CAMPUR ADUK

Friday, January 21, 2022

SAKIT

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko. Aku ingin cerita!" kata Budi.

"Cerita tentang apa?!" kata Eko.

"Cerita cinta sih," kata Budi.

"Cerita cinta. Pasti....gara-gara mendengarkan lagu ini dan itu, ya Budi?!" kata Eko.

"Ya begitu lah," kata Budi.

"Kalau begitu. Silakan Budi bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita. Aku akan mengambil nama cewek untuk tokoh cerita aku, ya artis, ya karena nama itu populer sih. Nama tokoh cewek itu...Nia. Nia, ya cewek yang pinter dan juga baik. Nia kerja di perusahaan sih. Nama cewek sudah kerja dan masih jomlo, ya menikmati hidupnya dengan jalan-jalan, makan, minum dan belanja ini dan itu, ya dengan teman-temannya semasa kuliah sampai kerja, ya bisa di bilang geng cewek gitu. Nama teman-temannya Nia, ya Putri, Rara, Aulia dan Meli. Ada seorang Bapak-bapak yang keren, ya menyukai Nia, ya biasa sih Bos. Nama Bapak itu Ramzi. Ramzi benar-benar menyukai Nia. Ramzi ingin Nia di jadikan istri keduanya Ramzi. Nia pun dapet masukkan baik-baik dari teman-temannya. Ya Nia menolak Ramzi, ya moh di jadiin istri kedua. Sampai suatu ketika, ya Nia bertemu dengan Iqbal, ya cowok keren dan kerjaannya seorang pengusaha. Nia beberapa kali jalan bareng sama Iqbal, ya bisa di bilang urusan kerjaan dan sekaligus, ya pendekatan urusan cintanya Iqbal dengan Nia. Sebenarnya Nia tidak ingin berurusan cinta dengan Iqbal, ya takut sakit hati kaya Meli, ya cowoknya selingkuh gitu. Bisa di bilang takut ketularan penyakit pengkhianatan dari cowok sih. Nia pun telah berpikir panjang sih urusan cinta dan juga Iqbal mendesak untuk jadian dengan Nia. Nama juga cewek, ya pasti luluh juga walau sekeras apapun bersikap. Nia pun menerima cintanya Iqbal. Semenjak Nia jadian Iqbal, ya sering keduanya jalan bareng. Terkadang Nia, ya tidak bisa ngumpul dengan teman-temannya. Nia menikmati kisah cintanya dengan Iqbal, ya baik gitu. Tapi sebenarnya Nia di dalam dirinya, ya tidak ingin jalan cerita cintanya seperti Meli. Sampai suatu ketika, ya Iqbal jalan bareng dengan cewek yang tidak di kenal Nia. Ya Nia pun mencari tahu tentang cewek yang sering bersama Iqbal. Ternyata Nia mendapatkan kenyataan sebenarnya Iqbal selingkuh, ya jadi cowok pengkhianat dalam urusan cinta. Nia berkata "Sakit di hati ini". Nia pun memutuskan putus dari Iqbal. Teman-temannya Nia, ya tahu keadaan Nia yang lagi sakit di hatinya karena cowok. Jadi teman-teman Nia, ya menghibur Nia dengan baik, ya agar menghilangkan rasa sakitnya di hatinya. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Tentang cewek yang sakit hati karena cowoknya berselingkuh. Ya nama juga cowok, ya ada yang setia dan ada juga yang kerjaannya selingkuh dengan cara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan," kata Eko. 

"Omongan Eko. Benar lah!" kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

Thursday, January 20, 2022

PENYAKIT JANTUNG

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko. Ada-ada berita tentang cangkok jantung manusia, ya di ganti dengan jantung babi, ya Eko?!" kata Budi.

"Ya memang aneh sih. Nama juga berita. Ada yang masuk akal dan juga ada tidak masuk akal," kata Eko.

"Jadi...berita itu menarik," kata Budi.

"Memang menarik sih," kata Eko.

"Urusan penyakit jantung ya. Kaya ada cerita sih aku?!" kata Budi berpikir panjang. 

"Budi...ada cerita tentang penyakit jantung?!" kata Eko.

"Iya sih!" kata Budi. 

"Ceritanya gimana?!" kata Eko. 

"Begini cerita. Ada seorang pemuda yang menderita penyakit jantung, ya dianosa sama dokter, ya umur pendek gitu. Ilmu kedokteran tidak bisa menolong lagi pada pemuda yang sakit jantung itu, ya kecuali cangkok jantung. Tapi cakok jantung, ya agak rumit urusannya sih, ya harus mencari donor jantung. Pemuda itu, ya memang pasrah dengan keadaannya. Pemuda itu memang ada hubungan kisah cinta dengan cewek yang cantik, ya teman dekat gitu. Pemuda itu memutuskan ingin putus dengan ceweknya. Tapi cewek itu, ya cinta banget sama pemuda itu, ya tidak ingin putus gitu. Pemuda itu tidak jadi memutuskan cewek itu. Pemuda itu bertemu dengan seorang yang alim, ya Ustad gitu. Berdasarkan cerita orang-orang tentang Ustad itu, ya punya ilmu yang misterius, ya dapet mendengarkan Roh. Pemuda itu menganggap Ustad itu...Utusan Tuhan. Pemuda itu ingin belajar dari Ustad itu, ya tujuannya menyembuhkan penyakit jantungnya. Ustad itu tidak ingin mengajarkan ilmu sebelum pemuda itu pantes di ajarkan ilmunya. Pemuda pun berusaha menjadi lebih baik, ya agar pantas di terima sama Ustad untuk di ajarkan ilmunya. Sampai akhirnya. Ya Ustad menerima pemuda itu karena telah jadi lebih baik. Ustad itu mengajarkan ilmu agama pada pemuda itu. Pemuda itu tekun belajar dengan baik. Sampai waktunya Ustad itu mengajarkan ilmu misteriusnya. Suatu malam terjadi sesuatu hal yang aneh, ya keadaan tenang banget. Di mana semua orang tidur semuanya karena kehadiran Roh. Pemuda itu tidur di kamarnya. Roh pun mendatangi pemuda di kamarnya. Roh pun menyembuhkan penyakit jantung pemuda itu. Setelah mengobati penyakit jantung pemuda itu, ya Roh pergi. Esok paginya, ya pemuda itu memeriksakan penyakit jantungnya ke dokter. Dokter pun memberitahukan dengan baik pada pemuda itu bahwa dirinya telah sembuh dari sakit jantung. Pemuda itu senang bahwa dirinya telah sembuh dari penyakit jantung. Ceweknya pun senang kabar baik, ya pemuda itu sembuh dari penyakit jantung. Pemuda itu menemui Ustad di rumahnya. Ternyata Ustad itu tidak ada di rumahnya, ya Ustad itu pergi ke kota lain untuk melanjutkan perjalan hidupnya. Pemuda itu pun terus tekun dengan baik, ya menjalankan ilmu agama dengan tujuan untuk dirinya dan orang banyak. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Misterinya kehidupan," kata Eko. 

"Memang misterinya kehidupan," kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Sekedar cerita saja kan Budi?!" kata Eko. 

"Memang sekedar cerita. Tapi ada sesuatu dari dunia kenyataan gitu," kata Budi. 

"Yang sesuatu itu tidak perlu di ceritakan. Lebih baik jadi misteri saja!" saran Eko. 

"Memang lebih baik misteri saja!" kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

 "Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi pun mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Wednesday, January 19, 2022

CERITA MASA LALU SEBAGAI PEMBELAJARAN

Budi sedang duduk di depan rumah, ya sedang baca komik, ya sambil menikmati minum kopi botolan. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik. Eko membawa plastik, ya bawa makan lah. Budi, ya berhenti baca komik dan komik di taruh di atas meja lah. Eko duduk menaruh plastik yang berisi makan di meja, ya sambil berkata "Budi tahu gejrot."

"Makan enak. Tahu gejrot," kata Budi.

Budi dan Eko makan tahu gejrot itu dengan baik.

"Enak tahu gejrot," kata Budi.

"Memang enak tahu gejrot ini," kata Eko.

Eko dan Budi terus menikmati makan tahu gejrot, ya sambil menikmati keadaan yang tenang gitu. Sampai urusan makan tahu gejrot selesai, ya Budi dan Eko menikmati minum kopi botolan lah. 

"Hari ini mau cerita apa ya?!" kata Budi.

"Cerita tahu gejrot," kata Eko.

"Kan....memang barusan kita habis makan tahu gejrot," kata Budi.

"Kalau begitu, ya cerita masa lalu, ya sebagai pembelajaran saja!" kata Eko. 

"Cerita masa lalu. Sebagai pelajaran. Kalau itu sih. Ada sih ceritanya teman kita Andi," kata Budi. 

"Andi yang tinggal di jalan samratulangi gang pisang.....gedong air, ya kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya....memang Andi tinggal di jalan samratulangi gang pisang....gedong air. Tapi sekarang Andi pindah ke daerah kemiling, ya daerah perumahan gitu," kata Budi. 

"Budi sudah pernah ke rumah Andi di kemiling?!" kata Eko. 

"Belum pernah. Aku sibuk kerja," kata Budi. 

"Ya...aku juga belum pernah ke rumah Andi di daerah kemiling, ya aku sibuk kerja," kata Eko. 

"Cerita masa lalu yang jadi pelajaran. Ya cerita tentang kriminitas, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...boleh lah. Cerita kriminalitas," kata Eko. 

"Cerita Andi. Ya tentang pencurian di tempat tinggal yang lama, ya di jalan samratulangi gang pisang. Kejadian pencurian terjadi berlangsung lama banget. Ketika pergantian pemimpin, ya pejabat kota. Aturan di tegaskan di adakan siskamling untuk menanggulangi kemalingan. Ternyata orang-orang yang kerjaan mencuri, ya tidak pernah tertangkap, ya berbaur dengan baik, ya jadi warga baik-baik. Karena ada yang menutupi, ya warga lah. Kebiasaannya kerjaan jadi pencuri, ya ada yang bertindak dan ada yang menutupi kerjaan itu. Yang tahu cerita, ya Andi, aku dan Eko. Mungkin teman kita lain, ya pencuri itu tetangga dan orang-orang yang ngaku-ngaku daerah situ," kata Budi. 

"Jadi apa gunanya siskamling...jika pencurinya berada di antara mereka semuanya?!" kata Eko. 

"Berarti siskamlingnya tidak ada guna lah. Ya kerjaannya juga ngobrol yang tidak ada  penting banget dengan alasan bergaul," kata Budi. 

"Siskamling tidak diadakan lagi, ya karena tidak adanya kejujuran," kata Eko. 

"Kebiasaannya menunjukkan kesombongan kekayaan dari rumah yang gedong dan juga pemilik tanah," kata Budi. 

"Sampai-sampai. Cerita Andi. Ya ada orang tidak bener di dalam kelurahan gedong air, ya cerita masa lalu. Mungkin sekarang di ganti. Kalau ketahuan bikin ulah, ya di ganti. Berdasarkan berita di Tv," kata Eko. 

"Sedang cewek di daerah situ. Tidak perlu di bicarakan. Ya tidak penting banget kata Andi," kata Budi. 

"Kalau Andi telah berkata begitu. Berarti ada hal-hal yang tidak perlu di bicarakan dari sifat dan tingkah laku cewek," kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Cerita ini sebagai pelajaran. Harus berhati-hati. Tidak bisa percaya dengan pada siapa pun, ya termasuk tetangga karena urusan pencurian. Karena tidak adanya kejujuran. Lebih banyak kebohongan dan juga tipu muslihat," kata Eko. 

"Memang sebagai pembelajaran saja. Nama juga masa lalu...ceritanya. Pertanyaan ku apakah orang-orang yang kerjaannya merugikan orang lain itu sadar, ya Eko, ya sekarang ini?!" kata Budi. 

"Mana aku tahu. Yang aku tahu, ya diriku saja dan juga Budi kan!" kata Eko. 

"Iya juga, ya yang aku tahu juga diri ku dan Eko!" kata Budi. 

"Sudah ah..ngomongin itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Cerita yang baru kita obrolin, ya bisa jadi masalah atau tidak?!" kata Budi. 

"Relatif lah. Tergantung siapa yang menilainya?" kata Eko. 

"Relatif. Ya begitu sih. Sekedar bahan obrolan!" kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan lah. 

Tuesday, January 18, 2022

MEMBANGUN NEGERI

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Negeri ini terus di bangun dengan konsep yang baik, ya rencana manusia dengan tujuan kemajuan Negeri," kata Budi.

"Omongan...Budi itu. Berdasarkan berita ini dan itu, ya sampai kenyataan di bangunnya gedung-gedung swasta sampai pemerintahan," kata Eko.

"Ya memang begitu lah realitanya," kata Budi.

"Kaya raya," kata Eko.

"Ya memang tujuannya, ya kaya raya," kata Budi.

"Ujiannya terlihat dari kaya raya, ya kesombongan," kata Eko.

"Memang ujian kaya raya, ya kesombongan," kata Budi menegaskan omongan Eko.

"Sedangkan kalau di tidak bangun Negeri ini, ya kemiskinan. Penderitan itu, ya sampai kematian," kata Eko.

"Demi menjauhkan dari derita kemiskinan, ya Negeri ini di bangun dengan baik. Mau di kata apa lagi kalau ujian kaya raya kesombongan...bergulat dalam kehidupan sehari-hari. Yang sadar, ya menundukkan kepala. Yang tidak sadar masih mendongakan kepalanya dengan baik," kata Budi. 

"Manusia," kata Eko. 

"Manusia. Emangnya binatang?!" kata Budi. 

"Kan...ada manusia yang tingkah lakunya seperti binatang, ya tidak bisa di atur dengan baik dan merasa dirinya benar sendiri dari omongan dan tingkah lakunya," kata Eko. 

"Kata-kata yang pahit. Kaya Si Pahit Lidah saja. Lebih baik orang seperti itu yang di omongin Eko, ya jadi batu saja. Jadi tidak merugikan orang lain karena perbuatannya," kata Budi. 

"Kalau ada yang denger omongan kita, ya kena gitu," kata Eko. 

"Kena sih kena omongan kita. Tapi apakah jadi orang sadar. Kan kenyataan di nasehat dari Ustad saja, ya kadang tidak di anggep, ya masa bodok gitu," kata Budi. 

"Dunia kenyataan itu, ya tidak semua orang di kata kan baik. Ya buruk ada sih," kata Eko. 

"Yang sadar seperti kita, ya terus berjalan di jalan kebaikan, ya demi kebaikan bersama," kata Budi. 

"Ya itu lah kita!" kata Eko. 

"Kalau begitu, ya lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Kalau ada obat ajaib yang bisa menyembuhkan semua penyakit. Jadi tidak perlu di vaksin ini dan itu, ya demi ini dan itu..kan...Eko?!" kata Budi. 

"Obat ajaib. Dongeng itu mah," kata Eko. 

"Memang dongeng," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil minum kopi dan makan gorengan lah. 

Monday, January 17, 2022

COPYAN UTUSAN TUHAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko. Aku ingin tanggapan Eko, ya tentang sesuatu?!" kata Budi.

"Tanggapan aku tentang sesuatu?!" kata Eko.

"Ya tentang sebuah mimpi sih," kata Budi.

"Ooooo tentang mimpi. Ya mimpi kan sekedar mimpi. Orang-orang tua sampai anak muda sekarang sih, ya di sebut bunga tidur saja. Ya mimpi ada mimpi baik dan mimpi buruk," kata Eko.

"Omongan Eko tentang mimpi benar sih. Yang aku ingin omongin ini, ya mimpi orang yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, ya cerita para ustad di vidio-vidio, ya aku tonton dengan baik di Youtobe gitu," kata Budi.

"Budi mengikuti perkembangan zaman, ya nonton Youtobe, ya vidio-vidio para ustad gitu yang menjelaskan tema ini dan itu. Salah satu tema yang di angkat, ya mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW," kata Eko.

"Pertanyaan ku. Apa benar bisa bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di dunia mimpi sampai dunia kenyataan?!" kata Budi.

"Pertanyaan itu sih terlalu berat untuk aku menjawabnya. Karena aku kan lulusan SMA. Seharusnya lulusan Universitas yang kerjaannya meneliti ini dan itu, ya agar terbukti apa yang di telitinya dengan baik," kata Eko.

"Ya...Eko. Sekedar obrolan saja!" kata Budi.

"Baik lah. Sekedar obrolan saja. Ya aku anggap....mungkin bertemu Nabi Muhammad SAW di dalam mimpi sampai dunia kenyataan," kata Eko.

"Jadi bener Eko...bisa bertemu Nabi Muhammad SAW di dunia mimpi sampai dunia kenyataan?!" kata Budi.

"Katanya sekedar obrolan. Malah minta ketegasan obrolan. Gimana Budi ini?!" kata Eko.

"Ok...ok...ok. Sekedar obrolan saja. Tapi tolong di jelaskan dengan baik!" kata Budi.

"Di jelaskan. Baiklah..aku jelaskan dengan baik. Nabi Muhammad SAW itu mengamanahkan pada umatnya dengan kitab Al Qur'an dan hadits. Ya umatnya yang mempelajari kitab Qur'an dan hadits, ya tujuannya menjadi seperti Nabi Muhammad SAW, ya akhlak baiknya dan mengajarkan kepada siapa pun agar berjalan di jalan kebaikan, ya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Jadi....umatnya, ya jadi seperti Nabi Muhammad SAW, ya berarti umatnya telah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di dalam dunia mimpi dan dunia kenyataan," kata Eko.

"Memang sih di anggap telah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di dalam dunia mimpi dan dunia kenyataan. Ya bisa bilang 'Copyan Utusan Tuhan'..," kata Budi.

"Copyan Utusan Tuhan," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Berarti banyak yang jadi utusan Tuhan, ya tujuannya membimbing manusia untuk di jalan kebaikan," kata Budi. 

"Ya begitu lah!" kata Eko.

 "Berarti. Omongan orang-orang bener dong tentang Imam Mahdi, ya bener..kan..Eko?!" kata Budi

"Bisa jadi lah!" kata Eko

"Kalau begitu. Ya tidak perlu di panjang lebar obrolan tentang mimpi. Ya karena sekedar obrolan lulusan SMA. Lebih baik main catur!" kata Budi.

"Ya memang lebih baik main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Sunday, January 16, 2022

SEBUAH PENILAIAN

Putri di dalam kamarnya, ya sedang mengetik di leptopnya, ya membuat cerita sih.

Isi cerita yang di buat Putri :

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang asik baca koran dan minum kopi. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Ya Budi berhenti baca korannya, ya koran di taruh di meja, ya Budi berkata "Abdul."

Abdul menghampiri Budi yang sedang duduk di depan rumah. Abdul berkata salam "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Budi menjawab salam dengan baik "Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."

Ya Abdul duduk dengan baik.

"Budi. Eko. Main kesini?" kata Abdul.

"Eko. Ada urusan dengan Purnama. Ya biasa urusan cinta," kata Budi.

"Eko. Ada urusan dengan Purnama toh. Jadi tidak main ke sini," kata Abdul.

"Ngomong-ngomong. Abdul sudah lama tidak ngomongin Putri. Apa kabarnya Putri?!" kata Budi.

"Gimana mau ngomongin Putri. Jadian aja belum. Aku di Bandar Lampung, ya Putri di Jakarta," kata Abdul.

"Ya...memang sih Abdul di Bandar Lampung, ya berusaha dengan baik agar jadi kaya dengan usaha. Sedangkan Putri di Jakarta, ya berusaha dengan baik, ya kuliah dengan baik, ya agar cepat selesai kuliahnya dan jadi sarjana," kata Budi.

"Kok tahu cerita seperti itu?!" kata Abdul.

"Kan memang ceritanya seperti itu. Gimana Abdul ini?!" kata Budi.

"Ya memang ceritanya seperti itu kisah cinta ku. Nama juga aku anak miskin yang berusaha jadi kaya dan menyukai teman semasa SMA, ya Putri itu anak orang kaya. Budi kan suka juga suka sama Putri, ya kan Budi?!" kata Abdul.

"Memang aku suka dengan Putri. Tapi aku males rival dengan Abdul...urusan cewek. Maka itu aku mengalah saja. Biar Abdul yang mendapatkan Putri!" kata Budi.

"Kalau di pikir-pikir, ya cewek senang di rebutin dua cowok yang menyukainya," kata Abdul.

"Memang sih cewek seneng di rebutin dua cowok yang menyukainya. Asalkan saja tidak berantam...karena urusan cewek," kata Budi.

"Emangnya kita pernah berantem urusan cewek?!" kata Abdul.

"Ya enggaklah. Kita ini selalu berpikir dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah. Paling  main catur saja, ya sudah tahu siapa yang pintar dalam main catur. Itu pun telah menyelesaikan permasalahan kita," kata Budi.

"Solusi menyelesaikan masalah kita, ya main catur dengan baik. Sudah tahu siapa yang pintar dalam permainan catur," kata Abdul.

"Sekarang ini. Putri lagi ngapain ya?!" kata Budi.

"Kalau itu aku tidak tahulah," kata Abdul.

"Apa mungkin masih sibuk dengan urusan kuliahnya?!" kata Budi.

"Mungkin sih. Putri sibuk dengan urusan kuliahnya," kata Abdul.

"Putri itu cewek pinter kan Abdul?!" kata Budi.

"Memang Putri itu pinter. Karena itu aku tertarik dengan Putri dari kepintarannya," kata Abdul.

"Jadi Abdul tertarik dari Putri....karena kepintaran Putri. Gimana dengan kecantikannya?!" kata Budi.

"Kalau kecantikan. Ya iya lah. Nilai lebihnya untuk menilai cewek, ya bisa di bilang sebuah penilaian yang baik, ya kepintaraannya," kata Abdul.

"Kepintaraannya. Ya sebuah penilaian yang baik untuk Putri dari Abdul. Ya aku....ikutan juga ah. Menilai Putri dari kepintarannya," kata Budi.

"Sudah ah. Ngomongin Putri. Lebih baik main catur!" kata Abdul.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Ya keduanya main catur dengan baik.

***

Putri selesai mengetik di leptopnya, ya segera menyimpan hasil ketikannya dengan baik dan mematikan leptopnya. Putri keluar dari kamarnya, ya ke dapur untuk mencari makanan di kulkas.

"Ada es krim," kata Putri.

Putri mengambil es krim di kulkas, ya segera di buka pembungkus plastiknya. Putri menikmati makan es krim, ya sambil berjalan ke ruang tamu. Putri duduk santai di ruang tamu, ya sambil menikmati makan es krim. Putri teringat dengan Hari, ya teman kuliah Putri. Saat itu Putri jalan bareng dengan Hari, ya pendekatan gitu. Ya Hari membuat Putri nyaman karena perhatiannya Hari. Tiba-tiba pintu depan rumah di ketuk. Ya Putri telah selesai menikmati makan es krimnya. Putri membuka pintu rumahnya. Ternyata Ridwan, ya cowok yang menyukai Putri. Dalam hati Putri berkata "Jadi cewek cantik, ya di sukai dua cowok yang menyukai aku....bingung aku memilih. Mana yang terbaik." 

Putri, ya mempersilakan Ridwan masuk ke dalam rumah. Putri dan Ridwan duduk di ruang tamu, ya urusan kuliah dan juga urusan pendekatan Ridwan ke Putri. 

KEGELAPAN CEWEK

Eko dan Budi, ya duduk di depan rumah Eko. Keduanya duduk santai, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

"Eko. Aku punya cerita," kata Budi. 

"Cerita apa?!" kata Eko. 

"Cerita misteri," kata Budi. 

"Cerita misteri. Tentang apa?!" kata Eko. 

"Kegelapan cewek," kata Budi. 

"Kegelapan cewek. Gimana ceritanya!" kata Eko. 

"Baiklah aku ceritakan. Seorang pemuda yang sebenarnya tidak percaya dengan ramalan ini dan itu. Setelah di pikir baik-baik, ya pemuda itu mendatangi peramal, ya di kediaman peramal, ya sekedar membuktikan kebenaran peramal karena menurut kata-kata orang-orang sih, ya peramal itu tepat sih ramalannya. Pemuda itu meminta pada peramal, ya meramalkan masa depannya. Peramal melihat dengan baik telapak tangannya pemuda itu. Peramal pun berkata "Kamu seumur hidup tidak akan menikah". Pemuda itu berkata "Kenapa...aku seumur hidup tidak akan menikah?". Peramal pun berkata "Karena kamu akan mengetahui kegelapan dari cewek". Pemuda itu bingung dengan omongan peramal. Ya pemuda itu berkata "Kegelapan cewek". Pemuda itu tidak percaya banget omongan peramal. Ya jadinya pemuda itu selesai dengan urusannya sama peramal. Pemuda itu tidak peduli dengan ramalan si peramal. Seminggu berlalu. Pemuda itu bertemu dengan seorang cewek cantik. Ya pemuda itu suka sih sama cewek itu. Pemuda itu ingin menjalin hubungan dengan cewek itu. Sampai pertemanan satu bulan. Pemuda itu ingin menyatakan cinta pada cewek itu, ya tapi ternyata pemuda itu terserempet motor sih. Pemuda itu jatuh dan kepalanya membentur tembok, ya berdarahlah di kepalanya. Pemuda itu tidak apa-apa sih. Pemuda itu, ya berobat dan istrihat dengan baik. Sebulan berlalu. Pemuda itu, ya sembuh dari luka di kepalanya. Pemuda itu melanjutkan niatnya untuk menyatakan cinta pada cewek yang di sukai. Pemuda tiba-tiba bisa melihat kegelapan cewek. Ya cewek di bayang-bayangin wujud setan, ya bisa di bilang jiwa keduanya cewek itu. Pemuda itu tahu keburukan cewek itu, ya tidak jadi menyatakan cinta. Pemuda terus menjalankan niatnya ingin menyatakan cinta ke cewek yang lain. Ternyata hasilnya sama, ya cewek itu di bayang-bayangin oleh setan. Pemuda itu tidak tertarik kalau sudah tahu keburukan cewek lah. Pemuda itu pun berkata "Peramal itu benar tentang ramalannya." Pemuda itu pun memutuskan tidak menikah karena tahu kegelapan cewek lah, ya pemuda itu mampu mengendalikan hasratnya dengan baik, ya seperti cara biksu lah. Begitu ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Kegelapan cewek. Ya memang sih. Keburukan-keburukan cewek itu, ya di sembunyikan dengan baik. Agar cowok tidak tahu," kata Eko.

"Kalau ketahuan keburukan cewek yang ini dan itu, ya cowok tak ingin bersama dengan cewek," kata Budi. 

"Ya bisa begitu sih. Tapi jika cowok bisa menerima kekurangan cewek yang paling buruk sekali pun. Berarti cowok itu orang baik. Contohnya : cowok yang bisa menerima masa lalu cewek yang kerjaannya pelacuran," kata Eko. 

"Cowok yang baik, ya bener sih contohnya Eko. Cowok yang bisa menerima keburukan cewek. Cowok itu membimbing dengan baik cewek itu, ya agar jadi baik," kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Eko, ya mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

Saturday, January 15, 2022

OBROLAN PAGI

Minggu pagi, ya di rumah Budi. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum kopi dan makan gorengan lah.

"Dunia ini luas banget, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Luas banget dunia ini," kata Eko.

"Cerita tentang covid-19, sampai vaksin ini dan itu, ya berita di Tv sampai kenyataan. Semua orang harus ikut dalam program kerja pemerintahan tujuannya kesehatan, ya berdasarkan data ini dan itu. Tetap ada kaitannya dengan ekonomi dan kemajuan infomasi dan teknologi, ya memudahkan kerja manusia," kata Budi.

"Memang ceritanya seperti itu," kata Eko.

"Ikut serta dalam program kerja pemerintahan ini dan itu, ya tujuannya keberhasilan program kerja yang di buat pemerintahan demi rakyat, ya kan Eko," kata Budi.

"Ya...memang sih omongan Budi bener," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Berarti orang yang ingin di vaksin, ya ingin umur panjang, ya menikmati dunia ini lebih lama lagi, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...begitulah," kata Eko.

"Itu berarti sudut baiknya mengikuti program pemerintahan, ya berkaitan dengan kesehatan. Bagaimana dengan sudut lain, ya  seperti ini ceritanya : ada seorang pemuda tidak ikut vaksin awal sampai seterusnya. Jadinya pemuda itu, ya tidak peduli tentang covid-19, ya sampai urusan masih kaitan ini dan itu sih. Pemuda itu tidak takut mati. Pemuda itu sudah cukup puas menikmati hidup ini. Kalau mati muda di terima dengan baik. Gimana Eko?!" kata Budi.

"Kalau keputusan pemuda itu seperti itu tidak masalah sih bagi kita. Tapi beda dengan orang-orang yang menjalankan tugas yang urusannya berkaitan kesehataan, ya ada rasa kecewa sih," kata Eko.

"Ada rasa kecewa pada orang-orang yang menjalankan tugasnya, ya urusan kesehatan," kata Budi.

"Sudahlah tidak perlu di bahas itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Aqiqah itu di adakan, ya berarti tujuannya rasa syukur pada kelahiran bayi kan Eko?!" kata Budi. 

"Ngomongin aqiqah, ya berarti ada kaitan dengan acara di Tv. Ya memang benar lah omongan Budi. Tujuan aqiqah diadakan, ya untuk rasa syukur pada kelahiran bayi," kata Eko. 

"Bayi laki-laki lahir, ya motong kambing dua ekor. Sedangkan bayi cewek yang lahir, di motong satu ekor kambing," kata Budi. 

"Itukan ketentuan dalam ajaran agama Islam," kata Eko. 

"Mengadakan acara aqiqah berarti mampu. Kalau tidak mampu seperti orang miskin, ya di gantikan potong ayam boleh kan Eko?!" kata Budi. 

"Aku kan bukan ustad kok nanya ke aku. Boleh apa enggak?!" kata Eko. 

"Kan tidak ustad. Ada cuma kita. Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Ok....sekedar obrolan saja. Sebenarnya seharusnya di sesuaikan ketentuan ajaran Islam. Kalau keadaan miskin, ya di gantiin potong ayam tidak masalah, yang penting niatnya rasa syukur kelahiran bayi," kata Eko. 

"Sedang acara aqiqah yang ini dan itu...penting apa enggak?!" kata Budi. 

"Acara aqiqah ini dan itu, ya tujuan siar ajaran agama Islam. Tidak perlu di bahas, ya karena ada perbedaan antara organisasi agama ini dan itu. Apalagi yang ngomong orang-orang tua," kata Eko. 

"Ok....tidak perlu di obrolin. Karena ribet urusan dengan orang tua. Yang muda mengalah karena sudah tahu ilmunya," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

PACAR BAYANG-BAYANG

Malam di kediaman rumah Budi. Ya Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?" kata Eko.

"Aku ingin membicarakan sesuatu?!" kata Budi.

"Sesuatu? Jangan-jangan urusan cewek?!" kata Eko.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Kalau membicarakan cewek aku lagi males ah!" kata Eko.

"Kok...males?!" kata Budi.

"Kalau di omongin, ya di kaitan sama Purnama......, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Ya....maunya gitu sih," kata Budi.

"Kan...jadinya beneran kan!" kata Eko.

"Ok...ok.....tidak di kaitkan. Sebatas obrolan saja!" kata Budi.

"Obrolan saja. Ya kalau itu sih aku oke sih!" kata Eko.

"Kalau sudah oke. Aku mulai. Permainan seandainya Eko, ya kalau Eko punya cewek yang kerjaannya artis. Bagaimana Eko?!" kata Budi.

"Awal pertemuan atau sudah tengah-tengah cerita dalam menjalin hubungan dengan cewek?!" kata Eko.

"Tengah-tengah hubungan dengan cewek, ya otomatis udah jadian lah!" kata Budi.

"Ya....seneng aja sih, ya punya cewek yang kerjaannya artis. Jadi artis kan banyak yang mengagumi. Ya aku selalu mendukung karir keartisannya baik," kata Eko.

"Karir keartisannya di dukung dengan baik. Kalau kontrak kerjanya, ya cewek itu jadian sama artis cowok dengan tujuan ini dan itu. Ya Eko jadi pacarnya, ya di suruh jadi pacar bayang-bayang gitu," kata Budi.

"Cemburu iya. Dia bersama cowok lain. Semua gara-gara kontrak kerja. Yang di takutin, ya dia berpaling dari aku," kata Eko.

"Cewek itu merasa apa enggak ya? Karena dari sisi cowok sih....obrolannya!" kata Budi.

"Kalau aku membaca buku tentang cewek ini dan itu. Ya merasa sih cewek itu kalau dirinya bersama cowok lain, ya cewek itu gelisah sih, ya pacarnya rasa cemburunya ada yang kelihatan dan ada tidak, ya di lihat di pisikologisnya sih," kata Eko.

"Ooooo ada rasa gelisahnya toh. Bisa di bisa di bilang rasa bersalah?!" kata Budi.

"Ya...bisa di bilang gitu sih!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Ujian cinta," kata Budi.

"Memang ujian cinta. Tapi makan hati banget," kata Eko.

"Ya...makan hati. Sakit deh!" kata Budi.

"Kalau permainan seandainya Budi punya cewek artis gimana?!" kata Eko.

"Jadi giliran aku toh?!" kata Budi.

"Ya!" kata Eko.

"Kalau aku sih. Memang mendukung karir keartisannya. Tapi jika cewek itu dapet kontrak kerja, ya hubungan dengan cowok, ya artis demi tujuan ini dan itu. Ya aku sebagai cowoknya menolaknya!" kata Budi.

"Kok di tolak. Ceweknya Budi, ya dapet uang banyak dari kotrak kerja gitu. Apa lagi zaman sekarang, ya uang itu penting demi memenuhi kebutuhan ini dan itu. Ya hidup mewah?!" kata Eko.

"Aku males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi.

"Males jadi pacar bayang-bayang karena rasa cemburu itu di tunjukkan dengan baik. Ya kemungkinan sih, ya dia berpaling dari Budi," kata Eko.

"Ya begitu lah. Ya aku sebenarnya sebagai cowok, ya harus bisa membahagiakan cewek itu," kata Budi. 

"Kalau permainan ini....seandainya Budi kaya, ya otomatis Budi bisa membahagiakan cewek itu. Kalau kenyataan, ya kacau urusannya," kata Eko. 

"Kalau permainan seandainya, ya bisa lah. Tapi jangan kenyataan. Kan masih berusaha jadi kaya," kata Budi. 

"Kalau permainan seandainya....jadi kenyataan. Aku sih mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerjanya gitu. Aku tidak ingin menjadi pacaran bayang-bayang," kata Eko. 

"Kalau permainan ini di mainkan kekenyataan, ya aku setuju dengan Eko. Mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerja, ya hubungan cinta sih. Ya tegasnya. Males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi

"Ya...sudahlah permainan seandainya. Lebih baik. Main catur!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Sekitar lima belas menit, ya Budi dan Eko main catur berhenti, ya karena Abdul dateng, ya telah memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul duduk bersama Eko dan Budi. Jadi ketiganya memutuskan main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Friday, January 14, 2022

ADA YANG SUKA DAN ADA YANG TIDAK SUKA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

"Eko. Berita di Tv tentang minyak goreng ini dan itu, ya tetap namanya kebutuhan sehari-hari di usahakan di beli kan?! ," kata Budi. 

"Ya..begitu kan keadaan ya kan," kata Eko. 

"Pemerintahan menjual minyak goreng murah, ya nolong rakyat miskin kan?!" kata Budi.

"Ya iya sih menolong," kata Eko.

"Emmmm. Ya hidup ini lebih banyak orang menyukai kita apa tidak menyukai kita?!" kata Budi.

"Orang tua itu banyak ngomong tentang menyataan hidup ini. Lebih orang membawa senjata, ya dengan berpura-pura baik demi menghancurkan orang lain. Sedangkan sedikit orang yang merangkul kita, ya di sambut baik dan di ajarkan kebaikan," kata Eko. 

"Tujuan orang tua ngomong begitu, ya berhati-hati dalam menjalankan hidup. Malapetaka atau musibah, ya bisa saja datangnya dari manusia yang perilaku buruk. Contoh : berita di Tv tentang kriminalitas, ya sampai urusannya kematian manusia," kata Budi. 

"Manusia di pengadilan, ya berusaha menghukum manusia yang bersalah, ya seberat-beratnya. Tujuannya agar tidak ada manusia bodoh lagi yang mengulang perbuatan yang bodoh, ya merugikan orang lain," kata Eko. 

"Kenyataan tetap kenyataan...kan Eko?!" kata Budi. 

"Memang. Kenyataan tetap kenyataan. Kejahatan tetap jadi bayang-bayang kehidupan ini. Mau di kata apa lagi?" kata Eko. 

"Sedangkan urusan Eko yang berkata kemarin. Tentang : Siapa yang jadi Tuhan?. Berarti ada yang menyukainya dan ada tidak menyukainya...kan Eko?!" kata Budi. 

"Sekedar pendapat saja. Ya pastinya ada yang menerima dan tidak. Nama juga lulusan SMA, ya sekedar bahan obrolan saja!" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Beda dengan lulusan Universitas, ya berkaitan penelitian ini dan itu," kata Budi. 

"Kalau di pikir baik-baik sih. Bentuk berita di Tv ini dan itu, ya bentuk promosi ini dan itu," kata Eko. 

"Memang kalau di pikir baik-baik. Ya bentuk berita ini dan itu, ya bentuk promosi ini dan itu. Ya nama juga manusia mencari uang, ya demi hidup ini," kata Budi. 

"Demi hidup ini," kata Eko. 

"Kalau begitu, ya main kartu gaplek saja, ya Eko?!" kata Budi. 

"Main kartu gaplek. Jadi tidak main catur?!" kata Eko. 

"Aku inginnya main kartu gaplek!" kata Budi. 

"Ya...oke lah main kartu gaplek, ya mengikuti maunya Budi!" kata Eko. 

Eko mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik. Eko dan Budi, ya main kartu gaplek dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

SIAPA YANG JADI TUHAN?

Budi dan Eko duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keadaan sih hujan sih. Memang Dingin-dingin, ya enaknya minum kopi panas deh. 

"Manusia itu di bimbing dengan baik, ya agar berjalan di jalan kebaikan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Seharusnya yang ngomong kata-kata itu, ya para Ustad lah. Tujuan mereka belajar ilmu agama Islam, ya agar membimbing manusia di jalan kebaikan," kata Eko. 

"Seharusnya sih yang ngomong para Ustad. Yang ada kan kita, ya lulusan SMA," kata Budi. 

"Memang....sih cuma ada kita, ya lulusan SMA," kata Eko. 

"Ujian manusia, ya jatuh pada keburukan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...begitu lah...ujian manusia," kata Eko. 

"Contoh saja : berita di Tv, ya tentang pemerkosaan. Sampai pelakunya di tuntut hukuman mati," kata Budi. 

"Hukuman mati. Waduh. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Eko. 

"Kok....ngomongnya gitu Eko. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Budi. 

"Perkara-perkara di antara manusia. Sampai urusan itu ke hukum kematian pada manusia yang bersalah karena melakukan kesalahan. Mencabut nyawa manusia secara paksa. Ya siapa yang jadi Tuhan?!" kata Eko. 

"Iya juga ya. Urusan nyawa. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Budi. 

"Berarti....Tuhan itu manusia," kata Eko. 

"Keruh deh. Permasalahan masa lalu sampai sekarang tentang Tuhan itu manusia," kata Budi. 

"Ya...sekedar obrolan saja sih," kata Eko. 

"Memang sekedar obrolan. Ya bisa di bilang pendapat saja sih. Karena dunia ini bermain kata-kata Tuhan, ya di buat begini dan begitu. Jadi....siapa yang jadi Tuhan di antara manusia?!" kata Budi. 

"Mana aku tahu sih. Kalau jadi Setan di antara manusia, ya banyak sih," kata Eko. 

"Berarti...Setan yang berani jadi Tuhan, ya seperti cerita ini dan itu, ya demi menyesatkan manusia," kata Budi. 

"Siapa yang jadi Tuhah? Ya Setan berwujud manusia!" kata Eko.

"Perkara-perkara manusia ini dan itu melebihi takaran ini dan itu," kata Budi. 

"Kalau begitu tidak perlu di bahas panjang lebar. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Wednesday, January 12, 2022

PENAMPILAN ITU MENGGODA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Abdul. Ya di meja, ya ada gorengan yang di bawa Eko sih. Ya Abdul sedang membuatkan kopi di dapur gitu. Lewatlah sesuatu di depan rumah Abdul. Budi dan Eko, ya melihat sesuatu itu dengan baik.

"Dadanya," kata Budi.

Eko mengikuti alur omongan Budi, ya berkata Eko "Pahanya."

"Bener-bener bernafsu aku melihatnya," kata Budi.

"Aku juga....bernafsu melihatnya," kata Eko.

"Bener-bener cantik," kata Budi.

"Memang aku akui Bener-bener cantik," kata Eko.

Abdul yang selesai membuat kopi di dapur dan membawa kopi ke depan rumah. Ya Abdul memang mendengarkan omongan Budi dan Eko. Gelas-gelas yang berisi kopi di taruh di meja.

"Budi dan Eko...ngomongin apa yang sebenarnya?!" kata Abdul.

Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dulu. 

"Sesuatu," kata Budi.

Budi selesai minum kopi, ya gelas di taruh di meja. 

"Sesuatu," kata Abdul.

"Ya memang sesuatu," kata Eko.

Eko selesai minum kopi, ya menaruh gelas kopi di meja lah. 

"Dadanya," kata Budi.

"Dada?!" kata Abdul, ya bingung dengan omongan Budi.

"Pahanya," kata Eko.

"Paha?!" kata Abdul, ya bingung omongan Eko.

"Pokoknya...cantik deh," kata Budi.

"Memang cantik....penampilannya," kata Eko.

"Cantik. Jangan-jangan...Eko dan Budi membahas cewek?!" kata Abdul.

Ya Abdul memang melihat cewek cantik, ya lewat depan rumahnya. 

"Mau..gitu sih. Ngomongin cewek cantik," kata Budi.

"Aku sih ikut alurnya Budi saja," kata Eko.

"Jadi...apa yang di omongin?!" kata Budi.

"Ayam," kata Budi dan Eko bersamaan. 

"Ooooo ayam toh. Becandaan ini mah," kata Abdul.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Nama juga ngikutin alurnya Budi," kata Eko.

"Padahal ngomongin cewek tidak masalah sih," kata Abdul.

"Ya memang ngomongin cewek tidak ada masalah sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Kenapa penampilan cewek itu selalu menggoda?!" kata Budi.

"Karena memang cewek itu....cantiknya menggoda, ya secara keseluruhannya," kata Abdul.

"Ya....bisa saja. Karena hormon kedewasaan cowok mempengaruhi keadaan, ya nafsu gitu," kata Eko.

"Omongan Abdul dan Eko, ya ada benernya sih," kata Budi.

"Main kartu remi saja!" kata Eko.

"Ok....main kartu remi!" kata Abdul.

"Ok.....main kartu remi!" kata Eko.

Abdul, ya mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik lah. Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya sambil ngobrol lah. 

"Ngomong-ngomong. Aku merasa ganjil," kata Budi.

"Ganjil apa?!" kata Eko.

"Ganjil apa Budi?!" Abdul. 

"Aku merasa di awasin," kata Budi.

"Di awasin siapa?!" kata Eko. 

"Jangan-jangan cuma perasaan Budi saja?!" kata Abdul.

"Ya memang cuma perasaan ku sih di awasin. Dua kemungkinan. Satu, ya orang-orang yang berkaitan dengan pemerintahan. Yang kedua, ya orang-orang yang mencari celah aku, ya lengah aku, ya tujuan orang-orang ingin menipu sih," kata Budi.

"Wah...kalau itu sih, ya kemungkinan terjadi sih," kata Abdul.

"Kalau di pikir dengan baik. Budi, ya orang-orang biasa-biasa saja. Kenapa di awasin orang pemerintahan? Ya jadinya aneh sih!. Kalau orang-orang yang ingin menipu dengan mencari celah dari kelengahan Budi, ya semua orang sih merasakan itu. Maka setiap orang, ya harus waspada dalam keadaan apapun," kata Eko.

"Mulai seriuskan pembicaraannya," kata Budi.

"Ya...begitulah," kata Abdul. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Sebenarnya aku becanda kok. Permainan detektif saja!" kata Budi. 

"Aku...sudah paham permainan Budi," kata Eko. 

"Padahal beneran terjadi, ya tidak apa-apa sih. Kan bisa nelpon polisi. Jika terjadi hal yang begini dan begitu," kata Abdul. 

"Kalau urusan sama polisi, ya urusan serius banget," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Ooooo iya. Cowok yang sudah menikah. Masih menyimpan hal ini dan itu di Hp-nya, ya kaitan dengan cewek gitu," kata Budi. 

"Omongan....orang-orang, ya masih sih," kata Abdul. 

"Kaitannya ke hasrat, ya nafsu. Cewek yang penampilan begini begitu di simpan di Hp...cowok sudah punya istri," kata Eko. 

"Pantes urusan seksual, ya beritanya di tegaskan hukumnya," kata Budi. 

"Namanya juga nafsu, ya ada yang bisa mengendalikan dan ada yang tidak," kata Abdul. 

"Sudahlah....tidak perlu membahas itu panjang lebar. Lebih baik fokus main kartu remi!" kata Eko. 

"Ya...fokus," kata Budi dan Abdul bersamaan. 

Ketiganya, ya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

JIWA KEDUA

Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Keadaan sih hujan sih. Dingin-dingin, ya enak sih di angetin sesuatu yang anget, ya kopi yang masih panas gitu.

"Eko...apa keinginan orang-orang bekerja di Tv, ya pada publik, ya tentang acara Tv di buat dengan baik, ya tujuannya ini dan itu sih?!" kata Budi.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Mungkin.....pujian saja!" kata Eko. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Pujian toh!" kata Budi. 

"Sebenarnya sih....lebih pantes memuji sih, ya orang....pendidikan tinggi, ya lulusan Universitas. Karena menilainya dengan bermacam faktor ini dan itu. Jadi acara Tv....bagus sih," kata Eko. 

"Di teliti dengan baik, ya baru di berikan pernyataan bagus, ya pujian dari hasil kerja kerasnya orang-orang bekerja di Tv lah," kata Budi. 

"Kalau seperti kita sih sekedar saja sih....pujian itu. Ya nama juga lulusan SMA, ya masih kurang ini dan itu sih," kata Eko. 

"Memang lulusan SMA, ya sekedar saja pujian...bagus, ya untuk acara ini dan itu yang di buat sama orang-orang yang bekerja di Tv," kata Budi. 

"Ooooo iya...aku ingin tanggapan Eko tentang sesuatu?!" kata Budi. 

"Sesuatu apa?!" kata Eko. 

"Pikiran dan hati," kata Budi. 

"Pikiran dan hati, ya kayanya sih...imajiner. Jangan-jangan ada kaitan dengan berita di Tv, ya Budi?!" kata Eko. 

"Memang ada sih kaitan berita di Tv. Aku ingin menceritakan dengan versi aku sih," kata Eko. 

"Kalau begitu sih silakan bercerita!" kata Budi. 

"Cerita ku, ya misteri sih. Begini ceritanya. Ada seorang pemuda yang menemukan sebuah kitab kuno, yang bertuliskan aksara jawa kuno. Pemuda itu pun mulai menganalisa tulisan kitab kuno itu dengan baik. Pemuda itu jadi tahu arti dari tulisan yang di kitab kuno tersebut. Ternyata tujuannya adalah membangun jiwa kedua dengan cara membaca tulisan di kitab kuno tersebut dan di depan cermin. Pemuda itu penasaran banget sih, ya jadinya pemuda itu membacanya di depan cermin. Tiba-tiba terjadi sesuatu. Bayangan di cermin bicara. Pemuda itu pun bertanya pada dirinya yang di cermin "Siapa kamu?!". Pemuda di dalam cermin itu pun berkata "Aku adalah diri mu. Hati mu!". Pemuda terkejut dan ketakutan banget, ya segera menutup kitab kuno tersebut. Pemuda tersebut menyimpan dengan baik kitab kuno itu di lemari. Pemuda itu menjalan kehidupannya dengan baik, ya seperti biasa. Suatu ketika pemuda itu, ya berganti jiwa, ya jiwa keduanya itu. Pemuda itu menjadi sosok yang liar banget, ya menentang aturan ini dan itu, ya layak setan. Sampai-sampai pemuda itu menghajar orang yang biasa-biasa, ya sampai preman dan juga polisi. Pemuda itu, ya di tangkap sama polisi dan penjara. Di dalam penjara pemuda itu sadar, ya bawa dirinya telah berganti jiwa dengan jiwa keduanya yang jahat yang asalnya dari pembacaan kitab kuno di depan cermin. Pemuda itu berkata "Hati ku ternyata...perwujutan dari keburukan yang liar". Pemuda itu pun, ya belajar ilmu agama di penjara, ya di bimbing petugas penjara yang paham agama, ya tujuannya mengalahkan jiwa keduanya. Pemuda itu pun tekun banget, ya agar tidak lagi berganti jiwa. Sampai masa hukuman di penjara di jalan dengan baik, ya pemuda itu jadi baik, ya berkat bimbingan petugas penjara yang mengajarkan ilmu agama. Pemuda itu keluar dari penjara. Pemuda itu pulang ke rumahnya, ya segera mengambil kitab kuno di lemari dan di bakar lah kitab  kuno tersebut. Semenjak kitab kuno itu di musnahkan, ya jiwa keduanya tidak pernah bangun untuk menggantikan diri pemuda itu. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Misteri. Jiwa kedua, ya hatinya pemuda itu....perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Seperti orang yang bicara ke hatinya, ya pikiran dan hati...kaya berita di Tv," kata Budi. 

"Ok..kena sih. Versi buruknya. Sama hanya seperti film Spiderman. Tokoh yang menjadi Green Goblin kan, ya jiwa keduanya bangkit. Jiwa keduanya perwujutan dari sifat yang buruk, ya liar seperti setan yang tidak tahu aturan lagi, ya seenaknya dewe," kata Eko. 

"Ada...kesamaan itu Eko!" kata Budi. 

"Sama halnya..film Kamen Rider Ryuki, ya jiwa keduanya kan... Kamen Rider Ryuga, ya liar gitu, ya perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Ada...kesamaan lagi itu Eko," kata Budi. 

"Nama juga cerita pasti ada kesamaan ini dan itu," kata Eko. 

"Sebenarnya sih...idenya dari situ sih, ya tidak masalah di ambil sih," kata Budi. 

"Memang tidak masalah lah idenya di ambil dari film ini dan itu. Ya sekedar cerita versi Budi, ya di sesuai dengan keadaan ini dan itu," kata Eko. 

"Memang versi aku," kata Budi. 

"Ya sudah lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Monday, January 10, 2022

BERJANJI BERTEMU DI SURGA TAPI GAGAL

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.

"Surga," kata Budi.

"Ada apa dengan surga?!" kata Eko.

"Manusia yang berjalan di kebaikan, ya pahala dari perbuatan kebaikannya.....surga," kata Budi.

"Ya...omongan Budi benar lah," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Aku...ada cerita sih," kata Budi.

"Ooooo ada cerita toh Budi. Silakan bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita. Seorang cowok yang jatuh cinta pada cewek yang baik. Cewek itu, ya menerima cinta cowok itu. Hubungan keduanya berjalan dengan baik gitu. Sampai suatu ketika, ya ceweknya mengidap penyakit yang mematikan. Cowok itu selalu menemani cewek itu yang sedang sakit, ya bisa di bilang kesetian di tunjukkan dalam keadaan apa pun gitu. Cewek itu, ya tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Cewek itu pun berkata sebelum meninggal "Aku berharap hubungan cinta kita ini sampai ke surga." Cowoknya pun berkata "Aku berjanji....hubungan cinta kita sampai bertemu di surga." Ceweknya pun meninggal dunia. Segeralah cewek itu di kuburkan dengan baik. Setelah kepergian ceweknya yang meninggal, ya cowoknya berusaha untuk memenuhi janjinya sampai bertemu di surga. Cowok menjalankan hidupnya dengan baik. Sampai ujian itu di mulai, ya cowok itu bertemu dengan cewek cantik yang menggoda gitu. Cowok itu menjalin hubungan cewek itu. Ya cewek itu membawa arus yang kuat pada cowok itu, ya sampai minum-minuman keras, narkoba, dan hubungan intim sebelum pernikahan gitu. Cowok itu ada rasa kesadaran, ya sejenak saja sih. Cowok itu terus menjadi liar banget, ya menjalin cinta dengan cewek-cewek nggak bener, ya sampai jadi pengedar narkoba. Cowok itu memang berurusan dengan polisi sih. Cowok itu berani membunuh orang lain, ya masih urusan narkoba sih. Sampai akhirnya, ya cowok itu mati di tembak polisi gitu, ya saat penggebrekan geng narkoba sih. Ya cowok itu di kuburkan dengan baik sih. Di alam akherat, ya cewek yang hidup di dunia matinya karena sakit, ya cewek itu di surga, ya menikmati pahala dari perbuatan baiknya saat di dunia. Sedangkan cowok itu pun berada di neraka, ya berkata "Aku gagal memenuhi janji ku untuk bertemu di surga dengan cinta sejati ku yang baik. Aku jatuh pada ujian dunia yang membuat aku harus menerima ganjarannya. Aku di neraka." Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya cewek berhasil masuk surga karena pahalanya berbuatkan kebaikan di dunia. Sedangkan...cowoknya, ya gagal ujian dunia, ya akhirnya masuk neraka," kata Eko.

"Janji bertemu di surga tidak bisa di penuhi," kata Budi.

"Mau di kata apa, ya kalau tidak bisa bertemu di surga?!" kata Eko.

"Kalau dunia kenyataan berarti urusan cinta kebanyakan terpisah antara surga dan neraka," kata Budi.

"Ya...hidup di dunia ini kan kita bisa menilai dengan baik, ya kebiasaan manusia yang berjalan di jalan kebaikan sampai manusia berjalan di jalan keburukan. Jadinya sih dunia, ya bisa bersama urusan cinta, ya tapi urusan akhirat, ya bisa saja terpisah antara surga dan neraka," kata Eko.

"Sudah ah...sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Emmmmmm," kata Eko.

"Main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi, ya mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baiklah sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

SAYANG BANGET CUMA SEBATAS SEKENARIO CERITA CINTA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko. Aku ingin bercerita," kata Budi.

"Silakan bercerita, ya seperti biasanya!" kata Budi.

"Baiklah aku bercerita. Ceritanya begini. Seorang cewek cantik berusaha keras jadi artis terkenal sih. Cewek itu mulai karirnya dari penyanyi kafe. Ketika ada acara Tv yang mencari bintang baru untuk bernyanyi, ya ajang kompetisi menyanyilah. Cewek itu ikut ke ajang kompetisi menyanyi itu, ya jadi peserta. Audisi di jalanin dengan baik, ya sampai cewek itu jadi juara pertama. Cewek itu menjalankan kehidupan barunya, ya sesuai dengan impianya jadi artis terkenal. Sampai sekitar satu tahun. Cewek itu harus mempertahankan kepopulerannya  dengan kepintaraannya. Tapi bintang baru pun muncul, ya dengan cerahnya bersinar, ya populer gitu, ya artis terkenal. Cewek itu memilih menjalankan kotrak hubungan cinta dengan cowok, ya artis sih, ya tujuannya tetap populer. Ternyata usaha itu berhasil sih. Cewek itu tetap populer dengan baik, ya selayaknya artis terkenal yang mampu mempertahankan ke populerannya. Cowok yang di ajak kerja sama itu, ya populer dengan baik. Cewek itu mengalami dilema, ya berkata seperti ini "Sayang banget cuma sebatas sekenario cerita cinta". Cewek itu berharap lebih hubungan dengan cowok yang ia ajak kerja sama itu, ya jenjang pernikahan beneran gitu, tapi tidak bisa, ya karena cowok itu punya kekasih sih, ya media pun tidak tahu hubungan kisah cinta artis cowok itu. Demi utusan kotrak kerja, ya tetap populer di dunia keartisan, ya cewek itu terus menjalan hubungan baik dengan cowok itu, ya sampai menjalankan pernikahan di depan media, ya sebenarnya tidak, ya kotrak kerja saja. Begitulah....ceritanya Eko," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya memang sih kata tokoh cewek benernya 'Sayang banget cuma sebatas sekenario cinta'....," kata Eko.

"Cewek kalau dekat dengan cowok, ya berharap lebih. Tapi kenyataannya....cowok yang di ajak kerja sama, ya punya kekasih," kata Budi.

"Kerapuhannya cewek," kata Eko.

"Dalam kerapuhan di dalam cewek itu, ya cewek itu terus menjalankan kotrak kerja urusan cinta dengan cowok itu....agar tetap bertahan di dunia keartisan, ya populer. Kaya dan tenar....itu terpenting," kata Budi.

"Memang...tipe cewek karir, ya kaya dan tenar. Segala cara di usaha dengan baik, ya agar tetap kaya dan tenar. Walau terkadang mengorbankan hati," kata Eko. 

"Ya nama juga keadaan. Pilihan hidup!" kata Budi.

"Kayanya.....idenya di ambil dari artis Tv yang ini dan itu, ya kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya...begitulah!" kata Budi. 

"Ya...sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur!" kata Eko.

"Ok.....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

Sunday, January 9, 2022

TERKESAN KEPINTARAN CEWEK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Aku hari ini terkesan," kata Budi.

"Budi....terkesan hari ini. Kayanya ada yang aneh?!" kata Eko.

"Mungkin...aku sedikit aneh hari ini. Apa karena kebiasaan ku menilai cewek?!" kata Budi.

"Ooooo kaitannya masih cewek toh. Ya pastinya....aneh lah. Jika menilai cewek membuat Budi bekesan seperti itu. Ya biasanya, ya biasa saja sekedar bahan obrolan gitu. Tapi ngomong-ngomong berkesan apanya Budi?!" kata Eko.

"Karakter cewek!" kata Budi.

"Karakter cewek!" kata Eko.

"Aku...menonton acara Tv tentang pendidikan agama Islam. Seorang cewek, ya Ustadzah gitu. Ustadzah itu menerangkan dengan baik, ya tema yang di angkat mendidik anak gitu. Aku...berkesan saja karena karakter tuh Ustadzah di tonjolkan dengan baik ketika menerangkan tema yang di angkat gitu. Menunjukkan kepintarannya di bidang ke ilmuannya," kata Budi. 

"Kalau ini mah....penilaian dari sudut lulusan Universitas," kata Eko. 

"Apa iya?!" kata Budi. 

"Omongan Abdul tentang Budi, ya ternyata bener. Budi yang sering mempelajari bacaan di koran yang ini dan itu, ya ternyata telah berkembang setingkat pendidikan Universitas, ya padahal Budi, ya hanya lulusan SMA," kata Eko. 

"Nama juga ingin maju. Ya belajar dari keadaan apa pun yang penting pintar lah. Siapa tahu di masa depan aku menjadi orang yang hebat, ya menaikan derajat ku, ya setingkat pejabat gitu," kata Budi. 

"Omongan Budi. Benar lah. Belajar dari keadaan apa pun yang penting pintar, ya siapa tahu di masa depan menaikan derajat, ya jadi pejabat," kata Eko. 

"A dan B. Dua sisi di jelaskan dengan baik berdasarkan pokok masalah di angkat, ya di tegaskan ini dan itu," kata Budi. 

"Kata...pemuda yang lulusan Universitas sih. Ya katanya sih, ya bukan A dan B. Yang tepat itu varibel x dan y. Diangkat suatu judul yang menjadi pokok permasalahan, ya di jelaskan dengan baik, ya di tegaskan dengan tiori-tiori ini dan itu. Bisa di bilang bentuk dari penelitian ini dan itu. Hasilnya, ya ada data ini dan itu. Kesimpulan yang baik, ya penelitian itu baik," kata Eko. 

"Kalau...Eko menjelaskan seperti itu, ya seperti pendidikan Universitas yang sebenarnya," kata Budi. 

"Aku...belajar dari keadaan apa pun, ya tujuannya pinter. Siapa tahu di masa depan jadi orang sukses," kata Eko. 

"Kemungkinan....Abdul juga!" kata Budi. 

"Iya iyalah!" kata Eko. 

"Kalau begitu lebih baik main catur!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur lah. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Sekitar 10 main catur. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Ya...Abdul duduk bersama Budi dan Eko. Karena ada Abdul, ya Budi dan Eko mengakhiri permainan caturnya. Ya jadinya ketiganya main kartu remi, ya main dengan baik. 

Friday, January 7, 2022

BILA NANTI

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?!" kata Eko.

"Ada sebuah cerita," kata Budi.

"Ya....cerita apa?!" kata Eko.

"Ya...cerita kisah cinta sih," kata Budi.

"Cerita kisah cinta. Ya...ceritakan..Budi!"kata Eko.

"Aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya bernama Putri. Ya Putri kerja sih di perusahaan sih. Seorang cowok, ya namanya...Hari. Ya Hari kerja juga di perusahaan. Hari dan Putri bertemu di kafe sih tidak sengaja gitu, ya urusan masing-masing. Hari terkesan pada pandangan pertamanya, ya terhadap cewek cantik, ya Hari memutuskan untuk berkenalan dengan cewek itu, ya Putri. Ya Putri, ya terkesan juga dengan cowok yang berkenalan dengan dirinya, ya menerima baik cowok itu, ya Hari. Kedua, ya bicara di kafe. Setelah itu, ya keduanya pun menjalankan aktivitas seperti biasa, ya kerja dan kerja. Urusan hubungan, ya berjalan dengan baik sih. Hari memutuskan untuk menyatakan cinta sama Putri, ya karena hubungan baik, ya pertemanan sudah cukup sih, ya satu bulan gitu. Putri pun menerima cinta Hari. Keduanya menjalin hubungan pacaran, ya sampai satu tahun penuh gitu, ya akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ya Putri, ya tidak kerja lagi dari perusahaan, ya karena permintaan Hari, ya Hari bisa mencukupi kebutuhan Putri sehari-hari. Jalan rumah tangga Hari dan Putri, ya berjalan dengan baik sih sampai buah cinta lahir sih. Bayi yang cantik, ya namanya Cinta. Sampai Cinta berumur 5 tahun. Hari berubah sikapnya dengan Putri. Hari pun bermain cinta dengan cewek bernama Vania, ya sampai mabok-mabokan gitu. Awalnya Putri tidak tahu ulah Hari, ya lama-lama ketahuan juga kalau Hari berselingkuh sih. Putri marah-marah sama Hari karena ulahnya, ya selingkuh. Hari tidak peduli marahnya Putri. Hari tetap jojong menjalin hubungan cinta dengan Vania. Putri yang sakit hati, ya meninggalkan rumah, ya membawa Cintalah, ya anaknya Putri. Ya Putri pulang ke rumah orang tuanya, ya menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya. Ya orang tuanya menerima dengan baik anaknya dan juga cucunya. Ternyata Putri mengidap penyakit kangker, ya meninggal lah. Hari pun tahu infomasi Putri meninggal, ya segera ke rumah orang tua Putri. Hari pun benar-benar menyesal mengkhianati cinta Putri, ya dengan berselingkuh dengan Vania. Hari pun menerima Putri meninggal. Hari, ya merawat Cinta dengan baik lah. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus," kata Eko.

"Emmmmm," kata Budi.

"Nama tokohnya kenapa pake nama Putri?!" kata Eko.

"Menggunakan nama populer lebih baik," kata Budi.

"Artis...maksudnya?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya memang sih kisah cinta artis Putri dengan Hari, ya lagi hangat-hangat sih," kata Eko. 

"Memang sih...omongan Eko Bener!" kata Budi. 

"Kalau aku memberi saran sih lebih baik Lesti saja nama tokohnya, ya urusan rumah tangga Lesti dan Risky kan...lagi hangat-hangatnya, ya sampai punya anak gitu," kata Eko. 

"Sarannya di terima. Tapi kan yang memutuskan aku kan!" kata Budi. 

"Ya...memang sih Budi yang memutuskan nama tokoh di cerita Budi. Ok lah. Sebenarnya. Ceritanya...ujian dalam rumah tangga, ya orang ketiga. Dalam kenyataan sih, ya urusan masih pacaran saja...bisa selingkuh. Apalagi sudah menikah," kata Eko. 

"Memang ujian dalam cinta," kata Budi. 

"Bila nanti kau kembali aku terima, tapi luka karena sakit karena cinta, ya masih susah untuk di obati. Terngiang-ngiang....pengkhiatan cinta itu," kata Eko. 

"Omongan...Eko ada benernya. Ya Hari kembali karena anaknya, ya Cinta, ya ada sih cinta sama Putri. Tapi ternyata Putri meninggal dunia karena sakit kangker," kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin kisah cinta Putri dan Hari, yang buat Budi. Sekedar bahan obrolan," kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CONTOH YANG BAIK

Eko dan Budi duduk di ruang tengah, ya rumahnya Budi. Ya kedua asik nonton acara Tv yang menayangkan sepak bola sih, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Permainan bagus, ya Eko," kata Budi.

"Ya...main sepak bola kan orang-orang pinter di bidangnya, ya jadinya permainannya bagus sih," kata Eko. 

Eko dan Budi terus menikmati tontonannya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keduanya terkadang terbawa suasana ketika waktunya pemain sepak bola, ya mau masukin bola ke gawang lawan sih. Pokoknya tontonan acara Tv....sepak bola, ya seru banget sih. Sampai babak pertama selesai sih. Ya...iklan deh. Budi mengambil koran di meja sih. Ada foto, ya cewek berhijab sih di koran. Budi pun memang melihat iklan di Tv, ya tentang cewek-cewek berhijab. 

"Eko. Iklan di Tv.....cewek-cewek berhijab," kata Budi. 

"'Kalau iklan di Tv, ya cewek-cewek berhijab, ya itu sih....urusan mereka mempromosikan produk yang di iklan kan. Urusan ekonomi," kata Eko. 

"Berarti...ekonomi sesuai dengan rencana manusia dengan baik," kata Budi. 

"Ya begitu lah. Pasarnya....kan kebanyakan orang muslim. Barang yang di jual, ya kebutuhan...orang muslim, ya salah satunya hijab itu kan di jual di pasar," kata Eko. 

"Berarti....kalau pasarnya....agama lain, ya seperti negara lain yang mayoritasnya agama Kristen saja. Berarti....di jual barang-barang kebutuhan orang Kristen," kata Budi. 

"Ya...agama itu mempengaruhi segalanya, ya ekonomi terpengaruh banget gitu," kata Eko. 

"Pinter-pinter membaca pasar jika ingin berhasil di bidang perdagangan," kata Budi. 

"Ya...salah satu contoh saja, ya Abdul, ya teman kita, ya kerjaannya pedagang. Abdul, ya harus pinter-pinter membaca pasar lah, ya agar usaha di jalankan berhasil dengan baik dan tetap bertahan dalam keadaan apapun," kata Eko. 

"Ya memang akui Abdul pinter!" kata Budi. 

"Budi kenapa megang koran. Jangan-jangan mau ngomongin foto cewek berhijab di koran?!" kata Eko. 

"Ya memang sih....mau ngomongin foto cewek berhijab di koran. Jadi bagaimana tanggapan Eko dengan foto cewek berhijab di koran?!" kata Budi. 

"Di...kaitkan ke Purnama...apa tidak?!" kata Eko

"Ya...tidak lah!" kata Budi. 

"Kalau tidak di kaitkan ke Purnama, ya aku tanggapan dengan baik. Cewek di foto di koran itu, ya cantik....penilaian ku. Tapi beda dengan cowok lain, ya pastinya beda lah. Biasa cantik itu relatif, ya tergantung cowok yang menilainya...suka atau tidak...pada kecantikan cewek itu," kata Eko. 

"Ya...kalau Eko menilai cewek di foto di koran cantik, ya aku juga penilainya...cantik juga lah," kata Budi. 

"Cewek di foto koran itu, ya pinter nyanyi dan juga main sinetron. Karakter yang di bawanya di sinetron. Yang ini dan itu, ya bagus sih," kata Eko. 

"Memang sih. Cewek di foto di koran, ya pinter nyanyi dan main sinetron sih. Artis kan harus bisa ini dan itu," kata Budi. 

"Cewek di foto di koran, ya berhijab...jadi contoh yang baik untuk cewek-cewek lah," kata Eko. 

"Waktunya perempuan bicara, ya kaya acara Tv kan?!" kata Budi. 

"Aku dan Budi kan cowok. Kok jadi perempuan bicara?!" kata Eko. 

"Mulai becandanya!" kata Budi. 

"Nama juga obrolan, ya pasti ada becandanya lah. Emangnya serius terus!" kata Eko. 

"Aku paham omongan Eko," kata Budi. 

"Sudah ngomong in cewek cantik, ya artis...Nabila!" kata Eko. 

"Ok..tidak membicarakan artis cantik...Nabila!" kata Budi. 

Budi pun menaruh koran di meja. Acara Tv, ya sepak bola babak kedua sih. Budi dan Eko, ya menonton dengan asik acara TV, ya sepak bola, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul, ya masuk ke dalam rumah Budi dengan salam lah. Budi dan Eko, ya menjawab dengan baik salamnya Abdul. Ya Abdul duduk bersama dengan Budi di Eko, ya di ruang tengah lah. Ketiganya, ya nonton Tv dengan acara sepak bola lah, ya sambil menikmati minum kopi lah. 

Thursday, January 6, 2022

CUITANNYA DI UBAH

Eko ada urusan, ya meninggalkan rumah Budi. Ya Budi masih duduk di depan rumah sedang baca koranlah. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motor di depan rumahnya Budi. Abdul pun duduk dengan baik, ya sebelah Budi.

"Abdul," kata Budi.

Budi menghentikan baca koran, ya di menaruh korannya di meja.

"Budi. Hari ini. Ada-ada berita di koran ya?!" kata Abdul.

"Kan memang berita di koran ada-ada saja. Ya ceritanya yang begini dan begitu sih," kata Budi.

"Beritanya ini, ya ada kaitan dengan penghinaan gitu," kata Abdul.

"Penghinaan. Antara manusia dan manusia, ya itu kan memang terjadi karena akhlak manusia yang buruk, ya susah untuk di jadikan manusia yang baik," kata Budi.

"Memang akhlaknya buruk sih. Manusia menghina manusia, ya kalah dari setan yang selalu menjatuhkan manusia pada perkara ini dan itu, ya sampai ke neraka jaham," kata Abdul.

"Beritanya.......penghinaan sampai urusan ini dan itu...........sampai kena ke urusannya di tuduh menghina Tuhan," kata  Budi.

"Contohnya seperti ini, ya aku ambil dari koran sih, ya cuitan sih 'Kasihan sekali kamu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih aku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan aku tak perlu dibela'....." kata Abdul.

"Kok...di ubah Abdul?!" kata Budi.

"Ya aku ubahlah. Takutnya aku bisa kena. Urusan bisa ribet dengan polisi," kata Abdul.

"Kalau di ubah kan maksud dan tujuannya jadi beda Abdul," kata Budi.

"Mulai pola pemikirannya seperti lulusan Universitas. Padahal Budi kan lulusan SMA!" kata Abdul.

"Ok.......aku akui. Aku cuma lulusan SMA. Tapi kan aku banyak belajar, ya dengan membaca koran....kan wawasan ku makin luas. Dan juga aku berkeinginan kuliah, ya tujuannya aku jadi orang sukses gitu. Kali aja aku jadi pejabat gitu kalau aku punya pendidikan Universitas," kata Budi.

"Iya deh Budi punya keinginan menaikan derajat, ya agar jadi orang kaya," kata Abdul.

"Kalau di ubah....urusan di tuduh menghina Tuhan, ya berita di koran dan di bahas di acara Tv. Antara A dan B, ya Dua Sisi. Jadi tidak ada masalah lah!" kata Budi.

"Aku dan Budi kan ...selalu bersikap netral. Ya tidak ingin membuat masalah atau mencari masalah sih. Beda dengan orang-orang yang berbuat ini dan itu, ya tujuannya ini dan itu....sampai urusan ke polisi sih. Karena melanggar aturan yang telah di buat dan di sepakatin bersama," kata Abdul.

"Skakmat," kata Budi.

"Kok skakmat?!" kata Abdul.

"Orang pinter yang bergelar ini dan itu, ya membuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalahkan sama Abdul dengan mengubah saja...cuitan itu yang di publikasikan di media ini dan itu. Ya jadinya skakmat. Kalah dari lulusan SMA, ya berpikir bijak dalam bertindak!" kata Budi.

"Kalau di pikir dengan baik. Ya benarlah....omongan Budi. Terkadang lulusan Universitas ini dan itu yang berbuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalah kan sama lulusan SMA. Itu baik!" kata Abdul.

"Kalau begitu kita main catur saja!" kata Budi.

"Ok....main catur!" kata Abdul.

Abdul dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya pun main catur dengan baik.

KEPRIBADIAN YANG BAIK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

"Aku punya cerita, ya ingin tanggapan Eko tentang ceritaku?!" kata Budi.

"Ya cerita saja!" kata Eko.

"Ceritanya seperti ini. Seorang pemuda yang kaya. Ya kekayaannya memang dari warisan orang tuanya, ya berarti yang kaya kan orang tuanya. Pemuda itu, ya mengembangkan usaha orang tuanya, ya berjalan dengan baik, ya sesuai dengan amanah orang tua sih. Pemuda menjalin kisah cinta sama cewek, ya kaya sih. Pemuda merasa resah terus berhubungan kisah cinta dengan ceweknya. Sampai akhirnya pemuda itu memutuskan menyamar menjadi orang miskin, ya sampai orang gila untuk membuktikan kepribadian cewek yang di jadikan pacar itu. Pemuda itu sungguh kecewa banget dengan cewek yang di jadikan pacarnya itu, ya menghina pemuda itu saat dirinya menyamar jadi orang gila. Pemuda itu, ya bener-bener kecewa. Pemuda itu memutuskan putus dari cewek itu, ya ketahuan kepribadian cewek itu. Pemuda terus menjalin hubungan cewek-cewek yang di jadikan pacarnya. Ya tetap pemuda itu punya rasa resah, ya jadinya menyamar lagi menjadi orang miskin sampai orang gila. Lagi-lagi pemuda itu dapet penghinaan dari cewek yang di jadikan pacar, ya saat diri menyamar jadi orang gila. Pemuda itu tahu kepribadian cewek itu, ya di putuslah cewek itu. Pemuda itu kapok pacaran, ya jadi penyendiri. Sampai suatu ketika, ya pemuda itu sedang berada di desa, ya pemuda itu terkesan dengan cewek cantik di desa sih. Cewek itu, ya memang ahli agama Islam, ya guru mengaji di mesjid di desa tempat tinggalnya. Pemuda itu berkenalan dengan cewek itu. Tetapi cewek itu berusaha menghindari pemuda itu. Pemuda itu memutuskan menyamar jadi orang miskin, ya sampai jadi orang gila. Cewek itu baik pada semua orang, ya termasuk orang gila. Pemuda itu makin menyukai cewek yang ahli agama Islam itu. Pemuda itu pun memutuskan melamar cewek itu dengan keadaan dirinya, ya orang miskin. Pemuda itu seneng banget di terima cewek itu. Setelah menikah. Ya pemuda itu pun menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya, ya sampai nyamar ini dan itu. Cewek itu mengerti apa mau pemuda itu, ya ingin tahu kepribadian sesungguhnya cewek. Pemuda itu senang mendapatkan cewek yang berakhlak baik. Begitu ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Cerita tentang pemuda yang kerjaannya menyamar ini dan itu, ya demi membuktikan kepribadian cewek," kata Eko. 

"Ya memang sih Eko. Pemuda itu ingin tahu kepribadian cewek yang di sukainya," kata Budi. 

"Kaya aku inget sesuatu. Ada artis menyamar ini dan itu, ya sampai jadi orang gila," kata Eko. 

"Ya memang ada artis yang pernah nyamar ini dan itu, ya sampai jadi orang gila," kata Budi. 

"Jadi...idenya. Jangan-jangan di ambil dari artis yang menyamar, ya Budi?!" kata Eko. 

"Ya bisa di bilang begitu sih. Sebenarnya sih aku melihat orang gila di pinggir jalan, ya saat aku pergi kerja sih," kata Budi. 

"Ooooo ada realita kehidupan toh...tentang orang gila," kata Eko. 

"Kasihan juga orang gila itu," kata Budi. 

"Nama juga ujian manusia hidup di muka bumi, salah satunya menjadi orang gila," kata Eko. 

"Main catur...Eko!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Ya Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Pemuda itu. Pinter mendapatkan cewek yang akhlaknya baik. Cewek ahli agama, Islam," kata Eko. 

"Memang sih pemuda itu pinter mendapatkan cewek yang akhlaknya baik sih, ya ahli agama Islam. Ya sama seperti Eko yang mendapat Purnama, ya cewek berakhlak baik," kata Budi. 

"Ide cewek berakhlak baik itu di ambil dari Purnama?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya bagus sih...jadinya ceritanya," kata Eko. 

"Ya...ada juga idenya di ambil dari sinetron atau film yang menceritakan tentang cewek-cewek berakhlak baik sih," kata Budi. 

"Berarti artis cewek yang berakhlak baik. Ok. Bagus semuanya!" kata Eko. 

"Bagus semuanya...apanya Eko?!" kata Budi. 

"Ceritanya!" kata Eko. 

"Ooooo cerita toh. Ya aku sepakat dengan Eko saja. Bagus...ceritanya!" kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK