CAMPUR ADUK
Saturday, November 13, 2021
KERIS SAKTI
Friday, November 12, 2021
PATAH HATI
"Cewek itu kalau cantik, ya menggoda pesona kecantikannya," kata Budi.
"Cewek yang mana yang di omongin?!" kata Eko.
"Cewek cantik yang ada di acara Tv," kata Budi.
"Artis maksudnya...ya Budi?!" kata Eko.
"Iya!!!" kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Kalau artis, ya pesona kecantikannya memang menggoda," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. Tiba-tiba Budi teringat sesuatu tentang cerita cerpen. Budi berkata "Patah hati".
Eko mendengarkan omongan Budi dan berkata Eko "Ada apa dengan patah hati?!"
"Cerita cerpen tentang patah hati," kata Budi.
"Ooooo cerita cerpen tentang patah hati. Budi cerita kan cerita cerpen itu!" kata Eko.
"Baiklah aku ceritakan. Cerita seperti ini. Seorang cewek yang cantik yang patah hati karena pengkhianatan cowoknya, ya pacarnya. Cewek itu berpikir pendek, ya ingin bunuh diri dengan cara ingin menabrakan diri kereta api, ya memang cewek itu sudah berjalan di jalur kereta. Ya kereta sudah mulai mendekat. Ada seorang cowok yang keterbelakangan mental melihat cewek yang mau bunuh diri di jalur kereta api. Cowok itu langsung menyelamatkan cewek itu, ya dari rencana bunuh diri. Cewek itu pun gagal bunuh diri. Cowok keterbelakangan mental berkata ke cewek itu "Ibu bilang sih. Hidup ini di jalanin dengan baik pasti hasil baik. Apa pun kesulitan ini dan itu, ya ujian hidup. Harus bijak dalam menyikapi hidup". Cewek itu sadar dari apa yang di lakukan adalah kesalahan dalam mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup. Cewek itu belajar dari cowok keterbelakangan mental itu, ya untuk memperbaiki hidupnya. Sampai suatu ketika cewek itu bertemu dengan mantannya yang telah membuat dirinya sakit hati dan berpikir pendek untuk bunuh diri. Cowok keterbelakangan mental, ya ada untuk mengarahkan cewek itu di jalan kebaikan. Cewek itu benar-benar melupakan mantannya. Cewek itu terus bersama cowok keterbelakangan mental, ya jadi teman baik dan juga belajar dengan baik pemahaman agama dari ustad yang di tunjuk ibunya si cowok keterbelakangan mental. Begitulah ceritanya...Eko," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Cewek labil dalam urusan cinta, ya patah hati. Pikiran pendeknya ada untuk mengakhiri hidupnya, ya seperti kerasukan setan, ya di kendalikan untuk bunuh diri," kata Eko.
"Memang ada sih pikiran pendek, ya seperti di kendalikan setan dan merencanakan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri," kata Budi menegaskan omongan Eko.
"Cowok keterbelakangan mental menolong cewek yang pikirannya lagi pendek banget. Cowok itu di umpamakan malaikat penolong. Pertanyaan ku. Cewek itu setelah berteman dengan baik dengan cowok keterbelakangan mental. Apakah cewek itu ada rasa dengan cowok keterbelakangan mental, ya cinta gitu?!" kata Eko.
"Kalau itu sih. Aku tidak bisa menjawabnya. Ceritanya sebatas sampai cewek itu berteman dengan cowok keterbelakangan mental," kata Budi.
"Ya kalau begitu sih tidak terjawab tidak ada masalah sih," kata Eko.
"Kalau di pikir dengan baik. Cewek memang ingin kesempurnaan dari cowok yang di sukai. Apa mungkin cewek bisa menerima cowok keterbelakangan mental, ya urusan cinta?!" kata Budi.
"Di film bisa," kata Eko.
"Ya memang sih di film bisa. Cowok keterbelakangan mental jadi normal karena keajaiban. Ceweknya menerima dengan baik cowok itu," kata Budi.
"Ya sudah lah tidak perlu di bahas lagi. Lebih baik main catur!" kata Eko.
"Ok. Main catur!" kata Budi.
Eko telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
Thursday, November 11, 2021
CERMINAN YANG BAIK KISAH CINTA
DIA YANG KU CINTAI TAPI MENGKHIANATIKU
"Eko asik banget baca koran," kata Budi.
Budi mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng.
"Ya begitulah," kata Eko.
Eko menghentikan baca korannya dan menaruh koran di atas meja.
"Berita politik, ya menarik juga di baca," kata Eko.
Eko mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas.
"Politik. Tumben banget," kata Budi.
Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas. Eko menaruh teh gelas di meja.
"Ya begitu lah," kata Eko.
Budi menaruh teh gelas di meja. Tiba-tiba Budi teringat sesuatu dan berkata dengan baik "Di depan manis di belakang main rapih."
Eko terkejut dengan omongan Budi, ya perkiraan Eko, ya jangan-jangan Budi ada masalah.
"Budi ada masalah?!" kata Eko.
"Ya tidak ada masalah sih. Cuma ada sebuah cerpen yang menarik yang aku pelajarin dengan baik sih," kata Budi.
"Cerpen toh. Aku kirain Budi ada masalah, ya seperti artis atau orang-orang yang punya masalah urusan cinta karena omongan Budi, ya kena urusan cinta.....di depan manis di belakang main rapih," kata Eko.
"Urusan cinta ada yang jalan baik dan ada jalan yang buruk. Ya hidup ini antara baik dan buruk lah," kata Budi.
"Memang sih hidup ini antara baik dan buruk. Ya Budi tolong cerita dengan baik cerpen itu!" kata Eko.
"Ok. Aku cerita cerpen itu. Judulnya Dia Yang Ku Cintai Tapi Mengkhianatiku. Seorang pemuda yang baik. Pemuda itu bekerja keras demi dirinya menjadi sukses, ya kaya raya, ya jadinya kaya karena kepintaran pemuda itu. Pemuda itu bertemu dengan cewek cantik di saat acara yang mewah. Cewek itu membuat berkesan pada Pemuda itu, ya jatuh cinta pada pandangan pertama sih. Pemuda pun memutuskan menjalin hubungan baik dengan cewek itu. Hubungan itu pun berjalan dengan baik sih sampai pemuda itu menikahi cewek itu. Cewek itu terus bersikap manis di hadapan pemuda itu, ya suaminya. Tapi ternyata cewek itu di belakang, ya bermain cinta dengan pacarnya, ya hubungan itu rapih banget. Sampai akhirnya pemuda itu tahu belangnya si cewek itu, ya pemuda itu langsung menceraikan cewek itu. Pemuda itu pun fokus dengan urusan kerajaannya untuk melupakan kisah cintanya. Cewek itu memang merasa bersalah sih karena telah berkhianat kepada pemuda itu, ya suaminya dalam urusan cinta, tapi cewek itu tidak bisa melupakan cinta pertamanya yang datang kepadanya dan ingin bersatu dalam hubungan. Ya begitulah ceritanya...Eko," kata Budi.
"Cerita tentang pengkhianatan cinta toh," kata Eko.
"Kenapa cewek itu tidak bisa melupakan cinta pertamanya?!" kata Budi.
"Ya kadang kalau terlalu cinta sih, ya susah untuk melupakan cinta pertama," kata Eko.
"Padahal pemuda itu pun telah memberikan cinta terbaik pada cewek itu," kata Budi.
"Rasa cinta yang di berikan itu apa bisa menyentuh hati cewek itu. Kalau tidak bisa menyentuh hatinya, ya cewek itu lebih memilih cinta pertamanya kembali padanya," kata Eko.
"Ooooo rasa cinta toh. Kalau rasa itu bisa menyentuh hati cewek itu, ya berarti cewek itu lebih baik memilih pemuda itu yang telah menjadi suaminya dan melupakan pacarnya, ya cinta pertama datang lagi yang ingin bersatu dalam hubungan," kata Budi.
"Ya sudahlah ngomongin itu, ya lebih baik main catur saja!" kata Eko.
"Ok. Main catur!" kata Budi.
Eko telah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja lah. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Kita ini hanya lulusan SMA. Urusan politik, ya bisa di bilang tebak-tebakan dalam memutuskan siapa yang di pilih jadi pemimpin, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Tebak-tebakan. Ya bisa di bilang begitu sih. Nama juga lulusan SMA, ya beda lulusan Universitas yang mencari tahu dengan baik dengan proses penelitian yang ini dan itu dalam memutuskan pemimpin urusan politik sih," kata Eko yang menegaskan omongan Budi.
"Ya sudahlah fokus main catur!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya main catur dengan baik lah.
Wednesday, November 10, 2021
MENJADI CONTOH YANG BAIK
"Asik baca korannya," kata Eko.
Eko mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik lah tempe goreng.
Budi berhenti baca koran.
"Sekedar saja Eko. Ingin tahu perkembangan ini dan itu, ya lewat membaca koran," kata Budi.
Budi menaruh koran di meja. Eko melihat foto di koran, ya foto artis yang berhijab. Budi mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah.
"Cantik banget," kata Eko.
Budi mendengar omongan Eko, ya terkejut lah.
"Eko. Cantik itu siapa yang di omongin itu?!" kata Budi.
"Foto di koran!" kata Eko.
Budi melihat foto yang ada di koran, ya koran ada di mejalah. Foto di koran, ya foto artis cantik yang berpenampilan muslimah, ya berhijab gitu.
"Ooooo artis cantik berpenampilan muslimah. Cantik memang," kata Budi.
"Cewek berhijab, ya jadi contoh yang baik," kata Eko.
Eko mengambil teh botol di meja, ya di minum dengan baik teh botol.
"Ya memang sih. Cewek berhijab itu contoh yang baik bagi cewek-cewek menjalankan agamanya dengan baik," kata Budi.
Budi mengambil teh botol di meja, ya di minum dengan baik teh botol lah. Eko menaruh teh botol di meja.
"Hidup ini ada yang baik dan buruk," kata Eko.
Budi menaruh teh botol di meja.
"Memang sih. Hidup ini ada yang baik dan buruk," kata Budi.
"Cewek yang belajar dengan baik pemahaman agama islam, ya akan terus memakai hijab dengan baik. Tapi ada yang alakadarnya belajar agama islam, ya jadinya....pake hijabnya kaya iya dan tidak," kata Eko.
"Omongan Eko memang bener. Satu sisi sungguh-sungguh menjalankan agama islam dengan baik. Satu sisi lain, ya alakadarnya. Ya contohnya sih banyak di dalam kehidupan sehari-hari," kata Budi.
"Contohnya banyak!" kata Eko.
"Purnama termasuk cewek yang menjalankan agama islam dengan baik, ya berhijab," kata Budi.
"Orang tuanya membimbing dengan baik Purnama, ya menjadi cewek muslimah yang baik," kata Eko.
"Semua orang tua yang paham agama islam, ya membimbing anak ceweknya menjadi cewek muslimah yang baik," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Eko. Lebih main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil bawah meja papan catur dan di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.
"Kalau di pikir aku tertarik cewek cantik yang berhijab," kata Budi.
"Masa?!" kata Eko.
"Iya deh. Aku akui. Ada beberapa cewek yang aku sukai, ya belum berhijab dan juga ada yang beragama lain juga," kata Budi.
"Pilih-pilih cewek yang baik untuk di jadikan pacar kan Budi?!" kata Eko.
"Ya iya lah pilih-pilih. Nama juga cowok," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mungkin aku bisa mencontoh Eko dalam memilih cewek. Ya mendapatkan cewek yang berhijab," kata Budi.
"Terserah Budi!" kata Eko.
"Ya udahlah. Fokus main catur!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya main catur dengan baik lah.
Tuesday, November 9, 2021
KEADAAN YANG AKAN MENUNJUKKAN KEBENARAN
"Eko. Ada sebuah cerita cerpen. Ceritanya seperti ini. Ada seorang pemuda yang rajin ibadah pada ajaran agama yang ia yakini, ya menyembah patung para dewa. Sampai suatu ketika. Ujian dateng warga desa. Satu persatu warga desa meninggal karena wabah penyakit. Tabib yang biasa mengobati warga desa, ya terkena penyakit juga dan akhirnya meninggal. Sampai adik pemuda itu terkena penyakit juga. Pemuda itu berdoa pada patung dewa, ya agar menyembuhkan adiknya yang sakit. Patung dewa tetap diam saja, ya tidak menolong pemuda itu. Adiknya akhirnya meninggal karena penyakit. Pemuda itu bersedih kehilangan adik, ya satu satunya. Pemuda itu marah banget dan menghancurkan patung dewa. Pemuda itu pun meninggal juga karena wabah penyakit," kata Budi.
"Ceritanya bagus," kata Eko.
"Tanggapannya kok cuma bagus aja Eko?!" kata Budi.
"Ok. Aku tanggapi dengan baik. Pemuda itu kecewa karena patung para dewa yang di sembahnya, ya tidak menolong karena wabah penyakit menyerang warga desa, ya sampai warga desa meninggal semuanya. Nama juga patung buatan manusia, ya ajaran yang di yakini kan antara benar dan tidak, ya nama juga buatan nenek moyang," kata Eko.
"Patung di sembah, ya tidak bisa menolong karena buatan manusia. Zaman dulu di debut zaman kebodohan kan Eko?!" kata Budi.
"Ya iya lah. Zaman dulu zaman kebodohan, ya patung di sembah. Maka itu Tuhan Pencipta Alam Semesta, ya menurunkan wabah penyakit pada makluk hidup di muka bumi ini untuk menunjukkan kebenaran Tuhan Pencipta Alam Semesta. Makluk hidup, ya mati karena wabah penyakit. Takdir," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Zaman sekarang kalau ada manusia menyembah patung gimana Eko?!" kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko menaruh gelas berisi di meja.
"Ya biarin aja. Nanti kecewa lagi ketika kematian itu dateng dari wabah penyakit, ya cerita cerpen tadi aja jadi contoh. Patung yang di sembah, ya di hancurkan lah karena tidak bisa menolong," kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Keadaan yang membuat manusia akan menghancurkan patung yang di sembah dan meninggalkan agama yang di yakini," kata Budi.
"Jadi tidak perlu repot-repot berdebat dan bertindak untuk menghancurkan patung karena salah menyembah patung itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Eko. Gimana dengan pemahaman liberal, ya ngomong sih kebanyakan para ustad yang punya gelar ini dan itu sih di bidang agama sih?!" kata Budi.
"Pemahaman liberal. Ah. Kita hanya lulusan SMA. Tidak perlu membicarakan itu!" kata Eko.
"Iya sih. Kita hanya lulusan SMA, ya lebih baik tidak membicarakan itu. Lebih baik fokus main catur!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik.
Monday, November 8, 2021
LADY ROCKER
"Eko aku ingin tanggapan tentang cerita yang aku baca di suatu majalah lama, ya cerpen sih," kata Budi.
"Ceritanya seperti apa?!" kata Eko.
"Aku mulai cerita. Judul cerita Lady Rocker. Seorang cewek yang kemampuannya bernyanyi, genre rock gitu. Cewek itu mengalami kegagalan saat tampil pertama di panggung. Penontonnya tidak menyukai pembawaan cewek itu. Cewek itu bertemu dengan seseorang yang memahami musik, ya bisa di bilang guru musik. Cewek belajar pada guru musik untuk mencari tahu kesalahannya dalam bernyanyi. Guru musik menjelaskan semuanya pada cewek itu. Ya cewek itu belajar dengan baik bernyanyi yang baik sampai membuat syair lagu yang dapat menyentuh penonton. Ketika Waktunya menunjukkan hasil latihannya, ya bernyanyi di panggung pertunjukkan. Cewek itu berhasil dengan baik. Genre musiknya, ya pop biasa saja. Penonton menyukai lagu yang dinyanyikan cewek itu. Semenjak itu. Cewek itu dapet kontrak menyanyi, ya di acara besar dan bayarannya wow mahal. Guru musik yang membimbing cewek itu, ya mengingatkan tidak boleh melupakan genre awal yang di tekunin, ya rock. Cewek itu memahami omongan guru dengan baik, ya tetap menjalanin genre rock dengan baik," kata Budi.
Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas.
"Ceritanya bagus," kata Eko.
Eko mengambil teh gelas di meja, ya di minum baik teh gelas. Budi menaruh teh gelas di meja.
"Cuma gitu saja?!" kata Budi.
Eko menaruh teh gelas di meja.
"Ok tanggapi dengan baik. Untuk mencapai keberhasilan dalam bermusik, ya memang sih tidak harus satu genre. Mencoba genre lain, ya siapa tahu berhasil. Kalau di cerita itu kan, ya berhasil berkat usaha dan belajar dari guru musik," kata Eko.
"Iya sih berhasilnya karena usaha dan belajar dari guru musik. Urusan musik. Kadang memang dengan genre musik awal yang di jalain, ya bisa membawa pada keberhasilan....contohnya banyak. Jika tidak bisa mendapatkan keberhasilan dari genre musik awal yang di tekunin, ya berganti ke genre musik lain. Siapa tahu berhasil dengan baik," kata Budi.
"Pasar," kata Eko.
"Aku paham omongan Eko. Harus bisa melihat pasarnya. Apa genre musik yang lagi populer yang di sukai masyarakat. Kalau bisa melihat pasar dengan baik, ya pasti berhasil seperti cerita di cerpen itu," kata Budi.
"Kerjaan bermusik, ya pada akhirnya ke urusan ekonomi," kata Eko.
"Selalu berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.
"Sudah ngomongin tentang Lady Rocker. Lebih baik main catur saja!" kata Eko.
"Main catur!" kata Budi.
Eko telah mengambil papan catur di bawa meja dan di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Kalau ngomongin tentang agama kristen. Maka mengangkat agama kristen," kata Budi.
"Iya," kata Eko.
"Padahal yang ngomong orang agama islam," kata Budi.
"Lumrah lah. Sekedar obrolan saja!" kata Eko.
"Ya sudah ah. Fokus main catur!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik.
Sunday, November 7, 2021
SURAT CINTA
"Komik apa yang di baca Abdul?!" kata Budi.
Abdul berhenti membaca buku komiknya dan menunjukkan buku komik pada Budi, ya sambil berkata "Naruto."
"Oooooo komik Naruto," kata Budi.
Abdul menaruh buku komik di meja. Budi memberikan sebuah amplop ke Abdul, ya sambil berkata "Surat cinta untuk Abdul!"
Abdul mengambil amplop di tangan Budi.
"Surat cinta dari siapa?!" kata Abdul.
"Surat itu kiriman dari Erwin yang tinggal di Jakarta. Ya Erwin ketemu dengan Putri," kata Budi.
Abdul membuka amplop itu dengan baik.
"Oooooo....Erwin yang mengirim suratnya toh, tentang Putri. Ini mah surat infomasi tentang Putri, ya bukan surat cinta lah," kata Abdul.
"Emmmm," kata Budi.
Abdul mengeluarkan foto dari dalam amplop, ya Abdul terkejut dengan foto Putri yang sedang menggendong bayi.
"Putri menggendong bayi," kata Abdul.
Budi mendengar dengan baik omongan Abdul, ya berkata "Putri menggendong bayi. Mana aku lihat Abdul!"
Abdul menunjukkan foto tersebut dengan baik sama Budi.
"Putri beneran menggendong bayi," kata Budi.
"Ini bayi anaknya Putri apa bukan ya?!" kata Abdul.
"Bayi itu jangan-jangan anak Putri. Berarti Putri sudah menikah," kata Budi.
"Putri sudah menikah. Ya berarti aku gagal mendapatkan Putri," kata Abdul.
"Yang tabah ya Abdul. Jika Putri sudah menikah dan juga punya anak," kata Budi.
"Aku bisa menerima sih. Putri sudah menikah dan punya anak sih," kata Abdul.
Abdul memeriksa amplop dengan baik, ya ternyata ada selembar kertas, ya Abdul membaca dengan baik. Erwin menjelaskan di dalam surat yang di tulisnya sih, ya tentang Putri, ya masih kuliah di Jakarta, ya kehidupannya baik-baik saja bersama orang tuanya. Putri belum punya pacar karena masih fokus dengan kuliahnya. Foto Putri di ambil ketika Putri sedang menggendong bayi, ya bayi itu anak temannya Putri.
"Ooooo begitu toh. Tentang Putri," kata Abdul.
"Suratnya isi apa?!" kata Budi.
"Baca sendiri!" kata Abdul sambil menyerahkan surat ke Budi.
Budi mengambil surat di tangan Abdul, ya di baca dengan baik suratlah. Budi memahami isi surat dengan baik.
"Oooo ternyata. Putri belum menikah. Bayi yang di gendong Putri, ya anak temannya Putri," kata Budi.
Budi menyerahkan surat ke Abdul, ya di ambil dengan baik sama Abdul.
"Aku masih ada harapan untuk bisa mendapatkan Putri," kata Abdul.
"Putri masih jomlo, ya karena masih fokus dengan urusan kuliahnya," kata Budi.
"Kalau cewek seneng gendong bayi, ya kemungkinan ingin cepet dapet jodoh kan...Budi?!" kata Abdul.
"Kemungkinannya ada sih," kata Budi.
Budi mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik.
"Kemungkinan itu ada," kata Abdul.
Abdul memasukkan foto dan surat ke amplop dan amplop di taruh di meja. Abdul mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh botol minuman di meja.
"Kalau Putri sudah menikah dan punya anak. Ya sebenarnya aku masih bisa menerima Putri. Ya maksud ku, ya jandanya masih aku terima," kata Abdul.
Budi menaruh botol minuman di meja.
"Sampai segitunya cinta sama Putri. Janda di terima sama Abdul," kata Budi.
"Nama juga cinta kan!" kata Abdul.
"Memang cinta sih. Jalan ceritanya kaya sinetron atau film. Janda masih di terima dengan baik," kata Budi.
"Kalau di sinetron atau film. Cerita yang aku suka. Cewek mengangkat anak yang masih bayi sih, ya jadi anak sendiri. Cewek itu statusnya jadi janda, tapi sebenarnya perawan, ya belum menikah. Cowoknya menyukai cewek itu, ya salah sangka saja kalau cewek itu janda karena punya anak. Ternyata cowok menerima dengan baik cewek itu karena cewek itu baik, ya mengangkat anak untuk status jadi ibu demi anak itu," kata Abdul.
"Cerita itu aku suka juga," kata Budi.
"Ya...lebih baik kita main catur saja!" kata Abdul.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Abdul sudah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja. Abdul dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
Saturday, November 6, 2021
POLISI
"Serius amat Budi baca korannya?!" kata Abdul.
Budi berhenti baca korannya dan koran di taruh di meja.
"Berita di koran ada yang bagus ceritanya, ya tentang polisi," kata Budi.
"Oooo ada berita yang bagus toh. Tentang polisi," kata Abdul.
Abdul mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah.
"Polisi berhasil menangkap penjahat dari penjahat kecil sampai penjahat besar dari kejahatan yang di lakukan," kata Budi.
"Polisi menangkap penjahat bagus lah. Karena banyak manusia, ya susah untuk jadi baik. Contohnya saja : pencuri. Orang yang kerajaannya jadi pencuri, ya menipu teman ya sendiri dan juga orang lain," kata Abdul.
"Realita kehidupan dari pengalaman menjalankan hidup, ya sampai cerita orang-orang yang sama ceritanya," kata Budi.
Budi mengambil tempe goreng di piring, ya di makan dengan baik tempe goreng lah.
"Kalau urusan dagang, ya orang kerajaannya pencuri dan menipu bikin rugi pedagang," kata Abdul.
"Memang sih...pencuri dan penipu itu merugikan dalam urusan orang yang menjalankan usaha di jalan baik-baik," kata Budi.
Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik.
"Ada cerita tentang pencuri dan penipu. Seorang pemuda yang sukunya jawa dan agama islam, ya bekerja dengan baik sama orang china, ya jadi pegawai sebuah toko. Pemuda itu berteman dengan pemuda, ya suku batak dan agama kristen. Awalnya sih baik sih. Tapi pemuda yang sukunya batak itu ternyata mencuri uang temannya dan juga menipu sana sini. Kata orang tentang orang dengan kebiasaan di masyarakat, ya haram halal hantam, ya kerjaannya pencuri dan penipu, ya jadi hidup susah lah," kata Abdul.
Abdul pun mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. Budi menaruh teh gelas di meja.
"Cerita itu. Pemuda yang suku batak itu, ya berteman dengan temannya suku batak beragama kristen. Ya kerjaannya juga sama sih, ya pencuri dan penipu," kata Budi.
Abdul menaruh teh gelas di meja.
"Pemuda suku batak itu, ya katanya tidak melakukan perbuatannya pencuri dan penipu lagi, ya bisa di bilang tobat karena kerja sama orang china. Orang china sih jaga-jaga sih dengan pemuda suku batak itu karena suatu saat, ya bisa kembali menjadi pencuri dan penipu....dari segi keadaan ekonomi. Ya orang china ya bisa melapor ke polisi, ya menangkap pemuda itu dan juga temannya yang masih satu suku," kata Abdul.
"Agama itu membimbing manusia di jalan kebaikan. Kalau manusia meninggalkan agama. Maka manusia itu akan melakukan tindakan mencuri, menipu sampai membunuh," kata Budi.
"Pemuda suku batak yang beragama kristen, ya meninggalkan agama kristen, ya agamanya cuma status saja di KTP untuk citra baik saja gitu," kata Abdul.
"Beda dengan pemuda yang suku batak, ya agama kristen yang menjalankan ibadahnya di gereja dengan baik, ya di bimbing dengan baik....agar menjalankan kehidupan di jalan kebaikan," kata Budi.
"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Abdul.
"Memang hidup ini antara baik dan buruk. Maka itu polisi ada untuk memberantas kejahatan di mana-mana tidak melihat suku maupun agama, ya jika manusia melakukan kejahatan harus di tangkap dan di penjara," kata Budi.
"Karena manusia itu ada yang memahami ilmu agama dan ada yang tidak dalam kehidupan sehari-hari dari setiap suku yang ada di dunia ini," kata Abdul.
"Sudah ngomongin polisi. Lebih baik main catur!" kata Budi.
"Ok, main catur!" kata Abdul.
Budi sudah mengambil papan catur di bawah meja di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
Friday, November 5, 2021
SESUAI DENGAN RENCANA
KECELAKAAN
MALAIKAT
"Budi es dugan," kata Abdul.
Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja. Budi mengambil plastik es dugan, ya di minum dengan baik es dugan. Budi dan Abdul menikmati minum es dugan lah.
"Hidup cuma begini-begini saja," kata Budi.
"Memang hidup begini-begini saja," kata Abdul.
"Manusia membangun peradaban dunia ini, ya manusia berevolusi," kata Budi.
"Oooo ilmu evolusi. Manusia bilang binatang sih....dari ilmu evolusi sih," kata Abdul.
"Hidup kan jadi sia-sia kan....kalau manusia itu adalah bintang," kata Budi.
"Memang sia-sia," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Maka itu manusia di katakan binatang, ya tidak ada masalah. Ya untuk apa marah? Karena memang manusia itu binatang!" kata Budi.
"Manusia yang merasa dirinya manusia, ya marah. Tapi kelakuannya sama dengan binatang. Aneh!!!!" kata Abdul.
"Dengan belajar ilmu agama, ya membimbing manusia menjadi makluk yang memiliki budi pekerti yang baik. Derajat manusia lebih baik dari pada derajat bintang. Maka itu harus mengikuti aturan agama," kata Budi.
"Memang harus mengikuti aturan agama, ya bagi yang meyakini dan di jalankan dengan baik. Tapi beda dengan orang-orang yang meninggalkan agama, ya sekedar saja status di KTP. Hidup yang di kejar setiap hari, ya kebutaan hidup. Ekonomi terus, ya demi menanggulangi masalah ekonomi, " kata Abdul.
"Sia-sia sampai mati," kata Budi.
"Memang sia-sia sampai mati," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Jika agama hancur karena orang-orang meninggalkan agama. Sampai kitab-kitab ajaran jadi musnah semua....jadi gimana ya?!" kata Budi.
"Ya kalau hancur, ya sudah hancur. Mau di bilang apa?!" kata Abdul.
"Mau di bilang apa? Kalau sudah hancur!" kata Budi.
"Untung saja. Ada pemuda, yang sering di omongin Budi dan Eko. Ya pemuda itu telah berhasil dengan ilmu akherat. Pemuda itu telah mendengar suara roh. Pemuda itu di bimbing dengan baik," kata Abdul.
"Iya juga. Kitab-kitab agama hancur semua, ya tidak ada masalah. Selama ada pemuda yang bisa mendengarkan roh. Roh itu malaikat," kata Budi.
"Ngomong-ngomong nama roh itu siapa?!" kata Abdul.
"Nama roh itu. Ya di larang untuk di sebutkan namanya. Karena dapat menunjukkan kebenaran dari pemuda itu, ya di jalan benar. Agama ya benar, ya jujur," kata Budi.
"Ooooo di larang untuk di sebutkan namanya toh," kata Abdul.
"Semua ini sekedar obrolan," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
Abdul dan Budi, ya selesai minum es dugan, ya plastiknya di buang di tempat sampah yang ada tutupnya lah.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Abdul.
"Ok!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di atas meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
LEGENDA ULAR KEPALA TUJUH
Alkisah, pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kutai Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Raja memiliki delapan putra. Pada suatu ketika, Raja Bikau Bermano ingin mengadakan upacara pernikahan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri bernama Putri Jinggai. Keraton Kutai Rukam kemudian mempersiapkan segala sesuatunya untuk melangsungkan pernikahan semeriah mungkin.
Hari pernikahan Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai pun tiba. Awalnya, upacara pernikahan berjalan lancar. Namun, tiba-tiba hal aneh terjadi. Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai tiba-tiba menghilang entah kemana. Saat itu, keduanya sedang melakukan prosesi upacara mandi bersama di Pemandian Aket di tepi Danau Tes. Tidak ada yang tahu di mana pasangan itu hilang.
Tiba-tiba Raja Bikau Bermano dan ratu menjadi cemas. Khawatir terjadi sesuatu pada putranya dan calon menantunya, Raja segera mengirim beberapa panglima perang untuk mencari mereka. Para hulubalang segera mencari di sekitar Danau Tepi, tetapi tidak menemukan keduanya. Akhirnya para panglima perang kembali ke istana.
"Maafkan kami, Yang Mulia Raja. Kami tidak berhasil menemukan putra mahkota dan Putri Jinggai di sekitar Danau Tes.” para panglima perang melaporkan.
"Kau tidak berhasil menemukan mereka?" tanya Raja yang panik.
“Benar, Yang Mulia Raja! Kami mencoba mencari di sekitar danau, tetapi kami tidak dapat menemukannya." jawab panglima perang lainnya.
Raja Bikau Bermano kemudian mengumpulkan semua penghuni istana. Di depan semua penghuni istana, Raja bertanya apakah ada di antara mereka yang tahu ke mana perginya Pangeran Gajah Meram dan Putri Jinggai.
"Apakah ada di antara kalian yang mengetahui keberadaan putra dan menantuku?" tanya Raja Bikau Bermano.
Tak satu pun penghuni istana menjawab pertanyaan Raja. Semua orang hanya bisa diam. Dalam diam, tiba-tiba seorang lelaki tua kerabat Putri Jinggai dari Kerajaan Suka Negeri menjawab, “Hamba yang terhormat, Baginda Raja. Biarkan saya mengatakan sesuatu. ”
"Tolong beri tahu saya, orang tua!" jawab Raja.
"Permisi, Yang Mulia Raja. Sejauh yang saya tahu, putra mahkota dan Putri Jinggai diculik oleh Raja Ular yang memerintah di bawah Danau Tes. Ular Tujuh Kepala sangat sakti dan sangat licik, kejam, dan suka mengganggu orang yang sedang mandi di Danau Tes.” jawab orang tua itu.
"Jika itu benar, maka kita harus menyelamatkan mereka sekarang. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan ular berkepala tujuh .” kata Raja Bikau Bermano.
“Tolong maafkan aku, Ayah. Biarkan Ananda pergi membebaskan saudara Gajah Meram dan calon istrinya.” kata Gajah Merik, putra bungsu raja.
Semua orang di istana kaget, karena Pangeran Gajah Merik baru berusia 13 tahun. Raja Bikau Bermano tentu saja tidak menyetujui permintaan putra bungsunya itu. Dia tidak ingin kehilangan putranya yang lain. Tapi Gajah Merik bersikeras dengan mengatakan bahwa sejak dia berusia 10 tahun, hampir setiap malam dia bermimpi dikunjungi oleh seorang kakek yang mengajarinya ilmu sihir.
“Baiklah, anakku tercinta Gajah Merik. Besok kamu bisa pergi ke Danau Tes untuk membebaskan saudaramu. Tapi pertama-tama kamu harus pergi ke pertapaan di Tepat Topes untuk mendapatkan senjata warisan.” kata Raja.
"Ayah yang baik." jawab Gajah Merik.
Keesokan harinya, Gajah Merik pergi ke Tepat Topos untuk bertapa. Tempat tersebut terletak di antara ibu kota Pemerintahan Suka Negeri dan desa baru. Selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik menjadi pertapa dengan konsentrasi penuh, tidak makan dan minum. Setelah melakukan pertapaan, Gajah Merik akhirnya berhasil memperoleh senjata pusaka berupa keris dan selendang. Keris pusaka mampu membuat jalannya di dalam air sehingga bisa dilewati tanpa harus menyelam. Sedangkan selendang ajaib, bisa menjelma menjadi pedang.
Selanjutnya, Gajah Merik kembali ke keraton dengan membawa dua senjata warisannya. Saat tiba di desa Telang Macang, ia melihat beberapa tentara pusat menjaga daerah perbatasan Kerajaan Kutai Rukam dengan Kerajaan Suka Negeri. Tidak ingin terlihat oleh para prajurit, Gajah Merik segera melompat ke Sungai Air Ketahun menuju Danau Tes sambil memegang keris pusakanya. Gajah Merik terkejut karena dia sama sekali tidak tersentuh oleh air sungai.
Awalnya Gajah Merik berniat untuk kembali ke istana terlebih dahulu, namun saat melewati Danau Tes, ia berubah pikiran untuk segera mencari Raja Ular. Gajah Merik kemudian menyelam ke dasar danau. Tak lama kemudian, ia berhasil menemukan tempat persembunyian Raja Ular Ajaib. Gajah Merik melihat sebuah gerbang di depan mulut sebuah gua besar. Saat hendak memasuki mulut gua, tiba-tiba ia dihadang oleh dua ekor ular besar.
“Hai, bung! Kamu siapa? Beraninya kamu datang ke sini! ” teriak seekor ular.
"Nama saya Gajah Merik. Saya ingin membebaskan saudara saya, Gajah Meram.” jawab Gajah Merik.
"Kamu tidak bisa masuk!" Cegat ular itu.
Gajah Merik, tentu saja, terus membobol. Akibatnya, terjadilah pertarungan sengit antara Gajah Merik dengan kedua ular tersebut. Setelah pertarungan panjang, kedua ular itu akhirnya dikalahkan oleh Gajah Merik. Selanjutnya, Gajah Merik terus menyusuri lorong gua hingga masuk ke dalam. Setiap kali dia melewati pintu, dia selalu dihadang oleh dua ular besar. Namun, Gajah Merik selalu memenangkan pertarungan. Saat hendak melewati pintu ketujuh, tiba-tiba Gajah Merik mendengar suara tawa ular.
"Hei, Raja Ular itu jelek. Keluarlah padaku jika kamu berani! Saya Gajah Merik, putra Raja Bikau Bermano dari Kerajaan Kutai Rukam. Lepaskan adikku dan calon istrinya, atau aku akan menghancurkan istana ini!” seru Gajah Merik.
Merasa tertantang, Raja Ular mendesis. Desisannya mengeluarkan kepulan asap. Beberapa saat kemudian, kepulan asap berubah menjadi ular raksasa. Raja Ular berkata bahwa ia bersedia membebaskan Gajah Meram dengan syarat Gajah Merik mampu menghidupkan kembali ular penjaga yang ia bunuh dan Gajah Merik juga harus mampu mengalahkan Raja Ular Ajaib. Dengan kesaktian yang didapat dari kakeknya dalam mimpinya, Gajah Merik segera mengusap satu persatu mata ular yang telah dibunuhnya sambil membaca mantra. Dalam sekejap, ular-ular itu hidup kembali.
Raja Ular kaget melihat kesaktian anak kecil itu. "Sekarang lawan aku. Tunjukkan sihirmu, jika kamu berani! ” jawab Ular Ajaib berkepala tujuh.
Tanpa berpikir panjang, Raja Ular segera menjentikkan ekornya ke arah Gajah Merik. Gajah Merik yang sudah siap, segera mengejang dengan lincah, untuk menghindari terjepitnya ekor Raja Ular. Pertarungan sengit pun terjadi. Keduanya bergantian menyerang dengan melakukan jurus sihir masing-masing. Pertarungan antara manusia dan binatang itu seimbang.
Sudah lima hari lima malam, tetapi belum ada yang dikalahkan. Memasuki hari keenam, Raja Ular mulai lelah. Dia hampir kehabisan energi. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Gajah Merik. Ia terus menyerang hingga akhirnya Raja Ular Ajaib putus asa. Di saat yang tepat, Gajah Merik langsung menusukkan selendangnya yang sudah menjelma menjadi pedang ke perut Raja Ular.
"Aduuuhh... sakiiit!" Raja Ular menjerit kesakitan.
Melihat Raja Ular tidak berdaya, Gajah Merik mundur beberapa langkah untuk berhati-hati siapa tahu raja ular sakti itu tiba-tiba menyerangnya lagi. “Kamu hebat, anak kecil! Saya mengaku kalah,” kata Raja Ular. Mendengar pengakuan Raja Ular Ajaib, Gajah Merik segera membebaskan adiknya dan Putri Jinggai yang dikurung di sebuah ruangan.
Saat berada di istana, Raja Bikau Bermano merasa. Sudah dua minggu Gajah Merik kembali dari pertapaannya. Oleh karena itu, Raja memerintahkan beberapa panglima perang untuk mengikuti Gajah Merik di Tepat Topos. Namun, sebelum para hulubalang pergi ke pertapaan Tepat Topos, tiba-tiba salah satu hulubalang yang ditugaskan untuk menjaga tempat pemandian di tepi Danau Tes datang dengan tergesa-gesa, mengumumkan bahwa Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai telah kembali dengan selamat.
“Maafkan saya, Yang Mulia! Kami yang berjaga di danau juga kaget, tiba-tiba muncul Gajah Merik dari dalam danau bersama Gajah Meram dan Putri Jinggai. Ternyata, setelah bertapa selama tujuh hari tujuh malam, Gajah Merik langsung pergi ke istana Raja Ular dan berhasil membebaskan Gajah Meram dan Putri Jinggai.” hulubalang menjelaskan.
Tidak lama kemudian, Gajah Merik, Gajah Meram, dan Putri Jinggai tiba di istana yang dijaga oleh beberapa panglima perang yang menjaga Danau Tes. Kedatangan mereka disambut oleh Raja dan seluruh keluarga istana. Kabar kembalinya Gajah Meram dan keperkasaan Gajah Merik menyebar ke seluruh pelosok negeri. Selanjutnya, Raja mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah itu, Raja menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Meram. Namun, Gajah Meram menolak untuk menerima tahta Kerajaan Kutai Rukam. Bahkan mengorganisir Raja untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Merik. Setelah didesak, akhirnya Gajah Merik bersedia menerima tahta kerajaan Kutai Rukam dengan syarat dapat mengangkat Raja Ular dan pengikutnya yang telah ditaklukkannya menjadi panglima perang Kerajaan Kutai Rukam. Permintaan Gajah Merik dikabulkan oleh Raja. Akhirnya, Raja Ular yang telah ditaklukkannya diangkat menjadi kepala Kerajaan Kutai Rukam.
***
Randa selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja dengan baik. Randa pun mengambil remot di meja, ya menghidupkan Tv dan memilih chenel Tv yang acara film kartun, ya karena Randa masih anak-anak duduk SD kelas 3 lah. Randa menonton dengan baik film kartun yang bagus, ya dengan keadaan santai lah.
Thursday, November 4, 2021
SIA-SIA SAJA
KAMEN RIDER
Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran lah. Abdul baru sampai di rumah Budi. Abdul memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumah Budi. Abdul membawa es cendol di keresek dan duduk di sebelah Budi.
"Es cendol Budi," kata Abdul.
Abdul menaruh satu plastik es cendol di meja. Abdul minum es cendolnya lah. Budi menghentikan baca koran, ya koran di taruh di meja. Budi mengambil plastik es cendol di meja, ya di minum dengan baik es cendol lah.
"Enak es cendol," kata Budi.
"Memang es cendol enak," kata Abdul.
Abdul dan Budi menikmati minum es cendol yang enak.
"Sampai-sampai Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi.
"Ooooo berita itu," kata Abdul.
"Pinter yang buat beritanya dan juga orang yang memerankan Kesatria Baja Hitam, ya jualan cendol," kata Budi.
"Orang pinter itu kreatif dalam berkarya ini dan itu," kata Abdul.
"Apa ada kaitannya dengan film Kesatria Baja Hitam yang di tayangkan di salah satu chenel Tv, ya bentuk promosi gitu?!" kata Budi.
"Kalau itu aku tidak tahu....Budi. Padahal yang di omongin Budi itu kan berita lama," kata Abdul.
"Aku paham sih omongan Abdul. Tapi kan kalau di omongin lagi, ya nama ya di ulang dan juga di kemas dengan versi berbeda, ya jadi ya baru lagi," kata Budi.
"Kaya lagu lama dinyanyikan sama penyanyi muda sekarang. Ya memang sih jadinya baru lagi lah," kata Abdul.
"Film Kesatria Baja Hitam itu bagus sih, ya di masa kecil aku suka. Di masa aku dewasa, ya sekarang suka juga," kata Budi.
"Pasti Budi nonton di rumah anak orang yang ada parabolanya, ya di masa anak-anak," kata Abdul.
"Anak orang kaya pelit, ya pintunya tertutup, ya jadinya aku tidak bisa nonton. Ya aku nonton di rumah teman ku, ya tidak kaya lah, ya sederhana. Mampu beli parabola gitu," kata Budi.
"Oooo sederhana teman Budi," kata Abdul.
Es cendol habis di minum Abdul dan Budi, ya menaruh plastik di tempat sampah, ya tempat sampahnya ada tutupnyalah.
"Film-film Kamen Rider itu terus di buat dengan baik, ya ada fersi barunya," kata Budi.
"Sama aja seperti Ultraman, ya di buat versi barunya," kata Abdul.
"Industrinya begitu, ya mengikuti perubahan zaman," kata Budi.
"Penggemarnya kan dari dulu sampai sekarang, ya menyukainya. Kan mengikuti perkembangannya dengan baik," kata Abdul.
"Penggemar itu mengikuti perkembangan dari masa dulu sampai masa sekarang," kata Budi menegaskan omongan Abdul.
"Lebih baik kita main catur saja!" kata Abdul.
"Ok!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.
"Aku ini menyukai Kamen Rider, ya Ultraman juga sih. Apa aku kekanak-kanakan, ya Abdul?!" kata Budi.
"Ya biasa saja...Budi!" kata Abdul.
"Biasa toh!" kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Oooo iya Abdul. Urusan Putri gimana?!" kata Budi.
"Putri. Ya masih dalam proses aku berusaha jadi kaya. Kalau aku jadi kaya dengan baik, ya segera menyatakan cinta sama Putri, ya melamarnya lah," kata Abdul.
"Memberikan jaminan kehidupan layak, ya tujuannya bisa mendapatkan Putri," kata Budi.
"Karena saingan ku, ya pastinya orang kaya yang selevel Putri lah," kata Abdul.
"Iya juga ya saingan Abdul. Abdul di kota Bandar Lampung. Sedangkan Putri di kota Jakarta. Ya pastinya Putri, ya dekat dengan cowok yang ganteng, keren dan juga kaya," kata Budi.
"Aku kesatria sejati, ya tidak akan mundur dalam urusan cinta," kata Abdul.
"Seperti Kamen Rider," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Kalau kalau kalah gimana?!" kata Budi.
"Sudah berusaha dengan baik. Kalau pada akhir kalah, ya sudah di ikhlasin saja cinta ku," kata Abdul.
"Oooo begitu," kata Budi.
Budi dan Abdul main catur dengan baik.
Wednesday, November 3, 2021
MAKAM ORANG KAYA
MAIN KARTU BERGAMBAR
Tuesday, November 2, 2021
GELAR EKONOMI
KARTU BERGAMBAR ULTRAMAN
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...