CAMPUR ADUK

Tuesday, March 10, 2020

SUASANA HATI

Langit berubah menjadi mendung dan akhirnya hujan. Dono duduk di ruang tamu sambil melihat hujan dari jendela. Indro pun sibuk mengetik di leptopnya akhirnya, ya selesai juga dan hasilnya di simpan dengan baik baru leptop di matikan. Indro pun keluar dari kamar menuju ruang tamu dan duduk bersama Dono.

Dono tetap asik melihat hujan yang turun dari langit dari balik jendela kaca. Indro pun membuka jaringan internet untuk membaca berita-berita hari ini. Terkejutlah...Indro dengan berita yang di baca tentang Virus Corona dan berkata "Hoax".

Kata-kata Indro terdengar oleh Dono, yang asik melihat hujan di balik jendela.

"Kenapa...Indro, kamu...berkata tentang Hoax?" tanya Dono.

"Ini...Don. Berita hari ini. Berkaitan dengan Virus Corona. Katanya...banyak berita Hoax yang di sebarkan lewat jaringan media apapun?!" kata Indro.

"Oh...berita itu. Aku...sudah bacanya. Sudah ada yang menanggulanginya dengan baik, ya berkaitan berita Hoax tentang Virus Corona," kata Dono.

"Jadi....aman dong," kata Indro.

"Iya, aman!!!!," kata Dono.

Dono pun kembali melihat hujan dari balik jendela kaca. Indro pun membaca blognya Dono dengan baik.

"Don!" panggilan Indro.

"Apa?" saut Dono.

Indro pun telah memahami tulisan terbarunya Dono di blognya.

"Don...kamu menulis blog di angkat dari sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa?" kata Indro.

"Kok..kamu tahu Indro?" tanya Dono yang berhenti melihat hujan di balik jendela kaca.

"Ya...tahulah. Ending ceritanya....jelas banget," kata Indro.

"Cuma  cerita saja sebenarnya berdasarkan suasana hati aja menulis cerita misteri di buat seperti itu," kata Dono.

"Aku...juga mengerti...cuma cerita. Kalau ada yang tidak suka dengan tulisan kamu pun....ada tempat untuk komentar ini dan itu. Kamu terima komentarnya. Kadang....komentar ini dan itu...jadi bahan cerita kamu selanjutnya....yang ini dan itu. Pola berpikir kamu pola berpikir....yang positif," kata Indro.

"Ya....seperti itulah aku," kata Dono.

Dono pun kembali melihat hujan dibalik jendela. Indro pun, ya membuka jaringan Tv on line dan di pilih TRANS7, ternyata acaranya Uya Kuya. Indro menonton dengan asik acara Uya Kuya. Dono pun menghentikan melihat hujan dibalik jendela kaca.

"Indro!" kata Dono.

"Apa?" saut Indro

"Nonton...apa di Hp kamu?" tanya Dono.

"Nonton....acara Uya Kuya," kata Indro.

"Uya Kuya, toh," kata Dono.

Dono pun beranjak dari duduk ke ruang tamu, ya kamarnya untuk mengetik di leptopnya karena dapet ide dari lingkungan sekitarnya. Indro, ya tetap asik nonton Tv on line di Hpnya. Sampai akhir waktunya, ya terdengar suara azan magrib. Dono dan Indro berbenah diri untuk sholat ke mesjid.  

Sampai di mesjid bertemu dengan Kasino, ya sholat berjamaahlah di mesjid dengan khusuk sampai selesai. Baru setelah itu Dono, Kasino dan Indro....ya biasa ngobrol asik di teras mesjid tentang seputar apapun yang penting menarik di bicarakan. 

MENGERTI SESUATU

Awin duduk sendirian dibawah pohon yang rindang. Tiba-tiba terdengar suara-suara yang memanggil diri Awin. Ya Awin mencari suara-suara tersebut, siapa tahu manusia. Awin tetap tidak menemukan manusia sekitar situ, tetap mendengar suara-suara yang memanggil namanya. Awin pun ketakutan sekali dan terus berlari dengan sangat cepat.

Awin pun berhenti di sebuah kuil, yang biasa di gunakan untuk puja puji pada Dewa yang di sembah manusia. Awin pun tetap mendengar suara-suara yang memanggil namanya.

"Apa yang terjadi pada ku?" kata Awin.

Awin pun berusaha tenang untuk menyelesaikan masalahnya.

Pendeta masuk ke dalam kuil untuk menjalankan ibadahnya. Awin hanya diam dan melihat dari luar karena harus menyelesaikan masalahnya. Suara-suara yang tidak wujud terdengar seperti ini "Manusia tetap saja memuja Dewa, meminta keselamatan".

Awin pun terkejut dengan suara-suara gaib itu. Awin pun mulai berdoa meminta pertolongan Tuhan. Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu berdoa pada siapa?".

Awin tidak menggrubis dan tetap berdoa untuk perlindungan dirinya di jauhi dari suara-suara gaib. Sampai lama Awin berdoa gitu dan akhirnya suara-suara gaib tidak terdengar lagi. Awin pun memutuskan untuk meninggalkan tempat situ. Tapi sebelumnya Awin berkata "Aku...berdoa di sini, tapi di depan ku ada ajaran agama lain. Apa aku tidak mencampur adukkan ajaran agama atau tidak ya?".

Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu...ini...aneh. Berdoa meminta keselamatan tetapi masih bingung juga tentang tempat kamu berdoa. Tuhan itu tahu segala-segalanya apa yang di lakukan manusia dimuka bumi ini. Karena Tuhan yang menciptakan manusia itu dan seisi dunia ini".

Awin pun terkejut banget dengan suara gaib dan berlari sambil berkata "Setan".

Awin terus berlari dan berlari dan sampai di depan gereja ia berhenti.

"Aku...capek," kata Awin.

Ada umat gereja yang keluar dari gereja setelah ibadah di dalam gereja. Awin pun berdoa kembali untuk keselamatannya, ya cukup lama. Suara-suara gaib pun terdengar seperti ini "Kamu berdoa lagi....pada Tuhan".

Awin pun menjawabnya "Iya".

Awin pun menghentikan doanya dan berkata "Kenapa...kamu tidak meninggalkan aku....sendirian saja. Aku tidak ingin mendengar suara-suara yang tidak berwujud?".

"Kamu...ini...aneh. Aku ini makluk gaib. Terserah aku mau mengikuti siapa pun. Kamu berdoa kepada Tuhan di mana tempatnya, ya aku tetap ada. Karena kamu....sendiri...yang menyebut nama terlarang itu," kata makluk gaib.

"Jadi...kamu....setan?" kata Awin.

"Iya," kata makluk gaib dengan tegas banget.

Awin pun ketakutan banget, ya jadinya pergi ke mesjid untuk berdoa meminta keselamatan pada dirinya.

"Aku...selamet aku di dalam mesjid," kata Awin.

"Kamu...ini...aneh banget," kata makluk gaib.

"Haaaa....kenapa kamu tidak bisa meninggalkan aku sendirian saja tetap mengikuti...ku walau aku sudah di dalam mesjid?" kata Awin.

"Kamu...aneh lagi, aku...ini makluk gaib. Kamu sebut nama terlarang itu, tetap kamu meminta perlindungan dari balatentara Tuhan," kata makluk gaib.

Awin pun jadi bingung dan akhirnya mengerti dan berkata "Jangan-jangan....kamu...adalah malaikat?"

Makluk gaib pun tertawa mendengar Awin menyebutkan nama malaikat. Maka itu Awin bertanya "Kenapa...kamu tertawa?"

Makluk gaib pun berhenti tertawa dan berkata "Kamu...ciptaan Tuhan yang paling aneh. Aku...ini makluk gaib...aku bisa jadi apapun di dunia ini. Sampai-sampai manusia pun memuja aku karena aku di anggap Dewa".

Awin pun tambah terkejut dan akhirnya ia mengerti  dan berkata "Aku...paham...semua ini kehendak Tuhan Pencipta Segalanya. Berarti...Tuhan itu satu, Maha Esa".

"Anak...pintar. Tuhan itu satu, Maha Esa," kata makluk gaib.

Makluk gaib pun menghilang setelah bermain dengan anak manusia. Awin pun ke luar dari mesjid dan segera bergerak menuju rumahnya.

Monday, March 9, 2020

RAHASIA CERITA

Dono, ya sedang santai di ruang tamu sambil makan singkong goreng dan minum teh anget. Kasino, ya makan singkong dan minum kopi. Indro ya asik nonton berita di TVRI, ya hari ini berkenaan ini dan itu yang di beritakan keadaan di dalam negeri sampai luar negeri.

"Don, aku baca tulisan kamu blog hari ini judulnya 'Petunjuk mimpi', kenapa kamu mengangkat cerita itu?" tanya Kasino.

"Kasih....tahu...gak...ya rahasianya?" kata Dono yang mainan.

"Kasih...tahu dong!" kata Kasino.

"Iya deh aku kasih tahu. Ya sebenarnya....hanya sesuasana aku aja ingin menulis cerita misteri dengan judul 'Petujuk mimpi', tapi ada...kisah kenyataan yang pernah...kejadian dalam perjalan hidupku. Bahwa...mimpi ku pernah jadi kenyataan, ya jadi petunjuk gitu. Masalahnya....sama sih tentang cinta, orang yang di cintai tidak bisa di pegang alias tidak bisa bersamanya," penjelasan Dono.

"Berarti...jalan ceritanya benar dong. Pengkhianatan dan pengganti cinta yang masih menunggu," kata Kasino.

"Iya....iyalah, yang di angkat pengkhianatan dan pengganti cinta dan masih...nunggu," kata Dono.

"Kenapa...akhirnya ceritanya di buat gantung, ceweknya menunggu jawaban kamu menerimanya?" tanya Kasino.

"Emang....kenyataan hidup, ya ceweknya nunggu berharap bersama ku," kata Dono.

"Wah...kasihan juga...tuh cewek nunggu jawaban kamu...Don," kata Kasino.

"Gak...jugalah. Di dunia ini cowok banyak bukan aku yang lebih baik untuknya," kata Dono.

"Itu...kan menurut kamu, Don. Kalau di pihak cewek biasanya menunggu...karena memang ia cinta banget sama kamu, Don," kata Kasino.

"Enggak.....jugalah. Ada kisah nyata banget dalam perjalan hidupku. Ada cewek berharap dengan aku, tetapi ketika waktu di gantikan keadaan ada cowok yang memilih cewek yang menyukai aku itu. Akhir cerita, cewek yang menyukai aku itu menikah dengan cowok yang mengejar dirinya...jadilah suami istri. Aku tetap sendiri," cerita Dono.

"Jadi....semuanya...tetap cerita di ambil dari kenyataan hidup," kata Kasino.

"Keadaannya seperti itu," kata Dono.

"Oh..iya bagaimana dengan kisah Wulan dan Rara?" tanya Kasino.

"Ya....misteri ceritalah jawabannya," kata Dono.

"Tetap...aja aku mengerti. Kenyataan adalah maya. Maya adalah kenyataan. Sama aja sebuah cerita di kemas agar menarik di baca," penjelasan Kasino.

"Ya...seratus persen untuk Kasino," kata Dono yang tegas.

Kasino, ya mulai main game on line di Hpnya. Dono pun beranjak dari duduknya di ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Indro.

"Berita...acara Indro?" kata Dono.

"Iya, lagi....viral gitu di jaringan media kalau di dunia kenyataan...ya jadi obrolan saja yang ini dan itu di lingkungan sekitar sini," kata Indro.

"Oh...begitu," saut Dono.

Dono, ya ikut maunya Indro nonton berita di chanel TVRI dengan serius tapi gak serius banget.....ya biasa ajalah.

PETUNJUK MIMPI

Boni berlari dengan cepat di tanah bersalju. Lila pun mengejar Boni dan melemparkan senjata bintang. Boni, terkena serangan dari Lila pada kakinya. Tono pun bergerak dengan cepat, ya menyerang Boni dengan pedangnya. Boni menangkis serangan Tono.

Adu pedangpun terjadi sangat sengit banget antara Boni dan Tono. Boni kalah dengan pertarungan pedang, ya berusaha untuk melarikan dari pertarungan melawan Tono. Boni berlari dengan sangat cepat sekali. Tono tidak membiarkan Boni untuk melarikan diri, jadi Tono mengeluarkan tenaga dalemnya dan disalurkan ke pedangnya dan di hempaskan ke Tono.

Dengan sigapnya Boni menangkis serangan tebasan pedang tenaga dalem dengan pedangnya. Tapi energi tebasan tenaga dalam sangat kuat banget membuat Boni tidak bisa menahannya dan akhirnya terpental, ya tebasan tenaga dalem mengenai Boni.

Boni pun muntah darah. Tono pun mendekati Boni dan berkata "Sekarang kamu...sudah kalah".

Boni pun menahan rasa sakit di dadanya. Lila pun mendekati Tono, ya segera tangan Tono memegang pinggang Lila untuk menunjukkan kemersaan keduanya pada Boni.

"Jadi kamu...telah mengkhianatiku," kata Boni.

"Aku...selama ini tidak mencintai mu. Yang aku cintai, Tono," pengakuan Lila.

"Dengarkan Boni.Yang dicintai Lila adalaha aku," kata Tono.

"Apa.....tujuan...mu sebenarnya Tono, sampai merusak persahabatan kita dan merampas Lila dari ku?" tanya Boni.

"Aku...menjadi pendekar terhebat tujuannya berjaya di negeri ini dan juga aku ingin mengambil pedang kamu juga...Boni," kata Tono.

"Jadi...kau, bener-bener serakah. Pedang ini...yang kau ingin kan juga. Maka itu selamat tinggal...Tono, Lila," kata Boni.

Boni pun menerbangkan pedangnya dan langsung di belah tanah. Boni pun jatuh ke jurang.

"Jadi...pilihan kamu itu," kata Tono

Tono pun memeluk Lila dengan mersa dan melihat Boni, ya jatuh ke dalam jurang.

***

Ibu pun membangunkan Boni, ya terbangun dari keadannya pingsan.

"Anak...Ibu, akhirnya sadar juga," kata Ibu.

"Kenapa aku?" kata Boni yang linglung.

"Nak...kamu pingsan di hajar Handoko, kayanya niatnya ingin membunuh kamu. Untung saja kamu di tolong Pak Toha," cerita Ibu.

Boni pun teringat semuanya, ya pukulan dan tinjuan dari Handoko yang tidak suka dengan dirinya. Tetapi...Boni pun teringat mimpi dirinya di khianatin Tono dan Lila. 

"Aku...jadi bingung," kata Boni.

"Kalau...begitu, nak..istirahat saja. Ibu akan menyiapkan makan malam untuk kamu di kamar," kata Ibu.

Ibu, ya keluar dari kamar Boni dan segera menyiapkan makan malam untuk anaknya di kamar.

"Mimpi...ku, jangan-jangan petunjuk apa yang akan terjadi....di masa sekarang sampai masa depan?" kata Boni.

Ibu masuk kamar Boni, ya dengan membawa makan malam. Ya Boni menyantapnya makan malam dengan baik. 

"Bu....lebih baik aku pergi dari sini demi keselamatan ku," kata Boni.

"Kalau...menurut baik. Kita pindah dari sini, ya nak," kata Ibu.

Setelah makan malam. Boni dan Ibunya berbenah-benah tujuan pindah ke desa lain. Esok pagi berangkat pake gerobak dan di tarik pake kuda, ya Boni yang mengendalikan kudanya. Saat lewat rumah Lila, cewek di sukai Boni. Tak sengaja terlihat Tono, ya main ke rumah Lila.

"Ternyata benar....mimpi ku benar, aku di khianatin teman. Maka kenapa Handoko tidak suka pada ku dan menghajarku...semua ini ulah hasutan dari Tono demi mendapatkan Lila dari aku?!" kata hati Boni.

Boni pun melupakan cintanya dan pertemannya di desa tempat tinggalnya. Ya Boni pun lebih baik pindah ke desa lain demi keselamatan dirinya dan Ibunya. Perjalanan memakan waktu tiga hari dan akhirnya sampai di kediaman yang baru. 

Boni dan Ibunya beradaptasi dengan lingkungan baru dengan baik. Ya sampai ada cewek cantik, Nina yang ingin berteman dengan Boni. Tetapi Boni belajar dari masa lalunya jadi menjaga jarak dengan Nina. Ya Nina jadinya dekat dengan Ibunya Boni. 

Sampai setengah tahun hidup di lingkungan baru, Boni dan Ibunya terasa ketenangan hidup. Tetap Boni, ya tidak mengrubis Nina yang ingin jadi kekasihnya Boni. Ya Boni tetap kekeh dengan pendiriannya karena tidak ingin terulang lagi bencana di masa lalu. Maka itu Boni tetap biasa-biasa menghadapi Nina. Ya Nina pun tetap berharap Boni membuka hatinya untuk dirinya.

Saturday, March 7, 2020

MAIN KE PANTAI

Dono sedang duduk di batu karang sambil melihat pemandangan pantai yang bagus banget. Indro berjalan menuju Dono duduk di batu karang, sambil bermain air laut dengan cara tangan menyentuh air laut.

"Don!" panggilan Indro.

Dono mendengar panggilan Indro, tetapi tetap diam. Indro pun sampai juga dan duduk bersama Dono.

"Bagus....Don, pantainya," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Oh...iya Don, aku ingin nanya sesuatu tentang masalah cewek sih," kata Indro.

"Apa itu?" kata Dono.

"Apa....bener banyak cewek itu bodoh dalam memilih pasangan hidupnya, pada akhirnya jalan hidupnya kacau?" tanya Indro.

"Ya...kalau dari data di kumpulkan sih. Masih banyak sih. Kadang cewek itu mendapatkan pasangan yang buruk, tetap ia menyembunyikan keburukan cowoknya dan berkata 'Aku cinta dia', maksudnya di terima keburukan cowok tersebut padahal cowoknya kerjaanya penipu, pencuri, berjudi....ya hal yang buruk-buruk lah," penjelasan Dono.

"Berarti...cinta itu membutakan segalanya," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun beranjak dari duduknya di batu karang. Ya Indro juga mengikuti Dono. Keduanya berjalan menuju ke tempat Kasino, yang sedang asik duduk di bawah pohon yang rindang sambil baca koran hari ini.

"Apa....bener cewek itu pandai berbohong?" tanya Indro.

"Iyalah. Ada satu kejadian. Cewek mau mendekati aku. Niatnya aku kirain mau sekedar berteman saja, tahu-tahu ketahuan ia mau berteman sama aku tujuannya aku memilih dia jadi kekasih," kata Dono.

"Motif toh. Oh iya Don, apa bener...cewek itu gampang frustasi dalam urusan cinta?" kata Indro.

"Sebenarnya banyak sih. Cewek yang curhat ke aku. Urusan diri mereka. Punya pacar aja ngeluh apalagi gak punya pacar tetap aja keluh kesal," kata Dono.

"Ribet...iya urusan dengan cewek," kata Indro.

"Kadang ada yang menarik sih. Ceweknya gak suka dengan cowok yang menyukainya, ya tetap di kejar sih sama cowok yang menyukainya tuh cewek...agar di terima. Tuh cowok minta saran aku dan aku bilang 'Nikahin...aja tuh cewek yang kamu suka!', tetap aja tuh cowok nunduk tidak bisa mengambil keputusan untuk menikahin tuh cewek yang ia sukai dengan alasan yang jelas, aku periksa sih tuh cowok....gak ada kerjaan. Ketika aku main ke rumah tuh cewek, niat silaturahmi....eee...malah aku di terima sama orang tuanya tuh cewek dan juga ceweknya mau juga sama aku," cerita Dono.

"Jadi.....cowok yang ngejar cewek itu di tolak. Kamu, Don...yang sekedar...berteman saja....eee di terima!" kata Indro.

"Iya," tegas Dono.

Dono dan Indro pun duduk bersama Kasino.

"Gimana...jadi mancingnya...gak?" tanya Kasino.

"Jadi!!!" kata Indro.

"Ya....jadilah...sudah jauh-jauh..ke pantai...untuk refesing," kata Dono.

"Ayo...berangkat memancing!" kata Kasino.

Dono, Kasino dan Indro mengambil pancingan dan segera berjalan menuju tempat yang menurut bertiga untuk memancing.

"Kasino...aku mau nanya sesuatu," kata Indro.

"Apa...itu?" kata Kasino.

"Apa...bener...cewek sering mengalihkan...perasaannya ke cowok lain, walau sudah ada pacar gitu?" tanya Indro.

"Menurut mu Dono?" tanya Kasino.

"Menurut mu...kamu, Kasino?" tanya Dono.

"Ya....bener sih, cewek itu bisa mengalihkan perasaannya ke cowok lain, walau sudah punya pacar," kata Kasino.

"Bener...lah omongan Kasino," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.

Dono, Kasino dan Indro....sampai di tempat baik untuk memancing. Ketiganya mulai memancing dengan santai tapi serius.

"Apa pendapat kalian tentang cowok yang menyukai cewek di sukai pada akhirnya di tolak mentah-mentah?" tanya Indro.

"Kebanyakan sakit hati dan akhirnya nangis dan curhat pada aku," kata Dono.

"Gak...jauh beda sih dengan omongan Dono, tetapi aku tidak pernah....tuh cowok yang bermasalah curhat ke aku, kalau sakit hati sama cewek," kata Kasino.

"Jadi...benar toh. Sudahlah...gak usah di bahas lagi. Lebih baik asik memancing!" kata Indro.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro, ya asik memancing di pinggir pantai sambil menikmati keindahan pantai di hari minggu yang tenang banget banget.

TIARA

Seorang anak kecil tersesat di hutan. Ryu sedang berburu di hutan dengan menggunakan busur dan panah. Dengan pelan-pelan Ryu menyelusuri jejak kijang. Terlihat kijang sedang asik makan. Ryu menarik tali busur untuk melepaskan anak panah ke kijang. Ranting pun terpijak oleh Ryu, jadinya berbunyi dan di dengar oleh Kijang.

Kijang pun berlari dengan kencang. Ryu pun terpaksa mengejar kijang dan segera melepaskan anak panah dengan perhitungan tepat. Kijang pun terkena anak panah. Ryu pun segera mengambil Kijang yang tergeletak di tanah dengan mati karena ke panah menembus leher.

Ryu membopong Kijang, hasil buruannya. Bertemulah Ryu dengan anak kecil yang tersesat di hutan. Ryu pun menolong anak kecil tersebut untuk di bawa pulang. Sampai di rumah. Anak kecil jadi ketakutan dan menjerit-jerit karena melihat kepala Seriga di pajang di dalam rumah Ryu.

Ryu mulai menangkan anak kecil tersebut dengan membuang pajangan di dinding kepala Serigala. Anak kecil pun mulai tenang. Ryu memberikan makan anak kecil tersebut, baru di mandikan biar bersih dan di beri baju yang bagus buatan Ryu dengan menggunakan bajunya Ryu di buat kecil.

Ryu pun mulai bertanya nama anak kecil tersebut. Anak kecil tersebut memberitahu namanya Tiara. Lalu Ryu pun bertanya umur anak kecil tersebut dan Tiara agak bingung dengan umurnya, jadi di hitung dengan jari dan teringat perkataan Ibunya "6 tahun", ya Tiara berkata "6 tahun", sambil menunjukkan jarinya dengan hitungan enam.

Ryu pun senang dengan kepolosan Tiara. Tiara pun teringat Ibu dan akhirnya menangis. Ryu pun bertanya "Kemana Ibu, Tiara?" 

Tiara teringat benar-benar Ibunya menyuruh dirinya untuk lari agar tidak di bunuh serigala. Ayah bertarung mati-matian dengan serigala sampai melukai mata serigala dengan sebuah kayu yang runcing dan akhirnya di bunuh serigala yang murka dengan menggigit di bagian leher. Ibu yang mencoba menolong Ayah, mati di gigit juga di leher. Tiara melihat dari jauh kematian Ayah dan Ibunya, ya segera pergi dari situ karena pesan Ibunya.

Maka itu, Tiara menceritakan pada Ryu dengan tetes air mata di pipinya. Ryu mengerti kepedihan dari Tiara, jadi Tiara di jadikan anak angkatnya Ryu. Tiara pun senang punya Ayah angkat seperti Ryu. Setiap hari Ryu mendidik Tiara diajarkan memanah dan memasak dari hasil buruan. Kehidupan jadi lebih berarti hubungan antara Ryu dan Tiara yang tinggal di dalam hutan. 

Suatu ketika Ryu sedang berburu ke hutan. Tiara, di rumah sedang asik berlatih panah. Serigal yang lapar mendekati Tiara. Ketakutan Tiara melihat Serigala dan menjerit. Ryu pun mendengar teriakan dari Tiara, maka itu Ryu berlari secepat mungkin sampai di rumah.

Tiara di dalam rumah, ya mengunci pintu rumah....agar dirinya selamat dari serangan Serigala yang kelaparan. Tetap Serigala berusaha mendobrak pintu yang terbuat dari kayu. Ryu sampai di rumah dan langsung melepaskan anak panak ke Serigala. Tapi serangan panah Ryu meleset. Serigala bergerak menyerang Ryu. Dengan cepat Ryu menarik tali busurnya dan panah di lepaskan. Panah pun terkena tubuh serigala. Ryu terus melepaskan anak panah ke serigala dan akhirnya serigala roboh dan jatuh ketanah. Ryu pun mendekati serigala.

"Mati juga...makluk buas ini!" ujar Ryu.

Ryu pun masuk rumah untuk melihat Tiara. Ryu pun memeluk Tiara agar tenang dan tidak takut lagi dan berkata "Serigalanya....sudah mati".

Tiara pun senang mendengarnya. Ryu pun keluar rumah setelah Tiara tenang. Bangkai serigala pun di buang ke sebuah jurang yang dalam. Bangkai serigala pun jatuh di tanah dan di makan seekor ular yang besar banget, yang tinggal di bawah jurang.

Ryu pun kembali ke rumahnya. Mulai Ryu berkemas-kemas untuk melakukan perjalanan pergi ke kota demi Tiara, karena hidup di dalam hutan berbahaya untuk anak kecil seperti Tiara. Berhari-hari perjalanan menuju kota, akhirnya sampai juga. Ryu pun bertemu teman lama, Ricat dan adiknya Meli. Ryu pun bercerita tentang keadaannya kepada Ricat, jadi di terima tinggal di rumah Ricat. Ryu pun menjalin hubungan kembali dengan cinta lamanya Meli. Tak makan waktu lama Ryu pun menikahi Meli, ya Tiara pun di terima Meli jadi anak angkatnya. Kehidupan Tiara jadi sempurna kembali, punya Ayah dan Ibu.

SEKEDAR OBROLAN

Langit cerah sekali. Dono sedang asik duduk santai di halaman belakang, ya sambil baca buku. Kasino, ya nemenin Dono duduk di halaman belakang sambil mengurus tanaman di dalam pot, ya hobynya Kasino.

Indro, pun selesai memasak gitu dan segera di bawa makanan di piring ke halaman belakang untuk di makan bersama teman-teman. 

"Don, Kasino....pisang goreng!" kata Indro menaruh piring berisi pisang goreng di meja.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono pun menghentikan baca bukunya dan segera mengambil pisang goreng, ya di makan gitu.

"Enak....," kata Dono.

Indro pun makan pisang goreng juga dengan santai melihat Kasino yang sibuk merawat tanaman di pot. 

"Oh...iya Don. Negeri ini sejauh apa kemajuan Negeri ini berkembangnya?" tanya Indro.

"Negeri...ini sejauh apa kemajuannya Negeri ini berkembangnya? Ya....sejauh...perkembangan teknologi yang di bangun Negeri ini untuk mencapai kemajuan Negeri," kata Dono.

"Jadi....hanya sebatas itu," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Kasino pun berhenti juga urusan ngurusin tanaman di potnya, ya mencuci tangan di air kran baruh deh duduk bersama Dono dan Kasino. Ya Kasino pun menuangkan air di dalam tekok ke gelas dan segera meminumnya.

"Segernya," kata Kasino.

Kasino pun makan goreng pisang buatan Indro.

"Emmm. Enak," kata Kasino.

"Don....dulu kita pejalan kaki semuanya sekarang kita..naik kendaraan yang di buat manusia dari terbuat dari kayu....sampai terbuat dari biji besi...kan?" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Berarti....hidup...cuma sebatas teknologi berkembang saja," kata Indro.

"Ya...memang begitu kenyataannya," saut Dono.

"Sebenarnya...arah omongan kamu, Indro kemana?" tanya Kasino.

"Cuma....sekedar aja!!! Tidak maksud apa pun?!" kata Indro.

"Bahan...pembicaraan saja," saut Dono.

"Oh...begitu..toh," saut Kasino.

"Oh..iya...Don....kenapa kamu gak pernah ikutan lomba menyanyi? Padahal...kan, Dono punya kekuatan untuk dirinya jadi pemenang di lomba menyanyi!" kata Indro.

"Kekuatan...yang di maksud apa Indro?" tanya Kasino.

"Biasalah.....anak-anak pesatren dari Jawa Timur sampai seluruh Indonesia, ya teman-temannya Dono," kata Indro.

"Gimana...tanggapan kamu Don?" tanya Kasino.

"Aku...tidak ada niat ikutan lomba menyanyi. Jadi orang yang biasa-biasa lebih menarik," kata Dono yang rendah hati.

"Tuh...denger...Indro. Dono....gak punya niat untuk menggunakan kekuatannya untuk ajang perlombaan menyanyi. Ia lebih...seneng jadi...orang yang biasa-biasa. Beda dengan...orang-orang yang ikutan lomba menyanyi di ajang apa pun di media apa pun?!" kata Kasino yang tegas.

"Memang sih...jadi biasa-biasa aja lebih baik. Tidak ngoyo...demi impian yang belum tentu sampai pada tujuannya," kata Indro.

Indro makan lagi pisang goreng lagi. Kasino, ya makan pisang goreng lagi. Dono, baca buku lagi.

"Oh..iya, apa pendapat...kalian dengan peserta LIDA 2020 sekarang. Bagus...gak warna vokalnya?" tanya Indro.

"Warna vokal peserta LIDA 2020 yang sekarang? Bagus..sih," kata Kasino.

Dono berhenti baca bukunya dan berkata "Bagus sih warna vokalnya. Sekalian aja dengan peserta Indonesia Idol 2020...., warna vokalnya gimana menurut kalian berdua?" kata Dono.

"Kalau...Indonesian Idol 2020 yang sekarang sih, emang warna vokalnya bagus sih dan pemenangnya juga cewek lagi," kata Indro.

"Kalau...pendapatku...sih, ya sama...sih, warna vokalnya bagus peserta Indonesian Idol 2020," kata Kasino.

"Berarti....pendapat kalian berdua sepakat dengan aku...warna vokalnya, Bagus," kata Dono.

"Iya," saut Indro san Kasino bersamaan.

Dono terpikiran sesuatu apa yang di tonton ia kemarin malem.

"Kenapa...yang menang Putri Indonesia 2020 dari...Jawa Timur?" kata Dono.

"Emangnya yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur, ya Kasino? Malam kemarin...aku tidak nonton. Aku nonton LIDA 2020!" tanya Indro.

"Iya...yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur. Ya...memang sudah rezekinya tuh Putri dari Jawa Timur yang menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Kasino.

"Jawaban...terbaik. Sudah...rezekinya, tuh Putri dari Jawa Timur menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Indro yang menegaskan omongan Kasino.

"Rezeki...toh. Gak ada jawaban yang terbaik lagi selain itu. Benarlah," kata Dono.

Dono pun kembali baca buku lagi. Kasino ya beranjak dari duduknya bersama teman-temannya masuk ke rumah untuk nonton Tv. Ya Indro pun teringat dengan urusannya dengan Saskia, ya buru-buru benah diri dan setelah itu segera pergi ke rumah Saskia pake motor.

Friday, March 6, 2020

GELANG ANTIK

Seusai sholat jum'at, Indro langsung pergi menuju toko barang antik dengan menggunakan motornya. Sampai juga sih Indro di toko barang antik. Saat mau masuk Indro merasakan udara dingin menerpa dirinya saat pintu toko barang antik terbuka.

"Ada yang aneh," kata Indro.

Indro pun masuk ke dalam toko. Terkejut Indro melihat pemilik toko yang mirip dengan Tukul Arwana.

"Pak....anda Tukul Arwana, ya artis terkenal?" kata Indro.

"Aku...bukan Tukul yang kamu maksud.....Bang?! Aku pemilik toko barang antik. Nama...aku, Pak Tejo," katanya.

"Bukan...Tukul toh, tapi mirip banget. Oh iya...Pak...aku mau membeli sebuah gelang untuk hadiah ulang tahun teman aku," kata Indro.

"Cewek atau cowok?" tanya Pak Tejo.

"Cewek...Pak!" kata Indro.

"Tunggu...sebentar!" kata Pak Tejo.

"Iya," saut Indro.

Pak Tejo mengambil gelang di lemari, ya Indro pun bersabar menunggu. Pak Tejo membawa sekotak gelang dan di tunjukkan pada Indro. Mulailah...Indro memilih gelang yang ingin ia beli. Tapi ternyata tak ada satu pun yang membuat Indro selera untuk memilih gelang yang ia beli.

"Pak....ada yang lain gak Pak!" kata Indro.

"Ada...sih..Bang, tapi Bapak...agak sedikit khawatir menjualnya pada Abang," kata Indro.

"Kenapa gitu....Pak?" kata Indro.

Pak Tejo mengeluarkan gelang yang di maksud?!.

"Gelang...ini ada sejarahnya. Konon ini gelang pernah di pake Putri Raja. Kadang Bapak merasa....gelang ini dicari pemiliknya," kata Pak Tejo.

"Ah...Pak, jangan nakut-nakutin Pak. Aku hanya ingin membeli gelang saja. Tapi kalau di lihat baik-baik bagus gelang ini. Aku beli saja. Aku juga tidak peduli sejarahnya dan tahayulnya," kata Indro.

"Kalau...maunya...Abang, ya Bapak lepas gelang ini dengan harga...sesuai," kata Pak Tejo.

"Ok...tidak masalah," kata Indro.

Indro pun membayar gelang yang ia pilih dengan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pak Tejo pun memasukkan gelang ke kotak kayu dan di berikan ke Indro.

"Terima kasih Pak," kata Indro.

"Iya," saut Pak Tejo.

Indro pun keluar dari toko barang antik, segera naik motornya di tempat parkir dan di bawa baik menuju rumah Saskia. Tapi Indro teringat dengan kerjaannya dengan Kasino, jadi langsung ke tempat kerjaanya Kasino. Sampai di tempat kerjaan Kasino, ya biasa Indro bantu-bantu gitu....sampai waktu berganti malam. Seusai sholat isya Indro dan Kasino pulang bareng ke rumah.

Sampai di rumah. Dono lagi asik duduk di teras sambil baca buku. Dono melihat sesuatu yang mengikuti Indro dan Kasino.

"Kamu...mau apa kesini?" tanya Dono.

Indro dan Kasino pun bingung dengan omongan Dono.

"Kenapa kamu ini...Don?" tanya Indro.

"Sebenarnya...ada apa Don?" tanya Kasino.

"Maaf...Indro, Kasino...aku tidak bicara dengan kalian berdua. Tapi aku bicara dengan roh halus yang berdiri tegak di sebelah Indro," kata Dono.

"Roh...halus, berarti....setan...dong," kata Indro yang takut.

"Roh..halus..ya..setan lah," kata Kasino.

"Tenang...teman-teman. Jangan terlalu takut gitu. Aku akan bicara dengan roh halus tersebut. Untuk menyelesaikan masalah...kenapa kalian berdua di ikuti?" kata Dono.

"Iya..Don, cepatan selesaikan...masalah ini. Yang bisa cuma kamu. Karena memang kamu, Don...yang bisa melihat," kata Indro.

"Cuma...kamu...bisa melihat, bakat kamu dari kecil," kata Kasino.

"Baiklah," saut Dono.

Dono pun bicara dengan roh halus dengan baik. Dono pun mengerti kenapa Indro dan Kasino di ikuti oleh roh halus.

"Indro, kamu membeli gelang di toko barang antik...ya?" tanya Dono.

"Iya, kok bisa tahu. Aku belum bilang sama kamu, kalau aku beli gelang...untuk Saskia...sih sebagai hadiah ulang tahun," kata Indro.

"Roh halus yang memberikan tahu dan juga namanya Putri Roro Jongrang," kata Dono.

"Ternyata.....penjualnya jujur. Gelang ini...memang punya Putri katanya. Putri tersebut menginginkan gelang itu kembali kepadanya," cerita Indro.

"Kalau...begitu, kita kembalikan saja...gelang ini. Ke masa waktu Putri itu hidup," kata Dono.

"Gimana...caranya...Don?" tanya Kasino.

"Bener..kata...Indro, bagaimana...cara...Don?" tanya Indro.

"Caranya...keris warisan Kakek kamu Indro. Cepet ambil di dalam kamar kamu Indro!" kata Dono.

"Iya...aku ambil keris warisan Kakekku," kata Indro.

Indro pun masuk rumah segera ke kamarnya untuk mengambil keris pusaka. Sedangkan Dono dan Kasino, ya masuk rumah sih dan menunggu di ruang tamu. 

"Ini, kerisnya," kata Indro.

Indro pun langsung ke ruang tamu. 

"Ini...Don, kerisnya," kata Indro.

"Kita mulai, untuk pergi ke masa Putri Roro Jongrang masih hidup. Semuanya memegang keris ini dan aku akan membaca mantra perpindahan waktu!" kata Dono.

"Iya Don," saut Indro dan Kasino.

Ketiganya memegang keris pusaka dan Dono...ya merapal mantra perpindahan waktu. Keluarlah energi yang yang melingkari ketiganya dan sekejap Dono, Kasino dan Indro pun menghilang dan menuju waktu di masa Putri Roro Jongrang.

"Dimana...kita?" tanya Indro.

"Di masa...Putri..Roro Jongrang masih hidup," kata Dono.

"Keadaannya...memang..masih terlihat peradaban masih kuno banget alias primitif," kata Kasino.

"Ayo...kita ke istana Putri Roro Jongrang!" kata Dono.

"Ayo!!!" saut Kasino dan Indro.

Ketiganya ke istana Putri Roro Jongrang, tapi ternyata di hadang oleh prajurit kerajaan. Mau gak mau bertarung dengan para prajuri kerajaan. Dengan menggunakan keris pusaka di tangan Indro dapet mementalkan para prajurit dan tergeletak di tanah. Putri Roro Jongrang pun keluar dari istananya dan melihat prajuritnya terkapar di tanah.

"Kalian...bertiga, apa yang kalian lakukan pada prajurit ku?" tanya Putri Roro Jongrang.

"Maaf, Tuan Putri Roro Jongrang...kami bertiga kesini hanya ingin memulangkan gelang ini pada anda," kata Dono sambil menunjukkan gelang pada Putri Roro Jongrang.

Roro Jongrang pun mengambil gelang tersebut dari kotak di tangan Dono.

"Ini...memang gelang aku...yang hilang. Gelang ini...peninggalan Ibu. Terima kasih telah menemukannya," kata Putri Roro Jongrang.

"Iya, sama-sama," kata Dono.

Dono, Kasino dan Indro mulai memegang keris pusaka dan Dono pun mengucap mantra perpindahan waktu. Energi pun melingkari ketiganya dan sekejap menghilang dari situ.

Putri Roro Jongrang pun terkejut sekali dengan perginya ketiga orang yang tidak ia kenal begitu juga dengan para prajurit. Lalu Putri Roro Jongrang masuk ke dalam istananya dan prajurit yang terluka di obati.

***

Dono, Kasino dan Indro sampai di rumahnya.

"Urusan kita beres," kata Indro.

"Iya," kata Kasino dan Dono.

Dono dan Kasino, ya duduk santai di ruang tamu. Indro pun masuk kamarnya untuk menyimpan keris pusaka dengan baik. Baru deh keluar dari kamarnya si Indro dan duduk bersama di ruang tamu.

"Hadiah untuk...Saskia...apa ya?" kata Indro.

"Indro...kalau saran aku sih ajak makan malam yang romantis dan hadiahnya jam tangan," kata Dono.

"Saran...aku...sih, kalung," kata Indro.

"Saran...kalian berdua bagus. Jadi makan malem dan hadiah ulang tahunnya, kayanya lebih baik kalung. Aku beli di toko batang antik saja," kata Indro.

"Indro, jangan beli....kalungnya di toko barang antik. Nanti...kamu di ikuti...roh halus lagi. Repot tahu!!!" kata Dono.

"Iya, bener....omongan Dono. Repot tahu," kata Kasino.

"Ok....aku beli, kalungnya di mall aja!!!" kata Indro.

"Ya...sudahlah...lebih baik, kita nonton Tv aja!" kata Dono.

"Ok...nonton Tv," saut Kasino dan Indro.

Ketiganya pun ke ruang tengah untuk menonton Tv yang acaranya menarik hari ini.

"Don...apa?" tanya Indro.

"Tadi...aku selesai jum'at...ada  pejabat daerah ke mesjid...gitu, kayanya...niatnya lain," kata Dono.

"Ah...biasa...pejabat daerah. Deketin pengurus mesjid atau organisasi apa pun?! Tujuannya...sih untuk pencitraan saja. Pada..akhirnya ceritanya, ya mesjid dan organisasi apapun?! Dapet sumbangan gitu dari pejabat daerah tersebut," penjelasan Dono.

"Kenyataan dan berita sama aja. Gak di mana-mana, tujuan pejabat daerah untuk memanipulasi suara agar dia di pilih lagi," kata Indro.

"Iya...begitulah," saut Dono.

"Jangan...bahas..tentang pejabat daerah. Kita susah...mereka gak nolong. Percuma di bahas. Hanya keluarga dan teman yang baik...menolong kita dalam keadaan ujian kesusahan," kata Kasino.

"Iya, bener omongan Kasino," kata Indro

"Bener...omongan Kasino," saut Dono.

Dono, Indro dan Kasino kembali asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget hari ini.

Thursday, March 5, 2020

KOMUNIKASI POLITIK

Indro, ya asik nonton Tv yang acaranya bagus banget. Saat iklan gitu, ya Indro beranjak dari duduknya di ruang tengah....ya menuju ruang tamu di mana Dono lagi duduk santai dan membaca buku yang judulnya "Komunikasi Politik".

"Tumben Don...kamu baca buku komunikasi politik?" tanya Indro.

"Cuma...nambah wawasan...saja," kata Dono.

"Oh...begitu. Don...bagaimana komunikasi politik yang di sampaikan para elit politik ketika mereka membicarakan tentang program-program pemerintahan ketika di publikasikan di Tv?" saut Indro.

"Bagus sih. Walau...kenyataannya...banyak rencana dan perancaannya agar terlihat bagus dengan tujuan mempengaruhi penonton Tv atau di realita kenyataannya," kata Dono.

"Oh...begitu," kata Indro.

"Bisa di bilang...sih pencitraan...tujuannya," saut Kasino yang asik main game on line di Hpnya.

"Pencitraan toh. Ah...sudahlah aku mau nonton Tv lagi. Oh...iya Don...apa pendapat..kamu penampilan Putri hari ini gitu?" kata Indro.

"Entar...aku buka jaringan media sosial...untuk memeriksanya dulu," kata Dono.

"Ok...aku tunggu," kata Indro.

Dono pun menghidupkan leptopnya dan segera membuka jaringan media sosial. Saat vidio pun terlihat jelas di tonton Dono baru deh Dono berkata "Cantik dan anggun...penampilan Putri hari ini".

"Cantik dan anggun...toh. Pujian untuk Putri," kata Indro.

"Kalau...gitu gak usah dibahas lagi..aku mau nonton Tv, ya acaranya Tukul," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Indro pun kembali ke ruang tengah untuk menonton Tv dengan penuh kesantaian. Dono pun segera menutup media sosial dan segera mulai mengetiknya di leptopnya. Kasino pun berhenti main game on line di Hpnya dan segera ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Indro.

"Acara...Tukul hari ini...bintang tamunya Rafi," kata Kasino.

"Iya....," saut Indro.

"Tambah seru dong acaranya Tukulnya," kata Kasino.

"Iya," saut Indro.

Kasino pun kembali diam dan asik menonton Tv bersama Indro. Dono, ya tetap asik mengetik di leptopnya. Tapi tiba-tiba....terdengar suara dari luar, ya Dono pun bergerak dari duduknya dan melihat ke luar dari jendela kaca.

"Oh......pergerakan organisasi yang ada di daerah sini...untuk mendukung kemenangan di pilkada..toh," kata Dono.

Dono pun kembali duduk lagi di sofa dan mengetik di leptopnya. Dengan serius Dono terus mengetik dengan baik di leptopnya.Tiba-tiba Dono berhenti mengetik.

"Kenapa aku....selalu berpikir seputar politik...begini? Ini...gara-gara aku baca buku...komunikasi politik. Isi kepala...ku, gak jauh-jauh dari isi buku yang aku baca," kata Dono.

Dono pun lebih baik menghentikan mengetik di leptopnya dan segera menyimpan hasil ketikannya. Ya bergeraklah Dono ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama teman-teman dengan ke santaian gitu di malam yang tenang banget banget.

TUKUL DAN PEPY

Tukul sedang asik duduk di bawah pohon yang rindang. Pepy, ya menghampiri Tukul yang sedang duduk santai.

"Tukul, ayo kita pulang!" kata Pepy.

"Udah...selesai mengumpulkan bunga liar di daerah sini?" kata Tukul.

"Sudah...nie!!!" kata Pepy sambil menunjukkan seikat bunga liar.

"Ayolah, kita pulang!" kata Tukul.

"Iya," saut Pepy.

Tukul dan Pepy pun berjalan bersamaan menuju rumah. Saat di persimpangan jalan. Megi keluar dari rumahnya, ya ingin ke warung Ibu Minah. Tukul dan Pepy, iya melihat Megi. Tukul yang suka sama Megi, ya bertindak sesuatu dengan meminta bunga liarnya Pepy di bagi dua. Ya Pepy pun membagi bunga liar jadi dua ikat gitu.  Tukul pun segera memberikan bunga liar kepada Megi.

Ya Megi menerima dengan baik, bunga pemberian Tukul. Mulailah Megi mencium seikat bunga gitu. Tahu-tahu ekor lebah ada di hidung Megi. Paniklah Megi dengan lebah di hidungnya, karena takut di entup. Tukul pun panik melihat lebah di hidung Megi. Maka itu Tukul, ya sepontan saja mengambil seikat bunga di tangan Megi dan segera di pukul ke mukanya Megi dengan tujuan mematikan lebah tersebut.

Usaha...Tukul berhasil untuk mematikan lebah dengan di pukul pake seikat bunga. Megi marah banget, karena satu kesalahan Tukul....ya mengusir lebah pake seikat bunga kena kemuka Megi.

Rasa marah tidak terbendung gitu pada diri Megi walau Tukul sudah meminta maaf gitu. Megi pun menampar Tukul dengan keras dan berkata "Putus".

Megi pun pergi meninggalkan Tukul dengan memegang pipinya. 

"Baru...jadian udah...putus. Eeee....kesal," kata Tukul.

Pepy pun mendekati Tukul.

"Yang...sabar, ya Tukul," nasehat Pepy.

"Sabar...bisa. Pipi...ku sakit di tampar Megi," kata Tukul yang kesal.

"Sudah...lah...jangan di perpanjang. Pulang aja yuk!!!" kata Pepy.

"Ayo...pulang!!!" kata Tukul.

Tukul dan Pepy, ya berjalan bersama menuju rumah gitu. Saat pengkolan gang gitu. Vega baru pulang dari urusan kuliah gitu dan membayar ongkos ojek on line ke tukang ojek. Vega pun mau masuk rumah. Tukul pun, ya niat untuk memberikan bunga gitu ke Vega...jadi meminta Pepy membagi bunga yang di bawanya. Pepy pun membagi bunga tersebut, ya jadi seikat bunga. Tukul segera memberikan bunga ke Vega gitu. Vega menerima bunga dari Tukul, tapi langsung di pukul ke muka Tukul.

"Aku tidak suka...kamu!!!" kata Vega yang kesal.

Vega langsung masuk rumahnya. Tukul diam di tempat gitu. Pepy, ya mendekati Tukul.

"Yang...sabar...ya Tukul," nasehat Pepy.

"Dua..kali. Aku di perlakuan cewek seperti ini. Apa aku yang sial apa aku yang bodoh?!" kata Tukul.

"Kamu...sudah tahu..jawabannya Tukul," kata Pepy.

"Iya, aku...tahu. Ayo kita pulang dan jangan lagi berurusan dengan cewek!" kata Tukul.

"Iya," saut Pepy.

Tukul dan Pepy, iya berjalan menuju rumahnya dan akhirnya...ya sampai di rumah gitu. Tukul, ya segera duduk santai di teras gitu. Pepy menaruh seikat bunga liar di dalam pot kaya gitu dan di pajang di meja tamu.

"Bagus...bunganya di pajang di sini," kata Pepy.

Pepy pun ke dapur, ya untuk masak gitu. Tukul yang duduk santai di teras gitu, jadi jenuh maka itu masuk rumah. Pepy pun telah masak ayam goreng dan di taruh di meja makan dan di tutup tudung saji gitu. Tukul pun membuka tudung saji dan mengambil ayam goreng dan segera di makannya.

"Emmmm...enaknya ayam goreng ini," kata Tukul.

Pepy, ya masih sibuk masak sayur kangkung di tumis gitu. Bau harum masakan Pepy, ya tercium Tukul.

"Bau...enak," kata Tukul.

Pepy pun selesai masak sayur kangkung dan di taruh di meja makan. Pepy dan Tukul, ya duduk bareng gitu dan segera makan bersama gitu.

"Sayur...kangkung ini benar enak... Pepy..!!!" pujian Tukul.

"Iya," saut Pepy.

Tukul dan Pepy menikmati makannya dengan baik-baik. 

"Oh..iya, Pepy...kalau...buat vidio...tema memasak....gimana pendapat kamu?" kata Tukul.

"Ide...yang bagus. Sama...kaya...acara di Tv..gitu," kata Pepy.

"Iya...Pepy. Menceritakan dari proses memasak makanan sampai rasa dari masakan yang kamu buat Pepy," kata Tukul dengan penuh antusias.

"Menciptakan rasa kesan yang enak pada masakan aku buat. Bagus banget," kata Pepy.

"Jadi..kita sepakat membuat vidio tema masakan," kata Tukul.

"Sepakat," saut Pepy.

Tukul dan Pepy, terus makan sampai kenyang gitu. Setelah itu di bereskab piring dan gelas kotor di cuci di belakang oleh Pepy. Sedang Tukul sudah menyiapkan kamera dari Hp gitu untuk membuat vidio yang bertema memasak. Pepy pun mulai memasak makan di dapur gitu dan di rekam Tukul. Selang berapa saat. Jadi juga masakan buatan Pepy dan juga vidio masakan.

Tukul dan Pepy memeriksa hasil vidio masakan. 

"Bagus...hasilnya," kata Pepy.

"Iya..bagus," kata Tukul.

Tukul pun segera mempublikasikannya ke jaringan Youtobe dan juga vidio di kirim kan ke teman-teman Tukul dan Pepy lewat jaringan sosial media. Di tunggu dengan baik oleh Tukul dan Pepy komentar dari teman-teman yang paling baik gitu.

"Ternyata...tanggapan di teman kita...tentang vidio memasak kita. Positif," kata Tukul.

"Kalau tanggapannya baik. Berarti...aku..ingin membuat vidio masakan yang lain," kata Pepy.

"Aku...siap membantu," kata Tukul.

Tukul dan Pepy, ya sepakat untuk membuat vidio memasak lagi. Waktu telah menjelang magrib dan mulai terdengar suara azan gitu, jadi ya Tukul dan Pepy mengakhiri urusan mereka berdua sementara waktu dan bergegas untuk pergi ke mesjid untuk sholat magrib.

Wednesday, March 4, 2020

KOTAK HITAM

Pintu di ketuk. Indro, ya mendengarnya dengan baik. Segera di bukalah pintu. Ternyata tidak ada orang.

"Apa aku di kerjain...ya?" celoteh Indro.

Tapi ada sebuah kotak hitam di lantai.

"Kotak...hitam apa ya?" celoteh Indro.

Indro pun ingin memegang kotak hitam tersebut. Dono, ya melihat Indro ingin memegang kotak hitam tersebut dan langsung berteriak "Jangan di sentuh kotak hitam tersebut!".

Indro, ya keburu memegang kotak hitam tersebut. Keluarlah cahaya yang menyilaukan mata. Indro pun menghilang begitu. 

"Aku...gagal melarang Indro memegang kotak hitam tersebut. Sekarang....entah di mana keberadaan Indro," kata Dono.

Kasino pun mendekati Dono, saat ia baru sampai di rumah.

"Ada...apa Don?" tanya Kasino.

"Indro....menghilang. Gara-gara menyentuh kotak hitam di lantai," kata Dono.

"Jadi......gara-gara....kotak hitam ini, Indro menghilang. Memangnya kotak hitam ini asalnya dari mana?" kata Kasino.

"Entahlah aku tidak tahu. Tapi kalau...di lihat baik-baik ada tulisan kuno kayanya tulisan kuno dari Mesir," kata Dono.

"Aku...melihat baik...tulisan kuno dari Mesir," kata Indro.

"Semoga Indro...bisa menyelesaikan misinya. Jadi bisa cepat pulang," kata Dono.

"Aku...berdoa agar Indro berhasil dari misinya," kata Kasino.

***

Indro berada di gurun pasir dengan keadaan pingsan. Seekor onta dan seorang yang mengendarainya. Turunlah orang berada di atas onta dan berusaha membangunkan orang yang tergeletak begitu saja di gurun pasir.

Ya...Indro pun sadar dari keadaannya pingsan dan berkata "Dimana...aku?".

Orang yang menolong Indro pun berkata "Kamu....berada di Mesir".

"Mesir," kata Indro.

Indro pun melihat sekelilingnya dengan baik, ternyata gurun pasir yang luas banget. Indro pun berkenalan dengan orang yang menolongnya. Jadi Indro tahu siapa yang menolongnya bernama Celopatra, panggilannya Celo. Ya Celo pun siapa orang yang ia tolong bernama Indro.

Indro pun memutuskan ikut Celo ke kota, ya naik onta gitu karena Celo bawa satu ekor onta untuk di tunggangi. Perjalanan pun berjalan dengan baik Indro dan Celo, ya sampai di kota. Celo dan Indro di hadang oleh preman pasar gitu dan ingin merampas onta dan barang bawaan. Sebenarnya takut melawan preman pasar gitu. Tapi Celo dengan berani melawan preman pasar dengan menggunakan tongkat sebagai senjata. Ya...Indro ikutan juga bertarung melawan preman pasar. Indro dan Celo berhasil mengalahkan para preman pasar gitu dan datenglah...para prajurit yang menjaga keamanan kota untuk menangkap para preman pasar untuk di masukkan ke penjara. 

Setelah urusan selesai dengan preman pasar, ya Celo dan Indro pun segera menuju penjualan onta untuk di jual onta tersebut. Hasilnya penjualan onta lumayan buat Celo. Mulailah rencana Celo untuk masuk ke dalam istana, ya Indro ikut membantu Celo untuk masuk istana dengan menyamar gitu...menjadi pelayan istana.

Usaha Celo dan Indro, ya berhasil sih masuk istana. Ternyata, ketahuan oleh prajurit yang menjaga istana, jadi Celo dan Indro dihadapkan kehadapan Raja mesir. 

Raja pun menyidang Celo dan Indro di aula istana.

"Kalian berani...masuk istana ini," kata Raja.

"Aku...berani masuk istana ini karena...ini istana aku," kata Celo yang tegas banget.

Indro terkejut dengan omongan Celo, ya termasuk Raja.

"Siapa.....sebenarnya, kamu ini....gadis muda yang berani?" kata Raja.

"Aku....Celopatra. Aku selamat dari usaha kamu ingin membunuh ku dasar penasehat kerajaan yang menyamar jadi ayahku," kata Celo dengan terus terang.

Prajurit istana melihat dengan baik wajah Celo, ya ternyata putri kerajaan Mesir. Maka itu, para prajurit istana yang setia langsung berpihak pada Celopatra. Raja, yang kedoknya sudah ketahuan Celo, ya masih mengelak dengan cara menyerang Celo dengan sebuah pedang di tangannya. Indro yang sigap, ya menolong Celo dengan melompat ke arah Celo untuk menghindari serangan pedang Raja. Prajurit yang berpihak Celo pun mengangkat senjata dan begitu juga dengan prajurit di pihak Raja. Jadilah pertempuran di aula istana. Raja terus menyerang Celo, tapi Celo tidak tinggal diam saja jadi melawan dengan mengambil pedang prajurit. Adu pedang antara Raja dan Celo. Sampai Celo, ya terpojok dengan serangan pedangnya Raja. Indro pun menolong lagi Celo dengan berusaha mengalahkan Raja. Pertarungan adu pedang antara Indro dan Raja sangat sengit banget. 

Pada akhirnya, Indro bisa mengalahkan Raja dan perang di aula istana pun berhenti. Celo pun menyiram wajah Raja dengan cairan membatal penyamarannya dan wajahnya kembali semula menjadi penasehat kerajaan. Celo pun menyuruh prajurit untuk memasukkan penasehat kerajaan ke dalam penjara beserta prajurit yang mengikutinya. Celo pun membebaskan ayahnya yang di penjara oleh penasehat kerajaan. Raja yang asli kembali memerintah kerajaan. Indro, ya senang telah menolong teman baiknya ternyata seorang putri kerajaan Mesir. Indro pun bersenang-senang di istana yang megah, selama sebulan di temanin oleh Celo.

Indro, ingin balik ke rumah tapi tidak tahu caranya. Sampai Indro menemukan kotak hitam lagi di sebuah tempat penyimpanan kerajaan, ya di temanin Celo. Indro ingin menyentuh kotak hitam tersebut, tapi sebelumnya Indro...bertanya ke Celo berkaitan dengan kotak hitam.

Ya...Celo pun menceritakan sebenarnya asal usul kotak hitam ke Indro bahwa kotak hitam di berasal dari langit dan di temukan oleh Celo sendiri di taman istana. Indro pun mengerti cerita dari Celo tentang kotak hitam. Maka itu, Indro pun berkata ke Celo "Saat kita berpisah Celo. Terima kasih atas segalanya...selama aku tinggal di istana".

"Iya, sama-sama," kata Celo.

Indro pun menyentuh kotak hitam dan cahaya yang menyilaukan mata dan menghilangkan Indro begitu saja. Celo pun ke luar dari ruangan yang menyimpan kotak hitam dan ruang penyimpanan pun di kunci rapat-rapat. 

***

Indro pun sampai di rumah. Dono pun membangun Indro yang tidur di sofa. Ya Indro pun bangun dari tidurnya.

"Aku ada...di rumah. Jadi aku berhasil pulang ke rumah," kata Indro yang senang sekali.

"Iya, kamu...berhasil kembali pulang ke rumah...Indro. Berarti...misi mu telah selasai," kata Dono.

"Berapa...lama...aku...pergi ke Mesir, Don?" tanya Indro.

"Ya...paling cuma satu hari penuh," kata Dono.

"Satu...hari penuh. Kayanya..aku...sebulan...di Mesir," kata Indro.

"Mungkin....jawabannya...hanya ruang waktunya beda aja. Jangan-jangan kamu pergi Mesir ...itu tempat alamnya Jin," kata Dono.

"Alam...Jin. Bisa jadi. Waktunya beda sih," kata Indro.

"Sudahlah...jangan di bahas lagi. Aku...mau main PS 4," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Indro pun ke ruang tengah dan segera menghidupkan PS 4 dan di mainkan. Dono, ya mau ke kamar untuk mengetik gitu. Kasino ke luar dari kamarnya dan berpapasan dengan Dono.

"Don,.....Indro.....udah balik dari Mesir?" tanya Kasino.

"Udah. Lagi asik main PS 4," kata Dono.

"Oh...begitu. Aku..ikut main PS 4 sama Indro...ah!!!" kata Kasino.

"Iya," saut Dono.

Kasino, ke ruang tengah untuk main PS 4 bersama Indro. Dono, ya segera mengetik di leptopnya dengan penuh ketenangan di dalam kamar.

Tuesday, March 3, 2020

NETRAL BRO!!!

Surya berdiri tegak sambil memegang mikrofon. Mulai Surya menyanyikan lagu.

Isi lagu :

"Biarkah waktu teruslah....berputar
Mencintai kamu penuh rasa sabar
Meski sakit hati ini kau tinggalkan
Ku ikhlas tuk bertahan
Cintaku padamu begitu besar
Namun kau tak pernah bisa me....rasakan
Telah kini  kau ucapkan selamat tinggal
Membuat keresahan

....Meninggalkan ku tanpa perasaan
.....Hingga ku jatuhkan air mata
.....Kekecewaan ku sungguh tak berharap
Biarkan ku terus bertahan

Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilang lah sudah
Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilang lah sudah

...Meninggalkan ku tanpa....perasaan
Hingga ku jatuhkan air mata
.....Kekecewaan ku sungguh tak berharap
Biarlah ku terus bertahan

Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilang lah sudah
Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilang lah sudah
Jangan pernah kau coba untuk berubah
Ku relakan yang indah dalam hatinya
Wooooo....na....nana
Na.....naaa.....oooooo"

Surya, ya selesai menyanyikan lagunya dengan baik. Tora, ya bertepuk tangan dan berkata "Bagus....bagus, aku jadi terharu mendengarkannya".

"Mulai..deh ngeledeknya. Bilang...aja jelek gitu," kata Surya.

"Kok, tahu," saut Tora.

"Tahu...lah. Suara aku...pas...pas.....pasan. Alias lumayan gitu," kata Surya.

"Tapi, Surya bagus kok. Dengerin deh rekaman di Hp....aku," kata Dita.

"Ini...malah di rekam di Hp," kata Surya.

"Hasilnya bagus kok. Kenapa ya Surya bilang....pas...pas...pasan...ya?" kata Dita.

"Becandaan. Kalau gak di buat gitu....kan, gak seru," kata Tora.

"Emang...bener," saut Surya.

"Jadi...cuma...becandaan toh. Aku....serasa...di bodohin...gitu," kata Dita.

"Siapa sih...yang bodohin....Dita. Lawan Surya," kata Surya menunjukkan keberaniannya.

"Iya, siapa...yang membodohin...Dita. Lawan aku Tora," kata Tora dengan penuh keberanian.

"Kalian....ini kenapa sih?Bukannya...kalian berdua! Merasa...gak!!!" kata Dita.

"Enggak tuh," kata Surya dan Tora yang ngeles gitu.

"Kelihatan...tahu, bohongnya. Males...ah....main sama kalian berdua," kata Dita.

Dita pun ngambek keluar dari ruangan gitu.

"Wah...Dita..ngambek...Tora, gimana ini?" kata Surya.

"Biarin....aja nanti masuk lagi," kata Tora.

"Kalau begitu lebih baik kita nonton Tv aja," saran Surya.

"Boleh juga," Tora.

Surya pun menyetel Tv dan memilih chenel Tv yang menarik acara Tvnya dengan remot. Tora, ya mengikuti saja apa maunya Surya. Acara Tv yang di pilih adalah lawak. Surya dan Tora, asik menonton Tv. Dita yang masih kesal, ya sebenarnya gak kesal sih cuma alasan saja gitu....tujuannya beli makanan kecil di minimarket terdekat.

Tora, ya kepikiran sesuatu dan berkata "Surya kenapa...menyanyikan lagunya ST 12 atau di sebut sekarang Setia Band, Jangan Pernah Berubah  atau ada kaitannya dengan perlombaan menyanyi lagu pop, Indonesian Idol...gitu?"

"Ah....cuma..iseng...aja. Nyanyian lagu pop," kata Surya.

"Biasanya....?" tanya Tora.

"Ya...pop sih," kata Surya.

"Itu...mah sama aja!!!" kata Tora.

"Dita...lama...amat. Ngambeknya udah keterlaluan...ini mah," kata Surya.

"Lama...banget. Apa kita yang keterlaluan sama Dita," kata Tora.

"Keterlaluan apa?" tanya Surya.

"Ya...becandaannya," kata Tora.

"Biasa....itu mah," saut Surya.

"Iya...juga...biasa," kata Tora.

Dita pun masuk ke dalam ruangan dan melihat Tora dan Surya nonton Tv dan segera duduk bersama Tora dan Surya.

"Aku...beli makan banyak," kata Dita.

"Makan.....," kata Surya dan Tora bersamaan.

"Iya...makan," saut Dita.

"Bukannya tadi...ngambek!!!" kata Surya.

"Iya....ngambek.Tahu-tahu...kembali, bawa makan yang banyak. Aneh...ini mah," kata Tora.

"Dita...kan cuma becanda," katanya dengan terus terang.

"Wah...kita kena!!!!" kata Surya.

"Beneran...kita, kena becandaannya Dita.Ya...sudah bagi makannya!!!!" kata Tora.

"Ini...makannya," kata Dita sambil memberikan satu bungkus keripik singkong ke Tora.

"Mana punya aku!" kata Surya.

"Ini...aku kasih!" kata Dita sambil memberikan satu bungkus keripik pisang.

Tora dan Surya, ya segera membuka bungkus makanan dan memakan makanan di dalam plastik masing-masing.

"Enak," kata Tora.

"Iya, enak," kata Surya.

Dita, ya mengambil remot tv dan mengganti chanel Tv dengan acara suku afrika, ya film jadul sih.

"Kenapa film ini....Dita?" tanya Surya.

"Aku...ingin...bertanya saja, ya pandangan pria berkaitan tentang apa yang di tonton," kata Dita.

"Pertanyaan apa....aku bisa jawabnya. Ya gak Tora!" kata Surya.

"Iya, aku bisa...jawabnya dengan baik," saut Tora yang asik makan keripik singkong.

"Ok...baiklah. Di film ini ada suku afrika yang kulitnya hitam dan ada suku kulit putihnya....dong sebagai lawan main dalam film ini. Pertanyaannya...adalah cewek suku kulit hitam dan suku kulit putih cantikan mana?" kata Dita.

"Cantik...mana cewek kulit hitam dan putih? Jawabannya....sama-sama cantiknya,...Netral Bro!!!.... ya gak Tora!" kata Surya.

"Idem....jawabannya sama dengan Surya. Netral alias....sama cantiknya suku kulit hitam dan suku kulit putih....karena yang di bahas cewek. Kalau cewek....pasti...cantiklah. Cewek di bilang ganteng namanya...tomboy dong," penjelasan Tora.

"Kalian...bener-bener...sehat menilai sesuatu," kata Dita.

"Yo....i," kata Tora dan Surya bersamaan.

Dita, pun menggantikan chanel Tv pake remot....ke tontonan acara yang di tonton Surya dan Tora...yang awal. Dita pun meninggalkan ruangan karena ada urusan kerjaan. Surya dan Tora, ya santailah...nonton Tv, karena gak ada kerjaan.

Monday, March 2, 2020

ISENG AJA!!!

Indro, ya lagi buka Hpnya dan ada sebuah foto cewek berjilbab. Dono yang sedang asik mengetik gitu di leptopnya, ya Indro pun menunjukkan foto cewek di Hpnya.

"Don....cantik gak cewek ini?" kata Indro.

Dono, ya berhenti mengetik gitu dan melihat foto cewek di Hpnya...Indro.

"Emmm. Gimana..ya. Mau jujur atau bohong?" kata Dono.

"Yang bohongnya dulu!" kata Indro.

"Biasa..aja," kata Dono.

"Kalau..jujurnya!" kata Indro.

"Biasa...aja," kata Dono.

"Kok...jawabnya sama aja," kata Indro.

Kasino, ya berhenti dari main game di Hpnya dan bergerak  ke tempat duduknya Indro dan Dono untuk melihat foto di Hpnya Indro.

"Ceweknya...cantik," kata Kasino.

"Cantik. Berarti pandai menilai," kata Indro.

Kasino, ya kembali duduk di tempatnya dan segera main game di Hpnya. 

"Kasino...aja bilang cantik foto cewek di Hp ini. Kenapa kamu, Don.....cuma menanggapinya dengan santai. Ya Biasa aja!!!!" kata Indro.

"Indro...Indro....Indro. Cantik itu relatif. Tergantung orang yang memandangnya. Aku...ngomongnya...biasa aja berarti biasa aja," kata Dono.

"Kalau..menurut Dono begitu, ya benarlah. Pandangan Dono," saut Kasino sambil main game di Hpnya.

"Jadi....biasa aja toh. Kalau yang ini Don!" kata Indro, ya sambil menunjukkan foto cewek lagi di Hpnya.

Dono pun terkejut dengan foto yang di tunjukkan Indro.

"Wulan dan Rara," kata Dono.

"Mana..yang cantik Don?" tanya Indro.

"Susah untuk aku...pilih. Mana yang cantik," kata Dono.

"Ya...pilih salah satu. Apa susahnya!" ujar Indro yang memaksa.

"Ok....aku pilih. Rara. Pasti bertanya lagi," kata Dono.

"Iya, kenapa Rara. Bukannya Wulan. Hayoooo kenapa Rara?" kata Indro yang penuh antusias banget.

"Ya...kan. Nanya lagi. Jawabannya ga ada!" kata Dono yang tegas.

"Ya...selesai deh permainannya," kata Indro.

"Oh..iya, Don. Rara..yang nyata atau maya di Tv....cantikan yang mana?" tanya Kasino sambil main game di Hp.

"Kok. Ikut...mainan kaya Indro, Kasino?" kata Dono.

"Nimbrung aja. Gak di jawab juga apa-apa? Cuma permainan," kata Kasino.

"Jadi...jawabannya Don?" ujar Indro yang memaksa Dono.

"Untuk menyenangkan semuanya jawabannya....tidak ada jawaban," kata Dono yang tegas.

"Ya...jadinya tanda tanya deh," kata Indro.

"Terserah Dono," saut Kasino.

Dono, ya kembali mengetik di Hpnya. Indro, ya menonton Tv on line di Hpnya. Kasino, ya biasalah tetap asik main game di Hpnya. Tiba-tiba Indro terpikir sesuatu tentang berita hari ini dan berkata pada kedua temannya "Apa pendapat kalian berdua berkaitan dengan virus korona. Ya....tentang penanggulangan Pemerintah Indonesia menghadapi masalah virus korona?" 

Dono, ya berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Sudah sesuailah proses penanggulangannya".

"Pendapat, aku...sih gak jauh beda dengan Dono. Jadi idem," saut Kasino.

"Jadi...sudah...sesuai prosedur yang baik dilakukan Pemerintahan Indonesia," kata Indro.

"Sip benar sekali," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, ya kembali mengetik di leptopnya. Indro, ya asik nonton Tv on line, yang di tonton adalah Net. Kasino, asik main game di Hpnya.

Saturday, February 29, 2020

SANTAI DI RUMAH

Dono lagi asik santai di halaman belakang, ya sambil baca buku. Indro, ya nemenin Dono duduk di halaman belakang, ya sambil baca artikel di jaringan internet pake Hpnya.

"Artis dan Artis," celoteh Indro.

Dono pun mengentikan baca bukunya dan di taruh di meja, lalu membuka toples dan mengambil keripik pisang. Dono, ya menikmati makan keripik pisang. 

"Artis lagi dan lagi," celoteh Indro.

Dono pun minum, teh anget untuk menghilangkan rasa seret di tenggorokannya. Indro pun selesai juga baca artikelnya di Hpnya.

"Enak...ya Don, jadi artis?" kata Indro.

"Jadi..artis. Ya ada enaknya dan juga tidak enaknya," kata Dono.

"Jadi dua toh pokok permasalahannya. Kalau enak jadi artis?" kata Indro.

"Enaknya jadi artis. Saat artis itu berdiri di atas panggung, contohnya penyanyi. Ia menunjukkan pesona dirinya dengan penampilan yang cantik banget, bagaikan burung merak yang sedang menunjukkan keindahan dari bulunya cantik," kata Dono.

"Indah di pandang mata karena melihat pesona kecantikan yang menajubkan dan akhirnya yang menonton pun bersorak sorai sambil bertepuk tangan tanda kagum. Gimana dengan gak enaknya....Don?" kata Indro.

"Gak...enaknya. Ya...artis tersebut kembali menjadi dirinya sendiri seperti burung kecil yang tidak ada nilai harganya dan kadang keluar kata-kata dari mulutnya 'Aku letih banget mengejar karir sampai puncak, terkadang aku kecewa dengan hasilnya....tidak sesuai kenyataan'," kata Dono.

"Jadi hidup jadi artis....penuh dengan panggung sandiwara," kata Indro.

"Iya, tepat sekali Indro. Panggung sandiwara. Peran yang terus di mainkan jika jadi artis, sesuai lakon yang ia mainkan," tegas Dono.

"Kadang...lebih baik jadi orang biasa-biasa aja dari pada jadi artis," kata Indro.

"Seperti itulah...pilihan," tegas Dono.

Indro pun mengambil keripik pisang di toples dan segera memakannya. Dono pun kembali membaca bukunya. Indro, ya minum teh anget untuk menghilangkan rasa seret makan keripik pisang. Kasino, ya selesai membereskan tanaman di pot dan duduk bersama Dono dan Indro. Ya Indro pun segera main game di Hpnya. Kasino, segera menuangkan tekok kecil yang berisi teh yang masih anget ke gelas dan segera di minumnya teh anget.

"Segernya," kata Kasino.

Kasino pun mengambil keripik di toples dan segera di makannya.

"Oh..iya. Dono, Indro...hari minggu....cuma di rumah aja. Gak ada kegiatan yang lain?" kata Kasino.

Dono, ya menghentikan baca bukunya dan berkata "Gak ada kegiatanlah".

Indro pun menghentikan main gamenya di Hpnya dan berkata "Gak ada kegiataan gitu. Cuma seperti ini, kebiasaan di rumah".

Kasino pun minum teh angetnya.

"Jadi..gak ada rencana kemana gitu?" kata Kasino.

"Rencana...main kemana? Kalau ke pantai di daerah sini. Ah sudah biasa. Harusnya luar biasa gitu," kata Indro.

"Kalau...mau luar biasa. Kenapa gak ke pulau Natuna atau ke pulau Subaru. Kan di sana pantainya bagus banget," saran Dono.

"Kejauhan..itu Don. Sekalian aja ke pulau Sabang, di Aceh," kata Indro.

"Wah...wah...wah. Berarti..tidak ada rencana kemana-mana...ini mah. Ya udahlah. Jalanin kebiasaan setiap hari di rumah," kata Kasino.

"Setuju," kata Dono dan Indro bersamaan.

Dono, ya kembali baca bukunya dan Indro, ya kembali main game di Hpnya. Kasino, ya beranjak dari duduk bersama Dono dan Indro dan masuk ke dalam rumah, ya ke ruang tengah untuk menonton Tv. Kasino pun memilih chanel Tv yang menarik gitu dan chanel yang di pilih Kasino adalah RRI, yang sedang menayangkan lagu-lagu yang menarik. Dengan santai Kasino menikmati tontonan di Tv, di hari minggu yang tenang banget banget.

NGOBROL BIASA!!!

Surya, ya sedang asik duduk di kafe sambil minum jus jeruk. Tora dateng kafe sih setelah urusannya selesai dengan Istrinya.

"Surya....maaf telat," kata Tora sambil duduk bersama Surya.

"Iya, aku maafkan," kata Surya.

Tora pun mesen minuman sama pelayan kafe yaitu jus alpukat. Pelayan kafe, ya segera menyediakan pesanan dengan cepat. Ya di tunggu sih dateng juga minuman jus alpulkat dan di taruh di meja oleh pelayan kafe.

"Terima kasih," kata Tora.

"Iya, silakan menikmati," kata pelayan kafe.

Pelayan kafe, kembali ke posisinya menunggu pesanan dari pengunjung yang dateng di kafe.

"Dita...mana?" tanya Tora.

"Paling kerjaanya belanja di mall. Biasa...cewek...belanja lama, banyak milih ini dan itu," kata Surya.

"Oh...begitu," saut Tora.

***

Dita yang di omongin Tora dan Surya, ya lagi asik milih baju gitu di mall dan akhirnya bersin.

"Aku...flu, atau ada yang ngomongin aku. Biasanya...sih. Tora dan Surya..nie," kata Dita yang berprasangka.

Dita pun meneruskan memilih bajunya yang ingin ia beli.

***

"Oh...Surya, hari ini jadi suting....acara malam malam di Net?" tanya Tora.

"Jadi...lah. Udah di kontrak ngisi acara," kata Surya.

"Tema...apa yang di angkat hari ini?" tanya Tora.

"Biasalah. Keadaan kita gini, bercerita saja!!!!" kata Surya.

"Oh...iya, ngomong-ngomong. Dari tadi minum jus terus. Kapan makannya?" kata Tora.

"Oh...iya aku lupa pesan. Tapi yang bayar kamu, Tora," kata Surya.

"Kok aku, kamu yang ngundang main di kafe jadi aku yang harus bayar," kata Tora.

"Becanda. Tetap aku yang bayar," kata Surya.

"Kalau gitu aku suka," kata Tora.

Surya dan Tora memesan makan sama pelayan kafe, ya makan yang di pilih ayam bakar gitu. Segera secepat mungkin pelayan kafe, ya menyajikannya. 

"Oh...iya, acara pencarian bakat masih terus ada di Tv...kaya lancar-lancar saja...ya Surya," kata Tora.

"Lancarlah...masih banyak peminatnya, untuk mengubah nasif dari bukan siapa-siapa menjadi sesuatu yang luar biasa alias artis yang populer," kata Surya.

"Iya juga. Berarti banyak yang dateng ke Jakarta untuk mencari peruntungan jadi orang sukses," kata Tora.

"Banyak yang dateng ke Jakarta. Maka itu, pertumbuhan ekonomi di Jakarta pesat...jadilah kota metropolitan. Banyak memberikan harapan masa depan yang lebih baik. Beda dengan kota yang lain. Kuncinya itu media berkembang pesat di Jakarta....jadi daya tarik," penjelasan Surya.

"Bener kamu, Surya. Medialah kunci...sukses di kota Jakarta, memberikan satu harapan untuk menjadi orang sukses," kata Tora.

Pelayan kafe dateng, ya menyajikan makan pesan. 

"Terima kasih," kata Tora.

"Iya, silakan di makan," kata pelayan kafe.

Pelayan kafe pun kembali ke tempatnya lagi untuk menunggu pengunjung yang pesan gitu. Tora dan Surya segera menyantap makanan.

"Enak," kata Tora.

"Enak...banget," kata Surya.

Surya dan Tora, terus asik makan. Dita, ya selesai juga dari beli baju di mall, ya buru-buru dateng ke kafe. Terlihat oleh Dita, ya Tora dan Surya asik makan gitu. Segera Dita masuk ke dalam kafe. 

"Tora, Surya...maaf telat," kata Dita sambil duduk di sebelah Surya.

"Telat banget," kata Surya.

"Benar-benar telat," kata Tora.

"Maaf...deh," kata Dita kembali.

"Iya, di maafkan," saut Surya dan Tora bersamaan.

Dita pun memesab minum ke pelayan kafe, ya jus jeruk gitu. Segera pelayan kafe menyiapkan pesanan gitu. 

"Oh..iya, ngobrol tentang apa kalian berdua?" tanya Dita.

"Apa..ya?" kata Surya.

"Apa...ya?" kata Tora.

Pesanan pun dateng dan di taruh di meja oleh pelayan kafe.

"Terima kasih," kata Tora.

"Kok...Tora yang ngomong. Harusnya aku. Terima kasih," kata Dita.

"Iya, silakan," kata pelayan kafe.

Tora dan Surya selesai makan dan berkata bersamaan "Kenyang". Gita, ya lagi asik minum jus jeruknya.

"Tora, ayo kita ke studio untuk suting, acara malam malam!" kata Surya.

"Ayo!!!" kata Tora.

Tora dan Surya beranjak dari tempat duduk untuk membayar makanan di kasir. 

"Tunggu...aku belum selesai," kata Dita yang masih minum jus jeruknya.

"Cepetan!!!" kata Surya.

"Cepetan!!!!" kata Tora.

"Iya," saut Dita.

Dita selesai minum jus jeruknya. Surya telah membayar semuanya makan dan minuman di kasir. Ya segera keluar dari kafe Surya dan Tora. Dita, ya ngekor dari belakang. Ketiganya, jalan bersama akhirnya menuju studio Tv untuk kerja, mengisi acara Tv....malam malam.

Friday, February 28, 2020

BILY DAN TEMAN

Bily, ya lagi asik duduk di taman sambil menikmati pemandangan sekitar. Rafi mendatengi Bily, ya langsung berkata "Woy....kok duduk di sini, ngapa gak ke dalem?"

"Lagi...asik lihat keadaan lingkungan," kata Bily.

"Lingkungan," saut Rafi.

Dengan seksama Rafi melihat keadaan lingkungan, dimana terlihat manusia yang sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Rafi, kalau semua manusia di kota ini...terinfeksi...virus mematikan, kaya film-film gitu. Dampak pada ekonomi di kota ini bagaimana, ya?" tanya Bily.

"Terinfeksi virus mematikan, terkena pada manusia dan dampak ekonomi pada kota ini?" Ya....lumpuhlah...ekonomi kota ini, karena yang menggerakkan sektor ekonomi modern dan tradisional adalah manusia," kata Rafi.

"Wah....hancur deh," kata Bily.

"Ya...memang hancurlah," tegas Rafi.

"Ya sudahlah ngobrol di sini dan santai di sini. Ayo masuk ke dalem yuk!" kata Bily.

"Dari tadi...diajak ke dalem," kata Rafi.

Rafi dan Bily pun beranjak dari duduk di taman, ya berjalan menuju sebuah gedung. Sampailah di dalam ruangan. Ya Bily duduk sendirian di dalam gedung sambil nonton vidio lucu di Youtobe pada Hpnya. Rafi sedang ngobrol dengan Slavina, ya urusan pribadi biasalah rumah tangga.

Kevin masuk ruangan tersebut dan melihat Bily sedang asik nonton Youtobe pada Hpnya.

"Hey, teman asik...sendirian nih!" kata Kevin.

"Kamu, Kevin. Iya, abisnya...nunggu Rafi selesai dulu urusannya dengan Slavina," kata Bily sambil menghentikan tontonannya di Hpnya.

"Main, tik tok yuk. Ya tujuannya asik-asik aja gitu," saran Kevin.

"Boleh juga...main tik tok," kata Bily.

Bily dan Kevin pun, ya sepakat main tik tok, ya pake Hpnya Bily. Setelah itu Bily dan Kevin menonton hasilnya dari rekaman di Hpnya Bily.

"Boleh...juga hasilnya," kata Kevin.

"Lucu....juga," kata Bily.

"Astaga...aku ada urusan yang lain, Bily..ngobrolnya udahan ya. Ada urusan penting. Biasa..urusan pribadi," kata Kevin.

"Iya," kata Bily.

Kevin, ya meninggalkan Bily lagi sendirian di ruangan tersebut. Bily pun membagikan hasil dari main tik toknya, ya ke teman-temannya dengan tujuannya tanggapan dari teman-teman gitu. Wal hasil, banyak komentar yang....lumayan asik gitu lebih tepatnya tujuannya becandaan gitu. Bily pun tertawa sendiri membaca komentar tersebut, ya perasaan dirinya senang banget. Tiba-tiba, Bily teringat dengan almarhum Kakaknya, Olga. Bily yang tadinya perasaannya bahagia, jadi sedih. 

"Tidak..ada yang tahu umur manusia itu berapa lama untuk bisa hidup di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu," celoteh Bily.

Bily pun menghilangkan kesedihannya dengan main game di Hpnya, ya on line. Rafi pun selesai dengan urusan dengan Slavina, ya segera menghampiri Bily.

"Bily, ayo...kita kerja!" kata Rafi.

"Ayo!!!" saut Bily, ya segera menghentikan main game di Hpnya.

Bily dan Rafi yang sepakat, ya keluar dari ruangan tersebut, dan menuju ruangan lain untuk mengisi acara di Tv, ya suting gitu. Rafi menunjukkan kebolehannya sebagai host yang handal begitu dengan Bily. Tema yang di angkat dalam acara Tv pun mulai jadi lebih menarik lagi sampai-sampai semuanya jadi heboh banget karena di obrolin Bily dan Rafi beserta bintang tamu.

Waktu pun berjalan sesuai dengan rencananya, ya suting acara Tv pun selesai juga. Bily dan Rafi kembali duduk santai di ruangan. Karena Rafi masih ada urusan, ya sibuk dengan Slavina, biasalah ngobrol panjang dengan penuh keasikan. Bily pun kembali asik nonton Tv on line di Hpnya untuk memeriksa hasil dari suting hari ini.

"Hasilnya bagus. Tema yang angkat juga menarik," kata Bily.

Bily pun menghentikan nonton Tvnya di Hpnya, karena teringat urusan penting di rumah. Saat berpapasan dengan Rafi, ya Bily berkata "Rafi...balik pulang!"

"Iya, hati-hati di jalan!" kata Rafi.

Bily pun terus berjalan keluar gedung. Rafi dan Slavina mengakhiri pembicaraan keduanya, ya suting acara Tv dengan acara di bawakan keduanya. Bily pun masuk mobilnya dan segera di bawa dengan baik. Memang sih keadaan kota Jakarta, padat merayap gitu. Tetap saja Bily santai bawa mobilnya dan sampai juga di rumah.

Bily pun biasa di rumah memperhatikan Ibu tercinta karena itulah yang paling penting buat diri Bily, ya setelah urusan kerjaan suting di Tv. Sampai akhirnya duduk di sendirian di kamarnya, ya main PS 4 untuk menghabiskan waktunya di rumah dengan penuh kebahagian.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK