CAMPUR ADUK

Sunday, January 26, 2020

VAMPIR

Lila berjalan di daerah sepi gitu, ya kemalaman sih Lila karena main cukup lama ke tempat Risa. Lila merasa ada yang mengikuti dirinya. Maka itu Lila berlari yang cukup kencang karena takut gitu.

Muncul sesosok di hadapan Lila.

"Aaaaa," teriak Lila.

Lila jongkok dan menutup mata.

Sesosok yang membuat Lila pun menghilang begitu saja. Lila yang langsung bangun dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Eee kembali datang sesosok yang menakutkan  dengan mata merah dan gigi taring yang tajam.

"Vampir," teriak Lila.

Lila berlari untuk menjauh dari makluk tersebut. Sesosok pemuda berlari cepat, ya langsung menolong Lila gitu, jadi selamat dari serangan Vampir yang ingin menangkap Lila dan memangsanya untuk di hisap darahnya.

Pemuda tersebut, menendang Vampir. Pertarungan yang sengit di keduanya. Lila hanya bisa melihat pertarungan tersebut. Pemuda langsung menggunakan pisikisnya, ya Vampir tidak bergerak gitu.

"Kamu...Vampir juga," kata Vampir.

Pemuda langsung menghancurkan jantung Vampir dengan tangannya, ya pake kemampuan pisikis gitu. Vampir pun mati.

Lila pun merasa pemuda yang menolongnya adalah Vampir, ya jadinya segera cepat pulang.

"Kemana gadis...itu," kata pemuda.

Lila sampai juga di rumahnya, ya berbenah diri dan tidur di kamarnya.

"Hari ini aku selamat dari Vampir," kata Lila.

Lila yang lelah tidur di kamarnya. Esok harinya Lila, ya seperti biasa bersekolah. Lila sudah ada di kelasnya, ya untuk menerima pendidikan dengan baik. Sampai waktu istirahat. Lila di goda oleh Boni dengan topeng Vampir, saat Lila menatap langit yang cerah sendirian di lantai atas gedung sekolah.

"Aaaa Vampir," kata Lila yang takut.

Lila pun memukul Boni.

"Adu....sakit tahu. Ini aku Boni," kata Boni sambil membuka topeng Vampir.

"Boni, maaf. Abisnya kamu menakutin aku," kata Lila.

"Aku maafkan. Lagian menyendiri di atas gedung sekolah, kesambet loe," kata Boni.

"Masalahnya, aku berpikir keras...kenapa aku di ikutin Vampir," kata Lila.

"Vampir. Bukan Vampir itu tidak ada," kata Boni.

"Ada kok, kemarin aku bertemu dengan Vampir dan hampir aku di bunuh oleh Vampir," cerita Lila.

"Ya...sudahlah....jangan di pikirkan. Ayo turun. Masuk kelas!" kata Boni.

"Ayo," saut Lila.

Lila dan Boni ya menuju kelas untuk melanjutkan pendidikan hari ini sampai selesai.

***
Usai pendidikan, ya pulang....ke rumah Lila. Seperti biasa membantu Ibu berjualan bunga, jadi beres-beres toko bunga dengan baik. Saat Ibu mengantarkan bunga pesanan kelangganan yang memesan bunganya.

Lila sedirian di toko bunga. Pemuda yang penuh misterius..tiba-tiba ada di toko Lila, ya....sebenarnya Lila takut dan terkejut. Maka itu Lila memberanikan diri untuk menghadapi pemuda misterius dan berkata "Mau apa dengan ku?".

Pemuda misterius mendekati Lila lebih dekat lagi jaraknya sekitar satu jengkal dan berkata "Kenapa Vampir mengikuti kamu?".

"Aku tidak tahu," jawab Lila.

Pemuda pun menghirup bau tubuh Lila.

"Harum bau tubuh mu seperti bau bunga. Jangan kamu gadis suci," kata pemuda misterius.

"Gadis....suci. Aku tidak mengerti maksud omongan kamu," kata Lila.

Pemuda misterius pun memastikan kembali dengan penciumannya.

"Iya, kamu gadis suci....maka itu kamu di incar Vampir," kata pemuda misterius.

Lila malas ngobrol dengan orang tidak di kenalnya, ya jadi di usir dari tokonya. Ya pemuda pun menerima di usir dari toko bunga. Waktu berganti menjadi malam.

Lila pun berjalan untuk ke mini market untuk membeli sesuatu. Sesesok mengikuti Lila dengan terang-terangan gitu. Ya Lila berlari secepat mungkin sampai di taman. Sesosok yang mengikuti Lila menunjukkan dirinya dan berubah jadi Manusia Serigala, ya ingin membunuh Lila. Untung saja pemuda misterius cepat dateng dan menolong Lila. Ya segeralah bertarung pemuda misterius dengan Manusia Serigala. Awalnya pemuda misterius kalah dengan Manusia Serigala. Tapi keadaan berubah..saat pemuda berubah menjadi wujud Vampir, ya Kelelawar besar sih lebih kaya monster gitu dan segera bertarung untuk membunuh Manusia Serigala. Ya menang sih si pemuda misterius. Jadi ya kembali ke wujudnya normal, manusia. 

Pemuda pun mendekati Lila.

"Apa kamu tidak apa-apa?" kata pemuda misterius.

"Gak apa-apa," jawab Lila.

"Kenalkan aku....Jesen. Aku Vampir, yang akan melindungi kamu," kata Jesen sambil mengulurkan tangannya, ya ingin berjabat tangan sama Lila.

Lila pun berjabat tangan dengan pemuda yang misterius dan berkata "Aku....Lila".

Lila dan Jesen pun jadi teman baik. Sesuai dengan omongan Jesen, ya Lila di lindungi oleh Jesen dari para Vampir yang mengincar diri Lila, karena Lila adalah gadis suci, yang terlahir lima ratus tahun sekali....untuk menyempurnakan wujud dari makluk kegelapan.

Lila seneng aja di jagain oleh Jesen. Makin lama makin hubungan makin baik antara Lila dan Jesen. Tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Sampai akhirnya Jesen mengerti maksud dari gulungan naskah kuno tentang gadis suci terlahir lima ratus tahun sekali. Lila menerima Jesen apa adanya. Jadi sampai keduanya pun menikah, ya akhir cerita Lila menjadi Vampir juga karena Jesen menggigitnya di lehernya. Jesen pun sempurna jadi Vampir dan tidak berubah lagi jadi makluk buas karena darah suci menekan perubahan monster, tetapi kekuatan pisikisnya makin dasyat banget dan jadilah Jesen..... raja Vampir.

KEGIATAN HARI INI

Minggu yang cerah. Bobo, ya main ke rumahnya Andi. Saat di jalan, ya Bobo bertemu dengan Heru yang ingin ke rumah Andi....jadi bareng gitu menuju rumah Andi. Sesampai di rumah Andi, ya Bobo dan Heru melihat Andi yang sedang duduk di teras rumah karena memang menunggu Heru dan Bobo.

"Andi, hari ini kita main apa?" tanya Bobo.

"Main apa ya?" kata Andi yang berpikir.

"Main ini kartu remi aja," saran Heru.

"Boleh juga, main remi. Ayo kita main," kata Andi.

Bobo dan Heru duduk di lantai, ya menunggu Andi yang mengambil kartu remi gitu. Andi mendapatkan kartu remi....ya di bawa keluar rumahnya dan segera duduk di lantai bersama teman-temannya.

"Siapa yang mau ngocok kartu?" kata Andi.

"Gimana kita hompimpa saja, yang kalah ngocok kartu," saran Heru.

"Boleh juga," kata Andi.

"Ok, gak ada masalah," kata Bobo.

Andi, Heru dan Bobo....ya hompimpa dan akhirnya yang kalah sih.....Heru, jadi ngocok kartu.

"Eee teman-teman, kita main apa?" tanya Heru.

"Cangkolan aja," kata Bobo.

"Setuju," kata Andi

"Ok, cangkolan," kata Heru.

"Tapi....cuma main kartu aja gak seruh. Yang kalah kenapa gak di coreng aja pake areng, jadi mainnya lebih menarik," saran Heru.

"Kenapa gak pake bedak aja," saran Andi.

"Emangnya ada bedak dan arengnya?" tanya Bobo.

"Gak ada," saut Andi dan Heru dengan bersamaan.

"Ya...udah...main kartunya biasa aja," kata Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Iya," saut Andi.

Heru yang telah mengocok kartu dan membagikan kartu remi ke teman-temannya, ya mulai permainannya. Permainan kartu berlangsung dengan asik banget gitu, ya sampai waktu azan dhuzur di kumandangkan.

"Berhenti main kartu....nya. Ke mesjid yuk....sholat dhuzur," kata Bobo.

"Ayo...ke mesjid sholat dhuzur," kata Andi.

"Iya, sholat dhuzur," kata Heru.

Andi membereskan main kartu di bantu Bobo dan Heru, setelah itu kartu pun di taruh di meja ruang tamu dan pintu di tutup Andi, ya tidak lupa di kunci. Andi, Bobo dan Heru pun berjalan menuju masjid....ya dekat rumah Andi sih.

Sampai di mesjid. Ya langsung deh ketiganya mengambil wudu...baru deh masuk ke mesjid. Imam pun sudah dateng ke mesjid, ya segera di laksanakan sholat dhuzur berjamaah. Andi, Bobo dan Heru berada di barisan anak-anak di depan Bapak-bapak.

Sholat berjamaah berjalan dengan baik. Andi, Bobo dan Heru....ya keluar dari mesjid sih. Eee ketemu pak Ustad Arifin, ya saliman lah Andi, Bobo dan Heru. Ustad Arifin, ya kebetulan bertemu dengan Andi, Heru dan Bobo ya...di ajak ke rumahnya untuk makan petis buah mangga yang baru di petik dari pohonnya.

Nama juga anak-anak, apalagi dapet rezeki makan ya...seneng banget. Andi, Heru dan Bobo ya ...gak sungkan-sungkan menikmati makan petis buah mangga yang pedes, kecut dan enak gitu.

Ustat Arifin senang melihat Bobo, Heru dan Andi yang bersahabat baik. Makan pun habis, perut ketiganya pun kenyang. Andi, Heru dan Bobo, ya permisi pulang gitu. Ustad Arifin yang mempersilakan ketiganya untuk balik ke rumah mereka masing-masing. Ya namanya anak-anak di didik dengan baik, ya biasa mengucapkan terima kasih banyak kepada Ustad Arifin karena sudah makan petis mangga yang enak banget.

***
Bobo, Heru dan Andi berjalan menuju rumahnya. Waktunya tiba, ya ketiganya pisah sih menuju rumahnya masing-masing. Bobo sampai juga di rumahnya.

"Ibu, aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun, ya segera ke kamarnya untuk mengerjakan sesuatu yang memang ia sukai yaitu menggambar. Sampai terdengar azan Asar, ya Bobo meninggalkan aktivitasnya...langsung di kamar mandi ya...mandi gitu biar seger baru ngambi wudu, setelah itu Bobo masuk ke kamar yang khusus untuk tempat sholat. Ibu sudah di kamar tersebut, ya sholat azar duluan dan dedek bayi di samping Ibu. Baru deh Bobo masuk ke kamar, untuk sholat. Bobo pun sholat azar dengan khusuk banget.

Saturday, January 25, 2020

SEPERTI BIASANYA

Malam yang tenang sekali di kediaman Dono, sedang asik nonton Tv di ruang tengah.....ya pastinya berita di chanel Tv Kompas. Indro baru pulang dari urusan kerjaannya dan masuk rumah gitu dengan mengucap salam "Asalamualaikum".

Dono menjawab "Waalaikumsalam".

Indro pun duduk bersama Dono di ruang tengah.

"Dono tumben nonton berita?" tanya Indro.

"Pingin tahu perkembangan sana dan sini," kata Dono.

"Oh....gitu," kata Indro.

Indro ya....nonton berita sih.

"Beritanya masih tentang virus Corona!?" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Ganti...ya!" kata Indro.

"Iya, terserah kamu!" kata Dono.

Indro pun mengambil remot dan mengganti chanel Tv. Ya biasa chanel Indosiar.

"Dangdut lagi!!!!" kata Dono.

"Bagus...Don. Ada Lesti. Tapi kenapa pakaian Lesti, kaya pakaian orang Cina ya...?!" kata Indro.

"Ya...kan masih berkaitan dengan perayaan hari Imlek," kata Dono.

"Ooooo. Imlek toh. Kok Rara-nya...gak ada?!" kata Indro.

"Mana aku tahu," saut Dono.

"Aku...juga tidak tahu. Tapi...tapi Lesti hari...ini cantik gak...Don, tanggapan kamu. Biasa permainan di cerpen nyata," kata Indro.

"Cantik...lah," kata Dono dengan jujur.

"Cantik toh, jadi sepakat hari ini Lesti...
cantik...kan!!!" kata Indro yang niatnya becanda sama Dono.

"Iya....sepakat. Cantik di acara Lida hari...ini, dengan pakaian muslim yang ada kaitannya ala-ala Cina," kata Dono dengan tegas.

"Ya sudahlah aku mau ganti baju dulu......gerah," kata Indro.

"Iya. Sana!!!" kata Dono.

Indro pun, ya berbenah diri. Dono asik nonton gitu. Kasino pun selesai juga urusannya ngetik di leptopnya dan keluar dari kamar, ya langsung duduk bersama Dono.

"Dangdut....acaranya!!!" kata Kasino.

"Iya, Indro yang ganti acara Tv. Biasa kesukaan Indro," kata Dono.

"Oh begitu," saut Kasino.

"Aku mau mengerjakan ketikan dulu!!" kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono beranjak dari duduknya, ya langsung ke kamar dan menghidupkan leptopnya...segera mengetik gitu. Indro pun selesai berbenah diri, ya nonton Tv lagi, tapi Dono gak ada yang ada Kasino.

"Kasino, kemana Dono?" tanya Indro.

"Biasa," kata Kasino.

"Biasa. Ooooo.....ngetik di kamar," kata Indro.

Indro pun asik nonton Tv yang acara musik dangdut. Kasino pun asik juga, ya....ngikutin maunya Indro. Dono yang sibuk ngetik di kamar, ya agak sedikit buntu gitu. Jadi Dono membaca buku-buku yang ia sukai, ya pada akhirnya gak buntu lagi....jadi mengetik dengan konsentrasi penuh dengan pikiran yang penuh ide cemerlang.

Indro dan Kasino masih tetap menonton acara musik, ya bagus sih.

Friday, January 24, 2020

CERITA ANAK KECIL

Tono sedang asik main kelereng dengan Bonbon, ya di lapangangan gitu. Bonbon kalah dalam permainan kelereng sama Tono, ya jadi murung gitu. Usai permainan keduanya Tono dan Bonbon, ya berjalan pulang menuju rumahnya....lewat Klenteng.

Semua orang menonton atraksi Naga di dalam Klenteng, sambil bertepuk tangan tanda bahagia melihat tontonan yang bagus. Tono dan Bonbon, ya tepuk tangan juga melihat atraksi Naga, bagus gitu.

"Naga itu Ular....ya?" tanya Bonbon.

"Iya," jawab Tono.

"Kenapa....Naga itu bertanduk....ya. Semua Ular tidak tanduknya?" tanya Bonbon.

"Kalau cerita di film sih. Ular Cobra yang bertapa ribuan tahun, lalu takdirnya di angkat oleh Dewa. Jadilah Naga," penjelasan Tono.

"Oh...begitu. Jadi Ular punya tanduk itu bisa di bilang Rajanya para Ular," kata Bonbon.

"Iya," saut Tono.

Atraksi Naga tambah heboh lagi, semua orang menyaksikannya.

"Kenapa orang-orang ini membuat acara atraksi Naga?" tanya Bonbon.

"Bonbon...., hari ini perayaan Imlek," jawab Tono.

"Perayaan Imlek toh. Tapi aku tidak dapat ampau?!" kata Bonbon.

"Ya....kamu kan bukan orang China," kata Tono.

"Tetapi kenapa orang China aja yang dapet ampau? Padahal si Awing bukan orang China dapet ampau...tuh," cerita Bonbon.

"Masa iya, Awing dapet ampau?!" kata Tono.

"Iya, karena Awing itu sudah di anggap keluarga sama orang China. Padahal ia Jawa tulen loe,"  kata Bonbon.

"Berarti Awing itu pandai menjalin silaturahmi dengan baik. Padahal agamanya Awing....Islam...kan?!" kata Tono.

"Memang...Islam. Orang Bapaknya guru ngaji. Awing itu selalu ingat nasehat Bapaknya "Berbuatlah kebaikan di mana-mana, malaupun itu agama lain"," cerita Bonbon.

"Oh...begitu. Ya sudahlah ayo pulang!" kata Tono.

"Iya," saut Bonbon.

Tono dan Bonbon meninggalkan Klenteng yang acara atraksi Naganya masih terus berlanjut.  Saat di jalan, ya Tono dan Bonbon bertemu dengan Bobo. Ala...kadarnya cuma "Hay saja". Tono dan Bonbon melanjutkan perjalannya ke rumah mereka masing-masing. Di persimpangan gang kecil, ya pisah sih Tono dan Bonbon menuju rumah masing-masing.

Bonbon sampai rumah, ya biasa sih bantu-bantu Ibu beres ini dan itu karena Ibu buka warung di depan rumah untuk tambahan rezeki, maklum Bapak Bonbon kerjaannya..cuma kuli di pasar.

MISTERI AJAL

Hujan pun berhenti juga. Suara anak kucing terdengar "Meong dan meong". Budi Hanya bisa diam saja di rumahnya, pada hal ingin pergi. Sesosok makluk mendatangi Budi.

Terkejut Budi dengan ke datangan makluk halus tersebut, sampai ia terduduk di lantai, padaha ia lagi mondar-mandir di ruang tamu.

"Orang kamu cintai lah meninggal," kata makluk halus.

Makluk halus terus bicara tentang kekasih Budi yang telah meninggal. Budi tidak ingin mendengarnya, sampai menutup telinga. Tapi tetap saja terdengar suara makluk halus, sampai-sampai menembus tubuh Budi.

Budi pun kesal, ya awalnya takut pada makluk halus. Berkata Budi "Berisik".

Makluk halus tidak menggrubis Budi, terus berkata "Kekasih mu telah meninggal".

Budi pun langsung teringat tentang kekasihnya, yang meninggal di pelukannya. Budi menangis dengan air mata yang deras sampai jatuh ke lantai tetesan air mata.

"Aku yang salah. Aku tidak bisa menjaga mu. Jika waktu itu aku tepat waktu.....pasti aku bisa menyelamatkan mu. Tidak memeninggal di bunuh....penjahat jalanan," kata Budi.

Budi pun sadar dengan keadaannya, dan makluk halus pun menghilang.

"Makluk halus itu adalah diriku. Aku berhalusinasi.....
melihat makluk yang astral tersebut," kata Budi.

Budi pun keluar dari rumahnya, tapi masuk lagi ke dalam rumah.

"Apa ajalku telah menjemputku," kata Budi.

Budi mulai menyadarinya dan makluk halus datang lagi.

"Kalau telah sadar dari keadaanmu. Aku adalah maut mu," kata makluk halus.

"Aku terima," kata Budi yang pasrah.

Budi pun jatuh ke lantai, meninggal dunia. Makluk halus pun menghilang.

Tono abangnya Budi melihat Budi yang tergeletak di lantai, ya langsung di periksa keadaan Budi....hidup atau mati.

"Inalilahiwainalilahirojiun," kata Tono.

Tono pun memanggil keluarga dan tetangga untuk membantu mengurus jenazah Budi.

***
Dodo selesai baca cerita pendeknya Saleh, ya buku yang di geletakkan Saleh di ruang tamu.

"Saleh....kenapa kamu membuat cerita....misteri kehidupannya seperti ini?" tanya Dodo.

"Ya....sebenarnya...cerita itu cerita teman baik ku yang meninggal. Ya ceritanya apa adanya seperti itu," penjelasan Saleh.

"Ceritanya...ganjil banget...tentang kematian si Budi sama juga dengan kekasihnya Budi. Ah..sudahlah cuma cerita," kata Dodo.

Dodo menutup buku yang di baca. Ya Dodo dan Saleh keluar dari rumahnya Saleh untuk pergi main ke rumah Somat yang cukup jauh gitu, makanya perginya pake motor. Saleh membawa motornya dengan baik ke tempat Somat, ya urusan kerjaaan gitu.

Thursday, January 23, 2020

MEMANAH

Bobo membuat panahan dari bambu yang ia pinta dari Paman Toni yang sedang membuat pager bambu. Busur dan panah pun jadi, ya di mainkan Bobo tapi untuk keamanan pada permainan panahan. Ya Bobo menumpulkan anak panah.

Bobo pun minta izin sama Ibu, ya ingin main ke rumah Andi. Ibu pun membolehkan Bobo main, dengan pesan "Jangan pulang sore-sore".

Bobo pun berangkat ke rumah Andi, dengan berjalan cepat sekali. Selang berapa saat Bobo sampai di rumah Andi.

"Andi!" kata Bobo.

"Bobo!" kata Andi.

"Ayo, kita main panahan. Aku telah membuat panah dari bambu," kata Bobo.

"Coba aku lihat panahan kamu Bobo," kata Andi.

"Niii....silakan," kata Bobo sambil memberikan panahan kepada Andi.

"Bagus...panahan kamu Bobo. Tetapi kenapa anak panahnya kamu buat tumpul?" kata Andi.

"Ya....untuk keamanan saja. Kalau tajam kan berbahaya. Kalau panah salah sasaran saat di lepaskan anak panah dari busurnya dan kena orang, ya terluka....jadi perkara besar," penjelasan Bobo.

"Iya juga, bener Bobo lebih baik anak panahnya tumpul, kan cuma mainan saja....bukan di gunakan untuk berburu....ya otomatis membunuh binatang," kata Andi.

"Ayo main!!" kata Bobo.

"Ayo!!!," saut Andi.

Andi menyerahkan panahnya Bobo, ya ke Bobo lagi. Lalu Andi mengambil panahan di kamarnya, baru di bawa ke teras rumah untuk di mainkan. Bobo melihat panahan Andi yang terbuat dari plastik.

"Andi....panahan kamu beli ya?" tanya Bobo.

"Iya, praktis tidak capek buat dan juga anak panahnya bisa menempel di tempat yang permukaannya licin, kaya kaca gitu. Nii aku tunjukkan," kata Andi sambil memanah ke kaca jendela rumahnya.

Anak panah yang di lepaskan ke arah kaca jendela rumah, ya langsung menempel.

"Hebat!!!" kata Bobo.

"Bisa menempel, karena ada karet di anak panah," penjelasan Andi.

"Oh...begitu!!!" kata Bobo.

Andi melepaskan anak panah yang menempel di kaca jendela rumah. Bobo dan Andi mulai main anak panah dengan sasaran  tiga bekas kaleng minuman yang di susun rapih di atas batu dan Bobo dan Andi....memanahnya dari jarak yang cukup jauh, ya empat meter gitu.

Bobo yang mulai duluan memanah karena menang suit dari Andi. Dengan serius banget Bobo memanah sasarannya dengan batasan anak panah yang di mainkan tiga. Ya hasilnya sih Bobo cuma bisa kena satu. Permainan pun gantian dengan Andi gitu. Andi mulai memanah dengan serius dengan sasarannya. Tiba-tiba Heru dateng dan memanggil nama teman-temannya, ya Bobo menoleh ke Heru dan juga Andi. Eeee anak panah Andi malah terlepas dari tangannya dan melesat menuju ke Heru sampai terkena gidatnya Andi.....ya nempel gitu.

"Wah...gila kamu Andi. Manah aku kena ke jidat ini," kata Heru sambil melepaskan anak panah di jidatnya.

"Maaf...maaf," kata Andi.

"Gimana kamu ini Andi!" kata Bobo.

"Untung saja anak panah ini terbuat dari plastik dan juga ujungnya karet yang bisa nempel. Sudah aku maafkan kesalahaan kamu Andi," kata Heru.

"Iya, terima kasih," saut Andi.

"Main panahnya di lanjutkan atau tidak?" kata Bobo.

"Lanjutlah. Aku dateng ke sini mau main panahan. Nii aku bawa panahan," kata Heru sambil menunjukkan panahannya ke Andi dan Bobo.

Bobo dan Andi terkejut dengan panahan yang di bawa Heru.

"Heru...itu panahan siapa. Kok anak panahnya tajem banget gitu?" tanya Andi.

"Panahan itu tua dan berbahaya," kata Bobo.

"Oh...ini...panahan koleksi Kakek yang di pajang di rumah," penjelasan Heru.

"Bahaya panahan itu," kata Andi.

"Iya," saut Bobo.

"Bahaya apa..an?" tanya Heru.

"Anak panahnya tajem banget," kata Andi.

"Iya....tajem anak panahnya," kata Bobo.

"Iya juga ya...anak panahnya tajem, kalau kena orang bahaya. Kaya Andi tadi...gak sengaja memanah ke saya. Waaaaah...bahaya," kata Heru.

"Ya sudah. Anak panahnya pake anak panah aku atau Bobo aja," saran Andi.

"Itu solusi yang baik," kata Heru.

"Iya bener saran Andi....solusi yang baik. Jadi main panahan di lanjutkan," kata Bobo.

Heru pun menaruh anak panah yang tajem di geletakkan saja di di lantai, ya tidak di mainkan. Bobo memberi anak panahnya satu ke Heru. Ya Andi menambahkan satu anak panah lagi ke Heru karena yang satu sudah di pegang Heru, yang anak panah yang tadi nempel di jidatnya Heru....salah sasaran panah...gitu.

Permainan pun di mulai lagi Bobo, Heru dan Andi yang dengan hompimpa yang menang Heru, lalu Andi dan Bobo suit dan menang Bobo. Jadi urutan memanah adalah Heru yang pertama, yang kedua Bobo dan terakhir Andi.

Heru pun mulai ancang-ancang memanah ke sasaran. Eeee Heru malah berkata ke Andi dan Bobo "Bobo, Andi".

"Apa?" saut Andi dan Bobo.

"Karna....pemanah yang hebatkan?" tanya Heru.

"Karna, ya....memang hebat sih memanahnya. Tapi yang hebat itu....Arjuna....," kata Andi.

"Yang hebat memanahnya Arjuna," kata Bobo.

"Oh...Arjuna toh. Kalau Green Arrow dan Hawkeye mana yang hebat memanahnya?" kata Heru.

"Green Arrow dan Hawkeye....mana yang hebat memanahnya. Sama-sama jago panah sih ...jagoan pahlawan supernya," kata Andi berpikir.

"Kalau masalah itu Green Arrow dan Hawkeye....siapa yang paling hebat memanahnya? Yang hebat adalah Robin Hood. Dilihat masa populer suatu cerita," kata Bobo.

"Ada benernya kata Bobo. Mungkin saja. Green Arrow dan Hawkaye itu di ambil dari kehebatan dari pemanah Robin Hood, ya adaptasi  tokohnya gitu dari cerita rakyat ke cerita pahlawan super, tambahan Andi.

"Iya, bisa juga sih. Jadi hebat Robin Hood dalam memanah. Padahal di Indonesia ada film yang bagus tentang pemanah, ya tiga Srikandi," kata Heru.

"Iya...terserah kamu....Heru," kata Andi.

"Kebanyakan ngomong ini dan itu. Cepet memanahnya ke sasarannya Heru!!!" kata Bobo.

"Iya," saut Heru.

Heru pun kembali serius memanah ke sasaran. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, ya Heru tidak bisa mengenai sasaran. 

"Aku gagal," kata Heru yang kecewa pada dirinya.

Bobo yang giliran ke dua dan siap untuk memanah ke sasaran gitu. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, oleh Bobo......ya hasilnya cuma kena satu mengenai kaleng bekas minuman.

"Cukup berhasil aku memanah. Lebih baik dari Heru. Aku kena satu ke sasaran," kata Bobo.

Dan yang terakhir yang memanah Andi, ya bersiap memanah ke sasaran gitu. Dengan konsetrasi yang penuh Andi melepaskan anak panahnya ke sasaran. Satu anak panah mengenai kaleng bekas minuman. Yang kedua....pun kena sampai anak panah ketiga pun berhasil mengenai kaleng bekas minum.

"Aku....jago memanah, kaya Robin Hood," kata Andi yang senang banget.

"Kamu hebat....Andi. Jago memanah," pujiannya Bobo dan Heru bersamaan sambil mengacungkan jempol.

"Terima kasih....terima kasih," kata Andi.

Permainan memanah pun di teruskan. Ya pada akhirnya tetap sama. Heru dan Bobo kalah dalam permainan memanah yang menang Andi. Karena hari sudah sore, ya permainan memanah berakhir. Tapi sebelum pulang ke rumahnya, ya Heru berkata "Teman-teman, kapan-kapan main panahnya di halaman belakang ku yang tertutup gitu sudah di pager ada kebon pisangnya?! Kita memanah pake anak panah yang tajem".

"Iya," saut Bobo dan Andi bersamaan.

Bobo dan Heru, ya meninggalkan Andi di rumahnya lah lagi beresin abis main panah-panahan. Bobo dan Heru yang jalan bareng, ya sampai di persimpangan jalan pisah keduanya menuju rumah masing-masing. Selang berapa saat sampai Bobo di rumahnya, ya biasa sih berbenah diri dan setelah itu mengerjakan PR. Ibu sedang momong adek bayi, sambil ini dan itu.....jadinya sibuk urusan Ibu.

NONTON MUSIK DANGDUT

Seusai sholat isya di mesjid, biasa Dono segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah suasana sepi gitu.

"Jadi Kasino dan Indro belum pulang, paling sibuk urusan kerjaan mereka berdua," kata Dono.

Dono, ya biasa mengambil leptopnya di kamar yang di taruh di meja belajar, lalu keluar dari kamar dengan membawa leptop ke ruang tamu. Dono duduk santai di ruang tamu....ya  mau mulai mengetik di leptopnya.

"Tema apa yang akan aku angkat, untuk tulisan cerita Blog....aku?!" celoteh Dono.

Dono berpikir keras sekali.

"Gimana kalau cerpen anak aja! Lagi dan lagi!" kata Dono.

Dono pun mengetik dengan mencari data-data kesukaan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, yaitu permainan ini dan itu. Indro pun selesai juga urusan kerjaannya, ya segera pulang. Sampai di rumah, Indro langsung mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".

Dono mendengar salamnya Indro, ya di jawablah "Waalaikumsalam".

Indro yang letih karena capek bekerja seharian, ya nyantai dulu dengan duduk bersama Dono yang sibuk mengetik di Blog-nya.

"Don...nulis cerpen anak lagi?" tanya Indro.

"Iya," saut Dono yang masih sibuk mengetik di leptopnya.

Indro melihat reting bacaannya Dono, saat Dono mengecek reting bacaan pada Blognya.

"Retingnya stabil Dono. Maka itu kamu menulis cerpen anak?!" kata Indro.

"Iya, karena berdasarkan pertimbangan aku melihat program Tv......ya banyak kartun anak sih. Jadi kenapa gak aku menulis cerpen anak? Ya sudah di jalanin dengan baik. Eeeee ternyata retingnya....stabil gitu. Ya usaha aku tidak sia-sia," penjelasan Dono.

"Mengamati di lingkungan baik nyata atau maya dan di pertimbangkan dengan masak-masak. Pada akhirnya praktek sesuai data yang ada, jadi hasilnya berbuah manis," tambahan Indro.

"Benar kamu Indro. Tiori dan praktek satu ritme, jadi satu kesatuan," kata Dono.

"Don lanjutin saja mengetik kamu. Aku mau ganti baju," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono, ya sibuk mengetik di leptopnya. Indro ya ke kamar mandi untuk mandi, baru setelah itu ganti baju di kamarnya. Indro yang terlihat keadaannya seger banget abis mandi dan pake baju sehari-hari, ya biasa duduk di ruang tengah untuk nonton Tv acara kesukaannya.

Dono pun selesai mengetik di leptopnya dan sudah di simpan dengan baik dan juga di publikasikan. Kasino ya selesai urusan kerjaannya dan segera pulang ke rumah. Sampai di rumah, ya Kasino mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".

Dono ya sebenarnya beranjak dari duduknya di ruang tamu sambil bawa leptop mau ke kamarnya, ya mendengar salam Kasino....jadi di jawabnya "Waalaikumsalam".

Kasino ya biasa duduk ruang tamu untuk menghilangkan rasa letihnya. Dono ya langsung ke kamarnya untuk menaruh leptop di atas meja belajarnya, baru setelah itu....duduk bersama Indro di ruang tamu untuk nonton Tv yang acara Tvnya di sukai Indro.

Kasino pun bangun dari duduknya di ruang tamu, ya biasa berbenah diri gitu....ya mandi dan ganti pakaian di kamar. Baru Kasino masak mie rebus di dapur, ya laper gitu. Sebenarnya masih ada lauk ayam goreng, sayur kangkung dan sambel goreng di lemari makan. Kasino ya nyari selera makan jadinya masak mie rebus. Selang berapa saat sih jadi tuh mie rebus, ya Kasino segera menyantapnya di meja makan.

Indro pun mencium bau enak dari mie rebus buatan Kasino, ya beranjak dari duduknya....langsung ke dapur untuk masak mie rebus.  Dono, ya biasa ganti chanel Tv dan nonton acara lawak gitu yang menghibur diri....untuk ketawa dan ketiwi.

Indro pun selesai masak mie rebusnya, ya segera di santapnya di meja makan. Kasino pun cepet banget makan mie rebus, ya meninggalkan Indro yang asik makan mie rebus. Mangkok abis makan mie rebus, biasa di cuci bersih oleh Kasino dan di taruh di rak piring. Setelah itu Kasino, ya masuk kamarnya untuk mengerjakan sesuatu yang penting gitu, jadi leptop di hidupkan dan segera ia mengetiklah.

Indro selesai juga makan mie rebus, ya di bereskan mangkoknya untuk di cuci bersih dan di taruh di rak piring. Indro pun duduk bersama Dono untuk nonton Tv.

"Don, kok acara Tvnya di ganti?" kata Indro.

"Kamunya asik makan, ya aku ganti acara Tvnya. Aku ingin nonton acara lawak. Ingin ketawa dan ketiwi," kata Dono.

"Ganti, acaranya lagi ke acara Tv kesukaan aku. Biasa dangdut," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Indro mengganti chanel Tv yang acara lawak di ganti dengan chanel yang lain yang acaranya musik dangdut, pake remotlah. Ya Dono dan Indro asik nonton musik dangdut. Kasino pun selesai juga dengan urusannya, jadi simpan dan leptopnya di matikan. Baru deh Kasino duduk bareng bersama Dono dan Indro nonton Tv di ruang tengah.

"Udah mulai lagi acara lomba...LIDA-nya?" kata Kasino.

"Iya, yang baru....Kasino," saut Indro.

"Baru toh," kata Kasino.

Dono, Kasino dan Indro, ya asik menonton acara Tv untuk menghibur diri mereka bertiga yang sibuk dengan aktivitas masing-masing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang ini dan itu.

Wednesday, January 22, 2020

PISTOL KARET

Bobo telah selesai membuat pistol dari kayu dan pelurunya karet, ya segera pergi ke rumah Andi dengan membawa mainan plastik tentara. Sampai di rumah Andi, ya terlihat Andi sedang asik main tembak-tembakan pada pistol karetnya untuk menjatuhkan mainan plastik tentara yang di jejer dengan baik di lantai. Ya Bobo ikutan juga gitu main tembak-tembakan, sampai Heru dateng ke tempat Andi.

Di jejerkan mainan plastik tentara, ya sepuluh. Bobo pun sedang memegang pistol karet yang ia buat sendiri. Di tembakin oleh Bobo maninan plastik tentara satu persatu sampai jatuh semuanya.

"Aku penembak jitu," kata Bobo.

"Bobo, kalau di tembak dari jarak sejengkal sih....otomatis kena semuanya," kata Andi.

"Ya...deh. Jarak tembaknya aku atur lagi, jadi satu meter," kata Bobo.

"Masih kurang Bobo, ya tambah satu meter lagi!" kata Andi.

"Jauh amat nanti susah menembak mengenai sasarannya," kata Bobo.

"Ya....usahakan kena sasarannya!" kata Andi.

"Baiklah," saut Bobo.

Bobo pun mulai menembak mainan plastik tentara yang di jejer sepuluh gitu. Ya....Bobo banyak gagal mengenai mainan plastik tentara.

"Gagal terus. Cuma kenanya empat," kata Bobo.

"Ketahuan kamu tidak penembak jitu, jika jaraknya jauh," kata Andi.

"Iya," saut Andi.

"Sekarang giliran aku!" kata Andi.

"Silakan!!!!" kata Bobo.

Andi pun bersiap untuk menembak dengan pistol karet yang di buatnya sendiri. Ya mainan plastik tentara sudah di jejer sepuluh gitu. Di tembakkin mainan plastik tentara dengan serius oleh Andi sampai kena. Ternyata Andi cuma bisa lima yang kena sampai mainan plastik tentara terpental terkena karet, ya roboh lah.

"Ternyata aku....bisanya lima, lebih dari Bobo sih..
.satu," kata Andi.

"Iya....deh kamu hebat lebih satu dari aku!" pujian Bobo.

"Yo....i," saut Andi.

Heru dateng ke rumah Andi, ya membawa pistol karet yang lebih panjang bentuknya dari Bobo dan Andi dan juga membawa mainan plastik tentara.

"Bobo, Andi.....ayo kita bertaruh mainan plastik tentara!" kata Heru menantang.

"Baiklah, berapa taruhannya?" kata Andi.

"Sepuluh mainan plastik tentara. Karena pertaruhan peluru karetnya ya.....sepuluh juga," kata Heru.

"Taruhan yang cukup banyak," kata Bobo.

"Aku....setuju," kata Andi.

"Gimana dengan kamu..
Bobo?" tanya Heru.

"Iya....setujuh, sepuluh....kan," jawab Bobo.

"Ayo mulai. Permainannya!!!!" kata Heru.

Heru pun menjejerkan sepuluh mainan plastik tentara dan setelah itu suitan dengan Andi dan Bobo untuk menentukan siapa yang akan mulai permainannya. Ya ternyata Andi duluan, lalu Heru dan terakhir Bobo.

Andi bersiap menembak mainan plastik tentara dari jarak dua meter. Dengan serius banget Andi menembak sasaran, ya dengan di jatah peluru karetnya sepuluh berarti tidak boleh gagal nembak. Ya....akhirnya Andi hanya bisa tujuh. Ya gantian dengan penembak berikutnya Heru. Dengan serius Heru menembak mainan plastik tentara. Akhirnya sih Heru hanya bisa sembilan saja.

"Sembilan lebih dari Andi. Tapi sayang satu gagal," kata Heru.

Giliran Bobo untuk menembak mainan plastik tentara dengan penuh serius banget. Usaha Bobo berhasil menembak sepuluh mainan plastik tentara.

"Aku berhasil. Aku pemenangnya," kata Bobo yang senang banget.

"Aku...kalah," kata Andi.

"Aku juga kalah," kata Heru.

"Ini taruhannya Bobo, sepuluh mainan plastik tentara," kata Heru sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.

"Terima kasih," kata Bobo.

"Iya....aku serahkan sepuluh....mainan plastik tentara ke kamu Bobo," kata Andi sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.

"Terima kasih.....," kata Bobo.

Hari pun mulai sore, ya mengakhiri permainan hari ini. Ya Bobo dan Heru ya pulang ke rumah masing-masing dan pamitan dengan Andi. Sampai di persimpangan jalan, ya Bobo dan Heru pisah jalan. Sampai lah Bobo di rumah.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya, saut Ibu yang sibuk melipet baju dedek bayi.

Bobo pun segera ke kamarnya menaruh mainannya di meja belajar, ya setelah keluar dari kamar untuk mandi. Setelah tubuh Bobo harum, ya habis mandi. Seperti biasanya Bobo mengerjakan PRnya di kamarnya dengan penuh serius.

MAIN GASING

Bobo yang masuk rumah, ya segera berganti pakaian gitu, lalu makan dan setelah itu masuk kamar lagi untuk mengerjakan PR. Hanya sebentar saja sih Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya berniat mau main gitu ke rumah Andi.....untuk bermain gasing yang baru di belinya seusai pulang sekolah.

"Ibu, Bobo mau main ke rumah Andi. Untuk main gasing," katanya.

"Iya, Bobo mainlah....tetapi jangan pulangnya sore-sore!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo.

Bobo pun keluar dari rumah. Ibu ya biasa sibuk momong dedek bayi, ya sambil ini dan itu beres rumah dan juga masih sempet nyantai nonton Tv......pastinya berita.

Bobo berjalan menuju rumahnya Andi. Ya sampai juga di rumahnya Andi. Sedang Andi asik main gasing gitu di teras rumahnya.

"Andi, ayo kita adu gasing!" kata Bobo.

"Ayo," kata Andi.

"Tetapi mana Heru?" kata Bobo.

"Heru bentar lagi dateng kesini!" kata Andi.

Andi pun masuk ke dalam rumahnya dan mengambil baskom yang besar banget, ya di bawa ke teras rumah sih.

"Ayo kita adu gasing," kata Andi menaruh baskom yang besar di lantai.

"Loh... pake baskom yang ukuran besar?" tanya Bobo.

"Katanya....adu gasing," kata Andi.

"Iya sih. Tapi kan adu....gasingnya yang cuma lamanya gasing berputar, jadi gak pake baskom," kata Bobo.

"Gak serulah.....Bobo kalau hanya lamanya gasing berputar. Yang serunya di adu aja. Saat gasing masuk ke dalam baskom kan nanti berbenturan gitu dari proses pergerakan gasing berputarnya," penjelasan Andi.

"Iya-iya.....kaya di film kartunnya. Pasti bayangan roh pada gasing muncul," kata Bobo.

"Gak mungkinlah roh gasing muncul. Itu cuma cerita film kartun, ya hayalan saja," kata Andi.

"Sudahlah ayo......main!" kata Bobo.

"Ayo!!!" kata Bobo.

Bobo dan Andi mulai adu gasingnya, ya terbuat dari plastik gitu. Alat pemutar pada gasing di tarik dengan kuat dan cepat. Gasing jatuh di baskom yang besar, ya berputar dan berbenturan dan kembali lagi berbenturan.

"Gasing ku yang pasti menang," kata Bobo.

"Gasing ku lah...yang pasti menang," kata Andi.

Bobo dan Andi lagi asik melihat gasing yang masih berputar dan beradu ketika kerdekatan. Heru dateng juga ke rumah Andi, ya bawa gasing.

"Teman-teman...aku ikut main gasing," kata Heru.

Andi dan Bobo...kaget melihat gasing yang di bawa Heru.

"Kok, gasing kayu," kata Bobo.

"Iya, gasing kayu....dengan ukuran besar," kata Andi.

"Inikan...gasing tradisional," kata Heru.

"Iya sih gasing tradisional. Tapi kan kalau di adu...gasing ku hancur," kata Andi.

"Kalau di adu dengan kayu melawan plastik, ya plastik ya hancur," kata Bobo.

"Adu...lama berputar saja!!!!" kata Heru.

"Kalau adu lama berputar sih gak ada masalah sih. Mau gasing kayu mau pun gasing plastik....sih," kata Andi.

"Iya gak ada masalah," saut Bobo.

"Tapi....tunggu dulu deh. Jangan-jangan gasing kamu....itu gasing tengkorak, kaya di film-film gitu," kata Andi.

"Hiii serem," saut Bobo.

"Bukan lah," kata Heru.

Gasingnya Bobo menang dan tetap bertahan, ya masih berputar gitu. Sedangkan gasing Andi berhenti. Ya mulai lah adu gasing lagi, tapi tidak pake baskom yang besar. Gasing Andi berputar cepat, ya namanya gasing zaman sekarang sih bercahaya dan bunyi lagi, ada lagunya. Gasingnya Bobo....ya berputar, tetapi ya biasa-biasa aja karena beli yang murah harganya sesuai dengan uang jajannya. Gasingnya Heru uang terbuat dari kayu dan sebenarnya itu gasing mainan Kakeknya Heru saat ia masih muda, ya sekarang di mainkan dengan baik. Di tunggu lama banget adu lamanya gasing berputar, ya akhirnya gasingnya Bobo dan Andi kalah dengan gasingnya Heru yang terbuat dari kayu.

"Aku memang," kata Heru yang senang.

Ya kembali di adu lagi sih gasing untuk membuktikan pemenang sejatinya. Eeee berkali-kali....gasing Heru menang. Bobo dan Andi muram durja karena kalah.

Hari sudah sore, ya mengakhirilah permainan gasing. Bobo pulang bersama Heru ya menuju rumah masing-masing. Sedang Andi membereskan semua benda yang di gunakan untuk main gasing. Saat melewati rumah yang tua gitu, ya terdengar suara bayi, tapi tidak ada orang sama sekali di situ....ya termasuk bayi juga.

Bulu kuduk Bobo berdiri dan berkata "Setan".

"Hussss!!!! Ngomong apa kamu Bobo?!!" kata Heru.

"Setan....
Heru. Ada suara bayi tapi gak ada orangnya. Sepi tahu keadaan di sini!!!" kata Bobo.

"Jangan takut Bobo...ini cuma mainan...Paman Eko, yang membuat Kincir dari kayu sebagai sumber energi untuk menghidupkan suara mainan yaitu suara bayi. Setiap angin bertiup, ya suara bayi pun berbunyi," penjelasan Heru sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah kincir yang terbuat dari kayu.

"Oh....cuma mainan. Itu namanya iseng," kata Bobo.

"Iseng-iseng, tapi kreatif Paman Eko," pujian Heru.

"Iya...sih kreatif," kata Bobo.

Bobo dan Heru melanjutkan perjalanan. Sampai di persimpangan, ya pisah jalannya menuju rumah masing-masing. Bobo segera cepat sampai ke rumah, dengan berjalan cepat.  Sampai juga di rumah, ya masuk rumah sih.

"Ibu...aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun segera menaruh gasingnya di dalam kamarnya, ya tepatnya di atas meja belajar. Lalu Bobo keluar dari kamar untuk mandi. Baru setelah itu makan malam bersama Ibu dan Ayah, ya dedek bayi yang masih minum susu pake botol.

Monday, January 20, 2020

MAIN BULUTANGKIS

Usai sudah pendidikan hari ini. Bobo pun segera berjalan santai menuju rumahnya. Sampai di lapangan gitu. Ya Bobo melihat temannya sedang main pesawat terbang yang bertenaga karet.  Bobo pun mendekati temannya itu.

"Bejo...asik banget main pesawat terbang," kata Bobo.

"Iya, Bobo," kata Bejo.

"Pesawatnya beli apa buat sendiri?" tanya Bobo.

"Buat sendiri Bobo," kata Bejo.

"Hebat banget buat pesawat terbang dengan tenaga karet," pujian Bobo.

"Iya, hoby sih..... karena itu aku mencontoh dari vidio di Youtobe untuk membuat pesawat terbang bertenaga karet," kata Bejo yang jujur banget.

"Oh begitu, Aku pulang ya!!!" kata Bobo.

"Iya, Bobo," kata saut Bejo.

Bejo terus main pesawat terbang tenaga karet dengan asik banget. Bobo ya...berjalan cepat menuju rumahnya. Tapi tiba-tiba Bobo berpikir dan berceloteh "Apa karena berita viral tentang Bapak yang bisa merakit pesawat dengan biaya murah meriah...ya? Katanya hoby. Berarti Bejo pun sama dengan Bapak tersebut......, ya hoby juga. Tapi yang buat Bejo adalah mainan pesawat terbang bertenaga karet".

Bobo pun tidak memikirkan lagi tentang pesawat terbang bertenaga karet, ya segera berjalan sampai di rumah. Ya benar sampai di rumah dan sudah masuk rumah.

"Aku pulang," kata Bobo.

"Bobo!!!" panggil Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo sambil mendekati Ibu.

"Ganti baju dan makan ya. Ibu sudah masak untuk Bobo!!!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo

Bobo segera kekamarnya untuk berbenah diri. Ibu sedang momong dedek bayi, ya sambil nonton berita gitu. Bobo pun keluar dari kamar dan segera makan ya di meja makan. Dengan santai Bobo menikmati makan buatan Ibu sampai perut kenyang.

Setelah itu. Bobo mengambil raket dan kok di meja dan segera mendekati Ibu.

"Ibu..., Bobo main ke lapangan. Main bulutangkis....kaya juara bulutangkis yang ada di Tv," kata Bobo.

"Iya, tapi ingat pulangnya jangan sore-sore!" kata Ibu.

"Iya....Ibu," kata Bobo.

Bobo pun keluar dari rumah. Ya segera berlari menuju lapangan. Di lapangan Andi sudah menunggu. Bejo yang main pesawat terbang dengan tenaga karet di lapangan ya sudah pulang dari tadi.

"Hay, Andi....jadi kita main bulutangkisnya," kata basa basi Bobo.

"Jadi!!!! Aku sudah bawa raketnya," kata Andi sambil menunjukkan raket yang di pegang Andi.

"Ayo kita main," kata Bobo.

"Ayo," kata Andi.

Bobo mulai memukul kok dengan raketnya ke arah Andi, ya kok pun di kembalikan Andi. Terus menerus permainan bulutangkis masih seimbang antara Bobo dan Andi. Angin bertiup kencang, jadi kok terbawa angin. Bobo meleset memukulnya.

"Aku gagal," kata Bobo.

"Yes, aku dapet poin satu dan Bobo masih nol. Bobo tidak bisa membalikan koknya ke aku!" kata Andi yang bangga pada dirinya.

"Ayo mulai lagi!!!" kata Bobo yang sudah siap memukul kok pake raketnya.

"Aku siap!!!" kata Andi.

Mau di pukul kok oleh Bobo. Dateng Heru, ya berteriak memanggil teman-temannya "Bobo, Andi".

"Woy....Heru," kata Bobo dan Andi bersamaan.

"Ikut main bulutangkis....Bobo, Andi," kata Heru.

"Ya...udah sini. Ganti...in aku aja," kata Bobo.

"Asik main," kata Heru.

"Lawan ku di ganti," kata Andi.

Bobo memberikan kok kepada Heru.

"Ayo mulai main bulutangkisnya," kata Heru.

"Ayo...mulai!!!!" kata Andi.

Heru memukul koknya dengan raketnya yang di tujukan ke Andi, ya Andi bisa membalikan kok ke Heru. Permainan masih seimbang antara Andi dan Heru. Bobo asik menonton saja. Eee tahu-tahu Wati ya dateng ke lapangan bawa raket dan kok juga. Jadi Bobo main bulutangkis dengan Wati.

Heru memukul dengan sangat kuat, ya Andi berusaha untuk mengembalikan kok ke Heru, tapi gagal.

"Aku dapet poin satu dan Andi nol," kata Heru yang senang.

"Ayo mulai lagi!!!" kata Andi.

Andi pun memukul kok dengan raketnya ke arah Heru, ya berhasil di kembalikan. Permainan antara Andi dan Heru masih seimbang. Bobo dan Wati, ya Bobo berhasil mendapatkan satu poin dan Wati masih nol. Wati pun memukul kok dengan raketnya ke arah Bobo, ya bisa di kembalikan Bobo dengan baik. Permainan antara Bobo dan Wati masih seimbang.

Waktu terus berjalan dengan semestinya sampai sore. Ya permainan bulutangkis pun selesai juga. Wati pun menang mengalahkan Bobo. Sedangkan Heru berhasil mengalahkan Andi.

"Hari ini seneng banget main bulutangkis," kata Heru.

"Ya....jelas kamu seneng. Menang main bulutangkis dari aku," saut Andi.

"Iya," kata Heru.

"Wati juga menang, ya berhasil mengalahkan aku dalam permainan bulutangkis," kata Bobo.

"Iya," saut Wati yang senang tapi malu, ya...nama juga cewek.

Bobo dan teman-teman bubar dari main bulutangkisnya, balik ke rumah masing-masing. Sampai di rumah. 

"Ibu, aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Ya Bobo segera mandi gitu biar bau kecut dari tubuhnya hilang. Setelah itu, ya Bobo mengerjakan PRnya di kamarnya.

Sunday, January 19, 2020

MAIN YOYO KAYU

Seusai pendidikan di sekolah, ya Bobo keluar dari sekolah bersama teman-temannya. Di samping gerbang sekolah ada Bapak-bapak pedagang kaki lima berjualan mainan gitu. Bobo tertarik gitu, ya temannya tertarik juga.

Bobo membeli sebuah yoyo kayu dan di bayarnya dengan uang pas. Bapak penjual mainan kaki lima, ya senang sih dagangan mainannya laris manis gitu dan dalam hati mengucap syukur "Alhamdulilah". Sedangkan teman-temannya, ya membeli mainan yang sama dengan Bobo atau beda seperti robotan, pistol air, seruling bambu dan masih banyak lainnya.

Bobo pun berjalan menuju rumahnya dengan santai bermain yoyo. Saat di rumahnya Andi, ya Bobo melihat Andi sedang bermain yoyo dengan mahirnya, sampai yoyo berputar stabil, ya lama gitu dan talinya di mainkan Andi.

Bobo ingin tahu gimana memainkan yoyo seperti Andi? Ya Bobo mendekati Andi, alias bertamu gitu. Andi dengan senang hati mengajarkan Bobo untuk bisa mahirnya main yoyo kayu.

"Bobo, talinya pada yoyo di renggangkan gitu, jadi ketika dimainkan maka yoyo akan berputar tetap dan tidak langsung kembali ke tangan kita. Tali pun di mainkan di buat apa pun, yang penting yoyo tetap berputar setabil," penjelasan Andi.

"Oh begitu," kata Bobo.

Ya Bobo mengikuti arahan Andi pada yoyonya, segera di mainkan gitu. Yoyo berputar dengan stabil dan lama banget dan tali bisa di mainkan dengan baik baru yoyo kembali ke tangan Bobo dengan baik.

"Aku bisa memainkan yoyo kayu ini dengan baik," kata Bobo.

"Cepat belajar kamu Bobo," pujian Andi.

Heru ya melihat Bobo dan Andi asik main yoyo di teras rumah, ya bertamu gitu.

"Hey teman aku ikutan main bersama kalian," kata Heru.

"Her....kamu beli yoyo juga?" tanya Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Yoyo kamu besar juga ya....Heru," kata Andi.

"Iya, aku beli....yoyo yang besar dan juga aku pasang batu api di yoyo ini," kata Heru.

"Iya, itu batu api," kata Andi.

"Iya....batu api di pasang di yoyo...kamu Her...," kata Bobo.

Heru pun memainkan yoyo kayu dengan baik dan berputar stabil dan lama, ya di dekatkan ke lantai gitu....jadinya terjadi gesekan pada batu api dan lantai....ya timbullah percikan api.

"Hebat, muncul api di yoyo kamu Her," kata Bobo yang antusias.

"Iya, muncul percikan api di yoyo kamu Her," kata Andi.

Heru langsung menarik talinya dan kembali ketangannya yoyo yang di mainkan.

"Hebat yoyo ku!" kata Heru yang bangga.

"Hebat," kata Andi.

"Hebat," kata Bobo.

Bobo yang teringat pesan Ibu "Bobo segera pulang seusai sekolah, jangan main dulu". Bobo pun permisi untuk pulang ke pada teman-temannya. Ya Andi dan Heru membiarkan Bobo pulang sih, tetap Andi dan Heru melanjutkan main yoyo kayu dengan asik.

Bobo pun berlari dengan kencang menuju rumahnya. Belum sampai di rumahnya, Bobo melihat anak yang sedang main yoyo, tetapi bukan yoyo kayu tapi terbuat dari plastik dan kalau di mainkan lampunya hidup dan mengeluarkan suara kaya lagu gitu.

"Yoyo modern toh. Sedangkan yoyo ku...ini terbuat dari kayu dan memang mainan tradisional," celoteh Bobo.

Bobo pun mengabaikan anak yang main yoyo modern gitu, ya segera ke rumahnya. Sampai di rumah Bobo.

"Aku pulang," kata Bobo.

Ibu pun keluar dari kamar, ya menidurin adek bayi dan mendatangi Bobo yang main yoyo.

"Bobo, telat pulang lagi," kata Ibu.

"Maaf Ibu. Bobo main dulu...ke tempat Andi. Ini main yoyo kayu yang Bobo beli di Bapak pedagang mainan yang jualan di sekolah," kata Bobo.

"Mainan lagi. Ya udah ganti baju mu setelah itu makan. Ibu masak makan yang enak kesukaan kamu!" kata Ibu.

"Iya Ibu," kats Bobo.

Bobo segera ke kamarnya menaruh tas di meja belajar beserta yoyo, ya sekalian berbenah diri dan setelah itu makan gitu.

"Ayam goreng yang dibalut dengan tepung berbumbu," kata Bobo.

Bobo makan dengan nikmat masakan Ibu. Setelah perut kenyang, ya Bobo masuk kamarnya untuk mengerjakan PRnya dengan baik. Sampai waktu terus berjalan sesuai dengan rencananya, ya Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya Bobo biasa langsung memainkan yoyo kayu dengan penuh kecerian.

BALAP SEPEDAH

Hari minggu yang cerah banget. Bobo membuat sebuah kincir dari kertas dan gagangnya dari bambu, ya jadi sih dengan penuh keseriusan dan kesabaran membuat kincir.

"Aku berhasil membuat mainan kincir," kata Bobo yang senang.

Bobo langsung memasang kincir di sepedahnya, ya di ikat kuat agat tidak jatuh.

"Ibu, Bobo main sepedah," kata Bobo dengan keras.

"Iya, hati-hati ya....nak mainnya!" kata Ibu.

Bobo mulai menggoes sepedahnya dengan pelan dan akhirnya kencang gitu, sepedah melaju dengan sangat cepat sekali. Kincir di pasang di sepedah pun berputar dengan sangat cepat sekali.

"Aku suka, kincir yang aku buat berputar dengan baik," kata Bobo yang senang.

Bobo pun sampai di lapangan, ya sepedah di rem....seketika sepedah berhenti.

"Heru, Andi!" panggilan Bobo.

"Bobo," kata Heru dan Andi bersamaan.

Heru dan Andi yang mendekati Bobo, ya lagi naik sepedah sih keadaan Heru dan Andi.

"Sepedah mu kamu pasang kincir, ya Bobo?" kata Heru.

"Bagus...kan, aku buat sendiri....kincirnya," kata Bobo.

"Bagus....Bobo," pujian Heru.

"Iya...bagus," pujian tambahan Andi.

"Oh...iya, jadi gak balap sepedahnya. Kaya acara lomba balap motor...gitu yang di tayangkan di Tv," kata Bobo.

"Jadi. Lokasi untuk kita berlomba di lapangan," kata Heru.

"Berapa putaran dalam perlombaan ini, mengelilingi lapangan?" tanya Andi.

"Tiga ....aja," kata Heru.

"Setuju...tiga," kata Bobo.

"Ok, tiga," kata Andi.

Bobo dan teman-teman bersiap di lapangan gitu, untuk perlombaan balap sepedah. Wati pun lewat daerah situ, ya di panggil Bobo untuk jadi wasit yang menentukan mulainya perlombaan balap sepedah dan juga menentukan siapa pemenang dalam sepedah sekaligus sepoter. Wati menerima permintaan Bobo, Heru dan Andi.

"3..., 2.....1," kata Wati.

Bobo, Heru dan Andi mulai mengayuh sepedahnya dengan sangat cepat mengelilingi lapangan. Andi berada di depan yang ke dua Heru dan yang terakhir Bobo. Balapan menjadi seru banget karena ketiganya yang bertanding tidak mau mengalah. Putaran ke dua, kedudukan pun berubah. Heru pertama, Andi ke dua dan terakhir adalah Bobo.

Wati terus menyemangati teman-temannya yang sedang balapan. Putaran ketiga dan terakhir. Posisi pun berubah. Bobo pertama, Andi ke dua dan  terakhir Heru. Sampai di garis penentuan. Posisi tidak berubah, ya Wati menyaksikan siapa juara satu, dua dan tiga.

"Ha.....capek," kata Bobo.

"Iya capek. Bobo kamu yang menang," kata Heru.

"Ha....ha...ha. Bener-bener melelahkan. Yang menang kamu Bobo," kata Andi.

"Iya....aku menang. Ha..ha..ha," kata Bobo mengatur nafasnya.

"Balap sepedahnya udah selesai. Jadi aku pulang dulu. Ibu sudah menunggu di rumah," kata Wati.

"Iya, terima kasih Wati," kata Bobo.

"Terima kasih Wati," kata Heru dan Andi bersamaan.

"Iya," jawab Wati.

Wati pun meninggalkan teman-temannya di lapangan, ya berjalan menuju rumahnya.

"Hari sudah sore. Kita akhiri saja balap sepedahnya," kata Heru.

"Iya," kata Andi.

"Iya," kata Bobo.

Ya....Bobo, Heru dan Andi meninggalkan lapangan gitu mengayuh sepedah mereka ke rumah masing-masing. Bobo hampir sampai rumahnya. Ya melihat adek laki-laki yang menyukai kincir yang di pasang di sepedah Bobo. Ya....Bobo memberikan kincir tersebut.

"Terima kasih Kak....," kata adek laki-laki.

"Iya," kata Bobo.

Bobo pun segera ke rumahnya, ya sampai gitu dan menaruh sepedah di tempat biasanya Bobo menaruh sepedahnya, ya di garasi dan juga hari menjelang magrib.

"Aku pulang," kata Bobo di dalam rumah.

Ibu mendekati Bobo.

"Anak.....Ibu bau kecut, mandi sana!" kata Ibu.

"Iya, Ibu. Abis main sepedah dan juga balapan sepedah dengan teman-teman," kata Bobo.

"Bobo, pake sabun dan sampo yang baru Ibu beli, agar menghilangkan bau kecut kamu!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Ibu.

Bobo pun ke kamar mandi untuk mandi. Ayah pun baru pulang dari main futsal bersama teman-teman kantornya, ya bertemu Ibu di ruang tengah yang masih ngurus dedek bayi.

"Ayah....segera mandi....ya. Abis olah raga futsal.....bau kecut tuh!" kata Ibu.

"Iya...Iya," saut Ayah.

Ayah langsung mandi, ya setelah Bobo selesai mandi. Baru deh semuanya duduk di meja makan dan makan malam sudah di siapkan Ibu.

"Ayah dan anak sudah harum. Ibu suka," kata Ibu.

"Iya," kata Ayah dan Bobo bersamaan.

Ayah, Ibu dan Bobo menikmati makan malam. Eee ketinggalan dedek bayi yang di beri Ibu minum susu pake botol.

Saturday, January 18, 2020

BELAJAR MEMASAK

Seusai mengerjakan PR, ya Bobo keluar kamarnya. Segera Bobo menghidupkan Tv, biasa ingin nonton acara kesukaannya. Ternyata Bobo salah mencet chenel Tv di remot, ya jadinya nonton acara memasak sih lebih tepatnya pertarungan memasak gitu.

Bobo bebenar memperhatikan teknik memasak setiap juru memasak yang berlomba.

"Aku ingin mencoba memasak," kata Bobo.

Bobo mematikan tontonannya pake remot dan setelah itu ke dapur, ya kebetulan sih Ibu mau memasak.

"Ibu, Ibu, Ibu..... Bobo ingin belajar memasak," kata Bobo dengan antusias banget.

"Tumben ingin belajar memasak. Biasanya kerjanya buat mainan....Bobo," kata Ibu.

"Abisnya. Bobo melihat tontonan di Tv, perlombaan memasak gitu. Jadi ingin seperti orang-orang yang pandai memasak. Kaya di Tv," kata Bobo.

"Dasar kamu Bobo, Pak Tiru. Segala hal di Tv kamu tiru. Ya sudah Ibu ajarkan, mempung dedek bayi lagi tidur di kamar," kata Ibu.

"Asik belajar memasak," kata Bobo yang antusias banget.

"Jadi Bobo mau masak apa?" tanya Ibu.

"Cepat dan mudah Ibu," kata Bobo.

"Nasi," kata Ibu.

"Kok, nasi," saut Bobo.

"Nasi lebih mudah memasaknya, dan pokok makanan. Zaman sekarang memasak nasi lebih mudah karena perkembangan teknologi yang disebut rice cooker," penjelasan Ibu.

"Ibu, masak lainnya aja. Ikan gitu," permintaan Bobo.

"Ikannya mudah Bobo. Di olenin dengan baik langsung di goreng sampai matang dan diangkat," penjelasan singkat Ibu.

"Iya, Ikan aja Ibu," kata Bobo.

"Ya sudah ambil ikannya di kulkas!" kata Ibu.

"Siap Ibu," saut Bobo.

Bobo mengambil Ikan di kulkas, segera di olenin dan di bimbing Ibu dengan baik. Ya selang berapa saat sih jadi ikan goreng yang di masak Bobo.

"Sekarang kamu bisa memasak Bobo," kata Ibu.

"Bobo sudah pinter memasak," kata Bobo yang senang.

Bobo ya terus memasak dengan Ibu bukan sekedar masak ikan goreng, nasi, sayur, dan sambe goreng. Semua makan di taruh di meja makan. Ayah pulang dari kantor, ya biasa benah diri dulu baru makan malam bersama.

Ayah duduk bersama Ibu dan Bobo satu meja makan.

"Masak banyak malam ini?" tanya Ayah.

"Bobo yang ingin belajar memasak, gara-gara nonton Tv. Jadi hari ini masak banyak makan hasil Bobo belajar masak, ya Ibu bimbing dengan baik," penjelasan Ibu.

"Oh begitu," kata Ayah.

Ayah mencoba masakan yang di masak Bobo.

"Emmm.....enak Bobo...masakan...Bobo. Anak pinter," pujian Ayah.

"Bobo pinter memasak. Terima kasih Ibu, Ayah," kata Bobo yang antusias banget senang di puji Ayah.

"Anak kamu....pinter, Ibu," kata Ayah.

"Anak kamu juga...Ayah," saut Ibu.

Ayah dan Ibu, ya beserta Bobo melanjutkan makan malam dengan penuh kebahagian satu keluarga. Dedek bayi bangun dan menangis, ya biasa Ibu langsung ke kamar untuk menenangkan dedek bayi. Ayah dan Bobo selesai makan malan, ya biasa nonton Tv di malam minggu yang tenang.

Friday, January 17, 2020

RAJA DAN RATU DAUN

Bobo sampai di rumahnya.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya, Ibu...lagi repot ngurus adik bayi," kata Ibu.

Bobo, ya segera ke kamar untuk menaruh tas sekolah di kasur, berganti pakaian. Bobo pun menemui Ibunya.

"Ibu..., Bobo mau main," katanya.

"Makan dulu, isi perut mu yang kosong!" kata Ibu.

Bobo tidak bisa membantah, jadinya menjawab "Iya, Ibu".

Bobo pun ke meja makan, ya makan gitu untuk mengisi perutnya kosong sampai kenyang gitu. Baru Bobo pergi main. Berjalanlah Bobo ke lapangan di mana teman-temannya sudah di sana. Heru dan Andi sedang ngumpulkan daun gitu, ya Bobo ikutan juga sambil bertanya "Kita main apaan sih....ngumpulin daun seperti ini?".

"Main....Raja dan Ratu Daun," kata Andi yang sibuk memetik daun dari pohon.

"Tapi....kan, Ratu Daunnya gak ada," kata Bobo.

"Ada....nanti Wati ke sini, main sama kita," kata Heru yang sibuk memetik daun di pohon.

"Oh gitu," saut Bobo.

Bobo, Andi dan Heru telah cukup mengumpulkan daun-daun. Mulai ketiganya merangkainya menjadi mahkota dan jubah....Raja dan Ratu Daun. Dengan cekatan ketiganya menbuatnya, jadi deh. Wati pun dateng ke lapangan.

"Pakaikan mahkota Ratu Daun ke Wati, ya beserta gaun daun!" kata Andi.

"Ok beres," kata Heru dan Bobo bersamaan.

"Jadi aku harus pake ini?" kata Wati.

"Iya, kamu....Ratunya!" kata Andi.

"Baiklah," kata Wati.

Wati memakai mahkota daun dan gaun daun, jadilah Ratu Daun.

"Siapa Rajanya?" tanya Bobo.

"Aku," kata Andi.

"Aku," kata Heru.

"Sudah-sudah aku yang memutuskan sebagai penasehat agung," kata Bobo.

"Jadi....Bobo, jadi penengahnya," kata Andi.

"Kalau di pikir baik-baik lebih baik, Bobo jadi penengah saja. Ya sudahlah jadi penasehat agung yang mendampingi Ratu Daun," kata Heru.

"Setuju, jadi aku jadi Rajanya yang merebutkan cintanya Ratu Daun," kata Andi.

"Aku juga...Raja yang merebutkan hatinya Ratu Daun," kata Heru.

"Ya....sudah di posisi masing-masing!" kata Bobo.

Dateng Bejo dengan membawa Hp gitu.

"Teman-teman sedang main apa?" tanya Bejo.

"Raja dan Ratu Daun," kata Heru.

"Kaya berita Tv aja yang lagi viral banget. Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat," kata Bejo.

"Ya, memang idenya dari Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, ya cuma di adaptasikan aja jadi mainan anak-anak aja. Pake daun yang kami kenakan," kata Andi.

"Kalau begitu, aku rekam ya......pake Hp!" kata Bejo.

"Iya," jawab semuanya.

Mulai ceritanya. Raja Andi dan Raja Heru sedang berhadapan untuk merebutkan cintanya dari Ratu Wati. Penasehat Agung, Bobo yang menjadi penengah dari perangnya dua Raja. Bejo yang merekam tiap adegan yang di mainkan teman-temannya. Raja Heru menang dalam perang, ya cuma main suit aja gitu. Lalu mulailah Raja Heru di sandingkan dengan Ratu Wati.

Pernikahan dua kerajaan pun terjadi dengan baik. Raja dan Ratu Daun bersatu. Ya Bejo terus merekamnya gitu momentnya yang bagus gitu.

"Cat, Bagus ....adegan yang diambil jadi deh Raja dan Ratu Daun," kata Bejo.

"Mana aku lihat," kata Bobo.

"Aku mau lihat. Aku cantik gak," kata Wati.

"Pasti aku terlihat gagah, aku mau lihat," kata Heru.

"Aku mau lihatnya," kata Andi.

Bejo menunjukkan rekaman di Hpnya ke teman-temannya.

"Bagus banget ya," kata Semuanya.

Hari sudah sore. Ya Bobo dan teman-teman mengakhiri main Raja dan Ratu Daun, ya pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan senang gitu. Bobo sampai di rumahnya.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Bobo, mandi nak....udah sore!" perintah Ibu.

"Iya...Ibu," kata Bobo.

Bobo ke kamar mandi, ya mandi gitu. Setelah itu pake baju bersih di kamar, ya baru deh Bobo belajar untuk mengulas pelajaran yang di ajarkan guru, agar lebih paham gitu.

Ibu masuk kamar Bobo yang asik belajar gitu.

"Nak tadi main apa, sama teman-teman kamu?" tanya.

"Raja dan Ratu Daun," kata Bobo.

"Bobo, jadi penasehat agung....ya jadi penengah gitu. Yang dekat dengan Ratu gitu," cerita Bobo.

"Penengah toh. Ya...udahlah...lanjutkan belajarnya nak!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," saut Bobo.

Bobo pun melanjutkan belajarnya dan Ibu keluar dari kamarnya, ya segera ngurus dedek bayi seperti biasanya.

Thursday, January 16, 2020

KREATIF

Saat jam istirahat. Bobo ngobrol dengan Andi dan Heru, ya dengan seru banget menceritakan film anak-anak yang mereka bertiga sukai 'Power Rangers Ninja Steel'. Jam istirahat pun berakhir, ya biasa Bobo dengan teman-teman duduk di bangku masing-masing untuk menjalankan pendidikan dengan baik.

Bobo, ya serius mendapatkan pendidikan yang baik dari gurunya. Sampai waktu pun mengakhiri pendidikan sekolah. Bobo pun pulang bersama teman-teman, karena sepakat ngumpul di rumah Andi. Tapi sebelumnya Bobo dan teman-teman membeli karton dan kertas lipat di warung Ibu Minah.

Sampai di rumah Andi. Ya di mulai rencana Bobo dan teman-teman membuat pedang-pedangan dari karton dan juga senjata bintangnya. Bobo dan Heru bingung membuat senjata bintang dari kertas gitu. Andi pun mengambil buku origami membuat senjata ninja yang berbentuk bintang.

Bobo mempelajari dengan seksama caranya membuat bintang dari kertas lipat, ya begitu dengan Heru. Sedang Andi sudah duluan membuatnya, jadilah bintang, yang di gunakan sebagai senjata rahasia ninja.

Bobo dan Heru mencobanya dengan pelan-pelan melipat kertas, ya berhasil membuatnya dari satu jadi sampai sepuluh bintang yang warna-warni di buat.

Pedang pun yang terbuat dari karton pun telah selesai juga, ya terakhir membuat topengnya. Bobo dan teman-teman membuat topeng dengan mencontoh dari topeng yang di beli Andi di toko mainan.

Usaha kerasnya Bobo, Andi dan Heru berhasil membuat topeng ninja.

"Ayo kita mainkan," kata Bobo.

"Ayo," saut Andi dan Heru bersamaan.

Bobo pun sudah pake topeng ninja yang dibuatnya sendiri dari kertas karton berwarna merah, pedang berwarna merah dan bintang yang di gunakan senjata ninja. Andi pun memakai topeng berwarna biru, ya jelas pedangnya berwarna biru juga. Sedangkan Heru pun memakai topeng berwarna hijau, ya pedangnya juga berwarna hijau juga.

Mulailah pertarungan di antara ninja-ninjaannya dan di rekam pake Hp, ya bergantian gitu terkadang ya ketiganya masuk ke dalam rekaman pake Hp. Waktu pun makin menjelang sore. Bobo dan Heru pamitan untuk pulang, Andi mempersilakannya.

Bobo dan Heru pulang ke rumahnya dengan perasaan senang sekali habis main ninja-ninjaan. Ketika di persimpangan jalan, ya Bobo dan Heru pisah gitu karena jalan ke rumah ya bedalah. Sampai di rumahnya Bobo. Ya biasa Ibu mulai bertanya ke Bobo "Bobo, kamu dari mana. Jam segini....baru pulang?".

"Maaf...Ibu, Bobo sepulang sekolah main di rumah Andi. Ya main ninja-ninjaan, kaya Power Rangers Ninja Steel," kata Bobo yang jujur sambil memberikan benda yang di buatnya dari kertas karton dan kertas lipat.

Ibu berpikir "Kreatif sih membuat mainan sendiri dari karton dan kertas lipat. Tapi acara Tv....anak-anak pasti di ikuti anak-anak, ya suka gitu. Masih banyak positifnya".

"Bu, Bobo ganti baju dulu," katanya.

"Iya, Bobo....lain kali langsung pulang dulu ke rumah, baru pergi main," nasehat Ibu.

"Iya, Ibu," jawab Bobo.

Bobo pun menaruh mainan ninjanya di meja belajarnya, ya di kamarnya. Segera Bobo berbenah diri dan setelah itu makan. Ya biasa Bobo belajar untuk mengulang pelajaran di sekolah, agar lebih paham lagi.

Tapi melihat mainan di atas meja. Bobo memainkan ninja-ninjaan sendirian di dalam kamar, ya di rekam pake Hpnya sendiri.

Ibu mendengar suara gaduh di dalam kamarnya Bobo.

"Bobo, suara gaduh apa di dalam kamar?" kata Ibu dengan suara keras.

"Maaf....Ibu, Bobo main ninja-ninja sendirian!" kata Bobo dengan suara keras.

"Oh...," kata Ibu.

Bobo pun mengentikan mainannya, ya melanjutkan belajar gitu dengan baik.

MEMBUAT BUNGA KERTAS

Bobo berjalan santai menuju rumahnya. Saat melewati rumah Wati, ya Bobo melihat sih Wati yang duduk di teras sambil membuat bunga kertas gitu. Bobo tertarik sih ingin membuat bunga kertas, tapi teringat dengan omongan Ibunya "Bobo, seusai sekolah langsung pulang ke rumah!".

Wati yang asik membuat bunga, ya melihat Bobo gitu, jadi di panggil gitu "Bobo sini, mampir ke rumah aku!"

"Iya, Wati," saut Bobo.

Bobo pun mengabaikan pesan Ibunya, ya jadinya mampir ke rumah Wati.

"Wati, kamu suka bunga....ya!" tanya Bobo.

"Iya, maka itu...aku salurkan rasa suka ku dengan bunga, ya dengan membuat bunga kertas," kata Wati.

"Boleh aku di ajarkan membuat bunga kertas juga," permintaan Bobo.

"Ayo aku ajari membuat bunga kertas, gampang kok," kata Wati.

Bobo pun mengikuti arahan Wati dalam membuat bunga kertas, dari membuat pola bentuk bunga dari kertas dan gunting. Kawat yang di potong pake tang, untuk batang bunga. Kertas kraf yang potong yang ukurannya sudah di atur. Terakhir di satukan semuanya, maksudnya di rangkai jadi satu bunga mawar yang cantik banget.

"Aku berhasil membuat bunga kertas yang cantik," kata Bobo.

"Bobo, kamu mudah pahamnya," pujian Wati.

"Iya," kata Bobo yang malu dengan menunduk.

Bobo terus merangkai bunga kertas sampai menjadi 7 tangkai  bunga mawar kertas yang cantik banget. Bobo pun melihat jam dinding.

"Astaga udah sore, pasti aku di marahin Ibu," kata Bobo.

Bobo pun permisi pulang gitu, ya Wati mempersilakan Bobo gitu. Dan juga Bobo meminta bunga mawar kertas yang di rangkainya itu ke Wati, ya untuk Bobo gitu. Wati ya memberikan 7 tangkai bunga ke Bobo, ya di tambah 3 tangkai buatan Wati, jadinya menjadi 10 tangkai. Tak lupa Bobo berterima kasih pada Wati, yang telah mengajarkan membuat bunga kertas gitu. Ya Wati menganggapnya biasa aja, karena teman satu kelas dan satu sekolahan lagi.

Bobo pun segera berlari menuju rumahnya. Sampai di depan rumah. Bobo ya segera masuk rumah.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Bobo!!!" panggilan Ibu.

Bobo pun di sidang Ibu di ruang tamu.

"Bobo, kenapa pulangnya sore. Ibu pesan ke kamu. Selesai sekolah langsung pulang ke rumah!"

"Iya, Ibu...maaf Bobo salah, tapi Bobo di suruh mampir di rumah Wati, yang sedang membuat bunga kertas ini. Ini bunganya buat Ibu," kata Bobo.

"Bunga ini cantik juga. Siapa yang membuat bunga ini?" kata Ibu.

"Bobo....Ibu, yang mengajarkan Wati. Bunga mawar kertas itu hasilnya," kata Bobo yang jujur.

"Pinter juga Wati membuat bunga kertas ini, Bobo kamu juga pinter bisa membuat bunga kertas ini. Ya...sudahlah Ibu maafkan. Sekarang kamu mandi dan makan!" kata Ibu.

"Terima kasih Ibu," kata Bobo, sambil memeluk Ibu tercinta.

"Anak manja Ibu," katanya.

Bobo pun melepaskan pelukannya ke Ibunya, ya segera berbenah diri, mandi sore dan makan gitu. Ibu pun menaruh bunga mawar kertas buatan Bobo di taruh di dalam pot keramik dan di taruh di meja ruang tamu.

Ibu pun, ya biasa sih ngurus dedek bayi, yang butuh perhatian lebih gitu. Bobo selesai mandi dan makan di meja makan gitu. Ya Ibu tetap mengawasi Bobo, sambil gitu. Setelah perut terisi kenyang, ya Bobo mau nonton Tv, ya biasa acara anak-anak tapi sebelum Tv di hidupkan Bobo melihat bunga mawar kertasnya di pajang di ruang tamu oleh Ibu.

"Cantik," kata Bobo yang bangga dengan karyanya sendiri membuat bunga kertas.

Bobo pun duduk di sofa, ya Tv di hidupkan gitu dan acara kesukaan pun di tayangkan. Ibu seperti biasa menemani Bobo nonton Tv, ya acara anak-anak sambil momong dedek bayi.

Tuesday, January 14, 2020

BERMAIN LAYANG-LAYANG

Pendidikan sekolah selesai, ya segera pulang ke rumah. Selang berapa saat Bobo sampai di rumahnya.

"Aku pulang!!" kata Bobo.

Bobo masuk rumah.

"Bobo ganti baju kamu, setelah itu makan. Ibu telah menyiapkan di meja makan!" kata Ibu.

"Iya Ibu," saut Bobo.

Bobo pun masuk ke kamarnya, menaruh tas di meja belajar dan berganti pakaian. Baru deh makan gitu. Ibu tetap sibuk merawat dedek bayi. Bobo selesai makannya.

"Ibu....Bobo mau main layang-layang di lapangan," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu

Bobo pun mengambil layang-layang di kamarnya, ya beserta benang senar yang digulung di kaleng bekas susu. Bobo pun keluar rumah.

"Bobo...jangan sore-sore pulangnya!" teriak Ibu.

"Iya....Ibu," saut Bobo dengan suara keras.

Bobo berjalan berjalan menuju lapangan, ya di tengah jalan bertemu Heru dan Angga yang ingin main layang-layang. Ketiga sahabat jadi main layang-layang di lapangan. Sampai di lapangan...segera di terbangkan layang-layang Bobo, Heru dan Angga.

Dengan penuh kebahagiaan ketiga sahabat memainkan layang-layang mereka bertiga yang melayang di udara.

"Bobo, ada yang mau ngadu layangan kamu tuh!" kata Heru.

"Iya, dari tadi itu layangan itu menyebut aku," kata Bobo.

"Lawan aja Bobo!" kata Angga.

Bobo memainkan layangan dengan baik karena memang di adu dengan layangan yang lain, tetapi tidak tahu siapa yang memainkannya. Pertarungan layang-layang sengit di udara. Bobo terus mengulur benangnya agar bisa memutuskan layang-layang lawan, efeknya gesekan gitu.

Usaha Bobo pun berhasil mengalahkan layang-layang lawannya.

"Aku menang," kata Bobo.

"Ya, hebat kamu Bobo!" pujian Heru.

"Hebat kamu Bobo!" pujian Angga.

"Bobo gitu," kata Bobo dengan bangga.

Bobo kembali asik main layang-layang bersama teman-teman. Sampai waktu berganti begitu cepat sekali, ya sore gitu. Bobo teringat omongan Ibunya "Pulangnya jangan sore-sore!".

Bobo segera menurunkan layang-layangnya yang terbang di udara. Heru dan Angga juga. Setelah layang-layang sudah di tangan, ya segera Bobo meninggalkan lapangan. Heru dan Angga juga. Saat di persimpangan jalan, ya Bobo berpisah dengan teman-temanya. Segera Bobo berjalan menuju rumahnya.

Sampai di rumah.

"Aku pulang," kata Bobo.

Bobo segera masuk kamarnya dan menaruh layang-layang beserta benang yang di gulung di kaleng bekas susu. Baru deh Bobo keluar dari kamar, langsung ke kamar mandi untuk mandilah. Selang berapa saat. Bobo pun telah segar banget dan memakai baju yang bersih dan segera duduk di sofa di ruang tengah untuk nonton Tv acara anak-anak di chanel RTV.

Ibu duduk juga bersama Bobo, ya biasa sih Ibu masih gedong dedek bayi yang masih butuh perhatian yang lebih gitu.

"Bobo gimana main layang-layang kamu?" tanya Ibu.

"Senang Ibu. Bobo berhasil mengalahkan lawan yang nyebot Bobo saat main layang-layang dengan asik gitu sama teman-teman di lapangan," cerita Bobo.

"Anak Ibu yang pinter," pujian Ibu.

Bobo pun senang mendengar Ibu memujinya. Bobo pun kembali asik nonton Tv gitu, yang acaranya anak-anak. Ya Ibu menemani Bobo nonton Tv dengan asik juga, padahal masih repot ngurus dedek bayi, adiknya Bobo.

CANTIK, KUAT DAN TEGAR

Kasino sedang asik duduk di ruang tamu, ya sambil baca berita terbaru lewat Hpnya. Indro baru selesai mengerjakan kerjaannya di dapur, ya duduk bersama Kasino di ruang tamu.

"Kasino sedang baca berita apa?" tanya Indro.

"Lagi asik baca berita miss Belgia 2020, Celine yang terjatuh saat berjalan di catwalk gitu," kata Kasino.

"Mana aku lihat!" kata Indro.

"Pake Hp kamu Indro!" kata Kasino.

"Iya," saut Indro.

Indro pun mengambil Hpnya di meja belajar di kamarnya, ya segera mencari berita tentang miss Belgia 2020. 

"Iya, Kasino. Miss Belgia 2020, Celine mengalami keserimpet pada langkah kakinya saat jalan di catwalk. Tetap sih. Cantik, kuat dan tegar banget gitu masalah yang di hadapinya. Padahal ya...memang gak sengajalah apalagi acara live lagi!?" kata Indro.

"Cantik, kuat dan tegar. Pujian yang hebat kamu Indro. Menilai sosok miss Belgia 2020, Celine," kata Kasino.

"Aku mau nonton Tv," kata Indro.

"Iya, sana!!!" kata Kasino.

Indro pun duduk di ruang tengah, ya nyetel Tv gitu dan mencari acara yang menarik gitu. Kasino ya....main game lah di Hpnya. Dono selesai mengetiknya di leptopnya, langsung keluar dari kamar dan duduk bersama Indro di ruang tengah untuk nonton Tv yang acara sinetron cinta gitu. Indro dan Dono asik nonton sinetron. Kasino asik juga main game di Hpnya.

MAIN KETAPEL

Hujan pun turun sangat deras. Bobo berlari dengan kencang menuju rumahnya, ya sampai sih. Bobo pun berganti pakaian gitu, di kamarnya. Teringat Bobo dengan Beny, ya membicarakan buat mainan yaitu ketapel gitu. Di luar rumah hujan masih deras. Dengan sabar Bobo bersabar menunggu hujan berhenti, sambil baca buku.

Hujan berhenti juga. Bobo mengambil gergaji dan segera ke halaman belakang untuk mencari batang pohon berbentuk 'Y'. Di cari-cari, ya depet gitu batang berbentuk 'Y', di pohon jambu. Segera batang pohon di potong oleh Bobo dengan gergaji.

"Aku berhasil mendapatkan batang yang bagus untuk buat ketapel," kata Bobo.

Bobo masuk rumah dan segera memotong karet ban bekas motor untuk karet ketapel. Dengan serius gitu memotong karet ban bekas motor, ya jadi dua dan panjang. Setelah itu baru di kaitkan dengan kayu yang berbentuk 'Y'.

"Aku berhasil membuat ketapel," kata Bobo.

Bobo mulai memainkan ketapel dengan pelurunya batu kerikil yang di arahkan di kaleng bekas minuman......di halaman belakang.

"Gelonteng," suara batu kerikil mengenai kaleng bekas susu.

"Aku berhasil menembak kaleng itu. Aku penembak jiku, kaya Usop.....temannya Lufy," kata Bobo.

Burung pun mencelok di pohon yang rindang gitu.

"Aku ingin menembak burung dengan ketapel yang aku buat," kata Bobo.

Bobo pun mengarahkan  ketapelnya ke pohon yang ada burung gitu, walau hanya burung kutilang. Beberapa kali di lepaskan batu kerikil ke arah burung kutilang. Tapi tidak kena gitu....karena sasaran yang tembak  Bobo, ya bergerak gitu.

"Gagal lagi," kata Bobo.

Bobo terus main ketapelnya. Ibu baru pulang dari rumah saudara dengan dedek bayi di gendong
Ibu. Seperti biasa Ibu memeriksa keadaan rumah. Terdengar suara gaduh di halaman belakang.

"Bobo!!!" panggilan Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo.

"Bobo lagi ngapain?" tanya Ibu.

"Bobo lagi main ketapel Ibu," kata Bobo yang jujur.

Ibu melihat keadaan di sekitarnya.

"Bobo kamu menembak burung yang main di pohon, ya...?" tanya Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo yang jujur.

"Bobo. Anak Ibu yang baik. Jangan main ketapel lagi dan sasaran yang kamu tembak itu makluk hidup. Kasihan Bobo," Ibu menasehatin Bobo.

"Iya, Ibu...Bobo tidak main ketapel lagi," kata Bobo yang menunduk.

"Sekarang lebih baik kamu belajar ke kamar sana!" perintah Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo.

Bobo pun masuk ke dalam rumah, ya langsung ke kamarnya dan menaruh ketapel di dalam laci meja belajar. Karena di suruh Ibu belajar, ya Bobo nurut aja apa kata Ibu. Bobo pun belajar dengan serius mempelajari pelajaran yang sudah ia pelajari agar lebih paham lagi. Ibu mengurus dedek bayi yang masih butuh banyak perhatian gitu. Waktu berjalan dengan semestinya. Hari berganti malam gitu. Ayah pulang. Ya Ibu sudah menyiapkan makan malam. Bobo sudah di meja makan untuk makan malam. Ayah berganti pakaian, baru deh makan malam bersama. Bobo senang makan malam bersama Ayah dan Ibu, ya beserta adik Bobo yang masih bayi.

INVESTASI

Dono sedang asik duduk santai di warungnya Nabila, ya sambil menikmatin teh manis dan gorengan yang enak buatan Nabilayang cantik dan baik hatinya. Indro baru selesai urusannya dengan teman Dodo, urusan kerja, nama kerennya bisnis gitu.

Indro ke warungnya Nabila, ya untuk santai gitu.

"Nabila biasa kopi item satu gelas!" kata Indro sambil duduk bersama Dono.

"Iya, Abang," saut Nabila.

"Indro, kayanya kamu serius banget sama Dodo, aku melihat dari kejauhan gitu," kata Dono.

"Iya. Aku sedang ada kerjaan sama Dodo. Ya kerjaan gitu. Pasti menguntungkan. Sama dengan usaha Nabila," kata Indro.

"Kedai Kopi," saut Dono.

"Nanti...Nabila usaha ada pesaingnya dong," kata Nabila sambil menaruh gelas kopi di meja.

"Benar itu omongan Nabila. Pesaing bisnis," tambahan Dono.

"Namanya juga usaha. Pesaing dalam kerja yang sama sih gak ada apa-apa...kan. Aku dan Dodo berusaha mencari rezeki dengan cara baik," kata Indro.

"Iya deh. Aku mengerti," saut Dono.

"Nabila juga mengerti," saut Nabila.

"Kalau mengerti bagus itu," kata Indro sambil menyeruput kopi panasnya yang enak banget.

Dono membuka Hpnya dan menonton Tv online, ya di pilih chanel Tv yang di sukai dan acaranya berita gitu.

"Don, nonton apa ?" tanya Indro.

"Biasa berita hari ini. Topik paling utama sih biasa Pak Joko Widodo masih kaitannya dengan Investasi sih," kata Dono.

"Wah bagus tuh berita tentang Investasi.  Kalau berhasil dalam kerja sama untuk penanaman modal di Indonesia. Benarlah....Indonesia maju di segala bidang," kata Indro yang antusias banget.

"Ya iya kamu senang urusan investasi. Kerjaan kamu, Indro dan Dodo. Iya sama aja investasi, ya bisnis kaya orang gedean gitu. Kalau usaha kamu berjalan baik, Indro. Aku...Investasi ke usaha kamu. Bagi-bagi keuntungan gitu dengan kesepakatan yang baik gitu," kata Dono.

"Itu tahu. Bahwa investasi itu menjanjikan keuntungan....kan," tambahan Indro.

"Abang Indro. Bukan Mas Dono tahu. Tapi sudah di jalankan di kedai kopi Nabila. Ya pada saat itu usaha Nabila mengalami kesulitan keuangan gitu, karena modal kedai kopi ini di pake untuk berobat Ayah, sakit. Ya untung aja ada Mas Dono, yang menyelamat usaha kedai kopi Nabila. Cuma kesepakatan bagi hasil aja gitu. Sampai sekarang bertahan," cerita Nabila.

"Wah....wah Dono. Kamu bukan tiori yang kamu ucapkan, tapi udah praktek toh. Hebat...kamu.  Don," kata Indro.

"Namanya juga bisnis. Bisa modal besar atau modal kecilkan. Kalau itu menjanjikan apa salahnya, ya di jalankan dengan baik. Pasti untung," kata Dono.

"Bener-bener pandai membaca peluang bisnis.... kan Don," kata Indro.

"Yo.....i," saut Dono yang asik nonton Tv pake Hpnya, online lagi.

Indro terus makan gorengan sambil menikmati kopi yang enak. Nabila melayanin pembeli yang berkunjung di kedai kopi Nabila gitu. Dono senang sekali pertumbuhan dari usaha yang dijalankan oleh Nabila, ya kerja sama dalam penaman modal di usaha Nabila berjalan baik.

Monday, January 13, 2020

IBU SELALU MEMBIMBING

Seusai sekolah, ya Bobo segera pulang ke rumahnya. Dengan santai Bobo berjalan menuju rumahnya, memang dekat sih jarak dari rumah ke sekolahan. belalang melompat dari semak satu ke semak yang lain. Bobo pun bergerak cepat menangkap belalang tersebut. Saat belalang mencelok gitu. Ya Bobo mau menangkapnya dengan tangan kanannya.

Belalang langsung lompat lagi.

"Wah aku gagal menangkap belalang," kata Bobo.

Bobo berusaha lagi menangkap belalang lagi. Usaha keras Bobo berhasil menangkap belalang.

"Aku senang nangkap belalang," kata Bobo.

Bobo pun segera berlari menuju rumahnya. Ya sampai di rumah. Ibu memeriksa keadaan anaknya baru pulang sekolah. 

"Apa yang di tangan mu itu Bobo?" tanya Bobo.

"Anu, Ibu. Belalang, jadi mainan Bobo," katanya dengan jujur.

"Bobo, anak Ibu yang baik dengerin omongan Ibu yang sayang sama Bobo," kata Ibu.

"Iya," saut Bobo.

"Bobo, sebaiknya itu belalang lebih baik di lepas saja. Karena belalang lebih baik hidup bebas dari pada kamu jadikan mainan. Kasihan....belalangnya," kata Ibu.

"Iya, Bobo lepas belalang ini. Tidak Bobo jadikan mainan Bobo," katanya.

Bobo pun melepaskan belalang tersebut. Belalang pun melompat dan melompat menuju semak-semak.

"Anak Ibu yang pinter.....," pujian Ibu.

"Bobo pintar."

"Ganti pakaian mu, makan setelah itu kerjakan PR kamu....Bobo!" kata Ibu.

"Iya...Ibu," kata Bobo.

Bobo segera kekamarnya untuk berganti pakaian, lalu ke ruang makan untuk makan. Ibu sudah menyiapkan makan yang enak untuk Bobo. Dengan tenang dan lahap Bobo menikmati makanan yang enak buatan Ibu tersayang sampai Bobo....kenyang.

Setelah makan, ya Bobo mengerjakan PR gitu. Memang Bobo agak kesulitan mengerjakan PR karena soalnya susah untuk di jawab oleh Bobo. Ibu pun membantu Bobo untuk menyelesaikan kesulitan Bobo dalam mengerjakan PR dengan membimbingnya dengan baik.

Pelan-pelan Bobo mengerti dan bisa menyelesaikan PRnya. Setelah itu Ibu membolehkan Bobo main game, karena telah menyelesaikan tugasnya sebagai pelajar yang punya tanggungjawab pada pendidikannya. Ibu tetap mengawasi Bobo, walau sibuk dengan urusan benahin rumah  dan dedek bayi yang lucu, adik Bobo.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK