CAMPUR ADUK

Sunday, November 22, 2020

HABIB

Gareng sedang asik nonton Tv, ya bersama Bagong.

"Gareng....kenapa nama Habib itu naik ya di beritakan?" kata Bagong.

"Habib lagi. Habib lagi. Cuma gelar keturunan Muhammad SAW, katanya aku baca di artikel di jaringan internet," kata Gareng.

"Cuma gelar saja toh. Kalau nama aku Habib, ya main ganti nama gitu. Jadi aku akan di sanjung-sanjung keturunan Muhammad SAW?!" kata Bagong. 

"Ya...gak juga kan. Aku saja bisa ganti nama juga Muhammad. Tapi tetap tidak di sanjung ini dan itu. Apalagi di panggil Nabi. Walau aku jadi imam pun tetap saja aku tidak di sanjung ini dan itu," kata Gareng. 

"Katanya Muhammad makluk sempurna," kata Bagong. 

"Pahami dulu kata-kata itu. Memang Muhammad makluk sempurna. Aku yang make namanya sementara gimana....Bagong?!" kata Gareng. 

"Iya, juga ya. Gareng jadi Muhammad, ya makluk sempurna. Bener banget. Berarti semua karena sanjungan ini dan itu, ya di idolakan jadi utusan atau imam atau pemimpin," kata Bagong. 

"Yang bahaya adalah di Tuhan kan atau di Dewa kan," kata Gareng. 

"Bener juga....yang bahaya di Tuhan kan atau di Dewa kan. Kejadiannya terjadi pada Nabi yang lainnya," kata Bagong. 

"Semua karena manusia itu sendiri yang inilah dan itulah," kata Gareng. 

"Kenyataan tetap kenyataan," kata Bagong. 

Bagong dan Gareng, ya kembali fokus nonton Tv. Petruk duduk di ruang tamu, ya sambil melihat keadaan di lingkungan di luar rumah dari jendela kaca. 

"Hujan hari ini," kata Petruk. 

Petruk pun baca artikel di Hp-nya. 

"Ooooo berita tentang Habib naik toh keturunan Nabi Muhammad SAW, katanya," kata Petruk. 

Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Wahai makluk yang di muliakan Tuhan Yang Maha Kuasa yang di berikan kemampuan kodar bisa melihat aku dan juga bicara dengan aku lebih baik dari makluk yang lain". 

Petruk mengerti omongan Roh. 

"Aku melebihi makluk yang lain karena kodar ku bisa melihat dan bicara dengan makluk gaib. Aku tidak di panggil Habib dan juga tidak di sanjung orang-orang. Tetap seperti biasanya," kata Petruk. 

Petruk pun memahami tentang dirinya yang berbeda dengan makluk yang lainnya dan juga bisa di anggap Nabi. Petruk pun tetap biasa aja dengan keadaan hidupnya sederhana dalam menjalankan hidup. Petruk menghentikan baca artikelnya di Hp-nya dan main game di Hp-nya. 

"Nikmatinlah hidup itu karena karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan kehendaknya pada makluk ciptaan-Nya untuk menciptakan apapun di kehendakinnya," kata Roh. 

Petruk mengerti omongan Roh, jadi terus main game di Hp-nya. Bagong pun ke dapur, ya untuk masak mie goreng. Beberapa saat mie goreng jadi. Bagong makan mie goreng di ruang makan. 

"Mie goreng....mie goreng kesukaan ku. Enak lagi!" kata Bagong. 

Bagong menikmati makan mie gorengnya. Gareng, ya ke dapur sih untuk membuat kopi. Ya kopi pun jadi, ya di bawa Gareng ke ruang tengah untuk minum kopi sambil nonton Tv. 

"Kopi ini enak!" kata Gareng. 

Gareng pun menaruh gelas kopi di meja. 

"Acara Tv....bagus, ya menghibur!" kata Gareng. 

Gareng terus menonton Tv dengan santai. Keadaan di luar rumah masih hujan, ya udara memang dingin. 

CONTOH ORANG PAPUA

Petruk duduk di ruang makan, ya sedang mengetik di leptopnya. Untuk penambahan data-data untuk tulisan Petruk membuka jaringan di internet. 

"Jadi berita seperti ini toh. Fakta atau kah sekedar opini belaka saja," kata Petruk.

Petruk mengambil pokok masalahnya dan di susun rapih dalam tulisannya dan di bahas dengan gaya cerita Petruk pada tulisan. Petruk terus mengetik dengan baik di leptopnya. Gareng di ruang tamu sedang baca artikel di jaringan internet di Hp-nya tentang BPJS.

"Ooooo perkembangan ada perubahan dari BPJS. Jaringan internet cepat berubahnya. Kemarin-kemarin banyak masalah ini dan itu. Nama juga bentuk kerjaan yang harus di kerjakan dengan baik, kadang tidak sesuai karena prosedur. Ya itu semua di akibatkan pada gejala masyarakatnya. Kaya dan miskin. Pinter dan bodoh. Sombong dan menunduk kepala alias rendah diri," kata Gareng.

Gareng menghentikan baca artikelnya dan main di game di Hp-nya.

"Hidup itu di nikmati zaman sekarang. Dulu gameboy, ya sekarang Hp banyak gamenya tingggal download saja di aplikasi saja," celoteh Gareng.

Gareng main game di Hp-nya dan game yang di mainkan adalah Digimon

"Menarik game Digimon ini!" celoteh Gareng.

Gareng terus main gamenya. Bagong nonton Tv di ruang tengah, ya biasa menonton acara yang bagus gitu. Saat iklan Bagong pindah duduknya ke ruang makan. Bagong duduk di sebelah Petruk yang sedang mengetik di leptopnya.

"Petruk," kata Bagong.

"Apa?" kata Petruk menghentikan mengetik di leptopnya.

"Sekarang ini digalakkan pendidikan ini dan itu. Padahal ada data di lapangan masih saja orang miskin pendidikannya ala kadarnya sekolah kan," kata Bagong.

"Iya, memang ada gitu. Ya namanya juga orang miskin. Sebenarnya tidak ada orang miskin sih. Ya cuma keadaan saja," kata Petruk.

"Tidak ada orang miskin sebenarnya. Banyak data orang miskin yang ini dan itu di berbagai jaringan media ini dan itu. Di pendidikan saja di jelaskan tentang kemiskinan ini dan itu," kata Bagong.

"Omongan Bagong bener sih, datanya ada tentang kemiskinan ini dan itu. Manusia lupa dasarnya....itu saja," kata Petruk.

"Manusia lupa dasarnya. Maksudnya?!" kata Bagong.

"Orang Papua jawabannya," kata Petruk.

"Orang Papua jawabannya," kata Bagong.

"Orang Papua hidup mereka tidak di sebut miskin. Walau kenyataan tidak berbaju kan. Malahan lebih baik hidup orang Papua dari pada kita. Hidup mereka satu suku satu keluarga saling tolong menolong, ya berbagi makanan jadi tidak ada yang kelaparan gitu," kata Petruk.

"Iya juga ya. Satu suku satu keluarga, ya berbagi makan. Hidup yang enak, nyantai lagi. Sedangkan hidup kita harus bergulat dengan kenyataan hidup demi mencari makan dengan kerja ini dan itu.....lain suku lagi," kata Bagong.

"Paling penting itu satu keluarga. Kalau di dalam suku, kaya di Papua...tidak ada tuh sombong dan kaya karena sama aja," kata Petruk.

"Paling enak itu tidak ada kesombongan dan juga kata kaya. Kalau hidup di kota ini banyak suku. Ya yang kaya sombong, yang miskin merendah dengan tujuannya dapet rezeki dari yang kaya. Semua di lakukan demi hidup. Contoh sederhana seperti ini : aku mengikuti peraturan yang di buat orang kaya, ya Presiden Joko Widodo. Dengan alasan mengikuti peraturan di buatnya...untuk aku bisa makan dan hidup layak saja," kata Bagong.

"Contoh seperti itu boleh juga. Menaikan nama orang kaya, ya demi keselamatan kita agar bisa makan dan hidup layak saja," kata Petruk menegaskan omongan Bagong.

"Hidup memang lebih baik seperti orang Papua dekat dengan alam. Di kota lupa segala-galanya. Kaya dan kaya.....kata-kata itulah selalu di omongin orang-orang yang optimis demi hidup di kota agar tidak jadi gembel alias gelandangan," kata Bagong.

"Ironisnya hidupkan," kata Pertuk.

"Memang ironisnya hidup. Semua karena lupa dasarnya," kata Bagong.

"Jadi hidup cukup sederhana saja di jalankan dengan baik," kata Petruk.

"Memang seharusnya seperti itu. Sederhana saja. Sudah lah ngobrolnya aku nonton Tv lagi!" kata Bagong.

"Iya," kata Petruk.

Petruk melanjutkan mengetik di leptopnya. Bagong, ya ke ruang tengah untuk melanjutkan nonton Tv-nya.

"Acara yang aku tonton tadi sudah habis toh. Sekarang sudah acara berita ini dan itu," kata Bagong.

Bagong, ya tetap asik nonton berita ini dan itu di Tv.

TABIB

Petruk di ruang tamu sambil baca buku tentang obat tradisional. Bagong baru pulang dari pasar, ya semua belanjaan dari pasar di bereskan dengan baik. Bagong pun membawa satu gelas berisi jamu ke Petruk yang sedang asik baca buku di ruang tamu. 

"Petruk jamunya," kata Bagong sambil menaruh gelas di meja. 

Petruk pun berkata "Iya". 

Petruk menaruh bukunya di meja dan segera mengambil gelas berisi jamu, ya segera di minumnya. 

"Rasa jamu," kata Petruk. 

Jamu habis di minum Petruk dan gelas di taruh di meja. 

"Bagong tidak minum jamu?" kata Petruk. 

"Sudah di pasar," kata Bagong. 

"Sudah toh. Untuk Gareng...sudah di beliin juga jamunya?!" kata Petruk. 

"Sudah di taruh di kulkas jamunya. Garengnya kan tidak ada di rumah," kata Bagong. 

"Gareng pergi ke luar. Katanya ada urusan gitu. Penting. Kerjaan," kata Petruk. 

"Ngomong-ngomong tumben baca tentang obat tradisional?!" kata Bagong. 

"Obrolannya di Blog kan masih kaitkan dengan obat tradisional. Jamu," kata Petruk. 

"Ooooo begitu maksudnya toh! Saat masa wabah penyakit katanya covid-19, ya lebih baik minum jamu untuk Kesehatan," kata Bagong. 

"Laris manis yang jual jamu," kata Petruk. 

"Zaman sekarang ini banyak penyakit ya kan Petruk?!" kata Bagong. 

"Karena banyak berdoa untuk melancarkan urusan jalan rezeki tuh," kata Petruk. 

"Maksudnya?!" kata Bagong. 

"Dokter dan perawat, ya mendoakan lancar segala urusan kerjaan," kata Petruk yang niat tidak serius. 

"Berarti sama dengan penjual jamu dong. Doanya kan, ya lancarkan segala urusan kerjaan," kata Bagong mengikuti alurnya Petruk. 

"Bedalah....kalau penjual jamu, jadi doanya di kabulkan, ya jualannya laris manis. Kalau Dokter dan perawat kalau di lancarkan urusan kerjaannya, ya memang urusan kerjaannya lancar. Kenyataannya pasien banyak di rumah sakit. Harus doanya itu semoga tidak ada yang sakit, jadi rumah sakit kosong tidak ada pasiennya. Ya masalah tentang pandemi yang ini dan itu," kata Petruk. 

"Kenyataannya....program kerjanya terus berlangsung sampai vaksin ini dan itu," kata Bagong. 

"Manusia itu takut mati. Maka mencegahnya dengan cara ini dan itu," kata Petruk. 

"Bener sih manusia takut mati. Umur manusia itu pendek. Andai ada obat yang panjang umur. Ya jadi kan umur panjang dan bisa menikmati kehidupan ini lebih lama lagi," kata Bagong. 

"Kalau obat umur panjang mustahil. Yang ada obat seperti vaksin cuma menangkal  penyakit ini dan itu. Katanya dunia tidak seteril lagi alias kotor," kata Petruk. 

"Makanya banyak orang bergerak untuk higienis," kata Bagong. 

"Sebenar urusan menanggulangi tentang penyakit ini dan itu adalah urusan ekonomi ini dan itu," kata Petruk. 

"Jadi tidak jauh-jauh dari ekonomi toh," kata Bagong. 

"Kadang aku ingin hidup di zaman dulu saja dari pada zaman sekarang. Ribet urusan Kesehatan ini dan itu. Zaman dulu cuma ada tabib saja yang ngobatin orang sakit, ya sembuh juga dari penyakit. Sekarang sudah ada Dokter dan perawat di bayar mahal, ya tetap saja masih ribet menanggulangi penyakit," kata Petruk. 

"Banyak orang yang paham agama. Ya pilihan surga dan neraka. Maka itu banyak yang berperang membela agama dan Negara, ya mati muda alias mati sahit di terima tuh...jaminannya surga. Sekarang, pada takut mati semuanya," kata Bagong. 

"Ekonomi dan ekonomi semuanya. Biasa kerjaan orang pemerintahan di balik ini semuanya. Ribet," kata Petruk. 

"Memang hidup jadi ribet sekarang ini. Ah lebih baik hidup di zaman dulu aja. Banyak tabib dari pada Dokter dan perawat di gajinya mahal. Tabib, ya di bayarnya ala kadarnya," kata Bagong. 

"Kenyataannya kan tidak ada pilihan. Harus mengikuti zaman sekarang yang ribet alias higienis gitu," kata Petruk. 

"Higienis. Kata orang itu penyakit prilaku, ya jadi kenyataan sekarang. Semua orang jadi higienis. Takut mati semuanya. Berharap pada vaksin agar umur panjang untuk menikmati hidup ini lebih lama, ya kenyataannya mustahil," kata Bagong. 

"Sudah tidak perlu di bahas lagi. Aku baca buku lagi!" kata Petruk. 

"Aku nonton Tv aja!" kata Bagong. 

Bagong ke ruang tengah dan segera menghidupkan Tv pake remot. Bagong nonton acara Tv yang bagus banget. Petruk melanjutkan baca buku tradisional dengan penuh kesantaian. 

"Nambah ilmu siapa tahu jadi tabib, bisa ngobatin manusia?!" celoteh Petruk. 

Petruk asik baca buku di ruang tamu. 

CERITA NGGAK YA?!

"Hari ini boleh bercerita....nggak ya?!" kata Petruk yang berpikir panjang. 

Petruk terus berpikir di ruang tamu. Bagong dan Gareng, ya sedang nonton debat Pilkada dengan baik. Bagong pun pindah duduknya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Petruk. 

"Petruk....lagi mikir apa kaya orang mubeng gitu?" Bagong bertanya. 

"Ini aku ingin bercerita sih," kata Petruk. 

"Ooooo cuma ingin bercerita seperti biasanya di tulis di Blog," kata Bagong. 

"Ya....iya lah di Blog. Emangnya di mana lagi?!" kata Petruk. 

"Kan ceritanya bisa di kirim kan ke koran, ya media yang lain," kata Bagong. 

"Memang iya, tetapi lebih baik mengikuti zaman sekarang kan. Jadi lebih mudah di Blog sendiri," kata Petruk. 

"Iya deh aku mengerti. Ooooo iya Petruk. Depat Pilkada di Tv berjalan baik. Paling masalahnya tentang nyoblosnya gitu. Ya seperti biasa tentang Golput, jadi bahan omongan saja?!" kata Bagong. 

"Ooooo itu. Aku netral aja!" kata Petruk. 

"Sama aja golongan putih, ya tidak memilih," kata Bagong. 

"Alasan aku netral sih karena aku memang aku belajar tentang Ilmu Pemerintahan, tapi aku tidak duduk di Pemerintahan, kaya orang-orang yang tergila-gila duduk di Pemerintahan. Swasta lah kerjaan ku. Maka itu aku pindah dari satu kota ke kota lain. Jadi aku tidak bisa memilih di daerah aku. Itu alasan pertama. Sedang alasan yang ke dua, ya....kalau aku meninggal karena penyakit jadinya Golput alias netral kan," penjelasan Petruk. 

"Ke dua alasan sih bisa di terima dengan baik untuk mu Petruk. Hasil dari Pilkada paling bisa di analisa dengan baik, ya kan Petruk," kata Bagong. 

"Memang iya sih bisa di analisa dengan baik karena punya Ilmunya," kata Petruk. 

"Berarti bagaimana dengan orang-orang yang Golput yang lainnya?!" kata Bagong. 

"Data yang ada saja. Kalau data yang ada dapat memenangkan calon kepala daerah, ya sudah cukup. Sedangkan data yang bermasalah ini dan itu di tulis dan jelaskan dengan baik. Di bidang ke Ilmuan sudah tahu....beberapa gejala terjadinya Golput itu alias netral," kata Petruk. 

"Iya juga ya. Salah satunya, ya Petruk telah menjelaskan dengan baik. Jadi telah di periksa oleh orang pinter di bidang ke Ilmuannya toh," kata Bagong. 

"Banyak orang pinter yang bisa mengalisa dengan baik tentang data ini dan itu, ya kebanyakan juga tidak duduk di Pemerintahan. Padahal banyak orang yang duduk di Pemerintahan satu keluarga gitu. Alasannya kaya turun menurun lewat jalan sistem kerja Pemerintahan," kata Petruk. 

"Data itu sih memang banyak di lapangan. Bapak pegawai negeri, ya anaknya pegawai negeri....selanjutnya cucunya jadi pegawai negeri," kata Bagong. 

"Sebenarnya seperti itu tidak ada masalah, asalkan mampu saja," kata Petruk. 

"Harus mampu toh. Tapi ada kan data masa lalu tentang orang-orang bermasalah duduk di Pemerintahan?!" kata Bagong. 

"Data itu sih ada dan juga tuh orang-orang tersebut bertahan di Pemerintahan. Tapi aku tidak peduli itu semuanya. Aku swasta ini dan jalannya halal lagi," kata Petruk. 

"Bener omonganmu Petruk, ya bukan urusan kita itu mah. Ya sudahlah aku nonton Tv aja!" kata Bagong. 

"Iya," kata Petruk. 

Petruk masih berpikir panjang jadi nulis atau tidak ya?!. Bagong, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Aku tulis saja. Ceritanya seperti biasa aja!" kata Petruk. 

Petruk pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik. 

"Gareng, gimana acara debat Pilkadanya?!" kata Bagong. 

"Berjalan dengan baik," kata Gareng. 

"Berjalan dengan baik toh," kata Bagong. 

"Tambahan. Bagus penyelenggaraan debat Pilkadanya," pujian Gareng. 

"Pujian toh," kata Bagong. 

Bagong dan Petruk terus menonton Tv dengan santai banget. Keadaan lingkungan sih, ya masih hujan rintik-rintik gitu. Petruk berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Cuma sekedar cerita ini dan itu dari sudut aku saja!" 

Petruk, ya kembali mengetik lagi karena ada ide cerita yang harus di ketik di leptopnya. Petruk terus mengetik dengan baik, ya sampai selesai. Baru setelah itu main game di leptop. Gareng dan Bagong tetap nonton Tv dengan santai banget. 

Saturday, November 21, 2020

BERGANTI NAMA TOKOH

Petruk duduk di ruang makan sedang mengetik di leptopnya. Bagong selesai memasak makan di dapur di taruh di lemari makan. 

"Istirahat ah!" kata Bagong.

Bagong ke ruang makan dan duduk di sebelah Petruk.

"Petruk....apa pendapat mu tentang perkembangan debat Pilkada yang di adakan di Tv?" kata Bagong.

"Bagus-bagus saja," kata Petruk.

"Bagus aja toh. Jadi tinggal masyarakat memilih siapa pemimpin yang pantas untuk di pilih toh!" kata Bagong.

"Ada hal yang lain?!" kata Petruk.

"Ada sih yang ingin di bicarakan. Tetapi karena sudah mengganti nama tokoh, ya tidak jadilah. Aku mau nonton Tv aja!" kata Bagong.

"Kalau begitu aku nerusin mengetik lagi!" kata Petruk.

Petruk mengetik di leptopnya. Bagong ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan dengan remot oleh Bagong dan di pilih chenel yang menarik acaranya. Bagong nonton acara berita yang ini dan itu di Tv. Gareng sedang asik di halaman belakang merawat tanaman di potnya.

"Tanaman yang ku rawat, ya tumbuh dengan baik," kata Gareng.

Gareng terus merawat tanaman di pot. Petruk berhenti mengetik di leptopnya.

"Alur cerita seperti biasa saja!" kata Petruk.

Petruk pun kembali mengetik di leptopnya. Bagong sedang menonton Tv di ruang tengah, ya nonton berita.

"Ooooo berita tentang film superhiro toh. Bagus!" kata Bagong.

Bagong terus menonton Tv dengan santai banget. Gareng selesai merawat tanaman di potnya, jadi mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dari kran. Gareng pun duduk di halaman belakang dan mengambil Hp-nya di meja. Gareng membuka jaringan internet untuk membaca  artikel ini dan itu.

"Ooooo beritanya masih seputar ini dan itu toh. Menarik!" kata Gareng.

Gareng pun terus membaca artikel di Hp-nya dengan baik. Setelah membaca artikel ini dan itu, ya Gareng mulai main game di Hp-nya.

"Hidup itu di nikmati," kata Gareng.

Gareng asik dan santai main game di Hp-nya. Petruk berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Kisah cinta harus di mulai dari awal saja. Tokoh ceweknya yang bagus namanya siapa ya? Oooo ini saja Sri saja. Kalau jadi Dono, ya nama tokoh ceweknya, ya Wulan dan Rara. Karena jadi Petruk, ya lebih baik Sri aja deh!" 

Petruk kembali mengetik di leptopnya. Bagong yang asik nonton Tv di ruang tengah.

"Aku biasa jadi Indro, ya sekarang jadi Bagong. Jadi pasangan ku di cerita cinta berubah ya. Biasanya Saskia.....harus siapa ya? Laras saja!" celoteh Bagong.

Bagong terus nonton Tv dengan penuh kesantaian. Gareng berhenti main game di Hp-nya.

"Aku yang biasa jadi Kasino, sekarang jadi Gareng. Berarti kisah cinta berubah ya. Biasanya Selfi.....harusnya siapa ya? Oooo ini saja.....Anjani!" kata Gareng.

Gareng melanjutkan main game di Hp-nya. Petruk selesai mengetik di leptopnya, ya di simpan hasil ketikan dan di matikan. Petruk pun membawa leptopnya ke kamar dan di taruh di meja belajar. Setelah itu keluar dari kamar Petruk dan ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Bagong.

"Petruk, jadi hari minggu kita tidak kemana-mana nie?!" kata Bagong.

"Di rumah saja!" kata Petruk.

"Di rumah saja. Jadi cuma asik nonton Tv aja!" kata Bagong.

"Ganti chenel aja ya Bagong!" kata Petruk.

"Iya," kata Bagong.

Petruk mengambil remot dan mengganti chenel Tv, ya di pilih chenel yang acaranya bagus gitu. 

"Film aja ya!" kata Petruk.

"Iya," kata Bagong.

Remot di taruh di meja oleh Petruk setelah memilih chenel Tv yang menayangkan film yang bagus. Petruk dan Bagong, ya asik nonton film yang bagus banget gitu. Gareng tetap santai di halaman belakang sambil main game di Hp-nya.

Friday, November 20, 2020

MELAYAT

Dono di ruang makan, ya sedang berpikir di depan leptopnya.

"Apa aku harus membuat cerita petualangan lagi?!" kata Dono.

Dono tetap berpikir panjang banget di depan leptopnya. Indro yang nonton Tv di ruang tengah, saat iklan di Tv.......ya pindah duduknya ke ruang makan. Indro melihat Dono yang diam di depan leptopnya sambil berpikir panjang banget. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don, lagi ada masalah ya?!" kata Indro.

"Indro. Tidak ada masalah sih. Cuma saja aku ingin mengetik cerita tentang petualangan tapi apa harus aku mengetik ya?!" kata Dono yang bimbang.

"Biasa di tulis saja. Berdasarkan data yang di dapetkan di lingkungan dan juga di jaringan internet yang ini dan itu," kata Indro.

"Biasa begitu memang. Aku merasa males menceritakan petualangan itu," kata Dono.

"Karena ceritanya terlampau panjang banget gitu," kata Indro.

"Mungkin gitu," kata Dono.

"Kan bisa di buat singkat. Poinnya saja. Konflik yang penting saja. Kalau di ceritakan semuanya kaya novel itu mah," kata Indro.

"Iya juga," kata Dono.

"Mau mengetik cerita petualangan biasanya ada kaitan dengan reting baca. Aku lihat dulu di Blog mu Don!" kata Indro.

Indro langsung membuka jaringan Blog Dono. 

"Kan bener. Ada kaitannya dengan reting baca. Maka Dono mau nulis cerita petualangan," kata Indro.

"Ya....mengetik biasanya aku semau aku apa yang ku inginkan sesuai suasana hati. Kalau nyesuaikan dengan reting baca, ya sebenarnya bisa aja sih. Jadi mengeluarkan cerita baru. Ya tentang petualangan ini dan itu saja. Data di dapatkan dari lingkungan dan juga jaringan internet saja!" kata Dono.

"Memangnya sudah ada bahan cerita yang mau di ketik?" kata Indro.

"Ada sih. Kaitannya dengan suatu daerah yang berkaitan dengan Pilkada ini dan itu, ya di sesuaikan dengan cerita kehidupan kita sehari-hari jadi petualangan ini dan itu," kata Dono.

"Ada bahan cerita yang sudah di konsep toh.Tinggal pelaksanaannya saja. Don, tetapi terlalu sering cerita tentang kita. Coba cerita tentang tokohnya cewek gitu. Di berita saja, ya film gitu. Tokoh utamanya cewek," kata Indro.

"Ini maksud film yang mana?!" kata Dono.

"Mulan," kata Indro.

"Mulan toh. Kalau aku balik sesuai dengan keinginan aku. M jadi W. Ya, jadinya Wulan gitu," kata Dono.

"Kalau begitu sih tidak jauh dari konsep yang Dono buat ini dan itu sih," kata Indro.

"Aku penulisnya. Ya aku yang menentukan ceritanya, ya termasuk tokohnya lah," kata Dono.

"Ya deh yang buat cerita memang Dono. Jadi di buat nggak tuh cerita petualangan?!" kata Indro.

"Jadi sih. Tokohnya...cewek ya. Mulan apa Wulan, ya sama aja buat ku," kata Dono.

"Ya sudah Don kerjakan sesuai keinginan mu!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik. Indro kembali nonton Tv di ruang tengah. Kasino di dalam kamarnya sedang mengerjakan pekerjaannya. Kasino pun berhenti mengetik di leptopnya.

"Apa aku membuat cerita juga kaya Dono, ya? Paling aku publikasikan di Blog Dono saja!" kata Kasino.

Kasino berpikir dengan masak-masak dan di putuskan dengan baik.

"Aku nulis cerita juga. Tentang cerita cinta saja ah!" kata Kasino.

Kasino pun mengetik di leptopnya tentang cerita cinta. Dono masih mengetik di leptopnya di ruang makan dengan penuh keseriusan dengan baik banget. Indro dapet kabar singkat di Hp-nya dan di baca dengan baik.

"Haaa...Pak Yono meninggal. Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Indro.

Indro langsung menelpon yang mengirim pesan singkat, ya Teguh. Nyambung sih ke Teguh.

"Halo Teguh. Pak Yono meninggalnya kenapa?" tanya Indro.

"Kabarnya karena kena Covid-19," kata Teguh.

"Yang bener. Apa cuma main saja?!" kata Indro.

"Iya deh cuma mainan saja. Yang benar itu Pak Yono memang punya penyakit bawaan, ya pernapasan dan sering kambuh dan tidak bisa tertanganin dengan baik, ya meninggal deh. Sekarang sih mayat lagi di proses dengan baik untuk di makamkan," kata Teguh.

"Kebiasan Teguh becandaan. Ok lah. Aku ngelayat ke rumah Pak Yono. Ketemu di rumah Pak Yono, ya Teguh!" kata Indro.

"Iya," kata Teguh.

Pembicaraan di telpon pun selesai antara Teguh dan Indro. Indro berbenah diri di kamarnya. Dono  selesai mengetik di leptopnya.

"Indro mau kemana?" tanya Dono.

"Mau ngelayat. Pak Yono meninggal," kata Indro.

"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut melayat juga," kata Dono.

"Ya," kata Indro.

Indro duduk di ruang tamu. Dono berbenah diri di kamar. Kasino selesai mengetik di kamarnya dan di simpan hasil ketikan dengan baik, ya baru deh di matikan leptopnya. Kasino keluar kamar. Dono keluar dari kamarnya.

"Don mau kemana?" tanya Kasino.

"Mau ngelayat Pak Yono meninggal," kata Dono.

"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut ngelayat juga," kata Kasino.

"Iya," kata Dono.

Kasino masuk kamarnya dan segera berbenah-benah diri. Dono menunggu Kasino di ruang tamu bersama Indro. Kasino selesai berbenah diri. Ketiganya pun pergi ke rumah Pak Yono dengan mobilnya Kasino untuk melayat. Singkat waktu. Sampai di rumah Pak Yono. Indro bertemu dengan Teguh di rumah Pak Yono. Jadi semua yang dateng ke rumah Pak Yono, ya mengikuti proses mayat Pak Yono di makamkan dengan baik di tempat pemakaman umum.  

"Semua orang mengikuti anjuran pemerintah dengan baik, ya pake masker gitu. Urusan dengan kematian, ya harus menghormati orang telah meninggal kan," kata Indro.

"Iya, kenyataan harus begitu," kata Dono.

"Adanya cerita di lingkungan kenyataannya seperti ini adanya," kata Kasino.

Urusan memakamkan Pak Yono pun selesai dengan baik. Dono, Kasino dan Indro, ya pulanglah ke rumah dengan mobilnya Kasino. 

OBROLAN PAGI

Dono duduk di ruang tamu sambil minum teh. Indro, ya membuat kopi di dapur. Kopi jadi bawa ke ruang tamu. Kasino sedang mengetik di leptopnya di kamarnya. Indro duduk di sebelah Dono, ya segera minum kopinya. 

"Enak kopinya," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopi di meja. Dono pun menaruh cangkir teh di meja. Terdengar suara obrolan yang nyaring di sekitar rumah, biasa Ibu-ibu yang ngobrollin keluarganya sampai tetangganya pake bahasa Indonesia sampai pake bahasa suku masing-masing.

"Seperti biasanya," kata Dono. 

"Seperti biasa apanya?" kata Indro. 

"Suara Ibu-ibu yang bahas ini dan itu, kalau obrolannya itu suaranya nyaring sampe ke  sini. Yang di bahas tidak jauh masalah ini dan itu," kata Dono. 

"Hal biasa Don," kata Indro. 

"Memang hal biasa sih," kata Dono. 

"Ooooo iya Don, bagaimana pendapatmu tentang perkembangan berita Pilkada ini dan itu?!" kata Indro. 

"Berita Pilkada toh. Ya bagus aja sih. Aku bagian dari masyarakat kecil ya seperti biasa sih. Pemimpin yang di harapkan bisa mengubah keadaan ekonomi secara signifikan," kata Dono. 

"Perubahan ekonomi toh," kata Indro. 

"Contohnya : anak yang didik dengan baik, ya jadi orang pinter dan mendapatkan pekerjaan yang layak dengan tujuan membantu ekonomi keluarga. Jadi ya lapangan pekerjaan yang layak itulah jawaban dari perubahan ekonomi. Banyak berita tentang yang ini dan itu tentang pengangguran ini dan itu. Kalau tidak bisa di tanganin dengan baik jadinya pemimpin itu gagallah," kata Dono. 

"Harapan semua orang tua terhadap anaknya. Ya bisa membantu orang tua, ekonomi terangkat dengan baik. Tidak miskin lagi. Memang benar sih. Lapangan pekerjaan yang layak jawaban perubahan ekonomi," kata Indro. 

Indro mengambil cangkir kopinya di meja dan meminumnya begitu juga Dono mengambil cangkir tehnya di mejanya di minum. 

"Hidup ini harus di nikmati," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopinya di meja. 

"Memang harus di nikmati hidup ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. 

"Don....hidup artis itu enak ya?!" kata Indro. 

"Iyalah. Terkenal dan juga kaya....kan," kata Dono. 

"Itu maksudnya? Terkenal dan kaya!" kata Indro. 

"Terlihat gelamor di Tv. Kenyataan sih ada yang biasa-biasa aja," kata Dono. 

"Memang ada yang biasa-biasa aja. Hidup artis itu. Awalnya tidak terkenal jadinya terkenal. Waktu pun akan membuat keadaan menjadikan artis itu terlupakan karena tidak muncul di Tv lagi. Yang baru bermunculan lagi dengan menunjukkan dirinya punya kualitas ini dan itu, ya artis baru," kata Indro. 

"Siklusnya selalu begitu kan," kata Dono. 

"Aku mau masak dulu Don!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono mengambil buku di meja dan di bacanya. Indro mengambil cangkir kopi di meja dan di bawanya ke dapur. Indro mulai masak di dapur dengan bahan di keluarkan dari kulkas. Kasino selesai juga mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dan leptop di matikan. Kasino keluar dari kamarnya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan oleh Kasino pake remot dan di pilih chenel Tv....TVRI.

"Acara tentang pendidikan ini dan itu. Menarik juga," kata Kasino. 

Kasino terus nonton acara Tv yang bagus itu. Dono mulai jenuh dengan baca bukunya, jadi menghentikan baca bukunya dan buku di taruh di meja. Dono mengambil cangkir teh di meja dan segera menghabiskan teh. Cangkir teh kosong di taruh di meja oleh Dono dan segera beranjak dari duduk di ruang tamu ke ruang tengah. Dono duduk di sebelah Kasino. 

"TVRI," kata Dono. 

"Iya, Don," kata Kasino. 

"Acaranya kan banyak tentang pendidikan ini dan itu," kata Dono. 

"Memang seperti itulah TVRI dari dulu sampe sekarang," kata Kasino. 

"Tentang Covid-19 pun selalu seperti biasanya," kata Dono. 

"Namanya juga program kerja. Masih seperti biasanya yang ini dan itu," kata Kasino. 

Kasino dan Dono, ya fokus nonton Tv. Indro sibuk masak makan di dapur. Ya beberapa saat masakan Indro jadi. Semua masakan yang mateng di taruh di meja di ruang makan. Indro pun berkata dengan suara lantang memanggil Dono dan Kasino "Don, Kasino...makan!"

Dono dan Kasino mendengar omongan Indro. 

"Makan," kata Dono. 

"Makan," kata Kasino. 

Tv di matikan Kasino. Dono dan Kasino ke ruang makan untuk sarapan gitu. Di meja di hidangkan makanan yang enak. Dono, Kasino segera menyantap makan tersebut, ya Indro duluanlah. 

ASIK NONTON

Dono duduk santai di ruang tamu sambil baca buku. Indro dan Kasino duduk di ruang tengah, ya asik nonton Tv. 

"Acara penghargaan untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia hiburan, ya dangdut gitu. Bagus...ya Kasino," kata pujian Indro. 

"Iya....baguslah. Kan di konsep dengan rapih dari jauh hari sampai proses pelaksanaan," kata Kasino. 

"Iya....aku mengerti," kata Indro. 

Indro pun fokus nonton Tv dengan baik banget. Dono berhenti baca bukunya. Buku di taruh di meja. 

"Laper masak mie ah!" kata Dono. 

Dono ke dapur, ya lewat ruang tengah gitu. Dono berhenti dan nonton Tv. 

"Acara penghargaan untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia hiburan, ya dangdut masih terbelangsung sampai selesai toh," kata Dono. 

Dono memeriksa jaringan di internet di Hp-nya untuk baca ini dan itu....termasuk vidio ini dan itu. 

"Ooooo ada yang sesuai data publikasi dan ada data kontrafersi yang ini dan itu. Menarik juga untuk di baca dan di tonton vidionya. Hal biasa di dunia maya yang ini dan itu," kata Dono. 

Dono menghentikan jaringan internetnya di Hp-nya. Dono bergerak ke dapur untuk masak di dapur. 

"Lagi-lagu....banyak yang bagus ya. Dekat di hati, ya lirik lagunya kena kepermasalahan masyarakat yang ini dan itu," kata Indro. 

"Memang bagus," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

Indro dan Kasino terus fokus nonton Tv. Masak mie rebus pun selesai di masak, ya segera Dono menyantap mie rebus di ruang makan. 

"Mie ini enak," kata Dono. 

Dono menyantap mie rebus dengan santai. 

"Acara sudah beres toh. Aku puas nontonnya," kata Indro. 

"Iya. Kalau gitu di ganti acara di chenel lain. Masih belum bisa tidur nie!" kata Kasino. 

"Ganti chenel yang menayangkan film barat aja!" kata Indro. 

"Baiklah," kata Kasino. 

Kasino mengganti chenel Tv dengan remot untuk mencari chenel yang menayangkan film barat. Setelah dapet chenel yang menayangkan film barat. Kasino dan Indro, ya fokus nonton film lah. Dono selesai makan mie dan mencuci mangkok dan gelas di belakang. Mangkok dan gelas yang sudah bersih di taruh di rak piring oleh Dono. Ya segeralah Dono ke ruang tengah. 

"Acara penghargaannya sudah selesai Kasino, Indro?!" kata Dono. 

"Iya Don," kata Kasino. 

"Sudah selesai Don. Kalau belum nonton semuanya tuh acara penghargaan bisa nonton di jaringan internet!" kata Indro. 

"Iya aku mengerti," kata Dono. 

Dono duduk bersama Kasino dan Indro. 

"Filmnya bagus," kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

"Memang bagus filmnya," kata Kasino. 

"Aku belum ngantuk. Ya nonton Tv saja ah!" kata Dono. 

"Sama Don," kata Kasino. 

"Idem," kata Indro. 

Dono, Kasino dan Indro asik nonton Tv, ya acara film barat yang bagus banget gitu. 

Thursday, November 19, 2020

DANGDUT

Hujan rintik-rintik. Dono di dalam rumah, ya di ruang tamu sedang asik nonton Youtobe musik dangdut di Hp-nya. Vidio yang di tonton Dono di Hp-nya, ya artis Cita Citata yang menyanyikan lagu 'Sakitnya Tuh Disini' Dono pun bernyanyi juga gitu mengikuti alur dari vidio musik yang di tontonnya. Indro selesai memasak di dapur. Masakan yang mateng di taruh di lemari makan. Indro ke ruang tamu dan  duduk di sebelah Dono.

"Asik banget Dono nonton vidio sambil bernyanyi," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Kenapa nonton musiknya tentang tentang sakit hati, Don?" kata Indro.

Dono menghentikan nonton Vidio di Hp-nya.

"Suasana hati aja," kata Dono.

"Suasana hati berarti...lagi sakit hati karena Rara bersama cowok lain, ya selingkuh gitu," kata Indro.

"Ya....enggak juga sih urusan di kaitan selalu ke Rara. Cuma sekedar saja," kata Dono.

"Ooooo sekedar saja toh. Aku kirain beneran gitu Dono ada masalah dengan Rara. Ya pada akhirnya cerita cintanya patah hati deh," kata Indro.

"Urusan cewek itu di buat sederhana saja. Di ikhlasin aja. Kalau sape ke jenjang pernikahan, ya Alhamdulillah. Kalau tidak, ya sudah. Belajar dari pengalaman cinta yang pertama. Kehilangan cinta yang pertama menyakitkan," kata Dono.

"Oooooo begitu di ikhlasin saja. Kaya lagunya artis Lesti toh 'Ku Lepas Dengan Ikhlas'......," kata Indro.

"Lagu Lesti seperti ini ya!" kata Dono sambil menyetel vidio di Hp-nya, lagunya artis Lesti "Ku Lepas Dengan Ikhlas'.

Indro ya menonton vidio dan mendengarkan musik tersebut dengan baik sampai selesai begitu juga Dono.

"Lesti selalu penjiwaan dalam bernyanyi bagus ya," pujian Indro.

"Artis harus bisa menjiwa setiap lagu yang ia nyanyikan dengan baik," kata Dono.

"Memang iya Don. Cinta itu kadang di dapatkan, ya kadang di lepaskan dengan baik. Ya Ikhlas saja!" kata Indro.

"Agar tidak ada beban gitu," kata Dono.

"Benar....tidak ada beban," kata Indro.

"Kadang cinta ada yang menghalangi sampai terjadi pertengkaran. Ya gara-gara status ini dan itu," kata Indro.

"Oooooo maksudnya ini? Bentar aku cari vidio di Youtobe," kata Dono.

Dono mencari vidio di Youtobe dan akhirnya dapet juga.

"Ini vidionya...tentang 'Berbeza Kasta', yang nyanyikan Thomas Arya," kata Dono.

"Memang itu maksudnya!" kata Indro.

Dono dan Indro menonton vidio 'Berbeza Kasta' di Youtobe di Hp sampai selesai.

"Wah bagus....lagunya," kata Indro memuji.

"Iya," kata Dono.

"Sudahlah Don...ngobrolnya aku nonton Tv aja!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono menaruh Hp-nya di meja dan mengambil gitarnya untuk menyanyikan sesuatu yang dapat menghibur dirinya. Indro di ruang tengah, ya menghidupkan Tv pake remot dan memilih chenel Tv yang menarik. Indro nonton berita yang ini dan itu.

"Lagu apa yang aku ingin nyanyikan....ya?!" kata Dono sambil menggenjreng gitarnya.

Dono masih berpikir panjang dan akhirnya untuk memutuskan lagu apa yang ingin di nyanyikan?.

"Lagunya....Siti Badriah....aja ya! 'Harus Rindu Siapa'. Oooo iya lagunya Zaskia Gotik...aja ya! 'Paijo'. Atau...lagunya Ayu Ting Ting saja ya! 'Tatitut'. Dari semua lagu itu cewek semuanya ya. Lebih baik aku nyanyikan lagu cowok aja ya!. Ini saja lagunya Rhoma Irama 'Ani'," kata Dono.

Dono telah memutuskan menyanyikan lagu 'Ani' dengan main gitar.

Isi lagu yang di nyanyikan Dono :

"Ani, Ani

Sungguh aku tahu kau rindu padaku
Ani, Ani
Engkau juga tahu 'ku rindu padamu
Tetapi untuk sementara biarlah berpisah
Kupergi karena terpaksa demi cita-cita
Ani, Ani
Tabahkan hatimu, aku juga rindu
Ini semua aku lakukan demi cinta
Cintaku kepadamu, Ani
Cinta yang suci
Nanti bila sudah tercapai cita-cita
Baru aku akan kembali padamu, Ani
Sabarlah sayang, tunggu 'ku pulang
Sabarlah sayang, tunggu 'ku pulang
Ani, Ani
Sungguh aku tahu kau rindu padaku
Ani, Ani
Engkau juga tahu kurindu padamu
Tetapi untuk sementara biarlah berpisah
Kupergi karena terpaksa demi cita-cita
Ani, Ani
Tabahkan hatimu, aku juga rindu"

Karya : Rhoma Irama.

Dono menyanyikan lagu sampai selesai. Gitar pun di taruh di meja. Dono pun ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Indro masih asik nonton Tv. Kasino di kamarnya sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya, ya pembukuan. 

"Jenuh aku dengan pekerjaan ku," kata Kasino.

Kasino, ya menghentikan pekerjaannya jadi menonton Youtobe  di leptopnya dan di pilih vidio yang menarik yaitu vidionya artis 'Ghea Youbi dengan lagunya 'Mau Enaknya Aja'. 

"Di vidio ini artis Ghea Youbi....memang cantik banget dengan pakaian yang di kenakannya. Anggun!" pujian Kasino.

Kasino terus menonton vidio tersebut sampai selesai. Terdengar suara orang ngaji di mesjid. 

"Ini hari jum'at. Aku harus melaksanakan kewajiban ku," kata Kasino. 

Kasino menghentikan semua kegiatannya, ya berbenah diri untuk ke mesjid. Dono dan Indro, ya berbenah diri juga untuk ke mesjid. Ketiganya, ya ke mesjid bersama-sama untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim yang baik yaitu sholat jum'at.

HOROR SAJA

Dono di ruang tamu sedang baca artikel di Hp-nya. 

"Berita masih berlanjut ini dan itu," kata Dono. 

Roh muncul dari kanannya Dono dan berkata "Hidup manusia itu cuma gitu-gitu aja." 

Dono diam mendengarkan omongan Roh. Dono tetap membaca artikel ini dan itu di Hp-nya. Indro dan Kasino di ruang tengah, ya asik nonton Tv. 

"Sinetron yang kita tonton ini masalah ya selalu urusan cinta ini dan itu," kata Indro. 

"Memang urusannya cinta ini dan itu. Kalau cerita tentang misteri, ya pastinya horor kan," kata Kasino. 

"Tapi kebanyakan sinetron di Tv, ya tentang cinta terus," kata Indro. 

"Realita kehidupan kan membahas tentang cinta dari anak, pacar, orang tua, sahabat sampai Tuhan," kata Kasino. 

"Aku sih mengerti itu. Kadang aku ingin cerita misteri gitu," kata Indro. 

"Ada cerita misteri, tapi bukan horor. Biasa-biasa aja!" kata Kasino.

"Oooo iya Kasino. Apa pendapatmu pemberitaan artis Jenita Janet yang ini dan itu.....sampai pernikahan sih?!" kata Indro. 

"Ya kalau pendapat aku sih. Pemberitaan artis Jenita Janet....seru aja sih yang ini dan itu," kata Kasino. 

"Seru aja. Jadi menarik toh!" kata Indro. 

"Sinetronnya tentang cinta di ganti apa enggak karena kepingin nonton acara misteri?!" kata Kasino. 

"Ganti aja!" kata Indro. 

"Aku ganti ke chenel Tv yang menanyangkan film misteri, ya tepatnya horor," kata Kasino. 

"Iya," kata Indro. 

Kasino menggunakan remot mengganti chenel Tv yang menayangkan film misteri tepatnya film horor. Kasino dan Indro, ya serius lah nonton film horor yang menakutkan dari judul cerita sampai alur cerita yang mengarahkan pada misteri ini dan itu. Pastinya muncul sosok yang menyeramkan. Hantu yang wujudnya sangat seram banget. 

Dono menghentikan baca artikel di Hp-nya. 

"Aku mau mengetik cerita tentang apa ya?!" kata Dono. 

"Kerja lagi!" kata Roh. 

Dono, ya tetap mengabaikan suara Roh. 

"Aku mengetik cerita misteri aja!" kata Dono. 

Dono pun mengetik cerita misteri di leptopnya dengan penuh keseriusan banget gitu. Indro dan Kasino, ya tetap asik nonton film horor yang menyeramkan. Suara perut Indro berbunyi dan berkata "Aku laper, buat mie goreng ah!" 

"Indro hati-hati...ya!" kata Kasino. 

"Kok ngomongnya hati-hati. Aku cuma masak mie aja di dapur," kata Indro. 

"Siapa tahu Indro di ganggu hantu yang menyeramkan kaya hantu yang kita tonton," kata Kasino. 

"Nakut-nakutin....emangnya aku anak kecil," kata Indro. 

"Kadang Indro....kekanak-kanakkan sifatnya," kata Kasino. 

"Iya deh aku akui," kata Indro. 

Indro pun ke dapur untuk masak mie goreng. Kasino, ya santai nonton film horor dengan santai banget. 

"Kadang nonton film horor saat masa kecil terbawa ketakutannya sih sampai mau tidur. Maka itu kalau tidur aku selalu menghidupkan lampu. Mengurangi rasa takut saja," kata Indro. 

Indro masak mie goreng dengan baik. Ya akhirnya mie goreng yang di masak Indro mateng. Indro segera menaruh di piring dan di bawa ke ruang makan untuk menyantap mie goreng. 

"Emmmm mie goreng ini enak," kata Indro. 

Dono, ya selesai mengetik di leptopnya jadinya main game di leptopnya. 

"Dari anak sampai dewasa....main game melulu," kata Roh. 

Dono tetap diam mendengarkan omongan Roh. Kasino tetap serius nonton film horor. Mie goreng pun habis di makan Indro, ya segera di cucilah piring dan gelas habis makan di belakang. Piring dan gelas yang bersih di taruh di rak. Setelah itu baru Indro kembali ke ruang tengah untuk nonton film horor lagi. 

"Film horornya....ceritanya makin mencekam banget, ya keadaan tokoh utamanya kacau banget," kata Indro. 

"Iya...seru film horornya!" kata Kasino. 

"Memang seru ceritanya!" kata Indro. 

Indro dan Kasino terus nonton film horor sampai selesai itu film. Setelah itu. Kasino, ya masak mie rebus di dapur, karena laper. Indro, ya mengganti chenel Tv untuk nonton lawak. Mie rebus jadi, ya di makan Kasino di ruang tengah sambil nonton Tv. 

"Lawaknya....temanya horor toh, tidak biasa," kata Kasino. 

"Iya. Padahal lebih baik temanya tentang dangdut ini dan itu saja," kata Indro. 

"Tentang dangdut. Mau Indro. Yang tadi ngomongin tentang artis dangdut Jenita Janet yang beritanya ini dan itu," kata Kasino. 

"Itukah hal biasa Kasino," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino asik makan mie rebus sambil nonton Tv. Indro fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono tetap asik main game di leptopnya. 

Wednesday, November 18, 2020

MASTER CHEF

Dono duduk di ruang makan dan ingin mengetik di leptopnya. 

"Membuat cerita apa ya? Ooooo ini saja cerita cinta saja. Jadi harus mengambil persoalan apa ya? Patah hati aja.....kaya menarik!" kata Dono. 

Dono pun mengetik di leptopnya tentang cerita cinta dengan persoalannya telah di tentukan. Kasino dan Indro di ruang tengah sedang nonton Tv acara masakan. 

"Kasino gimana kalau aku tantang memasak gitu, kaya pertandingan memasak ini dan itu di Tv!" kata Indro. 

"Boleh juga," kata Kasino. 

"Bahan masakannya, ayam saja. Memang sih cuma ada ceker ayam dan sayap ayam di kulkas. Kasino pilih yang mana?!" kata Indro. 

"Bahannya ayam toh. Hanya ada ceker ayam dan sayap ayam. Ok...aku sayap ayam saja," kata Kasino. 

"Aku.....ceker ayam," kata Indro. 

"Juri yang memutuskan makan siapa yang paling enak siapa orangnya?!" kata Kasino. 

"Dono saja," kata Indro. 

"Dono aja. Ya udah tidak ada masalah," kata Kasino. 

Kasino dan Indro sepakat pertanding memasak, jadi Tv di matikan Indro pake remot. Keduanya ke ruang makan. 

 "Don," kata Kasino dan Indro bersamaan. 

Dono berhenti mengetik di leptopnya. 

"Ada apa?" kata Dono. 

"Aku dan Kasino....ya mengadakan pertanding memasak gitu. Jadi Dono jadi jurinya untuk memutuskan siapa masakan yang paling enak," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Pertanding memasak toh. Kaya acara di Tv toh. Boleh juga. Aku jadi jurinya. Ok..siap jadi Juri seadil-adilnya," kata Dono. 

"Dono susah setuju jadi juri. Ayo Kasino....mulai memasaknya!" kata Indro. 

"Ayo!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro mulai mengeluarkan bahan-bahan di kulkas. Keduanya segera memasak bahan yang telah di tentukan keduanya. Dono menunggu sih masakkan Kasino dan Indro jadi mateng gitu, ya Dono mengetik di leptopnya. 

"Aku akan masak ceker ayam mercon saja," kata Indro. 

Indro segera memasak ceker ayamnya, ya di olah sesuai dengan keinginannya," kata Indro. 

"Sayap ayam ini di buat sayap ayam saus tiram saja," kata Kasino. 

Kasino mengolah sayap ayam sesuai keinginannya. Kasino dan Indro memasak di dapur dengan serius banget. Selang berapa saat masakan jadi dan mateng lagi. Kasino dan Indro menaruh masakan yang mateng di piring dengan penyajiannya yang bagus, ya karena untuk di nilai sama juri Dono. Ya Dono berhentilah dari mengetik di leptopnya. Dua masakan di hidangkan di meja. 

"Dua masakan ini harum. Penyajiannya juga bagus. Baiklah aku coba rasanya," kata Dono. 

Dono pun mencoba masakan Indro dengan baik. 

"Emmmm enak. Masakan Indro. Ceker ayam merconnya," kata Dono. 

Dono mencoba masakan Kasino. 

"Emmmm enak. Masakan Kasino juga enak.....sayap ayam saus tiramnya," kata Dono. 

Dono mulai mempertimbangkan dengan baik siapa yang menang?.

"Sulit juga ya sama-sama enak," kata Dono. 

Dono pun mulai memahami rasa dua masakan tersebut dan akhirnya menemukan celah kesalahan dalam masakan. 

"Aku putuskan....yang Indro yang menang," kata Dono. 

"Aku cobain masakan Kasino," kata Indro. 

"Aku juga nyobain masakan Indro," kata Kasino. 

Kasino yang makan masakan Indro dan Indro yang makan masakan Kasino. 

"Ternyata memang benar omongan Dono, masakan Indro....enak. Jadinya aku kalah," kata Kasino. 

"Memang sih masakan Kasino enak. Cuma ada satu kesalahan dari proses memasak, ya jadi kurang sempurna gitu," kata Indro. 

"Memang aku akui ada kesalahan proses memasaknya. Aku akui aku kalah," kata Kasino. 

"Kedua kalinya aku sebutkan yang menang Indro," kata Dono yang menegaskan. 

Pertandingan memasak pun selesai. Kasino dan Indro menikmati makanan tersebut sambil nonton Tv di ruang tengah yang acara bagus gitu. 

"Pertandingan memasak kaya acara Tv....'Master Chef' gitu," kata Dono. 

Dono pun mengetik kembali di leptopnya dengan serius banget. 

Tuesday, November 17, 2020

SAMA DENGAN MEDIA INI DAN ITU

Dono sedang duduk di ruang tamu sedang baca buku. Indro selesai memasak di dapur, ya masakan yang mateng di taruh di lemari makan. Indro ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono. 

"Don," kata Indro. 

"Apa," kata Dono, ya berhenti baca buku. 

"Apa perkembangan politik di Indonesia?" kata Indro. 

"Aku mana tahu," kata Dono. 

"Kok....gitu ngomongnya Don?!" kata Indro. 

"Aku tidak menelitinya," kata Dono. 

"Memang sih, Don. Tidak menelitinya. Tapi sekedar berpendapat boleh lah!" kata Indro. 

"Jadi berpendapat lagi. Di tulis di Blog dan di publikasikan untuk umum. Sebenarnya aku ini sekedar saja. Tapi di pikir baik-baik media juga. Yang selalu mengemukan pendapat pro dan kontra. Ada wadah untuk mengemukan pendapat di muka umum dengan bentuk Cerpen Campur Aduk," kata Dono. 

"Berarti pendapat mu di jamin UU, Don. Karena punya tempat untuk mengemukan pendapat mu dengan baik. Tidak menciptakan pergerakan. Cuma sekedar obrolan saja dalam kehidupan sehari-hari yang pro dan kontra," kata Indro. 

"Apa pendapat ku bisa mengubah keadaan atau tidak? Itu yang aku cari tahu!" kata Dono. 

"Kan secara diam-diam Dono, ya mengumpulkan data masyarakat yang ini dan itu. Lalu di bahas di Blog dengan obrolan ini dan itu," kata Indro. 

"Memang ia sih. Cuma sekedar mengumpulkan data ini dan itu, ya itu juga dari sudut keilmuaan aku saja. Ya jadi pendapat aku saja. Jika pendapat aku mau di perkuat, ya tinggal aku tambahan beberapa pendapat ahli bidangnya seperti di buku ini contohnya," kata Dono. 

"Berarti ada dasar penelitian yang di sesuaikan dengan keadaan dan tiori-tiori yang ada dong," kata Indro. 

"Memang iya sih. Jadinya tiori dan praktek. Contohnya : Tentang Pemilu. Ya aku meneliti proses dari penyelenggaraan pemilu sampai selesai. Data di kumpulan dari masyarakat dan juga media ini dan itu. Hasilnya dari penelitian bisa di jelaskan tingkat presentasenya, ya sesuai tiori yang di ambil dalam pengumpulan data. Jika hasil buruk, ya tidak sesuai dengan kenyataan. Aku langsung mengevaluasinya dengan baik dengan menjelaskan beberapa kesalahan. Setelah di dapatkanlah hasil yang memuaskan. Jadi Pemilu berjalan dengan baik," kata Dono. 

"Berarti itu semua di keluar kepala Don?!" kata Indro. 

"Bisa jadi sih. Aku cuma sekedar pendapat aku saja!" kata Dono. 

"Aku mengerti Don. Jadi bagaimana dengan perkembangan politik sekarang?!" kata Indro. 

"Masalah politik sih. Aku tidak menelitinya! Paling liat di Tv aja....tentang pergolakan politik ini dan itu lalu di sesuaikan dengan tiori ini dan itu," kata Dono. 

"Aku paham Don. Tapi sekedar pendapat saja!" kata Indro. 

"Baiklah. Bagus. Jadi sekedar pujian saja," kata Dono. 

"Bagus toh. Ya tidak ada masalah sih. Nama juga pendapat. Ada yang bilang bagus dan ada yang tidak bilang bagus. Berdasarkan penelitian data presentasenya juga jelas. Berarti aku termasuk bilang bagus aja deh, ya tentang politik sekarang," kata Indro. 

"Ya sudah tidak perlu di bahas lagi kan!" kata Dono. 

"Iya. Kalau begitu aku mau nonton Tv aja!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono kembali baca bukunya dengan santai banget. Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya biasa sih yang di tonton Indro di Tv adalah berita ini dan itu. Kasino sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya di kamar, ya biasa pembukuan ini dan itu. 

Dono berhenti baca bukunya dan berkata "Dasar bisa ngomong ini dan itu di Blog, ya sama dengan media yang ini dan itu yaitu ilmu". 

Dono kembali fokus baca bukunya dengan baik.

"Berita hari ini....bagus-bagus untuk di tonton," pujian Indro. 

Indro pun tetap fokus nonton Tv dengan santai banget. 

NAMA JUGA MANUSIA

Dono sedang asik mengetik di ruang tamu. Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah bersama Kasino.

"Acara Tv hari ini membahas tentang yang melanggar protokol kesehatan. Ya kerumunan masa gitu," kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Manusia itu susah di atur....ya," kata Indro.

"Menang iya, nama juga manusia. Ada yang taat peraturan dan ada yang tidak taat peraturan," kata Kasino.

"Padahal demi kepentingan bersama," kata Indro.

"Masalahnya kepentingan tiap orang beda-beda gitu. Seperti contohnya : menikahkan. Terjadilah kerumunan orang karena orang dateng di undang sama yang menyelenggarakan pernikahan. Jadinya melanggar protokol kesehatan. Padahal yang nama nikah zaman awal peradapan sih, ya cuma kerabat saja....jadi ya tidak begitu rame," kata Kasino.

"Iya juga ya. Cuma kerabat saja sih tidak begitu rame. Ya biaya pernikahan pun tidak membludak besar banget gitu. Kadang penikahan pun, ya ngarepin uang dari tamu yang di undang tujuannya membantu biaya pernikahan yang besar banget," kata Indro.

"Makanya pernikahan sekarang dan dulu beda banget," kata Kasino.

"Karena yang memberi contoh orang-orang kaya," kata Indro.

"Itu masalahnya. Jadi orang miskin, ya ikut-ikutan gitu. Belum paham ilmu agama, ya melaksanakan ilmunya jadi terlihat keriaan saja," kata Kasino.

"Memang benar kebanyak pernikahan terlihat keriaan saja," kata Indro.

"Kalau aku ingin menikah cukup sederhana saja," kata Kasino.

"Iya...aku lebih baik sederhana saja juga. Cukup kerabat saja. Kan mudah menanggulangi masalah. Apalagi masalah sekarang masih pelik dengan menanggulanggi Covid-19, ya dari pada melanggar protokol kesehatan," kata Indro.

"Kalau kerumunan masa karena acara Habib Rizieq Shihab. Pelanggaran protokol kesehatannya, waw luar biasa di tonton di Tv," kata Kasino.

"Luar biasa memang melanggar protokol kesehatannya," kata Indro.

"Namanya manusia. Ada yang taat peraturan ada yang tidak taat peraturan," kata Kasino.

"Kenyataannya seperti itulah. Nama juga manusia. Seperti anak kecil yang harus di bimbing dengan baik terus menerus agar tata pada peraturan," kata Indro.

"Anak kecil. Benar omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

Indro dan Kasino, ya kembali fokus nonton Tv.....tentang pembahasan pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu. Dono berhenti mengetik di leptonya, karena mendengarkan suara musik dari tetangganya yang menyetel keras padahal hari malam.

"Aku heran dengan kebiasaan tetangga depan rumah ku. Hajatan tidak. Kalau nyetel musik kaya ingin menunjukkan dirinya, jadi suara musik terdengar sampai kesemua tetangga," kata Dono.

Dono tidak peduli lagi dengan suara musik yang keras dari tetangga depan rumahnya. Dono mengetik lagi, ya melanjutkan cerita yang di ketik Dono di leptopnya. Saat iklan, Indro pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don ngetik cerita apa?" kata Indro.

Dono berhenti mengetik.

"Biasalah...Indro, cerita ini dan itu," kata Dono.

"Ooooo...seeperti biasanya," kata Indro.

"Acara Tv tentang apa?" kata Dono.

"Biasa Don. Membahas tentang pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu," kata Indro.

"Ooooo pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu toh. Nama juga manusia. Ada yang taat dengan peraturan dan ada juga yang tidak taat pada peraturan," kata Dono.

"Memang kenyataan seperti itu saja Don," kata Indro.

"Sudah ya ngobrolnya aku fokus ngetik lagi!" kata Dono.

"Iya, aku nonton Tv!" kata Indro.

"Emmm," kata Dono, ya segera mengetik di leptopnya.

Dono terus mengetik di leptopnya untuk melanjutkan cerita yang ia ketik dengan baik. Indro kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino, ya mengganti tontonannya dengan acara sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'. 

"Kok acaranya di ganti Kasino?" kata Indro.

"Aku ingin menonton kelanjutan sinetron "Kembalinya Raden Kian Santang'....," kata Kasino.

"Oooo begitu toh.Ya aku ikut saja," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv dengan acara sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'. Dono berhenti lagi mengetiknya di leptop. Dono pun membuka jaringan internet untuk memeriksa beberapa artikel yang jadi bahan ceritanya. 

"Oooooo harus aku buat seperti ini, agar menarik," kata Dono.

Dono pun menghentikan baca artikel di jaringan internetnya dan kembali mengetik di leptopnya. Kasino dan Indro tetap fokus nonton Tv yang acaranya bangus banget.

Monday, November 16, 2020

RADEN KIAN SANTANG

Dono di halaman belakang sedang membuat pistol mainan dari bambu. Kasino sedang nonton Tv di ruang tengah. Indro sedang asik masak di dapur sambil menyanyikan lagi Caca Handika.

Isi lagu yang di nyanyikan Indro sambil.

"Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi
Tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri".

Lagu yang di nyanyikan selesai, ya masakan Indro pun mateng semua dan di taruh di lemari makan. Indro pun duduk di ruang makan.

"Istirahat...ah. Main game di Hp ku," kata Indro.

Indro main game di Hp-nya dengan penuh keasikan. Dono selesai membuat pistol maninan dari bambu dan di coba dengan baik.

"Pistol buatan ku bagus juga," kata Dono. 

Dono pun masuk ke dalam rumah. Di ruang makan, ya Dono duduk dan menaruh pistol mainan di meja. Indro memang melihat pistol mainan yang terbuat dari bambu. Indro menghentikan main game di Hp-nya. Dono menuangkan tekok yang berisi teh ke cangkir dan meminumnya.

"Enak teh ini," kata Dono.

Indro memang mengambil pistol mainan di meja dan berkata "Kreatif Don.....pistol mainan ini yang terbuat dari bambu".

"Ya, cuma sekedar iseng-iseng saja," kata Dono.

Dono minum teh lagi.

"Oh begitu cuma iseng aja," kata Indro.

Dono menaruh cangkir di meja. Indro menaruh pistol mainan di meja. Indro main game lagi di Hp-nya. Dono, ya main game di Hp-nya. Pintu depan rumah di ketuk dan juga ada suaranya seperti ini "Paket". Kasino mendengarnya, ya segera membuka pintu depan rumah. Ternyata tidak ada orang, yang ada sebuah kotak di lantai. Kasino mengambil kotak tersebut dan pintu rumah di tutup.

"Kaya aku memang mendengar omongan orang, ya kata paket. Tapi orangnya tidak ada, cuma kotak saja," kata Kasino.

Kasino duduk di ruang tamu dan kotak di taruh di meja.

"Apa isi kotak ini, jadi penasaran?!" katanya Kasino.

Dono dan Indro, ya menghentikan main game di Hp-nya, ya ke ruang tamu. 

"Kasino....kotak apa itu?" kata Dono.

"Iya kotak apa yang di meja itu Kasino?" kata Indro.

"Aku mana tahu," kata Kasino.

Dono dan Indro, ya duduk di ruang tamu sambil mengamati kotak di meja.

"Jangan-jangan ini kotak jebakan," kata Indro.

"Prank, ya," kata Kasino.

"Mungkin juga," kata Dono.

"Aku buka ah," kata Kasino.

Kasino membuka kotak. Ternyata isinya kotak adalah sebuah senjata tradisional dari Jawa Barat, ya Kujang.

"Kujang," kata Kasino.

"Iya....Kujang," kata Indro.

"Kujang," kata Dono.

Dono pun memeriksa kotak lebih teliti lagi dan menemukan lontar yang bertuliskan "Tolong. Pulangkan Kujang ini kepemiliknya!".

"Jadi kita harus memulangkan Kujang ini kepemiliknya, berdasar petunjuk dari lontar ini," kata Dono.

"Kemana harus memulangkannya?" kata Indro.

"Pastinya ke Jawa Barat lah," kata Kasino.

"Jauh juga kita ke Jawa Barat," kata Indro.

"Kalau begitu kita ke Jawa Barat," kata Kasino. 

"Ok...kita ke Jawa Barat," kata Dono.

"Ok," kata Indro.

Dono, Kasino dan Indro bersiap untuk pergi. Dono membawa pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya jaga-jaga saja. Indro pun membawa keris pusaka warisan kakeknya untuk jaga-jaga saja kalau di gunakan  untuk membela diri saja. Kasino membawa ketapel untuk jaga-jaga saja. Ketiganya sudah siap dan di ruang tamu. 

"Ayo berangkat ke Jawa Barat," kata Indro.

"Ayo," kata Dono.

"Ayo," kata Kasino.

Kujang pun di pegang bertiga dengan Dono, Kasino dan Indro. Sontak energi keluar dari Kujang dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang dan terbawa melewati lintasan waktu ke zaman kerajaan di daerah Jawa Barat. Dono, Kasino dan Indro sampai juga. 

"Wah masih hutan, ya...era kerajaan di Jawa Barat," kata Indro.

Kasino menyimpan Kujang dengan baik.

"Iya hutan," kata Dono.

"Benar-benar hutan," kata Kasino.

Dari semak belukar ada yang bergerak. Dono, Kasino dan Indro....ya waspada untuk menghadapi makluk yang bersembunyi di semak belukar sambil mengeluarkan senjata masing-masing. Keluarlah babi hutan yang besar banget. Babi hutan menyerang Dono, Kasino dan Indro. Jadi ketiganya kabur dari situ di kejar-kejar babi hutan. Ketiganya terus berlari dan berlari. Sampai pada akhirnya ketiganya memutuskan dengan
cepat untuk naik pohon. 

Babi hutan masih saja ngamuk sana sini. Dono memastikan pohon yang ia panjat ternyata pohon yang mengandung zat, yang dapat membuat binatang pingsan jika di masukkan ke dalam tubuhnya. Dono menancapkan peluru ke pohon yang ujungnya tajam terbuat dari logam. Setelah itu peluru pun di cabut dan di pasang di pistol mainan yang terbuat dari bambu. Dono mengarahkan pistolnya ke arah babi hutan yang
ngamuk di bawah pohon. 

Dono menembaknya. Peluru melesat dan mengenai babi hutan. Babi hutan pun mulai sempoyongan dan akhirnya jatuh ke tanah, ya pingsan. Dono, Kasino dan Indro, ya turun dari pohon karena keadaan sudah aman.

"Dono.....hebat juga senjata buatan mu itu bisa mengalahkan babi hutan yang besar ini," pujian Indro.

"Iya," kata Dono.

"Jadi ini Babi mau di apakan ya?" kata Kasino.

"Kita sembelih saja. Dan kita masak jadi makan enak," kata Indro.

"Ide yang menarik tuh," kata Kasino.

"Cari makan yang lain aja!" kata Dono.

"Kalau di pikir dengan baik. Ini di hutan kan. Makan yang baik. Buah- buah saja," kata Indro.

"Cari buah-buahan saja," kata Kasino.

"Ayo kita cari makannya buah-buahan saja!" kata Dono.

"Ayo," kata Indro dan Kasino bersamaan.

Ketiganya mencari buah-buahan dan membiarkan babi hutan yang pingsan begitu saja. Sebuah pohon mangga di temukan. Kasino dengan menggunakan ketapelnya menjatuhkan buah mangga. Dono dan Indro mengumpulkan buah mangga yang jatuh di ketapel sama Kasino. Terkumpullah buah mangga yang banyak. Ketiganya memakannya dengan penuh kesantaian.

"Harus kemana kita memulangkan Kujang, petunjuknya tidak ada," kata Indro.

"Mungkin ke Raja Siliwangi, kaya di sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'...," kata Kasino.

"Mungkin juga ya. Raja Siliwangi kan....senjata pusakanya Kujang kembar, mungkin yang di pegang Kasino itu salah satunya," kata Dono.

"Jadi kita cari Raja Siliwangi," kata Indro.

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Ketiganya sepakat untuk mencari Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Setelah makan buah makan. Dono, Kasino dan Indro bergerak mencari Raja Siliwangi. Sampai bertemu penduduk setempat untuk bertanya keberadaan Raja Siliwangi. Penduduk memberitahukan Raja Siliwangi di istananya. Dono, Kasino dan Indro ke istana kerajaan Pajajaran.

Terjadilah pertengkaran di jalan. Pertarungan itu sangat sengit. Kian Santang bertarung dengan Mahesa. Jurus hebat di keluarkan keduanya sampai ilmu tenaga dalam di keluarkan keduanya. Kian Santang tedesak karena Surawisesa membantu Mahesa dengan mengeluarkan tenaga dalam. Sampai Kian Santang pun terkena serangan tenaga dalamnya Mahesa. 

Surawisesa pun menyerang Kian Santang yang terluka. Indro langsung bergerak menolong orang yang terluka dari pertarungan yang tidak seimbang itu dengan cara menahan serangan tenaga dalamnya Surawisesa dengan keris pusaka. Indro pun membalikan kekuatan tenaga dalamnya Surawisesa sampai Surawisesa terpental.

"Kau...ternyata hebat juga orang asing," kata Surawisesa yang menahan rasa sakit.

"Indro gitu," katanya dengan bangga.

Mahesa pun menyerang Indro dengan jurus-jurusnya yang hebat. Indro menghindari serangan Mahesa. 

"Hebat juga..hay orang asing bisa menghindari serangan serangan ku," kata Mahesa.

"Aku sering berlatih silat. Aku mampu menghindari jurus-jurus seperti itu," kata Indro.

"Jadi kau sering berlatih ilmu bela diri dengan baik juga," kata Mahesa.

"Kalau begitu aku yang menyerang ya. Untuk sedikit pelajaran dari anda," kata Indro. 

Indro pun menyerang Mahesa dengan juru-jurus silatnya. Pertarungan sengit banget. Mehesa mengeluarkan tenaga dalam lagi dan di serang ke Indro. Ya Indro membalikan kekuatan tenaga dalamnya Mahesa dengan keris pusaka. Mahesa pun terpental dan terluka.

"Hebat kau orang asing. Lain kali aku bertarung dengan mu lagi," kata Mahesa.

Mahesa pun meninggalkan tempat tersebut bersama Surawisesa. 

"Hebat Indro mengalahkan keduanya," pujian Dono.

"Jempolan banget," pujian Kasino.

"Semua karena keris pusaka ini. Tampa keris pusaka ini aku kalah. Abisnya aku cuma punya silat saja, tidak punya ilmu tenaga dalam gitu," kata Indro.

"Keris pusaka warisan kakek Indro memang hebat," kata Dono.

"Memang hebat keris pusaka...Indro," kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Kian Santang pun berterima kasih ke Indro yang telah menolongnya, sekaligus berkenalan gitu. Ternyata Dono, Kasino dan Indro tidak menyangka yang di tolongnya Raden Kian Santang, anaknya Raja Siliwangi. Kasino meminta ke Kian Santang untuk bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang, ya kemungkinan milik Raja Siliwangi. 

Kian Santang pun mengambulkan permintaan orang yang telah menolongnya untuk menghadap Raja Siliwangi di istana kerjaan Pejajaran. 

Di dalam istana kerjaan Pajajaran. Dono, Kasino dan Indro bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Ternyata Kujangnya Raja Siliwangi masih sepasang. Jadi Kujang yang di pegang Kasino bukan miliknya Raja Siliwangi. 

Dono, Kasino dan Indro pun meninggalkan istana kerjaan Pajajaran. Kian Santang pun membantu Dono, Kasino dan Indro untuk menemukan pemilik Kujang. 

Di pejalanan. Rara Santang bertarung dengan orang-orang yang bercadar. Kian Santang menolong Rara Santang, ya begitu juga Dono, Kasino dan Indro. Dono menggunakan senjata pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya menembak lawannya sampai kena dan akhirnya pingsan. Kasino, ya menembakkin dengan ketapel sampai lawannya kabur. 

Indro dengan senjata keris pusaka, ya menghempaskan lawannya. Kian Santang mengalahkan lawannya dengan jurus-jurus silat yang hebat banget. Sampai akhirnya Rara Santang mengetahui lawan bertarung karena cadarnya yang menutup mukanya terlepas adalah Yudakara. 

Pertarungan dengan sengit banget. Kian Santang membantu pertarungan tersebut Rara Santang melawan Yudakara. Jadinya Yudakara kalah dan pergi dari situ. Rara Santang berterima kasih pada Kian Santang dan juga Dono, Kasino dan Indro yang membantu mengalahkan Yudakara beserta anak buahnya. Rara Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran

Dono, Kasino dan Indro melanjutkan perjalanan di temanin Kian Santang. Sampai bertemulah seorang pertapa tua yang sedang duduk bersemedi di bawah pohon besar. Kasino pun merasa ada kekuatan yang aneh pada pertapa tua tersebut. Kujang pun menunjukkan reaksinya. Kasino pun memulangkan Kujang tersebut ke pertapa tua tersebut. 

Setelah Kujang di pegang sama pertapa tua, ya pertapa tua pun menghilang dan mengucapkan "Terima Kasih".

"Misi berhasil," kata Kasino.

"Yes, misi berhasil," kata Indro.

"Urusan kita selesai," kata Dono.

Dono pun memberikan pistol mainannya yang terbuat dari bambu ke Kian Santang sebagai kenangan saja dan juga tanda persahabatan. Kasino pun memberikan ketapelnya untuk Kian Santang untuk kenang-kenangan saja  dan juga sebagai tanda persahabatan. Indro, hanya memberikan gelang saja ke Kian Santang sebagai kenang-kenangan saja dan juga sebagai tanda persahabatan.

Setelah itu Indro memegang keris pusaka bersama Dono dan Kasino. Energi pun keluar dari keris pusaka dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang. Kian Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran. 

Melewati lintasan waktu, ya Dono, Kasino dan Indro sampai di rumah. Indro pun menyimpan keris pusaka di kamarnya. Dono, Kasino, ya duduk di ruang makan untuk makan. Indro keluar dari kamar, ya duduk di ruang makan untuk makan juga. Ketiganya kelaparan karena telah bertualang ke masa lampau ke kerajaan Pajajaran dan berteman baik dengan Raden Kian Santang.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK