CAMPUR ADUK

Saturday, February 8, 2020

MENANGGAPI SATU HAL

Dono sedang santai di ruang tamu, ya sambil nonton film Ultramen di Hpnya...di hari minggu yang tenang banget. Kasino, ya biasa sih asik main game on line. Indro yang sibuk masak di dapur, ya selesai juga memasak dan segera duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu.

"Don!" kata Indro.

"Apa?" saut Dono.

"Aku...ingin tanggapan kamu tentang sesuatu hal yang biasa di bicarakan remaja sekarang ini!" kata Indro.

"Apa itu?" kata Dono.

"Ngomong aja....jangan terlalu banyak basa basi Indro," kata Kasino yang sibuk main game on line.

"Pola omongan remajanya seperti ini 'Pacaran aja yang bertahun-tahun bisa...putus apalagi pernikahan?' Apa tanggapan kamu...Don?" kata Indro.

"Oh itu. Memang sih terlalu sering omongan tersebut ' Pacaran yang bertahun-tahun bisa putus apalagi pernikahan' Ya...semua itu tergantung yang menjalankan, bisa gak menjaga nilai satu kepercayaan yaitu 'Kesetian'," penjelasan Dono.

"Kesetian...pada janji dalam hubungan," saut Indro.

"Iya....bener omongam Dono...itu. Kesetian. Tapi kebanyakan orang yang putus karena pacaran dan pernikahan....semuanya tidak bisa menjaga janji...tersebut. Kadang jika seorang sudah pacaran atau menikah pun ada pihak yang lain....yang berharap yang menjalankan pacaran atau pernikahan pisah. Tujuannya berharap banget jadian gitu dengan pihak yang pacaran atau yang menikah. Lebih tepatnya sih ganti pasangan dan cenderung negatifnya.....sih. Ya perselingkuhan yang di rencanakan atau tidak di rencanakan," tambahan penjelasan Kasino, ya sambil main game on line.

"Oh...begitu. Jadi hubungan yang baik pentingnya menjaga kepercayaan pasangan ketika memutuskan untuk berjanji 'Setia'. Don, Kasino...apakah kalian....tipe cowok setia?" kata Indro.

Dono menghentikan nonton film Ultramen di Hpnya dan Kasino pun menghentikan main game on line di Hpnya.

"Jawabannya...aku tidak setia," kata Dono.

"Aku...pikir-pikir....sama dengan Dono. Tidak setia," kata Kasino.

"Jadi...kalian berdua tipe cowok tidak setia," kata Indro.

"Yo,i....aku bukan orang munafik. Aku bilang setia...maka jadinya setia. Aku bilang...tidak setia...jadinya setia," penjelasan Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Aku...jadi bingung jadinya," saut Indro.

"Gak...usah bingung. Pegangan aja," saut Kasino yang niatnya becanda.

"Malah...ngacok...Kasino," kata Indro.

"Becanda," saut Kasino.

"Setia...itu bukan di mulut saja tapi di jalankan komitmen tersebut sampe mati. Jadi...aku tipe setia atau tidak?" kata Dono.

"Setia...lah. Yang di cintai...Dono, Kan....Wulan sampai akhir hidup Wulan, maksudnya sih meninggal gitu," kata Indro.

"Itu...tahu," saut Dono.

Dono, ya nonton film Ultramen di Hpnya. 

"Gimana dengan kamu Kasino?" tanya Indro.

"Berusaha setia. Nama juga masih pacaran. Aku bisa bilang setia di pihak cowok. Belum tentu di pihak ceweknya....setia, bisa aja...tidak setia. Cewek zaman sekarang....kalau di cari data-data di lapisan masyarakat. Ada juga berkhianat," penjelasan Kasino.

Kasino kembali main game on line di Hpnya.

"Jadi berusaha setia. Aku pun bisa setia. Tapi...bisa juga tidak setia. Alasannya...keraguan hubungan. Mungkin salah aku. Tetapi bisa aku perbaiki. Tapi kalau di pihak ceweknya, ya...agak susah juga...ya. Ah...berpikir positif aja 'Setia'," kata Indro.

"Bagus kalau...sudah mengerti" saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Jadi...kesimpulannya adalah 'Hidup Itu Pilihan'," kata Indro.

"Benar...sekali," saut Dono.

"Tepat sekali," saut Kasino.

"Ya...sudahlah..jangan di bahas. Ayo!!!!....makan Don, Kasino!!! kata Indro.

"Ayo!!!" kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono menghentikan nonton film Ultramen di Hpnya, ya bergerak ngikutin Indro ke meja makan. Kasino pun menghentikan main game on line di Hpnya dan mengikuti Indro dan Dono, ya ke meja makan. Ketiganya pun makan yang enak di hari minggu yang tenang banget.

KEBERSAMAAN

Langit yang cerah sekali. Dono duduk di halaman belakang ....asik minum teh anget sambil melihat langit yang cerah bertabur bintang. Indro, baru pulang main dari rumah Saskia dengan menbawa gorengan di plastik putih. Indro mencari Dono, ternyata ada di halaman belakang yang asik duduk santai gitu.

Ya Indro pun duduk bersama Dono dan berkata "Don gorengan".

"Iya," saut Dono.

Dono pun mengambil bakwan di dalam plastik dan segera memakannya.

"Enak...bakwan..ini. Beli di mana?" kata Dono.

Indro yang asik makan tahu isi pun berkata "Biasa...di warung Nabila".

"Oh...gitu," saut Dono.

Dono terus menikmati makan bakwan.

"Indro, gak nonton Tv....acara perlombaan musik dangdut ?" kata Dono.

"Lagi...nemenin kamu..
Don. Nonton musik dangdutnya...nanti..aja. Kan ada sistem rekaman," kata Indro.

"Oh...gitu," saut Dono.

"Oh..iya. Don. Siapa yang kamu pilih....yang sedang bertanding musik dangdut dan pada akhirnya namanya digunakan untuk jadi tokoh di tulisanmu...Don?" tanya Indro.

"Pertandingannya musik dangdutnya masih berlangsung dengan baik. 34 propinsi, satu yang aku pilih....tidak aku pilih berdasarkan sama propinsinya dengan diri ku.....jadi di pilih dinilai dari yang terbaik menurutku," penjelasan Dono.

"Berarti masih di seleksi...ya Don?" kata Indro.

"Yo.i," saut Dono.

Dono dan Indro, ya asik lagi makan gorengan. Kasino pun baru selesai dari urusannya sama Selfi, ya mencari Dono dan Indro....ternyata duduk di halaman belakang.

"Jadi kalian ngumpul di sini," kata Kasino.

"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.

Kasino pun duduk bersama Dono dan Indro, sambil mengambil pisang goreng di plastik dan segera di makan Kasino.

"Enak.....beli dimana?" kata Kasino.

"Biasa....beli di warung Nabila," kata Indro.

"Oh...begitu. Tapi tumben....Indro gak nonton Tv?" kata Kasino.

"Nemenin Dono yang santai di halaman belakang....sambil memandang langit bertabur bintang," kata Indro.

"Oh...begitu," saut Kasino.

Ketiga asik menikmati gorengan gitu. 

"Don...tulisan kamu di buat extrim...menyinggung...orang yang membacanya...gak?" tanya Indro.

"Enggak...lah. Cerpen Abstrak...boleh bener boleh juga...enggak," penjelasan Dono.

"Kali...aja ada yang tersinggung," kata Indro.

"Gak ada," tegas Dono.

"Jangan bahas...cerpen melulu, bahas yang lain....apa gitu?" kata Kasino.

"Apa...ya?" kata Indro yang berpikir.

"Politik," saut Dono.

"Kalau politik....jenuh...Don. Yang lain!" kata Kasino.

"Film aja!" saran Indro.

"Boleh..juga," kata Kasino.

"Ya...tapikan..bahas film...sama aja dengan....bahas cerpen ini dan itu," kata Dono.

"Iya...juga...sih...mendekati," kata Indro.

"Bener mendekati," kata Kasino.

"Kalau....gak kita main game aja!" saran Dono.

"Ayo!" saut Kasino dan Indro bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro....ya sepakat untuk main game jadi beresih minum makan di halaman belakang masuk ke dalam rumah. Indro pun menghidupkan Tv dan PS 4.

"Kita main game apa?" tanya Indro.

"Mobil!!!" kata Kasino.

"Iya...mobil aja. Karena ada berita....hits tentang balap mobil," kata Dono.

"Selalu di kaitkan dengan berita ini dan itu...cuma main game aja," kata Indro.

"Jadi...sepakat..gak main game mobilnya!" kata Dono yang tegas.

"Sepakat,"  jawab Indro dan Kasino.

Dono, Kasino dan Indro pun main game PS 4, ya bergantian untuk menikmati malam minggu yang tenang banget.

JEJAK PETUALANGAN

Indro yang mendapatkan surat yang berisi amanah Kakeknya, ya segera pergi menuju rumah tua di tengah hutan bersama Dono dan Kasino. Sampai di pinggir hutan, ya Dono, Kasino dan Indro keluar dari mobil dan segera berjalan masuk hutan kaya....jejak petualangan gitu. Perjalan Dono, Kasino dan Indro...penuh dengan kehati-hatian. Tiba-tiba Indro pun kebelet buang air kecil,

Seekor ular berwarna hitam, ya bergerak ke arah Indro....yang sedang buah air kecil di balik pohon yang rindang.

"Indro, cepat buang air kecilnya. Sebelum sore kita sudah sampai di tujuan!" kata Dono.

"Iya, bentar lagi...," saut Indro.

"Sabarlah..Don," kata Kasino.

"Iya...iya," kata Dono.

Ular pun menunjukkan dirinya di hadapan Indro yang beres buang air kecil.

"Ular....," teriak Indro.

Indro pun berlari dengan cepat untuk menjauh. Ya...Ular sempat menyerang sih, tapi gagal gitu. Dono dan Kasino terkejut dengan teriakan Indro gitu. 

"Ada apa Indro?" tanya Dono.

"Ular yang besar banget," kata Indro.

"Ular...yang besar banget. Sebesar apa?" tanya Dono

"Sebesar apa?" tanya Kasino.

"Gede banget....sebesar Naga," kata Indro.

"Mana mungkin," kata Dono.

"Mana mungkin....," kata Kasino.

"Beneran Ularnya segede....Naga," kata Indro.

"Ah...bohong...Indro," kata Dono.

"Iya...kaya bohongan," kata Kasino.

"Beneran...," Indro menyakinkan teman-temannya.

Ular pun mendekati Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya kaget melihat wujud Ular yang besar banget.

"Kabur," kata Dono, Kasino dan Indro bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro pun berlari dengan cepat banget menjauh dari Ular yang besar banget....seukuran Naga.  Sampai di rumah tua, ya segera Dono, Kasino dan Indro menutup pintu rapat-rapat.

"Kaya kita sudah aman dari Ular besar itu," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

"Aman...aman," saut Indro.

"Kita sudah sampai di tujuan. Rumah di tengah hutan," kata Dono.

"Kalau...begitu....tinggal ambil...keris pusakanya," kata Kasino.

"Ayo segera ambil keris pusaka tersebut," kata Indro.

"Ayo!!!" saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro pun bergerak ke ruangan di tengah-tengah rumah, yang ada batu besar yang tertancap keris pusaka.

"Itu kerisnya. Ayo kita cabut!" kata Indro.

"Ayo!!!" saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro segera berusaha mencabut keris pusaka dari batu secara bergantian, tapi gagal. Tiba-tiba muncul makluk yang menyeramkan, ya kaya hantu penasaran gitu. Dono, Kasino dan Indro, ya ingin kabur sih tapi belum dapet keris pusaka....jadinya memberanikan diri ketiganya untuk menghadapi hantu penasaran. Dono, Kasino dan Indro kocar-kacir di rumah tua, ya di kejar hantu penasaran.

Sampai akhirnya Indro berhasil mencabut keris tersebut dan langsung di gunakan untuk mengusir hantu penasaran. Ya hantu penasaran kalah menghadapi Indro yang sakti madraguna karena kekuatan dari keris yang di pegang Indro.

"Hebat kamu...Indro bisa mengusir...si hantu sialan itu," pujian Dono.

"Iya...hebat kamu Indro," pujian Kasino.

"Indro...gitu," katanya yang membanggakan dirinya.

Dono, Kasino dan Indro pun keluar dari rumah tua tersebut.  Saat pintu di buka. Ular besar di depan pintu.

"Ular...," teriak Dono, Kasino dan Indro bersamaan.

Tiba-tiba Ular yang besarnya sebesar Naga, ya berubah menjadi kecil banget...seukuran Ular yang masih bayi gitu.

"Kalau Ular sekecil ini aku tidak takut," kata Indro yang berani.

"Jangan-jangan karena keris yang kamu pedang Indro," kata Dono.

"Kayanya kekuatan keris pusaka...mengembalikan wujud Ular menjadi kecil," kata Kasino.

Indro pun menggunakan keris pusaka pada Ular yang ukurannya sudah kecil, ya kekuatan keris pun mengubah Ular jadi patung kayu.

"Wah....beneran karena kekuatan keris yang aku pegang ini mengubah Ular jadi patung kayu," kata Indro.

"Ternyata wujud...Ular yang mengejar kita...cuma patung kayu," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono, Kasino dan Indro...segera meninggalkan rumah tua dengan berjalan cepat sebelum kemalaman di hutan. Sampai di mana mobil di parkirkan, ya di jalan masuk hutan....segeralah Dono, Kasino dan Indro masuk mobil. Dono pun membawa mobil dengan baik menuju rumah.

"Aku...senang berhasil mendapatkan keris ini," kata Indro.

"Iya," saut Kasino.

"Mungkin...udah keberuntungan kamu...Indro," kata Dono sambil nyetir mobil.

"Jadi...amanah Kakek ku telah selesai juga. Untuk mengambil keris pusaka yang tersimpan di rumah tua," kata Indro.

Sampai di rumah. Indro pun menyarungkan kerisnya dan menaruhnya di dalam kotak kayu yang terbuat dari kayu jati dan segera di simpan baik-baik di kamar.

Dono dan Kasino....ya nyantai minum kopi di ruang tengah. Indro yang selesai dengan urusannya menyimpan keris di kamarnya, ya segera duduk bersama Dono dan Indro...di ruang tengah untuk menikmati kopi yang enak banget.

***

Kasino, pun selesai membaca cerita yang di tulis Indro di Blognya Dono...di Hpnya Kasino.

"Indro, cerita kamu buat bagus," pujian Kasino.

"Iya...cuma ingin menghilangkan kejenuhan saja. Jadi aku menulis cerita yang aku sukai," penjelasan Indro.

"Selesai juga," kata Dono yang selesai mengetik di leptopnya.

Adzan pun terdengar, ya Adzan Isya. Dono pun menaruh leptopnya di kamarnya dan segera keluar dari rumah bersama Kasino dan Indro untuk pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah dengan warga sekitar di malam minggu yang tenang banget banget banget.

Friday, February 7, 2020

JENUH

"Haaaaa," kata Indro.

Indro beranjak dari duduknya di depan Tv, ya bergerak untuk mengambil minum di kulkas. Indro pun minum air putih dingin sih.

"Segarnya," kata Indro.

Indro pun duduk pun ke ruang tamu dan duduk bersama Dono yang sedang mengetik di leptopnya.

"Jenuh...Don," kata Indro.

Dono menghentikan ketikannya di leptopnya berkata "Jenuh apa Indro?".

"Acara Tv yang aku tonton jenuh banget," kata Indro.

"Jenuh...di mana acara Tv?" tanya Dono.

"Alur...ceritanya...terlalu monoton," kata Indro.

"Ya...kalau...kamu jenuh dengan alur cerita sih. Aku sarankan, ya Indro lebih...baik kamu buat cerita sendiri aja di Blog, jadi bisa membuat fersi kamu sendiri ceritanya. Pada akhirnya kamu puaslah...diri mu....Indro," kata Dono.

"Iya...juga. Kalau aku menulis fersi aku...sendiri...jadi aku bisa menyesuaikan cerita yang aku sukai. Jadi tidak monoton dengan cerita...yang aku tonton di Tv," kata Indro.

Indro pun meminjam leptopnya Dono, ya mengisi cerita di cerpen Dono sesuai dengan keinginan Indro. Ya Dono...gak ada masalah sih, Indro mengisi di Blognya..untuk menghilangkan jenuhnya. Dono pun meninggalkan Indro di ruang tamu mengetik di leptopnya Dono, ya di Blognya....Dono juga. Dono, ya nonton Tv dan mengganti chanel Tv yang acaranya film gitu.

Kasino selesai juga mengerjakan kerjaannya di kamarnya, ya keluar dari kamar dan segera duduk bersama Dono di ruang tengah untuk nonton Tv.

"Don...ganti chenel Tv...ke Net yang acara Malam Malam, ada Tora Sudiro," kata Kasino.

"Ya...terserah...kamu," kata Dono.

Kasino pun mengganti chanel Tv ke chanel Net. Acara Malam Malam di tayangkan gitu.

"Gokil...acaranya," kata Kasino.

"Emang..Gokil...acaranya. Bikin gak bisa tidur," kata Dono.

"Oh..iya...Indro mana, tumben gak nonton?" tanya Kasino.

"Lagi...jenuh katanya. Jadi..aku saran kan nulis di Blog. Ya di jalanin..nulis di Blog...aku. Untuk menghilangkan kejenuhannya, jadi bisa menulis cerita sesuai maunya Indro," kata Dono.

"Oh...begitu," saut Kasino.

Dono dan Kasino, asik nonton Tv. Indro pun terus menulis cerita yang sesuai keinginannya di Blognya Dono.

"Kayanya seru...di buat begini," celoteh Indro.

Indro pun terus mengetik cerita...yang menurutnya menarik banget, yang membuat dirinya puas dengan cerita buatannya sendiri. Wal hasil jadilah cerita di buatnya dan segera di publikasikan. Ya setelah itu leptop di matikan.

Indro pun bergerak ke ruang tengah untuk menonton Tv bersama Kasino dan Dono, ya sekalian ngasih leptopnya ke Dono. 

"Udah ngetiknya?" tanya Dono.

"Sudah," jawab Indro.

Indro yang telah menghilangkan kejenuhannya, asik lagi nonton Tv. Dono pun beranjak dari duduk menuju kamar untuk menaruh leptop di kamarnya di taruh di meja belajar, baru setelah itu nonton Tv lagi.

PENDAPAT TEMAN YANG BIJAK

Indro sedang serius nonton film di Hpnya, ya di ruang tamu. Dono baru selesai mengetik di leptopnya, keluar dari kamar menuju ruang tamu. Kasino, biasalah lagi asik main game on line di Hpnya.

Dono, ya duduk di sebelah Indro sambil bawa buku yang ingin ia baca dan melihat Indro yang serius nonton di film di Hpnya.

"Serius....amat Indro...nonton filmnya?" tanya Dono.

Indro menghentikan nonton film di Hpnya dan berkatalah "Iya...aku lagi asik aja...alur ceritanya yang bagus dari film yang aku tonton".

"Oh...begitu," saut Dono.

"Oh..iya...Don. Apa pendapat kamu, tentang cewek yang di perkosa sama cowok yang tidak di sukai?" tanya Indro.

"Hancurlah hidupnya cewek tersebut," kata Dono.

"Kalau pendapat...mu Kasino?" tanya Indro.

"Gimana ya? Ah..sama aja dengan omongan Dono. Hancurlah...harapan cewek tersebut," kata Kasino yang sibuk main game on line.

"Memang...hancur sih. Kalau di cerita film ini...si ceweknya, ya...sampai ingin bunuh diri. Ada cara Don...mengobati trauma dari pemerkosaan tersebut?" kata Indro.

Dono yang baru buku untuk baca, ya berkata "Ada...sih. Salah satunya...jadilah orang memahami rasa sakit cewek tersebut. Yang paling deketkan orang tua. Jadi peran orang tua harus bisa membimbing anaknya kembali untuk bisa menerima musibah tersebut. Ya terjadi sudah terjadi tidak bisa elakkan. Jadi terus melangkah demi masa depan lebih baik," saran Dono.

"Pendapat...mu Kasino?" tanya Indro.

"Gak jauh beda dengan Dono..lah. Orang-orang yang terdekat lah...yang membimbing cewek tersebut...untuk kuat menghadapi ujian hidupnya," saran Kasino.

"Jadi....pendapat kalian berdua bener juga. Karena ujian berikutnya di cewek tersebut, ya ternyata ia hamil. Gimana sikap yang baik jika kalian dari pacar cewek tersebut yang di perkosa sama cowok yang tidak ia sukai?" kata Indro.

Dono pun kembali menutup bukunya dan berpikir dengan bijak. Kasino pun menghentikan main game on line di Hpnya.

"Kalau...Rara di perkosa sama cowok lain dan sampe hamil. Aku harus berpikir dan bertindak seperti apa ya? Karena aku cinta sama Rara, ya rasa cinta ku tetap saja. Aku terima kesalahan tersebut dengan jiwa besar dan anak yang lahir pun aku terima," kata Dono.

"Kalau...Selfi.....yang di perkosa cowok lain dan sampe hamil. Aku berpikir dan bertindak seperti apa? Ya aku menerima dengan rasa cinta aku dan menerima anak yang di kandungnya," kata Kasino.

"Jadi...kalian ikhlas...menerima kesalahan dari cewek kalian jika di perkosa cowok lain dan membangun keluarga yang baik," kata Indro.

"Yo....i. Nama juga cinta," kata Dono.

"Idem," saut Kasino.

Dono pun membuka buku dan membacanya. Kasino, ya main game on line lagi. Indro pun geleng-geleng kepala mendengar pendapat Dono dan Kasino, yang bisa menerima kesalahan cewek sebesar apa pun. Indro pun kembali nonton film di Hpnya. Suara adzan magrib di kumandangkan, ya Dono, Kasino dan Indro......menghentikan aktivitas ketiganya dan pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah bersama warga sekitar.

Thursday, February 6, 2020

HIDUP ITU PILIHAN

Dono asik membaca buku di ruang tamu. Ya Indro biasa asik main game di Hpnya. Indro, ya selesai juga memasak di dapur dan segera  ke ruang tamu dan duduk bersama teman-teman.

Indro melihat buku yang cukup banyak di meja yang di baca Dono. 

"Don....sibuk amat baca buku?" tanya Indro.

Dono menutup buku yang di bacanya dan berkata "Nama...juga suka baca buku, untuk menambah ilmu aku," kata Dono.

"Oh...begitu," saut Indro.

"Ah...kebiasaan basa-basi omongan Dono. Yang sebenarnya....Dono lagi memperhitungkan sesuatu," kata Kasino yang asik main game di Hpnya.

"Bener...Don...omongan...Kasino?" tanya tegas Indro.

"Iya...sih. Hanya teringat sesuatu aja. Apa aku salah pilih atau tidak dalam menjalankan hidup saja," kata Dono.

"Maksudnya?" saut Indro.

"Ya....jalan aku yang sekarang ini bener sih. Tapi jika aku yang dulu menerima permintaan Kepala Sekolah Swasta untuk mengajar di tempatnya....maka aku sudah jadi guru," kata Dono.

"Kasino...kamu..tahu...cerita Dono di minta jadi guru?" tanya Indro.

"Iya...tahulah. Memang Dono...di suruh ngajar. Cuma....Dononya aja milih jalan yang sekarang yang ia tekunin," kata Kasino sambil main game di Hpnya.

"Wah.....aku ketinggalan informasi," saut Indro.

"Hidup itu pilihan," kata Dono.

"Iya...hidup itu pilihan. Apa yang kita sukai kita pilih dan di jalankan dengan penuh tanggungjawab," saut Kasino.

"Iya...memang..Don. Hidup mu memilih. Ya aku juga memilihlah...untuk jalan hidup yang terbaik....yang aku jalanin," kata Indro.

Dono pun menaruh buku yang di baca di meja dan bergerak menuju kamarnya, ya biasa mengetik di leptopnya. 

"Kasino?" kata Indro.

"Apa?" saut Kasino yang sedang main game di Hpnya.

"Apa pendapatmu...jika aku memilih cewek yang pernah sakit hati karena di khianatin cintanya sama pacarnya?"

"Pacar...apa suami?" Kasino balik bertanya.

"Pacarlah," kata tegas Indro.

"Kalau...pacar sih...masih untung besar sih. Jawabannya ya tergantung kamunya...Indro," kata Kasino.

"Tergantung aku. Berarti aku harus bisa menjadi yang lebih baik dari mantan pacarnya, agar bisa menyembuhkan luka di hati cewek yang aku sukai," kata Indro.

"Ya...benerlah..Indro. Jadilah yang terbaik untuk cewek yang kamu sukai dan hapuskan lukanya," saut Kasino.

"Aku mengerti sekali. Ya...sudahlah jangan bahas lagi...aku mau nonton Tv," kata Indro.

"Iya," saut Kasino.

Indro pun segera ke ruang tengah dan menyetel Tv dan memilih chanel Tv yang menayangkan drama korea. 

"Tetap...saja hidup pilihan," celoteh Kasino.

Kasino asik main game di Hpnya.

Tuesday, February 4, 2020

PRODUK ISU

Dono sibuk membaca buku di ruang tamu. Indro yang selesai memasak di dapur, ya duduk bersama Dono di ruang tamu.

"Don.....!" kata Indro.

"Apa?" kata Dono, masih baca buku.

"Aku..dapet beritanya di lapisan masyarakat....tentang pejabat daerah sini jadi tersangka korupsi, apa pendapat mu....Don?" kata Indro.

Dono menghentikan baca bukunya.

"Oooo...kabar tentang pejabat daerah sini....jadi tersangka korupsi? Ah....cuma Isu saja. Aku...telah memeriksanya. Yang...sebenarnya...sih...itu produk isu yang di buat oleh pihak-pihak tertentu, ya tujuannya sih menjatuhkan," penjelasan Dono.

"Cuma...isu toh. Bukan fakta. Jadi sengaja di buat. Tujuannya menjatuhkan orang," kata Indro.

"Yo.i," kata Dono.

"Berarti banyak dong....produk isu...di buat di lapisan masyarakat ya...Don?" kata Indro.

"Ya lumayan. Contoh produk isu pemerintahan yang ini dan itu, produk isu swasta yang ini dan itu....dan terakhir lebih kebiasaan masyarakat...jatuhnya fitnah...banget, seperti aku di tuduh mencuri padahal aku sedang asik duduk di rumah seharian. Jadi aku tidak melakukan tindakan pencuri, aku di fitnah...orang di sekitar lingkungan sini...dengan alasan orang tersebut membenci aku. Berita...aku di tuduh pencuri..itu...berkembang di lapisan masyarakat jadi isu...yang menjatuhkan nama ku," penjelasan Dono.

"Berarti...sama kedudukannya dengan penulis, ya di awasi oknum pemerintahan. Gara-gara cuma bicara tentang pemerintahan," kata Dono.

"Iya...sama. Namanya juga produk isu...yang menjatuhkan. Kalau di cari sih....bener-bener orang pemerintahan orang tersebut di bayar untuk menangani masalah, tetapi ketika aku periksa...eeee tidak ada pergerakan dari pemerintahan. Maka itu...orang tersebut...bergerak tujuannya hanya untuk menjatuhkan penulis," kata penjelasan Dono.

"Wah...bahaya...juga produk isu tersebut," kata Indro.

"Iya...bahaya. Maka itu..hati-hati bicara dan bertindak di masyarakat," saran Dono.

"Iya...aku mengerti. Berarti...produk isu..sama dengan produk hoax....kedudukannya," kata Indro.

"Sama aja. Efeknya....juga sama, jadi fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan," kata Dono.

"Ya...sudahlah jangan di bahas lagi. Sarapan dulu!" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono dan Indro beranjak dari tempat duduk ruang tamu untuk sarapan pagi, setelah itu baru deh berangkat kerja ke tempat kerjaan masing-masing. 

NONTON FILM KARTUN

Seusai sekolah, ya secepat Bobo pulang ke rumah. Sampai di rumah.

"Aku...pulang....Ibu," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo segera ke kamarnya untuk berganti pakaian. Baru setelah itu Bobo bergerak untuk main ke rumah Andi. Saat mau keluar rumah....Ibu mendekati Bobo dan berkata "Nak...kamu mau kemana?".

"Anu....Ibu. Bobo...main ke rumah Andi," kata Bobo.

"Ya...udah, tapi ingat pulangnya jangan sore-sore!" kata Ibu.

"Siap Ibu!!" kata Bobo.

Bobo pun keluar dari rumahnya, segera berjalan cepat ke rumah Andi. Sampai di rumah Andi. Ternyata Andi sedang menjual hasil barang-barang bekas ke tukang loak dan hasilnya lumayan.

"Andi," panggilan Bobo.

"Bobo," saut Andi.

"Cair...nie...dari hasil ngumpulkan barang bekas," kata Bobo.

"Iya,...lumayan rezeki aku hari ini di usahakan cukup lama mengumpulkan barang bekas. Aku teraktir makan somay," kata Andi.

"Bagi-bagi...rezeki...nie," kata Bobo.

"Iyalah....bagi rezeki....sama teman sendiri," kata Andi.

Andi pun memanggil Mamang penjual somay yang lewat dan memesan dua piring. Ya Mamang penjual somay segera menyiapkan pesan pembelinya dengan baik. Setelah jadi pesanan somay di buat Mamang penjual somay, ya segera di santap Bobo dan Andi. 

"Enak....," kata Bobo.

"Enak....," kata Andi.

Mamang penjual somay, ya seneng omongan Bobo dan Andi yang memuji makan yang di jualnya. Selang berapa saat selesai sih makan somaynya....Bobo dan Andi. Segera Andi membayar somay tersebut, ya karena dua piring dan porsinya sama...jadi Rp 10.000.

"Terima kasih dek," kata Manang penjual somay.

"Iya....sama-sama," jawab Andi.

Mamang penjual somay pun meninggalkan Andi dan Bobo, ya mendorong gerobak untuk melakukan jualannya lagi. 

"Andi, hari ini...main apa?" tanya Bobo.

"Main...apa...ya? Ah...lebih baik kita nonton film kartun aja!!!" kata Andi.

"Boleh...juga," kata Bobo.

Andi dan Bobo masuk rumah. Heru berkata dengan suara keras memanggil teman-temannya "Bobo, Andi".

Bobo dan Andi pun berbalikkan melihat Heru.

"Woy...Heru," kata Andi.

"Heru," kata Bobo.

Heru, mendekati Bobo dan Andi. 

"Hari...ini...kita main apa?" kata Heru.

"Nonton Tv...aja, film kartun," kata Andi.

"Nonton film kartun. Boleh juga. Tapi.....film kartun apa?" kata Heru.

"Pokoknya...film kartun yang menyenangkanlah....ceritanya," kata Andi.

"Tom and Jery...ya. Film kartun lama..itu mah," kata Heru.

"Pokoknya...kartun," kata Andi.

"Iya...deh, yang perting kartun. Tontonan anak-anak," kata Heru.

Ketiganya sepakat, ya masuk rumah Andi. Di ruang tengah. Ya Andi menyetel Tv dan mencari chanek Tv yang menayangkan kartun. Muncullah film kartun yang bagus, ya di sepakatin bersama. Andi, Heru dan Bobo...nonton film kartun dengan santai gitu.

Alur cerita film kartun membuat ketiganya senang menontonnya.

"Bagus...ya...kartunnya," kata Heru.

"Iya," saut Bobo.

"Suut...jangan ngomong....gak asik nonton Tv!" kata Andi.

Heru dan Bono, ya diam dan asik nonton film kartun....begitu juga Andi. Sampai film kartun habis, ya bubar nonton film kartunnya di rumah Andi. Bobo dan Heru, ya pamit pulang dan Andi mempersilakan temannya, ya pulang ke rumah masing-masing.

Heru dan Bobo berjalan bersama menuju rumahnya, ya sampai persimpangan....ya...pisahlah....karena jalan menuju rumah mereka berdua beda jalan. Bobo, ya melewati rumah Wati. Bobo...merlihat Wati yang sibuk menyulam di depan rumahnya. Ya mampir sih Bobo ke rumah Wati.

"Wati...ngulam apa?" tanya Bobo.

"Oh...Bobo, aku...sedang menyulam bunga," jawab Wati.

Bobo pun melihat sulaman Wati dengan baik.

"Bagus...sulaman bunga kamu Wati," pujian Bobo.

"Iya," kata Wati.

"Wati...hoby menyulam...ya?" tanya Bobo.

"Iya," jawab Wati.

"Siapa yang mengajarkan Wati menyulam?" tanya Bobo.

"Ibu...yang mengajarkan," kata Wati.

"Oh...begitu," kata Bobo.

Bobo pun teringat pesan Ibunya, jadi ya pamit pulang sama Wati gitu. Wati pun mempersilakan Bobo untuk pulang, tapi Wati pun memberikan hasil sulamannya ke Bobo untuk Ibunya Bobo. Ya Bobo menerima kebaikan dari Wati berupa sulaman. Bobo pun segera berlari cepat menuju rumahnya dan sampai di rumah.

"Aku...pulang...Ibu," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun memberikan sulaman dari Wati untuk Ibunya.

"Sulaman yang bagus," pujian Ibunya Bobo.

"Hoby.....Wati, Ibu," kata Bobo.

"Wati...anak pinter, Ibunya...pandai mendidik Wati dengan baik," pujian Ibunya Bobo.

Ibu pun menyimpan baik sulaman Wati. Bobo pun segera mandi agar seger gitu, baru mengerjakan PRnya di kamarnya. Waktu berganti malam. Ibu telah selesai masak malam. Ayah pulang dari urusan kerjanya dan segera berbenah diri, baru deh makan malam. Bobo selesai mengerjakan PRnya dan segera makan malam bersama Ayah, Ibu dan dedek bayi.

Monday, February 3, 2020

BERMAIN DENGAN TEMAN-TEMAN

Seusai sekolah, ya Bobo berjalan menuju rumahnya dengan santai banget. Bobo melihat penjual balon terbang, kenangan Bobo terkenang saat dirinya umur 5 tahun....Ibu membelikan balon terbang untuk Bobo mainkan.

Bobo memeriksa uang jajannya di sakunya.

"Kayanya cukup," kata Bobo.

Bobo pun membeli balon terbang itu ke Abang penjual balon terbang. Bobo telah memegang tali balon terbang yang ia beli. Rasa senang banget pada diri Bobo sama seperti ia....masih 5 tahun.

"Bahagia," kata Bobo.

Bobo pun berjalan menuju rumahnya dengan santai banget. Ada seorang anak kecil yang menangis di depan rumahnya, ya...kira-kira umur 5 tahun. Bobo pun mendekati anak  kecil yang menangis tersebut dan memberikan balon terbang.

Anak kecil yang menangis pun diam karena memegang tali balon terbang dan berkata "Balon...nya terbang...Ibu".

Anak kecil pun masuk ke dalam rumahnya. Bobo pun senang telah berbuat baik memberikan balon terbang yang ia belikan dengan uang jajannya. Bobo pun sampai di rumahnya.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo segera berbenah diri di kamarnya setelah itu makan untuk mengisi perutnya yang kosong. Setelah itu Bobo pun izin ke Ibunya main, ya di bolehkan Ibu. Bobo pun berjalan ke rumah Wati. 

Sampai di rumah Wati. Bobo melihat Wati, Lia dan Tania main lompat tali karet gelang. Ya sebenarnya permainan anak cewek sih. Tapi Bobo selalu berpikir yang penting main, gak peduli mainan anak cewek atau laki. Bobo pun mulai main dengan Wati, Lia dan Tania....ya lompat tali karet gelang.

Bejo baru pulang dari beli mainan mobil Tamiya dan melewati rumah Wati. Terlihat Bejo, ya Bobo yang main lompat tali karet gelang dengan penuh keceriaan bersama Wati, Tania dan Lia. 

"Bejo," panggilan Bobo.

"Bobo," saut Bejo.

Bobo mendekati Bejo dan permainan lompat tali karet gelang di hentikan semantara waktu.

"Bejo...beli mobilan Tamiya...ya," kata Bobo.

"Iya, aku suka mobil Tamiya dan juga film kartunnya," kata Bejo.

"Film kartunnya memang bagus sih. Mobil Tamiya yang kamu beli juga....bagus modelnya," kata Bejo.

"Iya, karena aku suka banget dengan mobil Tamiya Beat Magnum," kata Bejo.

"Oh...begitu," kata Bobo.

Bejo dan Bobo pun mengakhiri pembicaraan, ya Bejo segera berjalan menuju rumahnya dan Bobo, ya biasa melanjutkan main lompat tali karet gelang dengan Wati, Lia dan Tania. Sampai waktu sudah sore gitu. Ya permainan lompat tali karet gelang berakhir. Bobo pun segera berlari ke rumahnya. Lia dan Tania berjalan dengan terburu-buru ke rumahnya, ya Wati cuma beberapa langkah saja sudah masuk rumah.

Sampai di rumah.

"Aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo, ya segera berbenah diri. Setelah itu mengerjakan PRnya dengan baik. Saat Ayah sudah pulang dari kerjaannya dan sudah berbenah diri, ya biasa makan malam bersama dengan Bobo, Ibu dan dedek bayi.

Sunday, February 2, 2020

KACAU

"Kacau....kacau," kata Dono sambil baca saham IHSG di jaringan internet pake Hp.

Dono duduk bersama Indro. Ya Indro mendengar omongan Dono "Kacau".

"Ada masalah apa Don?" tanya Indro.

"Saham IHSG....bener-bener anjlok," kata Dono.

"Saham. Ah...Don. Kerjaan orang gedean aja yang banyak duit main...Trading," kata Indro.

"Bukan itu masalahnya," kata Dono.

"Maksudnya?" tanya Indro.

"Sebentar deh," kata Dono.

Dono pun mengganti chanel Tv yang di tonton Indro, ya mengganti chanel Tv yang menayangkan berita tentang saham IHSG. Dono pun dengan serius sekali perubahan saham IHSG....jadi jatuh. 

"Bener-bener anjlok saham IHSG," kata Dono.

"Penyebabnya apa Don, sampai saham IHSG....anjlok?" tanya Dono.

"Kalau berdasarkan berita di mediaTv dan jaringan internet yang aku baca di Hp ini sih. Ya....banyak sih...yang mempengaruhi...saham IHSG...anjlok. Yang paling utama sih tetap...virus corona...katanya," menerangkan Dono.

"Paling utama virus corona. Kacau juga virus corona berdampak pada saham IHSG," kata Indro.

"Kacau...kan," kata Dono.

"Iya, kacau," saut Indro.

Kasino pun menghentikan main game di Hpnya dan bergerak ke ruang tengah dari ruang tamu.

"Loe...kok...nonton acara Tvnya  tentang saham. Tadi...nonton anime Jepang," kata Kasino.

"Dono...nie yang...ganti. Gara-gara baca...saham IHSG...yang anjlok gitu," kata Indro.

"Saham...IHSG. Daya beli sahamnya di pengaruhi oleh gejala secara global. Ya...otomatis anjloklah," kata Kasino.

"Oh...gitu...toh. Aku gak mengerti," saut Indro.

"Kamu...gak mengertilah...Indro. Aku...sih ya..kurang paham sih. Karena gak belajar sih. Tapi kalau di pahami dari berita sih. Di sinilah peranan para Trading yang main di saham. Peran para Treding dalam membeli saham mempengaruhi keadaan. Jika ada gejala yang riskan gitu kadang mereka menjual sahamnya gitu. Nama juga membaca grafik perubahan saham dan juga berita global yang mempengaruhi gejala grafik saham," penjelasan Kasino berdasarkan menyimpulkan dari berita yang di tonton di chanel yang menayangkan tentang saham kurang lebih.

"Mudah...tapi rumit juga. Gimana tanggapan kamu Don?" kata Indro.

"Ya....bener sih data yang di kumpulkan sih. Harus di lihat berita global yang mempengaruhi grafik dari saham tersebut," kata Dono.

"Sudahlah ...jangan di bahas lagi. Lebih baik nonton Tv, chanel musik dangdut aja!" kata Indro.

"Loe....kok...musik dangdut. Bukannya animasi Jepang?" tanya Dono.

"Suasana hati ku," kata Indro.

Indro pun mengganti chanel Tv dari berita tentang saham ke chanel Tv yang menayangkan musik dangdut. Dono, ya ikut saja maunya Indro. Sedangkan....Kasino ke dapur untuk masak mie instan. Selang berapa saat mie rebus jadi ya di santap Indro di meja makan. Setelah kenyang Kasino, ya nonton Tv bersama Indro dan Dono di ruang tengah.

"Hari ini ada Lesti, ya," kata Kasino.

"Iya.....," kata Indro.

Dono, Kasino dan Indro, asik nonton Tv yang acaranya musik dangdut di malam senin yang tenang.

SURGA ATAUKAH NERAKA

Malam tenang sekali di kediaman Dono, seperti biasanya Dono sedang asik baca di Hpnya tentang virus corona. Indro sedang asik nonton animasi Jepang. Kasino seperti biasanya lagi sibuk dengan urusannya, ya main game di Hpnya.

Indro pun beranjak dari duduknya di ruang tengah ke ruang tamu dan segera duduk bersama Dono.

"Sibuk baca apa Don?" tanya Indro.

"Virus corona," jawab Dono.

"Virus corona......," saut Kasino, ya menghentikan main gamenya.

"Virus corona, yang beritanya lagi hits di Tv. Dari Wuhan, Tiongkok," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Sebenarnya...kita gak perlu takut dengan virus corona. Kalau kita percaya Surga dan Neraka," kata Kasino.

"Kok....ngomongnya...percaya Surga dan Neraka?" kata Indro.

"Omongan....Kasino..ada benar juga. Percaya Surga dan Neraka. Berarti kita tidak boleh takut mati. Kalau jalan kita benar, ya...balesannya Surga. Kalau jalannya...buruk...Neraka," penjelasan Dono.

"Iya...juga...ya. Kenapa kita harus panik dengan urusan penyakit...perkembangan virus corona ? Kalau kita terjangkit virus corona dan mati....ya sudah ikhlasan saja. Toh jalan kita bener. Berusaha sembuh sudah di jalankan....eeeee kenyataannya gak sembuh....ya sudah," kata Indro.

"Jadi...gak ada masalahkan urusan sepele tentang virus corona," kata Kasino.

"Bener...sepele sih. Tapi....banyak orang ingin hidup lama di dunia dan berusaha mencegah virus itu berkembang," kata Indro.

"Ya...usaha..in saja...sampe virus corona tidak berkembang. Kalau meninggal dunia karena penyakit tersebut....ya sudah terima aja keadaannya. Jangan-jangan .....mereka semua banyak dosanya alias ahli Neraka," kata Kasino.

"Bisa...jadi..sih," saut Indro.

"Ah...sudahlah...jangan di bahas lagi berkenaan virus corona. Yang benar omongan kamu...Kasino. Surga ataukah Neraka yang di pilih umat manusia," kata Dono.

"Kalau...aku...Surgalah. Mengikuti perintahnya dan menjauhi segala larangan Tuhan," kata Indro.

"Sip....aku setuju dengan kamu...Indro," kata Kasino sambil mengacungkan jempol ke Indro.

"Ya...sudahlah aku mau main game di Hp," kata Dono.

"Aku...mau nonton lagi," kata Indro sambil bergerak ke ruang tengah.

"Game lagi ah," kata Kasino.

Dono asik main game di Hpnya, ya begitu juga dengan Kasino asik main game di Hpnya. Indro....ya asik nonton animasi Jepang.

Saturday, February 1, 2020

KEADAAN LINGKUNGAN

Dodi sedang duduk santai di mesjid di daerah Bengkong Indah, kota Batam sih.

"Malam yang tenang," kata Dodi.

Perut berbunyi ya...nyaring tanda lapar sih, Dodi pun bangun dari tempat duduknya di lantai mesjid untuk mendekati penjual bakso keliling, ya pake motor sih dan harganya cuma Rp 5000,-...., namanya juga makan anak-anak.

Dodi pun santai lagi makan bakso murah meriah gitu di pinggiran toko, ya rame sih anak-anak main yang masih ingin menikmati malam minggu. Rasa hausnya dateng karena makan bakso panas, ya Dodi pun pergi dari situ ke warung sih untuk beli aqua botol dan di bayar dengan uang pas ke pemilik warung. Setelah itu segera di minum aqua botol oleh Dodi dan berkata "Segarnya".

Dodi pun menyelesaikan makan baksonya, ya duduk di kursi yang di sediakan warung. Setelah itu balik ke rumahnya. Sampai di rumah. Dodi pun menyetel Tv yang acaranya program Malaysia.

Dengan santai Dodi menonton Tv. Dodo, ya saudara Dodi pulang dari urusan kerjaannya....sambil membawakan makan yaitu batagor. Segera Dodi menyantap batagor sambil menonton Tv. Dodo, ya berbenah diri dan istirahat di kamar.

Drama Malaysia menbuat Dodi terkesan banget. Selesai juga makan batagor, segera minum  untuk menghilangkan rasa sereknya. Kembali Dodi menonton Tv dengan penuh keasikan sampai berganti acara dan Dodi pun ketiduran nonton Tv di ruang tamu.

***

Indro pun selesai baca cerita yang di tulis Dono di buku tulis dan di taruh meja.

"Don kok nulis ruang lingkup di Batam?" tanya Indro.

"Iseng aja," jawab Dono.

"Itu sih bukan iseng Don. Tapi cerita keadaan yang sebenarnya di daerah tempat tinggal kamu, saat kamu di kota Batam," saut Kasino sambil main game.

"Jadi...bukan iseng. Kenangan saja," kata Indro.

"Bisa....jadi. Bisa jadi. Lagian aku punya keluarga di Batam. Ya terserah aku...nulisnya keadaannya seperti itu," kata Dono.

"Emang terserah kamu. Yang tahu keadaan Batam, ya cuma kamu. Sama aja...kaya Kasino, ya tahu Bengkulu....cuma Kasino karena ada keluarganya di Bengkulu," kata Indro.

"Yo.i," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Jadi lanjutan ceritanya...yang kamu tulis, kapan mau kamu tulis?" tanya Indro.

"Nanti, setelah aku selesai baca buku," kata Dono.

"Ya...sudahlah aku nonton Tv," kata Indro.

"Iya...sana!" kata Dono.

Indro pun ke ruang tengah ya untuk nonton Tv yang acara film terbaru di Trans. Dono, ya asik aja baca buku. Kasino....ya tetap santai sih main game di Hpnya. Kucing kesayangan Indro, ya tiduran di kursi di samping Indro. Tetap saja Indro asik nonton Tv di suasana malam minggu, ya tenang banget.

Friday, January 31, 2020

PERUBAHAN

Dono baru pulang dari kerjaanya dan masuk rumah.

"Asalamualaikum," kata Dono sambil membuka pintu depan.

Indro, ya baru selesai masak di dapur sih bergeraj ke ruang tamu karena mendengar salamnya Dono....jadi di jawab "Waalaikumsalam".

Indro ya lebih baik ngetel Tv, ya nonton acara kesukaannya gitu. Dono berbenah diri karena capek dan gerah. Kasino pulang dari urusan kerjaannya dan masuk rumah dengan mengucap salam "Asalamualaikum".

Indro mendengar salam Kasino, ya menjawab salamnya "Waalaikumsalam".

Kasino pun segera berbenah diri gitu. Dono yang telah ganti baju dan juga seger udah mandi, ya biasa sih membawa leptopnya dan duduk di ruang tamu untuk mengetik. Saat jaringan Blog di buka Dono. Terkejut Dono dengan reting bacaannya di Blog-nya.

"Cerpen Islami...naik, bacaannya," kata Dono.

Dono pun meninggalkan leptopnya di ruang tamu bergerak ke ruang tengah dan mengambil remot Tv di meja dan juga berkata ke Indro "Sebentar...
aku memeriksa sesuatu!".

"Iya," saut Indro.

Indro diam saja dengan ulah Dono yang mengganti chanel seluruh Indihome.

"Don...apa yang kamu cari?" tanya Indro.

"Perubahan di program Tv," kata Dono.

"Maksudnya?" kata Indro.

"Cerpen islami, bacaannya naik. Aku memastikan gejala di program Tv. Ternyata ada beberapa berita Tv yang berkaitan dengan islam," penjelasan Dono.

"Bagus...dong," pujian Indro.

"Emang bagus. Tapi sebenarnya. Aku ingin menerbitkan cerita laga, masih kaitannya dengan obrolan kita kemarin..kriminalitas," kata Dono.

"Bukannya....lain kali....
Don," kata Indro.

"Emang lain kali," kata Dono.

Kasino yang sudah seger dan juga ganti pakaian, ya mendekati Dono dan Indro yang sedang ngobrol....jadinya nimbrung.

"Ngomongin apa kalian..
berdua?" tanya Kasino.

"Ngomongin tentang cerpen islami...
Dono, yang naik reting bacanya," penjelasan Indro.

"Oh..itu. Memang dari kemarin ada topik berita yang kaitan dengan islam. Mungkin berpengaruh dengan jaringan media apapun!?" penjelasan Kasino.

"Bener...juga. Mungkin berpengaruh," saut Indro.

"Mungkin," saut Dono.

"Dengerin deh. Suara di lingkungan sekitar sini ada ceramah terdengar sampai sini dari mesjid," kata Indro.

Dono dan Indro mendengarkan dengan seksama suara di lingkungan.

"Iya...bener. Kasino," kata Dono.

"Iya....bener...Kasino. Terdengar suara ceramah dari mesjid ke sini," kata Indro.

"Berarti di lingkungan sekitar...aja pengajian terus di galakkan. Apalagi di Tv di galakkan. Belum lagi berita seputar ini dan itu yang kaitan islam," penjelasan Kasino.

"Don...tuh omongan Kasino ada pengaruhnya. Emangnya yang kamu tulis di cerpen islami tentang apa?" kata Indro.

"Ya....gak jauh dengan lingkungan sekitar sini diangkat. Tentang anak remaja yang mengaji,"  kata Dono.

"Kalau begitu....benarlah ada pengaruhnya. Sudahlah gak usaha di bahas....aku mau nonton Tv. Mana remotnya!" kata Indro.

"Niee...remotnya," kata Dono.

Indro mengambil remot dari Dono, ya di segeralah di ganti tontonan Tv yang programnya di sukai Indro musik dangdut. Kasino dan Dono, makan malam dengan masakan yang di buat Indro. Setelah itu baru Kasino....nonton Tv dengan Indro dengan penuh asik. Sedangkan Dono, ya biasa sih kembali duduk di ruang tamu untuk mengetik di leptopnya.

"Ngomong-ngomong......Indro. Apa tanggapan kamu dengan Rara dan Weni....tampil hari ini," kata Kasino.

"Tumben. Main kesepakatan," kata Indro.

"Lagi...ingin aja," kata Kasino.

"Tanggapan aku ya. Rara....cantik hari ini. Ya Weni...cantik hari ini dan tambahan....semua peserta cewek di LIDA.......cantik banget. Puas!!!!" pujian Indro.

"Sippp deh," kata Kasino dengan mengacungkan jempol ke Indro.

Indro dan Kasino, ya biasa kembali dengan asik nonton Tv. Dono masih ngetiklah di ruang tamu, ya di leptopnya karena masih ada kerjaan yang harus di kerjakan.

Thursday, January 30, 2020

TANGGAPAN TEMAN

Dono duduk di ruang tamu, sambil baca berita di Hpnya, koran lama yang ia sengaja simpan untuk data yang ia perhitungkan dan koran baru untuk data terbarunya....semua itu untuk bahan-bahan cerita.

"Suntuk juga hari ini," kata Dono.

Indro yang asik nonton Tv....ya berita di chanel Kompas, mendengar ocehan Dono "Suntuk juga hari ini".

Indro pun meninggalkan tontonan di Tv, ya duduk bersama Dono.

"Ada apa....Don, sampai bicara suntuk juga hari ini?" kata Indro.

"Sebenarnya, sih gak ada masalah. Hanya saja aku ingin mengangkat cerita.....tentang kriminalitas. Tapi berita yang aku baca di  jaringan internet, koran lama dan baru....cerita cuma gini-gini doang," kata Dono.

"Kalau begitu...kamu buat aja cerita kriminalitas...yang kamu sukai," saran Indro.

"Masalahnya...itu. Kalau aku buat ceritanya seperti ini contohnya Boni, si tokoh penjahat....ya dendam sama polisi yang menangkapnya. Maka itu ia meminta bantuan teman-temannya membuat teror di mana-mana dengan cara mengbom mobil polisi yang sedang bertugas gitu. Gimana tanggapanmu...Indro?" kata Dono.

"Tanggapan aku sih..... Cerita dendam memang menarik gitu. Pastinya ada pahlawannya dong untuk mengatasi proses masalahnya yang terjadi," kata Indro.

"Ya...ada sih pahlawannya untuk menyelesaikan masalah. Tapi dampak di pembaca bagaimana.....ya?" kata Dono.

"Dampaknya, ah...cuma cerpen aja...ya dampaknya kecil....hampir mustahil. Ya cuma karangan," kata Indro.

"Kalau begitu aku nulis lah cerita tersebut. Tapi lain kali aja aku nulis cerita kriminalitas...karena.....di lihat dari reting bacaan....sering di baca orang. Maka itu aku pasti mengikuti perubahan dari para pembaca cerpen aku," kata Dono.

"Ya...kalau mau...mu itu. Jalanin!" kata Indro.

Dono pun menaruh koran yang di bacanya di meja dan Hpny di bawa ke kamar, ya menjalankan niatnya untuk mengetik di leptopnya. Indro pun kembali nonton Tv di ruang tengah. Kasino, ya pulang dari urusan kerjaannya.

"Asalamualaikum," salam Kasino.

"Waalaikumsalam," jawab Indro.

Kasino, ya masuk rumah dan segera duduk bersama Indro di ruang tengah.

"Indro...nonton berita ini...yang di ulang-ulang hampir satu minggu penuh?" kata Kasino.

"Abisnya...beritanya....yang lagi hits...ya..ini-ini saja," kata Indro.

"Jadi gak ada yang baru?" tanya Kasino.

"Ada sih....beritanya tentang dendam. Boni di tangkap polisi dan bales dendam lewat jaringan kejahatannya untuk menciptakan teror di mana-mana. Terornya bom yang di pasang di mobil polisi yang sedang bertugas," cerita Indro.

"Keren abis tuh cerita. Kaya...film gitu. Kejahatan merajalela....maka akan muncul pahlawan untuk menanggulanginya," kata Kasino.

"Iya...sih...bagus. Cuma cerpen...Dono," kata Indro.

"Kalau itu cerpen Dono...sih. Itu sih cuma karangan Dono aja yang di ambil datanya dari lingkungan, contohnya berita yang ada di media apa pun?!" penjelasan Kasino.

"Kok tahu!" kata Indro.

"Ya tahulah....lah kebiasaan Dono, orang tinggal satu atap. Sudahlah.....gak perlu di bahas lagi. Aku mau mandi dulu, gerah," kata Kasino.

"Iya sana," kata Indro.

Kasino, ya segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Indro ya...jojong nonton Tv. Azan pun di kumandangkan. Kasino sudah rapih gitu, ya mau ke mesjid untuk sholat magrib. Dono dan Kasino, ya meninggalkan urusan mereka ke dua...berangkat bersama Kasino ke mesjid untuk sholat magrib.

Tuesday, January 28, 2020

SELEBRITIS

Hujan turun sangat deras. Dono sedang santai duduk ruang tamu, ya biasa sih mengetik di leptopnya. Kasino lagi santai main game on line. Indro baru selesai masak di dapur, ya mengambil Hpnya yang di taruh di meja untuk membaca berita hari ini. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don, berita Jarayut.... Don. Gak jadi host lagi di acara Tv Indosiar, katanya....yang membuat berita," kata Indro yang terkejut membaca berita.

"Telat...kamu baca beritanya. Aku sudah bacanya," kata Dono yang menghentikan kerjaannya mengetik.

"Iya....sama aku juga udah baca beritanya," saut Kasino, ya sambil main game on line.

"Kasihan...juga...ya gak exsis lagi di Tv," kata Indro.

"Gak perlu kasihan. Jirayut itu sudah punya nama jadi artis di Indonesia. Kalau saran aku. Buat....aja Youtobe, Aplikasi dan Blog....aja. Lumayan pundi-pundi uangnya di hasilkan," kata Dono.

"Bener...itu, omongan Dono. Youtobe, Aplikasi dan Blog...itu menjanjikan kalau pandai untuk membuatnya. Uang dan Uang....hasilnya," tambahan Kasino, ya lagi sibuk main game on line.

"Itu sih aku tahu. Teman kamu...Kasino, berhasil di Youtobe..., ya menghasilkan uang yang cukup lumayan dan di gunakan modal usaha. Teman kamu....Don, berhasil main Aplikasi...ya menghasilkan uang juta rupiah dan di gunakan untuk bangun rumah," kata Indro.

"Itu sudah tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Tapi-kan temen-temen kalian berdua....kan pemain akun lama, ya jadinya bayarannya Dolar. Kalau mulai sekarang akun....Rupiah. Sebenarnya sih lebih baik akun lama......akun Dolar, keutungan bisa dua lipat," kata Indro.

"Itu...tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Untuk exsis di zaman perkembangan teknologi dan informasi....bisa cepat kaya," kata Indro.

"Itu.....tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Ya....sudallah. Aku tidak bahas lagi urusan...berita Jarayut. Aku mau nonton Tv," kata Indro.

"Iya," jawab Dono dan Kasino bersamaan.

Indro pun beranjak dari duduk bersama Dono, menuju ruang tengah untuk nonton Tv dan Hpnya Indro di taruh di meja. Dono pun selesai mengetik di leptopnya.

"Topik...yang di omongin Indro apa tadi, ya? Abisnya aku konsentrasi mengetik!!!" kata Dono.

"Biasalah...topik selebritis Indonesia, yang ini dan itu lah," kata Kasino yang sibuk main game on line.

"Ooooo....selebritis toh. Indro bahas apa tadi?" kata Dono.

"Biasalah....tentang perkembangan jaringan internet yang menguntungkan. Kalau berhasil sama aja hasilnya...dengan orang yang lomba menyanyi. Kalau pinter memanfaatkan jaringan Youtobe, Aplikasi dan Blog," penjelasan Kasino.

"Buka rahasia keberhasilan main di Youtobe dan Aplikasi, tapi kalau Blog...sih emang ada yang berhasil, ya gak gede-gede amat. Cukuplah," kata tambahan Dono.

"Kalau Blog...sih aku tahu. Harus bisa membuat artikel yang bisa menciptakan daya tarik yang luar biasa...baru keuntungannya luar biasa, ya kedudukannya sama seperti wartawan, gaji bulan...gitu. Kalau bonus ini dan itunya, rahasia," kata Kasino.

"Kasino....telalu berlebihan pola pembicaraanya. Biasa...aja...tahu!!" kata Dono.

"Maaf deh. Abisnya sambil main game ini. Konsentrasinya di bagi dua," kata Kasino.

"Aku...mau nonton Tv," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono, ya beranjak dari duduknya dengan membawa leptopnya langsung ke kamar untuk naruh leptop di meja belajar. Baru deh Dono duduk bersama Indro nonton Tv. Ya Kasino lagi sibuk main game on line.

"Padahal kalau bisa buat game on line berbentuk Aplikasi. Menjanjikan keuntungan yang luar biasa. Jaminan masa depan," celoteh Kasino.

Kasino tetap main game on line dengan penuh keasikkan.

Monday, January 27, 2020

MAIN MOBILAN

Seusai sekolah. Bobo biasa pergi ke rumah Andi untuk main.

"Andi hari ini main apa?" tanya Bobo.

"Main apa ya?" Andi yang berpikir.

Heru pun baru dateng dan berteriak "Teman-teman....kita main apa hari ini?".

"Tahu.....masih bingung nie!" saut Bobo.

"Main...apa yang menarik," Andi yang masih berpikir lagi.

"Kenapa kalian berdua bingung? Main aja PS...gitu. Rental....!!" saran Heru.

"Boleh juga, saran kamu Heru," kata Andi.

"Ok, aku setuju...main PS," kata Bobo.

"Ayo berangkat!" kata Heru.

"Entar dulu. Berangkat aja!!! Emangnya...kita mau rental di mana?" kata Andi.

"Biasa....di...Om Tejo. Deket sinilah," kata Heru.

"Ya...sudah. Ayo!!!!" kata Bobo.

"Iya, ayo!!!!" saut Andi.

Andi, Bobo sepakat dengan Heru untuk main PS, ya ketiganya berjalan menuju tempat rental PS gitu. Di jalan Andi, Bobo dan Heru bertemu dengan Bejo yang membawa mobil truk kayu yang di tarik pake tali.

"Bejo....asik main mobil...truknya," kata Heru biasa negur Bejo dengan asik gitu.

"Iya," saut Bejo.

"Buat...sendiri apa beli?" tanya Bobo.

"Beli...lah Bobo. Praktis di mainkan," kata Bejo.

"Gimana kalau gitu, kita main mobil-mobilan aja...gak jadi main PS. Ya...buat gitu main mobilan dengan barang bekas," saran Andi.

"Setuju aja sih aku," kata Bobo.

"Jadi...!!! Gak jadi main PS-nya?" kata Heru.

"Eeeem. Gak jadi main PS-nya. Kapan-kapan aja?!" kata Andi.

"Ya...udah," saut Heru.

Bobo, Heru, Andi dan Bejo, ya ke rumah Andi untuk membuat mainan mobilan dari botol minuman yang tidak terpakai, bekas sih. Sebenarnya Andi mengumpulkan barang-bekas, ya seperti botol minuman tujuannya di jual ke tukang loak gitu. Lumayan untuk tambahan uang jajan Andi, yang berpikir cerdas. Singkat waktu jadilah mainan mobilan tersebut dengan kerja sama yang baik Andi dan teman-teman. Dengan penuh kecerian mereka semua main mobil-mobilan, ya dengan di tarik pake tali....ke sana ke sini. Kadang lomba lari dengan membawa mobil mainan yang di tarik tali.

"Bahagia," kata Heru kalau lagi seneng banget.

Andi, Bobo dan Bejo....ya tertawa saja.

Ternyata hari sudah sore, jadi di akhiri mainan mobilannya. Andi ya langsung masuk rumah aja dengan membawa masuk mobil mainan yang ia buatnya. Sedangkan Bobo, Bejo dan Heru....ya berjalan menuju rumah mereka masing-masing sambil menarik mobil mainan ke rumah mereka masing-masing.

Akhirnya Bobo sampai di rumahnya. Ya mobil mainan yang di buat Bobo dari botol bekas, ya  bawa masuk rumah.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo, ya langsung ke kamarnya dan menaruh mobil mainannya di atas meja belajar. Lalu Bobo ke kamar mandi untuk mandi, setelah itu mengerjakan PRnya dengan baik. Baru deh...Bobo makan malam bersama Ayah, Ibu dan dedek bayi.

Sunday, January 26, 2020

HOBI NONTON

Malam tenang sekali. Dono asik nonton film Kamen Rider Ziro One di leptopnya. Kasino asik nonton Tv bersama Indro di ruang tengah, ya pindah ke ruang tamu.

"Don nonton apa?" tanya Kasino.

"Ini, nonton film Kamen Rider Zero One....yang terbaru," kata Dono.

Kasino pun ikut nonton juga di leptopnya Dono.

"Don....hobi amat nonton Kamen Rider?" tanya Kasino.

"Biasa....aja. Cuma penggemar aja dari awal aku suka nonton Kesatria Baja Hitam, masih kecil sampai sekarang....tertarik aja alur ceritanya dan penokohannya. Yang terpenting itu kostumnya itu," penjelasan Dono.

"Oh begitu. Kok gak non One Piece.... seri barunya udah tayang," kata Kasino.

"One Piece....udah nonton tadi sebelum Kamen Rider," kata Dono.

"Oh..begitu. Tapi...hobi kita...ini kekanak-kanak gak sih Don?" kata Kasino.

"Ya...gak lah....cuma hobi nonton aja," kata Dono.

Film Kamen Rider Ziro One pun selesai juga dan segera Dono mematikan Leptopnya. Ya Dono beranjak dari duduknya dengan membawa leptop ya mau ke kamar. Kasino juga beranjak dari duduk di ruang tamu ke ruang tengah ya...nonton Tv.

Dono terdiam, ya melihat tontonan yang di tonton Indro, ya acara Tv di chanel Trans yang menayangkan film Go Kong.

"Pantes.....reting bacaan di blog aku...naik. Acara Tv-nya di chanel Trans...yang nayanggin film Go Kong," kata Dono.

"Memangnya, kamu nulis cerita Go Kong juga Don?" tanya Indro.

"Iya....cuma cerita pendek aja gaya cerita aku," jawab Dono.

"Mungkin kebetulan aja....Don. Reting bacaan mu naik yang judul cerita Go Kong dengan acara Tv yang menayangkan film Go Kong...juga," kata penjelasan Kasino.

"Mungkin juga kebetulan," saut Dono.

"Tapi...kan. Masih ada kaitannya dengan perayaan Imlek, ya kemungkinan berpengaruh besar gitu dengan keadaan jaringan media apa pun?!," kata Indro.

"Mungkin juga," saut Dono.

"Iya, Mungkin juga. Ah...sudahlah jangan di bahas. Aku mau nonton lagi," kata Kasino.

"Iya, bener kata Kasino. Nonton lagi," kata Indro.

"Tapi...tumben kamu nonton film Go Kong, ya biasanya nonton acara musik dangdut?" tanya Dono.

"Oh iya...aku lupa," kata Indro.

Indro langsung ganti chanel Tv-nya ke chanel yang lain yang acaranya perlombaan musik dangdut. Kasino pun ikut aja maunya Indro. Sedangkan Dono masuk kamarnya dan menaruh leptop di meja belajarnya dan langsung mengambil buku yang ia sukai, ya ia baca sambil tidur-tidur di kasur....nyantai gitu.

Indro dan Kasino, ya tetap asik nonton Tv, ya acaranya musik dangdut.

VAMPIR

Lila berjalan di daerah sepi gitu, ya kemalaman sih Lila karena main cukup lama ke tempat Risa. Lila merasa ada yang mengikuti dirinya. Maka itu Lila berlari yang cukup kencang karena takut gitu.

Muncul sesosok di hadapan Lila.

"Aaaaa," teriak Lila.

Lila jongkok dan menutup mata.

Sesosok yang membuat Lila pun menghilang begitu saja. Lila yang langsung bangun dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Eee kembali datang sesosok yang menakutkan  dengan mata merah dan gigi taring yang tajam.

"Vampir," teriak Lila.

Lila berlari untuk menjauh dari makluk tersebut. Sesosok pemuda berlari cepat, ya langsung menolong Lila gitu, jadi selamat dari serangan Vampir yang ingin menangkap Lila dan memangsanya untuk di hisap darahnya.

Pemuda tersebut, menendang Vampir. Pertarungan yang sengit di keduanya. Lila hanya bisa melihat pertarungan tersebut. Pemuda langsung menggunakan pisikisnya, ya Vampir tidak bergerak gitu.

"Kamu...Vampir juga," kata Vampir.

Pemuda langsung menghancurkan jantung Vampir dengan tangannya, ya pake kemampuan pisikis gitu. Vampir pun mati.

Lila pun merasa pemuda yang menolongnya adalah Vampir, ya jadinya segera cepat pulang.

"Kemana gadis...itu," kata pemuda.

Lila sampai juga di rumahnya, ya berbenah diri dan tidur di kamarnya.

"Hari ini aku selamat dari Vampir," kata Lila.

Lila yang lelah tidur di kamarnya. Esok harinya Lila, ya seperti biasa bersekolah. Lila sudah ada di kelasnya, ya untuk menerima pendidikan dengan baik. Sampai waktu istirahat. Lila di goda oleh Boni dengan topeng Vampir, saat Lila menatap langit yang cerah sendirian di lantai atas gedung sekolah.

"Aaaa Vampir," kata Lila yang takut.

Lila pun memukul Boni.

"Adu....sakit tahu. Ini aku Boni," kata Boni sambil membuka topeng Vampir.

"Boni, maaf. Abisnya kamu menakutin aku," kata Lila.

"Aku maafkan. Lagian menyendiri di atas gedung sekolah, kesambet loe," kata Boni.

"Masalahnya, aku berpikir keras...kenapa aku di ikutin Vampir," kata Lila.

"Vampir. Bukan Vampir itu tidak ada," kata Boni.

"Ada kok, kemarin aku bertemu dengan Vampir dan hampir aku di bunuh oleh Vampir," cerita Lila.

"Ya...sudahlah....jangan di pikirkan. Ayo turun. Masuk kelas!" kata Boni.

"Ayo," saut Lila.

Lila dan Boni ya menuju kelas untuk melanjutkan pendidikan hari ini sampai selesai.

***
Usai pendidikan, ya pulang....ke rumah Lila. Seperti biasa membantu Ibu berjualan bunga, jadi beres-beres toko bunga dengan baik. Saat Ibu mengantarkan bunga pesanan kelangganan yang memesan bunganya.

Lila sedirian di toko bunga. Pemuda yang penuh misterius..tiba-tiba ada di toko Lila, ya....sebenarnya Lila takut dan terkejut. Maka itu Lila memberanikan diri untuk menghadapi pemuda misterius dan berkata "Mau apa dengan ku?".

Pemuda misterius mendekati Lila lebih dekat lagi jaraknya sekitar satu jengkal dan berkata "Kenapa Vampir mengikuti kamu?".

"Aku tidak tahu," jawab Lila.

Pemuda pun menghirup bau tubuh Lila.

"Harum bau tubuh mu seperti bau bunga. Jangan kamu gadis suci," kata pemuda misterius.

"Gadis....suci. Aku tidak mengerti maksud omongan kamu," kata Lila.

Pemuda misterius pun memastikan kembali dengan penciumannya.

"Iya, kamu gadis suci....maka itu kamu di incar Vampir," kata pemuda misterius.

Lila malas ngobrol dengan orang tidak di kenalnya, ya jadi di usir dari tokonya. Ya pemuda pun menerima di usir dari toko bunga. Waktu berganti menjadi malam.

Lila pun berjalan untuk ke mini market untuk membeli sesuatu. Sesesok mengikuti Lila dengan terang-terangan gitu. Ya Lila berlari secepat mungkin sampai di taman. Sesosok yang mengikuti Lila menunjukkan dirinya dan berubah jadi Manusia Serigala, ya ingin membunuh Lila. Untung saja pemuda misterius cepat dateng dan menolong Lila. Ya segeralah bertarung pemuda misterius dengan Manusia Serigala. Awalnya pemuda misterius kalah dengan Manusia Serigala. Tapi keadaan berubah..saat pemuda berubah menjadi wujud Vampir, ya Kelelawar besar sih lebih kaya monster gitu dan segera bertarung untuk membunuh Manusia Serigala. Ya menang sih si pemuda misterius. Jadi ya kembali ke wujudnya normal, manusia. 

Pemuda pun mendekati Lila.

"Apa kamu tidak apa-apa?" kata pemuda misterius.

"Gak apa-apa," jawab Lila.

"Kenalkan aku....Jesen. Aku Vampir, yang akan melindungi kamu," kata Jesen sambil mengulurkan tangannya, ya ingin berjabat tangan sama Lila.

Lila pun berjabat tangan dengan pemuda yang misterius dan berkata "Aku....Lila".

Lila dan Jesen pun jadi teman baik. Sesuai dengan omongan Jesen, ya Lila di lindungi oleh Jesen dari para Vampir yang mengincar diri Lila, karena Lila adalah gadis suci, yang terlahir lima ratus tahun sekali....untuk menyempurnakan wujud dari makluk kegelapan.

Lila seneng aja di jagain oleh Jesen. Makin lama makin hubungan makin baik antara Lila dan Jesen. Tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Sampai akhirnya Jesen mengerti maksud dari gulungan naskah kuno tentang gadis suci terlahir lima ratus tahun sekali. Lila menerima Jesen apa adanya. Jadi sampai keduanya pun menikah, ya akhir cerita Lila menjadi Vampir juga karena Jesen menggigitnya di lehernya. Jesen pun sempurna jadi Vampir dan tidak berubah lagi jadi makluk buas karena darah suci menekan perubahan monster, tetapi kekuatan pisikisnya makin dasyat banget dan jadilah Jesen..... raja Vampir.

KEGIATAN HARI INI

Minggu yang cerah. Bobo, ya main ke rumahnya Andi. Saat di jalan, ya Bobo bertemu dengan Heru yang ingin ke rumah Andi....jadi bareng gitu menuju rumah Andi. Sesampai di rumah Andi, ya Bobo dan Heru melihat Andi yang sedang duduk di teras rumah karena memang menunggu Heru dan Bobo.

"Andi, hari ini kita main apa?" tanya Bobo.

"Main apa ya?" kata Andi yang berpikir.

"Main ini kartu remi aja," saran Heru.

"Boleh juga, main remi. Ayo kita main," kata Andi.

Bobo dan Heru duduk di lantai, ya menunggu Andi yang mengambil kartu remi gitu. Andi mendapatkan kartu remi....ya di bawa keluar rumahnya dan segera duduk di lantai bersama teman-temannya.

"Siapa yang mau ngocok kartu?" kata Andi.

"Gimana kita hompimpa saja, yang kalah ngocok kartu," saran Heru.

"Boleh juga," kata Andi.

"Ok, gak ada masalah," kata Bobo.

Andi, Heru dan Bobo....ya hompimpa dan akhirnya yang kalah sih.....Heru, jadi ngocok kartu.

"Eee teman-teman, kita main apa?" tanya Heru.

"Cangkolan aja," kata Bobo.

"Setuju," kata Andi

"Ok, cangkolan," kata Heru.

"Tapi....cuma main kartu aja gak seruh. Yang kalah kenapa gak di coreng aja pake areng, jadi mainnya lebih menarik," saran Heru.

"Kenapa gak pake bedak aja," saran Andi.

"Emangnya ada bedak dan arengnya?" tanya Bobo.

"Gak ada," saut Andi dan Heru dengan bersamaan.

"Ya...udah...main kartunya biasa aja," kata Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Iya," saut Andi.

Heru yang telah mengocok kartu dan membagikan kartu remi ke teman-temannya, ya mulai permainannya. Permainan kartu berlangsung dengan asik banget gitu, ya sampai waktu azan dhuzur di kumandangkan.

"Berhenti main kartu....nya. Ke mesjid yuk....sholat dhuzur," kata Bobo.

"Ayo...ke mesjid sholat dhuzur," kata Andi.

"Iya, sholat dhuzur," kata Heru.

Andi membereskan main kartu di bantu Bobo dan Heru, setelah itu kartu pun di taruh di meja ruang tamu dan pintu di tutup Andi, ya tidak lupa di kunci. Andi, Bobo dan Heru pun berjalan menuju masjid....ya dekat rumah Andi sih.

Sampai di mesjid. Ya langsung deh ketiganya mengambil wudu...baru deh masuk ke mesjid. Imam pun sudah dateng ke mesjid, ya segera di laksanakan sholat dhuzur berjamaah. Andi, Bobo dan Heru berada di barisan anak-anak di depan Bapak-bapak.

Sholat berjamaah berjalan dengan baik. Andi, Bobo dan Heru....ya keluar dari mesjid sih. Eee ketemu pak Ustad Arifin, ya saliman lah Andi, Bobo dan Heru. Ustad Arifin, ya kebetulan bertemu dengan Andi, Heru dan Bobo ya...di ajak ke rumahnya untuk makan petis buah mangga yang baru di petik dari pohonnya.

Nama juga anak-anak, apalagi dapet rezeki makan ya...seneng banget. Andi, Heru dan Bobo ya ...gak sungkan-sungkan menikmati makan petis buah mangga yang pedes, kecut dan enak gitu.

Ustat Arifin senang melihat Bobo, Heru dan Andi yang bersahabat baik. Makan pun habis, perut ketiganya pun kenyang. Andi, Heru dan Bobo, ya permisi pulang gitu. Ustad Arifin yang mempersilakan ketiganya untuk balik ke rumah mereka masing-masing. Ya namanya anak-anak di didik dengan baik, ya biasa mengucapkan terima kasih banyak kepada Ustad Arifin karena sudah makan petis mangga yang enak banget.

***
Bobo, Heru dan Andi berjalan menuju rumahnya. Waktunya tiba, ya ketiganya pisah sih menuju rumahnya masing-masing. Bobo sampai juga di rumahnya.

"Ibu, aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun, ya segera ke kamarnya untuk mengerjakan sesuatu yang memang ia sukai yaitu menggambar. Sampai terdengar azan Asar, ya Bobo meninggalkan aktivitasnya...langsung di kamar mandi ya...mandi gitu biar seger baru ngambi wudu, setelah itu Bobo masuk ke kamar yang khusus untuk tempat sholat. Ibu sudah di kamar tersebut, ya sholat azar duluan dan dedek bayi di samping Ibu. Baru deh Bobo masuk ke kamar, untuk sholat. Bobo pun sholat azar dengan khusuk banget.

Saturday, January 25, 2020

SEPERTI BIASANYA

Malam yang tenang sekali di kediaman Dono, sedang asik nonton Tv di ruang tengah.....ya pastinya berita di chanel Tv Kompas. Indro baru pulang dari urusan kerjaannya dan masuk rumah gitu dengan mengucap salam "Asalamualaikum".

Dono menjawab "Waalaikumsalam".

Indro pun duduk bersama Dono di ruang tengah.

"Dono tumben nonton berita?" tanya Indro.

"Pingin tahu perkembangan sana dan sini," kata Dono.

"Oh....gitu," kata Indro.

Indro ya....nonton berita sih.

"Beritanya masih tentang virus Corona!?" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Ganti...ya!" kata Indro.

"Iya, terserah kamu!" kata Dono.

Indro pun mengambil remot dan mengganti chanel Tv. Ya biasa chanel Indosiar.

"Dangdut lagi!!!!" kata Dono.

"Bagus...Don. Ada Lesti. Tapi kenapa pakaian Lesti, kaya pakaian orang Cina ya...?!" kata Indro.

"Ya...kan masih berkaitan dengan perayaan hari Imlek," kata Dono.

"Ooooo. Imlek toh. Kok Rara-nya...gak ada?!" kata Indro.

"Mana aku tahu," saut Dono.

"Aku...juga tidak tahu. Tapi...tapi Lesti hari...ini cantik gak...Don, tanggapan kamu. Biasa permainan di cerpen nyata," kata Indro.

"Cantik...lah," kata Dono dengan jujur.

"Cantik toh, jadi sepakat hari ini Lesti...
cantik...kan!!!" kata Indro yang niatnya becanda sama Dono.

"Iya....sepakat. Cantik di acara Lida hari...ini, dengan pakaian muslim yang ada kaitannya ala-ala Cina," kata Dono dengan tegas.

"Ya sudahlah aku mau ganti baju dulu......gerah," kata Indro.

"Iya. Sana!!!" kata Dono.

Indro pun, ya berbenah diri. Dono asik nonton gitu. Kasino pun selesai juga urusannya ngetik di leptopnya dan keluar dari kamar, ya langsung duduk bersama Dono.

"Dangdut....acaranya!!!" kata Kasino.

"Iya, Indro yang ganti acara Tv. Biasa kesukaan Indro," kata Dono.

"Oh begitu," saut Kasino.

"Aku mau mengerjakan ketikan dulu!!" kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono beranjak dari duduknya, ya langsung ke kamar dan menghidupkan leptopnya...segera mengetik gitu. Indro pun selesai berbenah diri, ya nonton Tv lagi, tapi Dono gak ada yang ada Kasino.

"Kasino, kemana Dono?" tanya Indro.

"Biasa," kata Kasino.

"Biasa. Ooooo.....ngetik di kamar," kata Indro.

Indro pun asik nonton Tv yang acara musik dangdut. Kasino pun asik juga, ya....ngikutin maunya Indro. Dono yang sibuk ngetik di kamar, ya agak sedikit buntu gitu. Jadi Dono membaca buku-buku yang ia sukai, ya pada akhirnya gak buntu lagi....jadi mengetik dengan konsentrasi penuh dengan pikiran yang penuh ide cemerlang.

Indro dan Kasino masih tetap menonton acara musik, ya bagus sih.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK