CAMPUR ADUK

Tuesday, June 15, 2021

RATU PENGUASA LAUT SELATAN

Wulan yang duduk di bangku SMP, ya hobynya membaca buku yang ini dan itu untuk menambah wawasannya. Saat jam istirahat. Wulan ke perpustakaan untuk membaca buku. Saat di dalam perpustakaan, ya Wulan memilih buku di rak buku dengan baik.

"Mau baca buku apa ya?" kata Wulan.

Tiba-tiba muncul sosok wanita yang cantik banget mengawasi Wulan. Wanita itu adalah Nyi Roro Kidul. Buku yang menceritakan tentang Nyi Roro Kidul pun di jatuhkan sama Nyi Roro Kidul. Wulan kaget banget dengan buku yang terjatuh dari rak. Nyi Roro Kidul memang tidak bisa di lihat oleh Wulan gitu. Wulan mengambil buku tersebut dan membaca judul buku tersebut.

"Legenda Ratu Penguasa Laut Selatan," kata Wulan.

Wulan masih berpikir kenapa buku bisa jatuh dari rak ke lantai padahal tidak ada yang menyentuhnya? Wulan pun berkata "Mungkin angin, ya."

Wulan pun membawa buku dan duduk di tempat duduk, ya buku di taruh di meja.

"Aku akan membaca buku ini," kata Wulan.

Wulan membuka buku itu dan membacanya dengan baik banget gitu.

Isi buku yang di baca Wulan dengan baik :

Pada zaman dahulu, tepat di daerah Jawa Barat. Terdapat sebuah Kerajaan bernama Pakuan Pajajaran. Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan arif. Rakyat dibawah kekuasaanya sangat bahagia dan menghormati sang raja karena kepemimpinannya membuat hidup para rakyat sejahtera. Raja tersebut bernama Raja Prabu Siliwangi. Sang Prabu mempunyai cukup banyak anak, salah satunya bernama Putri Kandita. Ia adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, baik hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya. 

Sang Prabu Siliwangi sangat menyayangi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita semakin memiliki paras yang cantik dan area ia merupakan anak tunggal maka ialah sang calon pewaris tahta raja Prabu Siliwangi kelak. Mendengar keinginan Prabu Siliwangi untuk menjadikan Putri  Kandita sebagai penerus tahta para Selir dan anak-anaknya tidak setuju. Mereka tidak rela jika Putri Kandita yang akan menjadi Ratu kelak.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya berkumpul untuk merencanakan siasat jahat untuk menyingkirkan Putri Kandita dan ibunya keluar dari Istana. Untuk melancarkan rencananya mereka meminta bantuan kepada seorang penyihir sakti yang tiggal di sebuah desa terpencil,  yang memiliki berbagai macam ilmu hitam .

Suatu hari, Tanpa sepengetahuan raja, para selir dan anaknya mendatangi Penyihir tersebut dan dengan memberikan imbalan yang diminta sang Penyihir, selir dan anaknya ingin putri Kandita serta permaisurinya diberi kutukan agar tidak menjadi pewaris tahta sang raja.

Tanpa menunggu lama, sang Penyihir melaksanakan tugasnya. Dengan ilmu hitam ia menyihir Putri Kandita dan Ibunya agar menderita penyakita Kusta. Suatu hari, ketika bangun dari tidurnya Putri Kandita dan Ibunya berubah menjadi buruk rupa, Tubuh yang awalnya mulus, bersih dan kuning langsat seketika langsung berubah, tubuh keduanya di penuhi dengan borok dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Putri Kandita dan sang permaisuri mengidap penyakit kusta yang tak kunjung sembuh. Prabu Siliwangi yang merasa heran melihat penyakit aneh pada kedua orang kesayangannya itu langsung memanggil tabib istana untuk melakukan pengobatan. Tetapi setelah di coba dengan berbagai macam ramuan, sang tabib istana tetap tidak dapat menyembuhkan mereka.

Penyakit Putri Kandita dan ibundanya bertambah parah. Tubuh mereka semakin lemah karena tidak dapat mencerna makanan dan minuman. Putri Kandita yang masih muda dapat bertahan menghadapi penyakit yang dideritanya. Namun, Sang ibunda yang sudah tua ternyata tidak dapat bertahan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Putri Kandita dan raja sangat terpukul dengan meninggalnya permaisuri. Selama berhari-hari, Raja Prabu Siliwangi termenung sendirian, ia merasa sangat sedih  karena orang yang paling di cintainya sudah meninggalkan dunia terlebih dahulu. Namun, sang Prabu pun merasa sangat sangat terpikul melihat kondisi Putri Kandita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhannya. Ia merasa sangat cemas karena Putri Kandita yang akan menggantikan meneruskan tahta Kerajaan.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya datang menemui Raja untuk menghasut agar Putri Kandita di usir. Awalnya, Raja menolak. Namun, karena takut penyakitnya menular dengan terpaksa Prabu Siliwangi menyetujui usulan tersebut.

Tanpa sepengetahuan Raja, Selir dan Saudara-saudaranya. Putri Kandita yang mendengar pembicaraan tersebut sangat kecewa dan ia memutuskan untuk melarikan diri dari istana. Dalam suasana hati yang sedih, bingung, dan tidak menentu Putri Kandita berjalan keluar dari istana tanpa tujuan yang pasti.

Selama berhari-hari ia berjalan tanpa arah hingga akhirnya tiba di pesisir pantai selatan Pulau Jawa yang memiliki banyak batu karang dan ombak besar. Di salah satu batu karang itu dia kemudian beristirahat hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Dalam tidurnya, Putri Kandita bermimpi mendengar sebuah suara gaib yang menyuruhnya menceburkan diri ke laut agar penyakitnya sembuh dan sehat seperti sediakala.

“Ceburkanlah dirimu ke dalam laut, Putri Kandita, jika kamu ingin sembuh dari penyakitmu. Kulitmu akan mulus seperti sedia kala.”

Putri Kandita pun terbangun dari tidurnya. Ia lalu merenung meresapi kata-kata gaib tersebut karena ragu apakah suara itu merupakan sebuah wangsit atau hanya orang iseng yang membisiki saat dia tertidur. Tetapi setelah melihat sekeliling, sejauh mata memandang yang ada hanyalah hamparan pasir putih beserta ombak bergulung-gulung di sekitarnya. Oleh karena itu, yakinlah Putri Kandita bahwa suara gaib tadi merupakan sebuah wangsit yang harus dia laksanakan demi kesembuhan dirinya.

Meyakini bahwa suara itu sebuah wangsit, Putri Kandita segera melakukan yang diperintahkan. Sangat  ajaib! Ketika menyentuh air, seluruh tubuh Putri Kandita yang dihinggapi borok berangsur-angsur hilang dan menjadi mulus kembali. Kesembuhan Putri Kandita tidak  membuatnya kembali ke istana. Dia lebih memilih untuk menetap di pantai selatan dan berbaur dengan penduduk sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Sejak tinggal disana, Putri Kandita sangat terkenal karena kecantikan yang ia miliki. Banyak Pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya. Namun, dari sekian banyak yang melamarnya Putri Kandita sama sekali tidak tertarik. Sebagian dari mereka mundur karena Putri Kandita mengajukan syarat yang sangat sulit. Salah satu syaratnya adalah mengadu kesaktianya di atas gelombang pantai laut. Namun, sebagian dari mereka yang menerima syarat.

Ternyata, dari sekian banyak lelaki yang beradu kesaktian, tak seorang pun mampu mengalahkan Putri Kandita. Mereka akhirnya menjadi pengikut setia yang selalu mengawal Sang Putri ke mana pun dia pergi. Sejak itulah, Putri Kandita dikenal sebagai Ratu Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa yaitu Nyai Roro Kidul.

***

Wulan berhenti membaca bukunya.

"Cerita yang bagus. Pandai yang membuat ceritanya," kata pujian Wulan.

Wulan pun membaca pesan moral yang tertulis di buku itu.

"Janganlah kamu berbuat jahat, karena perbuatan jahat akan menimbulkan malapetaka di kemudian hari," kata Wulan. 

Wulan memahami bener pesan moral tersebut. Buku di tutup sama Wulan dan buku di taruh di rak buku. Wulan keluar dari perpustakaan sekolah. Jam istirahat selesai. Wulan masuk kelasnya untuk melanjutkan pendidikannya dengan baik. Nyi Roro Kidul, ya menghilang gitu.

JAKA TARUB DAN TUJUH BIDADARI

Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Acara Tv yang di tonton acara lawak gitu. 

"Lawaknya bagus ya  Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton acara Tv yang bagus gitu. Sedangkan Dono di ruang tamu sedang membaca buku cerita Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari dengan baik banget.

Isi buku cerita yang di baca Dono :

Pada jaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di daerah Jawa Tengah. Ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggil Mbok Milah. Ayahnya sudah lama meninggal. Sehari hari Jaka Tarub dan Mbok Milah bertani padi di sawah. Pada suatu malam, di tengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi mendapat istri seorang bidadari nan cantik jelita dari kayangan. Begitu terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi, Jaka Tarub tersenyum sendiri.

Walaupun demikian, mimpi indah barusan masih terbayang dalam ingatannya. Jaka Tarub tidak dapat tidur lagi. Ia keluar dan duduk di ambengan depan rumahnya sambil menatap bintang bintang di langit. Tak terasa ayam jantan berkokok tanda hari sudah pagi. Mbok Milah yang baru terjaga menyadari kalau Jaka Tarub tidak ada di rumah. Begitu ia melihat keluar jendela, dilihatnya anak semata wayangnya sedang melamun. 

“Apa yang dilamunkan anakku itu?”pikir Mbok Milah.

Ia menebak mungkin Jaka Tarub sedang memikirkan untuk segera berumah tangga. Usianya sudah lebih dari cukup. Teman teman sebayanyapun rata rata telah menikah. Pikirannya itu membuat Mbok Milah berniat untuk membantu Jaka Tarub menemukan istri.

Siang hari ketika Mbok Milah sedang berada di sawah, tiba tiba datang Pak Ranu pemilik sawah sebelah menghampirinya. 

“Mbok Milah, mengapa anakmu sampai saat ini belum menikah juga?” tanya Pak Ranu membuka percakapan. 

“Entahlah,”kata Mbok Milah sambil mengingat kejadian tadi pagi.

 “Ada apa kau menanyakan itu Pak Ranu?” tanya Mbok Milah. 

Ia sedikit heran kenapa Pak Ranu tertarik dengan kehidupan pribadi anaknya. 

“Tidak apa apa Mbok Milah. Aku bermaksud menjodohkan anakmu dengan anakku Laraswati,” jawab Pak Ranu.

Mbok Milah terkejut mendengar niat Pak Ranu yang baru saja diutarakan. Ia sangat senang. Laraswati adalah seorang gadis perparas cantik yang tutur katanya lemah lembut. Ia yakin kalau Jaka Tarub mau menjadikan Laraswati sebagai istrinya. Walaupun demikian Mbok Milah tidak ingin mendahului anaknya untuk mengambil keputusan. Biar bagaimanapun ia menyadari kalau Jaka Tarub sudah dewasa dan mempunyai keinginan sendiri. 

“Aku setuju Pak Ranu. Tapi sebaiknya kita bertanya dulu pada anak kita masing masing,” kata Mbok Milah bijak. 

Pak Ranu mengangguk angguk. Ia pikir apa yang dikatakan Mbok Milah benar adanya. Hari berganti hari. Mbok Milah belum juga menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan rencana perjodohan Jaka Tarub dan Laraswati. Ia takut Jaka Tarub tersinggung. Mungkin juga Jaka Tarub telah memiliki calon istri yang belum dikenalkan padanya. Lama kelamaan Mbok Milah lupa akan niatnya semula.

Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang sangat senang berburu. Ia juga seorang pemburu yang handal. Keahliannya itu diperolehnya dari mendiang ayahnya. Jaka Tarub seringkali diajak berburu oleh ayahnya sedari kecil. Pagi itu Jaka Tarub telah siap berburu ke hutan. Busur, panah, pisau dan pedang telah disiapkannya. Iapun pamit pada ibunya.

Mbok Milah terlihat biasa biasa saja melepaskan kepergian Jaka Tarub. Ia berharap anaknya itu akan membawa pulang seekor menjangan besar yang bisa mereka makan beberapa hari ke depan. Tak lama kemudian Mbok Milah masuk ke kamarnya. Ia bermaksud beristrihat sejenak sebelum berangkat ke sawah. Maklumlah, Mbok Milah sudah tua.

Tak memakan waktu lama di tengah hutan, Jaka tarub berhasil memanah seekor menjangan. Hatinya senang. Segera saja ia memanggul menjangan itu dan bermaksud segera pulang. Nasib sial rupanya datang menghampiri. Tengah asyik berjalan, tiba tiba muncul seekor macan tutul di hadapan Jaka Tarub. Macan itu mengambil ancang ancang untuk menyerang. Jaka tarub panik. Ia segera melepaskan menjangan yang dipanggulnya dan mencabut pedang dari pinggangnya. Sang macan bergerak sangat cepat. Ia segera menggigit menjangan itu dan membawanya pergi. 

Jaka Tarub terduduk lemas. Bukan hanya kaget atas peristiwa yang baru dialaminya, ia pun merasa heran. Baru kali ini nasibnya sesial ini. Hewan buruan sudah ditangan malah dimangsa binatang buas. “Pertanda apa ini ?”, pikirnya. Jaka Tarub segera menepis pikiran buruk yang melintas di benaknya.

 Setelah beristirahat sejenak, ia segera berjalan lagi. Nasib sial belum mau meninggalkan Jaka tarub. Setelah berjalan dan menunggu beberapa kali, tak seekor hewan buruan pun yang melintas. Matahari makin meninggi. Jaka Tarub merasa lapar. Tak ada bekal yang dibawanya karena ia memang yakin tak akan selama ini berada di hutan. Akhirnya Jaka Tarub memutuskan untuk pulang walau dengan tangan hampa.

Ketika Jaka Tarub mulai memasuki desanya, ia heran melihat banyak orang yang berjalan tergesa gesa menuju ke arah yang sama. Bahkan ada beberapa orang yang berpapasan dengannya terlihat terkejut. Walaupun merasa heran Jaka Tarub enggan untuk bertanya. Rasa lapar yang menderanya membuat Jaka Tarub ingin cepat cepat sampai di rumah.

Jaka Tarub tertegun memandang rumahnya yang sudah nampak dari kejauhan. Banyak orang berkerumun di depan rumahnya. Bahkan orang orang yang tadi dilihatnya berjalan tergesa gesa ternyata menuju ke rumahnya juga. “Ada apa ya ?”, pikirnya. Jaka Tarub mulai tidak enak hati. Ia segera berlari menuju rumahnya.

“Ada apa ini ?”, tanya Jaka Tarub setengah berteriak. Orang orang terkejut dan menoleh kearahnya. Pak Ranu yang memang menunggu kedatangan Jaka Tarub sedari tadi langsung menghampiri dan menepuk nepuk bahu Jaka Tarub. “Sabar nak..”, katanya sambil membimbing Jaka Tarub memasuki rumah.

Mata Jaka Tarub langsung tertuju pada sesosok tubuh yang terbujur kaku diatas dipan di ruang tengah. Beberapa detik kemudian Jaka Tarub menyadari kalau ibunya telah meninggal. Jaka Tarub tak sanggup menahan air mata. Inilah bukti atas firasat buruk yang kurasakan sejak pagi, pikirnya.

Jaka Tarub tak sanggup berbuat apa apa. Ia hanya termenung memandang wajah Mbok Milah. Cerita Pak Ranu bahwa istrinya yang menemukan Mbok Milah telah meninggal dunia dalam tidurnya tadi pagi tak dihiraukannya. Ia merenungi nasibnya yang kini sebatang kara. Jaka Tarub juga menyesal belum memenuhi keinginan ibunya melihat ia berumah tangga dan menimang cucu. Tapi semua tinggal kenangan. Kini ibunya telah beristirahat dengan tenang.

Sepeninggal ibunya, Jaka Tarub mengisi hari harinya dengan berburu. Hampir setiap hari ia berburu ke hutan. Hasil buruannya selalu ia bagi bagikan ke tetangga. Hanya dengan berburu, Jaka Tarub bisa melupakan kesedihannya. Seperti pagi itu, Jaka Tarub telah bersiap siap untuk berangkat berburu. Dengan santai ia berjalan menuju Hutan Wanawasa karena hari masih pagi.

Ketika sampai di hutanpun Jaka tarub hanya menunggu hewan buruan lewat di depannya. Tak terasa hari sudah siang. Tak satupun hewan buruan yang didapat Jaka Tarub. Ia justru lebih banyak melamun. Karena rasa haus yang baru dirasakannya, Jaka Tarub melangkahkan kakinya kea rah danau. Danau yang terletak di tengah Hutan Wanawasa itu dikenal masyarakat sebagai Danau Toyawening.

Ketika hampir sampai di danau itu, Jaka Tarub menghentikan langkah kakinya. Telinganya menangkap suara gadis gadis yang sedang bersenda gurau. “Mungkin ini hanya hayalanku saja”, pikirnya heran.”Mana mungkin ada gadis gadis bermain main di tengah hutan belantara begini ?”.

Dengan mengendap endap Jaka Tarub melangkahkan kakinya lagi menuju Danau Toyawening. Suara tawa gadis gadis itu makin jelas terdengar. Jaka Tarub mengintip dari balik pohon besar kearah danau. Alangkah terkejutnya Jaka Tarub menyaksikan tujuh orang gadis cantik sedang mandi di Danau Toyawening. Jantungnya berdegub makin kencang.

Jaka Tarub memperhatikan satu satu gadis di danau itu. Semuanya berparas sangat cantik. Dari percakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. “Apakah ini arti mimpiku waktu itu ?”, pikirnya senang.

Mata Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar di pinggir danau. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda. “Jika aku mengambil salah satu pakaian bidadari ini, tentu yang punya tidak akan dapat kembali ke kayangan”, gumam Jaka Tarub. Wajahnya dihiasi senyum manakala membayangkan sang bidadari yang bajunya ia curi akan bersedia menjadi istrinya.

***

Dono berhenti baca bukunya. Dono mengambil gelas berisi teh di meja, ya segera di minumnya dengan baik.

"Teh ini enak," kata Dono.

Dono menaruh gelas yang berisi teh di meja. Dono kembali membaca bukunya.

Lanjutan isi buku cerita yang di baca Dono :

Dengan hati hati Jaka Tarub berjalan menghampiri tumpukan baju itu. Ia berjalan sangat perlahan. Jika para bidadari itu menyadari kehadirannya, tentu semua rencananya akan buyar. Jaka Tarub memilih baju berwarna merah. Setelah berhasil, Jaka Tarub buru buru menyelinap ke balik semak semak.

Tiba tiba seorang dari bidadari itu berkata “, Ayo kita pulang sekarang. Hari sudah sore”. “Ya benar. Sebaiknya kita pulang sekarang sebelum matahari terbenam”, tambah yang lain. Para bidadari itu keluar dari danau dan mengenakan pakaian mereka masing masing.

“Dimana bajuku ?”, teriak salah seorang bidadari. “Siapa yang mengambil bajuku ?”, tanyanya dengan suara bergetar menahan tangis. “Dimana kau taruh bajumu Nawangwulan ?”, tanya seorang bidadari kepadanya. “Disini. Sama dengan baju kalian..”, Nawangwulan menjawab sambil menangis. Ia terlihat sangat panik. Tanpa bajunya, mana mungkin ia bisa pulang ke Kayangan. Apalagi selendang yang dipakainya untuk terbang ikut raib juga.

Karena Nawangwulan tidak menemukan bajunya, ia segera masuk kembali ke Danau Toyawening. Teman temannya yang lain membantu mencari baju Nawangwulan. Usaha mereka sia sia karena baju Nawangwulan sudah dibawa pulang Jaka Tarub ke rumahnya.

Akhirnya seorang bidadari berkata “Nawangwulan, maafkan kami. Kami harus segera pulang ke kayangan dan meninggalkanmu disini. Hari sudah menjelang sore”. Nawangwulan tidak dapat berbuat apa apa.

Ia hanya bisa mengangguk dan melambaikan tangan kepada keenam temannya yang terbang perlahan meninggalkan Danau Toyawening. “Mungkin memang nasibku untuk menjadi penghuni bumi”, pikir Nawangwulan sambil mencucurkan air mata.

Nawangwulan kelihatan putus asa. Tiba tiba tanpa sadar ia berucap “Barangsiapa yang bisa memberiku pakaian akan kujadikan saudara bila ia perempuan, tapi bila ia laki laki akan kujadikan suamiku”.

Jaka Tarub yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Nawangwulan dari balik pohon tersenyum senang. “Akhirnya mimpiku menjadi kenyataan”, pikirnya.

Jaka Tarub keluar dari persembunyiannya dan berjalan kearah danau. Ia membawa baju mendiang ibunya yang diambilnya ketika pulang tadi. Jaka Tarub segera meletakkan baju yang dibawanya diatas sebuah batu besar seraya berkata “Aku Jaka Tarub. Aku membawakan pakaian yang kau butuhkan. Ambillah dan pakailah segera. Hari sudah hampir malam”.

Jaka Tarub meninggalkan Nawangwulan dan menunggu di balik pohon besar tempatnya bersembunyi. Tak lama kemudian Nawangwulan datang menemuinya. “Aku Nawangwulan. Aku bidadari dari kayangan yang tidak bisa kembali kesana karena bajuku hilang”, kata Nawangwulan memperkenalkan diri. Ia memenuhi kata kata yang diucapkannya tadi. Tanpa ragu Nawangwulan bersedia menerima Jaka Tarub sebagai suaminya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa rumah tangga Jaka Tarub dan Nawangwulan telah dikaruniai seorang putri yang diberi nama Nawangsih. Tak seorangpun penduduk desa yang mencurigai siapa sebenarnya Nawangwulan. Jaka Tarub mengakui istrinya itu sebagai gadis yang berasal dari sebuah desa yang jauh dari kampungnya.

Sejak menikah dengan Nawangwulan, Jaka Tarub merasa sangat bahagia. Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya selama ini. Jaka Tarub merasa heran mengapa padi di lumbung mereka kelihatannya tidak berkurang walau dimasak setiap hari.

Lama lama tumpukan padi itu semakin meninggi. Panen yang diperoleh secara teratur membuat lumbung mereka hampir tak muat lagi menampungnya. Pada suatu pagi, Nawangwulan hendak mencuci ke sungai. Ia menitipkan Nawangsih pada Jaka Tarub. Nawangwulan juga mengingatkan suaminya itu untuk tidak membuka tutup kukusan nasi yang sedang dimasaknya.

Ketika sedang asyik bermain dengan Nawangsih yang saat itu berumur satu tahun, Jaka Tarub teringat akan nasi yang sedang dimasak istrinya. Karena terasa sudah lama, Jaka Tarub hendak melihat apakah nasi itu sudah matang. Tanpa sadar Jaka Tarub membuka kukusan nasi itu. Ia lupa akan pesan Nawangwulan.

Betapa terkejutnya Jaka Tarub demi melihat isi kukusan itu. Nawangwulan hanya memasak setangkai padi. Ia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Terjawab sudah pertanyaannya selama ini.

Nawangwulan yang rupanya telah sampai di rumah menatap marah kepada suaminya di pintu dapur. “Kenapa kau melanggar pesanku Mas ?”, tanyanya berang. Jaka Tarub tidak bisa menjawab. Ia hanya terdiam. “Hilanglah sudah kesaktianku untuk merubah setangkai padi menjadi sebakul nasi”, lanjut Nawangwulan. “Mulai sekarang aku harus menumbuk padi untuk kita masak. Karena itu Mas harus menyediakan lesung untukku”.

Jaka Tarub menyesali perbuatannya. Tapi apa mau dikata, semua sudah terlambat. Mulai hari itu Nawangwulan selalu menumbuk padi untuk dimasak. Mulailah terlihat persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. Seperti biasa pagi itu Nawangwulan ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. Ketika sedang menarik batang batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut.

Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat pasi menatap benda yang baru saja berhasil diraihnya. Baju bidadari dan selendangnya yang berwarna merah.. !!

Bermacam perasaan berkecamuk di hatinya. Nawangwulan merasa dirinya ditipu oleh Jaka Tarub yang sekarang telah menjadi suaminya. Ia sama sekali tidak menyangka ternyata orang yang tega mencuri bajunya adalah Jaka Tarub. Segera saja keinginan yang tidak pernah hilang dari hatinya menjadi begitu kuat. Nawangwulan ingin pulang ke asalnya, kayangan.

Sore hari ketika Jaka Tarub kembali ke rumahnya, ia tidak mendapati Nawangwulan dan anak mereka Nawangsih. Jaka Tarub mencari sambil berteriak memanggil Nawangwulan, yang dicari tak jua menjawab. Saat itu matahari sudah mulai tenggelam. Tiba tiba Jaka Tarub yang sedang berdiri di halaman rumah melihat sesuatu melayang menuju ke arahnya. Dia mengamatinya sesaat.

Jaka Tarub terpana. Beberapa saat kemudian ia mengenali ternyata yang dilihatnya adalah Nawangwulan yang menggendong Nawangsih. Nawangwulan terlihat sangat cantik dengan baju bidadari lengkap dengan selendangnya. Jaka Tarub merasa dirinya gemetar. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Nawangwulan berhasil menemukan kembali baju bidadarinya. Hal ini berarti rahasianya telah terbongkar.

“Kenapa kau tega melakukan ini padaku Jaka Tarub ?”, tanya Nawangwulan dengan nada sedih.

“Maafkan aku Nawangwulan”, hanya itu kata kata yang sanggup diucapkan Jaka Tarub. Ia terlihat sangat menyesal. Nawangwulan dapat merasakan betapa Jaka Tarub tidak berdaya di hadapannya.

“Sekarang kau harus menanggung akibat perbuatanmu Jaka Tarub”, kata Nawangwulan. “Aku akan kembali ke kayangan karena sesungguhnya aku ini seorang bidadari. Tempatku bukan disini”, lanjutnya. Jaka Tarub tidak menjawab. Ia pasrah akan keputusan Nawangwulan.

“Kau harus mengasuh Nawangsih sendiri. Mulai saat ini kita bukan suami istri lagi”, kata Nawangwulan tegas. Ia menyerahkan Nawangsih ke pelukan Jaka Tarub. Anak kecil itu masih tertidur lelap. Ia tidak sadar bahwa sebentar lagi ibunya akan meninggalkan dirinya.

“Betapapun salahmu padaku Jaka Tarub, Nawangsih tetaplah anakku. Jika ia ingin bertemu denganku suatu saat nanti, bakarlah batang padi, maka aku akan turun menemuinya”, tutur Nawangwulan sambil menatap wajah Nawangsih. “Hanya satu syaratnya, kau tidak boleh bersama Nawangsih ketika aku menemuinya. Biarkan ia seorang diri di dekat batang padi yang dibakar”, lanjut Nawangwulan.

Jaka Tarub menahan kesedihannya dengan sangat. Ia ingin terlihat tegar. Setelah Jaka Tarub menyatakan kesanggupannya untuk tidak bertemu lagi dengan Nawangwulan, sang bidadari pun terbang meninggalkan dirinya dan Nawangsih. Jaka Tarub hanya sanggup menatap kepergian Nawangwulan sambil mendekap Nawangsih. Sungguh kesalahannya tidak termaafkan. Tiada hal lain yang dapat dilakukannya saat ini selain merawat Nawangsih dengan baik seperti pesan Nawangwulan.

***

Dono berhenti baca buku cerita.

"Cerita yang bagus. Pinter yang membuatnya. Pernah diangkat ke film apa sinetron..ya? Pokoknya...cerita sepanjang masa bagus banget," kata Dono.

Dono menutup buku ceritanya dan menaruh buku di meja. Dono mengambil gelas berisi teh dan segera meminumnya dengan baik.

"Enak teh ini," kata Dono.

Dono menaruh gelas yang berisi teh di meja.

"Main game ah!" kata Dono.

Dono segera main game di Hp-nya dengan baik banget. Kasino dan Indro tetap asik nonton Tv karena acara Tv memang bagus gitu...lawak gitu.

Monday, June 14, 2021

MEMINTA KESEMPURNAAN

Kasino dan Indro duduk di ruang tengah, ya asik nonton Tv. Acara Tv yang di tonton acara berita.

"Kasino," kata Indro.

"Apa?" kata Kasino.

"Cewek itu ingin mendapatkan pasangan, ya jodohnya.....yang sempurnakan?!" kata Indro.

"Kebanyakan gitu sih," kata Kasino.

"Berarti. Cewek itu meminta kesempurnaan. Tuhan atau Dewa yang di pinta," kata Indro.

"Eeeemmmm," kata Kasino

"Sama aja dengan...cowok ingin mendapatkan cewek, ya jodohnya...yang sempurnakan?!" kata Indro.

"Berarti. Cowok itu meminta kesempurnaan. Tuhan atau Dewi yang di pinta," Kasino.

"Setiap doa yang di panjatkan setiap umat agama tentang permintaannya jodohnya....selalu kesempurnaan," kata Indro.

"Yang kurang sempurna pun. Berdoa juga kesempurnaan," kata Kasino.

"Sempurna. Tidak ada cacat," kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Acara Tv memang bagus sih, ya memberitakan seputar ini dan itu...keadaan lingkungan sini dan situ.....realitanya kehidupan ini. Dono duduk di teras depan, ya sambil baca buku dan sambil melihat keadaan lingkungan sekitar dengan baik banget.

"Keadaan lingkungan tetap sama," celoteh Dono.

Dono terus membaca bukunya dengan baik banget. 

"Indro," kata Kasino.

"Apa?" kata Indro.

"Belum menikah sudah punya anak...gimana pendapat Indro?!" kata Kasino.

"Itu sih penulis yang menentukan ceritanya. Memerankan diri ku sendiri. Belum menikah sudah punya anak. Ya sebenar sih. Mengangkat anak yatim piatu jadi anak itu tidak ada masalah. Jalan kebaikan," kata Indro.

"Cewek bisa menerima atau tidak?!" kata Kasino.

"Relatif...jawabannya," kata Indro.

"Jawaban yang baik. Relatif," kata Kasino.

"Kalau di dalam cerita sih, yang menentukan penulisnya. Saskia menerima dengan baik anak angkatnya," kata Indro.

"Tokok cewek yang di buat penulis ini. Sebagai contoh yang baik untuk pembaca. Bahwa seorang cewek harus bisa menerima anak yang bukan anak kandung, ya anak angkat. Naluri keibuannya yang membimbing dirinya dengan penuh kebaikan," kata Kasino.

"Ya begitulah ceritanya," kata Indro menegaskan omongan Indro.

"Kenyataan kehidupan itu. Banyak manusia yang jatuh pada lumpurnya kehidupan," kata Kasino.

"Kenyataan kehidupan. Aku paham omongan Kasino. Punya anak di luar pernikahan kan," kata Indro.

"Pergaulan kebablasan," kata Kasino.

"Bisa terjadi sih," kata Indro.

"Sampai.....Narkoba juga ya?!" kata Kasino.

"Kenyataan yang kita tonton di Tv. Artis di tangkap polisi karena Narkoba," kata Indro.

"Di sisi baik. Di sisi lain buruk. Manusia yang menjalankan hidup ini. Yang menilai juga manusia," kata Kasino.

"Ya begitu lah," kata Indro.

"Ya sudah tidak perlu di bahas lebih jauh lagi!" kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv dengan baik banget. Dono berhenti membaca bukunya dan beranjak dari duduknya di teras depan rumah. Dono duduk di ruang tamu dan buku di taruh di meja.

"Aku ini manusia tidak lah sempurna. Tapi berusaha sempurna. Banyak manusia meminta kesempurnaan lewat doanya dari agama yang di yakininya dengan baik. Manusia ternyata meminta Tuhan atau Dewa. Kesempurnaan yang ingin di dapatkan manusia yang berdoa tersebut. Aku tetap tidak sempurna, tetapi mampu melihat dan mendengarkan Roh karena aku punya ilmu," kata Dono.

Dono segera main game di Hp-nya dengan baik banget.

KEINGINAN YANG TERPENDAM

Kasino mendapatkan informasi dari informan terpercaya tentang pemimpin penjahat yang di kenal Mack. Ya Mack kemampuannya ahli pedang dan juga sihir yang di gunakan sihir elemen kegelapan. Kasino pun menemui Dono dan Indro di kafe untuk membantunya dalam misinya mengalahkan Mack, ya agar tindak tanduk kejahatan Mack yang membuat kehancuran pada manusia lain berakhir. Dono dan Indro menolong Kasino dalam menjalankan misinya. Ketiga segera meninggalkan kafe, ya berangkat dengan menggunakan kuda. Perjalan memang jauh banget. 

Di kediaman Mack, ya di sebuah istana sih. Mack mengetahui tentang Kasino bola kristalnya. Bahwa Kasino bergerak dengan teman-temannya, ya ke tempatnya untuk mengalahkan dirinya Mack. Ya  Mack pun memerintahkan anak buah untuk mengalahkan Kasino dan teman-temannya di jalan. Tiga kesatria pun bergerak atas perintah Mack. Kasino, Dono dan Indro masih di perjalanan dengan menunggangi kuda dengan baik banget gitu. Sampai masuk hutan. Dono, Kasino dan Indro, ya tetap waspada dengan keadaan gitu.

Kesatria Willy dengan kemampuan mengendalikan monster semut. Memang Kesatria Willy di perintahkan Mack untuk mengalahkan Kasino dan teman-temannya. Muncul kesatria Willy dengan memerintahkan monster semut mengalahkan Kasino dengan teman-temannya. Kasino dan teman-temannya, ya mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan segera menghadapi monster semut. Pertarungan memang sengit banget. Monster semut banyak banget. Kasino dan teman-teman, ya kewalahan gitu. Indro yang menguasai sihir elemen apinya dengan baik untuk mengalahkan monster semut. Kasino yang menguasai sihir elemen angin berusaha menghempaskan monster semut. 

"Kasino, Indro......elemen sihir kalian berdua di gabungkan saja. Bisa mengalahkan monster semut yang banyak ini!" kata Dono.

"Iya," kata Kasino dan Indro bersamaan karena mengerti omongan Dono.

Segeralah Kasino dan Indro mengabungkan sihir elemennya. Jadilah tornado api yang membakar semua monster semut. Dono bergerak cepat menyerang kesatria Willy, jadi pertarungan sengit gitu adu pedang. Dono berhasil mendesak musuhnya dan akhirnya mengalahkannya. Kesatria Willy mati di tusuk pedang Dono. Kestaria Willy mati.

"Musuh yang kuat," kata Dono.

"Ayo kita lanjutin perjalan kita!" kata Kasino.

"Ayo!!!" kata Indro dan Dono bersamaan.

Ketiganya berangkat lagi dengan mengendarai kuda, ya di bawa dengan baik banget gitu. Memang perjalan masih panjang banget gitu. Sampai di daerah padang rumput yang luas banget. Dono, Kasino dan Indro, ya istirahatlah. Ketiganya menikmati makan dan minuman yang di bawa, ya bekal di perjalanan gitu.

Kesatria Sting mampu mengendalikan monster lebah. Memang Kesatria Sting di perintahkan Mack untuk mengalahkan Kasino dan teman-temannya di perjalanan gitu. Kesatria Sting memerintahkan monster lebah menyerang Kasino dan teman-teman. Ya segera Dono, Kasino dan Indro mengeluarkan pedang dari sarungnya, ya menghadapi serangan monster lebah. Pertarungan sengit banget gitu. Kasino mengeluarkan sihir elemen angin untuk menghempaskan pada monster lebah. Indro mengeluarkan sihir elemen api untuk membakar monster lebah. Ya monster lebah banyak banget gitu. Kasino dan Indro sepakat lagi menyatukan kekuatan dengan menggabungkan sihir elemennya. Jadilah tornado api yang membakar semua monster lebah. Dono segera bergerak cepat untuk mengalahkan kesatria Sting. Pertarungan sengit banget. Sebenarnya Dono agak kewalahan menghadapi kesatria Sting yang kemampuannya bisa terbang. 

Kasino membantu pertarungan Dono. Dengan kemampuan Kasino yang memiliki elemen sihir angin jadi bisa terbanglah. Kasino menyerang kesatria Sting. Pertarungan di atas udara terjadi dengan sengit banget. Kasino menunjukkan teknik pedang andalannya dengan baik, ya menebas kesatria Sting dan akhirnya jatuhlah kesatria Sting dari udara ke batu yang tajam. Matilah kesatria Sting. Kasino tidak terbang lagi, ya kakinya memijak tanah dan berkata "Musuh yang kuat."

"Ayo kita lanjutin perjalanan!" kata Dono.

"Ayo!!!" kata Kasino dan Indro bersamaan.

Kasino dan teman-teman melanjutkan perjalan lagi dengan mengendarai kudanya dengan baik banget. Memang perjalanan panjang banget. Di istana, ya Mack memang mengawasi pergerakan Kasino dan teman-temannya dengan bola kristal. Anak buahnya Mack di kalahkan Kasino dan teman-temannya, ya Mack marahlah karena rencananya gagal. 

Kasino dan teman-temannya menyeberangi sungai dengan berjalan di jembatan penyeberangan gitu. Memang ketiganya waspada dengan baik banget gitu. Kesatria Water yang memiliki kemampuan mengendalikan monster belut listrik. Memang Mack memerintahkan kesatria Water untuk menyerang Kasino dan teman-temannya di jalan. Kasino dan teman-temanya mengeluarkan pedang dari sarungnya untuk menghadapi monster belut listrik. Kasino teman-teman, ya kewalahan menghadapi monster belut listrik karena setiap di tebas Kasino dan teman-teman kesetrum. Monster belut listrik mengeluarkan listrik gitu.

Dono marah banget dengan keadaan. Dono mengeluarkan sihir elemen air tingkat tinggi, ya mengubah keadaan jadi es. Monster belut listrik membeku semuanya. Kasino dan Indro menghancurkan monster belut listrik yang membeku pake pedang, ya jadinya monster belut listrik hancur semua. Dono bertarung dengan kesatria Water, ya adu pedang. Kesatria Water di kalahkan dengan baik sama Dono dengan di tusuk pedang. Kesatria Water mati.

"Musuh yang kuat," kata Dono.

"Ayo kita lanjutin perjalan kita!" kata Kasino.

"Sebelum itu minum ramuan ajaib. Untuk memulihkan stamina dengan baik dan luka dari monster belut listrik," kata Indro sambil melemparkan botol yang berisi ramuan ajaib.

Dono dan Kasino menangkap botol ramuan ajaib tersebut, ya segera di minum dengan baik. Luka dari pertarungan dan stamina kembali pulih semula ketiganya. Dono, Kasino dan Indro melanjutkan perjalanannya dengan baik banget, pake kudalah. Singkat waktu sampai di istana Mack. Dono, Kasino dan Indro turun dari kudanya. Pintu gerbang istana terbuka lebar, ya karena Mack memang menggunakan sihirnya untuk membuka gerbang untuk menyambut tamu yang datang. Kasino dan teman-teman masuk ke dalam istana dengan berjalan kaki dan juga tetap waspada dengan baik banget. Sampai di aula istana. Mack duduk di singgahsananya.

"Kasino. Datang ke istana ku ini dengan tujuan ingin mengalahkan ku. Untuk menghentikan sepak terjang kejahatan ku," kata Mack.

"Memang iya," kata Kasino.

"Tidak perlu banyak bertele-tele dengan bicara dengan penjahat. Segera saja bertarung," kata Indro.

"Ternyata teman mu itu Kasino. Senang bertarung. Ok aku ladengin dengan baik," kata Mack.

Kasino dan teman-teman bergerak maju, ya menyerang Mack. Pertarungan jadi sengit banget. Ya adu pedang gitu. Saat menggunakan sihir, Mack menggunakan sihir elemen kegelapan. Mucul tiga Setan dan menyerang Kasino, Dono dan Indro. Pertarungan jadi lebih sengit banget. Sampai Dono, Kasino dan Indro mundur, ya menjaga jarak pertarungan gitu. Wujud Setan terlihat banget seperti Dono, Kasino dan Indro.

"Kegelapan jiwa," kata Dono.

"Sihir terlarang toh," kata Indro.

"Sihir...Mack memang sihir elemen kegelapan," kata Kasino.

"Hadapilah kegelapan jiwa kalian sendiri," kata Mack.

Setan pun menyerang Dono, Kasino dan Indro. Pertarungan sengit banget, ya adu pedang. Ketiganya berhasil menebas Setan. Tapi ternyata Setan tidak bisa di kalahkan. Mack meningkatkan level sihirnya dengan mengubah Setan menjadi energi kegelapan dan mengurung Dono, Kasino dan Indro dalam bentuk kubah energi kegelapan.

Dono, Kasino dan Indro berusaha untuk keluar dari kubah energi kegelapan. Ternyata kubah energi tidak bisa di jebolkan. Dono malah tenggelam dalam kegelapan, ya begitu juga dengan Indro. Dono melihat Lestiana di hadapannya dan menerima cintanya Dono dengan baik banget. Dono terbuai dengan keadaan tersebut. Kasino mendapatkan dua cinta dari Selfi dan Putri, ya seperti lagu gitu...'senangnya dalam hati beristri dua'. Kasino terbuai dengan keadaan. Indro menjadi raja yang hebat banget di sanjung rakyatnya. Indro terbuai dengan keadaan.

"Kalian bertiga masuk dalam keinginan terpendam kalian sendiri. Kegelapan sejati kalian sendiri," kata Mack

Dono mulai ingat sesuatu tentang sebuah janji dalam keadaannya ia tebuai dengan hubungan cinta dengan Lestiana.

"Aku pernah berjanji dari kecil untuk mengabulkan permintaan Lestiana saat dia berulang tahun. Layaknya sebagai teman yang baik. Sampai Lestiana berumur 18 tahun pun aku sebagai teman yang baik mengabulkan permintaannya. Tidak ada cinta. Pertemanan saja!" kata Dono.

Dono pun marah banget. Di dobraklah energi kegelapan sama Dono. Ya Setan jadi mentallah. Dono segera menggunakan sihir elemen air tingkat tingginya, ya mengubah keadaan menjadi es dan Setan di bekukan. Dono menebas Setan. Setan pun hancur. 

Kasino teringat sesuatu pada janjinya di dalam dirinya, ya dalam keadaan ia terbuai dengan hubungan istri dua.

"Aku memang pernah mendapatkan Selfi dan Putri dengan kekuatan gelang ajaib. Karena aku memang salah menggunakan gelang ajaib tersebut, ya mengkhiatin Selfi. Aku sadar dan berusaha setia pada Selfi," kata Kasino.

Kasino marah banget. Di dobraklah energi kegelapan sama Kasino. Ya Setan jadi mentallah. Kasino mengeluarkan sihir elemen angin tingkat tinggi. Muncullah roh angin berwujud peri angin. Kasino dengan peri angin, ya bertarung bersama untuk mengalahkan Setan. Ya pada akhirnya Setan di kalahkan Kasino dan peri angin. 

Indro teringat suatu dengan janji di dalam dirinya, ya terbuai dalam keadaan ia menjadi raja.

"Aku memang mencintai Saskia dengan penuh ketulusan banget. Memang Saskia anak raja. Aku bisa menjadi raja setelah menikahinya. Aku memilih untuk bertualangan kesana kesini karena aku sebenarnya tidak menginginkan tahta kerajaan......tetap menjadi diri ku yang biasa saja. Saskia mengikuti ku karena cinta pada ku, ya meninggalkan kemewahan sebagai putri raja....menjadi rakyat bisa dan membangun usaha penginapan dan kafe," kata Indro.

Indro marah banget dan di dobraklah kegelapan. Ya Setan jadi mentallah. Indro menggunakan sihir api level tingkat tinggi. Keluarlah sihir api neraka berwarna hitam dan membakar Setan sampai musnah.

"Kalian bisa mengalahkan kegelapan jiwa kalian," kata Mack.

"Kegelapan itu buatan mu...Mack," kata Dono.

"Setan kebohongan," kata Kasino.

"Dasar penjahat," kata Indro.

Indro, Kasino dan Dono menyerang Mack. Pertarungan sengit banget. Adu pedang dan juga sihir. Pada akhirnya Mack di kalahkan dengan baik sama Dono, Kasino dan Indro dengan menusuknya. Mack masih sanggup berdiri, ya berjalan di singgahsana. Duduk Mack di singgahsananya.

"Aku kalah," kata Mack.

Mack pun mati dan di telan oleh sihir kegelapannya dan menghilang.

"Musuh yang kuat banget," kata Kasino.

"Benar-benar kuat musuh kita," kata Indro.

"Sampai-sampai keinginan yang terpendam di munculkan untuk mengalahkan kita," kata Dono.

"Memegang teguh pada janji pada diri sendiri kunci kemenangan," kata Kasino.

"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.

Roh angin berwujud peri angin pun menghilang karena pertarungan selesai. Kasino dan teman-teman meninggalkan istana tersebut. Dengan mengendarai kuda dengan baik Dono, Kasino dan Indro sampai tujuan pulang. Sampai di kafe. Dono, Kasino dan Indro, ya ngobrol asik lah dengan baik banget seperti biasanya.

MUNGKIN ILMUNYA?

Dono di ruang makan sedang mengetik di leptopnya dengan baik banget, ya membuat cerita ini dan itu sih. Kasino dan Indro duduk di ruang tengah sedang nonton Tv. Acara Tv yang di tonton Kasino dan Indro, ya sinetron tema cinta gitu.

"Kasino," kata Indro.

"Apa?" kata Kasino.

"Sinetron Suara Hati Istri yang berjudul Zahra...itu. Kalau di selusurin dengan baik nama Zahra itu, ya nama yang sering di gunakan orang Arab, ya muslim sih," kata Indro.

"Masa?" kata Kasino.

"Iya beneran. Emangnya aku bohongan," kata Indro.

"Zahra. Berarti Chenel Indosiar...memang mengangkat orang Arab," kata Kasino.

"Kan ada penyanyi di Chenel Indosiar, ya memang keturunan Arab. Jadi memang mengangkat orang Arab," kata Indro.

"Memang ada keturunan Arab sih...penyanyi di Chenel Indosiar," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Sekarang ini. Suara Hati istri yang berjudul Anjani. Kalau di selusuri dengan baik. Nama Anjani itu........sering di gunakan orang India, ya hindu sih," kata Indro.

"Masa iya?" kata Kasino.

"Iya beneran itu mah," kata Indro.

"Anjani. Berarti Chenel Indosiar......memang ingin mengangkat orang India," kata Kasino.

"Mungkin saja. Karena ada penyanyi di Chenel Indosiar...yang katanya pinter banget menyanyikan lagu-lagu India gitu," kata Indro.

"Sama halnya mengangkat orang pribumi....ya contohnya saja : suku Sunda. Memang sih ada artis orang Sunda sih," kata Kasino.

"Kalau itu sih sudah jelas banget. Mengangkat artis..orang Sunda itu," kata Indro menegaskan omongan Kasino.

"Ya rencana manusia dengan tujuannya terkenal dan kaya," kata Kasino.

"Tujuan manusia. Tetap terkenal dan kaya. Terjun ke dunia hiburan itulah," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus lagi nonton Tv-nya. Dono tetap asik mengetik cerita yang belum selesai di ketiknya. Indro teringat sesuatu jadi berkata ke Kasino.

"Kasino aku tidak sengaja lewat kuburan. Memang aku melihat karangan bunga dan bertuliskan sebuah nama dengan gelarnya, ya Haji gitu. Kenapa gelar Haji yang pernah naik Haji tidak bisa mendengarkan dan melihat Roh?!" kata Indro.

"Wah. Kalau itu sih. Aku tidak tahu," kata Kasino.

"Mungkin karena ilmunya?!" kata Indro yang berpikir panjang.

"Ilmu," kata Kasino.

"Berarti. Dono punya ilmu yang dapat melihat dan mendengarkan Roh?!" kata Indro.

"Kenyataan begitu. Kisah Nyata. Bukan Misteri lagi!" kata Kasino dengan tegas.

"Padahal Dono masih mencari orang dapat melihat dan mendengarkan Roh untuk membuktikan proses penelitiannya dengan baik," kata Indro.

"Kan bisa dari sukunya Dono sendiri itu lebih baik," kata Kasino.

"Kalau sukunya Dono sendiri, ya berarti cuma suku Dono aja yang punya kemampuan sama seperti Dono. Ya Dono ingin membuktikannya dari suku lain. Tapi sampai sekarang sih. Belum ada. Yang sudah dapet gelar Haji saja tidak bisa melihat dan mendengar suara Roh. Aneh kan?!" kata Indro.

"Padahal telah di tulis di Al-Qur'an. Kok tidak bisa membuktikan. Dono mampu membuktikan tentang Roh. Ya anehlah? Bener omongan Indro!" kata Kasino.

"Maka itu sejauh apa manusia memahami ilmu Al-Qur'an itu ya?!" kata Indro.

"Mana aku tahulah?!" kata Kasino.

"Ya sudahlah. Tidak perlu di bahas lebih jauh lagi. Fokus nonton Tv," kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv dengan baik banget gitu. Acara Tv memang bagus banget gitu, ya sinetron tema cinta gitu.....menyentuh ceritanya. Dono selesai mengetik di leptopnya dan menyimpan hasil ketikannya dengan baik dan segera main game catur di leptopnya dengan baik banget.

Sunday, June 13, 2021

RAPUNZEL

Saskia di kamar Zahra. Zahra mau tidur gitu, tapi minta ke ibunya untuk di bacakan dongeng sebelum tidur. Saskia sebagai ibu yang baik mencintai anaknya, walau Zahra bukan anak kandung, ya Zahra itu anak angkat. Saskia memenuhi permintaan dari Zahra. Di ambillah buku cerita di meja. 

"Rapunzel," kata Saskia.

"Cerita Rapunzel. Zahra suka," kata Zahra.

Saskia membuka buku itu dengan baik dan segera membacanya.

Isi cerita yang di baca Saskia untuk Zahra, putri angkatnya.

Pada zaman dahulu, hidup sepasang suami istri. Mereka sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Sang istri gemar duduk di dekat jendela sambil melihat ke taman. Dia senang melihat bunga lampion yang sangat indah di taman itu. Tiba-tiba, sang istri jatuh sakit. Makin hari, wajahnya makin memucat. Sang suami menjadi kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya itu.

Sang suami bertanya, “Wahai istriku sayang, sekiranya apa yang bisa membuatmu sembuh?”

“Andai aku bisa mendapatkan bunga lampion yang terdapat di hamparan kebun itu,” jawab sang istri dengan sedih.

Karena kecintaannya terhadap sang istri, sang suami menuruti kemauan istrinya. Setiap malam, dia memanjat ke dinding taman untuk memetik bunga lampion itu. Setelah mendapatkannya, ia memberikan bunga itu kepada istrinya.

Suatu malam, saat sang suami hendak mengambil bunga lampion seperti biasanya, tiba-tiba muncul seorang penyihir.

“Berani sekali kamu mengambil lampion-lampion milikku tanpa seizinku!” gertak si penyihir dengan keras, membuat sang suami takut.

“Maafkan aku, aku mengambil bunga lampion ini untuk istriku,” ucap sang suami dengan gugup.

Penyihir terdiam sejenak, kemudian berkata, “Kau boleh mengambil bunga lampion ini tiga kali lipat dari yang kau bawa malam ini. Tapi, dengan syarat, anak yang dilahirkan istrimu harus diberikan kepadaku.” Dengan ketakutan, sang suami terpaksa menyetujui persyaratan si penyihir.

Tak lama kemudian, sang istri hamil. Setelah beberapa bulan mengandung, lahirlah bayinya. Bayi cantik tersebut diberi nama Rapunzel. Namun, kebahagiaan sang suami dan sang istri seketika lenyap ketika datang si penyihir pemilik bunga lampion. Tanpa menunggu waktu lama, si penyihir segera membawa Rapunzel. Sang suami dan sang istri terpaksa melepas kepergian Rapunzel dengan sedih.

Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang amat cantik. Sayangnya, dia dikurung oleh si penyihir di menara yang amat tinggi yang terletak di hutan. Menara itu tidak memiliki tangga ataupun pintu, hanya ada jendela yang sangat kecil di sana.

Ketika si penyihir hendak naik ke menara, dia akan berdiri di bawah menara dan berseru, “Rapunzel! Rapunzel! Cepat ulurkan rambutmu ke bawah untukku!”

Panggilan itu sudah tidak asing lagi bagi Rapunzel. Dia hafal apa yang harus ditakukannya. Dengan segera, Rapunzel membiarkan rambutnya terurai hingga ke bawah. Ya, rambutnya sangat panjang dan digunakan si penyihir untuk naik ke atas. Setiap hari, Rapunzel menghabiskan waktu dengan menyanyi. Sudah bertahun-tahun ia tinggal di menara. Dia merasa kesepian dan ingin keluar dari menara itu.

Suatu ketika, ada seorang pangeran yang menyusuri hutan dengan menunggangi kuda. Saat itu, Rapunzel sedang bernyanyi dari menaranya. Suara Rapunzel yang merdu membuat Pangeran menjadi penasaran. Pangeran pun menelusuri asal suara. Sampailah ia di menara tempat tinggal Rapunzel. Ketika melihat penyihir dari kejauhan, Pangeran segera bersembunyi di belakang pohon. Diam-diam, ia mengamati si penyihir yang sedang memanggil Rapunzel. Tahulah Pangeran bahwa Rapunzel selalu mengulurkan rambutnya ke bawah saat penyihir memanggilnya.

Keesokan harinya, Pangeran melakukan hal yang sama. Ia memanggil Rapunzel dari bawah agar Rapunzel mau mengulurkan rambut indahnya. Awalnya. Rapunzel ketakutan dengan kehadiran Pangeran. Tapi, karena Pangeran berniat baik dan berbicara dengan sangat ramah, ketakutan Rapunzel hilang. Setiap malam, Pangeran menemui Rapunzel, karena si penyihir datang di siang hari. Suatu ketika, Pangeran mengutarakan niatnya kepada Rapunzel. Olala, ia ingin Rapunzel menjadi istrinya.

Rapunzel lalu bergumam, “Pangeran tampan ini akan menyayangiku melebihi ibu angkatku.”

Rapunzel pun menyetujui keinginan Pangeran. Dia berkata, “Aku akan pergi bersamamu, Pangeran. Tapi, aku tak tahu cara turun dari menara ini.”

Rapunzel dan Pangeran berpikir cukup lama. Tiba-tiba, Rapunzel mempunyai ide. Ia meminta Pangeran membawa gulungan sutra untuk ditenunnya. Hasil tenunan tersebut dapat dijadikan tali untuk Rapunzel turun. Suatu hari, tak sengaja Rapunzel berkata kepada si penyihir, “Bunda, mengapa engkau Iebih berat daripada Pangeran?”

Tentu hal itu membuat si penyihir marah. Ia langsung membawa Rapunzel ke sebuah gurun. Di sana, tanpa belas kasih, ia memotong rambut indah Rapunzel. Malam harinya, Pangeran datang menemui Rapunzel. Tapi, betapa terkejutnya Pangeran ketika yang ditemuinya bukan orang yang dia cintai, melainkan penyihir jahat.

“Hahaha! Kau tak akan pernah lagi bertemu dengan gadis bersuara indah itu. Aku akan membuatmu tidak dapat melihat dunia, agar kau selamanya tak bisa melihat Rapunzel!” seru si penyihir.

Dengan hati yang amat sedih, Pangeran pergi meninggalkan menara. Sayangnya, saat Pangeran turun, tak sengaja matanya tertusuk oleh duri. Benarlah kutukan si penyihir, Pangeran tidak bisa melihat lagi. Bertahun-tahun Pangeran hanya bisa meratapi kesendiriannya. Ia berjalan tak tentu arah dan kebingungan. Tibalah Pangeran di sebuah gurun pasir. Tiba-tiba, Pangeran mendengar suara yang tidak asing. Rupanya, gurun pasir itu adalah tempat di mana Rapunzel ditinggalkan penyihir jahat.

Rapunzel yang melihat sosok pangeran yang dicintainya, segera beranjak menemui Pangeran. Dia memeluk Pangeran dengan penuh kasih sayang. Tak terasa, air mata Rapunzel menetes menyentuh Pangeran. Olala, dengan air mata Rapunzel, Pangeran dapat melihat kembali. Mata Pangeran pulih seperti sedia kala. Pangeran pun segera membawa Rapunzel ke kerajaannya. Mereka lalu menikah dan akhirnya hidup bahagia.

***

Saskia berhenti membaca bukunya karena melihat anaknya Zahra telah tidur. Tetap Saskia membaca pesan moral di buku tersebut dengan baik "Jadilah anak yang baik, dan berbaktilah kepada orang tua agar tak mendapat petaka."

Saskia menutup bukunya dan menaruh di meja. Saskia merapihkan selimut untuk menghangatkan Zahra dan mencium kening Zahra.

"Mimpi yang indah anak ku sayang," kata Saskia. 

Saskia keluar dari kamar Zahra. 

PETER PAN

Kasino selesai urusan kerjaan dengan anak remaja mesjid, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Pintu depan rumah terbuka. Dono memang duduk di ruang tamu sedang membaca buku sih. Kasino mengucapkan salam "Assalamualaikum."

Dono berhenti baca bukunya dan menjawab salamnya Kasino "Waalaikumsalam."

Dono berhenti beneran baca bukunya dan buku di taruh di meja. Kasino duduk di ruang tamu, ya di sofa lah. Dono pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Indro. Ya Indro sedang nonton Tv yang memang acaranya bagus banget gitu acara artis gitu...pastinya luar biasa bagus banget. Kasino tertarik dengan buku di baca Dono.

"Peter Pan. Dono baca buku cerita seperti ini.....kaya kembali ke masa anak-anak," kata Kasino.

Kasino bener-bener tertarik jadi buku di ambil di meja dan segera di baca buku tersebut.

Isi buku yang di baca Kasino :

Pada zaman dahulu kala, ada tiga orang anak bernama Wendy, John dan Michael Darling. Mereka menyukai waktu sebelum tidur karena setiap hari Wendy bercerita tentang Peter Pan. Peter adalah seorang bocah lelaki yang memutuskan untuk tidak tumbuh dewasa. Dia tinggal di Never Land yang jauh, penuh petualangan dan kesenangan. Anak-anak suka mendengar cerita tentang Peter. Dan tanpa mereka sadari Peter sendiri akan terbang ke dunia dan duduk di jendela kamar anak-anak itu sambil mendengar cerita-cerita tentangnya.

Suatu malam Peter meminta anak-anak untuk ikut bersamanya ke Never Land. Wendy senang mendengar ini. Peter mengajari mereka cara terbang. Yang diperlukan hanyalah harapan dan sedikit debu peri dan tentunya sedikit latihan.

Kemudian mereka pun terbang ke Never Land.

The Never Land adalah tempat yang indah. Ada peri yang hidup di puncak pohon dan putri duyung berenang di laguna. Ada orang Indian merah asli di sebuah desa di tebing dan hutan penuh binatang liar. Yang terbaik dari semuanya, ada kapal-kapal penuh perompak dengan pemimpin yang sangat jahat, Kapten Hook. Wendy, John, dan Michael tahu pada pandangan pertama bahwa mereka akan mencintai Never Land. Mereka menyukai rumah bawah tanah Peter, dengan banyak pintu tersembunyi di pohon berlubang besar. Di sana mereka bertemu the Lost Boys yang berbagi rumah dengan Peter.

Semua anak lelaki senang bahwa Wendy datang untuk menceritakan kisah pengantar tidur kepada mereka, tetapi mereka tidak menghabiskan banyak waktu di rumah bawah tanah itu. Ada terlalu banyak hal menarik untuk dilakukan. Kadang-kadang mereka bermain perang dengan orang-orang Indian merah, yang adalah teman baik mereka. Kadang-kadang mereka memiliki masalah dengan para perompak yang jahat, yang adalah musuh mereka.

Suatu hari para perompak mencuri Putri Tiger Lily dari suku Indian. Kepala India, ayahnya, sangat kesal tetapi Peter Pan menyelamatkan Tiger Lily dan membawanya pulang dengan selamat. Ini membuat Kapten Hook, pemimpin bajak laut marah pada Peter, lebih dari sebelumnya. Dia menculik Wendy, John, Michael dan the lost boys ketika Peter pergi. Dia membawa mereka ke kapalnya.

Hook memutuskan untuk membuangnya dari kapal. Wendy yakin bahwa Peter akan menyelamatkan mereka. Pada menit terakhir, Peter muncul. Dia mengalahkan Kapten Hook dan membebaskan semua temannya. Mereka menakuti para perompak jahat itu untuk melompat ke laut dan mendayung pergi dengan perahu mereka.

Sekarang, mereka mendapatkan kapal bajak laut. Wendy memutuskan untuk pulang. Dengan harapan dan sedikit debu peri, mereka membuat kapal bajak laut itu terbang! Mereka semua berlayar di kapal itu melalui langit ke jendela kamar anak lagi. Orang tua anak-anak hampir tidak percaya bahwa anak-anak mereka pernah ke Never Land. Wendy, John, dan Michael tidak pernah melupakan Peter Pan bahkan setelah mereka dewasa.

***

Kasino berhenti baca bukunya.

"Cerita Peter Pan bangus banget. Memang cerita Peter Pan pernah di angkat ke film...jadinya bagus banget gitu. Cerita sepanjang masa," kata Kasino.

Kasino pun membaca pesan moral di buku tersebut "Kalian akan sangat berbahagia jika memiliki sahabat. Sahabat akan berbagi cerita, saling membantu di kala susah dan merayakan kebahagiaan bersama-sama."

Kasino memahami benar pesan moral tersebut karena Kasino bersama Dono dan Indro selalu berbagi cerita ini dan itu, saling membantu di kala susah dan merayakan kebahagiaan bersama-sama. Pokoknya hidup penuh arti dengan baik banget. Kasino menutup buku dengan baik dan menaruh buku di meja. Kasino beranjak dari duduknya, ya ke kamarnyalah untuk mengambil handuk dan bergerak kebelakang untuk mandi. Setelah itu. Kasino telah berganti pakaian di kamar. Ya Keluarlah Kasino dari kamar ke ruang tengah untuk menonton Tv bersama teman-teman.

Saturday, June 12, 2021

KENANGAN MANIS YANG MERESAHKAN

Dono berada di sebuah bangunan tua yang runtuh karena karena tragedi perang. Dono duduk, ya sambil bersandar di tembok. Bayangan masa kecil muncul di hadapan di Dono yang bermain bersama dengan Lestiana. Dono membuatkan sebuah mahkota bunga untuk Lestiana. Dengan senang hati Lestiana memakai mahkota bunga tersebut. Keduanya seperti layaknya Pangeran dan Putri yang sedang melaksanakan pernikahan.

"Haaaa," kata Dono sambil menghelakan nafas.

Bayangan masa kecil pun menghilang.

"Kenangan masa kecil yang indah," kata Dono.

Dono bangun dari tempat duduknya, ya berjalan menuju sungai. Sampai di pinggir sungai. Dono duduk sambil melihat dirinya di air, ya berkaca di air gitu. Bayangan Dono dan Lestiana muncul lagi. Dono menjalin hubungan persahabatan dengan baik banget....sampai perasaan itu tumbuh cinta yang bersemi di hati. Diam-diam...cinta itu di jalan dengan baik. Dono dan Lestiana bahagia. Sampai Lestiana di jodohkan sama orang tuanya dengan Risky, ya anak bangsawan gitu. Lestiana tidak ingin menentang orang tuanya dan ingin jadi anak yang berbakti pada orang tua dengan baik banget.

Lestiana pun bicara dengan Dono di pinggir sungai, ya di saat ulang tahunnya Lestiana ke 18 tahun. Dono ingin mengabulkan permintaan apa saja permintaan Lestiana.

"Hubungan kita sebatas teman saja. Tidak boleh ada cinta. Karena aku telah di jodohkan sama Risky. Mas Dono harus berjanji. Ini permintaan ku. Mas Dono harus mengabulkannya," kata Lestiana.

Dono memang terkejut dengan permintaan Lestiana itu. Dono memang akan mengabulkan permintaan Lestiana apa saja di saat ulang tahunnya ke 18 tahun. 

"Kita teman saja. Tidak ada cinta. Aku akan memegang janji dengan baik banget," kata Dono.

Lestiana senang dengan mendengar omongan Dono. 

"Haaaaa," kata Dono menghelakan nafasnya.

Bayangan di air itu pun menghilang.

"Sebuah janji harus di tepati dengan baik," kata Dono.

Dono beranjak dari duduknya di pinggir pantai. Berjalan Dono dengan baik. Tiba-tiba muncul seekor monster ular yang besar banget gitu dari dalam air, ya menyerang Dono. Dengan sigap Dono menghindari serangan monster ular tersebut. Memang suasana hati Dono lagi resah karena memikirkan kenangan bersama Lestiana demi memenuhi sebuah janji dengan baik. Dono memang mengeluarkan pedangnya dari sarungnya untuk bertarung dengan monster ular. Pertarungan memang sengit banget.

Dono mulai marah. Dengan kemampuan Dono mempunyai sihir elemen air tingkat tinggi, ya membuat keadaan menjadi dingin sedingin es. Sampai-sampai monster ular yang menyerang Dono membeku. Dengan pedangnya Dono memenggal kepala monster ular tersebut. Monster ular telah di kalahkan dengan baik, ya keadaan kembali normallah dan pedang di sarungkan. Dono melanjukan perjalannya dengan baik.

"Aku harus bisa melupakan kenangan manis bersama Lestiana. Agar tidak mengganggu pikiran ku. Sekarang ini aku telah menjalin hubungan dengan baik dengan Rara. Aku tidak ingin menyakiti perasaan Rara," kata Dono.

Dono berjalan dengan baik menuju tempat kafenya Saskia. Sampai di kafe. Dono segera ngobrol dengan Kasino dan Indro dengan baik banget.

***

Di kediaman Lestiana. Sedang mengadakan acara lamaran dengan baik banget.....Lestiana dan Risky. Pesta memang meriah banget gitu. Rara menemani Mbak Lestiana dengan baik gitu, ya ada Saskia, Zahra dan Selfi. Dono tidak mau dateng ke acara Lestiana karena tidak ingin merusak acaranya, karena suasana hati Dono saja. Kasino dan Indro bukannya tidak mau dateng ke acara Lestiana karena Kasino dan Indro baru sampai di tempat kafe, setelah menyelesaikan misi dengan baik.

"Kehidupan tidak ada wanita....rasa hidup jadi hambar ya?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino dan Dono bersamaan.

"Hidup di jalanin dengan petualangan ini dan itu. Hidup jadi lebih berarti," kata Indro.

"Iya," kata Kasino dan Dono bersamaan.

Ketiganya terus membicarakan tentang ini dan itu, yang penting obrolan menarik gitu. Dono melupakan kenangan manis yang meresahkan hatinya itu dengan baik banget setelah ngobrol dengan teman-teman baiknya.

BEAUTY AND THE BEAST

Dono memang main ke rumah Lesti bersama Rara. Ya Lesti kan emang Mbaknya Rara. Dono memang ngobrol dengan asik sih sama Lesti dan Rara di ruang tengah. Karena ada keperluan penting, ya kerjaan. Obrolan ketiganya berhenti. Dono dan Rara, ya pamit sama Lesti. Dono dan Rara, ya meninggalkan rumah Lesti dengan menggunakan mobil sih. Lesti menutup pintu depan dengan baik dan ingin membereskan gelas yang di gunakan gitu. Lesti menemukan buku di bawah meja.
"Buku siapa ya?" kata Lesti.

Lesti duduk dengan baik, ya di sofa. Lesti membaca judul buku tersebut dengan baik "Beauty And The Beast", Lesti segera membaca buku tersebut.

Isi buku yang di baca Lesti :

Seorang pedagang memiliki tiga putri yang sangat cantik. Putrinya yang bungsu sangat penyayang dan sederhana, Bella namanya. Sedangkan kedua kakaknya selalu meminta barang-barang yang mewah kepada ayahnya.

Suatu hari, pedagang itu akan pergi ke kota. Ia pun berpamitan kepada ketiga anaknya.

“Oleh-oleh apa yang kalian inginkan, putriku?” tanya pedagang itu.

“Aku ingin baju dan perhiasan yang mahal, Ayah.” jawab putri sulungnya.

Begitu pun dengan kakak kedua Bella. Ia menginginkan hal yang sama seperti kakak sulungnya. Bella hanya diam. Ia sebenarnya merasa kasihan dengan ayahnya. Ayahnya selalu bekerja keras untuk menghidupi ketiga putrinya, tapi kedua kakaknya selalu meminta barang-barang yang mewah dari ayahnya.

“Apakah kamu mau baju mahal dan perhiasan juga, Bella?” tanya ayahnya.

Bella menggeleng. Ia hanya ingin ayahnya kembali ke rumah dengan selamat. Ayahnya sungguh menyayangi Bella. Putri bungsunya itu memang berbeda dari kedua kakaknya. Tetapi, ayahnya tetap meminta Bella untuk menyebutkan oleh-oleh yang dia inginkan.

“Baiklah jika Ayah memaksa. Aku meminta setangkai mawar,” ujar Bella.

Ayahnya tersenyum mendengar jawaban Bella. Ia berjanji akan membawakan setangkai mawar untuknya. Lalu, pedagang itu pun berangkat menuju kota. Hingga satu minggu lamanya. Setelah urusan di kota selesai, sang Ayah segera pulang. Namun, dalam perjalanan, ia tersesat. Pedagang itu sungguh bingung. Ia sama sekali tak mengenal hutan yang ia lalui. Olala… pedagang itu melihat kastil yang cukup besar. Ia pun menuju ke kastil tua itu. Sesampainya di kastil, sang Ayah membuka pintu kastil. Ia memanggil-manggil pemilik kastil.

Namun, tak ada seorang pun yang menjawabnya. Pedagang itu terus saja berjalan. Wah, ia melihat banyak sekali makanan di meja makan. Kebetulan sekali, pedagang itu sedang kelaparan. Melihat makanan yang berlimpah, ia pun langsung melahapnya.

“Siapa pun penghuni kastil ini, pastilah ia orang yang sangat baik,” ujar pedagang itu.

Setelah kenyang, si Pedagang kembali berjalan. Kali ini ia menuju taman. Di sana ada banyak sekali bunga mawar yang mekar dengan indahnya. Pedagang itu ingat pada Bella, putri bungsunya yang menginginkan setangkai mawar. Maka ia pun memetik beberapa tangkai mawar itu.

“Sungguh indah bunga mawar ini,” gumamnya.

Saat dirinya hendak melangkah keluar, ia dicegah oleh makhluk buruk rupa. Makhluk besar seperti monster.

“Kau telah mencuri mawar-mawarku! Kau harus membayarnya dengan tetap tinggal di sini sebagai pelayanku!” seru si Buruk Rupa.

Pedagang itu lalu menceritakan tentang Bella yang menginginkan mawar. Si Buruk Rupa akhirnya mengizinkan si Pedagang pulang, tapi dengan syarat si Pedagang harus kembali lagi ke kastil bersama salah satu putrinya, dan putrinya itu harus mau menjadi pelayan menggantikan si Pedagang.

“Aku beri kau waktu satu minggu untuk kembali ke sini bersama salah satu putrimu,” ujar si Buruk Rupa.

Pedagang itu lalu pulang. Tetapi, ia merasa sangat sedih, sebab ia harus kehilangan salah satu putrinya untuk tinggal di kastil milik si Buruk Rupa dan menjadi pelayan di sana.

***

Lesti berhenti baca bukunya dan mengambil gelas berisi minuman, ya sirup jeruk sih. Lesti minum sirup tersebut. Gelas pun di taruh di meja lagi. Lesti pun membaca pesan moral yang tertulis di buku itu dengan baik.

"Sayangilah selalu orang tua kita. Jangan membebani orang tua dengan permintaan yang sulit di penuhi," kata Lesti.

Lesti memahami pesan moral yang tertulis di buku. Ya Lesti melanjutkan baca ceritanya dengan baik.

Isi cerita yang di baca Lesti dengan baik banget :

Pedagang lalu kembali ke rumahnya. Ia terlihat sangat sedih. Ia mengumpulkan ketiga putrinya, lalu menceritakan semuanya kepada mereka. Putri sulung dan putri kedua menyalahkan adiknya, Bella.

“Itu karena kamu minta setangkai mawar pada Ayah.” seru putri sulung.” Coba kau minta baju indah seperti kami, pasti Ayah tidak akan tersesat di kastil milik si Buruk Rupa.”

“Aku sudah berjanji pada Si Buruk Rupa untuk membawa salah satu putriku ke sana untuk menggantikanku,” ucap pedagang itu. 

Tentu saja putri sulung dan putri keduanya tak mau menggantikan ayahnya. Sebaliknya, Bella ikhlas dan mau menggantikan ayahnya. Ayahnya tahu, pasti Bella akan melakukan itu. Seminggu kemudian, Bella dan ayahnya pergi ke kastil untuk menemui Si Buruk Rupa. Alangkah senangnya Si Buruk Rupa, sebab pedagang itu menepati janjinya. Lihatlah, putri pedagang itu sangat cantik.

Pedagang itu lalu pulang dan meninggalkan Bella di kastil untuk menjadi pelayan si Buruk Rupa. Bella sangat baik hati. Mula-mula Bella sangat takut dengan si Buruk Rupa. Tetapi, rupanya si Buruk Rupa sangat baik. Bella diberikannya pakaian layaknya seorang putri, juga perhiasan yang banyak. Kini, penampilan Bella terlihat sangat berbeda. Ia terlihat sangat cantik.

Setiap hari, Bella melayani si Buruk Rupa, seperti menyiapkan makanan, menyapu, dan yang paling ia sukai: merawat mawar merah di taman kastil. Rupanya si Buruk Rupa juga sangat menyukai mawar. Mereka bersama-sama merawat mawar-mawar itu dengan penuh cinta. Bella sangat nyaman tinggal di kastil. Ia sama sekali tak kekurangan. Hingga sebulan kemudian, ia merasakan rindu pada ayah dan saudara-saudaranya. Bella pun meminta izin untuk menengok ayahnya.

“Kembalilah dalam satu minggu. Jika kau tak kembali, aku akan mati kesepian di kastil ini sendirian,” ucap Si Buruk Rupa.

Bella berjanji akan kembali seminggu lagi. Ia pun segera pulang. Alangkah senang ayahnya melihat Bella yang terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Kedua saudara Bella bahkan iri dengan adik bungsunya itu. Bella lalu menceritakan semuanya. Tentang Si Buruk Rupa yang baik hati. Tentang mawar-mawar yang indah. Juga tentang janjinya untuk kembali tepat satu minggu lagi.

Kedua saudaranya memiliki siasat jahat. Mereka tak ingin Bella bahagia. Saat tiba waktunya Bella kembali ke kastil milik si Buruk Rupa, kedua saudara Bella meminta Bella untuk tinggal sehari lagi di rumah. Meskipun berat, akhirnya Bella menyetujuinya. Ia berpikir kakaknya masih merindukannya. Keesokan harinya, Bella bergegas kembali ke kastil. Alangkah terkejutnya Bella saat melihat si Buruk Rupa tergeletak di taman mawar. Si Buruk Rupa seperti sudah mati. Bella sangat sedih. Dia telah melanggar janjinya, hingga si Buruk Rupa meninggal dunia.

“Aku mohon, bukalah matamu. Aku mencintaimu. Maafkan aku telah mengingkari janjiku,” isak Bella.

Air mata Bella jatuh tepat di pipi si Buruk Rupa. Olala… tiba-tiba terjadi keajaiban. Si Buruk Rupa berubah menjadi pangeran yang sangat tampan. Bella sangat terkejut. Lalu, Pangeran menjelaskan bahwa dirinya dikutuk oleh peri jahat. Kutukan itu baru akan hilang jika ada gadis yang mencintainya dengan tulus. Akhirnya pangeran pun menikah dengan Bella. Setelah menikah, Bella mengajak ayahnya dan saudaranya tinggal di kastil. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia selamanya.

***

Lesti berhenti baca bukunya.

"Cerita yang bagus," kata Lesti.

Lesti membaca pesan moral yang tertulis di buku.

"Jadilah anak yang patuh dengan orangtua agar selalu menjadi anak yang beruntung," kata Lesti.

Lesti memahami pesan moral yang tertulis di buku. Lesti menutup buku tersebut dan di taruh di meja.

"Bukunya Mas Dono, ya tertinggal. Kalau Mas Dono main kesini lagi. Lesti berikan bukunya," kata Lesti.

Lesti membereskan gelas habis di gunakan, ya mau di cuci di belakang. Saat berjalan menuju belakang, ya Lesti berkata "Cerita Beauty And The Beast. Cerita yang angkat ke film dengan baik banget. Memang cerita yang bagus banget. Cerita sepanjang masa....!" kata Lesti.

Lesti membersihkan gelas di belakang dengan baik, ya di cuci sampai bersih dan setelah itu di taruh di rak. Lesti bergerak ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya Tv di hidupkan dengan menggunakan remotlah. Lesti memilih chenel Tv yang acaranya bagus banget, ya acara musik dangdut karena memang Lesti suka musik dangdut. Dengan santai Lesti menonton Tv. Sampai pikirannya mengingat sesuatu yang baik.

"Aku si cantik dan Kak Risky adalah Pangeran idaman Lesti," kata Lesti. 

Pipi Lesti merona merah, ya tanda senang banget gitu. Lesti terus nonton Tv dengan penuh kesantaian gitu.

BUKA-BUKAAN

Keadaan lingkungan, ya memang panas sih karena cuacanya gitu. Indro merasakan gerah banget karena cuaca panas. Indro berjalan menuju pulang rumah, ya setelah tempat Saskia....main gitu. Sampai di pengkolan gang. Indro melihat sekelompok orang sibuk menangani sesuatu. Ya Indro bertanya pada salah satu orang, warga setempat. Ternyata orang yang meninggal. 

"Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Indro.

Indro meninggalkan tempat tersebut dan berjalan terus dengan baik sampai menuju rumah. Dono di ruang tamu seperti biasanya sedang asik baca bukunya. Pintu depan rumah memang terbuka. Indro langsung mengucap salam "Assalamualaikum."

Dono menjawab "Waalaikumsalam."

Indro duduk di ruang tamu. Dono melanjutkan baca bukunya. Indro teringat sesuatu tentang berita kematian, memang sih keadaan lingkungan dan berita di Tv masih masalah covid-19. Indro berkata pada Dono "Dono!"

Dono mendengar omongan Indro dan menghentikan baca bukunya dan berkata Dono "Apa?"

"Aku ingin membicarakan tentang cerita Roh...Don!' kata Indro.

"Oooooo itu," kata Dono.

Kasino selesai nonton Tv, ya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Indro. Memang Kasino mendengarkan omongan keduanya tentang Roh, jadi Kasino berkata "Tumben....Indro mau membicarakan tentang...Roh?!"

"Karena saat aku berjalan menuju  rumah. Ada orang yang meninggal gitu. Jadi aku berpikir baik. Umur kan tidak ada yang tahu gitu. Jadi aku ingin membicarakan tentang Roh!" kata Indro.

"Oooo begitu toh," kata Kasino.

"Membicarakan tentang Roh sih tidak ada masalah sih. Bicara saja Indro!" kata Dono.

"Buka-bukaan saja kan!" kata Indro.

"Maksudnya buka baju?!' kata Dono.

"Buka apa Indro?!" kata Kasino.

"Buka tentang cerita Roh...dong!" kata Indro.

"Ooooo cerita Roh toh," kata Dono.

"Gimana Don...di buka nggak tentang cerita Roh?!" kata Kasino.

"Kan telah aku jelaskan tentang cerita Roh. Ada di Al-Qur'an...itu saja sudah cukup kan!" kata Dono.

"Lebih terbuka lagi tentang cerita Roh!" kata Indro.

"Ok. Aku jelaskan. Versi pertama adalah Al-Qur'an itu sendiri, ya menceritakan seorang nabi Muhammad SAW mengajarkan kebaikan pada manusia yang ingin mengikuti jalannya di jalan kebaikan, ya bisa di bilang cerita lamalah. Versi kedua adalah diri ku.....Dono sampai cerita tentang Dono di angkat jadi nabi itu pun yang mengangkat adalah Roh. Roh pertama adalah Malaikat adalah Utusan Tuhan. Roh kedua adalah Setan. Cerita Dono...ini cerita sekarang," kata Dono.

"Jadi dua versi cerita," kata Indro.

"Penulis itu mampu mengembangkan cerita dari satu menjadi dua cerita, ya kemungkinan bisa tiga sih," kata Kasino.

"Kerjaan jadi penulis itu harus mengembangkan ilmunya dengan baik," kata Dono.

"Jadi cerita Roh itu benar apa tidak ya Don?!" kata Indro.

"Jawabannya ada di dalam Al-Qur'an," kata Dono.

"Kalau jawabannya di dalam Al-Qur'an.....sih. Hanya Allah SWT tahu kebenaran tentang ciptaannya yang dapat menunjukkan kebenaran di jalan kebaikan untuk umat manusia," kata Kasino.

"Allah SWT Maha Pencipta. Jelas lah itu jawaban yang paling benar. Jujur sih, ya tidak ada bohongnya," kata Indro.

"Dalam membuat ceritakan ada salah ini dan itu sih. Jadi, ya minta maaf....jika ada umur panjang. Kalau umur pendek kan tidak bisa minta maaf gitu," kata Dono.

"Kalau itu sih bener omongan Dono," kata Indro menegaskan omongan Dono.

"Bener omongan Dono," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Allah SWT Maha Pemaafkan. Gimana dengan manusia?!" kata Dono.

"Kalau urusan manusia sih Don. Tergantung dari ilmunya. Ya amal dan ibadahnya," kata Kasino.

"Bener omongan Kasino tuh," kata Indro menegaskan omongan Kasino.

"Kalau begitu...tidak perlu di bahaslah!" kata Dono.

"Idem," kata Kasino dan Indro bersaman.

"Ngomong-ngomong yang meninggal orang tua apa anak muda, ya Indro?!" kata Dono.

"Orang tua Don!" kata Indro.

"Aku kirain anak muda," kata Dono.

"Orang tua telah berumur mendapatkan vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh,. Ada berita kematian orang tua yang telah berumur di lingkungan, gimana ya?!" kata Kasino.

"Kita bukan Dokter. Jadi tidak boleh di bahas tentang masalah kesehatan!" kata Indro.

"Kan kita belajar tentang biologi dan kimia. Sedikit tahulah tentang ilmu kesehatan gitu," kata Kasino.

"Tetapkan tidak belajar di bidang kedokteran. Jadi tidak perlu di bahaslah!" kata Indro.

"Omongan Indro ada benerlah. Kita tidak belajar di bidang kedokteran. Tidak perlu di bahas!" kata Dono menegaskan omongan Indro.

"Ok tidak perlu di bahas!" kata Kasino.

"Aku beres diri dulu!" kata Indro.

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono melanjutkan baca bukunya dengan baik banget. Kasino, ya main game di Hp-nya dengan baik banget. Indro bergerak menuju kamarnya untuk mengambil handuk dan ke belakang untuk mandi. Setelah mandi dan berpakaian rapih, ya Indro nonton Tv di ruang tengah. Acara Tv yang di tonton adalah berita.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK