CAMPUR ADUK

Sunday, February 6, 2022

DASAR BUAYA

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Buaya," kata Budi.

"Buaya beneran....apa cuma perumpaan untuk orang yang tidak setia?!" kata Eko.

"Maunya Eko?!" kata Budi. 

"Kok malah balik nanya?!" kata Eko. 

"Ya. Sebenarnya sih. Buaya itu perumpaan sih, ya menunjukkan orang tidak setia. Tapi?!" kata Budi. 

"Tapi apa?!" kata Eko. 

"Ada yang bilang sih. Buaya itu lambang kesetian gitu," kata Budi. 

"Memang ada sih yang bilang buaya itu lambang kesetian. Ya aku tetap menyatakan buaya itu, ya perumpaan orang yang tidak setia. Karena aku nonton film siluman buaya yang kerjaannya nyari betina, ya padahal sudah dapet dua, ya masih kurang....jadinya nyari betina yang ketiga, ya dari golongan manusia yang cantik," kata Eko. 

"Film misteri. Cerita siluman buaya," kata Budi. 

"Dunia kenyataan itu. Cowok yang sudah punya istri, ya niatnya sih maunya poligami, ya jalan baik gitu. Tapi kenyataan tidak bisa di jalanin poligami, ya maka itu di jalanin jalan yang lain lah.....selingkuh. Terang-terangan ada. Yang sembunyi-sembunyi ada," kata Eko. 

"Realitanya kehidupan manusia. Ada cowok yang setia, ya ada cowok tidak setia," kata Budi. 

"Maka itu...cewek-cewek lebih cenderung manggil cowok yang tidak bisa setia....dasar buaya," kata Eko. 

"Dasar buaya," kata Budi.

"Kalau begitu, ya main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...lah. Main catur saja!" kata Budi. 

Budi mengambil catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur. 

"Orang yang bermuka dua itu," kata Budi. 

"Tukang selingkuh," kata Eko. 

"Jadi...golongan munafik," kata Budi. 

"Ujian hidup di muka bumi ini, ya golongan munafik di antara manusia lah," kata Eko. 

"Ya sekedar obrolan lulusan SMA saja, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA saja!" kata Eko. 

"Kadang lebih baik para Ustad yang menjelaskan tentang golongan munafik itu. Berdasarkan keilmuan gitu, ya jadi orang-orang lebih paham dampak dari golongan munafik itu," kata Budi. 

"Nama juga Ustad, ya membimbing manusia di jalan baik, ya berdasarkan amanah ilmu yang di pelajarinya," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

PANGERAN IMPIANNYA PUTRI

Putri di rumahnya, ya selesai mengetik di leptopnya, membuat cerita pendek gitu. Putri duduk santai di ruang tengah, ya sedang nonton Tv, ya acara drama cinta gitu. Putri sambil menikmati minum jus jeruk dan juga makan donat. Ridwan ke rumah Putri, ya pake motor gede, ya gaya anak jalanan metropolitan, ya bisa di bilang di contoh dari sinetronlah.

Singkat waktu, ya Ridwan sampai di rumah Putri. Ridwan memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Putri. Putri, ya mendengar sih suara-suara di depan rumahnya. Putri, ya bergerak ke ruang tamu, ya ingin membuka pintu depan untuk mengecek siapa yang dateng. Ridwan mau mengetik pintu depan rumah Putri, ya mengucap salam juga sih, ya tandanya tahu tata krama bertamu dengan baik. Putri, ya mendengar ketukan dan juga Salam sih. Putri membuka pintu dan menjawab salam dengan baik. 

"Ridwan," kata Putri. 

"Iya," kata Ridwan. 

"Tumben main kesini?!" kata Putri. 

"Aku mau ngurusin urusan kuliah," kata Ridwan. Dalam hati Ridwan berkata "Ya sebenarnya kangen Putri, ya cewek yang aku sukai". 

"Urusan kuliah. Silakan masuk Ridwan," kata Putri. 

Ridwan masuk rumah Putri, ya duduk di ruang tengah. Putri duduk dengan baik. Putri dan Ridwan ngobrol urusan kuliah dengan baik sih. Ridwan, ya ada sikap yang aneh sama Putri, ya ingin ngobrol urusan cinta sih. Tapi Putri merasa gelagat Ridwan aneh gitu. 

"Apakah Ridwan ada niat untuk omongin urusan perasaannya pada ku?!" kata hati Putri. 

Putri tetap fokus, ya membahas urusan kuliah sama Ridwan. Urusan itu pun selesai. Ridwan meninggalkan rumah Putri, ya Ridwan membawa motor gede ya dengan baik. Ya Putri teringat dengan urusan ya dengan Rara, Meli, Nia dan Aulia. Putri berbenah diri. Ridwan di atas motor berkata "Lain kali aku nyatakan cinta ku pada Putri". 

Singkat waktu, ya Putri telah cantik gitu penampilannya. Putri ke luar rumahnya dan segera masuk mobilnya. Putri membawa mobilnya dengan baik ke rumah Meli karena memang teman-teman ngumpul di rumah Meli. Tiba-tiba mobil Putri mogok di jalan gitu. Ya Putri mencoba untuk benerin mobilnya. Kebetulan banget Hari lewat situ sih, ya pake motor gede gitu. Putri mengalami susah, ya di tolong Hari lah. Ya Putri senang banget di tolong Hari, ya karena Putri sebenarnya suka Hari. Sedangkan Hari suka sama Putri, ya cuma belum ada omongan urusan cinta sih. Kode keduanya, ya ada sih mendekati utusan cinta. Hari memperbaiki mobil Putri dengan baik, ya sampai hiduplah. 

"Terima kasih Hari atas bantuannya," kata Putri. 

"Ya," kata Hari. 

Putri pun masuk mobilnya, ya mengendarai mobilnya dengan baik menuju rumah Meli. Ya Hari pun membawa motor gedenya dengan baik menuju rumah lah. Singkat waktu, ya Putri sampai di rumah Meli, ya memarkirkan mobilnya dengan baik di rumah Meli. Putri keluar dari mobil, ya segera masuk rumah Meli, ya karena Meli memang menyambut Putri dateng, ya begitu dengan Rara, Nia dan Aulia. 

Putri dan teman-teman, ya ngobrol di ruang tengah, ya yang di obrolin sih urusan kerjaan sih. Ya obrolan cewek cukup panjang kali lebar kali tinggi, ya jadinya luas banget gitu. Sampai urusan itu selesai sih, ya Putri pulang ke rumahnya, ya tapi ngaterin Rara dulu ke rumahnya. Sedangkan Nia, ya nginep di rumah Meli dan Aulia di jemput sama teman dekatnya, Nazar sih pake mobillah. Nazar suka sama Aulia, ya tapi sebenarnya Nazar sedang mendekati Findi. Aulia tahu tentang niatnya Nazar deketin Findi. Aulia tetap jojong saja berteman dengan Nazar. Nazar membawa mobilnya dengan baik ke rumahnya Aulia, ya ngaterin Aulia lah. Ya Putri membawa mobilnya dengan baik menuju rumah Rara. 

Singkat waktu, ya sampai di rumah Rara. Ternyata ada Gunawan di rumah Rara. Gunawan nungguin Rara karena Gunawan suka sama Rara. Putri tahu hubungan Rara dengan Gunawan. Putri, ya langsung ke rumahnya, ya membawa mobilnya dengan baik. Gunawan memang di rumah Rara, ya telah bicara dengan baik sama Mbak Lesti dan Abang Risky. Rara pun, ya ngobrollah sama Gunawan di ruang tamu urusan cinta lah. Putri...akhirnya sampai di rumahnya, ya mobil telah masuk garasilah. Putri, ya berbenah diri di kamarnya. Setelah itu, ya istirahat lah dengan baik di kamarnya. 

Esok harinya. Putri, ya ada urusan kerjaan sama Gunawan, ya Putri dateng pagi-pagi ke tempat kerjaanlah. Putri bertemu dengan Gunawan di tempat kerjaan, ya buat vidio klip musik gitu, ya gaya India gitu, ya permintaan orang yang punya modal yang buat acara Tv, ya bisa di bilang promosi ini dan itu sih. Rara dateng ke tempat kerjaannya Gunawan. Rara melihat Gunawan dekat dengan Putri, ya Rara ada rasa cemburu gitu. Hari, ya kebetulan dateng ke tempat kerjaan Putri. Hari merasa resah hatinya Putri dekat dengan Gunawan. Hari menyakini dirinya, ya bawa urusan Gunawan dan Putri, ya hanya urusan kerja saja. 

Ridwan juga ada di tempat kerjaan Putri dan melihat dengan baik Putri dekat dengan Gunawan. 

"Gunawan ini...jangan-jangan jadi pesaing aku dalam mendapatkan cinta Putri," kata hati Ridwan. 

Ridwan pun, ya mengabaikan kata hatinya, ya fokus urusan kerjaan lah. Sampai urusan kerjaan selesai, ya Putri beres-beres lah untuk pulang ke rumah. Di tempat parkir, ya Putri bertemu dengan Hari. Ya Hari memutuskan untuk menyatakan cintanya sama Putri, ya dari pada keduluan cowok lain yang ingin menyatakan cinta sama Putri, ya ingin bersama Putri gitu. Putri memang berharap banget Hari menyatakan cintanya, ya bagi Putri, ya Hari itu Pangeran impiannya Putri. 

"Putri mau jadian sama aku!" kata Hari.

"Jadian apa ini?!" kata Putri.

"Mau jadian apa ya?!" kata Hari berpikir pikir panjang.

Putri pun berkata "Sebenarnya Putri laper sih, ya karena kerjaan banyak sih, ya buat vidio klip musik. Hari ingin jadian jalan bareng, ya makan malam gitu."

"Boleh saja sih makan malem. Tapi?!" kata Hari.

"Tapi apa?!" kata Putri.

"Sebenarnya aku sayang Putri. Putri mau jadian sama Hari!" kata Hari.

Dalam hati Putri senang mendengar omongan Hari yang menyatakan cintanya sama Putri. 

Putri pun berkata "Aku mau jadian sama Hari,"

"Putri sepakat pacaran dengan Hari?!" kata Hari.

"Iya," kata Putri sambil menganggukkan kepalanya.

Hari yang sepakat dengan Putri, ya pacaran, ya keduanya memutuskan untuk pergi ke restoran untuk makan malem lah yang romantis gitu. Sebenarnya, ya Ridwan dan Gunawan melihat Putri ngomong dengan Hari di parkir. Ridwan, ya gagal mendapatkan Putri karena keduluan Hari. Gunawan yang sekedar rekan kerja degan Putri, ya senang Putri jadian sama Hari. Gunawan, ya jadinya jalan bareng sama Rara, ya nganterin Rara pulang ke rumahnya lah pake motor gede lah.

Saturday, February 5, 2022

UTUSAN DEWA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Dewa," kata Budi.

"Tuhan," kata Eko.

"Eko. Dewa dan Tuhan, ya sama aja kan?!" kata Budi.

"Bisa di bilang begitu sih dari banyak cerita agama ini dan itu sih," kata Eko.

"Dewa atau Tuhan menjelma menjadi wujud manusia yang sakti dan berbudi luhur yang baik untuk mengajarkan pada manusia untuk berjalan di jalan kebaikan, ya itu semua berkat doa yang di panjatkan para manusia yang menjalankan aturan agama yang di yakininya. Berdasarkan cerita ini dan itu sih," kata Budi.

"Dewa itu ada di antara kita...Budi," kata Eko.

"Masa sih?Jangan-jangan dunia dalam cerita!" kata Budi.

"Dewa itu nama orang," kata Eko.

"Itu sama aja dengan di berita ini dan itu. Tuhan itu nama orang," kata Budi.

"Becanda!!!" kata Eko.

"Memang becandaan. Nama juga obrolan lulusan SMA. Ya bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Aku mau bercerita, ya versi aku sih cerita ini tentang Utusan Dewa sih," kata Budi.

"Kalau begitu sih. Silakan Budi bercerita dengan baik," kata Eko.

"Baik aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya masih perawan sih, ya namanya Maria. Dewa pun mendatangi Maria dan berkata "Maria. Engkau akan melahirkan anak laki-laki yang akan mengajarkan manusia di jalan kebaikan. Nama anak itu...Isa". Maria menerima dengan baik, ya sebenarnya diri Maria, ya belum pernah bergaul dengan cowok. Maria masih suci banget gitu. Dewa pun membuat Maria hamil, ya dengan kemampuan Dewa lah. Dewa pun menghilang setelah menitipkan benih di rahim Maria. Ya Maria menjalankan aktivitasnya sehari-sehari seperti biasanya. Tapi perutnya Maria terus membesar, ya jadinya Maria pindah rumah, ya bersama Pamannya. Sampai di suatu tempat, ya kota lain. Maria bersama Pamannya, ya istirahat dekat kandang domba. Maria mulai pecah air ketubannya, ya tandanya mau melahirkan lah. Maria pun melahirkan anak laki-laki. Ya anak laki-laki itu di berinama Isa karena nama itu pemberian Dewa. Isa didik dengan baik sama Maria dan juga Pamannya Maria, ya sampai Isa dewasa. Isa ternyata punya kemampuan menyembuhkan orang sakit berat dan juga bisa menghidupkan orang mati. Dari kemampuannya Isa yang hebat, ya banyak manusia yang mengikuti Isa. Orang-orang yang mengikuti Isa memanggilnya "Utusan Dewa atau Utusan Tuhan". Ada juga orang memanggilnya "Putra Dewa atau Putra Tuhan". Isa pun mengajarkan kebaikan pada manusia yang ingin berjalankan di jalan kebaikan. Sampai Isa pun di khianatin muridnya, ya Judas. Isa pun di tangkap sama prajurit kerajaan, ya atas perintah Raja sih. Isa pun di salip di antara dua orang di salip juga, ya atas kesalahannya. Isa menjalankan hukumannya sampai mati. Isa pun di turunkan dari salipnya, ya di mau di makan dengan layak. Tahu-tahu....Isa bangkit dari kematiannya karena kemampuan Isa yang memiliki kemampuan membangkitkan orang mati, ya berarti dirinya bisa membangkitkan dirinya, ya jadinya hidup. Isa pun menemui orang-orang yang mengikuti ajarannya. Semua senang dengan Isa yang hidup kembali. Isa mengajarkan kebaikan pada orang-orang yang mengikuti ajarannya. Sampai waktunya, ya Isa naik ke langit, ya berarti Isa telah selesai mengajarkan ilmunya pada orang-orang yang ingin berjalan di jalan kebaikan. Orang-orang yakin dengan ajaran Isa, ya terus berjalan di jalan kebaikan dengan baik karena di tulis di kitab ini dan itu. Ribuan tahun berlalu. Dunia sudah kacau ini dan itu, ya mendekati hari kiamat. Isa turun dari langit untuk menyelamatkan manusia yang berjalan di jalan kebaikan karena ada makluk jahat banget yang menciptakan kehancuran ini dan itu....Dajjal bersama Ya'juj dan Ma'juj. Isa bersama pengikutnya di jalan kebaikan, ya berperang dengan Dajjal yang bersama Ya'juj dan Ma'juj. Isa pun berhasil mengalahkan Dajjal, ya sampai membunuh Dajjal dan juga Ya'juj dan Ma'juj. Setelah peperangan itu, ya keadaan jadi baik lagi. Isa pun membawa orang-orang yang berjalan kebaikan, ya ke surga. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Sekedar cerita kan Budi?!" kata Eko.

"Iya...sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di atas mejalah. Budi dan Eko mau menyusun bidak catur di atas papan catur. Eeeee...Abdul dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko. Ya Budi dan Eko tidak jadi main catur, ya catur di beresin dengan baik sih. Ketiganya memutuskan main kartu remi, ya permainan kartu remi di jalankan dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

GELANDANGAN

Malam yang tenang sekali di kediaman Eko. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil minum teh dan juga menikmati makan martabak.

"Gelandangan," kata Budi.

"Tunawisma," kata Eko.

"Itu sih sama aja Eko," kata Budi.

"Aku hanya mengikuti alur omongan Budi," kata Eko.

"Sebenarnya. Aku membaca tentang gelandangan atau di sebut tunawisma," kata Budi.

"Terus!!!!" kata Eko.

"Aku punya cerita sih. Ya versi aku sih," kata Budi.

"Ada cerita toh Budi tentang gelandangan dan juga tunawisma. Cerita Budi!!!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita. Seorang Bapak yang kaya raya. Bapak itu kehilangan istrinya, ya meninggalnya karena sakit sih. Bapak itu dari pernikahannya, tidak mendapatkan keturunan dari istrinya, ya jadinya hidupnya sendiri. Dari keadaan dirinya kesepian, ya memutuskan untuk main cewek gitu. Sebenarnya cewek-cewek itu, ya jebakan dari rekan kerja Bapak itu...untuk mengambil semua hartanya. Rekan kerja, ya berhasil mengambil harta Bapak itu. Ya Bapak itu jatuh miskin, ya kehilangan semua hartanya. Rekan kerja itu membuang Bapak itu ke tempat sampah. Bapak itu berkata "Ini semua karena kebodohan ku, ya aku kehilangan harta." Bapak itu, ya menerima keadaannya, ya jadinya Bapak itu pun gelandangan ke sana ke sini, ya sampai tidur di pinggir rumah ibadah agama apa pun gitu. Bapak itu jadi di hina-hina karena keadaannya sama orang-orang yang tidak bisa diam omongannya. Bapak itu sabar banget dengan keadaannya itu. Sampai pahitnya itu di tuduh mencuri, ya sampai semua orang-orang ini dan itu, ya sampai orang-orang yang bergerak di pemerintahan gitu yang menanggulangi penyakit masyarakat ini dan itu sih. Sebenarnya struktur pemerintahan, ya masih kacau karena banyak orang-orang kaya dapet membeli petugas-petugas pemerintahan untuk melancarkan urusan kerjanya, ya tujuannya kaya dan kaya. Bapak itu pun berkata "Istri ku. Kamu enak di alam lain. Sedang aku menderita. Hidupku lebih hina dari binatang". Bapak itu terus menjalankan hidupnya, ya walau keadaannya di hina ini dan itu. Sampai suatu ketika, ya ada orang baik yang bisa menerima Bapak itu. Seorang pemuda miskin yang tidur di bawah kolong jembatan. Bapak itu mulai membangun dirinya di kolong jembatan, ya jadi baik hidupnya pelan-pelan, ya di bantu pemuda yang baik dari mengumpulkan barang bekas sampai akhirnya Bapak itu kerja di sebuah toko. Bapak itu berkata "Aku bersyukur hidup ku mulai baik, ya Tuhan". Bapak itu terus di jalan baik, ya sampai waktu tutup usia. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Penderitaan seorang gelandangan. Hartanya di rampas sama orang jahat, ya dengan cara ini dan itu...pake cewek," kata Eko.

"Kasihan juga gelandangan itu," kata Budi. 

"Memang kasihan sih keadaan gelandangan, ya di hina-hina," kata Eko. 

"Nasif dan Nasif," kata Budi. 

"Nasif....nama orang," kata Eko. 

"Becanda kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya!!!" kata Eko. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga martabak. 

Friday, February 4, 2022

PERMAINAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cilok.

"Eko. Urusan tentang berita vaksin ini dan itu masih kan?!" kata Budi.

"Masih sih," kata Eko.

"Masih toh!!!" kata Budi. 

"Kalau di pikirkan dengan baik. Cuma permainan dari orang-orang yang membuat program kerja ini dan itu, ya untuk menanggulangi urusan kesehatan ini dan itu. Mereka yang bekerja di bidang ini dan itu, ya pemerintahan dan bekerja dengan pihak-pihak swasta, ya yang mendapatkan uang. Sedangkan seperti kita tidak dapet apa-apa," kata Eko.

"Memang sih urusan vaksin ini dan itu, ya urusan covid-19 yang ini dan itu, ya urusan orang kepentingan, ya bisa di bilang permainan mereka yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan ini dan itu. Ya sedang kita tidak dapet apa-apa sih. Sampai mau ke luar kota, ya pake pesawat gitu. Harus surat ini dan itu, ya hasil tes pcr untuk kesehatan gitu. Ujung-ujungnya untuk urusan digitalisasi, ya Hp. Sama beritanya dunia kenyataan dengan berita di Tv," kata Budi.

"Semua demi digitalisasi di jalankan dengan baik. Yang untung yang bekerja di bidang itu. Yang tidak bekerja di bidang itu, ya tidak dapet apa-apa," kata Eko.

"Sungguh-sungguh di permainan keadaan dari sebuah penyakit yang ini dan itu," kata Budi.

"Agama juga kena dari penyakit ini dan itu. Permainan dan permainan," kata Eko.

"Jenuh," kata Budi.

"Memang jenuh banget. Mau bilang apa, ya sudah keadaannya seperti ini," kata Eko.

"Padahal yang sebenarnya sih. Penyakit genetik turunan, ya tidak bisa di obatin. Itukan salah satu kegagalan dari bidang kedokteran," kata Budi.

"Nama juga penyakit bawaan, ya tidak bisa di obatin. Sudah Takdirnya. Mati di umur muda, ya di terima dengan baik," kata Eko. 

"Tetap saja. Orang-orang di bidang kedokteran dan juga bidang-bidang yang masih mendukung bidang kedokteran untuk urusan ini dan itu, ya bilangnya tetap sama "Mencegah dari pada mengobati"....," kata Budi. 

"Berusaha sadar dari keadaan, ya rendah diri karena keadaan," kata Eko. 

"Kalau berhasil ini dan itu, ya sombong ini dan itu," kata Budi. 

"Ya...kalau itu sih. Ujian manusia yang berhasil. Sama aja dengan yang ahli agama ini dan itu, ya masih menampakkan kesombongan agama sampai organisasi yang di bangun ini dan itu," kata Eko. 

"Haaaa. Ujian hidup," kata Budi. 

"Memang hidup penuh dengan ujian ini dan itu, ya sampai kematian," kata Eko. 

"Obrolan ini, ya obrolannya lulusan SMA, ya Eko?!" kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

"Kalau begitu sih. Lebih baik main permainan catur!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Kadang lebih baik tinggal di desa terpencil, ya jauh dari hal-hal urusan kota ini dan itu, ya demi maju. Tujuannya mencari ketenangan hidup," kata Budi. 

"Ya bagi ingin mencari ketenangan hidup, ya lebih baik tinggal di desa terpencil. Jauh deh dari urusan kota ini dan itu, ya sibuk untuk maju ini dan itu, ya orang-orang yang punya kepentingan untuk kaya raya," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cilok. 

Thursday, February 3, 2022

MENYENANGKAN

Keadaan yang di lingkungan di daerah rumah Budi, ya memang keadaan malam sih. Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum teh dan bakso tusuk.

"Mencintai cewek yang di sukai. Rasanya...menyenangkan...Eko?!" kata Budi.

"Budi. Budi. Budi kan belum punya pacar. Ya jadinya hanya sekedar saja menyukai cewek yang di sukai Budi," kata Eko.

"Memang aku belum punya pacar. Ya sekedar saja menyukai cewek. Jadi aku meminta tanggapan yang baik dari Eko, ya tentang cewek yang cintai Eko. Jadi rasanya seperti apa?!" kata Budi. 

"Ya memang aku mempunyai cewek yang aku cintai, ya Purnama. Ya omongan Budi benar lah tentang rasanya...menyenangkan mencintai cewek yang di sukai," kata Eko. 

"Rasanya menyenangkan mencintai cewek yang di sukai," kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

"Bisa juga. Rasanya itu seperti nonton acara Tv yang artisnya cewek cantik, ya penyanyi saja lah. Rasa itu sangat Menyenangkan. Ya sekedar bahan obrolan saja, ya lulusan SMA," kata Budi.

"Omongan Budi benar lah tentang rasa menyenangkan nonton acara Tv yang penyanyi cewek, ya karena Budi menyukai tuh artis, ya bisa di bilang penggemarnya. Sama halnya, ya jika kedudukannya di balik. Cewek menyukai cowok, ya penyanyi saja, ya artis gitu...yang di sukainya, ya rasanya menyenangkan lah," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan menyusun bidak catur di atas papan catur.

"Mencintai cewek yang di sukai, ya inginnya membahagiakan cewek itu dengan baik, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Ya begitulah," kata Eko. 

"Dia bahagia. Aku bahagia juga," kata Budi.

"Ya satu sama sajalah. Kan hubungan di jalankan saling melengkapi satu sama lain, ya pengertian lah dengan keadaan ini dan itu. Pastinya bisa bahagia dengan baik," kata Eko.

"Menyenangkan mencintai cewek di sukai," kata Budi.

"Ya benarlah omongan Budi. Tapi tetap aku ingatkan. Budi masih jomlo dan berusaha mendapat cewek yang di inginkan Budi!" kata Eko.

"Ya memang sih aku berusaha mendapatkan cewek yang aku sukai sih. Kan ini sekedar obrolan saja!" kata Budi.

"Memang sekedar obrolan!" kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga bakso tusuk. 

Wednesday, February 2, 2022

ORANG TUA

Malam yang tenang. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya keduanya menikmati keadaan sambil minum teh dan juga gorengan lah.

"Ayah," kata Budi.

Eko mendengar omongan Budi dengan baik, ya berkata "Ibu."

"Ibu memang pendamping Ayah," kata Budi.

"Sebenarnya Budi mau ngomongin apa sih?!" kata Eko.

"Ayah," kata Budi.

"Emang ada apa dengan Ayah?!" kata Eko.

"Ayah ku memang masih ada sih," kata Budi.

"Memang Ayah Budi masih ada!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Aku belajar dari seseorang yang kehilangan Ayah. Seseorang itu bersedih banget kehilangan Ayahnya. Ya Ayahnya meninggal dengan keadaan baik-baik saja sih," kata Budi.

"Banyak orang bilang sih, ya kalau sudah tidak ada, ya baru terasa banget. Memang sih kehilangan Ayah pasti bersedih. Sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Eko.

"Omongan Eko memang benar. Ayah adalah sosok yang menjaga dan membimbing dengan baik," kata Budi.

"Hidup harus maju dan tegar. Jangan bersedih berlarut-larut karena kehilangan sesuatu yang cinta, ya sosok Ayah. Jadilah dewasa dari keadaan," kata Eko. 

"Omongan Eko benarlah. Kehilangan sosok Ayah dari anak-anak atau saat dewasa. Harus bersikap dewasa dengan keadaan, ya menerima keadaan," kata Budi.

"Ya sama saja kehilangan sosok Ibu, ya harus bersikap dewasa, ya menerima keadaan," kata Eko.

"Ya iya lah. Kedudukan sama dengan Ayah yang di omongin dengan baik, ya kehilangan Ibu, ya harus bersikap dewasa dengan keadaan," kata Budi.

"Maka itu. Moment-moment saat orang tua masih ada benar-benar di jalankan dengan baik. Ya patuh pada orang tua dan jangan menjadi anak yang membantah," kata Eko.

"Pendidikan agama....itu Eko!" kata Budi.

"Memang pendidikan agama. Seorang anak harus patuh pada kedua orang tua, ya tidak boleh membantah!" kata Eko. 

"Sudah ah ngomongin itu lebih baik main catur!" kata Budi. 

"Ok..main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Aku akan menikah di masa depan, ya dengan cewek yang aku cintai dengan baik, ya dari nilai akhlaknya paling penting, ya sebutan yang lainnya kepribadian cewek yang baik. Tujuan memilih cewek kepribadian yang baik, ya  ya agar jadi istri yang baik dan juga jadi ibu yang baik untuk anaknya, ya anak didik dengan baik sama ibu dan juga ayahnya lah," kata Budi. 

"Pemikiran Budi dewasa sih karena belajar ini dan itu, ya sudut masa depan yang baik dari memilih cewek yang kepribadian yang baik, ya sampai tujuannya untuk mendidik anak," kata Eko. 

"Jadi orang tua yang baik," kata Budi. 

"Haruslah jadi orang tua yang baik. Jangan seperti berita ini dan itu, ya kaitannya kriminitas...tentang orang tua yang tidak bisa di omongin sampai anak menderita," kata Eko. 

"Berita kriminitas tentang orang tua yang ini dan itu, ya membuat anak menderita, ya tidak bisa di omongin apa-apa. Lagian aku dan Eko, ya hanya lulusan SMA, ya masih harus banyak belajar ini dan itu. Paling orang-orang yang pinter ini dan itu, ya bisa menyelesaikan masalah ini dan itu, ya sesuai dengan keilmuannya lah," kata Budi. 

"Hidup ini. Antara sisi baik dan sisi buruk," kata Eko. 

"Realitanya begitu!" kata Budi. 

"Emmmmm," kata Eko. 

Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga gorengan lah. 

Tuesday, February 1, 2022

CHEF AND LOVE

Keadaan memang malam sih. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko....ada cerita tentang Erwin," kata Budi.

"Erwin. Kan Erwin teman kita semasa SMA sampai sekarang, ya termasuk kelompok grub band musik kita, ya Erwin sedang kuliah di Jakarta," kata Eko.

"Ya memang Erwin sedang fokus kuliah di Jakarta. Erwin ini tokoh dalam cerita aku," kata Budi.

"Ooooo nama Erwin di jadikan tokoh dalam cerita Budi toh. Jadi tokoh ceweknya namanya siapa?!" kata Eko.

"Kalau di pikir dengan baik sih. Lebih baik nama artis," kata Budi.

"Artis toh!" kata Eko.

"Artis Aulia saja, ya temannya artis Rara, Putri, Meli dan Nia," kata Budi.

"Aulia. Boleh juga tuh. Sekarang Budi ceritalah!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita. Erwin pemuda yang baik. Erwin aktivitasnya kuliah, ya karena permintaan orang tua Erwin yang ingin anaknya jadi sarjana. Erwin memang anak orang kaya, ya tinggal bersama kerabatn
ya di Jakarta urusan kuliah lah. Sedangkan orang tua Erwin di Bandar Lampung. Erwin memang ada hobynya memasak gitu, ya jadinya sering banget membuat makan ini dan itu di rumahnya, ya hasilnya enak sih. Terkadang Erwin berkunjung ke restoran  yang chef terkenal gitu, ya seperti chef Juna, chef Rennata, chef Arnold dan masih banyak lagi. Tujuannya Erwin mengunjungi restoran yang ada chef terkenal, ya belajar merasakan masakan enak yang di buat chef itu. Setelah mempelajari dengan baik, ya makan yang di sajikan, ya Erwin di rumah, ya belajar membuat makan itu dengan baik, ya berusaha hasilnya sama gitu. Usaha Erwin, ya berhasil gitu, ya membuat makan enak. Suatu ketika Erwin menyukai seorang cewek bernama Aulia. Ya Aulia cewek yang baik sih, ya kerjaannya seorang penyanyi di kafe. Erwin tertarik pada Aulia, ya saat Erwin main ke kafe untuk menikmati suasana kafe, ya makan, minum dan juga live musik. Erwin yang masih jomlo, ya memberanikan diri untuk dekat dengan Aulia. Ternyata Aulia ada cowok-cowok yang menyukainya. Nama cowok itu Nazar dan Alvin. Erwin tidak ingin ada perkara dengan Nazar dan Alvin demi mendapatkan hatinya Aulia. Memang sih Aulia belum memutuskan antara Nazar dan Alvin, jadi pacar Aulia. Erwin jadinya berhasil berteman dengan Aulia. Suatu hari Erwin dapet kabar dari media ini dan itu, ya kompetisi memasak yang di tayangkan di Tv sih, ya bisa di bilang sih Master Chef Indonesia. Erwin pun ikut dalam kompetisi itu, ya mengikuti dengan baik tesnya. Sampai Erwin berhasil masuk sih. Ketika kuliah Erwin padat, ya tidak bisa di tinggalkan. Erwin masih dalam kompetisi memasak, ya jadinya Erwin mengundurkan diri dari kompetisi memasak demi kuliahnya. Juri yang mengomentari masakan Erwin dan tahu Erwin mundur dari kompetisi memasak karena urusan kuliah. Juri itu berkata "Sayang banget pemuda itu mundur. Padahal kemampuan memasaknya, ya dapat membuat dirinya menjadi juara". Erwin pun menjalankan kuliahnya dengan baik. Ya perteman Erwin dan Aulia, ya baik sih. Sampai Aulia membuka hatinya untuk Erwin dan menolak Nazar dan Alvin. Erwin jadian deh sama Aulia. Erwin pun sering ke tempat kerja Aulia, ya bernyanyi bersama menghibur semua orang yang dateng ke kafe, ya Erwin pinter menyanyi karena semasa SMA, ya Erwin punya grub band musik lah. Terkadang Erwin jadi chef di kafe di tempat kerjaan Aulia untuk mengembangkan bakatnya Erwin, ya hoby memasaknya gitu. Aulia pun mencoba masakan Erwin dan hasilnya Aulia memuji masakan Erwin "Enak". Erwin, ya senang pujian dari Aulia tentang masakannya enak. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Tentang Erwin yang ikut kompetisi memasak dengan baik, ya sampai mengundurkan diri karena urusan kuliah yang padat. Dan juga urusan cinta Erwin dan Aulia, ya menarik juga," kata Eko.

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Kalau begitu judul cerita itu apa Budi?!" kata Eko. 

"Apa ya?!" Budi yang masih berpikir panjang. 

"Masih kaitan urusan kompetisi memasak dan urusan cinta, ya lebih baik saran ku...judulnya Chef And Love saja!" kata Eko. 

"Chef And Love saja. Ok lah!" kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin cerita itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

Monday, January 31, 2022

PERAYAAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Hari ini perayaan Imlek, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Berita media ini dan itu sampai keadaan, ya hari ini perayaan Imlek di Indonesia. Lebarannya orang China karena cenderung memang orang China yang membangun pradabannnya dari seni dan budaya sampai agama kepercayaan yang di bangun leluhur sampai di turunkan ke anak, cucu, ya sampai seterusnya," kata Eko.

"Ya...realitanya begitu sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Ngomong-ngomong Eko," kata Budi.

"Dari tadi kan ngobrol kita. Gimana Budi ini?!" kata Eko.

"Memang dari tadi ngobrol. Maksud ku itu. Cewek-cewek keturunan China cantik," kata Budi.

"Mulai deh. Ngomongin cewek," kata Eko.

"Sekedar bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Memang sih sekedar bahan obrolan saja. Jangan-jangan Budi ada kenalan cewek keturunan China?!" kata Eko.

"Ya...ada sih. Kenalan cewek keturunan China," kata Budi.

"Ada toh. Budi kenalan cewek keturunan China. Gimana kepribadian tuh cewek. Hal penting dalam menilai seorang cewek!" kata Eko.

"Kepribadian cewek keturunan China. Ya ada baiknya sih. Tapi?!" kata Budi.

"Tapi kenapa?!" kata Eko.

"Aku agama Islam, ya melihat dari sudut agama Islam, ya ada baik dan buruknya. Kan beda dengan orang-orang yang agama lain. Apalagi yang di jalanin tuh cewek keturunan China kan agama yang di yakini tuh cewek itu, ya menurut dia, ya begini sudah bagus, ya sesuai dengan ini dan itu," kata Budi.

"Ada yang buruk dari kepribadiannya. Kalau mengoreksinya, ya takut menyinggungnya. Berkata seperti ini "Siapa kamu mengoreksi aku, pacar bukan ini dan itu bukan. Kalau orang tua aku, ya mengeroksi aku agar aku punya kepribadian baik berdasarkan ajaran agama yang aku yakini".....," kata Eko.

"Takut sakleknya seperti itu yang di omongin Eko," kata Budi.

"Kalau begitu sih di biarkan saja!" kata Eko.

"Memang di biarkan saja. Ya sekedar teman saja!" kata Budi.

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.

"Kita harus menghormati dan menghargai orang-orang yang merayakan hari raya Imlek, ya kan Budi?!" kata Budi. 

"Ya memang kita harus menghormati dan menghargai orang-orang yang merayakan hari raya Imlek. Toleransi!!!" kata Eko.

"Toleransi. Kata-kata yang sering di omongin para pejabat pemerintahan, ya berita ini dan itu, ya salah satunya yang ngomong Presiden," kata Budi.

"Nama juga pemimpin negeri ini, ya menunjukkan contoh yang baik, ya demi kebaikan bersama. Kerukunan ini dan itu. Dampak baiknya, ya ke ekonomi bisa jadi baik," kata Eko.

"Perayaan agama ini dan itu, ya menggerakan ekonomi dengan baik," kata Budi.

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

KESETIAN

Rara yang berada di rumahnya.

"Aku buat cerita saja," kata Rara.

Rara pun duduk baik di kamarnya, ya segera menghidupkan leptop di mejanya. Rara mulai mengetik sebuah cerita pendek gitu.

Isi cerita yang di buat Rara :

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi. Keduanya memang main catur sambil menikmati minum kopi botolan dan makan gorengan lah. Memang sih main caturnya yang menang Eko sih. Jadinya keduanya untuk berhenti main catur. Budi mengambil koran di meja dan memperhatikan dengan baik foto di koran tersebut.

"Ini foto koran cantik," kata Budi.

"Mulai ngomentarin tentang cewek cantik," kata Eko.

"Ya sekedar bahan obrolan. Jadi gimana menurut Eko dengan foto cewek di koran?!" kata Budi.

"Ya memang aku akui foto cewek itu cantik. Artis," kata Eko.

"Foto cewek di koran ini, ya cerita kehiupan cinta yang begini dan begitu," kata Budi.

"Kan biasa. Artis kisah kehidupan cintanya yang begini dan begitu. Jadinya bahan obrolan dan juga bisa  jadi bahan pembelajaran. Ya agar cewek-cewek tidak salah langkah dalam menjalin hubungan dengan cowok, ya sampai berumah tangga dan akhirnya bercerai dengan persoalan ini dan itu," kata Eko.

"Cowoknya yang sadar, ya mawas diri. Bahwa dirinya harus bisa menjadi pemimpin yang baik, ya agar rumah tangganya berjalan dengan baik, ya agar tidak bercerai gitu," kata Budi.

"Kalau di pikir dengan baik-baik. Kayanya ada rencana di balik rencana demi urusan kerja," kata Eko.

"Memang sih omongan Eko benar. Kalau di pikirkan dengan baik, ya ada rencana di balik rencana, ya urusan kerjaan gitu," kata Budi.

"Saling berkaitan dari satu berita ke berita lainnya. Tujuannya mengangkat acara Tv di sana sini," kata Eko.

"Orang-orang di balik layar. Pinter dalam merencanakan sesuatu dengan baik," kata Budi.

"Lulusan-lulusan Universitas di bidang komunikasi, ya kata orang-orang sih," kata Eko.

"Apa aku buat cerita saja ya?!" kata Budi.

"Cerita lagi!" kata Eko.

"Budi tidak ingin mendengarkan cerita aku?!" kata Budi.

"Tidak begitu sih. Ya ok lah aku mendengarkan cerita Budi," kata Eko.

"Aku mulai ceritanya. Celine cewek yang cantik dan pinter. Caline bekerja di suatu perusahaan sebagai sekertaris. Pak Marsel, ya bos perusahaan sih. Pak Marsel masih belum menikah karena banyak milih cewek sih. Maka itu Celine terus berusaha dekat dengan Pak Marsel. Ya sebenarnya sih Pak Marsel ada suka dengan Celine, ya tapi malu menunjukkan rasa sukanya sama Celine. Malu jadi bahan omongan anak buah yang ini dan itu, ya hubungan Pak Marsel dengan Celine. Pak Marsel, ya biasa saja sih. Sampai suatu hari. Pak Marsel bertemu dengan cewek yang cantik, ya rekan bisnis gitu nama Marsa. Pak Marsel jadi suka dengan Marsa. Celine yang tahu hubungan Pak Marsel dengan Marsa, ya jengkel gitu karena rencana Celine bisa gagal, ya jadian sama Pak Marsel. Caline berusah untuk menggagalkan rencana Pak Marsel untuk jadian sama Marsa. Gara-gara ulah Celine, ya menggagalkan rencana Pak Marsel jadian dengan Marsa, ya jadi urusan kerjaan berantakan. Pak Marsel yang  kesal dengan Celine, ya memutuskan untuk memecat Celine dari perusahaan. Celine menerima dengan baik sikap Pak Marsel yang memecatnya dari perusahaan. Celine berusaha mencari pekerjaan lain demi hidup di kota besar yang penuh dengan kompetisi ini dan itu demi jadi kaya raya. Celine, ya dapet kerjaan di kafe, ya jadi pelayan kafe. Pak Marsel ternyata merasa rindu dengan Caline, ya tandanya Pak Marsel cinta sama Celine. Pak Marsel menjalin hubungan lagi dengan Marsa, ya untuk memperbaiki urusan kerjanya. Sampai suatu ketika. Saat Pak Marsel ke kafe bersama Marsa untuk membahas urusan kerja. Ya Pak Marsel bertemu dengan Celine di kafe. Pak Marsel yang benar-benar suka sama Celine, ya tidak ingin melepaskan Celine, ya pergi dari hidupnya gitu. Pak Marsel menyatakan cintanya sama Celine. Ya Celine selama ini memendam suka dengan Pak Marsel, ya jadi kenyataan Pak Marsel menyatakan cinta, ya tanda Pak Marsel suka dengan Celine. Ya Celine pun menerima cinta Pak Marsel. Marsa senang melihat hubungan baik Pak Marsel dan Celine. Marsa pun sepakat kerja sama Pak Marsel untuk kemajuan dua perusahaan yang berkembang dengan baik. Singkat cerita, ya Pak Marsel dan Celine menikah. Hubungan pernikahan Celine dan Pak Marsel, ya berjalan dengan baik sampai sekitar satu tahun gitu. Tapi penikahan itu belum di karunia anak. Sikap Pak Marsel berubah sama Celine. Pak Marsel sering tidak pulang-pulang, ya urusan kerja dan kerja. Celine merasa was-was di dalam hatinya, ya Pak Marsel berselingkuh gitu. Caline pun berkata "Beginikah hidup jadi wanita telah menikah. Di khianatin sama suaminya". Celine tetap sabar menjalankan biduk rumah tangganya sama Pak Marsel. Sampai suatu hari. Celine tanda-tanda hamil. Pak Marsel senang Caline hamil. Selama ini rasa was-was Celine tentang Pak Marsel selingkuh, ya ternyata tidak benar. Pak Marsel, ya benar-benar setia sama Celine, ya karena cinta banget sama Celine. Pak Marsel benar-benar sibuk kerja. Sampai anak lahir. Kehidupan rumah tangga Celine dan Pak Marsel, ya bahagia banget gitu karena adanya nilai kepercayaan dalam menjalin hubungan yang baik, ya agar urusan rumah tangga berjalan dengan lancar demi cinta yang baik......buah cinta.....anak. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Kesetian seorang cowok pada cewek yang di cintainya," kata Eko.

"Ya begitulah...ceritanya," kata Budi.

"Sekedar cerita saja kan...Budi?!" kata Eko.

"Memang sekedar cerita. Ya foto cewek di koran. Artis bernama Celine," kata Budi.

Budi menaruh koran di meja.

"Ya..tokoh cerita ceweknya. Artis bernama Celine," kata Eko.

"Eko main catur lagi!" kata Budi.

"Ok....main catur lagi," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik. Sekitar sepuluh menit main catur keduanya. Abdul sampai di rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Budi dan Eko. Karena ada Abdul, ya main caturnya Budi dan Eko berakhir deh. Ketiganya sepakat main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah.

***

Rara selesai membuat cerita pendek, ya di simpen dengan baik di leptopnya. Ya leptop pun di matikan sama Rara.

"Aku ada urusan dengan Putri, Meli, Nia dan Aulia. Latihan dan latihan, ya agar...apa yang di tampilkan di pertunjukan musik, ya agar penonton penilaiannya bagus gitu," kata Rara.

Rara berbenah diri, ya layaknya cewek terlihat penampilan cantik di nilai siapa pun gitu. Rara yang telah cantik gitu, ya keluar dari rumahnya. Rara berjalan menuju pangkalan ojek. Rara pun di anter sama tukang ojek ke rumahnya Putri. Selang beberapa saat, ya sampai di rumah Putri. Rara membayar jasa ojek dengan baik. Rara masuk ke rumah Putri karena pintunya terbuka. Ya Putri tidak sendiri di rumahnya, ya ada Meli, Nia dan Aulia. Semuanya cewek-cewek, ya mulai latihan dengan baik untuk pertunjukan musik jadi bagus.

Sunday, January 30, 2022

SEMPURNA

Budi dan Eko duduk dengan baik di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Sempurna," kata Budi.

Eko mendengar omongan Budi, ya sedikit aneh saja. Eko pun berkata "Ada apa dengan kata sempurna?!"

"Sebenarnya tidak masalah dengan kata sempurna. Hanya saja ada cerita berkaitan dengan kata sempurna itu," kata Budi.

"Ooooo ada cerita tentang kata sempurna itu. Ya kalau begitu Budi ceritakan lah!" kata Eko.

"Baiklah aku ceritakan. Ada seorang pemuda yang sebenarnya di dalam dirinya ada kecacatannya. Pemuda itu pinter menutupi kecacatannya, ya terlihat di mata orang-orang, ya sempurna gitu. Pemuda menjalankan aktivitasnya dengan baik, ya kuliah dan bergaul dengan baik dengan keadaan ruang lingkup kuliah. Pemuda itu mulai suka dengan cewek, ya teman kuliahnya. Hubungan perteman itu jadi baik banget. Pemuda itu memang sering baca Al Qur'an setiap hari. Suatu ketika terjadi fenomena yang aneh. Roh muncul di hadapan pemuda itu. Pemuda itu sebenarnya ketakutan dengan Roh tersebut. Pemuda terus membaca Al Qur'an, ya tujuannya Roh pergi mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an di bacakan. Roh tidak pergi. Malahan Roh membenarkan bacaan pemuda itu dan di jelaskan dengan baik makna ayat-ayat yang di baca itu. Pemuda tidak takut lagi dengan Roh, ya Roh pun membimbing dengan baik Pemuda itu baca Al Qur'an. Pemuda itu menyebut Roh itu malaikat. Pemuda yang menyukai cewek, ya teman kuliahnya itu memutuskan untuk menyatakan cinta. Roh berkata "Kamu akan menyesal berhubungan dengan cewek yang kamu sukai. Cewek itu menginginkan kesempurnaan cowok". Pemuda itu paham apa yang di omongin Roh. Pemuda itu tetap dengan niatnya, ya menyatakan cinta pada cewek yang di sukai. Cewek itu menerima cinta pemuda itu. Sampai suatu ketika, ya pemuda itu ketahuan kecacatannya. Cewek itu, ya berpaling dari pemuda itu dan menjalin hubungan dengan cowok yang tampan dan juga keren. Pemuda itu menyesal menjalin hubungan dengan cewek itu karena cewek itu menginginkan cowok yang sempurna segala-segalanya. Pemuda itu, ya putus dari ceweknya lah. Pemuda itu tidak lagi urusan cinta dengan cewek karena belajar dari kesalahan. Pemuda itu tekun dengan kuliahnya, ya sampai selesai dan tetap di bimbing dengan baik sama Roh. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Ya memang terkadang ada sih cewek di dunia kenyataan yang menginginkan kesempurnaan cowok. Sama aja dengan cowok yang menginginkan kesempurnaan cewek," kata Eko.

"Ya nama hidup di dunia ini kan Eko?!" kata Budi.

"Ya...nama juga hidup di dunia ini. Ada yang ingin biasa-biasa saja. Ada yang menginginkan kesempurnaan ini dan itu. Sebagai pelajaran saja!" kata Eko.

"Memang jadi pelajaran saja!" kata Budi. 

"Ceritanya..katagori misteri kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya....misteri," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur saja!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Eko aku punya pertanyaan, yang ganjel di pikiran aku," kata Budi. 

"Tentang apa?!" kata Eko. 

"Tentang sebuah kemampuan dapat mendengarkan Roh," kata Budi. 

"Kan...Budi baru cerita tentang Roh yang membimbing pemuda yang mempunyai kecacatan," kata Eko. 

"Memang sih aku baru cerita tentang Roh. Hanya saja pertanyaan ini ganjel banget di pikiran ku," kata Budi. 

"Ya...apa pertanyaannya?!" kata Eko. 

"Kenapa pemuda yang mendengarkan Roh, ya menginginkan orang-orang yang paham agama ini dan itu, ya bisa seperti dirinya, ya dapat mendengarkan Roh juga?!" kata Budi. 

"Ooooo itu. Pemuda itu tidak ingin jadi golongan pembohong, ya seperti orang-orang yang ini dan itu menceritakan hal-hal gaib tapi tidak ada pembuktiannya. Jika ada orang yang sama dengan ilmu pemuda itu atau beda dari pemuda itu dari agama lain dan dapat mendengarkan Roh. Berarti pemuda itu masuk golongan jujur," kata Eko. 

"Omongan Eko benar. Tujuannya pemuda itu masuk dalam golongan jujur. Ya telah membuktikan kebenaran ini dan itu," kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Saturday, January 29, 2022

PAHAM ILMU

Budi dan Eko duduk di depan rumah. Ya keduanya sedang asik minum susu, ya susu kan baik untuk tubuh, ya jadinya tidak selamanya minum kopi dan juga teh. Dan juga menikmati makan roti, ya kali-kali gaya orang kaya gitu makan roti, ya biasanya makan gorengan karena kebiasaan orang miskin sih.

"Eko. Kita makan dan minum, ya kita ceritakan dengan baik. Sama aja mempromosikan makan dan minuman...kan Eko?!" kata Budi.

"Bisa di bilang begitu sih. Mempromosikan makan dan minuman, ya iklan. Contoh yang lebih tepat sih, ya iklan di Tv," kata Eko.

"Dari iklan di Tv. Orang-orang yang menonton Tv, ya tertarik untuk membeli makan dan minuman tersebut," kata Budi.

"Emmmmm," kata Eko.

Eko dan Budi, ya terus menikmati minum susu dan juga roti lah. 

"Eko. Kemarin nonton acara Tv, ya berita yang memberitakan urusan kesehatan pada manusia?!" kata Budi. 

"Ooooo. Berita itu. Aku nonton. Kenapa Budi?!" kata Eko. 

"Penjelasan tentang ilmu di bidang kedokteran, ya masih kaitan dengan covid-19, ya sampai varian ini dan itu, ya mutasi penyakit. Ya masuk akal banget gitu, ya bagi ku," kata Budi. 

"Memang sih penjelasan masuk akal sih bagi Budi dan juga aku juga sih. Karena kita kan pernah belajar ilmu biologi, kimia dan juga fisika di masa SMA. Jadi tahu lah sedikit-sedikit tentang ini dan itu. Kalau mau tahu lebih jauh kan, ya harus kuliah di Universitas, ya bidang kedokteran lah, jadi lebih paham ini dan itu," kata Eko. 

"Memang sih. Kalau paham, ya harus kuliah di Universitas. Tapi keadaan kan kita, ya masih sibuk kerja, ya untuk membantu keluarga," kata Budi. 

"Nama juga jalan orang miskin. Beda dengan jalan orang kaya. Hidup orang kaya, ya mudah ini dan itu...sampai duduk di pemerintahan jadi pejabat ini dan itu," kata Eko. 

"Kita belajar dengan baik, ya tidak boleh iri dengan keadaan orang kaya, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...memang tidak boleh iri dengan keadaan orang kaya!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Manusia yang pinter itu, ya berusaha dengan baik agar mengubah nasifnya, ya ajar jadi baik jalan kehidupannya dari miskin jadi kaya karena ilmunya," kata Budi. 

"Omongan Budi benar banget lah!" kata Eko. 

"Kalau begitu, ya main catur saja!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Dengan olahraga yang baik, ya membuat tubuh jadi bugar, ya tandanya sehat banget, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ooooo itu sih omongan guru pendidikan olahraga, ya di masa sekolah SMA, ya guru menjelaskan dengan baik pentingnya olah raga untuk kebugaran tubuh, ya jadi sehat lah dan juga pola makan minum, ya di atur dengan baik lah, ya agar sehat," kata Eko. 

"Nama juga guru, ya membimbing dengan baik muridnya," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum susu dan juga roti. Sekitar setengah jam main catur antara Budi dan Eko. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Abdul membawa makan, ya sate gitu. Abdul lagi rezekinya lumayan gitu dari usaha yang di jalankan. Eko dan Budi senanglah makan yang di bawa Abdul, ya sate. Ketiganya menikmati makan sate dengan baik.

Friday, January 28, 2022

PENYAKIT

Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan gorengan lah. Eko selesai urusannya dengan Purnama, ya sekedar ngobrol saja lah di rumah Purnama, ya Eko meninggalkan rumah Purnama dengan mengendarai motornya menuju rumah Budi. Selang beberapa saat sih. Eko sampai di rumah Budi lah. Eko memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi dengan baik lah. Eko segera duduk bersama Budi. Ya Budi menghentikan baca korannya dan menaruh koran di atas meja lah.

"Eko. Berita masih saja memberitakan tentang penyakit yang berkaitan covid-19, ya varian omicron," kata Budi.

"Ya....nama juga berita. Keadaan sekarang kan masih menanggulangi kesehatan manusia. Program kerja di bidang kesehatan," kata Eko.

"Program kerjanya...orang-orang bidang kesehatan yang kerjanya berusaha profesional banget di bidangnya, tanggungjawab kerjaan gitu," kata Budi. 

"Hidup itu pilihan. Yang kerja di bidang kesehatan, ya memilih kerjaan itu berdasarkan kemampuannya, ya jadinya di tekunin ilmunya dengan belajar di Universitas. Terkadang bisa di bilang karena keadaan juga sih, ya memang ada kerjaannya di bidang kesehatan, ya di lihat jumlah mahasiswa/i yang berpendidikan di Universitas. Ya Universitas bidang kesehatan ini, ya ada nilai kemajuan sih dari tahun ke tahun," kata Eko. 

"Penilaian dari sudut lulusan SMA, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya begitu lah. Penilaian lulusan SMA saja!" kata Eko. 

"Semua ini karena penyakitnya bermutasi, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Kalau itu aku tidak tahu lah. Aku kan lulusan SMA. Yang tahu itu lulusan Universitas, ya gelarnya dokter gitu," kata Eko. 

"Ya Eko. Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan saja sih!" kata Eko

"Semua karena manusia yang sistem tubuhnya lemah, ya bisa terkena penyakit covid-19, ya varian ini dan itu, ya mutasi penyakit. Lalu penyakit itu keluar dari tubuh manusia. Manusia yang sistem tubuhnya lemah lagi, ya kena penyakit," kata Budi. 

"Maka itu. Orang sakit segera di obatin dengan baik, ya agar cepat sembuh dan orang lain yang belum sakit, ya di vaksin untuk meningkatkan kekebalan dalam tubuhnya, ya agar tidak terkena penyakit dan juga menjaga kesehatan dengan baik dengan mengatur kedisplinan dalam kehidupan sehari-hari, ya bisa di bilang  protokol kesehatan," kata Eko. 

"Mencegah lebih baik dari pada mengobati," kata Budi. 

"Omongan Budi, ya benarlah. Mencegah lebih baik dari pada mengobati," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Lebih baik main catur saja Eko!" kata Budi. 

"Ya...ok...main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Acara Tv yang di kaitan dengan bidang kesehatan. Bagus juga. Ya lawak gitu," kata Budi. 

"Nama juga acara Tv, ya pastinya bagus, ya lawaknya, ya menghibur penonton di rumah dengan baik," kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan gorengan lah.

Thursday, January 27, 2022

JIN YANG BERWUJUD KUNTILANAK

Eko duduk di depan rumah, ya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan gorengan lah. Keadaan malam yang tenang banget gitu. Budi ke rumah Eko, ya mengendarai motor dengan baik lah. Ketika melewati daerah kuburan, ya Budi melihat cewek cantik yang menjeberang jalan dan tiba-tiba di cewek itu berhenti depan Budi. 

Memang Budi menghentikan motornya dengan mengerem mendadak banget, ya agar tidak menabrak tuh cewek. Budi merasa takut dengan cewek cantik itu, ya berubah jadi wujud yang menyeramkan banget banget, ya wujudnya Kuntilanak berwajah rusak gitu. Budi inget banget dengan ajaran Ustad dengan doa pengusir Jin-Jin pengganggu, ya menjelma seperti Kuntilanak gitu. Ya Kuntilanak pun terkena pengaruh dari doanya Budi. Kuntilanak kesakitan banget tubuhnya, ya terasa terbakar di bakar api neraka gitu. 

Budi terus membaca doa untuk mengusir tuh Kuntilanak. Kuntilanak tidak bisa menahan rasa sakitnya karena doa dari Budi, ya akhirnya Kuntilanak yang tadinya ingin mengganggu Budi, ya pergi dari situ. Budi telah berhasil mengusir Kuntilanak, ya menyucap syukur dengan baik. Budi pun melanjutkan perjalannya menuju rumah Eko, ya dengan mengendarai motor dengan baik. 

Beberapa saat kemudian, ya Budi sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko lah. Budi pun duduk dengan baik, ya di sebelah Eko. Ya Eko menghentikan baca korannya dan koran di taruh di meja. Di koran, ya ada foto Kuntilanak, ya film gitu. Budi mengambil koran di meja dan berkata "Aku tadi di bertemu ini Kuntilanak." 

"Budi bertemu Kuntilanak di mana?!" kata Eko. 

"Saat aku melewati daerah kuburan Eko," kata Budi. 

"Mewati daerah kuburan. Malam-malam gini. Ya pantes...lah bertemu Kuntilanak," kata Eko. 

"Iya juga salah aku melewati daerah kuburan. Malam-malam lagi. Ya pantes di ganggu Kuntilanak," kata Budi. 

"Jangan-jangan Kuntilanak itu Jin. Kan Jin bisa berubah wujud jadi apa pun untuk menakut-nakuti manusia," kata Eko.

"Ya bisa di bilang begitu sih...Kuntilanak itu Jin sih, ya tujuannya menakut-nakuti manusia," kata Budi

"Jin benar kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya iyalah Jin beneran. Emangnya celana jin, ya jadi bisa di bilang bohongan lah, ya cuma nama celana," kata Budi. 

"Budi kabur melihat Kuntilanak. Apa Budi hadapin tuh Kuntilanak?!" kata Eko. 

"Ya sebenarnya aku takut dengan Kuntilanak sih. Tapi aku berusaha berani menghadapi Kuntilanak sih. Aku bacaain doa untuk mengusir tuh Kuntilanak," kata Budi. 

"Jadi keadaan Kuntilanak itu gimana di bacain doa pengusir sama Budi?!" kata Eko. 

"Kuntilanaknya kesakitan mendengarkan doa pengusiran aku. Ya akhirnya Kuntilanak itu pergi lah," kata Budi. 

"Hebat. Budi berhasil mengusir Kuntilanak," kata Eko. 

"Budi gitu. Belajar ilmu agama dengan baik sama Ustad," kata Budi. 

"Sudah ah.....ngomongin Jin yang berwujud Kuntilanak. Lebih baik main catur!" kata Eko. 

"Memang lebih baik main catur!" kata Budi. 

Budi menaruh koran di meja. Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan gorengan lah. 

Wednesday, January 26, 2022

HIDUP ITU HARUS PANDAI MEMILIH CEWEK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko. Tetap tidak cepat-cepat menikah dengan Purnama?!" kata Budi.

"Memang sih aku tidak cepat-cepat menikah sama Purnama, ya karena keadaan ekonomi aku kan harus naik dulu dengan baik, ya agar jalan rumah tangga aku berjalan dengan baik. Walau sebenar lebih baik menikah itu di segerakan, ya agar tidak jadi fitnah, ya omongannya orang-orang tidak bisa diam, ya biasa rumpi ini dan itu. Ngurusin urusan orang, ya padahal diri orang itu tidak benar juga," kata Eko.

"Ya nama hidup Eko. Hidup di antara baik dan buruknya manusia," kata Budi.

"Tapi....kok tumben ngomongin urusan aku dengan Purnama, ya urusan menikah?!" kata Eko.

"Ya bisa di bilang berita sih. Tentang orang-orang yang menikah di usia muda banget gitu," kata Budi.

"Ooooo karena berita tentang orang-orang yang menikah di usia muda banget. Ya orang-orang tersebutkan mampu, ya kaya gitu. Beda dengan jalan orang miskin, ya harus bantu keluarga dulu, ya keluar dari kemiskinan, ya baru menikah," kata Eko.

"Hidup orang miskin, ya harus kerja keras demi keluar dari kemiskinan," kata Budi.

"Gimana dengan Budi. Menikah di usia muda. Apa di usia yang mateng banget, ya contohnya...ada sih?!" kata Eko.

"Eko...kan aku belum ada cewek, ya masih jomlo gitu, ya masih proses ini dan itu!" kata Budi.

"Ya memang aku tahu. Budi masih jomlo. Tapi rencana kan tetap ada untuk mendapatkan cewek untuk di nikahi. Ya kembali bertanya, ya jadinya Budi menikah di usia muda. Apa menikah di usia, ya mateng gitu?!" kata Eko.

"Ya...aku memang merencanakan dengan baik, ya menikah di usia mateng lah. Ya keadaan. Harus keluar dari kemiskinan, ya jadi kaya," kata Budi.

"Menikah di usia yang matang. Ya...kematangan dari pola pikir dan bertindak," kata Eko.

"Lebih main catur saja!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan bidak catur di atas papan catur.

"Berita tentang orang-orang yang gagal dalam urusan rumah tangganya, ya cerai gitu. Orang-orang itu, ya belajar dari kesalahannya pada masa lalu dengan baik dan berusaha melangkah maju, ya menikah lagi, ya untuk membangun rumah tangga yang baik," kata Budi.

"Nama juga ujian dalam pernikahan. Ada yang gagal dan ada yang berhasil. Yang gagal, ya berusaha untuk melangkah maju ke depan, ya karena masih punya umur untuk menikmati hidup berrumah tangga kembali, ya menikah sih, ya bisa di bilang sikap optimis sih," kata Eko.

"Hidup itu harus pandai memilih cewek yang baik, ya di ajak menikah," kata Budi.

"Memang sih. Omongan Budi bener banget. Hidup itu harus pandai memilih cewek yang baik, ya di ajak menikah. Menikmati hidup bersama, ya berrumah tangga yang baik," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

Eko dan Budi, ya main catur sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Tuesday, January 25, 2022

BIASA TERKESAN SAJA

Eko duduk di depan rumah, ya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah. Budi ke rumah Eko, ya dengan mengendarai motor lah. Di tengah jalan Budi, ya ada cewek yang mengalami kesulitan, ya motornya cewek itu, ya tiba-tiba mogok, ya tidak mau jalan. Cewek itu, ya di pinggir jalan masih berusaha mencari bengkel untuk memperbaiki motornya. Budi yang niat baik, ya menghampiri cewek itu yang lagi kesusahan. Cewek itu menerima bantuan dari Budi. Ya Budi memeriksa motor yang mogok itu. Budi mengkirakan busi motor dan juga besin yang menyebabkan motor mogok, ya ternyata harus memeriksa mesin motor. Budi yang tidak alat untuk memperbaiki motor, ya agar bisa jalan lagi. Budi membawa motor mogok itu kebengkel terdekat, ya bersama cewek pemilik motor lah. Di bengkel, ya Budi benaran kenalan dengan cewek yang ia tolong itu, ya tahu nama cewek itu dan nomor Hp-nya lah. Cewek itu namanya Yeni, cantik orang dan juga tutur katanya ada nilai kesopanan, ya berarti didik dengan baik sama orang tuanya. Budi ada urusan dengan temannya, ya jadi meninggalkan Yeni di bengkel yang sedang menunggu dengan baik motornya di perbaiki sama tukang bengkel yang ahli bidang mesin lah.

Budi pun membawa motornya dengan baik ke rumah Eko. Ya cukup lama Yeni menunggu motornya di perbaiki, ya akhirnya selesai juga...motor sudah bisa jalan. Yeni pun meninggalkan bengkel, ya setelah membayar jasa memperbaiki motor lah. Yeni pun menuju rumahnya dengan mengendarai motor dengan baik.

Akhirnya Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Ya Eko menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja. Budi duduk dengan baik, ya Budi melihat foto di koran dan segera mengambil koran di meja. 

"Menurut ku cewek di foto di koran ini cantik," kata Budi. 

"Mulai deh membicarakan tentang cewek di koran," kata Eko. 

"Ya...Eko. Sekedar bahan obrolan saja," kata Budi. 

"Ya memang sih. Hanya sekedar bahan obrolan saja. Omongan Budi bener. Cewek di foto di koran itu...cantik, ya nama juga cewek," kata Eko. 

"Namanya cewek di foto di koran....Yeni," kata Budi. 

"Artis. Fotonya masuk koran dan juga jaringan media internet ini dan itu," kata Eko. 

"Foto aku juga masuk jaringan internet...kok aku tidak bilang artis?!" kata Budi. 

"Kalau Budi kan bukan artis. Foto masuk jaringan internet cuma ikut-ikutan tren sekarang di jaringan internet," kata Eko. 

"Iya deh. Aku bukan artis. Cuma ikut-ikutan tren saja," kata Budi. 

"Artis...Yeni. Bagus suaranya, ya menyanyikan lagu ini dan itu," kata Eko. 

"Eko...memuji ya?!" kata Budi. 

"Iya...bisa di bilang begitu sih," kata Eko. 

"Yeni ini namanya sama dengan cewek yang aku kenal di jalan," kata Budi. 

"Jadi Budi dapet kenalan cewek baru ya?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Jomlo apa sudah punya pacar?!" kata Eko. 

"Kalau itu sih. Aku tidak nanya lebih jauh. Ya cuma kenalan saja, ya abisnya tuh Yeni mengalami kesulitan...motornya mogok di jalan. Ya aku bantu saja bawa kebengkel terdekat," kata Budi. 

"Niat nolong cewek yang butuh bantuan," kata Eko. 

"Kalau Yeni itu. Jomlo, ya boleh jadi target. Aku kan sudah dapet nomor Hp-nya. Tapi kalau sudah punya pacar, ya lebih baik temanan saja dengan Yeni," kata Budi. 

"Takut...merusak hubungan orang, ya Budi," kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi. 

"Kalau tuh Yeni, ya pacarannya gagal karena cowoknya menikah dengan cewek lain. Yeninya jadi sakit ulah sih cowoknya. Budi mau masuk ke dalam urusan Yeni, ya menjalin hubungan dengan Yeni dengan baik gitu?!" kata Eko. 

"Pacaran dengan Yeni. Mau sih. Tapi?!" kata Budi. 

"Tapi kenapa?!" kata Eko. 

"Urusan aku mendapatkan cewek kaya gimana ya?!" kata Budi. 

"Ya....kembali urusan utama Budi. Mendapatkan cewek kaya. Kalau begitu sih, ya sekedar temanan dengan Yeni," kata Eko. 

"Ya lebih baik temanan dengan Yeni," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Jadi tuh foto artis di koran, ya Yeni itu. Gimana Budi?!" kata Eko. 

"Ya.....pokoknya. Artis Yeni, ya cantik dan pandai menyanyi. Biasa cowok terkesan saja," kata Budi. 

"Terkesan toh dengan kecantikan dan juga pinter menyanyi," kata Eko. 

"Sudah ngobrolin artis Yeni. Sekedar bahan obrolan saja. Lebih main catur!" kata Budi. 

Budi menaruh koran di meja. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Gimana tanggapan Eko, ya tentang berita cewek-cewek meninggal di usia muda karena penyakit dalam yang di deritanya," kata Budi. 

"Berita dan realita kehidupan tentang cewek-cewek yang meninggal di usia muda karena penyakit di dalam tubuhnya. Ya sudah Takdirnya, ya mau di bilang apa lagi," kata Eko. 

"Takdir," kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah. 

Monday, January 24, 2022

KAKAK DAN ADIK

Malam yang tenang di rumah Budi. Ya Budi duduk di depan rumah, ya bersama Eko. Keduanya menikmati keadaan sambil minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko. Aku ingin bercerita!" kata Budi.

"Cerita tentang apa?!" kata Eko.

"Cinta," kata Budi.

"Cinta....toh!!!" kata Eko.

"Kisah cerita ini cerita lama sih. Ya bisa laga atau fantasi. Cerita kakak dan adik," kata Budi.

"Cerita lama di ceritakan lagi. Versinya Budi!" kata Eko.

"Ya bisa di bilang versi aku. Ya di buat cerita biasa-biasa aja, ya sekedar cerita," kata Budi.

"Ooooo ceritanya biasa-biasa saja. Sekedar cerita. Realita saja, ya Budi?!" kata Eko.

"Ya begitu lah," kata Budi.

"Sekarang cerita lah!" kata Eko.

"Baiklah cerita. Dono yang teman-temannya seperti biasa, ya Kasino dan Indro. Dono yang di angkat anak sama orang tua Lesti. Ya ceritanya, ya Dono kalah bertarung sama preman di jalan, ya sampai Dono tidak sadar kan diri. Ya barang-barang Dono di rampas preman. Lesti menemukan Dono yang tidak sadarkan diri di jalan, ya di tolong dengan baik sama Lesti. Lesti merawat dengan baik sampai Dono sembuh. Sebagai balas budi sih membantu keluarga Lesti yang kerjaan Bapak Lesti penjual mie ayam saja, ya jadinya Dono di angkat anak sama orang tua Lesti. Dono berjualan mie ayam, ya di bantu Lesti lah. Kasino dan Indro mencari keberadaan Dono. Akhirnya ketemu juga sih Kasino dan Indro dengan Dono yang sedang jualan mie ayam, ya di sebuah tempat di pinggir pasar. Dono pun menceritakan tentang keadaan dirinya, ya sampai berjualan mie ayam kepada Kasino dan Indro. Ya Kasino dan Indro paham apa yang di ceritakan Dono. Kasino dan Indro, ya membiarkan Dono dengan niatnya balas budi sama keluarga Lesti. Dono terus berjualan mie, ya bersama Lesti. Ya Lesti yang bersama Dono, ya jadi punya perasaan suka, ya begitu juga dengan Dono. Sampai suatu ketika, ya Dono ada urusan penting. Jadi Dono meninggalkan rumah Lesti, ya pamitanlah sama keluarga Lesti. Dono pun pergi ke kota lain, ya bersama Kasino dan Indro. Lesti tetap berjualan mie ayam, ya bersama Bapaknya. Lesti berharap Dono menemani dirinya terus, ya seperti biasa berjualan mie ayam. Suatu ketika, ya Lesti bertemu dengan cowok ganteng dan keren di jalan. Lesti memang suka dengan cowok itu. Ya cowok itu bernama Rizky. Rizky, ya anak orang kaya sih. Risky terkesan dengan Lesti saat masih duduk di bangku SMA. Karena keadaan, ya Lesti tidak melanjutkan sekolahnya sampai selesai, ya cukup di kelas 1 SMA saja. Lesti dan Rizky, ya bisa di bilang sih teman lama gitu. Risky, ya sudah kerja sih. Rizky yang senang sama Lesti, ya melanjutkan hubungan pertemanan dengan baik, ya sampai urusan cinta. Akhirnya Rizky menikah dengan Lesti, ya kisah rumah tangga yang di jalankan baik dasarnya cinta, ya sampai lahir buah cinta. Ya anak Lesti, ya laki-laki sih. Suatu hari, ya saat Lesti berjalan-jalan di mall, ya membawa dedek bayi, ya di gendong Lesti, ya layaknya ibu yang mencintai anaknya. Ya Rizky bersama Lesti juga lah di mall. Saat itu Rizky pisah dengan Lesti di mall karena Rizky ada urusan dengan teman kerjanya. Lesti tetap belanja di mall. Lesti pun bertemu dengan Dono di mall. Ya Lesti berkata "Kakak". Lesti senang bertemu dengan Dono, ya begitu juga Lesti. Dono dan Lesti ngobrol dengan baik di kafe yang ada di mall. Dono senang melihat dedek bayi, ya buah cinta Lesti dengan Rizky. Karena Dono masih ada urusan, ya jadinya Dono menyelesaikan obrolannya dengan Lesti, ya meninggalkan Lesti di kafe. Sebenarnya Rizky melihat Lesti bersama cowok, ya melihat dari kejauhan, ya Rizky ada rasa cemburu gitu karena Lesti dekat banget dengan cowok yang ngobrol sama Lesti. Rizky pun bertanya pada Lesti tentang cowok yang ngobrol dengan Lesti di kafe. Ya Lesti berkata "Kak Dono". Rizky jadi tahu siapa yang ngobrol sama Lesti, ya Kakak angkatnya Lesti. Jadi Rizky menghilangkan rasa resahnya tentang cowok yang dekat sama Lesti. Rizky dan Lesti pun meninggal mall. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Kakak dan adik yang tidak ada ikatan darah. Kakak yang menyayangi adiknya dan adiknya menyayangi kakaknya," kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Sekedar cerita, ya kan Budi?!" kata Eko. 

"Iya!!!" kata Budi. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Acara Tv. Drama musikal. Yang artisnya Rara dan teman-teman. Bagus, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya bagus!!!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

TEMA JIN

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Acara Tv....masih menayangkan sinetron tema Jin," kata Budi.

 "Tema Jin, ya menarik di tonton saja!" kata Eko.

"Di Youtobe yang masih urusan agama, ya bahas tema Jin ini dan itu," kata Budi. 

"Lagi naik kali urusan tema Jin?!" kata Eko. 

"Mungkin!!" kata Budi. 

"Pokoknya menarik di tonton dan juga di bahas," kata Eko. 

"Memang menarik saja sih. Tapi kenapa berita juga kaitannya dengan Jin?!" kata Budi.

"Berita itu. Tentang urusan membangun kota di Kalimantan 'Jin buang anak', ya istilah, ya maksudnya sih lokasinya jauh dan sepi," kata Eko.

"Sama ceritanya tentang membangun perumahan di salah satu daerah di Lampung, ya jauh dari tempat kerja dan juga pasar, ya kendaraan juga masih sulit. Lokasinya jauh dan sepi gitu. Banyak orang-orang bilang sih, ya 'Jin buang anak'. Tapi seiring waktu, ya perumahan yang di omongin orang-orang ini dan itu, ya jadi rame karena pertumbuhan ekonomi Lampung," kata Budi. 

"Asalkan mau maju, ya pastinya akan berhasil. Walau butuh waktu yang lama sih," kata Eko. 

"Apalagi dengan perkembangan kemajuan ini dan itu di bidang ini dan itu, ya bisa cepat maju sih," kata Budi. 

"Tapi istilah 'Jin buang anak' itu lokasinya jauh dan sepi, ya aneh, ya ganjil dan juga kadang di pikir dengan baik, ya tidak masuk akal," kata Eko. 

"Apa bisa di bilang menjelekkan tempat dengan istilah 'Jin buang anak'...?" kata Budi. 

"Bisa jadi sih kalau berpikir negatif," kata Eko. 

"Jangan-jangan?!" kata Budi. 

"Jangan-jangan...kenapa Budi?!" kata Eko. 

"Kenapa menggunakan kata-kata 'Jin buang anak' ya?!" kata Budi. 

"Mana aku tahu?!" kata Eko. 

"Kalau di ambil cerita masa lalu tentang ulah manusia, ya sampai berita Tv tentang manusia buang anaknya karena hubungan di luar nikah. Perumpamaan, ya jadinya 'Jin buang anak'.....," kata Budi.

"Ya bisa jadi sih. Untuk menutupi keburukan manusia, ya menggunakan istilah 'Jin buang anak'...," kata Eko. 

"Gila!!!!" kata Budi. 

"Memang gila. Manusia yang kelakuannya buruk karena pergaulan bebas ini dan itu," kata Eko. 

"Yang sadar, ya lebih baik tekun belajar ilmu agama, ya agar berjalan di jalan kebaikan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang yang sadar lebih baik, ya tekun belajar ilmu agama, ya agar berjalan di jalan kebaikan," kata Eko. 

"Main catur Eko!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Sunday, January 23, 2022

KEPALA DINGIN

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

"Eko. Aku ingin tanggapan Eko, ya tentang sesuatu yang aku dapatkan dari nonton vidio di Youtobe, ya tepatnya tema yang di angkat sih!" kata Budi.

"Tanggapan aku. Tentang vidio Youtobe yang di tonton Budi. Emangnya apa tema yang di angkat, ya Budi?!" kata Eko. 

"Temanya sih. Apakah hanya agama Islam yang paling benar dari agama lain, ya ilmu perbandingan?!" kata Budi. 

"Waduh. Itu sih urusan Ustad atau urusan lulusan Universitas. Berat buat aku yang hanya lulusan SMA," kata Eko. 

"Ya ampun Eko. Ini kan cuma sekedar obrolan saja. Kan tidak ada Ustad di sini untuk menjelaskan dan juga tidak ada lulusan Universitas!" kata Budi. 

"Aku mau nanya?!" kata Eko. 

"Nanya apa?!" kata Budi. 

"Vidio di Youtobe. Apakah Budi mengerti penjelasannya?!" kata Eko. 

"Ya aku mengerti lah penjelasannya vidio di Youtobe. Tujuannya menegaskan saja, ya sesuai dengan pertanyaan, ya tema yang di angkat dengan baik, ya untuk umat agama Islam....agar yakin dengan agama yang di yakini dan jalankan dengan baik. Ilmu perbandingan dengan agama lain pun di jelaskan dengan baik. Yang jadi pemikiran aku adalah tentang toleransi. Aku kaitkan dengan berita Tv, ya tentang sajen, ya orang mengobrak sajen gitu," kata Budi. 

"Ooooo penjelasan di vidio di Youtube...Budi sudah mengerti dengan baik. Kalau di kaitkan dengan berita di Tv tentang orang yang mengobrak abrik sajen. Jadinya tidak bisa di bilang toleransi dari hal menghormati dan menghargai agama lain. Banyak orang-orang bilang, ya jadinya intoleransi, bisa juga ujaran kebencian," kata Eko. 

"Dapat menciptakan konflik kan Eko?!" kata Budi. 

"Memang bisa menciptakan konflik sih. Ya kalau berpikir dengan kepala dingin, ya bisa selesai masalah dengan baik dan tidak perlu dengan jalan kekerasaan ini dan itu," kata Eko. 

"Memang dengan kepala dingin, ya mudah menyelesaikan masalah sih. Yang aku ingin sih Eko dari sudut lain. Agar urusan masalah yang kaitkan agama ini dan itu, ya bisa timbul konflik gitu, ya bisa selesai dengan baik gitu. Karena setiap agama di yakini manusia di muka bumi ini, ya semuanya menyatakan benar, gimana Eko?!" kata Budi. 

"Budi. Budi. Bilangin aku cuma lulusan SMA. Ok lah. Dengan sudut ini saja. Ada seorang pemuda lulusan Universitas yang meneliti agama yang berkembang di Indonesia. Pemuda dari sisi keilmuan, ya sudah cukup sih. Tapi pemuda itu penasaran banget untuk jauh membuktikan tentang agama ini dan itu. Pemuda itu akhirnya berhasil membuktikan kebenaran agama ini dan itu dari bantuan Roh. Ya pemuda itu di panggil sama Roh, ya namanya Nabi. Roh menjelaskan dari awal terbentuk agama di muka bumi sampai masa depan. Pemuda itu berkata "Aku tahu kebenarannya". Setelah pemuda itu selesai urusannya dengan Roh. Pemuda itu berkumpul dengan teman-temannya. Teman-temannya ingin tahu agama yang benar?! Ya pemuda itu berkata "Lebih baik misteri". Teman-temannya bingung banget dengan perkataan pemuda itu. Pemuda berkata "Kalian yang masih penasaran tanya sendiri pada Roh. Nanti Roh menjelaskan semua dari awal sampai akhir. Tapi harus ikutin ujiannya. Jika berhasil, ya di ceritakan kebenarannya. Jika gagal, ya harus mati". Teman-temannya tahu kalau ujian sulit, ya jadi tidak ingin mencari tahu kebenaran tentang agama yang paling benar!" kata Eko. 

"Jadi lebih baik misteri, ya Eko?!" kata Budi. 

"Kadang misteri itu lebih baik!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Ya pada akhirnya, ya cukup dengan menyakini dan menjalankan agama dengan baik, ya sudah di katakan benar sih.....dan juga harus toleransi demi kerukunan dengan agama lain," kata Budi. 

"Itu...Budi paham," kata Eko menegaskan dengan baik omongan Budi. 

"Kan aku menggunakan akal ku dengan baik. Berpikir dengan baik," kata Budi. 

"Pinter Budi," kata Eko memuji. 

"Terima kasih Eko. Atas pujiannya!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Kalau begitu main catur saja, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ok..main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Jika terjadi permasalahan agama ini dan itu. Harus di selesai kan dengan kepala dingin," kata Budi. 

"Memang untuk menyelesaikan masalah ini dan itu dengan cara kepala dingin!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. 

Saturday, January 22, 2022

REZEKI MASING-MASING

Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Budi. Apa tanggapanmu tentang berita tentang orang yang masih berlomba-lomba ingin jadi pejabat di negeri ini, ya merasa mampu untuk mengatur dan memperbaiki ini dan itu, ya demi ini dan itu?!" kata Eko.

"Gimana nanggapinya. Aku cuma lulusan SMA. Ya masih kurang ilmu ini dan itu," kata Budi.

"Memang sih. Budi lulusan SMA. Ya sama dengan aku. Kan kemarin-kemarin Budi ingin jadi pejabat!" kata Eko.

"Memang ia sih kemarin atau sekarang ingin jadi pejabat, ya ingin menaikin derajatku. Ya tidak ingin selamanya jadi buruh gitu. Tapi kan prosesnya lama untuk mencapai tujuan itu menjadi pejabat. Harus belajar dan belajar, ya lewat perkuliahan di Universitas untuk meningkatkan kemampuan ku dan juga berorganisasi ini dan itu, ya masuk organisasi politik, ya agar kemampuan ku berkembang dengan baik, ya jadi pemimpin. Baru deh ikut pemilu. Semua itu butuh uang dan waktu lama banget, ya dasarnya orang miskin," kata Budi.

"Ya...keadaan Budi dari orang miskin, ya mencapai tujuan menjadi pejabat, ya butuh waktu yang lama. Beda dengan orang-orang kaya, ya apalagi keturunan pejabat, ya mudah untuk duduk di pemerintahan....jadi pejabat," kata Eko. 

"Maka itu, ya di biarkan saja, ya orang-orang ingin jadi pejabat di pemerintahan. Walau sebenarnya sih yang paling haus kan kedudukan jadi pejabat, ya mereka semua yang telah duduk jadi pejabat. Ya berdasarkan data ini dan itu yang aku dapatkan di masyarakat sih," kata Budi.

"Kalau begitu sih. Lebih baik Budi mulai dari tingkat RT saja!" saran Eko.

"Tingkat RT. Yang lama jadi RT saja, ya mempertahankan kedudukannya. Gimana mau di geser. Lebih baik di biarkan saja kalau tingkat RT. Tujuan juga aku tahu kenapa yang jadi RT, ya mempertahankan kedudukannya," kata Budi.

"Ya....jadinya. Memang di biarkan saja tingkat RT. Kalau begitu, ya main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Kalau di pikir baik, ya rezeki...rezekian menjadi pejabat, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Memang sih. Rezeki...rezekian. Ya lebih tepatnya rezeki masing-masing setiap manusia yang berusaha dengan ilmu untuk mencapai tujuannya menjadi pejabat," kata Budi.

"Demokrasi," kata Eko.

"Ya demokrasi," kata Budi menegaskan omongan Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK