CAMPUR ADUK
Saturday, February 12, 2022
EXTRIM
Friday, February 11, 2022
ILMUNYA BEDA
Thursday, February 10, 2022
SOK SUCI DAN MASA BODOK
"Eko. Aku punya cerita sih," kata Budi.
"Cerita apa?!" kata Eko.
"Cerita yang sebenarnya aku, ya tidak ingin menceritakannya. Takutnya jadi masalah sih," kata Budi.
"Cerita jadi masalah. Kan hanya sebatas bahan obrolan saja!" kata Eko.
"Memang sebatas bahan obrolan saja sih. Ya kalau begitu aku akan ceritalah," kata Budi.
"Aku menjadi pendengar yang baik," kata Eko.
"Aku belum mulai cerita. Eko omongannya kaya radio saja," kata Budi.
"Kan memang tren dari zaman awal radio berkembang sebagai infomasi yang baik, ya sampai sekarang masih menjadi tren dan juga masuk dalam dunia televisi, ya masih sama gayanya seperti penyiar radio. Dunia radio cuma tidak terlihat orangnya saja. Dunia televisi, ya kelihatan orangnya, ya tingkahnya yang begini dan begitu sampai vidio-vidio di jaringan internet," kata Eko.
"Pasarnya," kata Budi.
"Ya ekonomi lah," kata Eko.
"Jadi roda penggerak dengan baik ekonomi.....perkembangan teknologi ini dan itu," kata Budi.
"Jadi jenis pendidikan dan juga pekerjaan," kata Eko.
"Tuntutan hidup manusia. Harus bekerja demi keluarga. Kalau tidak bekerja, ya tidak makan. Yang gak mau kerja, ya bisa minta-minta, ya kaya pengemis dengan menyamar jadi apa pun di jalanan sana dan sini, ya berharap kebaikan orang-orang kaya. Padahal cukup jadi petani, perikan, dan pertenakan......untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenyataan hidup, ya manusia ingin kerja yang enak gitu di dalam gedung dengan kemajuan teknologi," kata Budi.
"Memang enak hidup di desa dari pada di kota. Kalau gagal kota, ya jadi pengemis ini dan itu, ya karena keadaan," kata Eko.
"Sudah jangan ngomongin itu terus. Aku akan cerita!" kata Budi.
"Silakan cerita!" kata Eko.
"Ceritanya seperti ini. Ada manusia yang membakar kitab-kitab ajaran agama Islam. Ya sisi lain ada manusia yang membakar ajaran kitab ajaran Kristen. Ya sisi lainnya lagi, ya manusia-manusia membakar semua kitab apa pun ajaran agama yang telah lahir di muka bumi ini. Tuhan menyaksikan ulah manusia yang membakar kitab-kitab agama yang ada di dunia ini. Pertanyaan ku adalah...apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak......kalau tahu.....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?" kata Budi.
"Cerita singkat banget. Tujuannya. Apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak....kalau tahu....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?. Aku Pikir dengan baik sih. Relatif sih," kata Eko.
"Kok relatif ?!" kata Budi.
"Orang yang belajar ajaran agama ini dan itu. Ada yang sok suci dalam tingkah lakunya dalam sehari-hari. Ya di pikir dengan baik......relatif lah," kata Eko.
"Maksud Eko....pastinya ada yang marah, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Ya iyalah. Apalagi organisasi agama ini dan itu yang membela mati-matian kebenaran dari agama yang di yakininya. Padahal keadaan sekarang gara-gara Covid-19, ya semua orang sok suci di runtuh kan semua dengan pola merubah tata cara ibadah ini dan itu. Berarti orang sok suci itu, ya sia-sia memperjuangkan agama yang di yakininya," kata Eko.
"Sisi lain, ya masa bodok kan Eko?!" kata Budi.
"Sisi lain...memang masa bodok. Kitab-kitab ajaran agama di bakar ini dan itu sama manusia yang ini dan itu. Ya manusia yang telah belajar dengan baik, ya menghafal tuh kitab-kitab ajaran dan bisa di tulis ulang lagi tuh kitab. Jadi masalah dapat di selesai kan dengan baik," kata Eko.
"Omongan Eko benarlah. Jadi relatif lah. Tergantung manusianya. Memahami ilmunya dengan baik," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
Wednesday, February 9, 2022
TUHAN BUKAN ORANG ARAB
Tuesday, February 8, 2022
TEMA SMA
"Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna"
***
CUKUP MERASAKAN JADI ORANG KAYA
"Eko. Ada beberapa tempat. Tanah yang luas punya orang kaya dan juga kantor-kantor pemerintahan yang tidak terpakai lagi karena keadaan dari sistem pemerintahan yang baru dalam bentuk birokrasi satu atap," kata Budi.
"Terus!!!!" kata Eko.
"Kalau tanah yang nganggur itu di garap dengan baik, ya jadi lapangan pekerjaan yang baik. Dan tempat-tempat kantor pemerintahan yang tidak di pakai lagi, ya di alih fungsi kan dengan baik, ya jadi berguna di lihat mata dari pada....jadinya seperti rumah hantu gitu," kata Budi.
"Kalau urusan kantor-kantor pemerintahan yang tidak di gunakan lagi karena keadaan ini dan itu, ya aku sih yang masih lulusan SMA dan masih kurang ilmu ini dan itu, ya lebih baik tidak perlu di obrolin, ya tidak bahas gitu. Kalau urusan tanah yang luas punya orang kaya, ya aku sih setuju dengan omongan Budi, ya di garap dengan baik, ya minimal di tanam sesuatu yang bermanfaat gitu. Tapi harus di perhitungkan dengan keadaan dari tanah itu, ya tingkat kesuburuan tanahnya," kata Eko.
"Tingkat kesuburan tanahnya. Mudahnya mendapatkan air, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Memang air itu penting banget untuk urusan tanam-menanam. Kalau tanahnya di salah satu daerah, ya di sebut daerah gunung batu, ya tempat itu memang tempat mengambil batu bangunan sih, ya itu sih sulit juga untuk di tanami. Airnya juga susah. Lagian kebanyakan yang tinggal di daerah itu pun, ya orang miskin, ya karena keadaan....tanah sudah di miliki orang kaya,"kata Eko.
"Daerah gunung batu, ya memang kata orang sih begini dan begitu sih. Tanah yang aku omongin ini, ya airnya mudah sih. Cuma sayang saja tidak di garap gitu," kata Budi.
"Orang kaya, ya tanahnya di mana-mana, ya warisan nenek moyang. Biasa itu mah di Lampung. Yang susah itu orang miskin banget. Sudah numpang di tanah orang. Lingkungannya buruk. Di maling pula sama orang sekitar. Hidup, ya tambah pait banget tuh orang miskin," kata Eko.
"Ya...gimana ya. Tidak bisa di omongin sih. Akhlak manusia dari suku ini dan itu sih mempengaruhinya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya menikmati minum kopi dan makan roti bakar dengan baik.
"Miskin berusaha dengan baik. Akhirnya, ya jadi hidup dengan baik, ya sederhana lah. Belum kaya. Tetap masih menikmati hidup dengan baik," kata Budi.
"Itu sih aku dan Budi!" kata Eko.
"Abdul juga, ya kan Eko," kata Budi.
"Iya!!!" kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan yang kita omongin ini dan itu, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Iya!!!" kata Eko.
"Lebih baik main catur!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Berita di Tv. Tentang mobil mewah," kata Budi.
"Budi kepengen mengendarai mobil mewah yang supermahal gitu?!" kata Eko.
"Ya bisa di bilang begitu sih," kata Budi.
"Teman saja sama anak Pak Presiden. Kan kata orang-orang....anak Pak Presiden baik. Ya mungkin di pinjemin mobil mewahnya untuk di kendarai Budi. Jadi Budi merasakan jadi orang kaya gitu. Atau temanan dengan anak Bos apa gitu. Pasti di pinjemin mobil mewahnya, ya cuma di pake sebentar di kendarai Budi, ya untuk merasakan jadi orang kaya gitu," saran Eko.
"Omongan Eko bener sih. Ada cerita seorang pemuda yang baik. Ya di pinjemin mobil sama Bos, ya mobil mewahnya. Pemuda itu memakai mobil itu sebentar sih, ya merasakan rasanya jadi orang kaya," kata Budi.
"Cukup merasakan jadi orang kaya, ya orang miskin yang baik budi pekertinya, ya sudah cukup dengan merasakan seperti itu," kata Eko.
"Memang cukup merasakan jadi orang kaya, ya sudah cukup bagi orang miskin yang baik. Lalu orang miskinnya berusaha dengan baik, ya jadi orang kaya dengan usaha yang baik. Walaupun butuh waktu yang lama bagi orang miskin jadi orang kaya, ya karena keadaan ini dan itu," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik, sambil menikmati minum kopi dan juga makan roti bakar yang enak banget.
Monday, February 7, 2022
LAGU YANG BAGUS
Lirik lagu yang dinyanyikan Dono :
"Dinginnya angin malam ini
Menyapa tubuhku
Namun tidak dapat di inginkan panasnya
Hatiku ini
Terasa terhempasnya kelakian ku ini
Dengan sikapmu
Apakah karena aku
Insan kekurangan
Mudahnya kau mainkan
Oh mungkinkah diri ini
Dapat merubah buih
Yang memutih
Menjadi permadani
Seperti pinta
Yang kau ucap
Dalam janji cinta
Juga mustahil bagiku
Menggapai bintang dilangit
Siapalah diriku
Hanya insan biasa
Semua itu
Sungguh aku
Tiada mampu
Salah aku juga
Karena jatuh cinta
Insan seperti dirimu seanggun bidadari
Seharusnya aku
Cerminkan diriku
Sebelum tirai hati
Aku buka"
***
Dono selesai menyanyikan lagu dan main gitarnya, ya gitar di taruh di tempat tidur.
"Mulai mengerjakan tugas-tugas kuliah ah," kata Dono.
Dono duduk dengan baik, ya menghidupkan leptopnya. Dengan serius Dono mengetik di leptopnya, ya membuat makalah ini dan itu sesuai dengan mata kuliah yang di ambil Dono. Sedangkan Indro yang berada di Jakarta bersama Kasino, ya tepatnya di rumahlah. Indro duduk di ruang tamu, ya sedang menonton vidio di Hp-nya, ya Youtobe musik gitu.
"Lagu ini bagus," kata Indro.
Indro terus menonton tuh vidio Youtobe musik di Hp-nya. Sampai vidio yang di tonton Indro selesai, ya Indro mengulang lagi tuh vidio Youtobe musik.
"Keren lagu 'Buih Jadi Permadani'...," kata Indro.
Indro terus menonton tuh vidio Youtobe musik di Hp-nya dengan baik lah. Kasino yang selesai urusan kerjaanya, ya mengetik di kamarnya, ya biasa pembukuan ini dan itu sih. Kasino keluar dari kamarnya menuju ruang tamu. Kasino duduk dengan baik di ruang tamu.
"Indro. Asik amat Indro nonton vidio musik di Hp," kata Kasino.
Indro menghentikan nonton vidio musik di Hp-nya.
"Lagunya bagus Kasino," kata Indro.
"Memang sih aku mendengarnya dengan baik, ya lagunya memang bagus," kata Kasino.
"Benar-benar populer lagu 'Buih Jadi Permadani'..," kata Indro.
"Emmmmm," kata Kasino.
"Penyanyi...keren. Menyanyikan lagunya," kata Indro.
"Emmmm," kata Kasino.
Kasino teringat dengan urusannya sama Selfi. Kasino beranjak dari duduknya.
"Kasino mau kemana?!" kata Indro.
"Aku ada urusan dengan Selfi," kata Kasino.
"Ooooo ada urusan dengan Selfi," kata Indro.
Indro kembali nonton vidio Youtobe musik di Hp-nya. Kasino ke kamarnya, ya berbenah diri. Setelah rapih, ya Kasino pun keluar rumah dengan membawa motornya ke rumah Selfi lah. Indro akhirnya selesai nonton vidio Youtobe musik di Hp-nya.
"Main game ah!" kata Indro.
Indro main game di Hp-nya dengan baik. Singkat waktu, ya Kasino sampai di rumah Selfi. Kasino pun duduk di ruang tamu bersama Selfi. Kasino memang ngobrol dengan baik dengan Selfi. Kasino memandang dengan baik kecantikan Selfi. Dalam hati Kasino berkata dengan baik "Selfi seanggun bidadari."
Kasino tidak mengikuti kata hatinya, ya memuji Selfi dengan kata-kata seanggun bidadari. Kasino tetap jojong urusan dengan Selfi, ya urusan kerjaan sampai urusan kisah cinta keduanya.
AKU MERINDUKANMU
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Aku masih ada di sini
Masih dengan perasaanku yang dahulu
Tak berubah dan tak pernah berbeda
Aku masih yakin nanti milikmu
Aku masih di tempat ini
Masih dengan setia menunggu kabarmu
Masih ingin mendengar suaramu
Cinta membuatku kuat begini
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, ku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu
Aku masih di dunia ini
Melihatmu dari jauh bersama dia
Walau pasti ku terbakar cemburu
Tapi janganlah kau ke mana-mana
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, ku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya, ooh
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, aku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu
Aku merindukanmu
Aku merindukanmu"
***
Budi selesai menyanyikan lagu, ya gitar di taruh di bangku yang kosong. Budi mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya sebelah Budi. Budi menaruh kopi botolan di meja.
"Aku merindukanmu," kata Budi.
Eko pun berkata "Siapa yang Budi rindukan."
"Ada deh!!!" kata Budi.
"Jangan-jangan. Budi sudah dapet cewek yang di jadikan pacar gitu?!" kata Eko.
"Cewek. Ya dalam khayalan aku," kata Budi.
"Kebiasaan. Becanda. Aku kirain serius," kata Eko.
"Aku sebenarnya sih. Abis nyanyikan sebuah lagu 'Tampa Batas Waktu'....," kata Budi.
"Ooooo. Abis nyanyikan lagu 'Tampa Batas Waktu'.....," kata Eko.
"Kata-kata dari lagu tersebut yang aku sukai 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'...," kata Budi.
"Memang sih aku akui. Kata-kata di lagu tersebut bermakna sih. 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'. Kayanya aku melakukan itu dalam doa yang kupanjatkan untuk Purnama," kata Eko.
"Kalau aku inget sih. Eko pernah berdoa dengan baik untuk mendapat jodoh. Ternyata jodohnya adalah Purnama. Cewek masih di lingkungan rumah Eko, ya tetangga lah," kata Budi.
"Aku melakukan dengan jalan yang baik, ya urusan jodoh sih," kata Eko.
"Berarti. Abdul dengan Putri. Ya Abdul berdoa dengan baik, ya agar bisa berjodoh dengan Putri. Kaya kata-kata lagu sih 'Engkau jauh di mata tapi dekat di doa'...," kata Budi.
"Nama juga di usahakan Abdul dengan baik. Agar berjodoh beneran dengan Putri," kata Eko.
"Memang sih di usuhain Abdul dengan baik sih urusan dengan Putri. Tapi yang aku pikirkan adalah perawan tidak bisa di dapatkan, ya janda di dapatkan. Gimana pendapat Eko?!" kata Budi.
"Kalau urusan itu sih. Perawan tidak bisa di dapatkan, ya janda di dapatkan. Ya tidak boleh di amini sih!" kata Eko.
"Memang sih tidak boleh di amini sih. Karena itu bisa saja jadi doa. Kalau doa di kabulkan, ya beneran dapet jodohnya....janda," kata Budi.
"Kadang setan bisa denger doa itu. Ya jadinya setan melaksakan rencananya, ya menghancurkan hubungan orang, ya membuat urusan rumah tangga jadi hancur. Dari bercerai sampai urusan kematian. Ya ceweknya jadi janda," kata Eko.
"Misteri!!!!," kata Budi.
"Kesempatan orang yang selama menunggu dari perawan tolak, ya sampai janda, ya akhirnya orang itu mendapatkan janda dari cewek yang di sukainya," kata Abdul.
"Cewek yang janda pun berkata seperti ini 'Apakah kodar aku bersama orang yang ingin bersama aku dari keadaan ku sudah janda. Padahal saat aku perawan, ya aku tolak orang itu. Seharusnya lebih baik aku tidak menolaknya saat aku perawan, ya hidup ku jadi lebih baik. Tidak bersedih karena menangisin suami ku yang meninggal," kata Budi.
"Teka-tekinya kehidupan. Manusia tidak tahu. Esok jadi seperti apa. Maka banyak orang berkata 'Manusia berencana ini dan itu demi masa depan yang baik. Tuhan yang menentukan segalanya'...," kata Eko.
"Benar-benar misteri deh!" kata Budi.
"Ya kalau begitu main catur saja!' kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Kalau sudah punya cewek yang di sukai, ya pastinya selalu merindukan cewek yang di sukai," kata Budi.
"Ceweknya artis, ya Budi?!" kata Eko.
"Maunya sih. Ceweknya artis sih. Cantik, pinter dan juga kaya gitu," kata Budi.
"Artis Mahalini, ya Budi?!" kata Eko.
"Permainan apa beneran ini?!" kata Budi.
"Ya permainan lah," kata Eko.
"Ooooo becandaan," kata Budi.
"Memang becandaan. Mana mungkin Budi dapetin artis Mahalini. Siapa Budi, ya siapa artis Mahalini," kata Eko.
"Kata orang sih yang pantes dapetin artis Mahalini, ya artis juga sih artis Rizky," kata Budi.
"Itu sih berita seputar artis. Semakin di bicarakan semakin sip urusan kisah cinta artis. Dari episode satu sampai episode yang panjang kaya sinetron Indonesia," kata Eko.
"Realita cerita seperti itu di dunia Tv. Kita kan cuma penonton yang baik. Dan juga sekedar jadi bahan obrolan saja. Permainan. Becanda!" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan gorengan lah.
CEWEK CANTIK
"Seperti biasanya. Abdul santai di rumah, kan Abdul?!" kata Budi.
"Ya begitulah," kata Abdul.
Budi melihat foto cewek cantik di koran dan segera di ambil sih foto koran tersebut.
"Abdul kalau membicarakan tentang cewek gimana?!" kata Budi.
"Ngobrolin tentang cewek kan tidak ada masalah. Cuma sekedar bahan obrolan saja," kata Eko.
"Lagi pula cewek yang di obrolin juga tidak ada di sini," kata Budi.
"Kalau cewek yang di obrolin ada di sini gimana Budi?!" kata Abdul.
"Lebih baik diam lah. Dari pada ngomongin tuh cewek. Takut ini dan itu sih," kata Budi.
"Memang sih. Ada dampak dari obrolan jika obrolan itu, ya nilainya negatif. Jadinya takut ini dan itu. Menyinggung cewek yang di obrolin," kata Abdul.
"Kalau obrolan itu baik, ya positif. Seperti memuji cewek itu. Gimana Abdul?!" kata Budi.
"Memuji, ya di depan cewek. Takutnya di perkirakan tuh cewek, ya Budi mau mengambil hatinya tuh cewek. Ya ceweknya jadi salah tingkah sih di depan Budi," kata Abdul.
"Itu sih. Di nilai dari cewek yang sensitif ini dan itu. Kalau cewek cuek sih, ya di anggap biasa saja pujian cowok. Ya seperti angin berlalu gitu," kata Budi.
"Nama juga karakter cewek yang ini dan itu. Sama halnya karakter cowok. Ada cowok yang karakternya sensitif kaya cewek, ya jadinya tingkahnya kaya cewek. Ada cowok yang karakternya sok keren ini dan itu, ya maco gitu," kata Abdul.
"Ya omongan Abdul benarlah. Karakteristik manusia yang ini dan itu. Bisa di bilang kepribadian manusia yang ini dan itu," kata Budi.
"Emmmmm," kata Abdul.
"Foto cewek di koran ini. Cantik, ya kan Abdul?!" kata Budi.
"Artis, ya cantiklah," kata Abdul.
"Artis Mahalini," kata Budi.
"Artis Mahalini, ya katanya beritanya si deket dengan artis cowok sih," kata Abdul.
"Cerita kehidupan seputar artis ini dan itu," kata Budi.
"Emmmmm," kata Abdul
"Ngomong-ngomong. Putri cemburu apa tidak. Jika Abdul membicarakan cewek ini dan itu?!" kata Budi.
"Pertanyaan yang aneh. Sudah tahu aku dan Putri, ya belum jadian. Putri di Jakarta, ya sibuk kuliah. Sedangkan aku di Bandar Lampung, ya sibuk dengan usahaku untuk mencapai masa depan yang lebih baik, ya kaya lah," kata Abdul.
"Seadainya saja!" kata Budi.
"Kalau main seadainya saja. Ya.....ada sedikit marah lah membicarakan cewek lain. Apalagi memuji cewek lain. Kan lebih baik aku memuji Putri saja di depan Putri. Pastinya Putri senang lah," kata Abdul.
"Omongan Abdul ada benar sih. Dari sisi ini dan itu," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Kisah cinta Abdul dan Putri....apa bisa bersatu, ya realita kenyataannya?!" kata Budi.
"Jika perawannya tidak bisa aku dapatkan. Maka jandanya saja aku dapatkan!" kata Abdul.
"Serius Abdul. Urusan kisah cinta Abdul sama Putri, sesuai dengan omongan Abdul?!" kata Budi.
"Ya tidak lah. Kalau aku aminin dengan baik. Ya jadi doa lah. Maka itu tidak boleh di amini," kata Abdul.
"Iya juga sih omongan Abdul bener. Tidak boleh di aminin. Ya tetap berusaha dengan baik mendapatkan Putri dengan baik kan Abdul?!" kata Budi.
"Iya. Aku usahakan dengan baik mendapatkan Putri. Jika tidak dapat. Ya Aku ikhlas kan dengan baik, ya Putri bersama orang yang mencintainya," kata Abdul.
"Kadang aku pikir baik, ya ingin mendapatkan cewek yang cantiknya kaya artis Mahalini, ya main seandainya gitu," kata Budi.
"Seperti biasanya Budi," kata Abdul.
"Ya.....nama juga permainan seandainya. Maklum cowok jomlo. Masih berusaha mendapatkan cewek cantik sesuai keinginan hati dan juga kaya gitu," kata Budi.
"Budi. Budi. Budi!!!!" kata Abdul.
"Ok lah. Artis Mahalini....pujiannya cantik," kata Budi menegaskan omongannya, ya sambil Budi menaruh koran di mejalah.
"Emmmmm," kata Abdul.
Abdul dan Budi ingin main catur sih. Eko sampai di rumah Abdul, ya telah memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Abdul. Eko duduk bersama dengan Abdul dan Budi. Ketiganya sepakat main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi gelas dan juga keripik pisang rasa coklat.
Sunday, February 6, 2022
DASAR BUAYA
PANGERAN IMPIANNYA PUTRI
Saturday, February 5, 2022
UTUSAN DEWA
GELANDANGAN
Friday, February 4, 2022
PERMAINAN
Thursday, February 3, 2022
MENYENANGKAN
Wednesday, February 2, 2022
ORANG TUA
Tuesday, February 1, 2022
CHEF AND LOVE
Monday, January 31, 2022
PERAYAAN
KESETIAN
"Aku buat cerita saja," kata Rara.
Rara pun duduk baik di kamarnya, ya segera menghidupkan leptop di mejanya. Rara mulai mengetik sebuah cerita pendek gitu.
Isi cerita yang di buat Rara :
Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi. Keduanya memang main catur sambil menikmati minum kopi botolan dan makan gorengan lah. Memang sih main caturnya yang menang Eko sih. Jadinya keduanya untuk berhenti main catur. Budi mengambil koran di meja dan memperhatikan dengan baik foto di koran tersebut.
"Ini foto koran cantik," kata Budi.
"Mulai ngomentarin tentang cewek cantik," kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan. Jadi gimana menurut Eko dengan foto cewek di koran?!" kata Budi.
"Ya memang aku akui foto cewek itu cantik. Artis," kata Eko.
"Foto cewek di koran ini, ya cerita kehiupan cinta yang begini dan begitu," kata Budi.
"Kan biasa. Artis kisah kehidupan cintanya yang begini dan begitu. Jadinya bahan obrolan dan juga bisa jadi bahan pembelajaran. Ya agar cewek-cewek tidak salah langkah dalam menjalin hubungan dengan cowok, ya sampai berumah tangga dan akhirnya bercerai dengan persoalan ini dan itu," kata Eko.
"Cowoknya yang sadar, ya mawas diri. Bahwa dirinya harus bisa menjadi pemimpin yang baik, ya agar rumah tangganya berjalan dengan baik, ya agar tidak bercerai gitu," kata Budi.
"Kalau di pikir dengan baik-baik. Kayanya ada rencana di balik rencana demi urusan kerja," kata Eko.
"Memang sih omongan Eko benar. Kalau di pikirkan dengan baik, ya ada rencana di balik rencana, ya urusan kerjaan gitu," kata Budi.
"Saling berkaitan dari satu berita ke berita lainnya. Tujuannya mengangkat acara Tv di sana sini," kata Eko.
"Orang-orang di balik layar. Pinter dalam merencanakan sesuatu dengan baik," kata Budi.
"Lulusan-lulusan Universitas di bidang komunikasi, ya kata orang-orang sih," kata Eko.
"Apa aku buat cerita saja ya?!" kata Budi.
"Cerita lagi!" kata Eko.
"Budi tidak ingin mendengarkan cerita aku?!" kata Budi.
"Tidak begitu sih. Ya ok lah aku mendengarkan cerita Budi," kata Eko.
"Aku mulai ceritanya. Celine cewek yang cantik dan pinter. Caline bekerja di suatu perusahaan sebagai sekertaris. Pak Marsel, ya bos perusahaan sih. Pak Marsel masih belum menikah karena banyak milih cewek sih. Maka itu Celine terus berusaha dekat dengan Pak Marsel. Ya sebenarnya sih Pak Marsel ada suka dengan Celine, ya tapi malu menunjukkan rasa sukanya sama Celine. Malu jadi bahan omongan anak buah yang ini dan itu, ya hubungan Pak Marsel dengan Celine. Pak Marsel, ya biasa saja sih. Sampai suatu hari. Pak Marsel bertemu dengan cewek yang cantik, ya rekan bisnis gitu nama Marsa. Pak Marsel jadi suka dengan Marsa. Celine yang tahu hubungan Pak Marsel dengan Marsa, ya jengkel gitu karena rencana Celine bisa gagal, ya jadian sama Pak Marsel. Caline berusah untuk menggagalkan rencana Pak Marsel untuk jadian sama Marsa. Gara-gara ulah Celine, ya menggagalkan rencana Pak Marsel jadian dengan Marsa, ya jadi urusan kerjaan berantakan. Pak Marsel yang kesal dengan Celine, ya memutuskan untuk memecat Celine dari perusahaan. Celine menerima dengan baik sikap Pak Marsel yang memecatnya dari perusahaan. Celine berusaha mencari pekerjaan lain demi hidup di kota besar yang penuh dengan kompetisi ini dan itu demi jadi kaya raya. Celine, ya dapet kerjaan di kafe, ya jadi pelayan kafe. Pak Marsel ternyata merasa rindu dengan Caline, ya tandanya Pak Marsel cinta sama Celine. Pak Marsel menjalin hubungan lagi dengan Marsa, ya untuk memperbaiki urusan kerjanya. Sampai suatu ketika. Saat Pak Marsel ke kafe bersama Marsa untuk membahas urusan kerja. Ya Pak Marsel bertemu dengan Celine di kafe. Pak Marsel yang benar-benar suka sama Celine, ya tidak ingin melepaskan Celine, ya pergi dari hidupnya gitu. Pak Marsel menyatakan cintanya sama Celine. Ya Celine selama ini memendam suka dengan Pak Marsel, ya jadi kenyataan Pak Marsel menyatakan cinta, ya tanda Pak Marsel suka dengan Celine. Ya Celine pun menerima cinta Pak Marsel. Marsa senang melihat hubungan baik Pak Marsel dan Celine. Marsa pun sepakat kerja sama Pak Marsel untuk kemajuan dua perusahaan yang berkembang dengan baik. Singkat cerita, ya Pak Marsel dan Celine menikah. Hubungan pernikahan Celine dan Pak Marsel, ya berjalan dengan baik sampai sekitar satu tahun gitu. Tapi penikahan itu belum di karunia anak. Sikap Pak Marsel berubah sama Celine. Pak Marsel sering tidak pulang-pulang, ya urusan kerja dan kerja. Celine merasa was-was di dalam hatinya, ya Pak Marsel berselingkuh gitu. Caline pun berkata "Beginikah hidup jadi wanita telah menikah. Di khianatin sama suaminya". Celine tetap sabar menjalankan biduk rumah tangganya sama Pak Marsel. Sampai suatu hari. Celine tanda-tanda hamil. Pak Marsel senang Caline hamil. Selama ini rasa was-was Celine tentang Pak Marsel selingkuh, ya ternyata tidak benar. Pak Marsel, ya benar-benar setia sama Celine, ya karena cinta banget sama Celine. Pak Marsel benar-benar sibuk kerja. Sampai anak lahir. Kehidupan rumah tangga Celine dan Pak Marsel, ya bahagia banget gitu karena adanya nilai kepercayaan dalam menjalin hubungan yang baik, ya agar urusan rumah tangga berjalan dengan lancar demi cinta yang baik......buah cinta.....anak. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Kesetian seorang cowok pada cewek yang di cintainya," kata Eko.
"Ya begitulah...ceritanya," kata Budi.
"Sekedar cerita saja kan...Budi?!" kata Eko.
"Memang sekedar cerita. Ya foto cewek di koran. Artis bernama Celine," kata Budi.
Budi menaruh koran di meja.
"Ya..tokoh cerita ceweknya. Artis bernama Celine," kata Eko.
"Eko main catur lagi!" kata Budi.
"Ok....main catur lagi," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik. Sekitar sepuluh menit main catur keduanya. Abdul sampai di rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko. Karena ada Abdul, ya main caturnya Budi dan Eko berakhir deh. Ketiganya sepakat main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah.
***
Rara selesai membuat cerita pendek, ya di simpen dengan baik di leptopnya. Ya leptop pun di matikan sama Rara.
"Aku ada urusan dengan Putri, Meli, Nia dan Aulia. Latihan dan latihan, ya agar...apa yang di tampilkan di pertunjukan musik, ya agar penonton penilaiannya bagus gitu," kata Rara.
Rara berbenah diri, ya layaknya cewek terlihat penampilan cantik di nilai siapa pun gitu. Rara yang telah cantik gitu, ya keluar dari rumahnya. Rara berjalan menuju pangkalan ojek. Rara pun di anter sama tukang ojek ke rumahnya Putri. Selang beberapa saat, ya sampai di rumah Putri. Rara membayar jasa ojek dengan baik. Rara masuk ke rumah Putri karena pintunya terbuka. Ya Putri tidak sendiri di rumahnya, ya ada Meli, Nia dan Aulia. Semuanya cewek-cewek, ya mulai latihan dengan baik untuk pertunjukan musik jadi bagus.
Sunday, January 30, 2022
SEMPURNA
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...