CAMPUR ADUK

Friday, November 27, 2020

OBROLAN CINTA

Dono duduk di ruang tamu sambil baca buku. Indro sampai urusan kerjaannya, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Indro mengucap salam "Assalamualaikum."

Dono berhenti baca dan menjawab salamnya Indro "Waalaikumsalam."

Indro duduk dan menaruh gorengan di meja. 

"Gorengan Don," kata Indro. 

"Iya," kata Dono 

Dono menaruh buku di meja dan mengambil gorengan di plastik, ya segera di makannya. Indro pun makan gorengan. 

"Enak gorengan ini. Beli di mana?!" kata Dono. 

"Gorengan yang kita makan ini, ya aku beli di pinggir pertokoan di pasar. Setelah urusan kerjaan ku selesai, Don!" kata Indro. 

"Ooooo begitu," kata Dono. 

Dono terus makan gorengan bersama cabe rawit. Indro pun menuang tekok berisi teh di cangkir dan segera di minumnya. 

"Enaknya teh ini," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir di meja. 

"Don. Kalau menyukai dua gadis apa pendapat mu?!" kata Indro. 

"Pendapat ku. Kalau mampu, kenapa tidak!" kata Dono. 

Dono mengambil cangkir di meja dan di minumnya. 

"Ooooo jadi harus mampu toh. Menyukai dua gadis sebagai teman saja!" kata Indro. 

Dono menaruh cangkir teh di meja setelah di minum tehnya. 

"Teman lebih baik," kata Dono. 

"Padahal di cintai dua gadis itu. Ya di nyatakan cinta di terima, ya keduanya," kata Indro. 

"Hebat bisa di terima cintanya sama dua gadis," kata Dono. 

"Memang sih...hebat. Tapi dua gadis itu berkata seperti ini 'Aku menerima cinta mu sebagai teman saja'......," kata Indro. 

"Teman lebih baik. Ya kemungkinan waktu berubah. Ketika sadar yang sebenarnya, ya dateng benar-benar jodohnya," kata Dono. 

"Ya bener sih Don omongan mu. Aku cuma menguji saja dua gadis tersebut. Padahal yang aku pilih satu yang terbaik dari dua gadis tersebut," kata Indro. 

"Niat yang sebenarnya kan," kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Sudah Don ngobrolnya. Cuma sekedar obrolan tentang dua gadis saja yang di sukai. Aku berbenah diri!" kata Indro. 

"Iya aku mengerti seperti biasanya," kata Dono. 

Dono mengambil bukunya di meja dan segera membaca buku lagi. Indro ke belakang, ya berbenah diri. Kasino selesai urusan kerjaannya, ya membuat pembukuan. Kasino keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah dan segera menghidupkan Tv dengan menggunakan remot. 

"Nonton apa ya?!" kata Kasino. 

Kasino memilih chenel yang menarik untuk di tonton pake remot. Indro selesai berbenah diri, ya sudah berganti pakaian. Indro keluar dari kamar, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino telah memutuskan chenel Tv yang di pilih dengan baik, ya nonton sinetron tema cinta. 

"Kenapa selalu menyembunyikan perasaannya yang sebentar, kalau suka sama cowok yang di sukainya, ya Kasino?!" kata Indro. 

"Biasa....malu-malu kucing, ya sebenarnya mau," kata Kasino. 

"Kadang ada cewek yang berani menyatakan cinta ke cowok," kata Indro. 

"Jarang cewek seperti itu," kata Kasino. 

"Memang sih....jarang sekali. Biasa malu ya tinggi. Cerita kenyataan, ya ada cewek yang menunggu cowok yang berani menyatakan cintanya," kata Indro. 

"Kenyataan tetap kenyataan seperti itu. Paling baik itu. Cewek di sukai cowok, ya sekedar teman saja tapi satu saat bisa jadi jodoh beneran," kata Kasino. 

"Lebih baik begitu. Kadang tuh cewek di biarkan saja mengejar impiannya contoh ya jadi artis. Walau kadang tuh cewek itu sudah mendapatkan impiannya, ia tetap mencari jodohnya terbaik. Banyak cowok yang bekerja sama dengan cewek itu untuk menaikkan karirnya jadi artis. Sampai sukses segalanya. Cewek itu tetap merasakan kehampaan ini dan itu," cerita Indro. 

"Ya....yang di pilih cewek itu, ya temannya yang selalu mendukung dari belakang demi kemajuan dari karirnya," kata Kasino. 

"Memang benar teman yang terbaik adalah cinta yang terbaik," kata Indro. 

"Sinetronnya bagus," kata Kasino. 

"Iya, alur ceritanya dan juga ya artisnya....lagi populer gitu," kata Indro. 

Keduanya terus asik menonton Tv dengan santai banget. Dono berhenti baca bukunya. 

"Aku merasa ada firasat yang aneh. Biasanya di masa depan akan terjadi. Sebab musababnya karena kesalahan kecil bisa kesalahan besar juga bisa. Aku kayanya harus menghindari itu semua seperti biasanya. Aku akan ke tempat yang terbaik. Ah....lama-lama aku seperti peramal saja," kata Dono. 

Dono pun kembali baca buku lagi. Kasino dan Indro, ya asik nonton sinetron cinta yang bagus banget alur ceritanya dan paling penting artisnya lagi populer saat ini gitu. 

Thursday, November 26, 2020

NONTON MUSIK

Indro dan Kasino sedang asik nonton Tv, ya acara musik. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Indro lalu membuka artikel di jaringan internet di Hp-nya. 

"Ooooo Tiara Andini. Data pendidikannya sekolah di Muhammadiyah toh," kata Indro. 

Kasino mendengar omongan Indro dan berkata "Muhammadiyah." 

"Iya, Kasino di tulisnya Muhammadiyah gitu," kata Indro menegaskan. 

"Kayanya ada seseorang yang pernah sekolah di Muhammadiyah," kata Kasino. 

"Siapa yang di maksud. Yang sekolah di Muhammadiyah?!" kata Indro. 

Penulis di omongin, ya bersih "Ada yang ngomon tentang aku." 

"Ah sudah jangan di bahas," kata Kasino. 

"Ooo tidak perlu di bahas. Baiklah!" kata Indro. 

Indro pun menghentikan baca artikel di Hp-nya. 

"Hebat, ya Kasino. Artis Tiara Andini bisa menang di penghargaan musik," kata Indro yang memuji. 

"Memang hebat lah," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Penyanyi lainnya yang menang penghargaan musik, ya hebat juga ya!" kata Indro yang memuji. 

"Luar biasa menang di penghargaan musik," kata Kasino, ya menegaskan omongan Indro. 

Kasino dan Indro fokus nonton Tv lagi. Dono berhenti mengetiknya. 

"Cerita tukang rumput yang menemukan emas saat saat merumput di lahan kosong. Ya senang banget tukang rumput tersebut. Kehidupannya berubah total setelah itu. Bisa keluar dari kemiskinan dan mendapatkan cinta, ya gadis yang di sukainya. OK....cerita kehidupan penuh misteri dan juga cinta menarik.....menarik....banget!" kata Dono. 

Dono mengetik lagi yang tadi di omongin. Dengan penuh serius Dono mengetik di leptopnya untuk menyelesaikan cerita yang di buatnya. Indro pun merasa laper gitu, ya membuka topples gitu dan makan keripik pisang. 

"Enak keripik pisang ini," kata Indro. 

Kasino pun mengambil keripik di topples juga dan memakannya. 

"Enak juga....keripik pisang ini," kata Kasino. 

"Kasino. Rasanya seperti nonton film di bioskop ya?!" kata Indro. 

"Kalau merasa seperti itu oleh juga sih," kata Kasino. 

Kasino mengambil cangkir teh dan meminumnya. Indro tetap makan keripik pisang. 

"Acara penghargaan musik...berlangsung dengan baik, ya walau keadaan masih penanggulangan Covid - 19," kata Indro. 

Kasino menaruh cangkir teh di meja dan berkata "Memang berjalan dengan baik banget acara penghargaan musik," kata Kasino. 

Indro menaruh toples keripik pisang di meja, lalu di mengambil cangkir teh dan meminumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir teh di meja. Kasino, ya fokus nonton Tv begitu juga Indro. Dono pun selesai mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dan leptop di matikan. Dono pun membawa leptop untuk menaruhnya di kamar. Setelah menaruh leptop di meja belajar, ya Dono pun keluar dari kamar untuk nonton Tv. Duduklah Dono bersama Kasino dan Indro. Iklan di Tv masih berlangsung, jadi Dono mengambil keripik pisang di toples dan di makannya. 

"Enak keripik ini," kata Dono. 

Toples di taruh meja lagi. 

"Iklan di Tv berlangsung lama banget. Memangnya nonton acara apa sih?!" kata Dono. 

"Penghargaan musik," kata Kasino. 

"Penghargaan musik, Don," kata Indro. 

"Ooooo penghargaan musik toh. AMI Awards toh!" kata Dono. 

Iklan pun berakhir. Acara penghargaan musik di mulai lagi. 

"Bagus-bagus," kata Dono. 

"Bagus apanya Don?!" kata Indro. 

"Bagus yang mengisi acara penghargaan musik," kata Dono, ya pujian. 

"Bagus acara Tv-nya toh!" kata Indro. 

"Memang bagus sih!" kata Kasino, ya pujian yang menegaskan. 

Dono menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minum teh tersebut. 

"Emmmm enak teh ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. 

"Ternyata hari sudah terlalu malam ya," kata Indro yang menguap, ya ngantuk gitu. 

"Iya," kata Kasino. 

"Indro kalau ngantuk, ya tidur sana ke kamar!" kata Indro. 

"Nanti ah tidurnya. Selesai nonton Tv....acara penghargaan musik," kata Indro. 

"Ooooo gitu," kata Dono. 

Dono, Kasino dan Indro terus menonton Tv sampai acara Tv selesai. Keadaan lingkungan, ya tenang banget. 

Wednesday, November 25, 2020

KRITIK DAN SARAN

 Dono sedang baca buku di ruang tamu. Indro dan Kasino, ya nonton Tv. 

"Acara Kesehatan di TVRI.....ini nilai edukasinya sesuai data di jaringan internet yang aku baca," kata Indro. 

"Masa?!" kata Kasino. 

"Iya, beneran gitu," kata Indro. 

"Jangan-jangan situsnya TVRI yang Indro baca?!" kata Kasino. 

"Bukan situs TVRI. Bukan juga situs Pemerintah," kata Indro. 

"Situs yang lain berarti ada kesamaan cerita tentang Kesehatan ini dan itu, beda pola terstrukturnya," kata Kasino. 

"Bisa di bilang begitu sih. Contohnya : 2 buku tentang Kesehatan yang judul yang sama, tapi isi buku itu beda penyusunannya saja," kata Indro. 

"Di jaringan internet seperti itu hal biasa lah saling terkait dari satu situs ke situs yang lain," kata Kasino. 

"Ooooo iya Kasino. Ada acara di Tv yang membahas seperti ini "Orang tidak tahu siapa orang itu tapi orang itu berbuat salah ya bisa kecil dan besar. Maka orang sering mengungkit-ungkit kesalahan orang itu. Padahal orang itu ada sih berbuat kebaikan yang orang lain tidak tahu"....., " kata Indro. 

"Ooooo tentang masalah mengungkit-ungkit kesalahan orang, ya akhirnya orang itu di jatuhkan dari kesalahannya. Seperti Pejabat yang korupsi di tangkap KPK dan media memberitakan seluruh kesalahannya, tapi melupakan kebaikkannya. Karena kejahatanya terbukti gitu, ya bukan dugaan," kata Kasino. 

"Itu maksudnya Kasino! Kalau berita dugaan Pejabat korupsi, ya masih di proses dengan baik. Apakah orang itu bersalah atau tidak kan tuh Pejabat di tangkap KPK?!" kata Indro. 

"Proses pembuktian kasus," kata Kasino. 

"Ceritanya panjang banget. Ya bisa-bisa sampai satu tahun tidak habis-habis karena ada banyak yang terkait dari kecil sampai besar," kata Indro. 

"Namanya juga media yang memberitakan ini dan itu," kata Kasino. 

"Orang yang memberitakan itu nyari makan," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv lagi. Dono berhenti baca bukunya dan buku di taruh di meja. Cangkir teh di ambil di meja dan segera di minum oleh Dono. 

"Emmmm enak teh ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. Dono pun mengambil Hp di meja dan segera main game di Hp-nya. 

"Kasino apa pendapat mu tentang program kerja Pemerintah yang ini dan itu. Contohnya : Kesehatan," kata Indro. 

"Ya bagus aja sih. Sesuai saja dengan data ini dan itu di lapangan. Tetap saja yang menjalankan butuh kritik dan saran, ya agar program kerja berjalan lebih baik lagi," kata Kasino. 

"Ooooo... Kritik dan saran toh. Untuk lebih baik," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv lagi. 

DI ULANG-ULANG

 

Dono di duduk di ruang makan, ya di depan leptopnya sendang mengamati dan mempelajari dua model tata kota. 

"Kota A, ya tradisional dari data pertumbuhan penduduk beserta ekonominya. Ternyata kehidupan ya sederhana banget, ya perilakunya menundukkan kepala alias mengerti arti bersujud yang sebenarnya....rendah diri. Sedang kota B, ya modern dari pertumbuhan penduduk dan ekonominya....wau mahal banget dan juga perilakunya cenderung sombong dengan kemegahan dunia," kata Dono.

Dono terus mengamati dan mempelajari dua model kota tersebut berdasarkan data-data yang di kumpulan di jaringan internet. Indro sedang nonton Tv bersama Kasino. Saat iklan, Indro pindah duduknya ke ruang makan dan duduk di sebelah Dono.

"Don serius banget," kata Indro.

"Biasa aja," kata Dono.

"Sedang meriset apa Don?!" kata Indro.

"Riset dua perbandingan model kota dengan pokok permasalahan ini dan itu," kata Dono.

"Kaya pejabat saja," kata Indro.

"Siapa yang ingin jadi pejabat?!" kata Dono.

"Ya kerjaan Dono sekarang, yang riset sekarang tentang dua perbandingan model kota!" kata Indro.

"Aku....jadi pejabat. Tidak kepikiran jadi pejabat, jadi orang sederhana saja," kata Dono. 

"Tidak ingin jadi pejabat. Oooo iya Don. Pokok masalah tentang gejala pemerintahan yang ini dan itu sering banget di ulang-ulang ya?!" kata Indro. 

"Mungkin belum ketemu jawaban yang tepat karena masalah tidak bisa di selesai dengan cepat dengan banyak faktor," kata Dono. 

"Kaya pelajaran di sekolah saja harus di ulang-ulang," kata Indro. 

"Pelajaran sekolah harus di ulang-ulang kan agar paham dengan pelajaran tersebut," kata Dono. 

"Iya juga sih. Ya sudahlah Don.....aku nonton Tv lagi. Film Kera Sakti!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono melanjutkan urusannya. Indro, ya duduk di ruang tengah untuk melanjutkan nonton Tv bersama Kasino. 

"Yang di tonton Indro kan, ya film yang sudah pernah di tonton. Sama aja di ulang-ulang nonton tuh film karena menarik dengan alur ceritanya," celoteh Dono. 

Dono terus menyusul data-data yang ini dan itu dengan mengetik di leptopnya. 

"Kasino. Film kita tonton ini di ulang-ulang, ya tetap menarik ya untuk di tonton!" kata Indro. 

"Iya....memang menarik sih alur ceritanya," kata Kasino. 

"Kasino. Pejabat itu di depan baik di belakang buruk ada kan?!" kata Indro. 

"Ada lah. Contoh ya dosen saja. Di depan mahasiswa mengajarkan ilmu dengan baik, di belakangnya ya buruk gitu.....banyak bikin masalah yang ini dan itu," kata Kasino. 

"Jadi contoh ya dosen toh. Padahal cuma contoh saja dari sudut persoalan. PNS...aja ada yang baik di depan di belakangnya buruk. Ya seperti PNS yang minum-minuman beralkohol sampai narkoba," kata Indro. 

"Kenyataan PNS seperti itu sih ada banyak sampai main perempuan sesama anggota PNS juga," kata Kasino. 

"Ya berita tentang kriminal yang ini dan itu, ya di ulang-ulang," kata Indro. 

"Di ulang-ulang, tetapi bukan terjadi di satu daerah saja di daerah lain ada juga. Namanya keburukan manusia," kata Kasino. 

"Ya sudahlah Kasino, ya fokus nonton lagi ah!" kata Indro. 

"Iya," Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang acara Tv yang film ya bagus banget yang di ulang-ulang. Dono terus mengetik di leptopnya dengan baik. 

DORR SAJA

Hujan turun sangat deras sekali. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Indro dan Kasino sedang menonton Tv di ruang tengah. 

"Kasino gimana menjatuhkan pemimpin?!" kata Indro. 

"Pemimpin seperti apa?!" kata Kasino. 

"Ya pemimpin, seperti walikota yang ada sih beritanya yang ini dan itu masalah gitu!" kata Indro. 

"Ya pake kuatkan organisasi yang kuat, ya demo gitu dengan tujuan melengserkan walikota bermasalah. Yang terpenting punya data tentang kesalahan tuh walikota yang ingin di jatuhkan," kata Kasino. 

"Repot juga ya!" kata Indro. 

"Memang repot," kata Kasino. 

"Ada cara lain....Kasino?!" kata Indro. 

"Ada, ya suruh aja penembak jitu untuk membunuh tuh walikota yang bermasalah," kata Kasino. 

"Kaya di film-film ya. Memang sih lebih baik di dorr saja agar tidak buat masalah ini dan itu. Gimana dengan PNS yang ini dan itu, ya bermasalah....Kasino?!" kata Indro. 

"PNS yang bermasalah sih, ya lebih baik di dorr aja deh. Biar di ganti dengan yang baru dan punya disiplin yang baik," kata Kasino. 

"Ooooo di dorr saja kaya di film-film. Boleh juga sih!" kata Indro. 

"Acara Pop Academy-nya bagus ada bintang-bintang dangdut-nya," kata Kasino. 

"Memang bagus sih. Pesertanya, ya cantik dan anggun untuk penampilan hari ini sih," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetiknya. 

"Hidup di masyarakat....banyak data-data orang brengsek," kata Dono. 

Dono pun lebih baik membuka jaringan Tv online di jaringan internet di leptopnya untuk nonton Pop Academy. 

"Acaranya berlangsung dengan baik," kata Dono. 

Dono, ya menonton Tv online tidak terlalu lama dan membuka artikel untuk membaca artikel. 

"Berita hari ini, ya masih seputar ini dan itu. Bagus dan menarik!" Dono. 

Dono terus membaca artikel dan sambil mengambil data-data penting untuk bahan tulisan yang ini dan itu. Setelah itu, ya Dono melanjutkan mengetik karena bahan tulisan sudah cukup untuk proses pembuatan cerita yang ini dan itu. 

"Cewek selalu terlihat cantik ya?!" kata Indro yang memuji. 

"Iya," kata Kasino. 

"Konsep acara Tv, ya berjalan dengan baik ya Kasino," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

"Wah acara Pop Academy habis, ya biasa acara selanjutnya.....Acara Tukul," kata Indro. 

"Ya....seperti biasa acara bagus," kata Kasino. 

"Karena konsep sesuai tema yang di angkat," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Dono terus mengetik di leptopnya sampai tuh tulisan tentang cerita selesai gitu. 

Tuesday, November 24, 2020

MULUS


Gareng sedang duduk di ruang tengah sedang nonton Tv, ya acaranya cerita artis ini dan itu. Bagong selesai buat kopi dapur, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Bagong duduk di sebelah Gareng, ya sambil minum kopinya. 

"Emmmm enak kopinya," kata Bagong. 

Bagong menaruh gelas kopi di meja. 

"Gareng. Kenapa nonton berita artis?" kata Bagong. 

"Menarik saja. Lika liku tentang artis dari tidak punya apa-apa sampai punya gitu," kata Gareng. 

"Menarik. Jangan-jangan sambil mengenang perjuangan hidup dari keadaan tidak ada jadi ada. Kaya aku umpamakan kopi yang aku minum, ya Gareng?!" kata Bagong. 

"Perumpamaan kopi, ya perjalanan hidup. Di pikirkan dengan baik, ya kena sih.....prosesnya. Dari awal biji kopi di giling jadi bubuk dan masukkan di keemasan dan selanjutnya di jual di pasar, ya sampai ke pembeli. Di anggap jalan muluslah," kata Gareng. 

"Memang mulus sih. Tapi kan kopi di jual di pasar, ya ada pesaing bisnis dari nilai harga dan rasa," kata Bagong. 

"Pergolakan hidup. Di pilih yang terbaik menurut pembeli, ya!" kata Gareng. 

"Kalau urusan Gareng kan, ya yang pintar yang di pilih dengan baik, jadinya kerja," kata Bagong. 

"Ya begitu lah," kata Gareng. 

Gareng dan Bagong, ya fokus nonton Tv lagi dengan acaranya memang bagus banget gitu. Petruk yang selesai mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dengan baik dan dan di matikan. Leptop di bawa ke kamarnya Petruk dan di taruh leptop di meja. Petruk keluar dari kamarnya dan ke ruang tengah. Ya Petruk melihat Gareng dan Bagong asik nonton acara Tv yang menarik.

"Cerita seputar artis ini dan itu, ya menarik. Ceritanya berlanjut ini dan itu," kata Petruk.

Petruk pun tidak jadi menonton Tv, ya ke ruang tamu untuk membaca artikel di jaringan internet di Hp-nya.

"Berita kriminalitas di daerah-daerah. Menarik, ya mungkin aku bisa ambil jadi bahan cerita aku yang ini dan itu saja!" kata Petruk.

Petruk terus membaca artikel ini dan itu, ya masih tentang kriminalitas di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Bagong, ya laper gitu jadi ke dapur untuk masak mie goreng. Selang berapa saat mie goreng jadi. Bagong menyantap mie goreng di ruang makan.

"Mie goreng ini enak. Sesuai dengan iklannya. Ya iklannya juga bagus sih," kata Bagong.

Bagong tetap asik makan mie gorengnya. Gareng melihat kopi di meja, ya milik Bagong belum habis.

"Minum ah kopinya Bagong!" kata Gareng.

Gareng mengambil kopi di meja, ya miliknya Bagong dan di minumnya.

"Emmm enak kopi ini. Sesuai dengan iklannya. Bagus," kata Gareng.

Gareng menaruh gelas kopi di meja, ya kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus gitu. Bagong yang sedang makan mie, ya berpikir tentang kisah cintanya dan berkata "Kisah cinta ku, ya berjalan mulus sih. Apa semulus paha cewek yang putih ya? Mungkin juga sedikit becanda saja sih!".

Bagong terus menikmati makan mie gorengnya.

UANG

Hari ini sangat tenang sekali. Keadaan di lingkungan, ya habis hujan gitu. Petruk di ruang makan sedang asik mengetik cerita tentang kehidupan sehari-hari. Kadang Petruk membaca beberapa artikel di jaringan internet tentang ini dan itu, ya menarik begitu. 

Petruk berhenti mengetiknya dan berkata "Uang." 

Bagong sedang membaca, ya berhenti baca bukunya. 

"Uang. Ada apa dengan uang?" kata Bagong. 

"Manusia itu menyukai uang kan?!" kata Petruk. 

"Semuanya manusia, cuma binatang tidak suka uang karena tidak bisa di manfaatkan," kata Bagong. 

"Manusia itu tergila-gila dengan uang. Padahal kebodohan saja!" kata Petruk. 

"Kok jadi kebodohan, Petruk?!" kata Bagong. 

"Contohnya manusia mengemis demi mendapatkan uang. Harga dirinya pada pengemis itu tidak ada lagi. Padahal uang adalah alat tukar yang baik. Kalau Uang itu tidak berlalu, ya jadi hidup yang jadi pengemis itu, ya kebodohan saja," kata Petruk. 

"Kalau di pikir dengan baik, jika uang tidak berlaku lagi. Benar sia-sia lah hidup orang yang membuang harga dirinya itu. Bodoh dan bodoh," kata Bagong. 

"Memang banyak orang gila dunia ini kalau membuang harga dirinya demi mengemis," kata Petruk. 

"Memang gila juga sampai jual diri demi uang. Ya bodoh dan bodoh," kata Bagong. 

"Ya sudahlah aku melanjutkan mengetik aku!" kata Petruk. 

"Iya," kata Bagong. 

Bagong, ya lebih baik tidak melanjutkan baca bukunya dan buku di taruh di meja. Bagong pindah duduk ke ruang tengah untuk nonton Tv. Gareng, ya sedang asik nonton Tv. 

"Gareng.....nonton  acara Tv tentang ekonomi, ya pergerakan saham," kata Bagong. 

"Iya, ya ingin tahu saja perkembangan pasar saham saja!" kata Gareng. 

"Ooooo begitu," kata Bagong. 

"Hidup manusia mengejar keuntungan di pasar saham. Uang dan uang," kata Gareng. 

"Lagi-lagi uang dan uang, ya kenyataan hidup," kata Bagong. 

"Ya begitulah adanya hidup ini!" kata Gareng. 

Gareng dan Bagong, ya fokus nonton Tv. Petruk berhenti mengetiknya di leptopnya. 

"Segalanya keinginan bisa di dapat dengan uang. Memang uang itu di dewakan sama manusia," kata Petruk. 

Petruk, ya melanjutkan mengetiknya dengan baik. 

Monday, November 23, 2020

PERILAKU BURUK

Gareng duduk di ruang tamu sambil melihat keadaan lingkungan lewat jendela kaca. Ada tukang sampah yang mengambil sampah di rumah penduduk dengan motor tossa.

"Dulu sebelum di galakkan kebersihan oleh pemerintahan kota, ya kebiasaan orang kaya dan miskin membuang sampah sembarangan di mana-mana. Ya sebenarnya sekarang sih masih sih kalau tidak ketahuan alias sembunyi-sembunyi. Ya....sama aja orang kaya dan orang miskin. Perilaku yang buruk," kata Gareng.

Gareng pun lebih baik main game di Hp-nya. Bagong sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Petruk selesai mengetik di leptopnya, ya hasil tulisannya di simpan dan leptop di matikan. Petruk keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah untuk nonton Tv.

"Petruk. Di dunia pergaulan banyak orang berengsek ya!" kata Bagong.

"Memang kenyataan begitu. Ya adat kebiasaan gitu. Contoh salah satu penyakit pake suku lagi : orang Jawa berteman dengan orang Lampung. Eeeee ternyata orang Lampungnya menipu orang Jawa. Kadang masalah orang Lampung urusan percintaan ini dan itu, ya memang kenyataannya sih orang Lampung diam-diam main gila. Eeee tahu-tahu di kenakan ke orang Jawa, memang masalahnya bukan urusan orang Jawa," kata Petruk.

"Di kaitkan toh. Bisa jadi melemparkan kesalahannya ke orang lain. Bisa di bilang di jatuhkan atau di fitnah kan," kata Bagong.

"Kenyataannya seperti itu. Contohnya : orang kaya membuang sampah di rumah orang miskin. Ketika di periksa sama tukang sampah, yang di salah kan orang miskin. Karena buang sampah sembarangan gitu," kata Petruk.

"Hal itu sih sering terjadi," kata Bagong.

"Belum lagi. Di tanya jawab apa. Seperti ini : Orang Jawa bertanya dengan orang China dengan baik-baik. Eeee orang China langsung marah-marah dan menunjukkan sombongnya yang punya harta ini dan itu. Orang Jawa sabar menghadapi tuh orang China. Akhirnya orang China, ya mengakui dirinya tidak punya apa-apa? Cuma menggarap lahan orang gitu!" kata Petruk.

"Menyembunyikan kenyataan siapa dirinya dengan kesombongan. Sama halnya orang Lampung yang ngaku punya ini dan itu sama orang Jawa. Ternyata kenyataan tidak punya apa-apa? Cuma kesombongan saja dan juga hidupnya susah pula. Kerjaannya ya membuat kejahatan dengan sembunyi-sembunyi, yaitu mainin sertifikat tanah. Sertifikat tanah itu, ya fotokopi jatuhnya palsu," kata Bagong.

"Kenyataan seperti itu sih sering terjadi huru hara tentang tanah di mana-mana," kata Petruk.

"Oooo iya Petruk. Obrolan kita ini sekedar obrolan saja kan, walau kenyataannya benar terjadi kan di masyarakat. Apa kita ini termasuk mengadu domba antara suku yang satu dengan suku yang lainnya?!" kata Bagong.

"Ceritanya tentang kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Banyak berita di media mana pun di buat berita kriminalitas yang ini dan itu. Vidionya di perlihatkan tata letak dari suatu daerah. Contohnya : terjadi pencurian di toko orang China di daerah Jakarta saja. Pencurinya di tangkap dan ternyata yang mencuri orang miskin dan sukunya Batak. Ternyata tuh orang Batak ada masalah dengan orang China, maka balas dendamnya dengan mencuri di toko orang China. Cerita kenyataan sih," kata Petruk.

"Iya juga ya. Tenyata benar. Kita tidak mengadu domba. Cuma bercerita berdasarkan data yang terjadi di masyarakat. Kenyataan banget memang terjadinya seperti itu," kata Bagong.

"Maka itu di pasar di jaga polisi, sapol PP, sampai tentara. Karena berita kriminalitasnya, naik ke meja kerjanya pemimpin di daerah untuk mengatasi masalah kriminalitas yang menciptakan momok bagi masyarakat setempat," kata Petruk.

"Pemimpinnya di daerah, ya senanglah ada kerjaan untuk menanggulangi masalah ini dan itu, jadi tidak di bilang makan gaji buta saja kan sama masyarakat," kata Bagong.

"Pemimpin di daerah itu butuh masukan apa yang harus di lakukan untuk pembenahan di sana sini. Termasuk akan menghukum jika anak buahnya berbuat ulah. Alias tidak pandang bulu, ya kalau ada kaitan dengan suku atau keluarga sendiri," kata Petruk.

"Jadi tegas bersikap dalam menjalankan kewajiban toh," kata Bagong.

"Benar sekali Bagong!" kata Petruk menegaskan omongan Bagong.

"Obrolan sudah, ya Petruk. Fokus nonton Tv. Acaranya bagus gitu!" kata Bagong.

"Iya!" kata Petruk.

Bagong dan Petruk, ya kembali fokus nonton Tv. Gareng di ruang tamu tetap asik main game di Hp-nya.

DAMPAK CERITA

Petruk duduk di taman sambil melihat keadaan sekitar. Bagong, ya memang duduk di sebelah Petruk.

"Petruk aku baca Blog mu, ada cerita yang di kaitkan suku dan juga kejadian kriminal yang terjadi di masyarakat. Dampak itu gimana Petruk?!" kata Bagong.

"Dampaknya cuma sedikit sih," kata Petruk.

"Cerita kenyataan. Ya seperti Petruk suka sama Sri gitu," kata Bagong.

"Aku dan Sri, ya kan cuma cerita buatan saja," kata Petruk.

"Kenapa membokar cerita? Harus sesuai alur cerita!" kata Bagong.

"Harus sesuai toh. Iya deh aku dan Sri. Masalah tentang tentang cerita kenyataan yang kriminal ini dan itu, ya memang kenyataan sih. Contohnya seperti ini : berita tentang vidio syur yang ini dan itu, ya heboh. Proses pembuatan vidio dan pemberitaannya benar, ya realita gitu. Ketika di amatin ternyata itu rekayasa saja. Tujuan pembuatan vidio syur itu benar-benar untuk menciptakan kehebohan saja alias berita kontrafersi. Dampak dari berita vidio syur, ya ada data persentase baik dan buruk ya setelah di analisa dengan baik," penjelasan Petruk.

"Ooooo sudah di analisa dengan baik toh," kata Bagong.

"Kalau cerita kriminal yang aku buat, ya kenyataan tetap kenyataan. Terjadi memang terjadi. Seperti pencuri tanaman hias dengan harga mahal gitu, ya berita di Tv ada tuh," kata Petruk.

"Berarti ada kesamaan cerita, tapi beda kejadian tempat terjadi pencurian," kata Bagong. 

"Yang mencuri adalah orang sekitar kan. Orang miskinlah," kata Petruk.

"Orang kaya aja ada yang mencurikan dan juga buat ulah di mana-mana. Ya perilakunya buruk," kata Bagong.

"Kenyataan memang begitulah hidup di masyarakat. Banyak orang yang bertopeng alias berpura-pura baik padahal pencuri, penipu dan banyak lagi yang buruk," kata Petruk. 

"Sudahlah ngobrolnya di sini. Ayo pulang!" kata Bagong. 

"Ayo!" kata Petruk. 

Petruk dan Bagong meninggalkan taman. Keduanya berjalan menuju arah rumah. 

"Bagong gimana hubungan mu dengan Laras?" kata Petruk. 

"Baik saja!" kata Bagong. 

"Cuma baik aja!" kata Petruk. 

"Cuma itu saja!" kata Bagong. 

Bagong dan Petruk, ya mengkol ke gang dan terus berjalan menuju arah rumah. 

"Petruk kenapa menulis cerita suku Lampung, ya suku lain banyak....cerita kriminalitasnya?!" kata Bagong. 

"Ya kebetulan nonton Tv, ya di kaitkan saja dengan artis yang asal Lampung kan. Walau sebenarnya sih data latar belakang artis yang di tulis itu kan ada di berita ini dan itu yang aku temukan di media di jaringan internet," penjelasan Petruk. 

"Ooooo kebetulan saja toh. Tapi memang tidak ada masalah sih. Cuma cerita. Dampak apa ya?!" kata Bagong. 

"Dampaknya. Baik. Aku yang menulis dan yang menjelaskan cerita di Blog. Anggap saja menaikan nama artis itu. Kalau rezekinya lancar, ya baik untuk artis itu," kata Petruk. 

"Niat baik. Dengan cara mengungkapkan kriminalitas yang terjadi di masyarakat kenyataan lagi. Jadi misterinya cerita!" kata Bagong. 

"Ya bisa di bilang begitu," kata Petruk. 

"Gimana dengan artis Rara?!" kata Bagong. 

"Itu ceritanya urusan versi Don, Kasino dan Indro. Ya beda gitu!" kata Petruk. 

"Jadi beda toh. Ya sudahlah tidak bahas lagi!" kata Bagong. 

"Iya," kata Petruk. 

Petruk dan Bagong, ya sampai di rumah. Keduanya, ya langsung duduk di ruang tengah dan nonton Tv. 

BENAR APA TIDAK YA?!

Petruk berhenti mengetik di leptopnya di ruang tamu. Gareng memang sedanga asik main game di Hp-nya.

"Gareng!" kata Petruk.

"Apa?" kata Gareng menghentikan main game di Hp-nya.

"Aku ingin buat cerita tetang kenyataan hidup yang sebenarnya di masyarakat. Bisa kena ke suku sih. Gimana saran mu Gareng?!" kata Petruk.

"Bisa kena ke suku. Memangnya ceritanya seperti apa?!" kata Gareng.

"Ceritanya seperti ini. Orang Jawa berteman dengan Batak. Tahu-tahu orang Jawa di tipu oleh orang Batak, ya di jahatin dengan uangnya di curi," kata Petruk.

"Kayanya ada orang Jawa di jahatin sama temannya orang Jawa, ya di tipu dan uangnya di curi juga," kata Gareng.

"Memang ada cerita itu ada sih. Malahan ada cerita lain. Orang Lampung berteman dengan orang Lampung. Kata orang, orang Lampung tidak akan buat perkara dengan sukunya sendiri, alias malu bertikai dengan sukunya sendiri. Eeee kenyataanya di buat perkara juga orang Lampung, ya di jatuhkan gitu," kata Gareng.

"Jadi gimana Gareng. Saran mu Gareng, ya di tulis di Blog atau tidak?!" kata Petruk.

"Sebenar sih tidak ada masalah sih di tulis di Blog. Malahan berita kriminalitas tentang perang suku kan ada. Data lama yang ini dan itu," kata Gareng.

"Iya juga tidak ada masalah. Kaya cerita Pandawa melawan Kurawa. Ya satu suku bertarung habis-habisan. Berarti benar tidak ada masalah," kata Petruk.

"Tidak ada masalah kan. Jadi aku melanjutkan main game di Hp aku!" kata Gareng.

"Iya," kata Petruk.

Petruk pun melanjutkan mengetik di leptopnya. Gareng, ya asik kembali main game di Hp-nya. Bagong sedang asik nonton Tv.

"Acara Tvnya bagus," kata Bagong.

Bagong terus santai nonton Tv di ruang tengah. Petruk berhenti mengetik di leptopnya.

"Kayanya tidak pantes untuk di publikasikan....ini cerita," kata Petruk yang berpikir.

Gareng mendengarkan omongan Petruk, ya berhenti main game di Hp-nya.

"Petruk ada masalah apa, kaya orang berpikir panjang banget gitu?!" kata Gareng.

"Ini. Ceritanya kayanya tidak pantes untuk di publikasikan," kata Petruk.

"Apa yang tidak pantesnya? Jangan-jangan ceritanya tentang pembunuhan dan pemerkosaan gitu," kata Gareng.

"Pembunuhan dan pemerkosaan. Di berita kriminal itu ada juga ya. Ya sebenarnya itu parah sih. Berarti cerita ku di publikasikan tidak ada masalah ya!" kata Petruk.

"Kalau tidak ada masalah sih di publikasikan saja. Kan cuma cerita. Kebenarannya cuma Petruk yang tahu. Contohnya : artis Andika kangen band.....tinggal di Jalan Dr. Sam Ratulangi," kata Gareng.

"Iya juga sih. Orang cuma cerita di dapatkan dari berbagai cerita kriminalitas yang nyata di masyarakat ini dan itu, ya sebagian cerita saja. Kan masih banyak cerita yang ini dan itu," kata Petruk.

Petruk pun mengetik lagi di leptopnya. Gareng, ya melanjutkan main game di Hp-nya. 

"Andika Kangen Band dengan kawan-kawannya...main di Santuy Malam," kata Bagong.

Bagong terus nonton Tv dengan penuh keasikkan sampai tuh acara Tv selesai. Bagong menonton acara selanjutnya, ya berita ini dan itu. Petruk selesai mengetik di leptopnya dan publikasikan. 

"Beres kerjaan ku," kata Petruk.

Petruk pun main game di leptopnya dengan baik. Keadaan di lingkungan, ya tenang sih karena malam gitu.

Sunday, November 22, 2020

HABIB

Gareng sedang asik nonton Tv, ya bersama Bagong.

"Gareng....kenapa nama Habib itu naik ya di beritakan?" kata Bagong.

"Habib lagi. Habib lagi. Cuma gelar keturunan Muhammad SAW, katanya aku baca di artikel di jaringan internet," kata Gareng.

"Cuma gelar saja toh. Kalau nama aku Habib, ya main ganti nama gitu. Jadi aku akan di sanjung-sanjung keturunan Muhammad SAW?!" kata Bagong. 

"Ya...gak juga kan. Aku saja bisa ganti nama juga Muhammad. Tapi tetap tidak di sanjung ini dan itu. Apalagi di panggil Nabi. Walau aku jadi imam pun tetap saja aku tidak di sanjung ini dan itu," kata Gareng. 

"Katanya Muhammad makluk sempurna," kata Bagong. 

"Pahami dulu kata-kata itu. Memang Muhammad makluk sempurna. Aku yang make namanya sementara gimana....Bagong?!" kata Gareng. 

"Iya, juga ya. Gareng jadi Muhammad, ya makluk sempurna. Bener banget. Berarti semua karena sanjungan ini dan itu, ya di idolakan jadi utusan atau imam atau pemimpin," kata Bagong. 

"Yang bahaya adalah di Tuhan kan atau di Dewa kan," kata Gareng. 

"Bener juga....yang bahaya di Tuhan kan atau di Dewa kan. Kejadiannya terjadi pada Nabi yang lainnya," kata Bagong. 

"Semua karena manusia itu sendiri yang inilah dan itulah," kata Gareng. 

"Kenyataan tetap kenyataan," kata Bagong. 

Bagong dan Gareng, ya kembali fokus nonton Tv. Petruk duduk di ruang tamu, ya sambil melihat keadaan di lingkungan di luar rumah dari jendela kaca. 

"Hujan hari ini," kata Petruk. 

Petruk pun baca artikel di Hp-nya. 

"Ooooo berita tentang Habib naik toh keturunan Nabi Muhammad SAW, katanya," kata Petruk. 

Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Wahai makluk yang di muliakan Tuhan Yang Maha Kuasa yang di berikan kemampuan kodar bisa melihat aku dan juga bicara dengan aku lebih baik dari makluk yang lain". 

Petruk mengerti omongan Roh. 

"Aku melebihi makluk yang lain karena kodar ku bisa melihat dan bicara dengan makluk gaib. Aku tidak di panggil Habib dan juga tidak di sanjung orang-orang. Tetap seperti biasanya," kata Petruk. 

Petruk pun memahami tentang dirinya yang berbeda dengan makluk yang lainnya dan juga bisa di anggap Nabi. Petruk pun tetap biasa aja dengan keadaan hidupnya sederhana dalam menjalankan hidup. Petruk menghentikan baca artikelnya di Hp-nya dan main game di Hp-nya. 

"Nikmatinlah hidup itu karena karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan kehendaknya pada makluk ciptaan-Nya untuk menciptakan apapun di kehendakinnya," kata Roh. 

Petruk mengerti omongan Roh, jadi terus main game di Hp-nya. Bagong pun ke dapur, ya untuk masak mie goreng. Beberapa saat mie goreng jadi. Bagong makan mie goreng di ruang makan. 

"Mie goreng....mie goreng kesukaan ku. Enak lagi!" kata Bagong. 

Bagong menikmati makan mie gorengnya. Gareng, ya ke dapur sih untuk membuat kopi. Ya kopi pun jadi, ya di bawa Gareng ke ruang tengah untuk minum kopi sambil nonton Tv. 

"Kopi ini enak!" kata Gareng. 

Gareng pun menaruh gelas kopi di meja. 

"Acara Tv....bagus, ya menghibur!" kata Gareng. 

Gareng terus menonton Tv dengan santai. Keadaan di luar rumah masih hujan, ya udara memang dingin. 

CONTOH ORANG PAPUA

Petruk duduk di ruang makan, ya sedang mengetik di leptopnya. Untuk penambahan data-data untuk tulisan Petruk membuka jaringan di internet. 

"Jadi berita seperti ini toh. Fakta atau kah sekedar opini belaka saja," kata Petruk.

Petruk mengambil pokok masalahnya dan di susun rapih dalam tulisannya dan di bahas dengan gaya cerita Petruk pada tulisan. Petruk terus mengetik dengan baik di leptopnya. Gareng di ruang tamu sedang baca artikel di jaringan internet di Hp-nya tentang BPJS.

"Ooooo perkembangan ada perubahan dari BPJS. Jaringan internet cepat berubahnya. Kemarin-kemarin banyak masalah ini dan itu. Nama juga bentuk kerjaan yang harus di kerjakan dengan baik, kadang tidak sesuai karena prosedur. Ya itu semua di akibatkan pada gejala masyarakatnya. Kaya dan miskin. Pinter dan bodoh. Sombong dan menunduk kepala alias rendah diri," kata Gareng.

Gareng menghentikan baca artikelnya dan main di game di Hp-nya.

"Hidup itu di nikmati zaman sekarang. Dulu gameboy, ya sekarang Hp banyak gamenya tingggal download saja di aplikasi saja," celoteh Gareng.

Gareng main game di Hp-nya dan game yang di mainkan adalah Digimon

"Menarik game Digimon ini!" celoteh Gareng.

Gareng terus main gamenya. Bagong nonton Tv di ruang tengah, ya biasa menonton acara yang bagus gitu. Saat iklan Bagong pindah duduknya ke ruang makan. Bagong duduk di sebelah Petruk yang sedang mengetik di leptopnya.

"Petruk," kata Bagong.

"Apa?" kata Petruk menghentikan mengetik di leptopnya.

"Sekarang ini digalakkan pendidikan ini dan itu. Padahal ada data di lapangan masih saja orang miskin pendidikannya ala kadarnya sekolah kan," kata Bagong.

"Iya, memang ada gitu. Ya namanya juga orang miskin. Sebenarnya tidak ada orang miskin sih. Ya cuma keadaan saja," kata Petruk.

"Tidak ada orang miskin sebenarnya. Banyak data orang miskin yang ini dan itu di berbagai jaringan media ini dan itu. Di pendidikan saja di jelaskan tentang kemiskinan ini dan itu," kata Bagong.

"Omongan Bagong bener sih, datanya ada tentang kemiskinan ini dan itu. Manusia lupa dasarnya....itu saja," kata Petruk.

"Manusia lupa dasarnya. Maksudnya?!" kata Bagong.

"Orang Papua jawabannya," kata Petruk.

"Orang Papua jawabannya," kata Bagong.

"Orang Papua hidup mereka tidak di sebut miskin. Walau kenyataan tidak berbaju kan. Malahan lebih baik hidup orang Papua dari pada kita. Hidup mereka satu suku satu keluarga saling tolong menolong, ya berbagi makanan jadi tidak ada yang kelaparan gitu," kata Petruk.

"Iya juga ya. Satu suku satu keluarga, ya berbagi makan. Hidup yang enak, nyantai lagi. Sedangkan hidup kita harus bergulat dengan kenyataan hidup demi mencari makan dengan kerja ini dan itu.....lain suku lagi," kata Bagong.

"Paling penting itu satu keluarga. Kalau di dalam suku, kaya di Papua...tidak ada tuh sombong dan kaya karena sama aja," kata Petruk.

"Paling enak itu tidak ada kesombongan dan juga kata kaya. Kalau hidup di kota ini banyak suku. Ya yang kaya sombong, yang miskin merendah dengan tujuannya dapet rezeki dari yang kaya. Semua di lakukan demi hidup. Contoh sederhana seperti ini : aku mengikuti peraturan yang di buat orang kaya, ya Presiden Joko Widodo. Dengan alasan mengikuti peraturan di buatnya...untuk aku bisa makan dan hidup layak saja," kata Bagong.

"Contoh seperti itu boleh juga. Menaikan nama orang kaya, ya demi keselamatan kita agar bisa makan dan hidup layak saja," kata Petruk menegaskan omongan Bagong.

"Hidup memang lebih baik seperti orang Papua dekat dengan alam. Di kota lupa segala-galanya. Kaya dan kaya.....kata-kata itulah selalu di omongin orang-orang yang optimis demi hidup di kota agar tidak jadi gembel alias gelandangan," kata Bagong.

"Ironisnya hidupkan," kata Pertuk.

"Memang ironisnya hidup. Semua karena lupa dasarnya," kata Bagong.

"Jadi hidup cukup sederhana saja di jalankan dengan baik," kata Petruk.

"Memang seharusnya seperti itu. Sederhana saja. Sudah lah ngobrolnya aku nonton Tv lagi!" kata Bagong.

"Iya," kata Petruk.

Petruk melanjutkan mengetik di leptopnya. Bagong, ya ke ruang tengah untuk melanjutkan nonton Tv-nya.

"Acara yang aku tonton tadi sudah habis toh. Sekarang sudah acara berita ini dan itu," kata Bagong.

Bagong, ya tetap asik nonton berita ini dan itu di Tv.

TABIB

Petruk di ruang tamu sambil baca buku tentang obat tradisional. Bagong baru pulang dari pasar, ya semua belanjaan dari pasar di bereskan dengan baik. Bagong pun membawa satu gelas berisi jamu ke Petruk yang sedang asik baca buku di ruang tamu. 

"Petruk jamunya," kata Bagong sambil menaruh gelas di meja. 

Petruk pun berkata "Iya". 

Petruk menaruh bukunya di meja dan segera mengambil gelas berisi jamu, ya segera di minumnya. 

"Rasa jamu," kata Petruk. 

Jamu habis di minum Petruk dan gelas di taruh di meja. 

"Bagong tidak minum jamu?" kata Petruk. 

"Sudah di pasar," kata Bagong. 

"Sudah toh. Untuk Gareng...sudah di beliin juga jamunya?!" kata Petruk. 

"Sudah di taruh di kulkas jamunya. Garengnya kan tidak ada di rumah," kata Bagong. 

"Gareng pergi ke luar. Katanya ada urusan gitu. Penting. Kerjaan," kata Petruk. 

"Ngomong-ngomong tumben baca tentang obat tradisional?!" kata Bagong. 

"Obrolannya di Blog kan masih kaitkan dengan obat tradisional. Jamu," kata Petruk. 

"Ooooo begitu maksudnya toh! Saat masa wabah penyakit katanya covid-19, ya lebih baik minum jamu untuk Kesehatan," kata Bagong. 

"Laris manis yang jual jamu," kata Petruk. 

"Zaman sekarang ini banyak penyakit ya kan Petruk?!" kata Bagong. 

"Karena banyak berdoa untuk melancarkan urusan jalan rezeki tuh," kata Petruk. 

"Maksudnya?!" kata Bagong. 

"Dokter dan perawat, ya mendoakan lancar segala urusan kerjaan," kata Petruk yang niat tidak serius. 

"Berarti sama dengan penjual jamu dong. Doanya kan, ya lancarkan segala urusan kerjaan," kata Bagong mengikuti alurnya Petruk. 

"Bedalah....kalau penjual jamu, jadi doanya di kabulkan, ya jualannya laris manis. Kalau Dokter dan perawat kalau di lancarkan urusan kerjaannya, ya memang urusan kerjaannya lancar. Kenyataannya pasien banyak di rumah sakit. Harus doanya itu semoga tidak ada yang sakit, jadi rumah sakit kosong tidak ada pasiennya. Ya masalah tentang pandemi yang ini dan itu," kata Petruk. 

"Kenyataannya....program kerjanya terus berlangsung sampai vaksin ini dan itu," kata Bagong. 

"Manusia itu takut mati. Maka mencegahnya dengan cara ini dan itu," kata Petruk. 

"Bener sih manusia takut mati. Umur manusia itu pendek. Andai ada obat yang panjang umur. Ya jadi kan umur panjang dan bisa menikmati kehidupan ini lebih lama lagi," kata Bagong. 

"Kalau obat umur panjang mustahil. Yang ada obat seperti vaksin cuma menangkal  penyakit ini dan itu. Katanya dunia tidak seteril lagi alias kotor," kata Petruk. 

"Makanya banyak orang bergerak untuk higienis," kata Bagong. 

"Sebenar urusan menanggulangi tentang penyakit ini dan itu adalah urusan ekonomi ini dan itu," kata Petruk. 

"Jadi tidak jauh-jauh dari ekonomi toh," kata Bagong. 

"Kadang aku ingin hidup di zaman dulu saja dari pada zaman sekarang. Ribet urusan Kesehatan ini dan itu. Zaman dulu cuma ada tabib saja yang ngobatin orang sakit, ya sembuh juga dari penyakit. Sekarang sudah ada Dokter dan perawat di bayar mahal, ya tetap saja masih ribet menanggulangi penyakit," kata Petruk. 

"Banyak orang yang paham agama. Ya pilihan surga dan neraka. Maka itu banyak yang berperang membela agama dan Negara, ya mati muda alias mati sahit di terima tuh...jaminannya surga. Sekarang, pada takut mati semuanya," kata Bagong. 

"Ekonomi dan ekonomi semuanya. Biasa kerjaan orang pemerintahan di balik ini semuanya. Ribet," kata Petruk. 

"Memang hidup jadi ribet sekarang ini. Ah lebih baik hidup di zaman dulu aja. Banyak tabib dari pada Dokter dan perawat di gajinya mahal. Tabib, ya di bayarnya ala kadarnya," kata Bagong. 

"Kenyataannya kan tidak ada pilihan. Harus mengikuti zaman sekarang yang ribet alias higienis gitu," kata Petruk. 

"Higienis. Kata orang itu penyakit prilaku, ya jadi kenyataan sekarang. Semua orang jadi higienis. Takut mati semuanya. Berharap pada vaksin agar umur panjang untuk menikmati hidup ini lebih lama, ya kenyataannya mustahil," kata Bagong. 

"Sudah tidak perlu di bahas lagi. Aku baca buku lagi!" kata Petruk. 

"Aku nonton Tv aja!" kata Bagong. 

Bagong ke ruang tengah dan segera menghidupkan Tv pake remot. Bagong nonton acara Tv yang bagus banget. Petruk melanjutkan baca buku tradisional dengan penuh kesantaian. 

"Nambah ilmu siapa tahu jadi tabib, bisa ngobatin manusia?!" celoteh Petruk. 

Petruk asik baca buku di ruang tamu. 

CERITA NGGAK YA?!

"Hari ini boleh bercerita....nggak ya?!" kata Petruk yang berpikir panjang. 

Petruk terus berpikir di ruang tamu. Bagong dan Gareng, ya sedang nonton debat Pilkada dengan baik. Bagong pun pindah duduknya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Petruk. 

"Petruk....lagi mikir apa kaya orang mubeng gitu?" Bagong bertanya. 

"Ini aku ingin bercerita sih," kata Petruk. 

"Ooooo cuma ingin bercerita seperti biasanya di tulis di Blog," kata Bagong. 

"Ya....iya lah di Blog. Emangnya di mana lagi?!" kata Petruk. 

"Kan ceritanya bisa di kirim kan ke koran, ya media yang lain," kata Bagong. 

"Memang iya, tetapi lebih baik mengikuti zaman sekarang kan. Jadi lebih mudah di Blog sendiri," kata Petruk. 

"Iya deh aku mengerti. Ooooo iya Petruk. Depat Pilkada di Tv berjalan baik. Paling masalahnya tentang nyoblosnya gitu. Ya seperti biasa tentang Golput, jadi bahan omongan saja?!" kata Bagong. 

"Ooooo itu. Aku netral aja!" kata Petruk. 

"Sama aja golongan putih, ya tidak memilih," kata Bagong. 

"Alasan aku netral sih karena aku memang aku belajar tentang Ilmu Pemerintahan, tapi aku tidak duduk di Pemerintahan, kaya orang-orang yang tergila-gila duduk di Pemerintahan. Swasta lah kerjaan ku. Maka itu aku pindah dari satu kota ke kota lain. Jadi aku tidak bisa memilih di daerah aku. Itu alasan pertama. Sedang alasan yang ke dua, ya....kalau aku meninggal karena penyakit jadinya Golput alias netral kan," penjelasan Petruk. 

"Ke dua alasan sih bisa di terima dengan baik untuk mu Petruk. Hasil dari Pilkada paling bisa di analisa dengan baik, ya kan Petruk," kata Bagong. 

"Memang iya sih bisa di analisa dengan baik karena punya Ilmunya," kata Petruk. 

"Berarti bagaimana dengan orang-orang yang Golput yang lainnya?!" kata Bagong. 

"Data yang ada saja. Kalau data yang ada dapat memenangkan calon kepala daerah, ya sudah cukup. Sedangkan data yang bermasalah ini dan itu di tulis dan jelaskan dengan baik. Di bidang ke Ilmuan sudah tahu....beberapa gejala terjadinya Golput itu alias netral," kata Petruk. 

"Iya juga ya. Salah satunya, ya Petruk telah menjelaskan dengan baik. Jadi telah di periksa oleh orang pinter di bidang ke Ilmuannya toh," kata Bagong. 

"Banyak orang pinter yang bisa mengalisa dengan baik tentang data ini dan itu, ya kebanyakan juga tidak duduk di Pemerintahan. Padahal banyak orang yang duduk di Pemerintahan satu keluarga gitu. Alasannya kaya turun menurun lewat jalan sistem kerja Pemerintahan," kata Petruk. 

"Data itu sih memang banyak di lapangan. Bapak pegawai negeri, ya anaknya pegawai negeri....selanjutnya cucunya jadi pegawai negeri," kata Bagong. 

"Sebenarnya seperti itu tidak ada masalah, asalkan mampu saja," kata Petruk. 

"Harus mampu toh. Tapi ada kan data masa lalu tentang orang-orang bermasalah duduk di Pemerintahan?!" kata Bagong. 

"Data itu sih ada dan juga tuh orang-orang tersebut bertahan di Pemerintahan. Tapi aku tidak peduli itu semuanya. Aku swasta ini dan jalannya halal lagi," kata Petruk. 

"Bener omonganmu Petruk, ya bukan urusan kita itu mah. Ya sudahlah aku nonton Tv aja!" kata Bagong. 

"Iya," kata Petruk. 

Petruk masih berpikir panjang jadi nulis atau tidak ya?!. Bagong, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Aku tulis saja. Ceritanya seperti biasa aja!" kata Petruk. 

Petruk pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Gareng, gimana acara debat Pilkadanya?!" kata Bagong. 

"Berjalan dengan baik," kata Gareng. 

"Berjalan dengan baik toh," kata Bagong. 

"Tambahan. Bagus penyelenggaraan debat Pilkadanya," pujian Gareng. 

"Pujian toh," kata Bagong. 

Bagong dan Petruk terus menonton Tv dengan santai banget. Keadaan lingkungan sih, ya masih hujan rintik-rintik gitu. Petruk berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Cuma sekedar cerita ini dan itu dari sudut aku saja!" 

Petruk, ya kembali mengetik lagi karena ada ide cerita yang harus di ketik di leptopnya. Petruk terus mengetik dengan baik, ya sampai selesai. Baru setelah itu main game di leptop. Gareng dan Bagong tetap nonton Tv dengan santai banget. 

Saturday, November 21, 2020

BERGANTI NAMA TOKOH

Petruk duduk di ruang makan sedang mengetik di leptopnya. Bagong selesai memasak makan di dapur di taruh di lemari makan. 

"Istirahat ah!" kata Bagong.

Bagong ke ruang makan dan duduk di sebelah Petruk.

"Petruk....apa pendapat mu tentang perkembangan debat Pilkada yang di adakan di Tv?" kata Bagong.

"Bagus-bagus saja," kata Petruk.

"Bagus aja toh. Jadi tinggal masyarakat memilih siapa pemimpin yang pantas untuk di pilih toh!" kata Bagong.

"Ada hal yang lain?!" kata Petruk.

"Ada sih yang ingin di bicarakan. Tetapi karena sudah mengganti nama tokoh, ya tidak jadilah. Aku mau nonton Tv aja!" kata Bagong.

"Kalau begitu aku nerusin mengetik lagi!" kata Petruk.

Petruk mengetik di leptopnya. Bagong ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan dengan remot oleh Bagong dan di pilih chenel yang menarik acaranya. Bagong nonton acara berita yang ini dan itu di Tv. Gareng sedang asik di halaman belakang merawat tanaman di potnya.

"Tanaman yang ku rawat, ya tumbuh dengan baik," kata Gareng.

Gareng terus merawat tanaman di pot. Petruk berhenti mengetik di leptopnya.

"Alur cerita seperti biasa saja!" kata Petruk.

Petruk pun kembali mengetik di leptopnya. Bagong sedang menonton Tv di ruang tengah, ya nonton berita.

"Ooooo berita tentang film superhiro toh. Bagus!" kata Bagong.

Bagong terus menonton Tv dengan santai banget. Gareng selesai merawat tanaman di potnya, jadi mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dari kran. Gareng pun duduk di halaman belakang dan mengambil Hp-nya di meja. Gareng membuka jaringan internet untuk membaca  artikel ini dan itu.

"Ooooo beritanya masih seputar ini dan itu toh. Menarik!" kata Gareng.

Gareng pun terus membaca artikel di Hp-nya dengan baik. Setelah membaca artikel ini dan itu, ya Gareng mulai main game di Hp-nya.

"Hidup itu di nikmati," kata Gareng.

Gareng asik dan santai main game di Hp-nya. Petruk berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Kisah cinta harus di mulai dari awal saja. Tokoh ceweknya yang bagus namanya siapa ya? Oooo ini saja Sri saja. Kalau jadi Dono, ya nama tokoh ceweknya, ya Wulan dan Rara. Karena jadi Petruk, ya lebih baik Sri aja deh!" 

Petruk kembali mengetik di leptopnya. Bagong yang asik nonton Tv di ruang tengah.

"Aku biasa jadi Indro, ya sekarang jadi Bagong. Jadi pasangan ku di cerita cinta berubah ya. Biasanya Saskia.....harus siapa ya? Laras saja!" celoteh Bagong.

Bagong terus nonton Tv dengan penuh kesantaian. Gareng berhenti main game di Hp-nya.

"Aku yang biasa jadi Kasino, sekarang jadi Gareng. Berarti kisah cinta berubah ya. Biasanya Selfi.....harusnya siapa ya? Oooo ini saja.....Anjani!" kata Gareng.

Gareng melanjutkan main game di Hp-nya. Petruk selesai mengetik di leptopnya, ya di simpan hasil ketikan dan di matikan. Petruk pun membawa leptopnya ke kamar dan di taruh di meja belajar. Setelah itu keluar dari kamar Petruk dan ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Bagong.

"Petruk, jadi hari minggu kita tidak kemana-mana nie?!" kata Bagong.

"Di rumah saja!" kata Petruk.

"Di rumah saja. Jadi cuma asik nonton Tv aja!" kata Bagong.

"Ganti chenel aja ya Bagong!" kata Petruk.

"Iya," kata Bagong.

Petruk mengambil remot dan mengganti chenel Tv, ya di pilih chenel yang acaranya bagus gitu. 

"Film aja ya!" kata Petruk.

"Iya," kata Bagong.

Remot di taruh di meja oleh Petruk setelah memilih chenel Tv yang menayangkan film yang bagus. Petruk dan Bagong, ya asik nonton film yang bagus banget gitu. Gareng tetap santai di halaman belakang sambil main game di Hp-nya.

Friday, November 20, 2020

MELAYAT

Dono di ruang makan, ya sedang berpikir di depan leptopnya.

"Apa aku harus membuat cerita petualangan lagi?!" kata Dono.

Dono tetap berpikir panjang banget di depan leptopnya. Indro yang nonton Tv di ruang tengah, saat iklan di Tv.......ya pindah duduknya ke ruang makan. Indro melihat Dono yang diam di depan leptopnya sambil berpikir panjang banget. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don, lagi ada masalah ya?!" kata Indro.

"Indro. Tidak ada masalah sih. Cuma saja aku ingin mengetik cerita tentang petualangan tapi apa harus aku mengetik ya?!" kata Dono yang bimbang.

"Biasa di tulis saja. Berdasarkan data yang di dapetkan di lingkungan dan juga di jaringan internet yang ini dan itu," kata Indro.

"Biasa begitu memang. Aku merasa males menceritakan petualangan itu," kata Dono.

"Karena ceritanya terlampau panjang banget gitu," kata Indro.

"Mungkin gitu," kata Dono.

"Kan bisa di buat singkat. Poinnya saja. Konflik yang penting saja. Kalau di ceritakan semuanya kaya novel itu mah," kata Indro.

"Iya juga," kata Dono.

"Mau mengetik cerita petualangan biasanya ada kaitan dengan reting baca. Aku lihat dulu di Blog mu Don!" kata Indro.

Indro langsung membuka jaringan Blog Dono. 

"Kan bener. Ada kaitannya dengan reting baca. Maka Dono mau nulis cerita petualangan," kata Indro.

"Ya....mengetik biasanya aku semau aku apa yang ku inginkan sesuai suasana hati. Kalau nyesuaikan dengan reting baca, ya sebenarnya bisa aja sih. Jadi mengeluarkan cerita baru. Ya tentang petualangan ini dan itu saja. Data di dapatkan dari lingkungan dan juga jaringan internet saja!" kata Dono.

"Memangnya sudah ada bahan cerita yang mau di ketik?" kata Indro.

"Ada sih. Kaitannya dengan suatu daerah yang berkaitan dengan Pilkada ini dan itu, ya di sesuaikan dengan cerita kehidupan kita sehari-hari jadi petualangan ini dan itu," kata Dono.

"Ada bahan cerita yang sudah di konsep toh.Tinggal pelaksanaannya saja. Don, tetapi terlalu sering cerita tentang kita. Coba cerita tentang tokohnya cewek gitu. Di berita saja, ya film gitu. Tokoh utamanya cewek," kata Indro.

"Ini maksud film yang mana?!" kata Dono.

"Mulan," kata Indro.

"Mulan toh. Kalau aku balik sesuai dengan keinginan aku. M jadi W. Ya, jadinya Wulan gitu," kata Dono.

"Kalau begitu sih tidak jauh dari konsep yang Dono buat ini dan itu sih," kata Indro.

"Aku penulisnya. Ya aku yang menentukan ceritanya, ya termasuk tokohnya lah," kata Dono.

"Ya deh yang buat cerita memang Dono. Jadi di buat nggak tuh cerita petualangan?!" kata Indro.

"Jadi sih. Tokohnya...cewek ya. Mulan apa Wulan, ya sama aja buat ku," kata Dono.

"Ya sudah Don kerjakan sesuai keinginan mu!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik. Indro kembali nonton Tv di ruang tengah. Kasino di dalam kamarnya sedang mengerjakan pekerjaannya. Kasino pun berhenti mengetik di leptopnya.

"Apa aku membuat cerita juga kaya Dono, ya? Paling aku publikasikan di Blog Dono saja!" kata Kasino.

Kasino berpikir dengan masak-masak dan di putuskan dengan baik.

"Aku nulis cerita juga. Tentang cerita cinta saja ah!" kata Kasino.

Kasino pun mengetik di leptopnya tentang cerita cinta. Dono masih mengetik di leptopnya di ruang makan dengan penuh keseriusan dengan baik banget. Indro dapet kabar singkat di Hp-nya dan di baca dengan baik.

"Haaa...Pak Yono meninggal. Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Indro.

Indro langsung menelpon yang mengirim pesan singkat, ya Teguh. Nyambung sih ke Teguh.

"Halo Teguh. Pak Yono meninggalnya kenapa?" tanya Indro.

"Kabarnya karena kena Covid-19," kata Teguh.

"Yang bener. Apa cuma main saja?!" kata Indro.

"Iya deh cuma mainan saja. Yang benar itu Pak Yono memang punya penyakit bawaan, ya pernapasan dan sering kambuh dan tidak bisa tertanganin dengan baik, ya meninggal deh. Sekarang sih mayat lagi di proses dengan baik untuk di makamkan," kata Teguh.

"Kebiasan Teguh becandaan. Ok lah. Aku ngelayat ke rumah Pak Yono. Ketemu di rumah Pak Yono, ya Teguh!" kata Indro.

"Iya," kata Teguh.

Pembicaraan di telpon pun selesai antara Teguh dan Indro. Indro berbenah diri di kamarnya. Dono  selesai mengetik di leptopnya.

"Indro mau kemana?" tanya Dono.

"Mau ngelayat. Pak Yono meninggal," kata Indro.

"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut melayat juga," kata Dono.

"Ya," kata Indro.

Indro duduk di ruang tamu. Dono berbenah diri di kamar. Kasino selesai mengetik di kamarnya dan di simpan hasil ketikan dengan baik, ya baru deh di matikan leptopnya. Kasino keluar kamar. Dono keluar dari kamarnya.

"Don mau kemana?" tanya Kasino.

"Mau ngelayat Pak Yono meninggal," kata Dono.

"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut ngelayat juga," kata Kasino.

"Iya," kata Dono.

Kasino masuk kamarnya dan segera berbenah-benah diri. Dono menunggu Kasino di ruang tamu bersama Indro. Kasino selesai berbenah diri. Ketiganya pun pergi ke rumah Pak Yono dengan mobilnya Kasino untuk melayat. Singkat waktu. Sampai di rumah Pak Yono. Indro bertemu dengan Teguh di rumah Pak Yono. Jadi semua yang dateng ke rumah Pak Yono, ya mengikuti proses mayat Pak Yono di makamkan dengan baik di tempat pemakaman umum.  

"Semua orang mengikuti anjuran pemerintah dengan baik, ya pake masker gitu. Urusan dengan kematian, ya harus menghormati orang telah meninggal kan," kata Indro.

"Iya, kenyataan harus begitu," kata Dono.

"Adanya cerita di lingkungan kenyataannya seperti ini adanya," kata Kasino.

Urusan memakamkan Pak Yono pun selesai dengan baik. Dono, Kasino dan Indro, ya pulanglah ke rumah dengan mobilnya Kasino. 

OBROLAN PAGI

Dono duduk di ruang tamu sambil minum teh. Indro, ya membuat kopi di dapur. Kopi jadi bawa ke ruang tamu. Kasino sedang mengetik di leptopnya di kamarnya. Indro duduk di sebelah Dono, ya segera minum kopinya. 

"Enak kopinya," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopi di meja. Dono pun menaruh cangkir teh di meja. Terdengar suara obrolan yang nyaring di sekitar rumah, biasa Ibu-ibu yang ngobrollin keluarganya sampai tetangganya pake bahasa Indonesia sampai pake bahasa suku masing-masing.

"Seperti biasanya," kata Dono. 

"Seperti biasa apanya?" kata Indro. 

"Suara Ibu-ibu yang bahas ini dan itu, kalau obrolannya itu suaranya nyaring sampe ke  sini. Yang di bahas tidak jauh masalah ini dan itu," kata Dono. 

"Hal biasa Don," kata Indro. 

"Memang hal biasa sih," kata Dono. 

"Ooooo iya Don, bagaimana pendapatmu tentang perkembangan berita Pilkada ini dan itu?!" kata Indro. 

"Berita Pilkada toh. Ya bagus aja sih. Aku bagian dari masyarakat kecil ya seperti biasa sih. Pemimpin yang di harapkan bisa mengubah keadaan ekonomi secara signifikan," kata Dono. 

"Perubahan ekonomi toh," kata Indro. 

"Contohnya : anak yang didik dengan baik, ya jadi orang pinter dan mendapatkan pekerjaan yang layak dengan tujuan membantu ekonomi keluarga. Jadi ya lapangan pekerjaan yang layak itulah jawaban dari perubahan ekonomi. Banyak berita tentang yang ini dan itu tentang pengangguran ini dan itu. Kalau tidak bisa di tanganin dengan baik jadinya pemimpin itu gagallah," kata Dono. 

"Harapan semua orang tua terhadap anaknya. Ya bisa membantu orang tua, ekonomi terangkat dengan baik. Tidak miskin lagi. Memang benar sih. Lapangan pekerjaan yang layak jawaban perubahan ekonomi," kata Indro. 

Indro mengambil cangkir kopinya di meja dan meminumnya begitu juga Dono mengambil cangkir tehnya di mejanya di minum. 

"Hidup ini harus di nikmati," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopinya di meja. 

"Memang harus di nikmati hidup ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. 

"Don....hidup artis itu enak ya?!" kata Indro. 

"Iyalah. Terkenal dan juga kaya....kan," kata Dono. 

"Itu maksudnya? Terkenal dan kaya!" kata Indro. 

"Terlihat gelamor di Tv. Kenyataan sih ada yang biasa-biasa aja," kata Dono. 

"Memang ada yang biasa-biasa aja. Hidup artis itu. Awalnya tidak terkenal jadinya terkenal. Waktu pun akan membuat keadaan menjadikan artis itu terlupakan karena tidak muncul di Tv lagi. Yang baru bermunculan lagi dengan menunjukkan dirinya punya kualitas ini dan itu, ya artis baru," kata Indro. 

"Siklusnya selalu begitu kan," kata Dono. 

"Aku mau masak dulu Don!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono mengambil buku di meja dan di bacanya. Indro mengambil cangkir kopi di meja dan di bawanya ke dapur. Indro mulai masak di dapur dengan bahan di keluarkan dari kulkas. Kasino selesai juga mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dan leptop di matikan. Kasino keluar dari kamarnya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan oleh Kasino pake remot dan di pilih chenel Tv....TVRI.

"Acara tentang pendidikan ini dan itu. Menarik juga," kata Kasino. 

Kasino terus nonton acara Tv yang bagus itu. Dono mulai jenuh dengan baca bukunya, jadi menghentikan baca bukunya dan buku di taruh di meja. Dono mengambil cangkir teh di meja dan segera menghabiskan teh. Cangkir teh kosong di taruh di meja oleh Dono dan segera beranjak dari duduk di ruang tamu ke ruang tengah. Dono duduk di sebelah Kasino. 

"TVRI," kata Dono. 

"Iya, Don," kata Kasino. 

"Acaranya kan banyak tentang pendidikan ini dan itu," kata Dono. 

"Memang seperti itulah TVRI dari dulu sampe sekarang," kata Kasino. 

"Tentang Covid-19 pun selalu seperti biasanya," kata Dono. 

"Namanya juga program kerja. Masih seperti biasanya yang ini dan itu," kata Kasino. 

Kasino dan Dono, ya fokus nonton Tv. Indro sibuk masak makan di dapur. Ya beberapa saat masakan Indro jadi. Semua masakan yang mateng di taruh di meja di ruang makan. Indro pun berkata dengan suara lantang memanggil Dono dan Kasino "Don, Kasino...makan!"

Dono dan Kasino mendengar omongan Indro. 

"Makan," kata Dono. 

"Makan," kata Kasino. 

Tv di matikan Kasino. Dono dan Kasino ke ruang makan untuk sarapan gitu. Di meja di hidangkan makanan yang enak. Dono, Kasino segera menyantap makan tersebut, ya Indro duluanlah. 

ASIK NONTON

Dono duduk santai di ruang tamu sambil baca buku. Indro dan Kasino duduk di ruang tengah, ya asik nonton Tv. 

"Acara penghargaan untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia hiburan, ya dangdut gitu. Bagus...ya Kasino," kata pujian Indro. 

"Iya....baguslah. Kan di konsep dengan rapih dari jauh hari sampai proses pelaksanaan," kata Kasino. 

"Iya....aku mengerti," kata Indro. 

Indro pun fokus nonton Tv dengan baik banget. Dono berhenti baca bukunya. Buku di taruh di meja. 

"Laper masak mie ah!" kata Dono. 

Dono ke dapur, ya lewat ruang tengah gitu. Dono berhenti dan nonton Tv. 

"Acara penghargaan untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia hiburan, ya dangdut masih terbelangsung sampai selesai toh," kata Dono. 

Dono memeriksa jaringan di internet di Hp-nya untuk baca ini dan itu....termasuk vidio ini dan itu. 

"Ooooo ada yang sesuai data publikasi dan ada data kontrafersi yang ini dan itu. Menarik juga untuk di baca dan di tonton vidionya. Hal biasa di dunia maya yang ini dan itu," kata Dono. 

Dono menghentikan jaringan internetnya di Hp-nya. Dono bergerak ke dapur untuk masak di dapur. 

"Lagi-lagu....banyak yang bagus ya. Dekat di hati, ya lirik lagunya kena kepermasalahan masyarakat yang ini dan itu," kata Indro. 

"Memang bagus," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

Indro dan Kasino terus fokus nonton Tv. Masak mie rebus pun selesai di masak, ya segera Dono menyantap mie rebus di ruang makan. 

"Mie ini enak," kata Dono. 

Dono menyantap mie rebus dengan santai. 

"Acara sudah beres toh. Aku puas nontonnya," kata Indro. 

"Iya. Kalau gitu di ganti acara di chenel lain. Masih belum bisa tidur nie!" kata Kasino. 

"Ganti chenel yang menayangkan film barat aja!" kata Indro. 

"Baiklah," kata Kasino. 

Kasino mengganti chenel Tv dengan remot untuk mencari chenel yang menayangkan film barat. Setelah dapet chenel yang menayangkan film barat. Kasino dan Indro, ya fokus nonton film lah. Dono selesai makan mie dan mencuci mangkok dan gelas di belakang. Mangkok dan gelas yang sudah bersih di taruh di rak piring oleh Dono. Ya segeralah Dono ke ruang tengah. 

"Acara penghargaannya sudah selesai Kasino, Indro?!" kata Dono. 

"Iya Don," kata Kasino. 

"Sudah selesai Don. Kalau belum nonton semuanya tuh acara penghargaan bisa nonton di jaringan internet!" kata Indro. 

"Iya aku mengerti," kata Dono. 

Dono duduk bersama Kasino dan Indro. 

"Filmnya bagus," kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

"Memang bagus filmnya," kata Kasino. 

"Aku belum ngantuk. Ya nonton Tv saja ah!" kata Dono. 

"Sama Don," kata Kasino. 

"Idem," kata Indro. 

Dono, Kasino dan Indro asik nonton Tv, ya acara film barat yang bagus banget gitu. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK