CAMPUR ADUK

Friday, July 26, 2019

DIBAlIK AWAN

Sore hari yang cerah sekali. Dono duduk di bawah pohon sambil menatap langit.

"Aku terkenang masa lalu..," kata Dono.

Dono terus bersantai di bawah pohon sambil membaca bukunya. Tiba-tiba Dono teringat sesuatu yang membuatnya resah yaitu sebuah janji dengan temannya, tapi di pikirkan dua kali malah memilih menggagalkan pertemuan tersebut karena Dono punya pikiran yang jauh kedepan lagi dab berkata "Pasti masalah".

Dono memilih jalan terbaik untuk mengirim pesan singkat ke temannya lewat Hp dengan tujuan menggagalkan pertemuan tersebut. Sang teman pun menerima pesan dari Dono dari Hpnya dan di bales dengan baik dan memaklumi keadaan Dono.

Pesan di terima dengan balesan yang baik membuat Dono tenang. Lalu Dono beranjak dari duduknya dan segera bergerak menuju pulang ke rumah. Dengan berjalan kaki menuju rumah dan akhirnya sampai juga. Segera menaruh buku di meja dan Dono mengambil gitar di meja dan segera memainkannya sambil menyanyikan sebuah syair lagu.

Isi syair lagu di nyanyikan Dono :

Ku tak selalu berdiri
Terkadang hi...dup memilukan
Jangan yang ku lalui
Untuk seke...dar bercerita
Pegang tangan ku ini
Dan rasakan yang ku derita
Apa yang ku.....berikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku....inginkan
Menjauh da...ri...kehidupan

Tempat ku meli....hat di balik a....wan
Aku melihat.....di balik hu...jan
Tempat ku terdi....am....tempat bertahan
Aku terdiam....di balik hujan

Pegang tangan ku ini
Dan rasakan yang ku derita
Genggam tanganku ini
Genggam perihnya kehidupan

Selesai menyanyikan syair lagu...Dono teringat ia...belum masak untuk makan malem. Segera menaruh gitar di kursi dan langsung bergerak menuju ke dapur untuk memasak. Dari kulkas Dono mengeluarkan bahan-bahan hendak ia....masak. Dengan penuh ketelitian dan kesabaran jadilah masakan yang dibuat Dono yaitu tumis kangkung, tempe goreng dan sambel. Sedangkan nasi di masak pake macigcom. Lalu semua masakan Dono di segera di santap di meja makan.

Indro dan Kasino baru pulang dari urusan mereka berdua, langsung ikut makan malem bersama Dono. Ketiganya sambil bercerita tentang kegiatan mereka hari ini. Indro penasaran sesuatu langsung bertanya ke Dono yang lebih pribadi. Dono...seperti biasanya open aja...agar bisa saling memberikan pemahaman. Kasino dengerin pembicaraan kedua temannya sambil menikmati makan buatan Dono.

Pola pembicaraan menjurus ke sebuah nama Selfi. Kasino agak sedikit ingin tahu aja tentang Selfi cewek yang sedang di dekatinnya. Eee ternyata yang di bicarakan adalah Selfi yang lain. Kasino sedikit lega dan berkata dalam hatinya "Nama boleh sama tapi orangnya beda". Ketiganya menyelesaikan makan malam dan langsung di bereskan semuanya.

*** 

Dono pun duduk di ruang tengah untuk menonton Tv dan mencari acara yang menarik untuk di tonton. Indro masih sibuk mengetik di kamarnya karena ada urusan pekerjaannya yang belum selesai. Kasino setelah dari kamarnya langsung duduk bersama Dono....untuk nonton Tv.

Dono pun bertanya ke Kasino tentang Selfi "Sejauh mana hubungan kamu dengan Selfi......Kas?".

"Sejauh.......hati saya sudah di terima Selfi," jawab Kasino.

"Jadi....sudah....jadian...toh," kata Dono.

"Ya.....begitulah. Karena....saya...memang meminta kepastian hubungan dari Selfi. Berdasarkan info yang saya.....dapetkan...Selfi menyukai seseorang, tapi dari dulu tidak pernah di tanggapin oleh orang tersebut. Harapan sih jelas banget saya bisa kalah. Karena cinta pertama Selfi....yang membuat ia bertahan pada orang tersebut," cerita Kasino.

"Oh....jadi....kesimpulannya...'Kepastian' kaya lagu....dinyanyikan...Selfi penyanyi dangdut saat ajang lomba musik dangdut," kata Dono.

"Ya....memang benarkan....cinta butuh...kepastian....agar mudah menjalankannya," saut Kasino membenarkan omongan Dono.

Dono tidak lagi membicarakan tentang cinta Kasino....lebih baik nonton Tv. Kasino berajak dari duduk karena teringat ada kerjaan yang belum beres dan langsung masuk kamar untuk mengumpulkan data-data yang di simpan di leptopnya.

Dono tetap asik menonton sampai terbawa suasana acara yang di tontonnya tentang 'Kehidupan di alam'. Dono mulai melamun di pikirannya bahwa dirinya berdiri melayang di udara melihat semua dengan jelas. Di balik awan yang lembut kaya kapas Dono serasa seperti....seorang Dewa. Lamunan Dono pun berakhir di tepuk oleh Indro dan duduk di sebelah Dono.

"Don....nonton apa melamun?" tanya Indro.

"Ah....saya terbawa suasana....," jawab Dono.

"Sejauh mana lamunan mu Don?" tanya Indro lagi.

"Saya merasa di balik awan melihat semuanya....seperti....seorang Dewa," cerita Dono.

"Hayalan terlalu tinggi. Ya...udah..saya ganti aja chenel Tvnya," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Indro mengganti chenel Tv dan mendapatkan acara 'Ini talk show' yang dapat membuatnya tertawa.

"Kok....acaranya Sule dan Andre?" tanya Dono.

"Lucu.....banget," jawab Indro.

"Lucunya dimana?" tanya Dono.

"Andre....selalu mengkaitkan dengan nostalgilanya....saat Band Stingky dan selalu menyanyikan lagu....'Mungkinkah' dan Sule.....ada aja kreatif untuk membuat lawakan yang menarik. Jadi....Andre dan Sule saling melengkapi....saat melawak dari kekebihan mereka berdua....ya....jelas lucu....," penjelasan Indro.

"Oh...begitu. Ya...saya....tidak mau membohongin diri saya. Saya akui ....ya...lucu...sih," Dono yang mempertegas omongan Indro.

Dono dan Indro nonton acara lawak dengan baik sampai tertawa dengan ulah Andre, Sule, dan yang lainnya......membuat acara lawak jadi hidup dan penuh arti....jadinya lucu.


Karya : No

RAHASIA CINTA

Dono asik duduk di ruang tamu sambil membaca novel. Indro pun duduk bersama Dono setelah nyuci dan menjemur pakaian.

"Capeknya....," kata Indro.

"Capek  dari apa sih Dono?" tanya Dono yang selesai membaca buku novel.

"Capek..dari nyuci. Banyak pakaian kotor," kata Indro.

"Kenapa gak di londri saja.....," saran Dono.

"Telat...Dono...sudah saya ..cuci sampai bersih dan sudah di jemur....ya tinggal nunggu kering baru deh di gosok dan lipat rapih," penjelasan Indro.

"Lama-lama jadi cewek. Tapi itu sih gak apa-apa namanya anak bujang. Saya ingin nanya sesuatu tentang cewek dan butuh masukan dari kamu," kata Dono.

"Jangan..masih urusannya dengan Rara.....ya Dono?"

"Ya..Indro."

"Kalau urusan..Rara..ya..orang tuanya yang lebih tahu. Bukan saya. Kamu salah nanya orang untuk mencari rahasia Rara...Don."

"Kalau nanya sama orang tuanya itu gampang. Tapi persoalannya dari sudut pandang yang lain. Tanggapan kamu..Indro."

"Tanggapan..saya. Kalau begitu..cerita..Don."

"Cewek...itu kalau di sukai cowok berarti laku....kan. Walau pun gak jadi pasangan hidupnya..ya..Indro?"

"Sebenarnya memang bener..cewek itu laku. Bahwa dia ada yang menyukainya. Walau tidak jadi pasangan hidup. Tapi keinginan cewek ingin mendapatkan pasangan hidup. Walau sama aja polanya. Pilih-pilih pasangan. Cewek cantik milih yang cowok ganteng. Cewek yang standarisasi alias jelek...sih....sama milih...cowok ganteng....gitu..., kalau bisa yang kaya raya atau tajir....gitu. Ya..untuk meningkatkan taraf hidup..agar gak jadi orang miskin. Maka kadang urusan cinta..itu lebih cenderung cinta buta, cinta kepura-puraan atau cinta yang membohongi dirinya."

"Jadi jatuhnya. Asal comot jadi atau milih..ini kalau di sisi kecenderungan sesuai pemahaman kamu Indro."

"Kalau..itu..sih. Keadaan yang menentukan hubungan manusia jadi dengan kata akhir cinta. Itu saja....sih Don."

"Kalau..begitu sih....urusan saya dengan Rara harus di Ikhlaskan. Benar-benar di Ikhlaskan..lebih baik. Ya..benar. Jadi saya harus memilih Wulan jadi nomor satu bukan ke dua atau seterusnya."

"Ya.iya...lah. Sama..aja cewek mana pun yang kamu pilih jadi pasangan hidup. Mau cantik atau jelek sekalipun tetap cewek. Masalah apa kamu bisa mencintainya setiap saat demi kelahiran baru yang di berikan banyak cinta.....Don."

"Maksud..mu anak...Indro?"

"Iya..lah....anak. Semua dasar cinta pada akhirnya cinta..lah terlahir..anak. Tapi ya..di jagalah anak....dengan baik dan berikan cinta yang luar biasa..ya Don."

"Jadi....benar..buku novel..ini. Endingnya juga anak," kata Dono.

"Jadi..kamu mengajak saya ngobrol untuk....mengetahui pendapat..saya dan sesuaikan dengan buku yang kamu baca Dono," kata Indro.

"Iya..Indro. Sudah...lah. Sebelum dan sesudahnya terima kasih. Saya mau main ke rumah Rara," kata Dono.

"Sama-sama. Loh..kok Rara..bukan Wulan?" kata Indro.

"Wulan itu hanya masa lampau di ambil oleh penulis...aslinya kenyataannya telah meninggal dunia karena sakit. Sedangkan yang benar untuk penulis masa depannya adalah Rara. Dunia tulisan ada rahasia perasaan seorang penulis...Indro."

"Saya.sudah tahu..endingnya. Jika waktu di bisa berubah. Penulis ...lebih baik bersama Wulan bukan bersama Rara. Tapi..karena Wulan tidak ada dan jadi kenangan hidup di dalam diri penulis. Maka Rara..lah..pengganti yang pantas jadi pasangan penulis. Benar-benar..hidup sangat ironis..tapi nyata dalam perjalanan hidup penulis." kata Indro.

"Yo.i. Asalamualaikum," salam Dono.

"Waalaikum salam." jawab Indro.

Dono keluar dari rumah dan pergi main ke rumah Rara. Sedangkan Indro mulai mengambil leptop di kamar dan mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan.


Karya: No

HERCULES DAN ANJING NERAKA

Hercules adalah salah satu kisah yang melegenda di antara kisah-kisah kerajaan yunani kuno. Hercules di ceritakan sebagai manusia peranakan Dewa Zeus. Ibunya adalahseorang manusia sedangkan ayahnya adalah pimpinan dari para Dewa, yaitu Dewa petir Zeus.Walupun Hercules lahir sebagai manusia,dia juga mewarisi kekuatan para Dewa karena darah keturunan ayahnya, dia mempunyai kelebihan yaitu mempunyai kekuatan yang sangat besar diatas manusia normal.

Karena kesalahanya di masa lalu, Hercules di hukum para Dewa untuk melaksanakan tugas yang di berikan oleh raja Eurytheus, yaitu pamanya sendiri.

Raja Eurytheus sangat membenci Hercules karena takut Hercules akan merebut tahtanya. Maka raja Euretheus memanfaatkan hukuman Hercules dengan memberi.....nya tugas-tugas yang sangat berat dan berbahaya, dengan harapan Hercules akan binasa.

Tapi raja Eurytheus harus selalu menelan kekecewaan, sudah 9 tugas yang di laksanakan Hercules semua berhasildengan baik.
Dari menangkap babi hutan Erymanthus yang berukuran raksasa dan hobi memakan manusia. Menangkap ceryneia rusa bertanduk emas dan berkuku perak yang dapat lari secepat angin.

Mengusir burung raksasa yang memiliki paruh, sayap, serta bulu dari tembaga yang tajam seperti anak panah.

Danmasih banyak petualangan yang telah di lalui Hercules, hingga pada ahirnya tinggal satu tugas terahir.

"Hercules keponakan ku, kau telah berhasilmemenuhi semua permintaan.....ku. Ikat pinggang Hyppolita dan apel emas jupiter yang di jaga oleh para Hesperides pun telah berhasil kau persembahkan pada ku. Sekarang tinggal tugas terahir dari ku yang harus kau lakukan..," kata raja Eurytheus pada Hercules.

"Sekarang tugas apa yang harus aku lakukan paman?" tanya Hercules.

"Aku ingin sekali melihat anjing penjaga gerbang neraka, Cerberus yang di miliki pluto.
Aku ingin kau menangkap dan membawa anjing cerberus itu dan membawanya ke hadapan ku," kata Eurytheus. Dia tahu bahwa ini adalah tugas yang sangat mustahil dan Hercules pasti akan binasa.

Sedang Cerberus sendiri adalah anjing raksasa berkepala tiga dan dapat menyemburkan api, jika satu kepala di potong maka akan tumbuh dua kepala dari bekas potongan tadi. Maka tak heran jika anjing ini layak di jadikan penjaga gerbang neraka, kerajaan Dewa Pluto.

Tapi Hercules menyanggupi permintaan pamanya yang mustahil ini. Hercules pun pergi ke kerajaan Dewa Pluto untuk meminta izin meminjam dan membawa Cerberus bersamanya. Karena tak pantas tentunya jika dia mengambil peliharaan seorang dewa tanpa meminta izin, itu adalah suatu hal yang sangat lancang.

Karena sikap Hercules yang rendah hati, Dewa Pluto pun memberi izin pada Hercules.
Tapi syaratnya Hercules harus menangkapnya sendiri tanpa membawa senjata apapun alias tangan kosong. Dan Hercules menyanggupinya.

Hercules pun pergi menuju gerbang neraka di mana ciberus berada. Pertarungan sengit terjadi. Ciberus yang berukuran raksasa dan selalu menyemburkan lidah api membuat Hercules kualahan, apa lagi dia harus melawanya dengan tangan kosong.

Hingga pada suatu waktu Hercules dapat melompat menaiki punggung Cerberus dan menangkap pangkal leher ketiga kapala Cerberus, tentu saja cerberus meronta dan berusaha melepaskan diri.
Tapi cengkeraman Hercules yang sangat kuatmembuat perlawanan Cerberus sia-sia dan ahirnya menyerah pada Hercules.
Lalu Cerberus pun mengikuti Hercules dengan patuh dan pergi menghadap raja Eurytheus.
Melihat Cerberus yang datang bersama Hercules, raja Eurytheus pun menjadi sangat ketakutan dan bersembunyi di balik kursi tahtanya.

"Bawa pergi binatang itu hercules..!! Pergi lah..kini kau bebas,tugas mu telah usai. Segera singkirkan binatang menyeramkan itu dari hadapan ku..!!" teriak raja Eurytheus ketakutan.

Akhirnya tugas Hercules pun usai, dia mengembalikan cerberus pada Dewa Pluto.
Kemudian setelah itu Hercules pergi mengembara, berkeliling dunia melakukan petualangan-petualangan yang mengagumkan dan menyelamatkan siapa pun yang butuh pertolongan...

PATAH HATI

Indro lagi asik main gitar di ruang tamu dan menyanyikan syair lagu.

Isi syair lagu yang di nyanyikan Indro :

"...Kau sering pergi tinggalkan aku
....Ku juga suka meninggalkanmu
....Lama-lama kamu dan kau menjauh

Hati bagai air dan api yang tak bisa menyatu
Akhirnya cinta putus lagi

Mencari cari cinta yang pasti
....Mungkin tak semudah yang kau alami
....Cinta sejati datang dan pergi

Cinta bisa ke mana saja yang mungkin dia sukai
Yang di tinggalkan patah hati

Bukannya aku tak takut mati
Hanya karena sering patah hati
Yang aku takut bila patah hati
Engkau nekad lalu bunuh diri

wouooo.....yeye...hii
wouooo.....oohh...ohh..o.."

Indro menyelesaikan nyanyiannya. Dono baru pulang dari urusan kerjaannya dan mengucap salam masuk rumah "Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Indro.

Dono duduk langsung di sofa.

"Capek bener....hari ini," kata Dono.

"Dono.....kaya...orang kerja rodi...aja....sampe ngeluh...seperti itu," kata Indro.

"Ya....begitulah....kenyataannya......
saya....dapet kerjaan tambahan. Lumayan hasilnya...sih," kata Dono.

"Kalau....puas hasilnya dari kerjaan...itu...mah baguslah....jadi pekerjaan yang kamu kerjaan seimbang dengan hasilnya," kata Indro.

"Yo...i...., oh...iya ngomong-ngomong tumben...nyanyi lagu patah hati dari Radja....? Atau...jangan-jangan lagi patah hati...ya...? Di tinggal menikah....sama Saskia.....ya....karena cinta di tolak....makanya tenda biru di depan rumah Saskia terpasang di tambah janur kuning....lagi?" kata Dono.

"Iya....Dono....saya gagal mendapatkan....Saskia. Malah....milih..si...Tejo.....orang kampung yang kaya raya karena Bapaknya...punya usaha...minyak wangi cap nyongyong," kata Indro hampir mengeluarkan air mata.

"Saya....sedih..juga dengernya Indro....sebagai...temen....turut berduka cita....atas kepergian Saskia," kata Dono.

"Tunggu....dulu....apa saya gak salah...denger....Don. Turut berduka cita.....kayanya maksudnya...Saskia meninggal dunia. Padahal.....kan enggak," kata Indro.

"Saskia....gak meninggal. Cuma....kamu...bohong....patah hati...karena cinta...kamu di tolak Saskia," kata Dono.

"Kan...cuma...becanda. Eee..malah di patahin...ceritanya....gak seru...main...bohong-bohongannya. Saya....cuma...iseng aja...nyanyi lagu...Patah Hati," kata Indro yang menjelaskan semuanya.

"Ya...saya sudah tahu kamu...Indro. Oh....iya ada makan gak saya laper?" tanya Dono.

"Ada...di meja makan. Saya...masak sayur asem, ikan asin dan sambel terasi yang saya ulek sendiri....yang pastinya enak deh," kata Indro.

"Kalau...gitu saya makan..dulu ah," kata Dono.

Dono pun beranjak dari dapur menuju meja makan ya...untuk makanlah. Sedangkan Indro menyetel Tv untuk menonton acara kesukaannya. Dengan asiknya Indro nonton Tv sampai terbawa suasana gitu.

"Oooo...ada penampilan...Rara toh...hari ini," kata Indro.

Indro tetap menyaksikan tontonannya dengan santai. Dono selesai makannya langsung duduk bersama Indro nonton Tv.

"Asik bener...nontonnya..
Indro sampai....terbawa suasana," kata Dono yang mengajak bicara Indro.

"Iya...Don...penampilan mereka bagus. Tapi saya mau tanya....apa pendapat kamu dengan penampilan mereka....yang lagi tanding musik dangdut?" tanya Indro.

"KDI....kan?!" jawab Dono.

"Bukan...D Star?" tegas Indro.

"Oh...acara yang kamu tonton...toh Indro. Saya..kirain...acara KDI. Ya...jawabnya...
Netral," kata Dono.

"Kok...Netral....jangan-jangan karena ada Rara...tampil..ya?" tanya Indro.

"Enggak...juga. Saya...ingin.....Netral aja," kata Dono.

"Atau....jangan-jangan...ada..Rani...yang salah satu tokoh yang kamu tulis di Blog Don...?" tanya..Indro.

"Enggak..juga. Cuma..ingin...Netral aja. Alasannya....saya....merasa ada yang ganjil...aja," kata Dono.

"Jangan-jangan....karena tulisan kamu tentang....Pendapat Dono...ya? Pastinya...kamu...resah. Karena biasanya....tujuan nulis Blog...kan mengungkapkan perasaan aja....dan lebih cenderung....Netral. Tapi...berpihak....kaya...membela...Selfi?" kata Indro.

"Ya....begitulah. Saya...merasa...ada rasa bersalah aja. Padahal...tulisn Blog yang di kaitkan ke artis itu hanya....sekedar permainan teka-teki aja. Agar lebih menarik aja. Contoh....saya menulis Dwi Persik cantik penampilannya...di acara D Star....alasannya...yang jujur ya...memuji aja. Tapi....yang bohong...nya nanti di kirain gombal alias mengambil hatinya. Padahal...itu...semua cuma teka-teki dalam tulisan mengungkapkan perasaan...aja," penjelasannya Dono.

"Pada...akhirnya...jujurkan..........
bahwa penampilan...Dwi Persik cantik di acara D star....bukan bohongan...kan niat tidak mengambil hati....hanya...memuji," Indro mempertegas omongan Dono.

"Ya...begitu..lah," saut Dono.

"Oh..iya...Dono kenapa kamu...tidak memberi pendapat...pada cowok...yang sedang bertanding di musik dangdut?" tanya Indro.

"Karena...eeee...karena. Agak...gimana muji....cowok...gitu ganjel di hati....," kata Dono.

"Kalau...begitu...sih..jawabannya...diperhitungkan....semua...yang kamu tulis....menjadi tokoh di dalam tulisan Blog kamu," kata Indro.

"Tepat...sekali. Rasa...gak enak gitu...artinya...saya...males berkomentar atau saya....males memasukkan dalam Blog saya....itu saja," penjelasan Dono.

"Bener-bener di perhitungkan....semuanya. Ah....sudah ngobrolnya. Nonton lagi...acara Tvnya," kata Indro.

"Iya," saut Indro.

Dono dan Indro asik nonton Tv yang acara berlangsung dengan baik. Tetap Dono bersifat....Netral dan tidak ingin berpendapat tentang penampilan para artis di Tv.


Karya : No

SULAP

Indro di suruh Dono duduk dengan baik di sofa untuk menonton pertunjukkan sulap Dono. Mulai Dono dengan sulap topinya. Indro malah ganggu permain sulapnya Dono dengan berkata "Dono topinya ada rahasia tersembunyikan."

"Iya....jangan di ungkapkan rahasianya....nanti saya gak jadi main sulap.... Diam!!!," kata Dono.

"Iya," saut Indro.

"Suttt," kata Dono sambil mengacungkan telunjuk ke mulutnya untuk memberi isyarat diam.

Indro langsung mengerti dan segera menutup mulut dengan kedua tangannya. Dono meletakkan topi di atas meja.

"Biasanya topi....sulap keluarnya kelinci. Tapi...kali..ini saya buat alternatif lain yang menyenangkan.....," kata Dono.

"Apa itu?" tanya Indro dan langsung menutup mulutnya pake dua tangannya.

"Yang...enak gitu," kata Dono.

"Saya....mau!!," saut Indro dan kembali menutup mulutnya dengan ke dua tangannya.

"Bayar...dulu!!!" kata Dono.

"Ini...mau main sulap apa jualan?" tanya Indro yang kesel.

"Sabar....becanda..... Ok saya...mulai. Kosentrasi. Saya ucapkan mantra. Eee...tapi sebelum itu saya taruh dulu kain...ini menutupi topi," kata Dono.

"Iya," saut Indro dan kembali menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Saya...baca mantra dengan juga tongkat yang saya pegang ini sebagai alat sihir....yang di gunakan di film Hary Potter. Agar lebih meyakinkan sulapnya.

"Bimsalabim.....jadi....sesuai keinginan saya," kata Dono.

"Haaaa.......!!!," kata Indro yang membuka mulut lebar-lebar.

"Husss....gak segitunya...kali...espresinya.....Indro," kata Dono.

"Dono...agar terlihat terpukau....sulau kamu..aja," kata Indro.

"Dorrrr," suara ledakan.

"Astafirohulazim....apa itu Dono....kok..ada ledakan mercon. Kalau begini mah....bukan sulap yang menyenangkan yang saya tonton....tapi...sulap yang bikin saya terkejut ....bisa serangan jantungan," kata Indro.

"Ya...itu..maksud...saya Indro ada sedikit kejutan," kata Dono.

Tongkat di pegang Dono mengeluarkan percikan kembang api.

"Hore....hebat Dono....tongkat sihirnya mengeluarkan percikan kembang api," pujian Indro sambil tepuk tangan.

"Bagus...kan. Saya buat sendiri...agar terlihat beneran," kata Dono.

"Hebat ..Don. Saya...salut dengan tongkat sihir kamu. Tapi ...ini...kan cuma kejutan yang biasa aja. Yang....bener-bener sulap dari topi ini..mana Don?" tanya Indro.

"Sabar....masih proses," kata Dono.

"Ok...,"saut Indro.

Dono menaruh tongkat sihirnya di meja. Lalu segera Dono membuka kain yang menutupi topi. Dono mulai mengambil sesuatu dari dalam topi.....segelas minum white coffee tarik malaka di berikan Indro.

"Silakan...di minum...Indro!" kata Dono.

"Ini...minuman untuk saya?" tanya Indro.

"Iya,"jawab Dono.

"Ah...jangan-jangan ini jebakan...Dono?" prasangka Indro.

"Bukan jebakan....benaran...minuman..enak white coffee tarik malaka....khusus untuk kamu. Tujuannya....sulap yang menyenangkan dan enak," kata Dono.

"Kalau....gitu saya minum white coffee tarik malakanya," kata Indro.

"Silakan....!" ujar Dono.
Indro minum white coffee tarik malaka.

"Enak," kata Indro.

"Enakkan...Indro!!" kata Dono.

"Iya....enak...Dono," kata Indro.

"Bayar......!!!" kata Dono.

"Wah...wah.....ini...sulap...apa...jualan minuman....?" tanya Indro.

"Becanda....Indro. Sulap...baru di mulai," kata Dono.

"Kira..in...beneran," kata Indro.

"Saya...akan mengeluarkan lagi...yang lain dari topi," kata Dono.

Indro asik minum sambil memperhatikan ulah Dono dengan sulap topinya. Dono mengeluarkan sebuah mangkuk mie dan di berikan ke Indro.

"Ini...mie untuk saya...Dono?" tanya Indro.

"Iya," jawab Dono.

"Bayar..gak....nanti di tagih lagi.....mie," kata Indro.

"Gratis.....," kata Dono.

"Saya....makan...mie. Tapi...ada jebakannya...gak....Don?" kata Indro.

"Gak.. ada," tegas Dono.

"Ok ..kalau gitu saya...makan," kata Indro.

Indro makan mie enak buatan Dono dari....teknik sulap topinya.
"Dono....mie...apa..ini..Don?" tanya Indro sambil mengunyah mie di mulutnya.

"Mie...ayam geprek," jawab Dono.

"Mie....ayam geprek. Pantes...enak. Padahal....ini..mie..instan........tapi...emang...enak..kok. Saya....laper..belum..makan siang...yang penting enak....deh," kata Indro.

Indro menikmati makan mie dengan penuh kebahagian. Dono pun turut seneng melihat temannya bahagia juga.

"Saya...lanjutkan...sulap saya," kata Dono.

"Iya...Don..," saut Indro.

Dono mulai memasukkan tali ke dalam topi lalu di tutup dengan kain dan segera membaca mantra "Bimsalabim....jadi sesuai keinginan saya," kata Dono.
Indro sudah siap menutup kupingnya dengan kedua tangannya....takutnya suara mercon lagi.

"Ngapain...Indro tutup kuping?" tanya Dono.

"Nanti...ada...ledakan..........mercon lagi...Don....," kata Indro.

"Gak....!!!" kata Dono.

"Kalau...begitu...saya tidak...menutup kuping lagi pake kedua tangan saya," kata  Indro.

Dono melanjutkan sulapnya dan membuka kain yang menutupi topi sulapnya. Lalu Dono mengeluarkan benda langsung dengan cepat di lempar ke Indro. Dan...Indro segera menangkap benda yang di lempar...Dono.

"Ular.........," teriak Indro yang ketakutan.

Indro yang mati ketakutan sama ular langsung bergerak kesana-kesini dan langsung keluar rumah dan sambil berteriak "Ular.......".
Dono pun tertawa dengan ulah Indro yang ketakutan dengan ular.

"Padahal...ular....itu bohongan... kalau...beneran gimana....ya...jadinya!?" kata Dono.

Dono menyelesaikan permainan sulapnya dan segera di bereskan semua alat-alat sulap.


Karya : No

Thursday, July 25, 2019

PENDAPAT DONO

Dono duduk depan teras rumahnya sambil memainkan sebuah gitar dan menyanyikan sebuah syair lagu yang membuatnya tenang banget di dalam dirinya.

Isi syair yang di nyanyikan Dono :

"Akhirnya ku hanya memilikimu
Dalam hidupku kini
Dan akhirnya hanyalah tentang dirimu
Yang meyakini setiap langkahku

Setelah aku munafikkan dirimu
Setelah aku meninggalkanmu

Ya Tuhanku ampuni segala dosaku
Tunjukan ku jalan kembali untukmu
Ya Tuhanku ragmati segala langkahku
Agar ku temukan indahnya cintamu
Ku sadari hanyalah pada dirimu
Ku kan temukan cinta sejatiku
Ku sadari hanyalah tentang dirimu
yang mendamaikan seluruh jiwaku

Ya Tuhanku....Ya Tuhanku"

Dono selesai menyanyi di teras depan masuk ke dalam rumah dengan membawa gitarnya, lalu duduk bersama Indro yang sedang nonton Tv acara D Star. 

"Belum tidur Indro?" tanya Dono.

"Asik nonton Tv," jawab Indro.

"Oh...begitu," saut Dono.

"Dono ....apa pendapat kamu penampilan Selfi .....meneteskan air matanya karena komentar....nyelekitnya Soimah?" tanya Indro.

"Oh...masalah itu. Saya udah baca....komentarnya di jaringan sosial media.....untuk pendapat orang banyak baru....pendapat saya. Jawabannya....sih....relatif dari jaringan sosial media. Kalau...saya....terus berjuang ....aja tanpa pantang menyerah. Toh...masalahnya juga....sepele. Kalau di usahakan semua pasti bisa mencapai....puncak....dari keberhasilan," kata Dono.

"Berarti tanggapan kamu positif," kata Indro.

"Yo....i," saut Dono.

"Gimana penampilan Selfi....selanjutnya...Dono?" tanya Indro.

"Ya....berdasarkan sosial media sih relatif. Kalau pendapat saya....bagus aja," kata Dono.

"Jadi....positif lagi," kata Indro.

"Yo.....i," kata Dono.

"Don...apa pendapat kamu....penampilan....Maria?" tanya Indro.

"Berdasarkan sosial media ....relatif. Kalau...saya bagus," kata Dono.

"Jadi....positif...dong," kata Indro.

"Yo...i," saut Dono.

"Oh....iya....Don...yang...terakhir....?"

"Jangan-jangan....cowok kan?" Dono memotong omongan Indro.

"Iya....Don."

"Kalau...cowok males bahasnya. Karena saya....cowok. Gak penting. Karena....cowok itu lebih kuat dari cewek....dalam menghadapi ....sesuatu yang telah di sepakatin dalam dirinya....untuk menggapai mimpi dan masa depan alias....Tegar menghadapi hidup.....yang penuh dengan segala ujian hidup," penjelasan Dono.

"Kalau..gitu...gak jadi deh...Don," saut Indro.

Dono beranjak dari duduk menuju masuk kamar dan membawa gitarnya. 

"Don mau kemana?" tanya Indro.

"Tidur.....," saut Dono.

Dono masuk kamar dan menaruh gitarnya di meja belajar dan langsung rebaan di kasur. Indro masih asik nonton Tv sampai acara yang di tontonnya Indro selesai.


Karya : No

BERGANTI CINTA


Seusai dari urusan pekerjaan di kantor Beni lebih baik bersantai di rumahnya. Di depan Tv Beni nonton Tv acara sepak bola dengan asik banget sampai terbawa suasana.

Hp pun bunyi menunjukkan ada yang panggilan orang yang koling Beni yaitu Joe teman kerjanya. Segera Beni memencet Hpnya.

"Halo...ada apa Joe?"

"Beni...kamu ada dimana?"

"Di rumahlah...!!!"

"Oh...dirumah toh. Aku ada di depan rumah,"

"Haaa....di depan rumah. Tunggu dulu.....aku bergerak kesana....Joe."

"Ya....aku tunggu."

Beni mematikan Hpnya dan di taruh di sofa. Bergerak Beni ruang tamu. Pintu di buka Beni.

"Hay....Ben."

"Ada...apa...main ke rumah aku?"

"Ah...biasa. Ada Rara gak?" tanya Joe.

"Gak...ada. Paling lagi keluar sebentar main ke tangga sebelah. Emang....ada apa nyari Rara?"

"Kaya gak tahu aja!!. Boleh masuk gak ke rumah kamu?"

"Iya...silakan masuk Joe."

"Gitu...dong sama temen...Ben."

Joe masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa begitu juga dengan Beni.

"Ngomong-ngomongan...Joe beneran suka...sama Rara?"

"Ya...beneran...sih. Tapi...sampai sekarang gak tanggapan dari Rara."

"Ah...urusannya bisa runyam ini mah masalah percintaan Rara," kata Beni.

"Kok..runyam...Beni?" saut Joe.

"Gimana..ya..ceritanya....ya. Sudah ceritain aja. Rara....itu udah punya pacar...namanya Dono. 

Walau.....jalan cerita cintanya sih...gak jelas juga antara Rara dan Dono. Abisnya...kedua-duanya sama keras kepala...gak ada yang mau mengalah. 

Ya...jadinya...kisah cinta Rara dan Dono...kaya iya kaya enggak," cerita Beni.

"Kalau...begitu saya punya peluang dong...dapetin Rara," kata Joe yang punya semangat pantang menyerah.

"Terserah...kamu," saut Beni.

Rara pun baru pulang dari main dari tetangga sebelah. Saat asik ngobrol antara Joe dan Beni langsung Rara mengucapkan salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".

"Waalaikumsalam," jawab Beni dan Rara.

Rara pun segera masuk ke dalam rumah. Beni pun ngomong sesuatu "Rara ada yang nyari kamu....ada yang mau di bicarakan...sama Joe."

"Iya..Abang. Tapi.....Rara...masih ada kerjaan," katanya.

"Udah...tinggalin sebentar. 
Ngobrol dulu..sama Joe...biar urusannya selesai!" kata Beni.

"Iya," jawab Rara.

Dalam hati Rara pun bicara "Enek bener ketemu cowok yang....gak ada malunya...untuk mendapatkan hati aku."

Rara pun duduk di sofa. 
Sedangkan Beni beranjak dari duduknya menuju ruang tengah untuk nonton Tv dan tak ingin ikut campur urusan Joe yang ingin mendapatkan hati Rara. Dan juga Beni percaya sama Rara yang mampu mengambil keputusan yang bijak untuk urusan yang sepele seperti itu.

"Abang Joe...mau membicarakan apa dengan..aku?" kata Rara dengan lembut.

"Anu...anu...aku..ingin membicarakan sesuatu. Bahwa aku....," kata Joe.

Putri datang bertamu dan langsung ngucap salam "Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Joe dan Rara bersamaan.

Obrolan Joe dan Rara terputus karena ada Putri dateng bertamu.

"Rara...ikut saya....penting banget," kata Putri.

"Tapi...saya lagi ada tamu," kata Rara.

"Udah...ayo. Ini penting banget," kata Putri yang memaksa.

"Maaf...Abang Joe...saya..ada urusan...jadi obrolan kita. Di lanjutkan lain waktu," kata Rara.

"Iya...gak..apa-apa!?" kata Joe.

Rara pun keluar dari rumah bersama Putri meninggalkan Joe yang diam aja padahal dalam hatinya kacau banget karena gagal mengungkapkan perasaannya sama Rara. Beni pun langsung bergerak ke ruang tamu dan duduk bersama Joe.

"Gimana berhasil ngobrol....sama Rara dengan maksud dan tujuan ...kamu dateng kesini?" tanya Beni.

"Gagal....di ganggu ...sama temannya Rara," jawab Joe yang kesal.

"Ya....kalau begitu...sih. Urusan tetap sama aja....gak ada penyelesainnya. Kalau menurut aku.....sebagai teman. Urungin aja...niat kamu...menyukai Rara. Masih banyak yang cewek yang mau sama kamu....Joe. Kaya Rani...teman kerja kita. Kayanya sih udah lama suka sama...kamu Joe. Cuma itu..kamu..menghindar terus. Kenapa gak terima cintanya....Rani.....aja?" kata Beni.

"Gimana...ya. Rasanya...beda gitu kalau urusannya dengan Rara. Sedang Rani...biasa aja," kata Joe. 

"Eee...yang dekat gak terima. Yang jauh....di kejar. Masalahnya kalau aku melihat gelagat adik...aku. Rara itu belum putus sama Dono alias masih saling mencintai. Cuma...itu...sifat keduanya...susah untuk di omongin," kata Beni.

"Ya..udahlah. Saya..gak jadi ngejer Rara. Walau masih ada harapan sebelum janur melengkung. Aku coba menerima ..saran kamu...Beni...tentang Rani..yang menyukai aku. Apa salahnya...aku coba untuk dekat dengannya," kata Joe.

"Bagus..deh kamu menerima saran aku," kata Beni.

"Kalau begitu...aku permisi pulang. Asalamualaikum," kata Joe.

"Waalaikumsalam," jawab Beni.

Joe pun keluar dari rumah Beni dan langsung segera masuk mobilnya dan di bawa dengan baik menuju ke rumahnya. Beni menutup pintu depan dan segera bergerak menuju ruang tengah melanjutkan nonton Tvnya.

***
Sampai di rumah Putri. Ternyata ada Dono. Rara senang bertemu dengan Dono. Karena membawa sebuah buket bunga dan kue tar untuk meminta maaf sama Rara. Secara otomatis di maafin oleh Rara dan menerima sebuah buket bunga dan kue tar dari Dono. Semua pertemuan antara Rara dan Dono di rumah Putri memang di rencanain Dono lewat Putri teman dekat Rara.

Hubungan Rara pun membaik dengan Dono. Putri seneng karena telah membantu Dono untuk berbaikan dengan Rara. Padahal masalahnya sepele kenapa Dono dan Rara bertengkar hanya urusan nonton Film di bioskop? Rara ingin nonton Film tema cinta sedangkan Dono ingin nonton Film tema aksi laga. Karena sama-sama keras kepala mempertahankan keinginan masing-masing jadinya ya....bertengkar sampe satu minggu lebih. Dan akhirnya Dono pun mengalah juga demi Rara.

Jadi demi baikkan denga Rara. Dono mengajak Rara nonton film tema cinta untuk memenangkan pendirian Rara dan Dono kalah dengan pendiriannya. Saat nonton Film di bioskop  gak jalan dua-duaan, tapi bawa temen yaitu Putri sebagai penengah dalam hubungan Rara dan Dono. Keakraban ketiganya terjalin dengan baik sampai sekarang.


Karya : No

Sunday, July 21, 2019

COBALAH MENGERTI

Sore hari yang cerah di kediaman Dono.....tepatnya di perumahan pinggiran kota Jakarta. Di depan leptop....Dono sibuk membaca tulisan di sebuah Blog dengan seksama. Indro sedang asik nonton Tv.....menyaksikan pertandingan bola yang seru....banget dan banget.

Karena merasa haus....Indro beranjak dari duduknya menuju dapur untuk mengambil minum di kulkas. Indro melihat Dono yang sibuk di kamar sambil membaca sesuatu. Indro pun masuk kamar Dono dan mengetahui apa yang di baca temannya?

"Wulan!" kata Indro.

"Iya.....Wulan," saut Dono.

"Jadi....ada yang menulis cerita tentang...Wulan di Blog lain....lebih tepatnya sih...temanya bentuk Diary kehidupan penulisnya....karena ada beberapa  foto keluarga," kata Indro.

"Iya....begitu..lah," saut Dono.

"Don...kenapa kamu membaca Blog...orang? Biasanya sibuk....membuat cerita untuk di publikasikan di Blog...sendiri?" tanya Indro.

"Mau...nya begitu. Tapi saat saya membuka Blog sendiri. Ada kunci penyelusuran untuk membaca Blog saya. Lalu saya selusurin Blog tersebut karena kunci masuknya.....Wulan. Tokoh...utama yang sering saya buat," penjelasan Dono.

"Jadi....ada..yang memakai nama Wulan selain kamu...untuk menciptakan cerita. Padahal...Wulan...sudah gak di pakai lagi karena....alasannya Wulan telah meninggal dan di gantikan Rara untuk pelengkap pasangan Dono....agar intrik cerita cinta....terus berlanjut," kata Indro.

"Ya....begitulah.....," saut Dono.

"Kalau.....begitu...sih. Gak ada masalahkan. Cuma Bren...tokoh utama di Campur Aduk....ada yang make juga alias kesamaan dalam penokohan dan juga alur cerita dan tema Blog juga beda...," kata Indro.

"Benar...sekali. Apa...yang kamu omongkan Indro. Ngomong-ngomong.....bukannya asik nonton acara sepak bola di Tv?"

"Iya. Karena saya haus....saya mau ngambil minum ke dapur. Saya melihat kamu lagi...serius baca sesuatu di leptop....jadi saya penasaran aja....apa yang kamu...baca Dono? Ternyata Blog....orang lain...yang tokoh utamanya...sama dengan kamu buat Don,"

"Ya...udah...sana ke dapur!" kata Dono.

"Iya," saut Indro.

Indro keluar dari kamar Dono menuju dapur. Dono melanjutkan membaca Blognya...punya orang lain untuk mengetahui lanjutan cerita yang diangkat....karena ada kesamaan tokoh utama dalam tulisan. Indro pun mengambil minuman kaleng di kulkas sekalian kue yang ada di dalam toples....yang di taruh di atas kulkas.

Indro kembali ke ruang tengah untuk menonton Tv acara sepak bola yang bagus banget. Kasino baru pulang dari urusannya.

"Asalamualikum," kata Kasino.

"Waalaikumsalam," jawab Indro dengan suara keras.

Kasino melihat Indro yang asik nonton Tv acara sepak bola sambil minum dan makan kue....dengan penuh kesantaian gitu. Kasino mulai ikut menonton Tv juga.....acara sepak bola.

"Bagus...juga permainnya," kata Kasino.

"Iya...," saut Indro yang serius nonton Tv acara sepak bola.

Tiba-tiba listrik mati.

"Loe.....mati...lampu toh," kata Indro.

"Iya....mati..lampu," saut Kasino.

"Ah.....lagi....asik-asik nonton mati lampu. Gimana ini PLN?" kata Indro.

"Gak gimana-gimana? Paling ada perbaikan gardu listrik...kali. Biasa konselet listrik. Itu...kan biasa. Kalau...penasaran nonton sepak bolanya....kan bisa lewat jaringan internet pake Hp kamu....Indro!"

"Ya....saya..tahu.....Kasino."

Kasino bergerak ke ruang tamu dan duduk sambil mengambil gitarnya dan memainkan sebuah syair lagu. Ya...Indro beranjak dari duduknya di ruang tengah....ke ruang tamu duduk di samping Kasino. Dono keluar dari kamarnya....karena urusannya untuk kunci penyelurusan pada Blog...yang sama penggunaan tokoh utamanya...Wulan selesai juga....segera ngumpul bersama Kasino dan Indro yang asik menyanyi di ruang tamu.

Isi syair lagu yang di nyanyikan Kasino :

"Aku Takkan pernah berhenti
Akan terus memahami
Masih terus berfikir
Bila harus memaksa
Atau berdarah untukmu
Apapun itu asalkan
Mencoba menerimaku

Dan kamu hanya perlu terima
Dan tak harus memahami
Dan tak perlu berfikir
Hanya perlu mengerti
Aku bernafas untukmu
Jadi tetaplah di sini
Dan mulai menerimaku

Cobalah mengerti semua ini menjadi arti
Selamanya takkan berhenti
Inginkan rasakan rindu ini menjadi satu
Biar waktu yang memisahkan"

Sampai...syair lagu berakhir dinyanyikan Kasino di tambah di ikutin oleh Dono dan Indro....suasana jadi lebih meriah banget. Eeee lampu hidup lagi.

"Alhamdulilahhirobil alamin," kata Dono, Kasino, dan Indro bersamaan.

Indro segera bergerak menuju ruang tengah untuk nonton Tv...melanjutkan tontonannya acara sepak bola. Dono pun....ikutan juga nonton sepak bola dan duduk di sebelah Indro. Kasino menaruh gitarnya di meja...ya ikutan juga nonton Tv yang acara sepak bola.

Ketiganya terbawa suasana permain sepak bola yang bagus sekali sampai akhir pertandingan. Azan pun di kumandangkan. Dono, Kasino da Indro mendengarnya juga. Segeralah ketiganya berbenah diri untuk pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat magrib.

Setelah urusan kewajiban sebagai muslim yang baik telah di jalanin. Dono, Kasino dan Indro langsung pulang ke rumah. Ya...seperti biasanya...Indro menyetel Tv untuk menonton acara sulap di kelaborasikan dengan Stan Up Comedy. Dono mulai mengetik di kamarnya karena mendapatkan ide tentang Wulan....yang baru tema ceritanya.

Kasino....tiba-tiba dapet telpon dari Selfi ya....Putri juga nimbrung juga.....karena main ke rumah Selfi. Kasino pun sepakat dengan Selfi dan Putri untuk menemani main ke Mega Mall....sekalian.....nonton film di bioskop. Segeralah Kasino ke rumah Selfi dengan membawa mobilnya dengan penuh ke hati-hatian.


Karya : No

OBROLAN

Langit malam yang indah sekali. Dono, Kasino, dan Indro sedang duduk asik di depan rumah sambil minum kopi susu yang enak.

Kasino mulai memainkan gitar sambil menyanyikan sebuah syair lagu dan Dono ikut bernyanyi dan menaruh Hpnya di meja yang tadinya sedang nonton ajang lomba musik dangdut....live...ya...seperti biasa Aulia yang berpenampilan cantik seperti biasanya. Indro lagi...asik minum kopi susu langsung di taruh meja. Indro bernyanyi dengan kawan-kawannya sambil bertepuk tangan mengimbangi permain Kasino.

Isi lagu yang di nyanyikan Kasino :

"Sejenak ku terdiam dan membisu
Membuat ku lelah dan tanpa arah
Coba mengertilah.....coba pahamilah
Aku cinta sesungguhnya
Dan le...takkan hatimu di sini
Ku berjanji kau takkan ku sakiti
Sejuk sepi sedan..... dan tanyakan bintang
Hanya kaulah yang ku sayang
Ku latih kau terbang di atas awan
Agar kau tegar dan tak terkalahkan
Jadilah jagoan seperti yang kuinginkan
Agar dapat ku banggakan
Namun sikapmu kini telah berubah
Membuatku resah dan serba salah
Kau berdiam diri membuat nadiku berhenti
Katakanlah hei kekasih

Coba kau pikirkan
Coba kau renungkan
Apa yang kau inginkan telah aku lakukan
Coba kau pikirkan
Coba kau renungkan
Hanya bintang bintang
Hanya kaulah yang ku sayang
Coba kau katakan apa yang kau inginkan
Apa yang kau butuhkan telah aku berikan
Coba kau katakan apa yang kau inginkan"

Kasino pun menyelesaikan permainkan gitarnya. Indro dan Dono bersorak-sorak sorai dengan hebohnya.

"Sudah cukup....kehebohan yang kalian buat," kata Kasino.

Dono kembali keurusannya nonton live musik dangdut dari Hpnya. Ya....Indro....asik lagi minum kopi susu yang enak. Kasino pun menaruh gitar di samping kursi.

"Kasino...berhenti...nyanyinya?" tanya Indro.

"Kan....gak ada yang bayar," saut Kasino.

"Gitu....aja perhitungan," saut Dono sambil serius nonton live musik di Hpnya.

"Ah...kalian. Kebiasaan selalu di seriusin. Bukan kalian berdua pandai menyanyi.....juga," kata Kasino.

"Salah...itu Kasino. Cukup bisa aja. Yang pandai menyanyi ini. Mareka yang sedang berlomba di ajang musik dangdut demi jadi terbaik di antara yang terbaik," penjelasan Dono sambil menunjukkan tontonannya di Hp ke Kasino dan Indro.

"Bener...itu kata Dono...yang pandai itu mereka yang berlomba di ajang musik dangdut," saut Indro.

"Kalau...itu...sih mereka yang sedang berlomba di ajang musik dangdut berusaha mengubah nasif dari bukan siapa-siapa.....menjadi seorang pemenang alias juara," kata Kasino.

"Jadi....mereka pandai menyanyikan," kata Dono.

"Ya..iya...lah. Saya...akui. Tapi ngomong-ngomong Dono siapa yang kamu dukung dalam lomba ajang menyanyi yang sedang....kamu tonton?" kata Kasino.

"Rahasia....," tegas Dono.

"Emmmm.....sikap netral lagi," saut Indro yang tahu perangai Dono.

"Netral. Kaya...sih. Kalau saya baca di Blog....bukannya....Rara, Selfi, Aulia....dan terakhir Putri. Tapi....kenapa...cewek....ya? Cowoknya....siapa....ya?" kata Kasino.

"Oh....saya...tahu. Yang pernah di tuliskan di Blog saya...pernah baca. Fildan, Irwan, dan terakhir Reza.....kalau yang lainnya Dono masih memperhitungkannya....mau di tulis dalam Blognya.....Randa," tambah Indro.

"Kebiasaan kamu.......Indro membuka rahasia tulisan.....saya..," saut Dono.

"Oh...begitu...toh rahasia tulisan....Blog....Dono...lagi di perhitungkan. Kenapa gak...tulis..Dono...cerita tentang Randa? .....atau jangan-jangan mau menulis...yang lainnya.....ya...masih kamu pertimbangkan alur ceritannya?" kata Kasino.

"Sebenarnya....omongan kamu ada benernya...Kasino. Saya lagi....mempertimbangkan...saja....alur cerita yang....pas aja. Tapi...itu pun gak perlu....jadi target ah...biasa aja," kata Dono.

"Oh...iya...Dono. Mau tanya...sesuatu?" kata Indro.

"Apa?" saut Dono.

"Penampilan....Aulia cantik gak..saat manggung...di lomba ajang musik dangdut?" kata Indro ....yang iseng aja.

"Cantiklah," jawab Dono yang tegas.

"Jelas....Dono puji....orang dia....penggemarnya...Aulia.....," tambahan dari Kasino.

"Jadi....penggemar itu harus begitu....ya..memuji penampilan artis yang di sukainya?" tanya Indro.

"Ya....kayanya...sih. Begitu. Kalau di survei data sosial media.....sih kebanyakan respon positifnya...sih pujian. Tapi respon negatifnya...menjatuhkan....lebih...rentan pola pikirnya iseng, gak suka....aja atau jengkel....dengan artis tersebut," penjelasan Kasino.

"Ya....bener di omongin Kasino. Berdasarkan....respon publik lewat media sosial. Tapi...kalau...saya konsisten....aja. Sebenarnya semua....yang berlomba di ajang lomba menyanyi itu....pantas mendapat pujian yang bagus. Maksudnya....sudah berusaha keras menunjukkan penampilan terbaiknya di atas panggung. Kalau...ada yang kurang...sih....ya...relatiflah. Gak terlalu di perhitungkan sedetel mungkin. Kan cuma perlombaan ajang menyanyi. Pasti ada yang bagus dan tidak bagus. Pada akhirnya....tujuannya...dinilaikan.
..untuk menentukan satu pemenang alias juara....
baru deh di sebut terbaik di antara terbaik," penjelasan Dono.

"Oh..begitu," saut Indro.

Tiba-tiba hujan turun. Dono berlari masuk ke dalam rumah. Indro pun mengikuti Dono. Kasino mengambil gitar dulu yang di taruh di samping kursi baru berlari masuk rumah. Ketiganya basah kuyup karena hujan dadakan.

Dono, Kasino, dan Indro berganti pakaian di kamar masing-masing. Ya....hari sudah terlarut banget Ketiganya memutuskan tidur....karena esok masih ada urusan pekerjaan yang harus di kerjakan sesuai dengan pekerjaan mereka bertiga mengelutinya dengan penuh tanggung jawab.


Karya : No

Tuesday, July 16, 2019

SEKEDAR BERCERITA

Indro sedang asik duduk santai di ruang tamu sambil memainkan gitar dan menyanyikan sebuah syair lagu.

Isi syair lagu yang di nyanyikan Indro :

"Jelaskan padaku
Isi hatimu
Seberapa besar
Kau....yakin padaku
Untuk tetap bisa
Bertahan denganku
Menjaga cinta ini
Pertengkaran ....yang terjadi
.....Seperti semua salahku

Mengapa slalu aku yang mengalah
Tak pernahkah kau berfikir
Sedikit tentang hatiku
Mengapa ku yang harus slalu mengalah
Pantaskah hatiku
Masih bisa bersamamu"

Selesai menyanyikan sebuah syair lagu. Indro menaruh gitarnya di taruh di meja. Dono pun baru pulang dari kerjaanya.

"Asalamualaikum," salam Dono.

"Waalaikum salam," jawab Indro.

Dono langsung duduk di ruang tamu sambil memberikan kotak makan ke Indro.

"Apa ini Don?" tanya Indro.

"Kue....," jawab Dono.

"Asik...makan enak," kata Indro.

Indro menikmati kue yang enak banget.

"Gimana kerjaan kamu...Don," tanya Indro sambil mengunyah makan.

"Baiklah....gak ada masalah. Alias mulus banget jalannya sampe ke tujuan," kata Dono.

"Oh..iya..Don...saya tanya sesuatu tentang ...Gubernur KEPRI di tangkap KPK?"

"Ya...benar sih. Saya sampe ngeceknya ke lingkungan tempat tinggal saya di Batam...bahwa Gubernur KEPRI di tangkap KPK?"

"Jadi...bener toh. Gimana...sebenarnya perekonomian di kota Batam...ya Don?"

"Pertumbuhan sih. Tapi...masyarakat kecil harapannya sih....ingin kerja di perusahaan karena gajinya gede. Ya....pada akhirnya kehidupan di kota Batam .....Relatif,"

"Oh...begitu toh. Sama aja di kota Jakarta. Mau hidup di kota mana pun berarti jawabannya adalah kepintaran...," kata Indro.

"Tepat....sekali. Kepintaran. Permasalahan....dengan adat kebiasaan masyarakat gak....di kota-kota besar sih sama aja. Ya...copet lah, ya...maling lah dan banyak...nilai-nilai kejahatan yang terselubung di masyarakat," kata Dono.

"Maksudnya ...penipuan....ya..Don,"

"Ya..begitulah adanya. Contohnya begini...ada cerita di film mengangkat suku batak tukang copet....ya...kenyataannya ya bener tukang copet. Ada film lagi mengangkat suku cina penipu....ya kenyataannya ya....penipu. Jadinya ya..kompleks kehidupan di masyarakat.....sampai kata orang bahwa orang flores baik..ya kalau ke temu yang baik. Kalau ketemu yang....buruk...ya...di copet," kata Dono.

"Jangan ini cerita penulis yang sebenarnya di dunia kenyataan bahwa pernah di copet orang-orang ini," kata Indro

"Ya...begitulah. Alias lengah aja. Di ajak berteman baik....eeee...malah nyolong. Nama juga penyakit masyarakat. Maka itu hidup ini banyak hati-hatinya. Karena banyak mencelakai seseorang.....ke dalam perkara apapun padahal bukan kebencian atau dendam....tapi ingin menjerumuskan...orang untuk di hancurkan atau lebih tepatnya di miskin...kan," penjelasan Dono.

"Memang hidup harus hati-hati menjalankan hidup ....jangan salah berkawan. Tapi kayanya...ada cerita kenyataan temannya penulis di jatuhkan orang pemerintahan," kata Indro.

"Ah...itu..mah..motif untuk mencari ke untungan. Teman penulis mengeluarkan uang dan akhirnya urusan selesai. Padahal mau di sebar luas kan ....masalah KKN...itu. Kaya ..siapa ya?" kata Dono.

"Kaya... Ibu Baiq Nuril. Yang menyebarkan data kejaringan sosial media pada akhirnya ke UU  ITE," kata Indro menyambungkan omongan Indro.

"Iya.....seperti Ibu Baiq Nuril. Tapi...masalahnya kalau temannya penulis ....gak kena UU ITE...karena di pikirkan dua kali dapet saran dari penulis yang tahu tentang persoalan UU yang telah di berlakukan Indonesia dan dampak seperti apa?Ya...penulis tahu...proses pembuatan UU yang ada di Indonesia kenapa di tetapkannya," penjelasan Dono.

"Ya..iya...penulis tahu. Tinggal hubungin teman-teman penulis di dalam pemerintahan.....data langsung di kirimkan ke email penulis. Ya....permasalahan selesai. Selamat semua dan tidak terjebak masalah yang berkepanjangan," kata Indro.

"Astaga.. saya lupa. Ada....kencan sama Rara. Udah..lah ngobrolnya," kata Dono.

"Ya..sana...yang lagi kasmaran," saut Indro.

Dono pun langsung bergerak menuju rumahnya Rara. Indro kembali menikmati kue yang enak dan sambil berpikir tentang Ibu Baiq Nuril dan berkata "Kasihan juga ya....terjebak masalah....sampe di hukum seberat itu. Padahal kalau...di cari di data masyarakat sih....Relatif...banget. Karena...masyarakat sekarang lebih penting ngurusin masalah persoalan diri dan keluarga dari pada ngurusin masalah orang lain. Kadang data yang berkembang di sosial media dianggap gak....penting. Atau...jangan-jangan ada unsur mencari ke untungan di dalamnya....sama ceritanya dengan pokok permasalahan temannya penulis. Menciptakan perkara demi....uang. Kalau begitu sih KKN...susah di hapuskan. Ya...benerlah...kalau KPK ...itu ada untuk memberantas permasalahan KKN yang ada di dalam sistem pemerintahan."

Indro pun menyelesaikan makan kuenya dengan minum air aqua gelas. Indro beranjak dari ruang tamu menuju ruang tengah untuk menonton Tv acara sepak bola. Dengan santai Indro menikmati tontonan sepak bola yang bagus baget.


Karya : No

Monday, July 15, 2019

CEMBURU TAK BERALASAN

Sepulang kerja Dono duduk di sofa sambil menghidupkan Tv dan memilih acara Tv yang di inginkan Dono pake remot. Dono pun asik nonton acara Tv tentang putri kecantikan.

Rara baru pulang dari urusannya. Melihat suami lagi asik nonton Tv acara putri kecantikan....timbul rasa gak enak dalam diri Rara. 

Rara pun berdiri di depan Tv menghalangi tontonan Dono.

"Dek...minggir...Mas mau nonton," kata Dono.

"Cantikan mana...Rara dengan cewek-cewek dalam Tv?" kata Rara yang ketus banget.

Dono terkejut dengan omongan istrinya.

"Maksud mu apa sih dek? jangan-jangan cemburu tanpa alasan?!" kata Dono.

"Mana...yang cantik...Rara atau cewek-cewek di Tv?" tanya lagi Rara.

"Ok. Mas...jawab. Kamu yang cantik...adek Rara yang cantik. Maka kamu...jadi....istri....Mas. Cewek-cewek di Tv kalah kecantikan dengan kamu. Saban hari yang tontonin kecantikan...kamu. Ya.....udah mas matiin tontonan Tv," kata Dono.

"Yes...Rara menang," kata Rara yang antusias banget.

Rara bergerak mau masuk kamar. Dono masih duduk di sofa langsung gerutu "Padahal...Mas lihat kamu...nonton cowok-cowok ganteng di Tv......Mas mu ini gak cemburuan..kaya kamu...Rara."

Rara mendengarkan omongan Dono dan meminta penjelasan "Coba ulangi kata-kata Mas Dono. Rara... kurang jelas."

"Jadi denger juga. Gak perlu di ulang lah. Kenyataannya begitu," kata Dono.

"Kalau begitu....jangan masuk kamar tidak dapet jatah apapun?!" kata Rara yang kesel.

Rara pun bergerak menuju kamar.

Dono langsung ngoceh lagi "Gak dapet jatah...malam ini juga masalah. Yang penting main ke rumah Indro. Main catur sampe pagi."

Rara yang baru nutup pintu kamarnya dan sadar dengan kebiasaan suaminya "Bodohnya...saya. Mas Dono...tipe cowok kerjaanya...main ke sana ke sini sampe pagi...langsung pergi kerja walau dalam keadaan capek banget."

Rara pun keluar dari kamar langsung bergerak berdiri di depan pintu rumah untuk menghalangi suaminya pergi.

"Mau...kemana...Mas Dono?" tanya Rara.

"Main," jawab Dono.

"Rara...minta maaf deh. Gak ganggu Mas Dono..nonton Tv. Oh...gini...aja Mas Dono.....Rara buatin makanan enak," bujuk Rara.

"Iya...Mas..gak jadi...pergi main. Mas tungguin janji kamu buat...Mas makan...enak," kata Dono.

"Rara...buatin makan sepesial buat...Mas Dono yang enak," kata Rara.

Dono pun duduk di sofa lagi dan menyetel Tv acara yang lain tetap yang menghibur...."Lawak".

Rara langsung ke dapur membuatkan makanan yang enak. Dengan sabar Dono menunggu masakan buatan istrinya. Selang berapa saat jadi juga masakan Rara. 

Dono beranjak dari duduk di sofa karena di panggil Rara dan segera menuju meja makan dan langsung duduk.

"Ta....ra...masakan Rara...yang enak untuk suami tercinta," kata Rara yang antusias.

"Haaaa. Gak...salah...dek. Masakan...kamu..ini cuma mie instan," kata Dono.

"Abisnya...Rara...cuma bisa mie instan," kata Rara berkata jujur.

"Apa...saya salah milih istri ya? Kalau...nyanyi..sih..Rara pinter. Kalau...masak ini...cuma mie instan saban hari. Dek....perasaan kamu kemarin kamu nyajin....Mas Dono masakan tiap hari itu....yang enak buatan kamu atau kah orang lain?" 

"Sebenarnya.. sih. Yang buat masakan tiap hari..Mama. Kan di kirim tiap hari. Gak enak gak di makan. Mama sudah capek-capek masak," penjelasan Rara.

"Susah...juga.....ya punya istri...anak manja. Ya...sudahlah Mas makan masakan mie instan buatan kamu ini. Tapi besok....belajar masak!" kata Dono.

"Belajar masak.....kan butuh uang," kata Rara mau menjelaskan.

"Iya...Mas kasih uang belanja tambahan untuk urusan kamu belajar memasak. Tapi....inget jangan di gunakan untuk beli baju lagi...demi ngikutin mode yang lagi tren masa kinian!" kata Dono.

"Ketahuan deh. Adek....sering beli baju...pake uang belanja," kata Rara.

"Ya...ketahuan....lah. Kamu taruh baju mu itu di lemari sampe penuh. Baju...Mas Dono aja...sampe kalah banyaknya dari baju kamu padahal yang nyari uangnya....saya. Yang paling banyak make uangnya istri," kata Dono.

"Tapi...cinta kan?" kata Rara.

"Iya....lah. Cinta sama kamu. Karena cinta itu saya menikahi kamu...adik Rara..yang cantik. Itu tanda cinta dari Mas untuk kamu," kata Dono.

"Yes...terimakasih...Mas Dono," kata Rara sambil mencium pipinya Dono.

"Ok.....Cat...bagus dapet alami Don," kata Kasino.

Dono dan Rara menyelesaikan adegan pembuatan filmnya. Dono pun duduk bersama Kasino. Sedang Rara di istirahat juga dan ngobrol bersama Aulia.

"Gimana Kasino...ada perubahan adegan lagi gak?" tanya Dono.

"Kaya...gak ada. Sudah bagus," kata Kasino.

"Kalau...ada yang kurang ngomong aja. Nanti saya ubah...naskahnya....maksudnya alur ceritanya agar lebih natural dan juga agar Rara seneng," kata Dono.

"Iya...saya mengerti...Pak Produser. Oh...ya..Dono adegan selanjutnya ini...beneran harus di sesuaikan dengan cerita ini?" kata Kasino.

"Iya...kenapa?" kata Dono.

"Masalahnya....ini adegan ini Rara marah-marah karena di bohongin sama kamu...karena mengalah diajang memasak...Cooking Master yang pembawa acaranya Ramzi?" kata Kasino.

"Iya...memang begitu alur ceritanya. Tujuannya mengalah demi cinta. Tapi kenyataannya Rara gak suka di bohongin. Karena saat chef memeriksa masakan Dono dan Rara....yang menang...emang Rara. Tapi...Dono sengaja membuat kesalahan bumbunya di buat berlebih...jadi rasa masakan gak enak alias rasanya kacau. Ya...Rara seneng menang dari Dono. Rara curiga karena....di cerita inikan...Dono suami Rara dan tahu bahwa Dono pandai memasak....jadi Rara tahu banget masakan Dono yang enak.  Saat Rara mencobain masakan Dono....yang kacau. Langsung marah Rara sama Dono ketahuan Rara di bohongin Dono. Dengan melempar semua perabotan memasak.....sampe pisau dapur juga mau di lepar Rara, tapi yang mencegah Ramzi....jadi gak jadi di lempar pisau dapur. Sedangkan Dono di tolong Indro agar melerai pertengkaran tersebut saat suting acara Cooking Master berlangsung ..live," kata Dono menceritakan naskah cerita.

"Kalau...begitu kacau...balau-balau dong," kata Kasino.

"Ya...iyalah," kata Dono.

"Ok...saya..atur sesuai naskah yang kamu buat," kata Kasino.

"Saya....percaya kamu Kasino...kan sutradaranya kamu...Kasino...atur aja...biar bagus di tonton. Urusan...lain saya yang ngatur," kata Dono.

"Beres," saut Kasino.

Indro menyelesaikan set yang sudah di atur untuk Rara belajar memasak ke Mamanya. Baru deh pertandingan memasak...Cooking Master....karena Rara menantang Dono yang sebagai suami dalam adegan Film....dengan tujuan menolong temannya yang sakit mengidap kangker...untuk membantu meringankan biaya rumah sakit yang mahal.

Suting berjalan dengan baik sesuai rencana di susun rapih Indro dan Kasino.


Karya : No

Sunday, July 14, 2019

CANTIK RELATIF

Malam yang tenang di kediaman Dono di pinggiran sudut kota Jakarta. Dono sedang duduk santai di depan teras depan rumahnya sambil memainkan gitar dan mengalunkan sebuah syair lagu.

Isi syair lagu di nyanyiin Dono :

"Kau gadisku yang cantik
Coba lihat aku di sini
Di sini ada aku yang sayang padamu
Kau gadisku yang manis
Coba dekat aku di sini
Di sini aku yang cinta padamu

Walau ku tahu bahwa dirimu
Su..da ada yang punya
Namun kan ku tunggu sampai kau mau

Jangan-jangan kau menolak cintaku
Jangan-jangan kau ragukan hatiku
Ku kan selalu setiap menunggu
Untuk jadi pacarmu
Jangan-jalan kau tak terima cintaku
Jangan-jangan kau hiraukan pacarmu
Pu....tuskanlah saja pacarmu
Lalu bilang I Love You Padaku"

Dono pun selesai menyanyikan syair lagu dengan baik beserta main gitarnya. Saat mau menyanyikan syair lagu ke dua. Indro duduk di sebelah Dono sambil membawa gorengan yang di taruh meja.

"Stop nyanyinya....makan camilannya. Yang saya...beli dari warungnya Nabila," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono menaruh gitarnya di kursi di samping Dono. Segera Dono mengambil gorengan sama cabe rawit. Dengan santai Dono menikmati gorengan yang enak.

"Dono....saya...ingin bertanya ke kamu sesuatu yang cukup menarik. Tapi....cuma permainan. Asik-asik gitu. Masih...urusan cewek gitu?!" kata Indro.

"Urusan....cewek...males ah...Indro. Lebih baik ngomongin yang lain," saran Dono.

"Kalau...ngomongin cowok....nanti di kirain....Homo atau Gay," kata Indro.

"Ya....gak...segitunya...kali. Itukan cuma kencenderungan...dari negatifnya pola pisikologisnya....manusia alias sakit jiwa. Ya....udah apa topik masalah yang harus di bicarakan!," penjelasan Dono.

"Ok...Dono. Mana yang cantik antara Putri, Rara, Aulia dan terakhir Selfi.......ya...masih berkenaan penyanyi dangdut," kata Indro.

"Aduh....kenapa urusan mereka berempat lagi. Kaya gak ada yang lain?" kata Dono.

"Ada...sih....urusannya berkenaan dengan Pemerintahan," saut Indro.

"Ok....saya jawab. Kalau urusan Pemerintahan....saya males membicarakannya. Jadi....yang cantik dari ke empat artis penyanyi dangdut....adalah....Aty," kata Dono.

"Kenapa Aty....jawabannya harusnya salah satu dari mereka berempat artis penyanyi dangdut?"

"Aty....cantik....orang di cewek. Ya...walau tubuhnya gembul aja alias gemuk. Ya tetap cantik...lah dari kaca mata saya. Alasannya....harus melihat dari kelebihan dan kekurangan dari Aty dan.....menyatakan Aty....ya cantiklah. Namanya penilaian cowok," penjelasan Dono.

"Kenapa gak Putri?" kata Indro yang mendesak Dono.

"Aty," saut Dono.

"Kenapa gak Rara?"

"Aty,"

"Kenapa gak Aulia?"

"Aty,"

"Kenapa gak...Selfi yang terakhir Don...?"

"Aty....jawaban saya tidak bisa di gangu gugat.... titik," kata Dono.

"Padahal....kalau di tulis di Blog... Aulia yang cantik," kata Indro.

"Kalau......itu sih lain cerita. Hanya konsisten saja dalam tulisan. Kalau pernyataan awalnya di tulis ...Aulia cantik....maka selanjutnya tetap cantik...walau topik cerita di ubah-ubah gimana pun?!" penjelasan Dono.

"Jadi....bener kan Aulia...cantik. Membuat kamu cemburu....kalau ada cowok yang mendekati....Aulia. Berarti suka....beneran alias cinta?" Indro yang memanas-manasin Dono.

"Enggak....lah...Putri....
cantik," kata Dono.

"Dono kamu....ngeles....tetap Aulia," kata Indro.

"Enggak...lah....Rara... yang cantik," kata Dono.

"Dono....itu tetap ngeles.....yang bener Aulia," kata Indro.

"Enggak....lah yang bener Selfi yang cantik...," kata Dono.

"Tetep ngeles....tanda buktinya pernah di tulis....Aulia penyanyi dangdut itu cantik," penjelasan Indro.

"Iya....saya...menyerah. Memang bener Aulia cantik. Hanya sekedar memujinya saja. Kan terlihat dari penampilan dia saat manggung di acara perlombaan menyanyi. Tapi...yang sebenarnya....cantik itu relatif. Saya bisa menilai Aulia cantik berdasarkan diri saya sendiri...maksudnya kaca mata seorang cowok. Tapi....belum tentu...kaca mata cowok yang lain. Alasannya....sih....selera," penjelasan Dono.

"Jawabannya...Cantik Relatif. Itu sih harga mati. Karena saya juga memandang cewek juga....sesuai selera juga. Tapi bagaimana....pandangan cewek terhadap...cowok...ya...Don?" kata Indro.

"Sama aja pandangan cewek menilai cowok. Relatif Gantengnya cowok....di lihat dari sudut kaca mata cewek. Ya...pada akhirnya....cewek juga milih juga untuk jadiin pacar atau.....suami alias pasangan seumur hidup," penjelasan Dono.

"Jadi....kesimpulannya yang kamu pilih dari permainan ini mana cantik dari keempat artis dangdut kamu sukai Dono?" tanya Indro.

"Ya....berdasarkan konsisten tulisan di Blog ....Aulia. Kalau....kenyataannya sih.....ya...Rahasialah," kata Dono.

"Berarti...Aulia cantik....pujian Dono....sama aja pujian.....dari penulis....alasannya konsisten pada tulisan. Jadi....Cantik itu Relatif di pandangan cowok," kata Indro.

'Ya...itulah. Jawabannya....Cantik itu Relatif," tegasnya Dono.

Dono dan Indro asik ngobrol. Kasino pun baru pulang dari urusannya dan duduk di antara Dono dan Indro. Karena laper...ya Kasino mengambil gorengan di meja dan juga aqua gelas di bawah meja yang di siapkan untuk tamu.

Kasino dengan lahap makan gorengan hampir habis itu gorengan di piring. Dono dan Indro ya santai aja. Saat mau ngobrol lagi antara Dono dan Indro. Langsung Kasino nimbrung juga. Suasana lebih asik lagi. Tema yang di obrolin tentang pertemuan Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo karena lagi hits di beritakan di media apapun. Dono menanggapinya dengan baik "Semuanya demi Indonesia".

Indro...pun sepakat dengan Dono "Ya...demi..Indonesia".

Kasino jauh lebih mengerti lagi dan paham....urusan sistem pemerintahan pada akhirnya yang paling baik adalah "Demokrasi".

"Damai..itu indah. Semuanya....dasarnya adalah rakyat. Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo... adalah rakyat yang berani untuk menjadi pemimpin di Indonesia. Jadi....ya....bangsa Indonesia telah berdemokrasi dengan baik," kata Dono.

"Betul...itu," saut Indro dan Kasino bersamaan.

"Oh...iya...Kasino....seharian ini kemana aja....kok...terlihat heppy...banget?" tanya Dono.

"Dari....ngajak nonton Selfi ke Bioskop.....," saut Kasino.

"Kencan....dong," saut Indro.

"Beneran kencan itu..mah..Kasino," kata Dono juga.

"Mau...begitu. Putri..ikutan juga...ingin nonton Film di Bioskop. Saat saya datang ke rumah Selfi....untuk ngajak Selfi untuk berangkat nonton Film.....Putri dateng juga berkunjung ke rumah Selfi....ya...bujuk rayunya Putri yang manis. Dan saya gak tegaan juga. Di tambah Selfi yang meminta ngajak Putri juga. Ya...mau gak mau...di ajak juga. Nonton Film di Bioskop...di Mega Mall," cerita Kasino.

"Sempet pegangan tangan sama Selfi gak Kasino?" tanya Indro yang antusias.

"Boro-boro. Orang saya di anggurin. Malah...sibuk ngobrol Selfi dan Putri urusan cewek...lah. Ya....jadi....momentnya....yang romantis...jadi gak ada," kata Kasino.

"Kaya...ada yang aneh dari omongan kamu.....Kasino?" kata Dono.

"Kaya bukan Kasino...saja," tambahan Indro.

"Iya.. deh...saya...ngakuk. Yang bener sih. Saya ngajak nonton Selfi dan Putri ke Bioskop. Ya..tetap sih saya ngobrol bareng mereka berdua....lagian hanya teman gak ada motif untuk mendapatkan hati....walau ada sedikit sih. Tetap....normal-normal aja," cerita sebenarnya Kasino.

"Nah..itu baru Kasino. Cuma temanan sama Putri dan Selfi," saut Indro.

"Ya...udahlah...ngobrolnya....saya lebih baik nonton acara Tv...sepak bola," kata Dono.

Dono beranjak dari duduk menuju ke dalam rumah langsung ke ruang tengah.

"Ikutan....Dono," teriak Indro.

"Saya...juga," saut Kasino juga.

Dono menghidupkan Tv dan nonton acara sepak bola yang di tayangkan cenel Tv. Kasino dan Indro...ikutan juga....asik nonton acara sepak bola yang di tayangkan di Tv.


Karya : No

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK