CAMPUR ADUK

Saturday, January 15, 2022

OBROLAN PAGI

Minggu pagi, ya di rumah Budi. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum kopi dan makan gorengan lah.

"Dunia ini luas banget, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Luas banget dunia ini," kata Eko.

"Cerita tentang covid-19, sampai vaksin ini dan itu, ya berita di Tv sampai kenyataan. Semua orang harus ikut dalam program kerja pemerintahan tujuannya kesehatan, ya berdasarkan data ini dan itu. Tetap ada kaitannya dengan ekonomi dan kemajuan infomasi dan teknologi, ya memudahkan kerja manusia," kata Budi.

"Memang ceritanya seperti itu," kata Eko.

"Ikut serta dalam program kerja pemerintahan ini dan itu, ya tujuannya keberhasilan program kerja yang di buat pemerintahan demi rakyat, ya kan Eko," kata Budi.

"Ya...memang sih omongan Budi bener," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Berarti orang yang ingin di vaksin, ya ingin umur panjang, ya menikmati dunia ini lebih lama lagi, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...begitulah," kata Eko.

"Itu berarti sudut baiknya mengikuti program pemerintahan, ya berkaitan dengan kesehatan. Bagaimana dengan sudut lain, ya  seperti ini ceritanya : ada seorang pemuda tidak ikut vaksin awal sampai seterusnya. Jadinya pemuda itu, ya tidak peduli tentang covid-19, ya sampai urusan masih kaitan ini dan itu sih. Pemuda itu tidak takut mati. Pemuda itu sudah cukup puas menikmati hidup ini. Kalau mati muda di terima dengan baik. Gimana Eko?!" kata Budi.

"Kalau keputusan pemuda itu seperti itu tidak masalah sih bagi kita. Tapi beda dengan orang-orang yang menjalankan tugas yang urusannya berkaitan kesehataan, ya ada rasa kecewa sih," kata Eko.

"Ada rasa kecewa pada orang-orang yang menjalankan tugasnya, ya urusan kesehatan," kata Budi.

"Sudahlah tidak perlu di bahas itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Aqiqah itu di adakan, ya berarti tujuannya rasa syukur pada kelahiran bayi kan Eko?!" kata Budi. 

"Ngomongin aqiqah, ya berarti ada kaitan dengan acara di Tv. Ya memang benar lah omongan Budi. Tujuan aqiqah diadakan, ya untuk rasa syukur pada kelahiran bayi," kata Eko. 

"Bayi laki-laki lahir, ya motong kambing dua ekor. Sedangkan bayi cewek yang lahir, di motong satu ekor kambing," kata Budi. 

"Itukan ketentuan dalam ajaran agama Islam," kata Eko. 

"Mengadakan acara aqiqah berarti mampu. Kalau tidak mampu seperti orang miskin, ya di gantikan potong ayam boleh kan Eko?!" kata Budi. 

"Aku kan bukan ustad kok nanya ke aku. Boleh apa enggak?!" kata Eko. 

"Kan tidak ustad. Ada cuma kita. Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Ok....sekedar obrolan saja. Sebenarnya seharusnya di sesuaikan ketentuan ajaran Islam. Kalau keadaan miskin, ya di gantiin potong ayam tidak masalah, yang penting niatnya rasa syukur kelahiran bayi," kata Eko. 

"Sedang acara aqiqah yang ini dan itu...penting apa enggak?!" kata Budi. 

"Acara aqiqah ini dan itu, ya tujuan siar ajaran agama Islam. Tidak perlu di bahas, ya karena ada perbedaan antara organisasi agama ini dan itu. Apalagi yang ngomong orang-orang tua," kata Eko. 

"Ok....tidak perlu di obrolin. Karena ribet urusan dengan orang tua. Yang muda mengalah karena sudah tahu ilmunya," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

PACAR BAYANG-BAYANG

Malam di kediaman rumah Budi. Ya Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?" kata Eko.

"Aku ingin membicarakan sesuatu?!" kata Budi.

"Sesuatu? Jangan-jangan urusan cewek?!" kata Eko.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Kalau membicarakan cewek aku lagi males ah!" kata Eko.

"Kok...males?!" kata Budi.

"Kalau di omongin, ya di kaitan sama Purnama......, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Ya....maunya gitu sih," kata Budi.

"Kan...jadinya beneran kan!" kata Eko.

"Ok...ok.....tidak di kaitkan. Sebatas obrolan saja!" kata Budi.

"Obrolan saja. Ya kalau itu sih aku oke sih!" kata Eko.

"Kalau sudah oke. Aku mulai. Permainan seandainya Eko, ya kalau Eko punya cewek yang kerjaannya artis. Bagaimana Eko?!" kata Budi.

"Awal pertemuan atau sudah tengah-tengah cerita dalam menjalin hubungan dengan cewek?!" kata Eko.

"Tengah-tengah hubungan dengan cewek, ya otomatis udah jadian lah!" kata Budi.

"Ya....seneng aja sih, ya punya cewek yang kerjaannya artis. Jadi artis kan banyak yang mengagumi. Ya aku selalu mendukung karir keartisannya baik," kata Eko.

"Karir keartisannya di dukung dengan baik. Kalau kontrak kerjanya, ya cewek itu jadian sama artis cowok dengan tujuan ini dan itu. Ya Eko jadi pacarnya, ya di suruh jadi pacar bayang-bayang gitu," kata Budi.

"Cemburu iya. Dia bersama cowok lain. Semua gara-gara kontrak kerja. Yang di takutin, ya dia berpaling dari aku," kata Eko.

"Cewek itu merasa apa enggak ya? Karena dari sisi cowok sih....obrolannya!" kata Budi.

"Kalau aku membaca buku tentang cewek ini dan itu. Ya merasa sih cewek itu kalau dirinya bersama cowok lain, ya cewek itu gelisah sih, ya pacarnya rasa cemburunya ada yang kelihatan dan ada tidak, ya di lihat di pisikologisnya sih," kata Eko.

"Ooooo ada rasa gelisahnya toh. Bisa di bisa di bilang rasa bersalah?!" kata Budi.

"Ya...bisa di bilang gitu sih!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Ujian cinta," kata Budi.

"Memang ujian cinta. Tapi makan hati banget," kata Eko.

"Ya...makan hati. Sakit deh!" kata Budi.

"Kalau permainan seandainya Budi punya cewek artis gimana?!" kata Eko.

"Jadi giliran aku toh?!" kata Budi.

"Ya!" kata Eko.

"Kalau aku sih. Memang mendukung karir keartisannya. Tapi jika cewek itu dapet kontrak kerja, ya hubungan dengan cowok, ya artis demi tujuan ini dan itu. Ya aku sebagai cowoknya menolaknya!" kata Budi.

"Kok di tolak. Ceweknya Budi, ya dapet uang banyak dari kotrak kerja gitu. Apa lagi zaman sekarang, ya uang itu penting demi memenuhi kebutuhan ini dan itu. Ya hidup mewah?!" kata Eko.

"Aku males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi.

"Males jadi pacar bayang-bayang karena rasa cemburu itu di tunjukkan dengan baik. Ya kemungkinan sih, ya dia berpaling dari Budi," kata Eko.

"Ya begitu lah. Ya aku sebenarnya sebagai cowok, ya harus bisa membahagiakan cewek itu," kata Budi. 

"Kalau permainan ini....seandainya Budi kaya, ya otomatis Budi bisa membahagiakan cewek itu. Kalau kenyataan, ya kacau urusannya," kata Eko. 

"Kalau permainan seandainya, ya bisa lah. Tapi jangan kenyataan. Kan masih berusaha jadi kaya," kata Budi. 

"Kalau permainan seandainya....jadi kenyataan. Aku sih mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerjanya gitu. Aku tidak ingin menjadi pacaran bayang-bayang," kata Eko. 

"Kalau permainan ini di mainkan kekenyataan, ya aku setuju dengan Eko. Mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerja, ya hubungan cinta sih. Ya tegasnya. Males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi

"Ya...sudahlah permainan seandainya. Lebih baik. Main catur!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Sekitar lima belas menit, ya Budi dan Eko main catur berhenti, ya karena Abdul dateng, ya telah memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul duduk bersama Eko dan Budi. Jadi ketiganya memutuskan main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Friday, January 14, 2022

ADA YANG SUKA DAN ADA YANG TIDAK SUKA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

"Eko. Berita di Tv tentang minyak goreng ini dan itu, ya tetap namanya kebutuhan sehari-hari di usahakan di beli kan?! ," kata Budi. 

"Ya..begitu kan keadaan ya kan," kata Eko. 

"Pemerintahan menjual minyak goreng murah, ya nolong rakyat miskin kan?!" kata Budi.

"Ya iya sih menolong," kata Eko.

"Emmmm. Ya hidup ini lebih banyak orang menyukai kita apa tidak menyukai kita?!" kata Budi.

"Orang tua itu banyak ngomong tentang menyataan hidup ini. Lebih orang membawa senjata, ya dengan berpura-pura baik demi menghancurkan orang lain. Sedangkan sedikit orang yang merangkul kita, ya di sambut baik dan di ajarkan kebaikan," kata Eko. 

"Tujuan orang tua ngomong begitu, ya berhati-hati dalam menjalankan hidup. Malapetaka atau musibah, ya bisa saja datangnya dari manusia yang perilaku buruk. Contoh : berita di Tv tentang kriminalitas, ya sampai urusannya kematian manusia," kata Budi. 

"Manusia di pengadilan, ya berusaha menghukum manusia yang bersalah, ya seberat-beratnya. Tujuannya agar tidak ada manusia bodoh lagi yang mengulang perbuatan yang bodoh, ya merugikan orang lain," kata Eko. 

"Kenyataan tetap kenyataan...kan Eko?!" kata Budi. 

"Memang. Kenyataan tetap kenyataan. Kejahatan tetap jadi bayang-bayang kehidupan ini. Mau di kata apa lagi?" kata Eko. 

"Sedangkan urusan Eko yang berkata kemarin. Tentang : Siapa yang jadi Tuhan?. Berarti ada yang menyukainya dan ada tidak menyukainya...kan Eko?!" kata Budi. 

"Sekedar pendapat saja. Ya pastinya ada yang menerima dan tidak. Nama juga lulusan SMA, ya sekedar bahan obrolan saja!" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Beda dengan lulusan Universitas, ya berkaitan penelitian ini dan itu," kata Budi. 

"Kalau di pikir baik-baik sih. Bentuk berita di Tv ini dan itu, ya bentuk promosi ini dan itu," kata Eko. 

"Memang kalau di pikir baik-baik. Ya bentuk berita ini dan itu, ya bentuk promosi ini dan itu. Ya nama juga manusia mencari uang, ya demi hidup ini," kata Budi. 

"Demi hidup ini," kata Eko. 

"Kalau begitu, ya main kartu gaplek saja, ya Eko?!" kata Budi. 

"Main kartu gaplek. Jadi tidak main catur?!" kata Eko. 

"Aku inginnya main kartu gaplek!" kata Budi. 

"Ya...oke lah main kartu gaplek, ya mengikuti maunya Budi!" kata Eko. 

Eko mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik. Eko dan Budi, ya main kartu gaplek dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

SIAPA YANG JADI TUHAN?

Budi dan Eko duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keadaan sih hujan sih. Memang Dingin-dingin, ya enaknya minum kopi panas deh. 

"Manusia itu di bimbing dengan baik, ya agar berjalan di jalan kebaikan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Seharusnya yang ngomong kata-kata itu, ya para Ustad lah. Tujuan mereka belajar ilmu agama Islam, ya agar membimbing manusia di jalan kebaikan," kata Eko. 

"Seharusnya sih yang ngomong para Ustad. Yang ada kan kita, ya lulusan SMA," kata Budi. 

"Memang....sih cuma ada kita, ya lulusan SMA," kata Eko. 

"Ujian manusia, ya jatuh pada keburukan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...begitu lah...ujian manusia," kata Eko. 

"Contoh saja : berita di Tv, ya tentang pemerkosaan. Sampai pelakunya di tuntut hukuman mati," kata Budi. 

"Hukuman mati. Waduh. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Eko. 

"Kok....ngomongnya gitu Eko. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Budi. 

"Perkara-perkara di antara manusia. Sampai urusan itu ke hukum kematian pada manusia yang bersalah karena melakukan kesalahan. Mencabut nyawa manusia secara paksa. Ya siapa yang jadi Tuhan?!" kata Eko. 

"Iya juga ya. Urusan nyawa. Siapa yang jadi Tuhan?!" kata Budi. 

"Berarti....Tuhan itu manusia," kata Eko. 

"Keruh deh. Permasalahan masa lalu sampai sekarang tentang Tuhan itu manusia," kata Budi. 

"Ya...sekedar obrolan saja sih," kata Eko. 

"Memang sekedar obrolan. Ya bisa di bilang pendapat saja sih. Karena dunia ini bermain kata-kata Tuhan, ya di buat begini dan begitu. Jadi....siapa yang jadi Tuhan di antara manusia?!" kata Budi. 

"Mana aku tahu sih. Kalau jadi Setan di antara manusia, ya banyak sih," kata Eko. 

"Berarti...Setan yang berani jadi Tuhan, ya seperti cerita ini dan itu, ya demi menyesatkan manusia," kata Budi. 

"Siapa yang jadi Tuhah? Ya Setan berwujud manusia!" kata Eko.

"Perkara-perkara manusia ini dan itu melebihi takaran ini dan itu," kata Budi. 

"Kalau begitu tidak perlu di bahas panjang lebar. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Wednesday, January 12, 2022

PENAMPILAN ITU MENGGODA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Abdul. Ya di meja, ya ada gorengan yang di bawa Eko sih. Ya Abdul sedang membuatkan kopi di dapur gitu. Lewatlah sesuatu di depan rumah Abdul. Budi dan Eko, ya melihat sesuatu itu dengan baik.

"Dadanya," kata Budi.

Eko mengikuti alur omongan Budi, ya berkata Eko "Pahanya."

"Bener-bener bernafsu aku melihatnya," kata Budi.

"Aku juga....bernafsu melihatnya," kata Eko.

"Bener-bener cantik," kata Budi.

"Memang aku akui Bener-bener cantik," kata Eko.

Abdul yang selesai membuat kopi di dapur dan membawa kopi ke depan rumah. Ya Abdul memang mendengarkan omongan Budi dan Eko. Gelas-gelas yang berisi kopi di taruh di meja.

"Budi dan Eko...ngomongin apa yang sebenarnya?!" kata Abdul.

Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dulu. 

"Sesuatu," kata Budi.

Budi selesai minum kopi, ya gelas di taruh di meja. 

"Sesuatu," kata Abdul.

"Ya memang sesuatu," kata Eko.

Eko selesai minum kopi, ya menaruh gelas kopi di meja lah. 

"Dadanya," kata Budi.

"Dada?!" kata Abdul, ya bingung dengan omongan Budi.

"Pahanya," kata Eko.

"Paha?!" kata Abdul, ya bingung omongan Eko.

"Pokoknya...cantik deh," kata Budi.

"Memang cantik....penampilannya," kata Eko.

"Cantik. Jangan-jangan...Eko dan Budi membahas cewek?!" kata Abdul.

Ya Abdul memang melihat cewek cantik, ya lewat depan rumahnya. 

"Mau..gitu sih. Ngomongin cewek cantik," kata Budi.

"Aku sih ikut alurnya Budi saja," kata Eko.

"Jadi...apa yang di omongin?!" kata Budi.

"Ayam," kata Budi dan Eko bersamaan. 

"Ooooo ayam toh. Becandaan ini mah," kata Abdul.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Nama juga ngikutin alurnya Budi," kata Eko.

"Padahal ngomongin cewek tidak masalah sih," kata Abdul.

"Ya memang ngomongin cewek tidak ada masalah sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Kenapa penampilan cewek itu selalu menggoda?!" kata Budi.

"Karena memang cewek itu....cantiknya menggoda, ya secara keseluruhannya," kata Abdul.

"Ya....bisa saja. Karena hormon kedewasaan cowok mempengaruhi keadaan, ya nafsu gitu," kata Eko.

"Omongan Abdul dan Eko, ya ada benernya sih," kata Budi.

"Main kartu remi saja!" kata Eko.

"Ok....main kartu remi!" kata Abdul.

"Ok.....main kartu remi!" kata Eko.

Abdul, ya mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik lah. Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya sambil ngobrol lah. 

"Ngomong-ngomong. Aku merasa ganjil," kata Budi.

"Ganjil apa?!" kata Eko.

"Ganjil apa Budi?!" Abdul. 

"Aku merasa di awasin," kata Budi.

"Di awasin siapa?!" kata Eko. 

"Jangan-jangan cuma perasaan Budi saja?!" kata Abdul.

"Ya memang cuma perasaan ku sih di awasin. Dua kemungkinan. Satu, ya orang-orang yang berkaitan dengan pemerintahan. Yang kedua, ya orang-orang yang mencari celah aku, ya lengah aku, ya tujuan orang-orang ingin menipu sih," kata Budi.

"Wah...kalau itu sih, ya kemungkinan terjadi sih," kata Abdul.

"Kalau di pikir dengan baik. Budi, ya orang-orang biasa-biasa saja. Kenapa di awasin orang pemerintahan? Ya jadinya aneh sih!. Kalau orang-orang yang ingin menipu dengan mencari celah dari kelengahan Budi, ya semua orang sih merasakan itu. Maka setiap orang, ya harus waspada dalam keadaan apapun," kata Eko.

"Mulai seriuskan pembicaraannya," kata Budi.

"Ya...begitulah," kata Abdul. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Sebenarnya aku becanda kok. Permainan detektif saja!" kata Budi. 

"Aku...sudah paham permainan Budi," kata Eko. 

"Padahal beneran terjadi, ya tidak apa-apa sih. Kan bisa nelpon polisi. Jika terjadi hal yang begini dan begitu," kata Abdul. 

"Kalau urusan sama polisi, ya urusan serius banget," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Ooooo iya. Cowok yang sudah menikah. Masih menyimpan hal ini dan itu di Hp-nya, ya kaitan dengan cewek gitu," kata Budi. 

"Omongan....orang-orang, ya masih sih," kata Abdul. 

"Kaitannya ke hasrat, ya nafsu. Cewek yang penampilan begini begitu di simpan di Hp...cowok sudah punya istri," kata Eko. 

"Pantes urusan seksual, ya beritanya di tegaskan hukumnya," kata Budi. 

"Namanya juga nafsu, ya ada yang bisa mengendalikan dan ada yang tidak," kata Abdul. 

"Sudahlah....tidak perlu membahas itu panjang lebar. Lebih baik fokus main kartu remi!" kata Eko. 

"Ya...fokus," kata Budi dan Abdul bersamaan. 

Ketiganya, ya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

JIWA KEDUA

Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Keadaan sih hujan sih. Dingin-dingin, ya enak sih di angetin sesuatu yang anget, ya kopi yang masih panas gitu.

"Eko...apa keinginan orang-orang bekerja di Tv, ya pada publik, ya tentang acara Tv di buat dengan baik, ya tujuannya ini dan itu sih?!" kata Budi.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Mungkin.....pujian saja!" kata Eko. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Pujian toh!" kata Budi. 

"Sebenarnya sih....lebih pantes memuji sih, ya orang....pendidikan tinggi, ya lulusan Universitas. Karena menilainya dengan bermacam faktor ini dan itu. Jadi acara Tv....bagus sih," kata Eko. 

"Di teliti dengan baik, ya baru di berikan pernyataan bagus, ya pujian dari hasil kerja kerasnya orang-orang bekerja di Tv lah," kata Budi. 

"Kalau seperti kita sih sekedar saja sih....pujian itu. Ya nama juga lulusan SMA, ya masih kurang ini dan itu sih," kata Eko. 

"Memang lulusan SMA, ya sekedar saja pujian...bagus, ya untuk acara ini dan itu yang di buat sama orang-orang yang bekerja di Tv," kata Budi. 

"Ooooo iya...aku ingin tanggapan Eko tentang sesuatu?!" kata Budi. 

"Sesuatu apa?!" kata Eko. 

"Pikiran dan hati," kata Budi. 

"Pikiran dan hati, ya kayanya sih...imajiner. Jangan-jangan ada kaitan dengan berita di Tv, ya Budi?!" kata Eko. 

"Memang ada sih kaitan berita di Tv. Aku ingin menceritakan dengan versi aku sih," kata Eko. 

"Kalau begitu sih silakan bercerita!" kata Budi. 

"Cerita ku, ya misteri sih. Begini ceritanya. Ada seorang pemuda yang menemukan sebuah kitab kuno, yang bertuliskan aksara jawa kuno. Pemuda itu pun mulai menganalisa tulisan kitab kuno itu dengan baik. Pemuda itu jadi tahu arti dari tulisan yang di kitab kuno tersebut. Ternyata tujuannya adalah membangun jiwa kedua dengan cara membaca tulisan di kitab kuno tersebut dan di depan cermin. Pemuda itu penasaran banget sih, ya jadinya pemuda itu membacanya di depan cermin. Tiba-tiba terjadi sesuatu. Bayangan di cermin bicara. Pemuda itu pun bertanya pada dirinya yang di cermin "Siapa kamu?!". Pemuda di dalam cermin itu pun berkata "Aku adalah diri mu. Hati mu!". Pemuda terkejut dan ketakutan banget, ya segera menutup kitab kuno tersebut. Pemuda tersebut menyimpan dengan baik kitab kuno itu di lemari. Pemuda itu menjalan kehidupannya dengan baik, ya seperti biasa. Suatu ketika pemuda itu, ya berganti jiwa, ya jiwa keduanya itu. Pemuda itu menjadi sosok yang liar banget, ya menentang aturan ini dan itu, ya layak setan. Sampai-sampai pemuda itu menghajar orang yang biasa-biasa, ya sampai preman dan juga polisi. Pemuda itu, ya di tangkap sama polisi dan penjara. Di dalam penjara pemuda itu sadar, ya bawa dirinya telah berganti jiwa dengan jiwa keduanya yang jahat yang asalnya dari pembacaan kitab kuno di depan cermin. Pemuda itu berkata "Hati ku ternyata...perwujutan dari keburukan yang liar". Pemuda itu pun, ya belajar ilmu agama di penjara, ya di bimbing petugas penjara yang paham agama, ya tujuannya mengalahkan jiwa keduanya. Pemuda itu pun tekun banget, ya agar tidak lagi berganti jiwa. Sampai masa hukuman di penjara di jalan dengan baik, ya pemuda itu jadi baik, ya berkat bimbingan petugas penjara yang mengajarkan ilmu agama. Pemuda itu keluar dari penjara. Pemuda itu pulang ke rumahnya, ya segera mengambil kitab kuno di lemari dan di bakar lah kitab  kuno tersebut. Semenjak kitab kuno itu di musnahkan, ya jiwa keduanya tidak pernah bangun untuk menggantikan diri pemuda itu. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Misteri. Jiwa kedua, ya hatinya pemuda itu....perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Seperti orang yang bicara ke hatinya, ya pikiran dan hati...kaya berita di Tv," kata Budi. 

"Ok..kena sih. Versi buruknya. Sama hanya seperti film Spiderman. Tokoh yang menjadi Green Goblin kan, ya jiwa keduanya bangkit. Jiwa keduanya perwujutan dari sifat yang buruk, ya liar seperti setan yang tidak tahu aturan lagi, ya seenaknya dewe," kata Eko. 

"Ada...kesamaan itu Eko!" kata Budi. 

"Sama halnya..film Kamen Rider Ryuki, ya jiwa keduanya kan... Kamen Rider Ryuga, ya liar gitu, ya perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Ada...kesamaan lagi itu Eko," kata Budi. 

"Nama juga cerita pasti ada kesamaan ini dan itu," kata Eko. 

"Sebenarnya sih...idenya dari situ sih, ya tidak masalah di ambil sih," kata Budi. 

"Memang tidak masalah lah idenya di ambil dari film ini dan itu. Ya sekedar cerita versi Budi, ya di sesuai dengan keadaan ini dan itu," kata Eko. 

"Memang versi aku," kata Budi. 

"Ya sudah lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Monday, January 10, 2022

BERJANJI BERTEMU DI SURGA TAPI GAGAL

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.

"Surga," kata Budi.

"Ada apa dengan surga?!" kata Eko.

"Manusia yang berjalan di kebaikan, ya pahala dari perbuatan kebaikannya.....surga," kata Budi.

"Ya...omongan Budi benar lah," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Aku...ada cerita sih," kata Budi.

"Ooooo ada cerita toh Budi. Silakan bercerita!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita. Seorang cowok yang jatuh cinta pada cewek yang baik. Cewek itu, ya menerima cinta cowok itu. Hubungan keduanya berjalan dengan baik gitu. Sampai suatu ketika, ya ceweknya mengidap penyakit yang mematikan. Cowok itu selalu menemani cewek itu yang sedang sakit, ya bisa di bilang kesetian di tunjukkan dalam keadaan apa pun gitu. Cewek itu, ya tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Cewek itu pun berkata sebelum meninggal "Aku berharap hubungan cinta kita ini sampai ke surga." Cowoknya pun berkata "Aku berjanji....hubungan cinta kita sampai bertemu di surga." Ceweknya pun meninggal dunia. Segeralah cewek itu di kuburkan dengan baik. Setelah kepergian ceweknya yang meninggal, ya cowoknya berusaha untuk memenuhi janjinya sampai bertemu di surga. Cowok menjalankan hidupnya dengan baik. Sampai ujian itu di mulai, ya cowok itu bertemu dengan cewek cantik yang menggoda gitu. Cowok itu menjalin hubungan cewek itu. Ya cewek itu membawa arus yang kuat pada cowok itu, ya sampai minum-minuman keras, narkoba, dan hubungan intim sebelum pernikahan gitu. Cowok itu ada rasa kesadaran, ya sejenak saja sih. Cowok itu terus menjadi liar banget, ya menjalin cinta dengan cewek-cewek nggak bener, ya sampai jadi pengedar narkoba. Cowok itu memang berurusan dengan polisi sih. Cowok itu berani membunuh orang lain, ya masih urusan narkoba sih. Sampai akhirnya, ya cowok itu mati di tembak polisi gitu, ya saat penggebrekan geng narkoba sih. Ya cowok itu di kuburkan dengan baik sih. Di alam akherat, ya cewek yang hidup di dunia matinya karena sakit, ya cewek itu di surga, ya menikmati pahala dari perbuatan baiknya saat di dunia. Sedangkan cowok itu pun berada di neraka, ya berkata "Aku gagal memenuhi janji ku untuk bertemu di surga dengan cinta sejati ku yang baik. Aku jatuh pada ujian dunia yang membuat aku harus menerima ganjarannya. Aku di neraka." Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya cewek berhasil masuk surga karena pahalanya berbuatkan kebaikan di dunia. Sedangkan...cowoknya, ya gagal ujian dunia, ya akhirnya masuk neraka," kata Eko.

"Janji bertemu di surga tidak bisa di penuhi," kata Budi.

"Mau di kata apa, ya kalau tidak bisa bertemu di surga?!" kata Eko.

"Kalau dunia kenyataan berarti urusan cinta kebanyakan terpisah antara surga dan neraka," kata Budi.

"Ya...hidup di dunia ini kan kita bisa menilai dengan baik, ya kebiasaan manusia yang berjalan di jalan kebaikan sampai manusia berjalan di jalan keburukan. Jadinya sih dunia, ya bisa bersama urusan cinta, ya tapi urusan akhirat, ya bisa saja terpisah antara surga dan neraka," kata Eko.

"Sudah ah...sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Emmmmmm," kata Eko.

"Main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi, ya mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baiklah sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

SAYANG BANGET CUMA SEBATAS SEKENARIO CERITA CINTA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko. Aku ingin bercerita," kata Budi.

"Silakan bercerita, ya seperti biasanya!" kata Budi.

"Baiklah aku bercerita. Ceritanya begini. Seorang cewek cantik berusaha keras jadi artis terkenal sih. Cewek itu mulai karirnya dari penyanyi kafe. Ketika ada acara Tv yang mencari bintang baru untuk bernyanyi, ya ajang kompetisi menyanyilah. Cewek itu ikut ke ajang kompetisi menyanyi itu, ya jadi peserta. Audisi di jalanin dengan baik, ya sampai cewek itu jadi juara pertama. Cewek itu menjalankan kehidupan barunya, ya sesuai dengan impianya jadi artis terkenal. Sampai sekitar satu tahun. Cewek itu harus mempertahankan kepopulerannya  dengan kepintaraannya. Tapi bintang baru pun muncul, ya dengan cerahnya bersinar, ya populer gitu, ya artis terkenal. Cewek itu memilih menjalankan kotrak hubungan cinta dengan cowok, ya artis sih, ya tujuannya tetap populer. Ternyata usaha itu berhasil sih. Cewek itu tetap populer dengan baik, ya selayaknya artis terkenal yang mampu mempertahankan ke populerannya. Cowok yang di ajak kerja sama itu, ya populer dengan baik. Cewek itu mengalami dilema, ya berkata seperti ini "Sayang banget cuma sebatas sekenario cerita cinta". Cewek itu berharap lebih hubungan dengan cowok yang ia ajak kerja sama itu, ya jenjang pernikahan beneran gitu, tapi tidak bisa, ya karena cowok itu punya kekasih sih, ya media pun tidak tahu hubungan kisah cinta artis cowok itu. Demi utusan kotrak kerja, ya tetap populer di dunia keartisan, ya cewek itu terus menjalan hubungan baik dengan cowok itu, ya sampai menjalankan pernikahan di depan media, ya sebenarnya tidak, ya kotrak kerja saja. Begitulah....ceritanya Eko," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya memang sih kata tokoh cewek benernya 'Sayang banget cuma sebatas sekenario cinta'....," kata Eko.

"Cewek kalau dekat dengan cowok, ya berharap lebih. Tapi kenyataannya....cowok yang di ajak kerja sama, ya punya kekasih," kata Budi.

"Kerapuhannya cewek," kata Eko.

"Dalam kerapuhan di dalam cewek itu, ya cewek itu terus menjalankan kotrak kerja urusan cinta dengan cowok itu....agar tetap bertahan di dunia keartisan, ya populer. Kaya dan tenar....itu terpenting," kata Budi.

"Memang...tipe cewek karir, ya kaya dan tenar. Segala cara di usaha dengan baik, ya agar tetap kaya dan tenar. Walau terkadang mengorbankan hati," kata Eko. 

"Ya nama juga keadaan. Pilihan hidup!" kata Budi.

"Kayanya.....idenya di ambil dari artis Tv yang ini dan itu, ya kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya...begitulah!" kata Budi. 

"Ya...sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur!" kata Eko.

"Ok.....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

Sunday, January 9, 2022

TERKESAN KEPINTARAN CEWEK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Aku hari ini terkesan," kata Budi.

"Budi....terkesan hari ini. Kayanya ada yang aneh?!" kata Eko.

"Mungkin...aku sedikit aneh hari ini. Apa karena kebiasaan ku menilai cewek?!" kata Budi.

"Ooooo kaitannya masih cewek toh. Ya pastinya....aneh lah. Jika menilai cewek membuat Budi bekesan seperti itu. Ya biasanya, ya biasa saja sekedar bahan obrolan gitu. Tapi ngomong-ngomong berkesan apanya Budi?!" kata Eko.

"Karakter cewek!" kata Budi.

"Karakter cewek!" kata Eko.

"Aku...menonton acara Tv tentang pendidikan agama Islam. Seorang cewek, ya Ustadzah gitu. Ustadzah itu menerangkan dengan baik, ya tema yang di angkat mendidik anak gitu. Aku...berkesan saja karena karakter tuh Ustadzah di tonjolkan dengan baik ketika menerangkan tema yang di angkat gitu. Menunjukkan kepintarannya di bidang ke ilmuannya," kata Budi. 

"Kalau ini mah....penilaian dari sudut lulusan Universitas," kata Eko. 

"Apa iya?!" kata Budi. 

"Omongan Abdul tentang Budi, ya ternyata bener. Budi yang sering mempelajari bacaan di koran yang ini dan itu, ya ternyata telah berkembang setingkat pendidikan Universitas, ya padahal Budi, ya hanya lulusan SMA," kata Eko. 

"Nama juga ingin maju. Ya belajar dari keadaan apa pun yang penting pintar lah. Siapa tahu di masa depan aku menjadi orang yang hebat, ya menaikan derajat ku, ya setingkat pejabat gitu," kata Budi. 

"Omongan Budi. Benar lah. Belajar dari keadaan apa pun yang penting pintar, ya siapa tahu di masa depan menaikan derajat, ya jadi pejabat," kata Eko. 

"A dan B. Dua sisi di jelaskan dengan baik berdasarkan pokok masalah di angkat, ya di tegaskan ini dan itu," kata Budi. 

"Kata...pemuda yang lulusan Universitas sih. Ya katanya sih, ya bukan A dan B. Yang tepat itu varibel x dan y. Diangkat suatu judul yang menjadi pokok permasalahan, ya di jelaskan dengan baik, ya di tegaskan dengan tiori-tiori ini dan itu. Bisa di bilang bentuk dari penelitian ini dan itu. Hasilnya, ya ada data ini dan itu. Kesimpulan yang baik, ya penelitian itu baik," kata Eko. 

"Kalau...Eko menjelaskan seperti itu, ya seperti pendidikan Universitas yang sebenarnya," kata Budi. 

"Aku...belajar dari keadaan apa pun, ya tujuannya pinter. Siapa tahu di masa depan jadi orang sukses," kata Eko. 

"Kemungkinan....Abdul juga!" kata Budi. 

"Iya iyalah!" kata Eko. 

"Kalau begitu lebih baik main catur!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur lah. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Sekitar 10 main catur. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Ya...Abdul duduk bersama Budi dan Eko. Karena ada Abdul, ya Budi dan Eko mengakhiri permainan caturnya. Ya jadinya ketiganya main kartu remi, ya main dengan baik. 

Friday, January 7, 2022

BILA NANTI

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?!" kata Eko.

"Ada sebuah cerita," kata Budi.

"Ya....cerita apa?!" kata Eko.

"Ya...cerita kisah cinta sih," kata Budi.

"Cerita kisah cinta. Ya...ceritakan..Budi!"kata Eko.

"Aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya bernama Putri. Ya Putri kerja sih di perusahaan sih. Seorang cowok, ya namanya...Hari. Ya Hari kerja juga di perusahaan. Hari dan Putri bertemu di kafe sih tidak sengaja gitu, ya urusan masing-masing. Hari terkesan pada pandangan pertamanya, ya terhadap cewek cantik, ya Hari memutuskan untuk berkenalan dengan cewek itu, ya Putri. Ya Putri, ya terkesan juga dengan cowok yang berkenalan dengan dirinya, ya menerima baik cowok itu, ya Hari. Kedua, ya bicara di kafe. Setelah itu, ya keduanya pun menjalankan aktivitas seperti biasa, ya kerja dan kerja. Urusan hubungan, ya berjalan dengan baik sih. Hari memutuskan untuk menyatakan cinta sama Putri, ya karena hubungan baik, ya pertemanan sudah cukup sih, ya satu bulan gitu. Putri pun menerima cinta Hari. Keduanya menjalin hubungan pacaran, ya sampai satu tahun penuh gitu, ya akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ya Putri, ya tidak kerja lagi dari perusahaan, ya karena permintaan Hari, ya Hari bisa mencukupi kebutuhan Putri sehari-hari. Jalan rumah tangga Hari dan Putri, ya berjalan dengan baik sih sampai buah cinta lahir sih. Bayi yang cantik, ya namanya Cinta. Sampai Cinta berumur 5 tahun. Hari berubah sikapnya dengan Putri. Hari pun bermain cinta dengan cewek bernama Vania, ya sampai mabok-mabokan gitu. Awalnya Putri tidak tahu ulah Hari, ya lama-lama ketahuan juga kalau Hari berselingkuh sih. Putri marah-marah sama Hari karena ulahnya, ya selingkuh. Hari tidak peduli marahnya Putri. Hari tetap jojong menjalin hubungan cinta dengan Vania. Putri yang sakit hati, ya meninggalkan rumah, ya membawa Cintalah, ya anaknya Putri. Ya Putri pulang ke rumah orang tuanya, ya menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya. Ya orang tuanya menerima dengan baik anaknya dan juga cucunya. Ternyata Putri mengidap penyakit kangker, ya meninggal lah. Hari pun tahu infomasi Putri meninggal, ya segera ke rumah orang tua Putri. Hari pun benar-benar menyesal mengkhianati cinta Putri, ya dengan berselingkuh dengan Vania. Hari pun menerima Putri meninggal. Hari, ya merawat Cinta dengan baik lah. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus," kata Eko.

"Emmmmm," kata Budi.

"Nama tokohnya kenapa pake nama Putri?!" kata Eko.

"Menggunakan nama populer lebih baik," kata Budi.

"Artis...maksudnya?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya memang sih kisah cinta artis Putri dengan Hari, ya lagi hangat-hangat sih," kata Eko. 

"Memang sih...omongan Eko Bener!" kata Budi. 

"Kalau aku memberi saran sih lebih baik Lesti saja nama tokohnya, ya urusan rumah tangga Lesti dan Risky kan...lagi hangat-hangatnya, ya sampai punya anak gitu," kata Eko. 

"Sarannya di terima. Tapi kan yang memutuskan aku kan!" kata Budi. 

"Ya...memang sih Budi yang memutuskan nama tokoh di cerita Budi. Ok lah. Sebenarnya. Ceritanya...ujian dalam rumah tangga, ya orang ketiga. Dalam kenyataan sih, ya urusan masih pacaran saja...bisa selingkuh. Apalagi sudah menikah," kata Eko. 

"Memang ujian dalam cinta," kata Budi. 

"Bila nanti kau kembali aku terima, tapi luka karena sakit karena cinta, ya masih susah untuk di obati. Terngiang-ngiang....pengkhiatan cinta itu," kata Eko. 

"Omongan...Eko ada benernya. Ya Hari kembali karena anaknya, ya Cinta, ya ada sih cinta sama Putri. Tapi ternyata Putri meninggal dunia karena sakit kangker," kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin kisah cinta Putri dan Hari, yang buat Budi. Sekedar bahan obrolan," kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CONTOH YANG BAIK

Eko dan Budi duduk di ruang tengah, ya rumahnya Budi. Ya kedua asik nonton acara Tv yang menayangkan sepak bola sih, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Permainan bagus, ya Eko," kata Budi.

"Ya...main sepak bola kan orang-orang pinter di bidangnya, ya jadinya permainannya bagus sih," kata Eko. 

Eko dan Budi terus menikmati tontonannya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keduanya terkadang terbawa suasana ketika waktunya pemain sepak bola, ya mau masukin bola ke gawang lawan sih. Pokoknya tontonan acara Tv....sepak bola, ya seru banget sih. Sampai babak pertama selesai sih. Ya...iklan deh. Budi mengambil koran di meja sih. Ada foto, ya cewek berhijab sih di koran. Budi pun memang melihat iklan di Tv, ya tentang cewek-cewek berhijab. 

"Eko. Iklan di Tv.....cewek-cewek berhijab," kata Budi. 

"'Kalau iklan di Tv, ya cewek-cewek berhijab, ya itu sih....urusan mereka mempromosikan produk yang di iklan kan. Urusan ekonomi," kata Eko. 

"Berarti...ekonomi sesuai dengan rencana manusia dengan baik," kata Budi. 

"Ya begitu lah. Pasarnya....kan kebanyakan orang muslim. Barang yang di jual, ya kebutuhan...orang muslim, ya salah satunya hijab itu kan di jual di pasar," kata Eko. 

"Berarti....kalau pasarnya....agama lain, ya seperti negara lain yang mayoritasnya agama Kristen saja. Berarti....di jual barang-barang kebutuhan orang Kristen," kata Budi. 

"Ya...agama itu mempengaruhi segalanya, ya ekonomi terpengaruh banget gitu," kata Eko. 

"Pinter-pinter membaca pasar jika ingin berhasil di bidang perdagangan," kata Budi. 

"Ya...salah satu contoh saja, ya Abdul, ya teman kita, ya kerjaannya pedagang. Abdul, ya harus pinter-pinter membaca pasar lah, ya agar usaha di jalankan berhasil dengan baik dan tetap bertahan dalam keadaan apapun," kata Eko. 

"Ya memang akui Abdul pinter!" kata Budi. 

"Budi kenapa megang koran. Jangan-jangan mau ngomongin foto cewek berhijab di koran?!" kata Eko. 

"Ya memang sih....mau ngomongin foto cewek berhijab di koran. Jadi bagaimana tanggapan Eko dengan foto cewek berhijab di koran?!" kata Budi. 

"Di...kaitkan ke Purnama...apa tidak?!" kata Eko

"Ya...tidak lah!" kata Budi. 

"Kalau tidak di kaitkan ke Purnama, ya aku tanggapan dengan baik. Cewek di foto di koran itu, ya cantik....penilaian ku. Tapi beda dengan cowok lain, ya pastinya beda lah. Biasa cantik itu relatif, ya tergantung cowok yang menilainya...suka atau tidak...pada kecantikan cewek itu," kata Eko. 

"Ya...kalau Eko menilai cewek di foto di koran cantik, ya aku juga penilainya...cantik juga lah," kata Budi. 

"Cewek di foto koran itu, ya pinter nyanyi dan juga main sinetron. Karakter yang di bawanya di sinetron. Yang ini dan itu, ya bagus sih," kata Eko. 

"Memang sih. Cewek di foto di koran, ya pinter nyanyi dan main sinetron sih. Artis kan harus bisa ini dan itu," kata Budi. 

"Cewek di foto di koran, ya berhijab...jadi contoh yang baik untuk cewek-cewek lah," kata Eko. 

"Waktunya perempuan bicara, ya kaya acara Tv kan?!" kata Budi. 

"Aku dan Budi kan cowok. Kok jadi perempuan bicara?!" kata Eko. 

"Mulai becandanya!" kata Budi. 

"Nama juga obrolan, ya pasti ada becandanya lah. Emangnya serius terus!" kata Eko. 

"Aku paham omongan Eko," kata Budi. 

"Sudah ngomong in cewek cantik, ya artis...Nabila!" kata Eko. 

"Ok..tidak membicarakan artis cantik...Nabila!" kata Budi. 

Budi pun menaruh koran di meja. Acara Tv, ya sepak bola babak kedua sih. Budi dan Eko, ya menonton dengan asik acara TV, ya sepak bola, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul, ya masuk ke dalam rumah Budi dengan salam lah. Budi dan Eko, ya menjawab dengan baik salamnya Abdul. Ya Abdul duduk bersama dengan Budi di Eko, ya di ruang tengah lah. Ketiganya, ya nonton Tv dengan acara sepak bola lah, ya sambil menikmati minum kopi lah. 

Thursday, January 6, 2022

CUITANNYA DI UBAH

Eko ada urusan, ya meninggalkan rumah Budi. Ya Budi masih duduk di depan rumah sedang baca koranlah. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motor di depan rumahnya Budi. Abdul pun duduk dengan baik, ya sebelah Budi.

"Abdul," kata Budi.

Budi menghentikan baca koran, ya di menaruh korannya di meja.

"Budi. Hari ini. Ada-ada berita di koran ya?!" kata Abdul.

"Kan memang berita di koran ada-ada saja. Ya ceritanya yang begini dan begitu sih," kata Budi.

"Beritanya ini, ya ada kaitan dengan penghinaan gitu," kata Abdul.

"Penghinaan. Antara manusia dan manusia, ya itu kan memang terjadi karena akhlak manusia yang buruk, ya susah untuk di jadikan manusia yang baik," kata Budi.

"Memang akhlaknya buruk sih. Manusia menghina manusia, ya kalah dari setan yang selalu menjatuhkan manusia pada perkara ini dan itu, ya sampai ke neraka jaham," kata Abdul.

"Beritanya.......penghinaan sampai urusan ini dan itu...........sampai kena ke urusannya di tuduh menghina Tuhan," kata  Budi.

"Contohnya seperti ini, ya aku ambil dari koran sih, ya cuitan sih 'Kasihan sekali kamu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih aku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan aku tak perlu dibela'....." kata Abdul.

"Kok...di ubah Abdul?!" kata Budi.

"Ya aku ubahlah. Takutnya aku bisa kena. Urusan bisa ribet dengan polisi," kata Abdul.

"Kalau di ubah kan maksud dan tujuannya jadi beda Abdul," kata Budi.

"Mulai pola pemikirannya seperti lulusan Universitas. Padahal Budi kan lulusan SMA!" kata Abdul.

"Ok.......aku akui. Aku cuma lulusan SMA. Tapi kan aku banyak belajar, ya dengan membaca koran....kan wawasan ku makin luas. Dan juga aku berkeinginan kuliah, ya tujuannya aku jadi orang sukses gitu. Kali aja aku jadi pejabat gitu kalau aku punya pendidikan Universitas," kata Budi.

"Iya deh Budi punya keinginan menaikan derajat, ya agar jadi orang kaya," kata Abdul.

"Kalau di ubah....urusan di tuduh menghina Tuhan, ya berita di koran dan di bahas di acara Tv. Antara A dan B, ya Dua Sisi. Jadi tidak ada masalah lah!" kata Budi.

"Aku dan Budi kan ...selalu bersikap netral. Ya tidak ingin membuat masalah atau mencari masalah sih. Beda dengan orang-orang yang berbuat ini dan itu, ya tujuannya ini dan itu....sampai urusan ke polisi sih. Karena melanggar aturan yang telah di buat dan di sepakatin bersama," kata Abdul.

"Skakmat," kata Budi.

"Kok skakmat?!" kata Abdul.

"Orang pinter yang bergelar ini dan itu, ya membuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalahkan sama Abdul dengan mengubah saja...cuitan itu yang di publikasikan di media ini dan itu. Ya jadinya skakmat. Kalah dari lulusan SMA, ya berpikir bijak dalam bertindak!" kata Budi.

"Kalau di pikir dengan baik. Ya benarlah....omongan Budi. Terkadang lulusan Universitas ini dan itu yang berbuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalah kan sama lulusan SMA. Itu baik!" kata Abdul.

"Kalau begitu kita main catur saja!" kata Budi.

"Ok....main catur!" kata Abdul.

Abdul dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya pun main catur dengan baik.

KEPRIBADIAN YANG BAIK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

"Aku punya cerita, ya ingin tanggapan Eko tentang ceritaku?!" kata Budi.

"Ya cerita saja!" kata Eko.

"Ceritanya seperti ini. Seorang pemuda yang kaya. Ya kekayaannya memang dari warisan orang tuanya, ya berarti yang kaya kan orang tuanya. Pemuda itu, ya mengembangkan usaha orang tuanya, ya berjalan dengan baik, ya sesuai dengan amanah orang tua sih. Pemuda menjalin kisah cinta sama cewek, ya kaya sih. Pemuda merasa resah terus berhubungan kisah cinta dengan ceweknya. Sampai akhirnya pemuda itu memutuskan menyamar menjadi orang miskin, ya sampai orang gila untuk membuktikan kepribadian cewek yang di jadikan pacar itu. Pemuda itu sungguh kecewa banget dengan cewek yang di jadikan pacarnya itu, ya menghina pemuda itu saat dirinya menyamar jadi orang gila. Pemuda itu, ya bener-bener kecewa. Pemuda itu memutuskan putus dari cewek itu, ya ketahuan kepribadian cewek itu. Pemuda terus menjalin hubungan cewek-cewek yang di jadikan pacarnya. Ya tetap pemuda itu punya rasa resah, ya jadinya menyamar lagi menjadi orang miskin sampai orang gila. Lagi-lagi pemuda itu dapet penghinaan dari cewek yang di jadikan pacar, ya saat diri menyamar jadi orang gila. Pemuda itu tahu kepribadian cewek itu, ya di putuslah cewek itu. Pemuda itu kapok pacaran, ya jadi penyendiri. Sampai suatu ketika, ya pemuda itu sedang berada di desa, ya pemuda itu terkesan dengan cewek cantik di desa sih. Cewek itu, ya memang ahli agama Islam, ya guru mengaji di mesjid di desa tempat tinggalnya. Pemuda itu berkenalan dengan cewek itu. Tetapi cewek itu berusaha menghindari pemuda itu. Pemuda itu memutuskan menyamar jadi orang miskin, ya sampai jadi orang gila. Cewek itu baik pada semua orang, ya termasuk orang gila. Pemuda itu makin menyukai cewek yang ahli agama Islam itu. Pemuda itu pun memutuskan melamar cewek itu dengan keadaan dirinya, ya orang miskin. Pemuda itu seneng banget di terima cewek itu. Setelah menikah. Ya pemuda itu pun menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya, ya sampai nyamar ini dan itu. Cewek itu mengerti apa mau pemuda itu, ya ingin tahu kepribadian sesungguhnya cewek. Pemuda itu senang mendapatkan cewek yang berakhlak baik. Begitu ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Cerita tentang pemuda yang kerjaannya menyamar ini dan itu, ya demi membuktikan kepribadian cewek," kata Eko. 

"Ya memang sih Eko. Pemuda itu ingin tahu kepribadian cewek yang di sukainya," kata Budi. 

"Kaya aku inget sesuatu. Ada artis menyamar ini dan itu, ya sampai jadi orang gila," kata Eko. 

"Ya memang ada artis yang pernah nyamar ini dan itu, ya sampai jadi orang gila," kata Budi. 

"Jadi...idenya. Jangan-jangan di ambil dari artis yang menyamar, ya Budi?!" kata Eko. 

"Ya bisa di bilang begitu sih. Sebenarnya sih aku melihat orang gila di pinggir jalan, ya saat aku pergi kerja sih," kata Budi. 

"Ooooo ada realita kehidupan toh...tentang orang gila," kata Eko. 

"Kasihan juga orang gila itu," kata Budi. 

"Nama juga ujian manusia hidup di muka bumi, salah satunya menjadi orang gila," kata Eko. 

"Main catur...Eko!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Ya Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Pemuda itu. Pinter mendapatkan cewek yang akhlaknya baik. Cewek ahli agama, Islam," kata Eko. 

"Memang sih pemuda itu pinter mendapatkan cewek yang akhlaknya baik sih, ya ahli agama Islam. Ya sama seperti Eko yang mendapat Purnama, ya cewek berakhlak baik," kata Budi. 

"Ide cewek berakhlak baik itu di ambil dari Purnama?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya bagus sih...jadinya ceritanya," kata Eko. 

"Ya...ada juga idenya di ambil dari sinetron atau film yang menceritakan tentang cewek-cewek berakhlak baik sih," kata Budi. 

"Berarti artis cewek yang berakhlak baik. Ok. Bagus semuanya!" kata Eko. 

"Bagus semuanya...apanya Eko?!" kata Budi. 

"Ceritanya!" kata Eko. 

"Ooooo cerita toh. Ya aku sepakat dengan Eko saja. Bagus...ceritanya!" kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Wednesday, January 5, 2022

CANTIK

Eko duduk bersama Budi di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan makan gorengan lah.

"Eko....cewek itu senang di puji sama cowok yang di sukai kan?!" kata Budi.

"Memang sih cewek itu senang di puji sama cowok yang di sukai," kata Eko.

"Kalau cewek di puji sama cowok lain gimana....Eko?!" kata Budi.

"Ya ceweknya senang di dalam hati dan sekaligus membetengin diri dengan sikap yang tenang, ya agar tidak geer gitu. Ada pujian sekedar pujian. Ada pujian yang ingin mengambil hati cewek. Yang di takutin cewek itu, ya pujian mengambil hati itu. Kan khawatir jadinya jatuh cinta pada cowok yang memuji. Apalagi cewek itu sudah punya cowok yang ia sukai. Ya beda dengan cewek jomlo, ya ada cowok yang memujinya, ya di pertimbangkan dengan baik. Cowoknya keren dan mapan, ya okelah cewek jomlo membuka hatinya beneran pada pada cowok yang memuji dirinya," kata Eko. 

"Kadang cewek memuji cowok, ya ada maunya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya begitu lah cewek yang menyukai cowok yang di sukai, ya apalagi cewek jomlo," kata Eko. 

Budi mengambil koran di meja, ya ada foto sosok artis cantik sih. Budi pun berkata "Gimana penilaian Eko tentang cewek di foto di koran ini!" 

Eko melihat dengan baik sih foto di koran tersebut. Eko pun berkata "Cewek ini cantik sih!" 

"Pujian ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Memang pujian saja. Eeeee....mau di kaitan dengan Purnama ya...Budi?!" kata Eko. 

"Siapa yang mau di kaitkan sama Purnama? Sekedar bahan obrolan saja!" kata Budi. 

"Aman!" kata Eko. 

"Aman....anak Pak Toha, ya Eko?!" kata Budi. 

"Bukan...aman itu. Aman dari hal-hal yang dapat membuat aku dan Purnama, ya bisa cekcok gitu," kata Eko. 

"Eko dan Purnama, ya memang ada perjanjian hubungan cinta. Ya Eko selalu menjaga dengan baik perjanjian itu sama Purnama, ya agar tidak jadi masalah. Dari hal kecil sampai hal besar," kata Budi. 

"Ya begitulah....aku," kata Eko. 

"Cewek di foto di koran ini memang cantik. Pantes ada cowok yang ingin banget jadian sama cewek di foto di koran ini," kata Budi. 

"Urusan artis, ya urusan cinta. Di buat begini dan begitu, ya jadinya menarik di tonton di Tv lah," kata Eko. 

"Cewek di foto di koran ini....pasti senang di puji cantik. Ya sekedar obrolan cowok  yang memuji kecantikan cewek, ya tidak ingin mengambil hatinya. Karena alasannya, ya siapa kita dan siapa dia. Gimana Eko?!" kata Budi. 

"Memang...sih cewek di foto di koran ini senanglah di puji cantik. Sekedar pujian saja. Ya bahan obrolan saja!" kata Eko. 

"Cewek di foto di koran ini, ya pinter menyanyi, ya pantes jadi juara dalam menyanyi," kata Budi. 

"Nama juga bakat menyanyi, ya di latih dengan baik dan ikut perlombaan. Pejuangan sampai juara, ya tidak lah sia-sia. Ya beda dengan Budi kan?!" kata Eko. 

"Kalau aku kan...sekedar saja bisa menyanyi dan memainkan alat musik yang aku sukai. Keadaan ku, ya harus berjuang demi keluarga. Setelah lulus SMA, ya segera aku harus bekerja. Setelah bekerja dengan baik, ya walau sekedar jadi buruh di perusahaan. Aku bersyukur banget....aku menolong keluarga ku dengan rezeki dari kerja keras ku yang baik," kata Budi. 

"Aku mengerti banget tentang mu Budi. Aku pun berjuang dengan baik, ya bekerja jadi buruh di perusahaan, ya demi keluarga juga sih," kata Eko. 

"Andai cewek di foto di koran ini...jadi pacar ku," kata Budi. 

"Hussss. Tidak boleh main seandainya dengan foto cewek di koran!" kata Eko. 

"Kenapa...Eko tidak boleh. Kan cuma main seandainya cewek di foto di koran ini jadi pacar ku?!" kata Budi. 

"Nanti banyak yang marah loe!" kata Eko. 

"Iya juga ya. Cewek di foto di koran ini....kan ada cowok yang menyukainya. Cerita urusan cinta, ya begini begitu," kata Budi. 

"Kadang seandainya, ya cuma khayalan saja. Tidak baik mengkhayalin cewek...terlalu jauh, ya kan Budi?!" kata Eko. 

"Aku mengerti maksud omongan Eko lah. Ya sudah ah ngomongin artis Selfi, ya sekedar obrolan saja bahan obrolan saja!" kata Budi. 

Budi menaruh koran di meja. 

"Eeeeeem. Sekedar obrolan lulusan SMA," kata Eko. 

"Eko main catur saja!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati kopi botolan dan juga gorengan lah. 

Tuesday, January 4, 2022

BONEKA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Boneka," kata Budi.

Eko memang mendengar omongan Budi sih, ya Eko pun berkata "Ada apa dengan boneka?!" kata Eko.

"Berita di Tv. Tentang orang-orang menyukai boneka. Ya seakan-akan boneka yang mirip anak bayi, ya memang mirip sih anak bayi, ya boneka itu di anggap beneran banget gitu," kata Budi.

"Ooooo begitu toh. Ya sebenarnya sih tidak ada masalah sih orang suka pada boneka, ya di anggap beneran juga tidak masalah sih," kata Eko.

"Ya memang sih tidak ada masalah sih. Ternyata....kalau di angkat topik tentang boneka, ya jadi berkaitan urusan bidang ini dan itu dengan baik, ya sampai urusan agama gitu," kata Eko.

"Memang sih kalau urusan boneka, ya ada kaitan bidang ini dan itu sampai urusan agama. Yang paling penting itu, ya boneka itu, ya salah satu penting dalam urusan ekonomi. Orang yang suka dengan boneka, ya pasti membeli boneka. Toko yang menjual boneka, ya senang lah barang dagangannya di beli sama orang yang suka," kata Eko.

"Memang sih urusan ekonomi penting, dan juga baik. Bagi pedagang boneka, ya barang dagangannya laku di beli sama pembeli yang suka boneka. Apalagi yang beli artis," kata Budi.

"Kalau artis, ya pasti mempromisikan tuh boneka dengan baik. Apalagi masuk ke Tv, ya iklan berjalan deh!" kata Eko.

"Kalau urusan boneka ke agama Islam, ya kurang sih," kata Budi.

"Kalau urusan boneka di kaitan dengan agama Islam...kurang, kenapa?!" kata Eko. 

"Dari dulu sampai sekarang sih aku sudah mengerti urusan boneka di kaitan agama Islam, ya penjelasannya sama aja dengan orang yang di bayar sama orang Tv untuk menjelaskan itu. Yang aku mau sih...agama lain gitu!" kata Budi. 

"Ooooo....agama lain. Memang seru sih jika agama lain bicara juga di acara Tv yang membahas boneka. Pastinya....di kaitkan dengan patung ini dan itu," kata Eko. 

"Iya juga ya...agama lain, ya urusan boneka di kaitan patung ini dan itu. Ya... ada kedudukan yang sama gitu," kata Budi.

"Yang penting itu, ya ekonomi lebih baik ah!" kata Eko. 

"Ekonomi itu baik. Bidang ini dan itu....ribet," kata Budi. 

"Main catur saja....!" kata Eko. 

"Lebih baik main catur sih!" kata Budi. 

Eko telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Kalau boneka di kaitan dengan arwah, ya yang mengisi boneka itu....gimana itu Eko?!" kata Budi. 

"Film itu mah!" kata Eko. 

"Memang sih....film pernah mengangkat tema boneka ini dan itu. Jadi....ekonomi deh!" kata Budi. 

"Ya ekonomi!" kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik. 

"Ooooo...iya Eko. Gimana dengan acara Tv, ya musik. X Factor Indonesia?!" kata Budi. 

"Ooooo acara itu bagus sih!" kata Eko. 

"Ooooo bagus toh. Ya sudah lah aku dan Eko, ya penilainya sama saja....bagus!" kata Budi. 

"Fokus main catur!" kata Eko. 

"Ya!!!" kata Budi.

Budi dan Eko, ya me mainkan catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Monday, January 3, 2022

KRISNA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

"Eko. Aku sebenarnya baca artikel tentang cerita Krisna," kata Budi.

"Terus!" kata Eko.

"Dewa Wisnu, ya turun ke dunia.....menjadi sosok yang baik, ya Krisna. Tujuannya memberantas kejahatan dan juga mengajarkan kebaikan pada manusia, ya ajaran agama hindu," kata Budi.

"Memang sih banyak cerita, ya menjelaskan Dewa Wisnu, ya turun ke dunia, ya menjadi Krisna," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Di artikel yang aku baca itu. Krisna itu di sebut Dewa, ya Tuhan. Jadi Krisna itu di sebut Nabi juga," kata Budi. 

"Krisna di sebut Dewa, ya memang cerita banyak menjelaskan gitu. Krisna memang sakti. Kalau Krisna di sebut Nabi, ya terserahlah," kata Eko.

"Krisna itu Nabi, ya berarti utusan Tuhan, ya Tuhan mengutus dirinya sendiri, ya demi umat manusia, ya ajaran agama hindu," kata Budi.

"Tuhan itu Nabi," kata Eko. 

"Ya...Nabi itu Tuhan," kata Budi. 

"Semua itu di kembalikan pada manusia yang menjalankan agama yang di yakininya," kata Eko. 

"Ya....sekedar obrolan lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu sih," kata Budi. 

"Omongan Budi ada benernya sih," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Berarti agama lain, ya mungkin saja.....mengganggap Tuhan itu Nabi. Gimana Eko?!" kata Budi. 

"Agama lain, ya mungkin saja sih. Banyak cerita yang ini dan itu. Nama juga cerita. Pinter-pinter memahami cerita yang berkaitan dengan agama," kata Eko. 

"Mungkin...pemuda yang dapet mendengarkan Roh, ya mungkin bisa menjelaskan tentang pendapat dari artikel, ya Tuhan itu Nabi. Utusan Tuhan, ya mengutus dirinya sendiri demi umat manusia," kata Budi. 

"Mungkin sih. Ya sudah lah ngobrolin itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Memang sih. Lebih baik main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur itu. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Film-film tentang Krisna...bagus kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya....bagus!" kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

MADINA

Malam hari di kota Jakarta, ya tepatnya di rumah sih, ya Indro duduk di ruang tengah, ya sedang menonton sinetron dari Hp-nya sih. Sinetron yang di tonton Indro, ya 'Love Story'. Kasino ke ruang tengah, ya membawa secankir kopi sih. Sampai di ruang tengah, ya Indro duduk dengan santai, ya menikmati minum kopinya itu. 

"Enak kopi ini," kata Kasino.

Kasino menaruh cangkir berisi kopi di meja. 

"Indro asik nonton apa di Hp?" kata Kasino.

Indro berhenti nonton sinetron di Hp-nya.

"Aku lagi asik nonton sinteron 'Love Story'. Ya aku tertarik dengan karakter cewek di sinetron 'Love Story'," kata Indro.

"Indro tertarik dengan karakter cewek di sinetron 'Love Story'. Cewek yang mana?!" kata Kasino.

"Madina!" kata Indro.

"Madina. Yang ada hubungan kisah cinta dengan Zidan," kata Kasino.

"Memang sih kisah cinta Madina, ya dengan Zidan. Tapi keadaan di buat Zidan meninggal gitu," kata Indro.

"Jangan-jangan Indro tepesona kecantikan Madina?!" kata Kasino.

"Kemungkinan ada sih," kata Indro.

"Lumrah. Nama juga Indro cowok," kata Kasino.

"Aku berpikir dengan baik sih. Ya cerita Madina itu di buat cerita cinta versi aku gitu!" kata Indro.

"Indro ingin cerita Madina itu di buat cerita cinta, ya versi Indro. Gimana cinta!" kata Kasino.

"Cerita seperti ini : Madina, ya cewek yang baik. Madina berteman dengan Zidan. Sampai-sampai Madina kerja di tempatnya Zidan, ya kafe sih. Zidan dan Madina, ya menjalin hubungan kisah cinta yang baik. Madina tidak tahu sebenarnya Zidan. Zidan adalah sosok pemuda yang jenius, ya membuat robot yang benar-benar mirip sama dengan manusia. Zidan pernah bekerja sama dengan Pak Alex yang mempunyai perusahan industri robot gitu. Pak Alex ingin mengambil karya Zidan. Pak Alex menyuruh anak buahnya, ya membunuh Zidan. Zidan pun berusaha menyelamatkan dirinya dari buruan anak buahnya Pak Alex. Zidan pun akhirnya meninggal, ya kecelakaan mobil sih, ya karena kejar-kejaran dengan anak buahnya Pak Alex, ya pake mobillah. Madina tidak bisa kehilangan Zidan, ya cowok yang di sukai Madina. Polisi, ya mengusut dengan baik kematian Zidan, ya karena ada keganjilan gitu. Madina pun mengikhlaskan kepergian Zidan untuk selamanya. Madina, ya di jodohkan sama orang tua gitu. Madina pun menerima baik perjodohan itu. Zidan yang di perkirakan mati, ya ternyata tidak mati. Robot buatan Zidan, yang menggantikan keberadaan Zidan saat ia berada di mobil, ya kejar-kejaran dengan anak buahnya Pak Alex. Sampai urusan kerjar-kejaran pake mobil itu, ya Zidan mengalami kecelakaan dan akhirnya mati, ya berarti robot pertama yang mirip Zidan, ya mati. Zidan membangunkan robot kedua yang tipe petarung, ya  di kontrol dengan baik robot buatannya yang mirip dirinya untuk menangkap Pak Alex, ya Zidan meminta bantuan sama polisi sih. Ya memang terjadi pertarungan sengit sih antara robot buatan Zidan yang di kontrol dengan baik untuk mengalahkan anak buahnya Pak Alex. Ya robot buatan Zidan melawan Pak Alex. Ternyata Pak Alex itu robot. Ya Pak Alex yang asli mengontrol dengan baik robot buatannya yang mirip dengannya untuk mengalahkan robot buatan Zidan. Pertarungan sengit banget. Sampai akhirnya, robot buatan Zidan menanglah. Pak Alex di tangkap polisi. Saat Madina ingin menikah dengan cowok yang di jodohkannya. Zidan pun muncul untuk saat pernikahan Madina, ya tujuannya menggagalkan pernikahan Madina. Karena Zidan masih hidup, ya Madina pun senang dan ingin bersama dengan Zidan. Orangg tua demi anaknya bahagia, ya orang tua Madina, ya merestui hubungan Madina dengan Zidan. Ya Madina pun di nikahi dengan Zidan. Hidup bahagialah Madina dan Zidan. Begitu lah ceritanya," kata Indro.

"Cerita yang bagus kisah cintanya, ya di kaitkan dengan teknologi robot. Ide cerita bagus Indro!" pujian Kasino.

"Madina cewek yang sholeha....bener-bener aku tertarik!" kata Indro.

"Kata-kata Indro bahaya itu. Sudah mulai kelain hati itu mah!"kata Kasino.

"Nama juga aku cowok kan Kasino?!" kata Indro.

"Iya. Lumrah sih. Sekedar tertarik dengan karakter cewek di sinetron gitu," kata Kasino.

"Ya sudah ah ngobrolin tentang Madina. Aku lebih baik main game di Hp ku!" kata Indro.

"Ok. Aku juga main game di Hp-ku!" kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya main game di Hp-nya dengan baik lah. Sedangkan Dono, ya Batam, ya tepatnya di rumahnya. Dono duduk santai di ruang tengah bersama Sabila, ya ponakannya Dono lah yang masih balita. Dono dan Sabila, ya nonton Tv, ya tepatnya youtobe acara anak-anak yang di sukai Sabila. Ya Sabila happy lah dengan tontonan acara youtobe yang di sukai Sabila lah.

Saturday, January 1, 2022

RAJA DAN RATU

Kota Jakarta, ya ceritanya sesuai dengan berita di Tv lah yang menceritakan kota Jakarta yang begini dan begitu sih. Banyak orang-orang menaruh harapan di kota Jakarta, ya demi mengubah nasif dari miskin menjadi kaya. Memang kompetisinya luar biasa sengit banget, ya biasa sih dengan skill yang di gunakan dengan baik, ya bisa mencapai impian jadi kenyataan sih. Apalagi dengan kemajuan teknologi dan informasi, ya jadinya lebih mudah segalanya. Di sebuah rumah, ya seperti biasa sih.....Indro duduk halaman belakang rumah, ya main game di Hp-nya lah. Kasino seperti biasanya hari minggu, ya merawat tanaman di potnya dengan baiklah. Sedangkan Dono, ya berada di kota Batam, ya tepatnya di rumahnya lah. Dono di dalam kamar sedang mengetik di leptopnya, ya membuat cerita di Blog-nya dengan baik lah. 

Beberapa jam kemudian, ya Kasino selesai merawat tanaman di pot, ya Kasino duduk di sebelah Indro dengan santai menikmati minum teh dan makan keripik singkong yang enak lah. Indro pun berhenti main game di Hp-nya.

"Kasino," kata Indro.

"Apa?" kata Kasino.

"Aku baca cerita di Blog-nya Dono. Ya Dono....ada-ada saja membuat cerita di Blog-nya," kata Indro.

"Ya kan memang seperti biasanya. Dono membuat cerita di Blog-nya......ada-ada saja, ya membuat cerita yang begini dan begitu," kata Kasino.

"Kenapa toko Rara di jadikan penulis dalam penulisan Blog-nya Dono?!" kata Indro.

"Kalau itu sih tanya ke Dono saja!" kata Kasino.

"Aku sudah nanya Dono sih. Jawaban Dono sih....seperti biasa saja. Dono suka dengan Rara," kata Indro.

"Yang di omongin Dono itu. Rara yang mana? Kan ada dua Rara. Rara realita kehidupan Dono dan Rara yang artis di Tv lah?!" kata Kasino.

"Rara yang artis di Tv lah. Seperti biasa permainan ceritanya Dono, ya di Blog-nya," kata Indro.

"Kalau Rara di artis Tv. Itu sih sekedar penggemar yang menyukai artis di sukai saja. Seperti biasa saja!" kata Kasino.

"Pembacakan jadi bertanya-tanya. Jangan-jangan penulis Blog, ya cewek gitu?!" kata Indro.

"Mungkin?!" kata Kasino.

"Kok malah mungkin....Kasino ini?!" kata Indro.

"Kan tujuannya pengelabuan dalam cerita biasa di gunakan," kata Kasino.

"Oooo aku paham. Seperti cerita teka-teki saja," kata Indro.

"Dalam cerita sering di buat cerita teka-teki. Seperti contohnya : Penjahat bisa jadi pahlawan. Ya Pahlawan jadi penjahat. Apa bedanya dengan penulis cerita Blog, ya biasanya cowok menulis cerita, ya ternyata bisa saja cewek kan yang menulis Blog kan," kata Kasino.

"Omongan Kasino bener. Silih berganti, ya di sesuaikan dengan keadaan," kata Indro.

"Kalau di lihat perjuangan artis Rara dari awal sampai sekarang. Banyak kemampuan artis Rara yang di tunjukkan pada penonton, ya bahwa Rara mampu menjadi ini dan itu. Skillnya memang luar biasa artis Rara itu," kata Kasino.

"Memang sih aku akui sih. Skillnya luar biasa. Sama dengan juga teman-teman-nya artis Rara, ya skillnya luar biasa. Bakat yang di latih dengan baik, ya jadinya luar biasa. Skill membuat orang-orang yang punya impian menjadi artis, ya jadi kenyataan dan di kagumi dengan baik sama penonton yang mengagumi dari kemampuan artis tersebut," kata Indro.

"Mau maju, ya harus punya kemampuan kan Indro?!" kata Kasino.

"Kalau mau maju, ya harus punya kemampuan ini dan itu, ya menunjang keberhasilan, ya jadinya berhasil lah mencapai sesuatu. Impian tidak lagi sekedar impian," kata Indro.

"Sudah ngobrolin itu lebih baik aku main game di Hp ku!" kata Kasino.

"Ok Kasino. Aku juga mau melanjutkan main game di Hp ku juga!" kata Indro.

Indro main game di Hp-nya dengan baik, ya begitu juga dengan Kasino lah. Sedangkan Dono, ya selesai mengetik di leptopnya dengan baik. Hasil cerita di buat Dono, ya seperti biasa di publikasikan di Blog-nya dengan baik. Dono pun mematikan leptopnya dengan baik.

"Raja dan Ratu," kata Dono.

Dono pun keluar dari kamarnya.

"Dalam pembuatan cerita di Blog. Ya terkadang penulisnya bisa menjadi Raja, ya bisa jadi Ratu. Permainan kartu remi saja!" kata Dono.

Dono pun bermain dengan ponakannya yang masih balita. Dono menemani Sabila bermain ini dan itu. Sabila pun meminta di beli es krim, ya biasa sih Dono membelikan es krim agar Sabila....happy saja, nama juga balita

Friday, December 31, 2021

IMPIAN INGIN TERCAPAI

Rara cewek yang tangguh dalam menjalankan hidup ini, ya tujuannya sih ingin menyenangkan diri dan orang tua. Maka itu Rara terus berusaha dengan baik, ya mencapai impiannya dengan usaha yang keras dan juga berdoa dengan baik, ya dengan tata cara ibadah yang baik sesuai dengan agama yang di yakini lah.

"Impian ku ingin tercapai," kata Rara.

Rara ke dapur, ya memasaklah. Rara mengolah bahan makan dengan baik, ya di buat makan yang Rara sukailah. Sampai akhirnya, ya Rara selesai memasak di dapur, ya segera menyantap dengan baik makan yang di buatnya di ruang makan. 

"Makan yang aku buat enak," kata Rara.

Rara terus menyantap makan dengan baik, ya sampai selesai urusan makan dan membereskan semuanya dengan baik. Rara pun masuk ke kamarnya dan duduk dengan baik. Rara mulai menghidupkan leptopnya dan mengetik cerita dengan baik dengan judul cerita 'Impian Ingin Tercapai'.

Isi cerita yang di ketik Rara di leptopnya :

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Hari ini. Awal dari tahun yang baru kan?!" kata Budi.

"Ya memang kenyataannya. Hari ini. Awal dari tahun yang baru, ya tahun 2022!" kata Eko.

"Aku ingin sekali impianku tercapai di tahun yang baru ini!" kata Budi.

"Kalau impian Budi ingin tercapai di tahun ini, ya Budi harus berusaha dengan baik dan berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa, ya agar usaha Budi tercapai di tahun yang baru ini!" kata Eko.

"Ya...omongan Eko bener sih. Berarti aku harus memperbaiki segala kesalahan ku, ya agar segalanya jadi baik dan akhirnya usaha ku tercapai dengan baik," kata Budi.

"Ngomong-ngomong. Budi sedang mengusahakan apa sih?!" kata Eko.

"Usaha ku kan ingin mendapatkan cewek cantik dan kaya raya," kata Budi.

"Lagi-lagi urusan cewek," kata Eko.

"Nama juga cowok aku ini. Jomlo lagi. Ya masih usaha sih mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi.

"Sama aja dengan cewek jomlo, ya berusaha agar cowok menyukainya," kata Eko.

"Jadi di bilang cewek dan cowok, ya satu sama....urusan cinta," kata Budi.

"Ya...begitulah!" kata Eko.

"Ketika cewek dan cowok bersatu dalam urusan cinta, ya pacaran gitu. Pasti ada permasalahan yang sebenarnya sederhana, tapi rumit dan akhirnya pertengkaran ini dan itu, ya bisa saja putus sih urusan cinta," kata Budi.

"Urusan cinta seperti itu kan karena tidak adanya kejujuran dalam segala hal. Contohnya : cowok bilang setia di depan cewek, ya ternyata di belakang ceweknya, ya cowoknya selingkuh. Atau sebaliknya, ya ceweknya berkata selalu ingin bersama cowoknya, ya ternyata ceweknya, ya menjalin cinta dengan cowok lain," kata Eko.

"Kalau hubungan tidak ada kejujuran, ya jadinya permasalahan dan akhirnya putus cintalah," kata Budi.

"Sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Banyak orang tua atau orang yang lebih dulu hidup dari kita. Memang sih pengalaman hidup mereka banyak. Kalau urusan ngomongin agama, ya pinteran mereka sih. Dari urusan organisasi agama ini dan itu sampai agama lain. Ternyata mereka tidak menjalankan ibadah, gimana tanggapan Eko?!" kata Budi.

"Kalau itu sih tidak perlu di omongin. Kita ini hanya lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu!" kata Eko.

"Iya juga sih. Tidak perlu di omongin. Ya sudah ah lebih baik fokus main catur!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

***

Rara selesai mengetik di leptopnya, ya di simpen hasil ketikan itu dan leptop di matikan. Rara teringat urusan dengan Putri, ya segera berbenah dirilah. Setelah  berganti pakaian dan cantik ini dan itu, ya Rara keluar dari rumahnya. Putri pun dateng ke rumah Rara. Putri bersama dengan pacarnya, ya Hari lah. Rara dan Putri, ya masuk ke dalam mobil lah. Hari, ya masuk mobil juga, ya yang bawa mobil kan Hari. Sampai di tempat tujuan, ya di kafe. Putri dan Rara, ya biasa ngobrol dengan teman lain....Aulia, Meli dan Nia. Geng cewek-cewek ngobrol ini dan itu, ya penuh keasikan sambil menikmati makan dan minuman yang enak yang di pesan sih. Hari, ya tidak menemani Putri dengan teman-temannya karena ada urusan dengan Randa dan juga teman-teman lah di rumah Randa lah.

Thursday, December 30, 2021

MENIKMATI KEBERSAMAAN

Budi dan Eko duduk depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Keadaan, ya malam sih, ya malam yang gelap bertabur bintang di langit sih.

"Hari ini nyape kita di malam pergantian tahun dari 2021 ke 2022," kata Budi.

"Itu semua kan berkat doa, ya diiringi dengan ibadah yang baik, ya tidak merubah aturan yang telah di tetapkan di ajaran agama," kata Eko.

"Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan doa aku dan Eko," kata Budi. 

"Banyak cerita orang-orang yang meninggal dunia, ya tidak ngape di hari ini karena sudah keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa, ya hidup mati lah," kata Eko. 

"Salah satu contohnya : bisa saja mati karena kecelakaan, ya berita di Tv....populer gitu beritanya," kata Budi. 

"Maka itu kalau ingin selamat dari ujian yang di berikan Tuhan kepada manusia yang hidup di muka bumi ini. Baiknya orang-orang yang melakukan perjalan jauh, ya mampirnya ke mesjid....untuk berdoa, ya ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, ya meminta keselamatan dalam perjalanan dan juga kan bisa istirahat sejenak. Mengendarai motor dan mobil, ya perjalanan jauh kan cape gitu," kata Eko. 

"Orang muslim yang baik, ya menjalankan sholat dengan baik, ya 5 waktu, ya dalam keadaan apa pun," kata Budi. 

"Manusia itu kebanyakan, ya di butakan urusan dunia ini. Jadi para Ustad, ya tahu kebiasaan manusia, ya jadinya Para Ustad ngomong ini dan itu, ya sesuai dengan realita kehidupan," kata Eko. 

"Manusia itu, ya nau menerima nasehat para Ustad silakan, ya tidak mau menerima nasehat para Ustad, ya tidak ada masalah. Para Ustad kan telah gugur kewajibannya dalam menjalankan tugas, ya membimbing manusia, ya di jalan kebaikan," kata Budi. 

"Main catur saja Budi!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk dengan baik, ya berkata "Asik banget main caturnya...Eko, Budi." 

"Memang!" kata Budi. 

"Emmmm. Memang asik main caturnya!" kata Eko. 

"Hari ini aku besyukur, ya hidup dengan baik, ya masih menikmati hari ini. Apalagi hari ini, ya malam pergantian tahun dari 2021ke 2022," kata Abdul. 

"Samalah..Abdul. Aku dan Eko, ya bersyukur banget, ya nyampe di hari ini, ya malam pergantian tahun," kata Budi. 

"Tuhan Yang Maha Kuasa, ya memberikan umur panjang hari ini, ya menikmati kebersamaan, ya dengan keadaan begin sih," kata Eko. 

"Nikmatnya kebersamaan hari ini, ya seperti biasanya....ngumpul di rumah Budi. Ya dari SMA, ya sampai sampai sekarang," kata Budi. 

Eko menjalankan dengan baik bijak caturnya, ya berkata "Skak!" 

Budi terkejut dan juga Abdul. 

"Mana skaknya....Eko ini? Bidak catur ku masih bisa jalan semua!" kata Budi. 

"Iya...tidak ada skak ini mah!" kata Abdul. 

"Becanda!!!" kata Eko. 

"Becanda toh!" kata Budi. 

"Ya....becandaan Eko!" kata Abdul. 

"Karena Abdul, ya main catur di hentikan saja Budi! Lebih baik...main kartu remi saja!" kata Eko. 

"Ok....main caturnya berhenti. Jadi main kartu remi!" kata Budi. 

Budi dan Eko membereskan permain catur. Budi pun menaruh papan catur di bawah meja. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik kartu remi. Budi pun membagikan kartu dengan baik. Ketiganya main kartu dengan baik, ya main cangkulan lah, ya sambil menikmati keadaan malam bertabur bintang di langit lah. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK