Monster turun dari langit dan menghancurkan kota.
"Aku Monster Covid - 19....memusnahkan umat manusia".
Monster Covid - 19 yang telah menghancurkan kota dan juga menyebarkan penyakit pada penduduk kota, ya masuk ke dalam tanah untuk tidur. Para penduduk kota yang terkena penyakit yang di sebarkan Monster Covid - 19, ya di tolong sama dokter dan perawat untuk di rawat di rumah sakit yang di atur oleh pemerintahan berdasarkan intruksi Presiden. Penduduk yang jadi korban dari runtuhnya bangunan di tolong...pasukan gabungan dari tentara dan polisi. Sedangkan rumah yang terbakar, ya masih di usahakan di padamkan oleh petugas pemadam kebakaran dan penduduk setempat.
***
Bobo, Andy dan Heru sedang rapat di ruang tertutup untuk mengalahkan Monster Covid - 19. Wati pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan berkata "Aku berhasil menemukan anti virus yang dapat menyelamatkan penduduk yang terkenal penyakit yang di sebarkan Monster Covid - 19.
"Segera di per banyak!" kata Andi.
"Baik," kata Wati.
Wati pun meninggalkan ruangan tersebut untuk memperbanyak anti virus agar bisa menyelamatkan penduduk yang terjangkit penyakit yang di sebarkan Monster Covid - 19. Andi, Bobo dan Heru...ya siap ke pesawat tempur karena ada pergerakan dari Monster Covid - 19.
Sang Monster Covid - 19 pun mengamuk di kota lagi. Andi, Bobo dan Heru pun di pesawat masing-masing dan menembakin Monster Covid - I9. Tentara dan polisi, ya menembakin Monster Covid - 19 dengan persenjataan yang lengkap. Monster Covid - 19, ya terus menghancurkan kota sambil menyeberarkan penyakit. Para penduduk tergeletak di mana-mana karena terkenal penyakit yang di sebarkan Monster Covid - 19.
Pesawat Bobo, ya terkenal serangan Monster Covid - 19. Jadi Bobo keluar dari pesawat dengan kursi pelontar dan berubah dengan kekuatan di tangan kirinya berupa jam tangan....ya menjadi Ultraman One. Dengan perubahan Bobo menjadi Ultraman One menyerang Monster Covid - 19 dengan sebuah tendangan ke bagian dada. Sang Monster Covid - 19, ya terpental jauh sampai nabrak gunung.
Monster Covid - 19 pun bangkit dari keadaannya menyerang Ultraman One. Pertarungan pun sengit banget dan tidak mau mengalah. Wati pun terbang dengan pesawatnya ya ikut berperang untuk mengalahkan Monster Covid - 19...dan membawa rocket yang berisi anti virus untuk me bunuh Monster Covid - 19. Wati pun menembakin rocket tersebut dan terkenal Monster Covid - 19 dan efeknya sang Monster Covid - 19 terdiam saja, karena struktur tubuh ya mulai hancur karena anti virus. Ultraman One mengeluarkan kekuatan hebatnya dari tangannya dan berkata "Sinar penghancur".
Monster Covid - 19 pun terkenal serangan sinar penghancur Ultraman One dan akhir ya meledak. Wati pun mulai mengeluarkan bola-bola yang berisi anti virus dari pesawat dan meledak gitu, jadi keluarlah anti virus berbentuk hujan buatan untuk memusnahkan penyakit yang masih tersebar di para penduduk yang terjangkit. Terkena tetesan anti virus tersebut, ya para penduduk yang terkena penyakit sembuh total. Wati, Andi dan Heru...ya kembali ke pangkalan. Ultraman One pun terbang ke langit.
Sampai di pangkalan. Andi, Heru dan Wati....ya bertemu dengan Bobo. Mereka berempat bergembira ya telah mengalahkan Monster Covid - 19. Saat di taman kota, ya nyantai ke empat sahabat melihat anak-anak yang bermain pistol air yang berisi air sabun dan di tembakan ke boneka Monster Covid - 19....ya sambil berteriak "Hancurkan Monster Covid - 19".
Bobo, Andi, Heru dan Wati...ya tertawa melihat anak-anak bergembira ria dengan permainan perang-perangan.
***
Bobo pun selesai menulis karangannya berjudul "Perang Melawan Covid - 19". Andi yang mampir ke rumah Bobo, ya membaca karangan Bobo yang digeletakkan di meja tamu.
"Karanganmu, Bobo...bagus," pujian Andi.
"Terima masih pujiannya. Aku menulis karangan...itu tujuan ya ikut serta mengalahkan Covid - 19," kata Bobo.
"Aku.....mengerti. Jadi harus mencuci tangan yang baik pake sabun dan selalu menjaga pola hidup sehat....agar kita sehat selalu," kata Andi.
"Sip. Seratus persen....untuk Andi," pujian Bobo untuk menegaskan omongan Andi dengan mengacungkan dua jempol tangannya.
"Ya...aku pulang ya Bobo," kata Andi.
"Terima kasih......atas maskernya," kata Bobo.
"Iya......sama-sama," jawab Andi.
Andi pun berjalan meninggalkan rumah Bobo. Ya Bobo menutup pintu rumahnya dan segera ke ruang tengah, ya duduk di ruang tengah, untuk nonton Tv....dengan acara TV film Ultraman Ginga yang di tayangkan chenel RTV. Bobo dengan asik nonton Tv.
"Santai di dalam rumah," celoteh Bobo.
Bobo pun terus nonton Tv, ya terbawa suasana tontonan yang bagus banget sekali.
CAMPUR ADUK
Tuesday, March 24, 2020
Sunday, March 22, 2020
BERCERITA KEADAAN
Indro membaca blog Dono dengan baik pake Hpnya dan selesai di baca sih. HP pun di masukkan ke dalam saku celana di sebelah kanan oleh Indro dan berkata ke Dono "Don...kamu menulis blog, yang pembicaraan kita tadi pagi...ya?".
"Iya, kenapa?" tanya Dono kembali.
"Ya...masalahnya kenapa kamu masukkan masalah Era Presiden SBY dari tingkat sosial di masyarakat....apa tidak takut nanti diteksi orang pemerintahan....bahwa kamu penyebar berita hoax?" tanya Indro.
"Bukan aku sok berani nulis gitu. Tapi data itu data temuan aku di masyarakat," kata Dono.
"Data temuan di masyarakat toh," kata Indro.
"Indro, Dono...itu berpendidikan. Hal seperti itu biasa bagi Dono untuk menemukan data-data itu," saut Kasino.
"Aku...tahu. Dono berpendidikan...apalagi ia tahu sistem kerja di pemerintahan....sebenarnya khawatir saja sebagai teman," kata Indro.
"Terima masih Indro, sudah khawatir. Tapi...itu tidak jadi masalah Indro. Mau di cap pembohong silakan atau jujur pun silakan. Toh...aku nulis cerpen itu cuma hoby aja!!!" penjelasan Dono.
"Ya...aku tahu....sih. Cuma Hoby saja!!!" saut Indro.
"Oh....iya, kita ngobrol di taman kota, apa kita tidak takut penyakit virus corona?" tanya Kasino.
"Aku...tidak takut," kata Dono tegas.
"Kenapa...kamu tidak takut Don, ya harusnya takut?" tanya Kasino.
"Untuk apa takut pada virus corona, bagi orang yang pernah kena serangan jantung dan hampir tidak bisa bangun lagi," kata Dono.
"Iya...bener omongan Dono. Iya tidak pernah takut lagi dengan kematiannya dan ikhlas menjalankan seluruh jalan hidup ya jika serangan itu datang lagi dan akhir ya tidur selamanya," kata Kasino.
"Sudah...jangan omongan itu. Aku terus berdoa agar kamu, Don tetap hidup bisa ngobrol seperti ini setiap saat," kata Indro.
"Iya...aku mengerti kamu, Indro. Kebaikan kamu aku terima. Aku tetap bertahan hidup di muka bumi. Sedang tulisanku...di blog jadi nilai sejarah perjalanan hidup ku, bahwa aku pernah hidup demi satu hal yang ku sukai bercerita," kata Dono.
"Aku...mengerti Don," kata Dono.
"Ayo pulang dan kita nikmati malam senin ini dengan kebersamaan persahabatan yang baik!!!" kata Kasino.
"Ayo!!!" saut Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro beranjak dari duduk di taman ya berjalan menuju arah rumah. Saat di persimpangan jalan, ada penjual sate ayam dan es jus buah...maka itu Indro membelinya. Setelah itu. Ketiga ya melanjutkan perjalanan sambi menikmati es jus buah Dan bungkusan sate ayam di bawa Indro untuk makan malam di rumah.
"Hidup...ini tenang ya tidak di ribetin dengan perasaan cewek," kata Indro.
"Kok...ngomongnya gitu Indro?" tanya Kasino.
"Kaya ada yang aneh...sama Indro, kalau ngomong gitu. Biasanya paling antusias urusan cewek," saut Dono.
"Masalahnya...selalu aja cowok harus mengerti perasaan cewek yang ini dan itu," kata Indro.
"Itukan...sudut omongan dari cowok. Padahal dari sudut cewek. Ya cewek harus berusaha memahami perasaan cowok," kata Dono.
"Kalau...begitu sama dong!!!" kata Indro.
"Ya...samalah. Cowok dan cewek...punya hati dalam menjalankan hubungan," tegas Kasino.
Sampai di rumah juga. Ketiganya pun mengucap salam saat masuk rumah "Asalamualaikum".
Ya ketiganya pun menjawab "Waalaikumsalam".
Indro pun langsung ke dapur untuk mengambil pairing untuk makan sate ayam. Dono, ya duduk di ruang tengah bersama Kasino untuk nonton Tv. Indro pun membawa piring yang sudah ada sate ayamnya ke ruang tengah, ya tujuannya makan sate ayam bersama sahabat sambil nonton Tv. Ketiganya menikmati makan sate sambil nonton Tv yang acaranya menarik banget.
"Don....!" kata Indro.
"Apa?" tanya Dono.
"Hari ini tontoan Tvnya bagus ya!" kata Indro
"Iya," saut Dono.
"Di acara LIDA 2020, yang kita tonton ini. Cantikan mana Lesti atau Rara...penampilan hari ini?" tanya Indro.
"Permainan.....lagi. Aku jawab...ya, yang cantik adalah Dewi Persik," kata Dono.
"Kok...Dewi Persik. Harusnya... Lesti atau Rara gitu!" kata Indro.
"Aku...maunya Dewi Persik. Kenapa?" tanya Dono.
"Iya...gak apa-apa sih," kata Indro.
Indro pun diam dan asik makan sate ayam sambil nonton Tv, ya begitu juga dengan Dono dan Kasino.
"Iya, kenapa?" tanya Dono kembali.
"Ya...masalahnya kenapa kamu masukkan masalah Era Presiden SBY dari tingkat sosial di masyarakat....apa tidak takut nanti diteksi orang pemerintahan....bahwa kamu penyebar berita hoax?" tanya Indro.
"Bukan aku sok berani nulis gitu. Tapi data itu data temuan aku di masyarakat," kata Dono.
"Data temuan di masyarakat toh," kata Indro.
"Indro, Dono...itu berpendidikan. Hal seperti itu biasa bagi Dono untuk menemukan data-data itu," saut Kasino.
"Aku...tahu. Dono berpendidikan...apalagi ia tahu sistem kerja di pemerintahan....sebenarnya khawatir saja sebagai teman," kata Indro.
"Terima masih Indro, sudah khawatir. Tapi...itu tidak jadi masalah Indro. Mau di cap pembohong silakan atau jujur pun silakan. Toh...aku nulis cerpen itu cuma hoby aja!!!" penjelasan Dono.
"Ya...aku tahu....sih. Cuma Hoby saja!!!" saut Indro.
"Oh....iya, kita ngobrol di taman kota, apa kita tidak takut penyakit virus corona?" tanya Kasino.
"Aku...tidak takut," kata Dono tegas.
"Kenapa...kamu tidak takut Don, ya harusnya takut?" tanya Kasino.
"Untuk apa takut pada virus corona, bagi orang yang pernah kena serangan jantung dan hampir tidak bisa bangun lagi," kata Dono.
"Iya...bener omongan Dono. Iya tidak pernah takut lagi dengan kematiannya dan ikhlas menjalankan seluruh jalan hidup ya jika serangan itu datang lagi dan akhir ya tidur selamanya," kata Kasino.
"Sudah...jangan omongan itu. Aku terus berdoa agar kamu, Don tetap hidup bisa ngobrol seperti ini setiap saat," kata Indro.
"Iya...aku mengerti kamu, Indro. Kebaikan kamu aku terima. Aku tetap bertahan hidup di muka bumi. Sedang tulisanku...di blog jadi nilai sejarah perjalanan hidup ku, bahwa aku pernah hidup demi satu hal yang ku sukai bercerita," kata Dono.
"Aku...mengerti Don," kata Dono.
"Ayo pulang dan kita nikmati malam senin ini dengan kebersamaan persahabatan yang baik!!!" kata Kasino.
"Ayo!!!" saut Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro beranjak dari duduk di taman ya berjalan menuju arah rumah. Saat di persimpangan jalan, ada penjual sate ayam dan es jus buah...maka itu Indro membelinya. Setelah itu. Ketiga ya melanjutkan perjalanan sambi menikmati es jus buah Dan bungkusan sate ayam di bawa Indro untuk makan malam di rumah.
"Hidup...ini tenang ya tidak di ribetin dengan perasaan cewek," kata Indro.
"Kok...ngomongnya gitu Indro?" tanya Kasino.
"Kaya ada yang aneh...sama Indro, kalau ngomong gitu. Biasanya paling antusias urusan cewek," saut Dono.
"Masalahnya...selalu aja cowok harus mengerti perasaan cewek yang ini dan itu," kata Indro.
"Itukan...sudut omongan dari cowok. Padahal dari sudut cewek. Ya cewek harus berusaha memahami perasaan cowok," kata Dono.
"Kalau...begitu sama dong!!!" kata Indro.
"Ya...samalah. Cowok dan cewek...punya hati dalam menjalankan hubungan," tegas Kasino.
Sampai di rumah juga. Ketiganya pun mengucap salam saat masuk rumah "Asalamualaikum".
Ya ketiganya pun menjawab "Waalaikumsalam".
Indro pun langsung ke dapur untuk mengambil pairing untuk makan sate ayam. Dono, ya duduk di ruang tengah bersama Kasino untuk nonton Tv. Indro pun membawa piring yang sudah ada sate ayamnya ke ruang tengah, ya tujuannya makan sate ayam bersama sahabat sambil nonton Tv. Ketiganya menikmati makan sate sambil nonton Tv yang acaranya menarik banget.
"Don....!" kata Indro.
"Apa?" tanya Dono.
"Hari ini tontoan Tvnya bagus ya!" kata Indro
"Iya," saut Dono.
"Di acara LIDA 2020, yang kita tonton ini. Cantikan mana Lesti atau Rara...penampilan hari ini?" tanya Indro.
"Permainan.....lagi. Aku jawab...ya, yang cantik adalah Dewi Persik," kata Dono.
"Kok...Dewi Persik. Harusnya... Lesti atau Rara gitu!" kata Indro.
"Aku...maunya Dewi Persik. Kenapa?" tanya Dono.
"Iya...gak apa-apa sih," kata Indro.
Indro pun diam dan asik makan sate ayam sambil nonton Tv, ya begitu juga dengan Dono dan Kasino.
SUARA RAKYAT
Pagi yang cerah sekali di hari minggu. Dono duduk santai di halaman belakang seusai olahraga pagi, ya lari gitu sekitar komplek perumahan bersama Indro dan Kasino.
"Berita kenaikan harga barang pokok," celoteh Dono saat baca berita di Hpnya.
Indro mendengar omongan Dono dan berkata "Kasihan juga rakyat kecil....kalau harga barang pokok naik".
"Iya," saut Dono.
Indro pun kepikiran sesuatu jadi berkata "Don...hidup di Era Presiden SBY, pernah kenaikan harga barang pokokkan?".
"Iya...pernah sih," kata Dono.
"Berarti...beritanya sama aja Era Presiden Joko Widodo. Berarti beda gejala kenaikan harga barang pokok. Tetap saja...kalau di Era Presiden SBY, kejahatan merajalela dan pengangguran banyak. Padahal Presiden SBY itu dari militer, tapi tidak bisa menanggulangi hal seperti itu...ya," kata Indro.
"Omongan kamu benerlah....Indro. Karena kemiskinan merajalela efeknya jadinya...ya kejahatan gitu. Era Presiden SBY...itu rebutan jadi pemimpin semuanya....lewat partai politik ini dan itu, ya hasil kerjanya banyak tidak sesuai dengan kenyataan," kata Dono.
Indro pun, ya langsung main Hpnya pasti nya game. Dono pun kembali serius baca artikel di Hpnya, ya memberitakan ini dan itu. Kasino selesai baca komiknya dan berkata "Emang bener beritanya tenang kenaikan harga barang pokok?"
"Ya...iyalah....beritanya di tulisnya begitu di salah satu media elekronik......nie," kata Dono sambil menunjukkan tulisan artikel di Hpnya.
Kasino membacanya dengan baik dan berkata "Pantes...aku belanja kemarin untuk kebutuhan rumah, ya naik sih harga ya. Tetap terjangkau sih di kantong aku. Tapi...di kantong orang miskin, ya pasti bingunglah kenaikan harga barang pokok," kata Kasino.
"Berarti berita bener, atau terpengaruh gejala dari pemberitaan maka harga barang pokok naik," kata Dono.
"Kan...yang di tulisankan karena ada persoalan yang menimbulkan harga barang pokok naik Don," kata Kasino.
"Iya...sih. Persoalannya ini dan itu, ya sebenarnya sih sudah teratasi masalahnya...cuma dampaknya saja belum bisa di kembalikan semuanya," kata Dono.
"Kalau....dampak, ya iyalah...bener butuh waktu untuk bisa di kembalikan ke normal. Kaya penyakit saja, yang berita ini dan itu," kata Kasino.
"Bener......omongan kamu, Kasino," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Kasino pun kembali baca komik, ya buku yang lain. Dono pun....membuka Youtobe untuk menonton acara lawak. Dengan asik Dono, menonton lawak....sampai tertawa terpingkal-pingkal karena alur cerita dan tingkah laku yang lucu dari para pemain OVJ (Opera Van Java). Yang terpenting yang di tonton Dono, ya kehebahan dari Deny...dalam menggombalin para artis cewek yang jadi bintang tamu di OVJ (Opera Van Java)....jadi kelepek-kelepek gitu...espresinya.
Indro pun menghentikan main game di Hpnya karena kalah gitu.
"Don...heboh sendiri ketawanya?" tanya Indro.
"Ya...abisnya tontonannya bagus. Lawak!!!" kata Dono.
"Oh...begitu," saut Indro.
Indro teringat untuk membuat makan siang jadi beranjak duduk bersama dengan teman-teman dan segera ke dapur untuk memasak. Ya Dono...terus asik nonton lawak sampai selesai baru di ganti dengan film kartun Jepang "Samurai X". Kasino mendengar musik dari kartun Jepang, jadi penasaran gitu dan melihat yang di tonton Dono di Hpnya.
"Samurai X," kata Kasino.
"Iya....Kasino, nostalgia...gitu. Abis alur ceritanya bagus dan karakter tokohnya...hebat banget," kata Dono menerangkan.
"Aku...juga suka dengan Samurai X," kata tegas Kasino.
Kasino pun kembali membaca buku komik dan Dono, ya asik nonton lagi di Hpnya. Indro pun selesai memasak dan memanggil teman-temannya dengan suara keras, untuk di ajak makan siang bersama. Ya Dono dan Kasino, ya segera pindah dari duduk halaman belakang ke dalam rumah untuk makan siang bersama. Hidangan pun telah siap di meja makan untuk di santap. Dono, Kasino dan Indro pun berkata bersamaan "Makan".
"Iya," saut Dono.
Indro pun kepikiran sesuatu jadi berkata "Don...hidup di Era Presiden SBY, pernah kenaikan harga barang pokokkan?".
"Iya...pernah sih," kata Dono.
"Berarti...beritanya sama aja Era Presiden Joko Widodo. Berarti beda gejala kenaikan harga barang pokok. Tetap saja...kalau di Era Presiden SBY, kejahatan merajalela dan pengangguran banyak. Padahal Presiden SBY itu dari militer, tapi tidak bisa menanggulangi hal seperti itu...ya," kata Indro.
"Omongan kamu benerlah....Indro. Karena kemiskinan merajalela efeknya jadinya...ya kejahatan gitu. Era Presiden SBY...itu rebutan jadi pemimpin semuanya....lewat partai politik ini dan itu, ya hasil kerjanya banyak tidak sesuai dengan kenyataan," kata Dono.
Indro pun, ya langsung main Hpnya pasti nya game. Dono pun kembali serius baca artikel di Hpnya, ya memberitakan ini dan itu. Kasino selesai baca komiknya dan berkata "Emang bener beritanya tenang kenaikan harga barang pokok?"
"Ya...iyalah....beritanya di tulisnya begitu di salah satu media elekronik......nie," kata Dono sambil menunjukkan tulisan artikel di Hpnya.
Kasino membacanya dengan baik dan berkata "Pantes...aku belanja kemarin untuk kebutuhan rumah, ya naik sih harga ya. Tetap terjangkau sih di kantong aku. Tapi...di kantong orang miskin, ya pasti bingunglah kenaikan harga barang pokok," kata Kasino.
"Berarti berita bener, atau terpengaruh gejala dari pemberitaan maka harga barang pokok naik," kata Dono.
"Kan...yang di tulisankan karena ada persoalan yang menimbulkan harga barang pokok naik Don," kata Kasino.
"Iya...sih. Persoalannya ini dan itu, ya sebenarnya sih sudah teratasi masalahnya...cuma dampaknya saja belum bisa di kembalikan semuanya," kata Dono.
"Kalau....dampak, ya iyalah...bener butuh waktu untuk bisa di kembalikan ke normal. Kaya penyakit saja, yang berita ini dan itu," kata Kasino.
"Bener......omongan kamu, Kasino," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Kasino pun kembali baca komik, ya buku yang lain. Dono pun....membuka Youtobe untuk menonton acara lawak. Dengan asik Dono, menonton lawak....sampai tertawa terpingkal-pingkal karena alur cerita dan tingkah laku yang lucu dari para pemain OVJ (Opera Van Java). Yang terpenting yang di tonton Dono, ya kehebahan dari Deny...dalam menggombalin para artis cewek yang jadi bintang tamu di OVJ (Opera Van Java)....jadi kelepek-kelepek gitu...espresinya.
Indro pun menghentikan main game di Hpnya karena kalah gitu.
"Don...heboh sendiri ketawanya?" tanya Indro.
"Ya...abisnya tontonannya bagus. Lawak!!!" kata Dono.
"Oh...begitu," saut Indro.
Indro teringat untuk membuat makan siang jadi beranjak duduk bersama dengan teman-teman dan segera ke dapur untuk memasak. Ya Dono...terus asik nonton lawak sampai selesai baru di ganti dengan film kartun Jepang "Samurai X". Kasino mendengar musik dari kartun Jepang, jadi penasaran gitu dan melihat yang di tonton Dono di Hpnya.
"Samurai X," kata Kasino.
"Iya....Kasino, nostalgia...gitu. Abis alur ceritanya bagus dan karakter tokohnya...hebat banget," kata Dono menerangkan.
"Aku...juga suka dengan Samurai X," kata tegas Kasino.
Kasino pun kembali membaca buku komik dan Dono, ya asik nonton lagi di Hpnya. Indro pun selesai memasak dan memanggil teman-temannya dengan suara keras, untuk di ajak makan siang bersama. Ya Dono dan Kasino, ya segera pindah dari duduk halaman belakang ke dalam rumah untuk makan siang bersama. Hidangan pun telah siap di meja makan untuk di santap. Dono, Kasino dan Indro pun berkata bersamaan "Makan".
Saturday, March 21, 2020
SANTAI!!!
Malam minggu yang tenang. Dono asik duduk di taman, ya sambil baca berita di Hpnya. Indro dan Kasino, ya duduk juga bersama Dono sambil menikmati makan gorengan dan minim teh gelas.
"Don...serius banget baca berita. Santai...dong," kata Indro.
"Emangnya kelihatan....seriusnya...ya?" kata Dono.
"Ya begitulah. Ya...gak Kasino!" kata Indro.
"Iya," saut Kasino.
"Ya...aku lagi asik baca berita pergerakan saham hari ini dan juga kurs," kata Dono.
"Ya...Dono, lagi nyantai gini masih...aja baca hal serius banget. Kaya...orang pemerintahan saja yang ngurus ini dan itu demi kesejahteraan rakyat," kata Indro.
"Ok....tidak serius. Aku santai," kata Dono sambil menghentikan baca berita di Hpnya.
"Nah..kalau santai. Makan gorengannya!" mata Indro.
"Iya," saut Dono.
Dono, ya mengambil gorengan di kresek plastik dan segera di makan. Indro pun melihat Rara dari tempat duduknya di taman. Rara berjalan bersama dengan Joshua di taman.
"Don, Kasino. Ada Rara...jalan bareng dengan cowok," kata Indro.
"Mana?" tanya Dono dan Kasino bersamaan.
"Di sana!" kata Indro menunjuk tangan kanannya keberadaan Rara berada.
"Rara...jalan sama Joshua," kata Dono.
"Joshua. Jadi kami kenal Don?" tanya Indro.
"Iya, temannya Rara, kayanya sih cinta lama bersemi kembali," kata Dono.
"Oh..begitu. Tetapi...kenapa kamu tidak cemburu... Don. Rara..jalan bareng sama Joshua?" tanya Indro.
"Urusan cinta bukan yang pertama kali. Biarkan wanita yang menentukan. Nyaman bersama aku atau Joshua?!" kata Dono.
"Pemikiran dewasa yang penuh dengan keikhlasan dalam diri," kata Kasino menanggapi sikapnya Dono.
"Kalau...sikap itu digunakan...cinta Dono penuh kebebasanlah untuk wanita yang di cintai sekaligus menguji....apakah wanita itu yang di cintai tipe setia atau tidak," kata Indro.
"Seratus...persen untuk Indro," kata Dono yang antusias.
"Sudahlah...jangan di bahas lagi. Cari makan yok!! !" kata Kasino.
"Ayok...cari makan aja!!!" kata Indro.
"Ayok, kita cari makan," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro beranjak duduk di taman berjalan untuk mencari rumah makan, ya Indro tidak lupa membuang sampah plastik abis makan dan minum di tong sampah. Dono dapet telpon dari Reni, ya di jawab gitu "Asalamualaikum...Reni..ada apa menghubungi Mas?".
"Waalaikumsalam..... Anu...Mas Dono bisa ke sini di kafe dekat taman kota sih. Reni ingin curhat...masalah pacar sih. Bisa..enggak Mas!".
"Maaf...ya...Reni. Mas...enggak bisa, lagi ngumpul sama teman. Lain kali aja. Maaf ya!!!".
"Iya, Mas. Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
Reni pun yang selesai telponan dengan Dono, ya menaruh Hpnya di tasnya Dan segera meninggalkan kafe. Dono menaruh Hpnya di saku celananya sebelah kanan. Indro yang tahu siapa yang nelpon Dono, ya bertanya "Don...siapa yang nelpon kamu tadi?"
"Biasa.....Reni yang nelpon. Untuk curhat tenang pacarnya," kata Dono.
"Reni...lagi galau perasaannya.....toh," kata Indro.
"Sudah...jangan bahas tenang Reni. Gak ada habisnya!" kata Kasino.
"Bener omongan Kasino," kata Indro.
"Yep," saut Dono.
Dono, Kasino dan Indro sampai juga di rumah makan dan segera memesan makan dan minuman untuk menghilangkan rasa lapar ketiganya.
"Don...serius banget baca berita. Santai...dong," kata Indro.
"Emangnya kelihatan....seriusnya...ya?" kata Dono.
"Ya begitulah. Ya...gak Kasino!" kata Indro.
"Iya," saut Kasino.
"Ya...aku lagi asik baca berita pergerakan saham hari ini dan juga kurs," kata Dono.
"Ya...Dono, lagi nyantai gini masih...aja baca hal serius banget. Kaya...orang pemerintahan saja yang ngurus ini dan itu demi kesejahteraan rakyat," kata Indro.
"Ok....tidak serius. Aku santai," kata Dono sambil menghentikan baca berita di Hpnya.
"Nah..kalau santai. Makan gorengannya!" mata Indro.
"Iya," saut Dono.
Dono, ya mengambil gorengan di kresek plastik dan segera di makan. Indro pun melihat Rara dari tempat duduknya di taman. Rara berjalan bersama dengan Joshua di taman.
"Don, Kasino. Ada Rara...jalan bareng dengan cowok," kata Indro.
"Mana?" tanya Dono dan Kasino bersamaan.
"Di sana!" kata Indro menunjuk tangan kanannya keberadaan Rara berada.
"Rara...jalan sama Joshua," kata Dono.
"Joshua. Jadi kami kenal Don?" tanya Indro.
"Iya, temannya Rara, kayanya sih cinta lama bersemi kembali," kata Dono.
"Oh..begitu. Tetapi...kenapa kamu tidak cemburu... Don. Rara..jalan bareng sama Joshua?" tanya Indro.
"Urusan cinta bukan yang pertama kali. Biarkan wanita yang menentukan. Nyaman bersama aku atau Joshua?!" kata Dono.
"Pemikiran dewasa yang penuh dengan keikhlasan dalam diri," kata Kasino menanggapi sikapnya Dono.
"Kalau...sikap itu digunakan...cinta Dono penuh kebebasanlah untuk wanita yang di cintai sekaligus menguji....apakah wanita itu yang di cintai tipe setia atau tidak," kata Indro.
"Seratus...persen untuk Indro," kata Dono yang antusias.
"Sudahlah...jangan di bahas lagi. Cari makan yok!! !" kata Kasino.
"Ayok...cari makan aja!!!" kata Indro.
"Ayok, kita cari makan," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro beranjak duduk di taman berjalan untuk mencari rumah makan, ya Indro tidak lupa membuang sampah plastik abis makan dan minum di tong sampah. Dono dapet telpon dari Reni, ya di jawab gitu "Asalamualaikum...Reni..ada apa menghubungi Mas?".
"Waalaikumsalam..... Anu...Mas Dono bisa ke sini di kafe dekat taman kota sih. Reni ingin curhat...masalah pacar sih. Bisa..enggak Mas!".
"Maaf...ya...Reni. Mas...enggak bisa, lagi ngumpul sama teman. Lain kali aja. Maaf ya!!!".
"Iya, Mas. Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
Reni pun yang selesai telponan dengan Dono, ya menaruh Hpnya di tasnya Dan segera meninggalkan kafe. Dono menaruh Hpnya di saku celananya sebelah kanan. Indro yang tahu siapa yang nelpon Dono, ya bertanya "Don...siapa yang nelpon kamu tadi?"
"Biasa.....Reni yang nelpon. Untuk curhat tenang pacarnya," kata Dono.
"Reni...lagi galau perasaannya.....toh," kata Indro.
"Sudah...jangan bahas tenang Reni. Gak ada habisnya!" kata Kasino.
"Bener omongan Kasino," kata Indro.
"Yep," saut Dono.
Dono, Kasino dan Indro sampai juga di rumah makan dan segera memesan makan dan minuman untuk menghilangkan rasa lapar ketiganya.
Friday, March 20, 2020
PUTRI LESTI
Langit cerah sekali. Dono duduk santai di pinggir danau, ya memancing. Dengan sabarnya Dono memancing membuahkan hasil, ya dapet ikan. Dono pun pulang dengan membawa ikan dari usahanya memancing. Seorang gadis berlari dengan kencang, ya berusaha menjauh dari monster banteng yang ingin membunuhnya dengan sebuah gada.
Dono, ya tidak tinggal diam gitu...jadi bergerak dengan berlari cepat untuk menolong gadis yang butuh pertolongan tersebut. Golok pun di cabut dari sarungnya. Dono dengan menebas monster banteng dengan cepat banget sampe terputus lengan kanan monster banteng yang memegang gada. Ya monster banteng menyerang Dono dengan tinjuan tangan kirinya.
Dengan sigapnya Dono, ya menebas ke bagian lehernya monster banteng sampai terputus. Monster banteng pun jatuh ke tanah dengan terpisah antara kepala dengan badannya.
Dono menyarungkan goloknya dan menghampiri gadis yang di tolongnya.
"Kamu..... .tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa, terima kasih atas bantuannya."
"Iya."
Dono pun pergi meninggal gadis tersebut. Tetapi gadis tersebut malah mengikuti Dono, ya di biarkan saja. Sampai di rumah. Ya gadis tersebut di persilakan masuk rumah Dono yang berbentuk gubuk derita dan juga membuatkan ikan bakar untuk gadis tersebut, ya karena memang gadis tersebut lapar dan dari tadi menahan rasa laparnya.
Dengan lahap gadis tersebut makan ikan bakar. Ya Dono pun mulai berkenalan dengan gadis tersebut. Dengan santunnya gadis tersebut memberitahukan nama dirinya "Lesti".
"Nama...yang cantik, sesuai dengan orangnya," pujian Dono.
"Terima kasih," saut Lesti.
Lesti pun, ya tahu...orang yang menolongnya bernama "Dono".
Dono dan Lesti menjalin hubungan dengan baik hari itu juga. Waktu berganti menjadi malam, ya Dono dan Lesti beristirahat yang tenang banget di gubuk.
Esok harinya. Ya Lesti memasak di dapur. Dono pun sedang latihan silat di depan rumah. Seorang bertubuh tegap dengan baju perang yang mengendarai kuda....bergerak menuju ke Dono yang sedang latihan silat.
Sampai di depan rumah, ya kuda pun yang di tunggangin pun berhenti, lalu melompatlah orang tersebut dan langsung menyerang Dono dengan terjangan tendangan. Dono bisa menghindari serangan orang tersebut. Ya terjadi pertarungan yang sangat sengit antara keduanya.
Lesti yang selesai memasak ya sudah menyajikan makan di meja sih. Terdengar pertarungan Dono dengan seorang yang di kenal Lesti. Sebenarnya Lesti ingin menghentikan pertarungan tersebut, tapi ternyata pertarungan sangat sengit banget....jadi hanya berdiam saja Lesti.
Dono mulai terdesak dengan serangan orang yang tidak di kenalnya. Maka itu Dono mengerahkan ilmu pamungkasnya.
"Energi penghancur," ucap Dono sambil ke dua tangannya di arahkan ke lawannya, ya keluar energi tenaga dalam yang dasyat.
"Bahaya," katanya.
Lawannya Dono mengeluarkan kekuatan yang sama Dono dengan teknik yang berbeda. Terjadilah benturan energi tenaga dalam yang dasyat dan akhirnya yang menang Dono. Ya Dono bergerak cepat untuk meninju lawannya.
"Hentikan," teriak Lesti.
Dono pun berhenti tidak meninju lawannya. Pertarungan pun berhenti juga. Seseorang yang berpenampilan panglima perang pun berkata "Tuan Putri".
"Panglima Anggara siapkan aku kuda. Aku akan pulang ke istana!" perintah Lesti.
"Baik, Tuan Putri," kata panglima Anggara.
Panglima Anggara menyiapkan kuda yang akan di tunggangi Putri Lesti. Ya Lesti pun bicara dengan Dono......cuma sekedar berterimakasih saja. Lesti pun naik kuda begitu juga panglima Anggara dan bergerak menuju istana. Dono, ya sendirian lagi dan melupakan Lesti.
***
Dua minggu berlalu. Dono tetap sendiri menjalani hidupnya dan sedang asik memancing di danau. Bapak-bapak sedang di tengah danau dengan perahu, ya melempar jaring untuk menangkap ikan. Bapak tersebut, ya dapet ikan di jaringnya tetapi tertarik masuk ke dalam air. Ikan besar ingin memakan Bapak tersebut. Dono melihat dari jauh kejadian tersebut, maka itu meninggalkan pancingannya dan melompat ke air danau dengan menggunakan teknik meringankan tubuh....jadi seaman-akan terbang gitu. Sampai di tempat Bapak yang mau di makan ikan besar, kaya monster. Dono segera menyelamatkan Bapak tersebut dan di bawa ke pinggir danau. Ikan monster pun berenang cepat menuju Dono untuk is mangsa. Dono mencabut golok untuk bertarung menghadapi Ikan monster.
Sang Ikan monster tidak mudah di taklukan. Dono terus menggunakan teknik goloknya untuk membunuh Ikan monster. Walhasil berhasil Ikan monster di kalahkan dan di potong Dono jadi dua. Golok pun di sarungkan.
Dono langsung ke tempat pancingan berada. Saat pancingan di angkat, ya dapet ikan. Dono segera pulang ke rumah dengan membawa hasil ia memancing. Sampai di rumah ada bau yang enak, jadi Dono masuk ke dalam rumah ternyata ada seorang gadis cantik menyajikan makan di meja.
"Lesti," kata Dono.
"Mas...Dono baru pulang memancing. Sini ikannya, biarkan Lesti olah jadi makanan!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Lesti pun mengolah ikan tersebut. Dono duduk santai untuk menghilangkan rasa letihnya berjalan kaki. Selang berapa saat ikan pun jadi makanan yang enak dan di sajikan meja.
"Mas...makan!!!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Dono pun menikmati makanan yang di buat Lesti. Sampai perut Dono pun kenyang. Dono pun mulai ngobrol dengan Lesti. Terkejutlah Dono dengan kata Lesti "Kangen".
Maka itu Dono, ya biasa-biasa aja menanggapi Lesti karena memang Dono menganggap Lesti hanya sebatas adik saja dan menghormatinya seorang Putri Kerajaan. Lesti pun memahami Dono, jadi hubungan itu hanya sebatas pertemanan saja. Obrolan antara Dono dan Lesti pun usai juga. Lesti pun telah di jemput oleh panglima Anggara untuk pulang ke istana.
Dono pun kembali sendiri di rumah ya sambil tiduran di tempat tidur yang terbuat dari bambu. Rasa kantuk dateng, Dono pun tidur dengan nyenyak sekali.
"Panglima Anggara siapkan aku kuda. Aku akan pulang ke istana!" perintah Lesti.
"Baik, Tuan Putri," kata panglima Anggara.
Panglima Anggara menyiapkan kuda yang akan di tunggangi Putri Lesti. Ya Lesti pun bicara dengan Dono......cuma sekedar berterimakasih saja. Lesti pun naik kuda begitu juga panglima Anggara dan bergerak menuju istana. Dono, ya sendirian lagi dan melupakan Lesti.
***
Dua minggu berlalu. Dono tetap sendiri menjalani hidupnya dan sedang asik memancing di danau. Bapak-bapak sedang di tengah danau dengan perahu, ya melempar jaring untuk menangkap ikan. Bapak tersebut, ya dapet ikan di jaringnya tetapi tertarik masuk ke dalam air. Ikan besar ingin memakan Bapak tersebut. Dono melihat dari jauh kejadian tersebut, maka itu meninggalkan pancingannya dan melompat ke air danau dengan menggunakan teknik meringankan tubuh....jadi seaman-akan terbang gitu. Sampai di tempat Bapak yang mau di makan ikan besar, kaya monster. Dono segera menyelamatkan Bapak tersebut dan di bawa ke pinggir danau. Ikan monster pun berenang cepat menuju Dono untuk is mangsa. Dono mencabut golok untuk bertarung menghadapi Ikan monster.
Sang Ikan monster tidak mudah di taklukan. Dono terus menggunakan teknik goloknya untuk membunuh Ikan monster. Walhasil berhasil Ikan monster di kalahkan dan di potong Dono jadi dua. Golok pun di sarungkan.
Dono langsung ke tempat pancingan berada. Saat pancingan di angkat, ya dapet ikan. Dono segera pulang ke rumah dengan membawa hasil ia memancing. Sampai di rumah ada bau yang enak, jadi Dono masuk ke dalam rumah ternyata ada seorang gadis cantik menyajikan makan di meja.
"Lesti," kata Dono.
"Mas...Dono baru pulang memancing. Sini ikannya, biarkan Lesti olah jadi makanan!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Lesti pun mengolah ikan tersebut. Dono duduk santai untuk menghilangkan rasa letihnya berjalan kaki. Selang berapa saat ikan pun jadi makanan yang enak dan di sajikan meja.
"Mas...makan!!!" kata Lesti.
"Iya," kata Dono.
Dono pun menikmati makanan yang di buat Lesti. Sampai perut Dono pun kenyang. Dono pun mulai ngobrol dengan Lesti. Terkejutlah Dono dengan kata Lesti "Kangen".
Maka itu Dono, ya biasa-biasa aja menanggapi Lesti karena memang Dono menganggap Lesti hanya sebatas adik saja dan menghormatinya seorang Putri Kerajaan. Lesti pun memahami Dono, jadi hubungan itu hanya sebatas pertemanan saja. Obrolan antara Dono dan Lesti pun usai juga. Lesti pun telah di jemput oleh panglima Anggara untuk pulang ke istana.
Dono pun kembali sendiri di rumah ya sambil tiduran di tempat tidur yang terbuat dari bambu. Rasa kantuk dateng, Dono pun tidur dengan nyenyak sekali.
ASIK AJA!!
"Banyak nyamuk. Agar mencegah penyakit DBD," kata Kasino.
"Oh begitu....toh. Mencegah dari pada mengobati," kata Dono.
"Itu tahu," saut Kasino.
Kasino pun duduk di sebelah Dono, ya karena ingin tahu apa yang di nonton Dono. Kasino pun gak menyangka yang di tonton Dono film perang, jadi ikutan nonton film. Indro ya menyelesaikan masaknya dan membawa sepiring goreng pisang ke ruang tamu Dan di taruh piring di meja.
"Don, Kasino.....makan goreng pisangnya!" kata Indro.
"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.
Dono dan Kasino ya selesai nonton film dan segera mengambil pisang goreng di piring.
"Emmm...enak pisang goreng," kata Kasino.
"Enak pisang goreng," kata Dono.
"Don...., ternyata film bagus ya alur cerita ya. Tentang menyembunyikan pembunuhan prajurit dan di salahkan serangan dari musuhnya. Kenyataan sebenarnya di bunuh temannya karena tidak sengaja," kata Kasino.
"Iya," kata Dono.
Dono pun mulai main game di Hpnya. Kasino mulai mengambil buku di meja dan di bacanya dengan baik. Indro melihat lingkungan luar dari balik jendela.
"Hujan...deras banget," kata Indro.
Indro pun membuka Hpnya untuk membaca berita yang menarik.
"Wah...beritanya masih berlanjut ceritanya," kata Indro.
Indro pun terus membaca berita dengan baik di Hpnya dan akhirnya menaruh Hpnya di meja.
"Don, kenapa gak main ke studio Tv?" tanya Indro.
"Kenapa aku harus main ke studio Tv?" Dono balik bertanya.
"Kan....ada teman kamu yang kerja di sana," kata Indro.
"Oh..itu maksudnya toh. Aku lagi malas main. Aku senang di rumah, ya ngobrol sama kalian berdua," kata Dono.
"Emmm," saut Kasino.
"O...begitu," kata Indro.
Indro pun mengambil Hpnya di meja untuk main game. Kasino mulai jenuh baca buku, ya mengakhiri baca bukunya dan buku di taruh di meja. Kasino pun ke ruang tengah dan segera menghidupkan Tv. Di pilih chenel Tv pake remot oleh Kasino dan terpilih chenel Tv yang acaranya menarik.......ya sinetron.
TETAP IBADAH
Dono, Kasino dan Indro sedang berjalan di di hutan di hari jumat. Pertualangan ketiganya menjelajah hutan, ya hanya refesing saja. Kasino merasa sudah waktu ya sholat, jadi ingin membuktikan benar atau engaknya.....jadi melihat jam di tanganya.
"Sudah waktunya sholat jumat," kata Kasino.
"Benar gak. Masalahnya kita ada hutan belantara?" kata Indro.
"Lihat...jam aku ini. Indro," kata Kasino.
Indro, ya melihat jam di tangan kiri Kasino begitu juga Dono melihat jam juga di tangan kiri Kasino.
"Benar, sudah waktunya sholat jumat," kata Indro.
"Ayo...sholat!!!" kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro memotong daun pisang menggunakan golok. Daun pisang pun di taruh di tanah, ya berjejer gitu. Setelah itu mengambil wudu di aliran sungai. Dono mulai azan dengan baik. Kasino pun bersiap jadi imam sholat. Ya Indro pun jadi makmum saja. Kasino mulai khotbah dengan baik. Dono dan Indro mendengarkan dengan baik khotbahnya Kasino sampai pelaksanaan sholat jumat di imami Kasino dengan baik.
Usai sholat jumat. Dono, Kasino dan Indro ya saling berjabat tangan.
"Selesai juga...sholat, perasaan terasa tenang," kata Indro.
"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.
Indro terpikir dengan berita Tv jadi berkata "Don, Kasino....apa pendapat kalian berdua dengan berita di Tv yang berkaitan virus corona yang mewabah di mana-mana....sampai di mesjid tidak boleh di gunakan sholat jumat agar tidak ada korban lagi terkena virus corona?".
"Oh...berita itu. Jawabannya sederhana. Nabi Ayub AS," kata Dono.
"Kalau...di pikir baik-baik...bener omongan Dono. Nabi Ayub AS....jawabannya," kata Kasino.
"Kenapa.....jawabannya Nabi Ayub AS? Jelaskan!" kata Indro.
"Don, kamu yang jelasin agar Indro mengerti!" kata Kasino.
"Baiklah. Singkat saja ceritanya Nabi Ayub AS, sebenarnya kamu itu sudah tahu cerita Nabi Ayub AS yang dapet ujian penyakit, kan. Tetap terus ibadah sampai ujian penyakit itu selesai. Maka kedudukannya sama dengan umat manusia yang di uji penyakit yang terkena virus corona. Teruslah ibadah dengan baik sampai ujian itu selesai. Jangan takut ini dan itu. Jadilah ahli surga...kan," penjelasan Dono yang singkat saja.
"Kalau di pikir dengan baik. Ya bener. Terus ibadah sampai ujian tersebut selesai. Tapi Don...mesjid tidak boleh di gunakan sholat jumat," Kara Indro.
"Itu sih gak ada masalah. Sekarang ini kita sholat di mana?" tanya Dono.
"Di tengah hutan," kata Indro.
"Jadi...tidak ada masalahkan. Urusan tentang virus corona...yang berita ini dan itu sampai mesjid tidak boleh dilaksanakan sholat jumat.......tetap saja tidak ada masalah," kata Dono.
"Bener.....omongan Dono. Tidak ada masalah," kata Indro.
"Bahas tentang penyakit telah selesai. Ayo kita tinggalin tempat ini, kita lanjutin petualangan kita....menjelajah hutan ini!" kata Kasino.
"Ayo!!!" saut Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro pun mulai berjalan membelah hutan dengan bekerja sama yang baik.
"Sudah waktunya sholat jumat," kata Kasino.
"Benar gak. Masalahnya kita ada hutan belantara?" kata Indro.
"Lihat...jam aku ini. Indro," kata Kasino.
Indro, ya melihat jam di tangan kiri Kasino begitu juga Dono melihat jam juga di tangan kiri Kasino.
"Benar, sudah waktunya sholat jumat," kata Indro.
"Ayo...sholat!!!" kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro memotong daun pisang menggunakan golok. Daun pisang pun di taruh di tanah, ya berjejer gitu. Setelah itu mengambil wudu di aliran sungai. Dono mulai azan dengan baik. Kasino pun bersiap jadi imam sholat. Ya Indro pun jadi makmum saja. Kasino mulai khotbah dengan baik. Dono dan Indro mendengarkan dengan baik khotbahnya Kasino sampai pelaksanaan sholat jumat di imami Kasino dengan baik.
Usai sholat jumat. Dono, Kasino dan Indro ya saling berjabat tangan.
"Selesai juga...sholat, perasaan terasa tenang," kata Indro.
"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.
Indro terpikir dengan berita Tv jadi berkata "Don, Kasino....apa pendapat kalian berdua dengan berita di Tv yang berkaitan virus corona yang mewabah di mana-mana....sampai di mesjid tidak boleh di gunakan sholat jumat agar tidak ada korban lagi terkena virus corona?".
"Oh...berita itu. Jawabannya sederhana. Nabi Ayub AS," kata Dono.
"Kalau...di pikir baik-baik...bener omongan Dono. Nabi Ayub AS....jawabannya," kata Kasino.
"Kenapa.....jawabannya Nabi Ayub AS? Jelaskan!" kata Indro.
"Don, kamu yang jelasin agar Indro mengerti!" kata Kasino.
"Baiklah. Singkat saja ceritanya Nabi Ayub AS, sebenarnya kamu itu sudah tahu cerita Nabi Ayub AS yang dapet ujian penyakit, kan. Tetap terus ibadah sampai ujian penyakit itu selesai. Maka kedudukannya sama dengan umat manusia yang di uji penyakit yang terkena virus corona. Teruslah ibadah dengan baik sampai ujian itu selesai. Jangan takut ini dan itu. Jadilah ahli surga...kan," penjelasan Dono yang singkat saja.
"Kalau di pikir dengan baik. Ya bener. Terus ibadah sampai ujian tersebut selesai. Tapi Don...mesjid tidak boleh di gunakan sholat jumat," Kara Indro.
"Itu sih gak ada masalah. Sekarang ini kita sholat di mana?" tanya Dono.
"Di tengah hutan," kata Indro.
"Jadi...tidak ada masalahkan. Urusan tentang virus corona...yang berita ini dan itu sampai mesjid tidak boleh dilaksanakan sholat jumat.......tetap saja tidak ada masalah," kata Dono.
"Bener.....omongan Dono. Tidak ada masalah," kata Indro.
"Bahas tentang penyakit telah selesai. Ayo kita tinggalin tempat ini, kita lanjutin petualangan kita....menjelajah hutan ini!" kata Kasino.
"Ayo!!!" saut Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro pun mulai berjalan membelah hutan dengan bekerja sama yang baik.
Tuesday, March 17, 2020
GAGAL NAKUTIN
Pocong melompat-lompat ke sebuah taman. Tuyul pun sedang asik duduk di remputan dan berkata saat Pocong mendekati "Pocong mau main kemana?".
Pocong pun berhenti di depan Tuyul berkata "Aku...ingin main gitu, tapi masih bingung mau main kemana....gitu?"
"Main...sama aku aja. Main Yuyu," kata Tuyul.
"Main...Yuyu. Tapi tangan ku di ikat nie," kata Pocong.
"Oh...iya. Aku lepas ya ikatannya," kata Tuyul.
"Iya," kata Pocong.
Tuyul pun membuka ikatan di pinggang Pocong.
"Sudah...di lepas.....Pocong," kata Tuyul.
"Terima kasih Tuyul," kata Pocong.
Pocong dan Tuyul, ya asik main Yuyu. Jin Galunggung tiba-tiba muncul di Antara Pocong dan Tuyul dengan mengeluarkan suara yang menggelegar "Haaaa....haaaa".
"Berisik," kata Pocong dan Tuyul bersamaan.
"Ok...maaf," kata Jin Galunggung.
"Kenapa...kamu kesini?" tanya Tuyul.
"Aku...ingin mengajak kalian berdua menakuti...manusia," kata Jin Galunggung.
"Di mana tempatnya?" kata Tuyul.
"Gimana....kalau di stadium Tv yang banyak penontonnya," kata Jin Galunggung.
"Boleh juga," kata Tuyul.
"Ok....boleh juga," kata Pocong.
"Kalau sudah sepakat kita pergi," kata Jin Galunggung.
"Iya," kata Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung, ya bersama Tuyul Dan Pocong menghilang gitu dari tempat tersebut....tahu-tahu sampai di studio TV. Eeee Jin Galunggung, Tuyul dan Pocong terkejut dengan studio Tv yang gak ada penontonnya.
"Kemana orang-orang?!" kata Tuyul.
"Iya...sepi. Cuma ada kru Tv dan orang yang mengisi acara saja," kata Pocong.
"Waduh...aku ketinggalan sesuatu," kata Jin Galunggung.
Jin Galunggung dengan kemampuannya kaya sihir gitu, ya datenglah koran di tangannya dan segera membaca koran tersebut.
"Wah...kacau. Gagal menakutin manusia di sini. Sudah takut dengan Covid -19," kata Jin Galunggung.
"Jadi...sepi karena Covin -19. Gagal deh nakutin manusia," Kara Tuyul.
"Iya...gagal bener gagal," kata Pocong.
"Mau...gimana lagi. Ayo...kita balik pulang. Kalah pamor dengan Covid - 19," kata Jin Galunggung.
"Iya," kata Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung, Tuyul dan Pocong Jadi menghilang dari studio Tv, ya tahu-tahu berada di kuburan.
"Kalau...begitu kita bubar saja, balik me rumah masing-masing!" kata Jin Galunggung.
"Iya," jawab Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung pun menghilang dari situ. Pocong, ya melompat-melompat dan menghilang juga. Tuyul pun menghilang. Yang tersisa hanya Yuyu yang berjalan do tanah.
"Tadi aku di mainkan sama Tuyul dan Pocong....sekarang aku sendiri," kata Yuyu yang sendirian.
Yuyu berjalan di kuburan sendirian mencari aliran air di malam yang sunyi banget.
Pocong pun berhenti di depan Tuyul berkata "Aku...ingin main gitu, tapi masih bingung mau main kemana....gitu?"
"Main...sama aku aja. Main Yuyu," kata Tuyul.
"Main...Yuyu. Tapi tangan ku di ikat nie," kata Pocong.
"Oh...iya. Aku lepas ya ikatannya," kata Tuyul.
"Iya," kata Pocong.
Tuyul pun membuka ikatan di pinggang Pocong.
"Sudah...di lepas.....Pocong," kata Tuyul.
"Terima kasih Tuyul," kata Pocong.
Pocong dan Tuyul, ya asik main Yuyu. Jin Galunggung tiba-tiba muncul di Antara Pocong dan Tuyul dengan mengeluarkan suara yang menggelegar "Haaaa....haaaa".
"Berisik," kata Pocong dan Tuyul bersamaan.
"Ok...maaf," kata Jin Galunggung.
"Kenapa...kamu kesini?" tanya Tuyul.
"Aku...ingin mengajak kalian berdua menakuti...manusia," kata Jin Galunggung.
"Di mana tempatnya?" kata Tuyul.
"Gimana....kalau di stadium Tv yang banyak penontonnya," kata Jin Galunggung.
"Boleh juga," kata Tuyul.
"Ok....boleh juga," kata Pocong.
"Kalau sudah sepakat kita pergi," kata Jin Galunggung.
"Iya," kata Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung, ya bersama Tuyul Dan Pocong menghilang gitu dari tempat tersebut....tahu-tahu sampai di studio TV. Eeee Jin Galunggung, Tuyul dan Pocong terkejut dengan studio Tv yang gak ada penontonnya.
"Kemana orang-orang?!" kata Tuyul.
"Iya...sepi. Cuma ada kru Tv dan orang yang mengisi acara saja," kata Pocong.
"Waduh...aku ketinggalan sesuatu," kata Jin Galunggung.
Jin Galunggung dengan kemampuannya kaya sihir gitu, ya datenglah koran di tangannya dan segera membaca koran tersebut.
"Wah...kacau. Gagal menakutin manusia di sini. Sudah takut dengan Covid -19," kata Jin Galunggung.
"Jadi...sepi karena Covin -19. Gagal deh nakutin manusia," Kara Tuyul.
"Iya...gagal bener gagal," kata Pocong.
"Mau...gimana lagi. Ayo...kita balik pulang. Kalah pamor dengan Covid - 19," kata Jin Galunggung.
"Iya," kata Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung, Tuyul dan Pocong Jadi menghilang dari studio Tv, ya tahu-tahu berada di kuburan.
"Kalau...begitu kita bubar saja, balik me rumah masing-masing!" kata Jin Galunggung.
"Iya," jawab Tuyul dan Pocong bersamaan.
Jin Galunggung pun menghilang dari situ. Pocong, ya melompat-melompat dan menghilang juga. Tuyul pun menghilang. Yang tersisa hanya Yuyu yang berjalan do tanah.
"Tadi aku di mainkan sama Tuyul dan Pocong....sekarang aku sendiri," kata Yuyu yang sendirian.
Yuyu berjalan di kuburan sendirian mencari aliran air di malam yang sunyi banget.
Monday, March 16, 2020
HEWAN PELIHARAAN
Lily menangis saat kucing, binatang peliharaannya mati di atas tempat tidurnya. Toto pun mendatangi Lily sedang menangis, lalu memeluk Lily.
"Ikhlaskan....si Manis!" kata Toto memberikan pengertian pada Lily.
"Iya.... Kak," kata Lily.
Toto melepaskan pelukanya ke Lily. Ya Lily pun mengusap air matanya. Segera Toto pun membawa mayatnya Kucing ke halaman belakang dan digeletakkan di tanah. Lily memetik bunga di halaman depan di taruh di keranjang. Toto pun menggali tanah dengan cangkul. Lubang cukup dalam dan segera kucing di masukkan, ya Toto menutupnya dengan tanah. Lily menaburkan bunga di makam kucing.
"Manis istirahat yang tenang ya," kata Lily.
Toto Dan Lily pun masuk rumah dan segera duduk di ruang tengah. Lily pun mulai membaca buku cerita tenang 'Cinderela'. Toto, ya melanjutkan main PS 4. Janna pun pulang ke rumah dari kuliahnya, ya segera masuk rumah dan melihat Toto dan Lily sedang asik dengan urusan masing-masing.
"Lily, Toto.... Mbak...bawa kue donat untuk kalian berdua," kata Janna.
"Terima kasih... Mbak," kata Lily dan Toto bersamaan.
Lily pun memeluk Jannah.
"Kenapa kamu ini...Lily?" tanya Jannah.
"Mbak.....si Manis...telah mati dan di kubur di halaman belakang," kata Lily.
"Toto....bener...omongan Lily?" tanya Jannah.
"Bener...Mbak," kata Toto sambil asik main PS 4.
"Ya...sudah..Lily...yang ikhlas...ya kepergian si Manis untuk selamanya. Mbak....nanti beliin kamu si Manis yang baru," kata Jannah.
"Asik...Lily....dibeliin...kucing peliharaan baru," kata Lily yang senang banget sambil melepaskan pelukannya ke Jannah.
Jannah pun masuk kamarnya, ya untuk berbenah diri dan sekalian ya telpon Jono, penjual hewan peliharaan. Kesepakan terjadi Antara Jono dan Jannah, ya beli hewan peliharaan....jadi telponan pun selesai gitu. Jannah keluar dari kamarnya dan duduk bersama adik-adiknya di ruang tengah. Ya Jannah pun mengambil majalah di meja dan segera di bacanya.
Pintu di ketuk di dengar oleh Jannah. Segera Jannah membuka pintu. Jono membawa kucing yang di pesan Jannah dan segera di bayar, ya pembelian hewan peliharaan sama Jono. Setelah itu, ya Jono meninggalkan rumahnya Jannah. Ya Jannah pun ke ruang tengah sambil membawa kucing.
"Lily....ini... kucing yang Mbak janjikan," kata Jannah.
Lily memeluk kucing sambil berkata "Mbak....terima kasih...atas kucing yang baru," kata Lily.
"Iya," kata Jannah.
Jannah pun masuk kamar karena teringat dengan tugas kuliahnya, jadi segera di kerjakan. Lily pun bermain dengan kucing dan di beri nama 'Manis'. Toto senang melihat Lily yang bahagia bermain dengan kucing. Toto pun kembali main PS 4 sambil makan kue donat.
Waktu pun berganti malam. Ibu dan Ayah, ya pulang dari kerjakan. Jadi makan malam sekeluarga dan yang memasak makan malam adalah Jannah. Sambil makan malam berceritalah anak-anak ke Ayah dan Ibu tentang kegiataan hari ini.
"Ikhlaskan....si Manis!" kata Toto memberikan pengertian pada Lily.
"Iya.... Kak," kata Lily.
Toto melepaskan pelukanya ke Lily. Ya Lily pun mengusap air matanya. Segera Toto pun membawa mayatnya Kucing ke halaman belakang dan digeletakkan di tanah. Lily memetik bunga di halaman depan di taruh di keranjang. Toto pun menggali tanah dengan cangkul. Lubang cukup dalam dan segera kucing di masukkan, ya Toto menutupnya dengan tanah. Lily menaburkan bunga di makam kucing.
"Manis istirahat yang tenang ya," kata Lily.
Toto Dan Lily pun masuk rumah dan segera duduk di ruang tengah. Lily pun mulai membaca buku cerita tenang 'Cinderela'. Toto, ya melanjutkan main PS 4. Janna pun pulang ke rumah dari kuliahnya, ya segera masuk rumah dan melihat Toto dan Lily sedang asik dengan urusan masing-masing.
"Lily, Toto.... Mbak...bawa kue donat untuk kalian berdua," kata Janna.
"Terima kasih... Mbak," kata Lily dan Toto bersamaan.
Lily pun memeluk Jannah.
"Kenapa kamu ini...Lily?" tanya Jannah.
"Mbak.....si Manis...telah mati dan di kubur di halaman belakang," kata Lily.
"Toto....bener...omongan Lily?" tanya Jannah.
"Bener...Mbak," kata Toto sambil asik main PS 4.
"Ya...sudah..Lily...yang ikhlas...ya kepergian si Manis untuk selamanya. Mbak....nanti beliin kamu si Manis yang baru," kata Jannah.
"Asik...Lily....dibeliin...kucing peliharaan baru," kata Lily yang senang banget sambil melepaskan pelukannya ke Jannah.
Jannah pun masuk kamarnya, ya untuk berbenah diri dan sekalian ya telpon Jono, penjual hewan peliharaan. Kesepakan terjadi Antara Jono dan Jannah, ya beli hewan peliharaan....jadi telponan pun selesai gitu. Jannah keluar dari kamarnya dan duduk bersama adik-adiknya di ruang tengah. Ya Jannah pun mengambil majalah di meja dan segera di bacanya.
Pintu di ketuk di dengar oleh Jannah. Segera Jannah membuka pintu. Jono membawa kucing yang di pesan Jannah dan segera di bayar, ya pembelian hewan peliharaan sama Jono. Setelah itu, ya Jono meninggalkan rumahnya Jannah. Ya Jannah pun ke ruang tengah sambil membawa kucing.
"Lily....ini... kucing yang Mbak janjikan," kata Jannah.
Lily memeluk kucing sambil berkata "Mbak....terima kasih...atas kucing yang baru," kata Lily.
"Iya," kata Jannah.
Jannah pun masuk kamar karena teringat dengan tugas kuliahnya, jadi segera di kerjakan. Lily pun bermain dengan kucing dan di beri nama 'Manis'. Toto senang melihat Lily yang bahagia bermain dengan kucing. Toto pun kembali main PS 4 sambil makan kue donat.
Waktu pun berganti malam. Ibu dan Ayah, ya pulang dari kerjakan. Jadi makan malam sekeluarga dan yang memasak makan malam adalah Jannah. Sambil makan malam berceritalah anak-anak ke Ayah dan Ibu tentang kegiataan hari ini.
Friday, March 13, 2020
NONTON LAWAK
Indro lagi santai di ruang tamu, ya sambil baca blognya Dono di Hpnya. Ya Dono sedang asik nonton Tv diruang tengah. Kasino, ya asik baca buku komik sambil dengerin musik dari Hpnya. Indro selesai juga baca blognya Dono di Hpnya, ya pindah duduk dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv.
Dono tertawa dengan tontonan di Tv, ya lawakannya Sule dan kawan-kawan. Indro pun tertawa juga dengan nonton lawakan gitu. Saat acara Tv, ya lawakan berganti dengan iklan....Indro pun berkata "Don...nulis di blognya kenapa cerita laga bukannya....kemarin...cerita misteri?" tanya Indro.
"Ya....suasana hati....aja...hari ini," kata Dono.
"Emmm. Kenapa....endingnya tokoh utama di prianya jadian sama tokoh wanitanya nama Putri?" tanya Indro lagi.
"Oh...itu. Sebentar aku jelaskan!" kata Dono.
"Ok aku tunggu," kata Indro.
Dono pun menggantikan chenel Tv dari Net ke Indosiar dengan remot.
"Ini...jawabannya. Putri, yang lagi menyanyi di acara perlombaan LIDA," kata Dono.
"Berarti kenapa tokoh pria jadian dengan tokoh wanita bernama Putri? Direncanakan untuk jadian sesuai alur cerita, ya diatur semuanya. Sama...aja dengan cerita kemarin...kamu...menulis tokoh wanitanya...Lesti dong!" kata Indro.
"Yo,i... Itu lah rahasia tulisannya," kata Dono.
Indro pun, ya mengantikan chenel Tv dari Indosiar ke Net lagi pake remot gitu.
"Oh...iya, Don...di acara..Net. Lawakan Sule dan kawan-kawan....ada bintang tamu...namanya Putri juga. Gimana...Don?" kata Indro.
"Ya...kalau.....ada kesamaan nama sih ya...dianggap sama aja. Toh...niatnya juga positif kan," kata Dono.
"Berarti sama...dong!" kata Indro.
"Yo,i.....," saut Dono.
Indro, pun menggantikan chanel Tv Net ke Trans7 yang acara Opera Van Jawa dengan remot.
"Bintang tamu...hari ini Sibat (Siti Badriah)...toh," kata Dono.
"Iya, Sibat," kata Indro.
"Udah...ini saja aku mau nonton OVJ...yang bintang tamunya...Sibat!" kata Dono.
"Ya," saut Indro.
Dono dan Indro, ya asik nonton Tv acara lawakan. Kasino pun berhenti baca komiknya dan segera mematikan apa yang ia dengerin musik dari Hpnya. Mulai Kasino main game on line di Hpnya.
"Oh...iya Don....siapa peserta LIDA 2020....yang namanya akan kamu gunakan jadi tokoh dalam cerita kamu?" tanya Indro.
"Ada...sih yang aku perhitungkan. Permainannya sama antara nama kenyataan di lingkungan tinggal aku dengan mayanya di Tv, peserta LIDA 2020. Tapi...nanti...aja ah. Kalau sudah waktunya tepat," kata Dono.
"Oh....begitu," saut Indro.
Indro, ya kembali diam dan asik nonton Tv bersama Dono....yang acara lawaknya seru banget.
Thursday, March 12, 2020
DETAK CINTA
Seorang laki-laki berlari cepat melewati gang kecil di malam yang gelap. Rasa ketakutan ada dalam diri laki-laki tersebut karena tidak mau di tangkap polisi yang menyamar. Ternyata laki-laki tersebut, ya salah jalan karena jalan yang di lewati jalan buntu dan berkata "Aku seharusnya tidak lewat jalan sini. Ada tembok yang tinggi di sini".
Saat mau balik badannya laki-laki tersebut, ternyata polisi yang menyamar di depannya dan berkata "Mau lari kemana kamu".
Laki-laki tersebut pun tidak ada jalan lain bertarung dengan polisi yang menyamar. Tinjuan dan tendangan pun di arahkan di polisi yang menyamar. Ya polisi yang menyamar bisa mengimbangi tinjuan dan tendangan dari target yang akan ia masukkan di penjara. Kondisi pertarungan tidak memungkinkan ia menang, jadi mengeluarkan pisau....ya menyerang polisi yang menyamar. Dengan sigap, ya polisi yang menyamar bisa menghindari semua serangan pisau ke arah dirinya. Untuk menyelesaikan pertarungan, ya di taklukkan laki-laki tersebut sampai itu pisau di tangannya terlepas dari tangannya. Ya si laki-laki berusaha untuk kabur dari polisi yang menyamar, ya apa boleh buat di polisi menyamar mengeluarkan pistol san menembak kakinya si laki-laki yang di targetkan untuk di masukkan penjara.
Dengan kakinya terluka karena di tembak dengan pistol, ya akhirnya menyerah juga. Kru Tv 86 pun dateng untuk mewancarai polisi yang menyamar untuk menangkap pengedar narkoba yang kabur. Ya dengan pesona yang cantik, polisi wanita yang bicara di depan kamera dengan apa adanya kejadian di tempat?!. Setelah wawancara dengan media Tv, ya segera polisi wanita membawa penjahat, ya ke rumah sakit dulu untuk mengeluarkan peluru bersarang di kakinya dan di obatin dokter, baru deh di masukkan di penjara.
Polisi wanita selesai tugasnya, ya pulang ke rumahnya. Sampai di rumah dan duduk di ruang tamu.
"Capeknya...hari ini!!!" kata Tania.
Tania pun berbenah dirinya dan setelah itu istirahat.
***
Alex pun bertarung di jalanan melawan preman yang menjabret tasnya Kakek-Kakek Pertarungan itu sengit banget. Ya akhirnya Alex berhasil mengalahkan preman tersebut sampai tunggang langgang. Alex pun menggambi tas yang tergeletak di jalan dan segera di berikan pada Kakek-Kakek.
"Tasnya...Kakek" kata Alex.
"Iya, terima kasih...ya nak," kata Kakek.
Kakek pun membawa tasnya dan bergerak menuju arah pulang ke rumahnya. Alex pun ya berjalan menuju rumahnya. Sampai di rumah, ya Alex segera berbenah diri dan tidur di kamarnya. Esok harinya, Alex telat bangun untuk pergi ke sekolah, jadi buru-buru benah diri.
Selesai berbenah diri, ya segera Alex berlari menuju sekolahnya. Ternyata bertemu dengan Putri, ya buru-buru ke sekolah dengan berlari. Alex dan Putri berlari bersama menuju sekolah. Saat di pengkolan, Putri bisa mengendalikan larinya alias berhenti. Tapi Alex tidak bisa mengendalikan larinya dan mau menabrak. Tania, ya pun langsung memukul ke dadanya Alex, jadi berhenti dan jatuh di aspal.
Tania pun mendekati Alex. Ya Alex menahan rasa sakitnya dan ingin marah dengan orang yang mumukul di dadanya. Ketika Alex melihat wajah cewek di hadapannya langsung merespon pada detak jantung dan membuat muka Alex memerah, tanda suka sama cewek cantik yang di lihat pertama kalinya.
Tania pun merasa ada getaran aneh pada jantungnya juga membuat mukanya merah, ketika melihat wajah cowok yang ganteng alias ia suka. Alex pun, tidak ada waktu untuk berkenalan dengan cewek tersebut....jadi segera bangun dan berlari menuju sekolah.
Sampai di sekolah, tepat waktu. Alex menjalankan kewajibannya sebagai pelajar SMA kelas 3 dengan baik, ya termasuk dengan Putri teman dekat Alex. Guru pun memberikan ilmunya dengan baik ke muridnya dengan baik sekali. Alex belajar serius banget. Sampai jam istirahat. Alex memikirkan cewek yang di temui di jalan dan kata hatinya berkata "Cantiknya...!!!".
Lamunan Alex di bangunkan Boby, jadinya ngobrol ini dan itu. Terkadang Putri selalu melihat ke Alex, walau bicara dengan teman-teman, di dalam hati Putri pun berkata "Aku suka pada Alex, tapi Alex selalu menganggapku teman terus".
Putri pun kembali konsen gitu ngobrol dengan teman-temannya. Jam istirahat pun selesai, ya berlajar mengajar pun berlanjut lagi dengan baik sampai usai sekolah. Alex dan Putri, pulang bareng gitu menuju rumah masing-masing.
Tania dari kejauhan sih, ya memang mengawasi Alex. Sampai di rumah Putri, ya Putri masuk rumahnya sedangkan Alex melanjutkan perjalannya menuju rumahnya. Saat di persimpangan jalan menuju rumah, Alex bertemu dengan Tania. Detak itu terasa lagi pada diri Alex dan ingin berkenalan dengan cewek yang ia temui tadi pagi tidak sengaja. Tania, pun ingin berkenalan dengan cowok yang ia targetin. Alex pun benar-benar berkenalan dengan Tania dan ngobrol dengan santai di taman.
Lagi asik ngobrol gitu Alex dan Tania. Dateng seorang pemuda yang tubuhnya besar banget, ya mendekati Alex.
"Apa.....kamu yang menghajar teman ku kemarin di jalanan?" kata Robert.
"Teman...kamu yang mana?" tanya Alex.
Tania diam tidak ikut campur dalam pimbicaraan tersebut.
"Di ....jalan!!!" kata Robert.
Alex teringat dengan jelas "Oh...ternyata preman itu teman kamu," kata Alex.
"Iya," kata Robert.
"Jadi...kamu mau apa?" tanya Alex.
"Aku...ingin menghajar..kamu," kata Robert.
Robert langsung menyerang Alex dengan tinjuan dari kedua tangannya secara bergantian. Ya Alex bisa menghindari serangan lawannya dengan baik. Lama kelamaan...Alex tidak bisa mengimbangi serangan lawannya karena beberapa di serang lawannya dengan tinjuan dan tendangan tetap tidak tergoyahkan. Malahan Alex di jatuhkan ke lantai.
Dengan rasa sakit, ya Alex bangkit dari keadaannya tapi di tinju oleh lawannya, ya Robert ke bagian mukanya Alex. Tinjuan kuat Robert ke muka Alex, jadi mementalkan Alex dan sampai mengeluarkan darah keluar dari mulutnya.
Alex ya pun masih sanggup berdiri melawan lawannya. Tania, tidak bisa tinggal diam lagi, jadi bertarung melawan musuhnya Alex. Robert kewalahan menghadapi serangan dari wanita cantik, tapi kuat banget.
Sampai akhirnya, pertarungan pun berhenti karena Tania mengeluarkan pistol di arahkan kepala lawannya, jadinya Robert ketakutan dan bersujut pada lawannya dan berkata "Ampun....jangan aku di bunuh!".
"Siapa...yang mau bunuh...kamu? Aku...akan memasukkan kamu ke penjara!" kata Tania.
"Kamu...ini siapa?" tanya Robert.
"Aku...polisi yang menyamar," kata Tania sambil menunjukkan lencananya.
Robert tidak berkutik lagi jadi pasrah di borgol polisi wanita, ya Tania. Alex pun tidak menyangka....cewek yang baru di kenalnya adalah polisi wanita. Teman-teman Tania pun dateng untuk membawa Robert untuk di masukkan penjara. Sedangkan Alex di bawa ke rumah sakit untuk di obatin dari luka bertarung.
Seusai di obatin Alex oleh Dokter, baru deh ngobrol dengan Tania.
"Jadi...kamu, polisi," kata Alex.
"Iya, aku...polisi wanita yang di tugasin untuk mengawasi kamu....setelah ada laporan dari seorang Kakek-Kakek, yang di tolong kamu," kata Tania.
"Oh...begitu. Terima kasih atas segala bantuannya," kata Alex
"Sama-sama," kata Tania.
Pembicaraan Tania dan Alex pun selesai. Ya Tania kembali bertugas kembali. Alex pun, ya pulang ke rumahnya sih. Saat di rumah dan duduk di ruang tengah sambil nonton Tv ternyata acara Tv sedang menayangkan polisi wanita yang berhasil menangkap pengedar narkoba.
"Cewek yang hebat dan juga cantik!!!" pujian Alex.
Alex pun sadar dengan cewek yang ia sukai adalah seorang polisi wanita yang cantik, maka itu ia mencoba untuk melupakan Tania. Alex selesai menonton Tv dan segera istirahat di kamarnya. Esok harinya. Alex bangun pagi untuk ke sekolah. Luka di tubuhnya karena bertarung dengan preman bertubuh besar, ya sudah mendingan sih. Alex bertemu dengan Putri di jalan menuju ke sekolahnya.
Saat itulah Alex pun bicara dengan baik dengan baik ke Putri.
"Putri...mau gak jadi pacar aku!" kata Alex.
Memang Putri agak terkejut dengan omongan Alex, karena rasa di pendam Putri suka sama Alex maka Putri berkata "Putri...mau jadi pacarnya, Alex!".
"Yes...Putri...menerima cinta aku," kata Alex yang senang.
Putri...senang mendengar omongan Alex tersebut. Alex pun memegang tangannya Putri. Jadi Putri dan Alex bergandengan tangan sampai ke sekolah dengan perasaan senang sekali.
Wednesday, March 11, 2020
KUCING PUN PACARAN
Malam yang tenang sekali dan terlihat bulan purnama di mata Adit.
"Purnama memang indah di pandang, bisa juga Purnama digunakan nama cewek atau digunakan sebagai syair lagu yang menggugah perasaan saja," kata Adit.
Adit tetap menikmati malam yang tenang di atas atap rumah. Kucing hitam pun mendekati Adit dan berubah menjadi seorang gadis cantik dan duduk bersama Adit.
"Sayang ku," kata Lesti
Lesti pun memegang tangan kanan kiri Adit.
"Lesti biasa...aja," kata Adit.
"Maaf deh. Cuma kangen aja," kata Lesti.
"Kangen....kaya nama syair lagu dan nama grub band...aja," kata Adit yang nyeleneh.
Lesti merasa aneh dengan omongan Adit, jadi memeriksa keningnya Adit.....kalau-kalau panas gitu.
"Gak panas. Aku...kira kena virus corona," kata Lesti.
Adit pun memegang tangan Lesti dan di taruh di dadanya tepat di jantung.
"Aku...tidak sakit, tapi aku....sakit karena terlalu memendam cinta ku padamu di jantung ini," kata Adit gombal.
Lesti menarik tangannya yang di pegang Adit.
"Tadi tidak mau sekarang merayu....benci aku," kata Lesti.
Adit pun memegang tangan Lesti dan berkata "Benci tapi cintakan!!!!".
Lesti tersenyum dan berkata "Iya, Lesti cinta Adit".
Keduanya menjalankan moment romantis di atap rumah. Pak RT pun keluar dari rumahnya mendengar suara orang di atas atap rumahnya. Terlihat sepasang kekasih yang pacaran di atap rumahnya, ya Pak RT marah dan berkata "Woy....jangan pacaran di atap rumah aku!".
Adit dan Lesti pun terkejut dengan kemarahan Pak RT.
"Cepat...turun dari atap rumah ku dan jangan pacaran di sini!" kata Pak RT.
Adit dan Lesti memutuskan untuk pergi dari atap rumah Pak RT dan berubah keduanya menjadi kucing hitam.
"Berubah jadi kucing," kata Pak RT yang terkejut.
Sepasang kucing hitam pun pergi dari atap rumah Pak RT. Ya Pak RT memastikan penglihatannya dengan baik.
"Kucing....hitam. Siluman.....!!!!" kata Pak RT.
Pak RT pun segera masuk rumahnya dan segera menutup rapat rumahnya rapat-rapat karena ketakutan melihat manusia yang berubah jadi kucing hitam. Sepasang kucing hitam pun berjalan sampai di taman kota dan berubah menjadi manusia dan duduk di bangku taman.
"Malam....ini malam yang indah buat kita berdua berpacaran," kata Adit.
"Iya," kata Lesti.
Lagi asik-asik pacaran, sambil menikmati malam. Lewat manusia berkostum hitam dengan membawa barang bawaan di pundaknya.
"Kayanya kostum yang di gunakan orang itu....serba hitam. Jangan-jangan maling," kata Adit.
"Iya," saut Lesti.
Terdengar suara teriakan orang-orang "Maling-maling!!!".
Sontak Adit dan Lesti menyadari orang di lihat keduanya adalah maling, ya segera mengejarnya. Namanya maling ketahuan larinya cepet banget gitu. Adit dan Lesti mengejarnya si maling sampai akhirnya terjadi perkelahian. Maling dibuat babak belur oleh Lesti dan Adit, baru deh di berikan kepada Pak Polisi yang mengejar maling tersebut. Ternyata ada kamera, ya pastinya kru dari acara Tv 86. Lesti dan Adit, ya segera menghindari urusan manusia tersebut. Saat di tempat yang sepi, ya Adit dan Lesti berubah menjadi kucing hitam dan segera berlari dengan cepat menuju proyek gedung sedang di bangun.
Ya di tempat tersebut, sepasang kucing hitam pun berubah kembali menjadi manusia. Adit dan Lesti melanjutkan moment keduanya sambil menikmati malam yang di terangi bulan purnama yang indah.
Tuesday, March 10, 2020
SUASANA HATI
Langit berubah menjadi mendung dan akhirnya hujan. Dono duduk di ruang tamu sambil melihat hujan dari jendela. Indro pun sibuk mengetik di leptopnya akhirnya, ya selesai juga dan hasilnya di simpan dengan baik baru leptop di matikan. Indro pun keluar dari kamar menuju ruang tamu dan duduk bersama Dono.
Dono tetap asik melihat hujan yang turun dari langit dari balik jendela kaca. Indro pun membuka jaringan internet untuk membaca berita-berita hari ini. Terkejutlah...Indro dengan berita yang di baca tentang Virus Corona dan berkata "Hoax".
Kata-kata Indro terdengar oleh Dono, yang asik melihat hujan di balik jendela.
"Kenapa...Indro, kamu...berkata tentang Hoax?" tanya Dono.
"Ini...Don. Berita hari ini. Berkaitan dengan Virus Corona. Katanya...banyak berita Hoax yang di sebarkan lewat jaringan media apapun?!" kata Indro.
"Oh...berita itu. Aku...sudah bacanya. Sudah ada yang menanggulanginya dengan baik, ya berkaitan berita Hoax tentang Virus Corona," kata Dono.
"Jadi....aman dong," kata Indro.
"Iya, aman!!!!," kata Dono.
Dono pun kembali melihat hujan dari balik jendela kaca. Indro pun membaca blognya Dono dengan baik.
"Don!" panggilan Indro.
"Apa?" saut Dono.
Indro pun telah memahami tulisan terbarunya Dono di blognya.
"Don...kamu menulis blog di angkat dari sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa?" kata Indro.
"Kok..kamu tahu Indro?" tanya Dono yang berhenti melihat hujan di balik jendela kaca.
"Ya...tahulah. Ending ceritanya....jelas banget," kata Indro.
"Cuma cerita saja sebenarnya berdasarkan suasana hati aja menulis cerita misteri di buat seperti itu," kata Dono.
"Aku...juga mengerti...cuma cerita. Kalau ada yang tidak suka dengan tulisan kamu pun....ada tempat untuk komentar ini dan itu. Kamu terima komentarnya. Kadang....komentar ini dan itu...jadi bahan cerita kamu selanjutnya....yang ini dan itu. Pola berpikir kamu pola berpikir....yang positif," kata Indro.
"Ya....seperti itulah aku," kata Dono.
Dono pun kembali melihat hujan dibalik jendela. Indro pun, ya membuka jaringan Tv on line dan di pilih TRANS7, ternyata acaranya Uya Kuya. Indro menonton dengan asik acara Uya Kuya. Dono pun menghentikan melihat hujan dibalik jendela kaca.
"Indro!" kata Dono.
"Apa?" saut Indro
"Nonton...apa di Hp kamu?" tanya Dono.
"Nonton....acara Uya Kuya," kata Indro.
"Uya Kuya, toh," kata Dono.
Dono pun beranjak dari duduk ke ruang tamu, ya kamarnya untuk mengetik di leptopnya karena dapet ide dari lingkungan sekitarnya. Indro, ya tetap asik nonton Tv on line di Hpnya. Sampai akhir waktunya, ya terdengar suara azan magrib. Dono dan Indro berbenah diri untuk sholat ke mesjid.
Sampai di mesjid bertemu dengan Kasino, ya sholat berjamaahlah di mesjid dengan khusuk sampai selesai. Baru setelah itu Dono, Kasino dan Indro....ya biasa ngobrol asik di teras mesjid tentang seputar apapun yang penting menarik di bicarakan.
MENGERTI SESUATU
Awin duduk sendirian dibawah pohon yang rindang. Tiba-tiba terdengar suara-suara yang memanggil diri Awin. Ya Awin mencari suara-suara tersebut, siapa tahu manusia. Awin tetap tidak menemukan manusia sekitar situ, tetap mendengar suara-suara yang memanggil namanya. Awin pun ketakutan sekali dan terus berlari dengan sangat cepat.
Awin pun berhenti di sebuah kuil, yang biasa di gunakan untuk puja puji pada Dewa yang di sembah manusia. Awin pun tetap mendengar suara-suara yang memanggil namanya.
"Apa yang terjadi pada ku?" kata Awin.
Awin pun berusaha tenang untuk menyelesaikan masalahnya.
Pendeta masuk ke dalam kuil untuk menjalankan ibadahnya. Awin hanya diam dan melihat dari luar karena harus menyelesaikan masalahnya. Suara-suara yang tidak wujud terdengar seperti ini "Manusia tetap saja memuja Dewa, meminta keselamatan".
Awin pun terkejut dengan suara-suara gaib itu. Awin pun mulai berdoa meminta pertolongan Tuhan. Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu berdoa pada siapa?".
Awin tidak menggrubis dan tetap berdoa untuk perlindungan dirinya di jauhi dari suara-suara gaib. Sampai lama Awin berdoa gitu dan akhirnya suara-suara gaib tidak terdengar lagi. Awin pun memutuskan untuk meninggalkan tempat situ. Tapi sebelumnya Awin berkata "Aku...berdoa di sini, tapi di depan ku ada ajaran agama lain. Apa aku tidak mencampur adukkan ajaran agama atau tidak ya?".
Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu...ini...aneh. Berdoa meminta keselamatan tetapi masih bingung juga tentang tempat kamu berdoa. Tuhan itu tahu segala-segalanya apa yang di lakukan manusia dimuka bumi ini. Karena Tuhan yang menciptakan manusia itu dan seisi dunia ini".
Awin pun terkejut banget dengan suara gaib dan berlari sambil berkata "Setan".
Awin terus berlari dan berlari dan sampai di depan gereja ia berhenti.
"Aku...capek," kata Awin.
Ada umat gereja yang keluar dari gereja setelah ibadah di dalam gereja. Awin pun berdoa kembali untuk keselamatannya, ya cukup lama. Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu berdoa lagi....pada Tuhan".
Awin pun menjawabnya "Iya".
Awin pun menghentikan doanya dan berkata "Kenapa...kamu tidak meninggalkan aku....sendirian saja. Aku tidak ingin mendengar suara-suara yang tidak berwujud?".
"Kamu...ini...aneh. Aku ini makluk gaib. Terserah aku mau mengikuti siapa pun. Kamu berdoa kepada Tuhan di mana tempatnya, ya aku tetap ada. Karena kamu....sendiri...yang menyebut nama terlarang itu," kata makluk gaib.
"Jadi...kamu....setan?" kata Awin.
"Iya," kata makluk gaib dengan tegas banget.
Awin pun ketakutan banget, ya jadinya pergi ke mesjid untuk berdoa meminta keselamatan pada dirinya.
"Aku...selamet aku di dalam mesjid," kata Awin.
"Kamu...ini...aneh banget," kata makluk gaib.
"Haaaa....kenapa kamu tidak bisa meninggalkan aku sendirian saja tetap mengikuti...ku walau aku sudah di dalam mesjid?" kata Awin.
"Kamu...aneh lagi, aku...ini makluk gaib. Kamu sebut nama terlarang itu, tetap kamu meminta perlindungan dari balatentara Tuhan," kata makluk gaib.
Awin pun jadi bingung dan akhirnya mengerti dan berkata "Jangan-jangan....kamu...adalah malaikat?"
Makluk gaib pun tertawa mendengar Awin menyebutkan nama malaikat. Maka itu Awin bertanya "Kenapa...kamu tertawa?"
Makluk gaib pun berhenti tertawa dan berkata "Kamu...ciptaan Tuhan yang paling aneh. Aku...ini makluk gaib...aku bisa jadi apapun di dunia ini. Sampai-sampai manusia pun memuja aku karena aku di anggap Dewa".
Awin pun tambah terkejut dan akhirnya ia mengerti dan berkata "Aku...paham...semua ini kehendak Tuhan Pencipta Segalanya. Berarti...Tuhan itu satu, Maha Esa".
"Anak...pintar. Tuhan itu satu, Maha Esa," kata makluk gaib.
Makluk gaib pun menghilang setelah bermain dengan anak manusia. Awin pun ke luar dari mesjid dan segera bergerak menuju rumahnya.
Monday, March 9, 2020
RAHASIA CERITA
Dono, ya sedang santai di ruang tamu sambil makan singkong goreng dan minum teh anget. Kasino, ya makan singkong dan minum kopi. Indro ya asik nonton berita di TVRI, ya hari ini berkenaan ini dan itu yang di beritakan keadaan di dalam negeri sampai luar negeri.
"Don, aku baca tulisan kamu blog hari ini judulnya 'Petunjuk mimpi', kenapa kamu mengangkat cerita itu?" tanya Kasino.
"Kasih....tahu...gak...ya rahasianya?" kata Dono yang mainan.
"Kasih...tahu dong!" kata Kasino.
"Iya deh aku kasih tahu. Ya sebenarnya....hanya sesuasana aku aja ingin menulis cerita misteri dengan judul 'Petujuk mimpi', tapi ada...kisah kenyataan yang pernah...kejadian dalam perjalan hidupku. Bahwa...mimpi ku pernah jadi kenyataan, ya jadi petunjuk gitu. Masalahnya....sama sih tentang cinta, orang yang di cintai tidak bisa di pegang alias tidak bisa bersamanya," penjelasan Dono.
"Berarti...jalan ceritanya benar dong. Pengkhianatan dan pengganti cinta yang masih menunggu," kata Kasino.
"Iya....iyalah, yang di angkat pengkhianatan dan pengganti cinta dan masih...nunggu," kata Dono.
"Kenapa...akhirnya ceritanya di buat gantung, ceweknya menunggu jawaban kamu menerimanya?" tanya Kasino.
"Emang....kenyataan hidup, ya ceweknya nunggu berharap bersama ku," kata Dono.
"Wah...kasihan juga...tuh cewek nunggu jawaban kamu...Don," kata Kasino.
"Gak...jugalah. Di dunia ini cowok banyak bukan aku yang lebih baik untuknya," kata Dono.
"Itu...kan menurut kamu, Don. Kalau di pihak cewek biasanya menunggu...karena memang ia cinta banget sama kamu, Don," kata Kasino.
"Enggak.....jugalah. Ada kisah nyata banget dalam perjalan hidupku. Ada cewek berharap dengan aku, tetapi ketika waktu di gantikan keadaan ada cowok yang memilih cewek yang menyukai aku itu. Akhir cerita, cewek yang menyukai aku itu menikah dengan cowok yang mengejar dirinya...jadilah suami istri. Aku tetap sendiri," cerita Dono.
"Jadi....semuanya...tetap cerita di ambil dari kenyataan hidup," kata Kasino.
"Keadaannya seperti itu," kata Dono.
"Oh..iya bagaimana dengan kisah Wulan dan Rara?" tanya Kasino.
"Ya....misteri ceritalah jawabannya," kata Dono.
"Tetap...aja aku mengerti. Kenyataan adalah maya. Maya adalah kenyataan. Sama aja sebuah cerita di kemas agar menarik di baca," penjelasan Kasino.
"Ya...seratus persen untuk Kasino," kata Dono yang tegas.
Kasino, ya mulai main game on line di Hpnya. Dono pun beranjak dari duduknya di ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Indro.
"Berita...acara Indro?" kata Dono.
"Iya, lagi....viral gitu di jaringan media kalau di dunia kenyataan...ya jadi obrolan saja yang ini dan itu di lingkungan sekitar sini," kata Indro.
"Oh...begitu," saut Dono.
Dono, ya ikut maunya Indro nonton berita di chanel TVRI dengan serius tapi gak serius banget.....ya biasa ajalah.
PETUNJUK MIMPI
Boni berlari dengan cepat di tanah bersalju. Lila pun mengejar Boni dan melemparkan senjata bintang. Boni, terkena serangan dari Lila pada kakinya. Tono pun bergerak dengan cepat, ya menyerang Boni dengan pedangnya. Boni menangkis serangan Tono.
Adu pedangpun terjadi sangat sengit banget antara Boni dan Tono. Boni kalah dengan pertarungan pedang, ya berusaha untuk melarikan dari pertarungan melawan Tono. Boni berlari dengan sangat cepat sekali. Tono tidak membiarkan Boni untuk melarikan diri, jadi Tono mengeluarkan tenaga dalemnya dan disalurkan ke pedangnya dan di hempaskan ke Tono.
Dengan sigapnya Boni menangkis serangan tebasan pedang tenaga dalem dengan pedangnya. Tapi energi tebasan tenaga dalam sangat kuat banget membuat Boni tidak bisa menahannya dan akhirnya terpental, ya tebasan tenaga dalem mengenai Boni.
Boni pun muntah darah. Tono pun mendekati Boni dan berkata "Sekarang kamu...sudah kalah".
Boni pun menahan rasa sakit di dadanya. Lila pun mendekati Tono, ya segera tangan Tono memegang pinggang Lila untuk menunjukkan kemersaan keduanya pada Boni.
"Jadi kamu...telah mengkhianatiku," kata Boni.
"Aku...selama ini tidak mencintai mu. Yang aku cintai, Tono," pengakuan Lila.
"Dengarkan Boni.Yang dicintai Lila adalaha aku," kata Tono.
"Apa.....tujuan...mu sebenarnya Tono, sampai merusak persahabatan kita dan merampas Lila dari ku?" tanya Boni.
"Aku...menjadi pendekar terhebat tujuannya berjaya di negeri ini dan juga aku ingin mengambil pedang kamu juga...Boni," kata Tono.
"Jadi...kau, bener-bener serakah. Pedang ini...yang kau ingin kan juga. Maka itu selamat tinggal...Tono, Lila," kata Boni.
Boni pun menerbangkan pedangnya dan langsung di belah tanah. Boni pun jatuh ke jurang.
"Jadi...pilihan kamu itu," kata Tono
Tono pun memeluk Lila dengan mersa dan melihat Boni, ya jatuh ke dalam jurang.
***
Ibu pun membangunkan Boni, ya terbangun dari keadannya pingsan.
"Anak...Ibu, akhirnya sadar juga," kata Ibu.
"Kenapa aku?" kata Boni yang linglung.
"Nak...kamu pingsan di hajar Handoko, kayanya niatnya ingin membunuh kamu. Untung saja kamu di tolong Pak Toha," cerita Ibu.
Boni pun teringat semuanya, ya pukulan dan tinjuan dari Handoko yang tidak suka dengan dirinya. Tetapi...Boni pun teringat mimpi dirinya di khianatin Tono dan Lila.
"Aku...jadi bingung," kata Boni.
"Kalau...begitu, nak..istirahat saja. Ibu akan menyiapkan makan malam untuk kamu di kamar," kata Ibu.
Ibu, ya keluar dari kamar Boni dan segera menyiapkan makan malam untuk anaknya di kamar.
"Mimpi...ku, jangan-jangan petunjuk apa yang akan terjadi....di masa sekarang sampai masa depan?" kata Boni.
Ibu masuk kamar Boni, ya dengan membawa makan malam. Ya Boni menyantapnya makan malam dengan baik.
"Bu....lebih baik aku pergi dari sini demi keselamatan ku," kata Boni.
"Kalau...menurut baik. Kita pindah dari sini, ya nak," kata Ibu.
Setelah makan malam. Boni dan Ibunya berbenah-benah tujuan pindah ke desa lain. Esok pagi berangkat pake gerobak dan di tarik pake kuda, ya Boni yang mengendalikan kudanya. Saat lewat rumah Lila, cewek di sukai Boni. Tak sengaja terlihat Tono, ya main ke rumah Lila.
"Ternyata benar....mimpi ku benar, aku di khianatin teman. Maka kenapa Handoko tidak suka pada ku dan menghajarku...semua ini ulah hasutan dari Tono demi mendapatkan Lila dari aku?!" kata hati Boni.
Boni pun melupakan cintanya dan pertemannya di desa tempat tinggalnya. Ya Boni pun lebih baik pindah ke desa lain demi keselamatan dirinya dan Ibunya. Perjalanan memakan waktu tiga hari dan akhirnya sampai di kediaman yang baru.
Boni dan Ibunya beradaptasi dengan lingkungan baru dengan baik. Ya sampai ada cewek cantik, Nina yang ingin berteman dengan Boni. Tetapi Boni belajar dari masa lalunya jadi menjaga jarak dengan Nina. Ya Nina jadinya dekat dengan Ibunya Boni.
Sampai setengah tahun hidup di lingkungan baru, Boni dan Ibunya terasa ketenangan hidup. Tetap Boni, ya tidak mengrubis Nina yang ingin jadi kekasihnya Boni. Ya Boni tetap kekeh dengan pendiriannya karena tidak ingin terulang lagi bencana di masa lalu. Maka itu Boni tetap biasa-biasa menghadapi Nina. Ya Nina pun tetap berharap Boni membuka hatinya untuk dirinya.
Saturday, March 7, 2020
MAIN KE PANTAI
Dono sedang duduk di batu karang sambil melihat pemandangan pantai yang bagus banget. Indro berjalan menuju Dono duduk di batu karang, sambil bermain air laut dengan cara tangan menyentuh air laut.
"Don!" panggilan Indro.
Dono mendengar panggilan Indro, tetapi tetap diam. Indro pun sampai juga dan duduk bersama Dono.
"Bagus....Don, pantainya," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Oh...iya Don, aku ingin nanya sesuatu tentang masalah cewek sih," kata Indro.
"Apa itu?" kata Dono.
"Apa....bener banyak cewek itu bodoh dalam memilih pasangan hidupnya, pada akhirnya jalan hidupnya kacau?" tanya Indro.
"Ya...kalau dari data di kumpulkan sih. Masih banyak sih. Kadang cewek itu mendapatkan pasangan yang buruk, tetap ia menyembunyikan keburukan cowoknya dan berkata 'Aku cinta dia', maksudnya di terima keburukan cowok tersebut padahal cowoknya kerjaanya penipu, pencuri, berjudi....ya hal yang buruk-buruk lah," penjelasan Dono.
"Berarti...cinta itu membutakan segalanya," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono pun beranjak dari duduknya di batu karang. Ya Indro juga mengikuti Dono. Keduanya berjalan menuju ke tempat Kasino, yang sedang asik duduk di bawah pohon yang rindang sambil baca koran hari ini.
"Apa....bener cewek itu pandai berbohong?" tanya Indro.
"Iyalah. Ada satu kejadian. Cewek mau mendekati aku. Niatnya aku kirain mau sekedar berteman saja, tahu-tahu ketahuan ia mau berteman sama aku tujuannya aku memilih dia jadi kekasih," kata Dono.
"Motif toh. Oh iya Don, apa bener...cewek itu gampang frustasi dalam urusan cinta?" kata Indro.
"Sebenarnya banyak sih. Cewek yang curhat ke aku. Urusan diri mereka. Punya pacar aja ngeluh apalagi gak punya pacar tetap aja keluh kesal," kata Dono.
"Ribet...iya urusan dengan cewek," kata Indro.
"Kadang ada yang menarik sih. Ceweknya gak suka dengan cowok yang menyukainya, ya tetap di kejar sih sama cowok yang menyukainya tuh cewek...agar di terima. Tuh cowok minta saran aku dan aku bilang 'Nikahin...aja tuh cewek yang kamu suka!', tetap aja tuh cowok nunduk tidak bisa mengambil keputusan untuk menikahin tuh cewek yang ia sukai dengan alasan yang jelas, aku periksa sih tuh cowok....gak ada kerjaan. Ketika aku main ke rumah tuh cewek, niat silaturahmi....eee...malah aku di terima sama orang tuanya tuh cewek dan juga ceweknya mau juga sama aku," cerita Dono.
"Jadi.....cowok yang ngejar cewek itu di tolak. Kamu, Don...yang sekedar...berteman saja....eee di terima!" kata Indro.
"Iya," tegas Dono.
Dono dan Indro pun duduk bersama Kasino.
"Gimana...jadi mancingnya...gak?" tanya Kasino.
"Jadi!!!" kata Indro.
"Ya....jadilah...sudah jauh-jauh..ke pantai...untuk refesing," kata Dono.
"Ayo...berangkat memancing!" kata Kasino.
Dono, Kasino dan Indro mengambil pancingan dan segera berjalan menuju tempat yang menurut bertiga untuk memancing.
"Kasino...aku mau nanya sesuatu," kata Indro.
"Apa...itu?" kata Kasino.
"Apa...bener...cewek sering mengalihkan...perasaannya ke cowok lain, walau sudah ada pacar gitu?" tanya Indro.
"Menurut mu Dono?" tanya Kasino.
"Menurut mu...kamu, Kasino?" tanya Dono.
"Ya....bener sih, cewek itu bisa mengalihkan perasaannya ke cowok lain, walau sudah punya pacar," kata Kasino.
"Bener...lah omongan Kasino," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Dono, Kasino dan Indro....sampai di tempat baik untuk memancing. Ketiganya mulai memancing dengan santai tapi serius.
"Apa pendapat kalian tentang cowok yang menyukai cewek di sukai pada akhirnya di tolak mentah-mentah?" tanya Indro.
"Kebanyakan sakit hati dan akhirnya nangis dan curhat pada aku," kata Dono.
"Gak...jauh beda sih dengan omongan Dono, tetapi aku tidak pernah....tuh cowok yang bermasalah curhat ke aku, kalau sakit hati sama cewek," kata Kasino.
"Jadi...benar toh. Sudahlah...gak usah di bahas lagi. Lebih baik asik memancing!" kata Indro.
"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.
Dono, Kasino dan Indro, ya asik memancing di pinggir pantai sambil menikmati keindahan pantai di hari minggu yang tenang banget banget.
TIARA
Seorang anak kecil tersesat di hutan. Ryu sedang berburu di hutan dengan menggunakan busur dan panah. Dengan pelan-pelan Ryu menyelusuri jejak kijang. Terlihat kijang sedang asik makan. Ryu menarik tali busur untuk melepaskan anak panah ke kijang. Ranting pun terpijak oleh Ryu, jadinya berbunyi dan di dengar oleh Kijang.
Kijang pun berlari dengan kencang. Ryu pun terpaksa mengejar kijang dan segera melepaskan anak panah dengan perhitungan tepat. Kijang pun terkena anak panah. Ryu pun segera mengambil Kijang yang tergeletak di tanah dengan mati karena ke panah menembus leher.
Ryu membopong Kijang, hasil buruannya. Bertemulah Ryu dengan anak kecil yang tersesat di hutan. Ryu pun menolong anak kecil tersebut untuk di bawa pulang. Sampai di rumah. Anak kecil jadi ketakutan dan menjerit-jerit karena melihat kepala Seriga di pajang di dalam rumah Ryu.
Ryu mulai menangkan anak kecil tersebut dengan membuang pajangan di dinding kepala Serigala. Anak kecil pun mulai tenang. Ryu memberikan makan anak kecil tersebut, baru di mandikan biar bersih dan di beri baju yang bagus buatan Ryu dengan menggunakan bajunya Ryu di buat kecil.
Ryu pun mulai bertanya nama anak kecil tersebut. Anak kecil tersebut memberitahu namanya Tiara. Lalu Ryu pun bertanya umur anak kecil tersebut dan Tiara agak bingung dengan umurnya, jadi di hitung dengan jari dan teringat perkataan Ibunya "6 tahun", ya Tiara berkata "6 tahun", sambil menunjukkan jarinya dengan hitungan enam.
Ryu pun senang dengan kepolosan Tiara. Tiara pun teringat Ibu dan akhirnya menangis. Ryu pun bertanya "Kemana Ibu, Tiara?"
Tiara teringat benar-benar Ibunya menyuruh dirinya untuk lari agar tidak di bunuh serigala. Ayah bertarung mati-matian dengan serigala sampai melukai mata serigala dengan sebuah kayu yang runcing dan akhirnya di bunuh serigala yang murka dengan menggigit di bagian leher. Ibu yang mencoba menolong Ayah, mati di gigit juga di leher. Tiara melihat dari jauh kematian Ayah dan Ibunya, ya segera pergi dari situ karena pesan Ibunya.
Maka itu, Tiara menceritakan pada Ryu dengan tetes air mata di pipinya. Ryu mengerti kepedihan dari Tiara, jadi Tiara di jadikan anak angkatnya Ryu. Tiara pun senang punya Ayah angkat seperti Ryu. Setiap hari Ryu mendidik Tiara diajarkan memanah dan memasak dari hasil buruan. Kehidupan jadi lebih berarti hubungan antara Ryu dan Tiara yang tinggal di dalam hutan.
Suatu ketika Ryu sedang berburu ke hutan. Tiara, di rumah sedang asik berlatih panah. Serigal yang lapar mendekati Tiara. Ketakutan Tiara melihat Serigala dan menjerit. Ryu pun mendengar teriakan dari Tiara, maka itu Ryu berlari secepat mungkin sampai di rumah.
Tiara di dalam rumah, ya mengunci pintu rumah....agar dirinya selamat dari serangan Serigala yang kelaparan. Tetap Serigala berusaha mendobrak pintu yang terbuat dari kayu. Ryu sampai di rumah dan langsung melepaskan anak panak ke Serigala. Tapi serangan panah Ryu meleset. Serigala bergerak menyerang Ryu. Dengan cepat Ryu menarik tali busurnya dan panah di lepaskan. Panah pun terkena tubuh serigala. Ryu terus melepaskan anak panah ke serigala dan akhirnya serigala roboh dan jatuh ketanah. Ryu pun mendekati serigala.
"Mati juga...makluk buas ini!" ujar Ryu.
Ryu pun masuk rumah untuk melihat Tiara. Ryu pun memeluk Tiara agar tenang dan tidak takut lagi dan berkata "Serigalanya....sudah mati".
Tiara pun senang mendengarnya. Ryu pun keluar rumah setelah Tiara tenang. Bangkai serigala pun di buang ke sebuah jurang yang dalam. Bangkai serigala pun jatuh di tanah dan di makan seekor ular yang besar banget, yang tinggal di bawah jurang.
Ryu pun kembali ke rumahnya. Mulai Ryu berkemas-kemas untuk melakukan perjalanan pergi ke kota demi Tiara, karena hidup di dalam hutan berbahaya untuk anak kecil seperti Tiara. Berhari-hari perjalanan menuju kota, akhirnya sampai juga. Ryu pun bertemu teman lama, Ricat dan adiknya Meli. Ryu pun bercerita tentang keadaannya kepada Ricat, jadi di terima tinggal di rumah Ricat. Ryu pun menjalin hubungan kembali dengan cinta lamanya Meli. Tak makan waktu lama Ryu pun menikahi Meli, ya Tiara pun di terima Meli jadi anak angkatnya. Kehidupan Tiara jadi sempurna kembali, punya Ayah dan Ibu.
SEKEDAR OBROLAN
Langit cerah sekali. Dono sedang asik duduk santai di halaman belakang, ya sambil baca buku. Kasino, ya nemenin Dono duduk di halaman belakang sambil mengurus tanaman di dalam pot, ya hobynya Kasino.
Indro, pun selesai memasak gitu dan segera di bawa makanan di piring ke halaman belakang untuk di makan bersama teman-teman.
"Don, Kasino....pisang goreng!" kata Indro menaruh piring berisi pisang goreng di meja.
"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.
Dono pun menghentikan baca bukunya dan segera mengambil pisang goreng, ya di makan gitu.
"Enak....," kata Dono.
Indro pun makan pisang goreng juga dengan santai melihat Kasino yang sibuk merawat tanaman di pot.
"Oh...iya Don. Negeri ini sejauh apa kemajuan Negeri ini berkembangnya?" tanya Indro.
"Negeri...ini sejauh apa kemajuannya Negeri ini berkembangnya? Ya....sejauh...perkembangan teknologi yang di bangun Negeri ini untuk mencapai kemajuan Negeri," kata Dono.
"Jadi....hanya sebatas itu," kata Indro.
"Iya," saut Dono.
Kasino pun berhenti juga urusan ngurusin tanaman di potnya, ya mencuci tangan di air kran baruh deh duduk bersama Dono dan Kasino. Ya Kasino pun menuangkan air di dalam tekok ke gelas dan segera meminumnya.
"Segernya," kata Kasino.
Kasino pun makan goreng pisang buatan Indro.
"Emmm. Enak," kata Kasino.
"Don....dulu kita pejalan kaki semuanya sekarang kita..naik kendaraan yang di buat manusia dari terbuat dari kayu....sampai terbuat dari biji besi...kan?" kata Indro.
"Iya," saut Dono.
"Berarti....hidup...cuma sebatas teknologi berkembang saja," kata Indro.
"Ya...memang begitu kenyataannya," saut Dono.
"Sebenarnya...arah omongan kamu, Indro kemana?" tanya Kasino.
"Cuma....sekedar aja!!! Tidak maksud apa pun?!" kata Indro.
"Bahan...pembicaraan saja," saut Dono.
"Oh...begitu..toh," saut Kasino.
"Oh..iya...Don....kenapa kamu gak pernah ikutan lomba menyanyi? Padahal...kan, Dono punya kekuatan untuk dirinya jadi pemenang di lomba menyanyi!" kata Indro.
"Kekuatan...yang di maksud apa Indro?" tanya Kasino.
"Biasalah.....anak-anak pesatren dari Jawa Timur sampai seluruh Indonesia, ya teman-temannya Dono," kata Indro.
"Gimana...tanggapan kamu Don?" tanya Kasino.
"Aku...tidak ada niat ikutan lomba menyanyi. Jadi orang yang biasa-biasa lebih menarik," kata Dono yang rendah hati.
"Tuh...denger...Indro. Dono....gak punya niat untuk menggunakan kekuatannya untuk ajang perlombaan menyanyi. Ia lebih...seneng jadi...orang yang biasa-biasa. Beda dengan...orang-orang yang ikutan lomba menyanyi di ajang apa pun di media apa pun?!" kata Kasino yang tegas.
"Memang sih...jadi biasa-biasa aja lebih baik. Tidak ngoyo...demi impian yang belum tentu sampai pada tujuannya," kata Indro.
Indro makan lagi pisang goreng lagi. Kasino, ya makan pisang goreng lagi. Dono, baca buku lagi.
"Oh..iya, apa pendapat...kalian dengan peserta LIDA 2020 sekarang. Bagus...gak warna vokalnya?" tanya Indro.
"Warna vokal peserta LIDA 2020 yang sekarang? Bagus..sih," kata Kasino.
Dono berhenti baca bukunya dan berkata "Bagus sih warna vokalnya. Sekalian aja dengan peserta Indonesia Idol 2020...., warna vokalnya gimana menurut kalian berdua?" kata Dono.
"Kalau...Indonesian Idol 2020 yang sekarang sih, emang warna vokalnya bagus sih dan pemenangnya juga cewek lagi," kata Indro.
"Kalau...pendapatku...sih, ya sama...sih, warna vokalnya bagus peserta Indonesian Idol 2020," kata Kasino.
"Berarti....pendapat kalian berdua sepakat dengan aku...warna vokalnya, Bagus," kata Dono.
"Iya," saut Indro san Kasino bersamaan.
Dono terpikiran sesuatu apa yang di tonton ia kemarin malem.
"Kenapa...yang menang Putri Indonesia 2020 dari...Jawa Timur?" kata Dono.
"Emangnya yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur, ya Kasino? Malam kemarin...aku tidak nonton. Aku nonton LIDA 2020!" tanya Indro.
"Iya...yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur. Ya...memang sudah rezekinya tuh Putri dari Jawa Timur yang menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Kasino.
"Jawaban...terbaik. Sudah...rezekinya, tuh Putri dari Jawa Timur menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Indro yang menegaskan omongan Kasino.
"Rezeki...toh. Gak ada jawaban yang terbaik lagi selain itu. Benarlah," kata Dono.
Dono pun kembali baca buku lagi. Kasino ya beranjak dari duduknya bersama teman-temannya masuk ke rumah untuk nonton Tv. Ya Indro pun teringat dengan urusannya dengan Saskia, ya buru-buru benah diri dan setelah itu segera pergi ke rumah Saskia pake motor.
Friday, March 6, 2020
GELANG ANTIK
Seusai sholat jum'at, Indro langsung pergi menuju toko barang antik dengan menggunakan motornya. Sampai juga sih Indro di toko barang antik. Saat mau masuk Indro merasakan udara dingin menerpa dirinya saat pintu toko barang antik terbuka.
"Ada yang aneh," kata Indro.
Indro pun masuk ke dalam toko. Terkejut Indro melihat pemilik toko yang mirip dengan Tukul Arwana.
"Pak....anda Tukul Arwana, ya artis terkenal?" kata Indro.
"Aku...bukan Tukul yang kamu maksud.....Bang?! Aku pemilik toko barang antik. Nama...aku, Pak Tejo," katanya.
"Bukan...Tukul toh, tapi mirip banget. Oh iya...Pak...aku mau membeli sebuah gelang untuk hadiah ulang tahun teman aku," kata Indro.
"Cewek atau cowok?" tanya Pak Tejo.
"Cewek...Pak!" kata Indro.
"Tunggu...sebentar!" kata Pak Tejo.
"Iya," saut Indro.
Pak Tejo mengambil gelang di lemari, ya Indro pun bersabar menunggu. Pak Tejo membawa sekotak gelang dan di tunjukkan pada Indro. Mulailah...Indro memilih gelang yang ingin ia beli. Tapi ternyata tak ada satu pun yang membuat Indro selera untuk memilih gelang yang ia beli.
"Pak....ada yang lain gak Pak!" kata Indro.
"Ada...sih..Bang, tapi Bapak...agak sedikit khawatir menjualnya pada Abang," kata Indro.
"Kenapa gitu....Pak?" kata Indro.
Pak Tejo mengeluarkan gelang yang di maksud?!.
"Gelang...ini ada sejarahnya. Konon ini gelang pernah di pake Putri Raja. Kadang Bapak merasa....gelang ini dicari pemiliknya," kata Pak Tejo.
"Ah...Pak, jangan nakut-nakutin Pak. Aku hanya ingin membeli gelang saja. Tapi kalau di lihat baik-baik bagus gelang ini. Aku beli saja. Aku juga tidak peduli sejarahnya dan tahayulnya," kata Indro.
"Kalau...maunya...Abang, ya Bapak lepas gelang ini dengan harga...sesuai," kata Pak Tejo.
"Ok...tidak masalah," kata Indro.
Indro pun membayar gelang yang ia pilih dengan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pak Tejo pun memasukkan gelang ke kotak kayu dan di berikan ke Indro.
"Terima kasih Pak," kata Indro.
"Iya," saut Pak Tejo.
Indro pun keluar dari toko barang antik, segera naik motornya di tempat parkir dan di bawa baik menuju rumah Saskia. Tapi Indro teringat dengan kerjaannya dengan Kasino, jadi langsung ke tempat kerjaanya Kasino. Sampai di tempat kerjaan Kasino, ya biasa Indro bantu-bantu gitu....sampai waktu berganti malam. Seusai sholat isya Indro dan Kasino pulang bareng ke rumah.
Sampai di rumah. Dono lagi asik duduk di teras sambil baca buku. Dono melihat sesuatu yang mengikuti Indro dan Kasino.
"Kamu...mau apa kesini?" tanya Dono.
Indro dan Kasino pun bingung dengan omongan Dono.
"Kenapa kamu ini...Don?" tanya Indro.
"Sebenarnya...ada apa Don?" tanya Kasino.
"Maaf...Indro, Kasino...aku tidak bicara dengan kalian berdua. Tapi aku bicara dengan roh halus yang berdiri tegak di sebelah Indro," kata Dono.
"Roh...halus, berarti....setan...dong," kata Indro yang takut.
"Roh..halus..ya..setan lah," kata Kasino.
"Tenang...teman-teman. Jangan terlalu takut gitu. Aku akan bicara dengan roh halus tersebut. Untuk menyelesaikan masalah...kenapa kalian berdua di ikuti?" kata Dono.
"Iya..Don, cepatan selesaikan...masalah ini. Yang bisa cuma kamu. Karena memang kamu, Don...yang bisa melihat," kata Indro.
"Cuma...kamu...bisa melihat, bakat kamu dari kecil," kata Kasino.
"Baiklah," saut Dono.
Dono pun bicara dengan roh halus dengan baik. Dono pun mengerti kenapa Indro dan Kasino di ikuti oleh roh halus.
"Indro, kamu membeli gelang di toko barang antik...ya?" tanya Dono.
"Iya, kok bisa tahu. Aku belum bilang sama kamu, kalau aku beli gelang...untuk Saskia...sih sebagai hadiah ulang tahun," kata Indro.
"Roh halus yang memberikan tahu dan juga namanya Putri Roro Jongrang," kata Dono.
"Ternyata.....penjualnya jujur. Gelang ini...memang punya Putri katanya. Putri tersebut menginginkan gelang itu kembali kepadanya," cerita Indro.
"Kalau...begitu, kita kembalikan saja...gelang ini. Ke masa waktu Putri itu hidup," kata Dono.
"Gimana...caranya...Don?" tanya Kasino.
"Bener..kata...Indro, bagaimana...cara...Don?" tanya Indro.
"Caranya...keris warisan Kakek kamu Indro. Cepet ambil di dalam kamar kamu Indro!" kata Dono.
"Iya...aku ambil keris warisan Kakekku," kata Indro.
Indro pun masuk rumah segera ke kamarnya untuk mengambil keris pusaka. Sedangkan Dono dan Kasino, ya masuk rumah sih dan menunggu di ruang tamu.
"Ini, kerisnya," kata Indro.
Indro pun langsung ke ruang tamu.
"Ini...Don, kerisnya," kata Indro.
"Kita mulai, untuk pergi ke masa Putri Roro Jongrang masih hidup. Semuanya memegang keris ini dan aku akan membaca mantra perpindahan waktu!" kata Dono.
"Iya Don," saut Indro dan Kasino.
Ketiganya memegang keris pusaka dan Dono...ya merapal mantra perpindahan waktu. Keluarlah energi yang yang melingkari ketiganya dan sekejap Dono, Kasino dan Indro pun menghilang dan menuju waktu di masa Putri Roro Jongrang.
"Dimana...kita?" tanya Indro.
"Di masa...Putri..Roro Jongrang masih hidup," kata Dono.
"Keadaannya...memang..masih terlihat peradaban masih kuno banget alias primitif," kata Kasino.
"Ayo...kita ke istana Putri Roro Jongrang!" kata Dono.
"Ayo!!!" saut Kasino dan Indro.
Ketiganya ke istana Putri Roro Jongrang, tapi ternyata di hadang oleh prajurit kerajaan. Mau gak mau bertarung dengan para prajuri kerajaan. Dengan menggunakan keris pusaka di tangan Indro dapet mementalkan para prajurit dan tergeletak di tanah. Putri Roro Jongrang pun keluar dari istananya dan melihat prajuritnya terkapar di tanah.
"Kalian...bertiga, apa yang kalian lakukan pada prajurit ku?" tanya Putri Roro Jongrang.
"Maaf, Tuan Putri Roro Jongrang...kami bertiga kesini hanya ingin memulangkan gelang ini pada anda," kata Dono sambil menunjukkan gelang pada Putri Roro Jongrang.
Roro Jongrang pun mengambil gelang tersebut dari kotak di tangan Dono.
"Ini...memang gelang aku...yang hilang. Gelang ini...peninggalan Ibu. Terima kasih telah menemukannya," kata Putri Roro Jongrang.
"Iya, sama-sama," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro mulai memegang keris pusaka dan Dono pun mengucap mantra perpindahan waktu. Energi pun melingkari ketiganya dan sekejap menghilang dari situ.
Putri Roro Jongrang pun terkejut sekali dengan perginya ketiga orang yang tidak ia kenal begitu juga dengan para prajurit. Lalu Putri Roro Jongrang masuk ke dalam istananya dan prajurit yang terluka di obati.
***
Dono, Kasino dan Indro sampai di rumahnya.
"Urusan kita beres," kata Indro.
"Iya," kata Kasino dan Dono.
Dono dan Kasino, ya duduk santai di ruang tamu. Indro pun masuk kamarnya untuk menyimpan keris pusaka dengan baik. Baru deh keluar dari kamarnya si Indro dan duduk bersama di ruang tamu.
"Hadiah untuk...Saskia...apa ya?" kata Indro.
"Indro...kalau saran aku sih ajak makan malam yang romantis dan hadiahnya jam tangan," kata Dono.
"Saran...aku...sih, kalung," kata Indro.
"Saran...kalian berdua bagus. Jadi makan malem dan hadiah ulang tahunnya, kayanya lebih baik kalung. Aku beli di toko batang antik saja," kata Indro.
"Indro, jangan beli....kalungnya di toko barang antik. Nanti...kamu di ikuti...roh halus lagi. Repot tahu!!!" kata Dono.
"Iya, bener....omongan Dono. Repot tahu," kata Kasino.
"Ok....aku beli, kalungnya di mall aja!!!" kata Indro.
"Ya...sudahlah...lebih baik, kita nonton Tv aja!" kata Dono.
"Ok...nonton Tv," saut Kasino dan Indro.
Ketiganya pun ke ruang tengah untuk menonton Tv yang acaranya menarik hari ini.
"Don...apa?" tanya Indro.
"Tadi...aku selesai jum'at...ada pejabat daerah ke mesjid...gitu, kayanya...niatnya lain," kata Dono.
"Ah...biasa...pejabat daerah. Deketin pengurus mesjid atau organisasi apa pun?! Tujuannya...sih untuk pencitraan saja. Pada..akhirnya ceritanya, ya mesjid dan organisasi apapun?! Dapet sumbangan gitu dari pejabat daerah tersebut," penjelasan Dono.
"Kenyataan dan berita sama aja. Gak di mana-mana, tujuan pejabat daerah untuk memanipulasi suara agar dia di pilih lagi," kata Indro.
"Iya...begitulah," saut Dono.
"Jangan...bahas..tentang pejabat daerah. Kita susah...mereka gak nolong. Percuma di bahas. Hanya keluarga dan teman yang baik...menolong kita dalam keadaan ujian kesusahan," kata Kasino.
"Iya, bener omongan Kasino," kata Indro
"Bener...omongan Kasino," saut Dono.
Dono, Indro dan Kasino kembali asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget hari ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...