko.

"Omongan Eko benarlah. Jadi relatif lah. Tergantung manusianya. Memahami ilmunya dengan baik," kata Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

Wednesday, February 9, 2022

TUHAN BUKAN ORANG ARAB

Langit gelap bertabur bintang di langit. Keadaan tenang di lingkungan rumah Eko. Ya Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cimol.

"Pasar di Indonesia ini di pengaruhi suku, bangsa dan agama, ya kan Eko," kata Budi.

"Ya begitulah realita kehidupan di Indonesia. Harus rukun, ya toleransi terjaga dengan baik," kata Eko.

"Ya tetap saja ada perkara-perkara ini dan itu, ya sampai kriminalitas di sana-sini, ya lebih jelasnya sih berita di Tv sih," kata Budi.

"Nama juga manusia. Ada manusia baik dan ada manusia buruk," kata Eko.

"Ooooo iya Eko. Aku ingin tanggapan mu tentang sesuatu sih!" kata Budi.

"Apa itu?!" kata Eko.

"Tentang vidio yang aku tonton yang membahas tentang 'Tuhan Bukan Orang Arab'...," kata Budi.

"Pasti vidio di Youtobe, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Iya sih," kata Budi.

"Sebenarnya sih. Tidak perlu ngomongin itu. Tidak penting di bahas!" kata Eko.

"Kok tidak perlu di bahas?!" kata Budi.

"Ya karena kita kan hanya lulusan SMA!" kata Eko. 

"Kita ini memang hanya lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu sih. Tapi tetap belajar dari keadaan ini dan itu, ya tujuannya jadi lebih maju pola pemikirannya dengan baik. Ya agar bisa sebanding dengan orang-orang yang pemahamannya keilmuannya jauh di atas kita," kata Budi. 

"Omongan Budi benar lah. Terus belajar dari keadaan ini dan itu, ya demi ini dan itu. Pintar!" kata Eko. 

"Jadi gimana dengan tema yang bahas di vidio tentang 'Tuhan Bukan Orang Arab'..." kata Budi. 

"Kan yang sebenarnya kan. Yang di bahas di vidio Youtobe tentang tema yang dibahaskan 'Tuhan Bukan Orang Arab', ya yang membahas itu ahli di bidangnya. Seenak cangkemnya ngoceh ini dan itu yang penting orang-orang ngerti maksud dan tujuan tema yang di bahas," kata Eko.

"Seenak ocehan orang yang membahas. Maksud dan Tujuannya di pahami sama orang-orang. Memang iya sih aku mengerti apa yang di bahas di vidio itu!" kata Budi.

"Kalau sudah mengerti tidak perlu di bahas lagi!" kata Eko.

"Tapi?!" kata Budi.

"Kok ada tapi lagi?!" kata Eko.

"Ya hanya saja orang yang membahas tentang tema 'Tuhan Bukan Orang Arab', ya orang itu tidak punya ilmu melebihi batasan sebagai manusia biasa. Ya cuma manusia biasa yang belajar dari kecil sampai dewasa, ya memahami ilmu yang di pelajari dengan baik, ya berdasarkan ilmu yang di tekuni. Pada akhirnya jadi orang yang punya status sosial di masyarakat sih, ya di hormati berdasarkan status itu," kata Budi. 

"Ustad...sampai para pejabat di pemerintahan," kata Eko. 

"Emmmm," kata Budi. 

"Maunya Budi. Seharusnya orang itu seperti pemuda yang dapat mendengarkan suara-suara Roh, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Iya sih. Mau ku sih. Orang itu, ya bisa seperti pemuda yang dapat mendengarkan suara-suara Roh sih. Ternyata, ya hanya manusia biasa saja, tak mampu melampaui batasan sebagai manusia," kata Budi.

"Gimana mau jadi orang terpilih. Jika tidak bisa melampaui batasan sebagai manusia," kata Eko.

"Sudah ah. Lebih main catur saja Eko!" kata Budi. 

"Ok...main catur saja!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cimol.

Tuesday, February 8, 2022

TEMA SMA

Budi dan Eko duduk di depan rumahnya Budi. Ya Budi memainkan gitarnya dengan baik, ya sambil menyanyikan sebuah lagu lama dengan judul "Galih Ratna". Eko bernyanyi juga lah.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dan Eko :

"Dua sejoli menjalin cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu

Dua sejoli menjalin cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu

Dua sejoli menjalin cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu

Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna"

***


Budi dan Eko, ya selesai menyanyi dan Budi menaruh gitar di kursi yang kosong. Budi dan Eko menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

"Acara Tv," kata Budi.

"Ada apa dengan acara Tv?!" kata Eko.

"Ya...acara Tv-nya. Dari sinetron sampai lawak, ya acara mengambil tema anak sekolahan," kata Budi.

"Anak sekolahan. Maksudnya...Si Doel Anak Sekolahan?!" kata Eko.

"Bukan Si Doel Anak Sekolahan. Yang aku maksud sih. Temanya SMA gitu, ya acara Tv dari sinetron sampai lawak!" kata Budi.

"SMA. Mungkin ceritanya trennya SMA," kata Eko.

"Gimana dengan kita Eko?!" kata Budi.

"Kalau kita sih. Mantan anak SMA!" kata Eko.

"Masih ada kaitannya, ya Eko kan?!" kata Budi.

"Masih sih. Ilmu aku dan Budi kan, ya masih lebih banyak menggunakan ilmu-ilmu SMA," kata Eko.

"Termasuk Abdul kan Eko?!" kata Budi.

"Iya!" kata Eko.

"Yang beda itu....Erwin dan Putri, ya melanjutkan pendidikannya ke Universitas di Jakarta, ya ilmunya anak kuliahan. Kaya cerita Si Doel Anak Sekolahan gitu," kata Budi.

"Kuliah itu. Tujuannya, ya mencapai masa depan yang lebih baik dari bidang keilmuan," kata Eko. 

"Realita kenyataannya begitu," kata Budi. 

"Masa depan yang baik. Bisa jadi pemimpin, ya dari lulusan Universitas, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Contoh yang tepat itu.... Pak Presiden, ya lulusan Universitas. Jadi pemimpin untuk negeri ini. Ya membangun negeri ini dengan jiwa dan raganya, ya tujuan kemajuan ini dan itu," kata Eko. 

"Hasil pembangunan ini dan itu, ya di rasakan sampai rakyat kecil," kata Budi. 

"Kata berita di media ini dan itu, ya sampai kata orang-orang, ya sampainya ke telinga kita lah. Ya iya sih dirasakan hasil pembangunan ini dan itu," kata Eko. 

"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya....sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya karena masih kurang ilmu ini dan itu. Ya beda orang-orang lulusan Universitas," kata Eko. 

"Kalau begitu sih....main catur saja!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Artikel yang di buat lulusan Universitas, ya kerjaan jadi wartawan di media ini dan itu. Artikelnya bagus-bagus gitu," kata Budi. 

"Berkualitas maksudnya Budi?!" kata Eko. 

"Iya...maksudnya....berkualitas!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

CUKUP MERASAKAN JADI ORANG KAYA

Malam yang tenang di kediaman rumah Eko. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga roti bakar, ya beli Budi lah. Rezeki Budi lagi bagus gitu, ya jadinya bagi-bagi rezeki sama Eko, ya biasa makan bareng dengan teman baik gitu.

"Eko. Ada beberapa tempat. Tanah yang luas punya orang kaya dan juga kantor-kantor pemerintahan yang tidak terpakai lagi karena keadaan dari sistem pemerintahan yang baru dalam bentuk birokrasi satu atap," kata Budi.

"Terus!!!!" kata Eko.

"Kalau tanah yang nganggur itu di garap dengan baik, ya jadi lapangan pekerjaan yang baik. Dan tempat-tempat kantor pemerintahan yang tidak di pakai lagi, ya di alih fungsi kan dengan baik, ya jadi berguna di lihat mata dari pada....jadinya seperti rumah hantu gitu," kata Budi.

"Kalau urusan kantor-kantor pemerintahan yang tidak di gunakan lagi karena keadaan ini dan itu, ya aku sih yang masih lulusan SMA dan masih kurang ilmu ini dan itu, ya lebih baik tidak perlu di obrolin, ya tidak bahas gitu. Kalau urusan tanah yang luas punya orang kaya, ya aku sih setuju dengan omongan Budi, ya di garap dengan baik, ya minimal di tanam sesuatu yang bermanfaat gitu. Tapi harus di perhitungkan dengan keadaan dari tanah itu, ya tingkat kesuburuan tanahnya," kata Eko.

"Tingkat kesuburan tanahnya. Mudahnya mendapatkan air, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Memang air itu penting banget untuk urusan tanam-menanam. Kalau tanahnya di salah satu daerah, ya di sebut daerah gunung batu, ya tempat itu memang tempat mengambil batu bangunan sih, ya itu sih sulit juga untuk di tanami. Airnya juga susah. Lagian kebanyakan yang tinggal di daerah itu pun, ya orang miskin, ya karena keadaan....tanah sudah di miliki orang kaya,"kata Eko.

"Daerah gunung batu, ya memang kata orang sih begini dan begitu sih. Tanah yang aku omongin ini, ya airnya mudah sih. Cuma sayang saja tidak di garap gitu," kata Budi.

"Orang kaya, ya tanahnya di mana-mana, ya warisan nenek moyang. Biasa itu mah di Lampung. Yang susah itu orang miskin banget. Sudah numpang di tanah orang. Lingkungannya buruk. Di maling pula sama orang sekitar. Hidup, ya tambah pait banget tuh orang miskin," kata Eko.

"Ya...gimana ya. Tidak bisa di omongin sih. Akhlak manusia dari suku ini dan itu sih mempengaruhinya," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi, ya menikmati minum kopi dan makan roti bakar dengan baik.

"Miskin berusaha dengan baik. Akhirnya, ya jadi hidup dengan baik, ya sederhana lah. Belum kaya. Tetap masih menikmati hidup dengan baik," kata Budi.

"Itu sih aku dan Budi!" kata Eko.

"Abdul juga, ya kan Eko," kata Budi.

"Iya!!!" kata Eko.

"Sekedar bahan obrolan yang kita omongin ini dan itu, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Iya!!!" kata Eko.

"Lebih baik main catur!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Berita di Tv. Tentang mobil mewah," kata Budi.

"Budi kepengen mengendarai mobil mewah yang supermahal gitu?!" kata Eko.

"Ya bisa di bilang begitu sih," kata Budi.

"Teman saja sama anak Pak Presiden. Kan kata orang-orang....anak Pak Presiden baik. Ya mungkin di pinjemin mobil mewahnya untuk di kendarai Budi. Jadi Budi merasakan jadi orang kaya gitu. Atau temanan dengan anak Bos apa gitu. Pasti di pinjemin mobil mewahnya, ya cuma di pake sebentar di kendarai Budi, ya untuk merasakan jadi orang kaya gitu," saran Eko.

"Omongan Eko bener sih. Ada cerita seorang pemuda yang baik. Ya di pinjemin mobil sama Bos, ya mobil mewahnya. Pemuda itu memakai mobil itu sebentar sih, ya merasakan rasanya jadi orang kaya," kata Budi.

"Cukup merasakan jadi orang kaya, ya orang miskin yang baik budi pekertinya, ya sudah cukup dengan merasakan seperti itu," kata Eko.

"Memang cukup merasakan jadi orang kaya, ya sudah cukup bagi orang miskin yang baik. Lalu orang miskinnya berusaha dengan baik, ya jadi orang kaya dengan usaha yang baik. Walaupun butuh waktu yang lama bagi orang miskin jadi orang kaya, ya karena keadaan ini dan itu," kata Budi.

Budi dan Eko main catur dengan baik, sambil menikmati minum kopi dan juga makan roti bakar yang enak banget.

Monday, February 7, 2022

LAGU YANG BAGUS

Dono yang berada di Batam, ya tepatnya di rumahnya. Dono duduk di kamarnya, ya sedang main gitarnya dengan baik dan juga menyanyikan sebuah lagu yang populer sih dengan judulnya 'Buih Jadi Permadani'.

Lirik lagu yang dinyanyikan Dono :

"Dinginnya angin malam ini

Menyapa tubuhku

Namun tidak dapat di inginkan panasnya

Hatiku ini

Terasa terhempasnya kelakian ku ini

Dengan sikapmu

Apakah karena aku

Insan kekurangan

Mudahnya kau mainkan

Oh mungkinkah diri ini

Dapat merubah buih

Yang memutih

Menjadi permadani

Seperti pinta

Yang kau ucap

Dalam janji cinta

Juga mustahil bagiku

Menggapai bintang dilangit

Siapalah diriku

Hanya insan biasa

Semua itu

Sungguh aku

Tiada mampu

Salah aku juga

Karena jatuh cinta

Insan seperti dirimu seanggun bidadari

Seharusnya aku

Cerminkan diriku

Sebelum tirai hati

Aku buka"

***

Dono selesai menyanyikan lagu dan main gitarnya, ya gitar di taruh di tempat tidur. 

"Mulai mengerjakan tugas-tugas kuliah ah," kata Dono.

Dono duduk dengan baik, ya menghidupkan leptopnya. Dengan serius Dono mengetik di leptopnya, ya membuat makalah ini dan itu sesuai dengan mata kuliah yang di ambil Dono. Sedangkan Indro yang berada di Jakarta bersama Kasino, ya tepatnya di rumahlah. Indro duduk di ruang tamu, ya sedang menonton vidio di Hp-nya, ya Youtobe musik gitu.

"Lagu ini bagus," kata Indro.

Indro terus menonton tuh vidio Youtobe musik di Hp-nya. Sampai vidio yang di tonton Indro selesai, ya Indro mengulang lagi tuh vidio Youtobe musik.

"Keren lagu 'Buih Jadi Permadani'...," kata Indro.

Indro terus menonton tuh vidio Youtobe musik di Hp-nya dengan baik lah. Kasino yang selesai urusan kerjaanya, ya mengetik di kamarnya, ya biasa pembukuan ini dan itu sih. Kasino keluar dari kamarnya menuju ruang tamu. Kasino duduk dengan baik di ruang tamu.

"Indro. Asik amat Indro nonton vidio musik di Hp," kata Kasino.

Indro menghentikan nonton vidio musik di Hp-nya.

"Lagunya bagus Kasino," kata Indro.

"Memang sih aku mendengarnya dengan baik, ya lagunya memang bagus," kata Kasino.

"Benar-benar populer lagu 'Buih Jadi Permadani'..," kata Indro.

"Emmmmm," kata Kasino.

"Penyanyi...keren. Menyanyikan lagunya," kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

Kasino teringat dengan urusannya sama Selfi. Kasino beranjak dari duduknya. 

"Kasino mau kemana?!" kata Indro.

"Aku ada urusan dengan Selfi," kata Kasino.

"Ooooo ada urusan dengan Selfi," kata Indro.

Indro kembali nonton vidio Youtobe musik di Hp-nya. Kasino ke kamarnya, ya berbenah diri. Setelah rapih, ya Kasino pun keluar rumah dengan membawa motornya ke rumah Selfi lah. Indro akhirnya selesai nonton vidio Youtobe musik di Hp-nya. 

"Main game ah!" kata Indro.

Indro main game di Hp-nya dengan baik. Singkat waktu, ya Kasino sampai di rumah Selfi. Kasino pun duduk di ruang tamu bersama Selfi. Kasino memang ngobrol dengan baik dengan Selfi. Kasino memandang dengan baik kecantikan Selfi. Dalam hati Kasino berkata dengan baik "Selfi seanggun bidadari."

Kasino tidak mengikuti kata hatinya, ya memuji Selfi dengan kata-kata seanggun bidadari. Kasino tetap jojong urusan dengan Selfi, ya urusan kerjaan sampai urusan kisah cinta keduanya. 

AKU MERINDUKANMU

Budi duduk depan rumah, ya sedang main gitar dan juga di meja ada kopi botolan dan juga gorengan lah.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Aku masih ada di sini

Masih dengan perasaanku yang dahulu

Tak berubah dan tak pernah berbeda

Aku masih yakin nanti milikmu

Aku masih di tempat ini

Masih dengan setia menunggu kabarmu

Masih ingin mendengar suaramu

Cinta membuatku kuat begini

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku masih di dunia ini

Melihatmu dari jauh bersama dia

Walau pasti ku terbakar cemburu

Tapi janganlah kau ke mana-mana

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya, ooh

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, aku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu"

***

Budi selesai menyanyikan lagu, ya gitar di taruh di bangku yang kosong. Budi mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya sebelah Budi. Budi menaruh kopi botolan di meja.

"Aku merindukanmu," kata Budi.

Eko pun berkata "Siapa yang Budi rindukan."

"Ada deh!!!" kata Budi.

"Jangan-jangan. Budi sudah dapet cewek yang di jadikan pacar gitu?!" kata Eko.

"Cewek. Ya dalam khayalan aku," kata Budi.

"Kebiasaan. Becanda. Aku kirain serius," kata Eko.

"Aku sebenarnya sih. Abis nyanyikan sebuah lagu 'Tampa Batas Waktu'....," kata Budi.

"Ooooo. Abis nyanyikan lagu 'Tampa Batas Waktu'.....," kata Eko.

"Kata-kata dari lagu tersebut yang aku sukai 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'...," kata Budi.

"Memang sih aku akui. Kata-kata di lagu tersebut bermakna sih. 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'. Kayanya aku melakukan itu dalam doa yang kupanjatkan untuk Purnama," kata Eko.

"Kalau aku inget sih. Eko pernah berdoa dengan baik untuk mendapat jodoh. Ternyata jodohnya adalah Purnama. Cewek masih di lingkungan rumah Eko, ya tetangga lah," kata Budi.

"Aku melakukan dengan jalan yang baik, ya urusan jodoh sih," kata Eko.

"Berarti. Abdul dengan Putri. Ya Abdul berdoa dengan baik, ya agar bisa berjodoh dengan Putri. Kaya kata-kata lagu sih 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'...," kata Budi.

"Nama juga di usahakan Abdul dengan baik. Agar berjodoh beneran dengan Putri," kata Eko.

"Memang sih di usuhain Abdul dengan baik sih urusan dengan Putri. Tapi yang aku pikirkan adalah perawan tidak bisa di dapatkan, ya janda di dapatkan. Gimana pendapat Eko?!" kata Budi.

"Kalau urusan itu sih. Perawan tidak bisa di dapatkan, ya janda di dapatkan. Ya tidak boleh di amini sih!" kata Eko.

"Memang sih tidak boleh di amini sih. Karena itu bisa saja jadi doa. Kalau doa di kabulkan, ya beneran dapet jodohnya....janda," kata Budi.

"Kadang setan bisa denger doa itu. Ya jadinya setan melaksakan rencananya, ya menghancurkan hubungan orang, ya membuat urusan rumah tangga jadi hancur. Dari bercerai sampai urusan kematian. Ya ceweknya jadi janda," kata Eko.

"Misteri!!!!," kata Budi.

"Kesempatan orang yang selama menunggu dari perawan tolak, ya sampai janda, ya akhirnya orang itu mendapatkan janda dari cewek yang di sukainya," kata Abdul.

"Cewek yang janda pun berkata seperti ini 'Apakah kodar aku bersama orang yang ingin bersama aku dari keadaan ku sudah janda. Padahal saat aku perawan, ya aku tolak orang itu. Seharusnya lebih baik aku tidak menolaknya saat aku perawan, ya hidup ku jadi lebih baik. Tidak bersedih karena menangisin suami ku yang meninggal," kata Budi.

"Teka-tekinya kehidupan. Manusia tidak tahu. Esok jadi seperti apa. Maka banyak orang berkata 'Manusia berencana ini dan itu demi masa depan yang baik. Tuhan yang menentukan segalanya'...," kata Eko.

"Benar-benar misteri deh!" kata Budi.

"Ya kalau begitu main catur saja!' kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Kalau sudah punya cewek yang di sukai, ya pastinya selalu merindukan cewek yang di sukai," kata Budi.

"Ceweknya artis, ya Budi?!" kata Eko.

"Maunya sih. Ceweknya artis sih. Cantik, pinter dan juga kaya gitu," kata Budi.

"Artis Mahalini, ya Budi?!" kata Eko.

"Permainan apa beneran ini?!" kata Budi.

"Ya permainan lah," kata Eko.

"Ooooo becandaan," kata Budi.

"Memang becandaan. Mana mungkin Budi dapetin artis Mahalini. Siapa Budi, ya siapa artis Mahalini," kata Eko.

"Kata orang sih yang pantes dapetin artis Mahalini, ya artis juga sih artis Rizky," kata Budi.

"Itu sih berita seputar artis. Semakin di bicarakan semakin sip urusan kisah cinta artis. Dari episode satu sampai episode yang panjang kaya sinetron Indonesia," kata Eko.

"Realita cerita seperti itu di dunia Tv. Kita kan cuma penonton yang baik. Dan juga sekedar jadi bahan obrolan saja. Permainan. Becanda!" kata Budi.

"Emmmmm," kata Eko.

Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan gorengan lah.

CEWEK CANTIK

Abdul duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca koran dengan baik. Berita di koran, ya menarik cerita ini dan itu, ya tujuannya menambah wawasan saja tentang keadaan ini dan itu yang di angkat baik setiap tema yang buat sama para bidang jurnalis sih. Abdul sambil menikmati minum kopi gelasan dan juga keripik pisang dengan rasa coklat. Budi ke rumah Abdul dengan menggunakan motornya. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Abdul, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Abdul. Budi duduk dengan baik lah. Ya Abdul berhenti baca korannyalah karena ada Budi. Koran di taruh dengan baik di mejalah.

"Seperti biasanya. Abdul santai di rumah, kan Abdul?!" kata Budi.

"Ya begitulah," kata Abdul.

Budi melihat foto cewek cantik di koran dan segera di ambil sih foto koran tersebut.

"Abdul kalau membicarakan tentang cewek gimana?!" kata Budi.

"Ngobrolin tentang cewek kan tidak ada masalah. Cuma sekedar bahan obrolan saja," kata Eko.

"Lagi pula cewek yang di obrolin juga tidak ada di sini," kata Budi.

"Kalau cewek yang di obrolin ada di sini gimana Budi?!" kata Abdul.

"Lebih baik diam lah. Dari pada ngomongin tuh cewek. Takut ini dan itu sih," kata Budi.

"Memang sih. Ada dampak dari obrolan jika obrolan itu, ya nilainya negatif. Jadinya takut ini dan itu. Menyinggung cewek yang di obrolin," kata Abdul.

"Kalau obrolan itu baik, ya positif. Seperti memuji cewek itu. Gimana Abdul?!" kata Budi.

"Memuji, ya di depan cewek. Takutnya di perkirakan tuh cewek, ya Budi mau mengambil hatinya tuh cewek. Ya ceweknya jadi salah tingkah sih di depan Budi," kata Abdul.

"Itu sih. Di nilai dari cewek yang sensitif ini dan itu. Kalau cewek cuek sih, ya di anggap biasa saja pujian cowok. Ya seperti angin berlalu gitu," kata Budi.

"Nama juga karakter cewek yang ini dan itu. Sama halnya karakter cowok. Ada cowok yang karakternya sensitif kaya cewek, ya jadinya tingkahnya kaya cewek. Ada cowok yang karakternya sok keren ini dan itu, ya maco gitu," kata Abdul.

"Ya omongan Abdul benarlah. Karakteristik manusia yang ini dan itu. Bisa di bilang kepribadian manusia yang ini dan itu," kata Budi.

"Emmmmm," kata Abdul.

"Foto cewek di koran ini. Cantik, ya kan Abdul?!" kata Budi.

"Artis, ya cantiklah," kata Abdul.

"Artis Mahalini," kata Budi.

"Artis Mahalini, ya katanya beritanya si deket dengan artis cowok sih," kata Abdul.

"Cerita kehidupan seputar artis ini dan itu," kata Budi.

"Emmmmm," kata Abdul

"Ngomong-ngomong. Putri cemburu apa tidak. Jika Abdul membicarakan cewek ini dan itu?!" kata Budi.

"Pertanyaan yang aneh. Sudah tahu aku dan Putri, ya belum jadian. Putri di Jakarta, ya sibuk kuliah. Sedangkan aku di Bandar Lampung, ya sibuk dengan usahaku untuk mencapai masa depan yang lebih baik, ya kaya lah," kata Abdul.

"Seadainya saja!" kata Budi.

"Kalau main seadainya saja. Ya.....ada sedikit marah lah membicarakan cewek lain. Apalagi memuji cewek lain. Kan lebih baik aku memuji Putri saja di depan Putri. Pastinya Putri senang lah," kata Abdul.

"Omongan Abdul ada benar sih. Dari sisi ini dan itu," kata Budi.

"Emmmm," kata Abdul.

"Kisah cinta Abdul dan Putri....apa bisa bersatu, ya realita kenyataannya?!" kata Budi.

"Jika perawannya tidak bisa aku dapatkan. Maka jandanya saja aku dapatkan!" kata Abdul.

"Serius Abdul. Urusan kisah cinta Abdul sama Putri, sesuai dengan omongan Abdul?!" kata Budi.

"Ya tidak lah. Kalau aku aminin dengan baik. Ya jadi doa lah. Maka itu tidak boleh di amini," kata Abdul.

"Iya juga sih omongan Abdul bener. Tidak boleh di aminin. Ya tetap berusaha dengan baik mendapatkan Putri dengan baik kan Abdul?!" kata Budi.

"Iya. Aku usahakan dengan baik mendapatkan Putri. Jika tidak dapat. Ya Aku ikhlas kan dengan baik, ya Putri bersama orang yang mencintainya," kata Abdul.

"Kadang aku pikir baik, ya ingin mendapatkan cewek yang cantiknya kaya artis Mahalini, ya main seandainya gitu," kata Budi.

"Seperti biasanya Budi," kata Abdul.

"Ya.....nama juga permainan seandainya. Maklum cowok jomlo. Masih berusaha mendapatkan cewek cantik sesuai keinginan hati dan juga kaya gitu," kata Budi.

"Budi. Budi. Budi!!!!" kata Abdul.

"Ok lah. Artis Mahalini....pujiannya cantik," kata Budi menegaskan omongannya, ya sambil Budi menaruh koran di mejalah.

"Emmmmm," kata Abdul.

Abdul dan Budi ingin main catur sih. Eko sampai di rumah Abdul, ya telah memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Abdul. Eko duduk bersama dengan Abdul dan Budi. Ketiganya sepakat main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi gelas dan juga keripik pisang rasa coklat.

Sunday, February 6, 2022

DASAR BUAYA

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Buaya," kata Budi.

"Buaya beneran....apa cuma perumpaan untuk orang yang tidak setia?!" kata Eko.

"Maunya Eko?!" kata Budi. 

"Kok malah balik nanya?!" kata Eko. 

"Ya. Sebenarnya sih. Buaya itu perumpaan sih, ya menunjukkan orang tidak setia. Tapi?!" kata Budi. 

"Tapi apa?!" kata Eko. 

"Ada yang bilang sih. Buaya itu lambang kesetian gitu," kata Budi. 

"Memang ada sih yang bilang buaya itu lambang kesetian. Ya aku tetap menyatakan buaya itu, ya perumpaan orang yang tidak setia. Karena aku nonton film siluman buaya yang kerjaannya nyari betina, ya padahal sudah dapet dua, ya masih kurang....jadinya nyari betina yang ketiga, ya dari golongan manusia yang cantik," kata Eko. 

"Film misteri. Cerita siluman buaya," kata Budi. 

"Dunia kenyataan itu. Cowok yang sudah punya istri, ya niatnya sih maunya poligami, ya jalan baik gitu. Tapi kenyataan tidak bisa di jalanin poligami, ya maka itu di jalanin jalan yang lain lah.....selingkuh. Terang-terangan ada. Yang sembunyi-sembunyi ada," kata Eko. 

"Realitanya kehidupan manusia. Ada cowok yang setia, ya ada cowok tidak setia," kata Budi. 

"Maka itu...cewek-cewek lebih cenderung manggil cowok yang tidak bisa setia....dasar buaya," kata Eko. 

"Dasar buaya," kata Budi.

"Kalau begitu, ya main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...lah. Main catur saja!" kata Budi. 

Budi mengambil catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur. 

"Orang yang bermuka dua itu," kata Budi. 

"Tukang selingkuh," kata Eko. 

"Jadi...golongan munafik," kata Budi. 

"Ujian hidup di muka bumi ini, ya golongan munafik di antara manusia lah," kata Eko. 

"Ya sekedar obrolan lulusan SMA saja, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA saja!" kata Eko. 

"Kadang lebih baik para Ustad yang menjelaskan tentang golongan munafik itu. Berdasarkan keilmuan gitu, ya jadi orang-orang lebih paham dampak dari golongan munafik itu," kata Budi. 

"Nama juga Ustad, ya membimbing manusia di jalan baik, ya berdasarkan amanah ilmu yang di pelajarinya," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

PANGERAN IMPIANNYA PUTRI

Putri di rumahnya, ya selesai mengetik di leptopnya, membuat cerita pendek gitu. Putri duduk santai di ruang tengah, ya sedang nonton Tv, ya acara drama cinta gitu. Putri sambil menikmati minum jus jeruk dan juga makan donat. Ridwan ke rumah Putri, ya pake motor gede, ya gaya anak jalanan metropolitan, ya bisa di bilang di contoh dari sinetronlah.

Singkat waktu, ya Ridwan sampai di rumah Putri. Ridwan memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Putri. Putri, ya mendengar sih suara-suara di depan rumahnya. Putri, ya bergerak ke ruang tamu, ya ingin membuka pintu depan untuk mengecek siapa yang dateng. Ridwan mau mengetik pintu depan rumah Putri, ya mengucap salam juga sih, ya tandanya tahu tata krama bertamu dengan baik. Putri, ya mendengar ketukan dan juga Salam sih. Putri membuka pintu dan menjawab salam dengan baik. 

"Ridwan," kata Putri. 

"Iya," kata Ridwan. 

"Tumben main kesini?!" kata Putri. 

"Aku mau ngurusin urusan kuliah," kata Ridwan. Dalam hati Ridwan berkata "Ya sebenarnya kangen Putri, ya cewek yang aku sukai". 

"Urusan kuliah. Silakan masuk Ridwan," kata Putri. 

Ridwan masuk rumah Putri, ya duduk di ruang tengah. Putri duduk dengan baik. Putri dan Ridwan ngobrol urusan kuliah dengan baik sih. Ridwan, ya ada sikap yang aneh sama Putri, ya ingin ngobrol urusan cinta sih. Tapi Putri merasa gelagat Ridwan aneh gitu. 

"Apakah Ridwan ada niat untuk omongin urusan perasaannya pada ku?!" kata hati Putri. 

Putri tetap fokus, ya membahas urusan kuliah sama Ridwan. Urusan itu pun selesai. Ridwan meninggalkan rumah Putri, ya Ridwan membawa motor gede ya dengan baik. Ya Putri teringat dengan urusan ya dengan Rara, Meli, Nia dan Aulia. Putri berbenah diri. Ridwan di atas motor berkata "Lain kali aku nyatakan cinta ku pada Putri". 

Singkat waktu, ya Putri telah cantik gitu penampilannya. Putri ke luar rumahnya dan segera masuk mobilnya. Putri membawa mobilnya dengan baik ke rumah Meli karena memang teman-teman ngumpul di rumah Meli. Tiba-tiba mobil Putri mogok di jalan gitu. Ya Putri mencoba untuk benerin mobilnya. Kebetulan banget Hari lewat situ sih, ya pake motor gede gitu. Putri mengalami susah, ya di tolong Hari lah. Ya Putri senang banget di tolong Hari, ya karena Putri sebenarnya suka Hari. Sedangkan Hari suka sama Putri, ya cuma belum ada omongan urusan cinta sih. Kode keduanya, ya ada sih mendekati utusan cinta. Hari memperbaiki mobil Putri dengan baik, ya sampai hiduplah. 

"Terima kasih Hari atas bantuannya," kata Putri. 

"Ya," kata Hari. 

Putri pun masuk mobilnya, ya mengendarai mobilnya dengan baik menuju rumah Meli. Ya Hari pun membawa motor gedenya dengan baik menuju rumah lah. Singkat waktu, ya Putri sampai di rumah Meli, ya memarkirkan mobilnya dengan baik di rumah Meli. Putri keluar dari mobil, ya segera masuk rumah Meli, ya karena Meli memang menyambut Putri dateng, ya begitu dengan Rara, Nia dan Aulia. 

Putri dan teman-teman, ya ngobrol di ruang tengah, ya yang di obrolin sih urusan kerjaan sih. Ya obrolan cewek cukup panjang kali lebar kali tinggi, ya jadinya luas banget gitu. Sampai urusan itu selesai sih, ya Putri pulang ke rumahnya, ya tapi ngaterin Rara dulu ke rumahnya. Sedangkan Nia, ya nginep di rumah Meli dan Aulia di jemput sama teman dekatnya, Nazar sih pake mobillah. Nazar suka sama Aulia, ya tapi sebenarnya Nazar sedang mendekati Findi. Aulia tahu tentang niatnya Nazar deketin Findi. Aulia tetap jojong saja berteman dengan Nazar. Nazar membawa mobilnya dengan baik ke rumahnya Aulia, ya ngaterin Aulia lah. Ya Putri membawa mobilnya dengan baik menuju rumah Rara. 

Singkat waktu, ya sampai di rumah Rara. Ternyata ada Gunawan di rumah Rara. Gunawan nungguin Rara karena Gunawan suka sama Rara. Putri tahu hubungan Rara dengan Gunawan. Putri, ya langsung ke rumahnya, ya membawa mobilnya dengan baik. Gunawan memang di rumah Rara, ya telah bicara dengan baik sama Mbak Lesti dan Abang Risky. Rara pun, ya ngobrollah sama Gunawan di ruang tamu urusan cinta lah. Putri...akhirnya sampai di rumahnya, ya mobil telah masuk garasilah. Putri, ya berbenah diri di kamarnya. Setelah itu, ya istirahat lah dengan baik di kamarnya. 

Esok harinya. Putri, ya ada urusan kerjaan sama Gunawan, ya Putri dateng pagi-pagi ke tempat kerjaanlah. Putri bertemu dengan Gunawan di tempat kerjaan, ya buat vidio klip musik gitu, ya gaya India gitu, ya permintaan orang yang punya modal yang buat acara Tv, ya bisa di bilang promosi ini dan itu sih. Rara dateng ke tempat kerjaannya Gunawan. Rara melihat Gunawan dekat dengan Putri, ya Rara ada rasa cemburu gitu. Hari, ya kebetulan dateng ke tempat kerjaan Putri. Hari merasa resah hatinya Putri dekat dengan Gunawan. Hari menyakini dirinya, ya bawa urusan Gunawan dan Putri, ya hanya urusan kerja saja. 

Ridwan juga ada di tempat kerjaan Putri dan melihat dengan baik Putri dekat dengan Gunawan. 

"Gunawan ini...jangan-jangan jadi pesaing aku dalam mendapatkan cinta Putri," kata hati Ridwan. 

Ridwan pun, ya mengabaikan kata hatinya, ya fokus urusan kerjaan lah. Sampai urusan kerjaan selesai, ya Putri beres-beres lah untuk pulang ke rumah. Di tempat parkir, ya Putri bertemu dengan Hari. Ya Hari memutuskan untuk menyatakan cintanya sama Putri, ya dari pada keduluan cowok lain yang ingin menyatakan cinta sama Putri, ya ingin bersama Putri gitu. Putri memang berharap banget Hari menyatakan cintanya, ya bagi Putri, ya Hari itu Pangeran impiannya Putri. 

"Putri mau jadian sama aku!" kata Hari.

"Jadian apa ini?!" kata Putri.

"Mau jadian apa ya?!" kata Hari berpikir pikir panjang.

Putri pun berkata "Sebenarnya Putri laper sih, ya karena kerjaan banyak sih, ya buat vidio klip musik. Hari ingin jadian jalan bareng, ya makan malam gitu."

"Boleh saja sih makan malem. Tapi?!" kata Hari.

"Tapi apa?!" kata Putri.

"Sebenarnya aku sayang Putri. Putri mau jadian sama Hari!" kata Hari.

Dalam hati Putri senang mendengar omongan Hari yang menyatakan cintanya sama Putri. 

Putri pun berkata "Aku mau jadian sama Hari,"

"Putri sepakat pacaran dengan Hari?!" kata Hari.

"Iya," kata Putri sambil menganggukkan kepalanya.

Hari yang sepakat dengan Putri, ya pacaran, ya keduanya memutuskan untuk pergi ke restoran untuk makan malem lah yang romantis gitu. Sebenarnya, ya Ridwan dan Gunawan melihat Putri ngomong dengan Hari di parkir. Ridwan, ya gagal mendapatkan Putri karena keduluan Hari. Gunawan yang sekedar rekan kerja degan Putri, ya senang Putri jadian sama Hari. Gunawan, ya jadinya jalan bareng sama Rara, ya nganterin Rara pulang ke rumahnya lah pake motor gede lah.

Saturday, February 5, 2022

UTUSAN DEWA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Dewa," kata Budi.

"Tuhan," kata Eko.

"Eko. Dewa dan Tuhan, ya sama aja kan?!" kata Budi.

"Bisa di bilang begitu sih dari banyak cerita agama ini dan itu sih," kata Eko.

"Dewa atau Tuhan menjelma menjadi wujud manusia yang sakti dan berbudi luhur yang baik untuk mengajarkan pada manusia untuk berjalan di jalan kebaikan, ya itu semua berkat doa yang di panjatkan para manusia yang menjalankan aturan agama yang di yakininya. Berdasarkan cerita ini dan itu sih," kata Budi.

"Dewa itu ada di antara kita...Budi," kata Eko.

"Masa sih?Jangan-jangan dunia dalam cerita!" kata Budi.

"Dewa itu nama orang," kata Eko.

"Itu sama aja dengan di berita ini dan itu. Tuhan itu nama orang," kata Budi.

"Becanda!!!" kata Eko.

"Memang becandaan. Nama juga obrolan lulusan SMA. Ya bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Aku mau bercerita, ya versi aku sih cerita ini tentang Utusan Dewa sih," kata Budi.

"Kalau begitu sih. Silakan Budi bercerita dengan baik," kata Eko.

"Baik aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya masih perawan sih, ya namanya Maria. Dewa pun mendatangi Maria dan berkata "Maria. Engkau akan melahirkan anak laki-laki yang akan mengajarkan manusia di jalan kebaikan. Nama anak itu...Isa". Maria menerima dengan baik, ya sebenarnya diri Maria, ya belum pernah bergaul dengan cowok. Maria masih suci banget gitu. Dewa pun membuat Maria hamil, ya dengan kemampuan Dewa lah. Dewa pun menghilang setelah menitipkan benih di rahim Maria. Ya Maria menjalankan aktivitasnya sehari-sehari seperti biasanya. Tapi perutnya Maria terus membesar, ya jadinya Maria pindah rumah, ya bersama Pamannya. Sampai di suatu tempat, ya kota lain. Maria bersama Pamannya, ya istirahat dekat kandang domba. Maria mulai pecah air ketubannya, ya tandanya mau melahirkan lah. Maria pun melahirkan anak laki-laki. Ya anak laki-laki itu di berinama Isa karena nama itu pemberian Dewa. Isa didik dengan baik sama Maria dan juga Pamannya Maria, ya sampai Isa dewasa. Isa ternyata punya kemampuan menyembuhkan orang sakit berat dan juga bisa menghidupkan orang mati. Dari kemampuannya Isa yang hebat, ya banyak manusia yang mengikuti Isa. Orang-orang yang mengikuti Isa memanggilnya "Utusan Dewa atau Utusan Tuhan". Ada juga orang memanggilnya "Putra Dewa atau Putra Tuhan". Isa pun mengajarkan kebaikan pada manusia yang ingin berjalankan di jalan kebaikan. Sampai Isa pun di khianatin muridnya, ya Judas. Isa pun di tangkap sama prajurit kerajaan, ya atas perintah Raja sih. Isa pun di salip di antara dua orang di salip juga, ya atas kesalahannya. Isa menjalankan hukumannya sampai mati. Isa pun di turunkan dari salipnya, ya di mau di makan dengan layak. Tahu-tahu....Isa bangkit dari kematiannya karena kemampuan Isa yang memiliki kemampuan membangkitkan orang mati, ya berarti dirinya bisa membangkitkan dirinya, ya jadinya hidup. Isa pun menemui orang-orang yang mengikuti ajarannya. Semua senang dengan Isa yang hidup kembali. Isa mengajarkan kebaikan pada orang-orang yang mengikuti ajarannya. Sampai waktunya, ya Isa naik ke langit, ya berarti Isa telah selesai mengajarkan ilmunya pada orang-orang yang ingin berjalan di jalan kebaikan. Orang-orang yakin dengan ajaran Isa, ya terus berjalan di jalan kebaikan dengan baik karena di tulis di kitab ini dan itu. Ribuan tahun berlalu. Dunia sudah kacau ini dan itu, ya mendekati hari kiamat. Isa turun dari langit untuk menyelamatkan manusia yang berjalan di jalan kebaikan karena ada makluk jahat banget yang menciptakan kehancuran ini dan itu....Dajjal bersama Ya'juj dan Ma'juj. Isa bersama pengikutnya di jalan kebaikan, ya berperang dengan Dajjal yang bersama Ya'juj dan Ma'juj. Isa pun berhasil mengalahkan Dajjal, ya sampai membunuh Dajjal dan juga Ya'juj dan Ma'juj. Setelah peperangan itu, ya keadaan jadi baik lagi. Isa pun membawa orang-orang yang berjalan kebaikan, ya ke surga. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Sekedar cerita kan Budi?!" kata Eko.

"Iya...sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di atas mejalah. Budi dan Eko mau menyusun bidak catur di atas papan catur. Eeeee...Abdul dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko. Ya Budi dan Eko tidak jadi main catur, ya catur di beresin dengan baik sih. Ketiganya memutuskan main kartu remi, ya permainan kartu remi di jalankan dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

GELANDANGAN

Malam yang tenang sekali di kediaman Eko. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil minum teh dan juga menikmati makan martabak.

"Gelandangan," kata Budi.

"Tunawisma," kata Eko.

"Itu sih sama aja Eko," kata Budi.

"Aku hanya mengikuti alur omongan Budi," kata Eko.

"Sebenarnya. Aku membaca tentang gelandangan atau di sebut tunawisma," kata Budi.

"Terus!!!!" kata Eko.

"Aku punya cerita sih. Ya versi aku sih," kata Budi.

"Ada cerita toh Budi tentang gelandangan dan juga tunawisma. Cerita Budi!!!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita. Seorang Bapak yang kaya raya. Bapak itu kehilangan istrinya, ya meninggalnya karena sakit sih. Bapak itu dari pernikahannya, tidak mendapatkan keturunan dari istrinya, ya jadinya hidupnya sendiri. Dari keadaan dirinya kesepian, ya memutuskan untuk main cewek gitu. Sebenarnya cewek-cewek itu, ya jebakan dari rekan kerja Bapak itu...untuk mengambil semua hartanya. Rekan kerja, ya berhasil mengambil harta Bapak itu. Ya Bapak itu jatuh miskin, ya kehilangan semua hartanya. Rekan kerja itu membuang Bapak itu ke tempat sampah. Bapak itu berkata "Ini semua karena kebodohan ku, ya aku kehilangan harta." Bapak itu, ya menerima keadaannya, ya jadinya Bapak itu pun gelandangan ke sana ke sini, ya sampai tidur di pinggir rumah ibadah agama apa pun gitu. Bapak itu jadi di hina-hina karena keadaannya sama orang-orang yang tidak bisa diam omongannya. Bapak itu sabar banget dengan keadaannya itu. Sampai pahitnya itu di tuduh mencuri, ya sampai semua orang-orang ini dan itu, ya sampai orang-orang yang bergerak di pemerintahan gitu yang menanggulangi penyakit masyarakat ini dan itu sih. Sebenarnya struktur pemerintahan, ya masih kacau karena banyak orang-orang kaya dapet membeli petugas-petugas pemerintahan untuk melancarkan urusan kerjanya, ya tujuannya kaya dan kaya. Bapak itu pun berkata "Istri ku. Kamu enak di alam lain. Sedang aku menderita. Hidupku lebih hina dari binatang". Bapak itu terus menjalankan hidupnya, ya walau keadaannya di hina ini dan itu. Sampai suatu ketika, ya ada orang baik yang bisa menerima Bapak itu. Seorang pemuda miskin yang tidur di bawah kolong jembatan. Bapak itu mulai membangun dirinya di kolong jembatan, ya jadi baik hidupnya pelan-pelan, ya di bantu pemuda yang baik dari mengumpulkan barang bekas sampai akhirnya Bapak itu kerja di sebuah toko. Bapak itu berkata "Aku bersyukur hidup ku mulai baik, ya Tuhan". Bapak itu terus di jalan baik, ya sampai waktu tutup usia. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Penderitaan seorang gelandangan. Hartanya di rampas sama orang jahat, ya dengan cara ini dan itu...pake cewek," kata Eko.

"Kasihan juga gelandangan itu," kata Budi. 

"Memang kasihan sih keadaan gelandangan, ya di hina-hina," kata Eko. 

"Nasif dan Nasif," kata Budi. 

"Nasif....nama orang," kata Eko. 

"Becanda kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya!!!" kata Eko. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga martabak. 

Friday, February 4, 2022

PERMAINAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cilok.

"Eko. Urusan tentang berita vaksin ini dan itu masih kan?!" kata Budi.

"Masih sih," kata Eko.

"Masih toh!!!" kata Budi. 

"Kalau di pikirkan dengan baik. Cuma permainan dari orang-orang yang membuat program kerja ini dan itu, ya untuk menanggulangi urusan kesehatan ini dan itu. Mereka yang bekerja di bidang ini dan itu, ya pemerintahan dan bekerja dengan pihak-pihak swasta, ya yang mendapatkan uang. Sedangkan seperti kita tidak dapet apa-apa," kata Eko.

"Memang sih urusan vaksin ini dan itu, ya urusan covid-19 yang ini dan itu, ya urusan orang kepentingan, ya bisa di bilang permainan mereka yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan ini dan itu. Ya sedang kita tidak dapet apa-apa sih. Sampai mau ke luar kota, ya pake pesawat gitu. Harus surat ini dan itu, ya hasil tes pcr untuk kesehatan gitu. Ujung-ujungnya untuk urusan digitalisasi, ya Hp. Sama beritanya dunia kenyataan dengan berita di Tv," kata Budi.

"Semua demi digitalisasi di jalankan dengan baik. Yang untung yang bekerja di bidang itu. Yang tidak bekerja di bidang itu, ya tidak dapet apa-apa," kata Eko.

"Sungguh-sungguh di permainan keadaan dari sebuah penyakit yang ini dan itu," kata Budi.

"Agama juga kena dari penyakit ini dan itu. Permainan dan permainan," kata Eko.

"Jenuh," kata Budi.

"Memang jenuh banget. Mau bilang apa, ya sudah keadaannya seperti ini," kata Eko.

"Padahal yang sebenarnya sih. Penyakit genetik turunan, ya tidak bisa di obatin. Itukan salah satu kegagalan dari bidang kedokteran," kata Budi.

"Nama juga penyakit bawaan, ya tidak bisa di obatin. Sudah Takdirnya. Mati di umur muda, ya di terima dengan baik," kata Eko. 

"Tetap saja. Orang-orang di bidang kedokteran dan juga bidang-bidang yang masih mendukung bidang kedokteran untuk urusan ini dan itu, ya bilangnya tetap sama "Mencegah dari pada mengobati"....," kata Budi. 

"Berusaha sadar dari keadaan, ya rendah diri karena keadaan," kata Eko. 

"Kalau berhasil ini dan itu, ya sombong ini dan itu," kata Budi. 

"Ya...kalau itu sih. Ujian manusia yang berhasil. Sama aja dengan yang ahli agama ini dan itu, ya masih menampakkan kesombongan agama sampai organisasi yang di bangun ini dan itu," kata Eko. 

"Haaaa. Ujian hidup," kata Budi. 

"Memang hidup penuh dengan ujian ini dan itu, ya sampai kematian," kata Eko. 

"Obrolan ini, ya obrolannya lulusan SMA, ya Eko?!" kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

"Kalau begitu sih. Lebih baik main permainan catur!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Kadang lebih baik tinggal di desa terpencil, ya jauh dari hal-hal urusan kota ini dan itu, ya demi maju. Tujuannya mencari ketenangan hidup," kata Budi. 

"Ya bagi ingin mencari ketenangan hidup, ya lebih baik tinggal di desa terpencil. Jauh deh dari urusan kota ini dan itu, ya sibuk untuk maju ini dan itu, ya orang-orang yang punya kepentingan untuk kaya raya," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cilok. 

Thursday, February 3, 2022

MENYENANGKAN

Keadaan yang di lingkungan di daerah rumah Budi, ya memang keadaan malam sih. Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum teh dan bakso tusuk.

"Mencintai cewek yang di sukai. Rasanya...menyenangkan...Eko?!" kata Budi.

"Budi. Budi. Budi kan belum punya pacar. Ya jadinya hanya sekedar saja menyukai cewek yang di sukai Budi," kata Eko.

"Memang aku belum punya pacar. Ya sekedar saja menyukai cewek. Jadi aku meminta tanggapan yang baik dari Eko, ya tentang cewek yang cintai Eko. Jadi rasanya seperti apa?!" kata Budi. 

"Ya memang aku mempunyai cewek yang aku cintai, ya Purnama. Ya omongan Budi benar lah tentang rasanya...menyenangkan mencintai cewek yang di sukai," kata Eko. 

"Rasanya menyenangkan mencintai cewek yang di sukai," kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

"Bisa juga. Rasanya itu seperti nonton acara Tv yang artisnya cewek cantik, ya penyanyi saja lah. Rasa itu sangat Menyenangkan. Ya sekedar bahan obrolan saja, ya lulusan SMA," kata Budi.

"Omongan Budi benar lah tentang rasa menyenangkan nonton acara Tv yang penyanyi cewek, ya karena Budi menyukai tuh artis, ya bisa di bilang penggemarnya. Sama halnya, ya jika kedudukannya di balik. Cewek menyukai cowok, ya penyanyi saja, ya artis gitu...yang di sukainya, ya rasanya menyenangkan lah," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan menyusun bidak catur di atas papan catur.

"Mencintai cewek yang di sukai, ya inginnya membahagiakan cewek itu dengan baik, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Ya begitulah," kata Eko. 

"Dia bahagia. Aku bahagia juga," kata Budi.

"Ya satu sama sajalah. Kan hubungan di jalankan saling melengkapi satu sama lain, ya pengertian lah dengan keadaan ini dan itu. Pastinya bisa bahagia dengan baik," kata Eko.

"Menyenangkan mencintai cewek di sukai," kata Budi.

"Ya benarlah omongan Budi. Tapi tetap aku ingatkan. Budi masih jomlo dan berusaha mendapat cewek yang di inginkan Budi!" kata Eko.

"Ya memang sih aku berusaha mendapatkan cewek yang aku sukai sih. Kan ini sekedar obrolan saja!" kata Budi.

"Memang sekedar obrolan!" kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga bakso tusuk. 

Wednesday, February 2, 2022

ORANG TUA

Malam yang tenang. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya keduanya menikmati keadaan sambil minum teh dan juga gorengan lah.

"Ayah," kata Budi.

Eko mendengar omongan Budi dengan baik, ya berkata "Ibu."

"Ibu memang pendamping Ayah," kata Budi.

"Sebenarnya Budi mau ngomongin apa sih?!" kata Eko.

"Ayah," kata Budi.

"Emang ada apa dengan Ayah?!" kata Eko.

"Ayah ku memang masih ada sih," kata Budi.

"Memang Ayah Budi masih ada!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Aku belajar dari seseorang yang kehilangan Ayah. Seseorang itu bersedih banget kehilangan Ayahnya. Ya Ayahnya meninggal dengan keadaan baik-baik saja sih," kata Budi.

"Banyak orang bilang sih, ya kalau sudah tidak ada, ya baru terasa banget. Memang sih kehilangan Ayah pasti bersedih. Sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Eko.

"Omongan Eko memang benar. Ayah adalah sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Budi.

"Hidup harus maju dan tegar. Jangan bersedih berlarut-larut karena kehilangan sesuatu yang cinta, ya sosok Ayah. Jadilah dewasa dari keadaan," kata Eko. 

"Omongan Eko benarlah. Kehilangan sosok Ayah dari anak-anak atau saat dewasa. Harus bersikap dewasa dengan keadaan, ya menerima keadaan," kata Budi.

"Ya sama saja kehilangan sosok Ibu, ya harus bersikap dewasa, ya menerima keadaan," kata Eko.

"Ya iya lah. Kedudukan sama dengan Ayah yang di omongin dengan baik, ya kehilangan Ibu, ya harus bersikap dewasa dengan keadaan," kata Budi.

"Maka itu. Moment-moment saat orang tua masih ada benar-benar di jalankan dengan baik. Ya patuh pada orang tua dan jangan menjadi anak yang membantah," kata Eko.

"Pendidikan agama....itu Eko!" kata Budi.

"Memang pendidikan agama. Seorang anak harus patuh pada kedua orang tua, ya tidak boleh membantah!" kata Eko. 

"Sudah ah ngomongin itu lebih baik main catur!" kata Budi. 

"Ok..main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Aku akan menikah di masa depan, ya dengan cewek yang aku cintai dengan baik, ya dari nilai akhlaknya paling penting, ya sebutan yang lainnya kepribadian cewek yang baik. Tujuan memilih cewek kepribadian yang baik, ya  ya agar jadi istri yang baik dan juga jadi ibu yang baik untuk anaknya, ya anak didik dengan baik sama ibu dan juga ayahnya lah," kata Budi. 

"Pemikiran Budi dewasa sih karena belajar ini dan itu, ya sudut masa depan yang baik dari memilih cewek yang kepribadian yang baik, ya sampai tujuannya untuk mendidik anak," kata Eko. 

"Jadi orang tua yang baik," kata Budi. 

"Haruslah jadi orang tua yang baik. Jangan seperti berita ini dan itu, ya kaitannya kriminitas...tentang orang tua yang tidak bisa di omongin sampai anak menderita," kata Eko. 

"Berita kriminitas tentang orang tua yang ini dan itu, ya membuat anak menderita, ya tidak bisa di omongin apa-apa. Lagian aku dan Eko, ya hanya lulusan SMA, ya masih harus banyak belajar ini dan itu. Paling orang-orang yang pinter ini dan itu, ya bisa menyelesaikan masalah ini dan itu, ya sesuai dengan keilmuannya lah," kata Budi. 

"Hidup ini. Antara sisi baik dan sisi buruk," kata Eko. 

"Realitanya begitu!" kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga gorengan lah. 

Tuesday, February 1, 2022

CHEF AND LOVE

Keadaan memang malam sih. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko....ada cerita tentang Erwin," kata Budi.

"Erwin. Kan Erwin teman kita semasa SMA sampai sekarang, ya termasuk kelompok grub band musik kita, ya Erwin sedang kuliah di Jakarta," kata Eko.

"Ya memang Erwin sedang fokus kuliah di Jakarta. Erwin ini tokoh dalam cerita aku," kata Budi.

"Ooooo nama Erwin di jadikan tokoh dalam cerita Budi toh. Jadi tokoh ceweknya namanya siapa?!" kata Eko.

"Kalau di pikir dengan baik sih. Lebih baik nama artis," kata Budi.

"Artis toh!" kata Eko.

"Artis Aulia saja, ya temannya artis Rara, Putri, Meli dan Nia," kata Budi.

"Aulia. Boleh juga tuh. Sekarang Budi ceritalah!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita. Erwin pemuda yang baik. Erwin aktivitasnya kuliah, ya karena permintaan orang tua Erwin yang ingin anaknya jadi sarjana. Erwin memang anak orang kaya, ya tinggal bersama kerabatn
ya di Jakarta urusan kuliah lah. Sedangkan orang tua Erwin di Bandar Lampung. Erwin memang ada hobynya memasak gitu, ya jadinya sering banget membuat makan ini dan itu di rumahnya, ya hasilnya enak sih. Terkadang Erwin berkunjung ke restoran  yang chef terkenal gitu, ya seperti chef Juna, chef Rennata, chef Arnold dan masih banyak lagi. Tujuannya Erwin mengunjungi restoran yang ada chef terkenal, ya belajar merasakan masakan enak yang di buat chef itu. Setelah mempelajari dengan baik, ya makan yang di sajikan, ya Erwin di rumah, ya belajar membuat makan itu dengan baik, ya berusaha hasilnya sama gitu. Usaha Erwin, ya berhasil gitu, ya membuat makan enak. Suatu ketika Erwin menyukai seorang cewek bernama Aulia. Ya Aulia cewek yang baik sih, ya kerjaannya seorang penyanyi di kafe. Erwin tertarik pada Aulia, ya saat Erwin main ke kafe untuk menikmati suasana kafe, ya makan, minum dan juga live musik. Erwin yang masih jomlo, ya memberanikan diri untuk dekat dengan Aulia. Ternyata Aulia ada cowok-cowok yang menyukainya. Nama cowok itu Nazar dan Alvin. Erwin tidak ingin ada perkara dengan Nazar dan Alvin demi mendapatkan hatinya Aulia. Memang sih Aulia belum memutuskan antara Nazar dan Alvin, jadi pacar Aulia. Erwin jadinya berhasil berteman dengan Aulia. Suatu hari Erwin dapet kabar dari media ini dan itu, ya kompetisi memasak yang di tayangkan di Tv sih, ya bisa di bilang sih Master Chef Indonesia. Erwin pun ikut dalam kompetisi itu, ya mengikuti dengan baik tesnya. Sampai Erwin berhasil masuk sih. Ketika kuliah Erwin padat, ya tidak bisa di tinggalkan. Erwin masih dalam kompetisi memasak, ya jadinya Erwin mengundurkan diri dari kompetisi memasak demi kuliahnya. Juri yang mengomentari masakan Erwin dan tahu Erwin mundur dari kompetisi memasak karena urusan kuliah. Juri itu berkata "Sayang banget pemuda itu mundur. Padahal kemampuan memasaknya, ya dapat membuat dirinya menjadi juara". Erwin pun menjalankan kuliahnya dengan baik. Ya perteman Erwin dan Aulia, ya baik sih. Sampai Aulia membuka hatinya untuk Erwin dan menolak Nazar dan Alvin. Erwin jadian deh sama Aulia. Erwin pun sering ke tempat kerja Aulia, ya bernyanyi bersama menghibur semua orang yang dateng ke kafe, ya Erwin pinter menyanyi karena semasa SMA, ya Erwin punya grub band musik lah. Terkadang Erwin jadi chef di kafe di tempat kerjaan Aulia untuk mengembangkan bakatnya Erwin, ya hoby memasaknya gitu. Aulia pun mencoba masakan Erwin dan hasilnya Aulia memuji masakan Erwin "Enak". Erwin, ya senang pujian dari Aulia tentang masakannya enak. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Tentang Erwin yang ikut kompetisi memasak dengan baik, ya sampai mengundurkan diri karena urusan kuliah yang padat. Dan juga urusan cinta Erwin dan Aulia, ya menarik juga," kata Eko.

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Kalau begitu judul cerita itu apa Budi?!" kata Eko. 

"Apa ya?!" Budi yang masih berpikir panjang. 

"Masih kaitan urusan kompetisi memasak dan urusan cinta, ya lebih baik saran ku...judulnya Chef And Love saja!" kata Eko. 

"Chef And Love saja. Ok lah!" kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin cerita itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

Monday, January 31, 2022

PERAYAAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Hari ini perayaan Imlek, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Berita media ini dan itu sampai keadaan, ya hari ini perayaan Imlek di Indonesia. Lebarannya orang China karena cenderung memang orang China yang membangun pradabannnya dari seni dan budaya sampai agama kepercayaan yang di bangun leluhur sampai di turunkan ke anak, cucu, ya sampai seterusnya," kata Eko.

"Ya...realitanya begitu sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Ngomong-ngomong Eko," kata Budi.

"Dari tadi kan ngobrol kita. Gimana Budi ini?!" kata Eko.

"Memang dari tadi ngobrol. Maksud ku itu. Cewek-cewek keturunan China cantik," kata Budi.

"Mulai deh. Ngomongin cewek," kata Eko.

"Sekedar bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Memang sih sekedar bahan obrolan saja. Jangan-jangan Budi ada kenalan cewek keturunan China?!" kata Eko.

"Ya...ada sih. Kenalan cewek keturunan China," kata Budi.

"Ada toh. Budi kenalan cewek keturunan China. Gimana kepribadian tuh cewek. Hal penting dalam menilai seorang cewek!" kata Eko.

"Kepribadian cewek keturunan China. Ya ada baiknya sih. Tapi?!" kata Budi.

"Tapi kenapa?!" kata Eko.

"Aku agama Islam, ya melihat dari sudut agama Islam, ya ada baik dan buruknya. Kan beda dengan orang-orang yang agama lain. Apalagi yang di jalanin tuh cewek keturunan China kan agama yang di yakini tuh cewek itu, ya menurut dia, ya begini sudah bagus, ya sesuai dengan ini dan itu," kata Budi.

"Ada yang buruk dari kepribadiannya. Kalau mengoreksinya, ya takut menyinggungnya. Berkata seperti ini "Siapa kamu mengoreksi aku, pacar bukan ini dan itu bukan. Kalau orang tua aku, ya mengeroksi aku agar aku punya kepribadian baik berdasarkan ajaran agama yang aku yakini".....," kata Eko.

"Takut sakleknya seperti itu yang di omongin Eko," kata Budi.

"Kalau begitu sih di biarkan saja!" kata Eko.

"Memang di biarkan saja. Ya sekedar teman saja!" kata Budi.

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.

"Kita harus menghormati dan menghargai orang-orang yang merayakan hari raya Imlek, ya kan Budi?!" kata Budi. 

"Ya memang kita harus menghormati dan menghargai orang-orang yang merayakan hari raya Imlek. Toleransi!!!" kata Eko.

"Toleransi. Kata-kata yang sering di omongin para pejabat pemerintahan, ya berita ini dan itu, ya salah satunya yang ngomong Presiden," kata Budi.

"Nama juga pemimpin negeri ini, ya menunjukkan contoh yang baik, ya demi kebaikan bersama. Kerukunan ini dan itu. Dampak baiknya, ya ke ekonomi bisa jadi baik," kata Eko.

"Perayaan agama ini dan itu, ya menggerakan ekonomi dengan baik," kata Budi.

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

KESETIAN

Rara yang berada di rumahnya.

"Aku buat cerita saja," kata Rara.

Rara pun duduk baik di kamarnya, ya segera menghidupkan leptop di mejanya. Rara mulai mengetik sebuah cerita pendek gitu.

Isi cerita yang di buat Rara :

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi. Keduanya memang main catur sambil menikmati minum kopi botolan dan makan gorengan lah. Memang sih main caturnya yang menang Eko sih. Jadinya keduanya untuk berhenti main catur. Budi mengambil koran di meja dan memperhatikan dengan baik foto di koran tersebut.

"Ini foto koran cantik," kata Budi.

"Mulai ngomentarin tentang cewek cantik," kata Eko.

"Ya sekedar bahan obrolan. Jadi gimana menurut Eko dengan foto cewek di koran?!" kata Budi.

"Ya memang aku akui foto cewek itu cantik. Artis," kata Eko.

"Foto cewek di koran ini, ya cerita kehiupan cinta yang begini dan begitu," kata Budi.

"Kan biasa. Artis kisah kehidupan cintanya yang begini dan begitu. Jadinya bahan obrolan dan juga bisa  jadi bahan pembelajaran. Ya agar cewek-cewek tidak salah langkah dalam menjalin hubungan dengan cowok, ya sampai berumah tangga dan akhirnya bercerai dengan persoalan ini dan itu," kata Eko.

"Cowoknya yang sadar, ya mawas diri. Bahwa dirinya harus bisa menjadi pemimpin yang baik, ya agar rumah tangganya berjalan dengan baik, ya agar tidak bercerai gitu," kata Budi.

"Kalau di pikir dengan baik-baik. Kayanya ada rencana di balik rencana demi urusan kerja," kata Eko.

"Memang sih omongan Eko benar. Kalau di pikirkan dengan baik, ya ada rencana di balik rencana, ya urusan kerjaan gitu," kata Budi.

"Saling berkaitan dari satu berita ke berita lainnya. Tujuannya mengangkat acara Tv di sana sini," kata Eko.

"Orang-orang di balik layar. Pinter dalam merencanakan sesuatu dengan baik," kata Budi.

"Lulusan-lulusan Universitas di bidang komunikasi, ya kata orang-orang sih," kata Eko.

"Apa aku buat cerita saja ya?!" kata Budi.

"Cerita lagi!" kata Eko.

"Budi tidak ingin mendengarkan cerita aku?!" kata Budi.

"Tidak begitu sih. Ya ok lah aku mendengarkan cerita Budi," kata Eko.

"Aku mulai ceritanya. Celine cewek yang cantik dan pinter. Caline bekerja di suatu perusahaan sebagai sekertaris. Pak Marsel, ya bos perusahaan sih. Pak Marsel masih belum menikah karena banyak milih cewek sih. Maka itu Celine terus berusaha dekat dengan Pak Marsel. Ya sebenarnya sih Pak Marsel ada suka dengan Celine, ya tapi malu menunjukkan rasa sukanya sama Celine. Malu jadi bahan omongan anak buah yang ini dan itu, ya hubungan Pak Marsel dengan Celine. Pak Marsel, ya biasa saja sih. Sampai suatu hari. Pak Marsel bertemu dengan cewek yang cantik, ya rekan bisnis gitu nama Marsa. Pak Marsel jadi suka dengan Marsa. Celine yang tahu hubungan Pak Marsel dengan Marsa, ya jengkel gitu karena rencana Celine bisa gagal, ya jadian sama Pak Marsel. Caline berusah untuk menggagalkan rencana Pak Marsel untuk jadian sama Marsa. Gara-gara ulah Celine, ya menggagalkan rencana Pak Marsel jadian dengan Marsa, ya jadi urusan kerjaan berantakan. Pak Marsel yang  kesal dengan Celine, ya memutuskan untuk memecat Celine dari perusahaan. Celine menerima dengan baik sikap Pak Marsel yang memecatnya dari perusahaan. Celine berusaha mencari pekerjaan lain demi hidup di kota besar yang penuh dengan kompetisi ini dan itu demi jadi kaya raya. Celine, ya dapet kerjaan di kafe, ya jadi pelayan kafe. Pak Marsel ternyata merasa rindu dengan Caline, ya tandanya Pak Marsel cinta sama Celine. Pak Marsel menjalin hubungan lagi dengan Marsa, ya untuk memperbaiki urusan kerjanya. Sampai suatu ketika. Saat Pak Marsel ke kafe bersama Marsa untuk membahas urusan kerja. Ya Pak Marsel bertemu dengan Celine di kafe. Pak Marsel yang benar-benar suka sama Celine, ya tidak ingin melepaskan Celine, ya pergi dari hidupnya gitu. Pak Marsel menyatakan cintanya sama Celine. Ya Celine selama ini memendam suka dengan Pak Marsel, ya jadi kenyataan Pak Marsel menyatakan cinta, ya tanda Pak Marsel suka dengan Celine. Ya Celine pun menerima cinta Pak Marsel. Marsa senang melihat hubungan baik Pak Marsel dan Celine. Marsa pun sepakat kerja sama Pak Marsel untuk kemajuan dua perusahaan yang berkembang dengan baik. Singkat cerita, ya Pak Marsel dan Celine menikah. Hubungan pernikahan Celine dan Pak Marsel, ya berjalan dengan baik sampai sekitar satu tahun gitu. Tapi penikahan itu belum di karunia anak. Sikap Pak Marsel berubah sama Celine. Pak Marsel sering tidak pulang-pulang, ya urusan kerja dan kerja. Celine merasa was-was di dalam hatinya, ya Pak Marsel berselingkuh gitu. Caline pun berkata "Beginikah hidup jadi wanita telah menikah. Di khianatin sama suaminya". Celine tetap sabar menjalankan biduk rumah tangganya sama Pak Marsel. Sampai suatu hari. Celine tanda-tanda hamil. Pak Marsel senang Caline hamil. Selama ini rasa was-was Celine tentang Pak Marsel selingkuh, ya ternyata tidak benar. Pak Marsel, ya benar-benar setia sama Celine, ya karena cinta banget sama Celine. Pak Marsel benar-benar sibuk kerja. Sampai anak lahir. Kehidupan rumah tangga Celine dan Pak Marsel, ya bahagia banget gitu karena adanya nilai kepercayaan dalam menjalin hubungan yang baik, ya agar urusan rumah tangga berjalan dengan lancar demi cinta yang baik......buah cinta.....anak. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Kesetian seorang cowok pada cewek yang di cintainya," kata Eko.

"Ya begitulah...ceritanya," kata Budi.

"Sekedar cerita saja kan...Budi?!" kata Eko.

"Memang sekedar cerita. Ya foto cewek di koran. Artis bernama Celine," kata Budi.

Budi menaruh koran di meja.

"Ya..tokoh cerita ceweknya. Artis bernama Celine," kata Eko.

"Eko main catur lagi!" kata Budi.

"Ok....main catur lagi," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik. Sekitar sepuluh menit main catur keduanya. Abdul sampai di rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko. Karena ada Abdul, ya main caturnya Budi dan Eko berakhir deh. Ketiganya sepakat main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah.

***

Rara selesai membuat cerita pendek, ya di simpen dengan baik di leptopnya. Ya leptop pun di matikan sama Rara.

"Aku ada urusan dengan Putri, Meli, Nia dan Aulia. Latihan dan latihan, ya agar...apa yang di tampilkan di pertunjukan musik, ya agar penonton penilaiannya bagus gitu," kata Rara.

Rara berbenah diri, ya layaknya cewek terlihat penampilan cantik di nilai siapa pun gitu. Rara yang telah cantik gitu, ya keluar dari rumahnya. Rara berjalan menuju pangkalan ojek. Rara pun di anter sama tukang ojek ke rumahnya Putri. Selang beberapa saat, ya sampai di rumah Putri. Rara membayar jasa ojek dengan baik. Rara masuk ke rumah Putri karena pintunya terbuka. Ya Putri tidak sendiri di rumahnya, ya ada Meli, Nia dan Aulia. Semuanya cewek-cewek, ya mulai latihan dengan baik untuk pertunjukan musik jadi bagus.

Sunday, January 30, 2022

SEMPURNA

Budi dan Eko duduk dengan baik di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Sempurna," kata Budi.

Eko mendengar omongan Budi, ya sedikit aneh saja. Eko pun berkata "Ada apa dengan kata sempurna?!"

"Sebenarnya tidak masalah dengan kata sempurna. Hanya saja ada cerita berkaitan dengan kata sempurna itu," kata Budi.

"Ooooo ada cerita tentang kata sempurna itu. Ya kalau begitu Budi ceritakan lah!" kata Eko.

"Baiklah aku ceritakan. Ada seorang pemuda yang sebenarnya di dalam dirinya ada kecacatannya. Pemuda itu pinter menutupi kecacatannya, ya terlihat di mata orang-orang, ya sempurna gitu. Pemuda menjalankan aktivitasnya dengan baik, ya kuliah dan bergaul dengan baik dengan keadaan ruang lingkup kuliah. Pemuda itu mulai suka dengan cewek, ya teman kuliahnya. Hubungan perteman itu jadi baik banget. Pemuda itu memang sering baca Al Qur'an setiap hari. Suatu ketika terjadi fenomena yang aneh. Roh muncul di hadapan pemuda itu. Pemuda itu sebenarnya ketakutan dengan Roh tersebut. Pemuda terus membaca Al Qur'an, ya tujuannya Roh pergi mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an di bacakan. Roh tidak pergi. Malahan Roh membenarkan bacaan pemuda itu dan di jelaskan dengan baik makna ayat-ayat yang di baca itu. Pemuda tidak takut lagi dengan Roh, ya Roh pun membimbing dengan baik Pemuda itu baca Al Qur'an. Pemuda itu menyebut Roh itu malaikat. Pemuda yang menyukai cewek, ya teman kuliahnya itu memutuskan untuk menyatakan cinta. Roh berkata "Kamu akan menyesal berhubungan dengan cewek yang kamu sukai. Cewek itu menginginkan kesempurnaan cowok". Pemuda itu paham apa yang di omongin Roh. Pemuda itu tetap dengan niatnya, ya menyatakan cinta pada cewek yang di sukai. Cewek itu menerima cinta pemuda itu. Sampai suatu ketika, ya pemuda itu ketahuan kecacatannya. Cewek itu, ya berpaling dari pemuda itu dan menjalin hubungan dengan cowok yang tampan dan juga keren. Pemuda itu menyesal menjalin hubungan dengan cewek itu karena cewek itu menginginkan cowok yang sempurna segala-segalanya. Pemuda itu, ya putus dari ceweknya lah. Pemuda itu tidak lagi urusan cinta dengan cewek karena belajar dari kesalahan. Pemuda itu tekun dengan kuliahnya, ya sampai selesai dan tetap di bimbing dengan baik sama Roh. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya memang terkadang ada sih cewek di dunia kenyataan yang menginginkan kesempurnaan cowok. Sama aja dengan cowok yang menginginkan kesempurnaan cewek," kata Eko.

"Ya nama hidup di dunia ini kan Eko?!" kata Budi.

"Ya...nama juga hidup di dunia ini. Ada yang ingin biasa-biasa saja. Ada yang menginginkan kesempurnaan ini dan itu. Sebagai pelajaran saja!" kata Eko.

"Memang jadi pelajaran saja!" kata Budi. 

"Ceritanya..katagori misteri kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya....misteri," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur saja!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Eko aku punya pertanyaan, yang ganjel di pikiran aku," kata Budi. 

"Tentang apa?!" kata Eko. 

"Tentang sebuah kemampuan dapat mendengarkan Roh," kata Budi. 

"Kan...Budi baru cerita tentang Roh yang membimbing pemuda yang mempunyai kecacatan," kata Eko. 

"Memang sih aku baru cerita tentang Roh. Hanya saja pertanyaan ini ganjel banget di pikiran ku," kata Budi. 

"Ya...apa pertanyaannya?!" kata Eko. 

"Kenapa pemuda yang mendengarkan Roh, ya menginginkan orang-orang yang paham agama ini dan itu, ya bisa seperti dirinya, ya dapat mendengarkan Roh juga?!" kata Budi. 

"Ooooo itu. Pemuda itu tidak ingin jadi golongan pembohong, ya seperti orang-orang yang ini dan itu menceritakan hal-hal gaib tapi tidak ada pembuktiannya. Jika ada orang yang sama dengan ilmu pemuda itu atau beda dari pemuda itu dari agama lain dan dapat mendengarkan Roh. Berarti pemuda itu masuk golongan jujur," kata Eko. 

"Omongan Eko benar. Tujuannya pemuda itu masuk dalam golongan jujur. Ya telah membuktikan kebenaran ini dan itu," kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK