Dono sedang asik mengetik di leptop di ruang tamu. Indro, ya baru selesai urusan kerjaan sama Teguh jadi segera pulang ke rumah. Sampai di rumah Indro mengucap salam "Asalamualaikum".
Dono menghentikan mengetiknya dileptop dan berkata untuk menjawab salamnya Indro "Waalaikumsalam".
Indro, ya duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu dan bertanyalah ke Dono "Don, barang sebanyak ini untuk apa, sembako?".
"Barang-barang ini, sembako ini di titipin oleh Yunus di sini untuk nunggu waktunya di bagikan warga yang membutuhkan," penjelasan Dono.
"Yunus, pengurus mesjid..kan," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Jadi, zakat warga sini dong," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Bagus, bagus. Don, gimana tanggapan kamu dengan sembako yang di tolak warga alias di balik kan lagi ke orang memberi sodakoh, iya berita sih yang kontrafersi?" kata Indro.
"Berita itu. Tentang sembako yang di tolak... ya. Cuma berita ini dan itu untuk menaikan renting tontonan saja. Tapi dunia kenyataan kita sih, ya agak kecewa sih kalau niat sodakoh itu di tolak," kata Dono.
"Kecewa. Seharus di terima aja niat baik itu. Sudahlah cuma pemberitaan yang ini dan itu tujuan ya kontrafersi," kata Indro.
Indro pun beranjak dari duduk dari ruang tamu ke belakang untuk berbenah diri. Dono, ya melanjutkan kerjaannya mengetik di leptopnya. Setelah berbenah diri, ya Indro....nonton Tv di ruang tengah dengan asik banget.
Kasino, ya baru selesai urusannya main ke rumah selfi...jadi pulang ke rumah. Sampai di rumah, Kasino menguap Salam masuk rumah "Asalamualaikum".
Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata untuk menjawab salamnya Kasino, "Waalaikumsalam".
Kasino pun duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu, sembako dan bertanya ke Dono "Don, kamu beli barang ini semua ini, banyak lagi untuk apa? Dagang!".
"Ini barang bukan aku beli. Ini titipan Yunus pengurus mesjid. Mau di bagikan ke warga yang membutuhkan. Hasil dari zakat warga sekitar sini," penjelasan Dono.
"Oh, begitu. Kirain...kamu mau dagang. Oh Don, apa tanggapan kamu denga prank sodakoh, ya sampah..berita gitu?" kata Kasino.
"Kalau itu sih tidak perlu di bahas. Tidak ada gunanya," kata Dono.
"Bener juga tidak gunanya. Bisa benar, bisa juga setingan, sengaja di buat...nilai konyol-konyolan aja. Oh, ya Don gimana dengan kelanjutan penanggulangan virus corona, ya berita?" kata Kasino.
"Virus corona ini, program kerja. Kita ikuti anjuran ini dan itu alias pro, jadinya jalan ceritanya lanjut sesuai prosedur kerja yang telah di jadwalkan. Kalau di kontra in, malah kita nanti di salahkan melawan sistem kerja yang di buat dan di tanggulangi pemerintan pusat dan daerah. Ribet," penjelasan Dono.
"Ribet toh. Kalau tentang masalah sodakoh sembako yang ini dan itunya...kontrafersi di pemberitaan, gimana Don?" kata Kasino.
"Tadi sih di bahas sama Indro. Jawabnya dua ajalah pro dan kontra," kata Dono.
"Pro dan kontra. Kalau pro, ya ikut permainannya. Kalau kontra, ya menolak permainannya karena memang bikin kecewa berdasarkan data temuan di masyarakat," kata Kasino.
"Tepat sekali," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Kasino pun beranjak dari duduknya di ruang tamu, ya ke belakang untuk berbenah diri. Dono kembali mengetik di leptopnya. Saat di ruang tengah di mana Indro yang lagi asik nonton Tv, tentang seorang pemuda membeli barang ke mini market dengan menunggangi sapi...jadi Kasino pun berkata "Lucu dan unik. Ini tontonan yang bagus".
"Iya, Kasino. Lucu dan unik, pemuda menunggangi sapi untuk membeli barang di mini market," kata Indro.
Kasino pun, ya ke belakang untuk berbenah diri. Indro, ya tetap menonton Tv dengan penuh keasikan. Setelah berbenah diri, ya Kasino pun duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Dono pun selesai mengetik dan di simpannya dengan baik hasil kerjaannya baru deh main game catur di leptop.
CAMPUR ADUK
Friday, May 8, 2020
Saturday, May 2, 2020
LIBURAN
Ada sebuah patung kecil, ya mirip patung budha....di letakkan di lantai teras rumah. Dono mengambil patung budha di lantai di teras rumah.
"Siapa yang menaruh patung budha di sini?" kata Dono.
Dono mencari orang yang menaruh patung di lantai di teras rumah. Ternyata keadaan sepi banget.
"Jangan-jangan ulah Indro dan Kasino. Tanya dulu ah!" kata Dono.
Dono pun masuk rumah dan menutup pintu. Payung pun di taruh di meja sana Dono, ya Dono kembali baca buku lagi. Kasino menyelesaikan urusannya di belakang ngurus tanaman di pot jadi istirahatlah, ya langsung ke ruang tamu. Indro yang menyelesaikan urusan kerjaannya di kamarnya, ya keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tamu.
Kasino dan Indro duduk di ruang tamu. Kasino, ya melihat patung budha di atas meja dan juga Indro.
"Don, patung budha ini punya kamu?" tanya Kasino sambil memegang patung budha tersebut.
Dono menghentikan baca bukunya dan berkata "Bukan sih. Tapi Sebenarnya aku ingin bertanya pada kalian berdua tentang patung budha yang aku temukan di teras rumah, ya tergeletak di lantai!"
"Jadi bukan milik Dono. Di temukan di teras depan rumah. Ya Sebenarnya juga ini bukan milik aku dan juga aneh juga di taruh di lantai di teras rumah...ini patung kaya tidak ada kerjaan aja mengerjai orang," kata Kasino.
"Patung budha di pegang Kasino, bukan aku pemiliknya. Males koleksi patuh budha itu, orang aku orang Islam bukan orang budha," kata Indro.
Kasino menaruh patung di meja.
"Jadi siapa pemilik patung budha ini?" kata Dono dengan penuh tanda tanya.
Tiba-tiba terjadi suatu yang aneh sekali pada Dono, Kasino dan Indro, ya tiba-tiba ada di candi Borobudur, ya duduk di can di sih.
"Don, Kasino....kita dimana?" kata Indro yang panik dengan keadaan.
"Iya, ini di mana ya?" kata Kasino.
"Kita berada di mana ya? Padahal tadi di rumah?" kata Dono.
Ketiganya melihat keadaannya lingkungan sekitar dan akhirnya ketiganya berkata bersamaan "Kita di atas candi Borobudur".
Karena senang berada di atas candi Borobudur, ya Dono, Kasino dan Indro menikmati keadaan dengan sepuasnya. Dono yang puas melihat Candi Borobudur, ya duduk lah. Kasino dan Indro mengikuti Dono, ya duduk.
"Kasino, Indro....ternyata kaya hidup lebih berarti ya kalau keluar dari rumah," kata Dono.
"Iya, hidup ini harus di nikmati," kata Kasino.
"Rasa hidup melihat keindahan, kalau di lihat dari candi Borobudur yang kita dudukkin," kata Indro.
"Semenjak wabah virus corona, jarang kita jalan-jalan. Kita harus mengikuti anjuran sistem kerja pemerintahan harus di rumah aja agar tidak terkena virus conona," kata Dono.
"Bener omongan Don. Gara-Gara virus corona, tidak bisa main ke mana-mana," kata Kasino menegasin omongan Dono.
"Iya, Gara-Gara virus corona...jadi jarang jalan ke sana ke sini. Entah sampai kapan wabah ini virus corona ini selesai?" kata Indro.
"Karena kita sudah di atas candi Borobudur, ya nikmatin aja keadaan ini," kata Dono.
"Nikmatin aja," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Ketiganya pun sepakat, jadi terus menikmati keadaan dengan berjalan-jalan di sekitar area candi Borobudur sampai Ketiganya kecapeaan gitu karena Ketiganya lagi menjalankan puasa ramadhan jadi tiduran di candi Borobudur untuk menghilangkan rasa capek, haus dan lapar. Ya pada akhirnya ketiganya ketiduran.
***
"Dono, bangun Don... waktunya buka puasa, sebentar lagi adzan magrib," kata Kasino.
"Iya, waktunya buka puasa," jawab Dono sambil bangun tidur di sofa di ruang tamu.
Dono pun jadi bingung dengan keadaan dirinya.
"Kok aku di rumah. Aku berada di candi Borobudur," kata Dono.
Kasino, ya bingung aja denger omongan Dono yang merasa dirinya berada di candi Borobudur.
"Astagfirullahaladzim. Aku mimpi. Ini pasti gara-gara aku aku baca buku sejarah tentang candi Borobudur yang berada di Magelang, Jawa Tengah," kata Dono.
Kasino melihat buku sejarah tentang candi Borobudur di sofa dan berkata "Ya... mimpilah Don, kamu berada di candi Borobudur".
"Hanya mimpi. Ayo, kita buka puasa!" kata Dono.
"Emm," kata Kasino.
Kasino bersama Dono, ya ke ruang makan untuk berbuka puasa dan Indro, ya sudah ada di ruang makan. Selembar foto Dono, Kasino dan Indro, ya berada di candi Borobudur terselip di buku sejarah tentang candi Borobudur. Adzan magrib di kumandangkan dari mesjid. Dono, Kasino dan Indro mendengarkan suara Adzan dari mesjid ke rumah, setelah itu langsung deh berbuka puasa.
Friday, May 1, 2020
BROWNIES
Indro di dapur membuat kue sampai jadi kue brownies. Kue pun di taruh di meja makan. Kasino selesai urusannya membuat program kerja, ya keluar kamar. Saat di ruang makan dan melihat kue di atas meja, Kasino ingin memakan kue tersebut.
Kue sudah di depan mulut Kasino. Indro pun melihat ulah Kasino dan berkata "Kasino, apa kamu ini tidak puasa?".
"Astagfirullahaladzim, aku lupa," kata Kasino.
Kue pun di taruh di meja.
"Untung kamu ingetin aku, kalau enggak aku sudah batal," kata Kasino.
"Iya," kata Indro.
Kasino pun beranjak dari ruang makan ke ruang tamu, di mana ada Dono yang asik mengetik di leptopnya. Dono pun selesai juga mengetiknya dan menyimpan tulisan dengan baik, baru leptop di matikan. Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel berita yang menarik di Hp-nya. Indro yang sibuk membuat kue brownies sudah selesai dan menyimpannya di tempat baik untuk di makan saat berbuka puasa.
Indro pun duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca artikel di Hp-nya.
"Indro sudah selesai membuat kuenya?" kata Dono.
"Udah," kata Indro.
Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Tumben Indro buat kue brownies, ada moment apa kamu membuat kue brownies?".
"Iya, Indro...moment apa kamu membuat kue brownies?" kata Dono, ya menegaskan omongan Kasino.
"Moment kenapa aku membuat brownies? Sebenarnya karena aku pernah di berikan kue buatan Saskia, ya kue brownies...jadi aku ingin mencoba membuatnya," penjelasan Indro.
"Cieeee...jadi gara-gara kue buatan Saskia. Iya deh cewek mu Indro perhatian sama kamu," kata Kasino.
"Ya..namanya punya kekasih hati, wajarkan saling memberi dan di beri untuk kelanggengan hubungan," kata Indro.
"Kalau aku inget-inget yang sering ngirim aku kue adalah Wulan, tapi Wulan sudah tidak ada...ya tidak ada lagi yang ngirim kue," kata Dono.
"Iya bener Don, yang sering kirim kue... Wulan," kata Kasino.
"Iya...sering banget kalau Wulan kirim kue, aku inget banget. Tapi kalau Rara tidak pernah kirim kue, kenapa Don?" kata Indro.
"Karena eeee karena, Rara tidak pandai bikin kue. Cuma bisa beli kue, katanya praktis tidak capek," kata Dono.
"Dua gadis di cintai. Sifatnya pun beda jauh. Kaya bumi dan langit," kata Kasino.
"Tapikan yang satu tiada dan yang satu pengganti cinta," penjelasan Indro.
"Iya, aku tahu. Tapi kalau Wulan hidup, jadinya kan. Dua orang yang mencintai Dono. Berarti keberuntungan Dono dalam urusan cinta," menerangkan Kasino.
"Omongan kalian berdua benar semua. Yang menjalankan aku. Membagi cinta itu sulit karena harus mengerti keduanya, terkadang aku memilih jalan lain agar tidak timbul perselisihan....aku hanya diam saja," kata Dono.
"Pilih yang baik. Diam. Pada akhirnya semuanya jadi...diam juga," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Kalau, aku sih...lebih baik pilih jalan ke tiga, jadinya dua cinta kan cemburuan gitu. Aku senang di cemburuin dua cinta...padahal yang ketiga bohongan," kata Indro.
"Maunya Indro biarin aja. Kalau kenyataan satu cinta aja, susah dihadapi Indro," kata Dono.
"Kalau di ingin masalah percintaan Indro, Iya juga. Indro susah menghadapi Saskia kalau marah karena ulah Indro," kata Kasino membuka persoalan Indro masa lalu.
"Inget aja masa lalu hubungan aku. Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah dan segera menghidupkan nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus banget.
"Don, zaman sekarang nonton Tv bisa di rumah, kalau zaman dulu....nonton Tv di rumah orang kaya yang punya Tv..kan," kata Kasino.
"Iya, aku sering zaman dulu...nonton Tv di rumah orang kaya, teman aku. Zaman sekarang, ya di rumah," kata Dono menegaskan omongan Kasino.
"Beda banget hidup zaman dulu dan zaman sekarang. Sampai nonton Tv aja bisa pake Hp yang aku pegang ini. Teknologi...bener-bener berkembang pesat. Dulu aku...miskin tidak punya Tv dan sekarang aku punya di pegang aku," kata Kasino.
"Waktu juga yang menjawabnya. Kita bisa menikmati hidup sama seperti orang kaya duluan, kaya teman aku...kaya dari bayi," kata Dono.
"Lebih baik aku main game lagi, menikmati hidup ini," kata Kasino.
"Iya," saut Dono.
Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel yang menarik dari Hp-nya. Suasana keadaan di rumah berjalan seperti apa adanya?! Walau ada tetangga depan rumah yang menyetel musik..cukup keras suaranya tujuanya menikmati keadaan dirinya yang lagi santai....jadi semua tetangga mendengarkan musik tersebut, ya dangdut.
Kue sudah di depan mulut Kasino. Indro pun melihat ulah Kasino dan berkata "Kasino, apa kamu ini tidak puasa?".
"Astagfirullahaladzim, aku lupa," kata Kasino.
Kue pun di taruh di meja.
"Untung kamu ingetin aku, kalau enggak aku sudah batal," kata Kasino.
"Iya," kata Indro.
Kasino pun beranjak dari ruang makan ke ruang tamu, di mana ada Dono yang asik mengetik di leptopnya. Dono pun selesai juga mengetiknya dan menyimpan tulisan dengan baik, baru leptop di matikan. Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel berita yang menarik di Hp-nya. Indro yang sibuk membuat kue brownies sudah selesai dan menyimpannya di tempat baik untuk di makan saat berbuka puasa.
Indro pun duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca artikel di Hp-nya.
"Indro sudah selesai membuat kuenya?" kata Dono.
"Udah," kata Indro.
Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Tumben Indro buat kue brownies, ada moment apa kamu membuat kue brownies?".
"Iya, Indro...moment apa kamu membuat kue brownies?" kata Dono, ya menegaskan omongan Kasino.
"Moment kenapa aku membuat brownies? Sebenarnya karena aku pernah di berikan kue buatan Saskia, ya kue brownies...jadi aku ingin mencoba membuatnya," penjelasan Indro.
"Cieeee...jadi gara-gara kue buatan Saskia. Iya deh cewek mu Indro perhatian sama kamu," kata Kasino.
"Ya..namanya punya kekasih hati, wajarkan saling memberi dan di beri untuk kelanggengan hubungan," kata Indro.
"Kalau aku inget-inget yang sering ngirim aku kue adalah Wulan, tapi Wulan sudah tidak ada...ya tidak ada lagi yang ngirim kue," kata Dono.
"Iya bener Don, yang sering kirim kue... Wulan," kata Kasino.
"Iya...sering banget kalau Wulan kirim kue, aku inget banget. Tapi kalau Rara tidak pernah kirim kue, kenapa Don?" kata Indro.
"Karena eeee karena, Rara tidak pandai bikin kue. Cuma bisa beli kue, katanya praktis tidak capek," kata Dono.
"Dua gadis di cintai. Sifatnya pun beda jauh. Kaya bumi dan langit," kata Kasino.
"Tapikan yang satu tiada dan yang satu pengganti cinta," penjelasan Indro.
"Iya, aku tahu. Tapi kalau Wulan hidup, jadinya kan. Dua orang yang mencintai Dono. Berarti keberuntungan Dono dalam urusan cinta," menerangkan Kasino.
"Omongan kalian berdua benar semua. Yang menjalankan aku. Membagi cinta itu sulit karena harus mengerti keduanya, terkadang aku memilih jalan lain agar tidak timbul perselisihan....aku hanya diam saja," kata Dono.
"Pilih yang baik. Diam. Pada akhirnya semuanya jadi...diam juga," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Kalau, aku sih...lebih baik pilih jalan ke tiga, jadinya dua cinta kan cemburuan gitu. Aku senang di cemburuin dua cinta...padahal yang ketiga bohongan," kata Indro.
"Maunya Indro biarin aja. Kalau kenyataan satu cinta aja, susah dihadapi Indro," kata Dono.
"Kalau di ingin masalah percintaan Indro, Iya juga. Indro susah menghadapi Saskia kalau marah karena ulah Indro," kata Kasino membuka persoalan Indro masa lalu.
"Inget aja masa lalu hubungan aku. Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah dan segera menghidupkan nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus banget.
"Don, zaman sekarang nonton Tv bisa di rumah, kalau zaman dulu....nonton Tv di rumah orang kaya yang punya Tv..kan," kata Kasino.
"Iya, aku sering zaman dulu...nonton Tv di rumah orang kaya, teman aku. Zaman sekarang, ya di rumah," kata Dono menegaskan omongan Kasino.
"Beda banget hidup zaman dulu dan zaman sekarang. Sampai nonton Tv aja bisa pake Hp yang aku pegang ini. Teknologi...bener-bener berkembang pesat. Dulu aku...miskin tidak punya Tv dan sekarang aku punya di pegang aku," kata Kasino.
"Waktu juga yang menjawabnya. Kita bisa menikmati hidup sama seperti orang kaya duluan, kaya teman aku...kaya dari bayi," kata Dono.
"Lebih baik aku main game lagi, menikmati hidup ini," kata Kasino.
"Iya," saut Dono.
Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel yang menarik dari Hp-nya. Suasana keadaan di rumah berjalan seperti apa adanya?! Walau ada tetangga depan rumah yang menyetel musik..cukup keras suaranya tujuanya menikmati keadaan dirinya yang lagi santai....jadi semua tetangga mendengarkan musik tersebut, ya dangdut.
Thursday, April 30, 2020
RUMPI
Dono sedang asik duduk di halaman belakang sambil baca artikel ini dan itu yang menarik isinya, dari Hp-nya Dono. Kasino, ya sedang ngurusin tanaman potnya. Indro, ya baca komik di salah satu situs di jaringan internet pake Hp.
Tiba-tiba Indro bersin....bersin.
"Indro, kamu sakit," kata Dono.
"Kayanya sakit aku flu," kata Indro.
"Sakit flu atau kah kena virus corona," kata Dono yang niat bercanda.
"Flu aja. Bukan terkena virus corona. Ini semua karena keadaan lingkungan yang dingin aja. Abis ujan malem kemarin, ya paginya...ya sekarang sih jadi lembab gitu suhu udaranya," kata Indro menjelaskan.
"Oh, begitu," kata Dono.
"Indro minum obat biar cepat sembuh!" kata Kasino yang lantang, ya sambil ngurus pot di tanaman.
"Iya. Eeeee. Aku puasa. Nanti saat buka puasa," kata Indro.
"Kalau begitu, ya kamu pake masker aja. Agar tidak menularin kami dan juga untuk mengurangi dari alergi kamu dengan udara dingin," saran Dono.
"Ya aku terima saran mu Dono," kata Indro.
Indro pun mengambil masker di kamar dan segera di pakai, setelah itu kembali duduk di halaman belakang lagi bersama teman-teman.
"Kalau kamu sudah masker...jadinya aman Indro, untuk kamu dan untuk kami," kata Dono.
"Iya, aku paham," kata Indro.
Indro, ya asik baca komik di Hp-nya. Kasino pun selesai juga membereskan kerjaan hobynya...ya tanaman di pot dan duduk bersama teman-teman.
"Hari ini hari liburan?" tanya Kasino.
"Iya, tanggal merah...hari buruh," kata Dono.
"Oh, begitu," kata Kasino.
Kasino pun membuka jaringan You Tobe di Hp-nya untuk menonton vidio yang menarik gitu. Dono pun membaca tentang PSBB yang di jalanan di Jawa Timur, maka itu berkata "Kasino dan Indro, apa tanggapan kalian berdua dengan PSBB yang di laksanakan di Jawa Timur", sambil Dono menunjukkan artikel yang di baca ya di Hp-nya ke Kasino dan Indro.
"Bagus-bagus aja sih pelaksanaan PSBB di Jawa Timur, Walau ada masalah ini dan itu, tetap di evaluasi..kan dengan baik," kata Indro.
"Kalau tanggapan aku sih, sama dengan Indro," kata Kasino.
"Jadi, bagus-bagus aja. PSBB di laksanakan di Jawa Timur," kata Dono.
Dono pun kembali baca lagi artikel di Hp-nya. Kasino, ya tertawa dengan tontonan lawakan di You Tobe. Indro, ya tidak terpengaruh dengan tertawa Kasino karena Indro sibuk baca komik yang menarik banget di Hp-nya. Dono juga tidak terpengaruh juga dengan tertawa Kasino yang menonton lawak di You Tobe, karena Dono baca artikel yang menarik di Hp-nya.
Setelah ketiganya puas dengan keinginan masing-masing. Mulailah membuka aplikasi baca AL Qur'an di Hp masing-masing. Jadi Dono, Kasino dan Indro...ya baca AL Qur'an dari Hp...masing-masing. Sampai waktunya sholat di hari jum'at...jadinya ketiganya sholat di rumah karena mengikuti anjuran dari sistem kerja pemerintahan untuk menyelamatkan umat manusia agar tidak terjangkit virus corona dan juga memutus mata rantai dari penyebaran virus corona.
MENCARI MUSUH
Rey bersama Lita menuju tempat musuh yang bersembunyi, karena itu berkat informasinya King. Dengan mengendari kuda terbang alias pegasus menuju tempat yang di tuju.
Tiba-tiba rocket menuju Rey dan Lita. Segera di tembak Rey dengan senapan untuk menghancurkan roket yang mengarah ke mereka berdua. Tembak an Rey jitu banget mengenai roket jadinya hancur tuh roket.
Rey dan Lita pun turun dari pegasus dan bersembunyi dari balik batu. Lita pun menggunakan bola-bola mata-mata dan juga sistem komputer di tangannya. Bola-bola pun terbang menuju asalnya roket di tembakan. Lita pun melihat lewat komputer di tangannya, ternyata di ketahui benar keberadaan musuh. Rey dan Lita mulai berlari menuju tempat musuh tersebut.
Lalu Rey menggunakan teknik bayangan ya untuk mendekati tempat musuh, tapi ternyata jebakan...jadi bayangan Rey terkena ranjau. Musuh pun menembak ke arahnya Lita dengan tembakan beruntung. Lita menggunakan tameng di bawanya untuk tidak terkena peluru dan akhirnya Lita bersembunyi di balik batu, ya selamat gitu.
Rey pun mau menyerang musuh, tahu-tahu di seorang dari langit dengan sebuah pedang. Rey, ya menahan serangan musuh dengan tamengnya.
"Siapa kamu?" tanya Rey.
"Black si penghancur," katanya.
Rey mencabut pedang ada di tameng dan menyerang Black. Pertarungan sengit antara keduanya. Rey kalah sampai tersungkur ke tanah. Lita pun menembak ke Black, tapi di tangkis semua tembakan tersebut dengan perisai energi.
Black pun memanggil kekuatannya, ya dateng gitu. Kekuatan tersebut may di gunakan menghancurkan Rey dan Lita. Loli dan Ambar, ya dateng ke kuilnya Naga petir untuk meminta bantuan. Naga petir pun mengabulkan permintaan Loli dan Ambar. Jadi Naga petir pun menembakan petir dari kuil dan di arahkan di langit dan langsung menuju Black.
Black menghindari serangan petir yang turun dari langit.
"Ulah Naga petir," kata Black.
Black pun pergi dari tempat tersebut karena tidak ingin terkena serangan petir. Naga petir dengan kekuatan petir turun dari langit pun menghancurkan senjata roket yang bersembunyi di balik gunung. Rey dan Lita, ya naik pegasus menuju kuil Naga. Sampai di kuil. Rey dan Lita berterima kasih pada Naga petir yang telah menolong dalam pertarungan dengan Black.
Tiba-tiba rocket menuju Rey dan Lita. Segera di tembak Rey dengan senapan untuk menghancurkan roket yang mengarah ke mereka berdua. Tembak an Rey jitu banget mengenai roket jadinya hancur tuh roket.
Rey dan Lita pun turun dari pegasus dan bersembunyi dari balik batu. Lita pun menggunakan bola-bola mata-mata dan juga sistem komputer di tangannya. Bola-bola pun terbang menuju asalnya roket di tembakan. Lita pun melihat lewat komputer di tangannya, ternyata di ketahui benar keberadaan musuh. Rey dan Lita mulai berlari menuju tempat musuh tersebut.
Lalu Rey menggunakan teknik bayangan ya untuk mendekati tempat musuh, tapi ternyata jebakan...jadi bayangan Rey terkena ranjau. Musuh pun menembak ke arahnya Lita dengan tembakan beruntung. Lita menggunakan tameng di bawanya untuk tidak terkena peluru dan akhirnya Lita bersembunyi di balik batu, ya selamat gitu.
Rey pun mau menyerang musuh, tahu-tahu di seorang dari langit dengan sebuah pedang. Rey, ya menahan serangan musuh dengan tamengnya.
"Siapa kamu?" tanya Rey.
"Black si penghancur," katanya.
Rey mencabut pedang ada di tameng dan menyerang Black. Pertarungan sengit antara keduanya. Rey kalah sampai tersungkur ke tanah. Lita pun menembak ke Black, tapi di tangkis semua tembakan tersebut dengan perisai energi.
Black pun memanggil kekuatannya, ya dateng gitu. Kekuatan tersebut may di gunakan menghancurkan Rey dan Lita. Loli dan Ambar, ya dateng ke kuilnya Naga petir untuk meminta bantuan. Naga petir pun mengabulkan permintaan Loli dan Ambar. Jadi Naga petir pun menembakan petir dari kuil dan di arahkan di langit dan langsung menuju Black.
Black menghindari serangan petir yang turun dari langit.
"Ulah Naga petir," kata Black.
Black pun pergi dari tempat tersebut karena tidak ingin terkena serangan petir. Naga petir dengan kekuatan petir turun dari langit pun menghancurkan senjata roket yang bersembunyi di balik gunung. Rey dan Lita, ya naik pegasus menuju kuil Naga. Sampai di kuil. Rey dan Lita berterima kasih pada Naga petir yang telah menolong dalam pertarungan dengan Black.
BERBAGI MAKANAN
Sabila bermain dengan Ningsih dan Santi di depan rumah Santi, tepatnya di teras rumahnya...ya main rumah-rumahan. Permainan rumah-rumahan berjalan dengan baik sekali. Sampai waktu, ya sore... menjelang magrib.
"Teman-teman main rumah-rumahanya. Kita akhir saja karena mau buka puasa," kata Sabila.
"Iya, aku juga mau buka puasa sama Ayah dan Ibu," kata Ningsih.
"Iya, aku juga," kata Santi.
Ketiganya, ya bubaran. Santi, ya masuk rumahnya dan menutup pintu rumahnya. Ningsih berjalan bersama dengan Sabila menuju rumah mereka masing-masing. Sampai di rumah Ningsih, ya Sabila pun terus jalan menuju rumahnya sedangkan Ningsih masuk ke rumahnya.
Saat di pinggiran toko yang tutup ada dua anak kecil yang kelihatan lusuh banget, ya duduk di depan toko. Sabila iba dengan keadaan dua anak tersebut dan ingin menolongnya. Kebetulan sekali Om Dono lewat situ. Sabila pun segera mendatangi Om Dono.
"Om, Sabila minta uang," katanya.
Dono terkejut omongan Sabila dan berkata "Tumben minta uang sama Om?".
"Sabila ingin nolong dua anak yang kelaparan di sana, dekat toko yang tutup," alasan Sabila.
"Untuk nolong orang. Baiklah. Om ada sih rezeki yang lebih," kata Dono sambil mengeluarkan uang dari dompet dan di berikan ke Sabila.
"Terima kasih Om," kata Sabila.
"Iya, Oh Iya cepet pulang Sabila, ya..bentar lagi buka puasa. Ayah dan Ibu nunggu di rumah!" kata Dono.
"Iya.... Om," kata Sabila.
Dono pun meninggalkan Sabila, ya mau buka puasa di rumah. Sabila pun membeli makan ke kedai makan Ibu Minah untuk membeli makan dua bungkus beserta minumnya. Ibu Minah pun menyiapkan pesanan Sabila dengan baik dan setelah jadi.....ya Sabila pun membayarnya dengan uang pas.
Segera Sabila membawa makan dan minuman untuk di sodakohkan kepada dua anak yang duduk di depan toko.
"Terima kasih," kata dua anak secara bersamaan.
"Iya, sama-sama," kata Sabila.
Sabila pun meninggalkan tempat tersebut dengan berjalan cepat. Sampai di rumah. Adzan magrib pun di kumandangkan dari mesjid.
"Alhamdulilah. Puasa ku hari ini pol," ucap syukur Sabila.
Sabila pun masuk rumah untuk berbuka puasa bersama Ayah dan Ibu.
Wednesday, April 29, 2020
UNTUK AYAH
Geby belajar memasak sama Ibunya, Gisel. Geby senang sekali di bimbing Ibu. Masakkan buatan Geby telah matang dan Ibu mencicipinya.
"Enak masakkan buatan Geby. Anak Ibu yang pintar," kata Ibu, Gisel.
"Terima kasih Ibu. Ayah belum pulang juga. Padahal Geby masakkan untuk Ayah juga," kata Geby.
"Tunggu sebentar lagi ya nak. Ayah pasti pulang," kata Ibu.
"Iya, Ibu," kata Geby.
Geby pun menunggu Ayah pulang, sampai Geby ke tiduran di sofa. Makanan yang di buat Geby di bereskan Ibu dan di masukkan ke kulkas, kalau mau makan di panaskan saja.
Ayah, Gading pun sampai di rumah setelah urusan kerjaannya sudah selesai.
"Aku pulang," kata Ayah, Gading.
"Iya," saut Ibu, Gisel.
Gading duduk di sofa melihat anaknya, Geby tidur dengan pulasnya.
"Anak Ayah yang cantik," kata Gading.
"Ayah pulangnya telat. Geby nunggu in Ayah untuk mencobaain Masakkan buatan Geby," kata Gisel.
"Iya. Ayah salah, pulangnya telat. Masalahnya banyak kerjaan," kata Gading.
Gading pun menggendong Geby yang tidur di sofa, ya di pindah untuk tidur di kamarnya. Geby pun tidur di kasurnya di selimuti. Gading pun mencium kening anaknya.
"Selamat malam Geby. Anak Ayah yang cantik," kata Gading.
Ayah pun mau keluar dari kamar Geby. Ternyata Geby terbangun dari tidurnya dan berkata "Ayah".
Ayah pun berkata juga "Iya, Geby ada apa?".
"Selamat malam Ayah," kata Geby.
"Selamat malam juga," kata Ayah, Gading.
Geby pun tidur. Ayah keluar dari kamar anaknya. Ayah pun berbenah diri. Ibu menghangatkan makanan yang di buat Geby. Ayah pun makan masakkan buatan Geby, anak tersayang dan di temannin istri ya tercinta Gisel.
"Enak..masakan buatan Geby. Ibu, kamu pintar mengajar kan Geby...pandai memasak," pujian Ayah, Gading.
"Terima kasih Ayah," kata Ibu, Gisel.
Ayah terus menikmati makan buatan anaknya...sampai kenyang. Setelah itu istirahat karena hari sudah larut malam. Esok paginya. Geby bangun pagi-pagi. Bersama Ibu, Geby memasak untuk Ayah. Ayah sudah siap berangkat kerja.
Di ruang makan. Ayah duduk menyantap makan buatan Geby yang enak banget. Geby pun senang melihat menikmati makanan buatan Geby. Selesai sarapan. Ibu memberikan kotak berisi makan buatan Geby, untuk Ayah. Ya Ayah pun membawa kotak makan tersebut dan pergi ke kantor.
Geby pun di antara Ibu ke sekolah. Saat di kantor. Gading menaruh kotak makan di atas meja. Anwar masuk ruangan Gading dan melihat kotak makan di atas meja.
"Gading, bawa bekal makan...kaya anak TK...aja!" kata Anwar.
"Bekal makan itu buatan Geby," kata Gading.
"Geby sudah pinter masak toh sampai buat bekal makanan untuk Ayahnya. Aku ingin punya anak, kaya Geby," kata Anwar.
"Nikah dulu Anwar, baru punya anak, " kata Gading.
"Iya, aku tahu!" kata Anwar.
Anwar yang penasaran pun membuka kotak makan.
"Tengok Gading...ada pesannya makanan ini di susun rapih dan bertulis 'Love'," kata Anwar.
Gading pun melihatnya dan "Gisel, istri dan Ibu yang baik mendidik...Geby dengan baik," kata Gading.
Anwar ingin mencobain bekal makan buatan Gaby dengan mohon sama Gading, ya di bolehkan sih.
"Emm...Enak...makan ini. Gisel pinter jadi istri dan Ibu yang baik karena mendidik Geby...sampai bisa membuat makanan yang enak ini," pujian Anwar.
"Ya," saut Gading.
Anwar pun menutup kotak makan, karena ada urusan kerjaan. Gading dan Anwar pun segera rapat dengan teman kerja yang lainnya. Setelah urusan selesai baru deh Gading menyantap bekal makan buatan Geby yang enak banget...banget.
"Enak masakkan buatan Geby. Anak Ibu yang pintar," kata Ibu, Gisel.
"Terima kasih Ibu. Ayah belum pulang juga. Padahal Geby masakkan untuk Ayah juga," kata Geby.
"Tunggu sebentar lagi ya nak. Ayah pasti pulang," kata Ibu.
"Iya, Ibu," kata Geby.
Geby pun menunggu Ayah pulang, sampai Geby ke tiduran di sofa. Makanan yang di buat Geby di bereskan Ibu dan di masukkan ke kulkas, kalau mau makan di panaskan saja.
Ayah, Gading pun sampai di rumah setelah urusan kerjaannya sudah selesai.
"Aku pulang," kata Ayah, Gading.
"Iya," saut Ibu, Gisel.
Gading duduk di sofa melihat anaknya, Geby tidur dengan pulasnya.
"Anak Ayah yang cantik," kata Gading.
"Ayah pulangnya telat. Geby nunggu in Ayah untuk mencobaain Masakkan buatan Geby," kata Gisel.
"Iya. Ayah salah, pulangnya telat. Masalahnya banyak kerjaan," kata Gading.
Gading pun menggendong Geby yang tidur di sofa, ya di pindah untuk tidur di kamarnya. Geby pun tidur di kasurnya di selimuti. Gading pun mencium kening anaknya.
"Selamat malam Geby. Anak Ayah yang cantik," kata Gading.
Ayah pun mau keluar dari kamar Geby. Ternyata Geby terbangun dari tidurnya dan berkata "Ayah".
Ayah pun berkata juga "Iya, Geby ada apa?".
"Selamat malam Ayah," kata Geby.
"Selamat malam juga," kata Ayah, Gading.
Geby pun tidur. Ayah keluar dari kamar anaknya. Ayah pun berbenah diri. Ibu menghangatkan makanan yang di buat Geby. Ayah pun makan masakkan buatan Geby, anak tersayang dan di temannin istri ya tercinta Gisel.
"Enak..masakan buatan Geby. Ibu, kamu pintar mengajar kan Geby...pandai memasak," pujian Ayah, Gading.
"Terima kasih Ayah," kata Ibu, Gisel.
Ayah terus menikmati makan buatan anaknya...sampai kenyang. Setelah itu istirahat karena hari sudah larut malam. Esok paginya. Geby bangun pagi-pagi. Bersama Ibu, Geby memasak untuk Ayah. Ayah sudah siap berangkat kerja.
Di ruang makan. Ayah duduk menyantap makan buatan Geby yang enak banget. Geby pun senang melihat menikmati makanan buatan Geby. Selesai sarapan. Ibu memberikan kotak berisi makan buatan Geby, untuk Ayah. Ya Ayah pun membawa kotak makan tersebut dan pergi ke kantor.
Geby pun di antara Ibu ke sekolah. Saat di kantor. Gading menaruh kotak makan di atas meja. Anwar masuk ruangan Gading dan melihat kotak makan di atas meja.
"Gading, bawa bekal makan...kaya anak TK...aja!" kata Anwar.
"Bekal makan itu buatan Geby," kata Gading.
"Geby sudah pinter masak toh sampai buat bekal makanan untuk Ayahnya. Aku ingin punya anak, kaya Geby," kata Anwar.
"Nikah dulu Anwar, baru punya anak, " kata Gading.
"Iya, aku tahu!" kata Anwar.
Anwar yang penasaran pun membuka kotak makan.
"Tengok Gading...ada pesannya makanan ini di susun rapih dan bertulis 'Love'," kata Anwar.
Gading pun melihatnya dan "Gisel, istri dan Ibu yang baik mendidik...Geby dengan baik," kata Gading.
Anwar ingin mencobain bekal makan buatan Gaby dengan mohon sama Gading, ya di bolehkan sih.
"Emm...Enak...makan ini. Gisel pinter jadi istri dan Ibu yang baik karena mendidik Geby...sampai bisa membuat makanan yang enak ini," pujian Anwar.
"Ya," saut Gading.
Anwar pun menutup kotak makan, karena ada urusan kerjaan. Gading dan Anwar pun segera rapat dengan teman kerja yang lainnya. Setelah urusan selesai baru deh Gading menyantap bekal makan buatan Geby yang enak banget...banget.
NONTON & MAIN
Hamid keluar dari rumah dan berjalan ke rumahnya Anwar. Sampai di rumah Anwar.
"Asalamualaikum," salamnya Hamid.
"Waalaikumsalam," jawab Anwar sambil membuka pintu.
Terlihat Hamid dan berkatalah Anwar "Masuk Hamid!".
"Iya," kata Hamid.
Hamid masuk rumah Anwar. Keduanya segera ke dalam rumah sampai duduk di ruang tengah.
"Sepi amat keadaan rumah?" tanya Hamid.
"Ayah dan Ibu ada urusan jadi aku...jaga rumah," kata Anwar.
"Oh, begitu," kata Hamid.
"Kita nonton Tv aja ya!" kata Anwar.
"Iya, nonton Tv aja. Tapi nonton acara Tv apa?" kata Hamid.
"Nonton..film kartun Upin Ipin...yang aku sukai," kata Anwar.
"Ok, nonton film kartun Upin Ipin. Aku juga suka," kata Hamid.
Tv pun di hidupkan pake remot di tangannya Anwar. Muncullah film kartun Upin Ipin. Anwar dan Hamid menonton Tv dengan tenang banget sampai film kartun Upin Ipin pun selesai dan Tv di matikan oleh Anwar pake remot.
"Film kartunnya bagus," pujian Hamid.
"Iya. Gimana kita main ular tangga!" kata Anwar.
"Ular tangga. Ayo kita mainkan!" kata Hamid.
Keduanya sepakat, ya main ular tangga untuk siapa yang memulai duluan? Keduanya suit dan yang menang Hamid, jadi Hamid pun mengocok dadu duluan, baru deh Anwar. Permain ular tangga antara Hamid dan Anwar berjalan dengan seru banget.....sampai akhir yang menang adalah Anwar. Hamid pun melihat jam diding rumahnya Anwar ternyata jam menunjukkan setengah enam, jadi Hamid pamit pulang ke Anwar karena hari sudah menjelang magrib dan juga mau buka puasa. Anwar mempersilakan Hamid pulang. Sepuluh langkah Hamid melangkahkan kakinya dari rumah Anwar. Hamid berpapasan dengan orang tua Anwar dan berkata "Om, Tante".
"Iya," jawab bersama Ayah dan Ibunya Awnar.
Ayah dan Ibu Anwar, ya segera masuk rumahnya dan pintu di tutup. Hamid pun bergegas pulang untuk buka bersama dengan orang tuanya di rumahnya.
Tuesday, April 28, 2020
BISA DI BILANG PAHLAWAN
"Lolo," panggilan Bolu.
Lolo pun melihat orang yang memanggilnya.
"Bolu," katanya.
Lolo pun duduk di samping Bolu dan juga menghentikan nonton vidio di Hp-nya.
"Ngapain kamu di sini, Lolo?" tanya Bolu.
"Aku ke sini sih. Abis jenguk teman yang sakit," kata Lolo.
"Oh, begitu," kata Bolu.
"Sedangkan kamu di sini?" kata Lolo.
"Ya, lagi nemanin saudara yang di rawat di sini," kata Bolu.
"Oh, begitu," kata Lolo.
"Ngomong-ngomong apa yang kamu tonton di Hp...kamu, Lolo?" tanya Bolu.
"Aku nonton para dokter, perawat dan relawan...untuk menolong orang-orang yang terkena virus corona...agar di usahakan sembuh. Kalau di bilang sih mereka adalah pahlawan...yang menolong orang yang sakit. Bagaimana pendapatmu?" kata Lolo.
"Ya...kalau maunya di bilang pahlawan sih memang benar sih. Tujuanya nolong orang yang lagi sakit dan di usahakan untuk sembuh," kata Bolu.
"Bener, mereka pahlawan. Kaya Kamen Rider Ex-Aid...tokohnya sih seorang dokter gitu," kata Lolo.
"Aku....nonton tuh Kamen Rider Ex-Aid, jadi tokohnya memang seorang dokter yang menolong orang yang terjangkit virus game," kata Bolu.
"Udah dulu ngobrolnya. Kita sambung lain waktu..aku masih ada urusan yang lain," kata Lolo.
"Iya, silakan," kata Bolu.
Lolo pun beranjak dari duduk bersama Bolu, ya segera berjalan ke luar dari rumah sakit. Bolu pun beranjak juga dari duduknya, ya berjalan menuju ruangan di mana saudara Bolu di rawat.
"Pelayanan rumah sakit ini bagus," celoteh Bolu.
Bolu pun menutup pintu dan segera melihat saudaranya terbaring di kasur dan pake infus lagi.
NIAT NOLONG & SODAKOH
Dono duduk di ruang tamu, ya baca AL Qur'an dengan baik. Indro baru pulang dari urusan kerjaannya begitu juga Kasino, ya keduanya beres-beres diri...baru duduk bersama Dono di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca AL Qur'an dan AL Qur'an pun di taruh di meja.
"Don, kok berhenti baca AL Qur'an-nya?" tanya Indro.
"Istirahatlah baca AL Qur'an," kata Dono.
"Oh, begitu...," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya melihat satu kotak di atas meja.
"Don, kotak apa di atas meja?" tanya Indro.
Kasino sudah memegang kotak tersebut.
"Kotak itu berisi baju muslim untuk cewek," kata Dono.
Kasino membuka kotak itu untuk memastikan omongan Dono. Ternyata baju muslim untuk cewek dan juga masih baru dan Kasino berkata "Untuk siapa baju muslim ini?".
"Untuk...Rara," kata Dono.
"Oooo...untuk Rara toh," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Dono ingin nonton Tv, jadi beranjak dari duduk dari ruang tamu.
"Tunggu...Don, niat kamu memberikan baju muslim ini untuk apa? Jangan-jangan kamu punya masalah dengan Rara jadi minta maafnya dengan memberikan hadiah baju muslim," kata Indro yang kepo banget.
Dono pun duduk kembali di tempat duduknya dan berkata "Niat aku nolong dan sodakoh. Sebenarnya sih aku tidak ingin membeli baju muslim itu, tapi demi menolong teman yang mengalami penurunan penjualan dengan gejala ini dan itu. Jadi aku belilah baju muslim untuk diri ku ada di taruh di kamar dan satu lagi, ya untuk Rara," kata Dono.
"Oh, niatnya nolong dan sodakoh toh. Bener juga pemikiran Dono. Jika ada orang yang mengalami kesulitan dalam hal urusan dagang...apalagi sampai hampir bangrut. Jadi lebih baik aku membeli barang orang tersebut agar usaha dagangnya tidak bangrut dan mengalami kenaikan penjualan," kata Indro.
"Berarti sama dengan orang-orang yang bersodakoh di publikasikan di Tv. Apa pendapat kalian berdua?" kata Kasino.
"Sama sih kedudukannya," kata Indro.
"Iya sama. Malahan lebih baik untuk nolong orang miskin yang membutuhkan. Harapan ku sebenarnya, jika seratus orang kaya membeli barang untuk menolong orang yang kesulitan kaya teman ku...usahanya penurunan penjualan dan hampir bangrut. Maka teman ku tidak akan bangrut dari usahanya," kata Dono.
"Seratus orang yang kaya beli barang di temannya Dono. Bener Don...kalau aku itung dengan baik...ya bisa tertolong temanmu," kata Kasino.
"Aku pikir baik-baik omongan kalian berdua.., ia bisa tertolong," kata Indro.
"Benerkan omongan aku. Maksud dari omongan ku ini ada tujuannya. Jika perbandingan masalah ini satu dan menjadi seratus dan juga seribu....maka kelipatan pembelian barangnya luar biasa kan. Gejala ini terjadi di ekonomi Indonesia.....maka pentingnya membeli barang apa pun demi membantu diri, keluarga, bangsa dan negara...untuk menolong orang yang mengalami gejala penurunan penjualan. Kuncinya hanya satu....bagi yang punya uang, baik orang biasa-biasa sampai orang kaya beli barang yang di sukai...jadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi," kata Dono.
"Berarti sama aja dengan omongan Pak Joko Widodo, pentingnya daya beli masyarakat baik proses ekonomi tradisional dan moderen," kata Kasino.
"Daya beli masyarakat. Betul...betul," kata Indro yang menegaskan omongan kedua temannya.
"Pentingnya.....niat nolong dan sodakoh," kata Dono menegaskan semuanya.
"Seratus persen bener Dono," kata Indro yang mengacungkan jempol.
"Idem," kata Kasino.
Ketiganya menyelesaikan pembicaraan di ruang tamu dan pindah ke ruang tengah untuk nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget...yaitu bertemakan keislamian 'Syair Ramadhan'.
"Don, kok berhenti baca AL Qur'an-nya?" tanya Indro.
"Istirahatlah baca AL Qur'an," kata Dono.
"Oh, begitu...," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya melihat satu kotak di atas meja.
"Don, kotak apa di atas meja?" tanya Indro.
Kasino sudah memegang kotak tersebut.
"Kotak itu berisi baju muslim untuk cewek," kata Dono.
Kasino membuka kotak itu untuk memastikan omongan Dono. Ternyata baju muslim untuk cewek dan juga masih baru dan Kasino berkata "Untuk siapa baju muslim ini?".
"Untuk...Rara," kata Dono.
"Oooo...untuk Rara toh," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Dono ingin nonton Tv, jadi beranjak dari duduk dari ruang tamu.
"Tunggu...Don, niat kamu memberikan baju muslim ini untuk apa? Jangan-jangan kamu punya masalah dengan Rara jadi minta maafnya dengan memberikan hadiah baju muslim," kata Indro yang kepo banget.
Dono pun duduk kembali di tempat duduknya dan berkata "Niat aku nolong dan sodakoh. Sebenarnya sih aku tidak ingin membeli baju muslim itu, tapi demi menolong teman yang mengalami penurunan penjualan dengan gejala ini dan itu. Jadi aku belilah baju muslim untuk diri ku ada di taruh di kamar dan satu lagi, ya untuk Rara," kata Dono.
"Oh, niatnya nolong dan sodakoh toh. Bener juga pemikiran Dono. Jika ada orang yang mengalami kesulitan dalam hal urusan dagang...apalagi sampai hampir bangrut. Jadi lebih baik aku membeli barang orang tersebut agar usaha dagangnya tidak bangrut dan mengalami kenaikan penjualan," kata Indro.
"Berarti sama dengan orang-orang yang bersodakoh di publikasikan di Tv. Apa pendapat kalian berdua?" kata Kasino.
"Sama sih kedudukannya," kata Indro.
"Iya sama. Malahan lebih baik untuk nolong orang miskin yang membutuhkan. Harapan ku sebenarnya, jika seratus orang kaya membeli barang untuk menolong orang yang kesulitan kaya teman ku...usahanya penurunan penjualan dan hampir bangrut. Maka teman ku tidak akan bangrut dari usahanya," kata Dono.
"Seratus orang yang kaya beli barang di temannya Dono. Bener Don...kalau aku itung dengan baik...ya bisa tertolong temanmu," kata Kasino.
"Aku pikir baik-baik omongan kalian berdua.., ia bisa tertolong," kata Indro.
"Benerkan omongan aku. Maksud dari omongan ku ini ada tujuannya. Jika perbandingan masalah ini satu dan menjadi seratus dan juga seribu....maka kelipatan pembelian barangnya luar biasa kan. Gejala ini terjadi di ekonomi Indonesia.....maka pentingnya membeli barang apa pun demi membantu diri, keluarga, bangsa dan negara...untuk menolong orang yang mengalami gejala penurunan penjualan. Kuncinya hanya satu....bagi yang punya uang, baik orang biasa-biasa sampai orang kaya beli barang yang di sukai...jadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi," kata Dono.
"Berarti sama aja dengan omongan Pak Joko Widodo, pentingnya daya beli masyarakat baik proses ekonomi tradisional dan moderen," kata Kasino.
"Daya beli masyarakat. Betul...betul," kata Indro yang menegaskan omongan kedua temannya.
"Pentingnya.....niat nolong dan sodakoh," kata Dono menegaskan semuanya.
"Seratus persen bener Dono," kata Indro yang mengacungkan jempol.
"Idem," kata Kasino.
Ketiganya menyelesaikan pembicaraan di ruang tamu dan pindah ke ruang tengah untuk nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget...yaitu bertemakan keislamian 'Syair Ramadhan'.
Monday, April 27, 2020
WAKTUNYA SAUR
Hujan turun dengan sangat deras sekali. Dono, ya sedang asik baca AL Qur'an. Ya Indro pun asik nonton Tv bersama Kasino dengan acara Tv yang bagus banget. Sampai waktu menjelang tengah malam, ya Dono pun selesai baca AL Qur'an. Kitab AL Qur'an pun di taruh di meja.
Karena belum bisa tidur, jadinya Dono ya mengetik di leptopnya. Kasino pun pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu...ya untuk main game gitu. Tapi belum di mulai main, ya Kasino lihat apa yang di ketik Dono di leptopnya? Ya Dono..jojong mengetik. Kasino membaca ketikanya Dono.
"Lagi...lagi cerita misteri, ya suasana hati kamu Don. Pasti tidak di terbitkan. Ternyata kamu...nulis cerita realita kehidupan sehari-harinya kita dan juga sering banget di publikasikan di Blog," kata Kasino.
Dono berhenti mengetik dan berkata "Ya begitulah adanya".
Kasino, ya mulai main game di Hp-nya. Dono lanjut mengetik di leptopnya. Indro pun mulai merasa ngantuk jadi Tv di matikan pake remot dan segera ke kamar untuk tidur. Waktu...sudah sudah sekitar jam dua. Kasino, ya mulai ngantuk dan segera menyelesaikan main game di Hp-nya.
"Don, tidur dulu," kata Kasino.
"Iya," jawab Dono yang masih mengetik di leptopnya.
Kasino ke kamarnya dan segera tidur. Dono terus mengetik sampai menyelesaikan tulisannya dan segera di simpan.
"Alhamdulillah. Selesai juga," kata Dono.
Terdengar suara dari mesjid, ya untuk membangun warga sekitar untuk saur. Dono melihat jam di dinding rumah waktu tepat jam tiga dan berkatalah Dono "Sudah waktunya saur toh".
Dono membawa leptopnya ke kamar dan di taruh di meja belajar dan segeralah ke dapur untuk masak gitu. Jam weker pun membangunkan Indro dan Kasino yang tidur di kamarnya.
"Sudah waktunya saur," kata Indro.
"Waktunya saur," kata Kasino.
Terdengarlah suara dari mesjid untuk membangunkan warga sekitar untuk saur.
"Saur," kata Indro.
"Saur," kata Kasino.
Indro dan Kasino keluar dari kamar dan segera ke dapur, ya membantu Dono memasak makanan untuk saur. Kerja sama yang baik ketiganya dan akhirnya makanan dan minuman yang seger sudah siap gitu.
Dono, Kasino, dan Indro...ya segera makan saur di ruang tengah sambil nonton Tv yang acaranya bagus sekali di sajikan untuk memuaskan para penontonnya. Sampai waktu imsak, ya ketiganya beres-beres lah. Dono belum tidur jadinya..rasa kantuk itu dateng, maka itu di tahan Dono sampai waktunya Adzan subuh di kumandangkan dari mesjid.
Seperti biasanya ketiganya sudah ada di kamar khusus untuk sholat dan juga main suit 'Batu, gunting, kertas', untuk menentukan siapa yang jadi imam sholat subuh? Jadi yang memang adalah Kasino. Segeralah sholat subuh di jalanan penuh khusuk.
Selesai sholat. Rasa kantuk tidak tertahan, jadi Dono...ya tidur di kamar yang biasa di gunakan untuk sholat. Kasino dan Indro...ya biasa sih nonton Tv di ruang tengah dengan acara Tv yang bagus amat 'Wali Songo', di chenel TRANSTV.
Cukup lama Kasino menontonnya jadi pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu untuk baca AL Qur'an. Ya Indro tetap asik nonton Tv yang acara Tv-nya sinetron 'Wali Songo'.
Karena belum bisa tidur, jadinya Dono ya mengetik di leptopnya. Kasino pun pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu...ya untuk main game gitu. Tapi belum di mulai main, ya Kasino lihat apa yang di ketik Dono di leptopnya? Ya Dono..jojong mengetik. Kasino membaca ketikanya Dono.
"Lagi...lagi cerita misteri, ya suasana hati kamu Don. Pasti tidak di terbitkan. Ternyata kamu...nulis cerita realita kehidupan sehari-harinya kita dan juga sering banget di publikasikan di Blog," kata Kasino.
Dono berhenti mengetik dan berkata "Ya begitulah adanya".
Kasino, ya mulai main game di Hp-nya. Dono lanjut mengetik di leptopnya. Indro pun mulai merasa ngantuk jadi Tv di matikan pake remot dan segera ke kamar untuk tidur. Waktu...sudah sudah sekitar jam dua. Kasino, ya mulai ngantuk dan segera menyelesaikan main game di Hp-nya.
"Don, tidur dulu," kata Kasino.
"Iya," jawab Dono yang masih mengetik di leptopnya.
Kasino ke kamarnya dan segera tidur. Dono terus mengetik sampai menyelesaikan tulisannya dan segera di simpan.
"Alhamdulillah. Selesai juga," kata Dono.
Terdengar suara dari mesjid, ya untuk membangun warga sekitar untuk saur. Dono melihat jam di dinding rumah waktu tepat jam tiga dan berkatalah Dono "Sudah waktunya saur toh".
Dono membawa leptopnya ke kamar dan di taruh di meja belajar dan segeralah ke dapur untuk masak gitu. Jam weker pun membangunkan Indro dan Kasino yang tidur di kamarnya.
"Sudah waktunya saur," kata Indro.
"Waktunya saur," kata Kasino.
Terdengarlah suara dari mesjid untuk membangunkan warga sekitar untuk saur.
"Saur," kata Indro.
"Saur," kata Kasino.
Indro dan Kasino keluar dari kamar dan segera ke dapur, ya membantu Dono memasak makanan untuk saur. Kerja sama yang baik ketiganya dan akhirnya makanan dan minuman yang seger sudah siap gitu.
Dono, Kasino, dan Indro...ya segera makan saur di ruang tengah sambil nonton Tv yang acaranya bagus sekali di sajikan untuk memuaskan para penontonnya. Sampai waktu imsak, ya ketiganya beres-beres lah. Dono belum tidur jadinya..rasa kantuk itu dateng, maka itu di tahan Dono sampai waktunya Adzan subuh di kumandangkan dari mesjid.
Seperti biasanya ketiganya sudah ada di kamar khusus untuk sholat dan juga main suit 'Batu, gunting, kertas', untuk menentukan siapa yang jadi imam sholat subuh? Jadi yang memang adalah Kasino. Segeralah sholat subuh di jalanan penuh khusuk.
Selesai sholat. Rasa kantuk tidak tertahan, jadi Dono...ya tidur di kamar yang biasa di gunakan untuk sholat. Kasino dan Indro...ya biasa sih nonton Tv di ruang tengah dengan acara Tv yang bagus amat 'Wali Songo', di chenel TRANSTV.
Cukup lama Kasino menontonnya jadi pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu untuk baca AL Qur'an. Ya Indro tetap asik nonton Tv yang acara Tv-nya sinetron 'Wali Songo'.
SAAT BERBUKA PUASA
Indro, ya sedang asik nonton Tv yang menghibur diri. Dono dan Kasino, ya bersantai di ruang tamu sambil baca AL Qur'an. Waktu mulai mendekati berbuka puasa, ya Indro meninggalkan nonton Tv untuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
Dono dan Kasino, ya menghentikan baca AL Qur'an ya.
"Don, sampai jus 3...itu pun belum selesai," kata Dono.
"Berarti aku menang 1 jus dari kamu. Aku sudah jus ke 4...walau belum selesai sih," kata Kasino.
Dono dan Kasino menaruh AL Qur'an di meja, ya segera beranjak dari duduk di ruang tamu ke dapur untuk membantu Indro...ya memasak untuk menyiapkan makan berbuka puasa.
Indro yang sedang motong sayuran. Dono, ya segera mengambil tempe di kulkas untuk di potong-potong. Kasino, ya menyiapkan minuman yang enak gitu.
"Indro, tadi ke pasar pake maker atau tidak?" tanya Dono.
"Pakelah, Don....biar aman aja," jawab Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono, Kasino, dan Indro ya bekerja sama dengan baik membuat makan dan minuman berbuka puasa. Ketika adzan magrib di kumandangkan dari mesjid, ya kedengaran oleh Dono, Kasino, dan Indro. Masakan pun tepat waktu di buat. Segera ketiganya berbuka puasa dengan baik, baru setelah itu sholat magrib.
Saat di kamar untuk sholat. Kebiasan kecil di jalan ketiganya untuk menentukan imam sholat dengan cara 'Hompimpaalakumgabreng'. Ternyata yang menang Dono. Mulai Dono mengimami sholat magrib berjamaah di rumah. Sholat pun berjalan dengan baik sampai selesai dengan berdoa dan berzikir.
Setelah itu. Dono, Kasino, dan Indro mengambil AL Qur'an...untuk di baca.
"Don, Kasino...kalian berdua baca AL Qur'an-nya...sampai jus berapa?" tanya Indro.
"Aku, jus 3," kata Dono.
"Aku, jus 4," kata Kasino.
"Aku...baru jus 2...hampir selesai. Aku kalah deh," kata Indro.
Indro pun baca AL Qur'an untuk melanjutkan bacaannya...begitu juga dengan Dono dan Kasino. Ketiganya serius baca AL Qur'an sampai waktu sholat isya karena adzan telah di kumandangkan.
AL Qur'an di taruh di tempatnya dengan baik oleh ketiganya. Seperti biasa untuk siapa jadi imam? Permain 'Hompimpaalaikumgambreng', pun di jalankan dengan baik dan akhirnya yang menang adalah Kasino. Mulai Kasino mengimami sholat isya sampai tarawih di rumah dengan baik.
Selesai sholat isya dan tarawih di rumah, ya ketiganya segera melakukan kegiatan masing-masing. Dono, ya biasa mengetik di leptopnya di ruang tamu dan di temanin Kasino yang asik main game di Hp-nya. Indro, ya menonton Tv dan memilih chenel Tv yang acaranya bagus gitu.
Kasino, ya menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Don, sedang nulis cerita apa?"
"Misteri, suasana hati aja," kata Dono, ya menghentikan ngetiknya di leptopnya.
"Misteri. Di terbitkan atau tidak?" kata Kasino.
"Tidak di terbitkan, di simpan," kata Dono.
"Oh, begitu," kata Kasino.
Kasino pun membuka jaringan internet untuk membaca Blog-nya Dono.
"Don, kamu tulis saat kita semua menjalankan saur....ya?" tanya Kasino yang masih baca Blog-nya Dono.
"Iya," jawab Dono.
"Berarti, saat kita buka puasa pun di tulis juga?" tanya Kasino.
"Iya," jawab Dono.
"Oh, begitu," kata Kasino.
Kasino, ya kembali main game di Hp-nya lagi. Dono, ya lebih baik menghentikan ngetiknya di leptopnya dan segera bergerak ke kamar untuk menaruh leptop. Baru deh nonton Tv di ruang tengah bersama Indro....yang asik nonton acara Tv yang menghibur.
Tiba-tiba Dono terpikiran dengan tulisan ya dan berkata "Apa judul cerita yang aku tulis ya?".
"Memangnya ceritanya seputar apa Don?" tanya Indro.
"Seputar kegiatan kita...berbuka puasa gitu," kata Dono.
"Kalau begitu mah...judulnya saat buka puasa aja!" kata Indro.
"Saat buka puasa. Boleh juga," kata Dono.
Dono dan Indro, ya kembali asik nonton Tv yang acaranya bagus banget...menghibur keduanya. Keadaan lingkungan, ya terdengar suara orang mengaji dari mesjid sampai ke rumah.
Dono dan Kasino, ya menghentikan baca AL Qur'an ya.
"Don, sampai jus 3...itu pun belum selesai," kata Dono.
"Berarti aku menang 1 jus dari kamu. Aku sudah jus ke 4...walau belum selesai sih," kata Kasino.
Dono dan Kasino menaruh AL Qur'an di meja, ya segera beranjak dari duduk di ruang tamu ke dapur untuk membantu Indro...ya memasak untuk menyiapkan makan berbuka puasa.
Indro yang sedang motong sayuran. Dono, ya segera mengambil tempe di kulkas untuk di potong-potong. Kasino, ya menyiapkan minuman yang enak gitu.
"Indro, tadi ke pasar pake maker atau tidak?" tanya Dono.
"Pakelah, Don....biar aman aja," jawab Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono, Kasino, dan Indro ya bekerja sama dengan baik membuat makan dan minuman berbuka puasa. Ketika adzan magrib di kumandangkan dari mesjid, ya kedengaran oleh Dono, Kasino, dan Indro. Masakan pun tepat waktu di buat. Segera ketiganya berbuka puasa dengan baik, baru setelah itu sholat magrib.
Saat di kamar untuk sholat. Kebiasan kecil di jalan ketiganya untuk menentukan imam sholat dengan cara 'Hompimpaalakumgabreng'. Ternyata yang menang Dono. Mulai Dono mengimami sholat magrib berjamaah di rumah. Sholat pun berjalan dengan baik sampai selesai dengan berdoa dan berzikir.
Setelah itu. Dono, Kasino, dan Indro mengambil AL Qur'an...untuk di baca.
"Don, Kasino...kalian berdua baca AL Qur'an-nya...sampai jus berapa?" tanya Indro.
"Aku, jus 3," kata Dono.
"Aku, jus 4," kata Kasino.
"Aku...baru jus 2...hampir selesai. Aku kalah deh," kata Indro.
Indro pun baca AL Qur'an untuk melanjutkan bacaannya...begitu juga dengan Dono dan Kasino. Ketiganya serius baca AL Qur'an sampai waktu sholat isya karena adzan telah di kumandangkan.
AL Qur'an di taruh di tempatnya dengan baik oleh ketiganya. Seperti biasa untuk siapa jadi imam? Permain 'Hompimpaalaikumgambreng', pun di jalankan dengan baik dan akhirnya yang menang adalah Kasino. Mulai Kasino mengimami sholat isya sampai tarawih di rumah dengan baik.
Selesai sholat isya dan tarawih di rumah, ya ketiganya segera melakukan kegiatan masing-masing. Dono, ya biasa mengetik di leptopnya di ruang tamu dan di temanin Kasino yang asik main game di Hp-nya. Indro, ya menonton Tv dan memilih chenel Tv yang acaranya bagus gitu.
Kasino, ya menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Don, sedang nulis cerita apa?"
"Misteri, suasana hati aja," kata Dono, ya menghentikan ngetiknya di leptopnya.
"Misteri. Di terbitkan atau tidak?" kata Kasino.
"Tidak di terbitkan, di simpan," kata Dono.
"Oh, begitu," kata Kasino.
Kasino pun membuka jaringan internet untuk membaca Blog-nya Dono.
"Don, kamu tulis saat kita semua menjalankan saur....ya?" tanya Kasino yang masih baca Blog-nya Dono.
"Iya," jawab Dono.
"Berarti, saat kita buka puasa pun di tulis juga?" tanya Kasino.
"Iya," jawab Dono.
"Oh, begitu," kata Kasino.
Kasino, ya kembali main game di Hp-nya lagi. Dono, ya lebih baik menghentikan ngetiknya di leptopnya dan segera bergerak ke kamar untuk menaruh leptop. Baru deh nonton Tv di ruang tengah bersama Indro....yang asik nonton acara Tv yang menghibur.
Tiba-tiba Dono terpikiran dengan tulisan ya dan berkata "Apa judul cerita yang aku tulis ya?".
"Memangnya ceritanya seputar apa Don?" tanya Indro.
"Seputar kegiatan kita...berbuka puasa gitu," kata Dono.
"Kalau begitu mah...judulnya saat buka puasa aja!" kata Indro.
"Saat buka puasa. Boleh juga," kata Dono.
Dono dan Indro, ya kembali asik nonton Tv yang acaranya bagus banget...menghibur keduanya. Keadaan lingkungan, ya terdengar suara orang mengaji dari mesjid sampai ke rumah.
Saturday, April 25, 2020
LUCU ENGGAK YA?
Dono, ya sedang asik duduk di halaman belakang baca AL Qur'an. Kasino, ya sibuk merawat tanaman di pot. Indro, ya asik nonton Tv...acara berita tentang artis. Saat berita tentang artis...Zaskia Gotik menikah. Indro langsung menangis, ya suaranya terdengar di telinga Dono dan Kasino...langsung menguap bersama "Astagfirullahaladzim".
Dono langsung menutup AL Qur'an dan di taruh di meja. Kasino, ya meninggalkan kerjaannya mengurus tanaman di pot. Bersama Dono dan Kasino, ya masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Indro. Terkejutlah Dono dan Kasino, ya melihat Indro yang menangis dan air matanya di tampung di baskom.
"Ini benaran atau tidak sih," kata Dono.
"Kayanya sih bisa bohongan," kata Kasino.
Dono dan Kasino, ya lebih baik mengabaikan Indro....ya dengan bergerak menuju halaman belakang.
"Tunggu dulu, Don dan Kasino mau kemana? Aku ini lagi sedih benaran tahu," kata Indro.
Dono dan Kasino pun berbalik badan.
"Indro, mana ada orang menangis sampe air mata satu baskom," kata Dono.
"Hari tidak hujan kan. Genting kagak bocor..untuk apa baskom yang ada airnya itu? Paling alasan kamu bohong-bohong lagi sedih," kata Kasino.
"Iya, deh aku ngaku. Ini air...aku ambil di belakang. Tapi benaran aku sedih," kata Indro.
"Hiperbola," kata Dono dan Kasino bersamaan.
"Iya deh aku...akui berlebihan drama sedihnya. Tapi aku sedih nie. Patah hati, Zaskia Gotik sudah menikah," kata Indro.
"Haaa, Zaskia Gotik menikah," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro pun menggunakan remit untuk memutar ulang berita tentang Zaskia Gotik menikah untuk menerangkan kenapa Indro bersedih? Ya patah hati gitu.
"Beneran...beritannya Zaskia Gotik menikah," kata Dono.
"Iya, benaran Zaskia Gotik menikah," kata Kasino.
"Beneran," kata Indro.
"Indro, emangnya kamu siapanya Zaskia Gotik? Sampai kamu bersedih seperti itu," kata Dono.
"Mantan pacar..bukan, bisa bersedih seperti itu. Padahal yang harus bersedih Vicky...mantannya Zaskia Gotik," tambahkan Kasino.
"Penggemar," kata Indro.
"Penggemar...toh, bukannya penggemar senang dengan idolanya bahagia," kata Dono.
"Bener..tuh omongan Dono," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, sebenarnya aku seneng sih Zaskia Gotik menikah. Masalahnya....aku suka Vicky mengejar cintanya Zaskia Gotik gitu...lucu sih kalau di tonton, malahan aku inginnya Vicky mengucap kata seperti 'Aku tetap mencintai mu Zaskia, aku tunggu janda mu' ," kata Indro.
"Oooo...mau Indro seperti itu. Padahal Zaskia Gotik sudah menolak Vicky...saat ia masih perawan gitu," kata Dono.
"Bener sih omongan mu Don. Ya lucu juga sih...kalau Vicky masih ngarep cintanya Zaskia Gotik, walau pun Zaskia Gotik sudah nikah. Jadi Vicky...tobat dengan segala kesalahannya...demi cinta sejatinya.....Zaskia Gotik," kata Kasino.
"Lucu....kan. Kasino, ya mengakuinya," kata Indro menegaskan omongan Kasino.
"Iya, deh lucu. Sama lucunya kamu menangis dengan air mata mu jadinya satu baskom demi Zaskia Gotik," tegas Dono.
"Yes...lucu," kata Indro yang senang.
Karena urusan sudah beres, jadi Dono dan Kasino pun kembali ke halaman belakang. Indro pun menaruh air di baskom ke belakang setelah itu, ya kembali nonton Tv. Dono, ya kembali baca AL Qur'an. Kasino pun, ya merawat tanaman di pot ya.
Dono langsung menutup AL Qur'an dan di taruh di meja. Kasino, ya meninggalkan kerjaannya mengurus tanaman di pot. Bersama Dono dan Kasino, ya masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Indro. Terkejutlah Dono dan Kasino, ya melihat Indro yang menangis dan air matanya di tampung di baskom.
"Ini benaran atau tidak sih," kata Dono.
"Kayanya sih bisa bohongan," kata Kasino.
Dono dan Kasino, ya lebih baik mengabaikan Indro....ya dengan bergerak menuju halaman belakang.
"Tunggu dulu, Don dan Kasino mau kemana? Aku ini lagi sedih benaran tahu," kata Indro.
Dono dan Kasino pun berbalik badan.
"Indro, mana ada orang menangis sampe air mata satu baskom," kata Dono.
"Hari tidak hujan kan. Genting kagak bocor..untuk apa baskom yang ada airnya itu? Paling alasan kamu bohong-bohong lagi sedih," kata Kasino.
"Iya, deh aku ngaku. Ini air...aku ambil di belakang. Tapi benaran aku sedih," kata Indro.
"Hiperbola," kata Dono dan Kasino bersamaan.
"Iya deh aku...akui berlebihan drama sedihnya. Tapi aku sedih nie. Patah hati, Zaskia Gotik sudah menikah," kata Indro.
"Haaa, Zaskia Gotik menikah," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro pun menggunakan remit untuk memutar ulang berita tentang Zaskia Gotik menikah untuk menerangkan kenapa Indro bersedih? Ya patah hati gitu.
"Beneran...beritannya Zaskia Gotik menikah," kata Dono.
"Iya, benaran Zaskia Gotik menikah," kata Kasino.
"Beneran," kata Indro.
"Indro, emangnya kamu siapanya Zaskia Gotik? Sampai kamu bersedih seperti itu," kata Dono.
"Mantan pacar..bukan, bisa bersedih seperti itu. Padahal yang harus bersedih Vicky...mantannya Zaskia Gotik," tambahkan Kasino.
"Penggemar," kata Indro.
"Penggemar...toh, bukannya penggemar senang dengan idolanya bahagia," kata Dono.
"Bener..tuh omongan Dono," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, sebenarnya aku seneng sih Zaskia Gotik menikah. Masalahnya....aku suka Vicky mengejar cintanya Zaskia Gotik gitu...lucu sih kalau di tonton, malahan aku inginnya Vicky mengucap kata seperti 'Aku tetap mencintai mu Zaskia, aku tunggu janda mu' ," kata Indro.
"Oooo...mau Indro seperti itu. Padahal Zaskia Gotik sudah menolak Vicky...saat ia masih perawan gitu," kata Dono.
"Bener sih omongan mu Don. Ya lucu juga sih...kalau Vicky masih ngarep cintanya Zaskia Gotik, walau pun Zaskia Gotik sudah nikah. Jadi Vicky...tobat dengan segala kesalahannya...demi cinta sejatinya.....Zaskia Gotik," kata Kasino.
"Lucu....kan. Kasino, ya mengakuinya," kata Indro menegaskan omongan Kasino.
"Iya, deh lucu. Sama lucunya kamu menangis dengan air mata mu jadinya satu baskom demi Zaskia Gotik," tegas Dono.
"Yes...lucu," kata Indro yang senang.
Karena urusan sudah beres, jadi Dono dan Kasino pun kembali ke halaman belakang. Indro pun menaruh air di baskom ke belakang setelah itu, ya kembali nonton Tv. Dono, ya kembali baca AL Qur'an. Kasino pun, ya merawat tanaman di pot ya.
UJIAN PUASA
Indro selesai membereskan rumah. Rasa lapar dan hausnya timbul di diri Indro. Saat duduk di ruang tamu untuk santai, ya Indro melihat pajangan buah-buahan di meja. Mulai Indro berhalusinasi keadaan karena rasa laparnya dan juga haus, ya mengambil buah-buahan tersebut.
Dono, ya selesai mengetik dan ingin bersantai di ruang tamu dan melihat ulah Indro yang mau makan buah-buahan tersebut.
"Indro sedang apa kamu?" tegur Dono.
Indro sadar kembali dari halusinasinya yang ingin makan buah-buahan tersebut.
"Astagfirullahaladzim. Apa yang kamu lakukan?" kata Indro.
Indro menaruh buah-buahan di meja.
"Kelakuan cah cilik," kata Dono.
"Maaf Don, khilaf. Laper dan haus. Lagi puasa nie," kata Indro.
"Ya, sabar... Dong. Abisnya kamu kerjanya ngoyo cuma beresin rumah. Aku bantu juga sama Kasino," kata Dono.
"Iya deh aku...salah. Aku bersabar sampai waktunya buka puasa," kata Indro.
"Nah, itu baru Indro yang hebat," pujian Dono.
Indro, ya lebih baik duduk di ruang tengah untuk nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus. Dono, ya santai di ruang tamu dan segera mengambil buku di meja untuk di bacanya. Kasino pun baru selesai juga urusan di belakang rumah...biasa tanaman di potnya di rawat dengan baik. Saat Kasino di ruang tengah, ya melihat Indro.....yang menonton Tv dan acara yang di tonton tema makan. Indro terbuai keadaan, jadinya terhipnotis makan yang enak tersajikan...semua itu karena rasa lapar dan hausnya.
"Kelakuan anak kecil," celoteh Kasino, lalu Kasino tegur Indro "Indro sedang apa kamu?".
Indro pun sadar dan berkata "Astagfirullahaladzim".
Indro pun mengganti chenel Tv, ya membayangkan berita tentang 'DI LARANG MUDIK' .
"Lebih baik, Indro..nonton berita tentang 'DI LARANG MUDIK', dari pada tadi tentang makanan. Membuat mu terbuai keadaan," kata Kasino.
"Iya, ini salah aku. Terlalu capek, beres-beres rumah. Jadi laper," pengakuan Indro.
"Indro-Indro, kelakuan tetap anak kecil, padahal udah dewasa," kata Kasino.
"Iya, deh aku...kekanak-kanakan," kata Indro yang mengakui dirinya..ya sifatnya kekanak-kanakan.
Indro, ya asik nonton Tv...acara berita. Kasino, ya ke ruang tamu untuk main game di Hp-nya untuk bersantai setelah melakukan ini dan itu. Dono tetap santai baca buku yang ia sukai....cerita para Nabi.
Dono, ya selesai mengetik dan ingin bersantai di ruang tamu dan melihat ulah Indro yang mau makan buah-buahan tersebut.
"Indro sedang apa kamu?" tegur Dono.
Indro sadar kembali dari halusinasinya yang ingin makan buah-buahan tersebut.
"Astagfirullahaladzim. Apa yang kamu lakukan?" kata Indro.
Indro menaruh buah-buahan di meja.
"Kelakuan cah cilik," kata Dono.
"Maaf Don, khilaf. Laper dan haus. Lagi puasa nie," kata Indro.
"Ya, sabar... Dong. Abisnya kamu kerjanya ngoyo cuma beresin rumah. Aku bantu juga sama Kasino," kata Dono.
"Iya deh aku...salah. Aku bersabar sampai waktunya buka puasa," kata Indro.
"Nah, itu baru Indro yang hebat," pujian Dono.
Indro, ya lebih baik duduk di ruang tengah untuk nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus. Dono, ya santai di ruang tamu dan segera mengambil buku di meja untuk di bacanya. Kasino pun baru selesai juga urusan di belakang rumah...biasa tanaman di potnya di rawat dengan baik. Saat Kasino di ruang tengah, ya melihat Indro.....yang menonton Tv dan acara yang di tonton tema makan. Indro terbuai keadaan, jadinya terhipnotis makan yang enak tersajikan...semua itu karena rasa lapar dan hausnya.
"Kelakuan anak kecil," celoteh Kasino, lalu Kasino tegur Indro "Indro sedang apa kamu?".
Indro pun sadar dan berkata "Astagfirullahaladzim".
Indro pun mengganti chenel Tv, ya membayangkan berita tentang 'DI LARANG MUDIK' .
"Lebih baik, Indro..nonton berita tentang 'DI LARANG MUDIK', dari pada tadi tentang makanan. Membuat mu terbuai keadaan," kata Kasino.
"Iya, ini salah aku. Terlalu capek, beres-beres rumah. Jadi laper," pengakuan Indro.
"Indro-Indro, kelakuan tetap anak kecil, padahal udah dewasa," kata Kasino.
"Iya, deh aku...kekanak-kanakan," kata Indro yang mengakui dirinya..ya sifatnya kekanak-kanakan.
Indro, ya asik nonton Tv...acara berita. Kasino, ya ke ruang tamu untuk main game di Hp-nya untuk bersantai setelah melakukan ini dan itu. Dono tetap santai baca buku yang ia sukai....cerita para Nabi.
Friday, April 24, 2020
KEBAIKAN JANNA
Romy berjalan tertatih-tatih karena menahan rasa sakitnya abis di tegek preman. Akhirnya Romy pun kehilangan ke sadarannya dan jatuh ke tanah. Janna sedang asik bersepedah mau ke rumah saudara. Tak sengaja Janna menemukan pemuda pingsan di jalan dengan penuh luka memar di sekujur tubuhnya.
Janna pun menelpon mobil ambulan, ya segera dateng mobil ambulan untuk membawa pemuda tersebut untuk di rawat di rumah sakit.
Saat di rumah sakit. Romy sadar dari keadaannya.
"Aku di mana?" tanya Romy.
Janna yang menungguin pemuda yang di tolongnya dan juga berkata "Kamu di rumah sakit".
"Di rumah sakit padahal aku tadi pingsan. Jadi...kamu yang menolong aku?" kata Romy.
"Iya," kata Janna.
"Terima kasih atas pertolongannya," kata Romy.
"Iya," kata Janna.
Romy pun di tinggal di ruangaannya, karena Janna ada urusan lain. Beberapa hari di rawat di rumah sakit keadaan Romy baikkan, jadi ya keluar dari rumah sakit dan juga berterima kasih pada Janna telah menolongnya dan juga sering menemani Romy saat di rawat di rumah sakit. Romy pun mulai menjalani kehidupannya seperti biasanya sampai akhirnya berhasil di terima kerja jadi guru di sekolahan SD, ya honor sih.
Pagi itu Romy mau mengajar. Janna mengantar adik tersayang, Dina yang duduk di kelas 3 SD...pake sepedah. Bertemulah Janna dengan Romy. Dina, ya masuk kelas untuk ngobrol dengan teman-temannya. Romy dan Janna sekedar ngobrol, ya biasa-biasa aja. Pak Diman memencet bel tanda masuk sekolah.
Romy segera masuk ke kelas untuk mengajar. Janna pun segera meninggalkan tempat tersebut dengan mengayuh sepedah ya untuk ke tempat kerjaannya. Romy membimbing anak-anak dengan baiknya. Seusai mengajar, ya Romy ingin pulang ke rumah. Dinda, guru juga..masih jomlo gitu tapi sudah jadi PNS sih. Ya Dinda pun nebeng motornya Romy untuk pulang ke rumahnya.
Romy pun membawa motornya dengan baik, ya membonceng Dinda yang duduk di belakang. Saat di jalan...Romy, ya berpapasan dengan Janna yang mengendarai sepedahnya. Janna pun memang melihat Romy membonceng cewek. Romy pun jojong aja begitu juga Janna.
Sampai di rumah Dinda.
"Terima atas mengantarkan aku sampai rumah," kata Dinda.
"Iya, sama-sama. Aku pamit ya," kata Romy.
"Iya," kata Dinda.
Romy pun segera membawa motornya dengan baik sampai rumahnya.
***
Satu bulan Romy menjalankan kehidupan dirinya jadi guru SD, ya kedekatan dirinya sama Dinda sih...jadi akrab gitu. Sedangkan urusan pertemanan Romy dengan Janna, ya tambah lebih dekat lagi dan juga keduanya pun mulai punya hubungan spesial tapi di sembunyikan.
Sampai suatu ketika, Dinda tahu hubungan spesial antara Romy dan Janna. Dinda pun merasa dirinya harus mengaku kalah karena Romy lebih memilih Janna karena Romy memberikan alasannya "Janna, gadis yang baik...yang menolong aku. Kalau tidak ada dia, mungkin aku tidak selamat dari keadaan ku yang tidak sadarkan diri tergeletak di jalan".
***
Janna pun membuat baju pengatin, ya di tempat kerjaannya. Rasa senang terpancar dari dirinya, ya ingin mengenakan baju pengatin yang di buatnya dengan model muslim. Lila, teman kerja Janna, ya mengenakan baju pengatin buatan Janna untuk pernikahannya. Sampai-sampai Lila pun berkata "Janna kapan kamu menikah, mengikuti jejak aku?".
"Ya nunggu orang yang ku sukai melamar aku," kata Janna.
"Amin," kata Lila.
"Kok di aminin," kata Janna.
"Semoga kamu cepat nikah seperti aku," kata Lila.
"Amin," kata Janna.
Urusan itu pun selesai dengan baik. Saat Janna sampai di rumah, tahu-tahu Romy ada di rumah Janna sedang ngobrol dengan Ayahnya Janna. Janna segera ke kamarnya dan Ibu pun masuk ke kamar Janna.
"Janna, anak Ibu yang cantik. Romy ke sini mau melamar kamu, Janna," kata Ibu.
"Kok dadak gini," kata Janna.
"Jadi kamu mau menolak lamaran Romy," kata Ibu.
"Ya, bukan gitu. Baru di omongin sama Lila, tentang orang aku sukai melamar aku. Sekarang lagi ngomong sama Ayah. Ini namanya doa di jabah Alloh SWT," kata Janna.
"Jadi kamu menerima lamaran Romy," kata Ibu.
"Iya," kata Janna.
"Alhamdulilahhirobil alamin," kata Ibu.
Ibu keluar dari kamar Janna dan langsung ngobrol dengan Ayah untuk memberitahukannya bahwa Janna menerima lamaran Romy. Ayah pun mengucap "Alhamdulilahhirobil alamin".
Ayah pun memberitahukan Romy, ya jawaban lamaran Janna ternyata di terima....maka itu Romy pun berkata "Alhamdulilahhirobil alamin".
***
Setelah kejadian lamaran tersebut, ya segera proses pernikahan yang di buat sederhana. Lila teman Janna...ya dateng ke pernikahan Janna. Yang membuat Janna senang adalah baju pengatin model muslim yang ia buatnya jadi kenyataan...ia pakai untuk pernikahan dirinya dengan Romy. Jalan pernikahan Romy dan Janna berjalan baik sampai urusan segala-galanya. Waktu pun menjawabnya, ya Romy pun ikut tes PNS agar di angkat jadi PNS....ya usaha Romy berhasil. Kehidupan ekonomi rumah tangganya Romy jadi lebih baik lagi.
"Di rumah sakit padahal aku tadi pingsan. Jadi...kamu yang menolong aku?" kata Romy.
"Iya," kata Janna.
"Terima kasih atas pertolongannya," kata Romy.
"Iya," kata Janna.
Romy pun di tinggal di ruangaannya, karena Janna ada urusan lain. Beberapa hari di rawat di rumah sakit keadaan Romy baikkan, jadi ya keluar dari rumah sakit dan juga berterima kasih pada Janna telah menolongnya dan juga sering menemani Romy saat di rawat di rumah sakit. Romy pun mulai menjalani kehidupannya seperti biasanya sampai akhirnya berhasil di terima kerja jadi guru di sekolahan SD, ya honor sih.
Pagi itu Romy mau mengajar. Janna mengantar adik tersayang, Dina yang duduk di kelas 3 SD...pake sepedah. Bertemulah Janna dengan Romy. Dina, ya masuk kelas untuk ngobrol dengan teman-temannya. Romy dan Janna sekedar ngobrol, ya biasa-biasa aja. Pak Diman memencet bel tanda masuk sekolah.
Romy segera masuk ke kelas untuk mengajar. Janna pun segera meninggalkan tempat tersebut dengan mengayuh sepedah ya untuk ke tempat kerjaannya. Romy membimbing anak-anak dengan baiknya. Seusai mengajar, ya Romy ingin pulang ke rumah. Dinda, guru juga..masih jomlo gitu tapi sudah jadi PNS sih. Ya Dinda pun nebeng motornya Romy untuk pulang ke rumahnya.
Romy pun membawa motornya dengan baik, ya membonceng Dinda yang duduk di belakang. Saat di jalan...Romy, ya berpapasan dengan Janna yang mengendarai sepedahnya. Janna pun memang melihat Romy membonceng cewek. Romy pun jojong aja begitu juga Janna.
Sampai di rumah Dinda.
"Terima atas mengantarkan aku sampai rumah," kata Dinda.
"Iya, sama-sama. Aku pamit ya," kata Romy.
"Iya," kata Dinda.
Romy pun segera membawa motornya dengan baik sampai rumahnya.
***
Satu bulan Romy menjalankan kehidupan dirinya jadi guru SD, ya kedekatan dirinya sama Dinda sih...jadi akrab gitu. Sedangkan urusan pertemanan Romy dengan Janna, ya tambah lebih dekat lagi dan juga keduanya pun mulai punya hubungan spesial tapi di sembunyikan.
Sampai suatu ketika, Dinda tahu hubungan spesial antara Romy dan Janna. Dinda pun merasa dirinya harus mengaku kalah karena Romy lebih memilih Janna karena Romy memberikan alasannya "Janna, gadis yang baik...yang menolong aku. Kalau tidak ada dia, mungkin aku tidak selamat dari keadaan ku yang tidak sadarkan diri tergeletak di jalan".
***
Janna pun membuat baju pengatin, ya di tempat kerjaannya. Rasa senang terpancar dari dirinya, ya ingin mengenakan baju pengatin yang di buatnya dengan model muslim. Lila, teman kerja Janna, ya mengenakan baju pengatin buatan Janna untuk pernikahannya. Sampai-sampai Lila pun berkata "Janna kapan kamu menikah, mengikuti jejak aku?".
"Ya nunggu orang yang ku sukai melamar aku," kata Janna.
"Amin," kata Lila.
"Kok di aminin," kata Janna.
"Semoga kamu cepat nikah seperti aku," kata Lila.
"Amin," kata Janna.
Urusan itu pun selesai dengan baik. Saat Janna sampai di rumah, tahu-tahu Romy ada di rumah Janna sedang ngobrol dengan Ayahnya Janna. Janna segera ke kamarnya dan Ibu pun masuk ke kamar Janna.
"Janna, anak Ibu yang cantik. Romy ke sini mau melamar kamu, Janna," kata Ibu.
"Kok dadak gini," kata Janna.
"Jadi kamu mau menolak lamaran Romy," kata Ibu.
"Ya, bukan gitu. Baru di omongin sama Lila, tentang orang aku sukai melamar aku. Sekarang lagi ngomong sama Ayah. Ini namanya doa di jabah Alloh SWT," kata Janna.
"Jadi kamu menerima lamaran Romy," kata Ibu.
"Iya," kata Janna.
"Alhamdulilahhirobil alamin," kata Ibu.
Ibu keluar dari kamar Janna dan langsung ngobrol dengan Ayah untuk memberitahukannya bahwa Janna menerima lamaran Romy. Ayah pun mengucap "Alhamdulilahhirobil alamin".
Ayah pun memberitahukan Romy, ya jawaban lamaran Janna ternyata di terima....maka itu Romy pun berkata "Alhamdulilahhirobil alamin".
***
Setelah kejadian lamaran tersebut, ya segera proses pernikahan yang di buat sederhana. Lila teman Janna...ya dateng ke pernikahan Janna. Yang membuat Janna senang adalah baju pengatin model muslim yang ia buatnya jadi kenyataan...ia pakai untuk pernikahan dirinya dengan Romy. Jalan pernikahan Romy dan Janna berjalan baik sampai urusan segala-galanya. Waktu pun menjawabnya, ya Romy pun ikut tes PNS agar di angkat jadi PNS....ya usaha Romy berhasil. Kehidupan ekonomi rumah tangganya Romy jadi lebih baik lagi.
Thursday, April 23, 2020
SANTAI DI RUMAH
Dono santai di rumah, ya sambil mengetik di leptopnya setelah melaksanakan sholat tarawih di rumah dengan Indro dan Kasino. Ya Kasino biasa sih asik main game di Hp-nya. Indro, ya asik nonton Tv acaranya FTV di SCTV. Saat iklan, Indro pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu.
"Don, besok kita puasa kan," kata Indro.
Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Iya, tadi kan tadi kita baru melaksanakan sholat tarawih di rumah".
"Iya sih," kata Indro.
Indro mendengarkan suara orang yang mengaji di mesjid.
"Don, orang-orang di sini ada yang melaksanakan sholat tarawih di mesjid?" tanya Indro.
"Ada yang melaksanakan, ada yang tidak. Keputusan pengurus mesjid," kata Dono.
"Oh, begitu," kata Indro.
Kasino menghentikan main game di Hp-nya.
"Don, Indro.....tadi di lantai tiga rukonya Heru ngobrol apa?" tanya Kasino.
"Biasa, ekonomi tradisional," kata Dono.
"Ekonomi tradisional. Tapi ada yang lain juga yang di omongin, ya tentang aturan pemerintahan ini dan itu di panjang untuk urusan virus corona, cuci tangan dengan sabun khusus, jaga jarak dan terakhir...sih ada yang make masker ada juga tidak," kata Indro yang menambah kan omongan Dono.
"Jadi seputar pokoknya penanganan virus corona. PSBB...juga di bahas enggak?" kata Kasino.
"PSBB....engak di bahas. Abisnya gak terlalu penting buat aku bahas dengan Dono," kata Indro.
"PSBB, tidak penting," kata Dono.
"Oh, begitu. Makanan untuk saur udah di belikan?" tanya Kasino.
"Sudah," kata Indro.
"Kalau begitu sih sudah aman sih. Ya sudahlah aku main game lagi," kata Kasino.
"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.
Kasino, main game Hp-nya lagi.
"Aku main nonton Tv lagi ah!" kata Indro.
"Iya," saut Dono.
Dono, ya segera mengetik di leptopnya. Indro, ya langsung ke ruang tengah untuk nonton Tv.....acara FTV yang bagus gitu. Selang berapa saat Dono, ya selesai mengetik di leptopnya...di simpan hasil ketika baru di mati in. Leptop pun di bawa Dono ke kamar dan di taruh di meja, baru duduk bersama Indro di ruang tengah...nonton Tv a caranya FTV.
Indro inget sesuatu dan berkata "Don, tadi kita pulang lewat kuburan kan?".
"Iya," kata Dono.
"lumayan orang yang ziarah ke kuburan dan juga pedagang bunga jadinya laku jalannya," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Indro, ya kembali diam dan asik nonton FTV dan Dono juga. Kasino, ya menyelesaikan main gamenya di Hp-nya dan segera ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Dono dan Indro yang asik nonton FTV.
"Drama cintanya bagus," kata Kasino.
"Iya," jawab Dono dan Indro bersamaan.
Ketiganya asik nonton FTV.
"Don, besok kita puasa kan," kata Indro.
Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Iya, tadi kan tadi kita baru melaksanakan sholat tarawih di rumah".
"Iya sih," kata Indro.
Indro mendengarkan suara orang yang mengaji di mesjid.
"Don, orang-orang di sini ada yang melaksanakan sholat tarawih di mesjid?" tanya Indro.
"Ada yang melaksanakan, ada yang tidak. Keputusan pengurus mesjid," kata Dono.
"Oh, begitu," kata Indro.
Kasino menghentikan main game di Hp-nya.
"Don, Indro.....tadi di lantai tiga rukonya Heru ngobrol apa?" tanya Kasino.
"Biasa, ekonomi tradisional," kata Dono.
"Ekonomi tradisional. Tapi ada yang lain juga yang di omongin, ya tentang aturan pemerintahan ini dan itu di panjang untuk urusan virus corona, cuci tangan dengan sabun khusus, jaga jarak dan terakhir...sih ada yang make masker ada juga tidak," kata Indro yang menambah kan omongan Dono.
"Jadi seputar pokoknya penanganan virus corona. PSBB...juga di bahas enggak?" kata Kasino.
"PSBB....engak di bahas. Abisnya gak terlalu penting buat aku bahas dengan Dono," kata Indro.
"PSBB, tidak penting," kata Dono.
"Oh, begitu. Makanan untuk saur udah di belikan?" tanya Kasino.
"Sudah," kata Indro.
"Kalau begitu sih sudah aman sih. Ya sudahlah aku main game lagi," kata Kasino.
"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.
Kasino, main game Hp-nya lagi.
"Aku main nonton Tv lagi ah!" kata Indro.
"Iya," saut Dono.
Dono, ya segera mengetik di leptopnya. Indro, ya langsung ke ruang tengah untuk nonton Tv.....acara FTV yang bagus gitu. Selang berapa saat Dono, ya selesai mengetik di leptopnya...di simpan hasil ketika baru di mati in. Leptop pun di bawa Dono ke kamar dan di taruh di meja, baru duduk bersama Indro di ruang tengah...nonton Tv a caranya FTV.
Indro inget sesuatu dan berkata "Don, tadi kita pulang lewat kuburan kan?".
"Iya," kata Dono.
"lumayan orang yang ziarah ke kuburan dan juga pedagang bunga jadinya laku jalannya," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Indro, ya kembali diam dan asik nonton FTV dan Dono juga. Kasino, ya menyelesaikan main gamenya di Hp-nya dan segera ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Dono dan Indro yang asik nonton FTV.
"Drama cintanya bagus," kata Kasino.
"Iya," jawab Dono dan Indro bersamaan.
Ketiganya asik nonton FTV.
SEPUTAR POKOK ITU AJA
Langit cerah sekali. Indro sudah di lantai tiga ruko, ya berdiri di pinggir sih sambil melihat ke bawah pemandangan orang-orang di pasar tradisional terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Dono, ya naik lantai tiga ruko sih punya temannya Kasino, Heru tujuanya main aja. Kasino sedang asik main catur dengan Heru di lantai dua.
Dono, ya mendekati Indro dan berkata "Indro liat apa?"
"Lihat ulah manusia. Ada yang dagang ini dan itu," kata Indro.
"Manusia bergulat dengan cara yang baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga," kata Dono.
"Don, lihat urusan cuci tangan agar tidak terkena virus corona...ada di beberapa tempat di pinggir toko di sediakan sampai...aturan pemerintah di panjang," kata Indro menunjuk beberapa tempat.
"Benar-benar terpengaruh keadaan. Tapi di lihat sih, ada yang menjalankan ada yang tidak. Apalagi tadi abis hujan, jadi kan sudah bersih dan suci bersih lagi," kata Dono.
"Bener Don, semuanya suci bersih karena habis hujan. Kalau berpikir logis sih, ya virus corona...udah jatuh tuh di kumbangan parit yang mengalir," kata Indro.
"Oh, iya..betar lagi puasa dan sholat tarawih ke biasaannya sholat di mesjid kan. Tapi sekarang sholat tarawih di suruh di rumah," kata Dono.
"Iya sih. Berita gonjang ganjing gitu ada yang sholat tarawih di mesjid, ada sholat tarawih di rumah," kata Indro.
"Ah...itu sih gak terlalu penting di bahas. Karena timbulnya konflik omongan aja. Ya lebih baik santai melihat keadaan lingkungan di sekitar sini," kata Dono.
"Bener...Don santai. Keadaan sebenarnya....ada yang terpengaruh keadaan ada yang tidak untuk urusan virus corona. Yang terpenting kehidupan ekonomi jalan normal...jadi ekonomi tradisional tetap saja normal jalannya," kata Indro.
"Seratus persen untuk Indro," kata Dono sambil mengacungin jempolnya.
Dono dan Indro pun menyelesaikan obrolan sambil melihat keadaan lingkungan sekitar dari ruko lantai tiga. Ya keduanya turun ke lantai dua untuk ngobrol dengan asik bersama Kasino dan Heru sambil main monopoli.
Dono, ya mendekati Indro dan berkata "Indro liat apa?"
"Lihat ulah manusia. Ada yang dagang ini dan itu," kata Indro.
"Manusia bergulat dengan cara yang baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga," kata Dono.
"Don, lihat urusan cuci tangan agar tidak terkena virus corona...ada di beberapa tempat di pinggir toko di sediakan sampai...aturan pemerintah di panjang," kata Indro menunjuk beberapa tempat.
"Benar-benar terpengaruh keadaan. Tapi di lihat sih, ada yang menjalankan ada yang tidak. Apalagi tadi abis hujan, jadi kan sudah bersih dan suci bersih lagi," kata Dono.
"Bener Don, semuanya suci bersih karena habis hujan. Kalau berpikir logis sih, ya virus corona...udah jatuh tuh di kumbangan parit yang mengalir," kata Indro.
"Oh, iya..betar lagi puasa dan sholat tarawih ke biasaannya sholat di mesjid kan. Tapi sekarang sholat tarawih di suruh di rumah," kata Dono.
"Iya sih. Berita gonjang ganjing gitu ada yang sholat tarawih di mesjid, ada sholat tarawih di rumah," kata Indro.
"Ah...itu sih gak terlalu penting di bahas. Karena timbulnya konflik omongan aja. Ya lebih baik santai melihat keadaan lingkungan di sekitar sini," kata Dono.
"Bener...Don santai. Keadaan sebenarnya....ada yang terpengaruh keadaan ada yang tidak untuk urusan virus corona. Yang terpenting kehidupan ekonomi jalan normal...jadi ekonomi tradisional tetap saja normal jalannya," kata Indro.
"Seratus persen untuk Indro," kata Dono sambil mengacungin jempolnya.
Dono dan Indro pun menyelesaikan obrolan sambil melihat keadaan lingkungan sekitar dari ruko lantai tiga. Ya keduanya turun ke lantai dua untuk ngobrol dengan asik bersama Kasino dan Heru sambil main monopoli.
Tuesday, April 21, 2020
MANUSIA MELENIUM
Donclo, raja kejahatan menyuruh anak buahnya untuk merampok bank. Segera di laksanakan oleh anak buahnya Donclo. Panji dan Nadia ke bank untuk mengambil uang dengan cara antri dengan baik. Mobil hitam pun parkir depan bank. Dari mobil keluar orang-orang yang berjas dengan membawa tas dan masuk bank.
Sapam pun di lumpuhkan dengan di tembak pistol listrik, jadinya pingsan. Panji, ya berusaha kabur dari bank karena para penjahat mulai merampok. Panji berhasil kabur, tapi di kejar oleh anak buah Donclo yang membawa pistol.
Perampokan bank di jalankan dengan baik oleh anak buah Donclo. Semua orang ketakutan sekali karena di ancam dengan pistol. Pegawai bank, ya memasukan uang ke dalam tas karena di ancam dengan pistol.
Panji pun berhasil bersembunyi di tempat yang aman. Anak buah Donclo yang mengejar Panji terus mencarinya dengan baik.
"Kemana orang ini? Kalau ke temu aku tembak...biar mati," katanya.
Panji segera menggunakan kekuatan gelang kekuataannya dan berubahlah menjadi Manusia Melenium. Dengan kemampuannya Manusia Melenium tidak bisa di lihat alias kasat mata, mulailah mengajar anak buah Donclo yang mengejar Panji.
Pingsanlah dan juga babak belur orang yang di hajar Manusia Melenium dan di geletakkan saja di pinggir tempat sampah. Manusia Melenium terbang menuju bank yang di rampok. Sampai di dalam bank.
"Hentikan ulah kalian ini!" kata Manusia Melenium.
"Siapa kamu ini?" tanya anak buah Donclo yang tidak bisa melihat wujudnya tapi ada suaranya.
"Aku, Manusia Melenium. Aku pahlawan kota ini untuk mengalahkan kalian semuanya," kata Manusia Melenium.
"Dasar pengganggu," kata anak buah Donclo.
Anak buah Donclo, ya menembak ke arah ke beradaan suaranya Manusia Melenium. Ya Manusia Melenium menghindari tembakan yang di arahkan pada dirinya, lalu segera mengajar satu persatu penjahat sampai babak belur dan pingsan di lantai.
Ada yang kabur dengan membawa uang di tas dan sudah di dalam mobil hitam. Di bawa mobil dengan cepat sekali. Manusia Melenium pun terbang dengan cepat dan langsung menggunakan kekuatan api di lembarkan ke mobil yang di dalamnya ada para penjahat. Ledakan dan ledakan. Mobil di pun menghindari dan akhirnya kena juga bola api...jadi terbaik mobil. Berusahalah keluar anak buah Donclo.
Mobil pun meledak. Manusia Melenium mengeluarkan kekuatan air untuk memadamkan api yang membakar mobil, setelah itu mengajar semua anak buah Donclo sampai pingsan. Manusia Melenium pun pergi dari situ dengan terbang menuju panti asuhan dan segera menonaktifkan kekuatan gelang, ya kembali menjadi Panji. Polisi dateng untuk menangkap semua penjahat yang merampok bank untuk di penjara.
Nadia dapet berita tentang perampokan bank, ya segera di tulis artikelnya dan serahkan ke Pak Bonar. Ya Pak Bonar senang dengan hasil kerja Nadia, maka itu segeralah di terbitkan berita tentang perampokan bank yang di gagalkan Manusia Melenium.
***
Nadia yang telah menyelesaikan pekerjaannya, ya langsung pulang ke panti asuhan. Panji, ya ada di dalam rumah sedang santai nonton Tv.
"Panji, kamu ada di sini?" tanya Nadia.
"Ia Nadia, aku berhasil mengajar penjahat yang mengejar aku. Aku pulang setelah lapor polisi," kata Panji yang membuat alasan.
"Aku, tadi di tolong Manusia Melenium," kata Nadia.
"Manusia Melenium, aku tidak percaya," kata Panji.
Tiba-tiba Tv memberitakan tentang perampokan dan juga yang menggagalkan adalah Manusia Melenium.
"Tuh berita hari ini tentang Manusia Melenium yang kasat mata," kata Nadia.
"Iya deh. Nadia....kamu di tolong Manusia Melenium," kata Panji.
Nadia pun segera masuk ke kamarnya. Panji, ya asik nonton Tv. Anak-anak keluar dari kamar untuk nonton Tv bersama Panji dengan acara yang bagus banget.
***
Donclo marah besar karena rencananya merampok bank gagal dan juga anak buahnya di tangkap polisi juga.
"Manusia Melenium tunggu balasan ku," kata Donclo.
Monday, April 20, 2020
SEANDAINYA DIA JADI PACAR KU
"Ka...me...ha..me...ha...," kata Goku.
Goku langsung meluncurkan energi ke tenaga dalamnya ke Brolly.
***
Dono menekan tombol berhenti di remot. Film Dragon Ball berhenti.
"Don kenapa kamu berhentikan Filmnya? Lagi seru... Goku menyerang Brolly dengan ilmunya kame hame," kata Indro.
"Memang Filmnya lagi seru. Tapi kan, Indro...sudah nonton satu kali. Ini yang kedua kan," kata Dono.
"Nama juga suka. Pastinya di tonton lebih dari satu kali hal yang biasa," kata Indro.
"Ok, aku tekan lagi di remot ini untuk melanjutkan Filmnya," kata Dono.
"Tunggu dulu Don. Kayanya besok aja aku nonton Filmnya, lebih baik nonton Tv! " kata Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono, ya mematikan sistem DVD pake remot dan langsung di ganti Tv...untuk menonton acara di Tv.
"Oh, iya Don...aku punya permainan," kata Indro.
"Permainan apa?" tanya Dono.
"Seandainya dia jadi pacar aku," kata Indro.
"Kaya...judul sinetron. Gimana permainannya?" kata Dono.
"Aku punya tiga foto cewek, kartu Don nanti aku kocok dan kamu pilih salah satu dan aku minta tanggapan foto cewek yang kamu pilih itu kalau kamu jadi in pacar kamu," penjelasan Indro.
"Gadis atau janda?" kata Dono.
"Gadis ada, janda..ada," kata Indro.
"Kalau gadis sih tidak apa-apa?! Tapi...kalau janda...aku pikir dua kali. Kalau istri orang ada ngak?" kata Dono.
"Ada," jawab Indro.
"Bener-bener permainan jebakan. Ah engak jadi main ah," kata Dono.
"Dono main..ya!" Indro membujuk.
"Iya deh," kata Dono.
"Ok, aku mulai," kata Indro.
Indro pun mulai mengocok kartu, lalu di suruh memilih kartu tersebut Dono. Dono, ya mulai memilih kartu di tangan Indro. Kasino, ya selesai main game di Hp-nya beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Kasino melihat ulah Dono dan Indro, ya sedang main kartu sih. Saat Dono mau mengambil kartu di tangan Indro, ya di ambil duluan sama Kasino kartu di tengah dan di lihat dengan baik oleh Kasino.
"Foto Aurel," kata Kasino.
Kasino menaruh kartu di tangan Indro.
"Kasino...malah kamu yang milih kartu, aku mainnya sama Dono," kata Indro.
"Emangnya permainan apa?" tanya Kasino.
"Seandainya dia jadi pacar ku," kata Indro.
"Kaya judul sinetron aja," kata Kasino.
"Itulah permainannya," kata Dono.
"Ya sudahlah. Aku yang memilih. Jadi bagaimana mainnya?" tanya Kasino.
"Tanggapan kamu Kasino. Seandainya Aurel jadi pacar mu?" kata Indro.
"Seandainya Aurel jadi pacar ku? Anaknya baik. Bapak Ibunya artis terkenal, cuma ada hal yang tidak di sukai aku aja. Kedua orang tua Aurel tipe tidak setia karena pisah dan nikah lagi demi membangun keluarga masing-masing. Aurel lagi dekat dengan Atta Halilintar dari segi kekayaan sih aku kalah, tapi kalau berani bisa di coba. Tapi ini cuma permainan. Jadi...kesimpulannya...ya tembak langsung aja melamar itu Aurel dengan mobil aku maharnya. Gak mahal sih nama juga mobil tua," kata Kasino.
"Gila, Kasino...langsung sistem mahar untuk melamar gadis," kata Dono.
"Kalau suka, ya lebih baik memberikan kepastian...yang terbaik. Lamar aja," kata Indro.
"Kalau di tolak gimana? Aurel...anak orang kaya dan Kasino....anak yang sederhana," kata Dono.
"Kenapa sederhana? Lebih ironis Don. Miskin, tapi ada usaha keras untuk maju...jadinya mampu. Ya ke beli mobil, walau tidak mahal sih..bekas," kata Kasino.
"Itu sih namanya proses Kasino," kata Dono yang tegas.
"Aku, simpulkan permainan ini. Cuma permainan aja. Jangan di perdebat lagi," kata Indro.
"Ok, cuma permainan!" kata Dono.
"Ya sudahlah cuma permainan. Nonton Tv aja!" kata Kasino.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro..ya asik nonton Tv yang a caranya menarik dan tidak membalas lagi permainan "Seandainya dia jadi pacar ku".
Goku langsung meluncurkan energi ke tenaga dalamnya ke Brolly.
***
Dono menekan tombol berhenti di remot. Film Dragon Ball berhenti.
"Don kenapa kamu berhentikan Filmnya? Lagi seru... Goku menyerang Brolly dengan ilmunya kame hame," kata Indro.
"Memang Filmnya lagi seru. Tapi kan, Indro...sudah nonton satu kali. Ini yang kedua kan," kata Dono.
"Nama juga suka. Pastinya di tonton lebih dari satu kali hal yang biasa," kata Indro.
"Ok, aku tekan lagi di remot ini untuk melanjutkan Filmnya," kata Dono.
"Tunggu dulu Don. Kayanya besok aja aku nonton Filmnya, lebih baik nonton Tv! " kata Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono, ya mematikan sistem DVD pake remot dan langsung di ganti Tv...untuk menonton acara di Tv.
"Oh, iya Don...aku punya permainan," kata Indro.
"Permainan apa?" tanya Dono.
"Seandainya dia jadi pacar aku," kata Indro.
"Kaya...judul sinetron. Gimana permainannya?" kata Dono.
"Aku punya tiga foto cewek, kartu Don nanti aku kocok dan kamu pilih salah satu dan aku minta tanggapan foto cewek yang kamu pilih itu kalau kamu jadi in pacar kamu," penjelasan Indro.
"Gadis atau janda?" kata Dono.
"Gadis ada, janda..ada," kata Indro.
"Kalau gadis sih tidak apa-apa?! Tapi...kalau janda...aku pikir dua kali. Kalau istri orang ada ngak?" kata Dono.
"Ada," jawab Indro.
"Bener-bener permainan jebakan. Ah engak jadi main ah," kata Dono.
"Dono main..ya!" Indro membujuk.
"Iya deh," kata Dono.
"Ok, aku mulai," kata Indro.
Indro pun mulai mengocok kartu, lalu di suruh memilih kartu tersebut Dono. Dono, ya mulai memilih kartu di tangan Indro. Kasino, ya selesai main game di Hp-nya beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Kasino melihat ulah Dono dan Indro, ya sedang main kartu sih. Saat Dono mau mengambil kartu di tangan Indro, ya di ambil duluan sama Kasino kartu di tengah dan di lihat dengan baik oleh Kasino.
"Foto Aurel," kata Kasino.
Kasino menaruh kartu di tangan Indro.
"Kasino...malah kamu yang milih kartu, aku mainnya sama Dono," kata Indro.
"Emangnya permainan apa?" tanya Kasino.
"Seandainya dia jadi pacar ku," kata Indro.
"Kaya judul sinetron aja," kata Kasino.
"Itulah permainannya," kata Dono.
"Ya sudahlah. Aku yang memilih. Jadi bagaimana mainnya?" tanya Kasino.
"Tanggapan kamu Kasino. Seandainya Aurel jadi pacar mu?" kata Indro.
"Seandainya Aurel jadi pacar ku? Anaknya baik. Bapak Ibunya artis terkenal, cuma ada hal yang tidak di sukai aku aja. Kedua orang tua Aurel tipe tidak setia karena pisah dan nikah lagi demi membangun keluarga masing-masing. Aurel lagi dekat dengan Atta Halilintar dari segi kekayaan sih aku kalah, tapi kalau berani bisa di coba. Tapi ini cuma permainan. Jadi...kesimpulannya...ya tembak langsung aja melamar itu Aurel dengan mobil aku maharnya. Gak mahal sih nama juga mobil tua," kata Kasino.
"Gila, Kasino...langsung sistem mahar untuk melamar gadis," kata Dono.
"Kalau suka, ya lebih baik memberikan kepastian...yang terbaik. Lamar aja," kata Indro.
"Kalau di tolak gimana? Aurel...anak orang kaya dan Kasino....anak yang sederhana," kata Dono.
"Kenapa sederhana? Lebih ironis Don. Miskin, tapi ada usaha keras untuk maju...jadinya mampu. Ya ke beli mobil, walau tidak mahal sih..bekas," kata Kasino.
"Itu sih namanya proses Kasino," kata Dono yang tegas.
"Aku, simpulkan permainan ini. Cuma permainan aja. Jangan di perdebat lagi," kata Indro.
"Ok, cuma permainan!" kata Dono.
"Ya sudahlah cuma permainan. Nonton Tv aja!" kata Kasino.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro..ya asik nonton Tv yang a caranya menarik dan tidak membalas lagi permainan "Seandainya dia jadi pacar ku".
Friday, April 17, 2020
SEKEDAR PENDAPAT
Indro, ya sedang asik nonton Tv di ruang tamu. Dono sibuk mengetik di leptopnya di ruang tamu. Kasino sedang asik main game di Hp-nya, ya di ruang tamu. Pintu pun di ketuk dan ada orang yang menguap salam "Asalamualaikum".
Kasino dan Dono mendengar suara Salam dari balik pintu dan berkata "Waalaikumsalam".
Kasino, ya menghentikan main game di Hp-nya...dan segera membuka pintu. Agung teman Kasino membawa barang pesan Kasino dan segera di bayar dengan uang pas. Agung ya meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan pekerjaan. Kasino, ya menutup pintu dan berkata dengan suara keras untuk memanggil Indro "Indro!".
"Iya!" jawab Indro.
Indro pun meninggalkan nonton Tv-nya dan mendatengi Kasino yang memanggil dirinya.
"Apa Kasino?" tanya Indro.
"Ini...bahan makan yang kamu pinta Indro," kata Kasino sambil menyerahkan sekresek plastik putih berisi bahan makan.
Indro, ya mengambil kresek putih dari tangan Kasino dan di periksa bahan makan tersebut dan berkata "Barangnya ada semuanya siap untuk di jadikan makanan".
Indro pun bergerak ke belakang untuk mencucinya dan segera di olah menjadi makanan. Kasino pun duduk di sebelah Dono. Ya Dono pun menyelesaikan ketikannya di leptopnya. Kasino pun melihat ketikan Dono dan tertarik ya membaca semuanya. Baru setelah itu Kasino pun berkata "Bagus. Don tulisan kamu yang baru ini...di publikasikan di Blog atau tidak?".
"Tidaklah di publikasikan. Di simpen," kata Dono.
"Don, tulisan sudah jadi banyak loe. Kenapa tidak di publikasikan di Blog?" kata Kasino.
"Lagi males aja mempublikasikan. Biarlah tulisan ini di simpen dengan baik di leptop," kata Kasino.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono pun mematikan leptopnya dan menaruh leptop di kamarnya, setelah itu nonton Tv. Kasino pun, ya nonton Tv juga di ruang tengah. Kedua menonton berita hari ini.
"Oh.....beritanya masih seputar ini dan itu Covid - 19. Oh...iya Kasino apa pendapat kamu tentang penyakit Covid - 19 berkembang di beberapa propinsi yang ada di Indonesia?" kata Dono.
"Ya, kalau pendapat aku sih...pandai-pandai menjaga dirilah agar tidak terkena Covid - 19. Walau Sebenarnya berdasarkan berita, ada penangan ini dan itu dari pemerintahan untuk mencegah penyebaran Covid - 19, ya hanya program kerja yang telah di atur, tetap saja yang punya tubuh harus ngawain untuk menjaga kesehatan agar tidak terkena Covid - 19....dan jika kita terkena Covid - 19....ya usahakan untuk sembuh dengan cara pengobatan tradisional dan moderen," kata Kasino.
"Usaha dan usaha sampai menyelesaikan masalah yang di hadapi," kata Dono.
"Tepat sekali, omongan kamu Don!" kata Kasino menegaskan omongan Dono.
Dono dan Kasino, ya kembali asik lagi nonton Tv. Indro di dapur, ya sibuk memasak. Ketika berita memberitakan tentang fatwah yang di kemukakan oleh beberapa ulama berkenaan ibadah ini dan itu di larang agar tidak berkumpul dulu karena ingin memutus mata rantai Covid - 19 , jenazah yang terkena Covid - 19 dan juga sodakoh orang-orang ke pada warga masyarakat baik uang, makan dan masker. Dono pun berkata "Kasino apa pendapatmu...tentang berita yang kita tonton?"
"Pendapatku. Fatwah yang omongin ulama tentang ibadah ini dan itu dan berkaitan orang terkena Covid - 19 kalau mati dan jenazahnya di kuburkan dengan cara yang telah di sesuaikan. Sebenarnya sih tidak ada masalah di buat santai aja, malahan yang paling bagus sih...ya nilai kebaikan tercermin di sini saling tolong menolong dengan orang bener-bener membutuhkan bantuan, jadinya sodakoh baik makanan, masker dan terakhir ya uang sih, " kata Kasino.
"Jadi masalah fatwah ini dan itu tidak ada masalah. Yang bagus saling tolong menolong, jadi memang bagus mencerminkan nilai kebaikan antara manusia yang butuh pertolongan," kata Dono.
Dono dan Kasino...ya kembali asik nonton Tv dan acara berita selesai dan chenel di ganti Kasino untuk menonton sinetron 'SI DOEL'. Keduanya senang menonton acara Tv yang bagus banget... Sampai Indro selesai memasak dan memanggil Dono dan Kasino untuk makan. Tv pun di matiin pake remot dan segera Dono dan Kasino, ya ke meja makan untuk makan. Ketiganya asik makan di rumah dengan suasana yang tenang banget.
Kasino dan Dono mendengar suara Salam dari balik pintu dan berkata "Waalaikumsalam".
Kasino, ya menghentikan main game di Hp-nya...dan segera membuka pintu. Agung teman Kasino membawa barang pesan Kasino dan segera di bayar dengan uang pas. Agung ya meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan pekerjaan. Kasino, ya menutup pintu dan berkata dengan suara keras untuk memanggil Indro "Indro!".
"Iya!" jawab Indro.
Indro pun meninggalkan nonton Tv-nya dan mendatengi Kasino yang memanggil dirinya.
"Apa Kasino?" tanya Indro.
"Ini...bahan makan yang kamu pinta Indro," kata Kasino sambil menyerahkan sekresek plastik putih berisi bahan makan.
Indro, ya mengambil kresek putih dari tangan Kasino dan di periksa bahan makan tersebut dan berkata "Barangnya ada semuanya siap untuk di jadikan makanan".
Indro pun bergerak ke belakang untuk mencucinya dan segera di olah menjadi makanan. Kasino pun duduk di sebelah Dono. Ya Dono pun menyelesaikan ketikannya di leptopnya. Kasino pun melihat ketikan Dono dan tertarik ya membaca semuanya. Baru setelah itu Kasino pun berkata "Bagus. Don tulisan kamu yang baru ini...di publikasikan di Blog atau tidak?".
"Tidaklah di publikasikan. Di simpen," kata Dono.
"Don, tulisan sudah jadi banyak loe. Kenapa tidak di publikasikan di Blog?" kata Kasino.
"Lagi males aja mempublikasikan. Biarlah tulisan ini di simpen dengan baik di leptop," kata Kasino.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono pun mematikan leptopnya dan menaruh leptop di kamarnya, setelah itu nonton Tv. Kasino pun, ya nonton Tv juga di ruang tengah. Kedua menonton berita hari ini.
"Oh.....beritanya masih seputar ini dan itu Covid - 19. Oh...iya Kasino apa pendapat kamu tentang penyakit Covid - 19 berkembang di beberapa propinsi yang ada di Indonesia?" kata Dono.
"Ya, kalau pendapat aku sih...pandai-pandai menjaga dirilah agar tidak terkena Covid - 19. Walau Sebenarnya berdasarkan berita, ada penangan ini dan itu dari pemerintahan untuk mencegah penyebaran Covid - 19, ya hanya program kerja yang telah di atur, tetap saja yang punya tubuh harus ngawain untuk menjaga kesehatan agar tidak terkena Covid - 19....dan jika kita terkena Covid - 19....ya usahakan untuk sembuh dengan cara pengobatan tradisional dan moderen," kata Kasino.
"Usaha dan usaha sampai menyelesaikan masalah yang di hadapi," kata Dono.
"Tepat sekali, omongan kamu Don!" kata Kasino menegaskan omongan Dono.
Dono dan Kasino, ya kembali asik lagi nonton Tv. Indro di dapur, ya sibuk memasak. Ketika berita memberitakan tentang fatwah yang di kemukakan oleh beberapa ulama berkenaan ibadah ini dan itu di larang agar tidak berkumpul dulu karena ingin memutus mata rantai Covid - 19 , jenazah yang terkena Covid - 19 dan juga sodakoh orang-orang ke pada warga masyarakat baik uang, makan dan masker. Dono pun berkata "Kasino apa pendapatmu...tentang berita yang kita tonton?"
"Pendapatku. Fatwah yang omongin ulama tentang ibadah ini dan itu dan berkaitan orang terkena Covid - 19 kalau mati dan jenazahnya di kuburkan dengan cara yang telah di sesuaikan. Sebenarnya sih tidak ada masalah di buat santai aja, malahan yang paling bagus sih...ya nilai kebaikan tercermin di sini saling tolong menolong dengan orang bener-bener membutuhkan bantuan, jadinya sodakoh baik makanan, masker dan terakhir ya uang sih, " kata Kasino.
"Jadi masalah fatwah ini dan itu tidak ada masalah. Yang bagus saling tolong menolong, jadi memang bagus mencerminkan nilai kebaikan antara manusia yang butuh pertolongan," kata Dono.
Dono dan Kasino...ya kembali asik nonton Tv dan acara berita selesai dan chenel di ganti Kasino untuk menonton sinetron 'SI DOEL'. Keduanya senang menonton acara Tv yang bagus banget... Sampai Indro selesai memasak dan memanggil Dono dan Kasino untuk makan. Tv pun di matiin pake remot dan segera Dono dan Kasino, ya ke meja makan untuk makan. Ketiganya asik makan di rumah dengan suasana yang tenang banget.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...